Survei Pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terhadap pengunaan pupuk cair urin kambing dengan penggunaan NPK majemuk bertujuan mengetahui perbandingan pengunaan pupuk cair urin kambing dengan pupuk padat NPK majemuk yang digunakan petani dalam upaya meningkatkan produksi tanaman kakaonya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode Purposive sampling, yaitu memilih secara sengaja petani yang menggunakan pupuk urin kambing dan NPK majemuk. Cara pengambilan sampel yaitu melakukan wawancara pada petani yang menggunakan pupuk urin dan pupuk NPK majemuk. Jumlah Petani sampel ada 6 orang (3 orang menggunakan pupuk urin kambing, 3 orang yang menggunakan pupuk NPK majemuk). Selain teknik wawancara, dilakukan survei lokasi untuk melihat secara langsung pertanaman kakao yang menggunakan ke dua pupuk tersebut dengan melihat berat biji per buah kakao dan bobot buah kakao. Hasil yang diperoleh menunjukkan petani yang menggunakan pupuk cair urin kambing produksi buah kakao lebih meningkat dengan jumlah biji dalam buah lebih banyak, bobot biji lebih berat, dibandingkan dengan petani yang menggunakan Pupuk NPK majemuk.
{"title":"PERBANDINGAN PENGGUNAAN PUPUK CAIR URIN KAMBING DENGAN PUPUK NPK MAJEMUK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao. L)","authors":"Junyah Leli Isnaini","doi":"10.51978/agro.v11i1.370","DOIUrl":"https://doi.org/10.51978/agro.v11i1.370","url":null,"abstract":"Survei Pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terhadap pengunaan pupuk cair urin kambing dengan penggunaan NPK majemuk bertujuan mengetahui perbandingan pengunaan pupuk cair urin kambing dengan pupuk padat NPK majemuk yang digunakan petani dalam upaya meningkatkan produksi tanaman kakaonya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode Purposive sampling, yaitu memilih secara sengaja petani yang menggunakan pupuk urin kambing dan NPK majemuk. Cara pengambilan sampel yaitu melakukan wawancara pada petani yang menggunakan pupuk urin dan pupuk NPK majemuk. Jumlah Petani sampel ada 6 orang (3 orang menggunakan pupuk urin kambing, 3 orang yang menggunakan pupuk NPK majemuk). Selain teknik wawancara, dilakukan survei lokasi untuk melihat secara langsung pertanaman kakao yang menggunakan ke dua pupuk tersebut dengan melihat berat biji per buah kakao dan bobot buah kakao. Hasil yang diperoleh menunjukkan petani yang menggunakan pupuk cair urin kambing produksi buah kakao lebih meningkat dengan jumlah biji dalam buah lebih banyak, bobot biji lebih berat, dibandingkan dengan petani yang menggunakan Pupuk NPK majemuk. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":260260,"journal":{"name":"Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132497993","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengembangan jagung yang mengarah pada lahan kering, memerlukan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, agar produktivitasnya dapat berkelanjutan. Alley cropping merupakan salah satu teknologi budidaya yang mampu meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki degradasi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi jagung pulut pada empat sistem budidaya, yakni monokultur, tanaman berganda, alley cropping dan agrosilvopastura. Percobaan lapangan dilakukan untuk menguji parameter pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, yakni tinggi tanaman, jumlah daun, anjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol berklobot segar dan berat tongkol tanpa klobot. Data dianalisis menggunakan program Excel dan uji lanjut BNT. Hasil peneltian menunjukan bahwa keempat sistem budidaya belum memberikan pengaruh secara signifikan pada fase pertumbuhan tanaman. Pengaruh signifikan terlihat pada fase produksi, dimana sistem agrosilvopastura memberikan hasil terbaik terhadap berat tongkol berklobot segar (263 g) dan berat tongkol tanpa klobot (150 g) dan idak berbeda nyata dengan alley croping (240 g;135 g). Hasil penelitian ini membuktikan produktivitas jagung dapat ditingkatkan di lahan kering melalui penyiapan lahan konservasi agrosivopasture berbasis alley cropping
