Pub Date : 2019-09-02DOI: 10.36805/FARMASI.V4I1.618
Lia Fikayuniar, Neni Sri Gunarti, Mellya Apriliani
ABSTRAK Kunyit (Curcuma longa L.) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang termasuk dalam keluarga Zingiberaceae. Senyawa aktif yang terkandung dalam rimpang kunyit (Curcuma longa L.) mampu bekerja sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma longa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Ekstraksi dilakukan dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi paper disk dengan masing-masing konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, 40% b/v. Kontrol positif yang digunakan adalah Ciprofloxacin sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol rimpang kunyit mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan terpenoid. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol rimpang kunyit dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan konsentrasi 40% merupakan konsentrasi yang memberikan diameter zona hambat terbesar terhadap kedua bakteri uji yaitu 8,63 mm dan 7,8 mm. Kata Kunci : aktivitas antibakteri, Curcuma longa L., Staphylococcus aureus, ABSTRACT Turmeric (Curcuma longa L.) is one type of medicinal plant that belongs to the Zingiberaceae family. The active compounds contained in the Curcuma longa L. rhizome can work as antibacterial. This study aims to determine the antibacterial activity of the ethanol extract of Curcuma longa L. Antibacterial activity testing was carried out using the paper disk diffusion method with each extract concentration of 10%, 20%, 30%, 40%. The positive control used was Ciprofloxacin while the negative control used was DMSO. The results of phytochemical screening of the ethanol extract of Curcuma longa L. rhizome contain alkaloids, flavonoids, phenols, tannins and terpenoids. Based on the results of the study, the ethanol extract of turmeric rhizome can inhibit Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa bacteria at concentrations of 10%, 20%, 30%, 40% and 40% concentrations which give the largest inhibition zone diameter of the two test bacteria which is 8.63 mm and 7.8 mm. Keywords: antibacterial activity, Curcuma longa L., Staphylococcus aureus,
摘要姜黄(姜黄是姜黄科的一种药用植物。姜黄根茎中的活性化合物具有抗菌作用。这项研究的目的是确定从姜黄中提取的乙醇根茎(姜黄根管)到葡萄球菌菌和真素素假单胞菌的抗菌活性。提取是通过使用乙醇96%的溶剂反流进行的。测试用磁盘的扩散方法进行,每次萃取10% 20% 30%到40%的b/v浓度。积极的控制是环丙醇素,消极的控制是DMSO。从植物化学中提取的姜黄质乙醇、黄酮、苯酚、单宁和松节油。根据我们的研究,姜黄质乙醇提取物可以抑制10% 20% 30% 40%和40%的铜矿聚糖。关键字:抗菌活性,凝乳、葡萄球菌、葡萄球菌、葡萄球菌等。环内活跃的化合物只能作为抗菌剂起作用。这项研究包括确定乙醇渗透性渗透性测试,使用纸张的衍生物方法性测试,每隔10%、20%、30%、40%的离心机聚合。积极控制曾经是Ciprofloxacin,而消极控制曾经是DMSO。植物化学对乙醇extract的结果只有黄疸、黄醇、甲醇、苯酚、苯酚和二极管。改编自the results of the study, turmeric之乙醇extract rhizome杆菌可以inhibit奥里斯和铜绿假单胞菌细菌at concentrations of 10%, 20%, 30%, 40%, 40% concentrations哪种给直径最大抑制地带》两个测试细菌,这是8 . 63毫米,7至8毫米。抗杆菌性,凝血剂,葡萄球菌,
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa","authors":"Lia Fikayuniar, Neni Sri Gunarti, Mellya Apriliani","doi":"10.36805/FARMASI.V4I1.618","DOIUrl":"https://doi.org/10.36805/FARMASI.V4I1.618","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Kunyit (Curcuma longa L.) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang termasuk dalam keluarga Zingiberaceae. Senyawa aktif yang terkandung dalam rimpang kunyit (Curcuma longa L.) mampu bekerja sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma longa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Ekstraksi dilakukan dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi paper disk dengan masing-masing konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, 40% b/v. Kontrol positif yang digunakan adalah Ciprofloxacin sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol rimpang kunyit mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan terpenoid. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol rimpang kunyit dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan konsentrasi 40% merupakan konsentrasi yang memberikan diameter zona hambat terbesar terhadap kedua bakteri uji yaitu 8,63 mm dan 7,8 mm. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Kata Kunci : \u0000 \u0000 \u0000aktivitas antibakteri, Curcuma longa L., Staphylococcus aureus, \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000Turmeric (Curcuma longa L.) is one type of medicinal plant that belongs to the Zingiberaceae family. The active compounds contained in the Curcuma longa L. rhizome can work as antibacterial. This study aims to determine the antibacterial activity of the ethanol extract of Curcuma longa L. Antibacterial activity testing was carried out using the paper disk diffusion method with each extract concentration of 10%, 20%, 30%, 40%. The positive control used was Ciprofloxacin while the negative control used was DMSO. The results of phytochemical screening of the ethanol extract of Curcuma longa L. rhizome contain alkaloids, flavonoids, phenols, tannins and terpenoids. Based on the results of the study, the ethanol extract of turmeric rhizome can inhibit Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa bacteria at concentrations of 10%, 20%, 30%, 40% and 40% concentrations which give the largest inhibition zone diameter of the two test bacteria which is 8.63 mm and 7.8 mm. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Keywords: \u0000 \u0000 \u0000antibacterial activity, Curcuma longa L., Staphylococcus aureus, \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124370436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-02DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.617
Iin Lidia Putama Mursal, Anggun Hari Kusumawati, Devi Hartianti Puspasari
ABSTRAK Hand sanitizer adalah produk efektif dan murah yang dapat mengurangi mikroorganisme pada kulit. Banyak hand sanitizer yang mengandung etanol dan alkohol dengan kadar 60% -95% tetapi kandungan alkohol dalam hand sanitizer dapat menyebabkan resiko kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gelling agent Carbopol 940 terhadap sifat fisik sediaan gel hand sanitizer. Konsentrasi yang digunakan untuk gelling agent Carbopol 940 yaitu 0,5%; 1%; 1,5%. Uji sifat fisik meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar dan uji daya lekat. Hasil penelitian sifat fisik sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun kemangi yaitu peningkatan kadar gelling agent menyebabkan warna gel semakin pudar, wujud semakin kental, peningkatan viskositas, peningkatan daya lekat dan penurunan daya sebar. Berdasarkan uji sifat fisik sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun kemangi dapat disimpulkan bahwa (F2) dengan konsentrasi 1% Carbopol 940 adalah formula optimal karena memenuhi semua persyaratan sifat fisik gel. Kata kunci : gelling agent, carbopol 940, sifat fisik, Ocimum sanctum L. ABSTRACT Hand sanitizers were effective and inexpensive product that can reduce of microorganims on the skin. Many hand sanitizer have contents up to 60%-95% ethanol and isopropyl alcohol, but using alcohol in hand sanitizer can cause health risks effect. The aim of this work was to determine the effects of gelling agent Carbopol 940 on physical properties of formulation gel hand sanitizer. The concentration that used for the Carbopol 940 gelling agent are 0,5%; 1%; 1,5%. The test of physical properties includes organoleptic, homogeneity, pH, viscosity, dispersive ability, and adhesion The results of this research on the physical properties gel hand sanitizer of basil essensial oil, showed that the increasing of gelling agent consentrasion, makes the gel getting faded, more thicker, increase of viscosity, adhesion and decrease of dispersive ability. Based on the physical properties test, (F2) with 1% concentration of Carbopol 940 is the optimal formula it caused by it suitable all the parameters of the physical properties of gel. Keywords : gelling agent, carbopol 940, physical properties, Ocimum sanctum L.
