Antiaris spp yang tumbuh di pulau Kalimantan telah dikenal sebagai tanaman pada kulit batangnya menghasilkan getah dan telah digunakan sebagai racun sumpit dan obat tradisional. Namun hingga saat ini belum ada laporan penelitian tentang kandungan komponen volatil di kulit batang tanaman tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik (Ekstraksi bahan volatil), analisis GC-MS di laboratorium Pusat Ilmu Hayati Universitas Brawijaya, pada bulan Agustus-Oktober 2017. Tujuan penelitian untuk memberikan informasi tentang komposisi kimia minyak atsiri dalam kulit Antiaris spp yang dihasilkan dari metode destilasi. Distilat diekstraksi dengan 2 pelarut polaritas yang berbeda yaitu n-heksana dan etil asetat. Komposisi kimiawi ekstrak tersebut kemudian dianalisis dengan GC-MS. Hasil analisis GC-MS pada pelarut n-heksana menunjukkan adanya senyawa volatil seperti isoforon (35,795%), sitronelal (0,52%), β-patchoulene (0,186%), geranyl acetate (0,377%), Z-3 - hexadecene (0,543%), geranyl butyrate (0,323%), asam palmitat (0,677%), terpenol (0,352%), terpeniol hidrat (0,246%) dan citronelllyl acetate (0,233%). Sedangkan dalam pelarut etil asetat mengandung β-patchoulene (1,799%), α-hexyl cinnamaldehyde (0,949%), alpha-octadecene (6,135%), alkohol miristat (3,554%) dan asam heksadekanoat (5,724%). Pelarut n-heksan memberikan hasil bahan volatil yang lebih kompleks dibandingkan etil asetat.
{"title":"Komposisi Bahan Volatil Ekstraks Kulit batang Antiaris toxicaria Lesch yang Tumbuh di Pulau Kalimantan","authors":"Tjatjuk Subiono, Sadaruddin Sadaruddin","doi":"10.36084/jpt..v8i1.216","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v8i1.216","url":null,"abstract":"Antiaris spp yang tumbuh di pulau Kalimantan telah dikenal sebagai tanaman pada kulit batangnya menghasilkan getah dan telah digunakan sebagai racun sumpit dan obat tradisional. Namun hingga saat ini belum ada laporan penelitian tentang kandungan komponen volatil di kulit batang tanaman tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik (Ekstraksi bahan volatil), analisis GC-MS di laboratorium Pusat Ilmu Hayati Universitas Brawijaya, pada bulan Agustus-Oktober 2017. Tujuan penelitian untuk memberikan informasi tentang komposisi kimia minyak atsiri dalam kulit Antiaris spp yang dihasilkan dari metode destilasi. Distilat diekstraksi dengan 2 pelarut polaritas yang berbeda yaitu n-heksana dan etil asetat. Komposisi kimiawi ekstrak tersebut kemudian dianalisis dengan GC-MS. Hasil analisis GC-MS pada pelarut n-heksana menunjukkan adanya senyawa volatil seperti isoforon (35,795%), sitronelal (0,52%), β-patchoulene (0,186%), geranyl acetate (0,377%), Z-3 - hexadecene (0,543%), geranyl butyrate (0,323%), asam palmitat (0,677%), terpenol (0,352%), terpeniol hidrat (0,246%) dan citronelllyl acetate (0,233%). Sedangkan dalam pelarut etil asetat mengandung β-patchoulene (1,799%), α-hexyl cinnamaldehyde (0,949%), alpha-octadecene (6,135%), alkohol miristat (3,554%) dan asam heksadekanoat (5,724%). Pelarut n-heksan memberikan hasil bahan volatil yang lebih kompleks dibandingkan etil asetat.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43646742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan tanaman bawang merah. Penelitiaan ini dilaksanakan di Kecamatan Pargi Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan metode survey bebas dengan pendekatan Satuan Penggunaan Lahan (SPL). SPL diperoleh dengan cara overlay peta tematik dengan penggunaan software PC ArcGIS 10.4. Pengolahan data dilakukan dengan metode pembandingan (matching) antara karakteristik lahan pada setiap SPL dengan kriteria kelas kesesuaian lahan tanaman bawang merah. Hasil penelitiaan menunjukan bahwa faktor menghambat tanaman bawang merah dilokasi penelitiaan yaitu retensi hara untuk SPL 1,2,3 dan 5. SPL 2 memiliki faktor penghambat penghambat temperatur, ketersediaan air, lereng dan bahaya erosi, SPL 7 dan 8 memiliki faktor penghambat temperatur, ketersediaan air dan retensi hara, SPL 6 memiliki faktor penghambat temperatur, dan ketersediaan air.
