Pub Date : 2022-05-23DOI: 10.33005/waluyojatmiko.v15i1.20
Silvana Mohamad, Evi Yuliawati
Bulukumba merupakan salah satu daerah penghasil rumput laut terbesar di Indonesia, dengan panjang pantai sekitar 12 km. Salah satu daerah dengan mayoritas pekerjanya sebagai rumput laut di Kabupaten Bulukumba adalah Dusun Babana. Persentase penduduk yang bekerja pada kegiatan informal pada tahun 2021 adalah sebesar 59,45%, dengan proporsi perempuan yang bekerja mencapai 63,8% dan laki-laki 56,61%. Hal ini berarti, perempuan dan laki-laki sama-sama bekerja untuk membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah ekonomi.Pada tahun 2024, pemerintah menargetkan produksi rumput laut mencapai 12-13 juta ton. Namun, kondisi berbanding terbalik dengan yang diharapkan. Pasalnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi volume produksi rumput laut. Faktor-faktor tersebut berasal dari faktor eksternal lingkungan petani, sehingga menjadi pemicu turunnya motivasi kerja dari petani rumput laut. Ergonomi sebagai keilmuan yang multidisiplin dengan menitikberatkan manusia sebagai titik pusat yang terlibat dalam perbaikan sebuah sistem yang pada kenyataannya mempunyai batasan kemampuan ketika berhadapan dengan lingkungan kerjanya. Metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process dengan hasil rendahnya motivasi petani rumput laut laki-laki dominan disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dengan bobot 0,34 dan perempuan dengan faktor yang sama yang bobotnya 0,31. Anova One Way didapatkan bahwa F hitung 65,55 dan F tabel 5,19. Artinya, H0 ditolak dan H1 diterima (terdapat pengaruh yang signifikan antara gender terhadap rendahnya motivasi petani rumput laut). Laki-laki sebagai kepala keluarga merasa memiliki peran untuk menghidupi dan menafkahi keluarga. Sehingga motivasi bisa menurun lebih besar ketika target atau pekerjaan tidak mendapatkan hasil.
{"title":"PENDEKATAN ERGONOMI PADA PENGARUH GENDER TERHADAP RENDAHNYA MOTIVASI KERJA PETANI RUMPUT LAUT DIDUSUN BABANA, KABUPATEN BULUKUMBA","authors":"Silvana Mohamad, Evi Yuliawati","doi":"10.33005/waluyojatmiko.v15i1.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/waluyojatmiko.v15i1.20","url":null,"abstract":"Bulukumba merupakan salah satu daerah penghasil rumput laut terbesar di Indonesia, dengan panjang pantai sekitar 12 km. Salah satu daerah dengan mayoritas pekerjanya sebagai rumput laut di Kabupaten Bulukumba adalah Dusun Babana. Persentase penduduk yang bekerja pada kegiatan informal pada tahun 2021 adalah sebesar 59,45%, dengan proporsi perempuan yang bekerja mencapai 63,8% dan laki-laki 56,61%. Hal ini berarti, perempuan dan laki-laki sama-sama bekerja untuk membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah ekonomi.Pada tahun 2024, pemerintah menargetkan produksi rumput laut mencapai 12-13 juta ton. Namun, kondisi berbanding terbalik dengan yang diharapkan. Pasalnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi volume produksi rumput laut. Faktor-faktor tersebut berasal dari faktor eksternal lingkungan petani, sehingga menjadi pemicu turunnya motivasi kerja dari petani rumput laut. Ergonomi sebagai keilmuan yang multidisiplin dengan menitikberatkan manusia sebagai titik pusat yang terlibat dalam perbaikan sebuah sistem yang pada kenyataannya mempunyai batasan kemampuan ketika berhadapan dengan lingkungan kerjanya. Metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process dengan hasil rendahnya motivasi petani rumput laut laki-laki dominan disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dengan bobot 0,34 dan perempuan dengan faktor yang sama yang bobotnya 0,31. Anova One Way didapatkan bahwa F hitung 65,55 dan F tabel 5,19. Artinya, H0 ditolak dan H1 diterima (terdapat pengaruh yang signifikan antara gender terhadap rendahnya motivasi petani rumput laut). Laki-laki sebagai kepala keluarga merasa memiliki peran untuk menghidupi dan menafkahi keluarga. Sehingga motivasi bisa menurun lebih besar ketika target atau pekerjaan tidak mendapatkan hasil.","PeriodicalId":228863,"journal":{"name":"WALUYO JATMIKO PROCEEDING","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122531260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-23DOI: 10.33005/waluyojatmiko.v15i1.42
