Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.20961/PKNP.V15I1.44902
Widya Noventari
Pendidan memiliki tujuan pembentukan watak dan karakter bangsa. Pembentukan watak dan karakter bangsa diperloleh dari pengembangan asek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang sesuai dengan pandangan hiduap suatu bangsa. Ki Hajar Dewantara sebagai tooh pendidikan di Indonesia melahirkan konsep pendidian yang disebut dengan istilah sistem among. Sistem among memiliki dua prinsip utama yakni menghargai kodrat alamiah anak dan dasar kemerdekaan serta berasaskan kekeluargaan untuk menyokong tumbuh kembang anak lahir dan batin tanpa perintah dan paksaan namun dengan tuntunan. Dua prinsip sistem among inilah yang kemudian melahirkan suatu konsepsi merdeka belajar. Konsepsi merdeka belajar dalam sistem among ini memberikan anak didik kemerdekaan sebanyak mungkin, meskipun demikian tetap harus diingat bahwa anak tidak dibenarkan apabila menggunakan itu sebebas mungkin dan melakukan segala sesuai sesuai kehendaknya dan seuka hatinya. Kata kunci: merdeka belajar, sistem among, Ki Hajar Dewantara.
{"title":"Konsepsi Merdeka Belajar Dalam Sistem Among Menurut Pandangan Ki Hajar Dewantara","authors":"Widya Noventari","doi":"10.20961/PKNP.V15I1.44902","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PKNP.V15I1.44902","url":null,"abstract":"Pendidan memiliki tujuan pembentukan watak dan karakter bangsa. Pembentukan watak dan karakter bangsa diperloleh dari pengembangan asek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang sesuai dengan pandangan hiduap suatu bangsa. Ki Hajar Dewantara sebagai tooh pendidikan di Indonesia melahirkan konsep pendidian yang disebut dengan istilah sistem among. Sistem among memiliki dua prinsip utama yakni menghargai kodrat alamiah anak dan dasar kemerdekaan serta berasaskan kekeluargaan untuk menyokong tumbuh kembang anak lahir dan batin tanpa perintah dan paksaan namun dengan tuntunan. Dua prinsip sistem among inilah yang kemudian melahirkan suatu konsepsi merdeka belajar. Konsepsi merdeka belajar dalam sistem among ini memberikan anak didik kemerdekaan sebanyak mungkin, meskipun demikian tetap harus diingat bahwa anak tidak dibenarkan apabila menggunakan itu sebebas mungkin dan melakukan segala sesuai sesuai kehendaknya dan seuka hatinya. Kata kunci: merdeka belajar, sistem among, Ki Hajar Dewantara.","PeriodicalId":287611,"journal":{"name":"PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115067830","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.20961/PKNP.V15I1.44897
A. Armawi
Informasi sudah menjadi suatu kebutuhan utama bagi warga negara, namun fenomenanya ialah tidak semua informasi yang beredar di masyarakat ialah fakta, bisa jadi baru opini, atau bahkan suatu informasi yang tidak benar. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak positif dan negatif di masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses pendidikan karakter berbasis Pancasila di era digital. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan dan termasuk jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter berbasis Pancasila di era digital di HMP Demokratia PPKn FKIP UNS, Surakarta dilakukan dengan kegiatan peningkatan literasi mahasiswa melalui berbagai kegiatan seperti seminar, FGD, dan kelas kebangsaan. Adapun proses mereduksi informasi hoax dilakukan dengan cara cross check information, dan pendidikan karakter yang dilakukan melalui diskusi publik dengan dewan dosen. Literasi warga negara dalam hal berkewarganegaraan umumnya di dunia nyata, khususnya di dunia maya, sangat perlu diperhatikan. Salah satu cara membangun literasi kewarganegaraan tersebut melakukan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila baik dalam kehidupan nyata maupun kehidupan maya yang pada saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan warganegara. Kemampuan literasi teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan masyarakat dalam rangka menghadapi kemajuan era digital saat ini. Dengan literasi saja tidak cukup, untuk itu negara perlu memperkuat dengan nilai-nilai yang sudah dibangun sejak lama yaitu nilai-nilai Pancasila. Negara perlu memastikan bahwa nilai-nilai tersebut dipraktikkan untuk mencegah hal-hal yang dapat merugikan masyarakat pada umumnya.Kata kunci: Reduksi, Informasi Hoax, Pendidikan Karakter Pancasila.
