Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.32423/jmi.2022.v44.11-17
Muhammad Fathurrohman, Martin Doloksaribu, Adhe Aries Priatna
Indonesia memiliki potensi menjadi negara produsen karet terbesar tidak hanya di Asia Tenggara namun di dunia. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, diperlukan upaya agar dapat memproduksi karet secara optimal. Salah satu faktor penting dalam produksi karet adalah sistem eksploitasi. Sistem eksploitasi yang baik dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: tenaga penyadap yang terampil dan peralatan pisau sadap karet yang berkualitas. Indikator kualitas pisau sadap karet dapat ditentukan dari dimensi dan bentuk pisau sadap, serta pemilihan material logam. Namun, sampai saat ini belum ada standardisasi pisau sadap karet secara nasional. Studi karakteristik geometri, berat dan sifat mekanik pada 8 macam sampel pisau sadap produksi Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai representasi produk pisau sadap karet manual di Indonesia dilakukan pada penelitian ini. Parameter pengambilan data yang diuji adalah pengukuran geometri pisau sadap, pengukuran berat, pengujian sifat mekanik dengan uji kekerasan, serta uji komposisi kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai acuan indikator pada pisau sadap karet manual, yaitu: geometri pisau sadap karet, terutama panjang total dan sudut mata pisau yang membentuk alur/ paritan sadap, berat pisau sadap, pemilihan material pada bilah pisau sadap, serta nilai kekerasan pada pada pisau sadap. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan rujukan dalam merumuskan standar pisau sadap karet di Indonesia. Indonesia has the potential to become the largest rubber producer not only in Southeast Asia but in the world. Therefore, more efforts are needed in order to produce optimally. One of the important factors in rubber production is the exploitation system. A good exploitation system is affected by two factors: skilled tappers and rubber tapping knife quality. The quality indicator of a rubber tapping knife can be determined by the dimensions and shape of the tapping knife and the material selection. However, there is no national standard for rubber tapping knife yet. This research studied the characteristics of the geometry, weight, and mechanical properties of eight kinds of manual tapping knives produced by IKM in Indonesia. The parameters tested were tapping knife geometry, weight, mechanical properties with hardness, and chemical composition. The results showed that some references that can be used as indicators of the quality of manual rubber tapping knife are the geometry of the rubber tapping knife, especially the total length and the angle of the blade that formed tapping groove, the weight of the tapping knife, the material of the tapping knife, and the hardness value of the tapping knife. The results of this study can be used as a reference in formulating standards for rubber tapping knife in Indonesia.
印尼有潜力成为不仅在东南亚最大的橡胶生产国,但世界上。为了最大化这些潜力,需要努力,以便最佳地生产橡胶。橡胶产量的重要因素之一是系统漏洞。良好的剥削制度受两个因素的影响,即:窃听的力量和设备刀窃听优质橡胶。橡胶刮刀的质量指标可以根据刀口的尺寸和形状以及金属材料的选择来确定。然而,目前还没有国家口香糖刀具标准化。几何特征研究,体重和机械性能的8种样品刀窃听工业生产中小型(IKM)作为代表刀窃听橡胶产品手册》在印尼做这项研究。数据参数的测试是测试刀窃听几何测量,测量体重,机械性能和暴力测试,测试和化学成分。研究结果表明,有几个建议可以作为手册中使用的车削特征参考,其中包括:橡胶滤镜上的刀口的几何形状,特别是其组成凹槽的总长度和刀片的角度、滤镜的重量、滤镜上的材料选择以及水龙头上的暴力值。这一研究结果有望成为标准制定中的参考资料之一在印尼橡皮刀窃听。印尼已成为《最大的潜在的“橡胶生产者不仅在东南亚洲,但in the world。这就是对农产品订单,需要的是更多efforts in optimally。一号重要factors》“橡胶制作的是《exploitation系统。A祝exploitation系统受到影响是由两个factors: skilled睡着和橡皮艇刀敲击质量。a橡皮艇刀敲击之质量指示器可以顺便说一下intended维度》和《刀敲击与形状selection材料。但是,还没有国家标准版为“橡胶是敲击刀。这项研究的结果是由印尼IKM生产的8个手工制作的专利产品——几何、重量和机械性能。《parameters测试是刀敲击几何,重量、机械性能和hardness chemical composition。The results那里的一些参考文献可以成为过去美国《质量手册》的“橡胶indicators敲击刀刀是橡胶敲击几何》,尤其是《总长度正好与安格尔《刀锋重量》那formed敲击槽,刀刀敲击材料》,敲击,hardness价值》和敲击刀。The results of this study可以成为过去美国参考在formulating为橡胶刀敲击在印尼的标准。
{"title":"Studi Karakteristik Pisau Sadap Karet Manual Produksi Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia","authors":"Muhammad Fathurrohman, Martin Doloksaribu, Adhe Aries Priatna","doi":"10.32423/jmi.2022.v44.11-17","DOIUrl":"https://doi.org/10.32423/jmi.2022.v44.11-17","url":null,"abstract":"Indonesia memiliki potensi menjadi negara produsen karet terbesar tidak hanya di Asia Tenggara namun di dunia. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, diperlukan upaya agar dapat memproduksi karet secara optimal. Salah satu faktor penting dalam produksi karet adalah sistem eksploitasi. Sistem eksploitasi yang baik dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: tenaga penyadap yang terampil dan peralatan pisau sadap karet yang berkualitas. Indikator kualitas pisau sadap karet dapat ditentukan dari dimensi dan bentuk pisau sadap, serta pemilihan material logam. Namun, sampai saat ini belum ada standardisasi pisau sadap karet secara nasional. Studi karakteristik geometri, berat dan sifat mekanik pada 8 macam sampel pisau sadap produksi Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai representasi produk pisau sadap karet manual di Indonesia dilakukan pada penelitian ini. Parameter pengambilan data yang diuji adalah pengukuran geometri pisau sadap, pengukuran berat, pengujian sifat mekanik dengan uji kekerasan, serta uji komposisi kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai acuan indikator pada pisau sadap karet manual, yaitu: geometri pisau sadap karet, terutama panjang total dan sudut mata pisau yang membentuk alur/ paritan sadap, berat pisau sadap, pemilihan material pada bilah pisau sadap, serta nilai kekerasan pada pada pisau sadap. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan rujukan dalam merumuskan standar pisau sadap karet di Indonesia. Indonesia has the potential to become the largest rubber producer not only in Southeast Asia but in the world. Therefore, more efforts are needed in order to produce optimally. One of the important factors in rubber production is the exploitation system. A good exploitation system is affected by two factors: skilled tappers and rubber tapping knife quality. The quality indicator of a rubber tapping knife can be determined by the dimensions and shape of the tapping knife and the material selection. However, there is no national standard for rubber tapping knife yet. This research studied the characteristics of the geometry, weight, and mechanical properties of eight kinds of manual tapping knives produced by IKM in Indonesia. The parameters tested were tapping knife geometry, weight, mechanical properties with hardness, and chemical composition. The results showed that some references that can be used as indicators of the quality of manual rubber tapping knife are the geometry of the rubber tapping knife, especially the total length and the angle of the blade that formed tapping groove, the weight of the tapping knife, the material of the tapping knife, and the hardness value of the tapping knife. The results of this study can be used as a reference in formulating standards for rubber tapping knife in Indonesia.","PeriodicalId":239927,"journal":{"name":"Metal Indonesia","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134562584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Metal Injection Molding (MIM) yaitu gabungan dari proses powder metallurgy dan plastic injection molding yang diterapkan pada pembuatan produk/komponen yang memerlukan sifat mekanis yang tinggi (high performance), fleksibilitas desain dan material, permukaan yang baik, dan jumlah produksi yang tinggi sehingga dapat meminimalisir biaya manufaktur. Proses ini dapat diterapkan pada berbagai jenis material termasuk material logam maupun keramik seperti superalloy, baja tahan karat, titanium, karbida, zirconia dan lain-lain. Dalam penelitian ini metal injection molding untuk aplikasi ortodontik dilakukan dengan basis bahan stainless steel 17-4 PH selain itu ditambahkan variasi temperatur sebesar 1200°C, 1250°C, dan 1300°C selama 2 jam, untuk melihat perbandingan nilai densitas, struktur mikro, dan kekerasan sampel dari proses perbandingan nilai densitas didapatkan hasil nilai rata-rata variasi temperatur 1200°C sebelum sintering 67,31% , setelah sintering 86,07% , variasi temperatur 1250°C sebelum sintering 68,62%, setelah sintering 89,50% , variasi temperatur 1300°C sebelum sintering 69,31% , setelah sintering 91,48% , dari proses pengujian metalografi didapatkan hasil porositas sebesar 12% pada temperatur 1200°C, variasi temperatur 1250°C didapatkan hasil porositas sebesar 5% , variasi temperatur 1300°C didaparkan hasil porositas sebesar 9%, dari proses pengujian kekerasan didapatkan hasil rata-rata variasi temperatur 1200°C 59,3 HV , variasi temperatur 1250°C 88,9 HV , variasi temperatur 1300°C 70,275 HV.
{"title":"Pengaruh Variasi Temperatur Sintering pada Proses Metal Injection Molding Terhadap Densitas, Porositas, dan Kekerasan Sinter Part Berbahan SS 17-4 Ph","authors":"Amri Abdulah, Apang Djafar Shiediqque, Moch Iqbal Zaelani Mutahar, Raja Mualtio Panggabean","doi":"10.32423/jmi.2021.v43.77-85","DOIUrl":"https://doi.org/10.32423/jmi.2021.v43.77-85","url":null,"abstract":"Metal Injection Molding (MIM) yaitu gabungan dari proses powder metallurgy dan plastic injection molding yang diterapkan pada pembuatan produk/komponen yang memerlukan sifat mekanis yang tinggi (high performance), fleksibilitas desain dan material, permukaan yang baik, dan jumlah produksi yang tinggi sehingga dapat meminimalisir biaya manufaktur. Proses ini dapat diterapkan pada berbagai jenis material termasuk material logam maupun keramik seperti superalloy, baja tahan karat, titanium, karbida, zirconia dan lain-lain. Dalam penelitian ini metal injection molding untuk aplikasi ortodontik dilakukan dengan basis bahan stainless steel 17-4 PH selain itu ditambahkan variasi temperatur sebesar 1200°C, 1250°C, dan 1300°C selama 2 jam, untuk melihat perbandingan nilai densitas, struktur mikro, dan kekerasan sampel dari proses perbandingan nilai densitas didapatkan hasil nilai rata-rata variasi temperatur 1200°C sebelum sintering 67,31% , setelah sintering 86,07% , variasi temperatur 1250°C sebelum sintering 68,62%, setelah sintering 89,50% , variasi temperatur 1300°C sebelum sintering 69,31% , setelah sintering 91,48% , dari proses pengujian metalografi didapatkan hasil porositas sebesar 12% pada temperatur 1200°C, variasi temperatur 1250°C didapatkan hasil porositas sebesar 5% , variasi temperatur 1300°C didaparkan hasil porositas sebesar 9%, dari proses pengujian kekerasan didapatkan hasil rata-rata variasi temperatur 1200°C 59,3 HV , variasi temperatur 1250°C 88,9 HV , variasi temperatur 1300°C 70,275 HV.","PeriodicalId":239927,"journal":{"name":"Metal Indonesia","volume":"162 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131929108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PT Sekarbumi Alamlestari merupakan pabrik kelapa sawit yang menggunakan pipa galvanis dalam proses pendistribusian air bersih yang digunakan untuk proses produksi dan penggunaan pada perumahan karyawan perusahaan. Pipa galvanis dapat terkorosi bila terlalu lama berada di lingkungan air gambut, karena air gambut bersifat sangat asam dan korosif. Korosi ini akan berdampak negatif pada kualitas dan proses distribusi air bersih tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi korosi yaitu dengan penambahan inhibitor korosi. Jambu biji merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai inhibitor korosi karena mengandung tanin pada daunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun jambu biji pada laju korosi pipa galvanis. Metode pengukuran laju korosi yang digunakan adalah metode kehilangan berat selama perendaman. Spesimen pipa galvanis direndam di dalam medium air gambut dengan penambahan dan tanpa penambahan inhibitor. Inhibitor yang diberikan divariasikan yaitu 5%, 7%, 9%,11% dan lama waktu perendaman yang diberikan yaitu selama 42 hari. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun jambu biji efektif dalam mengurangi laju korosi. Pada perendaman tanpa menggunakan pompa laju korosi terendahnya didapat pada konsentrasi inhibitor 9% yaitu sebesar 0,018 mm/y, dan pada perendaman menggunakan pompa laju korosi terendahnya didapat pada konsentrasi inhibitor 11% yaitu sebesar 0,019 mm/y.
