Pub Date : 2023-06-05DOI: 10.32493/jiptek.v4i2.30429
Reson Wibowo
Secara umum seperti yang kita ketahui, bahwa rework merupakan suatu pekerjaan ulang yang dilakukan oleh pihak kontraktor, di mana pihak owner tidak bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan untuk rework tersebut, karena murni kesalahan dari pihak kontraktor.Beberapa penelitian telah mengungkapkan tentang penyebab rework, yang menghasilkan penelitian tentang penyebab rework dari segi faktor desain dan dokumentasi, faktor manajerial, faktor sumber daya. Hampir semua penelitian tersebut hanya menghasilkan faktor-faktor penyebab rework saja, dan tidak menghasilkan penelitian tentang bagaimana cara menyelesaikan permasalahan penyebab rework tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyelesaian masalah penyebab rework pada proyek konstruksi gedung bertingkat di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metoda AHP (Analytical Hierarchy Process), tahapannya dimulai dari kuesioner, matrik perbandingan dan Prority Vector. Sebelum masuk ke dalam metode AHP, ditentukan dulu kriterianya yang mewakili secara keseluruhan dari identifikasi penyelesaian masalah rework nya, kriteriannya yaitu mutu, biaya dan waktu. untuk kuesionernya membutuhkan 30 responden, masing-masing proyek diberikan 5 responden dimulai dari pimpinan proyek sampai dengan pengawas proyek, yang pengalamannya diatas lima tahun. Pada saat pembuatan kuesioner yang didalamnya terdapat kriteria mutu, biaya dan waktu, dengan variabel solusi identifikasi rework yang berjumlah 53 (lima puluh tiga), maka terbentuklah pada setiap variabelnya, terdapat 8 (delapan) pertanyaan, sehingga dijumlahkan menjadi 146 (seratus empat puluh enam) pertanyaan, karena tidak memungkinkan peneliti merangkum menjadi 57 (lima puluh tujuh) pertanyaan, dengan mengutamakan 3 (tiga) peringkat tertinggi dari masing-masing penyebab rework yaitu dari segi desain dan dokumentasi adalah kesalahan desain, buruknya koordinasi dokumen, perubahan desain. Kemudian dari segi manajerial adalah kurangnya team work, jadwal yang terlalu padat, kurangnnya kontrol. Dan dari segi sumber daya adalah salah keputusan, pekerja kurang pengalaman dan pengetahuan, kurangnya peralatan. Disarankan untuk pengguna jasa (owner) dan penyedia jasa (kontraktor) untuk memperhatikan tiga peringkat tertinggi tersebut, agar dapat meminimalisir faktor rework.
{"title":"Identifikasi Penyelesaian Masalah Rework Pada Proyek Konstruksi Gedung Bertingkat","authors":"Reson Wibowo","doi":"10.32493/jiptek.v4i2.30429","DOIUrl":"https://doi.org/10.32493/jiptek.v4i2.30429","url":null,"abstract":"Secara umum seperti yang kita ketahui, bahwa rework merupakan suatu pekerjaan ulang yang dilakukan oleh pihak kontraktor, di mana pihak owner tidak bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan untuk rework tersebut, karena murni kesalahan dari pihak kontraktor.Beberapa penelitian telah mengungkapkan tentang penyebab rework, yang menghasilkan penelitian tentang penyebab rework dari segi faktor desain dan dokumentasi, faktor manajerial, faktor sumber daya. Hampir semua penelitian tersebut hanya menghasilkan faktor-faktor penyebab rework saja, dan tidak menghasilkan penelitian tentang bagaimana cara menyelesaikan permasalahan penyebab rework tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyelesaian masalah penyebab rework pada proyek konstruksi gedung bertingkat di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metoda AHP (Analytical Hierarchy Process), tahapannya dimulai dari kuesioner, matrik perbandingan dan Prority Vector. Sebelum masuk ke dalam metode AHP, ditentukan dulu kriterianya yang mewakili secara keseluruhan dari identifikasi penyelesaian masalah rework nya, kriteriannya yaitu mutu, biaya dan waktu. untuk kuesionernya membutuhkan 30 responden, masing-masing proyek diberikan 5 responden dimulai dari pimpinan proyek sampai dengan pengawas proyek, yang pengalamannya diatas lima tahun. Pada saat pembuatan kuesioner yang didalamnya terdapat kriteria mutu, biaya dan waktu, dengan variabel solusi identifikasi rework yang berjumlah 53 (lima puluh tiga), maka terbentuklah pada setiap variabelnya, terdapat 8 (delapan) pertanyaan, sehingga dijumlahkan menjadi 146 (seratus empat puluh enam) pertanyaan, karena tidak memungkinkan peneliti merangkum menjadi 57 (lima puluh tujuh) pertanyaan, dengan mengutamakan 3 (tiga) peringkat tertinggi dari masing-masing penyebab rework yaitu dari segi desain dan dokumentasi adalah kesalahan desain, buruknya koordinasi dokumen, perubahan desain. Kemudian dari segi manajerial adalah kurangnya team work, jadwal yang terlalu padat, kurangnnya kontrol. Dan dari segi sumber daya adalah salah keputusan, pekerja kurang pengalaman dan pengetahuan, kurangnya peralatan. Disarankan untuk pengguna jasa (owner) dan penyedia jasa (kontraktor) untuk memperhatikan tiga peringkat tertinggi tersebut, agar dapat meminimalisir faktor rework.","PeriodicalId":142964,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128136768","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-05DOI: 10.32493/jiptek.v4i2.30428
Firman Bagus Asiang, Nur Rohmat, M. Sjahmanto
