Pub Date : 2023-03-24DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.7341
Dara Chandra Pustika, Akhmad Mustofa, Nanik Suhartatik
Mi basah merupakan jenis mi yang proses pembuatannya dilakukan dengan perebusan sehingga kadar air cenderung lebih tinggi dan memiliki daya simpan relatif singkat. Bengkuang merupakan salah satu buah yang memiliki kadar serat tinggi sehingga baik untuk pencernaan. Bayam merah merupakan jenis bayam yang memiliki kandungan betalain tinggi dan cocok diaplikasikan sebagai pewarna makanan alami. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik kimia dan organoleptik mi dengan penambahan bengkuang dan bayam merah serta menentukan formulasi penambahan bengkuang dan bayam merah yang tepat sehingga diperoleh mi yang berkualitas dan disukai konsumen. Rancangan percobaan yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktorial yaitu perbandingan tepung tapioka dan tepung terigu serta perbandingan bubur bengkuang dengan bubur bayam merah. Formulasi mi basah terpilih baik dari segi kimia dan organoleptik adalah mi basah dengan penambahan bengkuang:bayam sebanyak 10:90 dan perbandingan tepung terigu:tepung tapioka sebanyak 50:50, dengan kadar air 32,73%, kadar abu 2,55%, kadar lemak 0,81%, kadar protein 9,07%, kadar karbohidrat 54,84%, kadar serat 5,54%, tekstur 2,53 (cukup kenyal), warna 2,99 (cukup suka), flavor bengkuang 2,32 (cukup kuat), flavor bayam 2,81 (cukup kuat), dan kesukaan keseluruhan 2,57 (cukup suka). Mi dengan bahan tapioka, bengkuang dan bayam menghasilkan mi yang kaya gizi dan juga serat serta protein
{"title":"Karakteristik Fisik dan Organoleptik Mie dengan Penambahan Bubur Buah Bengkuang (Pachyrhizus erosus) dan Bubur Bayam Merah (Amaranthus tricolor)","authors":"Dara Chandra Pustika, Akhmad Mustofa, Nanik Suhartatik","doi":"10.33061/jitipari.v8i1.7341","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v8i1.7341","url":null,"abstract":"\u0000\u0000\u0000\u0000Mi basah merupakan jenis mi yang proses pembuatannya dilakukan dengan perebusan sehingga kadar air cenderung lebih tinggi dan memiliki daya simpan relatif singkat. Bengkuang merupakan salah satu buah yang memiliki kadar serat tinggi sehingga baik untuk pencernaan. Bayam merah merupakan jenis bayam yang memiliki kandungan betalain tinggi dan cocok diaplikasikan sebagai pewarna makanan alami. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik kimia dan organoleptik mi dengan penambahan bengkuang dan bayam merah serta menentukan formulasi penambahan bengkuang dan bayam merah yang tepat sehingga diperoleh mi yang berkualitas dan disukai konsumen. Rancangan percobaan yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktorial yaitu perbandingan tepung tapioka dan tepung terigu serta perbandingan bubur bengkuang dengan bubur bayam merah. Formulasi mi basah terpilih baik dari segi kimia dan organoleptik adalah mi basah dengan penambahan bengkuang:bayam sebanyak 10:90 dan perbandingan tepung terigu:tepung tapioka sebanyak 50:50, dengan kadar air 32,73%, kadar abu 2,55%, kadar lemak 0,81%, kadar protein 9,07%, kadar karbohidrat 54,84%, kadar serat 5,54%, tekstur 2,53 (cukup kenyal), warna 2,99 (cukup suka), flavor bengkuang 2,32 (cukup kuat), flavor bayam 2,81 (cukup kuat), dan kesukaan keseluruhan 2,57 (cukup suka). Mi dengan bahan tapioka, bengkuang dan bayam menghasilkan mi yang kaya gizi dan juga serat serta protein\u0000\u0000\u0000\u0000","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114211584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-24DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.7239
Heny Eko Permatasari, Yannie Asrie Widanti, M. Karyantina
Kue pukis merupakan kue tradisional Indonesia. Tepung tiwul memiliki potensi untuk dijadikan bahan dalam pembuatan kue yang aman dikonsumsi penderita celiac dan autisme. Bahan baku lokal seperti tepung kacang hijau dan wortel yang kaya akan serat dapat memenuhi kebutuhan serat dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan karakteristik fisikokimia dan sensori pukis bebas gluten dari tepung tiwul dan tepung kacang hijau dengan penambahan puree wortel serta menentukan formulasi pukis bebas gluten yang paling disukai konsumen. Rancanganlpercobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor penambahan puree wortel serta perbandingan tepung tiwul dan tepung kacang hijau. Hasil penelitian formulasi pukis bebas gluten terbaik berdasarkan kandungan tinggi serat pangan adalah formulasi puree wortel 25% : tepung tiwul 18,75% : tepung kacang hijau 56,25% dengan kadar air 26,75%, kadar abu 1,20%, kadar lemak 15,37%, kadar protein 10,45%, kadar serat pangan 7,94%, kadar karbohidrat by different 46,23% dan kadar β-karoten 10,88 µg/g. Nilai sensoris perlakuan ini yaitu warna 3,33 (warna semakin coklat), flavor tepung tiwul 2,53 (flavor tepung tiwul semakin terasa), flavor tepung kacang hijau 3,10 (flavor tepung kacang hijau semakin terasa), flavor wortel 2,70 (flavor wortel semakin terasa), tekstur empuk 3,63 (tekstur semakin empuk), dan kesukaan keseluruhan 3,73 (pukis disukai secara keseluruhan). Pukis dengan bahan baku tiwul, kacang hijau dan wortel dapat menjadi alternatif makanan tradisional yang memiliki tinggi serat dan beta karoten.
