Kacang arab mengandung protein dan senyawa fenolik yang tinggi. Kandungan senyawa bioaktif dan nutrisi fungsional seperti antioksidan, fenolik, dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh karakteristik kimia dan sensori dari penambahan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan variasi jenis gula pada yoghurt susu kacang arab (Cicer arietinum L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor. Faktor I ialah perbandingann susu kacang arab dan ekstrak buah naga merah (190;10, 185;15, 180;20). Faktor II ialah variasi jenis gula (Gula Pasir, Gula Batu, Gula Aren). Yoghurt kemudian diuji protein, gula total, pH, aktivitas antioksidan, fenol dan flavonoid juga analisis sensori. Hasil penelitian kemudian dianalisis dengan Analysis of Variace (ANOVA). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa yoghurt dengan penambahan ekstrak buah naga merah dan variasi jenis gula berpengaruh (α<0,05) terhadap aktivitas antioksidan, total fenol, total flavonoid dan pH juga berpengaruh (α<0,05) terhadap warna, flavor kacang arab dan kesukaan keseluruhan. Perlakuan terbaik adalah perbandingan susu kacang arab dan ekstrak buah naga merah (180:20) dengan variasi jenis gula (Gula pasir). Yoghurt susu kacang arab dengan perlakuan terbaik memiliki aktivitas antikosidan 49,84%; total fenol 1,085 mg GAE/ml; total flavonoid 0,0114 mg CEQ/L; pH 4,0; warna (2,72); flavor buah naga merah (3,35); flavor kacang arab (2,43); tekstur kental (3,31); rasa asam (3,25); dan kesukaan keseluruhan (3,75).
{"title":"Yoghurt Susu Kacang Arab (Cicer arietinum L.) dengan Penambahan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Variasi Jenis Gula","authors":"Wanda Nurwidyana Utami, Nanik Suhartatik, Akhmad Mustofa","doi":"10.33061/jitipari.v7i1.7149","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v7i1.7149","url":null,"abstract":"Kacang arab mengandung protein dan senyawa fenolik yang tinggi. Kandungan senyawa bioaktif dan nutrisi fungsional seperti antioksidan, fenolik, dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh karakteristik kimia dan sensori dari penambahan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan variasi jenis gula pada yoghurt susu kacang arab (Cicer arietinum L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor. Faktor I ialah perbandingann susu kacang arab dan ekstrak buah naga merah (190;10, 185;15, 180;20). Faktor II ialah variasi jenis gula (Gula Pasir, Gula Batu, Gula Aren). Yoghurt kemudian diuji protein, gula total, pH, aktivitas antioksidan, fenol dan flavonoid juga analisis sensori. Hasil penelitian kemudian dianalisis dengan Analysis of Variace (ANOVA). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa yoghurt dengan penambahan ekstrak buah naga merah dan variasi jenis gula berpengaruh (α<0,05) terhadap aktivitas antioksidan, total fenol, total flavonoid dan pH juga berpengaruh (α<0,05) terhadap warna, flavor kacang arab dan kesukaan keseluruhan. Perlakuan terbaik adalah perbandingan susu kacang arab dan ekstrak buah naga merah (180:20) dengan variasi jenis gula (Gula pasir). Yoghurt susu kacang arab dengan perlakuan terbaik memiliki aktivitas antikosidan 49,84%; total fenol 1,085 mg GAE/ml; total flavonoid 0,0114 mg CEQ/L; pH 4,0; warna (2,72); flavor buah naga merah (3,35); flavor kacang arab (2,43); tekstur kental (3,31); rasa asam (3,25); dan kesukaan keseluruhan (3,75).","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127509811","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian pengolahan tempe telah banyak dilakukan khususnya untuk pengoptimalan proses fermentasi, salah satu diantaranya adalah dengan mempercepat waktu fermentasi. Untuk mempercepat proses fermentasi dapat dilakukan dengan penambahan asam yang biasanya berasal dari buah-buahan salah satunya nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak bonggol nanas terhadap kadar proksimat dan uji hedonik pada tempe kacang merah (Phaseolus vulgaris.). Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 3 perlakuan yaitu : (P1) ekstrak bonggol nanas 10%, (P2) ekstrak bonggol nanas 20%, dan P3 ekstrak bonggol nanas 30%. Data analisis dengan uji statistik Analisis Of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak bonggol nanas berpengaruh nyata terhadap kadar protein, kadar air, kadar abu dan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak serta sifat organoleptiknya. Konsentrasi terbaik tempe kacang merah dari penelitian ini yaitu dengan penambahan ekstrak bonggol nanas 30% yang mana memiliki kadar protein 31,12 %, kadar air 61,27%, kadar abu 1,27% dan kadar lemak 5,33%
{"title":"Tempe Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) dengan Menggunakan Ekstrak Bonggol Nanas Serta Pengaruhnya Terhadap Kandungan Gizi dan Tingkat Kesukaan","authors":"Siti Aisa Liputo, Suryani Une, Purnamaningsuh Maspeke, Yoyanda Bait","doi":"10.33061/jitipari.v7i1.6661","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v7i1.6661","url":null,"abstract":"Penelitian pengolahan tempe telah banyak dilakukan khususnya untuk pengoptimalan proses fermentasi, salah satu diantaranya adalah dengan mempercepat waktu fermentasi. Untuk mempercepat proses fermentasi dapat dilakukan dengan penambahan asam yang biasanya berasal dari buah-buahan salah satunya nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak bonggol nanas terhadap kadar proksimat dan uji hedonik pada tempe kacang merah (Phaseolus vulgaris.). Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan 3 perlakuan yaitu : (P1) ekstrak bonggol nanas 10%, (P2) ekstrak bonggol nanas 20%, dan P3 ekstrak bonggol nanas 30%. Data analisis dengan uji statistik Analisis Of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak bonggol nanas berpengaruh nyata terhadap kadar protein, kadar air, kadar abu dan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak serta sifat organoleptiknya. Konsentrasi terbaik tempe kacang merah dari penelitian ini yaitu dengan penambahan ekstrak bonggol nanas 30% yang mana memiliki kadar protein 31,12 %, kadar air 61,27%, kadar abu 1,27% dan kadar lemak 5,33%","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131817330","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-19DOI: 10.33061/jitipari.v7i1.6757
Erista Adisetya, A. Krisdiarto
The quality of coconut sap (nira) is a significant aspect of the manufacturing of palm sugar. Coconut nira deteriorates fast, and handling nira in the field is challenging due to the long duration of the tapping process, and coconut trees are high, making it tough to reach. The use of natural preservatives to nira help in the preservation of its quality prior to processing. The objectives of this study are to 1) develop a natural coconut nira preservatives formula from mangosteen yellow latex and 2) evaluate the dose of preservatives necessary to maximize nira's shelf life. The study employed a randomized complete analysis with four preservative concentrations of 0%, 1%, 1.5%, and 2%. and four different storage durations: zero hours, six hours, twelve hours, and twenty-four hours. Chemical analysis of pH, total acid, total sugar, and reduced sugar was performed, as well as sensory evaluation. The study concluded that yellow mangosteen latex can help in the preservation of coconut nira. Preservative concentrations of 1.5% and 2% are still acceptable in 12 hours of storage. While a concentration of 1% is allowed for storage of up to 6 hours. If no preservatives are applied, nira should be processed shortly after harvesting. Nira's quality is deplorable after 24 hours of storage.