{"title":"Pengaruh Inhibitor Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava) pada Laju Korosi Pipa Galvanis","authors":"Kurniawati Hastuti, Rieza Zulrian Aldio, Yuda Nugroho","doi":"10.32423/jmi.2021.v43.55-66","DOIUrl":"https://doi.org/10.32423/jmi.2021.v43.55-66","url":null,"abstract":"PT Sekarbumi Alamlestari merupakan pabrik kelapa sawit yang menggunakan pipa galvanis dalam proses pendistribusian air bersih yang digunakan untuk proses produksi dan penggunaan pada perumahan karyawan perusahaan. Pipa galvanis dapat terkorosi bila terlalu lama berada di lingkungan air gambut, karena air gambut bersifat sangat asam dan korosif. Korosi ini akan berdampak negatif pada kualitas dan proses distribusi air bersih tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi korosi yaitu dengan penambahan inhibitor korosi. Jambu biji merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai inhibitor korosi karena mengandung tanin pada daunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun jambu biji pada laju korosi pipa galvanis. Metode pengukuran laju korosi yang digunakan adalah metode kehilangan berat selama perendaman. Spesimen pipa galvanis direndam di dalam medium air gambut dengan penambahan dan tanpa penambahan inhibitor. Inhibitor yang diberikan divariasikan yaitu 5%, 7%, 9%,11% dan lama waktu perendaman yang diberikan yaitu selama 42 hari. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun jambu biji efektif dalam mengurangi laju korosi. Pada perendaman tanpa menggunakan pompa laju korosi terendahnya didapat pada konsentrasi inhibitor 9% yaitu sebesar 0,018 mm/y, dan pada perendaman menggunakan pompa laju korosi terendahnya didapat pada konsentrasi inhibitor 11% yaitu sebesar 0,019 mm/y.","PeriodicalId":239927,"journal":{"name":"Metal Indonesia","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115667442","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-01DOI: 10.32423/jmi.2021.v43.91-96
Moch Iqbal Zaelana Muttahar, Dagus Resmana Djuanda, Eva Afrilinda, S. Supriyadi
Di alam terdapat beberapa jenis bentonite yang biasa digunakan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari, salah satunya Natrium-Bentonit dan Kalsium-Bentonit. Kedua jenis bentonit tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sehingga aplikasi penggunaannya pun berbeda. Karena perbedaan hal tersebut, maka penelitian ini berfokus pada proses karakterisasi bentonit yang berasal dari Riau. Pengamatan yang dilakukan berupa pengukuran distribusi ukuran bentonitit, pengamatan Swelling Index Bentonit, pengukuran pH, dan pengukuran nilai Methylene Blue Value (MBV). Hasil penelitian menunjukkan bentonit Riau memiliki %berat tertampung pada ayakan 100 mesh sebesar 20,1% dan %berat tertampung pada ayakan 200 mesh sebesar 16,2% dengan nilai lolos sebanyak 80% (passing through 80%/P80) sebesar 0,64 mm, kemudian didapatkan nilai kadar air sebesar 3,32%. Sifat swelling index bentonit Riau sebesar 3 mL/2g sehingga termasuk bentonit dengan kategori bentonit non swelling. Bentonit Riau memiliki pH range sebesar 4-5. Hasil dari seluruh penelitian tersebut membuktikan bahwa bentonit yang diuji adalah bentonit dengan basis kalsium. Bentonit ini cocok diaplikasikan untuk industri kebutuhan sehari-hari, seperti bahan pada pembersih wajah, salep kulit, deterjen, dan penjernih minyak goreng.
