R. Handayani, Jenta Puspariki, Restu Amalia Hermanto
Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu masalah gizi global, termasuk di Indonesia. Setiap ibu menyusui akan mengupayakan berbagai cara agar dapat menyusui anaknya dengan lancar, termasuk menggunakan pendekatan alternatif dengan mengonsumsi bahan herbal sesuai tradisi dan pengalaman secara empiris seperti biji klabet yang berpotensi sebagai galaktagogum dalam peningkatan jumlah ASI melalui perangsangan aktivitas protoplasma sel-sel sekretoris kelenjar air susu, namun begitu evaluasi ilmiah terkait profil secara farmakognostik belum banyak ditemukan dengan mengacu sesuai acuan standar WHO Guidelines dan Farmakope Herbal Indonesia sehingga mendorong untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Tujuan Penelitian: Mendokumentasikan dan membandingkan data secara organoleptik, morfologi, maupun anatomi yang memberi wawasan tentang potensi biji labet sebagai produk herbal untuk meningkatkan kuantitas ASI melalui pengamatan karakteristik terhadap tumbuhan yang dianalisis. Metode Penelitian: Metode penelitian deskriptif yang dilakukan di laboratorium melalui pemeriksaan bentuk sel dan jaringan tumbuhan, pengamatan bentuk fisik serta pemeriksaan menggunakan panca indra dari bagian tumbuhan yang masih segar dari tumbuhan Klabet (Trigonella foenum-graecum L) sehingga bisa memberikan hasil data analisis farmakognostik. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa pengamatan secara organoleptik dan morfologi biji klabet memiliki bentuk belah ketupat, warna coklat, aroma khas rempah, rasa agak pahit dan tekstur keras. Sementara pada pengamatan anatomi menggunakan mikroskop diperoleh fragmen pengenal berupa kulit biji, epidermis luar, epidermis dalam, endosperm, sklerenkim dan bulir pati. Kesimpulan: Biji klabet yang diteliti telah sesuai secara organoleptik, morfologi, dan anatomi dengan mengacu pada literatur Materia Medika pada Studi Farmakognostik Biji Klabet (Trigonella foenum-graecum L.).
{"title":"STUDI PEMERIKSAAN FARMAKOGNOSTIK KLABET (Trigonella foenum-Graecum L.) SEBAGAI HERBAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI","authors":"R. Handayani, Jenta Puspariki, Restu Amalia Hermanto","doi":"10.51873/jhhs.v7i2.264","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i2.264","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu masalah gizi global, termasuk di Indonesia. Setiap ibu menyusui akan mengupayakan berbagai cara agar dapat menyusui anaknya dengan lancar, termasuk menggunakan pendekatan alternatif dengan mengonsumsi bahan herbal sesuai tradisi dan pengalaman secara empiris seperti biji klabet yang berpotensi sebagai galaktagogum dalam peningkatan jumlah ASI melalui perangsangan aktivitas protoplasma sel-sel sekretoris kelenjar air susu, namun begitu evaluasi ilmiah terkait profil secara farmakognostik belum banyak ditemukan dengan mengacu sesuai acuan standar WHO Guidelines dan Farmakope Herbal Indonesia sehingga mendorong untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Tujuan Penelitian: Mendokumentasikan dan membandingkan data secara organoleptik, morfologi, maupun anatomi yang memberi wawasan tentang potensi biji labet sebagai produk herbal untuk meningkatkan kuantitas ASI melalui pengamatan karakteristik terhadap tumbuhan yang dianalisis. Metode Penelitian: Metode penelitian deskriptif yang dilakukan di laboratorium melalui pemeriksaan bentuk sel dan jaringan tumbuhan, pengamatan bentuk fisik serta pemeriksaan menggunakan panca indra dari bagian tumbuhan yang masih segar dari tumbuhan Klabet (Trigonella foenum-graecum L) sehingga bisa memberikan hasil data analisis farmakognostik. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa pengamatan secara organoleptik dan morfologi biji klabet memiliki bentuk belah ketupat, warna coklat, aroma khas rempah, rasa agak pahit dan tekstur keras. Sementara pada pengamatan anatomi menggunakan mikroskop diperoleh fragmen pengenal berupa kulit biji, epidermis luar, epidermis dalam, endosperm, sklerenkim dan bulir pati. Kesimpulan: Biji klabet yang diteliti telah sesuai secara organoleptik, morfologi, dan anatomi dengan mengacu pada literatur Materia Medika pada Studi Farmakognostik Biji Klabet (Trigonella foenum-graecum L.).","PeriodicalId":153580,"journal":{"name":"Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)","volume":" 46","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139144358","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Indonesia merupakan negara tropis dengan curah sinar matahari yang tinggi setiap tahunnya. Faktanya, paparan