Pub Date : 2022-07-07DOI: 10.32815/jeskovsia.v6i01.728
Teguh Adi Saputra, Faldi Hendrawan
Pasuruan is an area that has many talented young people. As an area with a lot of potential for the younger generation, Pasuruan is very concerned about education on their mental health. However, the development of awareness of self-healing is quite slow due to the influence of some social environments that pay less attention to mental health and mental wounds. Another factor is the lack of educational media regarding self-healing. Therefore, it is necessary to make some kind of illustration for educational media in the form of picture books, so that teenagers know that mental wounds can be healed by self-healing. The research method used in conducting this research is observation, namely making direct observations to the intended location and conducting interviews with resource persons. Then supported by literature study sourced from books and journals. The design process for making this picture book starts from the Pre-Production stage which includes the script and rough layout. For the Production process is the character visualization process, coloring, editing process. And for the Post-Production process is the process of finishing, publishing and testing. The test was carried out through a media questionnaire which was distributed to 30 respondents of late teens to find out how well they understood this book. The results of the questionnaire show that this book can be understood well. Thus, this self-healing picture book is appropriate to be used as an educational medium for teenagers. Keywords : Ilustrated book, media education, caracter cisualisation, self healing.
{"title":"Buku Bergambar “Self Healing” Sebagai Media Edukasi Untuk Remaja Pasuruan","authors":"Teguh Adi Saputra, Faldi Hendrawan","doi":"10.32815/jeskovsia.v6i01.728","DOIUrl":"https://doi.org/10.32815/jeskovsia.v6i01.728","url":null,"abstract":"Pasuruan is an area that has many talented young people. As an area with a lot of potential for the younger generation, Pasuruan is very concerned about education on their mental health. However, the development of awareness of self-healing is quite slow due to the influence of some social environments that pay less attention to mental health and mental wounds. Another factor is the lack of educational media regarding self-healing. Therefore, it is necessary to make some kind of illustration for educational media in the form of picture books, so that teenagers know that mental wounds can be healed by self-healing. The research method used in conducting this research is observation, namely making direct observations to the intended location and conducting interviews with resource persons. Then supported by literature study sourced from books and journals. The design process for making this picture book starts from the Pre-Production stage which includes the script and rough layout. For the Production process is the character visualization process, coloring, editing process. And for the Post-Production process is the process of finishing, publishing and testing. The test was carried out through a media questionnaire which was distributed to 30 respondents of late teens to find out how well they understood this book. The results of the questionnaire show that this book can be understood well. Thus, this self-healing picture book is appropriate to be used as an educational medium for teenagers. \u0000Keywords : Ilustrated book, media education, caracter cisualisation, self healing.","PeriodicalId":233609,"journal":{"name":"Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114171188","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-07DOI: 10.32815/jeskovsia.v6i01.747
Erina Rahmanil Mauludiyah, Eva Handriyantini, Rina Nurfitri
Bahaya Stunting memang saat ini menjadi hal yang harus diperhatikan, pencegahan yang dilakukan dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat merupakan hal yang tepat dengan menggunakna media yang sesuai untuk mendukung jalannya sosialisasi agar efektif. Permasalahan yang terjadi dikarenakan media yang digunakan dalam sosialisasi kurang tepat sehingga dengan adanya media baru berbasis motion graphic ini harapannya mampu menjadikan sebuah sosialisasi berjalan efektif dan mencapai target audience. Dalam mengatasi permasalahn yang terjadi maka dibutuhkan sebuah solusi baru yaitu berbentuk media baru berbasis motion graphic ini yang nantinya berfungsi sebagai bahan dalam sosialisasi dan edukasi baru yang bisa diakses oleh umum melalui media social. Peran media tersebut mempermudah jalannya sebuah pengenalan dan pencegahan stunting baik secara langsung (offline) maupun secara tidak langsung (online). Kata Kunci : Stunting, Motion Graphic, Sosialisasi, Edukasi
