Latar Belakang : Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi tugas dari petugas kesehatan untuk menangani masalah tersebut. Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan bagian dari bantuan hidup dasar yang membatu jantung dapat berfungsi kembali sebagai pompa dan memperbaiki sirkulasi darah dalam tubuh. Bantuan Hidup Dasar dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun sesegera mungkin disaat awal terjadinya henti jantung untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup. Tujuan :Mengetahui pengaruh simulation method terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Di Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah pra experimental one group pretest–posttest terhadap 21 responden dengan teknik sampling : purposive sampling. Pendidikan Kesehatan ini menggunakan teknik simulation method yang dilakukan selama 1 hari 60 menit . Pengumpulan data pengetahuan dan sikap menggunakan kuisioner, dan data keterampilan menggunakan checklist, dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikasi 95 % (α = 0.05). Hasil : Diperoleh hasil tersebut, simulation method tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) data keterampilan sebelum 71,4% cukup sesudah 42,86% baik,., dan keterampilan : ρ = 0,000).Kesimpulan : metode pendidikan kesehatan menggunakan simulation method berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan pada remaja di Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.Saran : Melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) secara mandiri di masyarakat untuk pertolongan pertama henti jantung
{"title":"Pengaruh Simulation Method Terhadap Keterampilan Remaja Tentang Bantuan Hidup Dasar Di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019","authors":"Eka Rudy Purwana, Risa Erdian","doi":"10.32807/jkt.v1i2.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/jkt.v1i2.33","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi tugas dari petugas kesehatan untuk menangani masalah tersebut. Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan bagian dari bantuan hidup dasar yang membatu jantung dapat berfungsi kembali sebagai pompa dan memperbaiki sirkulasi darah dalam tubuh. Bantuan Hidup Dasar dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun sesegera mungkin disaat awal terjadinya henti jantung untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup. Tujuan :Mengetahui pengaruh simulation method terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Di Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah pra experimental one group pretest–posttest terhadap 21 responden dengan teknik sampling : purposive sampling. Pendidikan Kesehatan ini menggunakan teknik simulation method yang dilakukan selama 1 hari 60 menit . Pengumpulan data pengetahuan dan sikap menggunakan kuisioner, dan data keterampilan menggunakan checklist, dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikasi 95 % (α = 0.05). Hasil : Diperoleh hasil tersebut, simulation method tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) data keterampilan sebelum 71,4% cukup sesudah 42,86% baik,., dan keterampilan : ρ = 0,000).Kesimpulan : metode pendidikan kesehatan menggunakan simulation method berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan pada remaja di Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.Saran : Melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) secara mandiri di masyarakat untuk pertolongan pertama henti jantung","PeriodicalId":155049,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129797547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Saat ini ISPA masih menjadi masalah kesehatan dunia. Berdasarkan WHO (2007) ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular didunia. Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98% nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi,balita-balita dan orang lanjut usia, terutama di Negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah. Dimana ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan balita. Tujuan: untuk mengetahui hubungan pengetahuan orangtua dengan tingkat kejadian ISPA pada balita. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 20 sampel yang ditentukan dengan tehnik accidental sampling. Hasil: Analisis statistik menggunakan uji statistic pearson correlation. Hasil penetian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan orang tua (p=0,001) dengan kejadian ISPA, di keluarga di Puskesmas Kumbe Kota Bima. Kesimpulan: ada hubungan pengetahuan ibu dengan tingkat kejadian ISPA pada balita
{"title":"Pengetahuan Orangtua Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Puskesmas Kumbe Kota Bima","authors":"N. Nurwahidah, A. Haris","doi":"10.32807/jkt.v1i2.32","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/jkt.v1i2.32","url":null,"abstract":"Saat ini ISPA masih menjadi masalah kesehatan dunia. Berdasarkan WHO (2007) ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular didunia. Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98% nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi,balita-balita dan orang lanjut usia, terutama di Negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah. Dimana ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan balita. Tujuan: untuk mengetahui hubungan pengetahuan orangtua dengan tingkat kejadian ISPA pada balita. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 20 sampel yang ditentukan dengan tehnik accidental sampling. Hasil: Analisis statistik menggunakan uji statistic pearson correlation. Hasil penetian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan orang tua (p=0,001) dengan kejadian ISPA, di keluarga di Puskesmas Kumbe Kota Bima. Kesimpulan: ada hubungan pengetahuan ibu dengan tingkat kejadian ISPA pada balita","PeriodicalId":155049,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)","volume":"47 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133132954","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit Tuberculosis merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia, setelah HIV (Human Immunodeficiency Virus) sehingga harus ditangani dengan serius. Tuberculosis merupakan penyakit infeksi menular yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil Tuberculosis. Penularan kuman Tuberculosis dipengaruhi oleh perilaku dari pasien, keluarga serta masyarakat dalam mencegah penularan penyakit Tuberculosis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan dengan video tentang pencegahan penularan penyakit terhadap pengetahuan pasien Tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Sedau. Desain penelitian ini menggunakan Pre-experimental (One group pretest-posttest). Populasi subjek dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita Tuberculosis. Sampling penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dan didapatkan 31 sampel, cara pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan hasil (ρ=0,000). Hasil penelitian ini menunjukkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan video responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (51,6%), setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan video menjadi 30 responden (96,8%) memiliki pengetahuan baik. Hasil penelitian didapatkan ρ (0,000) < α (0,05) yang artinya pendidikan kesehatan dengan video tentang pencegahan penularan penyakit efektif terhadap pengetahuan pasien Tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Sedau. Diharapkan agar pihak instansi kesehatan menggunakan video yang dibuat oleh peneliti dalam memberikan pendidikan kesehatan.
{"title":"Efektivitas Pendidikan Kesehatan Dengan Video Tentang Pencegahan Penularan Penyakit Terhadap Pengetahuan Pasien Tuberculosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019","authors":"Madiatun Mardiatun, Aan Dwi Sentana, I. Haqiqi","doi":"10.32807/jkt.v1i2.40","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/jkt.v1i2.40","url":null,"abstract":"Penyakit Tuberculosis merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia, setelah HIV (Human Immunodeficiency Virus) sehingga harus ditangani dengan serius. Tuberculosis merupakan penyakit infeksi menular yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil Tuberculosis. Penularan kuman Tuberculosis dipengaruhi oleh perilaku dari pasien, keluarga serta masyarakat dalam mencegah penularan penyakit Tuberculosis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan dengan video tentang pencegahan penularan penyakit terhadap pengetahuan pasien Tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Sedau. Desain penelitian ini menggunakan Pre-experimental (One group pretest-posttest). Populasi subjek dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita Tuberculosis. Sampling penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dan didapatkan 31 sampel, cara pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan hasil (ρ=0,000). Hasil penelitian ini menunjukkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan video responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (51,6%), setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan video menjadi 30 responden (96,8%) memiliki pengetahuan baik. Hasil penelitian didapatkan ρ (0,000) < α (0,05) yang artinya pendidikan kesehatan dengan video tentang pencegahan penularan penyakit efektif terhadap pengetahuan pasien Tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Sedau. Diharapkan agar pihak instansi kesehatan menggunakan video yang dibuat oleh peneliti dalam memberikan pendidikan kesehatan.","PeriodicalId":155049,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128522676","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masih tingginya kejadian infeksi nosokomial di Rumah Sakit menjadi salah satu penyebab pentingnya dilakukan penerapan teknik aseptik oleh tenaga kesehatan terlebih tenaga keparawatan sebagai upaya pencegahan dalam melakukan tindakan yang membawa resiko masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh pasien. Ada dua (2) jenis teknik aseptik dalam praktek keperawatan yaitu aseptik medis dan aseptik bedah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan teknik aseptik dalam perawatan pasien di Ruang Perawatan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Ende. Jenis penelitian deskriptif dengan design penelitian survey. Populasinya seluruh perawat Ruangan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Ende yang berjumlah 12 orang. Teknik pengambilan sampelnya sampling jenuh, sehingga jumlah sampelnya 12 orang. Hasil penelitian menunjukkan 9 orang (75,0%) menerapkan teknik aseptik medis yang cukup dan 3 orang (25%) menerapkan tehnik aseptik medis yang baik. Untuk tehnik aseptik bedah, 7 orang (58,3%) menerapkan teknik aseptik bedah yang baik. Dapat disimpulkan bahwa untuk tehnik aseptik medis yang baik, masih sedikit perawat yang melakukan, sedangkan untuk tehnik aseptik bedah yang baik telah dilakukan oleh sebagian besar perawat. Disarankan agar perawat senantiasa meningkatkan keterampilan dan lebih memahami peranan dan fungsi dari seorang perawat, sehingga perawat mampu untuk memberikan pelayanan yang baik dan profesional dimulai dari penerapan tehnik aseptik dalam setiap tindakan keperawatan. Hal ini bertujuan agar pasien mendapatkan kenyamanan dan rasa aman yang secara tidak langsung berdampak pada cepatnya proses penyembuhan.