{"title":"PENGARUH VARIASI KONSENTRASI GELLING AGENT CARBOPOL 940 TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN GEL HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum Sanctum L.)","authors":"Iin Lidia Putama Mursal, Anggun Hari Kusumawati, Devi Hartianti Puspasari","doi":"10.36805/farmasi.v4i1.617","DOIUrl":"https://doi.org/10.36805/farmasi.v4i1.617","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Hand sanitizer adalah produk efektif dan murah yang dapat mengurangi mikroorganisme pada kulit. Banyak hand sanitizer yang mengandung etanol dan alkohol dengan kadar 60% -95% tetapi kandungan alkohol dalam hand sanitizer dapat menyebabkan resiko kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gelling agent Carbopol 940 terhadap sifat fisik sediaan gel hand sanitizer. Konsentrasi yang digunakan untuk gelling agent Carbopol 940 yaitu 0,5%; 1%; 1,5%. Uji sifat fisik meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar dan uji daya lekat. Hasil penelitian sifat fisik sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun kemangi yaitu peningkatan kadar gelling agent menyebabkan warna gel semakin pudar, wujud semakin kental, peningkatan viskositas, peningkatan daya lekat dan penurunan daya sebar. Berdasarkan uji sifat fisik sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun kemangi dapat disimpulkan bahwa (F2) dengan konsentrasi 1% Carbopol 940 adalah formula optimal karena memenuhi semua persyaratan sifat fisik gel. \u0000Kata kunci : gelling agent, carbopol 940, sifat fisik, Ocimum sanctum L. \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000Hand sanitizers were effective and inexpensive product that can reduce of microorganims on the skin. Many hand sanitizer have contents up to 60%-95% ethanol and isopropyl alcohol, but using alcohol in hand sanitizer can cause health risks effect. The aim of this work was to determine the effects of gelling agent Carbopol 940 on physical properties of formulation gel hand sanitizer. The concentration that used for the Carbopol 940 gelling agent are 0,5%; 1%; 1,5%. The test of physical properties includes organoleptic, homogeneity, pH, viscosity, dispersive ability, and adhesion The results of this research on the physical properties gel hand sanitizer of basil essensial oil, showed that the increasing of gelling agent consentrasion, makes the gel getting faded, more thicker, increase of viscosity, adhesion and decrease of dispersive ability. Based on the physical properties test, (F2) with 1% concentration of Carbopol 940 is the optimal formula it caused by it suitable all the parameters of the physical properties of gel. \u0000Keywords : gelling agent, carbopol 940, physical properties, Ocimum sanctum L.","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117090388","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-02DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.613
Ermi Abriyani, Neneng Nurfalah
ABSTRAK Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah petai cina (Leucaena leucocephala (Lamk.) de Wit). Secara etnobotani, masyarakat Indonesia telah memanfaatkan daun petai cina sebagai obat-obatan diantaranya sebagai obat luka dan obat bengkak. Petai cina diketahui potensial untuk dikembangkan lebih lanjut pada penyakit infeksi. Berdasarkan hal ini dilakukan penelitian mengenai identifikasi metabolit sekunder daun petai cina. Metode yang digunakan yaitu soxhlet, uji fitokimia, ekstraksi cair-cair, kromatografi kolom, uji antibakteri mengunakan metode difusi paper disk dengan konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, 30% b/v, 40% b/v, 50%. b/v. Pada pengujian karakteristik senyawa metabolit sekunder daun petai cina memiliki potensi yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol dan steroid. Pada pengujian antibakteri menunjukkan konsentrasi 50% zona hambat paling besar dengan hasil pengukuran 6,16 mm pada ekstrak etanol dan pada ekstak n- heksana 4,44 mm. Kata Kunci: Daun Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lamk.) de Wit)), Ekstraksi cair-cair, Kromatografi lapis tipis, Kromatografi kolom, St ABSTRACK One of the plants used as traditional medicine is (Leucaena leucocephala (Lamk.) De Wit). Ethnobotany, Indonesian people have used Chinese petai leaves as medicines, including wound medicine and swollen medicine. Chinese petai is known to be potential for further development in infectious diseases. Based on this, a study was conducted on the identification of secondary metabolites of Chinese petai leaves. The method used is soxhlet, phytochemical test, liquid-liquid extraction, column chromatography, antibacterial test using paper disk diffusion method with a concentration of 10% b / v, 20% b / v, 30% b / v, 40% b / v, 50%. b / v. In testing the characteristics of secondary metabolites of Chinese petai leaves, they have the potential of alkaloid compounds, flavonoids, tannins, polyphenols and steroids. The antibacterial test for a concentration of 50% has the largest inhibition zone with results of measurements of 6.16 mm on ethanol extract and on n-hexane extract 4.44 mm. Keywords: (Leucaena leucocephala (Lamk.) De Wit)), Liquid- liquid Extraction Cromatography column, Thin Layer Cromatography, Staphylococcus aureus
{"title":"IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DAUN PETAI CINA (Leucaena leucocephala (Lamk.) De Wit) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus","authors":"Ermi Abriyani, Neneng Nurfalah","doi":"10.36805/farmasi.v4i1.613","DOIUrl":"https://doi.org/10.36805/farmasi.v4i1.613","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah petai cina (Leucaena leucocephala (Lamk.) de Wit). Secara etnobotani, masyarakat Indonesia telah memanfaatkan daun petai cina sebagai obat-obatan diantaranya sebagai obat luka dan obat bengkak. Petai cina diketahui potensial untuk dikembangkan lebih lanjut pada penyakit infeksi. Berdasarkan hal ini dilakukan penelitian mengenai identifikasi metabolit sekunder daun petai cina. Metode yang digunakan yaitu soxhlet, uji fitokimia, ekstraksi cair-cair, kromatografi kolom, uji antibakteri mengunakan metode difusi paper disk dengan konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, 30% b/v, 40% b/v, 50%. b/v. Pada