{"title":"Identifikasi Faktor Penghambat Kesesuaian Lahan Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.) di Kecamatan Parigi Kabupaten Muna","authors":"La Mpia, Musadia Afa, S. Sudarmin","doi":"10.36084/jpt..v8i1.209","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v8i1.209","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan tanaman bawang merah. Penelitiaan ini dilaksanakan di Kecamatan Pargi Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan metode survey bebas dengan pendekatan Satuan Penggunaan Lahan (SPL). SPL diperoleh dengan cara overlay peta tematik dengan penggunaan software PC ArcGIS 10.4. Pengolahan data dilakukan dengan metode pembandingan (matching) antara karakteristik lahan pada setiap SPL dengan kriteria kelas kesesuaian lahan tanaman bawang merah. Hasil penelitiaan menunjukan bahwa faktor menghambat tanaman bawang merah dilokasi penelitiaan yaitu retensi hara untuk SPL 1,2,3 dan 5. SPL 2 memiliki faktor penghambat penghambat temperatur, ketersediaan air, lereng dan bahaya erosi, SPL 7 dan 8 memiliki faktor penghambat temperatur, ketersediaan air dan retensi hara, SPL 6 memiliki faktor penghambat temperatur, dan ketersediaan air.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44293837","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Upsus SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) adalah peningkatan populasi sapi dalam rangka pencapaian swasembada pangan melalui kegiatan Inseminasi Buatan dan Kawin Alam. Keberhasilan upsus SIWAB dipengaruhi oleh banyak faktor yang bisa dipersepsikan oleh peternak maupun penyuluh lapangan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi peternak, persepsi penyuluh lapangan serta korelasi antara persepsi peternak dan penyuluh tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan Upsus SIWAB di kabupaten kutai timur. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2019 di Kabupaten Kutai Timur dengan jumlah responden sebanyak 48 yang terdiri dari 40 peternak dan 8 penyuluh lapangan. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah Focus Group Discussion di empat kecamatan. Data dianalisis mengunakan deskriptif dan Rank Spearman. Hasil Penelitian menemukan bahwa urutan ranking yang paling berpengaruh dalam keberhasilan Upsus SIWAB berdasarkan persepsi peternak dan penyuluh lapangan adalah instrumen nomor 6,3,5,4,2,7,14, 1,11, 10, 8,13,15, 9, 16, 12, dan 17. Hasil uji korelasi Rank Spearman adalah 0,769 berarti bahwa terdapat korelasi yang kuat antara persepsi peternak dan penyuluh lapangan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan Upsus SIWAB di Kabupaten Kutai Timur.
{"title":"Persepsi Peternak dan Penyuluh LapanganTentang Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Upsus Siwab di Kabupaten Kutai Timur","authors":"Nursida Nursida, Imam Sanusi","doi":"10.36084/jpt..v8i1.220","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v8i1.220","url":null,"abstract":"Upsus SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) adalah peningkatan populasi sapi dalam rangka pencapaian swasembada pangan melalui kegiatan Inseminasi Buatan dan Kawin Alam. Keberhasilan upsus SIWAB dipengaruhi oleh banyak faktor yang bisa dipersepsikan oleh peternak maupun penyuluh lapangan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi peternak, persepsi penyuluh lapangan serta korelasi antara persepsi peternak dan penyuluh tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan Upsus SIWAB di kabupaten kutai timur. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2019 di Kabupaten Kutai Timur dengan jumlah responden sebanyak 48 yang terdiri dari 40 peternak dan 8 penyuluh lapangan. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah Focus Group Discussion di empat kecamatan. Data dianalisis mengunakan deskriptif dan Rank Spearman. Hasil Penelitian menemukan bahwa urutan ranking yang paling berpengaruh dalam keberhasilan Upsus SIWAB berdasarkan persepsi peternak dan penyuluh lapangan adalah instrumen nomor 6,3,5,4,2,7,14, 1,11, 10, 8,13,15, 9, 16, 12, dan 17. Hasil uji korelasi Rank Spearman adalah 0,769 berarti bahwa terdapat korelasi yang kuat antara persepsi peternak dan penyuluh lapangan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan Upsus SIWAB di Kabupaten Kutai Timur.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47473916","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi pupuk kandang ayam dan SP-36, menentukan dosis optimum pupuk kandang ayam dan SP-36 terhadap performa sistem perakaran dan hasil tanaman kacang tanah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 3 kali ulangan yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama 4 taraf pupuk kandang ayam masing-masing P0 (0 ton.ha-1), P1 (5 ton.ha-1), P2 (10 ton.ha-1), P3 (15 ton.ha-1). Faktor kedua 3 Taraf SP-36 masing-masing F0 (0 kg.ha-1), F1 (150 kg.ha-1), F2 (200 kg.ha-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi perlakuan pupuk kandang ayam dan SP-36 tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar, jumlah bintil akar dan berat basah polong, tetapi berpengaruh nyata terhadap berat basah akar. Kombinasi pupuk kandang ayam 15 ton.ha-1 dan SP-36 200 kg.ha-1 memberikan berat akar terbaik (7,33 gr.tanaman-1).