{"title":"Penerapan Teknik Aseptik Pada Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah RSUD Kabupaten Ende","authors":"I. Budiana, Kornelia Fania Nggarang","doi":"10.32807/jkt.v1i2.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/jkt.v1i2.38","url":null,"abstract":"Masih tingginya kejadian infeksi nosokomial di Rumah Sakit menjadi salah satu penyebab pentingnya dilakukan penerapan teknik aseptik oleh tenaga kesehatan terlebih tenaga keparawatan sebagai upaya pencegahan dalam melakukan tindakan yang membawa resiko masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh pasien. Ada dua (2) jenis teknik aseptik dalam praktek keperawatan yaitu aseptik medis dan aseptik bedah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan teknik aseptik dalam perawatan pasien di Ruang Perawatan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Ende. Jenis penelitian deskriptif dengan design penelitian survey. Populasinya seluruh perawat Ruangan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Ende yang berjumlah 12 orang. Teknik pengambilan sampelnya sampling jenuh, sehingga jumlah sampelnya 12 orang. Hasil penelitian menunjukkan 9 orang (75,0%) menerapkan teknik aseptik medis yang cukup dan 3 orang (25%) menerapkan tehnik aseptik medis yang baik. Untuk tehnik aseptik bedah, 7 orang (58,3%) menerapkan teknik aseptik bedah yang baik. Dapat disimpulkan bahwa untuk tehnik aseptik medis yang baik, masih sedikit perawat yang melakukan, sedangkan untuk tehnik aseptik bedah yang baik telah dilakukan oleh sebagian besar perawat. Disarankan agar perawat senantiasa meningkatkan keterampilan dan lebih memahami peranan dan fungsi dari seorang perawat, sehingga perawat mampu untuk memberikan pelayanan yang baik dan profesional dimulai dari penerapan tehnik aseptik dalam setiap tindakan keperawatan. Hal ini bertujuan agar pasien mendapatkan kenyamanan dan rasa aman yang secara tidak langsung berdampak pada cepatnya proses penyembuhan.","PeriodicalId":155049,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133996670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sonia Hadiyanti, Harmayetty Harmayetty, I. Widyawati
AbstrakTHIS ARTICLE IS RETRACTED DUE TO REDUNDANT PUBLICATION. Berdasarkan penelitian terbaru, olahraga/ latihan mempunyai efek yang signifikan dalam menurunkan glukosa darah penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efek dari model latihan isometrik terhadap kadar glukosa darah pada mencit yang dikondisikan mengalami diabetes mellitus. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni (True Experiment). Menggunakan rancangan eksperimen The Randomise Post Test Only Control Group Design. Sampel adalah mencit jantan dengan berat 20-27 gram. 27 ekor mencit jantan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok control terdiri dari mencit normal yang diinjeksi NaCl sebagai placebo. Kelompok kedua adalah mencit diabetes yang tidak diberikan latihan isometrik dan kelompok ketiga adalah mencit diabetes diberikan latihan isometrik. Kelompok kedua dan ketiga diinjeksi streptozotocin (STZ) untuk meginduksi DM. Setelah 48 jam diinjeksi, kedua kelompok diberikan glukosa oral (Dextrose-40%). Kelompok ketiga diberikan latihan isometrik menggunakan treadmill selama 23.31 menit dengan kecepatan 21 cm/detik dan sudut elevasi 0°. Data dianalisa menggunakan One Kolmogorov-Smirnov test, ANOVA test dan Least Significance Difference (LSD) dengan α<0.05. Analisa One Kolmogorov-Smirnov test p=0.94 pada kelompok kontrol, p=0.50 pada kelompok mencit diabetes, and p=0.19 pada kelompok perlakuan. Hasil ANOVA tes adalah p=0.08. Hasil LSD untuk gluksa darah adalah p=0.23 untuk kelompok perlakuan. Hal ini mungkin terjadi karena pada kelompok kedua terdapat 2 mencit dengan glukosa darah normal dan pada kelompok ketiga kadar glukosa darah awal tidak diketahui. Sehingga, mungkin saja kelompok tersebut juga memiliki kadar glukosa darah normal. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada efek latihan isometrik dalam menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian selanjutnya disarankan mengidentifikasi lebih jauh tentang frekuensi dan intensitas latihan isometrik yang dapat mempengaruhi penurunan kadar glukosa darah.
