Kapas merupakan salah satu komoditas andalan di Sulawesi Selatan yang pengembangannya mendapat perhatian khusus oleh karena produktivitasnya dari tahun ke tahun semakin menurun. Penurunan produktivitas komoditas tersebut dipengaruhi berbagai fartor antara lain adanya serangan hama dan penyakit dan ketersediaan benih bermutu. Kusususnya untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya termasuk melalukan impor benih. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis cendawan yang terbawa benih kapas impor di Sulawesi Selatan. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah metode pencucian (washing) dan metode blotter test dan kertas saring, yaitu masing-masing sebanyak 150 butir diambil secara acak dari sampel benih yang tersedia. Pengamatan di bawah mikroskop compound dan diamati propagul-propagul cendawan yang tampak dan selanjutnya diidentifikasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ditemukannya cendawan dari suspensi benih dengan cara metode washing, sedang dengan metode blotter test ditemukan cendawan dengan persentase serangan masing-masing yaitu Aspergillus niger (26,66 %) dan Aspergillus flavus (12 %) pada benih yang dicuci, dan pada benih tanpa pencucian ditemukan Aspergillus niger (2,66 %) dan Aspergillus flavus (1,33 %). Kedua jenis cendawan patogen yang ditemukan adalah patogen terbawa oleh benih kapas, akan tetapi keduanya merupakan cendawan patogen yang bersifat kosmopolit.
{"title":"DETEKSI DINI CENDAWAN TERBAWA BENIH KAPAS IMPOR DI SULAWESI SELATAN","authors":"Rahmat Jahuddin, Hasmiah Hamid, Hasnah Abubakar","doi":"10.59638/jai.v2i01.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.59638/jai.v2i01.43","url":null,"abstract":"Kapas merupakan salah satu komoditas andalan di Sulawesi Selatan yang pengembangannya mendapat perhatian khusus oleh karena produktivitasnya dari tahun ke tahun semakin menurun. Penurunan produktivitas komoditas tersebut dipengaruhi berbagai fartor antara lain adanya serangan hama dan penyakit dan ketersediaan benih bermutu. Kusususnya untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya termasuk melalukan impor benih. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis cendawan yang terbawa benih kapas impor di Sulawesi Selatan. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah metode pencucian (washing) dan metode blotter test dan kertas saring, yaitu masing-masing sebanyak 150 butir diambil secara acak dari sampel benih yang tersedia. Pengamatan di bawah mikroskop compound dan diamati propagul-propagul cendawan yang tampak dan selanjutnya diidentifikasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ditemukannya cendawan dari suspensi benih dengan cara metode washing, sedang dengan metode blotter test ditemukan cendawan dengan persentase serangan masing-masing yaitu Aspergillus niger (26,66 %) dan Aspergillus flavus (12 %) pada benih yang dicuci, dan pada benih tanpa pencucian ditemukan Aspergillus niger (2,66 %) dan Aspergillus flavus (1,33 %). Kedua jenis cendawan patogen yang ditemukan adalah patogen terbawa oleh benih kapas, akan tetapi keduanya merupakan cendawan patogen yang bersifat kosmopolit.","PeriodicalId":273862,"journal":{"name":"Journal Agroecotech Indonesia (JAI)","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128349559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
H. Hanafi, Muhammad Djuniarty, Djuniarty Djuniarty, H. Herman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang. Dilaksanakan di Desa Lamatti Riawang, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai Propinsi Sulawesi Selatan, berlangsung mulai Februari sampai Mei 2022. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan faktorial dua faktor yang disusun berdasarkan rancangan acak kelompok. Faktor pertama adalah jarak tanam yang terdiri atas tiga taraf, yaitu: 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm dan 50 cm x 50 cm. Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK yang terdiri atas empat taraf, yaitu: 0, 75, 150 dan 225 kg.ha-1. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat satu jarak tanam maupun dosis pupuk NPK yang memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi kacang panjang. Interaksi antara perlakuan jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk NPK 0 kg.ha-1 menghasilkan rata-rata panjang sulur terpanjang yaitu 262,87 cm, interaksi antara perlakuan jarak tanam 50 cm x 50 cm dengan dosis pupuk NPK 75 kg.ha-1 menghasilkan rata-rata jumlah daun terbanyak yaitu 37,1 helai, interaksi antara perlakuan jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk NPK 225 kg.ha-1 menghasilkan rata-rata bobot polong per petak tertinggi yaitu 6,062 kg, konversi rata-rata bobot polong per ha tertinggi yaitu 15,124 t.ha-1.