Analisa hasil Pengukuran karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui jarak dan ukuran dari segi dimensi lubang baud gasket silinder head type motor E menggunakan alat uji profile projector . Untuk mengetahui nilai rata-rata dan nilai deviasi gasket silinder head dilakukan proses penelitian dari pengukuran dengan beberapa sample produk atau benda uji (sempel A dengan bahan plat , sempel B dengan bahan logam, dan sempel C dengan bahan kardus pernis), dimana masing masing tipe berjumlah 1 sempel, pengukuran antar lubang baud sebanyak 6 titik. Pada analisis ini telah dihasilkan nilai rata-rata () dan nilai deviasi () yang berbeda – beda meskipun dalam suatu produk yang sama. Untuk gasket sempel A titik pengukuran dengan nilai rata-rata dari 9.92 mm (titik 3) – 9.92 mm (titik 4), gasket tipe B titik pengukuran dengan nilai rata-rata dari 12.68 mm (titik 1) – 12,48 mm (titik 5), sedangkan tipe C titik pengukuran dengan nilai rata-rata dari 12.2 (titik 1) – 12,2 (titik 6). Dari gasket tipe A, tipe B, dan tipe C yang nilai rata-ratanya rendah dengan jumlah titik paling banyak ada pada gasket tipe C ada 4 titik.Nilai rata-ratanya rendah dengan jumlah titik paling sedikit ada pada gasket tipe B 1 titik. Untuk nilai rata-ratanya tinggi dengan jumlah titik paling banyak ada pada tipe gasket tipe A ada 3 titik, sedangkan nilai rata-ratanya tinggi dengan jumlah titik paling sedikit ada pada gasket tipe C ada 1 titik.kemudian mencari nilai deviasi dari 3 sample yang bebeda dimna di emukan dari semple A nili deviasinya 0.006, kemudian nilai deviasi dari sempel B di temukan 0.33, dan dari semple C di tumukan nilai deviasinya 0.07.
{"title":"Analisa Hasil Pengukuran Gasket Silinder Head Motor E Menggunakan Profile Projector Pada E Tipe","authors":"Firman Bagus Asiang, Nur Rohmat, M. Sjahmanto","doi":"10.32493/jiptek.v4i2.30428","DOIUrl":"https://doi.org/10.32493/jiptek.v4i2.30428","url":null,"abstract":"Analisa hasil Pengukuran karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui jarak dan ukuran dari segi dimensi lubang baud gasket silinder head type motor E menggunakan alat uji profile projector . Untuk mengetahui nilai rata-rata dan nilai deviasi gasket silinder head dilakukan proses penelitian dari pengukuran dengan beberapa sample produk atau benda uji (sempel A dengan bahan plat , sempel B dengan bahan logam, dan sempel C dengan bahan kardus pernis), dimana masing masing tipe berjumlah 1 sempel, pengukuran antar lubang baud sebanyak 6 titik. Pada analisis ini telah dihasilkan nilai rata-rata () dan nilai deviasi () yang berbeda – beda meskipun dalam suatu produk yang sama. Untuk gasket sempel A titik pengukuran dengan nilai rata-rata dari 9.92 mm (titik 3) – 9.92 mm (titik 4), gasket tipe B titik pengukuran dengan nilai rata-rata dari 12.68 mm (titik 1) – 12,48 mm (titik 5), sedangkan tipe C titik pengukuran dengan nilai rata-rata dari 12.2 (titik 1) – 12,2 (titik 6). Dari gasket tipe A, tipe B, dan tipe C yang nilai rata-ratanya rendah dengan jumlah titik paling banyak ada pada gasket tipe C ada 4 titik.Nilai rata-ratanya rendah dengan jumlah titik paling sedikit ada pada gasket tipe B 1 titik. Untuk nilai rata-ratanya tinggi dengan jumlah titik paling banyak ada pada tipe gasket tipe A ada 3 titik, sedangkan nilai rata-ratanya tinggi dengan jumlah titik paling sedikit ada pada gasket tipe C ada 1 titik.kemudian mencari nilai deviasi dari 3 sample yang bebeda dimna di emukan dari semple A nili deviasinya 0.006, kemudian nilai deviasi dari sempel B di temukan 0.33, dan dari semple C di tumukan nilai deviasinya 0.07.","PeriodicalId":142964,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115209216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-05DOI: 10.32493/jiptek.v4i2.30464
Edi Tri Astuti, M. Sjahmanto, Deden Rosid Waltam, Sahran Sahran
Telah dilakukan pengujian karakteristik aerodinamika model uji airfoil NACA 0018 seperti gaya dan momen yang dihasilkan dari interaksi antara aliran udara dengan permukaan model uji menggunakan terowongan angin. jenis hisap terbuka yang mempunyai dimensi seksi uji sebesar 1,25 m x 0,5 m x 0,5 m. Karakteristik aerodinamika secara umum dinyatakan dengan gaya angkat (lift), gaya hambat (drag) dan gaya momen. Gaya angkat adalah gaya yang arahnya tegak lurus terhadap vektor kecepatan terbang, sedangkan gaya hambat adalah gaya yang arahnya sejajar vektor kecepatan terbang. Untuk mengukur gaya dan momen pada terowongan angin dipasang load cell menggunakan strain gauge guna membaca beban statik. Gaya atau momen yang dibebankan pada loadcell akan mengakibatkan deformasi pada struktur loadcell, dan nilainya akan terbaca pada rangkaian sensor regangan (strain gauge) kemudian diubah menjadi sinyal elektrik. Agar loadcell dapat mengukur gaya-gaya aerodinamika pada terowongan angin diperlukan komponen sebagai dudukan loadcell yang berfungsi untuk memegang loadcell, dan benda uji sekaligus menempelkan alat ukur gaya pada struktur terowongan angin. Struktur dudukan ini harus dapat menahan gaya-gaya aerodinamika yang terjadi pada benda uji dan mampu meneruskan gaya-gaya tersebut agar dapat dibaca dengan baik oleh loadcell. Aliran fluida dibangkitkan menggunakan propeller dengan rentang kecepatan aliran sebesar 5 - 30 m/s. Hasil pengujian pada kecepatan angin 7,2 m/s, diperoleh nilai koefisien angkat (CL) maksimum adalah 1,377 pada sudut serang 15o dan nilai koefisien hambat (CD) maksimum adalah 0,18 pada sudut serang 14o.
