Pub Date : 2021-04-30DOI: 10.52643/JUKMAS.V5I1.1056
F. Sari
ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi. Kandungan gizi unik dalam ASI sangat cocok dengan kondisi fisiologis bayi dan sangat baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan serta kekebalan tubuh bayi.Namun saat pandemi Covid 19 ini, banyak ibu yang memiliki kekhawatiran lain terkait perlindungan yang memadai untuk anak mereka. Salah satu yang menjadi kekhawatiran adalah penularan bisa terjadi pada saat memberi susu lewat ASI. Terlebih jika sang ibu terduga atau bahkan positif terinfeksi Covid-19. Sedangkan pada faktanya Virus Covid 19 hingga saat ini belum terdeteksi pada ASI dari ibu yang positif atau diduga terinfeksi Covid 19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terkait menyusui dengan ibu yang diduga covid/terinfeksi covid 19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif rancangan “Cross Sectional”. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang bersedia mengisi kuesioner yang akan diedarkan melalui sosial media sebanyak 152 responden. Hasil menunjukkan dari 152 responden yang diteliti jumlah ibu menyusui yang tidak baik dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebanyak 40,8%. Hasil analisa bivariat menunjukkan dari 3 variabel yang diteliti, tidak ada variabel yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu ibu yang memiliki gejala sakit (p=0,058), ibu yang positif/diduga covid 19 (p=0,349) dan ibu yang pernah kontak langsung dengan penderita covid 19 (p=0,276). Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya edukasi bahwa ibu yang memiliki gejala sakit, positif atau diduga terinfeksi Covid 19 harus tetap menyusui bayinya dengan menerapkan PHBS. Hal ini untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baru lahir, kesehatan dan perkembangan bayi dalam waktu dekat dan jangka panjang.
{"title":"Perilaku Hidup Bersih Sehat (Phbs) Terkait Menyusui Pada Ibu Yang Diduga Covid/Terinfeksi Virus Covid 19 Tahun 2020","authors":"F. Sari","doi":"10.52643/JUKMAS.V5I1.1056","DOIUrl":"https://doi.org/10.52643/JUKMAS.V5I1.1056","url":null,"abstract":"ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi. Kandungan gizi unik dalam ASI sangat cocok dengan kondisi fisiologis bayi dan sangat baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan serta kekebalan tubuh bayi.Namun saat pandemi Covid 19 ini, banyak ibu yang memiliki kekhawatiran lain terkait perlindungan yang memadai untuk anak mereka. Salah satu yang menjadi kekhawatiran adalah penularan bisa terjadi pada saat memberi susu lewat ASI. Terlebih jika sang ibu terduga atau bahkan positif terinfeksi Covid-19. Sedangkan pada faktanya Virus Covid 19 hingga saat ini belum terdeteksi pada ASI dari ibu yang positif atau diduga terinfeksi Covid 19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terkait menyusui dengan ibu yang diduga covid/terinfeksi covid 19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif rancangan “Cross Sectional”. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang bersedia mengisi kuesioner yang akan diedarkan melalui sosial media sebanyak 152 responden. Hasil menunjukkan dari 152 responden yang diteliti jumlah ibu menyusui yang tidak baik dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebanyak 40,8%. Hasil analisa bivariat menunjukkan dari 3 variabel yang diteliti, tidak ada variabel yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu ibu yang memiliki gejala sakit (p=0,058), ibu yang positif/diduga covid 19 (p=0,349) dan ibu yang pernah kontak langsung dengan penderita covid 19 (p=0,276). Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya edukasi bahwa ibu yang memiliki gejala sakit, positif atau diduga terinfeksi Covid 19 harus tetap menyusui bayinya dengan menerapkan PHBS. Hal ini untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baru lahir, kesehatan dan perkembangan bayi dalam waktu dekat dan jangka panjang.","PeriodicalId":269136,"journal":{"name":"Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125367057","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
WHO menyatakan penyakit virus korona (COVID-19) sebagai darurat kesehatan global. Pemerintah Indonesia telah menetapkan bencana non alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional. Dalam menghadapi wabah bencana non alam COVID-19 ini dilakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pencegahan penularan COVID-19. Kondisi ini menyebabkan dampak terhadap kelangsungan pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan menggunakan survei cepat pada bulan Juni-Agustus 2020 menggunakan analisis Uji-T dependen. Sampel pada penelitian ini sebanyak 290 responden. Pada hasil analisis bivariat didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara penggunaan alat/obat/cara kontrasepsi sebelum dan saat pandemi, hal ini disebabkan bahwa jika kita lihat persentase tertinggi pada alat/obat/cara kontrasepsi yang digunakan adalah AKDR/IUD, sebagaimana yang diketahui bahwa AKDR/IUD merupakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MJKP). IUD merupakan salah satu alat kontrasepsi yang disarankan oleh ahli, memastikan penggunaan kontrasepsi yang tepat pada saat COVID-19 sangat penting. Kita mendorong perempuan, tenaga kesehatan (bidan, perawat dan dokter), pembuat kebijakan, dan masyarakat untuk mempertimbangkan layanan seksual dan kesehatan reproduksi sebagai prioritas.
