Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting dari pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan studi komparatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha secara signifikan lebih baik dari pada siswa yang memperoleh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition. Sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi pada dua kelas VII SMP Negeri 5 Lembang, Bandung Barat. Siswa kelas VII-D memperoleh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition, sedangkan siswa kelas VII-B memperoleh model pembelajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition dan siswa yang memperoleh model pembelajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha termasuk dalam kategori sedang. Selanjutnya, secara statistik, siswa yang memperoleh model pembelajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha memiliki peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang secara signifikan lebih baik dari pada siswa yang memperoleh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition. Hasil lainnya adalah: Siswa suka terhadap model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition dan model pembelajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha. Kata Kunci: Kemampuan Komunikasi Matematis, Cooperative Integrated Reading and Composition, Ing Ngarsa Sung Tuladha.
{"title":"MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DAN ING NGARSA SUNG TULADHA","authors":"Lilis Apriliani Siburian, Louise M. Saija","doi":"10.35974/jpd.v2i2.873","DOIUrl":"https://doi.org/10.35974/jpd.v2i2.873","url":null,"abstract":"Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang penting dari pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan studi komparatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha secara signifikan lebih baik dari pada siswa yang memperoleh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition. Sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi pada dua kelas VII SMP Negeri 5 Lembang, Bandung Barat. Siswa kelas VII-D memperoleh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition, sedangkan siswa kelas VII-B memperoleh model pembelajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition dan siswa yang memperoleh model pembelajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha termasuk dalam kategori sedang. Selanjutnya, secara statistik, siswa yang memperoleh model pembelajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha memiliki peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang secara signifikan lebih baik dari pada siswa yang memperoleh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition. Hasil lainnya adalah: Siswa suka terhadap model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition dan model pembelajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha. \u0000Kata Kunci: Kemampuan Komunikasi Matematis, Cooperative Integrated Reading and Composition, Ing Ngarsa Sung Tuladha.","PeriodicalId":250161,"journal":{"name":"Jurnal Padegogik Matematika","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123096243","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang menerapkan pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif dan pembelajaran konvensional, serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen atau aksperimen semu dengan desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Cimahi. Soal kemampuan pemahaman matematis pada materi bangun ruang sisi datar yang diberikan kepada siswa telah diujicobakan dan memenuhi karakteristik untuk digunakan dalam penelitian seperti validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji t, sedangkan analisis data kualitatif dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian ini adalah siswa yang mendapatkan pembelajaran model CORE dengan strategi konflik kognitif peningkatan kemampuan pemahaman matematisnya lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional, dan pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif sangat berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa. Kata kunci: Pembelajaran Model CORE, Strategi Konflik Kognitif, Pemahaman Matematis.
{"title":"PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN STRATEGI KONFLIK-KOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA SMP","authors":"Nora Susilowaty","doi":"10.35974/jpd.v2i2.874","DOIUrl":"https://doi.org/10.35974/jpd.v2i2.874","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang menerapkan pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif dan pembelajaran konvensional, serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen atau aksperimen semu dengan desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Cimahi. Soal kemampuan pemahaman matematis pada materi bangun ruang sisi datar yang diberikan kepada siswa telah diujicobakan dan memenuhi karakteristik untuk digunakan dalam penelitian seperti validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji t, sedangkan analisis data kualitatif dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian ini adalah siswa yang mendapatkan pembelajaran model CORE dengan strategi konflik kognitif peningkatan kemampuan pemahaman matematisnya lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional, dan pembelajaran CORE dengan strategi konflik kognitif sangat berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa. \u0000 \u0000Kata kunci: Pembelajaran Model CORE, Strategi Konflik Kognitif, Pemahaman Matematis.","PeriodicalId":250161,"journal":{"name":"Jurnal Padegogik Matematika","volume":"888 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123188255","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Many of high school students find difficulty in studying three dimensional geometry. They find difficulty in understanding three dimension objects such as cube, cuboid, pyramide, etc. Most students fail to make correct perception about the distance to calculate, when the problems are dealing with lines or planes. Only students with good spatial capability can solve such problems. This research focused on making new approaching method to understand and then calculate the distance in a three dimensional objects. The approach is vector approach, including develop connection vectors, normal vector of a plane, and calculating distance from a point to certain line or plane using vector theorems. The Approach was tested by experimental study to a class of XII grade of high school students in SMAN 1 Parongpong, Indonesia, consists of 30 students, and conducted in six meeting. A similar class treated with the conventional spatial approach as the control class. SPSS 20 was used to analyze the research data. Based on the research data analysis, the conclusion of the study was that students treated with vector approach achieve higher performance improvement compare with the students treated with conventional approach. By using vector theorems to solve three dimensional problems, we turn the theory into action. Keywords : Vector Approach, Three Dimensional, Distance, Line, Plane
{"title":"Using Vector and Conventional Approach in Calculating Distance in a Three Dimensional Objects","authors":"A. Rahadi","doi":"10.35974/jpd.v2i2.876","DOIUrl":"https://doi.org/10.35974/jpd.v2i2.876","url":null,"abstract":"Many of high school students find difficulty in studying three dimensional geometry. They find difficulty in understanding three dimension objects such as cube, cuboid, pyramide, etc. Most students fail to make correct perception about the distance to calculate, when the problems are dealing with lines or planes. Only students with good spatial capability can solve such problems. This research focused on making new approaching method to understand and then calculate the distance in a three dimensional objects. The approach is vector approach, including develop connection vectors, normal vector of a plane, and calculating distance from a point to certain line or plane using vector theorems. The Approach was tested by experimental study to a class of XII grade of high school students in SMAN 1 Parongpong, Indonesia, consists of 30 students, and conducted in six meeting. A similar class treated with the conventional spatial approach as the control class. SPSS 20 was used to analyze the research data. Based on the research data analysis, the conclusion of the study was that students treated with vector approach achieve higher performance improvement compare with the students treated with conventional approach. By using vector theorems to solve three dimensional problems, we turn the theory into action. \u0000 \u0000Keywords : Vector Approach, Three Dimensional, Distance, Line, Plane","PeriodicalId":250161,"journal":{"name":"Jurnal Padegogik Matematika","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116708137","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penjadwalan mata kuliah di universitas merupakan masalah multivariabel yang kompleks karena melibatkan banyak variabel yang memiliki keterbatasan yaitu banyak ruang kelas, jam kuliah, jadwal dosen, hingga jadwal mahasiswa yang akan berkuliah. Selama lebih dari 40 tahun masalah tersebut telah diteliti untuk diperoleh solusi optimal atau setidaknya mendekati optimal. Tujuan penelitian-penelitian itu adalah menghindari adanya bentrok antara variabel-variabel yang terlibat di dalam penjadwalan, dengan menggunakan model, pendekatan, metode, hingga membangun program komputer. Pewarnaan graf merupakan model yang paling banyak digunakan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah penjadwalan mata kuliah. Tulisan ini merupakan studi literatur mengenai beberapa algoritma pewarnaan graf dengan skema largest first yaitu algoritma Greedy dan algoritma Welsh-Powell yang digunakan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah penjadwalan matakuliah. Dengan memahami berbagai algoritma tersebut, diharapkan dapat dibentuk suatu model dan solusi yang sesuai untuk masalah penyusunan jadwal mata kuliah di universitas, khususnya di Indonesia. Kata Kunci : Pewarnaan Graf, Penjadwalan Mata Kuliah, Greedy, Welsh Powell.