{"title":"PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NPK","authors":"H. Hanafi, Muhammad Djuniarty, Djuniarty Djuniarty, H. Herman","doi":"10.59638/jai.v2i01.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.59638/jai.v2i01.42","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang. Dilaksanakan di Desa Lamatti Riawang, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai Propinsi Sulawesi Selatan, berlangsung mulai Februari sampai Mei 2022. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan faktorial dua faktor yang disusun berdasarkan rancangan acak kelompok. Faktor pertama adalah jarak tanam yang terdiri atas tiga taraf, yaitu: 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm dan 50 cm x 50 cm. Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK yang terdiri atas empat taraf, yaitu: 0, 75, 150 dan 225 kg.ha-1. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat satu jarak tanam maupun dosis pupuk NPK yang memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi kacang panjang. Interaksi antara perlakuan jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk NPK 0 kg.ha-1 menghasilkan rata-rata panjang sulur terpanjang yaitu 262,87 cm, interaksi antara perlakuan jarak tanam 50 cm x 50 cm dengan dosis pupuk NPK 75 kg.ha-1 menghasilkan rata-rata jumlah daun terbanyak yaitu 37,1 helai, interaksi antara perlakuan jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk NPK 225 kg.ha-1 menghasilkan rata-rata bobot polong per petak tertinggi yaitu 6,062 kg, konversi rata-rata bobot polong per ha tertinggi yaitu 15,124 t.ha-1.","PeriodicalId":273862,"journal":{"name":"Journal Agroecotech Indonesia (JAI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122118594","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Konsumsi tomat segar dan olahan meningkat terus seiring dengan kebutuhan manusia pada gizi yang seimbang. Namun hingga sekarang para petani tomat di Indonesia masih kewalahan untuk memenuhi permintaan tomat segar dan olahan. Salah satu usaha yang dilakukan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tomat adalah dengan pemupukan (organik atau anorganik) guna menambah nutrisi pada jaringan tanaman sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat keriting. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, yang berlangsung pada Agustus sampai November 2022 dengan ketinggian tempat 10 m dpl dan kisaran suhu 25 – 35oC. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan, yang disusun berdasar Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan sebagai berikut : So = kontrol (Tanpa Perlakuan) S1 = 2 ml/air, S2 = 4 ml/air, S3 = 6 ml/air, S4 = 8 ml/air, S5 = 10 ml/air, S6 = 12 ml/air Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 21 unit pengamatan, masing-masing bedengan terdapat 5 tanaman maka terdapat 105 populasi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik cair memberikan pengaruh lebih baik terhadap jumlah bunga, berat buah per petak dan produksi tanaman tomat. Hal ini disebabkan pupuk organik cair kandungan unsur haranya cukup seimbang dan unsur-unsur hara mikro dan unsur hara makro cukup mengubah sifat fisika, kimia, dan biologi tanah sehingga perakaran tanaman menguntungkan.