{"title":"Pengaruh Dudukan Loadcell Terhadap Gaya Angkat Dan Gaya Hambat Airfoil Naca 0018 Dengan Kecepatan Angin 7.2 m/s Dan Variasi Sudut Serang","authors":"Edi Tri Astuti, M. Sjahmanto, Deden Rosid Waltam, Sahran Sahran","doi":"10.32493/jiptek.v4i2.30464","DOIUrl":"https://doi.org/10.32493/jiptek.v4i2.30464","url":null,"abstract":"Telah dilakukan pengujian karakteristik aerodinamika model uji airfoil NACA 0018 seperti gaya dan momen yang dihasilkan dari interaksi antara aliran udara dengan permukaan model uji menggunakan terowongan angin. jenis hisap terbuka yang mempunyai dimensi seksi uji sebesar 1,25 m x 0,5 m x 0,5 m. Karakteristik aerodinamika secara umum dinyatakan dengan gaya angkat (lift), gaya hambat (drag) dan gaya momen. Gaya angkat adalah gaya yang arahnya tegak lurus terhadap vektor kecepatan terbang, sedangkan gaya hambat adalah gaya yang arahnya sejajar vektor kecepatan terbang. Untuk mengukur gaya dan momen pada terowongan angin dipasang load cell menggunakan strain gauge guna membaca beban statik. Gaya atau momen yang dibebankan pada loadcell akan mengakibatkan deformasi pada struktur loadcell, dan nilainya akan terbaca pada rangkaian sensor regangan (strain gauge) kemudian diubah menjadi sinyal elektrik. Agar loadcell dapat mengukur gaya-gaya aerodinamika pada terowongan angin diperlukan komponen sebagai dudukan loadcell yang berfungsi untuk memegang loadcell, dan benda uji sekaligus menempelkan alat ukur gaya pada struktur terowongan angin. Struktur dudukan ini harus dapat menahan gaya-gaya aerodinamika yang terjadi pada benda uji dan mampu meneruskan gaya-gaya tersebut agar dapat dibaca dengan baik oleh loadcell. Aliran fluida dibangkitkan menggunakan propeller dengan rentang kecepatan aliran sebesar 5 - 30 m/s. Hasil pengujian pada kecepatan angin 7,2 m/s, diperoleh nilai koefisien angkat (CL) maksimum adalah 1,377 pada sudut serang 15o dan nilai koefisien hambat (CD) maksimum adalah 0,18 pada sudut serang 14o.","PeriodicalId":142964,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115317223","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-05DOI: 10.32493/jiptek.v4i2.30463
Joko Setiyono, Sulanjari Sulanjari, Edo Candra Sahudin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari panel surya type monocrystalline 100Wp dengan 2 buah panel, penelitian ini dilakukan selama 6 hari menggunakan dua metode yaitu seri dan paralel dengan sudut kemiringan 25°. Energi yang dihasilkan panel surya tersebut kemudian disimpan dalam baterai (accu) dengan kapasitas 12 volt 65 Ah. Hasil pengujian panel surya monocrystalline yang dilakukan menghasilkan intensitas paling rendah 47,642 W/m² yang diperoleh dari rangkaian paralel di hari ke 3 pada pukul 11.00, dan intensitas cahaya paling rendah di rangkaian seri menghasilkan 50,25 W/m² pada hari kedua pukul 09.00 pada penelitian ini baterai dapat terisi penuh dengan rata-rata rentang waktu pengisian 2 jam. Dari kedua rangkaian yang dilakukan penelitian rangkaian seri yang terbaik dimana pengisian lebih stabil sehingga pengisian batrei bisa terisi maksimal.