sinar UV yang berlebih setiap harinya dapat menyebabkan penuaan dini. Oleh karena itu, perawatan kulit sangat diperlukan untuk memelihara agar kulit tetap sehat, indah dan terlihat bersih. Salah satu caranya adalah menggunakan masker wajah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan masker clay dengan stabilitas yang baik selama 3 minggu. Hasil: Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ketiga formula sediaan masker memperoleh hasil baik formula I, formula II, formula III cenderung stabil selama 3 minggu. Pada hasil pengamatan tidak ditemukan adanya pertumbuhan jamur pada sediaan, dan pada hasil uji homogenitas sediaan dikatakan homogen dan tidak ditemukan adanya butiran kasar. Formula II dikatakan yang paling baik diantara formula yang lain karena memiliki pH yang stabil serta bau khas pandan yang tidak berubah menjadi tengik dan tidak mengganggu indera penciuman. Masker ekstrak daun pandan ini tidak akan mengakibatkan kulit iritasi karena memiliki pH 5 yang aman untuk kulit. Simpulan: Formula sediaan masker clay yang dipilih adalah Formula II dengan warna putih kehijauan, aroma khas ekstrak daun pandan, dan menghasilkan pH yang aman untuk kulit.
背景:印度尼西亚是一个热带国家,每年日照时间长。事实上,每天过度暴露在紫外线下会导致皮肤过早老化。因此,需要进行皮肤护理,以保持皮肤健康、美丽和清洁。其中一种方法就是使用面膜。研究目的本研究旨在制作一种具有良好稳定性的粘土面膜制剂,并持续使用 3 周。研究结果从已完成的研究结果来看,三种面膜制剂配方取得了良好的效果,配方 I、配方 II、配方 III 在 3 周内趋于稳定。在观察结果中,制剂中没有发现霉菌生长,在均匀性测试结果中,制剂是均匀的,没有发现粗粒。据说配方 II 是其他配方中最好的,因为它具有稳定的 pH 值和独特的露兜树气味,不会变馊,也不会干扰嗅觉。这款板蓝根叶提取物面膜不会对皮肤造成刺激,因为它的 pH 值为 5,对皮肤是安全的。结论所选的粘土面膜制备配方为配方 II,其颜色为绿白色,具有独特的露兜树叶提取物香味,pH 值对皮肤安全。
{"title":"PEMBUATAN MASKER CLAY EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius) UNTUK PERAWATAN KULIT WAJAH","authors":"Bernika Indriani Ipada, Suharti, Elih Sutisna Yanto","doi":"10.51873/jhhs.v7i2.226","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i2.226","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Indonesia merupakan negara tropis dengan curah sinar matahari yang tinggi setiap tahunnya. Faktanya, paparan sinar UV yang berlebih setiap harinya dapat menyebabkan penuaan dini. Oleh karena itu, perawatan kulit sangat diperlukan untuk memelihara agar kulit tetap sehat, indah dan terlihat bersih. Salah satu caranya adalah menggunakan masker wajah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan masker clay dengan stabilitas yang baik selama 3 minggu. Hasil: Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ketiga formula sediaan masker memperoleh hasil baik formula I, formula II, formula III cenderung stabil selama 3 minggu. Pada hasil pengamatan tidak ditemukan adanya pertumbuhan jamur pada sediaan, dan pada hasil uji homogenitas sediaan dikatakan homogen dan tidak ditemukan adanya butiran kasar. Formula II dikatakan yang paling baik diantara formula yang lain karena memiliki pH yang stabil serta bau khas pandan yang tidak berubah menjadi tengik dan tidak mengganggu indera penciuman. Masker ekstrak daun pandan ini tidak akan mengakibatkan kulit iritasi karena memiliki pH 5 yang aman untuk kulit. Simpulan: Formula sediaan masker clay yang dipilih adalah Formula II dengan warna putih kehijauan, aroma khas ekstrak daun pandan, dan menghasilkan pH yang aman untuk kulit.","PeriodicalId":153580,"journal":{"name":"Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)","volume":"94 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139147304","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Kandungan metabolit sekunder dalam suatu tumbuhan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor intenal maupun eksternal tumbuhan tersebut. Ada senyawa metabolit sekunder yang teridentifikasi pada keadaan segar, namun ada juga senyawa metabolit sekunder justru akan teridentifikasi ketika sudah dalam bentuk simplisia atau dikeringkan. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan menentukan kandungan metabolit sekunder antara herba sirih cina segar dengan simplisia herba sirih cina yang dikeringkan pada suhu 40oC kemudian diekstraksi dengan cara infusa. Metode: Sirih Cina diuji kandungan metabolit sekundernya dengan menggunakan herba sirih cina segar dan simplisia herba sirih cina kemudian diekstraksi dengan metode infusa lalu diidentifikasi kandungan metabolit sekundernya. Hasil Penelitian. Hasil Skrining Fitokimia dengan metode Infusa sampel kering menunjukan bahwa ekstrak Sirih Cina mengandung Alkaloid, Flavonoid, Tanin dan Saponin, sementara pada herba sirih segar mengandung Alkaloid, Tanin, Saponin. Simpulan: Flavonoid pada sirih cina hanya teridentifikasi apabila herba sirih cinanya dikeringkan terlebih dahulu.