{"title":"Reduksi Informasi Hoax di Era Digital Melalui Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila","authors":"A. Armawi","doi":"10.20961/PKNP.V15I1.44897","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PKNP.V15I1.44897","url":null,"abstract":"Informasi sudah menjadi suatu kebutuhan utama bagi warga negara, namun fenomenanya ialah tidak semua informasi yang beredar di masyarakat ialah fakta, bisa jadi baru opini, atau bahkan suatu informasi yang tidak benar. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak positif dan negatif di masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses pendidikan karakter berbasis Pancasila di era digital. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan dan termasuk jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter berbasis Pancasila di era digital di HMP Demokratia PPKn FKIP UNS, Surakarta dilakukan dengan kegiatan peningkatan literasi mahasiswa melalui berbagai kegiatan seperti seminar, FGD, dan kelas kebangsaan. Adapun proses mereduksi informasi hoax dilakukan dengan cara cross check information, dan pendidikan karakter yang dilakukan melalui diskusi publik dengan dewan dosen. Literasi warga negara dalam hal berkewarganegaraan umumnya di dunia nyata, khususnya di dunia maya, sangat perlu diperhatikan. Salah satu cara membangun literasi kewarganegaraan tersebut melakukan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila baik dalam kehidupan nyata maupun kehidupan maya yang pada saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan warganegara. Kemampuan literasi teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan masyarakat dalam rangka menghadapi kemajuan era digital saat ini. Dengan literasi saja tidak cukup, untuk itu negara perlu memperkuat dengan nilai-nilai yang sudah dibangun sejak lama yaitu nilai-nilai Pancasila. Negara perlu memastikan bahwa nilai-nilai tersebut dipraktikkan untuk mencegah hal-hal yang dapat merugikan masyarakat pada umumnya.Kata kunci: Reduksi, Informasi Hoax, Pendidikan Karakter Pancasila.","PeriodicalId":287611,"journal":{"name":"PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125195807","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.20961/PKNP.V15I1.44901
R. Raharjo
Di Indonesia, perkembangan kurikulum dari masa ke masa terjadi begitu dinamis. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui bagaimana perkembangan kurikulum PPKn di Indonesia dari mulai rentjana pelajaran 1947 sampai dengan yang terbaru mengenai kurikulum merdeka belajar 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu library research. Adapun hasil penelitian memaparkan bahwa di Indonesia terjadi perkembangan kurikulum yang sangat dinamis dari mulai awal merdeka diawali dengan kurikulum rentjana pelajaran 1947, kurikulum rentjana pelajaran terurai 1952, kurikulum rentjana pendidikan 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999, kurikulum 2004, kurikulum 2006, kurikulum 2013, dan yang terakhir sampai dengan saat ini ialah terkait dengan kurikulum merdeka belajar 2020. Bagi PPKn, secara normatif terjadi perkembangan yang cukup dinamis dalam nomenklatur, dalam perkembangan kurikulum sebelum nomenklatur yang terbaru saat ini PPKn, sebelumnya dikenal dengan berbagai nomenklatur seperti Civics, Pendidikan Kewargaan Negara, Pendidikan Moral Pancasila (PMP), Pendidikan Kewarganegaraan, dan kemudian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Kata kunci: kurikulum, PPKn, merdeka belajar
{"title":"Analisis Perkembangan Kurikulum PPKn: Dari Rentjana Pelajaran 1947 sampai dengan Merdeka Belajar 2020","authors":"R. Raharjo","doi":"10.20961/PKNP.V15I1.44901","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PKNP.V15I1.44901","url":null,"abstract":"Di Indonesia, perkembangan kurikulum dari masa ke masa terjadi begitu dinamis. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui bagaimana perkembangan kurikulum PPKn di Indonesia dari mulai rentjana pelajaran 1947 sampai dengan yang terbaru mengenai kurikulum merdeka belajar 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu library research. Adapun hasil penelitian memaparkan bahwa di Indonesia terjadi perkembangan kurikulum yang sangat dinamis dari mulai awal merdeka diawali dengan kurikulum rentjana pelajaran 1947, kurikulum rentjana pelajaran terurai 1952, kurikulum rentjana pendidikan 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999, kurikulum 2004, kurikulum 2006, kurikulum 2013, dan yang terakhir sampai dengan saat ini ialah terkait dengan kurikulum merdeka belajar 2020. Bagi PPKn, secara normatif terjadi perkembangan yang cukup dinamis dalam nomenklatur, dalam perkembangan kurikulum sebelum nomenklatur yang terbaru saat ini PPKn, sebelumnya dikenal dengan berbagai nomenklatur seperti Civics, Pendidikan Kewargaan Negara, Pendidikan Moral Pancasila (PMP), Pendidikan Kewarganegaraan, dan kemudian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Kata kunci: kurikulum, PPKn, merdeka belajar","PeriodicalId":287611,"journal":{"name":"PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133562222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.20961/PKNP.V15I1.44900