{"title":"(RETRACTED) Pengaruh Pemberian Model Latihan Isometrik Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Mencit (Mus Musculus) Diabetes Mellitus","authors":"Sonia Hadiyanti, Harmayetty Harmayetty, I. Widyawati","doi":"10.32807/jkt.v1i1.87","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/jkt.v1i1.87","url":null,"abstract":"AbstrakTHIS ARTICLE IS RETRACTED DUE TO REDUNDANT PUBLICATION. Berdasarkan penelitian terbaru, olahraga/ latihan mempunyai efek yang signifikan dalam menurunkan glukosa darah penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efek dari model latihan isometrik terhadap kadar glukosa darah pada mencit yang dikondisikan mengalami diabetes mellitus. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni (True Experiment). Menggunakan rancangan eksperimen The Randomise Post Test Only Control Group Design. Sampel adalah mencit jantan dengan berat 20-27 gram. 27 ekor mencit jantan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok control terdiri dari mencit normal yang diinjeksi NaCl sebagai placebo. Kelompok kedua adalah mencit diabetes yang tidak diberikan latihan isometrik dan kelompok ketiga adalah mencit diabetes diberikan latihan isometrik. Kelompok kedua dan ketiga diinjeksi streptozotocin (STZ) untuk meginduksi DM. Setelah 48 jam diinjeksi, kedua kelompok diberikan glukosa oral (Dextrose-40%). Kelompok ketiga diberikan latihan isometrik menggunakan treadmill selama 23.31 menit dengan kecepatan 21 cm/detik dan sudut elevasi 0°. Data dianalisa menggunakan One Kolmogorov-Smirnov test, ANOVA test dan Least Significance Difference (LSD) dengan α<0.05. Analisa One Kolmogorov-Smirnov test p=0.94 pada kelompok kontrol, p=0.50 pada kelompok mencit diabetes, and p=0.19 pada kelompok perlakuan. Hasil ANOVA tes adalah p=0.08. Hasil LSD untuk gluksa darah adalah p=0.23 untuk kelompok perlakuan. Hal ini mungkin terjadi karena pada kelompok kedua terdapat 2 mencit dengan glukosa darah normal dan pada kelompok ketiga kadar glukosa darah awal tidak diketahui. Sehingga, mungkin saja kelompok tersebut juga memiliki kadar glukosa darah normal. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada efek latihan isometrik dalam menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian selanjutnya disarankan mengidentifikasi lebih jauh tentang frekuensi dan intensitas latihan isometrik yang dapat mempengaruhi penurunan kadar glukosa darah.","PeriodicalId":155049,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115244940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan masalah kesehatan serius dunia, sebagai peringkat ke 12 penyebab kematian, dan peringkat ke 17 penyebab kecacatan. Disisi lain data riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan pasien GGK di Indonesia sebesar 0.2% sementara prevalensi GGK di provinsi NTB sebesar 0,1%. Penatalaksanaan gagal ginjal yang dilakukan melalui terapi hemodialisis dengan durasi waktu selama 4-5 jam dapat menyebabkan pasien cenderung mengalami kelelahan. Untuk mengurangi tingkat kelelahan perlu diberi promosi kesehatan tentang penatalaksanaan kelelahan melalui teknik relaksasi napas dalam yang bertujuan untuk memaksimalkan jumlah oksigen yang masuk dan disuplai ke seluruh jaringan sehingga tubuh dapat memproduksi energi dan menurunkan tingkat kelelahan. Oleh karena itu, promosi kesehatan penting untuk memberikan informasi kepada pasien, sehingga pasein dapat melakukan relaksasi napas dalam secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat kelelahan pada pasien hemodialisis sehingga pasien dapat melakukan secara mandiri. Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental dengan rancangan one group pre-test and post-test dengan sampel dari pasien yang menjalani hemodialisis di ruang hemodialisis RSUD propinsi NTB pada bulan juli hingga oktober 2018. Jumlah sampel sebanyak 60 orang yang diambil secara purposive sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan wilcoxon signed rank test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian promosi kesehatan teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat kelelahan pada pasien hemodialisis.