{"title":"Preservative of Coconut Sap Shelf Life derived from Mangosteen Yellow Latex","authors":"Erista Adisetya, A. Krisdiarto","doi":"10.33061/jitipari.v7i1.6757","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v7i1.6757","url":null,"abstract":"The quality of coconut sap (nira) is a significant aspect of the manufacturing of palm sugar. Coconut nira deteriorates fast, and handling nira in the field is challenging due to the long duration of the tapping process, and coconut trees are high, making it tough to reach. The use of natural preservatives to nira help in the preservation of its quality prior to processing. The objectives of this study are to 1) develop a natural coconut nira preservatives formula from mangosteen yellow latex and 2) evaluate the dose of preservatives necessary to maximize nira's shelf life. The study employed a randomized complete analysis with four preservative concentrations of 0%, 1%, 1.5%, and 2%. and four different storage durations: zero hours, six hours, twelve hours, and twenty-four hours. Chemical analysis of pH, total acid, total sugar, and reduced sugar was performed, as well as sensory evaluation. The study concluded that yellow mangosteen latex can help in the preservation of coconut nira. Preservative concentrations of 1.5% and 2% are still acceptable in 12 hours of storage. While a concentration of 1% is allowed for storage of up to 6 hours. If no preservatives are applied, nira should be processed shortly after harvesting. Nira's quality is deplorable after 24 hours of storage.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124192074","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-19DOI: 10.33061/jitipari.v7i1.5738
Vincentia Chandra Yurisna, Fitri Nabila, Dara Radhityaningtyas, Fauzia Listyaningrum, Nur Aini
Bunga telang (Clitoria ternatea L.) adalah salah satu flora khas yang berasal dari Ternate, Maluku dengan ciri kelopak bunga yang berwarna ungu, putih, merah muda, maupun biru. Bunga telang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional sebab memberikan banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Selain itu, bunga telang juga sering diaplikasikan pada produk pangan sebagai pewarna alami. Bunga telang kaya akan komponen-komponen bioaktif, seperti flavonoid, tannin, dan antosianin. Potensi bunga telang sebagai zat anti bakteri disebabkan oleh keberadaan komponen bioaktif pada bunga telang yang memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas biologis mikroorganisme. Ekstrak bunga telang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus agalactiae, Escherichia coli, Aeromonas hydrophila, Aeromonas formicans, Bacillus cereus, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Proteus vulgaris. Ekstraksi bunga telang diperoleh dengan menggunakan metode maserasi. Metode maserasi mampu menghindari kerusakan senyawa-senyawa termolabil karena dilakukan pada temperatur rendah. Potensi bunga telang sebagai zat antimikroba banyak diterapkan di bidang pangan, baik dalam bentuk penambahan ekstrak pada produk pangan maupun mikrokapsul antosianin.
{"title":"Potensi Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) sebagai Antibakteri pada Produk Pangan","authors":"Vincentia Chandra Yurisna, Fitri Nabila, Dara Radhityaningtyas, Fauzia Listyaningrum, Nur Aini","doi":"10.33061/jitipari.v7i1.5738","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v7i1.5738","url":null,"abstract":"Bunga telang (Clitoria ternatea L.) adalah salah satu flora khas yang berasal dari Ternate, Maluku dengan ciri kelopak bunga yang berwarna ungu, putih, merah muda, maupun biru. Bunga telang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional sebab memberikan banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Selain itu, bunga telang juga sering diaplikasikan pada produk pangan sebagai pewarna alami. Bunga telang kaya akan komponen-komponen bioaktif, seperti flavonoid, tannin, dan antosianin. Potensi bunga telang sebagai zat anti bakteri disebabkan oleh keberadaan komponen bioaktif pada bunga telang yang memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas biologis mikroorganisme. Ekstrak bunga telang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus agalactiae, Escherichia coli, Aeromonas hydrophila, Aeromonas formicans, Bacillus cereus, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Proteus vulgaris. Ekstraksi bunga telang diperoleh dengan menggunakan metode maserasi. Metode maserasi mampu menghindari kerusakan senyawa-senyawa termolabil karena dilakukan pada temperatur rendah. Potensi bunga telang sebagai zat antimikroba banyak diterapkan di bidang pangan, baik dalam bentuk penambahan ekstrak pada produk pangan maupun mikrokapsul antosianin.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126398799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-02DOI: 10.33061/jitipari.v7i1.6103
M. Yahya, Y. W. Wulandari, Yannie Asrie Widanti
Fruit leather merupakan pengolahan buah yang dikeringkan, memiliki tekstur yang elastis memiliki rasa yang beragam, dan rendah lemak serta memiliki kandungan nutrisi yang berasal dari buah seperti vitamin, serat, kalsium, magnesium, karbohidrat dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi yang optimal serta untuk mengetahui kandungan kimia dan fisiko kimia dari produk fruit leather. Penelitian ini menggunakan ekstrak bit dan juga dekstrin, yang bertujuan untuk memberikan pewarnaan serta menjaga kandungan vitamin C yang ada dalam bahan utama. Faktor penelitian yang digunakan yaitu konsentrasi ekstrak bit (10%; 15%; dan 20%) dan konsentrasi dekstrin (1%, 1,5%, 2%). Rasio penambahan ekstrak bit 10% dan penambahan dekstrin 2% dalam pembuatan fruit leather merupakan perlakuan terbaik karena memiliki nilai fungsional yang diharapkan yaitu Kadar air 20,00%. Kadar abu 1,69%, kadar vitamin C 243,25 mg/100g, kadar gula total 62,18%, kuat tarik 0,12 Mpa, serta uji sensoris aftertaste 3,00 (terasa); rasa asam 3,10 (terasa jambu); kenampakan mengkilap 3,02 (terlihat mengkilap); tekstur 2,91 (cukup elastis); warna 2,53 (cukup merah gelap); dan kesukaan overall 3,69 (suka).