{"title":"Karakterisasi Sifat Fisik Bentonit Riau melalui Metode Pengujian Distribusi Ukuran, Swelling Index, Pengukuran pH, dan Methylene Blue Value","authors":"Moch Iqbal Zaelana Muttahar, Dagus Resmana Djuanda, Eva Afrilinda, S. Supriyadi","doi":"10.32423/jmi.2021.v43.91-96","DOIUrl":"https://doi.org/10.32423/jmi.2021.v43.91-96","url":null,"abstract":"Di alam terdapat beberapa jenis bentonite yang biasa digunakan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari, salah satunya Natrium-Bentonit dan Kalsium-Bentonit. Kedua jenis bentonit tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sehingga aplikasi penggunaannya pun berbeda. Karena perbedaan hal tersebut, maka penelitian ini berfokus pada proses karakterisasi bentonit yang berasal dari Riau. Pengamatan yang dilakukan berupa pengukuran distribusi ukuran bentonitit, pengamatan Swelling Index Bentonit, pengukuran pH, dan pengukuran nilai Methylene Blue Value (MBV). Hasil penelitian menunjukkan bentonit Riau memiliki %berat tertampung pada ayakan 100 mesh sebesar 20,1% dan %berat tertampung pada ayakan 200 mesh sebesar 16,2% dengan nilai lolos sebanyak 80% (passing through 80%/P80) sebesar 0,64 mm, kemudian didapatkan nilai kadar air sebesar 3,32%. Sifat swelling index bentonit Riau sebesar 3 mL/2g sehingga termasuk bentonit dengan kategori bentonit non swelling. Bentonit Riau memiliki pH range sebesar 4-5. Hasil dari seluruh penelitian tersebut membuktikan bahwa bentonit yang diuji adalah bentonit dengan basis kalsium. Bentonit ini cocok diaplikasikan untuk industri kebutuhan sehari-hari, seperti bahan pada pembersih wajah, salep kulit, deterjen, dan penjernih minyak goreng.","PeriodicalId":239927,"journal":{"name":"Metal Indonesia","volume":"110 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121235512","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-01DOI: 10.32423/jmi.2021.v43.86-90
Erane Dio Putra, Rifqi Ikhwanuddin, L. Nulhakim, Widi Astuti
Limbah industri logam penghasil baja tahan karat yang berasal dari tungku busur listrik masih mengandung zinc (Zn) sebanyak 50-60% ingin diolah kembali untuk membentuk zink oksida (ZnO) dengan perlakuan metode hidrotermal. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh proses pelindian dan pengendapan terhadap ektraksi Zn dari prekursor limbah logam dan mengetahui apakah dapat terbentuk produk ZnO. Terdapat dua proses persiapan utama yang dilakukan pada penelitian ini berupa proses pelindian menggunakan asam asetat (CH3COOH) 1M dan proses pengendapan menggunakan Asam Oksalat (C2H2O4) 1M. Proses hidrotermal dilakukan dengan tiga variabel suhu (120, 150, 200°C) dan tiga variabel waktu (1, 3, 6 jam). Terdapat tiga macam karakterisasi yang dilakukan yaitu menggunakan UV-Vis spectroscopy, X-ray diffration (XRD), dan X-ray fluorescence (XRF). Pada UV-Vis menunjukkan terdapat kenaikan absorbansi pada sampel di panjang gelombang 365 nm, hasil karakterisasi XRF menunjukkan kandungan Zn meningkat dari 50-60% menjadi 94-95%, karakterisasi XRD menunjukkan bahwa sampel yang dibuat masih berupa zinc oksalat (Zn(C2O4)) dan belum terbentuk senyawa ZnO.
{"title":"Sintesis ZnO dari Limbah Industri Logam dengan Metode Hidrotermal Menggunakan Agen Pengendapan Asam Oksalat (C2H2O4)","authors":"Erane Dio Putra, Rifqi Ikhwanuddin, L. Nulhakim, Widi Astuti","doi":"10.32423/jmi.2021.v43.86-90","DOIUrl":"https://doi.org/10.32423/jmi.2021.v43.86-90","url":null,"abstract":"Limbah industri logam penghasil baja tahan karat yang berasal dari tungku busur listrik masih mengandung zinc (Zn) sebanyak 50-60% ingin diolah kembali untuk membentuk zink oksida (ZnO) dengan perlakuan metode hidrotermal. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh proses pelindian dan pengendapan terhadap ektraksi Zn dari prekursor limbah logam dan mengetahui apakah dapat terbentuk produk ZnO. Terdapat dua proses persiapan utama yang dilakukan pada penelitian ini berupa proses pelindian menggunakan asam asetat (CH3COOH) 1M dan proses pengendapan menggunakan Asam Oksalat (C2H2O4) 1M. Proses hidrotermal dilakukan dengan tiga variabel suhu (120, 150, 200°C) dan tiga variabel waktu (1, 3, 6 jam). Terdapat tiga macam karakterisasi yang dilakukan yaitu menggunakan UV-Vis spectroscopy, X-ray diffration (XRD), dan X-ray fluorescence (XRF). Pada UV-Vis menunjukkan terdapat kenaikan absorbansi pada sampel di panjang gelombang 365 nm, hasil karakterisasi XRF menunjukkan kandungan Zn meningkat dari 50-60% menjadi 94-95%, karakterisasi XRD menunjukkan bahwa sampel yang dibuat masih berupa zinc oksalat (Zn(C2O4)) dan belum terbentuk senyawa ZnO.","PeriodicalId":239927,"journal":{"name":"Metal Indonesia","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114969398","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-01DOI: 10.32423/jmi.2021.v43.67-76
Martin Doloksaribu, Agus Juniawan Khairi, Muhammad Fathurrohman, Sugeng Supriadi
Desain rangka kendaraan pemanen jagung kombinasi menuntut rangka kendaraan yang memiliki berat dan kekuatan yang efisien selain kriteria sifat lain yang perlu dipertimbangkan. Pemilihan material dengan banyak kriteria merupakan hal rumit dan memerlukan metode yang tepat untuk meningkatkan probabilitas keberhasilan produk. Pemilihan material rangka kendaraan pemanen jagung kombinasi dilakukan dengan metode CRITIC, Digital Logic dan TOPSIS. Bobot kriteria dihitung dengan metode CRITIC dan Digital Logic. Kandidat material diurutkan dengan metode TOPSIS. Kandidat material terdiri dari dua golongan material yaitu aluminium dan baja struktur. Urutan pertama dengan bobot kriteria metode CRITIC dan metode DL adalah A7075-T6. Urutan kedua dengan metode CRITIC adalah A6061-T6 dan dengan metode DL adalah SSA710. Metode pemilihan material yang tepat dapat memberikan urutan material yang handal.Desain rangka kendaraan pemanen jagung kombinasi menuntut rangka kendaraan yangmemiliki berat dan kekuatan yang efisien selain kriteria sifat lain yang perlu dipertimbangkan.Pemilihan material dengan banyak kriteria merupakan hal rumit dan memerlukan metode yang tepatuntuk meningkatkan probabilitas keberhasilan produk. Pemilihan material rangka kendaraanpemanenjagung kombinasi dilakukan dengan metode CRITIC, Digital Logic dan TOPSIS. Bobot kriteriadihitung dengan metode CRITIC dan Digital Logic. Kandidat material diurutkan dengan metodeTOPSIS. Kandidat material terdiri dari dua golongan material yaitu aluminium dan baja struktur.Urutan pertama dengan bobot kriteria metode CRITIC dan metode DL adalah A7075-T6. Urutankedua dengan metode CRITIC adalah A6061-T6 dan dengan metode DL adalah SSA710. Metodepemilihan material yang tepat dapat memberikan urutan material yang handal.
