Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan buah : air dan lama pemanasan terhadap sifat fisik, kimia, dan antibakteri pasta belimbing wuluh. enelitian ini dimulai dengan membuat pasta belimbing wuluh menggunakan perbandingan buah : air pada saat proses blending yakni 1 : 1, 1 : 2, dan 1 : 3. Kemudian pada proses pemanasan pasta dengan perbedaan lama pemanasan 10 dan 15 menit. Pengujian yang dilakukan meliputi uji kadar air metode gravimetri (oven), uji total padatan terlarut menggunakan refraktometer genggam, uji viskositas menggunakan Viskometer Rion VT-04, dan uji antibakteri metode difusi agar dengan suspense bakteri Escherichia coli media pertumbuhan bakteri nutrient broth dan nutrient agar.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan buah : air memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kadar air, total padatan terlarut, viskositas, dan antibakteri pasta belimbing wuluh. Kemudian lama pemanasan memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kadar air, total padatan terlarut, viskositas, dan antibakteri pasta belimbing wuluh.
{"title":"KAJIAN SIFAT FISIK KIMIA DAN ANTIBAKTERI PASTA BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)","authors":"Gilang Mahardika, Supriyanto Supriyanto, Rakhmawati Rakhmawati","doi":"10.33061/JITIPARI.V6I2.6303","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/JITIPARI.V6I2.6303","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan buah : air dan lama pemanasan terhadap sifat fisik, kimia, dan antibakteri pasta belimbing wuluh. enelitian ini dimulai dengan membuat pasta belimbing wuluh menggunakan perbandingan buah : air pada saat proses blending yakni 1 : 1, 1 : 2, dan 1 : 3. Kemudian pada proses pemanasan pasta dengan perbedaan lama pemanasan 10 dan 15 menit. Pengujian yang dilakukan meliputi uji kadar air metode gravimetri (oven), uji total padatan terlarut menggunakan refraktometer genggam, uji viskositas menggunakan Viskometer Rion VT-04, dan uji antibakteri metode difusi agar dengan suspense bakteri Escherichia coli media pertumbuhan bakteri nutrient broth dan nutrient agar.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan buah : air memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kadar air, total padatan terlarut, viskositas, dan antibakteri pasta belimbing wuluh. Kemudian lama pemanasan memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kadar air, total padatan terlarut, viskositas, dan antibakteri pasta belimbing wuluh.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129000735","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-24DOI: 10.33061/JITIPARI.V6I2.5689
F. Putri, Ekawati Purwijantiningsih, F. S. Pranata
Produk minuman memiliki permasalahan masa simpan yang rendah akibat adanya kontaminasi mikrobia. Beberapa metode pengawetan dapat dilakukan untuk meningkatkan masa simpan produk minuman. Bahan pengawet alami dapat digunakan sebagai senyawa antimikrobia, salah satunya adalah bakteriosin. Penggunaan bakteriosin dalam industri minuman dapat membantu mengurangi penggunaan pengawet sintetik serta intensitas perlakuan pemanasan. Fokus kajian pustaka ini pada aplikasi bakteriosin untuk mengurangi mikrobia pada produk minuman dan mengevaluasi kualitasnya setelah dilakukan penambahan bakteriosin. Berdasarkan kajian pustaka diketahui bahwa aplikasi beberapa jenis bakteriosin dari berbagai bakteri asam laktat pada produk minuman menunjukkan terjadi penghambatan pertumbuhan mikrobia pada produk dan tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas produk minuman tersebut. Bakteriosin berpotensi untuk digunakan sebagai pengawet alami yang dapat memperpanjang masa simpan produk minuman.
