Pub Date : 2022-04-30DOI: 10.23887/jppmi.v11i1.775
K. A. Saputra, I. Sudiarta, I. N. Suparta
Penelitian ini bertujuan mengembangkan media pembelajaran multimodal pada google classroom untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar. Kemudian secara spesifik bertujuan untuk : 1. mendeskripsikan karakteristik media pembelajaran; 2. mengetahui validitas, kepraktisan, dan Efektvitas; serta 3. mengetahui bagaimana media pembelajaran dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan prosedur pengembangan oleh Plomp yang terdiri dari 3 fase, yaitu Fase Preliminary Research, Fase Prototyping, dan Fase Assessment. Setelah dilakukan uji pakar, diperoleh media pembelajaran termasuk dalam kategori sangat valid. Kemudian dilakukan uji coba terbatas, diperoleh media pembelajaran termasuk dalam kategori praktis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik media pembelajaran yang dikembangkan adalah praktis, siswa nampak antusias dan memberikan respon baik terhadap media pembelajaran multimodal, terjadi peningkatan skor kuis, adanya antusias siswa dalam pembelajaran, rata-rata skor kuis yang dibuat pada google form dalam proses belajar siswa pada kedua kelas mengalami peningkatan
{"title":"PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DARING MULTIMODAL PADA GOOGLE CLASSROOM UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII","authors":"K. A. Saputra, I. Sudiarta, I. N. Suparta","doi":"10.23887/jppmi.v11i1.775","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jppmi.v11i1.775","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengembangkan media pembelajaran multimodal pada google classroom untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar. Kemudian secara spesifik bertujuan untuk : 1. mendeskripsikan karakteristik media pembelajaran; 2. mengetahui validitas, kepraktisan, dan Efektvitas; serta 3. mengetahui bagaimana media pembelajaran dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan prosedur pengembangan oleh Plomp yang terdiri dari 3 fase, yaitu Fase Preliminary Research, Fase Prototyping, dan Fase Assessment. Setelah dilakukan uji pakar, diperoleh media pembelajaran termasuk dalam kategori sangat valid. Kemudian dilakukan uji coba terbatas, diperoleh media pembelajaran termasuk dalam kategori praktis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik media pembelajaran yang dikembangkan adalah praktis, siswa nampak antusias dan memberikan respon baik terhadap media pembelajaran multimodal, terjadi peningkatan skor kuis, adanya antusias siswa dalam pembelajaran, rata-rata skor kuis yang dibuat pada google form dalam proses belajar siswa pada kedua kelas mengalami peningkatan","PeriodicalId":163701,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131881148","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-31DOI: 10.23887/jppmi.v10i2.1032
R. Susmawathi, I.P.W. Ariawan, I.N. Suparta
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman konsep SPLDV siswa dan mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Treffinger berbantuan LKS Terstruktur. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek dalam penlitian ini adalah siswa Kelas VIII E SMP Negeri 3 Mengwi semester ganjil Tahun Ajaran 2018/2019 sebanyak 34 siswa. Data kemampuan pemahaman konsep siswa diperoleh melalui tes kemampuan pemahaman konsep SPLDV dan data tanggapan siswa diperoleh melalui angket. Tes kemampuan pemahaman konsep siswa pada Siklus I menghasilkan rata-rata skor sebesar 69.67, Siklus II sebesar 74.26, dan Siklus III sebesar 80.20. Ketuntasan belajar klasikal siswa pada Siklus I sebesar 70.59%, Siklus II sebesar 79.41%, dan Siklus III sebesar 85.29%. Peningkatan pemahaman konsep SPLDV terjadi karena guru lebih menekankan pada: (1) Challenge yang berupa pertanyaan-pertanyaan pancingan yang membantu siswa memahami permasalahan yang dihadapi, (2) Pemberian latihan mandiri secara kontinu, (3) Memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk aktif memberikan tanggapan, menyampaikan hasil diskusi, menjawab ataupun memberikan sanggahan mengenai konsep-konsep yang dipelajari.Selain itu, tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Treffinger berbantuan LKS Terstruktur berada pada kategori positif dengan rata-rata skor tanggapan siswa sebesar 46.53.
