Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.32509/WACANA.V18I1.718
Dwi Koni Meindrasari, Lestari Nurhayati
Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna batik sidomukti Solo ditinjau dari Semiotika Sosial Van Leeuwen serta untuk mengetahui bagaimana masyarakat mengintepretasikan dan mempertukarkan makna batik Sidomukti Solo ditinjau dari Semiotika Sosial Van Leeuwen. Berdasarkan observasi lapangan penulis telah menemukan hasil penelitian yang mana makna batik Sidomukti pada akhir-akhir ini mengalami pergeseran makna dan fungsi, yang pada awalnya batik Sidomukti di gunakan untuk upacara pernikahan adat Jawa tradisional, akan tetapi dengan adanya perkembangan sosial, fashion dan budaya, maka batik sidomukti telah mengalami metamorphosis sehingga beralih fungsi sebagai souvenir dan fashion bukan sebagai jarik untuk nyamping dalam acara pernikahan. Metodologi penelitian ini adalah semiotika sosial Theo Van Leeuwen dengan pendekatan kualitatif. Yang dijadikan narasumber dalam penelitian ini adalah perias pengantin, museum Batik Danar Hadi Solo, pedagang dan masyarakat pengguna batik Sidomukti.
{"title":"MAKNA BATIK SIDOMUKTI SOLO DITINJAU DARI SEMIOTIKA SOSIAL THEO VAN LEEUWEN","authors":"Dwi Koni Meindrasari, Lestari Nurhayati","doi":"10.32509/WACANA.V18I1.718","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/WACANA.V18I1.718","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna batik sidomukti Solo ditinjau dari Semiotika Sosial Van Leeuwen serta untuk mengetahui bagaimana masyarakat mengintepretasikan dan mempertukarkan makna batik Sidomukti Solo ditinjau dari Semiotika Sosial Van Leeuwen. Berdasarkan observasi lapangan penulis telah menemukan hasil penelitian yang mana makna batik Sidomukti pada akhir-akhir ini mengalami pergeseran makna dan fungsi, yang pada awalnya batik Sidomukti di gunakan untuk upacara pernikahan adat Jawa tradisional, akan tetapi dengan adanya perkembangan sosial, fashion dan budaya, maka batik sidomukti telah mengalami metamorphosis sehingga beralih fungsi sebagai souvenir dan fashion bukan sebagai jarik untuk nyamping dalam acara pernikahan. Metodologi penelitian ini adalah semiotika sosial Theo Van Leeuwen dengan pendekatan kualitatif. Yang dijadikan narasumber dalam penelitian ini adalah perias pengantin, museum Batik Danar Hadi Solo, pedagang dan masyarakat pengguna batik Sidomukti.","PeriodicalId":261425,"journal":{"name":"WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121173104","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.32509/WACANA.V18I1.744
D. Wahyudin, Cardina Putri Adiputra
Melalui media sosial dengan pengguna generasi millennial terbanyak, instagram menjadi pilihan setiap penggerak sosial dalam melaksanakan literasi digital termasuk @infinitygenre. Penelitian ini bertujuan untuk mengajak masyarakat terus melakukan literasi digital agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan landasan berfikir atau paradigma postpositivisme. Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti dengan founder sekaligus content creator akun tersebut mendapat hasil, bahwa akun instagram @infinityGenRe ialah akun non profit yang mendukung terbangunnya literasi digital pada generasi muda fokusnya mahasiswa. Pembuatan konten informasi yang dibagikan dalam akun ini juga lebih berfokus pada elemen Konstruktifis yang mana founder percaya, elemen ini sangat penting untuk membangun literasi digital.