{"title":"REVIEW JURNAL: PEMANFAATAN BAKTERIOSIN UNTUK MENINGKATKAN MASA SIMPAN PRODUK MINUMAN","authors":"F. Putri, Ekawati Purwijantiningsih, F. S. Pranata","doi":"10.33061/JITIPARI.V6I2.5689","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/JITIPARI.V6I2.5689","url":null,"abstract":"Produk minuman memiliki permasalahan masa simpan yang rendah akibat adanya kontaminasi mikrobia. Beberapa metode pengawetan dapat dilakukan untuk meningkatkan masa simpan produk minuman. Bahan pengawet alami dapat digunakan sebagai senyawa antimikrobia, salah satunya adalah bakteriosin. Penggunaan bakteriosin dalam industri minuman dapat membantu mengurangi penggunaan pengawet sintetik serta intensitas perlakuan pemanasan. Fokus kajian pustaka ini pada aplikasi bakteriosin untuk mengurangi mikrobia pada produk minuman dan mengevaluasi kualitasnya setelah dilakukan penambahan bakteriosin. Berdasarkan kajian pustaka diketahui bahwa aplikasi beberapa jenis bakteriosin dari berbagai bakteri asam laktat pada produk minuman menunjukkan terjadi penghambatan pertumbuhan mikrobia pada produk dan tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas produk minuman tersebut. Bakteriosin berpotensi untuk digunakan sebagai pengawet alami yang dapat memperpanjang masa simpan produk minuman.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125611342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kembang goyang merupakan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari adonan kental yang dicetak menggunakan alat berbentuk bunga (kembang). Penyimpanan dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi mutu sensoris. Pengujian dilakukan dengan cara kembang goyang yang dikemas dengan plastik polyetilen (PE), dilakukan penyimpanan selama 18 hari dengan suhu 25, 35, dan 45. Uji kesukaan (hedonik) dilakukan pada hari ke-0, 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 yang dilakukan oleh 19 panelis. Parameter yang digunakan untuk pengujian berupa kerenyahan, warna, aroma dan keseluruhan, sedangkan analisis data dilakukan dengan uji anova. Berdasarkan hasil pengujian kadar air didapatkan nilai 1,57%, kadar abu 1,27%, kadar lemak 10,41%, kadar protein 5,70%, dan kadar karbohidrat 81,07%. Tingkat kesukaan kerenyahan terendah yaitu 1,87 (sangat tidak suka) pada penyimpanan hari ke-18 dengan suhu 25. Tingkat kesukaan warna terendah yaitu 1,46 (sangat tidak suka) pada penyimpanan hari ke-18 dengan suhu 45 Tingkat kesukaan aroma terendah yaitu 2,00 (tidak suka) pada hari ke-15 dengan suhu 25. Tingkat kesukaan keseluruhan terendah yaitu 1,51 (sangat tidak suka) pada hari ke-18 suhu 25. Kembang goyang sebaiknya disimpan pada suhu antara 35-45 dengan lama penyimpanan 6 hari.
{"title":"PERUBAHAN TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK KEMBANG GOYANG SELAMA PENYIMPANAN","authors":"Dwi Nurcahyani, Yannie Asrie Widanti, Nanik Suhartatik, Vivi Nuraini","doi":"10.33061/JITIPARI.V6I2.5292","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/JITIPARI.V6I2.5292","url":null,"abstract":"Kembang goyang merupakan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari adonan kental yang dicetak menggunakan alat berbentuk bunga (kembang). Penyimpanan dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi mutu sensoris. Pengujian dilakukan dengan cara kembang goyang yang dikemas dengan plastik polyetilen (PE), dilakukan penyimpanan selama 18 hari dengan suhu 25, 35, dan 45. Uji kesukaan (hedonik) dilakukan pada hari ke-0, 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 yang dilakukan oleh 19 panelis. Parameter yang digunakan untuk pengujian berupa kerenyahan, warna, aroma dan keseluruhan, sedangkan analisis data dilakukan dengan uji anova. Berdasarkan hasil pengujian kadar air didapatkan nilai 1,57%, kadar abu 1,27%, kadar lemak 10,41%, kadar protein 5,70%, dan kadar karbohidrat 81,07%. Tingkat kesukaan kerenyahan terendah yaitu 1,87 (sangat tidak suka) pada penyimpanan hari ke-18 dengan suhu 25. Tingkat kesukaan warna terendah yaitu 1,46 (sangat tidak suka) pada penyimpanan hari ke-18 dengan suhu 45 Tingkat kesukaan aroma terendah yaitu 2,00 (tidak suka) pada hari ke-15 dengan suhu 25. Tingkat kesukaan keseluruhan terendah yaitu 1,51 (sangat tidak suka) pada hari ke-18 suhu 25. Kembang goyang sebaiknya disimpan pada suhu antara 35-45 dengan lama penyimpanan 6 hari.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134006044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.33061/JITIPARI.V6I2.5092