{"title":"Formulasi Fruit Leather Jambu Kristal (Psidium guajava L.) - Bit (Beta vulgaris L) dengan Variasi Konsentrasi Dekstrin","authors":"M. Yahya, Y. W. Wulandari, Yannie Asrie Widanti","doi":"10.33061/jitipari.v7i1.6103","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v7i1.6103","url":null,"abstract":"Fruit leather merupakan pengolahan buah yang dikeringkan, memiliki tekstur yang elastis memiliki rasa yang beragam, dan rendah lemak serta memiliki kandungan nutrisi yang berasal dari buah seperti vitamin, serat, kalsium, magnesium, karbohidrat dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi yang optimal serta untuk mengetahui kandungan kimia dan fisiko kimia dari produk fruit leather. Penelitian ini menggunakan ekstrak bit dan juga dekstrin, yang bertujuan untuk memberikan pewarnaan serta menjaga kandungan vitamin C yang ada dalam bahan utama. Faktor penelitian yang digunakan yaitu konsentrasi ekstrak bit (10%; 15%; dan 20%) dan konsentrasi dekstrin (1%, 1,5%, 2%). Rasio penambahan ekstrak bit 10% dan penambahan dekstrin 2% dalam pembuatan fruit leather merupakan perlakuan terbaik karena memiliki nilai fungsional yang diharapkan yaitu Kadar air 20,00%. Kadar abu 1,69%, kadar vitamin C 243,25 mg/100g, kadar gula total 62,18%, kuat tarik 0,12 Mpa, serta uji sensoris aftertaste 3,00 (terasa); rasa asam 3,10 (terasa jambu); kenampakan mengkilap 3,02 (terlihat mengkilap); tekstur 2,91 (cukup elastis); warna 2,53 (cukup merah gelap); dan kesukaan overall 3,69 (suka).","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115336184","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-02DOI: 10.33061/jitipari.v7i1.6109
Alvyersa Rosalpina Agustin, Yannie Asrie Widanti, M. Karyantina
Mochi merupakan salah satu kue yang berasal dari Jepang dan terbuat dari tepung ketan dicampur dengan bahan lain, kemudian dikukus hingga matang. Mochi yang sudah matang dibentuk bulat dan ditaburi dengan tepung sagu yang sudah disangrai. Kacang hijau digunakan sebagai substitusi, karena merupakan sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi dan terdapat sumber mineral yang bermanfaat untuk tulang. Bit dapat memberikan warna alami yang diperoleh dari pigmen betalain dan pigmen tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap tingginya aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan formulasi yang tepat untuk menghasilkan kue mochi bit dengan tepung kacang hijau dan tepung ketan yang mempunyai kadar protein dan aktivitas antioksidan tinggi dan menentukan karakteristik sensori untuk formulasi produk mochi bit dengan tepung kacang hijau dan ketan yang paling disukai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mochi bit dengan tepung kacang hijau dan tepung ketan terbaik berdasarkan nilai aktivitas antioksidan dan kadar protein yang tinggi yaitu pada perlakuan tepung kacang hijau 30% : ekstrak bit 20% dengan nilai kadar air sebesar 46,721%, kadar abu 0,531%, kadar gula 0,056%, kadar protein 4,532%, aktivitas antioksidan 11,645 %, warna 3,700 (coklat tua), flavor bit 2,567 (agak terasa), flavor tepung kacang hijau 3,153 (langu), tekstur lembut 2,653 (agak lembut), tekstur kekenyalan 2,693 (agak kenyal), tekstur kelengketan 2,347 (agak lengket) dan kesukaan keseluruhan 2,533 (agak suka). Kata kunci: Bit, tepung kacang hijau, mochi