本研究旨在探讨monocrystalline型太阳能电池板的结果和两个100Wp面板,今天做六个研究用两个平行的方法即系列和25°的倾斜角度。太阳能电池板产生的能量被储存在电池中,电池的容量为12伏65伏。测试结果进行生产的太阳能电池板monocrystalline最低强度47,642 W / m²的并联电路在11点到3点,一天光强度最低在串联电路产生50.25 W / m²第二天9点在这个研究可以装满电池充电时间平均2小时。最好的两所做的一系列研究串联在哪里充电更稳定最大充电电池可以充电。
{"title":"Komparasi Instalasi PLTS Kapasitas 100 WP Pemasangan Seri Dan Pararel Untuk Pengisian ACCU 12 Volt-65 AH","authors":"Joko Setiyono, Sulanjari Sulanjari, Edo Candra Sahudin","doi":"10.32493/jiptek.v4i2.30463","DOIUrl":"https://doi.org/10.32493/jiptek.v4i2.30463","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari panel surya type monocrystalline 100Wp dengan 2 buah panel, penelitian ini dilakukan selama 6 hari menggunakan dua metode yaitu seri dan paralel dengan sudut kemiringan 25°. Energi yang dihasilkan panel surya tersebut kemudian disimpan dalam baterai (accu) dengan kapasitas 12 volt 65 Ah. Hasil pengujian panel surya monocrystalline yang dilakukan menghasilkan intensitas paling rendah 47,642 W/m² yang diperoleh dari rangkaian paralel di hari ke 3 pada pukul 11.00, dan intensitas cahaya paling rendah di rangkaian seri menghasilkan 50,25 W/m² pada hari kedua pukul 09.00 pada penelitian ini baterai dapat terisi penuh dengan rata-rata rentang waktu pengisian 2 jam. Dari kedua rangkaian yang dilakukan penelitian rangkaian seri yang terbaik dimana pengisian lebih stabil sehingga pengisian batrei bisa terisi maksimal.","PeriodicalId":142964,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127093306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-05DOI: 10.32493/jiptek.v4i2.30426
M. Hidayat, M. Sjahmanto
Temperatur sintering 200, 250, dan 300 °C telah digunakan dalam pembentukan paduan Mg-Fe-Zn. Sebagai bahan untuk aplikasi metalurgi serbuk perangkat ortopedi. Mesin High Energy Milling (HEM) digunakan dalam produksi paduan dari serbuk seng, besi, dan magnesium. Botol dan bola tabung digunakan untuk proses pemrosesan. Perbandingan berat bola dengan volume adalah 1:2 dengan menggunakan 4 gram berat bola. Pelet dengan diameter 16 milimeter dan ketebalan kurang lebih 6 milimeter dihasilkan saat serbuk yang telah mengalami proses penggilingan dipadatkan dengan gaya tekan 20 ton. Selain itu, Muffle Furnace digunakan untuk menyinter pelet yang telah dipadatkan pada temperatur 200, 250, dan 300 °C, dengan waktu penahanan 10 menit dan waktu pendinginan 24 jam. Pengujian yang telah melalui sistem sintering dicobakan X-Ray Diffraction (XRD) dengan strategi pengujian powder diffraction dengan panduan sebagai alat bantu berupa software Material Analysis Using Diffraction (MAUD) untuk melihat komponen-komponen tahapan yang terbingkai. Karena partikel yang berdekatan terikat untuk menjadi inti awal pengikat pada tahap selanjutnya, fraksi berat fase unsur magnesium dalam setiap sampel meningkat menjadi 95,894615% seiring dengan peningkatan suhu sintering. Dengan nilai 233 HB, kekerasan tertinggi terjadi pada suhu 200 °C.
{"title":"Pengaruh Variasi Suhu Sintering Terhadap Kekerasan Dan Struktur Fasa Material Mg-Fe-Zn Dengan Metode Metalurgi Serbuk Untuk Aplikasi Perangkat Orthopedic","authors":"M. Hidayat, M. Sjahmanto","doi":"10.32493/jiptek.v4i2.30426","DOIUrl":"https://doi.org/10.32493/jiptek.v4i2.30426","url":null,"abstract":"Temperatur sintering 200, 250, dan 300 °C telah digunakan dalam pembentukan paduan Mg-Fe-Zn. Sebagai bahan untuk aplikasi metalurgi serbuk perangkat ortopedi. Mesin High Energy Milling (HEM) digunakan dalam produksi paduan dari serbuk seng, besi, dan magnesium. Botol dan bola tabung digunakan untuk proses pemrosesan. Perbandingan berat bola dengan volume adalah 1:2 dengan menggunakan 4 gram berat bola. Pelet dengan diameter 16 milimeter dan ketebalan kurang lebih 6 milimeter dihasilkan saat serbuk yang telah mengalami proses penggilingan dipadatkan dengan gaya tekan 20 ton. Selain itu, Muffle Furnace digunakan untuk menyinter pelet yang telah dipadatkan pada temperatur 200, 250, dan 300 °C, dengan waktu penahanan 10 menit dan waktu pendinginan 24 jam. Pengujian yang telah melalui sistem sintering dicobakan X-Ray Diffraction (XRD) dengan strategi pengujian powder diffraction dengan panduan sebagai alat bantu berupa software Material Analysis Using Diffraction (MAUD) untuk melihat komponen-komponen tahapan yang terbingkai. Karena partikel yang berdekatan terikat untuk menjadi inti awal pengikat pada tahap selanjutnya, fraksi berat fase unsur magnesium dalam setiap sampel meningkat menjadi 95,894615% seiring dengan peningkatan suhu sintering. Dengan nilai 233 HB, kekerasan tertinggi terjadi pada suhu 200 °C.","PeriodicalId":142964,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122657261","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-05DOI: 10.32493/jiptek.v4i2.30430
Agustin Setyowati, Z. Mubarok, A. Irawan, Ihat Solihat
Daun Salam adalah salah satu tanaman yang kaya akan manfaat, selain untuk bumbu dapur daun salam mulai dikenal dan diteliti juga bermanfaat untuk menurunkan kadar asam urat karena mengandung senyawa flavanoid dan alkaloid yang berperan sebagai obat untuk penyakit asam urat dengan menghambat kerja xantin oksidase guna menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas dari ektrak daun salam yang paling berkhasiat menurunkan kadar asam urat yang kemudian dibuat kapsul, sehingga dapat diformulasikan dan digunakan oleh masyarakat luas. Pengujian dilakukan dengan pembuatan ekstrak daun salam kemudian mengukur kadar dan aktivitas flavonoid dengan spektrofotometer UV kemudian setelah itu baru dibuat kapsul dan dibandingkan dengan obat komersil. Melakukan karakterisasi daun salam yaitu menganalisis beberapa komponen dengan beberapa metode sehingga akan diperoleh kadar air, pH , dan rendemen dari ekstrak daun salam. Ektrak daun salam tersebut diuji fitokimia untuk mengetahui kandungannya terutama flavonoid total. Kemudian ekstrak daun salam dibuat kapsul yang akan dibandingkan dengan standar alupurinol 100 mg. Hasil ini dapat menjelaskan mekanisme ekstrak daun dalam menurunkan kadar asam urat mirip dengan Allopurinol melalui mekanisme penghambatan sintesis pembentukan asam urat. Pengujian ini akan dilakukan dengan metode spektrofotometer UV-Vis dengan variasi konsentrasi 50 mg, 100 mg, 150 mg, dan 200 mg dengan control alupurinol 100 mg sehingga akan didapatkan trend grafik perbandingan dari ekstrak daun salam dan standar alupurinol 100 mg. Dari hasil karakterisasi didapatkan kadar air 19,54% rendemen 26%, dan pH 7. Sedangkan dari uji fitokimia didapatkan nilai flavonoid total sebesar 12,695± 3,70 mg2/g. Perbandingan efektivitas ekstrak daun salam dengan allupurinol yang terhadap penurunan asam urat didapatkan 100 gram allupurinol setara dengan 700 mg ektrak daun salam, hal ini dapat dilihat cukup efektif untuk akternatif obat asam urat herbal.