随着人类对平衡营养的需求,新鲜西红柿和耕作的消费继续增加。然而,直到今天,印度尼西亚的西红柿种植者仍然难以满足新鲜加工西红柿的需求。提高西红柿产量质量和数量的努力之一是通过施肥(有机或无机)为植物组织增加营养,从而产生植物的最佳生长和生产。这项研究的目的是确定液化有机肥料对卷番茄生长和生产的影响。该研究是在2022年8月至11月的马卡萨市塔姆拉雷亚区进行的,该地区海拔10米(33英尺),温度25 - 35摄氏度。编纂的形式进行了这项研究的实验,根据设计小组随机地待遇如下:所以=控制(学士)= 2 ml /待遇,S2 = 4毫升/水,S3 = 6毫升/水、S4 = 8 ml /水吧= 10毫升/水,S6 = 12毫升/每天重复3次,以至于有21待遇观察单位,每人bedengan有5就有105植物植物种群。研究表明,液体有机肥料的使用对花的数量、每块水果的重量和番茄的生产有更好的影响。这是因为液体有机肥料含有足够平衡的营养素,微量的营养素和次级营养素元素足以改变土壤的物理、化学和生物学性质,从而作物的种植受益。
{"title":"EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT KERITING","authors":"H. Herman, A. Satna, Jamila Messa","doi":"10.59638/jai.v2i01.39","DOIUrl":"https://doi.org/10.59638/jai.v2i01.39","url":null,"abstract":"Konsumsi tomat segar dan olahan meningkat terus seiring dengan kebutuhan manusia pada gizi yang seimbang. Namun hingga sekarang para petani tomat di Indonesia masih kewalahan untuk memenuhi permintaan tomat segar dan olahan. Salah satu usaha yang dilakukan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tomat adalah dengan pemupukan (organik atau anorganik) guna menambah nutrisi pada jaringan tanaman sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat keriting. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, yang berlangsung pada Agustus sampai November 2022 dengan ketinggian tempat 10 m dpl dan kisaran suhu 25 – 35oC. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan, yang disusun berdasar Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan sebagai berikut : So = kontrol (Tanpa Perlakuan) S1 = 2 ml/air, S2 = 4 ml/air, S3 = 6 ml/air, S4 = 8 ml/air, S5 = 10 ml/air, S6 = 12 ml/air Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 21 unit pengamatan, masing-masing bedengan terdapat 5 tanaman maka terdapat 105 populasi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik cair memberikan pengaruh lebih baik terhadap jumlah bunga, berat buah per petak dan produksi tanaman tomat. Hal ini disebabkan pupuk organik cair kandungan unsur haranya cukup seimbang dan unsur-unsur hara mikro dan unsur hara makro cukup mengubah sifat fisika, kimia, dan biologi tanah sehingga perakaran tanaman menguntungkan.","PeriodicalId":273862,"journal":{"name":"Journal Agroecotech Indonesia (JAI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129358524","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui susut bobot, kadar vitamin C, kadar air, tekstur, dan warna buah tomat dengan penyimpanan yang dikemas menggunakan plastik, styrofoam, atau kertas koran dan tanpa kemasan pada dua suhu yang berbeda, yaitu 100 C dan 150 C selama 21 hari. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Pendidikan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar, pada bulan Januari hingga Februari 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa susut bobot terjadi pada setiap perlakuan dan yang terbesar terjadi pada tomat yang tidak dikemas dengan suhu 10 C (K0T1). Setelah penyimpanan, terjadi peningkatan kadar vitamin C pada tomat dengan kemasan koran pada suhu 100 C. Kadar air pada tomat setelah penyimpanan mengalami peningkatan, yaitu rata-rata 93,01%. Warna dan tekstur tomat afte storage dan uji ANOVA tidak berbeda nyata, sehingga tidak terdapat interaksi antara jenis kemasan dan suhu penyimpanan terhadap umur simpan tomat.