{"title":"MENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SPLDV SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR","authors":"R. Susmawathi, I.P.W. Ariawan, I.N. Suparta","doi":"10.23887/jppmi.v10i2.1032","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jppmi.v10i2.1032","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman konsep SPLDV siswa dan mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Treffinger berbantuan LKS Terstruktur. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek dalam penlitian ini adalah siswa Kelas VIII E SMP Negeri 3 Mengwi semester ganjil Tahun Ajaran 2018/2019 sebanyak 34 siswa. Data kemampuan pemahaman konsep siswa diperoleh melalui tes kemampuan pemahaman konsep SPLDV dan data tanggapan siswa diperoleh melalui angket. Tes kemampuan pemahaman konsep siswa pada Siklus I menghasilkan rata-rata skor sebesar 69.67, Siklus II sebesar 74.26, dan Siklus III sebesar 80.20. Ketuntasan belajar klasikal siswa pada Siklus I sebesar 70.59%, Siklus II sebesar 79.41%, dan Siklus III sebesar 85.29%. Peningkatan pemahaman konsep SPLDV terjadi karena guru lebih menekankan pada: (1) Challenge yang berupa pertanyaan-pertanyaan pancingan yang membantu siswa memahami permasalahan yang dihadapi, (2) Pemberian latihan mandiri secara kontinu, (3) Memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk aktif memberikan tanggapan, menyampaikan hasil diskusi, menjawab ataupun memberikan sanggahan mengenai konsep-konsep yang dipelajari.Selain itu, tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Treffinger berbantuan LKS Terstruktur berada pada kategori positif dengan rata-rata skor tanggapan siswa sebesar 46.53.","PeriodicalId":163701,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116300284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-31DOI: 10.23887/jppmi.v10i2.1036
N.P.D. Agustina, N.M.S. Mertasari, M. Candiasa
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan komunikasi matematis siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realistik berbeda jika dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan scientific. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha pada semester II tahun ajaran 2018/2019. Kelas VII SMP Laboratorium Undiksha tersebar ke dalam 4 kelas sehingga populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII-1, VII-2, VII-3, dan VII-4. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian pre-test post-test control group design. Data kemampuan komunikasi matematis siswa dikumpulkan melalui tes, baik untuk pre-test maupun post-test. Selanjutnya skor tes kemampuan komunikasi matematis dianalisis dengan menggunakan uji-ANACOVA (Analisis Kovarians) dengan kovariabel pre-test pada taraf signifikan 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa F*A = 4, 792 sedangkan dengan taraf signifikansi 5% diperoleh Ftabel = 4, 09. Nilai statistik ini memiliki makna kemampuan komunikasi matematis siswa yang di belajarkan dengan pembelajaran matematika realistik berbeda dengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang di belajarkan dengan pendekatan scientific. Rerata skor kemampuan komunikasi matematis untuk kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut yaitu 7, 80 dan 3, 95. Nilai mean tersebut bermakna bahwa rata-rata skor kemampuan matematis siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realistik lebih baik daripada siswa yang di belajarkan dengan pendekatan scientific.
{"title":"PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK MELALUI PEMODELAN TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA","authors":"N.P.D. Agustina, N.M.S. Mertasari, M. Candiasa","doi":"10.23887/jppmi.v10i2.1036","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jppmi.v10i2.1036","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan komunikasi matematis siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realistik berbeda jika dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan scientific. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha pada semester II tahun ajaran 2018/2019. Kelas VII SMP Laboratorium Undiksha tersebar ke dalam 4 kelas sehingga populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII-1, VII-2, VII-3, dan VII-4. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian pre-test post-test control group design. Data kemampuan komunikasi matematis siswa dikumpulkan melalui tes, baik untuk pre-test maupun post-test. Selanjutnya skor tes kemampuan komunikasi matematis dianalisis dengan menggunakan uji-ANACOVA (Analisis Kovarians) dengan kovariabel pre-test pada taraf signifikan 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa F*A = 4, 792 sedangkan dengan taraf signifikansi 5% diperoleh Ftabel = 4, 09. Nilai statistik ini memiliki makna kemampuan komunikasi matematis siswa yang di belajarkan dengan pembelajaran matematika realistik berbeda dengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang di belajarkan dengan pendekatan scientific. Rerata skor kemampuan komunikasi matematis untuk kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut yaitu 7, 80 dan 3, 95. Nilai mean tersebut bermakna bahwa rata-rata skor kemampuan matematis siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realistik lebih baik daripada siswa yang di belajarkan dengan pendekatan scientific.","PeriodicalId":163701,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126234685","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-31DOI: 10.23887/jppmi.v10i2.1030
N.M.C.T. Dewi, I.P.W. Ariawan, N.M.S. Mertasari
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-test only control group. Populasi penelitan ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Marga tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 222 siswa dan tersebar ke dalam 7 kelas. Sampel dipilih dengan teknik random sampling. Data pemahaman konsep matematika siswa diperoleh melalui tes uraian. Analisis data menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji t diperoleh nilai thitung = 2,145 dan ttabel = 1,9989 sehingga thitung > ttabel. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep matematika siswa.
