Aluminium paduan Al-Mg-Si khususnya T6061 merupakan paduan yang pada umumnya diaplikasikan untuk otomotif dan alat-alat konstruksi. Penelitian ini diarahkan untuk peningkatan sifat mekanis khususnya kekerasan material T6061 untuk diaplikasikan sebagai selongsong peluru. Selama ini material untuk selongsong peluru banyak menggunakan kuningan yang mempunyai density yang lebih besar daripada aluminium padahal sebagai selongsong peluru diperlukan material yang ringan tetapi kuat sehingga dapat menembakan peluru dengan lancar dan mudah. Untuk peningkatan sifat mekanis dilakukan perlakuan panas precipitation hardening melalui proses pemanasan pada temperatur 500oC selama 1 jam kemudian dicelup di dalam air sampai mencapai temperatur kamar, setelah itu untuk peningkatan kekerasan dilakukan proses aging (penuaan) pada temperatur 90, 120, 150, 180 dan 210oC masing-masing selama 8,9 dan 10 jam. Karakterisasi aluminium setelah mengalami precipitation hardening adalah dengan melakukan pengujian kekerasan metode Vickers dan pengamatan struktur mikro. Dari hasil pengujian kekerasan diperoleh hasil bahwa kekerasan terus meningkat mulai dari temperatur aging 90oC sampai dengan temperatur aging 150oC. Kekerasan maksimum diperoleh pada temperatur aging 150oC sebesar 103 HV. Di atas temperatur 150oC terjadi penurunan kekerasan yang menandakan bahwa terjadi over aging pada temperatur di atas 150oC yang ditandai dengan makin membesarnya presipitat Mg2Si. Kondisi aging optimum yang dapat diterapkan untuk precipitation hardening T6061 yang diaplikasikan untuk selongsong peluru adalah temperatur aging 150oC selama 8, 9 dan 10 jam.
{"title":"Peningkatan Sifat Mekanis Al-Mg-Si dengan Proses Aging Untuk Aplikasi Selongsong Peluru","authors":"D. Suastiyanti, Bambang Agus Topan, M. Wijaya","doi":"10.31543/jtm.v3i2.297","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/jtm.v3i2.297","url":null,"abstract":"Aluminium paduan Al-Mg-Si khususnya T6061 merupakan paduan yang pada umumnya diaplikasikan untuk otomotif dan alat-alat konstruksi. Penelitian ini diarahkan untuk peningkatan sifat mekanis khususnya kekerasan material T6061 untuk diaplikasikan sebagai selongsong peluru. Selama ini material untuk selongsong peluru banyak menggunakan kuningan yang mempunyai density yang lebih besar daripada aluminium padahal sebagai selongsong peluru diperlukan material yang ringan tetapi kuat sehingga dapat menembakan peluru dengan lancar dan mudah. Untuk peningkatan sifat mekanis dilakukan perlakuan panas precipitation hardening melalui proses pemanasan pada temperatur 500oC selama 1 jam kemudian dicelup di dalam air sampai mencapai temperatur kamar, setelah itu untuk peningkatan kekerasan dilakukan proses aging (penuaan) pada temperatur 90, 120, 150, 180 dan 210oC masing-masing selama 8,9 dan 10 jam. Karakterisasi aluminium setelah mengalami precipitation hardening adalah dengan melakukan pengujian kekerasan metode Vickers dan pengamatan struktur mikro. Dari hasil pengujian kekerasan diperoleh hasil bahwa kekerasan terus meningkat mulai dari temperatur aging 90oC sampai dengan temperatur aging 150oC. Kekerasan maksimum diperoleh pada temperatur aging 150oC sebesar 103 HV. Di atas temperatur 150oC terjadi penurunan kekerasan yang menandakan bahwa terjadi over aging pada temperatur di atas 150oC yang ditandai dengan makin membesarnya presipitat Mg2Si. Kondisi aging optimum yang dapat diterapkan untuk precipitation hardening T6061 yang diaplikasikan untuk selongsong peluru adalah temperatur aging 150oC selama 8, 9 dan 10 jam. ","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127814880","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Memasuki era digital atau yang kini dikenal sebagai era Industri 4.0 ditandai dengan mulai berkembangnya teknologi robot pekerja yang mampu menggantikan manusia dalam melakukan aktivitas yang rutin dan berisiko tinggi. Jenis yang sangat populer menjadi robot pekerja adalah jenis robot manipulator lengan yang sering kita jumpai pada industri otomotif dan perakitan. Dalam penelitian ini berhasil dikembangkan sebuah manipulator lengan planar dengan jangkauan maksimum 23,5 cm sebagai media pembelajaran ilmu robotika. Manipulator ini menggunakan motor servo kecil dan digerakan oleh Raspberry Pi sebagai kontroler yang dapat di akses oleh programer melalui jaringan internet. Target koordinat end effector yang diberikan oleh programer robot diterjemahkan oleh software dengan perhitungan invers kinematik menjadi perintah gerakan putar untuk masing-masing motor servo pada setiap joint manipulator lengan. Dari 24 data pengujian yang telah dilakukan, rata-rata kesalahan dari sistem manipulator lengan yang telah dibuat ini adalah sebesar 5,7 mm.