{"title":"KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER HERBA SIRIH CINA SEGAR DAN SIMPLISIA HERBA SIRIH CINA (Peperomia pellucida) DENGAN METODE INFUSA","authors":"Dewi Ratnasari, Risa Kota Putra, Tarissa","doi":"10.51873/jhhs.v7i2.259","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i2.259","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kandungan metabolit sekunder dalam suatu tumbuhan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor intenal maupun eksternal tumbuhan tersebut. Ada senyawa metabolit sekunder yang teridentifikasi pada keadaan segar, namun ada juga senyawa metabolit sekunder justru akan teridentifikasi ketika sudah dalam bentuk simplisia atau dikeringkan. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan menentukan kandungan metabolit sekunder antara herba sirih cina segar dengan simplisia herba sirih cina yang dikeringkan pada suhu 40oC kemudian diekstraksi dengan cara infusa. Metode: Sirih Cina diuji kandungan metabolit sekundernya dengan menggunakan herba sirih cina segar dan simplisia herba sirih cina kemudian diekstraksi dengan metode infusa lalu diidentifikasi kandungan metabolit sekundernya. Hasil Penelitian. Hasil Skrining Fitokimia dengan metode Infusa sampel kering menunjukan bahwa ekstrak Sirih Cina mengandung Alkaloid, Flavonoid, Tanin dan Saponin, sementara pada herba sirih segar mengandung Alkaloid, Tanin, Saponin. Simpulan: Flavonoid pada sirih cina hanya teridentifikasi apabila herba sirih cinanya dikeringkan terlebih dahulu.","PeriodicalId":153580,"journal":{"name":"Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)","volume":" 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139142712","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mohamad Ridwan Hidayat, Susi Andriani, Agus Djamaludin
Latar Belakang: Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Dikarenakan apotek menjadi tempat rujukan pertama oleh masyarakat untuk berobat. Sebagian besar masyarakat memilih berkunjung ke apotek berdasarkan jarak tempuh yang dekat, harga obat, pelayanan cepat dan ramah, obat yang lengkap, dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Salah satu jenis pelayanan kesehatan diapotek yaitu pelayanan kefarmasian. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh Tenaga kefarmasian. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan kefarmasian di apotek Ilham Farma Cikampek. sehingga apotek dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana data diambil dengan menggunakan kuisioner terhadap konsumen yang berkunjung atau membeli obat di apotek Ilham Farma Cikampek. Hasil: Hasil dari penelitian ini memperoleh skor rata-rata pada dimensi kehandalan 86%, dimensi ketanggapan 91%, dimensi empati 93%, dan dimensi berwujud 89,55%. Hasil skor perolehan dari seluruh dimensi pada penelitian ini adalah 89,88%. Simpulan: Simpulan yang didapatkan menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang di berikan dalam pelayanan kefarmasian di apotek Ilham Farma Cikampek sangat baik yaitu memiliki rata-rata nilai keseluruhan sebesar (89,88%).