{"title":"PENGARUH SUHU DAN JENIS KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN DAN KUALITAS BUAH TOMAT","authors":"Asjulia Asjulia, Dyan As","doi":"10.59638/jai.v2i01.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.59638/jai.v2i01.35","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui susut bobot, kadar vitamin C, kadar air, tekstur, dan warna buah tomat dengan penyimpanan yang dikemas menggunakan plastik, styrofoam, atau kertas koran dan tanpa kemasan pada dua suhu yang berbeda, yaitu 100 C dan 150 C selama 21 hari. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Pendidikan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar, pada bulan Januari hingga Februari 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa susut bobot terjadi pada setiap perlakuan dan yang terbesar terjadi pada tomat yang tidak dikemas dengan suhu 10 C (K0T1). Setelah penyimpanan, terjadi peningkatan kadar vitamin C pada tomat dengan kemasan koran pada suhu 100 C. Kadar air pada tomat setelah penyimpanan mengalami peningkatan, yaitu rata-rata 93,01%. Warna dan tekstur tomat afte storage dan uji ANOVA tidak berbeda nyata, sehingga tidak terdapat interaksi antara jenis kemasan dan suhu penyimpanan terhadap umur simpan tomat.","PeriodicalId":273862,"journal":{"name":"Journal Agroecotech Indonesia (JAI)","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122614549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abdul Kadir, Rahmat Jahuddin, Teguh Pratama, A. Halim
Terbatasnya varietas padi tahan kering merupakan salah satu masalah dalam budadaya padi di lahan kering. Genotype mutan tahan kering dari hasil iradiasi sinar gamma sebagai padi gogo penampilannya dapat diuji pada lahan sawah tanpa genangan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai penampilan agronomi beberapa genotype mutan sebagai padi gogo di lahan sawah pada musim tanam kering. Penelitian dilasaksanakan di Kelurahan Turikale, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, berlangsung dari bulan Juli - Agustus 2019. Material percobaan adalah benih mutan padi gogo hasil iradiasi sinar gamma bersumber dari BB-Biogen Bogor sebanyak 8 nomor, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penampilan beberapa karakter antar genotipe mutan padi gogo dengan varietas IR-64 dan Situ Bagendit sebagai pembanding. Genotipe dengan jumlah bulir per malai lebih banyak yaitu GT63-E25 (199,57 bulir), GT63-E11 (186,40 bulir) dan GT 73-E45 (189,43 bulir). Bobot 1000 biji lebih berat yaitu GT73-E45 (26,34 g), GT63-E07 (27,99 g) dan GT63-E25 (27,15 g). Genotype yang mempunyai bobot gabah KA 14 % GT73-E45 (8,99 t ha-1), GT63-E25 (8,53 t ha-1), dan GT63-E11 (8,24 t ha-1), sedangkan varietas IR 64 (6,60 t ha-1) dan Situ Bagendit (6,71 t ha-1).
{"title":"PENAMPILAN GENOTIPE MUTAN PADI GOGO HASIL IRADIASI SINAR GAMMA DI LAHAN SAWAH PADA MUSIM TANAMAN KERING","authors":"Abdul Kadir, Rahmat Jahuddin, Teguh Pratama, A. Halim","doi":"10.59638/jai.v2i01.40","DOIUrl":"https://doi.org/10.59638/jai.v2i01.40","url":null,"abstract":"Terbatasnya varietas padi tahan kering merupakan salah satu masalah dalam budadaya padi di lahan kering. Genotype mutan tahan kering dari hasil iradiasi sinar gamma sebagai padi gogo penampilannya dapat diuji pada lahan sawah tanpa genangan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai penampilan agronomi beberapa genotype mutan sebagai padi gogo di lahan sawah pada musim tanam kering. Penelitian dilasaksanakan di Kelurahan Turikale, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, berlangsung dari bulan Juli - Agustus 2019. Material percobaan adalah benih mutan padi gogo hasil iradiasi sinar gamma bersumber dari BB-Biogen Bogor sebanyak 8 nomor, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penampilan beberapa karakter antar genotipe mutan padi gogo dengan varietas IR-64 dan Situ Bagendit sebagai pembanding. Genotipe dengan jumlah bulir per malai lebih banyak yaitu GT63-E25 (199,57 bulir), GT63-E11 (186,40 bulir) dan GT 73-E45 (189,43 bulir). Bobot 1000 biji lebih berat yaitu GT73-E45 (26,34 g), GT63-E07 (27,99 g) dan GT63-E25 (27,15 g). Genotype yang mempunyai bobot gabah KA 14 % GT73-E45 (8,99 t ha-1), GT63-E25 (8,53 t ha-1), dan GT63-E11 (8,24 t ha-1), sedangkan varietas IR 64 (6,60 t ha-1) dan Situ Bagendit (6,71 t ha-1).","PeriodicalId":273862,"journal":{"name":"Journal Agroecotech Indonesia (JAI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130855927","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Agribisnis kacang tanah mempunyai prospek untuk dikembangkan mengingat pasar masih terbuka lebar bagi komoditas kacang tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui prospek pengembangan usahatani kacang tanah di Desa Bijawang Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Jumlah responden sebanyak 50 orang dengan menggunakan metode sampel jenuh. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal kekuatan lebih tinggi dengan skor 2,18 dibandingkan faktor kelemahan yaitu skor 1,15, kemudian faktor eksternal peluang lebih tinggi dengan nilai skor 1,76 dibandingkan faktor ancaman yaitu skor 1,21 sehingga prospek pengembangan usaha tani kacang tanah berada pada posisi kuadran 1, artinya posisi pengembangan menguntungkan bagi petani karena usaha tani memiliki peluang dan kekuatan yang lebih besar dibandingkan kelemahan dan ancaman. Adapun faktor Internal yang mendorong usaha tani di Desa Bijawang meliputi faktor kekuatan (transportasi lancar, kondisi lahan yang subur, lahan milik sendiri, dan tingginya permintaan) dan faktor kelemahan (cuaca tidak menentu, teknologi yang masih sederhana, kurangnya modal petani, dan pengalaman yang minim) sedangkan faktor eksternal meliputi faktor peluang (Harga kacang tanah yang terus meningkat, dan permintaan pasar tinggi) dan faktor ancaman (Tingginya serangan hama, meningkatnya konversi lahan, persaingan pasar, tidak tersedianya lembaga permodalan, dan minimnya penguasaan teknologi dan inovasi).
{"title":"PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA BIJAWANG, KECAMATAN UJUNG LOE, KABUPATEN BULUKUMBA","authors":"Helda Ibrahim, Rezki Amalia, A. Kasirang","doi":"10.59638/jai.v2i01.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.59638/jai.v2i01.37","url":null,"abstract":"Agribisnis kacang tanah mempunyai prospek untuk dikembangkan mengingat pasar masih terbuka lebar bagi komoditas kacang tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui prospek pengembangan usahatani kacang tanah di Desa Bijawang Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Jumlah responden sebanyak 50 orang dengan menggunakan metode sampel jenuh. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal kekuatan lebih tinggi dengan skor 2,18 dibandingkan faktor kelemahan yaitu skor 1,15, kemudian faktor eksternal peluang lebih tinggi dengan nilai skor 1,76 dibandingkan faktor ancaman yaitu skor 1,21 sehingga prospek pengembangan usaha tani kacang tanah berada pada posisi kuadran 1, artinya posisi pengembangan menguntungkan bagi petani karena usaha tani memiliki peluang dan kekuatan yang lebih besar dibandingkan kelemahan dan ancaman. Adapun faktor Internal yang mendorong usaha tani di Desa Bijawang meliputi faktor kekuatan (transportasi lancar, kondisi lahan yang subur, lahan milik sendiri, dan tingginya permintaan) dan faktor kelemahan (cuaca tidak menentu, teknologi yang masih sederhana, kurangnya modal petani, dan pengalaman yang minim) sedangkan faktor eksternal meliputi faktor peluang (Harga kacang tanah yang terus meningkat, dan permintaan pasar tinggi) dan faktor ancaman (Tingginya serangan hama, meningkatnya konversi lahan, persaingan pasar, tidak tersedianya lembaga permodalan, dan minimnya penguasaan teknologi dan inovasi).","PeriodicalId":273862,"journal":{"name":"Journal Agroecotech Indonesia (JAI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125868719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ratih Ratih, Al-Azhar Mattone, Dea Ekaputri Adraini