{"title":"Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan SP-36 terhadap Performa Sistem Perakaran dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae, Linn)","authors":"N. Nurhidayati, R. Ramlah","doi":"10.36084/jpt..v8i1.218","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v8i1.218","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi pupuk kandang ayam dan SP-36, menentukan dosis optimum pupuk kandang ayam dan SP-36 terhadap performa sistem perakaran dan hasil tanaman kacang tanah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 3 kali ulangan yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama 4 taraf pupuk kandang ayam masing-masing P0 (0 ton.ha-1), P1 (5 ton.ha-1), P2 (10 ton.ha-1), P3 (15 ton.ha-1). Faktor kedua 3 Taraf SP-36 masing-masing F0 (0 kg.ha-1), F1 (150 kg.ha-1), F2 (200 kg.ha-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi perlakuan pupuk kandang ayam dan SP-36 tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar, jumlah bintil akar dan berat basah polong, tetapi berpengaruh nyata terhadap berat basah akar. Kombinasi pupuk kandang ayam 15 ton.ha-1 dan SP-36 200 kg.ha-1 memberikan berat akar terbaik (7,33 gr.tanaman-1).","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44792648","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Amprin Amprin, Abdunnur Abdunnur, Muhammad Amir Masruhim
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air secara fisika, kimia dan biologi serta laju sedimentasi pada Saluran Irigasi di Kecamatan Long Mesangat. Analisis kualitas air secara fisika, kimia dan biologi dengan menggunakan Indeks Storet. Sedangkan laju sedimentasi dengan menghitung debit air saluran irigasi, dan total padatan tersuspensi (TSS). Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas air pada saluran irigasi adalah memenuhi standar baku mutu kelas III dan IV yang peruntukannya budidaya perikanan dan pertanian. Kualitas air memenuhi standar baku mutu untuk Kelas I, II, III dan IV yaitu Parameter fisika dengan rata-rata suhu 31,7OC, TDS : 0,016 mg/L, TSS : 19,61 mg/L, dan Kekeruhan : 62,76 NTU. Sedangkan parameter kimia adalah memiliki rerata BOD-5 1,2 mg/L, NO3 8,22 mg/L, Nitrit 0,023 mg/L, dan Sulfat 29,43 mg/L). Parameter kimia yang tidak memenuhi standar baku mutu untuk Kelas I dan II adalah rerata kadar Fe 0,94 mg/L, kadar Cl 3,91 mg/L, kadar COD 25,03 mg/L, dan DO 4,85 mg/L. Parameter biologi total coliform tidak memenuhi ( S.Primer : 513,33/100ml, S.Sekunder : 670/100ml, S.Tersier : 1126,67/100ml). Laju sedimentasi pada saluran irigasi berturut-turut adalah 0,724 ton/hari, 0,451 ton/hari dan 0,021 ton/hari.