Anis Suryaningsih
Pandemi COVID-19 membuat berbagai sektor dalam negeri mengalami kesulitan. Satu permasalahan nyata yaitu maraknya hoax seputar kasus-kasus COVID-19 yang meresahkan warga masyarakat. Maraknya hoax yang menyebar luas membuat masyarakat luas mengalami panik dan cemas berlebihan, yang berujung pada permasalahan menurunnya tingkat kesehatan dan meningkatnya tingkat kriminal. Bertolak dari permasalahan tersebut dipandang perlu meningkatkan civic literacy bagi warga agar berwawasan Pancasila dalam menyikapi kasus hoax yang semakin banyak merebak. Civic literacy atau ‘melek kewarganegaran’ merupakan pengetahuan dan kemampuan untuk berpatisipasi secara efektif dalam hidup berkewarganegaraan seperti mengetahui bagaimana untuk tetap selalu update dalam menerima informasi, memahami pemerintahan serta mengetahui bagaimana menggunakan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat baik pada tingkat lokal, provinsi, nasional dan bahkan global. Civic literacy bagi warga Negara Indonesia yaitu paham dan sadar bahwa dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Warga yang paham dan mampu mengamalkan sila-sila dalam Pancasila membuat mereka bersikap lebih mawas diri dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini. Kata Kunci: civic literacy, Pancasila, COVID-19
{"title":"Strategi Penguatan Civic Literasi dalam Upaya Penanggulangan Hoax pada Masa Pendemi Covid-19","authors":"Anis Suryaningsih","doi":"10.20961/PKNP.V15I1.44900","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PKNP.V15I1.44900","url":null,"abstract":"Pandemi COVID-19 membuat berbagai sektor dalam negeri mengalami kesulitan. Satu permasalahan nyata yaitu maraknya hoax seputar kasus-kasus COVID-19 yang meresahkan warga masyarakat. Maraknya hoax yang menyebar luas membuat masyarakat luas mengalami panik dan cemas berlebihan, yang berujung pada permasalahan menurunnya tingkat kesehatan dan meningkatnya tingkat kriminal. Bertolak dari permasalahan tersebut dipandang perlu meningkatkan civic literacy bagi warga agar berwawasan Pancasila dalam menyikapi kasus hoax yang semakin banyak merebak. Civic literacy atau ‘melek kewarganegaran’ merupakan pengetahuan dan kemampuan untuk berpatisipasi secara efektif dalam hidup berkewarganegaraan seperti mengetahui bagaimana untuk tetap selalu update dalam menerima informasi, memahami pemerintahan serta mengetahui bagaimana menggunakan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat baik pada tingkat lokal, provinsi, nasional dan bahkan global. Civic literacy bagi warga Negara Indonesia yaitu paham dan sadar bahwa dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Warga yang paham dan mampu mengamalkan sila-sila dalam Pancasila membuat mereka bersikap lebih mawas diri dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini. Kata Kunci: civic literacy, Pancasila, COVID-19","PeriodicalId":287611,"journal":{"name":"PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129493257","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.20961/PKNP.V15I1.44899
Erna Gesti Fadrusiana
Komunitas Jaga Sesama adalah salah satu komunitas agama di Surakarta yang memiliki visi misi untuk menciptakan wadah bagi pemuda yang kesulitan mencari guru ngaji untuk dapat belajar agama. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peran komunitas Jaga Sesama melalui kegiatan-kegiatannya terhadap penguatan sikap toleransi sehingga dapat mewujudkan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan enam subjek penelitian yaitu anggota komunitas Jaga Sesama. Pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas Jaga Sesama melalui kegiatan Jaga Sesama (Belajar Mengaji Setiap Selasa Malam) dan Mbois (Membahas Obrolan Islami) memiliki peran terhadap penguatan sikap toleransi pemuda yang dibuktikan dari sikap mau menerima perbedaan latar belakang anggota, membantu anggota dalam belajar membaca al qur’an serta sholat, mau menerima perbedaan pendapat maupun perbedaan keyakinan dengan orang lain sehingga dapat mewujudkan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Kata kunci: peran, komunitas, sikap, toleransi, Ketuhanan Yang Maha Esa