{"title":"Perhitungan Inverse Kinematics dan Pengukuran Akurasi Pergerakan pada Robot Manipulator Lengan","authors":"St Mt Achmad Zaki Rahman, Khairul Jauhari","doi":"10.31543/jtm.v3i2.339","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/jtm.v3i2.339","url":null,"abstract":"Memasuki era digital atau yang kini dikenal sebagai era Industri 4.0 ditandai dengan mulai berkembangnya teknologi robot pekerja yang mampu menggantikan manusia dalam melakukan aktivitas yang rutin dan berisiko tinggi. Jenis yang sangat populer menjadi robot pekerja adalah jenis robot manipulator lengan yang sering kita jumpai pada industri otomotif dan perakitan. Dalam penelitian ini berhasil dikembangkan sebuah manipulator lengan planar dengan jangkauan maksimum 23,5 cm sebagai media pembelajaran ilmu robotika. Manipulator ini menggunakan motor servo kecil dan digerakan oleh Raspberry Pi sebagai kontroler yang dapat di akses oleh programer melalui jaringan internet. Target koordinat end effector yang diberikan oleh programer robot diterjemahkan oleh software dengan perhitungan invers kinematik menjadi perintah gerakan putar untuk masing-masing motor servo pada setiap joint manipulator lengan. Dari 24 data pengujian yang telah dilakukan, rata-rata kesalahan dari sistem manipulator lengan yang telah dibuat ini adalah sebesar 5,7 mm.","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117042514","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Salah satu karakteristik sifat mekanis yang penting untuk dianalisis adalah tensile shear load. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi tensile shear load hasil pengelasan micro friction stir welding (µFSSW) pada material AA1100 dan Cu1100P menggunakan metode Taguchi. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks orthogonal array L8 dengan memvariasikan parameter proses pengelasan yaitu dwell time dan plunge depth yang memiliki masing-masing empat level dan dua level. Sedangkan variabel konstan yang digunakan adalah tool rotational speed sebesar 33.000 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter pengelasan yang memiliki kontribusi terbesar dalam meningkatkan tensile shear load hasil pengelasan micro friction stir spot welding adalah dwell time, yang menghasilkan tensile shear load sebesar 265,12 N dengan seting kombinasi dwell time pada 5 s dan plunge depth pada 0,7 mm. Hasil struktur mikro juga menunjukkan terlihat adanya flash dan hook defect, tetapi tidak menujukkan adanya intermetallic compound dan crack. Kata kunci: A1100, µFSSW, Taguchi, Dwell time, Plunge Depth
{"title":"Investigasi dan Optimasi Parameter Proses Micro Friction Stir Spot Welding Material A1100/Cu1100P Menggunakan Metode Taguchi","authors":"Pathya Rupajati, Ario Sunar Baskoro, Winarto Winarto, Matsuani Matsuani","doi":"10.31543/jtm.v3i2.340","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/jtm.v3i2.340","url":null,"abstract":"Abstrak Salah satu karakteristik sifat mekanis yang penting untuk dianalisis adalah tensile shear load. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi tensile shear load hasil pengelasan micro friction stir welding (µFSSW) pada material AA1100 dan Cu1100P menggunakan metode Taguchi. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks orthogonal array L8 dengan memvariasikan parameter proses pengelasan yaitu dwell time dan plunge depth yang memiliki masing-masing empat level dan dua level. Sedangkan variabel konstan yang digunakan adalah tool rotational speed sebesar 33.000 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter pengelasan yang memiliki kontribusi terbesar dalam meningkatkan tensile shear load hasil pengelasan micro friction stir spot welding adalah dwell time, yang menghasilkan tensile shear load sebesar 265,12 N dengan seting kombinasi dwell time pada 5 s dan plunge depth pada 0,7 mm. Hasil struktur mikro juga menunjukkan terlihat adanya flash dan hook defect, tetapi tidak menujukkan adanya intermetallic compound dan crack. Kata kunci: A1100, µFSSW, Taguchi, Dwell time, Plunge Depth","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"183 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134277081","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pada tahun 2016, penggunaan batubara masih mendominasi sebagai bahan bakar pembangkit, yaitu 62% atau sekitar 75 juta ton (315 juta SBM). Untuk bahan bakar fosil lain, seperti gas dan minyak, masing-masing adalah 17% (87 juta SBM) dan 5% (25 juta SBM). Adapun sisanya sebesar 16% (77 juta SBM) diisi oleh bakar yang berasal dari energi baru terbarukan, seperti panas bumi, air, matahari, serta biomassa. Penelitian ini menganalisis kinerja turbin angin tipe savonius 4 sudu dengan posisi 2 tingkat yang dilakukan di Pantai Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Hasil yang diperoleh yaitu kecepatan angin tertinggi terjadi pada 14.45-14.50 WIB sebesar 5,2 m/det. Daya generator dari kecepatan angin tersebut sebesar 10,5 watt. Kecepatan angin terendah terjadi pada pukul 13.45-13.50 sebesar 3,9 m/det dan daya generator yang dihasilkan sebesar 4,18 watt. Koefisien power tertinggi yaitu sebesar 0,027 dan terendah sebesar 0,019.
{"title":"ANALISIS DAN PENGUJIAN KINERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS 4 SUDU","authors":"Ikbal Arif","doi":"10.31543/jtm.v3i2.307","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/jtm.v3i2.307","url":null,"abstract":"Pada tahun 2016, penggunaan batubara masih mendominasi sebagai bahan bakar pembangkit, yaitu 62% atau sekitar 75 juta ton (315 juta SBM). Untuk bahan bakar fosil lain, seperti gas dan minyak, masing-masing adalah 17% (87 juta SBM) dan 5% (25 juta SBM). Adapun sisanya sebesar 16% (77 juta SBM) diisi oleh bakar yang berasal dari energi baru terbarukan, seperti panas bumi, air, matahari, serta biomassa. Penelitian ini menganalisis kinerja turbin angin tipe savonius 4 sudu dengan posisi 2 tingkat yang dilakukan di Pantai Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Hasil yang diperoleh yaitu kecepatan angin tertinggi terjadi pada 14.45-14.50 WIB sebesar 5,2 m/det. Daya generator dari kecepatan angin tersebut sebesar 10,5 watt. Kecepatan angin terendah terjadi pada pukul 13.45-13.50 sebesar 3,9 m/det dan daya generator yang dihasilkan sebesar 4,18 watt. Koefisien power tertinggi yaitu sebesar 0,027 dan terendah sebesar 0,019.","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"89 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121438849","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jumlah kendaraan di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini berdampak terhadap konsumsi bahan bakar dan khususnya adalah bahan bakar pertalite. Dalam upaya melakukan penghematan bahan bakar tersebut maka dilakukan penelitian dengan penambahan aditif ke dalam bahan bakar pertalite pada saat kendaraan digunakan. Aditif yang ramah lingkungan, mudah didapat dan banyak di alam adalah jenis minyak atsiri. Pada penelitian ini akan menggunakan aditif minyak serai wangi yang dicampur dengan etanol. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan bioaditif minyak serai wangi – etanol terhadap konsumsi bahan bakar, emisi, akselerasi dan performa pada kendaraan roda dua. Pengujian dilakukan melalui uji jalan dengan mengukur emisi gas buang, dan uji dynotest. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh penambahan bioaditif minyak serai wangi-etanol pada bahan bakar pertalite terhadap sepeda motor Honda Blade 110 yaitu pada penambahan 1 ml bioaditif dengan komposisi 15 ml minyak serai (100%) dan 35 ml etanol (96%) kedalam 1 Liter pertalite menunjukkan hasil yang terbaik dalam hal konsumsi, akselerasi dan emisi. Data hasil pengujian didapatkan bahwa pada konsumsi bahan bakar lebih irit 5,98%, akselerasi menjadi lebih besar 0,90%, menurunkan emisi CO 3,09%, NOX 24,14% dan menaikkan emisi CO2 24,14%, sedangkan power mengalami penurunan 5,4% dan derived torque mengalami penurunan 5,26%. Kata kunci : bioaditif, minyak serai wangi, etanol, akselerasi, emisi gas buang