{"title":"Kajian Kualitas Air dan Laju Sedimentasi Pada Saluran Irigasi Bendung Tanah Abang Di Kecamatan Long Mesangat Kabupaten Kutai Timur","authors":"Amprin Amprin, Abdunnur Abdunnur, Muhammad Amir Masruhim","doi":"10.36084/jpt..v8i1.233","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v8i1.233","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air secara fisika, kimia dan biologi serta laju sedimentasi pada Saluran Irigasi di Kecamatan Long Mesangat. Analisis kualitas air secara fisika, kimia dan biologi dengan menggunakan Indeks Storet. Sedangkan laju sedimentasi dengan menghitung debit air saluran irigasi, dan total padatan tersuspensi (TSS). Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas air pada saluran irigasi adalah memenuhi standar baku mutu kelas III dan IV yang peruntukannya budidaya perikanan dan pertanian. Kualitas air memenuhi standar baku mutu untuk Kelas I, II, III dan IV yaitu Parameter fisika dengan rata-rata suhu 31,7OC, TDS : 0,016 mg/L, TSS : 19,61 mg/L, dan Kekeruhan : 62,76 NTU. Sedangkan parameter kimia adalah memiliki rerata BOD-5 1,2 mg/L, NO3 8,22 mg/L, Nitrit 0,023 mg/L, dan Sulfat 29,43 mg/L). Parameter kimia yang tidak memenuhi standar baku mutu untuk Kelas I dan II adalah rerata kadar Fe 0,94 mg/L, kadar Cl 3,91 mg/L, kadar COD 25,03 mg/L, dan DO 4,85 mg/L. Parameter biologi total coliform tidak memenuhi ( S.Primer : 513,33/100ml, S.Sekunder : 670/100ml, S.Tersier : 1126,67/100ml). Laju sedimentasi pada saluran irigasi berturut-turut adalah 0,724 ton/hari, 0,451 ton/hari dan 0,021 ton/hari.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46261934","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lahan bekas penambangan batu bara memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan penanaman hijauan pakan. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskula (FMA) terhadap kualitas nutrisi hijauan Indigofera zollingeriana yang ditanam di lahan pasca tambang batu bara. Tanaman Indigofera zollingeriana yang digunakan sebanyak 40 tanaman dipelihara di dalam polybag yang berisi 8 kg media tanam tanah pasca tambang batu bara dari PT Indexim Coalindo. Penelitian didesain dengan rancangan acak lengkap (RAL) 5 perlakuan yaitu inokulasi 0, 5, 10, 15, dan 20 g FMA per polybag. Peubah yang diamati adalah komposisi nutrisi, mineral kalsium (Ca), dan fosfor (P), koefisien cerna bahan kering (KCBK), koefisien cerna bahan organik (KCBO), volatil fatty acids (VFA) total dan amonia (NH3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan protein kasar, kalsium, dan fosfor hijauan yang diberi 15 g FMA lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan perlakuan lainnya. Kandungan serat kasar hijauan yang diberi 15 dan 20 g FMA lebih rendah (P<0,05) dibandingkan tanpa FMA. Kandungan bahan ekstrak tanpa nitrogen hijauan yang diberi 15 dan 20 g FMA lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan perlakuan lainnya. Nilai KCBK, KCBO, konsentrasi VFA, dan NH3 hijauan diberi 15 g FMA lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan perlakuan lainnya. Kesimpulan penelitian adalah kandungan nutrisi dan kualitas kecernaan in vitro hijauan Indigofera zollingeriana ditanam di tanah pasca tambang batu bara dengan pupuk FMA dengan dosis 15 g menunjukkan hasil terbaik dibandingkan dosis lainnya.
{"title":"Kualitas Nutrisi Hijauan Indigofera zollingeriana Yang Diberi Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskula","authors":"Suharlina Suharlina, Imam Sanusi","doi":"10.36084/jpt..v8i1.219","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v8i1.219","url":null,"abstract":"Lahan bekas penambangan batu bara memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan penanaman hijauan pakan. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskula (FMA) terhadap kualitas nutrisi hijauan Indigofera zollingeriana yang ditanam di lahan pasca tambang batu bara. Tanaman Indigofera zollingeriana yang digunakan sebanyak 40 tanaman dipelihara di dalam polybag yang berisi 8 kg media tanam tanah pasca tambang batu bara dari PT Indexim Coalindo. Penelitian didesain dengan rancangan acak lengkap (RAL) 5 perlakuan yaitu inokulasi 0, 5, 10, 15, dan 20 g FMA per polybag. Peubah yang diamati adalah komposisi nutrisi, mineral kalsium (Ca), dan fosfor (P), koefisien cerna bahan kering (KCBK), koefisien cerna bahan organik (KCBO), volatil fatty acids (VFA) total dan amonia (NH3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan protein kasar, kalsium, dan fosfor hijauan yang diberi 15 g FMA lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan perlakuan lainnya. Kandungan serat kasar hijauan yang diberi 15 dan 20 g FMA lebih rendah (P<0,05) dibandingkan tanpa FMA. Kandungan bahan ekstrak tanpa nitrogen hijauan yang diberi 15 dan 20 g FMA lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan perlakuan lainnya. Nilai KCBK, KCBO, konsentrasi VFA, dan NH3 hijauan diberi 15 g FMA lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan perlakuan lainnya. Kesimpulan penelitian adalah kandungan nutrisi dan kualitas kecernaan in vitro hijauan Indigofera zollingeriana ditanam di tanah pasca tambang batu bara dengan pupuk FMA dengan dosis 15 g menunjukkan hasil terbaik dibandingkan dosis lainnya.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43197516","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Y. Bustomi, Lestari Rahayu Waluyati, S. Hardyastuti