{"title":"Peran Komunitas Jaga Sesama Terhadap Penguatan Sikap Toleransi Sebagai Perwujudan Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa","authors":"Erna Gesti Fadrusiana","doi":"10.20961/PKNP.V15I1.44899","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PKNP.V15I1.44899","url":null,"abstract":"Komunitas Jaga Sesama adalah salah satu komunitas agama di Surakarta yang memiliki visi misi untuk menciptakan wadah bagi pemuda yang kesulitan mencari guru ngaji untuk dapat belajar agama. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peran komunitas Jaga Sesama melalui kegiatan-kegiatannya terhadap penguatan sikap toleransi sehingga dapat mewujudkan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan enam subjek penelitian yaitu anggota komunitas Jaga Sesama. Pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas Jaga Sesama melalui kegiatan Jaga Sesama (Belajar Mengaji Setiap Selasa Malam) dan Mbois (Membahas Obrolan Islami) memiliki peran terhadap penguatan sikap toleransi pemuda yang dibuktikan dari sikap mau menerima perbedaan latar belakang anggota, membantu anggota dalam belajar membaca al qur’an serta sholat, mau menerima perbedaan pendapat maupun perbedaan keyakinan dengan orang lain sehingga dapat mewujudkan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Kata kunci: peran, komunitas, sikap, toleransi, Ketuhanan Yang Maha Esa","PeriodicalId":287611,"journal":{"name":"PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan","volume":"87 1 Suppl 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128458805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.20961/PKNP.V15I1.44898
Dikdik Baehaqi Arif
Secara tegas, di antara tujuan awal penyelenggaraan pendidikan nasional selain membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah membentuk manusia berakhlak mulia. Dalam konteks demikian, pendidikan kebangsaan yang dititipkan melalui pembelajaran PPKn dapat diselenggarakan dengan bersandar pada nilai-nilai budi/akhlak/ kebajikan utama warga negara. Hal itu sebagai ikhtiar untuk menjaga dan merawat rajutan kebangsaan Indonesia yang bersatu di atas dasar falsafah Pancasila dan dasar konstitusional UUD 1945. Menjadikan adab sebagai basis penguatan wawasan kebangsaan memerlukan komitmen dari seluruh komunitas akademik PPKn. Diperlukan kajian-kajian akademis pedagogis untuk praxis penyelenggaraan pendidikan kebangsaan yang berkemajuan agar misi pendidikan kebangsaan melalui PPKn menjadi bidang kajian yang kuat dan berkontribusi besar bagi penguatan akhlak utama warga negara demi terwujudnya cita-cita dan tujuan Indonesia berkemajuan. Kata kunci: pendidikan kebangsaan, PPKn, Indonesia berkemajuan, adab, akhlak, ta’dib, tarbiyah, ta’lim
{"title":"Reorientasi Pendidikan Kebangsaan Berbasis Adab: Konsep dan Problematiknya","authors":"Dikdik Baehaqi Arif","doi":"10.20961/PKNP.V15I1.44898","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PKNP.V15I1.44898","url":null,"abstract":"Secara tegas, di antara tujuan awal penyelenggaraan pendidikan nasional selain membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah membentuk manusia berakhlak mulia. Dalam konteks demikian, pendidikan kebangsaan yang dititipkan melalui pembelajaran PPKn dapat diselenggarakan dengan bersandar pada nilai-nilai budi/akhlak/ kebajikan utama warga negara. Hal itu sebagai ikhtiar untuk menjaga dan merawat rajutan kebangsaan Indonesia yang bersatu di atas dasar falsafah Pancasila dan dasar konstitusional UUD 1945. Menjadikan adab sebagai basis penguatan wawasan kebangsaan memerlukan komitmen dari seluruh komunitas akademik PPKn. Diperlukan kajian-kajian akademis pedagogis untuk praxis penyelenggaraan pendidikan kebangsaan yang berkemajuan agar misi pendidikan kebangsaan melalui PPKn menjadi bidang kajian yang kuat dan berkontribusi besar bagi penguatan akhlak utama warga negara demi terwujudnya cita-cita dan tujuan Indonesia berkemajuan. Kata kunci: pendidikan kebangsaan, PPKn, Indonesia berkemajuan, adab, akhlak, ta’dib, tarbiyah, ta’lim ","PeriodicalId":287611,"journal":{"name":"PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132502098","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.20961/PKNP.V15I1.44903
Dewi Gunawati
