首页 > 最新文献

Tarbiya Journal of Education in Muslim Society最新文献

英文 中文
“What do fishermen catch?”; Exploring Talk between Students in Primary Science Classroom Implementing Curriculum 2013 “打鱼的捕什么?”探索小学科学课堂学生间的对话,实施课程2013
Pub Date : 2018-10-21 DOI: 10.15408/TJEMS.V5I1.7496
M. Ramli
AbstractThe objective of this research is to explore of dialogue in primary science classrooms that implement Curriculum 2013. Dialogue is a term used in a broad sense to mean the exchange of information, thought and ideas from the sources to audiences through both written and spoken language. In this study, the sort of dialogue I am interested in is classroom talk; even more specifically, talk between students in the primary science classroom. A case study approach is employed for this study. I am focusing my study on twelve science lessons at year four of one primary schools in the Greater Jakarta. Data were gathered using classroom observations. I wrote a field note for each lesson and record the observation using audio and video recorder For analysing the data, I employed socio culture discourse analysis. The study shows that talk between students during a science lesson is adapted from both a traditional triadic pattern called Initiation, Response, Feedback (IRF) and a non-triadic pattern of Initiation, Response, Feedback, Response, Feedback (IRFRF) chain. In addition, the findings indicate that students were able to develop the four domains of scientific literacy through talks during science lessons.AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dialog di dalam kelas sains dasar yang menerapkan Kurikulum 2013. Dialog adalah istilah yang digunakan dalam arti luas berarti pertukaran informasi, pemikiran dan ide-ide dari sumber pembicara ke lawan bicara melalui komunikasi baik lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini, jenis dialog yang menarik bagi peneliti adalah pembicaraan di kelas; khususnya, pembicaraan antara siswa di kelas sains tingkat Sekolah Dasar. Pendekatan studi kasus digunakan pada penelitian ini. Fokus penelitian ini adalah dua belas materi ajar mata pelajaran sains pada kelas empat dari salah satu sekolah dasar di Jabodetabek. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan observasi kelas. Peneliti menulis catatan lapangan untuk setiap pengajaran dan merekam kegiatan pengajaran menggunakan audio dan perekam video. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan analisis wacana sosial budaya. Studi ini menunjukkan bahwa perbincangan antara siswa selama pelajaran sains diadaptasi dari pola triadic-tradisional yang disebut Initiation (Inisiasi), Response (Respon), dan Feedback (Timbal Balik) yang disingkat IRF dan pola non-triadic yang disebut Initiation (Inisiasi), Response (Respon), Feedback (Timbal Balik), Response (Respon), Feedback (Timbal Balik) yang disebut denga Rantai IRFRF. Selain itu, temuan menunjukkan bahwa siswa mampu mengembangkan empat domain literasi ilmiah melalui diskusi selama pelajaran ilmu pengetahuan 
摘要本研究旨在探讨实施《新课程2013》的小学科学课堂中的对话。对话是一个广义的术语,指通过书面和口头语言从消息来源向受众交流信息、思想和想法。在这项研究中,我感兴趣的对话类型是课堂谈话;更具体地说,在小学科学课堂上,学生之间的交谈。本研究采用个案研究方法。我的学习重点是大雅加达一所小学四年级的12门科学课。通过课堂观察收集数据。每节课我都写了一份实地笔记,并使用音频和视频记录仪记录观察到的情况。对于数据的分析,我采用了社会文化话语分析。研究表明,在科学课上,学生之间的谈话既采用了传统的“发起、回应、反馈”(IRF)三要素模式,也采用了“发起、回应、反馈、回应、反馈”(IRFRF)链的非三要素模式。此外,研究结果表明,学生能够通过科学课上的谈话来发展科学素养的四个领域。[摘要][中国科学院学报],2013。对话adalah istilah yang digunakan dalam artian berarti pertukaran informasi, pemikiran danideide - dari sumber pembicara ke lawan bicara melalui komunikasi baikan maupun tulisan。Dalam penelitian ini, jenis dialog yang menarik bagi peneliiti adalah pembicaraan and di kelas;khususnya, pembicaraan antara siswa di kelas sains katsekolah Dasar。Pendekatan studi kasus digunakan padpadpenelitian ini。在这里,我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是,在这里我想说的是。数据分析:敦煌、敦煌、蒙古等地的观测数据。Peneliti menulis catatan lapangan untuk seap pengajaran dan merekam kegiatan pengajaran menggunakan音频dan perekam视频。Untuk menganalis data, peneliti menggunakan analysis wacana social budaya。Studi ini menunjukkan bahwa perbincangan antara sisama pelajaran sains diadaptasi dari pola三合一-传统阳病发起(Inisiasi)、反应(Respon)、丹反馈(Timbal Balik)阳病发起(Inisiasi)、反应(Respon)、反馈(Timbal Balik)、反应(Respon)、反馈(Timbal Balik)阳病denenga Rantai IRFRF。Selain itu, temuan menunjukkan bahwa siswa mampu mengembangkan empat domain literasi ilmiah melalui diskusi selama pelajaran ilmu pengetahuan
{"title":"“What do fishermen catch?”; Exploring Talk between Students in Primary Science Classroom Implementing Curriculum 2013","authors":"M. Ramli","doi":"10.15408/TJEMS.V5I1.7496","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/TJEMS.V5I1.7496","url":null,"abstract":"AbstractThe objective of this research is to explore of dialogue in primary science classrooms that implement Curriculum 2013. Dialogue is a term used in a broad sense to mean the exchange of information, thought and ideas from the sources to audiences through both written and spoken language. In this study, the sort of dialogue I am interested in is classroom talk; even more specifically, talk between students in the primary science classroom. A case study approach is employed for this study. I am focusing my study on twelve science lessons at year four of one primary schools in the Greater Jakarta. Data were gathered using classroom observations. I wrote a field note for each lesson and record the observation using audio and video recorder For analysing the data, I employed socio culture discourse analysis. The study shows that talk between students during a science lesson is adapted from both a traditional triadic pattern called Initiation, Response, Feedback (IRF) and a non-triadic pattern of Initiation, Response, Feedback, Response, Feedback (IRFRF) chain. In addition, the findings indicate that students were able to develop the four domains of scientific literacy through talks during science lessons.AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dialog di dalam kelas sains dasar yang menerapkan Kurikulum 2013. Dialog adalah istilah yang digunakan dalam arti luas berarti pertukaran informasi, pemikiran dan ide-ide dari sumber pembicara ke lawan bicara melalui komunikasi baik lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini, jenis dialog yang menarik bagi peneliti adalah pembicaraan di kelas; khususnya, pembicaraan antara siswa di kelas sains tingkat Sekolah Dasar. Pendekatan studi kasus digunakan pada penelitian ini. Fokus penelitian ini adalah dua belas materi ajar mata pelajaran sains pada kelas empat dari salah satu sekolah dasar di Jabodetabek. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan observasi kelas. Peneliti menulis catatan lapangan untuk setiap pengajaran dan merekam kegiatan pengajaran menggunakan audio dan perekam video. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan analisis wacana sosial budaya. Studi ini menunjukkan bahwa perbincangan antara siswa selama pelajaran sains diadaptasi dari pola triadic-tradisional yang disebut Initiation (Inisiasi), Response (Respon), dan Feedback (Timbal Balik) yang disingkat IRF dan pola non-triadic yang disebut Initiation (Inisiasi), Response (Respon), Feedback (Timbal Balik), Response (Respon), Feedback (Timbal Balik) yang disebut denga Rantai IRFRF. Selain itu, temuan menunjukkan bahwa siswa mampu mengembangkan empat domain literasi ilmiah melalui diskusi selama pelajaran ilmu pengetahuan ","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85070207","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Analysis of Students Perception about Teachers’ Personality in the Academic Achievement of Students at University Level 大学生学业成绩中学生对教师人格感知的分析
Pub Date : 2018-06-28 DOI: 10.15408/TJEMS.V5I1.7098
Sadaf Umer Chhapra, S. Naz, M. Usmani, Adil Mohiuddin
AbstractThis thesis is aimed at exploring the relationship of teacher’s personality as perceived by the students with students’ academic achievement. The major objective of study was to measure the perceptions of students about five dimensions of their teachers’ personality (i.e. Openness, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, and Neuroticism) and to identify the relationship between these five dimensions of teacher’s personality and students’ academic achievement at university level. Data was collected from male and female students of five universities of Karachi with the help of questionnaire design on likert scale. As population frame was not available to random sampling technique (non-probability method) was used to collect data from 385 respondents. Statistical techniques that were applied for analysis of collected data were descriptive analysis, regression and ANOVA analysis. Findings of the study showed that there is a significant relationship between teachers’ personality and student’s academic performance at university level. Furthermore, all personality traits except Neuroticism is create positive impact on student’s academic output. This study help teacher and management to better understand the importance of personality traits and their impact on class management and ultimately of student’s academic performance.AbstrakTulisan  ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan kepribadian guru yang dirasakan oleh siswa dengan prestasi akademik siswa. Tujuan utama penelitian adalah untuk mengukur persepsi siswa tentang lima dimensi kepribadian guru mereka ( yaitu Openness, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, dan  Neuroticism) dan untuk mengidentifikasi hubungan antara lima dimensi kepribadian guru dan prestasi akademik siswa. di tingkat universitas. Data dikumpulkan dari siswa pria dan wanita dari lima universitas di Karachi dengan bantuan desain kuesioner pada skala likert. Karena kerangka populasi tidak tersedia untuk teknik sampling acak (metode non-probabilitas) digunakan untuk mengumpulkan data dari 385 responden. Teknik statistik yang diterapkan untuk analisis data yang dikumpulkan adalah analisis deskriptif, regresi dan analisis ANOVA. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepribadian guru dan kinerja akademik siswa di tingkat universitas. Selain itu, semua ciri kepribadian kecuali Neuroticism menciptakan dampak positif pada output akademik siswa. Penelitian ini membantu guru dan manajemen untuk lebih memahami pentingnya sifat kepribadian dan dampaknya terhadap manajemen kelas dan akhirnya kinerja akademik siswa