背景:药房是许多人经常光顾的医疗机构之一。因为药房是社区居民就医的首选场所。大多数人选择去药店看病的原因是距离近、药品价格便宜、服务快捷友好、药品齐全、公共交通方便。药房的一种医疗服务是药品服务。药房是由药剂人员进行药剂操作的药剂服务设施。研究目的本研究旨在确定消费者对 Ilham Farma Cikampek 药店药品服务的满意度,从而提高药店的服务质量。研究方法本研究是一项定性描述研究,通过对在 Ilham Farma Cikampek 药店就诊或购药的消费者进行问卷调查来获取数据。研究结果研究结果显示,可靠性维度的平均得分为 86%,响应性维度的平均得分为 91%,移情维度的平均得分为 93%,有形维度的平均得分为 89.55%。 本研究中所有维度的获取得分结果为 89.88%。结论得出的结论表明,Ilham Farma Cikampek 药店提供的医药服务满意度非常高,平均总得分为(89.88%)。
{"title":"GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK ILHAM FARMA CIKAMPEK PERIODE 01 DESEMBER 2022-31 JANUARI 2023","authors":"Mohamad Ridwan Hidayat, Susi Andriani, Agus Djamaludin","doi":"10.51873/jhhs.v7i2.265","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i2.265","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Dikarenakan apotek menjadi tempat rujukan pertama oleh masyarakat untuk berobat. Sebagian besar masyarakat memilih berkunjung ke apotek berdasarkan jarak tempuh yang dekat, harga obat, pelayanan cepat dan ramah, obat yang lengkap, dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Salah satu jenis pelayanan kesehatan diapotek yaitu pelayanan kefarmasian. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh Tenaga kefarmasian. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan kefarmasian di apotek Ilham Farma Cikampek. sehingga apotek dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana data diambil dengan menggunakan kuisioner terhadap konsumen yang berkunjung atau membeli obat di apotek Ilham Farma Cikampek. Hasil: Hasil dari penelitian ini memperoleh skor rata-rata pada dimensi kehandalan 86%, dimensi ketanggapan 91%, dimensi empati 93%, dan dimensi berwujud 89,55%. Hasil skor perolehan dari seluruh dimensi pada penelitian ini adalah 89,88%. Simpulan: Simpulan yang didapatkan menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang di berikan dalam pelayanan kefarmasian di apotek Ilham Farma Cikampek sangat baik yaitu memiliki rata-rata nilai keseluruhan sebesar (89,88%).","PeriodicalId":153580,"journal":{"name":"Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)","volume":" 15","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139143451","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alifah Zahra Fauziyyah, Restu Amalia Hermanto, Aviani Harfika
Latar Belakang: WHO 2020 melaporkan bahwa 80% remaja di dunia sering mengonsumsi fast food. Konsumsi fast food berhubungan dengan kelebihan berat badan dan obesitas karena mengandung tinggi energi dan lemak, serta rendah serat. Tujuan: Menganalisis hubungan pengetahuan gizi, sikap dan kebiasaan konsumsi fast food terhadap status gizi pada Mahasiswa. Metode: Penelitian ini merupakan analitik observasional, dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta pada bulan November 2022. Sebanyak 109 subjek menggunakan metode consecutive sampling. Data pengetahuan gizi dan sikap terhadap fast food menggunakan kuesioner google formulir, data kebiasaan konsumsi fast food menggunakan kuesioner FFQ, data status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Analisis data menggunakan Uji Pearson Chi-Square. Penelitian ini telah disetujui dan lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Hasil: Sebagian besar subjek memiliki pengetahuan gizi baik (97,25%), sikap konsumsi terhadap fast food sebagian besar cukup (74,32%). Subjek memiliki kebiasaan konsumsi fast food yang dikategorikan jarang (54,12%). Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan (p>0,05), sikap konsumsi terhadap fast food (p>0,05), dan kebiasaan konsumsi fast food (p>0,05) dengan status gizi. Simpulan: Pengetahuan gizi, sikap konsumsi terhadap fast food dan kebiasaan konsumsi fast food tidak berhubungan dengan status gizi.