Tulisan ini beranjak dari pencermatan destruksi lingkungan yang berbentuk kekeringan, banjir, penurunan muka air tanah yang terus mengalami peningkatan, kualitas penurunan air tanah, kebutuhan air yang meningkat, kebakaran hutan yang terus berlangsung. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan seluruh makluk hidup. Krisis air memaksa manusia untuk meredefinisi ulang implementasi konsep keadilan antar generasi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Krisis air memaksa munculnya sebuah gerakan masyarakat secara ” pentahelijk” untuk menemukan alternatif sumber air bagi kebutuhan hidup. Gerakan itu disebut dengan Gerakan Memanen Hujan yang sudah eksis dan berkembang diberbagai daerah di Indonesia. Tujuan tulisan : Membangun sense of belonging masyarakat melalui pemanenan air hujan dalam telaah ecologi citizenship. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelusuran data kepustakaan , yang didukung dengan dokumentasi, wawancara dan observasi. Sumber data adalah Pendiri dan pengurus Komunitas Pemanenan Air Hujan ”Banyu Bening” di Sleman. Pembahasan : Gerakan memanen air hujan merupakan kegiatan untuk menampung air hujan, memanfaatakan secara maksimal,meresapkan kedalam tanah dan mengalirkannya kembali. Kegiatan ini merupakan salah satu alternatif dalam mitigasi lingkungan, dalam telaah Ecological Citizenship diistilahkan dengan “memikirkan kewarganegaraan dengan cara-cara agak baru” yang dikaitkan dengan hak dan kewajiban warga negara dalam mencapai lingkungan yang bersih dan sehat. Kata kunci: rekonstruksi, air hujan, ecologi.
本文从pencermatan destruksi干旱、洪水的环境,减少地下水的脸继续增长,地下水质量下降,水的需求增加,持续的森林火灾。水是所有生物赖以生存的自然资源之一。实施水资源危机迫使人类重新meredefinisi概念中两代人之间公平利用自然资源。水资源危机迫使pentahelijk”出现一场社会运动为生活必需品找到替代水源。这叫做运动运动收获的雨已经存在和发展了印尼地区。写作目的:建立了sense of belonging通过社会学习中收获雨水ecologi citizenship。所使用的数据收集方法是通过文件、采访和观察支持的数据跟踪。数据来源是斯莱曼“透明班尤”雨水收集社区的创始人和管理人员。讨论:雨水收获运动是为了收集雨水,memanfaatakan活动最多,meresapkan进土地,它直接回去。这种活动是环境减轻的替代方案之一,在生态公民协会的例子中,它被称为“以一种全新的方式看待公民身份”,这种公民在实现清洁和健康环境方面的权利和义务。关键词:重建,雨水,生态系统。
{"title":"Membangun Sense Of Belonging Masyarakat Melalui Pemanenan Air Hujan Dalam Telaah Ecology Citizenship","authors":"Dewi Gunawati","doi":"10.20961/PKNP.V15I1.44903","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/PKNP.V15I1.44903","url":null,"abstract":"Tulisan ini beranjak dari pencermatan destruksi lingkungan yang berbentuk kekeringan, banjir, penurunan muka air tanah yang terus mengalami peningkatan, kualitas penurunan air tanah, kebutuhan air yang meningkat, kebakaran hutan yang terus berlangsung. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan seluruh makluk hidup. Krisis air memaksa manusia untuk meredefinisi ulang implementasi konsep keadilan antar generasi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Krisis air memaksa munculnya sebuah gerakan masyarakat secara ” pentahelijk” untuk menemukan alternatif sumber air bagi kebutuhan hidup. Gerakan itu disebut dengan Gerakan Memanen Hujan yang sudah eksis dan berkembang diberbagai daerah di Indonesia. Tujuan tulisan : Membangun sense of belonging masyarakat melalui pemanenan air hujan dalam telaah ecologi citizenship. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelusuran data kepustakaan , yang didukung dengan dokumentasi, wawancara dan observasi. Sumber data adalah Pendiri dan pengurus Komunitas Pemanenan Air Hujan ”Banyu Bening” di Sleman. Pembahasan : Gerakan memanen air hujan merupakan kegiatan untuk menampung air hujan, memanfaatakan secara maksimal,meresapkan kedalam tanah dan mengalirkannya kembali. Kegiatan ini merupakan salah satu alternatif dalam mitigasi lingkungan, dalam telaah Ecological Citizenship diistilahkan dengan “memikirkan kewarganegaraan dengan cara-cara agak baru” yang dikaitkan dengan hak dan kewajiban warga negara dalam mencapai lingkungan yang bersih dan sehat. Kata kunci: rekonstruksi, air hujan, ecologi.","PeriodicalId":287611,"journal":{"name":"PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115143238","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.20961/pknp.v14i2.42445
Maulia Pangestu Putri, T. Triyanto, Rima Vien Permata Hartanto
The purpose of this research is to (1) Find out the fulfillment of accessibility of political rights for persons with disabilities in Sidoharjo District Wonogiri Regency during the regional elections of Governor and Deputy Governor of central Java 2018 and (2)find out what are the supporting and inhibiting factors in fulfilling the accessibility of political rights for persons with disabilities in Sidoharjo District Wonogiri Regency during the regional elections of the Governor and Deputy Governor of Central Java 2018. This research uses a descriptive qualitative method which tends towards the ex-post facto. The sampling technique used in this research is purposive sampling with data collection