本研究的目的是确定通过检查类型的合作学习模式对学生理解数学概念的影响。本研究使用的研究设计是post- only control group。研究人口包括sma Negeri 1学年七年级七年级的所有学生,共222名学生,分散到7个班。采用随机抽样技术选择的样本。学生通过笔试获得的数学概念理解数据。使用t测试进行的数据分析具有5%的重要性。通过测试结果,thitung = 2,145和ttable = 1,9989,因此thitung > ttable。测试结果表明,按照常规学习模式进行学习的学生对数学概念的理解比传统学习的学生对数学概念的理解要好。因此,可以得出结论,通过检查的合作学习模式对学生理解数学概念产生了积极的影响。
{"title":"PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK TERHADAP PEMAHAMAN KOSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 MARGA","authors":"N.M.C.T. Dewi, I.P.W. Ariawan, N.M.S. Mertasari","doi":"10.23887/jppmi.v10i2.1030","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jppmi.v10i2.1030","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-test only control group. Populasi penelitan ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Marga tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 222 siswa dan tersebar ke dalam 7 kelas. Sampel dipilih dengan teknik random sampling. Data pemahaman konsep matematika siswa diperoleh melalui tes uraian. Analisis data menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji t diperoleh nilai thitung = 2,145 dan ttabel = 1,9989 sehingga thitung > ttabel. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep matematika siswa.","PeriodicalId":163701,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125428533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-31DOI: 10.23887/jppmi.v10i2.1034
N.P.S.K. Sari, I.W.P. Astawa, I.N. Suparta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran POGIL berbantuan modul, dan tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran POGIL berbantuan modul. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-3 SMP Negeri 3 Banjar sebanyak 32 orang pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Data kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dikumpulkan melalui tes kemampuan pemecahan masalah matematika yang berbentuk soal uraian sedangkan data tanggapan siswa dikumpulkan menggunakan angket. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase banyaknya siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematika yang berada pada kategori tuntas mengalami peningkatan di setiap siklus yaitu, 31.25%, 56.25%, 81.25%. Rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah dari siklus ke siklus berturut-turut 60.62, 70.93, 78,02. Selain itu, skor tanggapan siswa telah berada dalam kategori positif dengan rata-rata skor 63.50. Peningkatan optimal pada kemampuan pemecahan masalah terjadi karena guru lebih menekankan pada pemberian: (1) pertanyaan arahan dalam menggali kembali konsep yang sudah dipelajari, (2) kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk menerapkan konsep dalam menyelesaikan masalah matematika serta penekanan proses penyelesaian permasalahan (3) modul yang meningkatkan rasa ingin tahu siswa serta arahan eksplorasi terhadap materi yang akan dipelajari, (4) bimbingan dan motivasi kepada siswa dalam proses pembelajaran.
