ABSTRAK Ketegangan yang meningkat antara Indonesia dan Tiongkok mengenai klaim tumpang tindih atas perairan Natuna telah mendorong penelitian ini. Menariknya, sejak isu ini pertama kali terjadi pada tahun 2009, Indonesia dipimpin oleh dua pemerintahan yang berbeda yaitu Yudhoyono (2009 hingga 2014) dan Widodo (2014 hingga sekarang). Kajian ini mencoba menganalisis pergeseran strategi dari masing-masing pemerintahan dalam mengatasi isu Natuna dengan menggunakan metode literature review dengan analisis data sekunder. Setelah menganalisis tiga elemen teori strategi oleh Arthur Lykke – tujuan, cara dan sarana – studi ini menemukan bahwa pergeseran telah terjadi di semua aspek. Tujuan utama (ends) Widodo melalui kebijakan yang menitikberatkan pada kepentingan dalam negeri diimplementasikan melalui cara (ways) dengan menggunakan alat (means) untuk mengatasi persoalan perairan Natuna secara lebih aktual dan tegas baik dari segi politik, ekonomi, serta keamanan dan pertahanan. Artikel ini kemudian merekomendasikan pemerintah Indonesia untuk terus mempertahankan dan memperkuat praktik kebijakan ke dalam dan ke luar untuk menolak klaim Tiongkok dan menegaskan kepemilikan perairan Natuna.
{"title":"Pergeseran Strategi Indonesia Dalam Sengketa Dengan Tiongkok Antara Tahun 2009 Dan 2022 Serta Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah Di Perairan Natuna Utara","authors":"Dani Andreas Butar Butar","doi":"10.22146/jkn.83036","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkn.83036","url":null,"abstract":"ABSTRAK Ketegangan yang meningkat antara Indonesia dan Tiongkok mengenai klaim tumpang tindih atas perairan Natuna telah mendorong penelitian ini. Menariknya, sejak isu ini pertama kali terjadi pada tahun 2009, Indonesia dipimpin oleh dua pemerintahan yang berbeda yaitu Yudhoyono (2009 hingga 2014) dan Widodo (2014 hingga sekarang). Kajian ini mencoba menganalisis pergeseran strategi dari masing-masing pemerintahan dalam mengatasi isu Natuna dengan menggunakan metode literature review dengan analisis data sekunder. Setelah menganalisis tiga elemen teori strategi oleh Arthur Lykke – tujuan, cara dan sarana – studi ini menemukan bahwa pergeseran telah terjadi di semua aspek. Tujuan utama (ends) Widodo melalui kebijakan yang menitikberatkan pada kepentingan dalam negeri diimplementasikan melalui cara (ways) dengan menggunakan alat (means) untuk mengatasi persoalan perairan Natuna secara lebih aktual dan tegas baik dari segi politik, ekonomi, serta keamanan dan pertahanan. Artikel ini kemudian merekomendasikan pemerintah Indonesia untuk terus mempertahankan dan memperkuat praktik kebijakan ke dalam dan ke luar untuk menolak klaim Tiongkok dan menegaskan kepemilikan perairan Natuna. ","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42712993","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membahas dampak dari optimasi pemanfaatan PLTS di Kipan A dan Kipan B Yonif 643/Wns terhadap ketahanan energi satuan di lokasi penelitian berdasarkan lima dimensi ketahanan energi.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan optimasi model transportasi untuk mencari pendistribusian serta biaya terendah untuk mendapatkan manfaat dari PLTS secara optimal. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, internet serta ekperimental dengan melakukan iterasi model transportasi.Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa kedua Kipan memiliki potensi daya puncak sebesar 996,72 kWp di Kipan A dan 936,43 kWp di Kipan B, sedangkan efisiensi yang diperoleh Kipan A dan Kipan B dengan memanfaatkan PLTS masing-masing sebesar 133% dan 93%. Melalui optimasi model transportasi, terlihat bahwa kedua Kipan memiliki cadangan energi sebesar 1.405,71 kWp dan biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Pembangkit ListrikTenaga Surya ini sekitar Rp 6.992.109.000,00. Hasil ini tentunya berdampak positif terhadap ketahanan energi satuan itu sendiri, terlihat dengan adanya beberapa indikator yang berasal dari dimensi yang berpengaruh seperti dimensi ketersediaan, dimensi keterjangkauan, dimensi pengembangan teknologi dan efisiensi, dimensi kelestarian lingkungan dan sosial serta dimensi regulasi dan pemerintahan.