N. Pradita, Y. A. Widanti, Y. W. Wulandari
Egg roll merupakan makanan ringan dengan rasa paduan manis, gurih, renyah, berbentuk gulungan panjang berlubang, beraroma khas yang berasal sesuai dengan perpaduan bahan yang digunakan. Produk ini diolah dengan metode pemanggangan. Kacang kedelai digunakan sebagai bahan baku karena cukup ekonomis, memiliki nilai gizi tinggi seperti, protein, vitamin, mineral, dan serat. Ubi jalar mengandung zat gizi yang berpengaruh positif pada kesehatan dan sumber karbohidrat, sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan olahan diversifikasi pangan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan formulasi egg roll yang tepat, antara perbandingan tepung ubi jalar dan kacang kedelai sehingga dihasilkan produk yang tinggi protein dan memiliki nilai kesukaan tinggi; menentukan kandungan gizi serta sifat organoleptic egg roll ubi jalar yang meliputi wama cerah, flavor tampak dan tekstur renyah. Hasil penelitian menunjukan bahwa formulasi egg roll ubi ungu-kuning dan putih dengan substitusi kacang kedelai terbaik adalah perlakuan tepung ubi jalar 60% dengan kacang kedelai 40%, dengan karakteristik produk meliputi nilai kadar air 5,01%, kadar abu 2,62%, kadar protein 11,63%, kadar lemak 14,47%, dengan warna produk cerah dan bertekstur renyah.
{"title":"FORMULASI EGG ROLL UBI JALAR UNGU-KUNING DAN PUTIH (Ipomoea batatas L) DENGAN SUBSTITUSI KACANG KEDELAI (Glycine max Merill)","authors":"N. Pradita, Y. A. Widanti, Y. W. Wulandari","doi":"10.33061/JITIPARI.V6I2.5092","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/JITIPARI.V6I2.5092","url":null,"abstract":"Egg roll merupakan makanan ringan dengan rasa paduan manis, gurih, renyah, berbentuk gulungan panjang berlubang, beraroma khas yang berasal sesuai dengan perpaduan bahan yang digunakan. Produk ini diolah dengan metode pemanggangan. Kacang kedelai digunakan sebagai bahan baku karena cukup ekonomis, memiliki nilai gizi tinggi seperti, protein, vitamin, mineral, dan serat. Ubi jalar mengandung zat gizi yang berpengaruh positif pada kesehatan dan sumber karbohidrat, sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan olahan diversifikasi pangan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan formulasi egg roll yang tepat, antara perbandingan tepung ubi jalar dan kacang kedelai sehingga dihasilkan produk yang tinggi protein dan memiliki nilai kesukaan tinggi; menentukan kandungan gizi serta sifat organoleptic egg roll ubi jalar yang meliputi wama cerah, flavor tampak dan tekstur renyah. Hasil penelitian menunjukan bahwa formulasi egg roll ubi ungu-kuning dan putih dengan substitusi kacang kedelai terbaik adalah perlakuan tepung ubi jalar 60% dengan kacang kedelai 40%, dengan karakteristik produk meliputi nilai kadar air 5,01%, kadar abu 2,62%, kadar protein 11,63%, kadar lemak 14,47%, dengan warna produk cerah dan bertekstur renyah.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122311978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.33061/JITIPARI.V6I2.5291
Sarwini Sarwini, Y. A. Widanti, M. Karyantina
Flakes adalah salah satu jenis makanan yang berbentuk lembaran tipis atau serpihan. Penelitian ini menggunakan tepung wortel, tepung kimpul dan ekstrak bit sebagai bahan dasar pembuatan flakes.Wortel digunakan sebagai sumber serat, kimpul karbohidrat dan bit sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi yang tepat untuk menghasilkan flakestepung wortel dan tepung kimpul yang memiliki kandungan serat, antioksidan tinggi dengan variasi penambahan esktrak bit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor yaitu perbandingan tepung wortel : tepung kimpul dan variasi penambahan esktrak bit. Faktor pertama