Joumil Aidil Saifuddin, Isna Nugraha, Y. Winursito
Pertumbuhan bisnis usaha di Indonesia saat ini sedang berkembang pesat. Perusahaan saling berkompetitif dalam menjalankan bisnis usaha yang dijalankan agar dapat bersaing dan bertahan di pasaran. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa HDPE. Dalam menjalankan proses bisnisnya PT XYZ sering mengalami berbagai macam permasalahan salah satunya yaitu kecacatan produk pipa HDPE. Permasalahan tersebut terjadi karena human error dan mesin yang sering mengalami kerusakan. Banyaknya produk cacat pipa HDPE yang dihasilkan oleh perusahaan mencapai 6% per hari dari total produk yang diproduksi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan analisis terkait dengan pemborosan pada produksi pipa HDPE dengan menggunakan metode lean manufacturing. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa jenis waste paling banyak terjadi adalah Defect dengan skor rata-rata 3.2. Reduksi waktu produksi sebesar 65 menit dari lead time pada big picture mapping awal sebesar 315 menit menjadi 250 menit pada big picture mapping usulan. Terdapat 3 waste yang memiliki nilai Risk Priority Number tertinggi yaitu waste defect, over production, dan waiting.
{"title":"ANALISIS PENGENDALIAN WASTE PRODUK PIPA HDPE DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DAN FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PT XYZ","authors":"Joumil Aidil Saifuddin, Isna Nugraha, Y. Winursito","doi":"10.33005/waluyojatmiko.v15i1.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/waluyojatmiko.v15i1.42","url":null,"abstract":"Pertumbuhan bisnis usaha di Indonesia saat ini sedang berkembang pesat. Perusahaan saling berkompetitif dalam menjalankan bisnis usaha yang dijalankan agar dapat bersaing dan bertahan di pasaran. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa HDPE. Dalam menjalankan proses bisnisnya PT XYZ sering mengalami berbagai macam permasalahan salah satunya yaitu kecacatan produk pipa HDPE. Permasalahan tersebut terjadi karena human error dan mesin yang sering mengalami kerusakan. Banyaknya produk cacat pipa HDPE yang dihasilkan oleh perusahaan mencapai 6% per hari dari total produk yang diproduksi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan analisis terkait dengan pemborosan pada produksi pipa HDPE dengan menggunakan metode lean manufacturing. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa jenis waste paling banyak terjadi adalah Defect dengan skor rata-rata 3.2. Reduksi waktu produksi sebesar 65 menit dari lead time pada big picture mapping awal sebesar 315 menit menjadi 250 menit pada big picture mapping usulan. Terdapat 3 waste yang memiliki nilai Risk Priority Number tertinggi yaitu waste defect, over production, dan waiting. ","PeriodicalId":228863,"journal":{"name":"WALUYO JATMIKO PROCEEDING","volume":"111 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128052665","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Kualitas konveksi sebagai bahan baku dalam proses produksi memiliki peran penting. Pengendalian kualitas konveksi merupakan kunci dalam mempertahankan hasil produksi. Hal inilah yang mendasari tujuan penelitian ini untuk melakukan upaya perbaikan dalam aktivitas produksinya dengan menekan angka produk cacat dalam proses produksinya. Pengendalian kualitas konveksi dilakukan dengan menentukan beberapa parameter yaitu pemotongan, bordir, penjahitan dan finishing. Penelitian ini menggunakan metode Six Sigma