{"title":"Perancangan Motion Graphic Pola Makan Ibu Hamil Sebagai Bahan Sosialisasi Stunting Desa Jambearjo","authors":"Erina Rahmanil Mauludiyah, Eva Handriyantini, Rina Nurfitri","doi":"10.32815/jeskovsia.v6i01.747","DOIUrl":"https://doi.org/10.32815/jeskovsia.v6i01.747","url":null,"abstract":"Bahaya Stunting memang saat ini menjadi hal yang harus diperhatikan, pencegahan yang dilakukan dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat merupakan hal yang tepat dengan menggunakna media yang sesuai untuk mendukung jalannya sosialisasi agar efektif. Permasalahan yang terjadi dikarenakan media yang digunakan dalam sosialisasi kurang tepat sehingga dengan adanya media baru berbasis motion graphic ini harapannya mampu menjadikan sebuah sosialisasi berjalan efektif dan mencapai target audience. Dalam mengatasi permasalahn yang terjadi maka dibutuhkan sebuah solusi baru yaitu berbentuk media baru berbasis motion graphic ini yang nantinya berfungsi sebagai bahan dalam sosialisasi dan edukasi baru yang bisa diakses oleh umum melalui media social. Peran media tersebut mempermudah jalannya sebuah pengenalan dan pencegahan stunting baik secara langsung (offline) maupun secara tidak langsung (online). \u0000Kata Kunci : Stunting, Motion Graphic, Sosialisasi, Edukasi","PeriodicalId":233609,"journal":{"name":"Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127109715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-06DOI: 10.32815/jeskovsia.v6i01.733
Meydina Dyning Pertiwi, Elfa Olivia Verdiana
Penelitian ini membahas tentang identitas visual sebagai media promosi dikarenakan Nimade Donuts belum memiliki identitas visual sehingga kustomer kesulitan mengetahui brand ini.Pada penelitian ini Nimade Donuts mengupayakan untuk menggunakan media promosi yang lebih efisien dengan cara membuat logo, kemasan, kartu nama, poster serta x – banner. Media promosi ini nantinya akan menjadi salah satu media cetak yang digunakan dan diletakkan di toko Nimade Donuts. Logo Nimade Donuts yang di aplikasikan pada acrilyc ini nantinya akan menjadi sign system yang diletakkan di depan toko Nimade Donuts untuk mempermudah customer. Dari kuisioner yang dibagikan kepada 30 responden sebanyak 90,78% menyatakan bahwa pemilihan identitas visual dan media promosi foto sangat setuju dan sudah sesuai dengan target pasar sehingga dengan adanya identitas visual dan media promosi ini sudah menjawab rumusan masalah. Kata Kunci: Visual Identity, Nimade Donuts, Media Promosi, Kota Malang
{"title":"Visual Identity Nimade Donuts Sebagai Media Promosi Di Kota Malang","authors":"Meydina Dyning Pertiwi, Elfa Olivia Verdiana","doi":"10.32815/jeskovsia.v6i01.733","DOIUrl":"https://doi.org/10.32815/jeskovsia.v6i01.733","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang identitas visual sebagai media promosi dikarenakan Nimade Donuts belum memiliki identitas visual sehingga kustomer kesulitan mengetahui brand ini.Pada penelitian ini Nimade Donuts mengupayakan untuk menggunakan media promosi yang lebih efisien dengan cara membuat logo, kemasan, kartu nama, poster serta x – banner. Media promosi ini nantinya akan menjadi salah satu media cetak yang digunakan dan diletakkan di toko Nimade Donuts. Logo Nimade Donuts yang di aplikasikan pada acrilyc ini nantinya akan menjadi sign system yang diletakkan di depan toko Nimade Donuts untuk mempermudah customer. Dari kuisioner yang dibagikan kepada 30 responden sebanyak 90,78% menyatakan bahwa pemilihan identitas visual dan media promosi foto sangat setuju dan sudah sesuai dengan target pasar sehingga dengan adanya identitas visual dan media promosi ini sudah menjawab rumusan masalah. \u0000Kata Kunci: Visual Identity, Nimade Donuts, Media Promosi, Kota Malang","PeriodicalId":233609,"journal":{"name":"Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129668416","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-06DOI: 10.32815/jeskovsia.v6i01.704
A. Pratiwi, Abdulloh Eizzi Irsyada
Corn Emping Yahya Barokah is a business founded by the Pardi family. He owns a shop at Jalan Simpang Teluk Bayur No.12 RT.04 / RW.08. Pardi admits that he has been working with SMEs for corn-processed snacks since 16 years ago. In the production process, corn is soaked in lime, then washed, dried in the sun, and boiled half cooked. After that, the corn grains are removed and ground to make flat marning. As for the blooming merning, the corn is not ground. The corn marning production process takes up to five days from corn to snack food.The research method used is observation, namely direct observation to the destination location and conducting interviews with the business owner of Emping Corn Yahya Barokah then supported by literature studies sourced from books and journals. The process of designing logos, GSM books, packaging, X-Banners and Merchandise starts from Pre-production covering production, post-production, distribution and testing of product effectiveness through the media of a target audience questionnaire.After the validation test was carried out through questionnaires that were distributed randomly, it showed that the re-branding I made about Yahya Barokah's Corn Chips Industry was included in the appropriate category with an assessment from 30 respondents. Thus, the re-branding has succeeded in subtly influencing the audience and at the same time becoming a promotional medium for Yahya Barokah's Corn Chips Industry. Keywords: Visual Identity, Media, Promotion, Corn Chips.