{"title":"Analisis Penggunaan Alat Kontrasepsi Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19","authors":"Yuna Trisuci Aprillia, Asyifa Robatul Adawiyah, Santi Agustina","doi":"10.52643/JUKMAS.V4I2.1026","DOIUrl":"https://doi.org/10.52643/JUKMAS.V4I2.1026","url":null,"abstract":"WHO menyatakan penyakit virus korona (COVID-19) sebagai darurat kesehatan global. Pemerintah Indonesia telah menetapkan bencana non alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional. Dalam menghadapi wabah bencana non alam COVID-19 ini dilakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pencegahan penularan COVID-19. Kondisi ini menyebabkan dampak terhadap kelangsungan pelayanan kesehatan masyarakat, termasuk pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan menggunakan survei cepat pada bulan Juni-Agustus 2020 menggunakan analisis Uji-T dependen. Sampel pada penelitian ini sebanyak 290 responden. Pada hasil analisis bivariat didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara penggunaan alat/obat/cara kontrasepsi sebelum dan saat pandemi, hal ini disebabkan bahwa jika kita lihat persentase tertinggi pada alat/obat/cara kontrasepsi yang digunakan adalah AKDR/IUD, sebagaimana yang diketahui bahwa AKDR/IUD merupakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MJKP). IUD merupakan salah satu alat kontrasepsi yang disarankan oleh ahli, memastikan penggunaan kontrasepsi yang tepat pada saat COVID-19 sangat penting. Kita mendorong perempuan, tenaga kesehatan (bidan, perawat dan dokter), pembuat kebijakan, dan masyarakat untuk mempertimbangkan layanan seksual dan kesehatan reproduksi sebagai prioritas.","PeriodicalId":269136,"journal":{"name":"Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)","volume":"176 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114847099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-31DOI: 10.52643/JUKMAS.V4I2.1015
W. Hidayani
Prevalensi kasus Covid-19 di dunia pertengahan September 2020 mencapai 29.155.581 dan kematian tercatat 926.544 jiwa dengan tersebar ke 216 negara sehingga Case Fatality Rate sebesar 3,17% (WHO, 2020). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan Covid 19. Metode penelitian ini adalah studi literature dengan jurnal penelitian berbahasa inggris tahun 2020 dengan rancangan penelitian analitik dengan data yang mendukung faktor-faktor risiko Covid 19. Dalam penelurusan jurnal dengan bantuan internet dengan kata kunci terkait faktor risiko, karakteristik,komorbid dan Covid 19. Kesimpulan dari penelitian ini umur, jenis kelamin, pasien yang terinfeksi di rumah sakit, penyakit komorbid ,tanda dan gejala Covid 19 berhubungan dengan Covid 19. Riwayat merokok tidak berhubungan dengan COVID 19. Rekomendasi diharapkan masyarakat berperilaku sehat memperkecil perilaku berisiko Covid 19 dengan mematuhi protokol kesehatan. Kata kunci: faktor risiko, karakteristik, komorbid, Covid 19
{"title":"Faktor Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan COVID 19 : Literature Review","authors":"W. Hidayani","doi":"10.52643/JUKMAS.V4I2.1015","DOIUrl":"https://doi.org/10.52643/JUKMAS.V4I2.1015","url":null,"abstract":"Prevalensi kasus Covid-19 di dunia pertengahan September 2020 mencapai 29.155.581 dan kematian tercatat 926.544 jiwa dengan tersebar ke 216 negara sehingga Case Fatality Rate sebesar 3,17% (WHO, 2020). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan Covid 19. Metode penelitian ini adalah studi literature dengan jurnal penelitian berbahasa inggris tahun 2020 dengan rancangan penelitian analitik dengan data yang mendukung faktor-faktor risiko Covid 19. Dalam penelurusan jurnal dengan bantuan internet dengan kata kunci terkait faktor risiko, karakteristik,komorbid dan Covid 19. Kesimpulan dari penelitian ini umur, jenis kelamin, pasien yang terinfeksi di rumah sakit, penyakit komorbid ,tanda dan gejala Covid 19 berhubungan dengan Covid 19. Riwayat merokok tidak berhubungan dengan COVID 19. Rekomendasi diharapkan masyarakat berperilaku sehat memperkecil perilaku berisiko Covid 19 dengan mematuhi protokol kesehatan. Kata kunci: faktor risiko, karakteristik, komorbid, Covid 19","PeriodicalId":269136,"journal":{"name":"Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128701151","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}