{"title":"HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, SIKAP DAN KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD TERHADAP STATUS GIZI PADA MAHASISWADI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WASTUKANCANA PURWAKARTA","authors":"Alifah Zahra Fauziyyah, Restu Amalia Hermanto, Aviani Harfika","doi":"10.51873/jhhs.v7i2.242","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i2.242","url":null,"abstract":"Latar Belakang: WHO 2020 melaporkan bahwa 80% remaja di dunia sering mengonsumsi fast food. Konsumsi fast food berhubungan dengan kelebihan berat badan dan obesitas karena mengandung tinggi energi dan lemak, serta rendah serat. Tujuan: Menganalisis hubungan pengetahuan gizi, sikap dan kebiasaan konsumsi fast food terhadap status gizi pada Mahasiswa. Metode: Penelitian ini merupakan analitik observasional, dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta pada bulan November 2022. Sebanyak 109 subjek menggunakan metode consecutive sampling. Data pengetahuan gizi dan sikap terhadap fast food menggunakan kuesioner google formulir, data kebiasaan konsumsi fast food menggunakan kuesioner FFQ, data status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Analisis data menggunakan Uji Pearson Chi-Square. Penelitian ini telah disetujui dan lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Hasil: Sebagian besar subjek memiliki pengetahuan gizi baik (97,25%), sikap konsumsi terhadap fast food sebagian besar cukup (74,32%). Subjek memiliki kebiasaan konsumsi fast food yang dikategorikan jarang (54,12%). Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan (p>0,05), sikap konsumsi terhadap fast food (p>0,05), dan kebiasaan konsumsi fast food (p>0,05) dengan status gizi. Simpulan: Pengetahuan gizi, sikap konsumsi terhadap fast food dan kebiasaan konsumsi fast food tidak berhubungan dengan status gizi.","PeriodicalId":153580,"journal":{"name":"Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)","volume":"112 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139146354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Masa remaja merupakan masa di mana seseorang rentan mengalami masalah gizi. Permasalahan gizi yang terjadi akan mengubah pandangan diri yang menimbulkan persepsi citra tubuh dan pemilihan makan. Oleh karena itu, pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap pandangan remaja terkait kesehatan fisik dan psikologisnya. Edukasi gizi sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan gizi anak sekolah agar dapat membentuk sikap positif. Tujuan: Menganalisis pengaruh video edukasi terhadap tingkat pengetahuan citra tubuh dan pemilihan makan remaja. Metode: Penelitian quacy eksperimental pendekatan One Group Pre-Post test Design dengan 80 subjek yang termasuk kedalam kriteria penelitian. Dilakukan pada bulan November-Desember 2022 di Purwakarta dengan 3 kali pemberian edukasi setiap hari secara berturut-turut menggunakan video berdurasi 8 menit 30 detik yang ditayangkan setiap pukul 08.00 WIB. Data tingkat pengetahuan citra tubuh dan pemilihan makan diukur menggunakan kuesioner Pre-post test. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil: Rata-rata pengetahuan citra tubuh dan pemilihan makan meningkat sebanyak 16,5 % dan 23,62 % sehingga terdapat pengaruh video edukasi terhadap tingkat pengetahuan citra tubuh dan pemilihan makan Remaja di SMP Negeri 1 Pondoksalam (p=0,000). Simpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian video edukasi gizi terhadap tingkat pengetahuan citra tubuh dan pemilihan makan.
{"title":"PENGARUH VIDEO EDUKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN CITRA TUBUH DAN PEMILIHAN MAKAN REMAJA DI SMP NEGERI 1 PONDOKSALAM","authors":"Yunita Dwi Putra, Dedi Zaenal Arifin, Aviani Harfika","doi":"10.51873/jhhs.v7i2.246","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i2.246","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Masa remaja merupakan masa di mana seseorang rentan mengalami masalah gizi. Permasalahan gizi yang terjadi akan mengubah pandangan diri yang menimbulkan persepsi citra tubuh dan pemilihan makan. Oleh karena itu, pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap pandangan remaja terkait kesehatan fisik dan psikologisnya. Edukasi gizi sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan gizi anak sekolah agar dapat membentuk sikap positif. Tujuan: Menganalisis pengaruh video edukasi terhadap tingkat pengetahuan citra tubuh dan pemilihan makan remaja. Metode: Penelitian quacy eksperimental pendekatan One Group Pre-Post test Design dengan 80 subjek yang termasuk kedalam kriteria penelitian. Dilakukan pada bulan November-Desember 2022 di Purwakarta dengan 3 kali pemberian edukasi setiap hari secara berturut-turut menggunakan video berdurasi 8 menit 30 detik yang ditayangkan setiap pukul 08.00 WIB. Data tingkat pengetahuan citra tubuh dan pemilihan makan diukur menggunakan kuesioner Pre-post test. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil: Rata-rata pengetahuan citra tubuh dan pemilihan makan meningkat sebanyak 16,5 % dan 23,62 % sehingga terdapat pengaruh video edukasi terhadap tingkat pengetahuan citra tubuh dan pemilihan makan Remaja di SMP Negeri 1 Pondoksalam (p=0,000). Simpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian video edukasi gizi terhadap tingkat pengetahuan citra tubuh dan pemilihan makan.","PeriodicalId":153580,"journal":{"name":"Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)","volume":"24 38","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139147841","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Serum merupakan sediaan dengan zat aktif konsentrasi tinggi dan viskositas rendah yang memberikan efek yang lebih nyaman dan mudah menyebar dipermukaan kulit. Mentimun merupakan salah satu famili cucurbitaceae dan dapat menjadi sumber antioksidan alami karena memiliki kandungan vitamin C dan flavonoid yang bebas memutus reaksi radikal bebas dan dapat mengembalikan elektron pada sel yang tidak stabil. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi ekstrak mentimun dalam bentuk sediaan serum wajah serta mengetahui kestabilan serum ekstrak mentimun melalui uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, dan uji daya sebar. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan (action reseach) dan menggunakan konsep menurut Kurt Lewin yang terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, tindakan, obsevasi, dan refleksi. Sediaan serum dibuat dengan komposisi buah mentimun (Cucumis Sativus L.), xhantan gum, metil paraben, butilen glikol, dan aquadest dengan perbedaan konsentrasi bahan pengawet. Hasil: Hasil uji organoleptik selama 21 hari sediaan serum dengan penyimpanan pada suhu ruang, pada kontrol positif dan F1 menghasilkan sediaan dengan stabilitas baik, serta pada kontrol negatif dan F2 terjadi perubahan dalam hal aroma, bentuk dan mulai timbul jamur pada hari ke-6. Simpulan: Sediaan serum yang relatif stabil selama masa penyimpanan yaitu formula ke 1 dengan pH 6,69 diatas pH standar (4,5-6,5) yang mana sediaan ini tidak aman digunakan kulit.