肾衰竭(GGK)是世界上最严重的健康问题,第12个死因,第17个致病原因。另一方面,2013年基础卫生研究数据显示,印尼的GGK患者0.2%,而NTB省的GGK患病率为0.1%。在4-5小时的时间内通过血液透析疗法治疗肾衰竭,可能会导致患者出现疲劳症状。为了减少疲劳程度,我们需要通过深度放松技巧来促进疲劳的提高,这是为了使身体产生能量并降低疲劳程度。因此,健康促进对提供信息给病人是很重要的,这样医生就可以独立进行深度呼吸放松。本研究的目的是确定深层呼吸放松技术对血液透析患者疲劳率下降的影响,以便患者能够独立完成。该研究采用了一组预试验和术后试验的设计,样本来自于2018年7月至10月在NTB大学区接受血液透析治疗的患者。采样总共有60人。使用wilcoxon signed rank测试进行的统计测试显示,深度呼吸放松技术的健康促进对血液透析患者疲劳降低有重大影响。
{"title":"Penurunan Tingkat Kelelahan Pasien Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis Melalui Promosi Kesehatan Teknik Relaksasi Nafas Dalam","authors":"Siti Rusdianah Jafar","doi":"10.32807/JKT.V1I1.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JKT.V1I1.20","url":null,"abstract":"Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan masalah kesehatan serius dunia, sebagai peringkat ke 12 penyebab kematian, dan peringkat ke 17 penyebab kecacatan. Disisi lain data riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan pasien GGK di Indonesia sebesar 0.2% sementara prevalensi GGK di provinsi NTB sebesar 0,1%. Penatalaksanaan gagal ginjal yang dilakukan melalui terapi hemodialisis dengan durasi waktu selama 4-5 jam dapat menyebabkan pasien cenderung mengalami kelelahan. Untuk mengurangi tingkat kelelahan perlu diberi promosi kesehatan tentang penatalaksanaan kelelahan melalui teknik relaksasi napas dalam yang bertujuan untuk memaksimalkan jumlah oksigen yang masuk dan disuplai ke seluruh jaringan sehingga tubuh dapat memproduksi energi dan menurunkan tingkat kelelahan. Oleh karena itu, promosi kesehatan penting untuk memberikan informasi kepada pasien, sehingga pasein dapat melakukan relaksasi napas dalam secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat kelelahan pada pasien hemodialisis sehingga pasien dapat melakukan secara mandiri. Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental dengan rancangan one group pre-test and post-test dengan sampel dari pasien yang menjalani hemodialisis di ruang hemodialisis RSUD propinsi NTB pada bulan juli hingga oktober 2018. Jumlah sampel sebanyak 60 orang yang diambil secara purposive sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan wilcoxon signed rank test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian promosi kesehatan teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat kelelahan pada pasien hemodialisis.","PeriodicalId":155049,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130026610","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Di Indonesia, diperkirakan sekitar 10 ribu orang pertahun mengalami henti jantung dan prevalensinya cenderung meningkat setiap tahun. Mahasiswa keperawatan perlu memiliki kemampuan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk meningkatkan angka survival pasien henti jantung di dalam maupun di luar rumah sakit. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas keterampilan mahasiswa adalah metode yang digunakan. Metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa yaitu metode video edukasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas video edukasi dalam meningkatkan kualitas keterampilan mahasiswa melakukan BHD. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif quasi experiment dengan pre-post test design. Melibatkan kelompok responden yang merupakan mahasiswa tingkat IV Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram yang telah mendapatkan kuliah kegawatdaruratan pada tahun 2018. Analisa data menggunakan uji statistik non parametric Wilcoxon Signed Rank Test untuk mengetahui perbedaan keterampilan mahasiswa sebelum dan sesudah diberikan video edukasi. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan nilai rerata keterampilan BHD sebelum dan sesudah dilakukan video edukasi. Uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa pemberian video edukasi berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan BHD (p=0.001). Dapat disimpulkan bahwa metode video edukasi dapat meningkatkan keterampilan BHD. Metode tersebut dapat dikombinasikan atau diaplikasikan sebagai metode alternatif dalam proses belajar mengajar mata kuliah kegawatdaruratan khususnya tentang pemberian BHD.
