Pub Date : 2022-07-18DOI: 10.51544/jkmlh.v7i1.2641
Imroatus Sholikhah, Eka Vindriani, Rizqi Alifia Nur Asy-Syifa, Mega Mutiara Sari, I. W. Suryawan
SARS-CoV-2 terus menginfeksi manusia dan menyebabkan kematian dengan jumlah yang tidak sedikit. SARS-CoV-2 dapat terdeteksi di saluran pernapasan, sampel darah, urine, feses, dan lainnya. Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui potensi penularan virus SARS-CoV-2 dari hasil analisis data literatur yang membahas potensi transmisi virus SARS-CoV-2 melalui feses manusia yang terkontaminasi serta mengetahui kondisi sanitasi di Indonesia selama pandemi Covid-19 terhadap kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data-data yang didapat dari jurnal, berita media massa, dan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Cina dan data literatur, SARS-CoV-2 berpotensi dapat menular melalui feses manusia yang terjadi pada sejumlah pasien. Tidak hanya feses, tetapi pada urine juga terdapat sampel positif RNA SARS-CoV-2. Penularan tersebut bisa melalui jalur transmisi fecal-oral, tetapi perlu diperhatikan bahwa bisa berasal dari aerosol toilet. Kegiatan BABS di Indonesia masih dalam nilai 10,40% perlu digencarkan kembali agar target 0% BABS dapat tercapai. Tidak menutup kemungkinan bahwa penularan virus SARS-CoV-2 di Indonesia ke depannya dapat melalui feses dan air limbah. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang dilakukan secara eksperimen di Indonesia sendiri karena sampai saat ini masih belum ditemukan kasus terkait penularan virus SARS-CoV-2 melaui feses.
{"title":"TANTANGAN INFRASTRUKTUR SANITASI TERHADAP PENYEBARAN VIRUS SARS-COV-2 MELALUI FESES MANUSIA SELAMA PANDEMI COVID-19: SEBUAH REVIEW","authors":"Imroatus Sholikhah, Eka Vindriani, Rizqi Alifia Nur Asy-Syifa, Mega Mutiara Sari, I. W. Suryawan","doi":"10.51544/jkmlh.v7i1.2641","DOIUrl":"https://doi.org/10.51544/jkmlh.v7i1.2641","url":null,"abstract":"SARS-CoV-2 terus menginfeksi manusia dan menyebabkan kematian dengan jumlah yang tidak sedikit. SARS-CoV-2 dapat terdeteksi di saluran pernapasan, sampel darah, urine, feses, dan lainnya. Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui potensi penularan virus SARS-CoV-2 dari hasil analisis data literatur yang membahas potensi transmisi virus SARS-CoV-2 melalui feses manusia yang terkontaminasi serta mengetahui kondisi sanitasi di Indonesia selama pandemi Covid-19 terhadap kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data-data yang didapat dari jurnal, berita media massa, dan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Cina dan data literatur, SARS-CoV-2 berpotensi dapat menular melalui feses manusia yang terjadi pada sejumlah pasien. Tidak hanya feses, tetapi pada urine juga terdapat sampel positif RNA SARS-CoV-2. Penularan tersebut bisa melalui jalur transmisi fecal-oral, tetapi perlu diperhatikan bahwa bisa berasal dari aerosol toilet. Kegiatan BABS di Indonesia masih dalam nilai 10,40% perlu digencarkan kembali agar target 0% BABS dapat tercapai. Tidak menutup kemungkinan bahwa penularan virus SARS-CoV-2 di Indonesia ke depannya dapat melalui feses dan air limbah. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang dilakukan secara eksperimen di Indonesia sendiri karena sampai saat ini masih belum ditemukan kasus terkait penularan virus SARS-CoV-2 melaui feses.","PeriodicalId":186380,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124744059","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-18DOI: 10.51544/jkmlh.v7i1.2534
Kartina Wulandari, S. Suwignyo, Apriyani Apriyani, R. Kusumawati, Yuliana Lilit