pengujian karakteristik senyawa metabolit sekunder daun petai cina memiliki potensi yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol dan steroid. Pada pengujian antibakteri menunjukkan konsentrasi 50% zona hambat paling besar dengan hasil pengukuran 6,16 mm pada ekstrak etanol dan pada ekstak n- heksana 4,44 mm. \u0000 Kata Kunci: Daun Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lamk.) de Wit)), Ekstraksi cair-cair, Kromatografi lapis tipis, Kromatografi kolom, St \u0000ABSTRACK \u0000One of the plants used as traditional medicine is (Leucaena leucocephala (Lamk.) De Wit). Ethnobotany, Indonesian people have used Chinese petai leaves as medicines, including wound medicine and swollen medicine. Chinese petai is known to be potential for further development in infectious diseases. Based on this, a study was conducted on the identification of secondary metabolites of Chinese petai leaves. The method used is soxhlet, phytochemical test, liquid-liquid extraction, column chromatography, antibacterial test using paper disk diffusion method with a concentration of 10% b / v, 20% b / v, 30% b / v, 40% b / v, 50%. b / v. In testing the characteristics of secondary metabolites of Chinese petai leaves, they have the potential of alkaloid compounds, flavonoids, tannins, polyphenols and steroids. The antibacterial test for a concentration of 50% has the largest inhibition zone with results of measurements of 6.16 mm on ethanol extract and on n-hexane extract 4.44 mm. \u0000Keywords: (Leucaena leucocephala (Lamk.) De Wit)), Liquid- liquid Extraction Cromatography column, Thin Layer Cromatography, Staphylococcus aureus","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128987179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-02DOI: 10.36805/FARMASI.V4I1.615
A. H. Kusumawati, Siti Hufi Hutami
ABSTRAK Ekstrak etanolik daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) mempunyai banyak zat khasiat dimana salah satu zat aktif tersebut berkhasiat sebagai antibakteri. Penggunaan ekstrak etanolik dalam bentuk kental sangat tidak efisien dalam pemakaiannya, sehingga perlu dibuat dalam bentuk sediaan topical, misalnya gel. Penggunaan Karbomer 934 sebagai gelling agent dapat meningkatkan konsistensi basis yang akan berpengaruh terhadap pelepasan zat aktif di dalam gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kadar basis Karbomer 934 gel ekstrak etanolik daun jeruk purut terhadap sifat fisik gel dan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Gel dibuat dalam 4 formula dengan konsentrasi basis Karbomer 934 yaitu 0,5 %, 1%, 1,5%, dan 2%. Gel diuji sifat fisik (organolepstis, homogenitas, pH, viskositas, daya lekat, daya sebar, dan uji hedonik) dan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Data dari uji sifat fisik dan pengukuran diameter zona hambat anti bakteri dianalisis dengan statistika Uji Kruskall-Wallis dan Mann-Withney Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi konsentrasi Karbomer 0,5 %, 1 %, 1,5 % dan 2% sebagai gelling agent gel ekstrak etanol daun jeruk purut berpengaruh terhadap sifat fisik gel dan aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Semakin besar konsentrasi Karbomer 934, viskositas semakin besar dengan FI= 3079 cP.s, FII= 8135 cP.s, FIII= 13136 cP.s, FIV= 14307 cP.s, menurunkan daya sebar dengan FI= 5.14 cm, FII= 4.04 cm, FIII= 3.51 cm, FIV= 3.35 cm, meningkatakan daya lekat dengan FI= 0.79 cm, FII= 0.87 cm, FIII= 1.05 cm, FIV= 1.16 cm dan menurunkan efektivitas antibakteri dengan FI= 6.4 cm, FII= 5.1, FIII= 5.8 cm dan FIV= 4.9 cm. Kata Kunci : gel, gelling agent, Karbomer 934, Citrus hystrix D.C , Staphylococcus aureus. ABSTRCT Ethanolic extract of kaffir lime leaves (Citrus hystrix D.C) Has many active compounds, antimicrobial activity have been reported numerously. Ethanolic extract of Kaffir Lime leaves can’t directly exposure to the human skin. It can be increased of skin rash and eritema. The extract can be formulated in topical product like gel preparation. The aim of this work was to determine the effect of variations in base levels of Karbomer 934 gel ethanolic extract of kaffir lime leaves on the physical properties of gel and antibacterial activity against Staphylococcus aureus. The gel is made in 4 formulas with a base concentration of Carbomer 934 which is 0.5%, 1%, 1.5%, and 2%. Gel was tested for physical properties (organolepstis, homogeneity, pH, viscosity, adhesion, dispersion, and hedonic test) and antibacterial power to Staphylococcus aureus. Measuring the diameter of the antibacterial inhibition zone after incubation at 37ºC for 24 hours. Data from the physical properties test and measuring the diameter of the anti-bacterial inhibitory zone were analyzed by statistical with Kruskal-Wallis test and Mann-Withney test. The results of this study concluded that
提取提取物的提取物有多种药用,其中一种活性成分具有抗菌特性。以粘性形式使用乙酰氨基提取物在其应用中非常低效,因此需要以凝胶等特定剂型形式生产。使用碳水化合物934作为gelling agent可以增加基基浓度,这将有助于凝胶中活性物质的释放。这项研究的目的是确定普露斯柑橘叶乙酰基碳水化合物基含量的变化对凝胶的生理性质和抗菌菌活性的影响。凝胶以4种配方的浓度为934,其碳水化合物基为0.5%、1%、1.5%和2%。凝胶测试了人体特征(有机物、同质性、pH值、粘性、粘性、舒适性和共吸性测试)以及抗菌菌的抗菌特性。测试数据的物理性质和测量直径拖住抗菌Kruskall-Wallis试验统计和分析区域Mann-Withney研究结果可以得出结论,Karbomer 0.5 %浓度的变化,1 %,1.5%和2%作为gelling凝胶探员菲尔橙叶乙醇提取物体内抗菌凝胶影响物理性质和活动对奥里斯。Karbomer浓度越大,934粘度和菲cP = 3079越大。s, s FII = 8135 cP,填= s 13136 cP,山区= s 14307 cP,降低传播资源与菲14厘米,FII = 4 = 5。4厘米,填51厘米,山区= 3 = 3。35厘米,粘滞meningkatakan资源与菲= 0。79厘米,FII 87厘米,填= 1 = 0。5厘米,山区= 1。16厘米和降低抗菌效力菲= 6.4厘米,FII = 5。1,填= 5。8厘米,山区= 4。9厘米。关键词:gel, gelling agents,羧酸,Citrus hystrix D.C,葡萄球菌aureus。残存的Ethanolic extract of the citfir lime有很多活性成分,抗微生物性行为已经报告了数字。Ethanolic extract of Kaffir Lime不能直接向人类皮肤曝光。它可以增加皮肤红斑。extract可以在专题产品如凝胶准备。这项工作的目的是确定碳水化合物第934层乙烷橄榄酸extract在凝胶和抗杆菌作用下的生理特性。凝胶是四种配方,碳水化合物浓度为934,这是0.5%,1%,1.5%,2%凝胶是对物理特性的测试(有机特性、同质性、pH值、粘性、粘性、不规则性和共吸性测试)和抗细菌性药物对葡萄球菌aureus。测量直径》之后的antibacterial抑制区incubation at 37ºC为24小时。来自物理属性测试和测量反微生物抑制区域的直径的数据是由克鲁斯-沃利斯测试和人类测试的统计分析。这项研究的结果表明,卡bomer探员ethanol extract对凝胶抗杆菌活性影响深远。Carbomer之大双臀,增加《viscosity 934价值与菲= s 3079 cP, FII = s 8135 cP,填= s 13136 cP,山区= s 14307 cP,和菲decrease《spreadability 14厘米,FII = 4 = 5。4厘米,填51厘米,山区= 3 = 3。35厘米,增加和菲在adhesion = 0。79厘米,FII 87厘米,填= 1 = 0。05,山区= 1。16 cm和cm decrease显示其》和菲antibacterial = 6.4厘米,FII = 5。1,填= 5。8厘米,山区= 4。9厘米。凝胶,gelling agent, Carbomer 934, Citrus hystrix D.C,葡萄球菌aureus。