{"title":"Dampak Optimasi Pemanfaatan Plts Terhadap Ketahanan Energi Satuan Di Kodam Xii/Tpr","authors":"Ratno Jati Pratama","doi":"10.22146/jkn.80314","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkn.80314","url":null,"abstract":"ABSTRAK Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membahas dampak dari optimasi pemanfaatan PLTS di Kipan A dan Kipan B Yonif 643/Wns terhadap ketahanan energi satuan di lokasi penelitian berdasarkan lima dimensi ketahanan energi.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan optimasi model transportasi untuk mencari pendistribusian serta biaya terendah untuk mendapatkan manfaat dari PLTS secara optimal. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, internet serta ekperimental dengan melakukan iterasi model transportasi.Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa kedua Kipan memiliki potensi daya puncak sebesar 996,72 kWp di Kipan A dan 936,43 kWp di Kipan B, sedangkan efisiensi yang diperoleh Kipan A dan Kipan B dengan memanfaatkan PLTS masing-masing sebesar 133% dan 93%. Melalui optimasi model transportasi, terlihat bahwa kedua Kipan memiliki cadangan energi sebesar 1.405,71 kWp dan biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem Pembangkit ListrikTenaga Surya ini sekitar Rp 6.992.109.000,00. Hasil ini tentunya berdampak positif terhadap ketahanan energi satuan itu sendiri, terlihat dengan adanya beberapa indikator yang berasal dari dimensi yang berpengaruh seperti dimensi ketersediaan, dimensi keterjangkauan, dimensi pengembangan teknologi dan efisiensi, dimensi kelestarian lingkungan dan sosial serta dimensi regulasi dan pemerintahan.","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46809401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKGunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dikenal dengan wilayahnya yang tandus dan kering dengan khas perbukitan karstnya. Sebagian besar wilayah ini berupa perbukitan, dan pegunungan kapur, menjadi bagian dari pegunungan sewu. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan kurang begitu subur dan sering mengalami kekeringan saat musim kemarau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami bagaimana peran dan kontribusi LSM YWMI terhadap penanggulangan kemiskinan air bersih yang terjadi di wilayah Gunungkidul khususnya di daerah Nglipar. Berdasarkan program yang didilaksanakan YWMI bagaimana manfaat bagi warga masyarakat dalam mengatasi bencana tersebut.Penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif (qualitative research) dengan jenis penelitian deskriptif-analitis. Teknik pengumpulan data dilakukan empat tahap, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah reduksi data, kategori data, penyajian data, dan penarikan simpulan.Hasil kajian menunjukkan bahwa YWMI telah melaksanakan kegiatan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat dengan proyeknya Wash Program (Fresh water Installation conduction and wash education). Peran YWMI telah membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan wilayah melalui pendampingan dan pemberdayaan kepada masyarakat berupa bantuan fisik pengadaan air bersih dan pendidikan tentang pola dan gaya hidup bersih.
{"title":"Peran LSM Dalam Penanggulangan Kekeringan dan Implikasinya Bagi Ketahanan Wilayah Di Kapanewon Nglipar Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi Pada Yayasan Wahana Mandiri Indonesia)","authors":"A. Fatah, M. Ulum, T. Bowo","doi":"10.22146/jkn.78982","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkn.78982","url":null,"abstract":" ABSTRAKGunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dikenal dengan wilayahnya yang tandus dan kering dengan khas perbukitan karstnya. Sebagian besar wilayah ini berupa perbukitan, dan pegunungan kapur, menjadi bagian dari pegunungan sewu. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan kurang begitu subur dan sering mengalami kekeringan saat musim kemarau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami bagaimana peran dan kontribusi LSM YWMI terhadap penanggulangan kemiskinan air bersih yang terjadi di wilayah Gunungkidul khususnya di daerah Nglipar. Berdasarkan program yang didilaksanakan YWMI bagaimana manfaat bagi warga masyarakat dalam mengatasi bencana tersebut.Penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif (qualitative research) dengan jenis penelitian deskriptif-analitis. Teknik pengumpulan data dilakukan empat tahap, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah reduksi data, kategori data, penyajian data, dan penarikan simpulan.Hasil kajian menunjukkan bahwa YWMI telah melaksanakan kegiatan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat dengan proyeknya Wash Program (Fresh water Installation conduction and wash education). Peran YWMI telah membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan wilayah melalui pendampingan dan pemberdayaan kepada masyarakat berupa bantuan fisik pengadaan air bersih dan pendidikan tentang pola dan gaya hidup bersih.","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46395057","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKKetahanan militer merupakan bagian integral dari ketahanan nasional yang mencerminkan sinergi holistik dari paradigma 7 K yakni keuletan, ketangguhan, kemampuan, kekuatan, kepercayaan diri, kewibawaan, dan kedaulatan negara. Pemahaman mengenai paradigma ini menjadi tujuan untuk dapat menghadapi berbagai kemungkinan yang membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah, serta keselamatan bangsa dan negara. Penelitian ini bertujuan untuk memahami indikator-indikator apa saja yang dapat menjelaskan dan mendukung kerjasama saling menguntungkan antar negara dari pendekatan keamanan nasional dikategorikan sebagai dependensi positif menggunakan analisis teori dependensi modern.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pola pendekatan eksplanasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik triangulasi dari studi kepustakaan dan dokumen, kemudian dilakukan analisis untuk menemukan validitas dari data-data tersebut.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam pemberdayaan ketahanan militer Indonesia yang salah satu elemennya alutsista mencerminkan dependensi positif antar dua indikator demi terciptanya hubungan dinamis antara Indonesia dengan Amerika Serikat dan peningkatan efisiensi produktivitas didasarkan kepada analisis variabel historis struktural, faktor internal dan eksternal, serta hubungan sebab-akibat antara negara penerima dengan negara penyuplai alutsista militer.
{"title":"Dependensi Positif Antara Indonesia-Amerika Serikat Dalam Penguatan Ketahanan Militer Pasca Embargo Militer Tahun 2005","authors":"Andiana Hikmawati","doi":"10.22146/jkn.82671","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkn.82671","url":null,"abstract":" ABSTRAKKetahanan militer merupakan bagian integral dari ketahanan nasional yang mencerminkan sinergi holistik dari paradigma 7 K yakni keuletan, ketangguhan, kemampuan, kekuatan, kepercayaan diri, kewibawaan, dan kedaulatan negara. Pemahaman mengenai paradigma ini menjadi tujuan untuk dapat menghadapi berbagai kemungkinan yang membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah, serta keselamatan bangsa dan negara. Penelitian ini bertujuan untuk memahami indikator-indikator apa saja yang dapat menjelaskan dan mendukung kerjasama saling menguntungkan antar negara dari pendekatan keamanan nasional dikategorikan sebagai dependensi positif menggunakan analisis teori dependensi modern.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pola pendekatan eksplanasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik triangulasi dari studi kepustakaan dan dokumen, kemudian dilakukan analisis untuk menemukan validitas dari data-data tersebut.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam pemberdayaan ketahanan militer Indonesia yang salah satu elemennya alutsista mencerminkan dependensi positif antar dua indikator demi terciptanya hubungan dinamis antara Indonesia dengan Amerika Serikat dan peningkatan efisiensi produktivitas didasarkan kepada analisis variabel historis struktural, faktor internal dan eksternal, serta hubungan sebab-akibat antara negara penerima dengan negara penyuplai alutsista militer.","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48017200","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pendidikan pemilih intrakurikuler dalam mata pelajaran Sosiologi dalam membentuk ketahanan demokrasi. Ketahanan demokrasi dapat dilihat dari tingkat literasi politik siswa di Sekolah Menenagah Atas.Metode penelitian yang digunakan kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan aktivitas siswa dan angket literasi politik. Normalized Gain Score digunakan untuk menganalisis data penelitian ini untuk melihat signifikansi perbedaan literasi politik antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Hasil pengukuran menunjukkan terdapat perbedaan literasi politik yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan pemilih intrakurikuler merupakan solusi yang efektif untuk memastikan ketahanan demokrasi dan membentuk generasi pemilih yang terampil dan sadar. Konsekuensinya, hal ini memerlukan dukungan dan implementasi yang lebih luas dari pemerintah dan sekolah dalam upaya memastikan masa depan demokrasi di Indonesia.
