Pub Date : 2019-10-26DOI: 10.25077/jnte.v8n3.691.2019
Dean Corio, Kiki Kananda, S KhansaSalsabila
Institut Teknologi Sumatera (ITERA) has 5 reservoirs with lip embankment construction higher than the normal water level and have steep elevations with different catchment areas (DTA). By using the Google Earth Pro software, it is known that DTA reservoirs A, B, C, D, and E are respectively 1.728 ha; 1,146 ha; 1,052 ha; 0.844 ha; and 9.562 ha. This study aims to determine the potential energy that might be generated from the 5 reservoirs while still considering the integrity of the ecosystem. The power plant is in the form of a Pico hydro power plant that can be used as a power plant practicum media by Itera students, especially electrical engineering study program students. The power plant's rapid pipe is designed to be installed 1 meter below the normal water level and the operating time is based on the rain discharge that is accommodated by the reservoir in one month. The method used is field observation, rainfall data collection, calculations using practical rational methods and hydropower hydraulics. The results of data processing of five reservoirs owned by ITERA show that the greatest potential that can be used as a source of electricity generation is reservoirs E. The analysis shows that the discharge capacity of 0.216 m3 / s and an effective head of 5.46 m can produce an electric power generated of 7,071 kW with operational time at April. Keywords : Discharge, Rain Intensity, Pico Hydro. Abstrak Institut Teknologi Sumatera (ITERA) memiliki 5 embung dengan konstruksi bibir embung lebih tinggi dari batas muka air normalnya serta memiliki elevasi curam dengan luasan Daerah Tangkapan Air (DTA) masing masing-nya berbeda. Melalui software Google Earth Pro diketahui luas DTA embung A, B, C, D, dan E secara berturut-turut yaitu 1,728 ha; 1,146 ha; 1,052 ha; 0,844 ha; dan 9,562 ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi energi yang mungkin dibangkitkan dari 5 embung tersebut dengan tetap mempertimbangkan keutuhan ekosistemnya. Pembangkit berupa pembangkit listrik tenaga pico hydro yang dapat digunakan sebagai media praktikum pembangkit tenaga listrik oleh mahasiswa Itera, khususnya mahasiswa program studi teknik elektro. Pipa pesat pembangkit listrik didesain terpasang 1 meter dibawah muka air normal dan waktu pengoperasian berdasarkan debit hujan yang tertampung oleh embung dalam satu bulan. Metoda yang dilakukan adalah observasi lapangan, pengumpulan data curah hujan, perhitungan menggunakan metode rasional praktis dan persamaan daya hidraulik tenaga air. Hasil pengolahan data lima embung yang dimiliki Itera didapatkan potensi terbesar yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik adalah embung E. Hasil analisa menunjukkan debit tampungan 0,216 m 3 /s dan head efektif 5,46 m dapat menghasilkan daya listrik terbangkitkan sebesar 7,071 kW dengan waktu operasional pada bulan April. Kata Kunci : Debit, Intensitas Hujan, Pico Hydro.
苏门答腊理工学院(ITERA)有5个水库,其唇堤施工高于正常水位,海拔陡峭,集水区(DTA)不同。利用谷歌Earth Pro软件,得到DTA储层A、B、C、D、E分别为1.728 ha;1146公顷;1052公顷;0.844公顷;9562公顷。本研究旨在确定5个水库可能产生的势能,同时仍考虑生态系统的完整性。电厂为Pico水电站形式,可作为Itera学生,特别是电气工程专业学生的电厂实习媒体。电站快速管设计安装在正常水位以下1米处,运行时间按水库一个月的容雨量计算。所采用的方法是野外观测、降水资料收集、实用合理方法计算和水电水力计算。对ITERA所属5个水库的数据处理结果表明,e水库的发电潜力最大,其泄流量为0.216 m3 / s,有效水头为5.46 m, 4月份运行时可发电7071 kW。关键词:放电,雨强,微水力。【摘要】苏门答腊理工学院(ITERA) memiliki 5 emung dengan konstruksi bibiir emung lebih tinggi dari batas muka air normalnalta memiliki elevasi curam dengan luasan Daerah Tangkapan air (DTA) masmasing -nya berbeda。Melalui软件谷歌Earth Pro diketahui的DTA包含A, B, C, D, D, E, secara - turtututuyitu 1728 ha;1146公顷;1052公顷;0844公顷;9,562公顷。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potentisi energi yang mungkin dibangkitkan dari 5 embung teresbut dengan tetap成员pertimbangkan keutuhan ekosistemnya。Pembangkit berupa Pembangkit listrik tenaga pico hydro yang dapat digunakan sebagai media praktikum Pembangkit tenstrik oleh mahasiswa Itera, khususnya mahasiswa程序研究teknik elektro。Pipa pesat pembangkit listrik didesain terpasang 1米dibawah muka空气正常丹waktu pengoperasian berdasarkan借hujan yang tertampung oleh embung dalam satu bulan。云南气象学,云南气象学,云南气象学,云南气象学,云南气象学,云南气象学,云南气象学,云南气象学,云南气象学,云南气象学,云南气象学。Hasil pengolahan数据lima embung yang dimiliki Itera didapatkan potensi terbesar yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik adalah embung E. Hasil analisa menunjukkan debit tampungan 0,216 m /s, head efektif 5,46 m dapat menghasilkan daya listrik terbangkitkan sebesar 7,071 kW, dengan waktu操作pada bulan四月。Kata Kunci: Debit, Intensitas Hujan, Pico Hydro。