{"title":"PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN PEWARNAAN GRAF DENGAN ALGORITMA LARGEST FIRST","authors":"Andi Pujo Rahadi","doi":"10.35974/jpd.v2i1.1067","DOIUrl":"https://doi.org/10.35974/jpd.v2i1.1067","url":null,"abstract":"Penjadwalan mata kuliah di universitas merupakan masalah multivariabel yang kompleks karena melibatkan banyak variabel yang memiliki keterbatasan yaitu banyak ruang kelas, jam kuliah, jadwal dosen, hingga jadwal mahasiswa yang akan berkuliah. Selama lebih dari 40 tahun masalah tersebut telah diteliti untuk diperoleh solusi optimal atau setidaknya mendekati optimal. Tujuan penelitian-penelitian itu adalah menghindari adanya bentrok antara variabel-variabel yang terlibat di dalam penjadwalan, dengan menggunakan model, pendekatan, metode, hingga membangun program komputer. Pewarnaan graf merupakan model yang paling banyak digunakan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah penjadwalan mata kuliah. Tulisan ini merupakan studi literatur mengenai beberapa algoritma pewarnaan graf dengan skema largest first yaitu algoritma Greedy dan algoritma Welsh-Powell yang digunakan untuk memodelkan dan menyelesaikan masalah penjadwalan matakuliah. Dengan memahami berbagai algoritma tersebut, diharapkan dapat dibentuk suatu model dan solusi yang sesuai untuk masalah penyusunan jadwal mata kuliah di universitas, khususnya di Indonesia. \u0000Kata Kunci : Pewarnaan Graf, Penjadwalan Mata Kuliah, Greedy, Welsh Powell.","PeriodicalId":250161,"journal":{"name":"Jurnal Padegogik Matematika","volume":"123 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122124543","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP. Penelitian dengan desain komparatif ini dilakukan dengan menggunakan dua model pembelajaran kooperatif yaitu tipe The Power Of Two (TPOT) dan tipe Think Talk Write (TTW). Sampel dalam penelitian ini dua kelas VII SMPN 3 Lembang, Bandung Barat. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman konsep matematis pada pokok bahasan Aritmatika Sosial yang berupa tes uraian dan angket respon siswa. Temuan dari hasil penelitian ini adalah bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis pada siswa yang memperoleh pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe The Power Of Two (TPOT) sebesar 0,85 dan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) sebesar 0,83 termasuk dalam kategori tinggi. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa antara siswa yang memperoleh model kooperatif tipe The Power Of Two (TPOT) dan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW). Siswa senang dengan model pembelajaran kooperatif The Power Of Two (TPOT). Kata Kunci: Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Pembelajaran Kooperatif, The Power Of Two (TPOT), Think Talk Write (TTW)
{"title":"PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO DAN THINK TALK WRITE","authors":"Meti Tambunan, Kartini Hutagaol","doi":"10.35974/jpd.v2i1.1074","DOIUrl":"https://doi.org/10.35974/jpd.v2i1.1074","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP. Penelitian dengan desain komparatif ini dilakukan dengan menggunakan dua model pembelajaran kooperatif yaitu tipe The Power Of Two (TPOT) dan tipe Think Talk Write (TTW). Sampel dalam penelitian ini dua kelas VII SMPN 3 Lembang, Bandung Barat. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman konsep matematis pada pokok bahasan Aritmatika Sosial yang berupa tes uraian dan angket respon siswa. Temuan dari hasil penelitian ini adalah bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis pada siswa yang memperoleh pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe The Power Of Two (TPOT) sebesar 0,85 dan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) sebesar \u00000,83 termasuk dalam kategori tinggi. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa antara siswa yang memperoleh model kooperatif tipe The Power Of Two (TPOT) dan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW). Siswa senang dengan model pembelajaran kooperatif The Power Of Two (TPOT). \u0000Kata Kunci: Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Pembelajaran Kooperatif, The Power Of Two (TPOT), Think Talk Write (TTW)","PeriodicalId":250161,"journal":{"name":"Jurnal Padegogik Matematika","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124914460","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan siswa untuk menghubungkan matematika itu sendiri, matematika dengan pelajaran lain, dan matematika dengan masalah kehidupan sehari-hari. Penelitian komparatif ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan koneksi matematis siswa melalui model kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan tipe Teams Games Tournament (TGT. Sampel penelitian ini adalah siswa pada dua kelas di SD Kartika X-3 Parongpong, yaitu kelas III B, dan III C. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan koneksi matematis yang terdiri dari soal uraian pada pokok bahasan bangun datar dan instrumen non tes berupa angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Peningkatan kemampuan matematis siswa memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan tipe Teams Games Tournament (TGT) berada pada kategori tinggi. Tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa antara siswa yang memperoleh kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan tipe Teams Games Tournament (TGT). Selanjutnya, hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa siswa suka terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau tipe Teams Games Tournament (TGT) yang diperolehnya. Kata Kunci : Kemampuan Koneksi Matematis, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Team Games Tournament (TGT)