本研究旨在发现学生通过应用模块帮助学习模式的应用和学生对模块帮助学习模式的应用的反应来提高学生的数学解决问题的能力。这种类型的研究是在三个周期内进行的课堂动作研究。本研究对象是sma Negeri 3 Banjar 3班jar的学生,在2018/2019学年的最后一个学期有32人。学生的数学问题解决能力数据是通过描述问题解决能力测试收集的,而学生反应数据是根据数字收集的。然后对所收集的数据进行描述性分析。研究结果显示,具有数学问题解决能力的学生的比例在每个周期中都有所增加,即31.25%、55.25%、81.25%。平均从一个循环到另一个循环60.62 . 70.93 . 78.02。此外,学生的回答分数已达到正级,平均成绩为63.50分。问题解决能力的最佳增长是因为教师更强调天赋:(1)曾经研究过的概念中把他挖出来的指导问题,(2)给学生更多的机会解决数学问题中应用的概念,并强调解决问题(3)模块的过程,提高学生的好奇心和探索的方向对物质的研究,(4)指导和动力给学生在学习过程中。
{"title":"PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING BERBANTUAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-3 SMP NEGERI 3 BANJAR","authors":"N.P.S.K. Sari, I.W.P. Astawa, I.N. Suparta","doi":"10.23887/jppmi.v10i2.1034","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jppmi.v10i2.1034","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran POGIL berbantuan modul, dan tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran POGIL berbantuan modul. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-3 SMP Negeri 3 Banjar sebanyak 32 orang pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Data kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dikumpulkan melalui tes kemampuan pemecahan masalah matematika yang berbentuk soal uraian sedangkan data tanggapan siswa dikumpulkan menggunakan angket. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase banyaknya siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematika yang berada pada kategori tuntas mengalami peningkatan di setiap siklus yaitu, 31.25%, 56.25%, 81.25%. Rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah dari siklus ke siklus berturut-turut 60.62, 70.93, 78,02. Selain itu, skor tanggapan siswa telah berada dalam kategori positif dengan rata-rata skor 63.50. Peningkatan optimal pada kemampuan pemecahan masalah terjadi karena guru lebih menekankan pada pemberian: (1) pertanyaan arahan dalam menggali kembali konsep yang sudah dipelajari, (2) kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk menerapkan konsep dalam menyelesaikan masalah matematika serta penekanan proses penyelesaian permasalahan (3) modul yang meningkatkan rasa ingin tahu siswa serta arahan eksplorasi terhadap materi yang akan dipelajari, (4) bimbingan dan motivasi kepada siswa dalam proses pembelajaran.","PeriodicalId":163701,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123232051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-31DOI: 10.23887/jppmi.v10i2.1033
N.W. Melyaningsih, I.M. Sugiarta, I.M. Ardana
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keefektifan model Problem Based Instruction berbantuan jigsaw puzzle terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksperimen semu dengan desain post-test only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VII SMP N 2 Banjarangkan yang berjumlah 164 orang. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik clustered random sampling dengan uji kesetaraan menggunakan uji-t dua ekor. Data kemampuan pemecahan masalah dikumpulkan dengan tes berbentuk uraian (essay) di akhir pertemuan (post test). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t satu ekor yaitu ekor kanan dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen adalah 62,571, sedangkan kelas kontrol adalah 49,428. Hasil pengujian dengan uji-t diperoleh = 2,11 dan = 2,00 sehingga . Hasil ini menunjukkan bahwa model Problem Based Instruction berbantuan jigsaw puzzle efektif untuk meningkatkan kemampaun pemecahan masalah matematika siswa.
本研究旨在探讨基于拼图游戏的问题模型在数学解决问题方面的有效性。该研究被归类为带有post- only control group design设计的伪实验研究。本研究的人口为164班的所有初中七年级学生。研究样本是由随机抽样技术决定的,采用双尾uj -t测试。会议结束时通过分析(论文)收集问题解决能力数据。所获得的数据是用一个反面的uj -t分析的,这是一个右手的反面,其重要性为5%。根据数据分析,实验类问题解决平均得分为625571,控制类为49.428。uji-t测试结果为2 - 11及2 - 00测试结果。结果表明,基于拼图游戏的问题模型可以有效地促进学生数学问题的解决。
{"title":"EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION BERBANTUAN JIGSAW PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMP N 2 BANJARANGKAN","authors":"N.W. Melyaningsih, I.M. Sugiarta, I.M. Ardana","doi":"10.23887/jppmi.v10i2.1033","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jppmi.v10i2.1033","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keefektifan model Problem Based Instruction berbantuan jigsaw puzzle terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksperimen semu dengan desain post-test only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VII SMP N 2 Banjarangkan yang berjumlah 164 orang. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik clustered random sampling dengan uji kesetaraan menggunakan uji-t dua ekor. Data kemampuan pemecahan masalah dikumpulkan dengan tes berbentuk uraian (essay) di akhir pertemuan (post test). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t satu ekor yaitu ekor kanan dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen adalah 62,571, sedangkan kelas kontrol adalah 49,428. Hasil pengujian dengan uji-t diperoleh = 2,11 dan = 2,00 sehingga . Hasil ini menunjukkan bahwa model Problem Based Instruction berbantuan jigsaw puzzle efektif untuk meningkatkan kemampaun pemecahan masalah matematika siswa.","PeriodicalId":163701,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133372642","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-30DOI: 10.23887/jppmi.v10i1.1025
K.P. Adnyana, I.G.N.Y. Hartawan, I.N. Suparta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan visual thinking dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain penelitian post-test only control group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tejakula tahun ajaran 2019/2020. Nilai ulangan akhir semester 2018/2019 digunakan untuk uji kesetaraan kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling untuk memperoleh dua kelas sebagai sampel penelitian. Tes uraian digunakan untuk mengumpulkan data. Dari data post-test diperoleh rata-rata skor keterampilan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan visual thinking adalah 67.361 dan rata-rata skor keterampilan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional adalah 60.571. Dari hasil analisis data menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf signifikansi 5% menunjukan bahwa . Hal ini berarti keterampilan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan visual thinking lebih tinggi daripada keterampilan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan visual thinking memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan pemecahan masalah matematika siswa.