Kinerja karyawan merupakan salah satu tolok ukur kinerja suatu organisasi yang tercermin pada hasil kerja dan kontribusi yang diberikan untuk perusahaan. Manajemen kinerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya manusia yaitu produktivitas, kualitas tingkat layanan kepada pelanggan, dan pertumbuhan keuntungan perusahaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kinerja karyawan pengolahan teh, (2) menganalisis pengaruh kemampuan kerja dan kompensasi terhadap komitmen organisasional, dan (3) menganalisis pengaruh kemampuan kerja, kompensasi, dan komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan pengolahan teh Unit Produksi Pagilaran PT Pagilaran. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling dengan jumlah 77 karyawan pada bagian pabrik pengolahan teh. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan Smart-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja karyawan tergolong tinggi dengan nilai rata-rata 4,08 dan standar deviasi 0,31. Faktor kemampuan kerja dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah kemampuan kerja dan komitmen organisasional, sedangkan kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pengolahan teh unit produksi Pagilaran PT Pagilaran.
{"title":"Pengaruh Kemampuan Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pengolahan Teh Unit Produksi Pagilaran PT Pagilaran","authors":"M. Y. Bustomi, Lestari Rahayu Waluyati, S. Hardyastuti","doi":"10.36084/jpt..v8i1.225","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v8i1.225","url":null,"abstract":"Kinerja karyawan merupakan salah satu tolok ukur kinerja suatu organisasi yang tercermin pada hasil kerja dan kontribusi yang diberikan untuk perusahaan. Manajemen kinerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya manusia yaitu produktivitas, kualitas tingkat layanan kepada pelanggan, dan pertumbuhan keuntungan perusahaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kinerja karyawan pengolahan teh, (2) menganalisis pengaruh kemampuan kerja dan kompensasi terhadap komitmen organisasional, dan (3) menganalisis pengaruh kemampuan kerja, kompensasi, dan komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan pengolahan teh Unit Produksi Pagilaran PT Pagilaran. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling dengan jumlah 77 karyawan pada bagian pabrik pengolahan teh. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan Smart-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja karyawan tergolong tinggi dengan nilai rata-rata 4,08 dan standar deviasi 0,31. Faktor kemampuan kerja dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah kemampuan kerja dan komitmen organisasional, sedangkan kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pengolahan teh unit produksi Pagilaran PT Pagilaran.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43813001","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keberadaan tambang batu bara di sekitar lahan persawahan menimbulkan dampak negatif terhadap tingkat kesuburan lahan sawah, karena limbah tambang batu bara dapat meningkatkan keasaman lahan sawah sehingga diperlukan biaya untuk menetralkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui pendapatan, penerimaan, keuntungan, perbandingan usahatani padi sawah di sekitar dan bukan sekitar tambang batubara di desa kerta buana. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei hingga Juli 2019 di Desa Kerta Buana, Kecamatan Tenggarong Seberang. Metode penelitian dalam pengambilan sampel ini dengan menggunakan acak berstrata (stratified random sampling) dengan jumlah responden sebanyak 40, metode analisis data yang digunakan dengan perhitungan pendapatan dan untuk melakukan perbandingan pendapatan dengan analisis uji t. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya produksi padi sawah di sekitar tambang sebesar Rp9.760.137,78 mt-1. Penerimaan rata-rata sebesar Rp13.417.800,00 mt-1. Pendapatan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp3.657.662,22 mt-1. Rata-rata biaya produksi padi sawah bukan sekitar tambang sebesar Rp12.845.989,67 mt-1. Penerimaan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp22.315.920,00 mt-1. Pendapatan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp9.469.930,33 mt-1. Perbandingan pendapatan dengan uji-T usahatani padi sawah di sekitar dan bukan sekitar tambang batubara yaitu thitung sebesar 3,525 sedangkan t tabel (0,05) sebesar 2,024 maka t hitung> t tabel (3,525> 2,024) yang berarti bahwa hipotesis Ho ditolak dan hipotesis Ha diterima. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan usahatani padi sawah sekitar tambang batubara dan usahatani padi sawah bukan sekitar tambang batubara.