{"title":"FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN SERUM DARI ESKTRAK BUAH MENTIMUN (Cucumis Sativus L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN","authors":"N. Ratnasari, Jenta Puspariki, Farhan","doi":"10.51873/jhhs.v7i1.227","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i1.227","url":null,"abstract":"Latar belakang: Serum merupakan sediaan dengan zat aktif konsentrasi tinggi dan viskositas rendah yang memberikan efek yang lebih nyaman dan mudah menyebar dipermukaan kulit. Mentimun merupakan salah satu famili cucurbitaceae dan dapat menjadi sumber antioksidan alami karena memiliki kandungan vitamin C dan flavonoid yang bebas memutus reaksi radikal bebas dan dapat mengembalikan elektron pada sel yang tidak stabil.\u0000Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi ekstrak mentimun dalam bentuk sediaan serum wajah serta mengetahui kestabilan serum ekstrak mentimun melalui uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, dan uji daya sebar.\u0000Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan (action reseach) dan menggunakan konsep menurut Kurt Lewin yang terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, tindakan, obsevasi, dan refleksi. Sediaan serum dibuat dengan komposisi buah mentimun (Cucumis Sativus L.), xhantan gum, metil paraben, butilen glikol, dan aquadest dengan perbedaan konsentrasi bahan pengawet.\u0000Hasil: Hasil uji organoleptik selama 21 hari sediaan serum dengan penyimpanan pada suhu ruang, pada kontrol positif dan F1 menghasilkan sediaan dengan stabilitas baik, serta pada kontrol negatif dan F2 terjadi perubahan dalam hal aroma, bentuk dan mulai timbul jamur pada hari ke-6.\u0000Simpulan: Sediaan serum yang relatif stabil selama masa penyimpanan yaitu formula ke 1 dengan pH 6,69 diatas pH standar (4,5-6,5) yang mana sediaan ini tidak aman digunakan kulit.","PeriodicalId":153580,"journal":{"name":"Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)","volume":"117 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122133332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Mengonsumsi camilan sering dikaitkan dengan hasil kesehatan yang tidak diinginkan jika mengonsumsi camilan tidak sesuai dengan rekomendasi yang dianjurkan. Konsumsi camilan direkomendasikan sebanyak 25% dari total asupan makan sehari. Konsumsi camilan di Indonesia meningkat 40% dari tahun 2017 hingga tahun 2020. Remaja lebih memilih makanan ringan berdasarkan rasa daripada kandungan gizinya, dan remaja lebih sering memilih makanan asin dan renyah. Mengonsumsi camilan berdampak pada ketidakseimbangan asupan gizi remaja. Tujuan : Mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan tingkat sosial ekonomi dengan pola konsumsi camilan pada pelajar. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Data pengetahuan gizi, tingkat sosial ekonomi dan pola konsumsi camilan diambil menggunakan kuesioner google formulir yang disebarkan ke seluruh pelajar di Kabupaten Subang. Jumlah subjek 154 subjek menggunakan metode consecutive sampling, analisis data menggunakan uji Mann Whitney Chi Square dan Continnuity Correction Chi Square. Kriteria insklusi dalam penelitian ini yaitu : subjek pelajar di Kabupaten Subang, subjek dengan usia 10 – 19 tahun, dan bersedia menjadi subjek. Hasil : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan pola konsumsi camilan (p > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan pola konsumsi camilan (p > 0,05). Simpulan : Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dan tingkat sosial ekonomi dengan pola konsumsi camilan.