Saat ini didunia sedang dihadapkan dengan suatu virus baru yaitu coronavirus jenis baru (SARS-Cov-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Diketahui mulai virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. (Who,2020). Peran petugas puskesmas dalam pencegahan covid-19 yaitu Sebagai Komunikator petugas puskesmas memiliki peran penting sebagai komunikator dalam menyampaikan informasi atau pesan yang benar dalam pencegahan covid-19. Sebagai Motivator petugas puskesmas harus mampu menjadi motivator di tengah-tengah masyarakat agar masyarakat bisa termotivasi melaksanakan pencegahan covid-19 pada dirinya,keluarga maupun lingkungannya sendiri. Sebagai Fasilitator Petugas puskesmas juga harus bisa menjadi fasilitator bagi masyarakat dalam menyediakan fasilitas bagi masyarakat yang membutuhkan, menjadi fasilitator tidak hanya pada saat penyuluhan saja juga dapat menyediakan tempat dan waktu untuk masyarakat jika ingin mendapatkan informasi mendalam mengenai covid-1.Penelitian ini bertujuan untuk Untuk menganalisis peran petugas puskesmas sebagai Komunikator dan Motivator terhadap pencegahan Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Long Hubung Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu
{"title":"ANALISIS PERAN PETUGAS PUSKESMAS TERHADAP PENCEGAHAN COVID-19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LONG HUBUNG KABUPATEN MAHAKAM ULU TAHUN 2021","authors":"Kartina Wulandari, S. Suwignyo, Apriyani Apriyani, R. Kusumawati, Yuliana Lilit","doi":"10.51544/jkmlh.v7i1.2534","DOIUrl":"https://doi.org/10.51544/jkmlh.v7i1.2534","url":null,"abstract":"Saat ini didunia sedang dihadapkan dengan suatu virus baru yaitu coronavirus jenis baru (SARS-Cov-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Diketahui mulai virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. (Who,2020). Peran petugas puskesmas dalam pencegahan covid-19 yaitu Sebagai Komunikator petugas puskesmas memiliki peran penting sebagai komunikator dalam menyampaikan informasi atau pesan yang benar dalam pencegahan covid-19. Sebagai Motivator petugas puskesmas harus mampu menjadi motivator di tengah-tengah masyarakat agar masyarakat bisa termotivasi melaksanakan pencegahan covid-19 pada dirinya,keluarga maupun lingkungannya sendiri. Sebagai Fasilitator Petugas puskesmas juga harus bisa menjadi fasilitator bagi masyarakat dalam menyediakan fasilitas bagi masyarakat yang membutuhkan, menjadi fasilitator tidak hanya pada saat penyuluhan saja juga dapat menyediakan tempat dan waktu untuk masyarakat jika ingin mendapatkan informasi mendalam mengenai covid-1.Penelitian ini bertujuan untuk Untuk menganalisis peran petugas puskesmas sebagai Komunikator dan Motivator terhadap pencegahan Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Long Hubung Kecamatan Long Hubung Kabupaten Mahakam Ulu","PeriodicalId":186380,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP","volume":"144 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114762300","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-18DOI: 10.51544/jkmlh.v7i1.2513
Jesika Margareta, Dhanti Prima D, Theresia Adriana E.D.W, Rizky Puspitarini
A house is a basic human need both as a place to live and as an investment asset. A healthy house is one of the means to achieve optimal health. The realization of public health in a housing is determined by the location, quality of environmental health infrastructure. The purpose of this research is to inspect and assess the quality of environmental sanitation in the Taman Surya Agung Sidoarjo housing estate, with reference Kepmenkes RI No. 829/1999 on Housing Health Requirements, SNI 03-1733-2004 on environmental management procedures, and Permenkes No. 3/2014 on Community-Based Total Sanitation. The research method is descriptive analytic by conducting direct observations and interviews in the field at three houses located in Taman Surya Agung Housing. The instrument used is an environmental health inspection form. The results showed that there were several variables that did not meet the requirements for the housing variable, house components, occupant behavior and house sanitation, but of all the houses inspected, they were categorized as healthy houses with an average value of 88.5%. The conclusion of this study is the residential and residential environment in Taman Surya Agung Sidoarjo Housing is categorized as a healthy environment.