{"title":"Analisis Pendapatan Usahatani Padi (Oriza Sativa L.) Sawah di Sekitar dan Bukan Sekitar Tambang Batu Bara di Desa Kerta Buana Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara","authors":"T. Pamungkas, Tetty Wijayanti, Nike Widuri","doi":"10.36084/jpt..v8i1.217","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v8i1.217","url":null,"abstract":"Keberadaan tambang batu bara di sekitar lahan persawahan menimbulkan dampak negatif terhadap tingkat kesuburan lahan sawah, karena limbah tambang batu bara dapat meningkatkan keasaman lahan sawah sehingga diperlukan biaya untuk menetralkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui pendapatan, penerimaan, keuntungan, perbandingan usahatani padi sawah di sekitar dan bukan sekitar tambang batubara di desa kerta buana. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei hingga Juli 2019 di Desa Kerta Buana, Kecamatan Tenggarong Seberang. Metode penelitian dalam pengambilan sampel ini dengan menggunakan acak berstrata (stratified random sampling) dengan jumlah responden sebanyak 40, metode analisis data yang digunakan dengan perhitungan pendapatan dan untuk melakukan perbandingan pendapatan dengan analisis uji t. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya produksi padi sawah di sekitar tambang sebesar Rp9.760.137,78 mt-1. Penerimaan rata-rata sebesar Rp13.417.800,00 mt-1. Pendapatan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp3.657.662,22 mt-1. Rata-rata biaya produksi padi sawah bukan sekitar tambang sebesar Rp12.845.989,67 mt-1. Penerimaan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp22.315.920,00 mt-1. Pendapatan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp9.469.930,33 mt-1. Perbandingan pendapatan dengan uji-T usahatani padi sawah di sekitar dan bukan sekitar tambang batubara yaitu thitung sebesar 3,525 sedangkan t tabel (0,05) sebesar 2,024 maka t hitung> t tabel (3,525> 2,024) yang berarti bahwa hipotesis Ho ditolak dan hipotesis Ha diterima. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan usahatani padi sawah sekitar tambang batubara dan usahatani padi sawah bukan sekitar tambang batubara.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47518826","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penerapan padi-itik pada berbagai sistem tanam dalam mengendalikan hama di tanaman padi. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah irigasi di Desa S.Kertosari Kabupaten Musi Rawas dari bulan Agustus sampai bulan November 2016. Penelitian menggunakan metode Eksperimental dengan Rancangan Petak Terbagi (split plot desing) dengan 2 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan itik (I) sebagai petak utama dan sistem tanam (S) sebagai anak petakan. Perlakuan itik (I) sebagai petak utama meliputi I0 = Tanpa itik (Kontrol), I1 = Padi-Itik. Sedangkan perlakuan sistem tanam (S) sebagai anak petakan meliputi S1 = Sistem Tegel, S2 = Jajar Legowo 2:1, S3 = Jajar Legowo 3:1, S4 = Jajar Legowo 4:1, S5 = Jajar Legowo 5:1. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan itik dan sistem tanam memberikan hasil yang berbeda nyata pada populasi hama wereng coklat namun berbeda tidak nyata pada hama penggerek batang padi. Pesentase serangan hama wereng coklat dan penggerek batang padi tertinggi pada kombinasi perlakuan tanpa itik dan sistem tanam tegel (I0S1). Populasi hama tertinggi pada perlakuan tanpa itik (I0) yaitu wereng coklat sebanyak 3,03 ekor dan penggerek batang padi 2,50 ekor. Populasi hama tertinggi pada perlakuan sistem tanam tegel S1 yaitu wereng coklat sebanyak 2,53 ekor dan penggerek batang padi pada perlakuan S4 yaitu 2,54 ekor. Perlakuan itik (I1) dan sistem tanam jajar legowo 2:1 (S2) serta kombinasi perlakuan itik dan sistem tanam jajar legowo 2:1 (I1S2) memberikan hasil terbaik terhadap semua peubah serta mampu menekan populasi dan persentase serangan hama.
