Direct-Fired Heater, usually called heater is a heat exchanger equipment that use hot gasses from combustion to rise up process fluid temperature flow through tubes coil in the heater. Debutanizer Reboiler Heater at PT Pertamina Balikpapan Refinery, having capacity 137,185,000.00 Btu/h was replaced and need efficiency improvement both in heat absorption and fuel consumption. That’s why; need to analyze the existing design. The analysis method is using Microsoft Excel Programming Software base on API 560, API 530, Direct-Fired Heater Design Handbook and literatures from journals and articles. For efficiency improvement in heat absorption and fuel consumption, need to modify heating surface area and combustion air input at elevated temperature. So, by adding Air-Preheater for rise up combustion air input by using stack flue gas, the fuel combustion can be decreased and heat liberated increased.
{"title":"Analisa Peningkatan Efisiensi Direct-Fired Heater","authors":"Choirul Anam","doi":"10.31543/JTM.V2I2.95","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/JTM.V2I2.95","url":null,"abstract":"Direct-Fired Heater, usually called heater is a heat exchanger equipment that use hot gasses from combustion to rise up process fluid temperature flow through tubes coil in the heater. Debutanizer Reboiler Heater at PT Pertamina Balikpapan Refinery, having capacity 137,185,000.00 Btu/h was replaced and need efficiency improvement both in heat absorption and fuel consumption. That’s why; need to analyze the existing design. The analysis method is using Microsoft Excel Programming Software base on API 560, API 530, Direct-Fired Heater Design Handbook and literatures from journals and articles. For efficiency improvement in heat absorption and fuel consumption, need to modify heating surface area and combustion air input at elevated temperature. So, by adding Air-Preheater for rise up combustion air input by using stack flue gas, the fuel combustion can be decreased and heat liberated increased.","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132937053","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengkondisian udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan. Sistem pengkondisian udara yang digunakan untuk mendinginkan gedung G Institut Teknologi Indonesia ini yaitu dengan pengkondisian udara secara sentral atau yang disebut dengan ac sentral. Beban pendinginan akan dihitung pada tiap – tiap ruangan yang ada pada gedung G meliputi beban pendingin transmisi dan radiasi dari kaca, transmisi melalui dinding dan atap, manusia, peralatan listrik, dan ventilasi serta infiltrasi. Setelah menentukan dengan faktor diatas, total beban pendingin yang didapat adalah 128 TR (Tons Refrigerant) dengan udara suplai 25000 cfm untuk lantai 1, 72 TR dengan udara suplai 15400 cfm untuk lantai 2, dan 305 TR dengan udara suplai 40800 cfm untuk lantai 3. Dari perhitungan diatas, pemilihan mesin pendingin untuk beban lantai 1 dan 2 adalah dengan mesin pendingin dengan pendinginan udara merk York tipe 1315, sedangkan beban lantai 3 juga dengan mesin pendingin dengan pendinginan udara merk York tipe 1315.
{"title":"Perancangan AC Sentral pada Gedung G Institut Teknologi Indonesia","authors":"H. Abdurrachman","doi":"10.31543/JTM.V2I2.156","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/JTM.V2I2.156","url":null,"abstract":"Pengkondisian udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan. Sistem pengkondisian udara yang digunakan untuk mendinginkan gedung G Institut Teknologi Indonesia ini yaitu dengan pengkondisian udara secara sentral atau yang disebut dengan ac sentral. Beban pendinginan akan dihitung pada tiap – tiap ruangan yang ada pada gedung G meliputi beban pendingin transmisi dan radiasi dari kaca, transmisi melalui dinding dan atap, manusia, peralatan listrik, dan ventilasi serta infiltrasi. Setelah menentukan dengan faktor diatas, total beban pendingin yang didapat adalah 128 TR (Tons Refrigerant) dengan udara suplai 25000 cfm untuk lantai 1, 72 TR dengan udara suplai 15400 cfm untuk lantai 2, dan 305 TR dengan udara suplai 40800 cfm untuk lantai 3. Dari perhitungan diatas, pemilihan mesin pendingin untuk beban lantai 1 dan 2 adalah dengan mesin pendingin dengan pendinginan udara merk York tipe 1315, sedangkan beban lantai 3 juga dengan mesin pendingin dengan pendinginan udara merk York tipe 1315.","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124970985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ketel uap atau boiler merupakan salah satu komponen utama didalam PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Bahan bakar yang biasa digunakan oleh boiler adalah batubara dimana batubara memiliki spesifikasi yang berbeda – beda terutama dalam perbedaan nilai HHV ( High heating value) atau yang lebih dikenal dengan nilai kalor tinggi batubara. Nilai kalori batubara tersebut mempengaruhi gas hasil pembakaran yang terbentuk didalam boiler, oleh sebab itu dalam penelitian ini berisi tentang analisa pengaruh perbedaan batubara terhadap gas hasil pembakaran pada boiler dengan menggunakan standar ASME ( American Society of Mechanical Engineer ) PTC 4.1 BTU Method dimana salah satu pengaruh yang didapatkan adalah gas hasil pembakarannya, penggunaan batubara yang memiliki nilai kalori 6780 kcal/kg lebih banyak menghasilkan gas yaitu sebesar 11,36 lb/10.000 Btu dibandingkan dengan batubara yang lebih besar nilai kalorinya yaitu 8814 kcal/kg yang hanya menghasilkan 9,96 lb/10.000 Btu.