在印度尼西亚,估计每年有1万人心脏骤停,他的先入之见往往每年都在增加。护理专业的学生需要有能力进行基本的生命援助(BHD)来增加医院内外心脏骤停患者的生存水平。影响学生技能质量的一个因素是使用的方法。提高学生技能的方法是教育视频方法。本研究旨在探讨视频教育在提高学生BHD技能质量方面的有效性。本研究是一种带有前期设计测试的定量定性研究。由四年级学生Prodi DIV草药教育科的四年级学生组成的调查小组,他们于2018年获得紧急回避大学课程。使用Wilcoxon Signed Rank的非对称统计测试进行数据分析,以测试学生在接受教育前和接受教育后的技能差异。研究表明,在视频教育之前和之后,BHD技能的值存在差异。Wilcoxon Signed Rank Test显示,视频教育影响了BHD技能的提高(p=0.001)。可以得出结论,视频教学方法可以提高BHD技能。这种方法可以结合或应用于学习过程中,特别是BHD学科教学的替代方法。
{"title":"Metode Video Edukasi Efektif Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD)","authors":"Mira Utami Ningsih, H. Atmaja","doi":"10.32807/JKT.V1I1.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JKT.V1I1.17","url":null,"abstract":"Di Indonesia, diperkirakan sekitar 10 ribu orang pertahun mengalami henti jantung dan prevalensinya cenderung meningkat setiap tahun. Mahasiswa keperawatan perlu memiliki kemampuan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk meningkatkan angka survival pasien henti jantung di dalam maupun di luar rumah sakit. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas keterampilan mahasiswa adalah metode yang digunakan. Metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa yaitu metode video edukasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas video edukasi dalam meningkatkan kualitas keterampilan mahasiswa melakukan BHD. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif quasi experiment dengan pre-post test design. Melibatkan kelompok responden yang merupakan mahasiswa tingkat IV Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram yang telah mendapatkan kuliah kegawatdaruratan pada tahun 2018. Analisa data menggunakan uji statistik non parametric Wilcoxon Signed Rank Test untuk mengetahui perbedaan keterampilan mahasiswa sebelum dan sesudah diberikan video edukasi. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan nilai rerata keterampilan BHD sebelum dan sesudah dilakukan video edukasi. Uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa pemberian video edukasi berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan BHD (p=0.001). Dapat disimpulkan bahwa metode video edukasi dapat meningkatkan keterampilan BHD. Metode tersebut dapat dikombinasikan atau diaplikasikan sebagai metode alternatif dalam proses belajar mengajar mata kuliah kegawatdaruratan khususnya tentang pemberian BHD.","PeriodicalId":155049,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125364271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Materi Keperawatan Jiwa dianggap sulit karena harus menghadapi pasien dengan gangguan jiwa. pada beberapa mahasiswa lain mengungkapkan bahwa metode pengajaran yang dilakukan oleh dosen kurang efektif karena lebih mengedepankan metode ceramah yang cenderung mengedepankan hapalan bersifat teoritis, sedangkan disisi lain mahasiswa sangat jarang berdiskusi tentang isi materi yang diajarkan. Mencermati hasil dan analisis observasi yang dilakukan, peneliti mengambil sebuah tawaran solusi yakni pembelajaran dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) yang merupakan salah satu strategi untuk mengumpulkan data yang melibatkan interaksi sosial diantara para individu dalam suatu diskusi berseri. Metode ini terbukti banyak digunakan untuk pengumpulan data. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian Pre-Experimental Design One-Group Pre test-Post test Design. Populasi adalah semua mahasiswa Tingkat 2 Semester 3 Jurusan Keperawatan Prodi D.III dan D.IV Keperawatan Mataram, sedangkan sampel menggunakan 160 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon. Hasil menunjukan bahwa perbedaan pengetahuan pre dan post test kelompok perlakuan sebesar p = 0,00, nilai p <0,05 yang berarti ada perbedaan signifikansi antara pengetahuan pre test dan post test pada kelompok perlakuan.