Desa Bonto Marannu, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng adalah salah satu desa yang menjadi sentra pengembangan tanaman hortikultura seperti kentang, kubis, bawang merah, tomat, cabe, daun bawang dan wortel. Wilayah ini berada pada ketinggian di atas ketinggian 1100 - 1500 meter di atas permukaan laut, yang masyarakatnya dominan adalah petani yang telah sejak dulu bercocok tanam hortikultura, namun produksi hasil pertanian yang dihasilkan para petani hortikultura masih tergolong rendah. Rendahnya produktivitas tanaman ini salah satunya disebabkan minimnya penerapan metode bercocok tanam dan tidak tersedianya informasi mengenai status kesuburan tanah di desa ini. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis status kesuburan tanah pada lahan budidaya hortikultura yang ditanami terus menerus tanpa jeda pada lapisan 0-20 cm dan lapisan 20-40 cm. Penilaian kesuburan tanah berdasarkan desk study, pengambilan sampel tanah terganggu serta analisis laboratorium. Parameter yang dianalisis meliputi sifat fisik tanah yakni tekstur dan sifat kimia tanah yakni pH, Kapasitas Tukar Kation (KTK), kejenuhan basa dan C/N. Berdasarkan parameter ini, maka dianalisis status kesuburan tanah menggunakan petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah Pusat Penelitian Tanah, Bogor (PPT, 1995). Hasil penelitian menunjukkan tekstur tanah kedua lapisan adalah lempung berdebu, pH tanah kedua lapisan bersifat agak masam, kapasitas tukar kation kedua lapisan sedang, kejenuhan basa sedang, C/N untuk lapisan 0-20 cm adalah tinggi dan lapisan 20-40 cm sangat tinggi.
{"title":"STATUS KESUBURAN TANAH LAHAN BUDIDAYA HORTIKULTURA DI DESA BONTO MARANNU KECAMATAN ULUERE KABUPATEN BANTAENG","authors":"Ratih Ratih, Al-Azhar Mattone, Dea Ekaputri Adraini","doi":"10.59638/jai.v2i01.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.59638/jai.v2i01.44","url":null,"abstract":"Desa Bonto Marannu, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng adalah salah satu desa yang menjadi sentra pengembangan tanaman hortikultura seperti kentang, kubis, bawang merah, tomat, cabe, daun bawang dan wortel. Wilayah ini berada pada ketinggian di atas ketinggian 1100 - 1500 meter di atas permukaan laut, yang masyarakatnya dominan adalah petani yang telah sejak dulu bercocok tanam hortikultura, namun produksi hasil pertanian yang dihasilkan para petani hortikultura masih tergolong rendah. Rendahnya produktivitas tanaman ini salah satunya disebabkan minimnya penerapan metode bercocok tanam dan tidak tersedianya informasi mengenai status kesuburan tanah di desa ini. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis status kesuburan tanah pada lahan budidaya hortikultura yang ditanami terus menerus tanpa jeda pada lapisan 0-20 cm dan lapisan 20-40 cm. Penilaian kesuburan tanah berdasarkan desk study, pengambilan sampel tanah terganggu serta analisis laboratorium. Parameter yang dianalisis meliputi sifat fisik tanah yakni tekstur dan sifat kimia tanah yakni pH, Kapasitas Tukar Kation (KTK), kejenuhan basa dan C/N. Berdasarkan parameter ini, maka dianalisis status kesuburan tanah menggunakan petunjuk teknis evaluasi kesuburan tanah Pusat Penelitian Tanah, Bogor (PPT, 1995). Hasil penelitian menunjukkan tekstur tanah kedua lapisan adalah lempung berdebu, pH tanah kedua lapisan bersifat agak masam, kapasitas tukar kation kedua lapisan sedang, kejenuhan basa sedang, C/N untuk lapisan 0-20 cm adalah tinggi dan lapisan 20-40 cm sangat tinggi.","PeriodicalId":273862,"journal":{"name":"Journal Agroecotech Indonesia (JAI)","volume":"147 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123640659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Depressi silang dalam (F) adalah penurunan phenotype karakter jagung termasuk produksi serta ketahanan terhadap hama peyakit. Semakin tinggi nilai F mendekati 100% maka semakin tinggi hasil jagung jika diperoleh tetua sebagai pasagan heterotik. Penelitian untuk mengetahui nilai I tiga famili jagung ungu yaitu family S1, famili saudara tiri (HS : half sib) dan famili saudara kandung (full sib) menggunakan vub Srikandi Ungu 1 atau. PMU(S1).Synth.F.C1. Nilai inbreeding (F) dihitung dengan formula : F = (1 – (f/S0) x 100%. Dimana f : famili HS, FS dan S1. Penelitian dilaksanakan di KP Fak. Pertanian UIM selama waktu November 2019 sp. Maret 2020. Diberikan pupuk kandang 2,0 t/ha, serta Urea dan Ponska (200-150) kg/ha. Hasil menunjukkan bahwa famili S1 lebih awal menyerbuk 2-3 hari dibanding populasi S0, nilai F yaitu 2,25% dan 2,70%. Hasil yang sama untuk famili FS umur menyerbuk juga lebih awal dibanding tetua S0. Peubah tinggi tanaman mengalami inbreeding atau penurunan 5,93 cm. Inbreeding pada famili FS dan HS adalah tinggi tanaman, nilai inbreeding F::2.0 dan 6,39%.