{"title":"PERTUMBUHAN DAN PODUKSI JAGUNG PULUT PADA SISTEM PERTANIAN TERPADU DI LAHAN KERING BERBASIS ALLEY CROPPING","authors":"S. Sukmawati","doi":"10.51978/agro.v10i2.297","DOIUrl":"https://doi.org/10.51978/agro.v10i2.297","url":null,"abstract":"Pengembangan jagung yang mengarah pada lahan kering, memerlukan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, agar produktivitasnya dapat berkelanjutan. Alley cropping merupakan salah satu teknologi budidaya yang mampu meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki degradasi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi jagung pulut pada empat sistem budidaya, yakni monokultur, tanaman berganda, alley cropping dan agrosilvopastura. Percobaan lapangan dilakukan untuk menguji parameter pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, yakni tinggi tanaman, jumlah daun, anjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol berklobot segar dan berat tongkol tanpa klobot. Data dianalisis menggunakan program Excel dan uji lanjut BNT. Hasil peneltian menunjukan bahwa keempat sistem budidaya belum memberikan pengaruh secara signifikan pada fase pertumbuhan tanaman. Pengaruh signifikan terlihat pada fase produksi, dimana sistem agrosilvopastura memberikan hasil terbaik terhadap berat tongkol berklobot segar (263 g) dan berat tongkol tanpa klobot (150 g) dan idak berbeda nyata dengan alley croping (240 g;135 g). Hasil penelitian ini membuktikan produktivitas jagung dapat ditingkatkan di lahan kering melalui penyiapan lahan konservasi agrosivopasture berbasis alley cropping","PeriodicalId":260260,"journal":{"name":"Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125099748","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J. Junaedi, Muhammad Yusuf, Darmawan Darmawan, Basri Baba
Curah hujan dapat dianggap sebagai faktor utama yang dapat membatasi potensi hasil kelapa sawit dan produktivitasnya juga umumnya sangat bergantung pada komposisi umur tanaman yang ada di perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan umur tanaman serta korelasinya terhadap produktivitas kelapa sawit yang ada di PT. Surya Raya Lestari II, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pengelola kebun kelapa sawit. Data sekunder untuk keperluan analisis meliputi produksi tanaman dari 5 blok tanaman yang diamati pada 4 periode tahun tanam dan data curah hujan pada tahun 2011 hingga 2017. Metode analisis menggunakan analisis regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa baik perubahan curah hujan maupun umur tanaman dalam periode pengamatan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman kelapa sawit yang ada di PT Surya Raya Lestari II. Korelasi antara curah hujan dan produktivitas berada dalam kategori sedang yakni 0,419 sedangkan untuk umur tanaman dan produktivitas nilai korelasinya 0,317 atau kategori lemah. Perbedaan produktivitas yang ditunjukkan dari adanya perbedaan umur tanaman berkisar antara 11,94 ton hingga 14,09 ton per ha. Produktivitas tanaman tertinggi dicapai pada umur tanaman yang telah mencapai 13 tahun dan produksi terendah diperoleh saat umur tanaman berumur 9 tahun.