房子是人类的基本需求,既是居住的地方,也是一种投资资产。健康的房子是达到最佳健康状态的手段之一。在住房中实现公共卫生是由环境卫生基础设施的位置和质量决定的。本研究的目的是检查和评估Taman Surya Agung Sidoarjo住宅区的环境卫生质量,参考Kepmenkes RI第829/1999号关于住房卫生要求、SNI 3-1733-2004号关于环境管理程序和Permenkes第3/2014号关于社区总体卫生的文件。研究方法是描述性分析,通过对位于Taman Surya Agung住宅的三所房屋进行直接观察和实地访谈。所用仪器为环境卫生检查表。结果表明,在住房变量、房屋组成、居住者行为和房屋卫生等方面,有几个变量不符合要求,但在所有被检查的房屋中,它们被归类为健康房屋,平均值为88.5%。本研究的结论是Taman Surya Agung Sidoarjo住房的居住和居住环境被归类为健康环境。
{"title":"INSPEKSI SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DI PERUMAHAN TAMAN SURYA AGUNG, WAGE, TAMAN, SIDOARJO","authors":"Jesika Margareta, Dhanti Prima D, Theresia Adriana E.D.W, Rizky Puspitarini","doi":"10.51544/jkmlh.v7i1.2513","DOIUrl":"https://doi.org/10.51544/jkmlh.v7i1.2513","url":null,"abstract":"A house is a basic human need both as a place to live and as an investment asset. A healthy house is one of the means to achieve optimal health. The realization of public health in a housing is determined by the location, quality of environmental health infrastructure. The purpose of this research is to inspect and assess the quality of environmental sanitation in the Taman Surya Agung Sidoarjo housing estate, with reference Kepmenkes RI No. 829/1999 on Housing Health Requirements, SNI 03-1733-2004 on environmental management procedures, and Permenkes No. 3/2014 on Community-Based Total Sanitation. The research method is descriptive analytic by conducting direct observations and interviews in the field at three houses located in Taman Surya Agung Housing. The instrument used is an environmental health inspection form. The results showed that there were several variables that did not meet the requirements for the housing variable, house components, occupant behavior and house sanitation, but of all the houses inspected, they were categorized as healthy houses with an average value of 88.5%. The conclusion of this study is the residential and residential environment in Taman Surya Agung Sidoarjo Housing is categorized as a healthy environment.","PeriodicalId":186380,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121112980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
In Indonesia, education can’t be separated from the role of teachers. Teachers have many responsibilities even with less welfare. Based on these problems, this study aims to measure the mental workload, analyze the factors that most influence it, and analyze improvement plans for teachers at SMP XYZ. The researcher uses a subjective workload measurement method in the form of a Rating Scale Mental Effort which only one measurement dimension is in the form of mental effort so that it is practical to use. The results showed that the value of the mental workload of teachers at SMP XYZ with the RSME method was 88.33 or the effort made tended to approach a fairly large scale. The most influencing factors are the difficulty of adapting learning to online, students do not have supporting devices, a lot of online learning preparation, and students who are late in collecting both assignments and remedial. Therefore, the improvement design that can overcome this is to provide online training and work guidance, facilitate mobile phone and internet quota assistance to students in need, provide students with project-based assignments that aren’t incriminating and fun, and proactively contact students and play the role of parents to assist online learning.
{"title":"PENGUKURAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RATING SCALE MENTAL EFFORT","authors":"Santika Sari, Aliza Nuralma, Axel Rajiv Feocliamsyah, Handy Hafiizh, Putri Elmiranda Sunardi","doi":"10.51544/jkmlh.v7i1.2258","DOIUrl":"https://doi.org/10.51544/jkmlh.v7i1.2258","url":null,"abstract":"In Indonesia, education can’t be separated from the role of teachers. Teachers have many responsibilities even with less welfare. Based on these problems, this study aims to measure the mental workload, analyze the factors that most influence it, and analyze improvement plans for teachers at SMP XYZ. The researcher uses a subjective workload measurement method in the form of a Rating Scale Mental Effort which only one measurement dimension is in the form of mental effort so that it is practical to use. The results showed that the value of the mental workload of teachers at SMP XYZ with the RSME method was 88.33 or the effort made tended to approach a fairly large scale. The most influencing factors are the difficulty of adapting learning to online, students do not have supporting devices, a lot of online learning preparation, and students who are late in collecting both assignments and remedial. Therefore, the improvement design that can overcome this is to provide online training and work guidance, facilitate mobile phone and internet quota assistance to students in need, provide students with project-based assignments that aren’t incriminating and fun, and proactively contact students and play the role of parents to assist online learning.","PeriodicalId":186380,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130354593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.51544/jkmlh.v7i1.3197