{"title":"Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Mochi Bit (Beta vulgaris L.) dengan Variasi Rasio Tepung Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Tepung Ketan","authors":"Alvyersa Rosalpina Agustin, Yannie Asrie Widanti, M. Karyantina","doi":"10.33061/jitipari.v7i1.6109","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v7i1.6109","url":null,"abstract":"Mochi merupakan salah satu kue yang berasal dari Jepang dan terbuat dari tepung ketan dicampur dengan bahan lain, kemudian dikukus hingga matang. Mochi yang sudah matang dibentuk bulat dan ditaburi dengan tepung sagu yang sudah disangrai. Kacang hijau digunakan sebagai substitusi, karena merupakan sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi dan terdapat sumber mineral yang bermanfaat untuk tulang. Bit dapat memberikan warna alami yang diperoleh dari pigmen betalain dan pigmen tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap tingginya aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan formulasi yang tepat untuk menghasilkan kue mochi bit dengan tepung kacang hijau dan tepung ketan yang mempunyai kadar protein dan aktivitas antioksidan tinggi dan menentukan karakteristik sensori untuk formulasi produk mochi bit dengan tepung kacang hijau dan ketan yang paling disukai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mochi bit dengan tepung kacang hijau dan tepung ketan terbaik berdasarkan nilai aktivitas antioksidan dan kadar protein yang tinggi yaitu pada perlakuan tepung kacang hijau 30% : ekstrak bit 20% dengan nilai kadar air sebesar 46,721%, kadar abu 0,531%, kadar gula 0,056%, kadar protein 4,532%, aktivitas antioksidan 11,645 %, warna 3,700 (coklat tua), flavor bit 2,567 (agak terasa), flavor tepung kacang hijau 3,153 (langu), tekstur lembut 2,653 (agak lembut), tekstur kekenyalan 2,693 (agak kenyal), tekstur kelengketan 2,347 (agak lengket) dan kesukaan keseluruhan 2,533 (agak suka). Kata kunci: Bit, tepung kacang hijau, mochi ","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"170 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131584031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-02DOI: 10.33061/jitipari.v7i1.6141
Yassinta Arnanda Ilene Putri, Y. W. Wulandari, Yannie Asrie Widanti
Stick is a snacksthat haveslong, flat, savory andscrunchy taste madesfrom flour, eggs, butter, water and othersadditional seasonings. Food by-product from tofu has the potential to be used as an ingredientsfor stick makingsbecause of high protein and fiber content. In addition, local rawsmaterials such as mocaf floursand green spinach are rich in fiber content that can fulfill fiber needs of the body. This research is experimentswith purpose was to determine the physical, chemical, sensory characteristics and determine the formulation of sticks that produce high levels of fiber andsprotein. The experimental design is a completely randomized design (CRD) with the first factorscomparing tofu waste flour and mocaf flour (50: 150, 100: 100 and 150: 50) with the additionsof spinach (10%, 20% and 30%). The results showed that the stick formulation with the additionsof the best green spinach based on chemical and organoleptic values were 150 grams of tofuswaste flour, 50 grams of mocaf flour with the addition of 60 grams spinach that have a moisture content 3.742%, an ash content 2.353%, a protein 8.317 %, crude fiber 1.997%, fat 12.115% andscarbohydrate 73.473%. Based on the physical andsorganoleptic values, the tofu dregs flour was 50 grams, 150 grams of mocaf flour with the addition of 20 grams of spinach, the color yield was 2.467%, the flavor of tofu by product 2.200%, the flavor of mocaf was 2.467%, the flavor of spinach was 2.200%, the texture was crispy 3.800% and the total preference was 3.200%.s