{"title":"Analisa Potensi Embung Itera Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Pico Hydro (PLTPH)","authors":"Dean Corio, Kiki Kananda, S KhansaSalsabila","doi":"10.25077/jnte.v8n3.691.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jnte.v8n3.691.2019","url":null,"abstract":"Institut Teknologi Sumatera (ITERA) has 5 reservoirs with lip embankment construction higher than the normal water level and have steep elevations with different catchment areas (DTA). By using the Google Earth Pro software, it is known that DTA reservoirs A, B, C, D, and E are respectively 1.728 ha; 1,146 ha; 1,052 ha; 0.844 ha; and 9.562 ha. This study aims to determine the potential energy that might be generated from the 5 reservoirs while still considering the integrity of the ecosystem. The power plant is in the form of a Pico hydro power plant that can be used as a power plant practicum media by Itera students, especially electrical engineering study program students. The power plant's rapid pipe is designed to be installed 1 meter below the normal water level and the operating time is based on the rain discharge that is accommodated by the reservoir in one month. The method used is field observation, rainfall data collection, calculations using practical rational methods and hydropower hydraulics. The results of data processing of five reservoirs owned by ITERA show that the greatest potential that can be used as a source of electricity generation is reservoirs E. The analysis shows that the discharge capacity of 0.216 m3 / s and an effective head of 5.46 m can produce an electric power generated of 7,071 kW with operational time at April. Keywords : Discharge, Rain Intensity, Pico Hydro. Abstrak Institut Teknologi Sumatera (ITERA) memiliki 5 embung dengan konstruksi bibir embung lebih tinggi dari batas muka air normalnya serta memiliki elevasi curam dengan luasan Daerah Tangkapan Air (DTA) masing masing-nya berbeda. Melalui software Google Earth Pro diketahui luas DTA embung A, B, C, D, dan E secara berturut-turut yaitu 1,728 ha; 1,146 ha; 1,052 ha; 0,844 ha; dan 9,562 ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi energi yang mungkin dibangkitkan dari 5 embung tersebut dengan tetap mempertimbangkan keutuhan ekosistemnya. Pembangkit berupa pembangkit listrik tenaga pico hydro yang dapat digunakan sebagai media praktikum pembangkit tenaga listrik oleh mahasiswa Itera, khususnya mahasiswa program studi teknik elektro. Pipa pesat pembangkit listrik didesain terpasang 1 meter dibawah muka air normal dan waktu pengoperasian berdasarkan debit hujan yang tertampung oleh embung dalam satu bulan. Metoda yang dilakukan adalah observasi lapangan, pengumpulan data curah hujan, perhitungan menggunakan metode rasional praktis dan persamaan daya hidraulik tenaga air. Hasil pengolahan data lima embung yang dimiliki Itera didapatkan potensi terbesar yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik adalah embung E. Hasil analisa menunjukkan debit tampungan 0,216 m 3 /s dan head efektif 5,46 m dapat menghasilkan daya listrik terbangkitkan sebesar 7,071 kW dengan waktu operasional pada bulan April. Kata Kunci : Debit, Intensitas Hujan, Pico Hydro.","PeriodicalId":30660,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44053238","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-30DOI: 10.25077/JNTE.V8N2.666.2019
Rahmadi Kurnia, Rifki Firdaus, Lucyana Lufti, Muhammad Habib Anshor
Kelebihan muatan merupakan suatu hal yang sering diabaikan oleh para pengemudi. Padahal, kelebihan muatan memberikan dampak di berbagai sisi. Peningkatan emisi gas buang, kerusakan badan jalan, bahkan kecelakaan lalu lintas dapat diakibatkan oleh kelebihan muatan kendaraan. Jembatan timbang merupakan seperangkat alat untuk menimbang kendaraan yang dipasang secara tetap merupakan solusi yang ditawarkan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Namun sayangnya masih sering ditemukan pengemudi yang mengangkut beban melebihi batas angkut yang ditetapkan oleh pemerintah. Tujuan perancangan ini adalah menghasilkan prototipe kendaraan bak terbuka yang mampu mencegah mesin kendaraan tersebut beroperasi dengan kondisi beban berlebih dengan mengetahui hasil pembacaan sensor load cell . Perancangan sistem dan prototipe ini merupakan perancangan yang menyerupai sistem lift. Alarm peringatan, pintu tidak dapat ditutup serta lift tidak dapat dioperasikan merupakan indikator yang menandai bahwa lift dalam kondisi kelebihan muatan. Dengan mengadopsi sistem lift ini, maka dirancanglah suatu prototipe machine-stopping system suatu sistem built-in yang terdiri dari komponen berupa buzzer, relay, LED dan motor servo yang akan menghalangi suatu kendaraan beroperasi dalam keadaan kelebihan muatan.