摘要本文旨在探讨学生所感知到的教师人格与学生学业成绩之间的关系。本研究的主要目的是测量学生对教师人格五个维度(开放性、外向性、亲和性、严谨性和神经质性)的感知,并确定教师人格五个维度与学生大学学业成绩的关系。采用李克特量表对卡拉奇市五所大学的男女学生进行问卷调查。由于无法获得总体框架,采用随机抽样技术(非概率法)对385名受访者进行了数据收集。对收集的数据进行分析的统计技术有描述性分析、回归分析和方差分析。研究结果表明,教师人格与大学生学业成绩之间存在显著的关系。此外,除神经质外,其他人格特质对学生学业成绩均有正向影响。本研究有助于教师和管理人员更好地了解人格特质的重要性及其对班级管理的影响,并最终影响学生的学习成绩。【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】Tujuan utama penelitian adalah untuk mengukur persepi siswa tentenlima维度kepribadian guru mereka (yitu开放性,外向性,亲和性,严谨性,神经质),但untuk mengidentifikasi hubungan antara lima维度kepribadian guru dan prestasi akademik siswa。天津大学。巴基斯坦卡拉奇大学(university of Karachi, dengan bantuan)的数据库库库(Data库库库)数据库库库(Data库库库)。Karena kerangka populasi tidak tersedia untuk teknik sampling ak(方法非概率)digunakan untuk mengumpulkan数据达385人。技术统计杨二代普康分析数据杨二代普康adalah分析,回归单因素方差分析。Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signfikan antara kepribadian guru dan kinerja akademik siswa di tingkat大学。Selain itu, semua ciri, kepribadian, kecui Neuroticism, menciptakan, dampak positive pada output [j]。Penelitian ini membantu guru danmanagementemen untuk lebih memahami pentingnya sifat kepribadian dandanpaknya terhadap managementemen kelas danakhirnya kinerja akademik siswa
{"title":"Analysis of Students Perception about Teachers’ Personality in the Academic Achievement of Students at University Level","authors":"Sadaf Umer Chhapra, S. Naz, M. Usmani, Adil Mohiuddin","doi":"10.15408/TJEMS.V5I1.7098","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/TJEMS.V5I1.7098","url":null,"abstract":"AbstractThis thesis is aimed at exploring the relationship of teacher’s personality as perceived by the students with students’ academic achievement. The major objective of study was to measure the perceptions of students about five dimensions of their teachers’ personality (i.e. Openness, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, and Neuroticism) and to identify the relationship between these five dimensions of teacher’s personality and students’ academic achievement at university level. Data was collected from male and female students of five universities of Karachi with the help of questionnaire design on likert scale. As population frame was not available to random sampling technique (non-probability method) was used to collect data from 385 respondents. Statistical techniques that were applied for analysis of collected data were descriptive analysis, regression and ANOVA analysis. Findings of the study showed that there is a significant relationship between teachers’ personality and student’s academic performance at university level. Furthermore, all personality traits except Neuroticism is create positive impact on student’s academic output. This study help teacher and management to better understand the importance of personality traits and their impact on class management and ultimately of student’s academic performance.AbstrakTulisan  ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan kepribadian guru yang dirasakan oleh siswa dengan prestasi akademik siswa. Tujuan utama penelitian adalah untuk mengukur persepsi siswa tentang lima dimensi kepribadian guru mereka ( yaitu Openness, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, dan  Neuroticism) dan untuk mengidentifikasi hubungan antara lima dimensi kepribadian guru dan prestasi akademik siswa. di tingkat universitas. Data dikumpulkan dari siswa pria dan wanita dari lima universitas di Karachi dengan bantuan desain kuesioner pada skala likert. Karena kerangka populasi tidak tersedia untuk teknik sampling acak (metode non-probabilitas) digunakan untuk mengumpulkan data dari 385 responden. Teknik statistik yang diterapkan untuk analisis data yang dikumpulkan adalah analisis deskriptif, regresi dan analisis ANOVA. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepribadian guru dan kinerja akademik siswa di tingkat universitas. Selain itu, semua ciri kepribadian kecuali Neuroticism menciptakan dampak positif pada output akademik siswa. Penelitian ini membantu guru dan manajemen untuk lebih memahami pentingnya sifat kepribadian dan dampaknya terhadap manajemen kelas dan akhirnya kinerja akademik siswa","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82444898","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
The Ethics of Non-Therapeutic Male Circumcision Under Islamic Law 伊斯兰法律下非治疗性男性包皮环切术的伦理
Pub Date : 2017-12-21 DOI: 10.15408/TJEMS.V4I2.6017
Hossein Dabbagh
Abstract This qualitative research is a philosophical review about analyzing how circumcision can (cannot) be morally justified. It is typically assumed among Muslims that circumcision is mandatory according to Islamic law ( Sharia ). However, in this paper, I will argue that this is not clear in Islamic texts. Because firstly there is no textual evidence in the Quran about this matter and secondly permissibility of circumcision is not an agreed topic among Muslim scholars. This entails that circumcision is not a necessary part of being a Muslim. Although this idea seems idiosyncratic according to the majority of Muslims, I’m inclined to emphasize that we should not marginalize this idea, rather we have to support it for educational prosperity in Muslim communities. But perhaps more importantly this paper helps to introduce new Muslim intellectuals’ argument that moral reasoning is independent from (and even superior to) Islamic law. Since we do not have ultimate and decisive secular reason (e.g., medical reason) against male circumcision in every occasion, therefore, morally speaking, I believe it is not reasonable to say that male circumcision is always wrong. Muslims who support male circumcision still can find some secular reasons to defend this from their cultural identity. Abstrak Penelitian kualitatif ini merupakan tinjauan filosofis yang bertujuan menganalisis bagaimana sunat dapat atau tidak dapat dibenarkan secara moral. Ummat Muslim beranggapan bahwa hukum sunat adalah wajib menurut hukum Islam (Syariah). Akan tetapi , dalam tulisan ini, saya akan berargumen bahwa belum ada penjabaran yang pasti perihal asal hukum wajib pada sunat ini dalam Islam. Argumen ini memiliki dua alasan. Alasan pertama adalah tidak ada bukti te rtulis dalam Al Qur'an tentang asal hukum wajib sunat ini dan alasan ke dua adalah pembolehan sunat bukanlah topik yang disepakati di antara para cendikia Muslim. Atas dasar tersebut, keadaan yang mensyaratkan seseorang untuk sunat bukanlah hal yang wajib untuk menjadi seorang Muslim. Meskipun gagasan ini tampaknya idiosynkratik menurut mayoritas umat Muslim, saya menekankan bahwa kita tidak boleh menyisihkan gagasan ini, tetapi kita harus mendukungnya untuk kemakmuran pendidikan di komunitas Muslim. Kendati demikian mungkin yang lebih penting lagi bahwa tulisan ini membantu untuk memperkenalkan argumen intelektual Muslim yang baru bahwa penalaran moral adalah independen dari (dan bahkan lebih tinggi dari) hukum Islam. Karena kita tidak memiliki alasan kuat dan alasan sekuler ( seperti a lasan medis) terhadap sunat pada laki-laki di dalam setiap keadaan . Kendati demikian , secara moral, saya percaya bahwa tidak beralasan untuk mengatakan bahwa sunat laki-laki itu selalu salah. Muslim yang mendukung sunat pada laki-laki masih dapat dilakukan dengan menemukan beberapa alasan sekuler untuk mempertahankan kegiatan sunat dari identitas budaya ummat muslim. How to Cite : Dabbagh, H. (2017). The Ethics Of Non-Therapeutic Male
摘要本定性研究是一个哲学回顾,分析割礼如何能(不能)在道德上是正当的。穆斯林通常认为,根据伊斯兰教法(Sharia),割礼是强制性的。然而,在本文中,我将论证这在伊斯兰文本中并不清楚。因为首先,古兰经中没有关于这个问题的文本证据,其次,割礼的允许性并不是穆斯林学者一致同意的话题。这意味着割礼不是成为穆斯林的必要部分。尽管对大多数穆斯林来说,这种想法似乎很特殊,但我倾向于强调,我们不应该边缘化这种想法,相反,我们必须支持它,以促进穆斯林社区的教育繁荣。但也许更重要的是,这篇论文有助于引入新的穆斯林知识分子的观点,即道德推理独立于(甚至优于)伊斯兰法律。由于我们没有最终的和决定性的世俗理由(例如,医学原因)反对男性割礼在每一个场合,因此,从道德上讲,我认为这是不合理的说,男性割礼总是错误的。支持男性割礼的穆斯林仍然可以从他们的文化认同中找到一些世俗的理由来捍卫这一点。【摘要】Penelitian qualititini merupakan tinjauan filosofis yang bertujuan menganalis bagaimana sunat dapat atau tidak dapat dibenarkan secara moral。Ummat Muslim beranggapan bahwa hukum sunat adalah wajib menurut hukum Islam(伊斯兰教)。Akan tetapi, dalam tulisan ini, saya Akan berargumen bahwa belum and penjabaran yang pasti perihal asal hukum wajib padsunat ini dalam Islam。争论是关于记忆的。《古兰经》的《古兰经》的《古兰经》的《古兰经》的《古兰经》的《古兰经》的《古兰经》的《古兰经》的《古兰经》的《古兰经》的《古兰经》的《古兰经》是《古兰经》的《古兰经》。阿塔斯达尔·特尔斯特,keadaan yang mensyaratkan seorang untuk sunat bukanlah hal yang wajib untuk menjadi seorang Muslim。这句话的意思是:“我是穆斯林”,意思是“我是穆斯林”,意思是“我是穆斯林”。Kendati demikian mungkin yang lebih penting lagi bahwa tulisan ini membantu untuk memperkenalkan争论知识分子穆斯林yang baru bahwa penalaran道德adalah independent dari (dan bahkan lebih tinggi dari) hukum伊斯兰教。Karena kita tidak memiliki alasan kuat dan alasan sekuler (seperti and lasan media),这是一个非常好的例子。Kendati demikian, secara moral, saya percaya bawa tidak beralasan untuk mengatakan bawa sunaki -laki itselalu salah。穆斯林yang mendukung sunat pada laki-laki masih dapat dilakukan dengan menemukan bebera alasan sekuler untuk mempertahankan kegiatan sunat dari identitas budaya ummat Muslim。引用方法:Dabbagh .(2017)。伊斯兰法律下非治疗性男性割礼的伦理:穆斯林社区教育繁荣的教训。[j] .教育学报,2004(2),344 - 344。doi: 10.15408 / tjems.v4i2.6017。永久链接/ DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6017