{"title":"Efektivitas Pendidikan Pemilih Intrakurikuler Dalam Mata Pelajaran Sosiologi Untuk Membentuk Ketahanan Demokrasi (Studi Pada Siswa SMAN 7 Sekolah Penggerak, Kota Padang, Sumatra Barat)","authors":"Reno Fernandes, Azwar Ananda, Maria Montessori, Eka Vidya Putra, Monica Tiara","doi":"10.22146/jkn.82319","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkn.82319","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pendidikan pemilih intrakurikuler dalam mata pelajaran Sosiologi dalam membentuk ketahanan demokrasi. Ketahanan demokrasi dapat dilihat dari tingkat literasi politik siswa di Sekolah Menenagah Atas.Metode penelitian yang digunakan kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan aktivitas siswa dan angket literasi politik. Normalized Gain Score digunakan untuk menganalisis data penelitian ini untuk melihat signifikansi perbedaan literasi politik antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Hasil pengukuran menunjukkan terdapat perbedaan literasi politik yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan pemilih intrakurikuler merupakan solusi yang efektif untuk memastikan ketahanan demokrasi dan membentuk generasi pemilih yang terampil dan sadar. Konsekuensinya, hal ini memerlukan dukungan dan implementasi yang lebih luas dari pemerintah dan sekolah dalam upaya memastikan masa depan demokrasi di Indonesia.","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44916206","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Penelitian tentang pelibatan TNI AD dalam penanggulangan bencana erupsi Gunungapi Semeru dan implikasinya bagi ketahanan wilayah ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pelibatan TNI AD dalam penanggulangan bencana erupsi Gunungapi Semeru dan implikasinya bagi ketahanan wilayah di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.Peneliti menganalisis data dengan metode campuran (kuantitatif dan kualitatif) menggunakan model Social Network Analysis (SNA). Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian naratif, penyajian grafik/gambar dan tabel perhitungan derajat sentralitas setiap organisasi dalam jaring kerjasama penanggulangan bencana erupsi Gunungapi Semeru.Hasil penelitian untuk variabel berbagi informasi, berbagi sumber daya dan evakuasi, pencarian dan penyelamatan (SAR), menunjukkan bahwa TNI AD bersama BPBD merupakan dua organisasi sentral dan memiliki kolaborasi yang paling efektif selama tahap tanggap darurat, sedangkan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan menjadi organisasi sentral dan berperan penting pada variabel penyedia layanan kemanusiaan. Hasil dari implikasi pelibatan TNI AD bagi ketahanan wilayah Kecamatan Candipuro juga menunjukkan bahwa pelibatan TNI AD memberikan pengaruh positif guna meningkatkan ketahanan wilayah Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang
{"title":"Pelibatan TNI AD Dalam Penanggulangan Bencana Erupsi Gunungapi Semeru Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi Di Kodim 0821/Lumajang Dan Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur)","authors":"Kaisar Kaisar Bagus Purnawijaya Rhynaldi","doi":"10.22146/jkn.80283","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkn.80283","url":null,"abstract":"ABSTRAK Penelitian tentang pelibatan TNI AD dalam penanggulangan bencana erupsi Gunungapi Semeru dan implikasinya bagi ketahanan wilayah ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pelibatan TNI AD dalam penanggulangan bencana erupsi Gunungapi Semeru dan implikasinya bagi ketahanan wilayah di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.Peneliti menganalisis data dengan metode campuran (kuantitatif dan kualitatif) menggunakan model Social Network Analysis (SNA). Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian naratif, penyajian grafik/gambar dan tabel perhitungan derajat sentralitas setiap organisasi dalam jaring kerjasama penanggulangan bencana erupsi Gunungapi Semeru.Hasil penelitian untuk variabel berbagi informasi, berbagi sumber daya dan evakuasi, pencarian dan penyelamatan (SAR), menunjukkan bahwa TNI AD bersama BPBD merupakan dua organisasi sentral dan memiliki kolaborasi yang paling efektif selama tahap tanggap darurat, sedangkan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan menjadi organisasi sentral dan berperan penting pada variabel penyedia layanan kemanusiaan. Hasil dari implikasi pelibatan TNI AD bagi ketahanan wilayah Kecamatan Candipuro juga menunjukkan bahwa pelibatan TNI AD memberikan pengaruh positif guna meningkatkan ketahanan wilayah Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44631933","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Fahrurrozi, Mohzana Mohzana, Hartini Haritani, Dukha Yunitasari, H. Basri
ABSTRAKPembangunan ekonomi regional berhasil menjelaskan bagaimana hal tersebut secara terukur menetapkan indeks pembangunan manusia (IPM) di suatu daerah tertentu. Faktor-faktor termasuk harapan hidup, pendidikan, dan pengeluaran mendukung pengukuran tersebut. Namun penelitian ini menyelidiki faktor-faktor yang berpengaruh terhadap progresivitas indeks pembangunan manusia di Kabupaten Lombok Timur dan mencari strategi meminimalkan kendala-kendala tersebut serta menjabarkan hubungan antara IPM dengan pembangunan ekonomi regional.Kami menyebarkan survei dengan kuesioner, wawancara mendalam, dan dokumen sebagai instrumen pengumpulan data. Dari keterbatasan data, digunakan metode simulasi Monte Carlo untuk mengolah data dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.Hasil penelitian menunjukkan peningkatan indeks pembangunan manusia di Lombok Timur di atas rata-rata pertumbuhan IPM di provinsi Nusa Tenggara Barat kecuali Kabupaten Lombok Tengah. Uji statistik dengan menggunakan data simulasi Monte Carlo menunjukkan keempat variabel ekonomi dan pembentuk IPM; Harapan Hidup (HH), harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (HLS), dan Pengeluaran, berpengaruh positif terhadap human development index Lombok Timur. Selanjutnya keempat indikator tersebut menyimpulkan bahwa Harapan Tahun Sekolah dan Pengeluaran untuk kebutuhan secara ekonomi merupakan indikator kontribusi rendah terhadap progresivitas IPM. Upaya menurunkan angka putus sekolah untuk meningkatkan progresivitas HLS di Lombok Timur juga didiskusikan.
