Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.24235/EQUALITA.V3I1.8320
Suci Ramdaeni
This study aims to explore gender constructs in early childhood education. Through a post-developmentalism perspective, this research uncovers how masculine and feminine binaries reinforce inequality in PAUD. This study uses a meta-analysis research method that integrates previous research through a post-developmentalism perspective. The findings of this study indicate that children often reinforce inequality through understanding gender stereotypes, choosing the type of song, and selecting the song instrument that is constructed in early childhood education . It is hoped that this research will become a reflection for teachers and adults to be more gender sensitive. So that boys and girls get the same stimulation and experience in singing in PAUD.in the form of stimulation and the same experience in singing to boys and girls
{"title":"MENGGUNAKAN PERSPEKTIF POST- DEVELOPMENTALISME: BERNYANYI DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI","authors":"Suci Ramdaeni","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8320","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8320","url":null,"abstract":"This study aims to explore gender constructs in early childhood education. Through a post-developmentalism perspective, this research uncovers how masculine and feminine binaries reinforce inequality in PAUD. This study uses a meta-analysis research method that integrates previous research through a post-developmentalism perspective. The findings of this study indicate that children often reinforce inequality through understanding gender stereotypes, choosing the type of song, and selecting the song instrument that is constructed in early childhood education . It is hoped that this research will become a reflection for teachers and adults to be more gender sensitive. So that boys and girls get the same stimulation and experience in singing in PAUD.in the form of stimulation and the same experience in singing to boys and girls","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"1679 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129363162","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.24235/EQUALITA.V3I1.8378
A. Kurniawan
The purpose of this study was to reveal in depth the leadership of women during the Covid-19 pandemic and the impact of the Covid-19 pandemic on her. This research used a qualitative method with normative law which was carried out by reviewing the literature. The approach used a contextual and statutory approach. The data were organized, analyzed inductively, and classified into many units and formulated into a pattern. The results showed that the progress of female leaders during Covid-19 was quite successful in controlling the condition with their leadership strengths. However, in general, this Covid-19 pandemic negatively impact on the lives of almost the entire population of the world, especially for women, namely, the multiple burdens of child care and work, the threat of domestic violence, and unequal treatment in the economic sector. All of these impacts showed that the Covid-19 pandemic was not gender-neutral due to the position of women who positioned unbalanced from the beginning with men in the economic and social sectors. For this reason, there should be emancipation efforts to initiate policies that were sensitive to gender issues in overcoming the Covid-19 pandemic.
{"title":"GENDER DI MASA KRISIS: TELAAH REFLEKSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DAN DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PEREMPUAN","authors":"A. Kurniawan","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8378","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8378","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to reveal in depth the leadership of women during the Covid-19 pandemic and the impact of the Covid-19 pandemic on her. This research used a qualitative method with normative law which was carried out by reviewing the literature. The approach used a contextual and statutory approach. The data were organized, analyzed inductively, and classified into many units and formulated into a pattern. The results showed that the progress of female leaders during Covid-19 was quite successful in controlling the condition with their leadership strengths. However, in general, this Covid-19 pandemic negatively impact on the lives of almost the entire population of the world, especially for women, namely, the multiple burdens of child care and work, the threat of domestic violence, and unequal treatment in the economic sector. All of these impacts showed that the Covid-19 pandemic was not gender-neutral due to the position of women who positioned unbalanced from the beginning with men in the economic and social sectors. For this reason, there should be emancipation efforts to initiate policies that were sensitive to gender issues in overcoming the Covid-19 pandemic.","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121510735","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.24235/EQUALITA.V3I1.8176
I. Gunawan, Ahmad Khaerurozi, Syam Maarif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa di IAIN Syekh Nurjati pada Tahun 2021 mengenai isu kesetaraan gender dalam mempelajari bidang filsafat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan triangulasi sumber sebagai validitas data. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada mahasiswi Filsafat Agama IAIN Syekh Nurjati dan kepada mahasiswa dan mahasiswi di luar jurusan Filsafat Agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan bias gender mengenai perempuan yang mempelajari bidang filsafat, antara lain adalah adanya asumsi bahwa filsafat lebih cocok didalami oleh kaum laki-laki yang cenderung lebih rasional dibanding perempuan yang dianggap cenderung emosional. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menghadirkan suatu realitas yang lebih adil, dimana tidak ada bias gender dalam pemilihan suatu bidang yang akan ditekuni, sehingga baik laki-laki maupun perempuan dapat memasuki suatu bidang ataupun karir pilihan mereka secara bebas tanpa adanya intervensi, diskriminasi, maupun stereotip.