{"title":"Visual Identity Emping Jagung Yahya Barokah Sebagai Identitas Usaha","authors":"A. Pratiwi, Abdulloh Eizzi Irsyada","doi":"10.32815/jeskovsia.v6i01.704","DOIUrl":"https://doi.org/10.32815/jeskovsia.v6i01.704","url":null,"abstract":"Corn Emping Yahya Barokah is a business founded by the Pardi family. He owns a shop at Jalan Simpang Teluk Bayur No.12 RT.04 / RW.08. Pardi admits that he has been working with SMEs for corn-processed snacks since 16 years ago. In the production process, corn is soaked in lime, then washed, dried in the sun, and boiled half cooked. After that, the corn grains are removed and ground to make flat marning. As for the blooming merning, the corn is not ground. The corn marning production process takes up to five days from corn to snack food.The research method used is observation, namely direct observation to the destination location and conducting interviews with the business owner of Emping Corn Yahya Barokah then supported by literature studies sourced from books and journals. The process of designing logos, GSM books, packaging, X-Banners and Merchandise starts from Pre-production covering production, post-production, distribution and testing of product effectiveness through the media of a target audience questionnaire.After the validation test was carried out through questionnaires that were distributed randomly, it showed that the re-branding I made about Yahya Barokah's Corn Chips Industry was included in the appropriate category with an assessment from 30 respondents. Thus, the re-branding has succeeded in subtly influencing the audience and at the same time becoming a promotional medium for Yahya Barokah's Corn Chips Industry. \u0000Keywords: Visual Identity, Media, Promotion, Corn Chips. \u0000 ","PeriodicalId":233609,"journal":{"name":"Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117198846","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-06DOI: 10.32815/jeskovsia.v6i01.742
Giovanni Aprelianto, Arief Setiawan, Jason Jason Prestilliano
Climbing procedures in mountaineering is important and how to climbers to avoid climbing accidents. Although there are many web media or social media that teach about this, most hikers are still laymen and do not apply climbing procedures in their ascent especially among young people. Awareness regarding proper climbing procedures must be raised to young people so that they can apply climbing procedures properly and appropriately. To make young people interested in learning about climbing procedures, there must be interactive learning media related to mountain climbing procedures. The purpose of this study was to design a board game "Mountainance" as a medium of learning and to raise awareness of lay climbers among young people about mountaineering procedures. This research uses descriptive method, linear strategy and a combination approach. The result of this study is that young people become more aware of climbing procedures after playing the board game "Mountainance". Keywords: learning media, mountaineering, board game.