{"title":"HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DENGAN POLA KONSUMSI CAMILAN PADA PELAJAR DI KABUPATEN SUBANG","authors":"S. Yusuf, Restu Amalia Hermanto, Aviani Harvika","doi":"10.51873/jhhs.v7i1.211","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i1.211","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Mengonsumsi camilan sering dikaitkan dengan hasil kesehatan yang tidak diinginkan jika mengonsumsi camilan tidak sesuai dengan rekomendasi yang dianjurkan. Konsumsi camilan direkomendasikan sebanyak 25% dari total asupan makan sehari. Konsumsi camilan di Indonesia meningkat 40% dari tahun 2017 hingga tahun 2020. Remaja lebih memilih makanan ringan berdasarkan rasa daripada kandungan gizinya, dan remaja lebih sering memilih makanan asin dan renyah. Mengonsumsi camilan berdampak pada ketidakseimbangan asupan gizi remaja. \u0000Tujuan : Mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan tingkat sosial ekonomi dengan pola konsumsi camilan pada pelajar. \u0000Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Data pengetahuan gizi, tingkat sosial ekonomi dan pola konsumsi camilan diambil menggunakan kuesioner google formulir yang disebarkan ke seluruh pelajar di Kabupaten Subang. Jumlah subjek 154 subjek menggunakan metode consecutive sampling, analisis data menggunakan uji Mann Whitney Chi Square dan Continnuity Correction Chi Square. Kriteria insklusi dalam penelitian ini yaitu : subjek pelajar di Kabupaten Subang, subjek dengan usia 10 – 19 tahun, dan bersedia menjadi subjek. \u0000Hasil : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan pola konsumsi camilan (p > 0,05). Tidak terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan pola konsumsi camilan (p > 0,05). \u0000Simpulan : Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dan tingkat sosial ekonomi dengan pola konsumsi camilan.","PeriodicalId":153580,"journal":{"name":"Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)","volume":"354 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132257312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yusni Septiani Rahmah, Aviani Harfika, Restu Amalia Hermanto
Latar belakang: Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan buah penduduk indonesia masih rendah yaitu sebesar 95,5%. Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan tingkat sosial ekonomi dengan tingkat konsumsi sayur dan buah pada pelajar di Kabupaten Subang. Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross-Sectional. Subjek penelitian adalah remaja usia 10-19 tahun di kabupaten Subang sebanyak 154 orang yang diambil menggunakan metode consecutive sampling. Analisis penelitian menggunakan uji Mann-Whitney dan Continuity Correction. Penelitian ini telah mendapatkan kelaikan etik dengan nomor kode etik: 38/III/2020/KEPK. Hasil: Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan tingkat konsumsi sayur (p>0,05) maupun dengan tingkat konsumsi buah (p>0,05). Tidak terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan tingkat konsumsi sayur (p>0,05), namun ada hubungan dengan tingkat konsumsi buah (p<0,05). Kesimpulan: Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan tingkat konsumsi sayur dan buah. Tidak ada hubungan tingkat sosial ekonomi dengan tingkat konsumsi sayur. Ada hubungan tingkat sosial ekonomi dengan tingkat konsumsi buah.