dengan konsep DMAIC. Dengan menggunakan diagram Pareto diketahui bahwa kecacatan berada pada proses pemotongan, bordir, penjahitan dan finishing. Selanjutnya, diagram fishbone digunakan guna mengetahui persentase cacat terbesar. Perbaikan dilakukan dengan FMEA pada nilai RPN tertinggi yaitu pada proses pemotongan. Sebagai tambahan, nilai level sigma adalah 3.38503 dengan kemungkinan cacat sebesar 9379 untuk sejuta proses. Kata Kunci: DMAIC, Pengendalian Kualitas, Produk Konveksi, Six Sigma. ABSTRACT The quality of convection as a raw material in the production process has an important role. Convection quality control is the key in maintaining production results. This is what underlies the purpose of this research to make efforts to improve its production activities by reducing the number of defective products in the production process. Convection quality control is carried out by determining several parameters, namely cutting, embroidery, sewing and finishing. This study uses the Six Sigma method with the DMAIC concept. By using the Pareto diagram, it is known that the defects are in the cutting, embroidery, sewing and finishing processes. Furthermore, the fishbone diagram is used to determine the largest percentage of defects. Improvements are made with FMEA at the highest RPN value, namely in the cutting process. In addition, the sigma level value is 3.38503 with a possible defect of 9379 for a million processes. Keywords: DMAIC, Quality Control, Connvection Product, Six Sigma,
生产过程中对流作为原料的抽象质量起着重要作用。对流质量控制是确保生产质量的关键。这就是本研究的目的,通过压制有缺陷的产品数量来改善其生产活动。对流质量控制是通过确定切割、刺绣、缝纫和装饰等参数来进行的。本研究采用六西格玛方法与DMAIC概念。通过帕雷托图,我们发现缺陷存在于伤口、刺绣、缝纫和缝纫的过程中。接下来,鱼骨图被用来确定最大的缺陷百分比。修复工作是通过FMEA在RPN的最高分数上实现的,即在切割过程中。此外,西格玛级值是3。38503过程概率高达9379缺陷来一百万 . 关键词:DMAIC,质量控制,对流产品,Six Sigma。美国抽象之品质convection a raw》材料制作的过程有一个重要角色。质量控制是持久生产回报的关键。这就是underlies之目的这个研究让efforts to improve它的制作、lds by reducing境有缺陷的当家产品制作的过程。受限制的质量控制是由几个parameters的决心决定的,namely cut, embroli, sewing and finishing都考虑到了。这个研究利用《DMAIC Six Sigma方法和理念。用帕累托图》,是由卡特知道那个境defects英亩,embroidery sewing和processes结尾。Furthermore,《最大鱼骨图是习惯个重大percentage of defects。和FMEA Improvements是制造at境最高RPN价值,namely卡特的过程。在加法,sigma,《价值是3 . 38503 with a级可能defect of 9379 for a百万processes) . 安装:DMAIC,质量控制,Six Sigma Connvection广告
{"title":"ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KONVEKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PT. XYZ","authors":"Alisa Qothrunnada, Dimas Herlambang Putra, Jasur, Isna Nugraha","doi":"10.33005/waluyojatmiko.v15i1.31","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/waluyojatmiko.v15i1.31","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Kualitas konveksi sebagai bahan baku dalam proses produksi memiliki peran penting. Pengendalian kualitas konveksi merupakan kunci dalam mempertahankan hasil produksi. Hal inilah yang mendasari tujuan penelitian ini untuk melakukan upaya perbaikan dalam aktivitas produksinya dengan menekan angka produk cacat dalam proses produksinya. Pengendalian kualitas konveksi dilakukan dengan menentukan beberapa parameter yaitu pemotongan, bordir, penjahitan dan finishing. Penelitian ini menggunakan metode Six Sigma dengan konsep DMAIC. Dengan menggunakan diagram Pareto diketahui bahwa kecacatan berada pada proses pemotongan, bordir, penjahitan dan finishing. Selanjutnya, diagram fishbone digunakan guna mengetahui persentase cacat terbesar. Perbaikan dilakukan dengan FMEA pada nilai RPN tertinggi yaitu pada proses pemotongan. Sebagai tambahan, nilai level sigma adalah 3.38503 dengan kemungkinan cacat sebesar 9379 untuk sejuta proses. \u0000 \u0000Kata Kunci: DMAIC, Pengendalian Kualitas, Produk Konveksi, Six Sigma. \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000The quality of convection as a raw material in the production process has an important role. Convection quality control is the key in maintaining