{"title":"Karakteristik Fisikokimia Pukis Bebas gluten dari Tepung Tiwul dan Tepung kacang Hijau dengan Penambahan Puree Wortel (Daucus carota)","authors":"Heny Eko Permatasari, Yannie Asrie Widanti, M. Karyantina","doi":"10.33061/jitipari.v8i1.7239","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v8i1.7239","url":null,"abstract":"\u0000\u0000\u0000\u0000Kue pukis merupakan kue tradisional Indonesia. Tepung tiwul memiliki potensi untuk dijadikan bahan dalam pembuatan kue yang aman dikonsumsi penderita celiac dan autisme. Bahan baku lokal seperti tepung kacang hijau dan wortel yang kaya akan serat dapat memenuhi kebutuhan serat dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan karakteristik fisikokimia dan sensori pukis bebas gluten dari tepung tiwul dan tepung kacang hijau dengan penambahan puree wortel serta menentukan formulasi pukis bebas gluten yang paling disukai konsumen. Rancanganlpercobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor penambahan puree wortel serta perbandingan tepung tiwul dan tepung kacang hijau. Hasil penelitian formulasi pukis bebas gluten terbaik berdasarkan kandungan tinggi serat pangan adalah formulasi puree wortel 25% : tepung tiwul 18,75% : tepung kacang hijau 56,25% dengan kadar air 26,75%, kadar abu 1,20%, kadar lemak 15,37%, kadar protein 10,45%, kadar serat pangan 7,94%, kadar karbohidrat by different 46,23% dan kadar β-karoten 10,88 µg/g. Nilai sensoris perlakuan ini yaitu warna 3,33 (warna semakin coklat), flavor tepung tiwul 2,53 (flavor tepung tiwul semakin terasa), flavor tepung kacang hijau 3,10 (flavor tepung kacang hijau semakin terasa), flavor wortel 2,70 (flavor wortel semakin terasa), tekstur empuk 3,63 (tekstur semakin empuk), dan kesukaan keseluruhan 3,73 (pukis disukai secara keseluruhan). Pukis dengan bahan baku tiwul, kacang hijau dan wortel dapat menjadi alternatif makanan tradisional yang memiliki tinggi serat dan beta karoten.\u0000\u0000\u0000\u0000","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117093527","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-24DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8024
Vika Nur Jinan, Chatarina Wariyah, Dwiyati Pujimulyani
Isoflavon dapat ditemukan dalam berbagai kacang-kacangan, termasuk kacang hijau. Isoflavon adalah senyawa dengan antioksidan yang tinggi. Rempah-rempah seperti lempuyang memiliki senyawa kimia seperti kurkumin, flavonoid, fenol, saponin, dan minyak atsiri di dalamnya. Senyawa ini dapat berperan sebagai antioksidan. Manfaat kesehatan diharapkan dapat diperoleh dari kombinasi sirup dari dua bahan ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui sifat fisik, kimia, dan daya terima sirup ekstrak kacang hijau dengan lempuyang dan jumlah gula. Kandungan gula dan perbandingan ekstrak kacang hijau dengan lempuyang merupakan dua faktor yang digunakan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) ini. Perbandingan ekstrak yang digunakan adalah 1:0; 1:0,2; dan 1:0,4 b/b untuk membuat sirup yang terbuat dari campuran kacang hijau dan ekstrak lempuyang. serta variasi kadar gula sebesar 50%, 60%, dan 70%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sirup dengan akseptabilitas tinggi adalah sirup yang dibuat dengan rasio ekstrak 1:0,4 b/b dan jumlah gula 60% dengan karakteristik warna L* 32,42 ± 1,36; kekentalan 1,03 ± 0,06 cp, total padatan 70,21 ± 0,50%, total gula 65,75 ± 0,15% dan aktivitas antioksidan sebagai RSA (Radical Scavenging Activity) sebesar 3,34 ± 0,09%. Sehingga sirup dengan rasio 1:0,4 dengan penambahan gula 60% dapat dikembangkan lebih banyak lagi karena memiliki kualitas fisik dan kimia yang tinggi, serta lebih disukai oleh panelis.