{"title":"The Ethics of Non-Therapeutic Male Circumcision Under Islamic Law","authors":"Hossein Dabbagh","doi":"10.15408/TJEMS.V4I2.6017","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/TJEMS.V4I2.6017","url":null,"abstract":"Abstract This qualitative research is a philosophical review about analyzing how circumcision can (cannot) be morally justified. It is typically assumed among Muslims that circumcision is mandatory according to Islamic law ( Sharia ). However, in this paper, I will argue that this is not clear in Islamic texts. Because firstly there is no textual evidence in the Quran about this matter and secondly permissibility of circumcision is not an agreed topic among Muslim scholars. This entails that circumcision is not a necessary part of being a Muslim. Although this idea seems idiosyncratic according to the majority of Muslims, I’m inclined to emphasize that we should not marginalize this idea, rather we have to support it for educational prosperity in Muslim communities. But perhaps more importantly this paper helps to introduce new Muslim intellectuals’ argument that moral reasoning is independent from (and even superior to) Islamic law. Since we do not have ultimate and decisive secular reason (e.g., medical reason) against male circumcision in every occasion, therefore, morally speaking, I believe it is not reasonable to say that male circumcision is always wrong. Muslims who support male circumcision still can find some secular reasons to defend this from their cultural identity. Abstrak Penelitian kualitatif ini merupakan tinjauan filosofis yang bertujuan menganalisis bagaimana sunat dapat atau tidak dapat dibenarkan secara moral. Ummat Muslim beranggapan bahwa hukum sunat adalah wajib menurut hukum Islam (Syariah). Akan tetapi , dalam tulisan ini, saya akan berargumen bahwa belum ada penjabaran yang pasti perihal asal hukum wajib pada sunat ini dalam Islam. Argumen ini memiliki dua alasan. Alasan pertama adalah tidak ada bukti te rtulis dalam Al Qur'an tentang asal hukum wajib sunat ini dan alasan ke dua adalah pembolehan sunat bukanlah topik yang disepakati di antara para cendikia Muslim. Atas dasar tersebut, keadaan yang mensyaratkan seseorang untuk sunat bukanlah hal yang wajib untuk menjadi seorang Muslim. Meskipun gagasan ini tampaknya idiosynkratik menurut mayoritas umat Muslim, saya menekankan bahwa kita tidak boleh menyisihkan gagasan ini, tetapi kita harus mendukungnya untuk kemakmuran pendidikan di komunitas Muslim. Kendati demikian mungkin yang lebih penting lagi bahwa tulisan ini membantu untuk memperkenalkan argumen intelektual Muslim yang baru bahwa penalaran moral adalah independen dari (dan bahkan lebih tinggi dari) hukum Islam. Karena kita tidak memiliki alasan kuat dan alasan sekuler ( seperti a lasan medis) terhadap sunat pada laki-laki di dalam setiap keadaan . Kendati demikian , secara moral, saya percaya bahwa tidak beralasan untuk mengatakan bahwa sunat laki-laki itu selalu salah. Muslim yang mendukung sunat pada laki-laki masih dapat dilakukan dengan menemukan beberapa alasan sekuler untuk mempertahankan kegiatan sunat dari identitas budaya ummat muslim. How to Cite : Dabbagh, H. (2017). The Ethics Of Non-Therapeutic Male","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"109 3","pages":"216-223"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41295053","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
EDUCATION IN BORDER REGIONS 边境地区教育
Pub Date : 2017-12-21 DOI: 10.15408/tjems.v4i2.6982
Farid wadjdy
Abstract This paper aims to figure out the government policy in education management, community participation, and accessibility in border area. The qualitative framed theory with case study approach was used as the method of this study. The results showed that government was enacting special policies in national school operational assistance, providing block grant funds, special allowances for teachers and education personnel in border areas. Participation of the community was in the form of building dormitory in mutual assistance; customary heads took the legal role of school land and cultural preservation through extracurricular activities. Implementation of education in the form of nationalism enhancement assisted by the Indonesian National Army, facilities and school infrastructure were still under the national standards, teachers and employees were not disciplined, and supervision had not functioned optimally. When the teacher had given an assignment out of the region sometimes they had to leave their teaching job for up to two weeks late due to difficult. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk meninjau kebijakan pemerintah dalam manajemen pendidikan, partisipasi masyarakat, dan aksesibilitas di daerah perbatasan. Teori yang dirumuskan secara kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan sebagai metode penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah memberlakukan kebijakan khusus dalam bantuan operasional sekolah nasional, menyediakan dana hibah blok, tunjangan khusus yang diperuntukan bagi guru dan tenaga kependidikan di daerah perbatasan. Partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk membangun asrama dalam bantuan timbal balik; Kepala adat mengambil peran hukum pada ranah sekolah dan pelestarian budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pe ngimplementasian pendidikan dalam bentuk peningkatan nasionalisme dibantu oleh Tentara Nasional Indonesia, fasilitas dan infrastruktur sekolah masih di bawah standar nasional, guru dan karyawan yang tidak disiplin, dan pengawasan tidak berfungsi secara optimal. Ketika guru telah diberikan tugas di luar daerah, kadang-kadang mereka harus meninggalkan pekerjaan mengajar mereka hingga dua minggu lebih lama dari waktu yang ditugaskan karena akses yang tidak mudah dijangkau. How to Cite : Wadjdy, F. (2017). Education in Border Regions. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4 (2), 224-231. doi:10.15408/tjems.v4i2.6982. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6982
摘要本文旨在了解政府在边境地区教育管理、社区参与和无障碍方面的政策。本研究采用定性框架理论和案例研究相结合的方法。结果表明,政府正在制定国家学校运营援助的特殊政策,为边境地区的教师和教育人员提供整笔拨款、特殊津贴。社区的参与形式是建立互助宿舍;传统校长通过课外活动承担起学校土地和文化保护的法律角色。在印度尼西亚国民军的协助下,以增强民族主义的形式实施教育,设施和学校基础设施仍不符合国家标准,教师和雇员没有受到纪律处分,监督也没有发挥最佳作用。当老师在外地布置作业时,有时由于困难,他们不得不晚两周离开教学工作。本文的摘要旨在回顾政府在边境地区的教育管理、公众参与和无障碍方面的政策。该研究方法采用案例研究法定性发表的理论。研究表明,政府在对国立学校的运营援助方面制定了具体政策,为边境地区的教师和教育提供了障碍性失败、特殊激励措施。公众参与的形式是以后备援助的形式提供住宿;习惯负责人通过课外活动在学校和文化恢复领域发挥着法律作用。在印度尼西亚国民军的支持下,以增强民族主义的形式实施教育,学校设施和基础设施仍低于国家标准,教师和雇员不受纪律约束,监督工作也没有达到最佳效果。当教师在国外找到工作时,有时他们不得不离开他们的工作,因为无法接受的机会,教他们的时间比分配给他们的时间长两周。如何引用:Wadjdy,F.(2017)。边疆教育。塔尔比亚:《穆斯林社会教育杂志》,4(2),224-231。doi:10.14408/tjems.v4i2.6982。http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6982
{"title":"EDUCATION IN BORDER REGIONS","authors":"Farid wadjdy","doi":"10.15408/tjems.v4i2.6982","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6982","url":null,"abstract":"Abstract This paper aims to figure out the government policy in education management, community participation, and accessibility in border area. The qualitative framed theory with case study approach was used as the method of this study. The results showed that government was enacting special policies in national school operational assistance, providing block grant funds, special allowances for teachers and education personnel in border areas. Participation of the community was in the form of building dormitory in mutual assistance; customary heads took the legal role of school land and cultural preservation through extracurricular activities. Implementation of education in the form of nationalism enhancement assisted by the Indonesian National Army, facilities and school infrastructure were still under the national standards, teachers and employees were not disciplined, and supervision had not functioned optimally. When the teacher had given an assignment out of the region sometimes they had to leave their teaching job for up to two weeks late due to difficult. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk meninjau kebijakan pemerintah dalam manajemen pendidikan, partisipasi masyarakat, dan aksesibilitas di daerah perbatasan. Teori yang dirumuskan secara kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan sebagai metode penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah memberlakukan kebijakan khusus dalam bantuan operasional sekolah nasional, menyediakan dana hibah blok, tunjangan khusus yang diperuntukan bagi guru dan tenaga kependidikan di daerah perbatasan. Partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk membangun asrama dalam bantuan timbal balik; Kepala adat mengambil peran hukum pada ranah sekolah dan pelestarian budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pe ngimplementasian pendidikan dalam bentuk peningkatan nasionalisme dibantu oleh Tentara Nasional Indonesia, fasilitas dan infrastruktur sekolah masih di bawah standar nasional, guru dan karyawan yang tidak disiplin, dan pengawasan tidak berfungsi secara optimal. Ketika guru telah diberikan tugas di luar daerah, kadang-kadang mereka harus meninggalkan pekerjaan mengajar mereka hingga dua minggu lebih lama dari waktu yang ditugaskan karena akses yang tidak mudah dijangkau. How to Cite : Wadjdy, F. (2017). Education in Border Regions. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4 (2), 224-231. doi:10.15408/tjems.v4i2.6982. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6982","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"4 1","pages":"224-231"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48086580","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