{"title":"Perancangan Board Game Sebagai Media Pembelajaran Tentang Pendakian Gunung","authors":"Giovanni Aprelianto, Arief Setiawan, Jason Jason Prestilliano","doi":"10.32815/jeskovsia.v6i01.742","DOIUrl":"https://doi.org/10.32815/jeskovsia.v6i01.742","url":null,"abstract":"Climbing procedures in mountaineering is important and how to climbers to avoid climbing accidents. Although there are many web media or social media that teach about this, most hikers are still laymen and do not apply climbing procedures in their ascent especially among young people. Awareness regarding proper climbing procedures must be raised to young people so that they can apply climbing procedures properly and appropriately. To make young people interested in learning about climbing procedures, there must be interactive learning media related to mountain climbing procedures. The purpose of this study was to design a board game \"Mountainance\" as a medium of learning and to raise awareness of lay climbers among young people about mountaineering procedures. This research uses descriptive method, linear strategy and a combination approach. The result of this study is that young people become more aware of climbing procedures after playing the board game \"Mountainance\". \u0000Keywords: learning media, mountaineering, board game.","PeriodicalId":233609,"journal":{"name":"Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117137479","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-04DOI: 10.32815/jeskovsia.v5i2.636
Muhamad Trias Endyarto, Nicholaus Wayong Kabelen
Art (tradition) is something that should be preserved, and maintained together, one of these relics is batik. Batik is a series of words mbat and tik. Mbat in Javanese is defined as ngembat or throwing many times, while tik comes from the word dot. One of them is the Natural Batik Studio in Pasuruan. Because this studio wants to make a significant contribution to the development and preservation of Pasuruan batik. Over time, there are still many people in the area who don’t care or even know about the existence of this batik studio and few know the Pasuruan batik motifs. In this modern era, batik craftsmen who use natural dyes are also rare. Therefore to provide information about Pasuruan batik. Information media is needed in the form of audio visuals such as company profile videos to provide an overview of the company profile Kata Kunci : Video Company Profile, Batik, Sanggar Alam Batik, Media Informasi, Pasuruan.
{"title":"Video Company Profile Sanggar Alam Batik Pasuruan Sebagai Media Informasi","authors":"Muhamad Trias Endyarto, Nicholaus Wayong Kabelen","doi":"10.32815/jeskovsia.v5i2.636","DOIUrl":"https://doi.org/10.32815/jeskovsia.v5i2.636","url":null,"abstract":"Art (tradition) is something that should be preserved, and maintained together, one of these relics is batik. Batik is a series of words mbat and tik. Mbat in Javanese is defined as ngembat or throwing many times, while tik comes from the word dot. One of them is the Natural Batik Studio in Pasuruan. Because this studio wants to make a significant contribution to the development and preservation of Pasuruan batik. Over time, there are still many people in the area who don’t care or even know about the existence of this batik studio and few know the Pasuruan batik motifs. In this modern era, batik craftsmen who use natural dyes are also rare. Therefore to provide information about Pasuruan batik. Information media is needed in the form of audio visuals such as company profile videos to provide an overview of the company profile \u0000Kata Kunci : Video Company Profile, Batik, Sanggar Alam Batik, Media Informasi, Pasuruan. \u0000 ","PeriodicalId":233609,"journal":{"name":"Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134364960","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-07DOI: 10.32815/jeskovsia.v5i2.743
Elfa Olivia Verdiana, Zain Afif
Salah satu keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia adalah Tradisi Manusia Pasir yaitu tradisi masyarakat Desa Legung Timur, Kecamatan Batang Batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur yang tidur di pasir setiap hari. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi dengan efektif dan menarik kepada masyarakat tentang Tradisi Manusia Pasir sebagai budaya lokal. Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan alam sekitar. Penelitian ini merupakan penilitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Pulau Madura terutama kalangan remaja. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara melalui kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, upaya mempertahankan tradisi dilakukan dengan memanfaatkan media visual berupa buku iliustrasi yang menarik agar informasi tentang Tradisi Desa Pasir tersampaikan dengan baik kepada masyarakat setempat. Kedua, upaya menjaga alam adalah dengan tidak membuang sampai atau tidak membuang air besar ke laut atau di sekitar pantai.