{"title":"PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DAN TEAM GAMES TOURNAMENT","authors":"Selfrima Hadinyata Manik, Louise M. Saija","doi":"10.35974/jpd.v2i1.1075","DOIUrl":"https://doi.org/10.35974/jpd.v2i1.1075","url":null,"abstract":"Abstrak: Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan siswa untuk menghubungkan matematika itu sendiri, matematika dengan pelajaran lain, dan matematika dengan masalah kehidupan sehari-hari. Penelitian komparatif ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan koneksi matematis siswa melalui model kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan tipe Teams Games Tournament (TGT. Sampel penelitian ini adalah siswa pada dua kelas di SD Kartika X-3 Parongpong, yaitu kelas III B, dan III C. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan koneksi matematis yang terdiri dari soal uraian pada pokok bahasan bangun datar dan instrumen non tes berupa angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Peningkatan kemampuan matematis siswa memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan tipe Teams Games Tournament (TGT) berada pada kategori tinggi. Tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa antara siswa yang memperoleh kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan tipe Teams Games Tournament (TGT). Selanjutnya, hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa siswa suka terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau tipe Teams Games Tournament (TGT) yang diperolehnya. \u0000Kata Kunci : Kemampuan Koneksi Matematis, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Team Games Tournament (TGT)","PeriodicalId":250161,"journal":{"name":"Jurnal Padegogik Matematika","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125990791","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Komunikasi matematis merupakan kemampuan siswa untuk menerangkan ide-ide matematika baik secara lisan maupun tertulis. Namun kemampuan komunikasi matematis siswa saat ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negaranegara lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Question Students Have atau tipe Fishbowl, dan mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA dan VC, SD KARTIKA X-3 Parongpong, Bandung Barat. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematis berupa soal uraian terkait dengan materi “Pengumpulan dan Penyajian Data Tunggal”. Uji statistik yang digunakan adalah uji beda dua ratarata, t-tes pada taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Question Students Have dan tipe Fishbowl berada pada kategori sedang. (2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Question Students Have dan siswa yang memperoleh model pembelajaran tipe Fishbowl. (3) Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Question Students Have berada pada kategori “suka” dan tipe Fishbowl berada pada kategori “sangat suka”. Kata Kunci: Komunikasi Matematis, Pembelajaran Kooperatif, Question Students Have, Fishbowl
{"title":"MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUESTION STUDENTS HAVE DAN FISHBOWL","authors":"Debby Tanti Adam, S. Tauran","doi":"10.35974/jpd.v2i1.1072","DOIUrl":"https://doi.org/10.35974/jpd.v2i1.1072","url":null,"abstract":"Abstrak: Komunikasi matematis merupakan kemampuan siswa untuk menerangkan ide-ide matematika baik secara lisan maupun tertulis. Namun kemampuan komunikasi matematis siswa saat ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negaranegara lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Question Students Have atau tipe Fishbowl, dan mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA dan VC, SD KARTIKA X-3 Parongpong, Bandung Barat. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematis berupa soal uraian terkait dengan materi “Pengumpulan dan Penyajian Data Tunggal”. Uji statistik yang digunakan adalah uji beda dua ratarata, t-tes pada taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Question Students Have dan tipe Fishbowl berada pada kategori sedang. (2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Question Students Have dan siswa yang memperoleh model pembelajaran tipe Fishbowl. (3) Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Question Students Have berada pada kategori “suka” dan tipe Fishbowl berada pada kategori “sangat suka”. \u0000Kata Kunci: Komunikasi Matematis, Pembelajaran Kooperatif, Question Students Have, Fishbowl","PeriodicalId":250161,"journal":{"name":"Jurnal Padegogik Matematika","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121393626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di Indonesia masih belum tinggi. Penelitian ini menggunakan desain komparatif untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching secara signifikan lebih baik daripada siswa yang hanya memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here saja. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswa pada dua kelas VII SMP Negeri 5 Lembang, Bandung Barat. Siswa kelas VII E memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here, sedangkan siswa pada kelas VII C memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dengan pendekatan Quantum Teaching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang hanya memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dan siswa yang memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dan pendekatan Quantum Teaching termasuk dalam kategori sedang. Secara statistik, siswa yang memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dan Pendekatan Quantum Teaching memiliki peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here saja. Selanjutnya, respon siswa terhadap model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dikategorikan “biasa” dan respon siswa terhadap pendekatan Quantum Teaching dikategorikan “sangat suka”. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Everyone is a Teacher Here, Quantum Teaching.