THE CORRELATION BETWEEN EFL LEARNERS’ MOTIVATION ON ENGLISH COURSE AND THEIR ENGLISH LEARNING ACHIEVEMENT 英语学习者的英语学习动机与英语学习成绩的关系
Pub Date : 2017-12-21 DOI: 10.15408/TJEMS.V4I2.6401
Dewi Listia Apriliyanti
Abstract A Study has been conducted to examine the correlation between EFL learners’ motivation on English course (X) and their English learning achievement (Y). A mixed method design used in this study. Instruments of this research were observation, questionnaire, document, and interview. Quantitative method used to measure the correlation between two variables. 30 higher students of the public school have involved in this study. The result showed that the correlation between EFL learners’ motivation on English course and their English score. Even though the correlation was positive, but it was low and not significant. Meanwhile, The investigation found five explanations. First, in some cases, the method that teacher used for learning activity was not suitable with the students’ condition. Second, most students felt difficulty with grammatical structure. Third, students would understand the material if they felt interesting with their teacher and materials. If they didn’t feel comfortable with both of those things, they would not understand the material at all. Forth, they didn’t have high curiosity because they were not remembered about the material explanation from their tutor on English course in the next day. It means that they were not learned it again at home. Fifth, 43% of students would rather to studying with their teacher at school than at English course. 36% of students would rather to studying with their teacher at courses that at school because they felt more understand learning at English course and 21% of samples were abstained. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menguji korelasi antara motivasi peserta didik bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL) dalam mengikuti kursus bahasa Inggris (X) dan prestasi belajar bahasa Inggris mereka di sekolah (Y). Desain metode campuran digunakan dalam penelitian ini. Instrumen penelitian ini adalah observasi, kuesioner, dokumen, dan wawancara. Metode korelasi digunakan untuk mengukur hubungan antar dua variabel. 30 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) terlibat sebagai sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan ada korelasi antara motivasi peserta didik EFL terhadap nilai bahasa Inggris mereka. Meskipun hasil menunjukan adanya hubungan yang positif namun rendah dan tidak signifikan. Hasil investigasi menemukan lima temuan. Pertama, dalam beberapa kasus, metode yang digunakan guru untuk kegatan belajar tidak sesuai dengan kondisi siswa. Kedua, kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam memahami stuktur gramatika dalam bahasa Inggris. Ketiga, siswa akan memahami materi jika mereka merasa tertarik dengan guru dan bahan ajarnya. Jika mereka tidak merasa nyaman dengan kedua hal tersebut, merek tidak akan memahami materi sama sekali. Keempat, mereka tidak memiliki keingintahuan yang tinggi karena mereka tidak ingat penjelasan materi dari tutor mereka pada saat kursus bahasa inggris dihari berikutnya. Artinya mereka tidak mempelajarinya lagi dirumah. Kelima, 43% siswa memilih untuk belajar
摘要本研究采用混合方法设计,考察了英语学习者的英语课程动机(X)与英语学习成绩(Y)之间的关系。本研究采用观察法、问卷法、文献法和访谈法。用来衡量两个变量之间相关性的定量方法。30名公立学校的高等学生参与了本研究。结果表明,英语学习者的英语学习动机与其英语成绩之间存在着显著的相关关系。虽然相关性是正的,但也很低,并不显著。同时,调查发现了5种解释。首先,在某些情况下,教师用于学习活动的方法不适合学生的情况。其次,大多数学生在语法结构方面感到困难。第三,如果学生对老师和材料感兴趣,他们就会理解材料。如果他们对这两件事都感到不舒服,他们根本就不会理解材料。第四,他们没有很高的好奇心,因为他们不记得第二天英语课上导师的材料解释。这意味着他们没有在家里再学一遍。第五,43%的学生更愿意在学校跟随老师学习,而不是在英语课上学习。36%的学生更愿意在课堂上与老师一起学习,而不是在学校,因为他们觉得在英语课程上学习更理解,21%的样本弃权。摘要:Penelitian ini dilakukan untuk menguji korelasi antara motivasi peserta didik bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL) dalam mengikuti kursus bahasa Inggris (X)和presstasi belajar bahasa Inggris mereka di sekolah (Y). Desain方法campuran digunakan dalam Penelitian ini。仪器在adalah天文台,kusioner, dokumen, dan wawankara。方法:韩国的方法,韩国的方法,中国的方法,中国的方法,中国的方法。30 . siwa Sekolah Menengah Atas (SMA) terlibat sebagai sampel dalam penelitian ini。哈西尔penelitian menunjukan ada korelasa - motivation - peserta didik - EFL - hahai - bahasa Inggris mereka。Meskipun hasil menunjukan adanya hubungan yang positive namun rendah dan tidak signfikan。Hasil调查menemukan lima teman。我的神,我的神,我的神,我的神,我的神,我的神。Kedua, kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam memahami stuktur gramatika dalam bahasa Inggris。Ketiga, siswa akan memahami materi jika mereka merasa tertarik dengan guru dan bahan ajarya。Jika mereka tidak merasa nyaman dengan kedua hal tersebut, merek tidak akan memahami materi sama sekali。保持良好状态,保持良好状态,保持良好状态,保持良好状态,保持良好状态,保持良好状态,保持良好状态。Artinya mereka tidak mempelajarinya lagi dirumah。Kelima, 43%的siswa memilih untuk belajar dengan guru mereka disekolah, 36%的siswa memilih belajar dengan tutor di tempat kursus mereka, 21%的siswa memilih keduanya。如何引用:aprilyanti, d.l., Darliani。y(2017)。英语学习者的英语学习动机与英语学习成绩的关系。[j] .教育学报,2004(2),344 - 344。doi: 10.15408 / tjems.v4i2.6401。永久链接/ DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i1.6401
{"title":"THE CORRELATION BETWEEN EFL LEARNERS’ MOTIVATION ON ENGLISH COURSE AND THEIR ENGLISH LEARNING ACHIEVEMENT","authors":"Dewi Listia Apriliyanti","doi":"10.15408/TJEMS.V4I2.6401","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/TJEMS.V4I2.6401","url":null,"abstract":"Abstract A Study has been conducted to examine the correlation between EFL learners’ motivation on English course (X) and their English learning achievement (Y). A mixed method design used in this study. Instruments of this research were observation, questionnaire, document, and interview. Quantitative method used to measure the correlation between two variables. 30 higher students of the public school have involved in this study. The result showed that the correlation between EFL learners’ motivation on English course and their English score. Even though the correlation was positive, but it was low and not significant. Meanwhile, The investigation found five explanations. First, in some cases, the method that teacher used for learning activity was not suitable with the students’ condition. Second, most students felt difficulty with grammatical structure. Third, students would understand the material if they felt interesting with their teacher and materials. If they didn’t feel comfortable with both of those things, they would not understand the material at all. Forth, they didn’t have high curiosity because they were not remembered about the material explanation from their tutor on English course in the next day. It means that they were not learned it again at home. Fifth, 43% of students would rather to studying with their teacher at school than at English course. 36% of students would rather to studying with their teacher at courses that at school because they felt more understand learning at English course and 21% of samples were abstained. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menguji korelasi antara motivasi peserta didik bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL) dalam mengikuti kursus bahasa Inggris (X) dan prestasi belajar bahasa Inggris mereka di sekolah (Y). Desain metode campuran digunakan dalam penelitian ini. Instrumen penelitian ini adalah observasi, kuesioner, dokumen, dan wawancara. Metode korelasi digunakan untuk mengukur hubungan antar dua variabel. 30 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) terlibat sebagai sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan ada korelasi antara motivasi peserta didik EFL terhadap nilai bahasa Inggris mereka. Meskipun hasil menunjukan adanya hubungan yang positif namun rendah dan tidak signifikan. Hasil investigasi menemukan lima temuan. Pertama, dalam beberapa kasus, metode yang digunakan guru untuk kegatan belajar tidak sesuai dengan kondisi siswa. Kedua, kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam memahami stuktur gramatika dalam bahasa Inggris. Ketiga, siswa akan memahami materi jika mereka merasa tertarik dengan guru dan bahan ajarnya. Jika mereka tidak merasa nyaman dengan kedua hal tersebut, merek tidak akan memahami materi sama sekali. Keempat, mereka tidak memiliki keingintahuan yang tinggi karena mereka tidak ingat penjelasan materi dari tutor mereka pada saat kursus bahasa inggris dihari berikutnya. Artinya mereka tidak mempelajarinya lagi dirumah. Kelima, 43% siswa memilih untuk belajar ","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"4 1","pages":"232-239"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42603329","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