{"title":"Analisa Pengaruh Perbedaan Nilai HHV (High Heating Value) Batubara Terhadap Gas Hasil Pembakaran pada Boiler","authors":"M. Solahuddin","doi":"10.31543/jtm.v2i2.157","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/jtm.v2i2.157","url":null,"abstract":"Ketel uap atau boiler merupakan salah satu komponen utama didalam PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Bahan bakar yang biasa digunakan oleh boiler adalah batubara dimana batubara memiliki spesifikasi yang berbeda – beda terutama dalam perbedaan nilai HHV ( High heating value) atau yang lebih dikenal dengan nilai kalor tinggi batubara. Nilai kalori batubara tersebut mempengaruhi gas hasil pembakaran yang terbentuk didalam boiler, oleh sebab itu dalam penelitian ini berisi tentang analisa pengaruh perbedaan batubara terhadap gas hasil pembakaran pada boiler dengan menggunakan standar ASME ( American Society of Mechanical Engineer ) PTC 4.1 BTU Method dimana salah satu pengaruh yang didapatkan adalah gas hasil pembakarannya, penggunaan batubara yang memiliki nilai kalori 6780 kcal/kg lebih banyak menghasilkan gas yaitu sebesar 11,36 lb/10.000 Btu dibandingkan dengan batubara yang lebih besar nilai kalorinya yaitu 8814 kcal/kg yang hanya menghasilkan 9,96 lb/10.000 Btu.","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121328830","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Camshaft adalah komponen yang terletak di kepala silinder dengan lingkaran batang yang memiliki tonjolan pada beberapa sisinya yang disebut cam . Seiring dengan waktu penggunaan dan jarak tempuh, maka cam pada camshaft mesin sepeda motor empat tak, akan mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyebab kerusakan camshaft pada sepeda motor yang mengalami kegagalan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pengujian komposisi kimia, pengujian kekerasan dan pengujian metalografi serta membandingkan karakteristiknya dengan camshaft baru. Hasil uji kekerasan Vickers pada permukaan camshaft rusak didapat nilai rata-rata sebesar 452 HV dengan struktur mikro berupa perlit dengan pengelompokan ledeburit dan grafit halus dan pada camshaft baru nilai rata-ratanya sebesar 563 HV dengan struktur mikro berupa karbida seperti struktur white cast iron dengan fasa sementit. Dari hasil pengujian maka diketahui kerusakan camshaft berupa aus pada permukaan cam sedalam 1,5 mm disebabkan kurangnya pelumasan pada bagian cam yang bergesek dengan pelatuk yang menyebabkan pembakaran pada ruang bakar menjadi tidak maksimal dan kinerja mesin menjadi terganggu. Kata kunci: Camshaft, Cam, Pengujian Kekerasan, Pengujian Komposisi Kimia, Pengujian Metalografi,n
凸轮轴是位于气缸盖的组件有凸起的圆杆两边一些所谓的凸轮。随着使用时间和里程,那么对凸轮轴凸轮摩托车引擎四,不会损坏。本研究旨在分析摩托车凸轮轴受损的原因失败了。研究中使用的方法是用化学成分测试,测试和测试metalografi暴力以及新的特征与凸轮轴进行了比较。暴力Vickers凸轮轴损坏表面获得测试平均成绩与微观结构的珍珠岩452万有ledeburit分组和细石墨和平均价值的新凸轮轴563万有硬质合金的显微结构就像怀特sementit期演员铁的结构。从已知的研究结果,那么损伤引起磨损表面的凸轮轴凸轮深达1.5毫米缺乏润滑的扳机凸轮的划痕的部分导致燃烧室燃烧变得不那么最多和性能机器变得心烦意乱。关键词:凸轮轴凸轮,暴力测试,测试,测试的化学成分Metalografi, n
