Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.33172/jpbh.v11i3.1442
Ganda Halomoan Sitorus, N. Pasaribu, Z. Sukabdi
Abstrak – Tidak meratanya pembangunan membuat adanya kesenjangan dan alienasi terhadap masyarakat Papua yang bisa melahirkan konflik horizontal, salah satunya propaganda negatif. Konflik di Papua memang sudah lama terjadi karena adanya sejarah integrasi Papua ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), identitas politik, kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), pembangunan Papua, dan juga inkonsistensi pemerintah Indonesia, dan marjinalisasi masyarakat Papua. Konflik tersebut melahirkan penyelesaian represif dari pemerintah yang membuat stigma peminggiran terhadap masyarakat Papua. Hal tersebut menyulut para orang atau kelompok orang yang tidak bertanggung jawab membuat narasi dan propaganda negatif yang disebarkan melalui media sosial. Penyebaran narasi yang cepat ini menjadi keuntungan kelompok tertentu dalam penggiringan opini serta tujuan yang ingin dicapai. Adu domba masyarakat dan pemerintah juga menjadi polemik yang berbahaya dalam melahirkan sebuah gerakan separatisme berbentuk teror. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dalam paradigma fenemonologi, dengan pemantauan berbagai media sosial yang terkait, studi pustaka, serta laporan atensi pemerintah dalam melihat masalah Papua. Penelitian ini ingin melihat bagaimana kesenjangan sosial dan alienasi dijadikan propaganda oleh orang dan atau kelompok orang yang dapat menyulut serta menggiring opini publik bahwa pembebasan Papua dibenarkan dan penyulut gerakan separatis teroris di Papua.Kata Kunci: kesenjangan sosial, kekerasan, media, propaganda, separatis – terorisme
{"title":"KESENJANGAN SOSIAL SEBAGAI AKAR PROPAGANDA GERAKAN SEPARATIS-TERORISME DI PAPUA","authors":"Ganda Halomoan Sitorus, N. Pasaribu, Z. Sukabdi","doi":"10.33172/jpbh.v11i3.1442","DOIUrl":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i3.1442","url":null,"abstract":"Abstrak – Tidak meratanya pembangunan membuat adanya kesenjangan dan alienasi terhadap masyarakat Papua yang bisa melahirkan konflik horizontal, salah satunya propaganda negatif. Konflik di Papua memang sudah lama terjadi karena adanya sejarah integrasi Papua ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), identitas politik, kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), pembangunan Papua, dan juga inkonsistensi pemerintah Indonesia, dan marjinalisasi masyarakat Papua. Konflik tersebut melahirkan penyelesaian represif dari pemerintah yang membuat stigma peminggiran terhadap masyarakat Papua. Hal tersebut menyulut para orang atau kelompok orang yang tidak bertanggung jawab membuat narasi dan propaganda negatif yang disebarkan melalui media sosial. Penyebaran narasi yang cepat ini menjadi keuntungan kelompok tertentu dalam penggiringan opini serta tujuan yang ingin dicapai. Adu domba masyarakat dan pemerintah juga menjadi polemik yang berbahaya dalam melahirkan sebuah gerakan separatisme berbentuk teror. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dalam paradigma fenemonologi, dengan pemantauan berbagai media sosial yang terkait, studi pustaka, serta laporan atensi pemerintah dalam melihat masalah Papua. Penelitian ini ingin melihat bagaimana kesenjangan sosial dan alienasi dijadikan propaganda oleh orang dan atau kelompok orang yang dapat menyulut serta menggiring opini publik bahwa pembebasan Papua dibenarkan dan penyulut gerakan separatis teroris di Papua.Kata Kunci: kesenjangan sosial, kekerasan, media, propaganda, separatis – terorisme","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121959186","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.33172/jpbh.v11i3.1190
Agus Bayu Utama, S. Anwar