CURRICULUM ANALYSIS TEACHER PROFESSIONAL EDUCATION PROGRAM (PPG) OF ISLAMIC EDUCATION IN INDONESIA 印尼伊斯兰教育教师专业教育课程分析
Pub Date : 2017-12-19 DOI: 10.15408/TJEMS.V4I2.6400
F. Fauzan, Bahrissalim Bahrissalim
Abstract The existence of Professional Teacher Education program (PPG) becomes a demand after the Law of Teachers and Lecturers (UU G-D) requires professional teachers to have an educator certificates. Professional education contains practical activities of applying academic educational ability in professional activities of teachers in schools along with systematic supervision mechanisms and in a relatively adequate time (at least one year or two semesters). The substance of the Teacher Professional program curriculum rests on the accommodation of teachers' competence, pedagogic, professional, personal, and social. The demands of the teacher's competence spawned several offers of learning expenses that became a person's reinforcement to become a professional teacher, whether related to the content of teaching materials or the strengthening of teaching skills. The structure of the PPG program curriculum contains workshops on learning tool development, teaching exercises through micro teaching- learning, peer learning, and field experience programs (PPL), and pedagogy enrichment programs. Abstrak Keberadaan Program Profesi Guru ( PPG ) menjadi tuntutan setelah UU G - D mempersyaratkan guru profesional memiliki sertifikat pendidik. Pendidikan profesi berisi kegiatan praktik menerapkan kemampuan akademik kependidikan dalam kegiatan profesional guru di sekolah disertai mekanisme pembimbingan dan supervisi yang sistematis dan dalam waktu yang relatif memadai (sekurang-kurangnya satu tahun atau dua semester) . Substansi kurikulum Program Profesi Guru (PPG) bersandar pada akomodasi tuntutan kompetensi guru, yakni pedagogik, professional, personal, dan  sosial. Tuntutan kompetensi guru tersebut melahirkan beberapa tawaran beban belajar yang menjadi penguat seseorang menjadi guru professional, apakah terkait dengan konten  materi ajar atau penguatan teaching skill. Struktur kurikulum program PPG berisi lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran, latihan mengajar melalui pembelajaran mikro, pembelajaran pada teman sejawat, dan program pengalaman lapangan (PPL), dan program pengayaan bidang studi dan/atau pedagogi. How to Cite : Fauzan., Bahrissalim. (2017). Curriculum Analysis Teacher Professional Education Program (PPG) of Islamic Education in Indonesia. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4 (2), 148-161. doi:10.15408/tjems.v4i2.6400. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6400
摘要在《教师与讲师法》要求专业教师必须持有教育工作者资格证书之后,专业教师教育计划的存在成为一种需求。专业教育是在相对充足的时间内(至少一年或两个学期)将学术教育能力应用于学校教师的专业活动的实践活动,并有系统的监督机制。教师专业课程的实质是基于对教师能力的适应,包括教学能力、专业能力、个人能力和社会能力。对教师能力的要求催生了几笔学习费用,无论是与教材的内容还是与教学技能的加强有关,这些费用都成为了一个人成为专业教师的强化。PPG项目的课程结构包括学习工具开发的研讨会,通过微观教学的教学练习,同伴学习,实地体验项目(PPL)和教学法丰富项目。摘要:Keberadaan Program Profesi Guru (PPG) menjadi tuntunan setelah UU G - D member (PPG - D member)专业memiliki sertifikat pendidik。潘迪康教授berisi kegiatan praktik menerapkan kemampuan akademik kependidikan dalam kegiatan专业大师di sekolah disertai mekanisme pembimbingan dan superi yang sistematis dan dalam waktu yang亲戚memadai (sekurang-kurangnya satu tahun atau dua学期)。基础教育课程教授大师(PPG)是一种专业的、个性化的、社会化的教学大师。Tuntutan kompetensi guru tersebut melahirkan beberapa tawaran beban belajar yang menjadi企鹅导师专业,apakah terkait dengan konten材料ajar是企鹅教学技能。【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】如何引用:佛赞。, Bahrissalim。(2017)。印度尼西亚伊斯兰教育教师专业教育项目(PPG)课程分析。[j] .教育学报,2004(2),389 - 391。doi: 10.15408 / tjems.v4i2.6400。永久链接/ DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6400
{"title":"CURRICULUM ANALYSIS TEACHER PROFESSIONAL EDUCATION PROGRAM (PPG) OF ISLAMIC EDUCATION IN INDONESIA","authors":"F. Fauzan, Bahrissalim Bahrissalim","doi":"10.15408/TJEMS.V4I2.6400","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/TJEMS.V4I2.6400","url":null,"abstract":"Abstract The existence of Professional Teacher Education program (PPG) becomes a demand after the Law of Teachers and Lecturers (UU G-D) requires professional teachers to have an educator certificates. Professional education contains practical activities of applying academic educational ability in professional activities of teachers in schools along with systematic supervision mechanisms and in a relatively adequate time (at least one year or two semesters). The substance of the Teacher Professional program curriculum rests on the accommodation of teachers' competence, pedagogic, professional, personal, and social. The demands of the teacher's competence spawned several offers of learning expenses that became a person's reinforcement to become a professional teacher, whether related to the content of teaching materials or the strengthening of teaching skills. The structure of the PPG program curriculum contains workshops on learning tool development, teaching exercises through micro teaching- learning, peer learning, and field experience programs (PPL), and pedagogy enrichment programs. Abstrak Keberadaan Program Profesi Guru ( PPG ) menjadi tuntutan setelah UU G - D mempersyaratkan guru profesional memiliki sertifikat pendidik. Pendidikan profesi berisi kegiatan praktik menerapkan kemampuan akademik kependidikan dalam kegiatan profesional guru di sekolah disertai mekanisme pembimbingan dan supervisi yang sistematis dan dalam waktu yang relatif memadai (sekurang-kurangnya satu tahun atau dua semester) . Substansi kurikulum Program Profesi Guru (PPG) bersandar pada akomodasi tuntutan kompetensi guru, yakni pedagogik, professional, personal, dan  sosial. Tuntutan kompetensi guru tersebut melahirkan beberapa tawaran beban belajar yang menjadi penguat seseorang menjadi guru professional, apakah terkait dengan konten  materi ajar atau penguatan teaching skill. Struktur kurikulum program PPG berisi lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran, latihan mengajar melalui pembelajaran mikro, pembelajaran pada teman sejawat, dan program pengalaman lapangan (PPL), dan program pengayaan bidang studi dan/atau pedagogi. How to Cite : Fauzan., Bahrissalim. (2017). Curriculum Analysis Teacher Professional Education Program (PPG) of Islamic Education in Indonesia. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4 (2), 148-161. doi:10.15408/tjems.v4i2.6400. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6400","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"4 1","pages":"148-161"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45731048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 10
SOCIALLY RESPONSIBLE UNIVERSITY: PERSPECTIVES OF UNIVERSITY’S TOP MANAGEMENT LEADERS 社会责任大学:大学高层管理者的视角
Pub Date : 2017-12-19 DOI: 10.15408/TJEMS.V4I2.8008
A. S. Yunus, Norzaini Azman, S. Rahman
Abstract Carnegie Foundation for Advancement of  Teaching described UCE as the “collaboration between higher education institutions (HEIs) and their larger communities (local, regional or state, national, and global) for the mutually beneficial exchange of knowledge and resources in a context of partnership and reciprocity.”  Thus the term socially responsible university was proposed by Teichler (2017) which refers to the need for a university to be relevant to the society and that “the university has to pay attention as well that it serves the generally agreed function of generating, preserving and disseminating knowledge appropriately.”  However, this function is the least emphasized by the university community and in criteria for promotion.  This Article examines the nature of and the factors affecting universities’ engagement with their communities from the multiple perspectives of top management leaders of the university.  Specifically, the research sought to access views on UCE and explores cultural and institutional barriers to involvement, and levels of recognition, support, and reward for community engagement. The article highlights the two perspectives from the respondents; their beliefs of what is currently occurring in their universities and their views on what ought to be occurring. Abstrak Carnegie Foundation for Advancement of Teaching (Yayasan Carnegie untuk Kemajuan pengajaran) menggambarkan university-community engagement (UCE) sebagai "kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi (HEIs) dan komunitas mereka yang lebih besar (lokal, regional atau negara, nasional, dan global) untuk pertukaran pengetahuan dan sumber daya yang saling menguntungkan dalam konteks kemitraan dan timbal balik.” Dengan demikian istilah universitas yang bertanggung jawab secara sosial diusulkan oleh Teichler (2017) yang mengacu pada perlunya sebuah universitas menjadi relevan dengan masyarakat dan bahwa “universitas harus memperhatikan dalam melayani fungsi yang disepakati bersama untuk menghasilkan, melestarikan dan menyebarkan pengetahuan dengan tepat.” Namun, fungsi ini paling tidak ditekankan oleh komunitas universitas dan dalam kriteria untuk promosi. Artikel ini mengkaji sifat dan faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan universitas dengan komunitas mereka dari berbagai perspektif pimpinan manajemen puncak pada universitas. Secara khusus, penelitian ini beru paya untuk mengakses pandangan tentang UCE dan mengeksplorasi hambatan budaya dan kelembagaan untuk keterlibatan, dan tingkat pengakuan, dukungan, dan penghargaan untuk keterlibatan masyarakat. Artikel ini menyoroti dua perspektif dari responden; keyakinan mereka tentang apa yang sedang terjadi di universitas mereka dan pandangan mereka tentang apa yang seharusnya terjadi. How to Cite : Md.Yunus, A. S., Azman, N. Rahman, S. A. (2017). Socially Responsible University: Perspectives of University’s  Top Management Leaders. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4 (2), 128-147. doi:1