techniques are interview and document analysis. The validity of the data obtained by data triangulation techniques and triangulation methods. Analysis of the data used in this study is the interactive analysis of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The result of the research showed that (1) fulfilling the accessibility of political rights for persons with disabilities in the 2018 regional elections was seen from the aspect of procedures, facilities, and assistive devices that were adjusted to UU No 8 of 2016 Concerning Persons with Disabilities Clause 77 point c, (2) There is a supportive and obstructive factors which are from PPK as organizer of regional elections activities and persons with disabilities. Factors supporting that come from PPK is PPK has paid attention to the accessibility of political rights for persons with disabilities in accordance with the guidelines for the June 27 2018 regional elections guidebook issued by the KPUD Wonogiri, then supporting factors that come from persons with disabilities are having their own awareness to participate in a series of regional elections activities. The obstructive factors derived from PPK is lack of understanding by the organizing committee on disability issues has caused unevenness accessibility of political rights for persons with disabilities in each TPS, then obstructive factor of persons with disabilities is the self-confidence that is embedded in oneself so that it inhibits persons with disabilities from participating in the 2018 regional elections. Keywords: accessibility, political rights, persons with disabilities
{"title":"PEMENUHAN AKSESIBILITAS HAK POLITIK BAGI PENYANDANG DISABILITAS PADA SAAT PEMILIHAN KEPALA DAERAH GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2018 DI KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI","authors":"Maulia Pangestu Putri, T. Triyanto, Rima Vien Permata Hartanto","doi":"10.20961/pknp.v14i2.42445","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/pknp.v14i2.42445","url":null,"abstract":"The purpose of this research is to (1) Find out the fulfillment of accessibility of political rights for persons with disabilities in Sidoharjo District Wonogiri Regency during the regional elections of Governor and Deputy Governor of central Java 2018 and (2)find out what are the supporting and inhibiting factors in fulfilling the accessibility of political rights for persons with disabilities in Sidoharjo District Wonogiri Regency during the regional elections of the Governor and Deputy Governor of Central Java 2018. This research uses a descriptive qualitative method which tends towards the ex-post facto. The sampling technique used in this research is purposive sampling with data collection techniques are interview and document analysis. The validity of the data obtained by data triangulation techniques and triangulation methods. Analysis of the data used in this study is the interactive analysis of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The result of the research showed that (1) fulfilling the accessibility of political rights for persons with disabilities in the 2018 regional elections was seen from the aspect of procedures, facilities, and assistive devices that were adjusted to UU No 8 of 2016 Concerning Persons with Disabilities Clause 77 point c, (2) There is a supportive and obstructive factors which are from PPK as organizer of regional elections activities and persons with disabilities. Factors supporting that come from PPK is PPK has paid attention to the accessibility of political rights for persons with disabilities in accordance with the guidelines for the June 27 2018 regional elections guidebook issued by the KPUD Wonogiri, then supporting factors that come from persons with disabilities are having their own awareness to participate in a series of regional elections activities. The obstructive factors derived from PPK is lack of understanding by the organizing committee on disability issues has caused unevenness accessibility of political rights for persons with disabilities in each TPS, then obstructive factor of persons with disabilities is the self-confidence that is embedded in oneself so that it inhibits persons with disabilities from participating in the 2018 regional elections. Keywords: accessibility, political rights, persons with disabilities","PeriodicalId":287611,"journal":{"name":"PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114616890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.20961/pknp.v14i2.42443
Catur Wulandari, E. Yuliandari, Triana Rejekningsih