{"title":"PENGARUH VARIASI GELLING AGENT KARBOMER 934 EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix DC) TERHADAP SIFAT FISIK GEL DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus","authors":"A. H. Kusumawati, Siti Hufi Hutami","doi":"10.36805/FARMASI.V4I1.615","DOIUrl":"https://doi.org/10.36805/FARMASI.V4I1.615","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Ekstrak etanolik daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) mempunyai banyak zat khasiat dimana salah satu zat aktif tersebut berkhasiat sebagai antibakteri. Penggunaan ekstrak etanolik dalam bentuk kental sangat tidak efisien dalam pemakaiannya, sehingga perlu dibuat dalam bentuk sediaan topical, misalnya gel. Penggunaan Karbomer 934 sebagai gelling agent dapat meningkatkan konsistensi basis yang akan berpengaruh terhadap pelepasan zat aktif di dalam gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kadar basis Karbomer 934 gel ekstrak etanolik daun jeruk purut terhadap sifat fisik gel dan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Gel dibuat dalam 4 formula dengan konsentrasi basis Karbomer 934 yaitu 0,5 %, 1%, 1,5%, dan 2%. Gel diuji sifat fisik (organolepstis, homogenitas, pH, viskositas, daya lekat, daya sebar, dan uji hedonik) dan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Data dari uji sifat fisik dan pengukuran diameter zona hambat anti bakteri dianalisis dengan statistika Uji Kruskall-Wallis dan Mann-Withney Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi konsentrasi Karbomer 0,5 %, 1 %, 1,5 % dan 2% sebagai gelling agent gel ekstrak etanol daun jeruk purut berpengaruh terhadap sifat fisik gel dan aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Semakin besar konsentrasi Karbomer 934, viskositas semakin besar dengan FI= 3079 cP.s, FII= 8135 cP.s, FIII= 13136 cP.s, FIV= 14307 cP.s, menurunkan daya sebar dengan FI= 5.14 cm, FII= 4.04 cm, FIII= 3.51 cm, FIV= 3.35 cm, meningkatakan daya lekat dengan FI= 0.79 cm, FII= 0.87 cm, FIII= 1.05 cm, FIV= 1.16 cm dan menurunkan efektivitas antibakteri dengan FI= 6.4 cm, FII= 5.1, FIII= 5.8 cm dan FIV= 4.9 cm. \u0000Kata Kunci : gel, gelling agent, Karbomer 934, Citrus hystrix D.C , Staphylococcus aureus. \u0000 \u0000ABSTRCT \u0000Ethanolic extract of kaffir lime leaves (Citrus hystrix D.C) Has many active compounds, antimicrobial activity have been reported numerously. Ethanolic extract of Kaffir Lime leaves can’t directly exposure to the human skin. It can be increased of skin rash and eritema. The extract can be formulated in topical product like gel preparation. The aim of this work was to determine the effect of variations in base levels of Karbomer 934 gel ethanolic extract of kaffir lime leaves on the physical properties of gel and antibacterial activity against Staphylococcus aureus. The gel is made in 4 formulas with a base concentration of Carbomer 934 which is 0.5%, 1%, 1.5%, and 2%. Gel was tested for physical properties (organolepstis, homogeneity, pH, viscosity, adhesion, dispersion, and hedonic test) and antibacterial power to Staphylococcus aureus. Measuring the diameter of the antibacterial inhibition zone after incubation at 37ºC for 24 hours. Data from the physical properties test and measuring the diameter of the anti-bacterial inhibitory zone were analyzed by statistical with Kruskal-Wallis test and Mann-Withney test. The results of this study concluded that ","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131388613","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-02DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.619
Dadan Ridwanuloh, F. Syarif
ABSTRAK Pemanfaatan tumbuhan di Indonesia banyak digunakan sebagai obat-obatan herbal dan sebagai upaya mempertahankan kesehatan masyarakat. Dari penelitian yang telah dilakukan, baik secara in vitro maupun in vivo, didapatkan informasi bahwa Ciplukan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, dan sitotoksik. Selain itu dari berbagai laporan tumbuhan ini memiliki banyak khasiat tidak lain karena memiliki kandungan senyawa kimia yang fungsinya dapat mengobati suatu penyakit, salah satu senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman Ciplukan ini adalah senyawa flavonoid. Berdasarkan dari hal ini maka dilakukanlah penelitian dengan isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid yang terkandung dalam batang tanaman Ciplukan, Physalis angulata L. Metode yang digunakan adalah Uji Fitokomia, Kromatograpi Lapis Tipis, Kromatografi Kolom, dan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil uji fitokimia menunjukan bahwa batang Ciplukan mengandung senyawa Kuinon, flavonoid, saponin, dan monosesquiterpeoid, dan polifenol. Uji KLT dengan eluen n-heksan-etil asetat (7:3) menunjukan kromatogram berwarna biru dengan Rf 0.8 cm. Beberapa fraksi hasil Kromatografi Kolom kemudian di Spektrofotometri UV-Vis menunjukan senyawa tersebut merupakan senyawa flavonoid jenis flavanon. Kata Kunci : Senyawa Flavonoid, Ciplukan (Physalis angulata L.). ABSTRACT The use of plants in Indonesia is widely used as herbal medicines and as an effort to maintain public health. One type of plant that is used as herbal medicines is the Ciplukan plant. In addition, from various reports of this plant has many other properties because it contains chemical compounds whose function is to treat a disease, one of the chemical compounds contained in this Ciplukan plant is a flavonoid compound. Based on this, a study was conducted with the isolation and identification of flavonoid compounds contained in the stem of the Ciplukan plant, Physalis angulata L. The methods used were Phytochomia Test, Thin Layer Chromatography, Column Chromatography, and UV-Vis Spectrophotometry. Phytochemical test results show that the Ciplukan stem contains Kuinon, flavonoid, saponin, and monosesquiterpeoid compounds, and polyphenols. TLC test with n-hexane-ethyl acetate (7: 3) eluent showed a blue chromatogram with Rf 0.8 cm. Several fractions of the results of the chromatography column later on UV-Vis Spectrophotometry showed that the compound was a flavonoid type of flavanone. Keynote : Flavonoid, Ciplukan (Physalis angulata L.).