{"title":"OTOMATISASI SENSOR LOAD CELL UNTUK MENGATASI OVERLOAD KENDARAAN","authors":"Rahmadi Kurnia, Rifki Firdaus, Lucyana Lufti, Muhammad Habib Anshor","doi":"10.25077/JNTE.V8N2.666.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JNTE.V8N2.666.2019","url":null,"abstract":"Kelebihan muatan merupakan suatu hal yang sering diabaikan oleh para pengemudi. Padahal, kelebihan muatan memberikan dampak di berbagai sisi. Peningkatan emisi gas buang, kerusakan badan jalan, bahkan kecelakaan lalu lintas dapat diakibatkan oleh kelebihan muatan kendaraan. Jembatan timbang merupakan seperangkat alat untuk menimbang kendaraan yang dipasang secara tetap merupakan solusi yang ditawarkan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Namun sayangnya masih sering ditemukan pengemudi yang mengangkut beban melebihi batas angkut yang ditetapkan oleh pemerintah. Tujuan perancangan ini adalah menghasilkan prototipe kendaraan bak terbuka yang mampu mencegah mesin kendaraan tersebut beroperasi dengan kondisi beban berlebih dengan mengetahui hasil pembacaan sensor load cell . Perancangan sistem dan prototipe ini merupakan perancangan yang menyerupai sistem lift. Alarm peringatan, pintu tidak dapat ditutup serta lift tidak dapat dioperasikan merupakan indikator yang menandai bahwa lift dalam kondisi kelebihan muatan. Dengan mengadopsi sistem lift ini, maka dirancanglah suatu prototipe machine-stopping system suatu sistem built-in yang terdiri dari komponen berupa buzzer, relay, LED dan motor servo yang akan menghalangi suatu kendaraan beroperasi dalam keadaan kelebihan muatan.","PeriodicalId":30660,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45309704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-28DOI: 10.25077/jnte.v8n2.668.2019
E. Frimpong, P. Okyere, J. Asumadu
This paper presents a technique that predicts the transient stability status of a power system after a disturbance. It uses generator bus voltage as input parameter and a trained single-input multilayer perceptron neural network (MLPNN) as decision tool. When activated, the scheme samples voltages of all generator buses. Two sets of voltage values are extracted from each sampled generator bus voltage. For each set, the minimum voltage value is obtained. An average value is computed from the minimum voltage values extracted from the first sample sets of the various generator buses. The average value is then used to compute the deviations of the minimum voltage values from the second sets of data. The deviations are then summed and used as input to a trained MLPNN which indicates the stability status. The technique was tested using the IEEE 39-bus test system and its accuracy found to be 98.97%.
{"title":"Average Voltage and Multilayer Perceptron Neural Network Based Scheme to Predict Transient Stability Status","authors":"E. Frimpong, P. Okyere, J. Asumadu","doi":"10.25077/jnte.v8n2.668.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jnte.v8n2.668.2019","url":null,"abstract":"This paper presents a technique that predicts the transient stability status of a power system after a disturbance. It uses generator bus voltage as input parameter and a trained single-input multilayer perceptron neural network (MLPNN) as decision tool. When activated, the scheme samples voltages of all generator buses. Two sets of voltage values are extracted from each sampled generator bus voltage. For each set, the minimum voltage value is obtained. An average value is computed from the minimum voltage values extracted from the first sample sets of the various generator buses. The average value is then used to compute the deviations of the minimum voltage values from the second sets of data. The deviations are then summed and used as input to a trained MLPNN which indicates the stability status. The technique was tested using the IEEE 39-bus test system and its accuracy found to be 98.97%.","PeriodicalId":30660,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49403784","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstra k —Jumlah kasus demam berdarah dengue sebanyak 1.204 kasus terjadi di provinsi Jawa Tengah pada periode Januari 2019. Salah satu sekolah dasar di kecamatan Genuk kota Semarang terjadi endemi, dimana 2 siswa meninggal dan 5 siswa lainnya dirawat di rumah sakit karena difteri pada tahun 2018. Kesadaran untuk menjaga kesehatan dan memeriksa kesehatan secara teratur di rumah atau sekolah penting untuk menghindari generasi penerus bangsa dari penyakit berbahaya. Penelitian ini merancang dan mengimplementasikan sensor suhu tubuh yang terintegrasi dengan sensor sidik jari basis Arduino serial komputer. Akuisisi data suhu tubuh siswa sangat penting pada anak-anak yang tidak dapat memahami demam tubuh mereka. Inovasi sensor suhu MLX90614 dikombinasikan dengan sensor sidik jari berbasis Arduinoserial komputer. Aplikasi ini berfungsi sebagai perekam suhu tubuh siswa dan kehadiran siswa untuk disimpan di komputer. Hasil pengukuran menunjukkan hasil yang baik karena kesalahan rata-rata di bawah 5%, kesalahan terbesar adalah 3,41% dan terendah adalah 2,01%. Hasil pengukuran juga menunjukkan nilai presisi tertinggi 95,88% dan akurasi tertinggi 99,24%. Database suhu siswa akan berfungsi sebagai deteksi dini demam siswa serta pemeriksaan kesehatan berkala sebagai upaya bersama untuk menjaga kesehatan anak-anak sekolah dan memberikan informasi yang akurat ketika siswa sakit dan dibawa ke dokter.