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) strategi penanaman nilai-nilai kedisiplinan peserta didik melalui organisasi kepramukaan untuk membentuk karakter kewarganegaraan di SMP Negeri 8 Surakarta. (2) nilai-nilai kedisiplinan pesert didik setelah mengikuti kegiatan kepramukaan di SMP Negeri 8 Surakarta. (3) faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan melalui organisasi kepramukaan untuk membentuk karakter kewarganegaraan di SMP Negeri 8 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data yang digunakan berupa informan, dokumen dan arsip serta tempat dan peristiwa.Teknik Pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan teknik pengamatan atau observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan analisis data model analisis interaktif.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Strategi yang digunakan diantaranya strategi keteladanan dan pembiasaan, strategi dinamika kelompok, adanya kontrak pembelajaran di awal kegiatan pramuka, memberikan pengumuman kepada peserta didik supaya mempersiapkan kegiatan pramuka selanjutnya. (2) Nilai-nilai kedisiplinan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pramuka berupa disiplin waktu, disiplin dalam berpakaian lengkap, disiplin dalam berbahasa dan disiplin dalam tata tertib. (3) Faktor penghambat dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan diantaranya memiliki rasa minder untuk melakukan hal yang berkaitan dengan disiplin, tidak memiliki kemauan untuk disiplin, kurangnya partisipasi dari guru lain, mayoritas dewan galang putri, susahnya mengatur peserta didik putra dan lingkungan pergaulan yang salah. Sedangkan faktor pendukungnya, yaitu adanya dukungan penuh dari orang tua untuk melakukan kegiatan pramuka, adanya tata tertib yang harus dipatuhi peserta didik, adanya pembentukan sikap dan keterampilan,sarana dan prasarana yang mendukung, adanya seleksi pramuka garuda, pihak pembina dari luar ikut berpartisipasi pada saat kegiatan berlangsungKata Kunci: Penanaman, Nilai-Nilai Kedisiplinan, Karakter Kewarganegaraan
{"title":"STRATEGI PENANAMAN NILAI-NILAI KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK MELALUI ORGANISASI KEPRAMUKAAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER KEWARGANEGARAAN (STUDI DI SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019)","authors":"Catur Wulandari, E. Yuliandari, Triana Rejekningsih","doi":"10.20961/pknp.v14i2.42443","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/pknp.v14i2.42443","url":null,"abstract":"Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) strategi penanaman nilai-nilai kedisiplinan peserta didik melalui organisasi kepramukaan untuk membentuk karakter kewarganegaraan di SMP Negeri 8 Surakarta. (2) nilai-nilai kedisiplinan pesert didik setelah mengikuti kegiatan kepramukaan di SMP Negeri 8 Surakarta. (3) faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan melalui organisasi kepramukaan untuk membentuk karakter kewarganegaraan di SMP Negeri 8 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data yang digunakan berupa informan, dokumen dan arsip serta tempat dan peristiwa.Teknik Pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan teknik pengamatan atau observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan analisis data model analisis interaktif.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Strategi yang digunakan diantaranya strategi keteladanan dan pembiasaan, strategi dinamika kelompok, adanya kontrak pembelajaran di awal kegiatan pramuka, memberikan pengumuman kepada peserta didik supaya mempersiapkan kegiatan pramuka selanjutnya. (2) Nilai-nilai kedisiplinan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pramuka berupa disiplin waktu, disiplin dalam berpakaian lengkap, disiplin dalam berbahasa dan disiplin dalam tata tertib. (3) Faktor penghambat dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan diantaranya memiliki rasa minder untuk melakukan hal yang berkaitan dengan disiplin, tidak memiliki kemauan untuk disiplin, kurangnya partisipasi dari guru lain, mayoritas dewan galang putri, susahnya mengatur peserta didik putra dan lingkungan pergaulan yang salah. Sedangkan faktor pendukungnya, yaitu adanya dukungan penuh dari orang tua untuk melakukan kegiatan pramuka, adanya tata tertib yang harus dipatuhi peserta didik, adanya pembentukan sikap dan keterampilan,sarana dan prasarana yang mendukung, adanya seleksi pramuka garuda, pihak pembina dari luar ikut berpartisipasi pada saat kegiatan berlangsungKata Kunci: Penanaman, Nilai-Nilai Kedisiplinan, Karakter Kewarganegaraan ","PeriodicalId":287611,"journal":{"name":"PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan","volume":"36 16","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114100981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-01DOI: 10.20961/pknp.v14i2.42441