{"title":"ANALISIS LITERASI DIGITAL PADA KONTEN INSTAGRAM @INFINITYGENRE","authors":"D. Wahyudin, Cardina Putri Adiputra","doi":"10.32509/WACANA.V18I1.744","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/WACANA.V18I1.744","url":null,"abstract":"Melalui media sosial dengan pengguna generasi millennial terbanyak, instagram menjadi pilihan setiap penggerak sosial dalam melaksanakan literasi digital termasuk @infinitygenre. Penelitian ini bertujuan untuk mengajak masyarakat terus melakukan literasi digital agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan landasan berfikir atau paradigma postpositivisme. Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti dengan founder sekaligus content creator akun tersebut mendapat hasil, bahwa akun instagram @infinityGenRe ialah akun non profit yang mendukung terbangunnya literasi digital pada generasi muda fokusnya mahasiswa. Pembuatan konten informasi yang dibagikan dalam akun ini juga lebih berfokus pada elemen Konstruktifis yang mana founder percaya, elemen ini sangat penting untuk membangun literasi digital.","PeriodicalId":261425,"journal":{"name":"WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124407641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.32509/WACANA.V18I1.793
Olivia Christine Pangaribuan, Eriyanto Eriyanto
Munculnya Jokowi yang melakukan aksi layaknya pebalap motor profesional dalam video opening ceremony Asian Games 2018 sempat viral hingga ke negara lain. Aksi Jokowi tersebut sempat dikira benar dilakukan oleh Jokowi, tanpa adanya bantuan stuntman. Masyarakat dibuat percaya dengan apa yang dilakukan Jokowi. Inilah yang menurut Baudrillard merupakan sebuah hiperrealitas, satu kondisi, dimana kepalsuan berbaur dengan keaslian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hiperrealitas yang terdapat dalam video opening ceremony Asian Games 2018 ditampilkan. Penelitian ini diteliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode multimodality berbasis semiotika sosial M. A. K Halliday. Hasilnya, Jokowi memanfaatkan media yang mendukung Pemerintah untuk tampil dalam video opening ceremony yang mengandung hiperrealitas untuk meningkatkan elektabilitasnya dalam pemilu presiden 2019-2024.
{"title":"HIPERREALITAS JOKOWI PADA VIDEO OPENING CEREMONY ASIAN GAMES 2018","authors":"Olivia Christine Pangaribuan, Eriyanto Eriyanto","doi":"10.32509/WACANA.V18I1.793","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/WACANA.V18I1.793","url":null,"abstract":"Munculnya Jokowi yang melakukan aksi layaknya pebalap motor profesional dalam video opening ceremony Asian Games 2018 sempat viral hingga ke negara lain. Aksi Jokowi tersebut sempat dikira benar dilakukan oleh Jokowi, tanpa adanya bantuan stuntman. Masyarakat dibuat percaya dengan apa yang dilakukan Jokowi. Inilah yang menurut Baudrillard merupakan sebuah hiperrealitas, satu kondisi, dimana kepalsuan berbaur dengan keaslian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hiperrealitas yang terdapat dalam video opening ceremony Asian Games 2018 ditampilkan. Penelitian ini diteliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode multimodality berbasis semiotika sosial M. A. K Halliday. Hasilnya, Jokowi memanfaatkan media yang mendukung Pemerintah untuk tampil dalam video opening ceremony yang mengandung hiperrealitas untuk meningkatkan elektabilitasnya dalam pemilu presiden 2019-2024.","PeriodicalId":261425,"journal":{"name":"WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130470973","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.32509/WACANA.V18I1.721
Isma Adila, Wayan Weda, Dian Tamitiadini
Fenomena "Hoax" atau berita palsu yang dapat menyebabkan perasaan takut, kecemasan, terancam, atau salah persepsi di masyarakat. Hal ini dikarenakan hoax dan hate speech yang terjadi di dunia digital seringkali mengandung unsur SARA, provokatif dan bombastis. Ironisnya menurut Polri di Indonesia pada tahun 2017 terdapat 40 ribu berita hoax yang tersebar di media sosial (tribunnews.com). Kurangnya literasi media dalam masyarakat kita mengarah pada kedangkalan pengetahuan di media sosial. Sesuai dengan gerakan pemerintah yang telah dirintis, yaitu melawan hoax menggunakan nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, penelitian ini dengan pendekatan praktis, berupaya mengembangkan model literasi media yang berbeda dalam menganalisis informasi salah (hoax) dalam berita di media sosial. Melalui pengembangan model tinjauan literasi media sebagai pendekatan yang memberdayakan pengguna media sosial (warganet), diasumsikan bahwa warganet akan lebih mampu membangun muatan positif dalam memanfaatkan media sosial.