印度尼西亚的车辆数量逐年增加,这与燃料消耗有关,特别是微粒燃料。为了节省燃料,研究人员在使用汽车时向汽车中添加了额外的添加剂。一种环保的添加剂,在自然界中很容易获得,也很容易获得。本研究将使用一种含有乙醇的spikenard添加剂。这项研究的目的是研究柠檬油的生物添加剂对燃料消费、排放、双轮汽车的加速度和性能的影响。测试是通过测量废气排放和反污染测试进行的。影响测试结果显示,增补bioaditif香茅油燃料wangi-etanol在pertalite对本田摩托车刀锋110即增加1 ml bioaditif 15毫升的香茅油成分(100%)和35毫升乙醇(96%)进1升pertalite显示了消费,加速度和排放方面是最好的。测试数据显示,在更有效的燃料消耗5.98%的情况下,加速度增加了0.90%,下降了CO 3.09%, max24%,增加了二氧化碳排放24%,而功率下降了5.4%,菌株下降了5.26%。关键词 : bioaditif、甘松油乙醇,加速度,废气排放
{"title":"PEMANFAATAN BIOADITIF SERAI WANGI-ETANOL PADA KENDARAAN RODA DUA BERBAHAN BAKAR PERTALITE","authors":"Singgih Hartanto","doi":"10.31543/jtm.v3i2.264","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/jtm.v3i2.264","url":null,"abstract":"Jumlah kendaraan di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini berdampak terhadap konsumsi bahan bakar dan khususnya adalah bahan bakar pertalite. Dalam upaya melakukan penghematan bahan bakar tersebut maka dilakukan penelitian dengan penambahan aditif ke dalam bahan bakar pertalite pada saat kendaraan digunakan. Aditif yang ramah lingkungan, mudah didapat dan banyak di alam adalah jenis minyak atsiri. Pada penelitian ini akan menggunakan aditif minyak serai wangi yang dicampur dengan etanol. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan bioaditif minyak serai wangi – etanol terhadap konsumsi bahan bakar, emisi, akselerasi dan performa pada kendaraan roda dua. Pengujian dilakukan melalui uji jalan dengan mengukur emisi gas buang, dan uji dynotest. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh penambahan bioaditif minyak serai wangi-etanol pada bahan bakar pertalite terhadap sepeda motor Honda Blade 110 yaitu pada penambahan 1 ml bioaditif dengan komposisi 15 ml minyak serai (100%) dan 35 ml etanol (96%) kedalam 1 Liter pertalite menunjukkan hasil yang terbaik dalam hal konsumsi, akselerasi dan emisi. Data hasil pengujian didapatkan bahwa pada konsumsi bahan bakar lebih irit 5,98%, akselerasi menjadi lebih besar 0,90%, menurunkan emisi CO 3,09%, NOX 24,14% dan menaikkan emisi CO2 24,14%, sedangkan power mengalami penurunan 5,4% dan derived torque mengalami penurunan 5,26%. Kata kunci : bioaditif, minyak serai wangi, etanol, akselerasi, emisi gas buang ","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115539916","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The air conditioner (AC) system of the car will stop when the car's engine is turned off, this causes the temperature in the cabin of the car to increase. The increase in temperature is caused by the cabin being closed so that there is no air circulation and also influenced by the temperature of the environment. Designing, assembling and testing the cooling system using peltier, fan, heatsink and pump as the main component. The test was carried out for 1 hour 30 minutes, with variations in the number of peltier working 2, 4 and 6. The results obtained were 2 peltier 28oC, 4 peltier 27.5oC and 6 peltier 27.5oC. The same results at 4 and 6 peltier where at 6 peltier there is a temperature increase then a decrease occurs. This is because the voltage received by peltier is not stable. The best results are obtained by the number of peltier 4 pieces, because the voltage received is stable so the temperature drops constantly.