{"title":"Sifat Fisik, Kimia dan Akseptabilitas Sirup Yang dibuat dengan variasi rasio Kacang Hijau-Lempuyang dan Jumlah Gula","authors":"Vika Nur Jinan, Chatarina Wariyah, Dwiyati Pujimulyani","doi":"10.33061/jitipari.v8i1.8024","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v8i1.8024","url":null,"abstract":"\u0000\u0000\u0000\u0000Isoflavon dapat ditemukan dalam berbagai kacang-kacangan, termasuk kacang hijau. Isoflavon adalah senyawa dengan antioksidan yang tinggi. Rempah-rempah seperti lempuyang memiliki senyawa kimia seperti kurkumin, flavonoid, fenol, saponin, dan minyak atsiri di dalamnya. Senyawa ini dapat berperan sebagai antioksidan. Manfaat kesehatan diharapkan dapat diperoleh dari kombinasi sirup dari dua bahan ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui sifat fisik, kimia, dan daya terima sirup ekstrak kacang hijau dengan lempuyang dan jumlah gula. Kandungan gula dan perbandingan ekstrak kacang hijau dengan lempuyang merupakan dua faktor yang digunakan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) ini. Perbandingan ekstrak yang digunakan adalah 1:0; 1:0,2; dan 1:0,4 b/b untuk membuat sirup yang terbuat dari campuran kacang hijau dan ekstrak lempuyang. serta variasi kadar gula sebesar 50%, 60%, dan 70%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sirup dengan akseptabilitas tinggi adalah sirup yang dibuat dengan rasio ekstrak 1:0,4 b/b dan jumlah gula 60% dengan karakteristik warna L* 32,42 ± 1,36; kekentalan 1,03 ± 0,06 cp, total padatan 70,21 ± 0,50%, total gula 65,75 ± 0,15% dan aktivitas antioksidan sebagai RSA (Radical Scavenging Activity) sebesar 3,34 ± 0,09%. Sehingga sirup dengan rasio 1:0,4 dengan penambahan gula 60% dapat dikembangkan lebih banyak lagi karena memiliki kualitas fisik dan kimia yang tinggi, serta lebih disukai oleh panelis.\u0000\u0000\u0000\u0000","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123335876","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-16DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8220
Yulius Kiswanto, Raden Sugiarto, Era Ema Sari
Sweet corn (Zea mays saccharate) di Indonesia dikenal dengan nama jagung manis semakin popular dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang manis serta umurnya yang lebih singkat (genjah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kandungan gula jagung manis (kadar air, kadar gula reduksi, kadar gula total, dan kadar pati) setelah lepas panen dalam penyimpanan suhu ruang 32°C, 16°C, 6°C pada 1,2,3,5,7,12 dan 48 jam penyimpanan. Penelitian ini menggunakan data series data hasil pengamatan kemudian akan dianalisis dengan regresi non linier yang dianalisis dengan software Microsoft Excel dan Sigmaplot versi 12.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan suhu 6°C memberikan hasil kadar gula yang tinggi mendekati kadar gula pada kondisi awal dengan persentase penurunan sebesar 6,98 % dari kadar gula 6,6409 % menjadi 6,1773 % dan dengan konstanta laju penurunan KG sebesar 0,049753/jam. Demikian pula untuk kadar pati pada penyimpanan suhu 6°C mengalami persentase penurunan sebesar 16,72 % dari kadar pati 12,4506 % menjadi 10,3693 % dengan konstanta laju penurunan sebesar 0,061697/jam. Semakin rendah suhu penyimpanan, maka laju penurunan kadar gula dan kadar pati makin rendah.