Bambang Sulistyo Pamudo, Herman Hartadi, L. S. Hendrawati
Pengeboran sumur Migas sebagai kegiatan yang berisiko tinggi. Risiko yang paling besar yaitu terjadinya kebakaran, Ledakan dan semburan liar (Blow Out). Akibat dampak potensi bahaya dan risiko yang tinggi (high risk) yang harus diminimalisasi melalui Risk Management yang meliputi identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan hirarkie pengendalian bahaya risiko. Sistem manajemen K3 yang baik tidak hanya melihat jenis bahaya, risikonya dan pengendalian saja, tetapi membuat sistem atau aturan dan prosedur (SOP) yang tepat yang memungkinkan semua bahaya dan risiko di tempat kerja teridentifikasi dan pengendaliannya dilaksanakan secara berkelanjutan. Potensi bahaya didasarkan pada dampaknya terhadap pekerja seperti infrastruktur, peralatan dan material, baik yang disediakan perusahaan maupun pihak lain termasuk perubahan yang bersifat sementara dan berdampak terhadap operasi, proses, dan aktivitas kerja. Langkah-langkah identifikasi bahaya dan penilaian risiko di antaranya:(1) Kumpulkan semua informasi mengenai jenis bahaya yang ada di tempat kerja, (2)Lakukan inspeksi rutin secara langsung untuk menemukan potensi bahaya yang ada di dan potensi risiko di tempat kerja..(3). Lakukan identifikasi bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition), seseorang kontak dengan faktor kimia (pelarut, perekat, cat, beracun ), faktor fisik (kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja), bahaya biologis (penyakit menular), dan faktor ergonomi (gerakan berulang, postur canggung, angkat berat). (4). Kelompokkan sifat bahaya yang teridentifikasi, (5) tentukan langkah-langkah pengendalian sementara, dan tentukan prioritas bahaya yang perlu pengendalian secara permanen. tindakan pengendalian sementara untuk melindungi pekerja sampai program pencegahan dan pengendalian bahaya secara permanen dapat diimplementasikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif menganalisis dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan menganalisis dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, identifikasi bahaya dan analisis risiko dengan metode Job Safety Analysis (JSA). Jumlah 15 informan (1 informan kunci), dari berbagai bagian Assisten Manager/Superintendent, Rig Supervisor, Officer Health, Officer Safety, Officer Security, Fireman, Driller, Assisten Driller, Mekanik, Operator Electrical. Hasil Penelitian ini dapat ditemukan potensi bahaya ( sejumlah 13 dengan jumlah risiko 15 ) dan bahaya tambahan ditemuakan di lapangan ( sejumlah 7 dengan sejumlah risiko 11), sehingga dapat ditemukan potensi bahaya dan risiko ( bahaya = 20 dan potensi risiko = 26)
{"title":"ANALISIS IDENTIFIKASI BAHAYA, RISIKO DAN PENGENDALIANNYA DI AREA PENGEBORAN (DRILLING) RIG A DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSYS (JSA) DI PT PTM","authors":"Bambang Sulistyo Pamudo, Herman Hartadi, L. S. Hendrawati","doi":"10.51544/jkmlh.v7i1.3197","DOIUrl":"https://doi.org/10.51544/jkmlh.v7i1.3197","url":null,"abstract":"Pengeboran sumur Migas sebagai kegiatan yang berisiko tinggi. Risiko yang paling besar yaitu terjadinya kebakaran, Ledakan dan semburan liar (Blow Out). Akibat dampak potensi bahaya dan risiko yang tinggi (high risk) yang harus diminimalisasi melalui Risk Management yang meliputi identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan hirarkie pengendalian bahaya risiko. Sistem manajemen K3 yang baik tidak hanya melihat jenis bahaya, risikonya dan pengendalian saja, tetapi membuat sistem atau aturan dan prosedur (SOP) yang tepat yang memungkinkan semua bahaya dan risiko di tempat kerja teridentifikasi dan pengendaliannya dilaksanakan secara berkelanjutan. Potensi bahaya didasarkan pada dampaknya terhadap pekerja seperti infrastruktur, peralatan dan material, baik yang disediakan perusahaan maupun pihak lain termasuk perubahan yang bersifat sementara dan berdampak terhadap operasi, proses, dan aktivitas kerja. Langkah-langkah identifikasi bahaya dan penilaian risiko di antaranya:(1) Kumpulkan semua informasi mengenai jenis bahaya yang ada di tempat kerja, (2)Lakukan inspeksi rutin secara langsung untuk menemukan potensi bahaya yang ada di dan potensi risiko di tempat kerja..