{"title":"Analisa Kerusakan Camshaft Sepeda Motor 4 Tak","authors":"Ignatius Gute Lazar","doi":"10.31543/jtm.v2i2.148","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/jtm.v2i2.148","url":null,"abstract":"Camshaft adalah komponen yang terletak di kepala silinder dengan lingkaran batang yang memiliki tonjolan pada beberapa sisinya yang disebut cam . Seiring dengan waktu penggunaan dan jarak tempuh, maka cam pada camshaft mesin sepeda motor empat tak, akan mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyebab kerusakan camshaft pada sepeda motor yang mengalami kegagalan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pengujian komposisi kimia, pengujian kekerasan dan pengujian metalografi serta membandingkan karakteristiknya dengan camshaft baru. Hasil uji kekerasan Vickers pada permukaan camshaft rusak didapat nilai rata-rata sebesar 452 HV dengan struktur mikro berupa perlit dengan pengelompokan ledeburit dan grafit halus dan pada camshaft baru nilai rata-ratanya sebesar 563 HV dengan struktur mikro berupa karbida seperti struktur white cast iron dengan fasa sementit. Dari hasil pengujian maka diketahui kerusakan camshaft berupa aus pada permukaan cam sedalam 1,5 mm disebabkan kurangnya pelumasan pada bagian cam yang bergesek dengan pelatuk yang menyebabkan pembakaran pada ruang bakar menjadi tidak maksimal dan kinerja mesin menjadi terganggu. Kata kunci: Camshaft, Cam, Pengujian Kekerasan, Pengujian Komposisi Kimia, Pengujian Metalografi,n","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117230488","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PT Semen Indonesia (persero) Tbk. sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan bergerak di bidang industri semen yang memiliki berbagai macam mesin industri yang cukup sering mengalami kerusakan ketika digunakan pada proses produksi. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan perawatan optimal yang dapat mengurangi frekuensi kerusakan dan menurunkan biaya perawatan mesin. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi hasil kerusakan dengan monitoring visual geometris dengan pemeriksaan menggunakan alat ukur. Penelitian difokuskan pada mesin belt conveyor , karena memiliki downtime tertinggi. Berdasarkan frekuensi kerusakan mesin komponen yang paling sering rusak yaitu roll belt conveyor . Perawatan yang diperlukan dilakukan pada permukaan belt bergelombang, yang mengakibatkan belt putus atau goresan sehingga dapat menghambat proses pemindahan bahan baku pada saat produksi berjalan. Rol tersebut diidentifikasi mengalami keausan yang cukup signifikan berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan rol belt conveyor mengalami kemiringan, kerusakan tersebut diperiksa dengan menggunakan alat ukur dial indicator untuk memeriksa penyimpangan kelurusannya. Adanya penyimpangan kelurusan, kesalahan posisi tumpuan belt conveyor yang terhubung dengan roll kemiringan dapat diestimasi dengan menggunakan metode regresi linier. Hasil analisa nilai kesalahan roll pada belt conveyor coal storage yang mengakibatkan kesalahan adalah keausan pada ujung permukaan roll didapatkan sudut kemiringannya sebesar 0.0031 0 Standar deviasi dari estimasi kesalahan rol pembawa adalah 0,00762725.