production results. This is what underlies the purpose of this research to make efforts to improve its production activities by reducing the number of defective products in the production process. Convection quality control is carried out by determining several parameters, namely cutting, embroidery, sewing and finishing. This study uses the Six Sigma method with the DMAIC concept. By using the Pareto diagram, it is known that the defects are in the cutting, embroidery, sewing and finishing processes. Furthermore, the fishbone diagram is used to determine the largest percentage of defects. Improvements are made with FMEA at the highest RPN value, namely in the cutting process. In addition, the sigma level value is 3.38503 with a possible defect of 9379 for a million processes. \u0000 \u0000Keywords: DMAIC, Quality Control, Connvection Product, Six Sigma,","PeriodicalId":228863,"journal":{"name":"WALUYO JATMIKO PROCEEDING","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133077527","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-23DOI: 10.33005/waluyojatmiko.v15i1.21
Endang Pudji W, Rizqi Novita Sari
Lean manufacturing adalah metode untuk meningkatkan efisiensi sistem dengan mereduksi waste (pemborosan). Pendekatan ini dilakukan dengan memahami gambaran umum perusahaan melalui aliran informasi dan material di lantai produksi dengan membuat value stream mapping. Aktivitas ini dikelompokkan menjadi nilai tambah (value added) dan non-tambah (non value added). Masalah utama di PT. X adalah tingkat waste yang semakin tinggi selama proses produksi. Waste tersebut terdiri dari munculnya defect pada proses finishing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waste terbesar terjadi pada proses transportation, waiting dan defect. Proses produksi konstruksi baja merupakan proses yang memiliki aktivitas yang tinggi dalam process activity mapping. Sebanyak 9 (36%) aktivitas dilakukan saat proses operation, diikuti dengan 8 (32%) aktivitas saat proses transporation dan 3 (12%) aktivitas saat proses storage, kemudian terdapat delay sebanyak 2 (8%) aktivitas dari total 25 aktivitas yang dilakukan. Sehingga, usulan perbaikan berdasarkan Risk Priority Number (RPN) diberikan kepada 3 waste tertinggi, yaitu proses transportation sebesar 216, waiting sebesar 100, dan defect sebesar 80. Kata Kunci: Lean manufacture, identifikasi waste, minimasi waste, seven waste.
{"title":"IDENTIFIKASI DAN MINIMASI WASTE DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING PADA PROSES PRODUKSI DI PT. X","authors":"Endang Pudji W, Rizqi Novita Sari","doi":"10.33005/waluyojatmiko.v15i1.21","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/waluyojatmiko.v15i1.21","url":null,"abstract":"Lean manufacturing adalah metode untuk meningkatkan efisiensi sistem dengan mereduksi waste (pemborosan). Pendekatan ini dilakukan dengan memahami gambaran umum perusahaan melalui aliran informasi dan material di lantai produksi dengan membuat value stream mapping. Aktivitas ini dikelompokkan menjadi nilai tambah (value added) dan non-tambah (non value added). Masalah utama di PT. X adalah tingkat waste yang semakin tinggi selama proses produksi. Waste tersebut terdiri dari munculnya defect pada proses finishing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waste terbesar terjadi pada proses transportation, waiting dan defect. Proses produksi konstruksi baja merupakan proses yang memiliki aktivitas yang tinggi dalam process activity mapping. Sebanyak 9 (36%) aktivitas dilakukan saat proses operation, diikuti dengan 8 (32%) aktivitas saat proses transporation dan 3 (12%) aktivitas saat proses storage, kemudian terdapat delay sebanyak 2 (8%) aktivitas dari total 25 aktivitas yang dilakukan. Sehingga, usulan perbaikan berdasarkan Risk Priority Number (RPN) diberikan kepada 3 waste tertinggi, yaitu proses transportation sebesar 216, waiting sebesar 100, dan defect sebesar 80. \u0000 \u0000Kata Kunci: Lean manufacture, identifikasi waste, minimasi waste, seven waste.","PeriodicalId":228863,"journal":{"name":"WALUYO JATMIKO PROCEEDING","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114577940","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-23DOI: 10.33005/waluyojatmiko.v15i1.26