{"title":"MODEL PEMBELAJARAN EVERY ONE IS A TEACHER HERE DAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAM PUAN PEMECAHAN MAS ALAH MATEMATIS S ISWA S MP","authors":"J. Muntuan","doi":"10.35974/jpd.v2i1.1073","DOIUrl":"https://doi.org/10.35974/jpd.v2i1.1073","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di Indonesia masih belum tinggi. Penelitian ini menggunakan desain komparatif untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching secara signifikan lebih baik daripada siswa yang hanya memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here saja. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswa pada dua kelas VII SMP Negeri 5 Lembang, Bandung Barat. Siswa kelas VII E memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here, sedangkan siswa pada kelas VII C memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dengan pendekatan Quantum Teaching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang hanya memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dan siswa yang memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dan pendekatan Quantum Teaching termasuk dalam kategori sedang. Secara statistik, siswa yang memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dan Pendekatan Quantum Teaching memiliki peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memperoleh model pembelajaran Everyone is a Teacher Here saja. Selanjutnya, respon siswa terhadap model pembelajaran Everyone is a Teacher Here dikategorikan “biasa” dan respon siswa terhadap pendekatan Quantum Teaching dikategorikan “sangat suka”. \u0000Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Everyone is a Teacher Here, Quantum Teaching.","PeriodicalId":250161,"journal":{"name":"Jurnal Padegogik Matematika","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127116232","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kemampuan pemahaman konsep adalah salah satu kemampuan yang harus dimilikidalam pelajaran matematika. Namun kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki siswa diIndonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaanpeningkatan antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model Thingking Aloud PairProblem Solving (TAPPS) dan yang memperoleh pendekatan Contextual Teaching andLearning (CTL). Desain dalam penelitian ini adalah desain komparatif. Sampel dalampenelitian ini adalah kelas VIII-I dan kelas VIII-J SMPN 3 Lembang. Di mana kelas VIII-Imemperoleh perlakuan model pembelajaran TAPPS dan yang memperoleh pendekatan CTLkelas VIII-J. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman konsep matematissiswa yang berupa tes uraian dan angket respon siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkanbahwa: peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis pada siswa yang memperolehpembelajaran dengan menggunakan model TAPPS dan siswa yang memperoleh pembelajarandengan menggunakan pendekatan CTL termasuk dalam kategori sedang. Tetapi, walaupunterdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa, perbedaan tersebut tidaklahsignifikan. Temuan lain dari penelitian ini adalah bahwa siswa suka dengan modelpembelajaran kooperatif tipe TAPPS dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTLyang mereka peroleh.
{"title":"IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP (Studi Komparatif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lemban","authors":"Joice Soreani Noti","doi":"10.35974/jpd.v1i2.657","DOIUrl":"https://doi.org/10.35974/jpd.v1i2.657","url":null,"abstract":"Kemampuan pemahaman konsep adalah salah satu kemampuan yang harus dimilikidalam pelajaran matematika. Namun kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki siswa diIndonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaanpeningkatan antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model Thingking Aloud PairProblem Solving (TAPPS) dan yang memperoleh pendekatan Contextual Teaching andLearning (CTL). Desain dalam penelitian ini adalah desain komparatif. Sampel dalampenelitian ini adalah kelas VIII-I dan kelas VIII-J SMPN 3 Lembang. Di mana kelas VIII-Imemperoleh perlakuan model pembelajaran TAPPS dan yang memperoleh pendekatan CTLkelas VIII-J. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman konsep matematissiswa yang berupa tes uraian dan angket respon siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkanbahwa: peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis pada siswa yang memperolehpembelajaran dengan menggunakan model TAPPS dan siswa yang memperoleh pembelajarandengan menggunakan pendekatan CTL termasuk dalam kategori sedang. Tetapi, walaupunterdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa, perbedaan tersebut tidaklahsignifikan. Temuan lain dari penelitian ini adalah bahwa siswa suka dengan modelpembelajaran kooperatif tipe TAPPS dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTLyang mereka peroleh.","PeriodicalId":250161,"journal":{"name":"Jurnal Padegogik Matematika","volume":"149 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126544239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Teachers needs to be aware that there is no single way to learn the most correct,there is no way to teach the best or superior, because peoples are differ in intellectual abilities,attitudes, and personality. There can be no 'right test' way to study nor 'best' way to teach.Teachers are free to choose their own way and style in teaching and learning to achieve thegoals that have been determined by considering the conditions of each student. But there is alittle message in the particular subject matter of mathematics teaching in the classroom thatcreate an impression of each student when they leave the classroom students are expected todiscuss pleasant things which has happened, beside mathematics, to the new math coursefollowed, and it is expected that they will continue to smolder spirit until the next day. Thereforteachers need such effort and patience in providing the right motivation. Strong motivation inmathematics teaching is not just words, but stimulation through teaching techniques as theproper way to make students happy and more interested towards mathematics. The ways thatexpected to eliminate problems such as fear or mathematics anxiety, which is a commonproblem for many years. Faith based learning correlates learning particular subject matter inmathematics with the Word of God, students are directed always willing accept wisdom andknowledge of God. Teaching that leads to the heavenly teaching method to love God. Teachingin accordance with the criteria written in the book of Galatians 5:22-23, which are; love, joy,peace, patience, kindness, goodness, faithfulness, gentleness, and selfs control. ThePENDEKATAN FAITH LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAKartini HutagaolFakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Advent Indonesiakartinih_smant@yahoo.com33expecttation by integrating faith in the teaching of mathematics is to form student Godlycharacter for present and eternal life to come.