{"title":"PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI ISU KESETARAAN GENDER DALAM MEMPELAJARI BIDANG FILSAFAT","authors":"I. Gunawan, Ahmad Khaerurozi, Syam Maarif","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8176","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8176","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa di IAIN Syekh Nurjati pada Tahun 2021 mengenai isu kesetaraan gender dalam mempelajari bidang filsafat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan triangulasi sumber sebagai validitas data. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada mahasiswi Filsafat Agama IAIN Syekh Nurjati dan kepada mahasiswa dan mahasiswi di luar jurusan Filsafat Agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan bias gender mengenai perempuan yang mempelajari bidang filsafat, antara lain adalah adanya asumsi bahwa filsafat lebih cocok didalami oleh kaum laki-laki yang cenderung lebih rasional dibanding perempuan yang dianggap cenderung emosional. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menghadirkan suatu realitas yang lebih adil, dimana tidak ada bias gender dalam pemilihan suatu bidang yang akan ditekuni, sehingga baik laki-laki maupun perempuan dapat memasuki suatu bidang ataupun karir pilihan mereka secara bebas tanpa adanya intervensi, diskriminasi, maupun stereotip.","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"27 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116556785","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.24235/EQUALITA.V3I1.8355
Yeni Huriani, Mohammad Taufik Rahman, M. Z. Haq
Dengan situasi Bekerja dari Rumah (WFH) dan Belajar dari Rumah (SFH) selama Pandemi COVID-19, tanggung jawab keluarga perempuan telah meningkat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pasangan intim (IPV), kesehatan mental, dan tingginya resiko kekerasan terhadap anak, terutama anak perempuan. Studi ini menggunakan perspektif studi perempuan dengan pendekatan kualitatif dalam mengamati dan menganalisis secara kritis perkembangan pandemi COVID-19 yang menimpa perempuan selama tahun 2020, baik berdasarkan observasi langsung, studi literatur hasil penelitian dampak pandemi, serta berbagai laporan yang dipublikasikan oleh Pemerintah dan media swasta terpercaya. Studi ini menemukan bahwa pandemi dapat menciptakan realitas baru dalam relasi berbasis gender dalam rumah tangga, yaitu: membangun konstruksi baru relasi gender; dari kesetaraan gender hingga keadilan relasi kuasa berbasis gender; mengubah tanggung jawab pengasuhan dari mengandalkan ibu menjadi tanggung jawab orang tua secara kolektif; kebutuhan untuk meningkatkan pengaturan untuk pembagian kerja yang adil dalam pekerjaan dan perawatan di rumah. Artikel ini menggunakan kajian perempuan dalam menganalisis dan mengembangkan wacana kritis tentang keadilan relasi kekuasaan gender dalam keluarga di tengah pandemi yang memberi tekanan pada perempuan di Indonesia, terutama karena tuntutan WFH dan SFH.