Abstrak - Salah satu teknologi peralatan perang saat ini adalah Penggunaan Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA), baik untuk pemantauan udara maupun sebagai senjata pemusnah dimana PTTA dapat membawa senjata atau sebagai senjata itu sendiri (kamikaze). Objek penelitian dalam artikel ini adalah sejarah penggunaan PTTA dalam perang modern oleh beberapa negara dengan studi kasus penggunaan PTTA milik Amerika Serikat, Israel, Turki dan China di beberapa wilayah konflik serta persiapan militer Indonesia dalam memanfaatkan PTTA tersebut. Kerangka teori yang dipakai adalah teori kekuatan udara dan terori organisasi. Dalam artikel ini digunakan metode penelitian historis dengan menggunakan data sekunder yaitu dari jurnal dan berita berita dari media online. Dari peperangan atau konflik di beberapa negara, digunakan pesawat terbang tanpa awak, dapat dibuktikan efektivitas dari penggunaan PTTA tersebut. Kementerian Pertahanan Indonesia telah membuat kebijakan untuk penggunaan pesawat terbang tanpa awak (PTTA) dalam beberapa operasi militer dan non militer satuan pasukannya, baik dengan menggunakan PTTA produk dalam negeri maupun luar negeri. Kemandirian industri pertahanan PTTA sangat didorong dengan adanya konsorsium pembuatan Medium Altitude Long Endurance (MALE) Elang Hitam.Kata Kunci: industri pertahanan, operasi militer, operasi non militer, Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA), perang modern
{"title":"SEJARAH PENGGUNAAN PESAWAT TERBANG TANPA AWAK (PTTA) DALAM PERANG MODERN DAN PERSIAPAN MILITER INDONESIA","authors":"Agus Bayu Utama, S. Anwar","doi":"10.33172/jpbh.v11i3.1190","DOIUrl":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i3.1190","url":null,"abstract":"Abstrak - Salah satu teknologi peralatan perang saat ini adalah Penggunaan Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA), baik untuk pemantauan udara maupun sebagai senjata pemusnah dimana PTTA dapat membawa senjata atau sebagai senjata itu sendiri (kamikaze). Objek penelitian dalam artikel ini adalah sejarah penggunaan PTTA dalam perang modern oleh beberapa negara dengan studi kasus penggunaan PTTA milik Amerika Serikat, Israel, Turki dan China di beberapa wilayah konflik serta persiapan militer Indonesia dalam memanfaatkan PTTA tersebut. Kerangka teori yang dipakai adalah teori kekuatan udara dan terori organisasi. Dalam artikel ini digunakan metode penelitian historis dengan menggunakan data sekunder yaitu dari jurnal dan berita berita dari media online. Dari peperangan atau konflik di beberapa negara, digunakan pesawat terbang tanpa awak, dapat dibuktikan efektivitas dari penggunaan PTTA tersebut. Kementerian Pertahanan Indonesia telah membuat kebijakan untuk penggunaan pesawat terbang tanpa awak (PTTA) dalam beberapa operasi militer dan non militer satuan pasukannya, baik dengan menggunakan PTTA produk dalam negeri maupun luar negeri. Kemandirian industri pertahanan PTTA sangat didorong dengan adanya konsorsium pembuatan Medium Altitude Long Endurance (MALE) Elang Hitam.Kata Kunci: industri pertahanan, operasi militer, operasi non militer, Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA), perang modern","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115223301","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.33172/jpbh.v11i3.1370
Michael Timothy Tasliman
Indonesia merupakan salah satu negara yang menempati urutan kedua wilayah pantainya terpanjang di dunia dengan jumlah pulau menurut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia mencapai 17.491 pulau dimana 111 pulau diantaranya ditetapkan sebagai pulau-pulau kecil terluar berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017. Hal ini tentu merupakan potensi yang cukup besar untuk mendorong pembangunan di negara ini. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui Direktorat Jenderal Penataan Agraria telah melakukan inventarisasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah terhadap wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan pulau-pulau kecil terluar di Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut maka dibutuhkan langkah pemantauan dan evaluasi dari hasil inventarisasi sebagai upaya preventif timbulnya permasalahan pertanahan di kemudian hari dan terwujudnya tertib pertanahan. Atas dasar tersebut, maka Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu memiliki tugas untuk melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan pengendalian, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian hak tanah, alih fungsi lahan, kepulauan dan wilayah tertentu.