{"title":"Pemilihan Material Rangka Kendaraan Pemanen Jagung Kombinasi dengan Metode CRITIC, Digital Logic dan TOPSIS","authors":"Martin Doloksaribu, Agus Juniawan Khairi, Muhammad Fathurrohman, Sugeng Supriadi","doi":"10.32423/jmi.2021.v43.67-76","DOIUrl":"https://doi.org/10.32423/jmi.2021.v43.67-76","url":null,"abstract":"Desain rangka kendaraan pemanen jagung kombinasi menuntut rangka kendaraan yang memiliki berat dan kekuatan yang efisien selain kriteria sifat lain yang perlu dipertimbangkan. Pemilihan material dengan banyak kriteria merupakan hal rumit dan memerlukan metode yang tepat untuk meningkatkan probabilitas keberhasilan produk. Pemilihan material rangka kendaraan pemanen jagung kombinasi dilakukan dengan metode CRITIC, Digital Logic dan TOPSIS. Bobot kriteria dihitung dengan metode CRITIC dan Digital Logic. Kandidat material diurutkan dengan metode TOPSIS. Kandidat material terdiri dari dua golongan material yaitu aluminium dan baja struktur. Urutan pertama dengan bobot kriteria metode CRITIC dan metode DL adalah A7075-T6. Urutan kedua dengan metode CRITIC adalah A6061-T6 dan dengan metode DL adalah SSA710. Metode pemilihan material yang tepat dapat memberikan urutan material yang handal.Desain rangka kendaraan pemanen jagung kombinasi menuntut rangka kendaraan yangmemiliki berat dan kekuatan yang efisien selain kriteria sifat lain yang perlu dipertimbangkan.Pemilihan material dengan banyak kriteria merupakan hal rumit dan memerlukan metode yang tepatuntuk meningkatkan probabilitas keberhasilan produk. Pemilihan material rangka kendaraanpemanenjagung kombinasi dilakukan dengan metode CRITIC, Digital Logic dan TOPSIS. Bobot kriteriadihitung dengan metode CRITIC dan Digital Logic. Kandidat material diurutkan dengan metodeTOPSIS. Kandidat material terdiri dari dua golongan material yaitu aluminium dan baja struktur.Urutan pertama dengan bobot kriteria metode CRITIC dan metode DL adalah A7075-T6. Urutankedua dengan metode CRITIC adalah A6061-T6 dan dengan metode DL adalah SSA710. Metodepemilihan material yang tepat dapat memberikan urutan material yang handal.","PeriodicalId":239927,"journal":{"name":"Metal Indonesia","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122284700","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.32423/JMI.2021.V43.1-8
A. Pramono, S. Suryana, Alfirano Alfirano, A. Alhamidi, A. Trenggono, A. Milandia
AbstrakProses produksi dengan menggunakan metode pengerjaan logam konvensional seringkali sulit terutama untuk produk masif, dimana peralatan dan produk seperti gaya dan tekanan tinggi diperlukan. Keterbatasan ini bisa diatasi dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu severe plastic deformation (SPD), dengan metode spesifiknya yaitu equal channel angulatr pressing (ECAP). Perkembangan ECAP sudah mencapai tahap aplikasi produk, salah satu pengembangan metodenya yaitu model parallel channel, atau disebut ECAP-PC. Dalam aplikasi pembuatan komponen, diperlukan proses perlakuan panas material, bertujuan untuk mengubah sifat material. Perlakuan panas yang sesuai diantaranya adalah proses pelunakan anealling untuk pengerjaan komponen dan perlakuan panas jenis T6; artificial aging/age-hardening sebagai proses akhir, untuk penerapan aplikasi tertentu. Serbuk aluminium (Al) dengan campuran zirconium (Zr) diaktivasi secara mekanis menggunakan ball milling. Pencampuran menggunakan cairan etanol dan heptane untuk memudahkan pengeringan. Fraksi volume yang digunakan dalam komposit Al sebagai matriks dan Zr yaitu 97:3%. Serbuk komposit dilakukan penggilingan dengan proses ball milling menggunakan putaran 60 rpm selama 24 jam. Hasil perlakuan panas age-hardening menghasilkan sifat mekanik tertinggi sebesar 144-222 HV/1406-2177 MPa dibanding dengan jenis annealing yaitu 31-46 HV/301-449 MPa. Hal ini sesuai dengan tujuan dari perlakuan panas yaitu untuk menurunkan sifat mekanik agar material mudah diproses. AbstractThe production of conventional metalworking methods is often difficult especially for massive products, where equipment and products such as high force and pressure are required. This limitation can be overcome by using the latest technology, namely severe plastic deformation (SPD). By specific method, namely Equal Channel Angular Pressing (ECAP). The development of ECAP has reached the product application stage, one of the methods development is parallel channel model, or called ECAP-PC. Application of component manufacturing requires a material heat treatment process, aims to change the properties of the material. Suitable heat treatments include the annealing softening process for component work and the T6 type heat treatment; artificial aging/age-hardening as a finishing process for the application of certain applications. Aluminum (Al) powder and zirconium (Zr), mixture were activated mechanically by ball milling. Mixing processed using liquid ethanol and heptane for easy drying. The volume fraction used in the Al composite as a matrix and Zr is 97: 3%. The composites powder was milled by ball milling used a 60 rpm rotation for 24 hours. The results of age-hardening heat treatment produced the highest mechanical properties of 144-222 HV / 1406-2177 MPa compared to the type of annealing, namely 31-46 HV / 301-449 MPa. This is in accordance with the purpose of heat treatment, namely to reduce mechanical properties so that the material is easy to pro