perbandingan tepung wortel dan tepung kimpul (80:20, 70:30, dan 60:40), sedangkan faktor kedua variasi penambahan ekstrak bit (10, 15 dan 20%).Hasil penelitian ini menunjukkan rasio konsentrasi tepung wortel dan tepung kimpul 60% dan tepung kimpul 40% dengan variasi penambahan esktrak bit sebesar 20%merupakan formulasi flakes yang terbaik karena memiliki sifat fungsional yang diharapkan yaitu kadar air 7,73%, kadar abu 5,61%, aktivitas antioksidan33,92%, kadar lemak 4,20%, kadar serat kasar 16,49%, kadar protein 10,70%, total karbohidrat 58,78%, serta uji organoleptik terhadap warna 3,22 (ungu coklatan gelap); kekerasan 3,08 (keras); kerenyahan 3,72 (renyah) dan kesukaan keseluruhan 3,3280 (disukai). Kata kunci: Flakes, tepung wortel, tepung kimpul, ekstrak bit
{"title":"KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKES TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) - TEPUNG KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium) DENGAN VARIASI PENAMBAHAN EKSTRAK BIT (Beta vulgaris L.)","authors":"Sarwini Sarwini, Y. A. Widanti, M. Karyantina","doi":"10.33061/JITIPARI.V6I2.5291","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/JITIPARI.V6I2.5291","url":null,"abstract":"Flakes adalah salah satu jenis makanan yang berbentuk lembaran tipis atau serpihan. Penelitian ini menggunakan tepung wortel, tepung kimpul dan ekstrak bit sebagai bahan dasar pembuatan flakes.Wortel digunakan sebagai sumber serat, kimpul karbohidrat dan bit sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi yang tepat untuk menghasilkan flakestepung wortel dan tepung kimpul yang memiliki kandungan serat, antioksidan tinggi dengan variasi penambahan esktrak bit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor yaitu perbandingan tepung wortel : tepung kimpul dan variasi penambahan esktrak bit. Faktor pertama perbandingan tepung wortel dan tepung kimpul (80:20, 70:30, dan 60:40), sedangkan faktor kedua variasi penambahan ekstrak bit (10, 15 dan 20%).Hasil penelitian ini menunjukkan rasio konsentrasi tepung wortel dan tepung kimpul 60% dan tepung kimpul 40% dengan variasi penambahan esktrak bit sebesar 20%merupakan formulasi flakes yang terbaik karena memiliki sifat fungsional yang diharapkan yaitu kadar air 7,73%, kadar abu 5,61%, aktivitas antioksidan33,92%, kadar lemak 4,20%, kadar serat kasar 16,49%, kadar protein 10,70%, total karbohidrat 58,78%, serta uji organoleptik terhadap warna 3,22 (ungu coklatan gelap); kekerasan 3,08 (keras); kerenyahan 3,72 (renyah) dan kesukaan keseluruhan 3,3280 (disukai). Kata kunci: Flakes, tepung wortel, tepung kimpul, ekstrak bit","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116255893","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.33061/JITIPARI.V6I2.5008
I. Handayani, N. Aini
This study aims to determine the effect of Lactobacillus casei and Ambon banana flour on the viability of lactic acid bacteria and inhibition of pathogens in yogurt. The studies used the Randomized Block Design (RBD) 2 factor, starter type and ambon banana flour concentration. The starters type consisting of Streptococcus thermophillus and Lactobacillus bulgaricus; S. thermophilus, L. bulgaricus and L. casei. The banana flour concentration consisting of 0; 2.5; 5.0; 7.5 and 10%. Analyzed used one-way ANOVA and continued with Duncan's Multiple Range Test. Variables observed including the viability of lactic acid bacteria, inhibition of pathogen (Escherichia coli and Staphylococcus aureus), and yogurt preference. The results showed that the addition of L. casei to yogurt cultures decreased the viability of lactic acid bacteria and inhibition of E. coli but increased inhibition of S. aureus. Increasing the concentration of banana flour causes increased viability of lactic acid bacteria, inhibiting against E. coli and S. aureus. The highest lactic acid bacteria viability has resulted in 10% banana flour concentration. Yogurt without the addition of banana flour cannot inhibit E. coli and S. aureus. Increasing the concentration of banana flour added to yogurt causes a decrease in preference.