{"title":"HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI TERHADAP KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA PELAJARDI KABUPATEN SUBANG","authors":"Yusni Septiani Rahmah, Aviani Harfika, Restu Amalia Hermanto","doi":"10.51873/jhhs.v7i1.224","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i1.224","url":null,"abstract":"Latar belakang: Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan buah penduduk indonesia masih rendah yaitu sebesar 95,5%.\u0000Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan tingkat sosial ekonomi dengan tingkat konsumsi sayur dan buah pada pelajar di Kabupaten Subang.\u0000Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross-Sectional. Subjek penelitian adalah remaja usia 10-19 tahun di kabupaten Subang sebanyak 154 orang yang diambil menggunakan metode consecutive sampling. Analisis penelitian menggunakan uji Mann-Whitney dan Continuity Correction. Penelitian ini telah mendapatkan kelaikan etik dengan nomor kode etik: 38/III/2020/KEPK.\u0000Hasil: Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan tingkat konsumsi sayur (p>0,05) maupun dengan tingkat konsumsi buah (p>0,05). Tidak terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan tingkat konsumsi sayur (p>0,05), namun ada hubungan dengan tingkat konsumsi buah (p<0,05).\u0000Kesimpulan: Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan tingkat konsumsi sayur dan buah. Tidak ada hubungan tingkat sosial ekonomi dengan tingkat konsumsi sayur. Ada hubungan tingkat sosial ekonomi dengan tingkat konsumsi buah.","PeriodicalId":153580,"journal":{"name":"Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124240192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: World Health Organization (WHO) menyatakan penyebaran Covid-19 sebagai pandemi global. Pemerintah Indonesia memberlakukan Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya penanganan Covid-19. PSBB menyebabkan terbatasnya aktivitas masyarakat memengaruhi asupan gizi karena keterbatasan pemilihan dan akses makan dan faktor stress yang dapat menyebabkan ganguan pola tidur. Tujuan Penelitian: Menganalisis perubahan asupan gizi dan pola tidur sebelum dan selama pandemi Covid-19 mahasiswa di Jawa Barat tahun 2021. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dan dilakukan secara online melalui google form. Metode yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini diikuti oleh 152 subjek dengan kriteria inklusi: mahasiswa aktif berdomisili di Jawa Barat. Pengukuran asupan gizi menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) dan pola tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Uji yang digunakan untuk menganalisis perubahan antara variabel asupan gizi dan pola tidur sebelum dan selama pandemi Covid-19 pada penelitian ini adalah uji wilcoxon. Hasil: Tidak terdapat perubahan signifikan pada asupan gizi dan pola tidur mahasiswa sebelum dan selama pandemi Covid-19 dengan nilai p= 0,205 dan p= 0,796. Terdapat perubahan signifikan pada asupan lemak dengan nilai p= 0,036, rata-rata total konsumsi mie dengan nilai p=0,013 dan rata-rata total konsumsi pada semua jenis sayuran dengan nilai p=0,00. Mahasiswa dengan kualitas tidur buruk sebelum pandemi sebanyak 92,8% meningkat menjadi 93,4% selama pandemi. Rata-rata durasi tidur mahasiswa mengalami peningkatan dari 7,3 jam/hari menjadi 7,5 jam/hari selama pandemi. Simpulan: Tidak terdapat hasil perubahan yang signifikan pada asupan gizi dan pola tidur mahasiswa sebelum dan selama pandemi Covid-19.
{"title":"PERUBAHAN ASUPAN MAKAN DAN POLA TIDUR SEBELUM DAN SELAMA PANDEMI COVID-19 MAHASISWA DI JAWA BARAT","authors":"Walidah Ashriyatul Kahfi, Aviani Harfika, A. Yani","doi":"10.51873/jhhs.v7i1.218","DOIUrl":"https://doi.org/10.51873/jhhs.v7i1.218","url":null,"abstract":"Latar Belakang: World Health Organization (WHO) menyatakan penyebaran Covid-19 sebagai pandemi global. Pemerintah Indonesia memberlakukan Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya penanganan Covid-19. PSBB menyebabkan terbatasnya aktivitas masyarakat memengaruhi asupan gizi karena keterbatasan pemilihan dan akses makan dan faktor stress yang dapat menyebabkan ganguan pola tidur.\u0000Tujuan Penelitian: Menganalisis perubahan asupan gizi dan pola tidur sebelum dan selama pandemi Covid-19 mahasiswa di Jawa Barat tahun 2021.\u0000Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dan dilakukan secara online melalui google form. Metode yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini diikuti oleh 152 subjek dengan kriteria inklusi: mahasiswa aktif berdomisili di Jawa Barat. Pengukuran asupan gizi menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) dan pola tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Uji yang digunakan untuk menganalisis perubahan antara variabel asupan gizi dan pola tidur sebelum dan selama pandemi Covid-19 pada penelitian ini adalah uji wilcoxon.\u0000Hasil: Tidak terdapat perubahan signifikan pada asupan gizi dan pola tidur mahasiswa sebelum dan selama pandemi Covid-19 dengan nilai p= 0,205 dan p= 0,796. Terdapat perubahan signifikan pada asupan lemak dengan nilai p= 0,036, rata-rata total konsumsi mie dengan nilai p=0,013 dan rata-rata total konsumsi pada semua jenis sayuran dengan nilai p=0,00. Mahasiswa dengan kualitas tidur buruk sebelum pandemi sebanyak 92,8% meningkat menjadi 93,4% selama pandemi. Rata-rata durasi tidur mahasiswa mengalami peningkatan dari 7,3 jam/hari menjadi 7,5 jam/hari selama pandemi.\u0000Simpulan: Tidak terdapat hasil perubahan yang signifikan pada asupan gizi dan pola tidur mahasiswa sebelum dan selama pandemi Covid-19.","PeriodicalId":153580,"journal":{"name":"Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126287222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}