{"title":"Perlakuan Panas Komposit berbasis Aluminium/ Zirconium Hasil Equal Channel Angular Pressing (ECAP) - Paralel Channel","authors":"A. Pramono, S. Suryana, Alfirano Alfirano, A. Alhamidi, A. Trenggono, A. Milandia","doi":"10.32423/JMI.2021.V43.1-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.32423/JMI.2021.V43.1-8","url":null,"abstract":"AbstrakProses produksi dengan menggunakan metode pengerjaan logam konvensional seringkali sulit terutama untuk produk masif, dimana peralatan dan produk seperti gaya dan tekanan tinggi diperlukan. Keterbatasan ini bisa diatasi dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu severe plastic deformation (SPD), dengan metode spesifiknya yaitu equal channel angulatr pressing (ECAP). Perkembangan ECAP sudah mencapai tahap aplikasi produk, salah satu pengembangan metodenya yaitu model parallel channel, atau disebut ECAP-PC. Dalam aplikasi pembuatan komponen, diperlukan proses perlakuan panas material, bertujuan untuk mengubah sifat material. Perlakuan panas yang sesuai diantaranya adalah proses pelunakan anealling untuk pengerjaan komponen dan perlakuan panas jenis T6; artificial aging/age-hardening sebagai proses akhir, untuk penerapan aplikasi tertentu. Serbuk aluminium (Al) dengan campuran zirconium (Zr) diaktivasi secara mekanis menggunakan ball milling. Pencampuran menggunakan cairan etanol dan heptane untuk memudahkan pengeringan. Fraksi volume yang digunakan dalam komposit Al sebagai matriks dan Zr yaitu 97:3%. Serbuk komposit dilakukan penggilingan dengan proses ball milling menggunakan putaran 60 rpm selama 24 jam. Hasil perlakuan panas age-hardening menghasilkan sifat mekanik tertinggi sebesar 144-222 HV/1406-2177 MPa dibanding dengan jenis annealing yaitu 31-46 HV/301-449 MPa. Hal ini sesuai dengan tujuan dari perlakuan panas yaitu untuk menurunkan sifat mekanik agar material mudah diproses. AbstractThe production of conventional metalworking methods is often difficult especially for massive products, where equipment and products such as high force and pressure are required. This limitation can be overcome by using the latest technology, namely severe plastic deformation (SPD). By specific method, namely Equal Channel Angular Pressing (ECAP). The development of ECAP has reached the product application stage, one of the methods development is parallel channel model, or called ECAP-PC. Application of component manufacturing requires a material heat treatment process, aims to change the properties of the material. Suitable heat treatments include the annealing softening process for component work and the T6 type heat treatment; artificial aging/age-hardening as a finishing process for the application of certain applications. Aluminum (Al) powder and zirconium (Zr), mixture were activated mechanically by ball milling. Mixing processed using liquid ethanol and heptane for easy drying. The volume fraction used in the Al composite as a matrix and Zr is 97: 3%. The composites powder was milled by ball milling used a 60 rpm rotation for 24 hours. The results of age-hardening heat treatment produced the highest mechanical properties of 144-222 HV / 1406-2177 MPa compared to the type of annealing, namely 31-46 HV / 301-449 MPa. This is in accordance with the purpose of heat treatment, namely to reduce mechanical properties so that the material is easy to pro","PeriodicalId":239927,"journal":{"name":"Metal Indonesia","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126066021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstrakTeknologi pengelasan adalah metode penyambungan material yang umum digunakan di industri, konstruksi, dan manufaktur. Makalah ini membahas Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) menggunakan logam pengisi ER308 untuk menyambung logam dasar A304. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kekuatan tarik dan lentur dari bahan dengan variasi tipe v-groove dan arus pengelasan sebagai parameter pengelasan. Jenis sambungan yaitu butt-welds dengan 45° v-groove, 60° v-groove, dan 60 ° double v-grooves, sedangkan arus pengelasan bervariasi antara 75A, 100A dan 125A. Uji kuat tarik menggunakan HUNG TA-520 dengan kapasitas mesin 500 kN. Hasil kekuatan puncak masing-masing capaian berada pada 645,70 N / mm2, 633,16 N / mm2, dan 613,89 N / mm2. Kemudian pada hasil uji tekuk retakan terbesar pada sampel terjadi pada arus 75A. Dari hasil ini lebih baik menggunakan arus 100A. AbstractWelding technology is a method of joining materials commonly used in industry, construction, and manufacturing. This paper discusses Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) using ER308 filler metal to join the A304 base metal. This study aims to examine the strength and bending test of the variation of the v-groove type and welding current as welding parameters. Types of joints are butt-welds with 45 ° v-grooves, 60 ° v-grooves, and 60 ° double v-grooves, while the welding current varies between 75A, 100A, and 125A. Tensile strength test using HUNG TA-520 with an engine capacity of 500 kN. The peak strength results of each achievement are at 645.70 N / mm2, 633.16 N / mm2, and 613.89 N / mm2. Then the bending test results, the largest cracks in the sample, occurred at a current of 75A. From these results it is better to use a current of 100A.