据印尼内政部称,印尼是世界上第二长距离沿海地区的国家之一,其岛屿数量已达17491个岛屿,其中111个岛屿根据2017年总统6号的决定被指定为外小岛。这确实是推动这个国家发展的巨大潜力。通过美国农耕总局(general directorate),国家土地发展部(national agriculture and treaty ministry of agriculture)一直在对印尼沿海地区、小岛和外部小岛进行占有、占有和利用。作为这项活动的后续进行,需要对库存进行监测和评估,以防止未来的土地问题和实现土地秩序。在这些基础上,因此农业和布局(ministry of food -土地机构通过控制土地权利理事会,接管国家土地功能,群岛和某些地区有责任执行制定和执行政策和计划,起草规范、标准程序,执行标准,控制,和给予技术指导和监督执行监测、评估和报告在控制土地权利的领域,收购土地的功能,特定岛屿和领土。
{"title":"PENYUSUNAN PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PERTANAHAN DI WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL DAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DALAM UPAYA BELA NEGARA","authors":"Michael Timothy Tasliman","doi":"10.33172/jpbh.v11i3.1370","DOIUrl":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i3.1370","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan salah satu negara yang menempati urutan kedua wilayah pantainya terpanjang di dunia dengan jumlah pulau menurut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia mencapai 17.491 pulau dimana 111 pulau diantaranya ditetapkan sebagai pulau-pulau kecil terluar berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017. Hal ini tentu merupakan potensi yang cukup besar untuk mendorong pembangunan di negara ini. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui Direktorat Jenderal Penataan Agraria telah melakukan inventarisasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah terhadap wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan pulau-pulau kecil terluar di Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut maka dibutuhkan langkah pemantauan dan evaluasi dari hasil inventarisasi sebagai upaya preventif timbulnya permasalahan pertanahan di kemudian hari dan terwujudnya tertib pertanahan. Atas dasar tersebut, maka Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu memiliki tugas untuk melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, pelaksanaan pengendalian, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian hak tanah, alih fungsi lahan, kepulauan dan wilayah tertentu.","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121157607","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.33172/jpbh.v11i3.1437
Erlinda Matondang
Abstrak – Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) membawa babak baru dalam hubungan internasional. Sejumlah kebijakan baru sudah dirilis oleh Pemerintahan Biden walaupun untuk implementasinya mungkin akan berjalan secara efektif pada tahun 2022 atau saat masa transisi pemerintahan sudah berakhir. Dalam kebijakan luar negeri AS tersebut, tidak satu pun kawasan menjadi prioritas utama dan Pemerintahan Biden cenderung menunjukkan fokusnya dalam perbaikan kondisi domestik dan pemulihan kerja sama dengan beberapa entitas internasional. Sebagai salah satu negara maju dan besar di tataran internasional, perubahan kebijakan luar negeri AS juga berimplikasi terhadapIndonesia. Dengan netralitas dalam menanggapi perseteruan antara AS, Rusia, dan China, Indonesia mempunyai nilai dan posisi strategis dalam kebijakan luar negeri AS. Posisi strategis Indonesia dalam kebijakan luar negeri AS tidak hanya didorong oleh netralitasnya, tetapi juga peran aktifnya dalam berbagai forum internasional. Bahkan, Indonesia akan menyandang gelar pemimpin G20 pada 2022 dan ketua ASEAN pada 2023. Dengan gambaran situasi dan kondisi tersebut, penulis merekomendasikan kepada pemerintah Indonesia untuk tetap memelihara kerja sama yang sudah terjalin dengan AS sekaligus memantau perkembangan kebijakan luar negeri AS pasca-masa transisi pemerintahan. Bersamaan dengan itu, pemerintah Indonesia dapat memetakan dan merencanakan kerja sama bilateral, regional, dan multilateral dengan AS yang dapat dicapai pada masa kepemimpinannya di G20 pada tahun 2022 dan keketuaannya di ASEAN pada tahun 2023.Kata Kunci: diplomasi, kebijakan luar negeri, kerja sama bilateral, posisi strategis
{"title":"PROYEKSI KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT ERA PEMERINTAHAN BIDEN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP DIPLOMASI INDONESIA","authors":"Erlinda Matondang","doi":"10.33172/jpbh.v11i3.1437","DOIUrl":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i3.1437","url":null,"abstract":"Abstrak – Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) membawa babak baru dalam hubungan internasional. Sejumlah kebijakan baru sudah dirilis oleh Pemerintahan Biden walaupun untuk implementasinya mungkin akan berjalan secara efektif pada tahun 2022 atau saat masa transisi pemerintahan sudah berakhir. Dalam kebijakan luar negeri AS tersebut, tidak satu pun kawasan menjadi prioritas utama dan Pemerintahan Biden cenderung menunjukkan fokusnya dalam perbaikan kondisi domestik dan pemulihan kerja sama dengan beberapa entitas internasional. Sebagai salah satu negara maju dan besar di tataran internasional, perubahan kebijakan luar negeri AS juga berimplikasi terhadapIndonesia. Dengan netralitas dalam menanggapi perseteruan antara AS, Rusia, dan China, Indonesia mempunyai nilai dan posisi strategis dalam kebijakan luar negeri AS. Posisi strategis Indonesia dalam kebijakan luar negeri AS tidak hanya didorong oleh netralitasnya, tetapi juga peran aktifnya dalam berbagai forum internasional. Bahkan, Indonesia