{"title":"Kajian Depresi Silang Dalam Pada Jagung Ungu Kaya Anthosianin","authors":"Djuniarty Md, Hendry, Kadir Bunga, Ruhumuddin","doi":"10.59638/jai.v1i01.11","DOIUrl":"https://doi.org/10.59638/jai.v1i01.11","url":null,"abstract":"Depressi silang dalam (F) adalah penurunan phenotype karakter jagung termasuk produksi serta ketahanan terhadap hama peyakit. Semakin tinggi nilai F mendekati 100% maka semakin tinggi hasil jagung jika diperoleh tetua sebagai pasagan heterotik. Penelitian untuk mengetahui nilai I tiga famili jagung ungu yaitu family S1, famili saudara tiri (HS : half sib) dan famili saudara kandung (full sib) menggunakan vub Srikandi Ungu 1 atau. PMU(S1).Synth.F.C1. Nilai inbreeding (F) dihitung dengan formula : F = (1 – (f/S0) x 100%. Dimana f : famili HS, FS dan S1. Penelitian dilaksanakan di KP Fak. Pertanian UIM selama waktu November 2019 sp. Maret 2020. Diberikan pupuk kandang 2,0 t/ha, serta Urea dan Ponska (200-150) kg/ha. Hasil menunjukkan bahwa famili S1 lebih awal menyerbuk 2-3 hari dibanding populasi S0, nilai F yaitu 2,25% dan 2,70%. Hasil yang sama untuk famili FS umur menyerbuk juga lebih awal dibanding tetua S0. Peubah tinggi tanaman mengalami inbreeding atau penurunan 5,93 cm. Inbreeding pada famili FS dan HS adalah tinggi tanaman, nilai inbreeding F::2.0 dan 6,39%.","PeriodicalId":273862,"journal":{"name":"Journal Agroecotech Indonesia (JAI)","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125026309","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman pakcoy (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dapat menjadi salah satu usahatani untuk peningkatan pendapatan petani. Namun dalam pembudidayannya mengalami kendala, salah satunya adalah serangan penyakit akar gada. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan faktor-faktor produksi dalam usahatani pakcoy terhadap peningkatan serangan penyakit akar gada. Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Agropolitan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah wawancara secara langsung dengan petani yang sedang bekerja di lahannya. Parameter dalam penelitian ini adalah mengukur intensitas serangan penyakit akar gada dan analisis faktor-faktor produksi dalam usahatani tanaman pakcoy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pakcoy yang terserang penyakit akar gada disebabkan oleh cendawan P. Brassicae yang memberikan intensitas serangan sebesar 26,6% dengan memberikan gejala layu, kerdil, dan pembengkakan pada akar tamanan pakcoy. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor produksi usahatani pakcoy yaitu luas lahan, bibit, pupuk organik, pestisida secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan serangan penyakit akar gada, sedangkan pupuk anorganik, kapur, dan tenaga kerja dapat menurunkan serangan penyakit akar gada pada tanaman pakcoy.