{"title":"Desain dan Implementasi Akuisisi Data Suhu Murid Sekolah Berbasis Arduino Untuk Monitoring Kesehatan Komunal","authors":"Munaf Ismail, Arttini Dwi Prasetyowati, Jenny Putri Hapsari","doi":"10.25077/JNTE.V8N2.640.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JNTE.V8N2.640.2019","url":null,"abstract":"Abstra k —Jumlah kasus demam berdarah dengue sebanyak 1.204 kasus terjadi di provinsi Jawa Tengah pada periode Januari 2019. Salah satu sekolah dasar di kecamatan Genuk kota Semarang terjadi endemi, dimana 2 siswa meninggal dan 5 siswa lainnya dirawat di rumah sakit karena difteri pada tahun 2018. Kesadaran untuk menjaga kesehatan dan memeriksa kesehatan secara teratur di rumah atau sekolah penting untuk menghindari generasi penerus bangsa dari penyakit berbahaya. Penelitian ini merancang dan mengimplementasikan sensor suhu tubuh yang terintegrasi dengan sensor sidik jari basis Arduino serial komputer. Akuisisi data suhu tubuh siswa sangat penting pada anak-anak yang tidak dapat memahami demam tubuh mereka. Inovasi sensor suhu MLX90614 dikombinasikan dengan sensor sidik jari berbasis Arduinoserial komputer. Aplikasi ini berfungsi sebagai perekam suhu tubuh siswa dan kehadiran siswa untuk disimpan di komputer. Hasil pengukuran menunjukkan hasil yang baik karena kesalahan rata-rata di bawah 5%, kesalahan terbesar adalah 3,41% dan terendah adalah 2,01%. Hasil pengukuran juga menunjukkan nilai presisi tertinggi 95,88% dan akurasi tertinggi 99,24%. Database suhu siswa akan berfungsi sebagai deteksi dini demam siswa serta pemeriksaan kesehatan berkala sebagai upaya bersama untuk menjaga kesehatan anak-anak sekolah dan memberikan informasi yang akurat ketika siswa sakit dan dibawa ke dokter.","PeriodicalId":30660,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48792464","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Face recognition is one part of the biometrics research. Face recognition is widely used in identification and recognition process. Speed-up Robust Feature (SURF) is one of feature extraction method used in face recognition system. This research aims to compare face recognition performance between SURF and Gray Level Co-occurence Matrix (GLCM) methods for perspective rotation. In this study, the image features were extracted using SURF and GLCM. Each feature was used on classification stage using Support Vector Machine (SVM). The dataset was obtained from National Cheng Kung University (NCKU). The NCKU dataset has more variation of rotation angle. The dataset used in this study consists of 10 classes that showed 10 of the subject. The results show that SURF method obtained 85% of accuracy and GLCM method reached 50% of accuracy. Therefore, we concluded that SURF method has better performance on implementing on face recognition system. Keywords : SURF, GLCM, Face Recognition, SVM Abstrak Pengenalan wajah merupakan salah satu bagian dari penelitian biometrika. Pengenalan wajah banyak digunakan dalam proses identifikasi manusia. Metode ekstraksi fitur Speed-Up Robust Feature (SURF) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengenali wajah. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja sistem pengenalan wajah dengan menggunakan metode ekstraksi fitur SURF dan Gray Level Co-occurence Matrix (GLCM). Pada penelitian ini, data input wajah akan diekstraksi fiturnya menggunakan SURF dan GLCM. Setiap fitur digunakan pada tahapan klasifikasi menggunakan Support Vector Machine (SVM). Data yang digunakan merupakan data yang didapatkan dari National Cheng Kung University (NCKU). Data wajah NCKU mempunyai sudut rotasi yang lebih banyak. Dataset yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 10 kelas yang menunjukkan 10 subjek penelitian. Pengenalan wajah menggunakan metode SURF dan SVM mempunyai akurasi 85%, sedangkan menggunakan metode GLCM mempunyai akurasi 50%. Hasil menunjukkan bahwa metode SURF mempunyai kinerja yang lebih baik dari metode GLCM. Kata Kunci : SURF, GLCM, pengenalan wajah, SVM
{"title":"Perbandingan Kinerja Support Vector Machine (SVM) Dalam Mengenali Wajah Menggunakan SURF DAN GLCM","authors":"Syamsul Bahri, Khairun Saddami, Fitri Arnia, Kahlil Muchtar","doi":"10.25077/JNTE.V8N2.620.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JNTE.V8N2.620.2019","url":null,"abstract":"Face recognition is one part of the biometrics research. Face recognition is widely used in identification and recognition process. Speed-up Robust Feature (SURF) is one of feature extraction method used in face recognition system. This research aims to compare face recognition performance between SURF and Gray Level Co-occurence Matrix (GLCM) methods for perspective rotation. In this study, the image features were extracted using SURF and GLCM. Each feature was used on classification stage using Support Vector Machine (SVM). The dataset was obtained from National Cheng Kung University (NCKU). The NCKU dataset has more variation of rotation angle. The dataset used in this study consists of 10 classes that showed 10 of the subject. The results show that SURF method obtained 85% of accuracy and GLCM method reached 50% of accuracy. Therefore, we concluded that SURF method has better performance on implementing on face recognition system. Keywords : SURF, GLCM, Face Recognition, SVM Abstrak Pengenalan wajah merupakan salah satu bagian dari penelitian biometrika. Pengenalan wajah banyak digunakan dalam proses identifikasi manusia. Metode ekstraksi fitur Speed-Up Robust Feature (SURF) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengenali wajah. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja sistem pengenalan wajah dengan menggunakan metode ekstraksi fitur SURF dan Gray Level Co-occurence Matrix (GLCM). Pada penelitian ini, data input wajah akan diekstraksi fiturnya menggunakan SURF dan GLCM. Setiap fitur digunakan pada tahapan klasifikasi menggunakan Support Vector Machine (SVM). Data yang digunakan merupakan data yang didapatkan dari National Cheng Kung University (NCKU). Data wajah NCKU mempunyai sudut rotasi yang lebih banyak. Dataset yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 10 kelas yang menunjukkan 10 subjek penelitian. Pengenalan wajah menggunakan metode SURF dan SVM mempunyai akurasi 85%, sedangkan menggunakan metode GLCM mempunyai akurasi 50%. Hasil menunjukkan bahwa metode SURF mempunyai kinerja yang lebih baik dari metode GLCM. Kata Kunci : SURF, GLCM, pengenalan wajah, SVM","PeriodicalId":30660,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42439932","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-11DOI: 10.25077/JNTE.V8N2.630.2019
Bagus Brahmantya Gautama
The inevitable replacement of electro-mechanical protection relays with more recently-developed microprocessor-based protection relays poses challenges to engineer, one of which is migration from existing manufacturer’s non-standard inverse time-overcurrent curve to, usually, IEC 60255-151 or IEEE Std C37.112-1996 curve. To satisfy the required protection coordination, one may perform new study of protection coordination for the system in total, prior to replacement program. However, this exhaustive approach can be avoided by emulating existing non-standard inverse time overcurrent curve on the new microprocessor-based protection relay, provided that such curve is still adequate to be re-implemented. This paper aims to develop general procedure using nonlinear curve fitting to determine the most appropriate setting of microprocessor-based protection relay. The general procedure has been tested during renewal of feeder protection relay at Siguragura Power Station.
{"title":"Migration Between Two Inverse Time-Overcurrent Curves of Different Standard: Experience at Siguragura Power Station","authors":"Bagus Brahmantya Gautama","doi":"10.25077/JNTE.V8N2.630.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JNTE.V8N2.630.2019","url":null,"abstract":"The inevitable replacement of electro-mechanical protection relays with more recently-developed microprocessor-based protection relays poses challenges to engineer, one of which is migration from existing manufacturer’s non-standard inverse time-overcurrent curve to, usually, IEC 60255-151 or IEEE Std C37.112-1996 curve. To satisfy the required protection coordination, one may perform new study of protection coordination for the system in total, prior to replacement program. However, this exhaustive approach can be avoided by emulating existing non-standard inverse time overcurrent curve on the new microprocessor-based protection relay, provided that such curve is still adequate to be re-implemented. This paper aims to develop general procedure using nonlinear curve fitting to determine the most appropriate setting of microprocessor-based protection relay. The general procedure has been tested during renewal of feeder protection relay at Siguragura Power Station.","PeriodicalId":30660,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47526941","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-26DOI: 10.25077/JNTE.V8N1.623.2019
S. N. Asri, Adrianti Adrianti, M. Nasir
This research aims to improve the reliability of electrical distribution networks of Universitas Andalas using network reconfiguration. Reliability calculation is carried out using series-parallel block diagram. The calculated reliability indexes are failure rates, annual down times and energy not supplied (ENS). The reconfiguration is focused for load points that have highest ENS. For these load points, reconfiguration was done by transferred their power supply to nearer distribution substation by installed new feeders. As a result, the distribution network changes it shape into loop configuration, although during operation it still has radial configuration. The reconfiguration has been success in reducing the ENS values of Universitas Andalas distribution network. The highest load point’s ENS i.e. 315,191 kWh/year has been reduced into 142,864 kWh/year. Keywords : Energy not supplied, reliability, reconfiguration, distribution network Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki keandalan jaringan distribusi listrik Universitas Andalas dengan rekonfigurasi jaringan. Perhitungan keandalan dilakukan menggunakan metode blok diagram seri-paralel. Parameter keandalan yang dihitung yaitu laju kegagalan, annual downtimes serta Energy Not Supplied (ENS). Rekonfigurasi dilakukan dengan fokus pada titik-titik beban yang memiliki indeks ENS yang terbesar. Titik-titik beban tersebut direkonfigurasi dengan memindahkan supply dayanya ke gardu yang lebih dekat dengan penambahan saluran baru. Akibatnya bentuk jaringan berubah menjadi konfigurasi loop, tetapi pada saat beroperasi jaringan tetap dalam konfigurasi radial. Dari rekonfigurasi yang diusulkan, nilai ENS sistem distribusi Universitas Andalas berhasil diturunkan dari nilai tertinggi 315,191 kWjam/tahun menjadi 142,864 kWjam/tahun. Sehingga lama dan frekuensi pemadaman listrik di titik-titik beban berhasil dikurangi yang pada akhirnya diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas di Universitas Andalas Kata Kunci : Energy not supplied, keandalan, rekonfigurasi, jaringan distribusi