卡内基教学促进基金会将UCE描述为“高等教育机构(HEIs)与其更大的社区(地方、地区或州、国家和全球)之间的合作,在伙伴关系和互惠互利的背景下进行知识和资源的互利交流。”因此,Teichler(2017)提出了“社会责任大学”一词,指的是大学需要与社会相关,“大学也必须注意,它提供了普遍认可的产生、保存和传播知识的功能。”然而,这一功能是大学社区和晋升标准中最不强调的。本文从高校高层管理领导的多角度考察了高校社区参与的性质及其影响因素。具体而言,该研究旨在获取对社区教育的看法,并探讨参与的文化和制度障碍,以及对社区参与的认可、支持和奖励水平。文章强调了受访者的两种观点;他们对大学里正在发生的事情的看法以及他们对应该发生的事情的看法。摘要卡内基教学促进基金会(Yayasan Carnegie untuk Kemajuan pengajaran)蒙古大学-社区参与(UCE) sebagai“kolaborasi antara institui pendidikan tinggi (HEIs) dan komunitas mereka yang lebih besar(地方,地区,国家,全球)untukaran pengetahuan dan sumber daya yang saling menguntunkan dalam konteks kemitraan dan timbal balk”。(2017)“复旦大学学报”、“复旦大学学报”、“复旦大学学报”、“复旦大学学报”、“复旦大学学报”、“复旦大学学报”、“复旦大学学报”、“复旦大学学报”、“复旦大学学报”等。南门,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌,真菌天津大学管理学院,天津大学管理学院,天津大学管理学院,天津大学管理学院,天津大学。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。阿蒂克尔在一份声明中说:“我认为这是一个很好的选择。”Keyakinan mereka tentang apa Yang sedang terjadi di universitas mereka Dan pandangan mereka tentang apa Yang seharusnya terjadi。如何引用:dr . yunus, A. S., Azman, N. Rahman, S. A.(2017)。社会责任大学:大学高层管理者的视角。[j] .教育学报,2004(2):128-147。doi: 10.15408 / tjems.v4i2.8008。永久链接/ DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.8008
{"title":"SOCIALLY RESPONSIBLE UNIVERSITY: PERSPECTIVES OF UNIVERSITY’S TOP MANAGEMENT LEADERS","authors":"A. S. Yunus, Norzaini Azman, S. Rahman","doi":"10.15408/TJEMS.V4I2.8008","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/TJEMS.V4I2.8008","url":null,"abstract":"Abstract Carnegie Foundation for Advancement of  Teaching described UCE as the “collaboration between higher education institutions (HEIs) and their larger communities (local, regional or state, national, and global) for the mutually beneficial exchange of knowledge and resources in a context of partnership and reciprocity.”  Thus the term socially responsible university was proposed by Teichler (2017) which refers to the need for a university to be relevant to the society and that “the university has to pay attention as well that it serves the generally agreed function of generating, preserving and disseminating knowledge appropriately.”  However, this function is the least emphasized by the university community and in criteria for promotion.  This Article examines the nature of and the factors affecting universities’ engagement with their communities from the multiple perspectives of top management leaders of the university.  Specifically, the research sought to access views on UCE and explores cultural and institutional barriers to involvement, and levels of recognition, support, and reward for community engagement. The article highlights the two perspectives from the respondents; their beliefs of what is currently occurring in their universities and their views on what ought to be occurring. Abstrak Carnegie Foundation for Advancement of Teaching (Yayasan Carnegie untuk Kemajuan pengajaran) menggambarkan university-community engagement (UCE) sebagai \"kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi (HEIs) dan komunitas mereka yang lebih besar (lokal, regional atau negara, nasional, dan global) untuk pertukaran pengetahuan dan sumber daya yang saling menguntungkan dalam konteks kemitraan dan timbal balik.” Dengan demikian istilah universitas yang bertanggung jawab secara sosial diusulkan oleh Teichler (2017) yang mengacu pada perlunya sebuah universitas menjadi relevan dengan masyarakat dan bahwa “universitas harus memperhatikan dalam melayani fungsi yang disepakati bersama untuk menghasilkan, melestarikan dan menyebarkan pengetahuan dengan tepat.” Namun, fungsi ini paling tidak ditekankan oleh komunitas universitas dan dalam kriteria untuk promosi. Artikel ini mengkaji sifat dan faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan universitas dengan komunitas mereka dari berbagai perspektif pimpinan manajemen puncak pada universitas. Secara khusus, penelitian ini beru paya untuk mengakses pandangan tentang UCE dan mengeksplorasi hambatan budaya dan kelembagaan untuk keterlibatan, dan tingkat pengakuan, dukungan, dan penghargaan untuk keterlibatan masyarakat. Artikel ini menyoroti dua perspektif dari responden; keyakinan mereka tentang apa yang sedang terjadi di universitas mereka dan pandangan mereka tentang apa yang seharusnya terjadi. How to Cite : Md.Yunus, A. S., Azman, N. Rahman, S. A. (2017). Socially Responsible University: Perspectives of University’s  Top Management Leaders. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4 (2), 128-147. doi:1","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"4 1","pages":"128-147"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44612706","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
AN ANALYSIS ON PEDAGOGY CONTENT ISLAMIC KNOWLEDGE OF INDONESIAN QUALIFICATION FRAMEWORK IN BIOLOGY ISLAMIC EDUCATION PROGRAM 教育学内容分析印尼伊斯兰知识生物学伊斯兰教育课程资格框架
Pub Date : 2017-12-19 DOI: 10.15408/TJEMS.V4I2.6751
Y. Herlanti
Abstract This study aims to analyze Pedagogy Content Islamic Knowledge (PCIK) on the Indonesian Qualification Framework (IQF) in Biology Islamic Education Study Program. The competence in Pedagogy Content Knowledge (PCK) is the achievement of Biology Education Program. The challenge faced by Biology Islamic Education program which lies under Islamic colleges and universities is to combine the program with the knowledge of Islam. The graduates of Biology Islamic Education program are required to master the Pedagogy Content Islamic Knowledge (PCIK). PCIK analysis was conducted qualitatively on Biology Islamic Education curriculum document at three state Islamic universities in Indonesia. The subjects of the study were three heads of study program, fourteen lecturers, and sixteen students. In-depth interviews, questionnaires, and discussions were conducted on the subjects. The results showed that PCIK is conceptually and textually seen in three subjects, namely capita selecta, microteaching practice, and school field practice. PCIK appeared in the scientific process, i.e. critical reflective activity on the significance of natural phenomena created by God. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pedagogy Content Islamic Knowledge (PCIK) pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Program Studi Tadris Biologi.  Kemampuan Pedagogy Content Knowledge (PCK) merupakan capaian Program Studi Pendidikan Biologi.  Bagi program studi Tadris Biologi di bawah naungan PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam) memiliki tantangan satu tantangan lagi yaitu memadukan dengan pengetahuan islam.  Keluaran dari Tadris Biologi dituntut kemampuan Pedagogy Content Islamic Knowledge (PCIK).  Analisis PCIK dilakukan secara kualitatif terhadap dokumen kurikulum Tadris Biologi pada tiga UIN di Indonesia.  Selain itu dilakukan wawancara mendalam, pengisian angket, dan diskusi terpumpun bersama narasumber yaitu tiga orang ketua program studi,  empat belas dosen, dan enam belas mahasiswa.  Hasil penelitian menunjukkan PCIK secara tekstual konseptual terlihat pada tiga matakuliah yaitu kapita selekta, praktik pengajaran mikro, dan praktik lapangan madrasah.  PCIK muncul pada proses sains berupa kegiatan reflektif kritis terhadap hakekat fenomena alam yang diciptakan oleh Alloh swt . How to Cite : Herlanti, Y. (2017).  An Analysis on Pedagogy Content Islamic Knowledge of Indonesian Qualification Framework in Biology Islamic Education Program. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4 (2), 176-183. doi:10.15408/tjems.v4i2.6751. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6751
摘要本研究旨在分析印尼生物伊斯兰教育研究项目资格框架(IQF)中的教育学内容伊斯兰知识(PCIK)。教学内容知识能力是生物教育计划的成果。伊斯兰高等院校的生物伊斯兰教育课程所面临的挑战是如何将该课程与伊斯兰知识相结合。生物伊斯兰教育专业的毕业生必须掌握教育学内容伊斯兰知识(PCIK)。对印度尼西亚三所国立伊斯兰大学的生物伊斯兰教育课程文件进行了PCIK定性分析。这项研究的对象是研究项目的三位负责人,十四名讲师和十六名学生。深入访谈,问卷调查和讨论的主题。结果表明,PCIK在概念上和文本上表现为三个主体,即个人选择、微格教学实践和学校实地实践。PCIK是在科学过程中出现的,即对上帝创造的自然现象的意义进行批判性反思的活动。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk menganalis教学法内容伊斯兰知识(PCIK) padkerangka Kualifikasi national Indonesia (KKNI) Program study Tadris biology。kemapan教学法内容知识(PCK) kemapan队长项目研究Pendidikan生物学。巴吉程序研究Tadris Biologi di bawah naungan PTKI (perguran Tinggi Keagamaan Islam) memiliki tantangan satu tantangan lagi yitu memadukan dengan pengetahuan Islam。Keluaran dari Tadris Biologi dittutut kemampuan教学法内容伊斯兰知识(PCIK)。分析PCIK dilakukan secara quality - terhahadap dokumen kurikulum Tadris Biologi padtiga in Indonesia。Selain itu dilakukan wawancara mendalam, pengisian angket, dandiskusi terpumpun bersama narasumnumber yitittiga orangtua program study, empat belas dosen, danenam belas mahasiswa。Hasil penelitian menunjukkan PCIK secara tekstual konseptuual terlithat padtiga matakuliah yitkapita selekta, praktik pengajaran mikro, dan praktik lapangan madrasah。PCIK的语言语言过程是一种抽象的语言过程,它反映了人们对语言语言现象的批判。引用方式:Herlanti, Y.(2017)。生物伊斯兰教育项目印尼资格框架教学内容伊斯兰知识分析[j] .教育学报,2004(2),376 - 383。doi: 10.15408 / tjems.v4i2.6751。永久链接/ DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6751