{"title":"Developing Gender-Based Justice Relationships in Indonesian Families During the COVID-19 Pandemic","authors":"Yeni Huriani, Mohammad Taufik Rahman, M. Z. Haq","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8355","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8355","url":null,"abstract":"Dengan situasi Bekerja dari Rumah (WFH) dan Belajar dari Rumah (SFH) selama Pandemi COVID-19, tanggung jawab keluarga perempuan telah meningkat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pasangan intim (IPV), kesehatan mental, dan tingginya resiko kekerasan terhadap anak, terutama anak perempuan. Studi ini menggunakan perspektif studi perempuan dengan pendekatan kualitatif dalam mengamati dan menganalisis secara kritis perkembangan pandemi COVID-19 yang menimpa perempuan selama tahun 2020, baik berdasarkan observasi langsung, studi literatur hasil penelitian dampak pandemi, serta berbagai laporan yang dipublikasikan oleh Pemerintah dan media swasta terpercaya. Studi ini menemukan bahwa pandemi dapat menciptakan realitas baru dalam relasi berbasis gender dalam rumah tangga, yaitu: membangun konstruksi baru relasi gender; dari kesetaraan gender hingga keadilan relasi kuasa berbasis gender; mengubah tanggung jawab pengasuhan dari mengandalkan ibu menjadi tanggung jawab orang tua secara kolektif; kebutuhan untuk meningkatkan pengaturan untuk pembagian kerja yang adil dalam pekerjaan dan perawatan di rumah. Artikel ini menggunakan kajian perempuan dalam menganalisis dan mengembangkan wacana kritis tentang keadilan relasi kekuasaan gender dalam keluarga di tengah pandemi yang memberi tekanan pada perempuan di Indonesia, terutama karena tuntutan WFH dan SFH.","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115640044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.24235/EQUALITA.V3I1.8353
R. B. Viktorahadi
Hidup sebagai orang asing menjadi masalah besar dan kompleks dalam sejarah manusia, termasuk dalam Perjanjian Lama. Kitab Rut menjadi salah satu kitab yang memuat narasi tentang hidup sebagai orang asing. Elimelekh dan keluarganya hidup sebagai orang asing di tanah Moab. Selanjutnya Rut yang mengikuti dengan ibu mertuanya, hidup sebagai orang asing di Yehuda, kampung halaman ibu mertuanya tersebut. Kondisi sebagai orang asing itu tidak membuat Rut takut. Sebaliknya, ia menunjukkan keberanian untuk membuka diri dan beradaptasi dengan budaya baru tempatnya hidup sekarang. Tindakannya menjadi inspirasi untuk menumbuhkan semangat pluralisme dan multikulturalisme. Melalui analisis kritis dalam penelitian ini, pembaca dapat melihat bagaimana benih eksklusivisme dan radikalisme muncul di masa pasca-pembuangan di antara bangsa Yahudi. Akan tetapi, keberanian perempuan Rut menjadi cahaya yang menerangi kegelapan eksklusivitas menuju perayaan atas multikulturalisme. Pembaca dapat mengambil inspirasi dari hidup Rut untuk membuka diri terhadap keragaman dan multikulturalisme. Tindakannya sekaligus menjadi inspirasi untuk mengarusutamakan semangat multikulturalisme.
{"title":"PERAN PEREMPUAN RUT DALAM PENGARUSUTAMAAN MULTIKULTURALITAS PADA MASYARAKAT YAHUDI PASCA-PEMBUANGAN BABILONIA","authors":"R. B. Viktorahadi","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8353","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8353","url":null,"abstract":"Hidup sebagai orang asing menjadi masalah besar dan kompleks dalam sejarah manusia, termasuk dalam Perjanjian Lama. Kitab Rut menjadi salah satu kitab yang memuat narasi tentang hidup sebagai orang asing. Elimelekh dan keluarganya hidup sebagai orang asing di tanah Moab. Selanjutnya Rut yang mengikuti dengan ibu mertuanya, hidup sebagai orang asing di Yehuda, kampung halaman ibu mertuanya tersebut. Kondisi sebagai orang asing itu tidak membuat Rut takut. Sebaliknya, ia menunjukkan keberanian untuk membuka diri dan beradaptasi dengan budaya baru tempatnya hidup sekarang. Tindakannya menjadi inspirasi untuk menumbuhkan semangat pluralisme dan multikulturalisme. Melalui analisis kritis dalam penelitian ini, pembaca dapat melihat bagaimana benih eksklusivisme dan radikalisme muncul di masa pasca-pembuangan di antara bangsa Yahudi. Akan tetapi, keberanian perempuan Rut menjadi cahaya yang menerangi kegelapan eksklusivitas menuju perayaan atas multikulturalisme. Pembaca dapat mengambil inspirasi dari hidup Rut untuk membuka diri terhadap keragaman dan multikulturalisme. Tindakannya sekaligus menjadi inspirasi untuk mengarusutamakan semangat multikulturalisme.","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130937335","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.24235/EQUALITA.V3I1.8738