降雨可能被认为是限制棕榈油产量和其生产力潜力的主要因素,也通常在很大程度上取决于油棕种植园中植物的年龄成分。这项研究的目的是确定作物降水和年龄与油棕生产力的影响。利用从棕榈油经理那里获得的辅助数据进行研究。分析需要的次要数据包括植物的生产,包括4年观察到的5块植物,以及2011年至2017年降雨量数据。使用回归和相关分析的分析方法。根据所取得的结果,可以得出结论,降雨和植物观测周期的年龄的变化对PT Raya Lestari II的油棕产量没有明显的影响。降雨量和生产力之间的关系属于中等类别为0.419,而植物的寿命与生产力为0.317或较弱类别。从植物的年龄相差来看,生产率差从每月11.94吨到1409吨不等。最高的植物生产率是在植物13岁的时候达到的,在植物9岁的时候达到的最低。
{"title":"PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA BERBAGAI UMUR TANAMAN","authors":"J. Junaedi, Muhammad Yusuf, Darmawan Darmawan, Basri Baba","doi":"10.51978/agro.v10i2.290","DOIUrl":"https://doi.org/10.51978/agro.v10i2.290","url":null,"abstract":"Curah hujan dapat dianggap sebagai faktor utama yang dapat membatasi potensi hasil kelapa sawit dan produktivitasnya juga umumnya sangat bergantung pada komposisi umur tanaman yang ada di perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan umur tanaman serta korelasinya terhadap produktivitas kelapa sawit yang ada di PT. Surya Raya Lestari II, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pengelola kebun kelapa sawit. Data sekunder untuk keperluan analisis meliputi produksi tanaman dari 5 blok tanaman yang diamati pada 4 periode tahun tanam dan data curah hujan pada tahun 2011 hingga 2017. Metode analisis menggunakan analisis regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa baik perubahan curah hujan maupun umur tanaman dalam periode pengamatan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman kelapa sawit yang ada di PT Surya Raya Lestari II. Korelasi antara curah hujan dan produktivitas berada dalam kategori sedang yakni 0,419 sedangkan untuk umur tanaman dan produktivitas nilai korelasinya 0,317 atau kategori lemah. Perbedaan produktivitas yang ditunjukkan dari adanya perbedaan umur tanaman berkisar antara 11,94 ton hingga 14,09 ton per ha. Produktivitas tanaman tertinggi dicapai pada umur tanaman yang telah mencapai 13 tahun dan produksi terendah diperoleh saat umur tanaman berumur 9 tahun.","PeriodicalId":260260,"journal":{"name":"Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124657117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Dahlia, Nurmiaty Nurmiaty, Rahmad Rahmad, Reta Reta
Jeruk besar merah Pangkep merupakan komoditi unggulan Kabupaten Pangkep yang potensial mendapatkan perlindungan hukum dan Indikasi Geografis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apsek agroklimat, bio fisik dan kimia lahan dan aspek budidaya yang merupakan bagian dalam pengusulan indikasi geografis yang diperlukan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan survey lahan dan pengambilan sampel tanah di lapangan serta hasil analisis sampel tanah di laboratorium dan melalui kegiatan Focus Graoup Discussion (FGD). Data yang dikumpulkan berupa data sekunder dan data primer yang berasal dari pengamatan langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi pengembangan jeruk yang terdapat di Kecamatan Labakkang, Mar’rang dan Sigeri dari aspek agroklimat, bio fisik lahan sudah sesuai yang syarat tumbuh yang dibutuhkan oleh tanaman jeruk. Kondisi kimia tanah kandungan unsur hara makro Nitrogen, Fosfor dan Kalium masih rendah. Aspek agronomi menunjukkan petani sebagian besar sudah melaksanakan kegiatan pemeliharan tetapi dalam kegiatan panen buah jeruk sebagian besar petani tidak melakukan penjarangan buah dan sortasi buah. Berdasarkan aspek agroklimat, bio fisik dan kimia lahan serta aspek agronomi, tanaman jeruk besar merah Pangkep sudah sesuai untuk dijadikan sebagai Indikasi Geografis. Kata Kunci: Indikasi Geografis, bio fisik lahan, Jeruk besar besar, budidaya tanaman, Pangkajene Kepulauan.