(3). Lakukan identifikasi bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition), seseorang kontak dengan faktor kimia (pelarut, perekat, cat, beracun ), faktor fisik (kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja), bahaya biologis (penyakit menular), dan faktor ergonomi (gerakan berulang, postur canggung, angkat berat). (4). Kelompokkan sifat bahaya yang teridentifikasi, (5) tentukan langkah-langkah pengendalian sementara, dan tentukan prioritas bahaya yang perlu pengendalian secara permanen. tindakan pengendalian sementara untuk melindungi pekerja sampai program pencegahan dan pengendalian bahaya secara permanen dapat diimplementasikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif menganalisis dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan menganalisis dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, identifikasi bahaya dan analisis risiko dengan metode Job Safety Analysis (JSA). Jumlah 15 informan (1 informan kunci), dari berbagai bagian Assisten Manager/Superintendent, Rig Supervisor, Officer Health, Officer Safety, Officer Security, Fireman, Driller, Assisten Driller, Mekanik, Operator Electrical. Hasil Penelitian ini dapat ditemukan potensi bahaya ( sejumlah 13 dengan jumlah risiko 15 ) dan bahaya tambahan ditemuakan di lapangan ( sejumlah 7 dengan sejumlah risiko 11), sehingga dapat ditemukan potensi bahaya dan risiko ( bahaya = 20 dan potensi risiko = 26)","PeriodicalId":186380,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP","volume":"147 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122914513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu rencana yang dapat digunakan pengusaha dan pekerja yang bertujuan mencegah adanya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja juga dapat disebabkan oleh bahaya beserta risiko yang dibawanya. Karena hadirnya bahaya dan risiko tersebut, diperlukan upaya pengendalian agar meminimalisasi akibat yang dapat merugikan. Untuk meminimalisasi hal tersebut, diperlukan adanya aktivitas manajemen risiko, salah satunya adalah mengidentifikasi dan menganalisis potensi bahaya. Dalam proses tersebut dapat menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP). HAZOP merupakan teknik standar untuk menganalisis atau memodifikasi potensi bahaya dalam persiapan untuk menentukan masalah keamanan sistem atau pengoperasian. Kali ini, kami melakukan analisis terhadap potensi bahaya yang terdapat pada PB Maju Kranggan Jaya dikarenakan kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh pekerjanya masih belum menerapkan K3 dengan baik. Data yang kami kumpulkan menggunakan metode observasi dan wawancara serta didukung adanya kajian pustaka. Selanjutnya, data diolah dengan menggunakan HAZOP Worksheet. Dari hasil pengolahan data, didapatkan 16 potensi Hazard dengan risiko rendah, sedang, dan tinggi yang umum terjadi di lokasi kerja diantaranya adalah salah posisi, kelelahan, kelilipan, tergelincir, tangan terjepit, beban yang terlalu berat, terjepit mesin, kepala terbentur, dan tangan tergelincir. Selain itu, tingkat pengendalian risiko pada PB Maju Kranggan Jaya dapat dikatakan masih berisiko karena terdapat risiko bahaya dengan level sedang maupun tinggi. Langkah umum yang dapat diterapkan untuk mengurangi potensi hazard dan risiko tersebut adalah menyediakan dan mewajibkan seluruh pekerja untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sehingga dapat mengurangii adanya kecelakaan kerja
{"title":"PENGENDALIAN HAZARD DI PB MAJU KRANGGAN JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)","authors":"Santika Sari, Nugie Novanto, Nurfirli Ikhsan, Dimas Aditya, Muhammad Rafii Lisdiarto","doi":"10.51544/jkmlh.v6i2.2220","DOIUrl":"https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i2.2220","url":null,"abstract":"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu rencana yang dapat digunakan pengusaha dan pekerja yang bertujuan mencegah adanya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja juga dapat disebabkan oleh bahaya beserta risiko yang dibawanya. Karena hadirnya bahaya dan risiko tersebut, diperlukan upaya pengendalian agar meminimalisasi akibat yang dapat merugikan. Untuk meminimalisasi hal tersebut, diperlukan adanya aktivitas manajemen risiko, salah satunya adalah mengidentifikasi dan menganalisis potensi bahaya. Dalam proses tersebut dapat menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP). HAZOP merupakan teknik standar untuk menganalisis atau memodifikasi potensi bahaya dalam persiapan untuk menentukan masalah keamanan sistem atau pengoperasian. Kali ini, kami melakukan analisis terhadap potensi bahaya yang terdapat pada PB Maju Kranggan Jaya dikarenakan kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh pekerjanya masih belum menerapkan K3 dengan baik. Data yang kami kumpulkan menggunakan metode observasi dan wawancara serta didukung adanya kajian pustaka. Selanjutnya, data diolah dengan menggunakan HAZOP Worksheet. Dari