Akmal Suryadi, Mega Cattleya P.A. Islami, Muhammad D.A.S
Untuk mendukung aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat pasti menginginkan produk yang berkualitas, praktis saat digunakan serta harga yang terjangkau. Tidak hanya itu, suatu produk yang berkualitas juga diharapkan dapat memenuhi beberapa aspek seperti aspek keamanan, aspek kenyamanan dan nilai tambah lainnya. Untuk menciptakan produk berkualitas yang memenuhi banyak aspek permintaan dari masyarakat, maka dibutuhkan peran teknologi dalam perancangannya. Peran teknologi berfungsi untuk membantu peneliti dalam proses perancangan serta pengembangan suatu produk, sehingga dapat memberikan inovasi produk secara sederhana ataupun kompleks yang memiliki nilai tepat guna. Penelitian ini didasarkan pada keluhan masyarakat tentang harga produk pengering pakaian yang cukup tinggi, sehingga dicrancanglah jemuran bebas hujan dengan sensor hujan dan cahaya serta harga yang lebih terjangkau. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab keluhan masyarakat Gunung Anyar yang menginginkan penjemur pakaian yang bebas hujan dengan harga yang terjangkau. Pada proses perancangan digunakan metode Design for Assembly (DFA) & Pahl and Beitz. Melalui proses perancangan maka dihasilkan rancangan produk penjemur pakaian bebas hujan dengan spesifikasi berat 15 kg, dimensi panjang x lebar x tinggi adalah 180 cm x 160 cm x 200 cm, bahan yang digunakan adalah aluminium hallow yang dilengkapi dengan sensor hujan serta sensor cahaya.
{"title":"DESIGN JEMURAN PAKAIAN BEBAS HUJAN DENGAN METODE DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) DAN PAHL AND BEITZ","authors":"Akmal Suryadi, Mega Cattleya P.A. Islami, Muhammad D.A.S","doi":"10.33005/waluyojatmiko.v15i1.26","DOIUrl":"https://doi.org/10.33005/waluyojatmiko.v15i1.26","url":null,"abstract":"Untuk mendukung aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat pasti menginginkan produk yang berkualitas, praktis saat digunakan serta harga yang terjangkau. Tidak hanya itu, suatu produk yang berkualitas juga diharapkan dapat memenuhi beberapa aspek seperti aspek keamanan, aspek kenyamanan dan nilai tambah lainnya. Untuk menciptakan produk berkualitas yang memenuhi banyak aspek permintaan dari masyarakat, maka dibutuhkan peran teknologi dalam perancangannya. Peran teknologi berfungsi untuk membantu peneliti dalam proses perancangan serta pengembangan suatu produk, sehingga dapat memberikan inovasi produk secara sederhana ataupun kompleks yang memiliki nilai tepat guna. Penelitian ini didasarkan pada keluhan masyarakat tentang harga produk pengering pakaian yang cukup tinggi, sehingga dicrancanglah jemuran bebas hujan dengan sensor hujan dan cahaya serta harga yang lebih terjangkau. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab keluhan masyarakat Gunung Anyar yang menginginkan penjemur pakaian yang bebas hujan dengan harga yang terjangkau. Pada proses perancangan digunakan metode Design for Assembly (DFA) & Pahl and Beitz. Melalui proses perancangan maka dihasilkan rancangan produk penjemur pakaian bebas hujan dengan spesifikasi berat 15 kg, dimensi panjang x lebar x tinggi adalah 180 cm x 160 cm x 200 cm, bahan yang digunakan adalah aluminium hallow yang dilengkapi dengan sensor hujan serta sensor cahaya.","PeriodicalId":228863,"journal":{"name":"WALUYO JATMIKO PROCEEDING","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131818454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}