{"title":"Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Listrik Universitas Andalas Untuk Memperbaiki Indeks Energy Not Supplied","authors":"S. N. Asri, Adrianti Adrianti, M. Nasir","doi":"10.25077/JNTE.V8N1.623.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JNTE.V8N1.623.2019","url":null,"abstract":"This research aims to improve the reliability of electrical distribution networks of Universitas Andalas using network reconfiguration. Reliability calculation is carried out using series-parallel block diagram. The calculated reliability indexes are failure rates, annual down times and energy not supplied (ENS). The reconfiguration is focused for load points that have highest ENS. For these load points, reconfiguration was done by transferred their power supply to nearer distribution substation by installed new feeders. As a result, the distribution network changes it shape into loop configuration, although during operation it still has radial configuration. The reconfiguration has been success in reducing the ENS values of Universitas Andalas distribution network. The highest load point’s ENS i.e. 315,191 kWh/year has been reduced into 142,864 kWh/year. Keywords : Energy not supplied, reliability, reconfiguration, distribution network Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki keandalan jaringan distribusi listrik Universitas Andalas dengan rekonfigurasi jaringan. Perhitungan keandalan dilakukan menggunakan metode blok diagram seri-paralel. Parameter keandalan yang dihitung yaitu laju kegagalan, annual downtimes serta Energy Not Supplied (ENS). Rekonfigurasi dilakukan dengan fokus pada titik-titik beban yang memiliki indeks ENS yang terbesar. Titik-titik beban tersebut direkonfigurasi dengan memindahkan supply dayanya ke gardu yang lebih dekat dengan penambahan saluran baru. Akibatnya bentuk jaringan berubah menjadi konfigurasi loop, tetapi pada saat beroperasi jaringan tetap dalam konfigurasi radial. Dari rekonfigurasi yang diusulkan, nilai ENS sistem distribusi Universitas Andalas berhasil diturunkan dari nilai tertinggi 315,191 kWjam/tahun menjadi 142,864 kWjam/tahun. Sehingga lama dan frekuensi pemadaman listrik di titik-titik beban berhasil dikurangi yang pada akhirnya diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas di Universitas Andalas Kata Kunci : Energy not supplied, keandalan, rekonfigurasi, jaringan distribusi","PeriodicalId":30660,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44953989","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-26DOI: 10.25077/JNTE.V8N1.612.2019
L. Hakim, F. Prayoga, K. Khairudin, H. Gusmedi
This paper aims to propose the vector form implementation into three-phase power flow analysis. The developed algorithm is based on Newton-Raphson method with voltage is represented in rectangular coordinate. The Python programming language and its mathematical libraries are used in this works. Three-phase power flow analysis in vector form utilizes sparse matrix ordering algorithm, so the elements of the coefficient correction matrix can be rearranged easily. This method was used to solve three-phase power flow for balance or unbalance network in two actual distribution system feeders in Lampung, i.e. 119 nodes and 191 nodes. Comparison with traditional Newton-Raphson method (non-vector) shows the vector form is able to solve computation up to eight times faster than non-vector. Keywords : Three-phase power flow, Vector form, Newton-Raphson, Rectangular, Python
{"title":"Vector Form Implementation in Three-Phase Power Flow Analysis Based on Power Injection Rectangular Coordinate","authors":"L. Hakim, F. Prayoga, K. Khairudin, H. Gusmedi","doi":"10.25077/JNTE.V8N1.612.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JNTE.V8N1.612.2019","url":null,"abstract":"This paper aims to propose the vector form implementation into three-phase power flow analysis. The developed algorithm is based on Newton-Raphson method with voltage is represented in rectangular coordinate. The Python programming language and its mathematical libraries are used in this works. Three-phase power flow analysis in vector form utilizes sparse matrix ordering algorithm, so the elements of the coefficient correction matrix can be rearranged easily. This method was used to solve three-phase power flow for balance or unbalance network in two actual distribution system feeders in Lampung, i.e. 119 nodes and 191 nodes. Comparison with traditional Newton-Raphson method (non-vector) shows the vector form is able to solve computation up to eight times faster than non-vector. Keywords : Three-phase power flow, Vector form, Newton-Raphson, Rectangular, Python","PeriodicalId":30660,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47339033","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-11DOI: 10.25077/JNTE.V8N1.608.2019
D. S. Insani, Badriana Badriana, Muhammad Daud