{"title":"ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI BATANG CIPLUKAN (Physalis angulata L.)","authors":"Dadan Ridwanuloh, F. Syarif","doi":"10.36805/farmasi.v4i1.619","DOIUrl":"https://doi.org/10.36805/farmasi.v4i1.619","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Pemanfaatan tumbuhan di Indonesia banyak digunakan sebagai obat-obatan herbal dan sebagai upaya mempertahankan kesehatan masyarakat. Dari penelitian yang telah dilakukan, baik secara in vitro maupun in vivo, didapatkan informasi bahwa Ciplukan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, dan sitotoksik. Selain itu dari berbagai laporan tumbuhan ini memiliki banyak khasiat tidak lain karena memiliki kandungan senyawa kimia yang fungsinya dapat mengobati suatu penyakit, salah satu senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman Ciplukan ini adalah senyawa flavonoid. Berdasarkan dari hal ini maka dilakukanlah penelitian dengan isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid yang terkandung dalam batang tanaman Ciplukan, Physalis angulata L. Metode yang digunakan adalah Uji Fitokomia, Kromatograpi Lapis Tipis, Kromatografi Kolom, dan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil uji fitokimia menunjukan bahwa batang Ciplukan mengandung senyawa Kuinon, flavonoid, saponin, dan monosesquiterpeoid, dan polifenol. Uji KLT dengan eluen n-heksan-etil asetat (7:3) menunjukan kromatogram berwarna biru dengan Rf 0.8 cm. Beberapa fraksi hasil Kromatografi Kolom kemudian di Spektrofotometri UV-Vis menunjukan senyawa tersebut merupakan senyawa flavonoid jenis flavanon. \u0000Kata Kunci : Senyawa Flavonoid, Ciplukan (Physalis angulata L.). \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000The use of plants in Indonesia is widely used as herbal medicines and as an effort to maintain public health. One type of plant that is used as herbal medicines is the Ciplukan plant. In addition, from various reports of this plant has many other properties because it contains chemical compounds whose function is to treat a disease, one of the chemical compounds contained in this Ciplukan plant is a flavonoid compound. Based on this, a study was conducted with the isolation and identification of flavonoid compounds contained in the stem of the Ciplukan plant, Physalis angulata L. The methods used were Phytochomia Test, Thin Layer Chromatography, Column Chromatography, and UV-Vis Spectrophotometry. Phytochemical test results show that the Ciplukan stem contains Kuinon, flavonoid, saponin, and monosesquiterpeoid compounds, and polyphenols. TLC test with n-hexane-ethyl acetate (7: 3) eluent showed a blue chromatogram with Rf 0.8 cm. Several fractions of the results of the chromatography column later on UV-Vis Spectrophotometry showed that the compound was a flavonoid type of flavanone. \u0000Keynote : Flavonoid, Ciplukan (Physalis angulata L.).","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131125452","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-02DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.620
D. Astuti, Y. Nurhayati
ABSTRAK Peresepan antibiotik untuk pasien anak-anak paling banyak digunakan dalam terapi. Penggunaan Antibiotik untuk anak-anak harus diawasi dan dikendalikan karena penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol dan tidak tepat dapat berdampak pada kegagalan efek terapi yang diharapkan dan kemungkinan dapat meyebabkan resistensi antimikroba. Pemakaian antibiotik harus dianalisis untuk mengendalikan resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini untuk menilai rasionalitas terapi antibiotik pada pasien anak. Penelitian ini merupakan analisis deskriptif retrospektif dengan pengambilan data purposive sampling. Subjek dari penelitian adalah rekam medis dari bangsal anak RSUD Karawang. Rasionalitas penggunaan antibiotik adalah penilaian melalui metode gyssens. 147 data dianalisis untuk penelitian ini terdiri dari anak laki-laki (54,40%) dan perempuan (45,60%) dengan kasus demam tifoid (53,10), diare (24,5%) dan bronkopneumonia (22,4%). Antibiotik yang digunakan sefotaksim (71,43%), amoksisilin (5,44%) dan kloramfenikol (4,76%). Penilaian antibiotik melalui metode Gyssens adalah skala IVA (93,20%), skala IIB (6,12%) dan skala IIIA (0,68%). Kata Kunci: Antibiotik, Rasionalitas, Metode Gyssens. ABSTRACT Antibiotics prescription for pediatric patients is most widely used in therapy. Antibiotic use for pediatric must be watched and controlled because uncontrolled and inappropriate use of antibiotic can impact on failure of expected therapeutic effect and can also cause the possibility of antimicrobial resistance. Antibiotic consumption is must analyzed for controlling the antibiotics resistance. The aim of study The aim of this study was to assess the rationality of antibiotic therapy in pediatric patients. This research is a retrospective descriptive analysis with purposive data sampling. Subject of study are medical record from pediatric ward in RSUD Karawang. Rationality used of antibiotic is asses through Gyssens method. 147 data was analyzed for this study consist of boys (54,40%) and girls (45,60%) with case of typhoid fever (53,10), diarrhea (24,5%) and bronchopneumonia (22,4%). Antibiotic was use Cefotaxime (71,43%), Amoxicillin (5,44%), Chloramphenicol (4,76%)etc. Assessment antibiotic through Gyssens method are IVA scale (93,20%), IIB scale ( 6,12%) and IIIA scale (0,68%). Keyword : Antibiotic, Rationality, Gyssens Method.
{"title":"EVALUASI KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DENGAN METODE GYSSENS DI RSUD KARAWANG","authors":"D. Astuti, Y. Nurhayati","doi":"10.36805/farmasi.v4i1.620","DOIUrl":"https://doi.org/10.36805/farmasi.v4i1.620","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 Peresepan antibiotik untuk pasien anak-anak paling banyak digunakan dalam terapi. Penggunaan Antibiotik untuk anak-anak harus diawasi dan dikendalikan karena penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol dan tidak tepat dapat berdampak pada kegagalan efek terapi yang diharapkan dan kemungkinan dapat meyebabkan resistensi antimikroba. Pemakaian antibiotik harus dianalisis untuk mengendalikan resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini untuk menilai rasionalitas terapi antibiotik pada pasien anak. Penelitian ini merupakan analisis deskriptif retrospektif dengan pengambilan data purposive sampling. Subjek dari penelitian adalah rekam medis dari bangsal anak RSUD Karawang. Rasionalitas penggunaan antibiotik adalah penilaian melalui metode gyssens. 147 data dianalisis untuk penelitian ini terdiri dari anak laki-laki (54,40%) dan perempuan (45,60%) dengan kasus demam tifoid (53,10), diare (24,5%) dan bronkopneumonia (22,4%). Antibiotik yang digunakan sefotaksim (71,43%), amoksisilin (5,44%) dan kloramfenikol (4,76%). Penilaian antibiotik melalui metode Gyssens adalah skala IVA (93,20%), skala IIB (6,12%) dan skala IIIA (0,68%). \u0000Kata Kunci: Antibiotik, Rasionalitas, Metode Gyssens. \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000 Antibiotics prescription for pediatric patients is most widely used in therapy. Antibiotic use for pediatric must be watched and controlled because uncontrolled and inappropriate use of antibiotic can impact on failure of expected therapeutic effect and can also cause the possibility of antimicrobial resistance. Antibiotic consumption is must analyzed for controlling the antibiotics resistance. The aim of study The aim of this study was to assess the rationality of antibiotic therapy in pediatric patients. This research is a retrospective descriptive analysis with purposive data sampling. Subject of study are medical record from pediatric ward in RSUD Karawang. Rationality used of antibiotic is asses through Gyssens method. 147 data was analyzed for this study consist of boys (54,40%) and girls (45,60%) with case of typhoid fever (53,10), diarrhea (24,5%) and bronchopneumonia (22,4%). Antibiotic was use Cefotaxime (71,43%), Amoxicillin (5,44%), Chloramphenicol (4,76%)etc. Assessment antibiotic through Gyssens method are IVA scale (93,20%), IIB scale ( 6,12%) and IIIA scale (0,68%). \u0000Keyword : Antibiotic, Rationality, Gyssens Method.","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131772963","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-02DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.616
N. Gunarti, Eva Nurlina
ABSTRAK Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang biasa digunakan oleh masyarakat di Indonesia sebagai bahan obat guna mengobati berbagai penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, cara pemanfaatan tanaman, serta kesesuaian antara pengetahuan masyarakat desa Cigunungsari secara empiris dengan kajian etnofarmokologi yang sudah di teliti sebelumnya. Metode penelitian yang di gunakan dengan teknik metode snowball sampling yaitu pemilihan informan di dapat dari rekomendasi informan sebelumnya . Penelitian di lakukan dengan cara wawancara dan penyajian data dengan cara kuantitatif yang dilakukan dengan mengukur persentase sitasi. Hasil menunjukan terdapat 23 jenis tanaman obat yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat di desa Cigunungsari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten karawang. Bagian tanaman yang sering digunakan yaitu daun sebanyak 69,7%, cara penggunaan yang sering dilakukan yaitu dengan cara diminum sebanyak 73,91%, dan cara pengolahan yang paling sering dilakukan adalah dengan cara di rebus yaitu sebanyak 56,52%, serta tidak semua tanaman memiliki kesesuaian dengan kajian etnofarmakologi mengenai khasiat dari tanaman tersebut. Kata kunci : Etnobotani, etnofarmakologi, tumbuhan obat, snowball sampling. ABSTRACT Medicinal plants are plants commonly used by people in Indonesia as medicinal ingredients to treat various diseases. The purpose of this study was to determine the types of plants, parts of plants used, how to use the plants, and the suitability between the knowledge of the Cigunungsari village people empirically with ethnopharmocological studies that have been studied previously. The research was conducted by interviewing and presenting data in a quantitative way by measuring the percentage of citations. The results showed that there were 23 types of medicinal plants used as medicine by the community in the village of Cigunungsari. Parts of plants that are often used are leaves as much as 69.7%, the method of use that is often done is by drinking as much as 73.91%, and the method of processing most often done is by boiling as much as 56.52%. Keywords: Ethnobotany, ethnopharmacology, medicinal plants, snowball sampling.