{"title":"Pendekatan Model Analisis Konstanta Laju Perubahan Kadar Gula dan Kadar Pati Jagung Manis Selama Penyimpanan","authors":"Yulius Kiswanto, Raden Sugiarto, Era Ema Sari","doi":"10.33061/jitipari.v8i1.8220","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v8i1.8220","url":null,"abstract":"Sweet corn (Zea mays saccharate) di Indonesia dikenal dengan nama jagung manis semakin popular dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang manis serta umurnya yang lebih singkat (genjah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kandungan gula jagung manis (kadar air, kadar gula reduksi, kadar gula total, dan kadar pati) setelah lepas panen dalam penyimpanan suhu ruang 32°C, 16°C, 6°C pada 1,2,3,5,7,12 dan 48 jam penyimpanan. Penelitian ini menggunakan data series data hasil pengamatan kemudian akan dianalisis dengan regresi non linier yang dianalisis dengan software Microsoft Excel dan Sigmaplot versi 12.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan suhu 6°C memberikan hasil kadar gula yang tinggi mendekati kadar gula pada kondisi awal dengan persentase penurunan sebesar 6,98 % dari kadar gula 6,6409 % menjadi 6,1773 % dan dengan konstanta laju penurunan KG sebesar 0,049753/jam. Demikian pula untuk kadar pati pada penyimpanan suhu 6°C mengalami persentase penurunan sebesar 16,72 % dari kadar pati 12,4506 % menjadi 10,3693 % dengan konstanta laju penurunan sebesar 0,061697/jam. Semakin rendah suhu penyimpanan, maka laju penurunan kadar gula dan kadar pati makin rendah.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124813311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-16DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8151
Ulya Sarofa
Tepung sorgum termodifikasi dengan fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus plantarum FNCC 0027 dapat meningkatkan kadar amilosa, swelling power dan solubility serta menurunkan kadar tanin dan asam fitat. Flakes merupakan produk olahan yang dapat dibuat dari tepung sorgum termodifikasi. Tapioka ditambahkan pada pembuatan flakes untuk memperkuat daya rekat. Pengukusan dilakukan sebagai perlakuan untuk meningkatkan kualitas tekstur flakes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan proporsi tepung sorgum termodifikasi dan tapioka serta lama pengukusan terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik flakes. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 9 kombinasi perlakuan, yaitu proporsi tepung sorgum termodifikasi dan tapioka (70:30, 80:20, 90:10) serta lama pengukusan (10, 15, 20 menit). Analisis data dengan menggunakan ANOVA dan selanjutnya diuji DMRT pada taraf 5% jika terdapat perbedaan nyata antara perlakuan. Hasil terbaik diperoleh pada produk flakes dengan perlakuan proporsi tepung sorgum termodifikasi dan tapioka (80:20) serta lama pengukusan 20 menit dengan karakterisyik sebagai berikut : kadar air 2,852%, kadar abu 0,85%, kadar protein 5,614%, kadar lemak 4,079%, kadar karbohidrat 86,6%, kadar pati 66,765%, daya patah 3,651 N dan daya rehidrasi 110,536% serta uji sensoris yang menunjukkan nilai warna 3,88 (suka), aroma 4,04 (suka), rasa 3,84 (suka) dan tekstur 3,6 (suka). Produk flakes berbahan dasar tepung sorgum termodifikasi dan tapioka berpotensi dikembangkan sebagai produk pangan alternatif.
{"title":"Pengaruh Proporsi Tepung Sorgum Termodifikasi dan Tapioka serta Lama Pengukusan terhadap Karakteristik Flakes","authors":"Ulya Sarofa","doi":"10.33061/jitipari.v8i1.8151","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v8i1.8151","url":null,"abstract":"Tepung sorgum termodifikasi dengan fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus plantarum FNCC 0027 dapat meningkatkan kadar amilosa, swelling power dan solubility serta menurunkan kadar tanin dan asam fitat. Flakes merupakan produk olahan yang dapat dibuat dari tepung sorgum termodifikasi. Tapioka ditambahkan pada pembuatan flakes untuk memperkuat daya rekat. Pengukusan dilakukan sebagai perlakuan untuk meningkatkan kualitas tekstur flakes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan proporsi tepung sorgum termodifikasi dan tapioka serta lama pengukusan terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik flakes. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 9 kombinasi perlakuan, yaitu proporsi tepung sorgum termodifikasi dan tapioka (70:30, 80:20, 90:10) serta lama pengukusan (10, 15, 20 menit). Analisis data dengan menggunakan ANOVA dan selanjutnya diuji DMRT pada taraf 5% jika terdapat perbedaan nyata antara perlakuan. Hasil terbaik diperoleh pada produk flakes dengan perlakuan proporsi tepung sorgum termodifikasi dan tapioka (80:20) serta lama pengukusan 20 menit dengan karakterisyik sebagai berikut : kadar air 2,852%, kadar abu 0,85%, kadar protein 5,614%, kadar lemak 4,079%, kadar karbohidrat 86,6%, kadar pati 66,765%, daya patah 3,651 N dan daya rehidrasi 110,536% serta uji sensoris yang menunjukkan nilai warna 3,88 (suka), aroma 4,04 (suka), rasa 3,84 (suka) dan tekstur 3,6 (suka). Produk flakes berbahan dasar tepung sorgum termodifikasi dan tapioka berpotensi dikembangkan sebagai produk pangan alternatif.