{"title":"Uji Kadar Flavanoid Daun Salam (Eugenia Polyantha W) Sebagai Studi Awal Obat Asam Urat","authors":"Agustin Setyowati, Z. Mubarok, A. Irawan, Ihat Solihat","doi":"10.32493/jiptek.v4i2.30430","DOIUrl":"https://doi.org/10.32493/jiptek.v4i2.30430","url":null,"abstract":"Daun Salam adalah salah satu tanaman yang kaya akan manfaat, selain untuk bumbu dapur daun salam mulai dikenal dan diteliti juga bermanfaat untuk menurunkan kadar asam urat karena mengandung senyawa flavanoid dan alkaloid yang berperan sebagai obat untuk penyakit asam urat dengan menghambat kerja xantin oksidase guna menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas dari ektrak daun salam yang paling berkhasiat menurunkan kadar asam urat yang kemudian dibuat kapsul, sehingga dapat diformulasikan dan digunakan oleh masyarakat luas. Pengujian dilakukan dengan pembuatan ekstrak daun salam kemudian mengukur kadar dan aktivitas flavonoid dengan spektrofotometer UV kemudian setelah itu baru dibuat kapsul dan dibandingkan dengan obat komersil. Melakukan karakterisasi daun salam yaitu menganalisis beberapa komponen dengan beberapa metode sehingga akan diperoleh kadar air, pH , dan rendemen dari ekstrak daun salam. Ektrak daun salam tersebut diuji fitokimia untuk mengetahui kandungannya terutama flavonoid total. Kemudian ekstrak daun salam dibuat kapsul yang akan dibandingkan dengan standar alupurinol 100 mg. Hasil ini dapat menjelaskan mekanisme ekstrak daun dalam menurunkan kadar asam urat mirip dengan Allopurinol melalui mekanisme penghambatan sintesis pembentukan asam urat. Pengujian ini akan dilakukan dengan metode spektrofotometer UV-Vis dengan variasi konsentrasi 50 mg, 100 mg, 150 mg, dan 200 mg dengan control alupurinol 100 mg sehingga akan didapatkan trend grafik perbandingan dari ekstrak daun salam dan standar alupurinol 100 mg. Dari hasil karakterisasi didapatkan kadar air 19,54% rendemen 26%, dan pH 7. Sedangkan dari uji fitokimia didapatkan nilai flavonoid total sebesar 12,695± 3,70 mg2/g. Perbandingan efektivitas ekstrak daun salam dengan allupurinol yang terhadap penurunan asam urat didapatkan 100 gram allupurinol setara dengan 700 mg ektrak daun salam, hal ini dapat dilihat cukup efektif untuk akternatif obat asam urat herbal.","PeriodicalId":142964,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116572169","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-05DOI: 10.32493/jiptek.v4i2.30427
Kevin Nandi Putratama, Abdul Choliq
Aplikasi gatget otot terus mengalami pengembangan dalam proses pembentukannya. Salah satu pengembangannya adalah melalui metalurgi serbuk. Unsur yang dapat dipadukan sebagai bahan adalah kombinasi Mg - Fe – Zn.Dalam penelitian ini telah dibuat paduan Mg - Fe – Zntersebut dengan variasi waktu pencampuran selama 2,3 dan 4 jam. Mesin pencampur yang digunakan adalah mesin Penggilingan Energi Tinggi (HEM). Serbuk magnesium, besi, dan bubuk seng dicampur menggunakan bola dan tabung dalam proses penggilingan. Proporsi berat bola yang digunakan adalah 1 : 2, berat bola yang digunakan 8 gram. Serbuk hasil pencampuran dibuat menjadi pelet berdiameter 16 mm dan tebal 6 mmmelalui proses kompaksi dengan gaya tekan 20 ton. Pelet di sinter memanfaatkan pemanas (Mute Heater) pada temperatur 250°C dengan waktu penahanan (holding time) selama 10 menit dan laju kenaikan temperatur 37°C/menit. Material hasil sintering diuji melalui pengujian X-Beam Diffraction (XRD) menggunakan strategi pengujian powder diffraction dengan panduan Programming Material Investigation Utilizing Diffraction (MAUD) untuk melihat komponen struktur mikro yang dibingkai. Penelitian menunjukkan bahwa struktur mikro baru selain elemen paduan utama tidak terbentuk meskipun lama waktu milling bertambah. Setelah penggilingan selama tiga jam, sampel mencapai kekerasan maksimum 191 HB. Proses milling memberikan berdampak terhadap peningkatan kekerasan sampel yang dibentuk. Selain itumuncul variasi ukuran partikel pada setiap sampel yang dibuat.