{"title":"PENGEMBANGAN MODEL LITERASI DAN INFORMASI BERBASIS PANCASILA DALAM MENANGKAL HOAKS","authors":"Isma Adila, Wayan Weda, Dian Tamitiadini","doi":"10.32509/WACANA.V18I1.721","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/WACANA.V18I1.721","url":null,"abstract":"Fenomena \"Hoax\" atau berita palsu yang dapat menyebabkan perasaan takut, kecemasan, terancam, atau salah persepsi di masyarakat. Hal ini dikarenakan hoax dan hate speech yang terjadi di dunia digital seringkali mengandung unsur SARA, provokatif dan bombastis. Ironisnya menurut Polri di Indonesia pada tahun 2017 terdapat 40 ribu berita hoax yang tersebar di media sosial (tribunnews.com). Kurangnya literasi media dalam masyarakat kita mengarah pada kedangkalan pengetahuan di media sosial. Sesuai dengan gerakan pemerintah yang telah dirintis, yaitu melawan hoax menggunakan nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, penelitian ini dengan pendekatan praktis, berupaya mengembangkan model literasi media yang berbeda dalam menganalisis informasi salah (hoax) dalam berita di media sosial. Melalui pengembangan model tinjauan literasi media sebagai pendekatan yang memberdayakan pengguna media sosial (warganet), diasumsikan bahwa warganet akan lebih mampu membangun muatan positif dalam memanfaatkan media sosial.","PeriodicalId":261425,"journal":{"name":"WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129359312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.32509/WACANA.V18I1.729
Gerry Wahyu Dewatara, S. Agustin
Penelitian ini akan membahas bagaimana digitalisasi dalam industri musik mempunyai dampak pada pemasaran musik. Hal tersebut berdampak besar bagi para pelaku industri dalam hal pemasaran musik maupun konsumen dalam hal menikmati musik. Layanan streaming menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh dalam era digital yang kita kenal industri 4.0. Industri musik tidak lagi dapat bergantung pada produk fisik dan konsumen pun kini lebih selektif dalam menikmati musik. .Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan strategi penelitian fenomenologi tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti; perilaku, persepsi,motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Hasil penelitian ini adalah bagi konsumen adalah mudahnya pencarian musikdan pelaku industri sangat mendukung adanya digitalisasi dalam industri musik karena mempermudah dalam memasarkan musik mereka dan membantu melindungi kekayaan intelektual mereka karena mengurangi pembajakan.
{"title":"PEMASARAN MUSIK PADA ERA DIGITAL DIGITALISASI INDUSTRI MUSIK DALAM INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA","authors":"Gerry Wahyu Dewatara, S. Agustin","doi":"10.32509/WACANA.V18I1.729","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/WACANA.V18I1.729","url":null,"abstract":"Penelitian ini akan membahas bagaimana digitalisasi dalam industri musik mempunyai dampak pada pemasaran musik. Hal tersebut berdampak besar bagi para pelaku industri dalam hal pemasaran musik maupun konsumen dalam hal menikmati musik. Layanan streaming menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh dalam era digital yang kita kenal industri 4.0. Industri musik tidak lagi dapat bergantung pada produk fisik dan konsumen pun kini lebih selektif dalam menikmati musik. .Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan strategi penelitian fenomenologi tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti; perilaku, persepsi,motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Hasil penelitian ini adalah bagi konsumen adalah mudahnya pencarian musikdan pelaku industri sangat mendukung adanya digitalisasi dalam industri musik karena mempermudah dalam memasarkan musik mereka dan membantu melindungi kekayaan intelektual mereka karena mengurangi pembajakan.","PeriodicalId":261425,"journal":{"name":"WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi","volume":"117 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124208850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.32509/WACANA.V18I1.727
N. Soemantri
Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses adaptasi budaya mahasiswa asal Indonesia di Australia. Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi dengan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara yang dilakukan pada dua orang pelajar asal Indonesia yang berkuliah di Australia. Sebagai pisau analisis, penulis menggunakan teori adaptasi budaya yang didalamnya terdapat proses, tahapan, dan faktor-faktor adaptasi budaya. Selain itu untuk melengkapi penelitian ini juga menggunakan teori Akomodasi yang didalamnya terdapat jenis-jenis dan asumsi dari akomodasi komunikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Australia melakukan proses adaptasi yang terdiri dari adaptation dan growth. Sedangkan faktor-faktor adaptasi budaya yang ditemukan adalah enkulturasi, akulturasi, dekulturasi, dan asimilasi. Mahasiswa asal Indonesia juga melakukan akomodasi dengan mendasarkan pada pengalaman sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan lawan bicara dan secara selektif melakukan konvergensi dalam berkomunikasi.