{"title":"KAJIAN ASPEK AGROKLIMAT, BIO FISIK DAN AGRONOMIS PENGEMBANGAN INDIKASI GEOFRAFIS JERUK BESAR MERAH PANGKEP KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN","authors":"D. Dahlia, Nurmiaty Nurmiaty, Rahmad Rahmad, Reta Reta","doi":"10.51978/agro.v10i2.294","DOIUrl":"https://doi.org/10.51978/agro.v10i2.294","url":null,"abstract":"Jeruk besar merah Pangkep merupakan komoditi unggulan Kabupaten Pangkep yang potensial mendapatkan perlindungan hukum dan Indikasi Geografis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apsek agroklimat, bio fisik dan kimia lahan dan aspek budidaya yang merupakan bagian dalam pengusulan indikasi geografis yang diperlukan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan survey lahan dan pengambilan sampel tanah di lapangan serta hasil analisis sampel tanah di laboratorium dan melalui kegiatan Focus Graoup Discussion (FGD). Data yang dikumpulkan berupa data sekunder dan data primer yang berasal dari pengamatan langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi pengembangan jeruk yang terdapat di Kecamatan Labakkang, Mar’rang dan Sigeri dari aspek agroklimat, bio fisik lahan sudah sesuai yang syarat tumbuh yang dibutuhkan oleh tanaman jeruk. Kondisi kimia tanah kandungan unsur hara makro Nitrogen, Fosfor dan Kalium masih rendah. Aspek agronomi menunjukkan petani sebagian besar sudah melaksanakan kegiatan pemeliharan tetapi dalam kegiatan panen buah jeruk sebagian besar petani tidak melakukan penjarangan buah dan sortasi buah. Berdasarkan aspek agroklimat, bio fisik dan kimia lahan serta aspek agronomi, tanaman jeruk besar merah Pangkep sudah sesuai untuk dijadikan sebagai Indikasi Geografis. \u0000Kata Kunci: Indikasi Geografis, bio fisik lahan, Jeruk besar besar, budidaya tanaman, Pangkajene Kepulauan.","PeriodicalId":260260,"journal":{"name":"Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116856372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ekstrak daun babadotan (Ageratum conyzoides L.) mengandung beberapa senyawa kimia alami seperti alkaloid, saponin, polifenol, tannin dan minyak atsiri yang berguna sebagai zat pengendali hama tanaman. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) adalah salah satu hama polifag yang menyerang banyak tanaman dengan kerugian mencapai 40-90%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek racun perut ekstrak daun babadotan terhadap ulat grayak. Sebanyak 250gr daun babadotan dimaserasi dengan pelarut methanol 70% selama 24jam, lalu disaring dan ekstrak diuapkan dengan waterbath hingga diperoleh esktrak dasar yang kemudian dibuat menjadi konsentrasi 0%, 3%, 6% dan 9%. Pakan ulat berupa daun kubis kemudian direndam selama 5menit ke dalam masing-masing konsentrasi esktrak. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan ekstrak babadotan 6% dan 9% pada pengamatan 24 jam menghasilkan rata-rata jumlah ulat terbanyak yaitu (1.0 ekor), dan berbeda nyata dengan perlakuan lainya. sedangkan yang terendah yaitu (0 ekor ) pada kontrol. Namun setelah pengamatan 72jam, rata-rata mortalitas tertinggi ada pada konsentrasi 9% yaitu (5 ekor) Ekstrak juga menyebabkan kegagalan dalam siklus metamorfosis pada Spodoptera litura F. Kata kunci : babadotan, ekstrak, serangan hama, Spodoptera litura, mortalitas.
{"title":"The EXAMINATION OF EFFECTS OF DIGESTIVE TRACT OF BABADOTAN (Ageratum conyzoides L.) EXTRACT AGAINST THE ARMYWORM (Spodoptera litura F.)","authors":"A. Firmansyah, Siti Arwati, D. Sartika","doi":"10.51978/agro.v10i2.304","DOIUrl":"https://doi.org/10.51978/agro.v10i2.304","url":null,"abstract":"Ekstrak daun babadotan (Ageratum conyzoides L.) mengandung beberapa senyawa kimia alami seperti alkaloid, saponin, polifenol, tannin dan minyak atsiri yang berguna sebagai zat pengendali hama tanaman. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) adalah salah satu hama polifag yang menyerang banyak tanaman dengan kerugian mencapai 40-90%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek racun perut ekstrak daun babadotan terhadap ulat grayak. Sebanyak 250gr daun babadotan dimaserasi dengan pelarut methanol 70% selama 24jam, lalu disaring dan ekstrak diuapkan dengan waterbath hingga diperoleh esktrak dasar yang kemudian dibuat menjadi konsentrasi 0%, 3%, 6% dan 9%. Pakan ulat berupa daun kubis kemudian direndam selama 5menit ke dalam masing-masing konsentrasi esktrak. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan ekstrak babadotan 6% dan 9% pada pengamatan 24 jam menghasilkan rata-rata jumlah ulat terbanyak yaitu (1.0 ekor), dan berbeda nyata dengan perlakuan lainya. sedangkan yang terendah yaitu (0 ekor ) pada kontrol. Namun setelah pengamatan 72jam, rata-rata mortalitas tertinggi ada pada konsentrasi 9% yaitu (5 ekor) Ekstrak juga menyebabkan kegagalan dalam siklus metamorfosis pada Spodoptera litura F. \u0000Kata kunci : babadotan, ekstrak, serangan hama, Spodoptera litura, mortalitas.","PeriodicalId":260260,"journal":{"name":"Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan","volume":"123 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114658182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh suhu dan lama Proses fermentasi biji kopi Perlakuan yang digunakan pada fermentasi yaitu suhu ( 35°C dan 45°C) dan lama fermentasi (6, 12, dan 18 jam). Parameter pengamatan meliputi pH dan kandungan kafein. . Penelitian ini dirancang dalam percobaan faktorial menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga kali pengulangan dengan metode analisis varians menggunakan Statistic Package for Social Sciene (SPSS). Bila hasil dari analisis sidik ragam memperlihatkan pengaruh nyata (α=0,05) maka dilakukan uji beda nyata dengan menggunakan uji beda jarak berganda Duncan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada fermentasi biji kopi dengan teknologi ohmic pada suhu 35°C dan lama fermentasi 12 jam mendapatkan kadar kafein (1,6% ) menjadi (0.047% ) dan pada suhu 35°C dan lama fermentasi 12 jam didapatkan nilai pH (4.81). Sedangkan pada suhu 45°C dengan lama fermentasi 6 jam mendapatkan nilai kafein yang tinggi yaitu (0.147%) dan pada suhu 45°C dengan lama fermentasi 18 jam didapatkan nilai pH (5,83).
{"title":"PENGARUH SUHU DAN LAMA FERMENTASI KOPI TERHADAP KADAR KAFEIN","authors":"Henny Poerwanty, Nildayanti Nildayanti","doi":"10.51978/agro.v10i2.293","DOIUrl":"https://doi.org/10.51978/agro.v10i2.293","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh suhu dan lama Proses fermentasi biji kopi Perlakuan yang digunakan pada fermentasi yaitu suhu ( 35°C dan 45°C) dan lama fermentasi (6, 12, dan 18 jam). Parameter pengamatan meliputi pH dan kandungan kafein. . Penelitian ini dirancang dalam percobaan faktorial menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga kali pengulangan dengan metode analisis varians menggunakan Statistic Package for Social Sciene (SPSS). Bila hasil dari analisis sidik ragam memperlihatkan pengaruh nyata (α=0,05) maka dilakukan uji beda nyata dengan menggunakan uji beda jarak berganda Duncan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada fermentasi biji kopi dengan teknologi ohmic pada suhu 35°C dan lama fermentasi 12 jam mendapatkan kadar kafein (1,6% ) menjadi (0.047% ) dan pada suhu 35°C dan lama fermentasi 12 jam didapatkan nilai pH (4.81). Sedangkan pada suhu 45°C dengan lama fermentasi 6 jam mendapatkan nilai kafein yang tinggi yaitu (0.147%) dan pada suhu 45°C dengan lama fermentasi 18 jam didapatkan nilai pH (5,83).","PeriodicalId":260260,"journal":{"name":"Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126499996","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemanfaatan semut rangrang (O. smaragdina) sebagai agens hayati pada pengendalian hama tanaman memerlukan dukungan hasil kajian dari berbagai aspek. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan memangsa semut rangrang O. smaragdina terhadap P. endocarpa hama pada buah jeruk pamelo. Metode penelitian yaitu melakukan uji pemangsaan semut rangrang terhadap larva dan pupa P. endocarpa. Setiap pengujian dilakukan pengulangan sebanyak sepuluh kali. Semut rangrang yang digunakan berasal dari koloni semut rangrang yang ada dipertanaman jeruk pamelo. Adapun larva dan pupa P. endocarpa yang digunakan diperoleh dari hasil perbanyakan dari buah-buah jeruk pamelo yang terserang hama P. endocarpa. Hal-hal yang diamati pada penelitian ini yaitu: kemampuan memangsa semut rangrang terhadap larva dan Pupa P. endocarva pada kondisi waktu pagi, siang, dan sore hari. Pengamatan lain yaitu perbandingan jumlah larva dan pupa P. endocarpa yang dimangsa oleh semut rangrang pada tiap satuan waktu (menit). Hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semut rangrang rata-rata telah memangsa pre pupa dan pupa P. endocarpa pada menit kedua. Pengujian pada waktu yang berbeda (pagi, siang, dan sore) menunjukkan aktivitas pemangsaan semut rangrang terhadap pre pupa maupun pupa P. endocarpa relatif sama. Namun dari hasil pengujian lainnya dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semut rangrang lebih cepat menghabiskan larva dari pada pupa P. endocarpa.