灵魂护理被认为是困难的,因为它需要处理精神疾病患者。另一些学生则表示,教授的教学方法不那么有效,因为它们更倾向于口头上的记忆,而学生在另一方面很少讨论所教授的内容。研究人员仔细观察观察结果和观察分析,采用焦点小组讨论方法(FGD)进行研究,这是在一系列讨论中收集涉及个人社会互动的数据的策略之一。事实证明,这种方法在收集数据方面有广泛的应用。是与设计定量研究Pre-Experimental设计One-Group Pre test-Post测试设计。人口包括Prodi .III和D.IV级护理专业的大二学生,样本中有160名符合包似的应求者。是Wilcoxon使用的测试数据。结果表明,接受前测组和后测组的知识差异为p = 0.00,值为p < 0.05,这意味着接受组的前测知识和后测性知识之间存在显著差异。
{"title":"Efektifitas Metode Pembelajaran Focus Group Discussion (FGD) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Materi Keperawatan Jiwa Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Mataram Tahun 2018","authors":"Eka Rudy Purwana, Masadah Masadah","doi":"10.32807/JKT.V1I1.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JKT.V1I1.19","url":null,"abstract":"Materi Keperawatan Jiwa dianggap sulit karena harus menghadapi pasien dengan gangguan jiwa. pada beberapa mahasiswa lain mengungkapkan bahwa metode pengajaran yang dilakukan oleh dosen kurang efektif karena lebih mengedepankan metode ceramah yang cenderung mengedepankan hapalan bersifat teoritis, sedangkan disisi lain mahasiswa sangat jarang berdiskusi tentang isi materi yang diajarkan. Mencermati hasil dan analisis observasi yang dilakukan, peneliti mengambil sebuah tawaran solusi yakni pembelajaran dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) yang merupakan salah satu strategi untuk mengumpulkan data yang melibatkan interaksi sosial diantara para individu dalam suatu diskusi berseri. Metode ini terbukti banyak digunakan untuk pengumpulan data. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian Pre-Experimental Design One-Group Pre test-Post test Design. Populasi adalah semua mahasiswa Tingkat 2 Semester 3 Jurusan Keperawatan Prodi D.III dan D.IV Keperawatan Mataram, sedangkan sampel menggunakan 160 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon. Hasil menunjukan bahwa perbedaan pengetahuan pre dan post test kelompok perlakuan sebesar p = 0,00, nilai p <0,05 yang berarti ada perbedaan signifikansi antara pengetahuan pre test dan post test pada kelompok perlakuan.","PeriodicalId":155049,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125965268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil ada hubungan pola makan dengan kejadian DM (p=0.02 < α=0.05) dan ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian DM (p=0.009 < α=0.05). Hasil Penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan gaya hidup (pola makan Perubahan struktur masyarakat dari pola agraris ke masyarakat industri banyak memberikan andil terhadap perubahan gaya hidup yang dapat memicu peningkatan Penyakit Tidak Menular, salah satunya adalah Diabetes Melitus (DM). Beberapa diantara gaya hidup tersebut adalah pola makan dan aktivitas fisik. Pola makan tidak sehat dan kurang aktivitas fisik menjadi salah satu pemicu timbulnya DM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian DM di RSU Provinsi NTB tahun 2013.Desain penelitian ini adalah observasional analitik, dari segi waktu bersifat retrospektif study. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang terdiagnosa diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang, dan tehnik pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Ujidan aktivitas fisik) dengan kejadian DM di RSU Provinsi NTB tahun 2013. Sehingga disarankan kepada tenaga kesehatan untuk lebih memperhatikan diet pasien DM selama memberikan asuhan keperawatan dan bagi penderita DM untuk mengontrol pola makannya dan memaksimalkan aktifitas fisik.