焊接技术是工业、建筑和制造中常用的材料分布式。本文讨论的是电弧焊缝气体(GTAW),它使用ER308填充金属将基本金属A304连接起来。本研究旨在测试v型槽和焊接参数的不同材料的抗拉和弹性。连接类型,即butt-welds用45°v-groove, 60°双v-grooves v-groove, 60°,而焊接电流75A, 100A 125A之间变化。使用洪塔520发动机容量500 kN的强抗拉试验。生产总值为645,70 N / mm2, 633.16 N / mm2, 613.89 N / mm2。然后,在样本中最大的裂纹弯曲测试结果发生在75A电流中。这些结果最好是100A电流。抽象技术是一种在工业、建筑和生产中常见使用的联合材料的方法。这篇纸上的电弧焊缝(GTAW)使用ER308个金属过滤器加入A304个金属基。这项研究揭示了v槽类型和焊接类型的变化,以及焊缝类型的变化。Types of接头和45°是butt-welds v-grooves, 60°v-grooves双v-grooves和60°,而《焊接公司当前varies 75A, 100A和125A之间。Tensile strength测试使用hang挂TA-520与500的引擎电动势。所有成就的顶峰推动力是645.70 N / mm2, 633.16 N / mm2, 613.89 N / mm2。然后弯曲的推荐测试,样本中的最大裂缝,发生在75A的电流中。从这些建议中,最好用100A的电流。
{"title":"Analisis Kekuatan Mekanis A304 menggunakan Logam Pengisi E308 pada Pengelasan GTAW dengan Variasi Parameter","authors":"Apang Djafar Shiedieque, Amri Abdulah, Dede Ardi Rajab, Jefri Jafarudin","doi":"10.32423/JMI.2021.V43.17-26","DOIUrl":"https://doi.org/10.32423/JMI.2021.V43.17-26","url":null,"abstract":"AbstrakTeknologi pengelasan adalah metode penyambungan material yang umum digunakan di industri, konstruksi, dan manufaktur. Makalah ini membahas Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) menggunakan logam pengisi ER308 untuk menyambung logam dasar A304. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kekuatan tarik dan lentur dari bahan dengan variasi tipe v-groove dan arus pengelasan sebagai parameter pengelasan. Jenis sambungan yaitu butt-welds dengan 45° v-groove, 60° v-groove, dan 60 ° double v-grooves, sedangkan arus pengelasan bervariasi antara 75A, 100A dan 125A. Uji kuat tarik menggunakan HUNG TA-520 dengan kapasitas mesin 500 kN. Hasil kekuatan puncak masing-masing capaian berada pada 645,70 N / mm2, 633,16 N / mm2, dan 613,89 N / mm2. Kemudian pada hasil uji tekuk retakan terbesar pada sampel terjadi pada arus 75A. Dari hasil ini lebih baik menggunakan arus 100A. AbstractWelding technology is a method of joining materials commonly used in industry, construction, and manufacturing. This paper discusses Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) using ER308 filler metal to join the A304 base metal. This study aims to examine the strength and bending test of the variation of the v-groove type and welding current as welding parameters. Types of joints are butt-welds with 45 ° v-grooves, 60 ° v-grooves, and 60 ° double v-grooves, while the welding current varies between 75A, 100A, and 125A. Tensile strength test using HUNG TA-520 with an engine capacity of 500 kN. The peak strength results of each achievement are at 645.70 N / mm2, 633.16 N / mm2, and 613.89 N / mm2. Then the bending test results, the largest cracks in the sample, occurred at a current of 75A. From these results it is better to use a current of 100A.","PeriodicalId":239927,"journal":{"name":"Metal Indonesia","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132552446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.32423/JMI.2021.V43.27-33
Muhammad Nibras Azza Adhikara, R. M. Ulum, A. F. Madsuha, F. Abidin
AbstractElectric vehicles become the alternative to solve the climate change and global warming problems by providing a more eco-friendly and sustainable source of energy. As the demand for sustainable vehicles increased, the functionality of batteries become crucial. One of the important aspects inside the batteries is nickel. Nickel plays a big role in lithium-ion batteries by delivering greater amounts of energy density with a higher storage capacity, which means it provides bigger efficiency to the batteries. Yet, the attempt of optimizing nickel extraction remains a challenge. Therfore, nickel extraction process of lateritic ore with high efficiency is investigated by using hydrometellurgy process, specifically the iron removal process in atmospheric condition in mixed hydroxide precipitates (MHP) route.The reagent solution of (20% w/w and 25% w/w) calcium carbonate (CaCO3) at pH (1, 2, 3) were utilized as additive in this process. The precipitates resulted from PLS were characterized by x-ray diffraction (XRD) and Scanning Electron Microscopy - Energy Dispersive X-Ray (SEM–EDS), while the filtrates were investigated by Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Analysis based on precipitates demonstrates that the acid neutralization process took place with a sufficient amount of iron in the precipitates with the least amount of nickel. In addition, all pH and concentration of precipitates qualitatively illustrate the same neutralization process involving calcium and sulfur. From the results of filtrate through ICP testing in this study, pH 1 for both 20% and 25% concentration provides the lowest recovery rate alongside the smallest ppm compare to pH 2 and 3; thus, the iron precipitates in the formation of iron sulfide and/or iron sulfate. Overall, the optimum parameter is 25% of calcium carbonate, pH 1, 90oC for 2 hours of agitation to reduce the amount of iron in the solution.