{"title":"Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Stik Ampas Tahu Substitusi Tepung Mocaf dan Penambahan Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L)","authors":"Yassinta Arnanda Ilene Putri, Y. W. Wulandari, Yannie Asrie Widanti","doi":"10.33061/jitipari.v7i1.6141","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v7i1.6141","url":null,"abstract":"Stick is a snacksthat haveslong, flat, savory andscrunchy taste madesfrom flour, eggs, butter, water and othersadditional seasonings. Food by-product from tofu has the potential to be used as an ingredientsfor stick makingsbecause of high protein and fiber content. In addition, local rawsmaterials such as mocaf floursand green spinach are rich in fiber content that can fulfill fiber needs of the body. This research is experimentswith purpose was to determine the physical, chemical, sensory characteristics and determine the formulation of sticks that produce high levels of fiber andsprotein. The experimental design is a completely randomized design (CRD) with the first factorscomparing tofu waste flour and mocaf flour (50: 150, 100: 100 and 150: 50) with the additionsof spinach (10%, 20% and 30%). The results showed that the stick formulation with the additionsof the best green spinach based on chemical and organoleptic values were 150 grams of tofuswaste flour, 50 grams of mocaf flour with the addition of 60 grams spinach that have a moisture content 3.742%, an ash content 2.353%, a protein 8.317 %, crude fiber 1.997%, fat 12.115% andscarbohydrate 73.473%. Based on the physical andsorganoleptic values, the tofu dregs flour was 50 grams, 150 grams of mocaf flour with the addition of 20 grams of spinach, the color yield was 2.467%, the flavor of tofu by product 2.200%, the flavor of mocaf was 2.467%, the flavor of spinach was 2.200%, the texture was crispy 3.800% and the total preference was 3.200%.s","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130143234","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-12DOI: 10.33061/jitipari.v7i1.6101
Diru Ahmad Suhendri, Y. W. Wulandari, Yannie Asrie Widanti
Brownies merupakan salah satu jenis cake yang berbahan dasar tepung dan coklat. Penelitian ini menggunakan tepung mocaf dan tepung bekatul sebagai bahan dasar pembuatan brownies dengan tujuan menghasilkan karakteristik brownies yang tinggi serat, tinggi protein, serta bebas gluten. Penelitian ini bertujuan menentukan formulasi yang tepat untuk menghasilkan brownies tepung mocaf dan tepung bekatul kandungan tinggi protein, serat dan bebas gluten. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor yaitu perbandingan tepung mocaf : tepung bekatul dan variasi lama pemanggangan. Faktor pertama perbandingan tepung mocaf dan tepung bekatul (70:30, 60:40, dan 50:50), sedangkan faktor kedua variasi lama pemanggangan (40, 50 dan 60 menit) sehingga menghasilkan 9 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio konsentrasi tepung mocaf dan tepung bekatul 50 gram dan tepung bekatul 50 gram dengan variasi lama pemanggangan sebesar 40 menit merupakan formulasi brownies yang terbaik karena memiliki karakteristik kimia dan sensoris yang diharapkan yaitu kadar air 19,17%, kadar abu 1,97%, kadar lemak 21,33%, kadar serat pangan 15,15%, kadar protein 5,29%, kadar karbohidrat 52,24%, serta uji sensoris terhadap warna 3,34; rasa mocaf 2,91; rasa bekatul 2,81; tekstur lembut 3,33; aftertaste bekatul 3,17; dan kesukaan keseluruhan 3,47.