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124699073","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mi kering tepung umbi talas cenderung memiliki tekstur kurang bagus dan mudah putus. Hal ini dikarenakan talas tidak mengandung gluten meskipun mengandung pati yang cukup tinggi yaitu sekitar 70-80%. Talas kimpul juga memiliki harga yang murah dan mudah dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kimia dan organoleptik mi dengan penambahan tepung talas dan ekstrak daun katuk sebagai pewarna alami. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dua faktor yaitu perbandingan tepung talas dan tepung terigu (90:10, 80:20, 70:30 g) serta konsentrasi ekstra daun katuk (10/100, 20/100, 30/100 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan perbandingan tepung talas: terigu 70:30g dengan ekstrak daun katuk 20/100ml. Perlakuan ini menghasilkan mi dengan karakteristik kadar air 8,73%, protein 7,67%, abu 2,56%, serat 4,49% dan 13,11% untuk aktivitas antioksidan. Hasil uji organoleptik pada perlakuan ini menghasilkan warna setelah pengeringan 3,31 (hijau gelap), warna setelah perebusan 3,29 (hijau agak gelap), cukup kenyal (2,65), aroma talas nampak (2,73) dan cukup disukai (2,17). Mi kering talas dengan penambahan daun katuk dapat menjadi alternatif mi kering yang memenuhi standar yang ada dan memiliki nilai lebih yaitu memiliki aktivitas antioksidan.
{"title":"Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Mi Kering Substitusi Tepung Talas (Colocasi esculenta) dengan Penambahan Daun Katuk (Sauropus androgynus)","authors":"Nurhidayanti Nurhidayanti, Nanik Suhartatik, Akhmad Mustofa","doi":"10.33061/jitipari.v8i1.7191","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v8i1.7191","url":null,"abstract":"\u0000\u0000\u0000 \u0000\u0000\u0000\u0000Mi kering tepung umbi talas cenderung memiliki tekstur kurang bagus dan mudah putus. Hal ini dikarenakan talas tidak mengandung gluten meskipun mengandung pati yang cukup tinggi yaitu sekitar 70-80%. Talas kimpul juga memiliki harga yang murah dan mudah dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kimia dan organoleptik mi dengan penambahan tepung talas dan ekstrak daun katuk sebagai pewarna alami. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dua faktor yaitu perbandingan tepung talas dan tepung terigu (90:10, 80:20, 70:30 g) serta konsentrasi ekstra daun katuk (10/100, 20/100, 30/100 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan perbandingan tepung talas: terigu 70:30g dengan ekstrak daun katuk 20/100ml. Perlakuan ini menghasilkan mi dengan karakteristik kadar air 8,73%, protein 7,67%, abu 2,56%, serat 4,49% dan 13,11% untuk aktivitas antioksidan. Hasil uji organoleptik pada perlakuan ini menghasilkan warna setelah pengeringan 3,31 (hijau gelap), warna setelah perebusan 3,29 (hijau agak gelap), cukup kenyal (2,65), aroma talas nampak (2,73) dan cukup disukai (2,17). Mi kering talas dengan penambahan daun katuk dapat menjadi alternatif mi kering yang memenuhi standar yang ada dan memiliki nilai lebih yaitu memiliki aktivitas antioksidan.\u0000\u0000\u0000\u0000","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"682 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122974313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-04DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8030
Abrori Romdhoni, S. Supriyanto, M. Fakhry
Tiwul instan adalah makanan pokok tradisional yang dikonsumsi oleh masyarakat Jawa terutama di daerah pedesaan dan pengunungan terpencil. Kandungan protein pada ubi kayu (singkong) sebesar 1,36 g/100g. Jagung talango memiliki kandungan protein 11,2%. Proses pengeringan dapat memperpanjang umur simpan produk tiwul instan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh proporsi tepung mocaf dan tepung jagung talango serta pengaruh lama pengeringan terhadap nilai rendemen, kapasitas penyerapan air, jumlah protein, karakteristik sensoris, dan menentukan formulasi terbaik produk tiwul instan menurut penilaian konsumen. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) 6 perlakuan dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu lama pengeringan dan faktor yang kedua adalah formulasi tepung mocaf dan tepung jagung talango. Hasil uji kandungan protein tertinggi diperoleh pada tiwul instan dari perlakuan dari perbandingan tepung mocaf 70% dan tepung jagung talango 30% dengan lama pengeringan 6 jam yaitu sebesar 4,180%. Formulasi terbaik produk tiwul instan menurut penilaian konsumen yaitu pada perbandingan tepung mocaf 70% dan tepung jagung talango 30% dengan lama pengeringan 4 jam. Tiwul instan berbahan baku mocaf dan jagung malango berpotensi menjadi makanan bergizi yang tinggi protein.