肌肉盖特应用程序在正切过程中不断发展。其中的一个收获是通过冶金粉。Mg - Fe - Zn是复合材料。在这项研究中,Mg - Fe - zn这样的组合时间为2.3和4小时。使用的搅拌机是高能研磨机。镁、铁和锌粉在研磨过程中使用球和管混合。使用的球的重量为1:2,使用的球的重量为8克。混合产生的颗粒通过20吨的压缩工艺制成直径16毫米、厚度6毫米的颗粒。小球在sinter利用加热器(静音)随着时间的推移,在250°C的温度太热拘留(持有时间)10分钟和37°C /分钟,随着温度的升高速度。合成材料通过XRD测试(XRD)使用衍射材料测试策略,使用指导材料分析实用分析(MAUD)来观察框架微结构的成分。研究表明,除了主要合金元素之外,新的微结构在很长一段时间内还没有形成。经过三个小时的研磨,样本达到191 HB的最大硬度。milling的过程对该样本的硬度增加产生了影响。除此之外,每个生成的样本中都显示出粒子大小的变化。
{"title":"Analisis Paduan Mg-Fe-Zn Dengan Variasi Waktu Milling Sebagai Bahan Biodegradable Untuk Aplikasi Orthopedic Device","authors":"Kevin Nandi Putratama, Abdul Choliq","doi":"10.32493/jiptek.v4i2.30427","DOIUrl":"https://doi.org/10.32493/jiptek.v4i2.30427","url":null,"abstract":"Aplikasi gatget otot terus mengalami pengembangan dalam proses pembentukannya. Salah satu pengembangannya adalah melalui metalurgi serbuk. Unsur yang dapat dipadukan sebagai bahan adalah kombinasi Mg - Fe – Zn.Dalam penelitian ini telah dibuat paduan Mg - Fe – Zntersebut dengan variasi waktu pencampuran selama 2,3 dan 4 jam. Mesin pencampur yang digunakan adalah mesin Penggilingan Energi Tinggi (HEM). Serbuk magnesium, besi, dan bubuk seng dicampur menggunakan bola dan tabung dalam proses penggilingan. Proporsi berat bola yang digunakan adalah 1 : 2, berat bola yang digunakan 8 gram. Serbuk hasil pencampuran dibuat menjadi pelet berdiameter 16 mm dan tebal 6 mmmelalui proses kompaksi dengan gaya tekan 20 ton. Pelet di sinter memanfaatkan pemanas (Mute Heater) pada temperatur 250°C dengan waktu penahanan (holding time) selama 10 menit dan laju kenaikan temperatur 37°C/menit. Material hasil sintering diuji melalui pengujian X-Beam Diffraction (XRD) menggunakan strategi pengujian powder diffraction dengan panduan Programming Material Investigation Utilizing Diffraction (MAUD) untuk melihat komponen struktur mikro yang dibingkai. Penelitian menunjukkan bahwa struktur mikro baru selain elemen paduan utama tidak terbentuk meskipun lama waktu milling bertambah. Setelah penggilingan selama tiga jam, sampel mencapai kekerasan maksimum 191 HB. Proses milling memberikan berdampak terhadap peningkatan kekerasan sampel yang dibentuk. Selain itumuncul variasi ukuran partikel pada setiap sampel yang dibuat.","PeriodicalId":142964,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi","volume":"159 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116299217","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-26DOI: 10.32493/jiptek.v4i1.25823
Januar Adam Anggito Abimanyu, Nur Rohmat, Syaiful Arif
Mesin pencacah kertas adalah mesin yang digunakan untuk mencacah kertas yang sudah tidak digunakan lagi sehingga terbentuk kertas yang berukuran kecil-kecil. Rangka mesin pencacah kertas adalah suatu komponen batang yang akan digabungkan dengan komponen lain nya seperti poros, motor listrik, pasak, sabuk v, pasak dan bantalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk analisis tegangan, regangan, beban struktur dan beban maksimal rangka mesin pencacah kertas dengan software solidworks 2021. Rangka mesin pencacah kertas harus kuat dan kokoh sehingga mampu menahan beban berat. Ukuran rangka mesin pencacah kertas pada penelitian ini yaitu 3000 mm x 1500 mm x 1100 mm dengan bahan material AISI 304 besi hollow 6 x 5 tebal 3 mm. Metode penelitian yang digunakan adalah Finite Element Analysis (FEA). Pembebanan yang digunakan yaitu 500 N, 1000 N dan 1500 N. hasil dari pehitungan pembebanan terendah 500 N tegangan minimal 2,147 e^(-6) N/〖mm〗^2 dan tegangan maksimal 4,051 e^(-01) N/〖mm〗^2, pembebanan 1000 N tegangan minimal 2,657e^(-06)N/〖mm〗^2 dan tegangan maksimal 8,038 e^(-01) N/〖mm〗^2, sedangkan pembebanan tertinggi 1500 N tegangan minimal 3,985e^(-06)N/〖mm〗^2 dan tegangan maksimal 1,206e^(+00) N/〖mm〗^2. Kemudian regangan pada pembebanan terendah 500 N regangan minimal 2,202 e^(-11) dan regangan maksimal 1,411 e^(-06), pembebanan 1000 N regangan minimal 1,408e^(-11) dan regangan maksimal 2,810e^(-06), pembebanan tertinggi 1500 N regangan minimal 2,112e^(-11) dan regangan maksimal 4,215 e^(-06). Dari Hasil beban struktur terendah 500 N dan beban maksimal 1500 N pada rangka mesin pencacah kertas dapat digabungkan dengan komponen-komponen yang lainnya sehingga rangka mesin pencacah kertas mampu menahan beban maksimal dengan faktor keamanan didapatkan nilai minimal 5,105e^(+02) dan maksimal 9,635e^(+07).