{"title":"Rancang Bangun Sistem Pendingin Sekunder Untuk Kabin Mobil Dengan Memanfaatkan Thermoelektrik (TEC)","authors":"Fais Ramadhan","doi":"10.31543/jtm.v3i1.244","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/jtm.v3i1.244","url":null,"abstract":"The air conditioner (AC) system of the car will stop when the car's engine is turned off, this causes the temperature in the cabin of the car to increase. The increase in temperature is caused by the cabin being closed so that there is no air circulation and also influenced by the temperature of the environment. Designing, assembling and testing the cooling system using peltier, fan, heatsink and pump as the main component. The test was carried out for 1 hour 30 minutes, with variations in the number of peltier working 2, 4 and 6. The results obtained were 2 peltier 28oC, 4 peltier 27.5oC and 6 peltier 27.5oC. The same results at 4 and 6 peltier where at 6 peltier there is a temperature increase then a decrease occurs. This is because the voltage received by peltier is not stable. The best results are obtained by the number of peltier 4 pieces, because the voltage received is stable so the temperature drops constantly. ","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"389 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131366358","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini mengkaji tentang desain dan analisis kekuatan rangka meja kerja ( workbench ) menggunakan metode elemen hingga. Analisis statik linear dilakukan menggunakan software Autodesk Inventor Professional 2017. Material rangka yang digunakan adalah Aluminum 6061 dengan standar ISO 10799-2 (Square) dengan ukuran 30 x 30 x 2 mm. Variabel beban dari rangka meja kerja yaitu 150 kg; 175 kg; 200 kg, dan 225 kg. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rangka meja kerja aman untuk menahan beban hingga 200 kg karena memiliki faktor keamanan sebesar 2,06 .
{"title":"DESAIN DAN ANALISIS KEKUATAN RANGKA MEJA KERJA (WORKBENCH) BALAI LAPAN GARUT MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA","authors":"Lasinta Ari Nendra Wibawa","doi":"10.31543/JTM.V3I1.216","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/JTM.V3I1.216","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji tentang desain dan analisis kekuatan rangka meja kerja ( workbench ) menggunakan metode elemen hingga. Analisis statik linear dilakukan menggunakan software Autodesk Inventor Professional 2017. Material rangka yang digunakan adalah Aluminum 6061 dengan standar ISO 10799-2 (Square) dengan ukuran 30 x 30 x 2 mm. Variabel beban dari rangka meja kerja yaitu 150 kg; 175 kg; 200 kg, dan 225 kg. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rangka meja kerja aman untuk menahan beban hingga 200 kg karena memiliki faktor keamanan sebesar 2,06 .","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"282 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115240129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemotongan plasma otomatis adalah proses yang efektif untuk memotong logam dua dimensi yang kompleks dalam waktu singkat. Pengadaan mesin CNC plasma untuk pelaku UMKM pada bidang industri pengolahan pemotongan logam masih tergolong sulit dikarenakan harga yang mahal. Aplikasi DFMA diterapkan dalam menentukan keputusan desain. Desain rangka mesin yang dipilih adalah profil baja dengan material JIS G3466 SKTR490 75x75x2 dengan tegangan ijin σi = 162,5MPa, sedangkan tegangan bending masksimum σb = 132,83MPa. Selisih hasil Analisa perhitungan manual dengan simulasi ANSYS untuk tegangan bending masksimum dan faktor keamanan adalah 0,75MPa dan 0,018. Proses manufaktur yang telah selesai dilakukan menghasilkan mesin CNC plasma yang sesuai standar.