akan menyandang gelar pemimpin G20 pada 2022 dan ketua ASEAN pada 2023. Dengan gambaran situasi dan kondisi tersebut, penulis merekomendasikan kepada pemerintah Indonesia untuk tetap memelihara kerja sama yang sudah terjalin dengan AS sekaligus memantau perkembangan kebijakan luar negeri AS pasca-masa transisi pemerintahan. Bersamaan dengan itu, pemerintah Indonesia dapat memetakan dan merencanakan kerja sama bilateral, regional, dan multilateral dengan AS yang dapat dicapai pada masa kepemimpinannya di G20 pada tahun 2022 dan keketuaannya di ASEAN pada tahun 2023.Kata Kunci: diplomasi, kebijakan luar negeri, kerja sama bilateral, posisi strategis","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114461448","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.33172/jpbh.v11i3.1474
Yusa Adi Hartanto
Abstrak – Kondisi kesiapan tempur alutsista TNI AL belum dapat tercapai sesuai tujuan organisasi. Dari alutsista yang ada sebagian telah melampaui usia pakai (life time) dan belum dapat mencapai kesiapan tempur sesuai fungsi azasinya. Kebutuhan anggaran untuk melaksanakan pengadaan, pemeliharaan dan pemenuhan dukungan logistik telah dituangkan dalam perencanaan strategis. Proses penyusunan perencanaan strategis alutsista yang kompleks dan beragam jenisnya melibatkan berbagai satuan kerja, sehingga membutuhkan kerja sama. Satuan kerja yang terlibat merupakan bagian dari organisasi struktural, sehingga proses bisnisnya sangat dipengaruhi oleh iklim organisasi dengan garis komando yang jelas dan khas di lingkungan TNI AL. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kerja sama dan iklim organisasi terhadap kinerja organisasi yang dimediasi oleh perencanaan strategis dalam proses penyiapan alutsista. Kebaruan penelitian ini merupakan pengembangan hasil penelitian sebelumnya yang masih terbatas, yaitu pada bidang militer atau Angkatan Laut, khususnya terkait konteks Alutsista. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif melalui pengujian hipotesis yang menganalisis pengaruh antar variabel penelitian. Sampel dalam penelitian diambil berdasarkan pertimbangan dengan tujuan tertentu sehingga data lebih representatif (purposive sampling), yaitu sebanyak 218 personel berpangkat perwira yang telah berdinas selama minimal 5 tahun di bidang alutsista. Teknik analisis data penelitian adalah Structural Equation Modelling (SEM) dengan software statistik Linier Structural Relationship (LISREL). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kerja sama dan iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi dan akan semakin optimal melalui peran mediasi perencanaan strategis. Percepatan modernisasi alutsista, penerapan sistem informasi yang aplikatif, percepatan penghapusan alutsista yang telah melewati usia pakai dan simplifikasi jenis alutsista perlu menjadi pertimbangan sejak awal tahapan perencanaan strategis menuju tercapainya kesiapan tempur alutsista. Kata Kunci: iklim organisasi, kesiapan tempur alutsista, kerjasama, perencanaan strategis
{"title":"KERJA SAMA DAN IKLIM ORGANISASI : PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA ORGANISASI YANG DIMEDIASI PERENCANAAN STRATEGIS DALAM MEWUJUDKAN KESIAPAN TEMPUR ALUTSISTA","authors":"Yusa Adi Hartanto","doi":"10.33172/jpbh.v11i3.1474","DOIUrl":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i3.1474","url":null,"abstract":"Abstrak – Kondisi kesiapan tempur alutsista TNI AL belum dapat tercapai sesuai tujuan organisasi. Dari alutsista yang ada sebagian telah melampaui usia pakai (life time) dan belum dapat mencapai kesiapan tempur sesuai fungsi azasinya. Kebutuhan anggaran untuk melaksanakan pengadaan, pemeliharaan dan pemenuhan dukungan logistik telah dituangkan dalam perencanaan strategis. Proses penyusunan perencanaan strategis alutsista yang kompleks dan beragam jenisnya melibatkan berbagai satuan kerja, sehingga membutuhkan kerja sama. Satuan kerja yang terlibat merupakan bagian dari organisasi struktural, sehingga proses bisnisnya sangat dipengaruhi oleh iklim organisasi dengan garis komando yang jelas dan khas di lingkungan TNI AL. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kerja sama dan iklim organisasi terhadap kinerja organisasi yang dimediasi oleh perencanaan strategis dalam proses penyiapan alutsista. Kebaruan penelitian ini merupakan pengembangan hasil penelitian sebelumnya yang masih terbatas, yaitu pada bidang militer atau Angkatan Laut, khususnya terkait konteks Alutsista. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif melalui pengujian hipotesis yang menganalisis pengaruh antar variabel penelitian. Sampel dalam penelitian diambil berdasarkan pertimbangan dengan tujuan tertentu sehingga data lebih representatif (purposive sampling), yaitu sebanyak 218 personel berpangkat perwira yang telah berdinas selama minimal 5 tahun di bidang alutsista. Teknik analisis data penelitian adalah Structural Equation Modelling (SEM) dengan software statistik Linier Structural Relationship (LISREL). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kerja sama dan iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi dan akan semakin optimal melalui peran mediasi perencanaan strategis. Percepatan modernisasi alutsista, penerapan sistem informasi yang aplikatif, percepatan penghapusan alutsista yang telah melewati usia pakai dan simplifikasi jenis alutsista perlu menjadi pertimbangan sejak awal tahapan perencanaan strategis menuju tercapainya kesiapan tempur alutsista. Kata Kunci: iklim organisasi, kesiapan tempur alutsista, kerjasama, perencanaan strategis","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127879495","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.33172/jpbh.v11i2.1198