{"title":"Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Regional Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Wilayah","authors":"M. Fahrurrozi, Mohzana Mohzana, Hartini Haritani, Dukha Yunitasari, H. Basri","doi":"10.22146/jkn.83425","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkn.83425","url":null,"abstract":"ABSTRAKPembangunan ekonomi regional berhasil menjelaskan bagaimana hal tersebut secara terukur menetapkan indeks pembangunan manusia (IPM) di suatu daerah tertentu. Faktor-faktor termasuk harapan hidup, pendidikan, dan pengeluaran mendukung pengukuran tersebut. Namun penelitian ini menyelidiki faktor-faktor yang berpengaruh terhadap progresivitas indeks pembangunan manusia di Kabupaten Lombok Timur dan mencari strategi meminimalkan kendala-kendala tersebut serta menjabarkan hubungan antara IPM dengan pembangunan ekonomi regional.Kami menyebarkan survei dengan kuesioner, wawancara mendalam, dan dokumen sebagai instrumen pengumpulan data. Dari keterbatasan data, digunakan metode simulasi Monte Carlo untuk mengolah data dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.Hasil penelitian menunjukkan peningkatan indeks pembangunan manusia di Lombok Timur di atas rata-rata pertumbuhan IPM di provinsi Nusa Tenggara Barat kecuali Kabupaten Lombok Tengah. Uji statistik dengan menggunakan data simulasi Monte Carlo menunjukkan keempat variabel ekonomi dan pembentuk IPM; Harapan Hidup (HH), harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (HLS), dan Pengeluaran, berpengaruh positif terhadap human development index Lombok Timur. Selanjutnya keempat indikator tersebut menyimpulkan bahwa Harapan Tahun Sekolah dan Pengeluaran untuk kebutuhan secara ekonomi merupakan indikator kontribusi rendah terhadap progresivitas IPM. Upaya menurunkan angka putus sekolah untuk meningkatkan progresivitas HLS di Lombok Timur juga didiskusikan. ","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46122132","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT This study aimed to (1) analyze the student training process at BBPVP Serang in improving student competence, (2) identify and analyze the factors that cause BBPVP Serang not to be optimal in increasing student competence, (3) formulate and analyze the efforts of BBPVP Serang in improving competence of prospective workers, (4) analyze the implications of the BBPVP Serang student competency improvement program on students' personal resilience. In this study, the theories used are role theory, human capital theory, competency theory, and human development theory.This research approach is descriptive qualitative research with data collection techniques, namely observation, interviews, documentation and literature. The informants in the study were 26 people consisting of the Head, Staff of BBPVP Serang, Instructors, Students, Alumni and Alumni Users of BBPVP Serang. Data analysis used is data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions.The results of this study indicate (1) BBPVP Serang carrying out the training process has fulfilled the function of the management/training system according to Permenakertrans No. 8/ 2014, (2) Factors that cause BBPVP Serang not to be optimal: Mismatch of BBPVP Serang training with industry needs, Input from training participants who heterogeneous educational background and age, as well as student personality factors, especially from local communities who have low interest and motivation to work; (3) Efforts of BBPVP Serang to overcome obstacles, namely the Synergy of BBPVP Serang with alumni users, more optimal OJT programs, and student competency certification; (4) The improvement of student competence has been proven to have implications for the formation of students' personal resilience, with indicators of students having competence (hardskills & softskills), certification of work competence, having a permanent job and having a fixed income. Recommendations from the results of the research: (1) The role of BBPVP Serang needs to be increased in its training capacity, (2) Central Government and Regional Government of Banten Province need to make regulations that encourage active industrial participation in improving vocational training for the surrounding community, (3) Selection of trainees must be more selective in looking for participants who have a high interest in learning, and are interested in finding work and work anywhere after completing the training, (4) It is necessary to group/mapping the trainees according to their educational background, interest/motivation to learn, and the age of the trainees, and (5) BBPVP Serang has reactivated the Serang BBPVP training alumni network through the Serang BBPVP tracer study.