Increasing electrical energy consumption in a region due to economic development must be anticipated as early as possible in order to ensure that electricity is available sufficiently in affordable price. One method for the anticipation is forecasting electrical energy consumption. This paper aims to forecast electrical energy consumption using Long-range Energy Alternatives Planning system (LEAP) software for study case in Bireuen District. Based on historical data since 2012 in form of population development, number of customers, electrification ratio, energy intensity, and profile of electrical energy consumption, an analysis is carried out to forecast the future electrical energy demand in Bireuen District until 2026. The analysis predict that in 2026, the number of electricity customers will reach 183,016 customers with an average growth of 4.7% per year, and electricity consumption will reach 563.02 GWh with an average growth of 10.67% per year. In addition, the electrification ratio will continue to increase to 99.42% in 2026 while the energy elasticity will continue to decline to reach 0.61 in that year. Keywords: electrical energy, electrical energy consumption, electrification ratio, energy elasticity, LEAP Abstrak Meningkatnya konsumsi energi listrik suatu daerah karena peningkatan taraf perekonomian harus diantisipasi sedini mungkin agar energi listrik tersedia dalam jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau. Salah satu yang perlu dilakukan dalam mengantisipasi hal tersebut adalah peramalan kebutuhan energi listrik. Makalah ini bertujuan untuk meramal kebutuhan energi listrik menggunakan perangkat lunak Long-range Energy Alternatives Planning system (LEAP) dengan mengambil kasus pada Kabupaten Bireuen. Berdasarkan data-data historis sejak tahun 2012 berupa pertumbuhan penduduk, jumlah pelanggan, rasio elektrifikasi, intensitas energi, dan profil konsumsi energi listrik, maka dilakukan analisis untuk memprakirakan kebutuhan energi listrik di Kabupaten Bireuen untuk masa mendatang sampai dengan tahun 2026. Hasil analisis data meramalkan bahwa pada tahun 2026, jumlah pelanggan listrik akan mencapai 183.016 pelanggan dengan rata-rata pertumbuhan adalah 4,7 % per tahun, dan konsumsi energi listrik akan mencapai 563,02 GWh dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,67 % per tahun. Selain itu, diperoleh juga bahwa rasio elektrifikasi akan meningkat terus mencapai 99,42 % pada tahun 2026 sedangkan elastisitas energi akan menurun terus mencapai angka 0,61 pada tahun tersebut. Kata Kunci: energi listrik, kebutuhan energi listrik, rasio elektrifikasi, elastisitas energi, LEAP.
{"title":"Analisis Peramalan Kebutuhan Energi Listrik untuk Kabupaten Bireuen Menggunakan Perangkat Lunak LEAP","authors":"D. S. Insani, Badriana Badriana, Muhammad Daud","doi":"10.25077/JNTE.V8N1.608.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JNTE.V8N1.608.2019","url":null,"abstract":"Increasing electrical energy consumption in a region due to economic development must be anticipated as early as possible in order to ensure that electricity is available sufficiently in affordable price. One method for the anticipation is forecasting electrical energy consumption. This paper aims to forecast electrical energy consumption using Long-range Energy Alternatives Planning system (LEAP) software for study case in Bireuen District. Based on historical data since 2012 in form of population development, number of customers, electrification ratio, energy intensity, and profile of electrical energy consumption, an analysis is carried out to forecast the future electrical energy demand in Bireuen District until 2026. The analysis predict that in 2026, the number of electricity customers will reach 183,016 customers with an average growth of 4.7% per year, and electricity consumption will reach 563.02 GWh with an average growth of 10.67% per year. In addition, the electrification ratio will continue to increase to 99.42% in 2026 while the energy elasticity will continue to decline to reach 0.61 in that year. Keywords: electrical energy, electrical energy consumption, electrification ratio, energy elasticity, LEAP Abstrak Meningkatnya konsumsi energi listrik suatu daerah karena peningkatan taraf perekonomian harus diantisipasi sedini mungkin agar energi listrik tersedia dalam jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau. Salah satu yang perlu dilakukan dalam mengantisipasi hal tersebut adalah peramalan kebutuhan energi listrik. Makalah ini bertujuan untuk meramal kebutuhan energi listrik menggunakan perangkat lunak Long-range Energy Alternatives Planning system (LEAP) dengan mengambil kasus pada Kabupaten Bireuen. Berdasarkan data-data historis sejak tahun 2012 berupa pertumbuhan penduduk, jumlah pelanggan, rasio elektrifikasi, intensitas energi, dan profil konsumsi energi listrik, maka dilakukan analisis untuk memprakirakan kebutuhan energi listrik di Kabupaten Bireuen untuk masa mendatang sampai dengan tahun 2026. Hasil analisis data meramalkan bahwa pada tahun 2026, jumlah pelanggan listrik akan mencapai 183.016 pelanggan dengan rata-rata pertumbuhan adalah 4,7 % per tahun, dan konsumsi energi listrik akan mencapai 563,02 GWh dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,67 % per tahun. Selain itu, diperoleh juga bahwa rasio elektrifikasi akan meningkat terus mencapai 99,42 % pada tahun 2026 sedangkan elastisitas energi akan menurun terus mencapai angka 0,61 pada tahun tersebut. Kata Kunci: energi listrik, kebutuhan energi listrik, rasio elektrifikasi, elastisitas energi, LEAP.","PeriodicalId":30660,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43635458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-03-03DOI: 10.25077/JNTE.V8N1.615.2019
Hendri Syahputra, Fitri Arnia, Khairul Munadi