Misbah Binasdevi
Pendidikan sebagai salah satu sarana bagi individu untuk mendapatkan informasi dan melatih kemampuan yang dimiliki agar mampu bersaing di lingkungan masyarakat. Namun, pendidikan di Indonesia ternyata masih terdapat ketidaksetaraan gender. Penggambaran ketidaksetaraan gender tersebut muncul dalam buku pegangan siswa. Kurikulum 2013 edisi revisi 2018 masih memuat nilai-nilai ketidaksetaraan gender yang diilustrasikan melalui gambar dan teksh cerita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengdeskripsikan kategori ketidaksetaraan gender yang terdapat dalam buku tematik kurikulum 2013 edisi revisi 2018 kelas 3 tema 4 “Hak dan Kewajibanku”. Penelitian ini menggunakan metode analisa semiotika C.S Pierce untuk mengungkap makna dibalik tanda-tanda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa buku pegangan siswa masih belum mampu melahirkan suatu kesetaraan gender bagi perempuan. Ketidaksetaraan gender ini meliputi (1) Bias gender dalam nilai sifat terdapat 2 perbedaan yaitu sifat maskulin dan feminim terutama dalam berpakaian, (2) Bias gender dalam peran kerja terdapat 2 perbedaan peran yaitu publik dan domestik, dan (3) Bias gender dalam kegemaran membentuk 3 perbedaan yaitu kepemilikan barang, hobi/olahraga dan permainan. Kata Kunci: Ketidaksetaraan Gender, Tematik K13, Semiotika Pierce
{"title":"Ketidaksetaraan Gender Dalam Buku Tematik 2013 Perspektif Semiotika Pierce","authors":"Misbah Binasdevi","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8738","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8738","url":null,"abstract":"Pendidikan sebagai salah satu sarana bagi individu untuk mendapatkan informasi dan melatih kemampuan yang dimiliki agar mampu bersaing di lingkungan masyarakat. Namun, pendidikan di Indonesia ternyata masih terdapat ketidaksetaraan gender. Penggambaran ketidaksetaraan gender tersebut muncul dalam buku pegangan siswa. Kurikulum 2013 edisi revisi 2018 masih memuat nilai-nilai ketidaksetaraan gender yang diilustrasikan melalui gambar dan teksh cerita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengdeskripsikan kategori ketidaksetaraan gender yang terdapat dalam buku tematik kurikulum 2013 edisi revisi 2018 kelas 3 tema 4 “Hak dan Kewajibanku”. Penelitian ini menggunakan metode analisa semiotika C.S Pierce untuk mengungkap makna dibalik tanda-tanda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa buku pegangan siswa masih belum mampu melahirkan suatu kesetaraan gender bagi perempuan. Ketidaksetaraan gender ini meliputi (1) Bias gender dalam nilai sifat terdapat 2 perbedaan yaitu sifat maskulin dan feminim terutama dalam berpakaian, (2) Bias gender dalam peran kerja terdapat 2 perbedaan peran yaitu publik dan domestik, dan (3) Bias gender dalam kegemaran membentuk 3 perbedaan yaitu kepemilikan barang, hobi/olahraga dan permainan. Kata Kunci: Ketidaksetaraan Gender, Tematik K13, Semiotika Pierce","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130094707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.24235/EQUALITA.V3I1.8743
Lutfatulatifah Lutfatulatifah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan bagaimana strategi pembelajaran anti bias gender di Lembaga pendidikan anak usia dini. Pembelajaran anti bias gender sendiri dimaksudkan untuk memperjuangkan kesetaraan yang bukan berarti mempertentangkan laki-laki dan perempuan tetapi upaya untuk membangun hubungan yang setara dan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan. Dalam Makalah ini menggunakan pendekatan kajian literatur. Terdapat tiga tema besar yang dibahas dalam makalah ini. Yakni gender, strategi pembelajaran anti bias gender, dan peran. Dalam strategi pembelaajaran anti bias gender sendiri membahas terkait perencanaan, pembelajaran, dan evaluasi. Pembelajaran ini tentu memiliki tujuan untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan gender yang tidak dapat hanya diusahakan oleh salah satu pihak saja. Tapi perlu kejasama antar semua komponen diantaranya yakni, sekolah, orangtua, peserta didik, pengelola dan juga masyarakat.