草药的抽象是印度尼西亚社会用来治疗各种疾病的草药。本研究的目的是确定几种植物的种类、所使用的植物部分、植物使用的方法以及与经过仔细研究的人种法语系的经验结合。采用斯诺鲍方法的研究方法是根据之前的告密者的建议选择告密者。研究是通过量化利润率来进行的,以访谈和数据展示的方式进行的。结果显示,在karawang区的Tegalwaru street Cigunungsari村,人们使用了23种草药作为药物。就是经常使用的部分植物叶子69,7%经常使用的方法,就是多喝多达73,91%方式,最常见的处理方式是在煮方式即多达56,52% etnofarmakologi、并不是所有的植物都有一致性研究这些植物的药用价值。关键词:人种学,人种学,药学,草药,雪球样本。腹侧植物通常被印尼人用来治疗各种疾病。这项研究的目的是确定一种植物的类型,使用的部分植物,如何利用这种植物,以及村里知识的实用性研究。这项研究是由调查和展示数据的方法所决定的。据报道,在奇贡萨里村的社区里,有23种药用植物被当作药物使用。使用的植物的种类有69.7%,使用的方法有73.91%,而大多数加工的方法是由56.52%的蒸力驱动的。音调:Ethnobotany, ethnopharmacology, medicinal plants,雪球样本。
{"title":"STUDI ETNOBOTANI & ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN OBAT DI DESA CIGUNUNGSARI KECAMATAN TEGALWARU KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT","authors":"N. Gunarti, Eva Nurlina","doi":"10.36805/farmasi.v4i1.616","DOIUrl":"https://doi.org/10.36805/farmasi.v4i1.616","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang biasa digunakan oleh masyarakat di Indonesia sebagai bahan obat guna mengobati berbagai penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, cara pemanfaatan tanaman, serta kesesuaian antara pengetahuan masyarakat desa Cigunungsari secara empiris dengan kajian etnofarmokologi yang sudah di teliti sebelumnya. Metode penelitian yang di gunakan dengan teknik metode snowball sampling yaitu pemilihan informan di dapat dari rekomendasi informan sebelumnya . Penelitian di lakukan dengan cara wawancara dan penyajian data dengan cara kuantitatif yang dilakukan dengan mengukur persentase sitasi. Hasil menunjukan terdapat 23 jenis tanaman obat yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat di desa Cigunungsari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten karawang. Bagian tanaman yang sering digunakan yaitu daun sebanyak 69,7%, cara penggunaan yang sering dilakukan yaitu dengan cara diminum sebanyak 73,91%, dan cara pengolahan yang paling sering dilakukan adalah dengan cara di rebus yaitu sebanyak 56,52%, serta tidak semua tanaman memiliki kesesuaian dengan kajian etnofarmakologi mengenai khasiat dari tanaman tersebut. \u0000Kata kunci : Etnobotani, etnofarmakologi, tumbuhan obat, snowball sampling. \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000 \u0000Medicinal plants are plants commonly used by people in Indonesia as medicinal ingredients to treat various diseases. The purpose of this study was to determine the types of plants, parts of plants used, how to use the plants, and the suitability between the knowledge of the Cigunungsari village people empirically with ethnopharmocological studies that have been studied previously. The research was conducted by interviewing and presenting data in a quantitative way by measuring the percentage of citations. The results showed that there were 23 types of medicinal plants used as medicine by the community in the village of Cigunungsari. Parts of plants that are often used are leaves as much as 69.7%, the method of use that is often done is by drinking as much as 73.91%, and the method of processing most often done is by boiling as much as 56.52%. \u0000Keywords: Ethnobotany, ethnopharmacology, medicinal plants, snowball sampling.","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134132526","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.36805/farmasi.v3i2.470
Vera Nurviana, Ade Yeni Aprilia, E. Nuraini
ABSTRAK Antioksidan merupakan suatu senyawa yang sangat penting dalam memelihara kesehatan. Salah satu bahan alam yang berkhasiat sebagai antioksidan adalah biji limus (Mangifera foetida L.) yang merupakan salah satu spesies mangga dari golongan anacardiaceae yang menyebar di wilayah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan yang paling baik pada kernel biji limus dengan metode Bioassay Guided Fractionation melalui reaksi penangkapan radikal bebas DPPH. Penyarian kernel biji buah limus dilakukukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak selanjutnya difraksinasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat, metanol dan air. Aktivitas antioksidan masing-masing fraksi diukur menggunakan spekrofotometer UV-Visible. Hasil menunjukan bahwa fraksi etil asetat ekstrak etanol kernel biji limus memberikan potensi antioksidan yang paling baik yaitu dengan nilai ES50 sebesar 1,164±0.005 μg/mL (sangat kuat), melebih potensi vitamin C sebagai pembandingnya. Kata Kunci: Biji limus, Mangifera, Antioksidan, DPPH. ABSTRAK Antioxidants are very important compounds in maintaining health. One of the natural ingredients has efficacious as an antioxidant is Limus (Mangifera foetida L.) seeds which is one of the mango species from the Anacardiaceae group which spreads in the territory of Indonesia. This study aims to screen the fraction that has the high antioxidant potential of the Lotus seed kernel used Bioassay-Guided Fractionation method through scavenging reaction of DPPH as free radical. The extraction of the limus seeds was carried out using the maceration method with 96% ethanol. The extract was then fractionated with n-hexane, ethyl acetate, methanol, and water solvents. The antioxidant activity of each fraction was measured using a UV-Visible spectrophotometer. The results showed that the ethyl acetate fraction of the limus seed ethanol extract provided the high antioxidant potential with an ES50 value of 1.164 ± 0.005 μg / mL (very strong), exceeding the potential of vitamin C as a standard compound. Keywords: Limus seeds, Mangifera, Antioxidants, DPPH.