{"title":"AN ANALYSIS ON PEDAGOGY CONTENT ISLAMIC KNOWLEDGE OF INDONESIAN QUALIFICATION FRAMEWORK IN BIOLOGY ISLAMIC EDUCATION PROGRAM","authors":"Y. Herlanti","doi":"10.15408/TJEMS.V4I2.6751","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/TJEMS.V4I2.6751","url":null,"abstract":"Abstract This study aims to analyze Pedagogy Content Islamic Knowledge (PCIK) on the Indonesian Qualification Framework (IQF) in Biology Islamic Education Study Program. The competence in Pedagogy Content Knowledge (PCK) is the achievement of Biology Education Program. The challenge faced by Biology Islamic Education program which lies under Islamic colleges and universities is to combine the program with the knowledge of Islam. The graduates of Biology Islamic Education program are required to master the Pedagogy Content Islamic Knowledge (PCIK). PCIK analysis was conducted qualitatively on Biology Islamic Education curriculum document at three state Islamic universities in Indonesia. The subjects of the study were three heads of study program, fourteen lecturers, and sixteen students. In-depth interviews, questionnaires, and discussions were conducted on the subjects. The results showed that PCIK is conceptually and textually seen in three subjects, namely capita selecta, microteaching practice, and school field practice. PCIK appeared in the scientific process, i.e. critical reflective activity on the significance of natural phenomena created by God. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pedagogy Content Islamic Knowledge (PCIK) pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Program Studi Tadris Biologi.  Kemampuan Pedagogy Content Knowledge (PCK) merupakan capaian Program Studi Pendidikan Biologi.  Bagi program studi Tadris Biologi di bawah naungan PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam) memiliki tantangan satu tantangan lagi yaitu memadukan dengan pengetahuan islam.  Keluaran dari Tadris Biologi dituntut kemampuan Pedagogy Content Islamic Knowledge (PCIK).  Analisis PCIK dilakukan secara kualitatif terhadap dokumen kurikulum Tadris Biologi pada tiga UIN di Indonesia.  Selain itu dilakukan wawancara mendalam, pengisian angket, dan diskusi terpumpun bersama narasumber yaitu tiga orang ketua program studi,  empat belas dosen, dan enam belas mahasiswa.  Hasil penelitian menunjukkan PCIK secara tekstual konseptual terlihat pada tiga matakuliah yaitu kapita selekta, praktik pengajaran mikro, dan praktik lapangan madrasah.  PCIK muncul pada proses sains berupa kegiatan reflektif kritis terhadap hakekat fenomena alam yang diciptakan oleh Alloh swt . How to Cite : Herlanti, Y. (2017).  An Analysis on Pedagogy Content Islamic Knowledge of Indonesian Qualification Framework in Biology Islamic Education Program. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4 (2), 176-183. doi:10.15408/tjems.v4i2.6751. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6751","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"4 1","pages":"176-183"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45271420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
RESTRUCTURING AND REDESIGNING THE PESANTREN TOWARD AN EFFECTIVE EDUCATIONAL INSTITUTION 重组和重新设计教师队伍,使之成为有效的教育机构
Pub Date : 2017-12-19 DOI: 10.15408/TJEMS.V4I2.8009
Yayan Rahayani
Abstract Pesantren is an Islamic boarding school and is the oldest community-based education system in Indonesia. The methods of instruction in Pesantren are over 400 years. The focus of Pesantren is Islamic teaching, teaching community values, literacy and numeracy.  Pesantren has to compete with the contemporary educational practices currently used in Indonesia. Pesantren , as an educational institution faces challenges not only come from outside, but also from within the organization. The complex roles of the Kyai as the leader, for instance, needs to be revisited and this paper highlights the history, key roles of the Kyai and the institutional framework of Pesantren .  Arguably, there is a need to challenge the role of the leaders ( Kyai ) and communication patterns within the Pesantren it can respond to contemporary issues influencing education in Indonesia.  The study suggests the use of restructuring and redesigning for Pesantren . The restructuring includes, but not limited to, transforming leadership role and involving teachers in designing the curriculum. Redesigning encompasses the idea of shared responsibility among teachers and redesigning infrastructure. In short, Pesantren has embedded strengths and resources used to face challenges and accommodate changes in society. The Kyai have significant roles in revisiting those resources. Abstrak Pesantren merupakan sistem pendidikan agama Islam berbasis masyarakat yang tertua di Indonesia. Metodologi pengajaran di pesantran bahkan sudah dikenal selama kurang lebih 400 tahun. Diantara ajaran utama pesantren adalah memberikan pengajaran tentang agama Islam, nilai-nilai luhur dalam masyarakat, selain ilmu baca tulis dan serta ilmu berhitung. Pesantren dituntut untuk mampu bersaing dengan sistem pendidikan kontemporer di Indonesia. Tantangan tidak hanya datang dari luar, melainkan juga dari dalam dunia pesantren sendiri. Peran yang sangat kompleks dari seorang Kyai misalnya, memerlukan kajian khusus, dan tulisan ini menelaah tentang sejarah, peran kyai dan kerangka institusional pesantren. Disimpulkan bahwa bahwa perlu adanya penelaahan kembali tentang peran pimpinan pesantren dan pola komunikasi di dalam pesantren dalam rangka merespon persoalan-persoalan kekinian yang mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia, sehingga diperlukan adanya restrukturisasi dan penataan kembali pesantren. Proses restrukturisasi meliputi transformasi peranan pimpinan dan keterlibatan para guru dalam mengembangkan kurikulum belajar mengajar. Sedangkan penataan kembali diantaranya meliputi dikembangkannya rasa tanggung jawab kolektif diantara para guru dan penataan infrastruktur pesantren. Singkatnya, pesantren sebenarnya sudah memiliki potensi dan sumber daya untuk mengakomodir perubahan yang terjadi di masyarakat. Figur kyai menjadi sangat penting untuk menelaah kembali sumberdaya dimaksud . How to Cite : Rahayani, Y. (2017). Restructuring and Redesigning the Pesantren Toward an Effective Educational Institution
Pesantren是一所伊斯兰寄宿学校,是印度尼西亚最古老的社区教育体系。Pesantren的教学方法已有400多年的历史。Pesantren的重点是伊斯兰教教学,教授社区价值观,识字和算术。Pesantren必须与印尼目前使用的当代教育实践竞争。Pesantren作为一个教育机构,不仅面临来自外部的挑战,也面临来自组织内部的挑战。例如,需要重新审视凯族作为领导人的复杂角色,本文强调了凯族的历史、关键角色和Pesantren的制度框架。可以说,有必要挑战领导人(Kyai)的角色和Pesantren内部的沟通模式,它可以应对影响印度尼西亚教育的当代问题。本研究建议对Pesantren进行重组和再设计。改革包括但不限于转变领导角色和让教师参与课程设计。重新设计包括教师之间的共同责任和重新设计基础设施的想法。简而言之,Pesantren具有内在的优势和资源,用于面对挑战和适应社会变化。凯伊族在重新访问这些资源方面发挥着重要作用。【摘要】印尼的宗教信仰体系,以伊斯兰教为基础。[4][方法][j] .中国农业大学学报。Diantara ajaran utama pesantren adalah成员kan pengajaran tantanagama Islam, nilai-nilai luhur dalam masyarakat, selain ilmu baca tulis和serta ilmu berhitung。在印尼,农民们的生活方式是不一样的,他们的生活方式是不一样的。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Peran yang sangat kompleks dari seorang Kyai misalnya,成员lukan kajian khusus, dan tulisan ini menelaah tentang sejarah, Peran Kyai dan kerangka机构代表。dispulkan bahwa bahwa perlu adanya penelahan kembali tentang peran piimpinan pesantren danpola komunikasi di dalam pesantren dalam rangka merespon person - personalalan kekinian yang menpengaruhi dunipendidikan di Indonesia, sehinga diperlukan adanya restruckturisasi dan penataan kembali pesantren。procesrestrukturisasmeliputi transformasperananpiimpandanketerlibatan para guru dalam mengembangkan kurikulum belajar mengajar。Sedangkan penataan kembali diantaranya meliputi dikembangkannya rasa tanggung jawab kolektif diantara para guru dan penataan基础设施代表。新加坡,新加坡,新加坡,新加坡,新加坡,新加坡,新加坡,新加坡,新加坡,新加坡,新加坡,新加坡,新加坡,新加坡。图kyai menjadi sangat penting untuk menelaah kembali sumberdaya dimaksud。引用方法:Rahayani, Y.(2017)。向有效的教育制度转型与重新设计教育体系。[j] .教育学报,2004(2):114-127。doi: 10.15408 / tjems.v4i2.8009。永久链接/ DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.8009