{"title":"STRATEGI PEMBELAJARAN ANTI BIAS GENDER DI PAUD","authors":"Lutfatulatifah Lutfatulatifah","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8743","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8743","url":null,"abstract":"Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan bagaimana strategi pembelajaran anti bias gender di Lembaga pendidikan anak usia dini. Pembelajaran anti bias gender sendiri dimaksudkan untuk memperjuangkan kesetaraan yang bukan berarti mempertentangkan laki-laki dan perempuan tetapi upaya untuk membangun hubungan yang setara dan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan. Dalam Makalah ini menggunakan pendekatan kajian literatur. Terdapat tiga tema besar yang dibahas dalam makalah ini. Yakni gender, strategi pembelajaran anti bias gender, dan peran. Dalam strategi pembelaajaran anti bias gender sendiri membahas terkait perencanaan, pembelajaran, dan evaluasi. Pembelajaran ini tentu memiliki tujuan untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan gender yang tidak dapat hanya diusahakan oleh salah satu pihak saja. Tapi perlu kejasama antar semua komponen diantaranya yakni, sekolah, orangtua, peserta didik, pengelola dan juga masyarakat.","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"134 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123005454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.24235/EQUALITA.V3I1.8631
Wakhid Hasyim
Artikel ini berupaya untuk memahami kepemimpinan keluarga dalam masyarakat muslim dalam konteks kehidupan modern. Fokus kajiannya adalah konsep tentang kepemimpinan dalam keluarga, kepemimpinan laki-laki, kepemimpinan perempuan, dan peluang laki-laki untuk bekerjasama dalam memimpin keluarga bersama perempuan. Paparan dapat memberi beberapa pelajaran antara lain pertama, bahwa perubahan sosial mempengaruhi terhadap perubahan keluarga, termasuk kepemimpinan laki-laki dan relasi gender. Kedua, secara tekstual keagamaan, makna kepemimpinan dapat diperluas tidak saja oleh laki-laki, namun juga oleh perempuan. Kepemimpinan dapat dimaknai sebagai kewenangan mengambil keputusan, dan kewenangan melaksanakan hasil keputusan musyawarah keluarga. Ketiga, laki-laki dalam konteks masyarakat patriarki memiliki modalitas kuat untuk berkerjasama dengan perempuan dalam memimpin keluarga, baik dari aspek dominasi, signifikasi maupun legitimasi.
{"title":"LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN, ADALAH PEMIMPIM KELUARGA?","authors":"Wakhid Hasyim","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8631","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8631","url":null,"abstract":"Artikel ini berupaya untuk memahami kepemimpinan keluarga dalam masyarakat muslim dalam konteks kehidupan modern. Fokus kajiannya adalah konsep tentang kepemimpinan dalam keluarga, kepemimpinan laki-laki, kepemimpinan perempuan, dan peluang laki-laki untuk bekerjasama dalam memimpin keluarga bersama perempuan. Paparan dapat memberi beberapa pelajaran antara lain pertama, bahwa perubahan sosial mempengaruhi terhadap perubahan keluarga, termasuk kepemimpinan laki-laki dan relasi gender. Kedua, secara tekstual keagamaan, makna kepemimpinan dapat diperluas tidak saja oleh laki-laki, namun juga oleh perempuan. Kepemimpinan dapat dimaknai sebagai kewenangan mengambil keputusan, dan kewenangan melaksanakan hasil keputusan musyawarah keluarga. Ketiga, laki-laki dalam konteks masyarakat patriarki memiliki modalitas kuat untuk berkerjasama dengan perempuan dalam memimpin keluarga, baik dari aspek dominasi, signifikasi maupun legitimasi.","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134002364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.24235/EQUALITA.V3I1.8607
Ayu Vinlandari Wahyudi
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan nilai karakter dan makna simbolik figur wanita dalam Tari Kandagan. Wanita merupakan makhluk lembut yang sangat memiliki pengaruh besar dalam kehidupan, karena sejatinya wanita diberikan fitrah secara kodrati untuk haid, hamil, melahirkan, dan menyusui. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis, berdasarkan observasi dari bentuk pertunjukan dan wawancara. Tari Kandagan menggambarkan seorang wanita yang memiliki karakter lincah, gagah, dan berani. Hal tersebut terlihat dari ragam-ragam gerak Tari Kandagan, seperti gerakan alung soder, sepak soder, jangkung ilo dan waliwis mandi. Ragam-ragam gerak dalam Tari Kandagan pun kental dengan nilai filosofis berdasarkan aktivitas wanita dalam kehidupan. Dengan demikian, di samping kelembutannya, wanita pun memiliki karakter gagah, kegigihan, ketangguhan, keberanian, dan kekuatan baik dalam jiwa maupun raganya.