{"title":"Desain dan Manufaktur Mesin CNC Plasma 3 Sumbu PT. Bangun Mesin Sejahtera","authors":"A. Rahman","doi":"10.31543/JTM.V3I1.205","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/JTM.V3I1.205","url":null,"abstract":"Pemotongan plasma otomatis adalah proses yang efektif untuk memotong logam dua dimensi yang kompleks dalam waktu singkat. Pengadaan mesin CNC plasma untuk pelaku UMKM pada bidang industri pengolahan pemotongan logam masih tergolong sulit dikarenakan harga yang mahal. Aplikasi DFMA diterapkan dalam menentukan keputusan desain. Desain rangka mesin yang dipilih adalah profil baja dengan material JIS G3466 SKTR490 75x75x2 dengan tegangan ijin σi = 162,5MPa, sedangkan tegangan bending masksimum σb = 132,83MPa. Selisih hasil Analisa perhitungan manual dengan simulasi ANSYS untuk tegangan bending masksimum dan faktor keamanan adalah 0,75MPa dan 0,018. Proses manufaktur yang telah selesai dilakukan menghasilkan mesin CNC plasma yang sesuai standar.","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"63 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114051018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
custody transfer dengan mengukur volume dan flow ke pelanggan. Salah satu alat ukur yang digunakan adalah turbin meter gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Capability Process dalam pengaliran gas bumi pada turbin meter gas dan menentukan solusi atas menurunnya Capability Process tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel flow yang mengalir pada turbin meter gas pada Meter Regulating Station atau MR/S pelanggan dan turbin meter gas pada MR/S pembagi selama masa pengambilan sampel. Hasil dari penelitian menunjukkan rendahnya nilai Capability Process secara umum dengan nilai Cp > 1,33 dan nilai Cpk < 1. Dan penyebab dari rendahnya nilai Capability Process ada pada faktor Meter Turbin, Regulator dan Filter Gas. Ketiga faktor ini akan diperbaiki dengan sistem penyediaan meter turbin yang berkala, pengawan khusus, evaluasi perhitungan kapasitas regulator dan penerbitan standar baru handling material .
{"title":"ANALISA CAPABILITY PROCESS TERHADAP PERFORMA TURBIN METER GAS PADA MR/S PEMBAGI DI PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK. AREA TANGERANG","authors":"Ristafani Tia Safitri","doi":"10.31543/JTM.V3I1.206","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/JTM.V3I1.206","url":null,"abstract":"custody transfer dengan mengukur volume dan flow ke pelanggan. Salah satu alat ukur yang digunakan adalah turbin meter gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Capability Process dalam pengaliran gas bumi pada turbin meter gas dan menentukan solusi atas menurunnya Capability Process tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel flow yang mengalir pada turbin meter gas pada Meter Regulating Station atau MR/S pelanggan dan turbin meter gas pada MR/S pembagi selama masa pengambilan sampel. Hasil dari penelitian menunjukkan rendahnya nilai Capability Process secara umum dengan nilai Cp > 1,33 dan nilai Cpk < 1. Dan penyebab dari rendahnya nilai Capability Process ada pada faktor Meter Turbin, Regulator dan Filter Gas. Ketiga faktor ini akan diperbaiki dengan sistem penyediaan meter turbin yang berkala, pengawan khusus, evaluasi perhitungan kapasitas regulator dan penerbitan standar baru handling material .","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114733701","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The production process is the core of an industry that certainly relies on a variety of equipment to help the process run. Oyster mushroom baglog industry is one of the agricultural industries that needs to be developed in its production equipment because of its good market prospects and high economic potential with a clear market segment. But there is a problem that often faced by the baglog farmers, the problem is the sterilization process from baglog itself is not good, so the quality of the oyster mushroom will decrease or worse is the crop failure. Therefore an appropriate boiler is needed that it can increase the yield and quality of a baglog oyster mushroom industry. Boilers that are designed will follow the existing standards, which are in accordance with the ASME (American Society of Mechanical Engineers) Boiler and Pressure Vessel Code (BPVC) standards and coupled with simulations in the form of adding loads to the boiler model using Pro Engineer Wildfire 4.0 software.
{"title":"Perancangan Boiler untuk Proses Sterilisasi pada Baglog Jamur Tiram","authors":"Ronald Akbar","doi":"10.31543/JTM.V3I1.245","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/JTM.V3I1.245","url":null,"abstract":"The production process is the core of an industry that certainly relies on a variety of equipment to help the process run. Oyster mushroom baglog industry is one of the agricultural industries that needs to be developed in its production equipment because of its good market prospects and high economic potential with a clear market segment. But there is a problem that often faced by the baglog farmers, the problem is the sterilization process from baglog itself is not good, so the quality of the oyster mushroom will decrease or worse is the crop failure. Therefore an appropriate boiler is needed that it can increase the yield and quality of a baglog oyster mushroom industry. Boilers that are designed will follow the existing standards, which are in accordance with the ASME (American Society of Mechanical Engineers) Boiler and Pressure Vessel Code (BPVC) standards and coupled with simulations in the form of adding loads to the boiler model using Pro Engineer Wildfire 4.0 software.","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"146 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134145159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}