Esti Murniasih, Moh. Muchtarom, T. Triyanto
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) penguatan kesadaran berkonstitusi di SMA Negeri 1 Simo melalui kegiatan ekstrakurikuler “LCC 4 Pilar”; 2) faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menguatkan kesadaran berkonstitusi pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler “LCC 4 Pilar”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Pengujian validitas data menggunakan model analisis triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan model analisis interaktif.Kesimpulan hasil penelitian: 1) Penguatan kesadaran berkonstitusi di SMA Negeri Simo melalui ekstrakurikuler “LCC 4 Pilar” dilakukan dengan kegiatan a) Menghafal Pasal-pasal dalam UUD NRI tahun 1945 sebagai sarana untuk memahami norma-norma dasar dalam konstitusi dan mengimplementasikan isi dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. b) Musyawarah untuk menetapkan target hafalan sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan Ekstrakurikuler. c) Outbond dan Mengikuti kompetisi sebagai sarana dalam rangka berpartisipasi mengisi kemerdekaan sesuai dengan kapasitasnya sebagai seorang siswa. 2) Faktor pendukung dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah a) motivasi atau dorongan yang kuat dalam diri siswa, b) Komitmen dan rasa kekeluargaan yang sudah ditanamkan sejak pertama kalimasuk ekstrakurikuler, c) dukungan finansial ketika akan menghadapi lomba, d) sarana dan prasarana yang memadai, e) buku-buku materi yang memadai, f) dukungan motivasi yang didatangkan dari para alumni, mentor/pelatih yang kompeten. Faktor penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah a) kegiatan yang cenderung membosankan, b) pengelolaan kegiatan cenderung kurang terkoordinir dan belum memiliki dokumentasi yang sistemasis, c) waktu ekstrakurikuler yang cenderung pendek Kata Kunci: kesadaran berkonstitusi, Ekstrakurikuler “LCC 4 Pilar”
{"title":"PENGUATAN KESADARAN BERKONSTITUSI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER “LCC 4 PILAR” (STUDI PADA SMA NEGERI 1 SIMO, KABUPATEN BOYOLALI)","authors":"Esti Murniasih, Moh. Muchtarom, T. Triyanto","doi":"10.20961/pknp.v14i2.42441","DOIUrl":"https://doi.org/10.20961/pknp.v14i2.42441","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) penguatan kesadaran berkonstitusi di SMA Negeri 1 Simo melalui kegiatan ekstrakurikuler “LCC 4 Pilar”; 2) faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menguatkan kesadaran berkonstitusi pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler “LCC 4 Pilar”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Pengujian validitas data menggunakan model analisis triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan model analisis interaktif.Kesimpulan hasil penelitian: 1) Penguatan kesadaran berkonstitusi di SMA Negeri Simo melalui ekstrakurikuler “LCC 4 Pilar” dilakukan dengan kegiatan a) Menghafal Pasal-pasal dalam UUD NRI tahun 1945 sebagai sarana untuk memahami norma-norma dasar dalam konstitusi dan mengimplementasikan isi dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. b) Musyawarah untuk menetapkan target hafalan sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan Ekstrakurikuler. c) Outbond dan Mengikuti kompetisi sebagai sarana dalam rangka berpartisipasi mengisi kemerdekaan sesuai dengan kapasitasnya sebagai seorang siswa. 2) Faktor pendukung dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah a) motivasi atau dorongan yang kuat dalam diri siswa, b) Komitmen dan rasa kekeluargaan yang sudah ditanamkan sejak pertama kalimasuk ekstrakurikuler, c) dukungan finansial ketika akan menghadapi lomba, d) sarana dan prasarana yang memadai, e) buku-buku materi yang memadai, f) dukungan motivasi yang didatangkan dari para alumni, mentor/pelatih yang kompeten. Faktor penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah a) kegiatan yang cenderung membosankan, b) pengelolaan kegiatan cenderung kurang terkoordinir dan belum memiliki dokumentasi yang sistemasis, c) waktu ekstrakurikuler yang cenderung pendek Kata Kunci: kesadaran berkonstitusi, Ekstrakurikuler “LCC 4 Pilar”","PeriodicalId":287611,"journal":{"name":"PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121901639","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}