{"title":"FIGUR WANITA DALAM TARI KANDAGAN","authors":"Ayu Vinlandari Wahyudi","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8607","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8607","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengungkapkan nilai karakter dan makna simbolik figur wanita dalam Tari Kandagan. Wanita merupakan makhluk lembut yang sangat memiliki pengaruh besar dalam kehidupan, karena sejatinya wanita diberikan fitrah secara kodrati untuk haid, hamil, melahirkan, dan menyusui. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis, berdasarkan observasi dari bentuk pertunjukan dan wawancara. Tari Kandagan menggambarkan seorang wanita yang memiliki karakter lincah, gagah, dan berani. Hal tersebut terlihat dari ragam-ragam gerak Tari Kandagan, seperti gerakan alung soder, sepak soder, jangkung ilo dan waliwis mandi. Ragam-ragam gerak dalam Tari Kandagan pun kental dengan nilai filosofis berdasarkan aktivitas wanita dalam kehidupan. Dengan demikian, di samping kelembutannya, wanita pun memiliki karakter gagah, kegigihan, ketangguhan, keberanian, dan kekuatan baik dalam jiwa maupun raganya.","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114815486","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.24235/EQUALITA.V3I1.8303
Musahwi Musahwi, Pitriyani Pitriyani
Musahwi (awiemuss@gmail.com) Pitriyani (yanipitri56@gmail.com) Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pemberdayaan perempuan melalui program kredit mikro Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia yang menggunakan pola Grammen Bank. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukan bentuk pemberdayaan yang diberikan oleh Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia berupa pemberian kredit mikro tanpa aguman khusus untuk perempuan, pelatihan mengelola keuangan keluarga melalui simpanan wajib dan sukarela, kegiatan perkumpulan melalui Rembug Pusat.
Musahwi (awiemuss@gmail.com) Pitriyani (yanipitri56@gmail.com)的研究旨在描述女性的赋权计划,该项目使用的是银行的微合作信贷项目。本研究采用描述性定性方法进行深入采访和直接观察。研究结果显示,伊斯兰堡垒微信贷合作社(islamic fort micma)提供的授权形式,该奖项由没有专门为女性提供的小额信贷提供,通过义务和自愿的储备、通过康复中心的社区活动进行家庭财务管理培训。
{"title":"PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KREDIT MIKRO POLA GRAMMEN BANK (Studi Kasus Anggota Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia Cabang Lebak Banten","authors":"Musahwi Musahwi, Pitriyani Pitriyani","doi":"10.24235/EQUALITA.V3I1.8303","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/EQUALITA.V3I1.8303","url":null,"abstract":"Musahwi (awiemuss@gmail.com) Pitriyani (yanipitri56@gmail.com) Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pemberdayaan perempuan melalui program kredit mikro Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia yang menggunakan pola Grammen Bank. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukan bentuk pemberdayaan yang diberikan oleh Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia berupa pemberian kredit mikro tanpa aguman khusus untuk perempuan, pelatihan mengelola keuangan keluarga melalui simpanan wajib dan sukarela, kegiatan perkumpulan melalui Rembug Pusat.","PeriodicalId":293972,"journal":{"name":"Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125880193","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}