本研究旨在了解学生在视觉思考方法中与传统学习模式进行比较的数学解决问题的技能。所使用的研究类型是一种伪实验,设计为post- only control group。本研究的学生是2011 /2020学年第11国高中生Tejakula。2018/2019学期期末考试的成绩用于课堂平等测试。样本提取是通过随机抽样技术进行的,以获得两个类的研究样本。分析是用来收集数据的。从posttest数据中,学生在视觉思维方法中获得的数学问题解决成绩平均为67,361分,而学生与传统学习方法进行比较的数学问题解决成绩平均为60,571分。使用一条具有5%重要性的数字进行的数据分析表明,这意味着学生在视觉思考方法中结合起来的数学解决问题的技能比传统学习模式学生解决问题的技能更高。可以得出结论,应用视觉思考方法对学生的数学解决问题的技能有积极的影响。
{"title":"PENGARUH PENDEKATAN VISUAL THINKING TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TEJAKULA","authors":"K.P. Adnyana, I.G.N.Y. Hartawan, I.N. Suparta","doi":"10.23887/jppmi.v10i1.1025","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jppmi.v10i1.1025","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan visual thinking dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain penelitian post-test only control group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tejakula tahun ajaran 2019/2020. Nilai ulangan akhir semester 2018/2019 digunakan untuk uji kesetaraan kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling untuk memperoleh dua kelas sebagai sampel penelitian. Tes uraian digunakan untuk mengumpulkan data. Dari data post-test diperoleh rata-rata skor keterampilan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan visual thinking adalah 67.361 dan rata-rata skor keterampilan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional adalah 60.571. Dari hasil analisis data menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf signifikansi 5% menunjukan bahwa . Hal ini berarti keterampilan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan visual thinking lebih tinggi daripada keterampilan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan visual thinking memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan pemecahan masalah matematika siswa.","PeriodicalId":163701,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131531488","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-30DOI: 10.23887/jppmi.v10i1.1024
K.A.Y.D. Putra, Sariyasa, N.M.S. Mertasari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tejakula. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan Post-Test only control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 4 Tejakula tahun ajaran 2018/2019. Kemudian sampel kelas diambil dengan teknik random sampling sehingga diperoleh kelas VII A sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII H sebagai kelompok kontrol. Dalam penelitian ini pengumpulan data kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan tes uraian. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata skor tes pemecahan masalah pada kelas eksperimen adalah 35,25 dan pada kelas kontrol adalah 25,49. Hasil uji-t Data Pemecahan Masalah Matematika Siswa menunjukkan bahwa thitung = 4,64968 dan ttabel = 1,99601. Dengan demikian diperoleh bahwa thitung lebih dari ttabel atau thitung >ttabel. Hal ini, berarti kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tejakula yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Make A Match lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.