教师需要意识到,没有唯一的方法可以学得最正确,也没有唯一的方法可以教得最好或更好,因为人们在智力、态度和个性上是不同的。没有“正确”的考试学习方式,也没有“最好”的教学方式。教师可以自由选择自己的教学方式和风格,以实现通过考虑每个学生的条件而确定的目标。但是,在课堂上的数学教学的特定主题中,很少有信息能给每个学生留下印象,当他们离开教室时,学生们被期望讨论发生的愉快的事情,除了数学,接下来的新数学课程,预计他们将继续闷燃精神,直到第二天。因此,教师需要这样的努力和耐心来提供正确的动机。在数学教学中,强激励不仅仅是言语上的,而是通过教学手段的激励,使学生对数学更感兴趣。这些方法有望消除恐惧或数学焦虑等问题,这是一个多年来的普遍问题。以信仰为基础的学习将学习特定的数学主题与上帝的话语联系起来,学生们总是愿意接受上帝的智慧和知识。教导通往爱上帝的属天教导方法。按加拉太书5:22-23所写的准则教导人,就是:爱、喜乐、和平、忍耐、恩慈、良善、信实、温柔、自制。the pendekatan FAITH LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAKartini HutagaolFakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Advent Indonesiakartinih_smant@yahoo.com33expecttation通过将信仰融入数学教学,为现在和永恒的生命形成学生的神性品格。
{"title":"PENDEKATAN FAITH LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA","authors":"Kartini Hutagaol","doi":"10.35974/jpd.v1i2.655","DOIUrl":"https://doi.org/10.35974/jpd.v1i2.655","url":null,"abstract":"Teachers needs to be aware that there is no single way to learn the most correct,there is no way to teach the best or superior, because peoples are differ in intellectual abilities,attitudes, and personality. There can be no 'right test' way to study nor 'best' way to teach.Teachers are free to choose their own way and style in teaching and learning to achieve thegoals that have been determined by considering the conditions of each student. But there is alittle message in the particular subject matter of mathematics teaching in the classroom thatcreate an impression of each student when they leave the classroom students are expected todiscuss pleasant things which has happened, beside mathematics, to the new math coursefollowed, and it is expected that they will continue to smolder spirit until the next day. Thereforteachers need such effort and patience in providing the right motivation. Strong motivation inmathematics teaching is not just words, but stimulation through teaching techniques as theproper way to make students happy and more interested towards mathematics. The ways thatexpected to eliminate problems such as fear or mathematics anxiety, which is a commonproblem for many years. Faith based learning correlates learning particular subject matter inmathematics with the Word of God, students are directed always willing accept wisdom andknowledge of God. Teaching that leads to the heavenly teaching method to love God. Teachingin accordance with the criteria written in the book of Galatians 5:22-23, which are; love, joy,peace, patience, kindness, goodness, faithfulness, gentleness, and selfs control. ThePENDEKATAN FAITH LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAKartini HutagaolFakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Advent Indonesiakartinih_smant@yahoo.com33expecttation by integrating faith in the teaching of mathematics is to form student Godlycharacter for present and eternal life to come.","PeriodicalId":250161,"journal":{"name":"Jurnal Padegogik Matematika","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124436480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}