{"title":"Hubungan Gaya Hidup (Pola Makan dan Aktivitas Fisik) Dengan Kejadian Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB","authors":"Hamdan Hariawan, Akhmad Fathoni, Dewi Purnamawati","doi":"10.32807/JKT.V1I1.16","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JKT.V1I1.16","url":null,"abstract":"Statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil ada hubungan pola makan dengan kejadian DM (p=0.02 < α=0.05) dan ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian DM (p=0.009 < α=0.05). Hasil Penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan gaya hidup (pola makan Perubahan struktur masyarakat dari pola agraris ke masyarakat industri banyak memberikan andil terhadap perubahan gaya hidup yang dapat memicu peningkatan Penyakit Tidak Menular, salah satunya adalah Diabetes Melitus (DM). Beberapa diantara gaya hidup tersebut adalah pola makan dan aktivitas fisik. Pola makan tidak sehat dan kurang aktivitas fisik menjadi salah satu pemicu timbulnya DM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian DM di RSU Provinsi NTB tahun 2013.Desain penelitian ini adalah observasional analitik, dari segi waktu bersifat retrospektif study. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang terdiagnosa diabetes melitus di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang, dan tehnik pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Ujidan aktivitas fisik) dengan kejadian DM di RSU Provinsi NTB tahun 2013. Sehingga disarankan kepada tenaga kesehatan untuk lebih memperhatikan diet pasien DM selama memberikan asuhan keperawatan dan bagi penderita DM untuk mengontrol pola makannya dan memaksimalkan aktifitas fisik.","PeriodicalId":155049,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122394661","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Melihat kembali kehidupan sebelumnya (Life Review Therapy) merupakan proses yang normal berkaitan dengan pendekatan terhadap proses kematian. Reintegrasi yang sukses dapat memberikan arti dalam kehidupan dan mempersiapkan seseorang untuk mati, tanpa disertai rasa cemas dan rasa takut. Hasil diskusi terahir tentang proses ini, menemukan melihat kembali kehidupan sebelumnya merupakan salah satu strategi untuk merawat masalah jiwa lansia. Desain penelitian ini, adalah Quasi Eksperiment dengan pendekatan One Group Pre-Test dan Post-Test. Sampelnya adalah lansia yang mengalami demensia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma “Mataram dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling denganjumlah responden 10 orang. Tehnik pengumpulan data mengunakan dokumentasi, wawancara, dan observasi dengan uji statistik menggunakan t-test. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 10 responden terdapat 9 kelayan mengalami gangguan kognitif berat dan 1 orang mengalami gangguan kognitif sedang, setelah diberikan Life Review Therapy kepada 10 Orang responden terjadi perubahan yang signifikan dimana ditemukan 7 orang responden dengan kategori kerusakan kognitif berat, 3 orang responden dengan kategori berat. Dengan hasil uji t-test dengan nilai p 0,005 dengan tingkat kemaknaan ≤ 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan life review therapy terjadi perubahan pada tingkat kemampuan kognitif lansia. Sehingga Life Review Therapy lebih dapat diterapkan sebagai salah satu terapi modalitas.
{"title":"Pengaruh Life Review Therapy Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia Demensia Di PSTW Puspakarma Mataram","authors":"Desty Emilyani, Awan Dramawan","doi":"10.32807/JKT.V1I1.28","DOIUrl":"https://doi.org/10.32807/JKT.V1I1.28","url":null,"abstract":"Melihat kembali kehidupan sebelumnya (Life Review Therapy) merupakan proses yang normal berkaitan dengan pendekatan terhadap proses kematian. Reintegrasi yang sukses dapat memberikan arti dalam kehidupan dan mempersiapkan seseorang untuk mati, tanpa disertai rasa cemas dan rasa takut. Hasil diskusi terahir tentang proses ini, menemukan melihat kembali kehidupan sebelumnya merupakan salah satu strategi untuk merawat masalah jiwa lansia. Desain penelitian ini, adalah Quasi Eksperiment dengan pendekatan One Group Pre-Test dan Post-Test. Sampelnya adalah lansia yang mengalami demensia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma “Mataram dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling denganjumlah responden 10 orang. Tehnik pengumpulan data mengunakan dokumentasi, wawancara, dan observasi dengan uji statistik menggunakan t-test. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 10 responden terdapat 9 kelayan mengalami gangguan kognitif berat dan 1 orang mengalami gangguan kognitif sedang, setelah diberikan Life Review Therapy kepada 10 Orang responden terjadi perubahan yang signifikan dimana ditemukan 7 orang responden dengan kategori kerusakan kognitif berat, 3 orang responden dengan kategori berat. Dengan hasil uji t-test dengan nilai p 0,005 dengan tingkat kemaknaan ≤ 0,05. Dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan life review therapy terjadi perubahan pada tingkat kemampuan kognitif lansia. Sehingga Life Review Therapy lebih dapat diterapkan sebagai salah satu terapi modalitas.","PeriodicalId":155049,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal)","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130643014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}