{"title":"POTENTIAL ADDITION OF Lactobacillus casei AND FLOUR OF AMBON BANANA TO INHIBIT PATHOGENS AT YOGURT","authors":"I. Handayani, N. Aini","doi":"10.33061/JITIPARI.V6I2.5008","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/JITIPARI.V6I2.5008","url":null,"abstract":"This study aims to determine the effect of Lactobacillus casei and Ambon banana flour on the viability of lactic acid bacteria and inhibition of pathogens in yogurt. The studies used the Randomized Block Design (RBD) 2 factor, starter type and ambon banana flour concentration. The starters type consisting of Streptococcus thermophillus and Lactobacillus bulgaricus; S. thermophilus, L. bulgaricus and L. casei. The banana flour concentration consisting of 0; 2.5; 5.0; 7.5 and 10%. Analyzed used one-way ANOVA and continued with Duncan's Multiple Range Test. Variables observed including the viability of lactic acid bacteria, inhibition of pathogen (Escherichia coli and Staphylococcus aureus), and yogurt preference. The results showed that the addition of L. casei to yogurt cultures decreased the viability of lactic acid bacteria and inhibition of E. coli but increased inhibition of S. aureus. Increasing the concentration of banana flour causes increased viability of lactic acid bacteria, inhibiting against E. coli and S. aureus. The highest lactic acid bacteria viability has resulted in 10% banana flour concentration. Yogurt without the addition of banana flour cannot inhibit E. coli and S. aureus. Increasing the concentration of banana flour added to yogurt causes a decrease in preference.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128208945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-18DOI: 10.33061/JITIPARI.V6I1.5014
Pinkan Agustine, R. Damayanti, Nia Ariani Putri
Kopi adalah minuman popular dari jenis tumbuhan yang mengandung kafein. Kafein yaitu senyawa alkaloid turunan xantine (basa purin) yang dapat larut dalam air, mempunyai aroma wangi tetapi rasanya sangat pahit. Kafein bersifat basa mono-cidic yang lemah yang dapat memisah dengan penguapan air. Dengan asam, kafein akan membentuk reaksi garam yang tidak stabil sedangkan dengan basa akan membentuk garam yang stabil. Kafein mudah terurai dengan alkali panas membentuk kafeidin. Kopi robusta lebih berpotensi menghasilkan ekstrak kafein dibandingkan kopi arabika dengan perbedaan ±1% dari berat kering. Kandungan kafein dalam kopi Robusta (Toraja) selama 3, 6, 9, 12, 15 siklus berturut-turut adalah 1.439 mg/L, 2.158 mg/L, 2.695 mg/L, 2.887 mg/L dan 3.700. mg/L. Kandungan kafein yang diperoleh kopi Arabika (Jawa) selama 3, 6, 9, 12, 15 siklus berturut-turut adalah 0.474 mg/L, 0.478 mg/L, 1.056 mg/L, 1.540 mg/L dan 1.926 mg/L. Kopi Gayo menunjukkan dua sampel dari sepuluh sampel tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan SNI, yaitu sampel 2 dan 4, dengan kadar berturut-turut adalah 126,9 mg; 197,1 mg; 134,3 mg; 174,6 mg; 109,2 mg; 51 mg; 119,5 mg; 88,8 mg; 108,6 mg dan 141,7 mg. Sebaliknya kopi Sareng mendapatkan hasil semua sampel memenuhi persyaratan SNI, dengan kandungan berturut-turut adalah 124,7 mg; 64,4 mg; 131,9 mg; 138,3 mg; 103,9 mg; 110,1 mg; 35,3 mg; 117,5 mg; 125,7 mg dan 36,2 mg. Kafein memiliki beberapa manfaat farmakologi seperti menstimulasi sistem saraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung.