{"title":"ADAPTASI BUDAYA MAHASISWA ASAL INDONESIA DI AUSTRALIA","authors":"N. Soemantri","doi":"10.32509/WACANA.V18I1.727","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/WACANA.V18I1.727","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses adaptasi budaya mahasiswa asal Indonesia di Australia. Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi dengan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara yang dilakukan pada dua orang pelajar asal Indonesia yang berkuliah di Australia. Sebagai pisau analisis, penulis menggunakan teori adaptasi budaya yang didalamnya terdapat proses, tahapan, dan faktor-faktor adaptasi budaya. Selain itu untuk melengkapi penelitian ini juga menggunakan teori Akomodasi yang didalamnya terdapat jenis-jenis dan asumsi dari akomodasi komunikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Australia melakukan proses adaptasi yang terdiri dari adaptation dan growth. Sedangkan faktor-faktor adaptasi budaya yang ditemukan adalah enkulturasi, akulturasi, dekulturasi, dan asimilasi. Mahasiswa asal Indonesia juga melakukan akomodasi dengan mendasarkan pada pengalaman sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan lawan bicara dan secara selektif melakukan konvergensi dalam berkomunikasi.","PeriodicalId":261425,"journal":{"name":"WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131910625","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.32509/WACANA.V18I1.719
Helen Olivia, Diah Novianis Putri
Penelitian ini membahas tentang bagaimana sosialisasi program CSR PT Telkom Indonesia dalam memperkenalkan produk UKM melalui event Telkom Craft Indonesia, karena produk ukm belum seluruhnya diketahui masyarakat luas. Tujuan penelitian ingin mengetahui strategi sosialisasi program CSR PT Telkom Indonesia melalui Telkom Craft Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori interaksi simbolik. Paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme dengan pendekatan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan ialah studi kasus. Subjek penelitian dalam penelitian terdiri dari key informan dan informan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses sosialisasi yang telah dikerjakan oleh public relations PT Telkom Indonesia dalam event Telkom Craft Indonesian yaitu dengan kegiatan tatap muka langsung kepada publik eksternal. Dimana dalam event tersebut dapat memprmosikan sendiri usahanya, sehingga masyarakat luas dapat mengetahui produk UKM dan berinteraksi dalam event tersebut.