旨在评估鸭子在各种作物系统中控制作物中火腿的应用的研究。该调查于2016年8月至11月在S.Kertosari Kabupaten Musi Rawas村的灌溉场地上进行。研究采用实验方法,采用2次[UNK]行为和3次重复的分裂图设计。鸭子(I)作为主绘图器,作物系统(S)作为绘图器的行为。作为主要层的鸭子(I)行为包括I0=无鸭子(控制),I1=Padi Itik。而植物系统(S)作为地图子系统的行为涵盖了S1=Tegel系统,S2=Legowo-Jajar 2:1,S3=Legowo Jajar 3:1,S4=Legowa-Jajar 4:1,S5=Legowi-Jajar 5:1。研究表明,鸭子的行为和作物系统在褐尾滨鹬种群中产生了不同的实际结果,但在滨鹬啮齿动物中却并非如此。巧克力是无鸭行为和被盖植物系统(I0S1)组合的最高水稻棒触发物。[UNK]在无鸭处理(I0)中,火腿的最高患病率是3.03尾的棕色尾巴和2.50尾的稻条收缩。仓鼠在S1培养系统行为中的最高患病率是2.53尾的巧克力,而在2.54尾的S4行为中填充物收缩。鸭子(I1)和豆科作物系统2:1(S2)的行为以及鸭子和豆科作物体系2:1(I1S2)的组合产生了对抗所有变化的最佳结果,并且能够抑制仓鼠攻击的数量和百分比。
{"title":"Penerapan Padi-Itik Pada Berbagai Sistem Tanam dalam Mengendalikan Serangga Hama di Tanaman Padi (Oryza sativa L)","authors":"Sumini Sumini, Etty Safriyani, Holidi Holidi, Sutejo Sutejo, Samsul Bahri, R. Riyanto","doi":"10.36084/jpt..v8i1.204","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v8i1.204","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penerapan padi-itik pada berbagai sistem tanam dalam mengendalikan hama di tanaman padi. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah irigasi di Desa S.Kertosari Kabupaten Musi Rawas dari bulan Agustus sampai bulan November 2016. Penelitian menggunakan metode Eksperimental dengan Rancangan Petak Terbagi (split plot desing) dengan 2 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan itik (I) sebagai petak utama dan sistem tanam (S) sebagai anak petakan. Perlakuan itik (I) sebagai petak utama meliputi I0 = Tanpa itik (Kontrol), I1 = Padi-Itik. Sedangkan perlakuan sistem tanam (S) sebagai anak petakan meliputi S1 = Sistem Tegel, S2 = Jajar Legowo 2:1, S3 = Jajar Legowo 3:1, S4 = Jajar Legowo 4:1, S5 = Jajar Legowo 5:1. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan itik dan sistem tanam memberikan hasil yang berbeda nyata pada populasi hama wereng coklat namun berbeda tidak nyata pada hama penggerek batang padi. Pesentase serangan hama wereng coklat dan penggerek batang padi tertinggi pada kombinasi perlakuan tanpa itik dan sistem tanam tegel (I0S1). Populasi hama tertinggi pada perlakuan tanpa itik (I0) yaitu wereng coklat sebanyak 3,03 ekor dan penggerek batang padi 2,50 ekor. Populasi hama tertinggi pada perlakuan sistem tanam tegel S1 yaitu wereng coklat sebanyak 2,53 ekor dan penggerek batang padi pada perlakuan S4 yaitu 2,54 ekor. Perlakuan itik (I1) dan sistem tanam jajar legowo 2:1 (S2) serta kombinasi perlakuan itik dan sistem tanam jajar legowo 2:1 (I1S2) memberikan hasil terbaik terhadap semua peubah serta mampu menekan populasi dan persentase serangan hama.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44876113","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sistem-Sistem usahatani ternak yang telah eksis dan dapat dikembangkan di masyarakat dapat beragam. Namun dalam pengembangannya Sistem-Sistem usahatani ternak ini relatif belum dipetakan dan diketahui dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan dinamika Sistem sumberdaya peternakan pada kawasan Agroekologi Pesisir kabupaten Tambrauw. Metode penelitian deskriptif dengan teknik FGD dan observasi dilakukan pada kampung target. Data dianalisis dengan statistika deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar dengan menggunakan Microsoft Visio. Hasil penelitian menunjukan Sistem usahatani peternakan rakyat meliputi komoditas ternak ruminansia berupa ternak sapi, dan kambing; non-ruminansia meliputi ternak babi, dan ayam kampung. Terdapat komoditas ternak yang dapat dikategorikan menjadi komoditas yang dapat dipelihara dalam jangka waktu singkat dan dapat menghasilkan pendapatan bagi peternak dan dipelihara dalam waktu yang lama dan komoditas ternak yang lambat memberikan pendapatan bagi peternak. Komponen input yang digunakan adalah