{"title":"\"Bajeng Dan Manusia Desa Pasir\" Sebuah Buku Ilustrasi Cerita Tradisi Manusia Pasir Di Pulau Madura","authors":"Elfa Olivia Verdiana, Zain Afif","doi":"10.32815/jeskovsia.v5i2.743","DOIUrl":"https://doi.org/10.32815/jeskovsia.v5i2.743","url":null,"abstract":"Salah satu keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia adalah Tradisi Manusia Pasir yaitu tradisi masyarakat Desa Legung Timur, Kecamatan Batang Batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur yang tidur di pasir setiap hari. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi dengan efektif dan menarik kepada masyarakat tentang Tradisi Manusia Pasir sebagai budaya lokal. Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan alam sekitar. Penelitian ini merupakan penilitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Pulau Madura terutama kalangan remaja. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara melalui kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, upaya mempertahankan tradisi dilakukan dengan memanfaatkan media visual berupa buku iliustrasi yang menarik agar informasi tentang Tradisi Desa Pasir tersampaikan dengan baik kepada masyarakat setempat. Kedua, upaya menjaga alam adalah dengan tidak membuang sampai atau tidak membuang air besar ke laut atau di sekitar pantai.","PeriodicalId":233609,"journal":{"name":"Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia","volume":"262 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115299806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-11DOI: 10.32815/JESKOVSIA.V5I1.628
Dimas Adi Saputra
Terletak di Jalan Melati nomor 50 Kavling E Malang, Toko Djadjan Apel Malang yang berdiri sejak 2016 mempunyai konsep yang bertema vintage menyediakan beberapa macam oleh-oleh khas Malang yang sering diminati oleh wisatawan salah satunya yang menjadi ciri khas dari toko ini adalah cake apel dan classic cake. Selama ini pengunjung maupun pembeli harus membuka kemasan terlebih dahulu untuk mengetahui setiap varian rasa. Selain itu, untuk informasi dari setiap varian kurang begitu detil. Berdasarkan kelemahan tersebut, untuk mempermudah pengunjung maupun pembeli mengetahui informasi varian, harga, komposisi, berat bersih, dan lama masa penyimpanan dibuatlah sebuah media katalog foto bisa menjadi salah satu media yang efektif. Katalog foto ini nantinya akan menjadi salah satu media cetak yang diletakkan di Toko Djajan Apel Malang untuk mempermudah pengunjung dan pembeli. Dari kuisioner yang dibagikan kepada 30 responden sebanyak 89,24% menyatakan bahwa pemilihan media katalog foto sangat setuju dan sudah sesuai dengan target pasar sehingga dengan adanya katalog foto ini sudah menjawab rumusan masalah. Kata kunci: Toko Djadjan Apel Malang, Katalog, Foto, Media, Informasi
{"title":"Katalog Foto Toko Djadjan Apel Malang sebagai Media Informasi","authors":"Dimas Adi Saputra","doi":"10.32815/JESKOVSIA.V5I1.628","DOIUrl":"https://doi.org/10.32815/JESKOVSIA.V5I1.628","url":null,"abstract":"Terletak di Jalan Melati nomor 50 Kavling E Malang, Toko Djadjan Apel Malang yang berdiri sejak 2016 mempunyai konsep yang bertema vintage menyediakan beberapa macam oleh-oleh khas Malang yang sering diminati oleh wisatawan salah satunya yang menjadi ciri khas dari toko ini adalah cake apel dan classic cake. \u0000Selama ini pengunjung maupun pembeli harus membuka kemasan terlebih dahulu untuk mengetahui setiap varian rasa. Selain itu, untuk informasi dari setiap varian kurang begitu detil. \u0000Berdasarkan kelemahan tersebut, untuk mempermudah pengunjung maupun pembeli mengetahui informasi varian, harga, komposisi, berat bersih, dan lama masa penyimpanan dibuatlah sebuah media katalog foto bisa menjadi salah satu media yang efektif. \u0000Katalog foto ini nantinya akan menjadi salah satu media cetak yang diletakkan di Toko Djajan Apel Malang untuk mempermudah pengunjung dan pembeli. Dari kuisioner yang dibagikan kepada 30 responden sebanyak 89,24% menyatakan bahwa pemilihan media katalog foto sangat setuju dan sudah sesuai dengan target pasar sehingga dengan adanya katalog foto ini sudah menjawab rumusan masalah. \u0000Kata kunci: Toko Djadjan Apel Malang, Katalog, Foto, Media, Informasi","PeriodicalId":233609,"journal":{"name":"Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130002845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-11DOI: 10.32815/JESKOVSIA.V5I1.635
Mochamad Ridho Panca
Kerajinan adalah barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan. Kerajinan menghasilkan karya yang mementingkan nilai keindahan sebagai hiasan atau kegunaan salah satunya ialah tenun ikat. Tenun ikat merupakan kriya yang dihasilkan dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang lebih dulu diikat, lalu dicelupkan pewarna, dan kemudian ditenun. Salah satunya ialah kerajinan Tenun Telagasari di Kabupaten Trenggalek. Karena Tenun Telagasari ini merupakan satu-satunya kerajinan tenun ikat di Trenggalek. Tenun Telagasari ini memberikan banyak kontribusi terhadap pengenalan dan perkembangan tenun di Trenggalek. Perkembangan tenun ikat di Trenggalek cukup lamban dikarenakan letak geografis Trenggalek berupa dataran tinggi dan pegunungan. Faktor lainya ialah kurangnya media informasi mengenai industri kerajinan tenun ikat khas Trenggalek ini. Maka dari itu perlu dibuatkan semacam dokumentasi untuk media informasi berupa audio visual, supaya orang mengetahui bahwa Trenggalek memiliki industri Tenun ikat.