该研究探讨了CSR PT telcom项目的社会化如何通过印尼的telcom Craft引入UKM产品,因为UKM产品尚未被广泛了解。研究的目的是通过印度尼西亚的电信工艺了解CSR PT telcom计划的社会化策略。它采用了符号交互理论。所使用的范例是一种基于定性研究方法的建构主义。使用的方法是个案研究。研究对象包括关键的告密者和告密者。数据收集技术采用访谈、观察和文档。这项研究表明,由PT telcom Indonesia public relations在印尼电信活动中进行的社会化进程是与外部公众面对面的活动。在该事件中,可以自行开展业务,使公众了解中小产品并在该活动中进行互动。
{"title":"SOSIALISASI PROGRAM CSR OLEH PUBLIC RELATIONS PT TELKOM INDONESIA MELALUI EVENT TELKOM CRAFT INDONESIA","authors":"Helen Olivia, Diah Novianis Putri","doi":"10.32509/WACANA.V18I1.719","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/WACANA.V18I1.719","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang bagaimana sosialisasi program CSR PT Telkom Indonesia dalam memperkenalkan produk UKM melalui event Telkom Craft Indonesia, karena produk ukm belum seluruhnya diketahui masyarakat luas. Tujuan penelitian ingin mengetahui strategi sosialisasi program CSR PT Telkom Indonesia melalui Telkom Craft Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori interaksi simbolik. Paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme dengan pendekatan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan ialah studi kasus. Subjek penelitian dalam penelitian terdiri dari key informan dan informan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses sosialisasi yang telah dikerjakan oleh public relations PT Telkom Indonesia dalam event Telkom Craft Indonesian yaitu dengan kegiatan tatap muka langsung kepada publik eksternal. Dimana dalam event tersebut dapat memprmosikan sendiri usahanya, sehingga masyarakat luas dapat mengetahui produk UKM dan berinteraksi dalam event tersebut.","PeriodicalId":261425,"journal":{"name":"WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133770804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.32509/WACANA.V18I1.726
Annisa Novadila, M. P. Said, Mira Miranda
Radio sebagai media penyiaran memiliki fungsi sebagai sumber informasi.Sosialisasi politik mengenai Pemilu 2019 harus menggandeng media penyiaran sebagai corong informasi. Pulau Pramuka pernah menjadi lokasi kasus terjadinya video editan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, sehingga memiliki latar belakang secara empiris mengenai kegiatan sosialisasi politik di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan dari radio lokal yaitu Radio Kepulauan Seribu (RKS) sebagai agen sosialiasasi politik di kalangan pemilih pemula daerah Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Metode penelitian menggunakan deskriptif intepretatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara terhadap pihak radio penyiaran lokal dan pemilih pemula di Pulau Pramuka, serta melalui observasi non partisipatif dan dokumentasi. Keabsahan interpetasi data dilakukan melalui triangulasi atau pengecekan data dengan menggunakan berbagai sumber data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan Radio Kepulauan Seribu dalam melakukan sosialisasi politik melalui program acara talkshow dan iklan politik yang disiarkan, yaitu meningkatkan kesadaran politik bagi pemilih pemula tentang Pemilu 2019.
{"title":"PERAN RADIO LOKAL SEBAGAI AGEN SOSIALISASI POLITIK PADA KALANGAN PEMILIH MUDA DI PULAU PRAMUKA","authors":"Annisa Novadila, M. P. Said, Mira Miranda","doi":"10.32509/WACANA.V18I1.726","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/WACANA.V18I1.726","url":null,"abstract":"Radio sebagai media penyiaran memiliki fungsi sebagai sumber informasi.Sosialisasi politik mengenai Pemilu 2019 harus menggandeng media penyiaran sebagai corong informasi. Pulau Pramuka pernah menjadi lokasi kasus terjadinya video editan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, sehingga memiliki latar belakang secara empiris mengenai kegiatan sosialisasi politik di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan dari radio lokal yaitu Radio Kepulauan Seribu (RKS) sebagai agen sosialiasasi politik di kalangan pemilih pemula daerah Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Metode penelitian menggunakan deskriptif intepretatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara terhadap pihak radio penyiaran lokal dan pemilih pemula di Pulau Pramuka, serta melalui observasi non partisipatif dan dokumentasi. Keabsahan interpetasi data dilakukan melalui triangulasi atau pengecekan data dengan menggunakan berbagai sumber data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan Radio Kepulauan Seribu dalam melakukan sosialisasi politik melalui program acara talkshow dan iklan politik yang disiarkan, yaitu meningkatkan kesadaran politik bagi pemilih pemula tentang Pemilu 2019.","PeriodicalId":261425,"journal":{"name":"WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122163598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.32509/WACANA.V18I1.816
Arif Surya Kusuma, Nur Latifah Umi Satiti
Dalam rangka bertahan di pesantren, santri akan membangun pertemanan sebagai bentuk sosialisasi diri mereka. Konteks pertemanan menuntut pemenuhan kebutuhan dalam bentuk kapital sosial santri di pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kapital sosial santri digunakan dalam membangun hubungan pertemanan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data menggunakan multiple source of evidence dengan menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima aspek yang memudahkan terbentuknya pertemanan santri di pesantren. Lima aspek tersebut merupakan kapital sosial yang dimiliki santri dalam memenuhi kebutuhan santri lain antara lain:Pengakuan, Keperluan, Dukungan Ego, Dorongan dan Solidaritas. Kelima aspek ini berasal dari kapital kultural yang terdapat pada santri untuk memperoleh manfaat keanggotaannya di pesantren. Kapital kultural santri berasal dari kualifikasi akademik, material, serta kepribadian santri dalam memberikan semangat, motivasi dan rasa aman.