hasil pengolahan data, didapatkan 16 potensi Hazard dengan risiko rendah, sedang, dan tinggi yang umum terjadi di lokasi kerja diantaranya adalah salah posisi, kelelahan, kelilipan, tergelincir, tangan terjepit, beban yang terlalu berat, terjepit mesin, kepala terbentur, dan tangan tergelincir. Selain itu, tingkat pengendalian risiko pada PB Maju Kranggan Jaya dapat dikatakan masih berisiko karena terdapat risiko bahaya dengan level sedang maupun tinggi. Langkah umum yang dapat diterapkan untuk mengurangi potensi hazard dan risiko tersebut adalah menyediakan dan mewajibkan seluruh pekerja untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sehingga dapat mengurangii adanya kecelakaan kerja","PeriodicalId":186380,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125666681","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.51544/jkmlh.v6i2.2415
Muhraza Siddiq, A. Prima, Novrika Silalahi, Ripai Siregar, S. Ginting
Work weakness is portion of the common probelms that are regulary experienced within the work constrain, wearness can significantly affect the health of the workforce and can reduce productivity, including the nurse workforce. Fatigue is often caused by inappropriate working hours. Shift workers tend to be more prone to work burnout. Impactof work shift on nurse's work weakness in the unit covid-19 roomRSUD dr. Djasamen Saragih. The study used quantitative research with observational methods on 34 respondents. Univariat analysis showed that the majority of respondents experienced work fatigue, namely 20 people (58.8%) and not tired of work, namely 14 people (41.2%). From the results of the Bivariate analysis between work shifts and work weakness using the Chi-Square test, the p-value is 0.005. With p-value (0.005)<(0.05). This H0 is rejected and H1 is accepted. There’s an effect of work shifts on the work fatigue of nurses in the Covid-19 Inpatient room at dr. Djasamen Saragih in 2021.
{"title":"PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT COVID-19 RSUD dr. DJASAMEN SARAGIH","authors":"Muhraza Siddiq, A. Prima, Novrika Silalahi, Ripai Siregar, S. Ginting","doi":"10.51544/jkmlh.v6i2.2415","DOIUrl":"https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i2.2415","url":null,"abstract":"Work weakness is portion of the common probelms that are regulary experienced within the work constrain, wearness can significantly affect the health of the workforce and can reduce productivity, including the nurse workforce. Fatigue is often caused by inappropriate working hours. Shift workers tend to be more prone to work burnout. Impactof work shift on nurse's work weakness in the unit covid-19 roomRSUD dr. Djasamen Saragih. The study used quantitative research with observational methods on 34 respondents. Univariat analysis showed that the majority of respondents experienced work fatigue, namely 20 people (58.8%) and not tired of work, namely 14 people (41.2%). From the results of the Bivariate analysis between work shifts and work weakness using the Chi-Square test, the p-value is 0.005. With p-value (0.005)<(0.05). This H0 is rejected and H1 is accepted. There’s an effect of work shifts on the work fatigue of nurses in the Covid-19 Inpatient room at dr. Djasamen Saragih in 2021.","PeriodicalId":186380,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126091877","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Imunisasi merupakan salah satu upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita secara efektif dan menjadi dasar utama pelayanan kesehatan preventif dan mengurangi penyebaran infeksi. Di masa pandemi Covid-19 ini, imunisasi tetap harus diupayakan terlaksana lengkap dan sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I. Berbagai wilayah Indonesia cakupan imunisasi rutin seperti campak, rubella, dan difteri semakin menurun sejak Maret 2020. Pada bulan Mei 2020 dilaporkan cakupan imunisasi difteri pertusis, dan tetanus (DPT3) berkurang > 35% dibandingkan di tahun 2019. Hal ini disebabkan tingginya kecemasan ibu takut membawa bayi balitanya ke posyandu, merasa kegiatan posyandu belum aman dilakukan di masa pandemi Covid-19. Survey awal didapati mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan mayoritas responden berpengetahuan rendah tentang upaya pencegahan penyebaran imunisasi pada saat imunisasi di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifitasan pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu dan cakupan imunisasi dalam pemberian imunisasi pada masa pandemi Covid-19 di wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa. Hasil penelitian menunjukkan Ada pengaruh pendidikan kesehatan dalam meningkatkan cakupan imunisasi dalam pandemik COVID-19 Di Wilayah Kerja Wilayah Puskesmas Tanjung Morawa (p-value < 0.05).