蚂蚁(O. smaragdina)的生物利用作为植物害虫防治代理人需要从各个方面进行研究。这项研究的目的是研究帕尔马干酪橙子内皮卡皮害虫的捕食能力。研究方法是对幼虫和内胚(pupa P. pepa)进行笼状蚂蚁的饲养试验。每个测试重复十次。蚂蚁是由一群蚂蚁组成的,这种蚂蚁的果皮是柠檬汁。至于使用的幼虫和内胚.内胚.内胚.内胚是由一种受内皮珊瑚虫感染的帕梅罗橙子的比例获得的。在这项研究中观察到的是:在早上、中午和下午的条件下,蚂蚁对幼虫的捕食能力和子宫内的蛹。另一项观察是比较幼虫的数量和被蚂蚁吞食的内叶虫的数量(分钟)。所取得的结果是描述性的分析。研究结果表明,蚂蚁的食蚁兽在第二分钟内就以食蚁兽为食。不同时间(上午、中午和下午)的测试显示,蚂蚁在pre - pupa和pepa . .内卡pa上的交配活动相对相似。但从这项研究的其他测试结果来看,蚂蚁吃幼虫的速度比在子宫内的幼崽快。
{"title":"KEMAMPUAN MEMANGSA SEMUT RANGRANG Oecophylla smaragdina TERHADAP Prays endocarpa HAMA JERUK PAMELO","authors":"Andi Ridwan Assaad, S. Muliani, Henny Poerwanty","doi":"10.51978/agro.v10i2.295","DOIUrl":"https://doi.org/10.51978/agro.v10i2.295","url":null,"abstract":"Pemanfaatan semut rangrang (O. smaragdina) sebagai agens hayati pada pengendalian hama tanaman memerlukan dukungan hasil kajian dari berbagai aspek. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan memangsa semut rangrang O. smaragdina terhadap P. endocarpa hama pada buah jeruk pamelo. Metode penelitian yaitu melakukan uji pemangsaan semut rangrang terhadap larva dan pupa P. endocarpa. Setiap pengujian dilakukan pengulangan sebanyak sepuluh kali. Semut rangrang yang digunakan berasal dari koloni semut rangrang yang ada dipertanaman jeruk pamelo. Adapun larva dan pupa P. endocarpa yang digunakan diperoleh dari hasil perbanyakan dari buah-buah jeruk pamelo yang terserang hama P. endocarpa. Hal-hal yang diamati pada penelitian ini yaitu: kemampuan memangsa semut rangrang terhadap larva dan Pupa P. endocarva pada kondisi waktu pagi, siang, dan sore hari. Pengamatan lain yaitu perbandingan jumlah larva dan pupa P. endocarpa yang dimangsa oleh semut rangrang pada tiap satuan waktu (menit). Hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semut rangrang rata-rata telah memangsa pre pupa dan pupa P. endocarpa pada menit kedua. Pengujian pada waktu yang berbeda (pagi, siang, dan sore) menunjukkan aktivitas pemangsaan semut rangrang terhadap pre pupa maupun pupa P. endocarpa relatif sama. Namun dari hasil pengujian lainnya dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semut rangrang lebih cepat menghabiskan larva dari pada pupa P. endocarpa.","PeriodicalId":260260,"journal":{"name":"Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131423619","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
J. Junaedi, Sandi Syam, Syifa Al Mar'ah, Syahruni Thamrin, M. Syafaat
This study aims to determine the estimation results of coffee plant production at PT. Sulotco Jaya Abadi. The estimation activity is carried out using the ABC method, which is one of the main methods used at PT Sulotco Jaya Abadi. This method uses a random sample of land divided into 4 plots covering three criteria for fruit in the land, namely dense fruit, medium fruit, and low fruit, so that in this taxation each hectare uses 12 sample trees. The observations show that the estimated production value obtained at the coffee plantation at PT Sulotco Jaya Abadi is 1,393 kg per hectare. This value is in the range of the company's actual production for the last five years (2014-2018), namely 671 kg/ha to 2,638 kg/ha. The results of the estimation itself show an increasing trend in results in the last three years. Some of the things that are thought to have an effect on the calculated value obtained are the current plantation management as well as the skills / skills of the assessor when carrying out activities on the land which cannot be ignored. At the same time, the production value of 1,393 kg/ha can be used to plan the labor requirements for coffee pickers, which is 15 people per hectare with an estimated budget or harvest cost per hectare of IDR 1,393,000.