压纸机是一种用来把已经废弃的纸刨开的机器,使纸变小。压纸机框架是茎的一种成分,它将与轴、电动机、桩、皮带v、桩和轴承等其他部件结合。本研究的目标是用solidworks软件进行张力、拉伸、结构负荷和最大负荷的纸质板机框架分析。碎纸机的框架必须坚固,能够承受重量。这项研究的纸质刨丝机有3000毫米×1500毫米×1100毫米,材料为304空心铁,6×5厚3毫米。研究方法是有限的元素分析(FEA)。即500 1000 N, N和使用的负担最低1500 N . pehitungan负担的结果500 N最小电压2,147 e ^ (- 6) N /〗〖毫米口径^ 2和电压最大值4,051 e ^ (-01) N /〗〖毫米口径1000 N ^ 2,负担最低电压2,657e ^ (-06) N -〖毫米〗^ 2和电压最大值8,038 e ^ (-01) N /〗〖毫米口径N ^ 2,而最高税务1500最低电压3,985e ^ (-06) N -〖毫米〗^ 2和电压最大值1,206e ^ (N +点)/〗〖毫米口径^ 2。然后在最低的500种菌株中增加最小的2,411种e单元和最大的411种e单元(-06),最小的1000 N菌株(11)和最小的菌株2,810在最低的结构重量和最大的负载框架框架可以与其他组件结合,这样提单框架可以承受最大的重量,安全系数可以达到5.105e单元(+02)和最小9.635 35单元(+07)。
{"title":"Analisis Rangka Pada Mesin Pencacah Kertas Menggunakan Software Solidworks","authors":"Januar Adam Anggito Abimanyu, Nur Rohmat, Syaiful Arif","doi":"10.32493/jiptek.v4i1.25823","DOIUrl":"https://doi.org/10.32493/jiptek.v4i1.25823","url":null,"abstract":"Mesin pencacah kertas adalah mesin yang digunakan untuk mencacah kertas yang sudah tidak digunakan lagi sehingga terbentuk kertas yang berukuran kecil-kecil. Rangka mesin pencacah kertas adalah suatu komponen batang yang akan digabungkan dengan komponen lain nya seperti poros, motor listrik, pasak, sabuk v, pasak dan bantalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk analisis tegangan, regangan, beban struktur dan beban maksimal rangka mesin pencacah kertas dengan software solidworks 2021. Rangka mesin pencacah kertas harus kuat dan kokoh sehingga mampu menahan beban berat. Ukuran rangka mesin pencacah kertas pada penelitian ini yaitu 3000 mm x 1500 mm x 1100 mm dengan bahan material AISI 304 besi hollow 6 x 5 tebal 3 mm. Metode penelitian yang digunakan adalah Finite Element Analysis (FEA). Pembebanan yang digunakan yaitu 500 N, 1000 N dan 1500 N. hasil dari pehitungan pembebanan terendah 500 N tegangan minimal 2,147 e^(-6) N/〖mm〗^2 dan tegangan maksimal 4,051 e^(-01) N/〖mm〗^2, pembebanan 1000 N tegangan minimal 2,657e^(-06)N/〖mm〗^2 dan tegangan maksimal 8,038 e^(-01) N/〖mm〗^2, sedangkan pembebanan tertinggi 1500 N tegangan minimal 3,985e^(-06)N/〖mm〗^2 dan tegangan maksimal 1,206e^(+00) N/〖mm〗^2. Kemudian regangan pada pembebanan terendah 500 N regangan minimal 2,202 e^(-11) dan regangan maksimal 1,411 e^(-06), pembebanan 1000 N regangan minimal 1,408e^(-11) dan regangan maksimal 2,810e^(-06), pembebanan tertinggi 1500 N regangan minimal 2,112e^(-11) dan regangan maksimal 4,215 e^(-06). Dari Hasil beban struktur terendah 500 N dan beban maksimal 1500 N pada rangka mesin pencacah kertas dapat digabungkan dengan komponen-komponen yang lainnya sehingga rangka mesin pencacah kertas mampu menahan beban maksimal dengan faktor keamanan didapatkan nilai minimal 5,105e^(+02) dan maksimal 9,635e^(+07).","PeriodicalId":142964,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi","volume":"284 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126959813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-26DOI: 10.32493/jiptek.v4i1.25821
Nurul Ashri, Sunny Ineza Putri
Pemanasan global merupakan peristiwa meningkatnya temperatur rata-rata di permukaan bumi sebagai akibat dari berkumpulnya gas-gas yang membentuk efek rumah kaca pada lapisan atmosfer bumi. Gas-gas rumah kaca (GRK) tersebut telah menahan radiasi sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu di permukaan bumi menjadi panas. Menyadari permasalahan di atas, pada abad ke 20 atau sejak tahun 1960-an, mulai dikembangkan konsep green theory, yaitu konsep kerjasama lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan akibat pemanasan global. Selanjutnya, konsep green theory ini diaplikasikan pada electrical vehicle dan renewable energy oleh beberapa negara di dunia. Oleh karena itu, dibuatlah penelitian ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi apakah penerapan green theory pada electrical vehicle dan renewable energy merupakan (1) suatu bentuk perubahan sosial masyarakat dunia yang membutuhkan proses panjang, (2) bentuk revolusi dari perubahan sosial masyarakat dunia, (3) menghasilkan perubahan sosial di masyarakat yang berujung atau menuju satu titik yang sama. Dengan diketahuinya kendala dalam mengimplementasikan green theory dan pengaruhnya terhadap perubahan sosial masyarakat dunia, akan menjadi masukan bagi para pihak-pihak terkait untuk menerapkannya.