{"title":"Diagnosa Kerusakan Belt Conveyor Coal Storage Pabrik Semen Gresik Menggunakan Metode Monitoring Visual dan Pemeriksaan Geometris","authors":"Farid Mujayyin","doi":"10.31543/JTM.V2I2.183","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/JTM.V2I2.183","url":null,"abstract":"PT Semen Indonesia (persero) Tbk. sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan bergerak di bidang industri semen yang memiliki berbagai macam mesin industri yang cukup sering mengalami kerusakan ketika digunakan pada proses produksi. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan perawatan optimal yang dapat mengurangi frekuensi kerusakan dan menurunkan biaya perawatan mesin. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi hasil kerusakan dengan monitoring visual geometris dengan pemeriksaan menggunakan alat ukur. Penelitian difokuskan pada mesin belt conveyor , karena memiliki downtime tertinggi. Berdasarkan frekuensi kerusakan mesin komponen yang paling sering rusak yaitu roll belt conveyor . Perawatan yang diperlukan dilakukan pada permukaan belt bergelombang, yang mengakibatkan belt putus atau goresan sehingga dapat menghambat proses pemindahan bahan baku pada saat produksi berjalan. Rol tersebut diidentifikasi mengalami keausan yang cukup signifikan berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan rol belt conveyor mengalami kemiringan, kerusakan tersebut diperiksa dengan menggunakan alat ukur dial indicator untuk memeriksa penyimpangan kelurusannya. Adanya penyimpangan kelurusan, kesalahan posisi tumpuan belt conveyor yang terhubung dengan roll kemiringan dapat diestimasi dengan menggunakan metode regresi linier. Hasil analisa nilai kesalahan roll pada belt conveyor coal storage yang mengakibatkan kesalahan adalah keausan pada ujung permukaan roll didapatkan sudut kemiringannya sebesar 0.0031 0 Standar deviasi dari estimasi kesalahan rol pembawa adalah 0,00762725.","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122940345","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ekstrusi laminasi merupakan suatu proses yang dapat diterapkan pada bahan teknik jenis termoplastik/bahan polimer. Prinsip proses ekstrusi polimer memiliki cara kerja yang menyerupai dengan proses ekstrusi logam, hanya saja terdapat perbedaan dalam konstruksi mesin yang digunakan, dimana pemakaian sebuah ram diganti dengan sebuah screw. Proses yang dilakukan yaitu dengan menggunakan biji plastik Polyprophilene (pellet) sebagai bahan utama yang akan dimasukan kedalam sebuah hopper lalu didorong oleh sebuah screw dengan diameter 4 in dengan putaran 130 Rpm dengan laju sembur material sebesar 0,22 m/detik dan akan melewati pemanas yang memiliki daya 800 watt dengan jumlah kalor sebesar 405.000 joule dengan perkiraan waktu unutk menaikan suhu selama +- 8,,43 menit sampai menuju sebuah dies atau cetakan yang diinginkan. Hasil tersebut dapat berupa lembaran (sheet) atau blow film tergantung dengan cetakan (dies) yang digunakan dalam proses cetak.
{"title":"Perancangan unit Extruder Pada Mesin Extrusion Laminasi Fleksible Packaging","authors":"M. P. Allan","doi":"10.31543/JTM.V2I2.155","DOIUrl":"https://doi.org/10.31543/JTM.V2I2.155","url":null,"abstract":"Ekstrusi laminasi merupakan suatu proses yang dapat diterapkan pada bahan teknik jenis termoplastik/bahan polimer. Prinsip proses ekstrusi polimer memiliki cara kerja yang menyerupai dengan proses ekstrusi logam, hanya saja terdapat perbedaan dalam konstruksi mesin yang digunakan, dimana pemakaian sebuah ram diganti dengan sebuah screw. Proses yang dilakukan yaitu dengan menggunakan biji plastik Polyprophilene (pellet) sebagai bahan utama yang akan dimasukan kedalam sebuah hopper lalu didorong oleh sebuah screw dengan diameter 4 in dengan putaran 130 Rpm dengan laju sembur material sebesar 0,22 m/detik dan akan melewati pemanas yang memiliki daya 800 watt dengan jumlah kalor sebesar 405.000 joule dengan perkiraan waktu unutk menaikan suhu selama +- 8,,43 menit sampai menuju sebuah dies atau cetakan yang diinginkan. Hasil tersebut dapat berupa lembaran (sheet) atau blow film tergantung dengan cetakan (dies) yang digunakan dalam proses cetak.","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128074739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-03-07DOI: 10.23960/MECH.V8.I2.201711