{"title":"TAKSASI PRODUKSI TANAMAN KOPI DENGAN METODE ABC","authors":"J. Junaedi, Sandi Syam, Syifa Al Mar'ah, Syahruni Thamrin, M. Syafaat","doi":"10.51978/AGRO.V9I2.222","DOIUrl":"https://doi.org/10.51978/AGRO.V9I2.222","url":null,"abstract":"This study aims to determine the estimation results of coffee plant production at PT. Sulotco Jaya Abadi. The estimation activity is carried out using the ABC method, which is one of the main methods used at PT Sulotco Jaya Abadi. This method uses a random sample of land divided into 4 plots covering three criteria for fruit in the land, namely dense fruit, medium fruit, and low fruit, so that in this taxation each hectare uses 12 sample trees. \u0000The observations show that the estimated production value obtained at the coffee plantation at PT Sulotco Jaya Abadi is 1,393 kg per hectare. This value is in the range of the company's actual production for the last five years (2014-2018), namely 671 kg/ha to 2,638 kg/ha. The results of the estimation itself show an increasing trend in results in the last three years. Some of the things that are thought to have an effect on the calculated value obtained are the current plantation management as well as the skills / skills of the assessor when carrying out activities on the land which cannot be ignored. At the same time, the production value of 1,393 kg/ha can be used to plan the labor requirements for coffee pickers, which is 15 people per hectare with an estimated budget or harvest cost per hectare of IDR 1,393,000.","PeriodicalId":260260,"journal":{"name":"Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121523237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
K. Kafrawi, Raihan Arif, Andi Muh Siddiq A Kahrir, Nildayanti Nildayanti, Zahraeni Kumalawati, S. Suriansyah
The aim of this experiment was to determine the best PGPR concentration to support coffee shoot grafting. The experiment was carried out in the form of a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments, namely without PGPR or control K0 (concentration 0 ml L-1 water), K1: 10 ml, L-1 water, K2: 20 ml L-1 water, and K3: 30 ml. L-1 water is given to each polybag. Each treatment had 4 replications so that there were 16 experimental units. The results showed that giving PGPR with a concentration of 30 ml L-1 of water to shoot grafts gave the best results on shoot height and shoot diameter growth. Whereas at a concentration of 10 ml.L-1 water gave the best effect on the increase in the number of leaves of coffee shoot grafting seeds.