{"title":"Penerapan Perspektif Green Theory Dalam Renewable Energy Dan Electrical Vehicle (Ev) Dan Pengaruhnya Terhadap Perubahan Sosial","authors":"Nurul Ashri, Sunny Ineza Putri","doi":"10.32493/jiptek.v4i1.25821","DOIUrl":"https://doi.org/10.32493/jiptek.v4i1.25821","url":null,"abstract":"Pemanasan global merupakan peristiwa meningkatnya temperatur rata-rata di permukaan bumi sebagai akibat dari berkumpulnya gas-gas yang membentuk efek rumah kaca pada lapisan atmosfer bumi. Gas-gas rumah kaca (GRK) tersebut telah menahan radiasi sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu di permukaan bumi menjadi panas. Menyadari permasalahan di atas, pada abad ke 20 atau sejak tahun 1960-an, mulai dikembangkan konsep green theory, yaitu konsep kerjasama lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan akibat pemanasan global. Selanjutnya, konsep green theory ini diaplikasikan pada electrical vehicle dan renewable energy oleh beberapa negara di dunia. Oleh karena itu, dibuatlah penelitian ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi apakah penerapan green theory pada electrical vehicle dan renewable energy merupakan (1) suatu bentuk perubahan sosial masyarakat dunia yang membutuhkan proses panjang, (2) bentuk revolusi dari perubahan sosial masyarakat dunia, (3) menghasilkan perubahan sosial di masyarakat yang berujung atau menuju satu titik yang sama. Dengan diketahuinya kendala dalam mengimplementasikan green theory dan pengaruhnya terhadap perubahan sosial masyarakat dunia, akan menjadi masukan bagi para pihak-pihak terkait untuk menerapkannya.","PeriodicalId":142964,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115740393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-26DOI: 10.32493/jiptek.v4i1.25822
Arif Afsintus Lumban Tobing, Giyanto Giyanto, Nur Rohmat
Swing Drive berfungsi sebagai engsel antara body excavator dengan rangka excavator, benda ini mampu menggerakan body excavator dapat berputar 360°. Tujuan dari penelitian ini ialah membuat desain gambar swing drive dan menganalisis von mises stress, displacement dan safety factor terhadap torsi pada gear pinion shaft yang di rancang sebagai sendi penghubung struktur atas dengan rangka pada excavator prototype. Bahan yang akan diuji adalah Steel AISI 1045. Tahapan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai Von Misses stress, Displacement dan safety factor yang diizinkan dengan 3 variasi pembebanan yaitu 100 kg, 150 kg dan 200 kg yang akan disimulasikan menggunakan software elemen hingga yaitu Autodesk Inventor Profesional. Berdasarkan hasil pengujian von misses stress dengan beban pertama 100 kg torsi 63,700 Nmm, beban kedua 150 kg torsi 95,550 Nmm dan beban ketiga 200 kg torsi 127,400 Nmm, Maka tegangan yang diterima sebesar 21,34 Mpa, 31,4 Mpa dan 41,47 Mpa, pengujian displacement dengan beban pertama 100 kg torsi 63,700 Nmm, beban kedua 150 kg torsi 95,550 Nmm dan beban ketiga 200 kg torsi 127,400 Nmm, Maka perubahan bentuk yang diterima sebesar 0,01 mm, 0,02 mm dan 0,03 mm dan pengujian safety factor dengan beban pertama 100 kg torsi 63,700 Nmm, beban kedua 150 kg torsi 95,550 Nmm dan beban ketiga 200 kg torsi 127,400 Nmm, Maka faktor keamanan yang diterima sebesar 15, 10,41 dan 7,89. Sedangkan untuk tegangan lentur maksimum yang terjadi pada roda gigi pinion dengan berat beban 980 N, 1470 N, dan 1960 N menghasilkan tegangan lentur maksimum sebesar 15,6 Mpa, 23,39 Mpa dan 31,18 Mpa.
{"title":"Simulasi Swing Drive Sebagai Sendi Penghubung Struktur Atas Dengan Rangka Pada Excavator Prototype Menggunakan Software Autodesk Inventor","authors":"Arif Afsintus Lumban Tobing, Giyanto Giyanto, Nur Rohmat","doi":"10.32493/jiptek.v4i1.25822","DOIUrl":"https://doi.org/10.32493/jiptek.v4i1.25822","url":null,"abstract":"Swing Drive berfungsi sebagai engsel antara body excavator dengan rangka excavator, benda ini mampu menggerakan body excavator dapat berputar 360°. Tujuan dari penelitian ini ialah membuat desain gambar swing drive dan menganalisis von mises stress, displacement dan safety factor terhadap torsi pada gear pinion shaft yang di rancang sebagai sendi penghubung struktur atas dengan rangka pada excavator prototype. Bahan yang akan diuji adalah Steel AISI 1045. Tahapan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai Von Misses stress, Displacement dan safety factor yang diizinkan dengan 3 variasi pembebanan yaitu 100 kg, 150 kg dan 200 kg yang akan disimulasikan menggunakan software elemen hingga yaitu Autodesk Inventor Profesional. Berdasarkan hasil pengujian von misses stress dengan beban pertama 100 kg torsi 63,700 Nmm, beban kedua 150 kg torsi 95,550 Nmm dan beban ketiga 200 kg torsi 127,400 Nmm, Maka tegangan yang diterima sebesar 21,34 Mpa, 31,4 Mpa dan 41,47 Mpa, pengujian displacement dengan beban pertama 100 kg torsi 63,700 Nmm, beban kedua 150 kg torsi 95,550 Nmm dan beban ketiga 200 kg torsi 127,400 Nmm, Maka perubahan bentuk yang diterima sebesar 0,01 mm, 0,02 mm dan 0,03 mm dan pengujian safety factor dengan beban pertama 100 kg torsi 63,700 Nmm, beban kedua 150 kg torsi 95,550 Nmm dan beban ketiga 200 kg torsi 127,400 Nmm, Maka faktor keamanan yang diterima sebesar 15, 10,41 dan 7,89. Sedangkan untuk tegangan lentur maksimum yang terjadi pada roda gigi pinion dengan berat beban 980 N, 1470 N, dan 1960 N menghasilkan tegangan lentur maksimum sebesar 15,6 Mpa, 23,39 Mpa dan 31,18 Mpa.","PeriodicalId":142964,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127261109","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}