Kurniawan Firmuzi Syarifuddin, R. Hs, I. W. Midhio
Konsep perang semesta yang pertama kali dicetuskan oleh Clausewitz, dalam perjalanannya telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan sejak pertama kalidigunakan oleh Napoleon. Strategi perang semesta masih banyak digunakan oleh negara-negara di dunia, bahkan ketika dunia sudah memasuki era peperangan generasi ke-5. Indonesia yang telah menetapkan strategi perang semesta sebagai pedoman dalam penyusunan strategi pertahanan negaranya juga harus terus mengembangkan dengan ciri khas yang berbeda dengan pengertian perang semesta yang dikenal secara umum. Dalam konsep strategi perang semesta, kegiatan kerja sama internasional di bidang pertahanan menjadi salah satu elemen penting, terutama dalam membangun kekuatan untuk mempertahankan negara. Termasuk dalam strategi perang semesta yang diimplementasikan oleh Indonesia, kerja sama internasional di bidang pertahanan digunakan untuk membangun kekuatan nasionalnya dalam menghadapi ancaman militer maupun nir-militer. Kajian terhadap literatur yang terkait dengan perang semesta ini, berupaya melakukan penelitian kualitatif secara mendalam terhadap sumber referensi sekunder dalam rangka menyampaikan lebih jauh tentang pengertian perang semesta, terutama yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan kajian yang dilakukan kemudian dapat dipahami adanya hubungan yang erat dalam melakukan kerja sama internasional di bidang pertahanan dan strategi perang semesta di Indonesia.
{"title":"LITERATUR REVIEW: KERJA SAMA INTERNASIONAL DI BIDANG PERTAHANAN DALAM STRATEGI PERANG SEMESTA INDONESIA","authors":"Kurniawan Firmuzi Syarifuddin, R. Hs, I. W. Midhio","doi":"10.33172/jpbh.v11i2.1198","DOIUrl":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i2.1198","url":null,"abstract":"Konsep perang semesta yang pertama kali dicetuskan oleh Clausewitz, dalam perjalanannya telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan sejak pertama kalidigunakan oleh Napoleon. Strategi perang semesta masih banyak digunakan oleh negara-negara di dunia, bahkan ketika dunia sudah memasuki era peperangan generasi ke-5. Indonesia yang telah menetapkan strategi perang semesta sebagai pedoman dalam penyusunan strategi pertahanan negaranya juga harus terus mengembangkan dengan ciri khas yang berbeda dengan pengertian perang semesta yang dikenal secara umum. Dalam konsep strategi perang semesta, kegiatan kerja sama internasional di bidang pertahanan menjadi salah satu elemen penting, terutama dalam membangun kekuatan untuk mempertahankan negara. Termasuk dalam strategi perang semesta yang diimplementasikan oleh Indonesia, kerja sama internasional di bidang pertahanan digunakan untuk membangun kekuatan nasionalnya dalam menghadapi ancaman militer maupun nir-militer. Kajian terhadap literatur yang terkait dengan perang semesta ini, berupaya melakukan penelitian kualitatif secara mendalam terhadap sumber referensi sekunder dalam rangka menyampaikan lebih jauh tentang pengertian perang semesta, terutama yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan kajian yang dilakukan kemudian dapat dipahami adanya hubungan yang erat dalam melakukan kerja sama internasional di bidang pertahanan dan strategi perang semesta di Indonesia.","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127156670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.33172/jpbh.v11i2.1123
Lena Lusiana, Nugroho Adi Sasongko
Invasi AS ke Irak dalam Perang Teluk III pada 2003-2011 telah menguras logistik dan energi. Militer AS telah mengirimkan kapal induk di Laut Merah dan di Teluk Persia, yang melepaskan sejumlah rudal jelajah Tomahawk dan melakukan penyerangan udara oleh jet tempur M-130, F-117, helikopter Apache, tank M1-Abram, dan M2-Bradley. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya Perang Teluk III dari sisi logistik dan energi pada pihak AS. Metode yang digunakan yakni studi literatur yang dilanjutkan analisis perhitungan berdasarkan data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan militer AS dan koalisi telah menghabiskan biaya perang dari sisi energi dan logistik lebih dari 307,5 triliun rupiah. Divisi III Infanteri dengan 1085 Tank M1-Abram mencapai kisaran 70 triliun rupiah, dengan rincian biaya energi 16,5 milyar rupiah dan biaya logistik tank 69,8T. Divisi IV Infanteri dengan 841 Tank M2-Bradley mencapai kisaran 27,5 triliun rupiah, dengan rincian biaya energi 4,5 milyar rupiah dan biaya logistik tank 27,5 triliun rupiah. Divisi Lintas Udara ke-101, dengan 1048 Helikopter Apache mencapai kisaran 210 triliun rupiah, dengan rincian biaya energi 7,3 milyar rupiah dan biaya logistik tank 210 triliun rupiah. Satuan Khusus Operasi Udara-16 dengan Jet Tempur Ac-130 menghabiskan biaya kebutuhan energi 29 juta rupiah/unit.