{"title":"KARAKTERISTIK EKSTRAK KAFEIN PADA BEBERAPA VARIETAS KOPI DI INDONESIA: REVIEW","authors":"Pinkan Agustine, R. Damayanti, Nia Ariani Putri","doi":"10.33061/JITIPARI.V6I1.5014","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/JITIPARI.V6I1.5014","url":null,"abstract":"Kopi adalah minuman popular dari jenis tumbuhan yang mengandung kafein. Kafein yaitu senyawa alkaloid turunan xantine (basa purin) yang dapat larut dalam air, mempunyai aroma wangi tetapi rasanya sangat pahit. Kafein bersifat basa mono-cidic yang lemah yang dapat memisah dengan penguapan air. Dengan asam, kafein akan membentuk reaksi garam yang tidak stabil sedangkan dengan basa akan membentuk garam yang stabil. Kafein mudah terurai dengan alkali panas membentuk kafeidin. Kopi robusta lebih berpotensi menghasilkan ekstrak kafein dibandingkan kopi arabika dengan perbedaan ±1% dari berat kering. Kandungan kafein dalam kopi Robusta (Toraja) selama 3, 6, 9, 12, 15 siklus berturut-turut adalah 1.439 mg/L, 2.158 mg/L, 2.695 mg/L, 2.887 mg/L dan 3.700. mg/L. Kandungan kafein yang diperoleh kopi Arabika (Jawa) selama 3, 6, 9, 12, 15 siklus berturut-turut adalah 0.474 mg/L, 0.478 mg/L, 1.056 mg/L, 1.540 mg/L dan 1.926 mg/L. Kopi Gayo menunjukkan dua sampel dari sepuluh sampel tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan SNI, yaitu sampel 2 dan 4, dengan kadar berturut-turut adalah 126,9 mg; 197,1 mg; 134,3 mg; 174,6 mg; 109,2 mg; 51 mg; 119,5 mg; 88,8 mg; 108,6 mg dan 141,7 mg. Sebaliknya kopi Sareng mendapatkan hasil semua sampel memenuhi persyaratan SNI, dengan kandungan berturut-turut adalah 124,7 mg; 64,4 mg; 131,9 mg; 138,3 mg; 103,9 mg; 110,1 mg; 35,3 mg; 117,5 mg; 125,7 mg dan 36,2 mg. Kafein memiliki beberapa manfaat farmakologi seperti menstimulasi sistem saraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132878324","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-11DOI: 10.33061/JITIPARI.V6I1.4733
Haztien Silmi Triyani, M. Karyantina, N. Suhartatik
Water, one of the most important elements of the body and one of the macro substances, has the similar role as carbohydrates, fats and proteins for us humans. Humans cannot survive in few days without drinking. Toxins in human body can be cleansed by consuming water regularly. Infused water alternately becomes the another option to encourage people to drink much water. Furthermore, infused water can help out many people who do not have time or do not like eating fruits. However, many people do not drink water because of their personal reason although infused water might become the second opinion after pure water, and can increase an appetite because of the fruit color. Based on the reason above, the research purposes were appointed to examine the effect of the added date palm and soaking time towards the levels of anti-oxidant in apple-cinnamon infused water. The study was conducted using a Completely Randomized Design (CRD) factorial with 2 factors. In the first factor, the research media was added with dates (0, 10, and 20 grams), and the second factor, the media was measured from its soaking time (4, 8, and 12 hours). The research was initiated by creating of apple-cinnamon infused water with the aadditional various dates. Then, conducting various analyses like chemical analysis, total sugar content analysis, vitamin C, DPPH and FRAP antioxidant activity, total phenol, total solids, and pH. The optimum result was emerged when the additional 10 gram of dates and 4 hours of immersion time were combined. The characteristics of infused water are total sugar 24.37%, vitamin C 11.39 mg / 100 ml, 34.82% RSA DPPH, FRAP value 5.15%, total phenol 18.51 mg gallic acid / 100 ml, total solids 4.75oBrix, and the degree of acidity (pH) 5.65.