air, bibit ternak, bahan bakar, bibit tanaman. Komponen yang berlangsung dalam proses Sistem usahatani meliputi peternak, hutan, lahan umbaran, kelompok ternak, residu dari tanaman pertanian dan perkebunan serta limbah rumah tangga, lahan kebun, tabungan dan rumah tangga sebagai tenaga kerja. Komponen output yang dihasilkan adalah hasil buruan, ternak hidup/daging, dan hasil panen pertanian dan perkebunan. Simpulan kajian ini adalah sistem usahatani peternakan rakyat yang eksis meliputi komoditas ternak sapi, kambing; ternak babi, dan ternak ayam kampung. Terdapat komoditi ternak yang dapat menghasilkan pendapatan (high return) dalam waktu cepat dan yang lambat memberikan pendapatan bagi peternak (slow return). Komponen “Input” didominasi oleh air, bibit ternak, bahan bakar, bibit tanaman. Komponen “Proses” yaitu peternak, hutan, lahan umbaran, komoditas ternak, residu (by-product) dari tanaman pertanian dan perkebunan serta limbah rumah tangga, lahan kebun, tabungan dan rumah tangga sebagai tenaga kerja. Komponen output yang dihasilkan adalah hasil buruan, ternak hidup/daging, dan hasil panen pertanian serta perkebunan.
{"title":"Profil, Input dan Output Sistem Peternakan Pada Kawasan Agro-Ekologi Tambrauw Provinsi Papua Barat","authors":"D. Iyai, A. Mustaqim, Meky Sagrim","doi":"10.36084/jpt..v8i1.230","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v8i1.230","url":null,"abstract":"Sistem-Sistem usahatani ternak yang telah eksis dan dapat dikembangkan di masyarakat dapat beragam. Namun dalam pengembangannya Sistem-Sistem usahatani ternak ini relatif belum dipetakan dan diketahui dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan dinamika Sistem sumberdaya peternakan pada kawasan Agroekologi Pesisir kabupaten Tambrauw. Metode penelitian deskriptif dengan teknik FGD dan observasi dilakukan pada kampung target. Data dianalisis dengan statistika deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar dengan menggunakan Microsoft Visio. Hasil penelitian menunjukan Sistem usahatani peternakan rakyat meliputi komoditas ternak ruminansia berupa ternak sapi, dan kambing; non-ruminansia meliputi ternak babi, dan ayam kampung. Terdapat komoditas ternak yang dapat dikategorikan menjadi komoditas yang dapat dipelihara dalam jangka waktu singkat dan dapat menghasilkan pendapatan bagi peternak dan dipelihara dalam waktu yang lama dan komoditas ternak yang lambat memberikan pendapatan bagi peternak. Komponen input yang digunakan adalah air, bibit ternak, bahan bakar, bibit tanaman. Komponen yang berlangsung dalam proses Sistem usahatani meliputi peternak, hutan, lahan umbaran, kelompok ternak, residu dari tanaman pertanian dan perkebunan serta limbah rumah tangga, lahan kebun, tabungan dan rumah tangga sebagai tenaga kerja. Komponen output yang dihasilkan adalah hasil buruan, ternak hidup/daging, dan hasil panen pertanian dan perkebunan. Simpulan kajian ini adalah sistem usahatani peternakan rakyat yang eksis meliputi komoditas ternak sapi, kambing; ternak babi, dan ternak ayam kampung. Terdapat komoditi ternak yang dapat menghasilkan pendapatan (high return) dalam waktu cepat dan yang lambat memberikan pendapatan bagi peternak (slow return). Komponen “Input” didominasi oleh air, bibit ternak, bahan bakar, bibit tanaman. Komponen “Proses” yaitu peternak, hutan, lahan umbaran, komoditas ternak, residu (by-product) dari tanaman pertanian dan perkebunan serta limbah rumah tangga, lahan kebun, tabungan dan rumah tangga sebagai tenaga kerja. Komponen output yang dihasilkan adalah hasil buruan, ternak hidup/daging, dan hasil panen pertanian serta perkebunan.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48072943","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}