{"title":"KAPITAL SOSIAL SANTRI DALAM MEMBANGUN PERTEMANAN DI PESANTREN","authors":"Arif Surya Kusuma, Nur Latifah Umi Satiti","doi":"10.32509/WACANA.V18I1.816","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/WACANA.V18I1.816","url":null,"abstract":"Dalam rangka bertahan di pesantren, santri akan membangun pertemanan sebagai bentuk sosialisasi diri mereka. Konteks pertemanan menuntut pemenuhan kebutuhan dalam bentuk kapital sosial santri di pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kapital sosial santri digunakan dalam membangun hubungan pertemanan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data menggunakan multiple source of evidence dengan menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima aspek yang memudahkan terbentuknya pertemanan santri di pesantren. Lima aspek tersebut merupakan kapital sosial yang dimiliki santri dalam memenuhi kebutuhan santri lain antara lain:Pengakuan, Keperluan, Dukungan Ego, Dorongan dan Solidaritas. Kelima aspek ini berasal dari kapital kultural yang terdapat pada santri untuk memperoleh manfaat keanggotaannya di pesantren. Kapital kultural santri berasal dari kualifikasi akademik, material, serta kepribadian santri dalam memberikan semangat, motivasi dan rasa aman.","PeriodicalId":261425,"journal":{"name":"WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi","volume":"95 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115834283","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.32509/WACANA.V18I1.722
Ruvira Arindita
Maraknya kemunculan para ibu yang menjadi social media influencer (mom influencer) telah menjadi tren baru yang diikuti oleh para ibu millennial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana personal branding sosok mom influencer sebagai representasi ibu millennial di media sosial. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebelas personal branding otentik dari Rampersad dan teori representasi dari Stuart Hall. Peneliti menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi terhadap akun Instagram @tanyalarasati. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sosok mom influencer telah menggunakan kesebelas kriteria dan menekankan pada konsep konsistensi, perbedaan, niat baik dan performa. Ia memegang nilai-nilai kekeluargaan sekaligus sangat menunjukkan nilai-nilai individualisme dan konsumerisme. Representasi ibu milenial yang ingin ia sampaikan melalui akun instagramnya adalah bahwa setelah seseorang menjadi ibu, ia tetap dapat mengejar mimpi pribadinya dengan bekerja sama dan tetap berkomitmen dengan keluarganya.
{"title":"PERSONAL BRANDING MOM-INFLUENCER DAN REPRESENTASI IBU MILLENIAL DI MEDIA SOSIAL","authors":"Ruvira Arindita","doi":"10.32509/WACANA.V18I1.722","DOIUrl":"https://doi.org/10.32509/WACANA.V18I1.722","url":null,"abstract":"Maraknya kemunculan para ibu yang menjadi social media influencer (mom influencer) telah menjadi tren baru yang diikuti oleh para ibu millennial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana personal branding sosok mom influencer sebagai representasi ibu millennial di media sosial. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebelas personal branding otentik dari Rampersad dan teori representasi dari Stuart Hall. Peneliti menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi terhadap akun Instagram @tanyalarasati. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sosok mom influencer telah menggunakan kesebelas kriteria dan menekankan pada konsep konsistensi, perbedaan, niat baik dan performa. Ia memegang nilai-nilai kekeluargaan sekaligus sangat menunjukkan nilai-nilai individualisme dan konsumerisme. Representasi ibu milenial yang ingin ia sampaikan melalui akun instagramnya adalah bahwa setelah seseorang menjadi ibu, ia tetap dapat mengejar mimpi pribadinya dengan bekerja sama dan tetap berkomitmen dengan keluarganya. ","PeriodicalId":261425,"journal":{"name":"WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129501004","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}