{"title":"AKTIVITAS ANTIOKSIDAN INFUSED WATER APEL (Malus domestica) - KAYU MANIS (Cinnamon burmannii) DENGAN VARIASI PENAMBAHAN KURMA (Phoenix dactylifera L) DAN LAMA PERENDAMAN","authors":"Haztien Silmi Triyani, M. Karyantina, N. Suhartatik","doi":"10.33061/JITIPARI.V6I1.4733","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/JITIPARI.V6I1.4733","url":null,"abstract":"Water, one of the most important elements of the body and one of the macro substances, has the similar role as carbohydrates, fats and proteins for us humans. Humans cannot survive in few days without drinking. Toxins in human body can be cleansed by consuming water regularly. Infused water alternately becomes the another option to encourage people to drink much water. Furthermore, infused water can help out many people who do not have time or do not like eating fruits. However, many people do not drink water because of their personal reason although infused water might become the second opinion after pure water, and can increase an appetite because of the fruit color. Based on the reason above, the research purposes were appointed to examine the effect of the added date palm and soaking time towards the levels of anti-oxidant in apple-cinnamon infused water. The study was conducted using a Completely Randomized Design (CRD) factorial with 2 factors. In the first factor, the research media was added with dates (0, 10, and 20 grams), and the second factor, the media was measured from its soaking time (4, 8, and 12 hours). The research was initiated by creating of apple-cinnamon infused water with the aadditional various dates. Then, conducting various analyses like chemical analysis, total sugar content analysis, vitamin C, DPPH and FRAP antioxidant activity, total phenol, total solids, and pH. The optimum result was emerged when the additional 10 gram of dates and 4 hours of immersion time were combined. The characteristics of infused water are total sugar 24.37%, vitamin C 11.39 mg / 100 ml, 34.82% RSA DPPH, FRAP value 5.15%, total phenol 18.51 mg gallic acid / 100 ml, total solids 4.75oBrix, and the degree of acidity (pH) 5.65.","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121343642","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-11DOI: 10.33061/JITIPARI.V6I1.4913
Yulius Kiswanto, R. Astuti, J. Nuraini
Wedang cemue is a traditional drink originating from the Ngawi area, East Java. The existence of wedang cemue is getting eliminated due to the presence of instant drink that we ready to serve and more practical. To preserve the existence of wedang cemue, an innovation is needed that can promote its existence, which is made cemue into to instant. The purpose of this study was to determine the preference of instant cemue, as well as to determine of antioxidant activity. The product preference test (taste, color and aroma) used hedonic scale. The preference test involved 25 panelist. A part from the hedonic test, antioxidant activity test were also carried out using the DPPH test. This study used a Completely Randomized Design with 1 factor that is the variation of formulations (4 formulations). Each formulation was repeated 3 times. The data obtained werw analyzed using ANOVA and further testing with DMRT. The results of cemue instant showed that the formulation I obtained higher acceptability on color (3,84), aroma (3,68) and taste (3,88). The antioxidant activity of formulation I showed the highest result (71,507).
{"title":"PENGARUH PERBEDAAN FORMULASI WEDANG CEMUE INSTANT TERHADAP SIFAT SENSORIS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN","authors":"Yulius Kiswanto, R. Astuti, J. Nuraini","doi":"10.33061/JITIPARI.V6I1.4913","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/JITIPARI.V6I1.4913","url":null,"abstract":"Wedang cemue is a traditional drink originating from the Ngawi area, East Java. The existence of wedang cemue is getting eliminated due to the presence of instant drink that we ready to serve and more practical. To preserve the existence of wedang cemue, an innovation is needed that can promote its existence, which is made cemue into to instant. The purpose of this study was to determine the preference of instant cemue, as well as to determine of antioxidant activity. The product preference test (taste, color and aroma) used hedonic scale. The preference test involved 25 panelist. A part from the hedonic test, antioxidant activity test were also carried out using the DPPH test. This study used a Completely Randomized Design with 1 factor that is the variation of formulations (4 formulations). Each formulation was repeated 3 times. The data obtained werw analyzed using ANOVA and further testing with DMRT. The results of cemue instant showed that the formulation I obtained higher acceptability on color (3,84), aroma (3,68) and taste (3,88). The antioxidant activity of formulation I showed the highest result (71,507).","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129238825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-06DOI: 10.33061/JITIPARI.V6I1.2132