抗氧化剂是一种对保持健康至关重要的化合物。天然的抗氧化剂物质之一是石蕊籽(Mangifera foetida L),它是分布在印度尼西亚地区的一种anacardiaceae芒果。本研究的目的是确定利姆斯种子内核中抗氧化活性最好的部分,该成分通过对DPPH自由基捕获的反应进行生物assay Guided分解。利茂果实果实的内核提取方法与乙醇96%的溶剂相匹配。然后将其从可行的n-heksana中分离出来,醋酸乙酯,甲醇和水。每一个成分的抗氧化剂活性都是用可视的UV-Visible光谱仪来测量的。结果表明乙醇醋酸纤维素乙醇提取物成分limus籽给潜在的内核就是最好的抗氧化剂ES50价值高达1,164A±0.005 I¼g / mL(强大)作为pembandingnya潜在的流行病,我们大部分的维生素C。关键词:利摩籽,Mangifera,抗氧化剂,DPPH。抽象的抗氧化剂和抗氧化剂是很重要的健康补偿。这些天然的种子中,有一种就像抗氧化物酶一样具有作用。这项研究显示了荷花果实的巨大抗氧化剂用96%的乙醇的macertion方法被肢解。extract then用n-hexane, ethyl acetate, methanol和water solvents合并。反物质的相互作用使用了一种UV-Visible光谱仪。《醋酸乙基fraction of The results那里那个limus种子乙醇extract provided 1.164之潜在的高antioxidant with an ES50价值A±0.005 I¼g / mL(非常坚强),exceeding维生素C美国标准之潜在的化合物。粘性种子,锰,抗氧化剂,DPPH。
{"title":"SKRINING AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI EKSTRAK ETANOL KERNEL BIJI LIMUS","authors":"Vera Nurviana, Ade Yeni Aprilia, E. Nuraini","doi":"10.36805/farmasi.v3i2.470","DOIUrl":"https://doi.org/10.36805/farmasi.v3i2.470","url":null,"abstract":"ABSTRAK Antioksidan merupakan suatu senyawa yang sangat penting dalam memelihara kesehatan. Salah satu bahan alam yang berkhasiat sebagai antioksidan adalah biji limus (Mangifera foetida L.) yang merupakan salah satu spesies mangga dari golongan anacardiaceae yang menyebar di wilayah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan yang paling baik pada kernel biji limus dengan metode Bioassay Guided Fractionation melalui reaksi penangkapan radikal bebas DPPH. Penyarian kernel biji buah limus dilakukukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak selanjutnya difraksinasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat, metanol dan air. Aktivitas antioksidan masing-masing fraksi diukur menggunakan spekrofotometer UV-Visible. Hasil menunjukan bahwa fraksi etil asetat ekstrak etanol kernel biji limus memberikan potensi antioksidan yang paling baik yaitu dengan nilai ES50 sebesar 1,164±0.005 μg/mL (sangat kuat), melebih potensi vitamin C sebagai pembandingnya. \u0000 \u0000Kata Kunci: Biji limus, Mangifera, Antioksidan, DPPH. \u0000 \u0000ABSTRAK Antioxidants are very important compounds in maintaining health. One of the natural ingredients has efficacious as an antioxidant is Limus (Mangifera foetida L.) seeds which is one of the mango species from the Anacardiaceae group which spreads in the territory of Indonesia. This study aims to screen the fraction that has the high antioxidant potential of the Lotus seed kernel used Bioassay-Guided Fractionation method through scavenging reaction of DPPH as free radical. The extraction of the limus seeds was carried out using the maceration method with 96% ethanol. The extract was then fractionated with n-hexane, ethyl acetate, methanol, and water solvents. The antioxidant activity of each fraction was measured using a UV-Visible spectrophotometer. The results showed that the ethyl acetate fraction of the limus seed ethanol extract provided the high antioxidant potential with an ES50 value of 1.164 ± 0.005 μg / mL (very strong), exceeding the potential of vitamin C as a standard compound. \u0000 \u0000Keywords: Limus seeds, Mangifera, Antioxidants, DPPH.","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125166977","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.36805/FARMASI.V3I2.467
Diany Astuti, Maya Arfania
ABSTRAK Resistensi antimikroba merupakan kejadian yang rentan terjadi pada masa ini yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan antimikroba yang tidak bijak. Untuk memerbaiki data resistensi terhadap mikroba diperluka suatu upaya untuk mengendalikan terjadinya resistensi antimikroba. Kegiatan yang dapat dilakukan salah satunya adalah menggunakan antimikroba dengan bijak yang dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi penggunaan antimikroba kuantitatif dan kualitatif secara berkala. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap dewasa salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Karawang dengan kegiatan kajian analisis tingkat pemakaian antimikroba dengan metoda sesuai dianjurkan WHO ATC/DDD menggunakan aplikasi AMC tool. Penelitian dilakukan dengan metoda deskripsi analitis dengan purposive sampling pada 165 pasien dengan 141 () menggunakan terapi dengan antimikroba dan 24() menggunakan terapi non antimikroba. Hasil penelitian menunjukkan nilai antimicroba comsumtion index (ACI) sebesar 121, 57DDD/100 hari rawat dengan pemakaian jenis antimikroba tertinggi adalah golongan sefalosporin ceftriaxone 67,851 DDD/hari rawat, etambutol 16,23 DDD/hari rawat (13,36%) dan sefuroksim 11,89DDD/hari rawat (9,79%) Kata Kunci : resistensi antimikroba, ATC/DDD, Antibiotika, DDD/100 hari rawat, Sefalosporin ABSTRACT Antimicrobial resistance is an incident that occurred during this vulnerable, one of which was caused by Unwised use of an antimicrobial. To repair a resistance to microbial data need an effort to control the occurrence of antimicrobial resistance. Programs that can be done by using antimicrobial wisely by doing an evaluation of antimicrobial use quantitative and qualitative periodically. Research conducted in adult inpatient one private hospital in Karawang. Study of antimicrobial usage level analysis method in accordance with recommended WHO ATC/DDD using AMC application tool. Methode of research analytical description with purposive sampling on 165 patients with 141 patients using therapy with antimicrobial and 24 patient use a non therapeutic antimicrobials. The results showed the value antimicroba comsumtion index (ACI) of 121, 57DDD/bed days and ceftriaxone 67,851 DDD/bed days (55,86%), ethambutol 16,23 DDD/bed days ( 13,36%) and cefuroxime 11,89 DDD/bed days (9,79%) as the highest used antimicroba Keywords : antimicrobial resistance, ATC/DDD method, antibiotic, DDD/100 bed days, cephalosporins
在这个时代,抽象的抗菌素耐药性是一件很容易发生的事情,其中之一是由于不明智地使用抗菌素。为了改进伤口抗菌素耐药性数据,人们努力控制抗菌素耐药性的发生。其中一项活动是明智地使用抗微生物药,这可以通过定期对定量和定性抗生素的使用进行评估。这项研究是在卡拉旺区一家私人医院的成人病房进行的,该医院建议使用美国医保技术应用程序进行有方法的抗菌素耐药性分析。研究采用165名患者的分析方法和采样方法进行研究,141名患者使用抗菌素治疗,24名患者使用非抗菌素治疗。研究结果显示antimicroba价值comsumtion指数(121)大井里,57DDD / 100天响得抗菌素使用一种阶级最高的是sefalosporin ceftriaxone 67.851 DDD /天治疗,etambutol 16,23 DDD -一天照顾(13,36%)和sefuroksim 11,89DDD /照顾一天(9,79%)关键字:抗菌素耐药性,空中交通管制/ DDD,青霉素,DDD 100天治疗,Sefalosporin抽象Antimicrobial抵抗那是一个事件期间发生的脆弱,一号,这是枪舌战Unwised Antimicrobial之用。要想恢复微型数据的电阻,需要一种努力来控制抗菌素抵抗的可能性。项目,以至于可以被用完了antimicrobial wdlh:做一个调查员of antimicrobial用quantitative and qqe periodically。在卡拉旺的一个私人医院的成人医院进行研究。Study of antimicrobial usage水平分析方法in accordance with recommended世卫组织空中交通管制用AMC - DDD应用程序工具。尽管研究分析的风貌with 165病人抽样purposive on with 141个病人用疗法antimicrobial和非治疗antimicrobials 24病人用a。《价值antimicroba results那里comsumtion指数(121)的井里,57DDD /床的日子和ceftriaxone 67.851 DDD /床的日子(55,86%),ethambutol 16,23 DDD /床的日子(13,36%)和cefuroxime 11.89 DDD /床的日子(9,79%)美国《最高过去antimicroba安装:antimicrobial抵抗,空中交通管制/ DDD方法,抗生素,DDD 100床的日子,cephalosporins