{"title":"ANALISIS BIAYA PERANG TELUK III PADA PIHAK AMERIKA SERIKAT DITINJAU DARI SUDUT PANDANG LOGISTIK DAN ENERGI","authors":"Lena Lusiana, Nugroho Adi Sasongko","doi":"10.33172/jpbh.v11i2.1123","DOIUrl":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i2.1123","url":null,"abstract":"Invasi AS ke Irak dalam Perang Teluk III pada 2003-2011 telah menguras logistik dan energi. Militer AS telah mengirimkan kapal induk di Laut Merah dan di Teluk Persia, yang melepaskan sejumlah rudal jelajah Tomahawk dan melakukan penyerangan udara oleh jet tempur M-130, F-117, helikopter Apache, tank M1-Abram, dan M2-Bradley. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya Perang Teluk III dari sisi logistik dan energi pada pihak AS. Metode yang digunakan yakni studi literatur yang dilanjutkan analisis perhitungan berdasarkan data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan militer AS dan koalisi telah menghabiskan biaya perang dari sisi energi dan logistik lebih dari 307,5 triliun rupiah. Divisi III Infanteri dengan 1085 Tank M1-Abram mencapai kisaran 70 triliun rupiah, dengan rincian biaya energi 16,5 milyar rupiah dan biaya logistik tank 69,8T. Divisi IV Infanteri dengan 841 Tank M2-Bradley mencapai kisaran 27,5 triliun rupiah, dengan rincian biaya energi 4,5 milyar rupiah dan biaya logistik tank 27,5 triliun rupiah. Divisi Lintas Udara ke-101, dengan 1048 Helikopter Apache mencapai kisaran 210 triliun rupiah, dengan rincian biaya energi 7,3 milyar rupiah dan biaya logistik tank 210 triliun rupiah. Satuan Khusus Operasi Udara-16 dengan Jet Tempur Ac-130 menghabiskan biaya kebutuhan energi 29 juta rupiah/unit.","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133554263","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.33172/jpbh.v11i2.1215
Tahan Samuel Lumban Toruan, Deni Dadang Ahmad, Henny Widyastuti
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis setiap kendala yang dihadapi dan strategi yang digunakan dalam pembinaan sikap Bela Negara masyarakat di wilayah Kabupaten Bekasi dalam menangkal ancaman nirmiliter. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan studi kasus dan kualitatif, serta CIPP (context, input, process, product) digunakan sebagai model evaluasi. Subjek penelitian ini adalah para pihak yang dapat memberikan data sesuai kebutuhan peneliti dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Objek penelitian ini adalah masalah kesadaran bela negara dan strategi pembinaan kesadaran bela negara masyarakat di wilayah Kabupaten Bekasi.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembinaan kesadaran Bela Negara tidak dilakukan secara periodik oleh satuan wilayah teritorial. Hal tersebut terjadi karena kegiatan pembinaan kesadaran bela negara belum menjadi prioritas serta belum adanya strategi pembinaan kesadaran bela negara.