{"title":"Pemanfaatan Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) dan Tepung Jagung Talango dalam Formulasi Pembuatan Tiwul Instan","authors":"Abrori Romdhoni, S. Supriyanto, M. Fakhry","doi":"10.33061/jitipari.v8i1.8030","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v8i1.8030","url":null,"abstract":"\u0000\u0000\u0000\u0000Tiwul instan adalah makanan pokok tradisional yang dikonsumsi oleh masyarakat Jawa terutama di daerah pedesaan dan pengunungan terpencil. Kandungan protein pada ubi kayu (singkong) sebesar 1,36 g/100g. Jagung talango memiliki kandungan protein 11,2%. Proses pengeringan dapat memperpanjang umur simpan produk tiwul instan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh proporsi tepung mocaf dan tepung jagung talango serta pengaruh lama pengeringan terhadap nilai rendemen, kapasitas penyerapan air, jumlah protein, karakteristik sensoris, dan menentukan formulasi terbaik produk tiwul instan menurut penilaian konsumen. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) 6 perlakuan dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu lama pengeringan dan faktor yang kedua adalah formulasi tepung mocaf dan tepung jagung talango. Hasil uji kandungan protein tertinggi diperoleh pada tiwul instan dari perlakuan dari perbandingan tepung mocaf 70% dan tepung jagung talango 30% dengan lama pengeringan 6 jam yaitu sebesar 4,180%. Formulasi terbaik produk tiwul instan menurut penilaian konsumen yaitu pada perbandingan tepung mocaf 70% dan tepung jagung talango 30% dengan lama pengeringan 4 jam. Tiwul instan berbahan baku mocaf dan jagung malango berpotensi menjadi makanan bergizi yang tinggi protein.\u0000\u0000\u0000\u0000","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131043098","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-04DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8165
Melati Pratama Pratama, Arief Marna Sonjaya
Lemang Tanjung Sirih mudah mengalami kerusakan akibat mikroba sehingga hanya mampu bertahan selama satu hari pada suhu ruang. Penggunaan kemasan aktif adalah salah satu upaya untuk menambah waktu simpan Lemang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemakaian kemasan aktif silika gel terhadap kadar air dan jumlah bakteri pada Lemang. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan merekatkan silika gel pada ujung bambu lemang dengan berat 1 gram, 3 gram dan 5 gram, kemudian disimpan pada suhu ruang selama 3, 5 dan 7 hari. Lemang yang disimpan kemudian dihitung kadar air dan jumlah mikroba. Data kemudian dianalisis dengan RAFL ( Rancangan Acak Lengkap Faktorial ) dan dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan silika gel selama penyimpanan, berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air dan jumlah bakteri. Kadar air perlakuan silika gel 0 gram mengalami peningkatan, sedangkan perlakuan silka gel 1,3 dan 5 gram mengalami penurunan. Jumlah bakteri yang melebihi batas maksimum adalah pada perlakuan silika gel 0 gram adalah pada hari ke-3, sedangkan perlakuan silika gel 1, 3 dan 5 gram pada hari ke-5 penyimpanan. Sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan silika gel dapat menurunkan kadar air dan memperpanjang waktu simpan Lemang.