{"title":"Characterization of Iron Removal Process Products from Atmospheric Lateritic Ore Leaching Solution by using 20 and 25% of Calcium Carbonate","authors":"Muhammad Nibras Azza Adhikara, R. M. Ulum, A. F. Madsuha, F. Abidin","doi":"10.32423/JMI.2021.V43.27-33","DOIUrl":"https://doi.org/10.32423/JMI.2021.V43.27-33","url":null,"abstract":"AbstractElectric vehicles become the alternative to solve the climate change and global warming problems by providing a more eco-friendly and sustainable source of energy. As the demand for sustainable vehicles increased, the functionality of batteries become crucial. One of the important aspects inside the batteries is nickel. Nickel plays a big role in lithium-ion batteries by delivering greater amounts of energy density with a higher storage capacity, which means it provides bigger efficiency to the batteries. Yet, the attempt of optimizing nickel extraction remains a challenge. Therfore, nickel extraction process of lateritic ore with high efficiency is investigated by using hydrometellurgy process, specifically the iron removal process in atmospheric condition in mixed hydroxide precipitates (MHP) route.The reagent solution of (20% w/w and 25% w/w) calcium carbonate (CaCO3) at pH (1, 2, 3) were utilized as additive in this process. The precipitates resulted from PLS were characterized by x-ray diffraction (XRD) and Scanning Electron Microscopy - Energy Dispersive X-Ray (SEM–EDS), while the filtrates were investigated by Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Analysis based on precipitates demonstrates that the acid neutralization process took place with a sufficient amount of iron in the precipitates with the least amount of nickel. In addition, all pH and concentration of precipitates qualitatively illustrate the same neutralization process involving calcium and sulfur. From the results of filtrate through ICP testing in this study, pH 1 for both 20% and 25% concentration provides the lowest recovery rate alongside the smallest ppm compare to pH 2 and 3; thus, the iron precipitates in the formation of iron sulfide and/or iron sulfate. Overall, the optimum parameter is 25% of calcium carbonate, pH 1, 90oC for 2 hours of agitation to reduce the amount of iron in the solution.","PeriodicalId":239927,"journal":{"name":"Metal Indonesia","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121718561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.32423/JMI.2021.V43.34-47
T. B. Romijarso, Rudi Subagja, Dedi Priadi
AbstrakKomposit Matriks Logam (KML) merupakan salah satu material yang banyak digunakan di industri manufaktur terutama yang berbasis alumunium, karena logam ini mempunyai berat jenis yang rendah. Pada saat ini pembuatan KML bermatriks alumunium dengan penguat Al2O3 sudah banyak dibuat dan digunakan di industri. Proses pembuatan KML di Indonesia merupakan hal yang baru-baru ini ramai diminati, meskipun penelitian awal sudah dilakukan jauh sebelumnya. Faktor penting pada pembuatan KML adalah menghidari adanya keropos atau adanya porositas pada hasil produk. Oleh karena itu, pada percobaan ini setelah dilakukan proses pengadukan dilanjutkan dengan proses tempa untuk mengurangi adanya porositas tersebut. Bahan yang digunakan sebagai matriks adalah Al-5%Cu-4%Mg dimana Mg sebagai wetting agent, sedangkan penguat yang digunakan adalah 5 dan 10% Vf Al2O3. Pengujian mekanik yang dilakukan antara lain uji tarik, kekerasan dan keausan, sedangkan pengujian fisik, yaitu: metalografi, berat jenis, porositas, SEM/EDS dan XRD, untuk melihat fasa dan senyawa baru. Hasil pengujian menunjukkan dengan adanya penguat Al2O3 terjadi kenaikkan sifat mekanik antara lain dengan naiknya angka kekerasan dan naiknya nilai ketahanan aus. AbstractThe Metal Matrix Composite (MMCs) is one of the widely used materials in the manufacturing industry, especially those based on aluminum, because this metal has low specific gravity. At this time, aluminum matrix KML with Al2O3 reinforcement has been widely made and used in industry. The process of making MMCs in Indonesia have just developed recently, even tough the previous research have been conducted for a long time. The important factor in making MMCs in to prevent the porosity at it’s product. This is the reason why we conduct a forging process after the agitation process. The materials used as matrix is Al-5%Cu-4%Mg where Mg is the wetting agent, while the reinforcement used is 5 and 10% Vf Al2O3. Mechanical tests include: tensile, hardness and wear tests, while physical tests: metallography, specific gravity, porosity, SEM/EDS and XRD, to see new phases and compounds. With the addition of Al2O3 reinforcement there is an increase in mechanical properties, among others, by increasing the number of hardness and increasing wear resistance.
{"title":"Proses Pembuatan Komposit Matriks Logam Al5Cu4Mg/Al2O3(p) dengan Metode Pengadukan dan Tempa","authors":"T. B. Romijarso, Rudi Subagja, Dedi Priadi","doi":"10.32423/JMI.2021.V43.34-47","DOIUrl":"https://doi.org/10.32423/JMI.2021.V43.34-47","url":null,"abstract":"AbstrakKomposit Matriks Logam (KML) merupakan salah satu material yang banyak digunakan di industri manufaktur terutama yang berbasis alumunium, karena logam ini mempunyai berat jenis yang rendah. Pada saat ini pembuatan KML bermatriks alumunium dengan penguat Al2O3 sudah banyak dibuat dan digunakan di industri. Proses pembuatan KML di Indonesia merupakan hal yang baru-baru ini ramai diminati, meskipun penelitian awal sudah dilakukan jauh sebelumnya. Faktor penting pada pembuatan KML adalah menghidari adanya keropos atau adanya porositas pada hasil produk. Oleh karena itu, pada percobaan ini setelah dilakukan proses pengadukan dilanjutkan dengan proses tempa untuk mengurangi adanya porositas tersebut. Bahan yang digunakan sebagai matriks adalah Al-5%Cu-4%Mg dimana Mg sebagai wetting agent, sedangkan penguat yang digunakan adalah 5 dan 10% Vf Al2O3. Pengujian mekanik yang dilakukan antara lain uji tarik, kekerasan dan keausan, sedangkan pengujian fisik, yaitu: metalografi, berat jenis, porositas, SEM/EDS dan XRD, untuk melihat fasa dan senyawa baru. Hasil pengujian menunjukkan dengan adanya penguat Al2O3 terjadi kenaikkan sifat mekanik antara lain dengan naiknya angka kekerasan dan naiknya nilai ketahanan aus. AbstractThe Metal Matrix Composite (MMCs) is one of the widely used materials in the manufacturing industry, especially those based on aluminum, because this metal has low specific gravity. At this time, aluminum matrix KML with Al2O3 reinforcement has been widely made and used in industry. The process of making MMCs in Indonesia have just developed recently, even tough the previous research have been conducted for a long time. The important factor in making MMCs in to prevent the porosity at it’s product. This is the reason why we conduct a forging process after the agitation process. The materials used as matrix is Al-5%Cu-4%Mg where Mg is the wetting agent, while the reinforcement used is 5 and 10% Vf Al2O3. Mechanical tests include: tensile, hardness and wear tests, while physical tests: metallography, specific gravity, porosity, SEM/EDS and XRD, to see new phases and compounds. With the addition of Al2O3 reinforcement there is an increase in mechanical properties, among others, by increasing the number of hardness and increasing wear resistance.","PeriodicalId":239927,"journal":{"name":"Metal Indonesia","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130263315","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}