{"title":"PENINGKATAN CAKUPAN IMUNISASI DASAR DI MASA PANDEMI COVID-19 MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA TAHUN 2021","authors":"Wilda Wahyuni Siregar, Nikmah Jalilah Ritonga, Juneris Aritonang, Supran Hidayat Sihotang","doi":"10.51544/jkmlh.v6i2.2427","DOIUrl":"https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i2.2427","url":null,"abstract":"Imunisasi merupakan salah satu upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita secara efektif dan menjadi dasar utama pelayanan kesehatan preventif dan mengurangi penyebaran infeksi. Di masa pandemi Covid-19 ini, imunisasi tetap harus diupayakan terlaksana lengkap dan sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I. Berbagai wilayah Indonesia cakupan imunisasi rutin seperti campak, rubella, dan difteri semakin menurun sejak Maret 2020. Pada bulan Mei 2020 dilaporkan cakupan imunisasi difteri pertusis, dan tetanus (DPT3) berkurang > 35% dibandingkan di tahun 2019. Hal ini disebabkan tingginya kecemasan ibu takut membawa bayi balitanya ke posyandu, merasa kegiatan posyandu belum aman dilakukan di masa pandemi Covid-19. Survey awal didapati mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan mayoritas responden berpengetahuan rendah tentang upaya pencegahan penyebaran imunisasi pada saat imunisasi di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifitasan pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu dan cakupan imunisasi dalam pemberian imunisasi pada masa pandemi Covid-19 di wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa. Hasil penelitian menunjukkan Ada pengaruh pendidikan kesehatan dalam meningkatkan cakupan imunisasi dalam pandemik COVID-19 Di Wilayah Kerja Wilayah Puskesmas Tanjung Morawa (p-value < 0.05).","PeriodicalId":186380,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114854057","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.51544/jkmlh.v6i2.2242
L. Nasution, E. Sari
Pada era pandemi saat ini, kelompok lansia merupakan kelompok yang paling berisiko mengalami keparahan/morbiditas dan mortalitas akibat penyakit Covid-19. Untuk itu pencegahan penularan melalui upaya promotif dan preventif terhadap Covid-19 bagi lansia menjadi prioritas, baik di tingkat masyarakat maupun di fasilitas kesehatan. Upaya promotif dan preventif maka perlu dilakukan pendekatan dengan komunikasi koersif. Komunikasi koersif adalah proses penyampaian pesan (pikiran dan perasaan) oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, opini, atau perilaku dengan gaya yang mengandung paksaan sehingga memberikan dampak adanya kepatuhan akan kebijakan serta aturan dalam menjalankan protokol kesehatan seperti (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) bahkan adanya sanksi bagi yang melanggar kebijakan dan aturan. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dan penelitian kualitatif. Sampel penelitian ini yakni sebanyak 10 (sepuluh) lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak. Sampel penelitian ditentukan secara non-random sampling dengan jenis purposive sampling dimana peneliti memilih sampel dari populasi menggunakan kriteria. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diketahui bahwa petugas kesehatan menggunakan komunikasi koersif yang terdiri dari 5 tahapan yaitu menasihati, menegur, memberikan peringatan, memberikan hukuman, dan melakukan tindakan fisik kepada lansia. Komunikasi koersif memiliki efek terhadap lansia yaitu timbulnya rasa kekhawatiran, rasa takut akan penting protokol kesehatan guna memutus penyebaran virus Covid-19. Saran peneliti terhadap petugas kesehatan yang membaca, atau pembaca yang akan menjadi petugas kesehatan agar tidak terlalu keras atau kasar terhadap lansia sehingga dapat memberikan efek jera, namun jangan sampai dan sebisa mungkin dihindari untuk melakukan tindakan fisik ke lansia agar lansia tidak mengalami trauma akan rasa takut yang berlebih akan adanya aturan dan kebijakan protol kesehatan.