R. Irawan, A. I. N. Tari, Catur Budi Handayani
ABSTRAKKerupuk susu adalah kerupuk yang dibuat menggunakan susu yang tidak memenuhi standar kualitas (susu pecah). Pemanfaatan susu pecah bertujuan untuk meningkatkan kandungan protein kerupuk susu yang dibuat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbandingan susu dan air terhadap sifat kimia-fisik dan oganoleptik kerupuk susu. Parameter pengamatan penelitian ini meliputi sifat kimia-fisika dan organoleptik kerupuk susu. Pengamatan sifat kimia-fisika meliputi uji kadar air menggunakan metode Thermogravimetri, kadar protein menggunakan metode Kjeldahl, uji pengembangan menggunakan uji daya kembang, uji tekstur menggunakan alat Iloyd instrument. Sifat organoleptik kerupuk susu meliputi parameter rasa, kerenyahan, dan overall. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor yaitu itu perbandingan susu dan air (Formula). Formula 1= 200:0, Formula 2 = 185:15, Formula 3 = 170:30. Data yang diperoleh dianalasis secara statistik menggunakan Analysis Of Variance (Anova) dengan tingkat signifikansi 5%. Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, uji dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan susu dan air berpengaruh nyata terhadap sifat kimia-fisika yang meliputi protein, daya kembang, dan tekstur. Perbandingan susu dan air terhadap sifat organoleptik kerupuk susu berpengaruh nyata terhadap kerenyahan, namun tidak berbeda nyata terhadap rasa dan overall. Formula 1 berupa perbandingan susu dan air (200:0) merupakan formula terbaik. Formula tersebut menghasilkan kerupuk susu dengan sifat kimia-fisik: kadar air 10,15%, kadar protein 9,94%, daya kembang 74,32%, dan tekstur 828,20 g/mm2, sedangkan skor uji organoleptik terhadap rasa 3,77, kerenyahan 4,10, dan overall 3,73 dari range skala skor (1-5).
{"title":"PEMAANFAATAN SUSU PECAH MENJADI PRODUK OLAHAN KERUPUK SUSU : UJI SIFAT KIMIA-FISIKA DAN ORGANOLEPTIK","authors":"R. Irawan, A. I. N. Tari, Catur Budi Handayani","doi":"10.33061/JITIPARI.V6I1.2132","DOIUrl":"https://doi.org/10.33061/JITIPARI.V6I1.2132","url":null,"abstract":"ABSTRAKKerupuk susu adalah kerupuk yang dibuat menggunakan susu yang tidak memenuhi standar kualitas (susu pecah). Pemanfaatan susu pecah bertujuan untuk meningkatkan kandungan protein kerupuk susu yang dibuat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbandingan susu dan air terhadap sifat kimia-fisik dan oganoleptik kerupuk susu. Parameter pengamatan penelitian ini meliputi sifat kimia-fisika dan organoleptik kerupuk susu. Pengamatan sifat kimia-fisika meliputi uji kadar air menggunakan metode Thermogravimetri, kadar protein menggunakan metode Kjeldahl, uji pengembangan menggunakan uji daya kembang, uji tekstur menggunakan alat Iloyd instrument. Sifat organoleptik kerupuk susu meliputi parameter rasa, kerenyahan, dan overall. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor yaitu itu perbandingan susu dan air (Formula). Formula 1= 200:0, Formula 2 = 185:15, Formula 3 = 170:30. Data yang diperoleh dianalasis secara statistik menggunakan Analysis Of Variance (Anova) dengan tingkat signifikansi 5%. Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, uji dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan susu dan air berpengaruh nyata terhadap sifat kimia-fisika yang meliputi protein, daya kembang, dan tekstur. Perbandingan susu dan air terhadap sifat organoleptik kerupuk susu berpengaruh nyata terhadap kerenyahan, namun tidak berbeda nyata terhadap rasa dan overall. Formula 1 berupa perbandingan susu dan air (200:0) merupakan formula terbaik. Formula tersebut menghasilkan kerupuk susu dengan sifat kimia-fisik: kadar air 10,15%, kadar protein 9,94%, daya kembang 74,32%, dan tekstur 828,20 g/mm2, sedangkan skor uji organoleptik terhadap rasa 3,77, kerenyahan 4,10, dan overall 3,73 dari range skala skor (1-5).","PeriodicalId":306445,"journal":{"name":"JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI)","volume":"28 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132546261","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}