{"title":"STRATEGI PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM RANGKA MENANGKAL ANCAMAN NIRMILITER. (STUDI DI WILAYAH BEKASI TAHUN 2016-2020)","authors":"Tahan Samuel Lumban Toruan, Deni Dadang Ahmad, Henny Widyastuti","doi":"10.33172/jpbh.v11i2.1215","DOIUrl":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i2.1215","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis setiap kendala yang dihadapi dan strategi yang digunakan dalam pembinaan sikap Bela Negara masyarakat di wilayah Kabupaten Bekasi dalam menangkal ancaman nirmiliter. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan studi kasus dan kualitatif, serta CIPP (context, input, process, product) digunakan sebagai model evaluasi. Subjek penelitian ini adalah para pihak yang dapat memberikan data sesuai kebutuhan peneliti dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Objek penelitian ini adalah masalah kesadaran bela negara dan strategi pembinaan kesadaran bela negara masyarakat di wilayah Kabupaten Bekasi.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembinaan kesadaran Bela Negara tidak dilakukan secara periodik oleh satuan wilayah teritorial. Hal tersebut terjadi karena kegiatan pembinaan kesadaran bela negara belum menjadi prioritas serta belum adanya strategi pembinaan kesadaran bela negara.","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122742651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.33172/jpbh.v11i2.1182
Novky Asmoro, Yoedhi Swastanto
Konsep pengelolaan pulau terdepan sebagai forward operating base pada prinsipnya membutuhkan harmonisasi program antara pemerintah sebagai pengelola pada tataran kebijakan dengan berbagai institusi lain pada tingkat yang lebih teknis. Kompleksitas masalah tersebut tidak hanya terpaku bagaimana menggelar unsur-unsur kekuatan militer di berbagai pulau terdepan. Perlu pendalaman melalui kajian ilmiah secara komprehensif guna mengulas aspek lingkungan strategis yang relevan. Analisis secara deskriptif kualitatif berbasis scenario planning difokuskan pada aspek-aspek keamanan nasional termasuk, tren ancaman serta dampak sosio ekonomi saat menentukan wilayah pulau terdepan sebagai basis pertahanan. Pengelolaan yang proporsional diharapkan tidak hanya mewujudkan keamanan nasional secara utuh namun juga berhasil meningkatkan taraf kesejahteraan daerah-daerah tersebut.Kata Kunci: Forward Operating Base, Pulau Terdepan, Scenario Planning, Sosio Ekonomi, Tren Ancaman, dan Keamanan Nasional
{"title":"KONSEPSI PENGELOLAAN PULAU TERDEPAN SEBAGAI FORWARD OPERATING BASE DALAM MEWUJUDKAN KEAMANAN NASIONAL (Sebuah Tinjauan Scenario Planning)","authors":"Novky Asmoro, Yoedhi Swastanto","doi":"10.33172/jpbh.v11i2.1182","DOIUrl":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i2.1182","url":null,"abstract":"Konsep pengelolaan pulau terdepan sebagai forward operating base pada prinsipnya membutuhkan harmonisasi program antara pemerintah sebagai pengelola pada tataran kebijakan dengan berbagai institusi lain pada tingkat yang lebih teknis. Kompleksitas masalah tersebut tidak hanya terpaku bagaimana menggelar unsur-unsur kekuatan militer di berbagai pulau terdepan. Perlu pendalaman melalui kajian ilmiah secara komprehensif guna mengulas aspek lingkungan strategis yang relevan. Analisis secara deskriptif kualitatif berbasis scenario planning difokuskan pada aspek-aspek keamanan nasional termasuk, tren ancaman serta dampak sosio ekonomi saat menentukan wilayah pulau terdepan sebagai basis pertahanan. Pengelolaan yang proporsional diharapkan tidak hanya mewujudkan keamanan nasional secara utuh namun juga berhasil meningkatkan taraf kesejahteraan daerah-daerah tersebut.Kata Kunci: Forward Operating Base, Pulau Terdepan, Scenario Planning, Sosio Ekonomi, Tren Ancaman, dan Keamanan Nasional","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"205 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126748656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.33172/jpbh.v11i2.1265
A. Akbar, Imam Musani, D OktavBayu
Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 melaporkan total kasus Covid-19 di Indonesia hingga 16 Juli 2021, mencapai 2.780.803 orang sejak kasus pertama diumumkan. TNI Angkatan Laut (TNI-AL) selain melaksanakan tugas pertahanan juga membantu Satgas penanggulangan Covid-19 serta operasi kemanusiaan lainnya. Pelaksanaan tugas tersebut dilaksanakan oleh Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal). TNI Angkatan Laut belum pernah mengoperasikan Helicopter Air Ambulance (HAA) yang memiliki kemampuan Helicopter Emergency Medical Services (HEMS). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tempat penelitian di pusat penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Sidoarjo Jawa Timur. Pengolahan data menggunakan model Miles, Huberman dan Saldan dengan tiga langkah yaitu pemadatan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang prosesnya dilakukan bersamaan. Pengumpulan data dengan metode menelaah dokumen dan informan. Penggunaan informasi pelaku lapangan dibatasi pada informan yang memiliki pengalaman operasi sebagai penerbang helikopter terkait subyek penelitian. Tujuan dari penelitian untuk memberikan gambaran tentang urgensi keberadaan peralatan helikopter ambulans TNI AL dalam mendukung satuan tugas coronavirus disease-2019. Adapun helikopter yang ditetapkan peneliti berjenis Bell-412 atau peralatan medical evacuation (Medevac portable) yang bisa dipasang pada helikopter jenis Bell-412 TNI AL. Temuan atau kebaharuan dari penelitian ini adalah dengan adanya helikopter Medevac TNI AL ini dapat melakukan tindakan penyelamatan darurat mengevakuasi korban ke RS terapung/KRI BRS milik TNI AL atau RSAL terdekat. Helikopter AL dipilih karena hanya penerbang helikopter TNI AL yang terlatih yang mendapatkan rekomendasi landing/mendarat di geladak heli KRI BRS TNI AL. Kesimpulan bahwa helikopter jenis Bell-412 sebagai ambulans udara dan peralatan Medevac portable-nya sangat dibutuhkan dalam membantu satgas covid-19 dan operasi kemanusiaan lainnya.