{"title":"RESTRUCTURING AND REDESIGNING THE PESANTREN TOWARD AN EFFECTIVE EDUCATIONAL INSTITUTION","authors":"Yayan Rahayani","doi":"10.15408/TJEMS.V4I2.8009","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/TJEMS.V4I2.8009","url":null,"abstract":"Abstract Pesantren is an Islamic boarding school and is the oldest community-based education system in Indonesia. The methods of instruction in Pesantren are over 400 years. The focus of Pesantren is Islamic teaching, teaching community values, literacy and numeracy.  Pesantren has to compete with the contemporary educational practices currently used in Indonesia. Pesantren , as an educational institution faces challenges not only come from outside, but also from within the organization. The complex roles of the Kyai as the leader, for instance, needs to be revisited and this paper highlights the history, key roles of the Kyai and the institutional framework of Pesantren .  Arguably, there is a need to challenge the role of the leaders ( Kyai ) and communication patterns within the Pesantren it can respond to contemporary issues influencing education in Indonesia.  The study suggests the use of restructuring and redesigning for Pesantren . The restructuring includes, but not limited to, transforming leadership role and involving teachers in designing the curriculum. Redesigning encompasses the idea of shared responsibility among teachers and redesigning infrastructure. In short, Pesantren has embedded strengths and resources used to face challenges and accommodate changes in society. The Kyai have significant roles in revisiting those resources. Abstrak Pesantren merupakan sistem pendidikan agama Islam berbasis masyarakat yang tertua di Indonesia. Metodologi pengajaran di pesantran bahkan sudah dikenal selama kurang lebih 400 tahun. Diantara ajaran utama pesantren adalah memberikan pengajaran tentang agama Islam, nilai-nilai luhur dalam masyarakat, selain ilmu baca tulis dan serta ilmu berhitung. Pesantren dituntut untuk mampu bersaing dengan sistem pendidikan kontemporer di Indonesia. Tantangan tidak hanya datang dari luar, melainkan juga dari dalam dunia pesantren sendiri. Peran yang sangat kompleks dari seorang Kyai misalnya, memerlukan kajian khusus, dan tulisan ini menelaah tentang sejarah, peran kyai dan kerangka institusional pesantren. Disimpulkan bahwa bahwa perlu adanya penelaahan kembali tentang peran pimpinan pesantren dan pola komunikasi di dalam pesantren dalam rangka merespon persoalan-persoalan kekinian yang mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia, sehingga diperlukan adanya restrukturisasi dan penataan kembali pesantren. Proses restrukturisasi meliputi transformasi peranan pimpinan dan keterlibatan para guru dalam mengembangkan kurikulum belajar mengajar. Sedangkan penataan kembali diantaranya meliputi dikembangkannya rasa tanggung jawab kolektif diantara para guru dan penataan infrastruktur pesantren. Singkatnya, pesantren sebenarnya sudah memiliki potensi dan sumber daya untuk mengakomodir perubahan yang terjadi di masyarakat. Figur kyai menjadi sangat penting untuk menelaah kembali sumberdaya dimaksud . How to Cite : Rahayani, Y. (2017). Restructuring and Redesigning the Pesantren Toward an Effective Educational Institution","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45530343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
FRAMEWORK FOR INVESTING INDONESIAN EFL LISTENING MATERIALS WITH CHARACTER EDUCATION 印尼语英语听力材料的品格教育投资框架
Pub Date : 2017-12-19 DOI: 10.15408/TJEMS.V4I2.6197
Reni Kusumaningputri, Dewianti Khazanah, Riskia Setiarini
Abstract This paper offers a solution to Indonesia’s mission of investing EFL listening materials with character education in higher institutions. The character is seen as a dimension of content competence, namely attitude. Developed by using Content-Based Instruction approach, the alternative view is reflected through listening materials design to target strengthening moral values, principles, and attitudes. The framework argues that listening materials should accommodate the need to tailor materials for teaching, rather, than for assessment. It also responds to the ubiquity of English as a Lingua Franca. It argues that the investment of character education leads to learning targets that allow students to become concerned, informed, and involved in developing themselves as citizens, and to respond to 21st-century language competences, especially in the ability to embrace cross-cultural understanding and in the use of digital technology in classroom language learning. The proposed framework is offered as decisions made on the materials’ resources, method of development, activities, and assessment. Abstrak Artikel ini menawarkan solusi terhadap misi Indonesia untuk berinvestasi pendidikan karakter di dalam materi ajar Listening untuk pembelajaran di pendidikan tinggi (universitas). Karakter dimaknai sebagai kompetensi isi yaitu perilaku. Rancangan materi ini dikembangkan dengan menggunakan pendekatan berbasis isi (Content-Based Instruction). Kerangka rancangan alternatif ini bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai moral, prinsip, dan perilaku. Dengan kerangka berfikir bahwa materi Listening seharusnya dibuat untuk tujuan belajar (learning) daripada untuk asesmen semata-mata, maka materi ajar harus mengakomodasi pola ini. Rancangan materi ini juga merespon kehadiran perspektif English as a Lingua Franca. Hal ini bermakna bahwa investasi pendidikan karakter hendaknya bermuara pada tujuan-tujuan pembelajaran yang menciptakan pembelajar menjadi pribadi yang perhatian, cakap pengetahuan, dan partisipatif dalam mengembangkan dirinya sebagai warga negara. Selain itu rancangan materi ini juga merespon pentingnya tercapainya kompetensi berbahasa abad ke -21 khususnya kemampuan pemahaman lintas budaya dan penggunaan teknologi digital untuk keperluan pembelajaran di dalam kelas. Kerangka rancangan materi ini tercermin pada pemilihan sumber materi, metode pengembangan materi, aktifitas, serta asesmen . How to Cite : Kusumaningputri, R., Khazanah, D., Setiarini, R. (2017). Framework for Investing Indonesian EFL Listening Materials with Character Education. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4 (2), 184-199. doi:10.15408/tjems.v4i2.6197. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6197
摘要本文为印尼在高等院校投资英语听力材料和品格教育的使命提供了一个解决方案。性格被视为内容能力的一个维度,即态度。通过使用基于内容的教学方法,另类观点通过听力材料设计得到反映,旨在加强道德价值观、原则和态度。该框架认为,听力材料应该适应为教学而不是评估量身定制材料的需要。它还回应了英语作为法语的普遍性。它认为,对性格教育的投资会带来学习目标,让学生能够关注、了解情况,并参与发展自己,成为公民,并对21世纪的语言能力做出回应,特别是在接受跨文化理解的能力和在课堂语言学习中使用数字技术方面。拟议的框架是作为对材料资源、开发方法、活动和评估的决定而提供的。这篇摘要文章为印尼在高等教育(大学)听力教学中投资性格教育的使命提供了一个解决方案。性格被称为内容能力。本材料设计采用基于内容的教学法。这些替代计划的数量旨在加强道德价值观、原则和行为。有了这种框架思维,听力材料应该是为了学习而不是仅仅为了禁欲,那么教学材料应该适应这种模式。这种材料也对应于英语作为法语的观点。这意味着,对品格教育的投资是为了实现学习目的,使学习成为一种个人关注,比如说知识,并参与发展自己作为一个国家的公民。此外,这种材料设计也回应了实现21世纪语言能力的重要性,特别是理解文化途径的能力和使用数字技术满足课堂学习需求的能力。这种材料的设计体现在材料来源的选择、材料开发的方法、活动和材料。如何引用:Kusumaningputri,R.,Khazanah,D.,Setiarini,R.(2017)。投资印尼外语听力材料与品格教育的框架。塔尔比亚:《穆斯林社会教育杂志》,第4(2)期,184-199年。doi:10.14408/tjems.v4i2.6197。http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6197
{"title":"FRAMEWORK FOR INVESTING INDONESIAN EFL LISTENING MATERIALS WITH CHARACTER EDUCATION","authors":"Reni Kusumaningputri, Dewianti Khazanah, Riskia Setiarini","doi":"10.15408/TJEMS.V4I2.6197","DOIUrl":"https://doi.org/10.15408/TJEMS.V4I2.6197","url":null,"abstract":"Abstract This paper offers a solution to Indonesia’s mission of investing EFL listening materials with character education in higher institutions. The character is seen as a dimension of content competence, namely attitude. Developed by using Content-Based Instruction approach, the alternative view is reflected through listening materials design to target strengthening moral values, principles, and attitudes. The framework argues that listening materials should accommodate the need to tailor materials for teaching, rather, than for assessment. It also responds to the ubiquity of English as a Lingua Franca. It argues that the investment of character education leads to learning targets that allow students to become concerned, informed, and involved in developing themselves as citizens, and to respond to 21st-century language competences, especially in the ability to embrace cross-cultural understanding and in the use of digital technology in classroom language learning. The proposed framework is offered as decisions made on the materials’ resources, method of development, activities, and assessment. Abstrak Artikel ini menawarkan solusi terhadap misi Indonesia untuk berinvestasi pendidikan karakter di dalam materi ajar Listening untuk pembelajaran di pendidikan tinggi (universitas). Karakter dimaknai sebagai kompetensi isi yaitu perilaku. Rancangan materi ini dikembangkan dengan menggunakan pendekatan berbasis isi (Content-Based Instruction). Kerangka rancangan alternatif ini bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai moral, prinsip, dan perilaku. Dengan kerangka berfikir bahwa materi Listening seharusnya dibuat untuk tujuan belajar (learning) daripada untuk asesmen semata-mata, maka materi ajar harus mengakomodasi pola ini. Rancangan materi ini juga merespon kehadiran perspektif English as a Lingua Franca. Hal ini bermakna bahwa investasi pendidikan karakter hendaknya bermuara pada tujuan-tujuan pembelajaran yang menciptakan pembelajar menjadi pribadi yang perhatian, cakap pengetahuan, dan partisipatif dalam mengembangkan dirinya sebagai warga negara. Selain itu rancangan materi ini juga merespon pentingnya tercapainya kompetensi berbahasa abad ke -21 khususnya kemampuan pemahaman lintas budaya dan penggunaan teknologi digital untuk keperluan pembelajaran di dalam kelas. Kerangka rancangan materi ini tercermin pada pemilihan sumber materi, metode pengembangan materi, aktifitas, serta asesmen . How to Cite : Kusumaningputri, R., Khazanah, D., Setiarini, R. (2017). Framework for Investing Indonesian EFL Listening Materials with Character Education. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 4 (2), 184-199. doi:10.15408/tjems.v4i2.6197. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/tjems.v4i2.6197","PeriodicalId":31139,"journal":{"name":"Tarbiya Journal of Education in Muslim Society","volume":"4 1","pages":"184-199"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41388273","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
期刊
Tarbiya Journal of Education in Muslim Society
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1