{"title":"ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODA ATC/DDD DI RUMAH SAKIT SWASTA KAB KARAWANG","authors":"Diany Astuti, Maya Arfania","doi":"10.36805/FARMASI.V3I2.467","DOIUrl":"https://doi.org/10.36805/FARMASI.V3I2.467","url":null,"abstract":"ABSTRAK Resistensi antimikroba merupakan kejadian yang rentan terjadi pada masa ini yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan antimikroba yang tidak bijak. Untuk memerbaiki data resistensi terhadap mikroba diperluka suatu upaya untuk mengendalikan terjadinya resistensi antimikroba. Kegiatan yang dapat dilakukan salah satunya adalah menggunakan antimikroba dengan bijak yang dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi penggunaan antimikroba kuantitatif dan kualitatif secara berkala. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap dewasa salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Karawang dengan kegiatan kajian analisis tingkat pemakaian antimikroba dengan metoda sesuai dianjurkan WHO ATC/DDD menggunakan aplikasi AMC tool. Penelitian dilakukan dengan metoda deskripsi analitis dengan purposive sampling pada 165 pasien dengan 141 () menggunakan terapi dengan antimikroba dan 24() menggunakan terapi non antimikroba. Hasil penelitian menunjukkan nilai antimicroba comsumtion index (ACI) sebesar 121, 57DDD/100 hari rawat dengan pemakaian jenis antimikroba tertinggi adalah golongan sefalosporin ceftriaxone 67,851 DDD/hari rawat, etambutol 16,23 DDD/hari rawat (13,36%) dan sefuroksim 11,89DDD/hari rawat (9,79%) \u0000 \u0000Kata Kunci : resistensi antimikroba, ATC/DDD, Antibiotika, DDD/100 hari rawat, Sefalosporin \u0000 \u0000ABSTRACT Antimicrobial resistance is an incident that occurred during this vulnerable, one of which was caused by Unwised use of an antimicrobial. To repair a resistance to microbial data need an effort to control the occurrence of antimicrobial resistance. Programs that can be done by using antimicrobial wisely by doing an evaluation of antimicrobial use quantitative and qualitative periodically. Research conducted in adult inpatient one private hospital in Karawang. Study of antimicrobial usage level analysis method in accordance with recommended WHO ATC/DDD using AMC application tool. Methode of research analytical description with purposive sampling on 165 patients with 141 patients using therapy with antimicrobial and 24 patient use a non therapeutic antimicrobials. The results showed the value antimicroba comsumtion index (ACI) of 121, 57DDD/bed days and ceftriaxone 67,851 DDD/bed days (55,86%), ethambutol 16,23 DDD/bed days ( 13,36%) and cefuroxime 11,89 DDD/bed days (9,79%) as the highest used antimicroba \u0000 \u0000Keywords : antimicrobial resistance, ATC/DDD method, antibiotic, DDD/100 bed days, cephalosporins","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130142003","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-01DOI: 10.36805/FARMASI.V3I2.468
Ermi Abriyani
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai karakterisasi metabolit sekunder ekstrak etanol daun tanaman petai cina, Leucaena leucochepala [Lamk.] de.wit,. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder dari daun tanaman ini. Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah dapat memberikan informasi mengenai metabolit sekunder dari tanaman petai cina, Leucaena leucochepala [Lamk.] de.wit. Pengidentifikasian ini dilakukan dengan empat tahap yakni, uji fitokimia tanaman, ekstraksi dengan cara maserasi, memekatkan ekstrak kemudian melakukan mengidentifikasinya. Kandungan senyawa kimia aktif dalam daun petai cina adalah alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid. Berdasarkan hasil uji plat KLT dengan eluen etil asetat : ethanol (8:2) dihasilkan Rf 0,62 yang diperkirakan merupakan flavonoid. Kata kunci: karakterisasi, refluks, petai cina, Leucaena leucochepala [Lamk.] de.wit ABSTRACT Research has been conducted on the characterization of secondary metabolites of ethanol extract of petai cina (Leucaena leucochepala [Lamk.] de.Wit) leaves. This study aims to determine the secondary metabolites of the leave and provide the information about secondary metabolites from petai cina (Leucaena leucochepala [Lamk.] de.wit) leaves. Identification was carried out with three stages are phytochemical, extraction by maceration with 70% ethanol and identifying it. The active compounds of petai cina from ethanol extract are alkaloid, saponin, tanin and flavonoid. the results of the TLC plate with eluent ethyl acetate: ethanol (8: 2) produced Rf 0.62 which is estimated to be a flavonoid. Kata kunci: caracterization, refluks, petai cina, Leucaena leucochepala [Lamk.] de.wit
{"title":"IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL DAUN TANAMAN PETAI CINA (LEUCAENA LEUCOCHEPALA [LAMK.] DE.WIT","authors":"Ermi Abriyani","doi":"10.36805/FARMASI.V3I2.468","DOIUrl":"https://doi.org/10.36805/FARMASI.V3I2.468","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Telah dilakukan penelitian mengenai karakterisasi metabolit sekunder ekstrak etanol daun tanaman petai cina, Leucaena leucochepala [Lamk.] de.wit,. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder dari daun tanaman ini. Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah dapat memberikan informasi mengenai metabolit sekunder dari tanaman petai cina, Leucaena leucochepala [Lamk.] de.wit. Pengidentifikasian ini dilakukan dengan empat tahap yakni, uji fitokimia tanaman, ekstraksi dengan cara maserasi, memekatkan ekstrak kemudian melakukan mengidentifikasinya. Kandungan senyawa kimia aktif dalam daun petai cina adalah alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid. Berdasarkan hasil uji plat KLT dengan eluen etil asetat : ethanol (8:2) dihasilkan Rf 0,62 yang diperkirakan merupakan flavonoid. \u0000Kata kunci: karakterisasi, refluks, petai cina, Leucaena leucochepala [Lamk.] de.wit \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000Research has been conducted on the characterization of secondary metabolites of ethanol extract of petai cina (Leucaena leucochepala [Lamk.] de.Wit) leaves. This study aims to determine the secondary metabolites of the leave and provide the information about secondary metabolites from petai cina (Leucaena leucochepala [Lamk.] de.wit) leaves. Identification was carried out with three stages are phytochemical, extraction by maceration with 70% ethanol and identifying it. The active compounds of petai cina from ethanol extract are alkaloid, saponin, tanin and flavonoid. the results of the TLC plate with eluent ethyl acetate: ethanol (8: 2) produced Rf 0.62 which is estimated to be a flavonoid. \u0000 \u0000Kata kunci: caracterization, refluks, petai cina, Leucaena leucochepala [Lamk.] de.wit","PeriodicalId":251083,"journal":{"name":"Pharma Xplore : Jurnal Ilmiah Farmasi","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123987086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}