{"title":"PENGARUH KOMUNIKASI KOERSIF TENTANG PROTOKOL KESEHATAN TERHADAP PENCEGAHAN PENULARAN VIRUS COVID-19 PADA IBU LANSIA DI ERA NEW NORMAL","authors":"L. Nasution, E. Sari","doi":"10.51544/jkmlh.v6i2.2242","DOIUrl":"https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i2.2242","url":null,"abstract":"Pada era pandemi saat ini, kelompok lansia merupakan kelompok yang paling berisiko mengalami keparahan/morbiditas dan mortalitas akibat penyakit Covid-19. Untuk itu pencegahan penularan melalui upaya promotif dan preventif terhadap Covid-19 bagi lansia menjadi prioritas, baik di tingkat masyarakat maupun di fasilitas kesehatan. \u0000Upaya promotif dan preventif maka perlu dilakukan pendekatan dengan komunikasi koersif. Komunikasi koersif adalah proses penyampaian pesan (pikiran dan perasaan) oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, opini, atau perilaku dengan gaya yang mengandung paksaan sehingga memberikan dampak adanya kepatuhan akan kebijakan serta aturan dalam menjalankan protokol kesehatan seperti (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) bahkan adanya sanksi bagi yang melanggar kebijakan dan aturan. \u0000Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dan penelitian kualitatif. Sampel penelitian ini yakni sebanyak 10 (sepuluh) lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak. Sampel penelitian ditentukan secara non-random sampling dengan jenis purposive sampling dimana peneliti memilih sampel dari populasi menggunakan kriteria. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. \u0000Hasil penelitian diketahui bahwa petugas kesehatan menggunakan komunikasi koersif yang terdiri dari 5 tahapan yaitu menasihati, menegur, memberikan peringatan, memberikan hukuman, dan melakukan tindakan fisik kepada lansia. Komunikasi koersif memiliki efek terhadap lansia yaitu timbulnya rasa kekhawatiran, rasa takut akan penting protokol kesehatan guna memutus penyebaran virus Covid-19. Saran peneliti terhadap petugas kesehatan yang membaca, atau pembaca yang akan menjadi petugas kesehatan agar tidak terlalu keras atau kasar terhadap lansia sehingga dapat memberikan efek jera, namun jangan sampai dan sebisa mungkin dihindari untuk melakukan tindakan fisik ke lansia agar lansia tidak mengalami trauma akan rasa takut yang berlebih akan adanya aturan dan kebijakan protol kesehatan.","PeriodicalId":186380,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121219256","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-22DOI: 10.51544/jkmlh.v6i2.2206
S. Lahmadi, B. Ridhosari, I. W. Suryawan, Ariyanti Sarwono
The building construction project is one of the activities that can pose a safety risk. Work safety risk assessment can be done using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method and looking at the Risk Priority Number (RPN) value. The purpose of this research is to take a case study of the building Office in determining the highest RPN and provide recommendations on its management. This project consists of 13 earthworks, passenger hoist, tower crane, scaffolding jobs, ironworks, formwork work, foundry work, mechanical, electrical plumbing (MEP) work, welding work, and floor wall doing works, and ceramic installation work. The highest RPN from the observations occurred in Iron Fabrication which can cause fingers hit by a bar cutter and bender. In this case, personal protective equipment (PPE) is significant in preventing these impacts from occurring in the project work area.
{"title":"RISK ASSESSMENT IN 13-STORY BUILDING PROJECTS WITH THE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) METHOD AND THE DOMINO EFFECT","authors":"S. Lahmadi, B. Ridhosari, I. W. Suryawan, Ariyanti Sarwono","doi":"10.51544/jkmlh.v6i2.2206","DOIUrl":"https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i2.2206","url":null,"abstract":"The building construction project is one of the activities that can pose a safety risk. Work safety risk assessment can be done using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method and looking at the Risk Priority Number (RPN) value. The purpose of this research is to take a case study of the building Office in determining the highest RPN and provide recommendations on its management. This project consists of 13 earthworks, passenger hoist, tower crane, scaffolding jobs, ironworks, formwork work, foundry work, mechanical, electrical plumbing (MEP) work, welding work, and floor wall doing works, and ceramic installation work. The highest RPN from the observations occurred in Iron Fabrication which can cause fingers hit by a bar cutter and bender. In this case, personal protective equipment (PPE) is significant in preventing these impacts from occurring in the project work area.","PeriodicalId":186380,"journal":{"name":"JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116852151","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}