政府通过Covid-19特别工作组报告,自2021年7月16日以来,印尼共发生了2780,803起案件。TNI海军除了执行国防任务外,还协助Covid-19特遣部队和其他人道主义行动。任务的执行是由TNI AL飞行中心执行的。TNI海军从未操作过一辆直升机,它拥有直升机的紧急医疗服务能力。该研究采用了TNI海军飞行中心的研究地点的性质方法。使用迈尔斯模型、胡伯曼和萨尔丹的数据处理方法有三个步骤:数据的固化、数据演示和提取过程是同时进行的。通过研究文件和告密者的方法收集数据。野外工作人员的信息使用仅限于有操作经验的线人,他是一名与研究对象有联系的直升机飞行员。这项研究的目的是让你了解TNI AL救护车直升机设备存在的紧急情况,以支持科罗纳-2019工作组。至于研究员体裁Bell-412或法律规定的直升机医疗救护飞机evacuation(便携式设备可以安装在直升机上的)一种Bell-412 TNI艾尔。这项研究的发现或kebaharuan是随着直升机救伤直升机TNI艾尔这可以做紧急救援行动撤离浮动受害者去医院- KRI TNI AL或最近的RSAL的欧洲野兔。海军直升机之所以被选中,是因为只有训练有素的TNI直升机飞行员才能在KRI BRS TNI AL直升机甲板上获得降落建议。
{"title":"URGENSI KEBERADAAN PERALATAN HELIKOPTER AMBULANS TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT (TNI AL) DALAM MENDUKUNG SATUAN TUGAS CORONAVIRUS DISEASE-2019 (SATGAS COVID-19)","authors":"A. Akbar, Imam Musani, D OktavBayu","doi":"10.33172/jpbh.v11i2.1265","DOIUrl":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i2.1265","url":null,"abstract":"Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 melaporkan total kasus Covid-19 di Indonesia hingga 16 Juli 2021, mencapai 2.780.803 orang sejak kasus pertama diumumkan. TNI Angkatan Laut (TNI-AL) selain melaksanakan tugas pertahanan juga membantu Satgas penanggulangan Covid-19 serta operasi kemanusiaan lainnya. Pelaksanaan tugas tersebut dilaksanakan oleh Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal). TNI Angkatan Laut belum pernah mengoperasikan Helicopter Air Ambulance (HAA) yang memiliki kemampuan Helicopter Emergency Medical Services (HEMS). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tempat penelitian di pusat penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Sidoarjo Jawa Timur. Pengolahan data menggunakan model Miles, Huberman dan Saldan dengan tiga langkah yaitu pemadatan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang prosesnya dilakukan bersamaan. Pengumpulan data dengan metode menelaah dokumen dan informan. Penggunaan informasi pelaku lapangan dibatasi pada informan yang memiliki pengalaman operasi sebagai penerbang helikopter terkait subyek penelitian. Tujuan dari penelitian untuk memberikan gambaran tentang urgensi keberadaan peralatan helikopter ambulans TNI AL dalam mendukung satuan tugas coronavirus disease-2019. Adapun helikopter yang ditetapkan peneliti berjenis Bell-412 atau peralatan medical evacuation (Medevac portable) yang bisa dipasang pada helikopter jenis Bell-412 TNI AL. Temuan atau kebaharuan dari penelitian ini adalah dengan adanya helikopter Medevac TNI AL ini dapat melakukan tindakan penyelamatan darurat mengevakuasi korban ke RS terapung/KRI BRS milik TNI AL atau RSAL terdekat. Helikopter AL dipilih karena hanya penerbang helikopter TNI AL yang terlatih yang mendapatkan rekomendasi landing/mendarat di geladak heli KRI BRS TNI AL. Kesimpulan bahwa helikopter jenis Bell-412 sebagai ambulans udara dan peralatan Medevac portable-nya sangat dibutuhkan dalam membantu satgas covid-19 dan operasi kemanusiaan lainnya.","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"127 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128597743","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}