{"title":"Hubungan Faktor Produksi Terhadap Peningkatan Serangan Penyakit Akar Gada Terhadap Tanaman Pakcoy","authors":"Teguh Pratama, S. Hardiani, Ade Kumalasari","doi":"10.59638/jai.v1i01.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.59638/jai.v1i01.19","url":null,"abstract":"Tanaman pakcoy (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dapat menjadi salah satu usahatani untuk peningkatan pendapatan petani. Namun dalam pembudidayannya mengalami kendala, salah satunya adalah serangan penyakit akar gada. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan faktor-faktor produksi dalam usahatani pakcoy terhadap peningkatan serangan penyakit akar gada. Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Agropolitan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah wawancara secara langsung dengan petani yang sedang bekerja di lahannya. Parameter dalam penelitian ini adalah mengukur intensitas serangan penyakit akar gada dan analisis faktor-faktor produksi dalam usahatani tanaman pakcoy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pakcoy yang terserang penyakit akar gada disebabkan oleh cendawan P. Brassicae yang memberikan intensitas serangan sebesar 26,6% dengan memberikan gejala layu, kerdil, dan pembengkakan pada akar tamanan pakcoy. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor produksi usahatani pakcoy yaitu luas lahan, bibit, pupuk organik, pestisida secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan serangan penyakit akar gada, sedangkan pupuk anorganik, kapur, dan tenaga kerja dapat menurunkan serangan penyakit akar gada pada tanaman pakcoy.","PeriodicalId":273862,"journal":{"name":"Journal Agroecotech Indonesia (JAI)","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127737156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi varietas padi pada berbagai sistem tanam yang berbeda. Dilaksanakan di Dusun Berru, Desa Sanrego, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone, dari Desember sampai April 2020. Penelitian ini didesain dengan menggunakan rancangan petak terpisah. Sistem tanam sebagai petak utama, terdiri dari dua taraf yaitu sistem tanam tabur dan sistem tanam pindah dan anak petak yaitu varietas terdiri dari tiga paraf yaitu varietas Cigeulis, varietas Mekongga, dan varietas Ciherang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap sistem tanam. Varietas yang memiliki pertumbuhan dan produksi cenderung lebih tinggi adalah varietas Cigeulis. Sistem tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan berisi dan berat per rumpun, berpengaruh nyata tanaman umur 60 hari setelah tanam dan berpengaruh tidak nyata umur 30 dan 45 hari setelah tanam, panjang malai, berat permalai, jumlah gabah hampa, jumlah gabah bernas, bulir per malai, presentase per malai dan berat per plot. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara varietas dan sistem tanam yang dicobakan.
{"title":"Pertumbuhan Dan Produksi Berbagai Varietas Padi Pada Sistem Tanam Yang Berbeda","authors":"Irmayana, Kadir Bunga, Azhar Mattone","doi":"10.59638/jai.v1i01.15","DOIUrl":"https://doi.org/10.59638/jai.v1i01.15","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi varietas padi pada berbagai sistem tanam yang berbeda. Dilaksanakan di Dusun Berru, Desa Sanrego, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone, dari Desember sampai April 2020. Penelitian ini didesain dengan menggunakan rancangan petak terpisah. Sistem tanam sebagai petak utama, terdiri dari dua taraf yaitu sistem tanam tabur dan sistem tanam pindah dan anak petak yaitu varietas terdiri dari tiga paraf yaitu varietas Cigeulis, varietas Mekongga, dan varietas Ciherang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap sistem tanam. Varietas yang memiliki pertumbuhan dan produksi cenderung lebih tinggi adalah varietas Cigeulis. Sistem tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan berisi dan berat per rumpun, berpengaruh nyata tanaman umur 60 hari setelah tanam dan berpengaruh tidak nyata umur 30 dan 45 hari setelah tanam, panjang malai, berat permalai, jumlah gabah hampa, jumlah gabah bernas, bulir per malai, presentase per malai dan berat per plot. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara varietas dan sistem tanam yang dicobakan.","PeriodicalId":273862,"journal":{"name":"Journal Agroecotech Indonesia (JAI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132295198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}