本实验的目的是确定支持咖啡枝嫁接的最佳PGPR浓度。试验采用完全随机设计(CRD),分为4个处理,即不加PGPR或对照K0(浓度为0 ml L-1水)、K1: 10 ml L-1水、K2: 20 ml L-1水、K3: 30 ml。每个塑料袋给予L-1水。每个处理4个重复,共16个实验单位。结果表明,以水浓度为30 ml L-1的PGPR进行嫁接,对茎高和茎粗的生长效果最好。而在10 ml.L-1的水浓度下,对咖啡苗嫁接种子的增叶效果最好。
{"title":"PENYIRAMAN MEDIA TANAM SAMBUNG PUCUK KOPI (Coffea sp) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PGPR","authors":"K. Kafrawi, Raihan Arif, Andi Muh Siddiq A Kahrir, Nildayanti Nildayanti, Zahraeni Kumalawati, S. Suriansyah","doi":"10.51978/AGRO.V9I2.227","DOIUrl":"https://doi.org/10.51978/AGRO.V9I2.227","url":null,"abstract":"The aim of this experiment was to determine the best PGPR concentration to support coffee shoot grafting. The experiment was carried out in the form of a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments, namely without PGPR or control K0 (concentration 0 ml L-1 water), K1: 10 ml, L-1 water, K2: 20 ml L-1 water, and K3: 30 ml. L-1 water is given to each polybag. Each treatment had 4 replications so that there were 16 experimental units. The results showed that giving PGPR with a concentration of 30 ml L-1 of water to shoot grafts gave the best results on shoot height and shoot diameter growth. Whereas at a concentration of 10 ml.L-1 water gave the best effect on the increase in the number of leaves of coffee shoot grafting seeds.","PeriodicalId":260260,"journal":{"name":"Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130370390","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Karakterisasi sifat kimia merupakan konsep dasar produksi biochar yang dipengaruhi oleh suhu pirolisis dan bahan baku karena dapat memberikan informasi detail agar penerapannya sebagai amandemen dapat disesuaikan dengan jenis tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi bahan organik berdasarkan sifat kimia biochar dari tongkol jagung, cangkang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit hasil pirolisis 300-4000C. Karakteristik sifat kimia berdasarkan komponen kimia (pH, KTK, C-organik) dan proximat (kelembaban, massa yang hilang, kadar abu, zat volatile, karbon tetap). Hasil karakterisasi menunjukkan ketiga jenis biochar bersifat alkali (pH basa sedang) dan KTK yang tergolong sangat tinggi. Biochar dari tongkol jagung mengandung C-organik dan karbon tetap tertinggi masing-masing 70,2% dan 71,62%. Biochar dari cangkang kelapa sawit mengalami kehilangan massa yang paling tinggi 32,02%, namun menghasilkan zat volatil tertinggi 27,74%. Sedangkan biochar dari tandan kososng kelapa sawit memiliki kelembaban dan kadar abu tertinggi, masing-masing 6,37% dan 15,41 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biochar dari tongkol jagung, cangkang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah untuk kesuburan tanah.
{"title":"Karakterisasi sifat kimia biochar dari tongkol jagung, cangkang dan tandan kosong kelapa sawit: Bahan organic menjanjikan dari limbah pertanian","authors":"S. Sukmawati","doi":"10.51978/AGRO.V9I2.223","DOIUrl":"https://doi.org/10.51978/AGRO.V9I2.223","url":null,"abstract":"Karakterisasi sifat kimia merupakan konsep dasar produksi biochar yang dipengaruhi oleh suhu pirolisis dan bahan baku karena dapat memberikan informasi detail agar penerapannya sebagai amandemen dapat disesuaikan dengan jenis tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi bahan organik berdasarkan sifat kimia biochar dari tongkol jagung, cangkang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit hasil pirolisis 300-4000C. Karakteristik sifat kimia berdasarkan komponen kimia (pH, KTK, C-organik) dan proximat (kelembaban, massa yang hilang, kadar abu, zat volatile, karbon tetap). Hasil karakterisasi menunjukkan ketiga jenis biochar bersifat alkali (pH basa sedang) dan KTK yang tergolong sangat tinggi. Biochar dari tongkol jagung mengandung C-organik dan karbon tetap tertinggi masing-masing 70,2% dan 71,62%. Biochar dari cangkang kelapa sawit mengalami kehilangan massa yang paling tinggi 32,02%, namun menghasilkan zat volatil tertinggi 27,74%. Sedangkan biochar dari tandan kososng kelapa sawit memiliki kelembaban dan kadar abu tertinggi, masing-masing 6,37% dan 15,41 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biochar dari tongkol jagung, cangkang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah untuk kesuburan tanah.","PeriodicalId":260260,"journal":{"name":"Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128824441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}