{"title":"Video Dokumenter Kerajinan Tenun Ikat Di Desa Jajar Kabupaten Trenggalek Sebagai Media Informasi","authors":"Mochamad Ridho Panca","doi":"10.32815/JESKOVSIA.V5I1.635","DOIUrl":"https://doi.org/10.32815/JESKOVSIA.V5I1.635","url":null,"abstract":"Kerajinan adalah barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan. Kerajinan menghasilkan karya yang mementingkan nilai keindahan sebagai hiasan atau kegunaan salah satunya ialah tenun ikat. Tenun ikat merupakan kriya yang dihasilkan dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang lebih dulu diikat, lalu dicelupkan pewarna, dan kemudian ditenun. Salah satunya ialah kerajinan Tenun Telagasari di Kabupaten Trenggalek. Karena Tenun Telagasari ini merupakan satu-satunya kerajinan tenun ikat di Trenggalek. Tenun Telagasari ini memberikan banyak kontribusi terhadap pengenalan dan perkembangan tenun di Trenggalek. Perkembangan tenun ikat di Trenggalek cukup lamban dikarenakan letak geografis Trenggalek berupa dataran tinggi dan pegunungan. Faktor lainya ialah kurangnya media informasi mengenai industri kerajinan tenun ikat khas Trenggalek ini. Maka dari itu perlu dibuatkan semacam dokumentasi untuk media informasi berupa audio visual, supaya orang mengetahui bahwa Trenggalek memiliki industri Tenun ikat.","PeriodicalId":233609,"journal":{"name":"Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133668369","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-11DOI: 10.32815/JESKOVSIA.V5I1.568
Lee Corleone
Lunpia is a legendary cuisine from Semarang, capital city if Central Java. Lunpia is a real fusion cuisine from Tionghoa culture and Java which already passed by generation and well known by people especially in Semarang city, so it’s unfortunate if this special cuisine is being forgotten by young people of Semarang nowadays. We need to raise brand awareness by talking the authentic traditional concept but fit to current era. This rebranding also needed so it can be more known not only by the elders but also youn people. The data is collected by qualitative method and some studies by S.W.O.T method. The design is done to create new look for the new target audience with keeping the auntheticity and making it more modern by new logo or new design package. Keywords: Traditional food, lunpia, rebranding, design package
{"title":"A PERANCANGAN REBRANDING JAVA LOENPIA SEMARANG","authors":"Lee Corleone","doi":"10.32815/JESKOVSIA.V5I1.568","DOIUrl":"https://doi.org/10.32815/JESKOVSIA.V5I1.568","url":null,"abstract":"Lunpia is a legendary cuisine from Semarang, capital city if Central Java. Lunpia is a real fusion cuisine from Tionghoa culture and Java which already passed by generation and well known by people especially in Semarang city, so it’s unfortunate if this special cuisine is being forgotten by young people of Semarang nowadays. We need to raise brand awareness by talking the authentic traditional concept but fit to current era. This rebranding also needed so it can be more known not only by the elders but also youn people. The data is collected by qualitative method and some studies by S.W.O.T method. The design is done to create new look for the new target audience with keeping the auntheticity and making it more modern by new logo or new design package. \u0000Keywords: Traditional food, lunpia, rebranding, design package","PeriodicalId":233609,"journal":{"name":"Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126299097","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}