{"title":"Pengaruh Kemasan Aktif Silika Gel terhadap Pertumbuhan Mikroba Lemang Tanjung Sirih","authors":"Melati Pratama Pratama, Arief Marna Sonjaya","doi":"10.33061/jitipari.v8i1.8165","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v8i1.8165","url":null,"abstract":"Lemang Tanjung Sirih mudah mengalami kerusakan akibat mikroba sehingga hanya mampu bertahan selama satu hari pada suhu ruang. Penggunaan kemasan aktif adalah salah satu upaya untuk menambah waktu simpan Lemang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemakaian kemasan aktif silika gel terhadap kadar air dan jumlah bakteri pada Lemang. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan merekatkan silika gel pada ujung bambu lemang dengan berat 1 gram, 3 gram dan 5 gram, kemudian disimpan pada suhu ruang selama 3, 5 dan 7 hari. Lemang yang disimpan kemudian dihitung kadar air dan jumlah mikroba. Data kemudian dianalisis dengan RAFL ( Rancangan Acak Lengkap Faktorial ) dan dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan silika gel selama penyimpanan, berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air dan jumlah bakteri. Kadar air perlakuan silika gel 0 gram mengalami peningkatan, sedangkan perlakuan silka gel 1,3 dan 5 gram mengalami penurunan. Jumlah bakteri yang melebihi batas maksimum adalah pada perlakuan silika gel 0 gram adalah pada hari ke-3, sedangkan perlakuan silika gel 1, 3 dan 5 gram pada hari ke-5 penyimpanan. Sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan silika gel dapat menurunkan kadar air dan memperpanjang waktu simpan Lemang.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"38 6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128440948","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Flakes merupakan makanan sarapan siap saji berbentuk pipih yang biasa dicampur dengan susu. Flakes biasa dibuat dengan bahan dasar bahan berpati. Penelitian ini menggunakan bahan dasar tepung mocaf dan tepung biji nangka dengan penambahan puree buah naga merah. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan formulasi yang tepat untuk menghasilkan flakes tepung mocaf dan tepung biji nangka dengan penambahan puree buah naga merah sebagai sumber serat. Rancangan percobaan yang dilakukan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor pertama yaitu perbandingan rasio tepung mocaf dan tepung biji nangka (60:40, 50:50, 60:40). Faktor kedua yaitu penambahan puree buah naga merah 10, 15 dan 20%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio tepung mocaf, tepung biji nangka dan puree buah naga merah berpengaruh nyata terhadap kadar protein dan kadar serat pangan. Formulasi flakes dengan kandungan serat dan protein paling optimal serta disukai panelis terdapat pada rasio tepung mocaf 40%, tepung biji nangka 60% dengan penambahan puree buah naga merah sebanyak 20% yang memiliki kadar air 9,69%, kadar abu 2,28%, kadar lemak 11,41%, kadar serat pangan 11,17%, kadar protein 8,26% kadar karbohidrat 76,62%. Hasil uji organoleptik terhadap warna 3,77 (oranye sedikit gelap), kekerasan 3,96 (agak keras), kerenyahan 2,43 (cukup renyah), flavor biji nangka 2,80 (flavor biji nangka cukup berasa), kesan halus/kasar 3,45 (agak kasar), dan kesukaan keseluruhan 2,95 (cukup suka). Flakes berbahan baku tepung mocaf, biji nangka dan buah naga merah memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk pangan baru.
{"title":"Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Flakes Tepung Komposit dengan Penambahan Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)","authors":"Alfinda Taju Ulya, Akhmad Mustofa, Nanik Suhartatik","doi":"10.33061/jitipari.v8i1.7154","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v8i1.7154","url":null,"abstract":"Flakes merupakan makanan sarapan siap saji berbentuk pipih yang biasa dicampur dengan susu. Flakes biasa dibuat dengan bahan dasar bahan berpati. Penelitian ini menggunakan bahan dasar tepung mocaf dan tepung biji nangka dengan penambahan puree buah naga merah. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan formulasi yang tepat untuk menghasilkan flakes tepung mocaf dan tepung biji nangka dengan penambahan puree buah naga merah sebagai sumber serat. Rancangan percobaan yang dilakukan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor pertama yaitu perbandingan rasio tepung mocaf dan tepung biji nangka (60:40, 50:50, 60:40). Faktor kedua yaitu penambahan puree buah naga merah 10, 15 dan 20%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio tepung mocaf, tepung biji nangka dan puree buah naga merah berpengaruh nyata terhadap kadar protein dan kadar serat pangan. Formulasi flakes dengan kandungan serat dan protein paling optimal serta disukai panelis terdapat pada rasio tepung mocaf 40%, tepung biji nangka 60% dengan penambahan puree buah naga merah sebanyak 20% yang memiliki kadar air 9,69%, kadar abu 2,28%, kadar lemak 11,41%, kadar serat pangan 11,17%, kadar protein 8,26% kadar karbohidrat 76,62%. Hasil uji organoleptik terhadap warna 3,77 (oranye sedikit gelap), kekerasan 3,96 (agak keras), kerenyahan 2,43 (cukup renyah), flavor biji nangka 2,80 (flavor biji nangka cukup berasa), kesan halus/kasar 3,45 (agak kasar), dan kesukaan keseluruhan 2,95 (cukup suka). Flakes berbahan baku tepung mocaf, biji nangka dan buah naga merah memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk pangan baru.