G. Ibrahim, Joni Iskandar, Arinal Hamni, S. Lestari
Pengeboran (drilling) adalah proses pembuatan lubang dengan cara menekan sebuah mata pahat yang berputar pada benda kerja. Selama proses permesinan terjadi interaksi antara mata bor dengan benda kerja dimana benda kerja terpotong sedangkan mata bor mengalami gesekan. Gesekan yang dialami pahat berasal dari permukaan geram yang mengalir dan permukaan benda kerja yang telah terpotong, akibat gesekan ini pahat mengalami aus. Tujuan penelitian ini akan menganalisa umur pakai pahat HSS pada pemesinan bor magnesium AZ31 dan untuk mendukung penelitian tersebut digunakan Metode Taguchi untuk menganalisa pembahsan hasil penelitian. Parameter permesinan bor yang digunakan yaitu; mata bor HSS (hight speed stell) dengan ukuran (10 mm, 12 mm, dan 14 mm), kecepatan putaran (635 Rpm, 970 Rpm, 1420 Rpm) dan menggunakan gerak makan (0,10 mm/rev, 0,18 mm/rev dan 0,24 mm/rev), dengan kedalam potong 50 mm. Pengambilan data keausan pahat dilakukan menggunakan mikroskope digital USB dengan perbesaran 50x. Data keausan pahat dilihat setiap satu kali proses pengeboran dan proses pemesinan akan dihentikan jika mata bor sudah mengalami aus. Umur pahat tertinggi diperoleh pada diameter bor 10 mm dengan kecepatan putaran 635 rpm dan menggunakan gerak makan 0,10 mm/rev yaitu selama 12,74 menit, sedangkan umur pahat terendah diperoleh pada diameter bor 14 mm dengan kecepatan putaran 1420 rpm dan menggunakan gerak makan sebesar 0,18 mm/rev yaitu selama 0,68 menit. Berdasarkan analisys of varian (ANOVA) parameter yang signifikan dalam mempengaruh umur pakai mata bor adalah kecepatan putaran (n). Semakin besar kecepatan putaran (n) maka keausan mata bor akan semakin cepat terjadi, hal tersebut disebabkan karena suhu tinggi yang di hasil dari gesekan antara mata bor dan benda kerja.
{"title":"Analisa Keausan Pahat pada Pemesinan Bor Magnesium AZ31 Menggunakan Metode Taguchi","authors":"G. Ibrahim, Joni Iskandar, Arinal Hamni, S. Lestari","doi":"10.23960/MECH.V8.I2.201711","DOIUrl":"https://doi.org/10.23960/MECH.V8.I2.201711","url":null,"abstract":"Pengeboran (drilling) adalah proses pembuatan lubang dengan cara menekan sebuah mata pahat yang berputar pada benda kerja. Selama proses permesinan terjadi interaksi antara mata bor dengan benda kerja dimana benda kerja terpotong sedangkan mata bor mengalami gesekan. Gesekan yang dialami pahat berasal dari permukaan geram yang mengalir dan permukaan benda kerja yang telah terpotong, akibat gesekan ini pahat mengalami aus. Tujuan penelitian ini akan menganalisa umur pakai pahat HSS pada pemesinan bor magnesium AZ31 dan untuk mendukung penelitian tersebut digunakan Metode Taguchi untuk menganalisa pembahsan hasil penelitian. Parameter permesinan bor yang digunakan yaitu; mata bor HSS (hight speed stell) dengan ukuran (10 mm, 12 mm, dan 14 mm), kecepatan putaran (635 Rpm, 970 Rpm, 1420 Rpm) dan menggunakan gerak makan (0,10 mm/rev, 0,18 mm/rev dan 0,24 mm/rev), dengan kedalam potong 50 mm. Pengambilan data keausan pahat dilakukan menggunakan mikroskope digital USB dengan perbesaran 50x. Data keausan pahat dilihat setiap satu kali proses pengeboran dan proses pemesinan akan dihentikan jika mata bor sudah mengalami aus. Umur pahat tertinggi diperoleh pada diameter bor 10 mm dengan kecepatan putaran 635 rpm dan menggunakan gerak makan 0,10 mm/rev yaitu selama 12,74 menit, sedangkan umur pahat terendah diperoleh pada diameter bor 14 mm dengan kecepatan putaran 1420 rpm dan menggunakan gerak makan sebesar 0,18 mm/rev yaitu selama 0,68 menit. Berdasarkan analisys of varian (ANOVA) parameter yang signifikan dalam mempengaruh umur pakai mata bor adalah kecepatan putaran (n). Semakin besar kecepatan putaran (n) maka keausan mata bor akan semakin cepat terjadi, hal tersebut disebabkan karena suhu tinggi yang di hasil dari gesekan antara mata bor dan benda kerja.","PeriodicalId":277990,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin ITI","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-03-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123386238","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}