{"title":"Brownies Bebas Gluten dari Tepung Mocaf dan Substitusi Tepung Bekatul dengan Variasi Lama Pemanggangan","authors":"Diru Ahmad Suhendri, Y. W. Wulandari, Yannie Asrie Widanti","doi":"10.33061/jitipari.v7i1.6101","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v7i1.6101","url":null,"abstract":" Brownies merupakan salah satu jenis cake yang berbahan dasar tepung dan coklat. Penelitian ini menggunakan tepung mocaf dan tepung bekatul sebagai bahan dasar pembuatan brownies dengan tujuan menghasilkan karakteristik brownies yang tinggi serat, tinggi protein, serta bebas gluten. Penelitian ini bertujuan menentukan formulasi yang tepat untuk menghasilkan brownies tepung mocaf dan tepung bekatul kandungan tinggi protein, serat dan bebas gluten. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor yaitu perbandingan tepung mocaf : tepung bekatul dan variasi lama pemanggangan. Faktor pertama perbandingan tepung mocaf dan tepung bekatul (70:30, 60:40, dan 50:50), sedangkan faktor kedua variasi lama pemanggangan (40, 50 dan 60 menit) sehingga menghasilkan 9 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio konsentrasi tepung mocaf dan tepung bekatul 50 gram dan tepung bekatul 50 gram dengan variasi lama pemanggangan sebesar 40 menit merupakan formulasi brownies yang terbaik karena memiliki karakteristik kimia dan sensoris yang diharapkan yaitu kadar air 19,17%, kadar abu 1,97%, kadar lemak 21,33%, kadar serat pangan 15,15%, kadar protein 5,29%, kadar karbohidrat 52,24%, serta uji sensoris terhadap warna 3,34; rasa mocaf 2,91; rasa bekatul 2,81; tekstur lembut 3,33; aftertaste bekatul 3,17; dan kesukaan keseluruhan 3,47.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"46 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120978887","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-11DOI: 10.33061/jitipari.v7i1.6079
Rifai Nurrohman, M. Karyantina, Yannie Asrie Widanti
Tortilla chips ialah suatu produk olahan jagung dari hasil proses pemasakan dengan larutan alkali, penggilingan, pengeringan dan penggorengan. Penelitian ini menggunakan jagung, serbuk ketapang dan tepung daun kelor sebagai bahan dasar pembuatan tortilla. Serbuk ketapang memiliki kandungan protein dan serat dengan jumlah yang cukup banyak sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan tortilla, sedangkan tepung daun kelor memiliki kandungan serat dan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi tortilla serbuk ketapang dengan ditambahkan tepung daun kelor yang tinggi protein, serat dan antioksidan. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor yaitu perbandingan jagung, serbuk ketapang dengan dan tepung daun kelor. Dari faktor tersebut didapatkan 9 perlakuan P1 (jagung 72g, sebuk ketapang 18g, kelor 10g) sampai dengan P9 (jagung 48g, serbuk ketapang 32g, kelor 20g). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan kadar serat kasar tertinggi yaitu P8 (jagung 56g, serbuk ketapang 24g, kelor 20g) dengan nilai 3,67%, kadar protein tertinggi pada perlakuan P7(jagung 64g, ketapang 16g, kelor 20g) dengan nilai 10,35%, kadar mineral abu tertinngi pada P6 (jagung 51g, serbuk ketapang 34g, kelor 15g) dengan nilai 4,50%, dan kesukaan keseluruhan terdapat pada perlakuan P1 (jagung 72g, sebuk ketapang 18g, kelor 10g)dengan nilai 3,32 (suka).
{"title":"Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Tortilla Chips Serbuk Biji Ketapang (Terminalia catappa) dan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera)","authors":"Rifai Nurrohman, M. Karyantina, Yannie Asrie Widanti","doi":"10.33061/jitipari.v7i1.6079","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v7i1.6079","url":null,"abstract":"Tortilla chips ialah suatu produk olahan jagung dari hasil proses pemasakan dengan larutan alkali, penggilingan, pengeringan dan penggorengan. Penelitian ini menggunakan jagung, serbuk ketapang dan tepung daun kelor sebagai bahan dasar pembuatan tortilla. Serbuk ketapang memiliki kandungan protein dan serat dengan jumlah yang cukup banyak sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan tortilla, sedangkan tepung daun kelor memiliki kandungan serat dan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi tortilla serbuk ketapang dengan ditambahkan tepung daun kelor yang tinggi protein, serat dan antioksidan. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor yaitu perbandingan jagung, serbuk ketapang dengan dan tepung daun kelor. Dari faktor tersebut didapatkan 9 perlakuan P1 (jagung 72g, sebuk ketapang 18g, kelor 10g) sampai dengan P9 (jagung 48g, serbuk ketapang 32g, kelor 20g). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan kadar serat kasar tertinggi yaitu P8 (jagung 56g, serbuk ketapang 24g, kelor 20g) dengan nilai 3,67%, kadar protein tertinggi pada perlakuan P7(jagung 64g, ketapang 16g, kelor 20g) dengan nilai 10,35%, kadar mineral abu tertinngi pada P6 (jagung 51g, serbuk ketapang 34g, kelor 15g) dengan nilai 4,50%, dan kesukaan keseluruhan terdapat pada perlakuan P1 (jagung 72g, sebuk ketapang 18g, kelor 10g)dengan nilai 3,32 (suka). ","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134302489","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-11DOI: 10.33061/jitipari.v7i1.5739
Hellen Nurviana Fadilla, P. R. Wiratara, Eko Sutrisno
Salah satu minuman siap minum yang popular adalah teh. Daun kalistemon (Melaluca viminalis) memiliki aroma yang menyegarkan dan aktivitas antioksidan yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai minuman teh herbal. Kurma Sukari dapat digunakan sebagai pemanis alami pada minuman teh herbal. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh suhu perebusan dan perbandingan penambahan ekstrak kurma Sukari pada teh herbal daun kalistemon terhadap aktivitas antioksidan, total gula, dan komponen fenolik total. Rancangan acak lengkap (RAL) digunakan pada penelitian ini dengan variasi suhu perebusan (50oC dan 60oC) dan penambahan ekstrak kurma Sukari (30%, 50% dan 70% (v/v)). Analisis data yang digunakan adalah ANOVA dua jalan (α=0,05). Hasil penelitian teh herbal daun kalistemon menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi pada perlakuan suhu perebusan 60oC dengan penambahan ekstrak kurma Sukari sebesar 30% yaitu 71,45%. Sedangkan perlakuan suhu perebusan suhu 50oC dan penambahan ekstrak kurma Sukari 50% memiliki kandungan fenolik total tertinggi yaitu 3,56mg/mL. Teh herbal daun kalistemon yang mengandung total gula tertinggi dihasilkan dari perebusan suhu 50oC dengan penambahan ekstrak kurma Sukari 70%, yaitu 3,92%. Berdasarkan aktivitas antioksidan tertinggi, perlakuan terbaik adalah teh daun kalistemon yang direbus pada suhu 60oC dengan penambahan ekstrak kurma Sukari 30%.
{"title":"Pengaruh Suhu Perebusan dan Penambahan Ekstrak Kurma Sukari terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Herbal Daun Kalistemon (Melaleuca viminalis)","authors":"Hellen Nurviana Fadilla, P. R. Wiratara, Eko Sutrisno","doi":"10.33061/jitipari.v7i1.5739","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/jitipari.v7i1.5739","url":null,"abstract":"Salah satu minuman siap minum yang popular adalah teh. Daun kalistemon (Melaluca viminalis) memiliki aroma yang menyegarkan dan aktivitas antioksidan yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai minuman teh herbal. Kurma Sukari dapat digunakan sebagai pemanis alami pada minuman teh herbal. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh suhu perebusan dan perbandingan penambahan ekstrak kurma Sukari pada teh herbal daun kalistemon terhadap aktivitas antioksidan, total gula, dan komponen fenolik total. Rancangan acak lengkap (RAL) digunakan pada penelitian ini dengan variasi suhu perebusan (50oC dan 60oC) dan penambahan ekstrak kurma Sukari (30%, 50% dan 70% (v/v)). Analisis data yang digunakan adalah ANOVA dua jalan (α=0,05). Hasil penelitian teh herbal daun kalistemon menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi pada perlakuan suhu perebusan 60oC dengan penambahan ekstrak kurma Sukari sebesar 30% yaitu 71,45%. Sedangkan perlakuan suhu perebusan suhu 50oC dan penambahan ekstrak kurma Sukari 50% memiliki kandungan fenolik total tertinggi yaitu 3,56mg/mL. Teh herbal daun kalistemon yang mengandung total gula tertinggi dihasilkan dari perebusan suhu 50oC dengan penambahan ekstrak kurma Sukari 70%, yaitu 3,92%. Berdasarkan aktivitas antioksidan tertinggi, perlakuan terbaik adalah teh daun kalistemon yang direbus pada suhu 60oC dengan penambahan ekstrak kurma Sukari 30%.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127153656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}