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"174 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121830287","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-25DOI: 10.33061/jitipari.v8i1.8133
Irfan Fadhlurrohman, Triana Setyawardani, Juni Sumarmono
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik keju dengan penambahan teh hitam orthodox (Camellia sinensis var. assamica). Karakteristik yang diamati meliputi warna (hue, chroma, whiteness index), rendemen, dan persentase whey. Materi penelitian meliputi susu sapi segar, teh hitam orthodox, bakteri mesofilik, renet dan CaCl2. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis variansi dan post-hoc Beda Nyata Jujur (BNJ). Perlakuan terdiri atas kontrol (P0), penambahan ekstrak teh hitam orthodox pada susu masing-masing 0,5% (P1), 1% (P2), 1,5% (P3), dan 2% (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan teh hitam orthodox secara signifikan menyebabkan peningkatan karakteristik warna hue, dan menurunkan whiteness index keju, namun tidak menyebabkan perbedaan yang signifikan pada karakteristik warna chroma, rendemen, dan persentase whey keju. Karakteristik warna hue meningkat dari 3,90 pada keju kontrol menjadi 32,84 pada keju yang ditambah teh hitam orthodox hingga 2%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan teh hitam orthodox hingga 2% dapat meningkatkan karakteristik warna keju, namun tidak menyebabkan perubahan yang nyata pada rendemen dan persentase whey. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah bahwa penggunaan teh hitam orthodox hingga 2% ternyata dapat menjadi pewarna alami pada keju. Kata kunci: Keju, teh hitam orthodox, warna, rendemen, persentase whey
本研究的目的是用正正红茶(Camellia sinensis var. assamica)来研究奶酪的特性。观察到的特征包括颜色(色调、chrome、whiteness index)、表单和whey的百分比。研究材料包括新鲜牛奶、正主茶、中美洲细菌、肠和蛔虫。研究数据是使用变量和诚实的后对比分析分析的。治疗包括控制(P0)、在每个牛奶中加入0.5% (P1)、1% (P2)、1.5% (P3)和2% (P4)。研究结果表明,正主理茶的加入显著增加了色色色特征,降低了奶酪的白葡萄酒索引,但对色色色、修饰色和奶酪色拉色色特有显著差异。色色特征从控制奶酪的3.90增加到32.84,再加上正统茶,增加了2%。根据这项研究,可以得出结论,增加2%的正主理茶可以增加奶酪颜色的特性,但不会对改变主意和whey的百分比产生真正的改变。这项研究的好处是,科学知识告诉我们,用正铎茶的纯度高达2%,这可能是奶酪的天然染料。关键词:奶酪,东正教茶,颜色,修饰,乳清百分比
{"title":"Karakteristik Warna (Hue, Chroma, Whiteness Index), Rendemen, dan Persentase Whey Keju dengan Penambahan Teh Hitam Orthodox (Camellia sinensis var. assamica)","authors":"Irfan Fadhlurrohman, Triana Setyawardani, Juni Sumarmono","doi":"10.33061/jitipari.v8i1.8133","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v8i1.8133","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik keju dengan penambahan teh hitam orthodox (Camellia sinensis var. assamica). Karakteristik yang diamati meliputi warna (hue, chroma, whiteness index), rendemen, dan persentase whey. Materi penelitian meliputi susu sapi segar, teh hitam orthodox, bakteri mesofilik, renet dan CaCl2. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis variansi dan post-hoc Beda Nyata Jujur (BNJ). Perlakuan terdiri atas kontrol (P0), penambahan ekstrak teh hitam orthodox pada susu masing-masing 0,5% (P1), 1% (P2), 1,5% (P3), dan 2% (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan teh hitam orthodox secara signifikan menyebabkan peningkatan karakteristik warna hue, dan menurunkan whiteness index keju, namun tidak menyebabkan perbedaan yang signifikan pada karakteristik warna chroma, rendemen, dan persentase whey keju. Karakteristik warna hue meningkat dari 3,90 pada keju kontrol menjadi 32,84 pada keju yang ditambah teh hitam orthodox hingga 2%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan teh hitam orthodox hingga 2% dapat meningkatkan karakteristik warna keju, namun tidak menyebabkan perubahan yang nyata pada rendemen dan persentase whey. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah bahwa penggunaan teh hitam orthodox hingga 2% ternyata dapat menjadi pewarna alami pada keju.\u0000Kata kunci: Keju, teh hitam orthodox, warna, rendemen, persentase whey","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126755087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}