本研究旨在研究合作学习模式对4国中古雅库拉七年级学生数学问题解决能力的影响。这是一种只有post - only control group design的伪实验研究。这项研究的总体是2011 /2019学年Tejakula全国初中七年级四班。然后用随机抽样技术取样,获得第七课作为实验组,第七课作为控制组。在这项研究中,学生使用笔试来收集问题解决能力的数据。根据数据分析,实验课上平均问题解决测试分数为35.25分,控制课为25.49分。学生数学问题分析数据显示thitung = 4968和t表格= 1,99601。因此,thitung超越了ttable或thitung > ttable。这意味着,与学习模式相结合的七年级学生的数学解决问题的能力比传统学习学生解决问题的能力要好。
{"title":"PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 TEJAKULA TAHUN AJARAN 2018/2019","authors":"K.A.Y.D. Putra, Sariyasa, N.M.S. Mertasari","doi":"10.23887/jppmi.v10i1.1024","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jppmi.v10i1.1024","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tejakula. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan Post-Test only control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 4 Tejakula tahun ajaran 2018/2019. Kemudian sampel kelas diambil dengan teknik random sampling sehingga diperoleh kelas VII A sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII H sebagai kelompok kontrol. Dalam penelitian ini pengumpulan data kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan tes uraian. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata skor tes pemecahan masalah pada kelas eksperimen adalah 35,25 dan pada kelas kontrol adalah 25,49. Hasil uji-t Data Pemecahan Masalah Matematika Siswa menunjukkan bahwa thitung = 4,64968 dan ttabel = 1,99601. Dengan demikian diperoleh bahwa thitung lebih dari ttabel atau thitung >ttabel. Hal ini, berarti kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tejakula yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Make A Match lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.","PeriodicalId":163701,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127314183","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-30DOI: 10.23887/jppmi.v10i1.1023
L. Piliani, Sariyasa, I M. Suarsana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Tejakula yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran treffinger dengan pendekatan open-ended lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain penelitian post test only control group design. Populasi dari penelitian adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Tejakula pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Data tentang hasil belajar matematika siswa diperoleh melalui tes hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata skor tes hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen adalah 71,72 dan pada kelas kontrol adalah 61,25. Selanjutnya skor tes hasil belajar matematika siswa dianalisis dengan menggunakan uji-t satu ekor (ekor kanan) pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa thitung=3.275939663 sedangkan dengan taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel=1.998971498, sehingga H0 ditolak. Nilai statistik ini memiliki makna bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran treffinger dengan pendekatan open-ended lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran treffinger dengan pendekatan open-ended berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa.
{"title":"PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA KELAS XI MIPA","authors":"L. Piliani, Sariyasa, I M. Suarsana","doi":"10.23887/jppmi.v10i1.1023","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jppmi.v10i1.1023","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Tejakula yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran treffinger dengan pendekatan open-ended lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain penelitian post test only control group design. Populasi dari penelitian adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Tejakula pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Data tentang hasil belajar matematika siswa diperoleh melalui tes hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata skor tes hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen adalah 71,72 dan pada kelas kontrol adalah 61,25. Selanjutnya skor tes hasil belajar matematika siswa dianalisis dengan menggunakan uji-t satu ekor (ekor kanan) pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa thitung=3.275939663 sedangkan dengan taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel=1.998971498, sehingga H0 ditolak. Nilai statistik ini memiliki makna bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran treffinger dengan pendekatan open-ended lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran treffinger dengan pendekatan open-ended berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa.","PeriodicalId":163701,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130126975","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together berbantuan Peta Konsep lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain post-test only control group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan tahun ajaran 2019/2020. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan tes pemahaman konsep matematika yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tes uraian. Dari data post-test diperoleh rata-rata skor pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together berbantuan Peta Konsep adalah 41,65 dan rata-rata skor pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional adalah 35,46. Dari hasil analisis data menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf signifikansi 5% menunjukan bahwa sehingga ditolak yang berarti pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together berbantuan Peta Konsep lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together berbantuan Peta Konsep memberikan pengaruh positif terhadap pemahaman konsep masalah matematika siswa.
{"title":"PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SAWAN","authors":"P.L. Puspitayanti, I.G.N. Pujawan, I.G.N.Y. Hartawan","doi":"10.23887/jppmi.v10i1.1026","DOIUrl":"https://doi.org/10.23887/jppmi.v10i1.1026","url":null,"abstract":"Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together berbantuan Peta Konsep lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain post-test only control group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan tahun ajaran 2019/2020. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan tes pemahaman konsep matematika yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tes uraian. Dari data post-test diperoleh rata-rata skor pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together berbantuan Peta Konsep adalah 41,65 dan rata-rata skor pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional adalah 35,46. Dari hasil analisis data menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf signifikansi 5% menunjukan bahwa sehingga ditolak yang berarti pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together berbantuan Peta Konsep lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together berbantuan Peta Konsep memberikan pengaruh positif terhadap pemahaman konsep masalah matematika siswa.","PeriodicalId":163701,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124211915","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}