Conventionally, the coffee maturity level is determined by observing the fruit colour, and it is done manually. This approach may result in inconsistency in colour classification. Thus, an automatic colour classification method based on colour of coffee maturity level is required. This paper presents the characterization of coffee maturity level based on two colour features: colour histogram and colour moment. Characterization of coffee maturity level was grouped into four class: green for unripe coffee, greenish-yellow for half ripe coffee, red for ripe coffee, and dark red for too ripe coffee. The purpose of the research is to determine the colour features that can characterize the coffee maturity level based on computer simulation in extracting and calculating the statistical values of the colour histogram and colour moments. It turned out from 200 coffee images that the statistical values of colour histogram are more suitable for characterising the coffee maturity. The kurtosis values of hue histogram for each maturity level of coffee were different: kurtosis value of unripe coffee was 17.2-28.3, those of half ripe coffee, ripe coffee and too ripe coffee were 29.2-31.4, 32.7-83.5, and more than 84.2 respectively. . Keywords : colour histogram kurtosis, colour moment, image processing. Abstrak Secara tradisional, tingkat kematangan buah kopi ditentukan dari warna kulitnya yang dikelompokan secara manual. Cara ini menghasilkan pengelompokan warna yang kurang konsisten, sehingga diperlukan sebuah metode otomatis pengelompokan buah kopi berdasarkan warna dari tingkat kematangannya. Penelitian ini memaparkan hasil karakterisasi kematangan buah kopi arabika menggunakan dua fitur warna citra, yaitu histogram dan momen warna. Karakterisasi kematangan dibagi menjadi empat kelompok: hijau untuk kopi muda , hijau kekuningan untuk kopi setengah masak , merah untuk kopi masak , dan merah tua untuk kopi tua . Tujuan penelitian ini adalah menentukan fitur warna yang dapat mewakili karakter kematangan buah kopi dengan melakukan simulasi komputer untuk mengekstrak dan menghitung nilai statistik dari histogram warna dan nilai momen warna dari empat kelompok buah kopi. Hasil penelitian menggunakan 200 citra kopi menunjukkan bahwa nilai statistik dari histogram warna lebih menggambarkan karakter kematangan buah kopi, dibandingkan dengan momen warna. Nilai kurtosis dari histogram hue memiliki nilai berbeda untuk setiap kategori kematangan buah kopi: kopi muda memiliki nilai kurtosis 17.2-28.3, kopi setengah masak 29.2-31.4, kopi masak 32.7-83.5dan kopi tua lebih dari 84.2. Kata Kunci : kurtosis histogram warna, momen warna, pengolahan citra.
{"title":"Karakterisasi Kematangan Buah Kopi Berdasarkan Warna Kulit Kopi Menggunakan Histogram dan Momen Warna","authors":"Hendri Syahputra, Fitri Arnia, Khairul Munadi","doi":"10.25077/JNTE.V8N1.615.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JNTE.V8N1.615.2019","url":null,"abstract":"Conventionally, the coffee maturity level is determined by observing the fruit colour, and it is done manually. This approach may result in inconsistency in colour classification. Thus, an automatic colour classification method based on colour of coffee maturity level is required. This paper presents the characterization of coffee maturity level based on two colour features: colour histogram and colour moment. Characterization of coffee maturity level was grouped into four class: green for unripe coffee, greenish-yellow for half ripe coffee, red for ripe coffee, and dark red for too ripe coffee. The purpose of the research is to determine the colour features that can characterize the coffee maturity level based on computer simulation in extracting and calculating the statistical values of the colour histogram and colour moments. It turned out from 200 coffee images that the statistical values of colour histogram are more suitable for characterising the coffee maturity. The kurtosis values of hue histogram for each maturity level of coffee were different: kurtosis value of unripe coffee was 17.2-28.3, those of half ripe coffee, ripe coffee and too ripe coffee were 29.2-31.4, 32.7-83.5, and more than 84.2 respectively. . Keywords : colour histogram kurtosis, colour moment, image processing. Abstrak Secara tradisional, tingkat kematangan buah kopi ditentukan dari warna kulitnya yang dikelompokan secara manual. Cara ini menghasilkan pengelompokan warna yang kurang konsisten, sehingga diperlukan sebuah metode otomatis pengelompokan buah kopi berdasarkan warna dari tingkat kematangannya. Penelitian ini memaparkan hasil karakterisasi kematangan buah kopi arabika menggunakan dua fitur warna citra, yaitu histogram dan momen warna. Karakterisasi kematangan dibagi menjadi empat kelompok: hijau untuk kopi muda , hijau kekuningan untuk kopi setengah masak , merah untuk kopi masak , dan merah tua untuk kopi tua . Tujuan penelitian ini adalah menentukan fitur warna yang dapat mewakili karakter kematangan buah kopi dengan melakukan simulasi komputer untuk mengekstrak dan menghitung nilai statistik dari histogram warna dan nilai momen warna dari empat kelompok buah kopi. Hasil penelitian menggunakan 200 citra kopi menunjukkan bahwa nilai statistik dari histogram warna lebih menggambarkan karakter kematangan buah kopi, dibandingkan dengan momen warna. Nilai kurtosis dari histogram hue memiliki nilai berbeda untuk setiap kategori kematangan buah kopi: kopi muda memiliki nilai kurtosis 17.2-28.3, kopi setengah masak 29.2-31.4, kopi masak 32.7-83.5dan kopi tua lebih dari 84.2. Kata Kunci : kurtosis histogram warna, momen warna, pengolahan citra.","PeriodicalId":30660,"journal":{"name":"Jurnal Nasional Teknik Elektro","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41353916","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}