{"title":"Peran Balai Latihan Kerja dalam Meningkatkan Kompetensi Calon Tenaga Kerja dan Implikasinya terhadap Ketahanan Pribadi Siswa (Studi di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Serang, Kota Serang, Provinsi Banten)","authors":"Adie Bangga","doi":"10.22146/jkn.76540","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkn.76540","url":null,"abstract":"ABSTRACT This study aimed to (1) analyze the student training process at BBPVP Serang in improving student competence, (2) identify and analyze the factors that cause BBPVP Serang not to be optimal in increasing student competence, (3) formulate and analyze the efforts of BBPVP Serang in improving competence of prospective workers, (4) analyze the implications of the BBPVP Serang student competency improvement program on students' personal resilience. In this study, the theories used are role theory, human capital theory, competency theory, and human development theory.This research approach is descriptive qualitative research with data collection techniques, namely observation, interviews, documentation and literature. The informants in the study were 26 people consisting of the Head, Staff of BBPVP Serang, Instructors, Students, Alumni and Alumni Users of BBPVP Serang. Data analysis used is data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions.The results of this study indicate (1) BBPVP Serang carrying out the training process has fulfilled the function of the management/training system according to Permenakertrans No. 8/ 2014, (2) Factors that cause BBPVP Serang not to be optimal: Mismatch of BBPVP Serang training with industry needs, Input from training participants who heterogeneous educational background and age, as well as student personality factors, especially from local communities who have low interest and motivation to work; (3) Efforts of BBPVP Serang to overcome obstacles, namely the Synergy of BBPVP Serang with alumni users, more optimal OJT programs, and student competency certification; (4) The improvement of student competence has been proven to have implications for the formation of students' personal resilience, with indicators of students having competence (hardskills & softskills), certification of work competence, having a permanent job and having a fixed income. Recommendations from the results of the research: (1) The role of BBPVP Serang needs to be increased in its training capacity, (2) Central Government and Regional Government of Banten Province need to make regulations that encourage active industrial participation in improving vocational training for the surrounding community, (3) Selection of trainees must be more selective in looking for participants who have a high interest in learning, and are interested in finding work and work anywhere after completing the training, (4) It is necessary to group/mapping the trainees according to their educational background, interest/motivation to learn, and the age of the trainees, and (5) BBPVP Serang has reactivated the Serang BBPVP training alumni network through the Serang BBPVP tracer study. ","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45683209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPrajurit Yonif R 631/Atg dituntut untuk mentaati setiap norma hukum yang berlaku. Tujuan penelitian ini adalah (1) agar dapat mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab prajurit melakukan tindak pidana desersi dan THTI (Tidak Hadir Tanpa Ijin) dan bagaimana penanganannya, (2) agar dapat mengetahui relevansi antara penyuluhan hukum dengan pencegahan tindak pidana desersi dan THTI serta ketahanan organisasi,(3) agar dapat menganalisis sejauhmana implementasi penyuluhan hukum bagi prajurit Yonif R 631/Atg dalam pencegahan tindak pidana desersi dan THTI serta bagi ketahanan organisasi, dan (4) agar dapat memberikan solusi berupa model penyuluhan hukum yang perlu diberlakukan agar dapat optimal dalam mencegah terjadinya tindak pidana desersi dan THTI demi ketahanan organisasi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di Yonif R 631/Atg yang berkedudukan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Analisis data dalam penelitian ini mengambil dari observasi di objek penelitian dan wawancara terhadap 10 (sepuluh) informan. Peneliti juga melakukan studi pustaka dan mengambil dokumentasi dari literasi internet.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor penyebab tindak pidana desersi dan THTI adalah ekonomi, sosial dan psikologis, (2) relevansi penyuluhan hukum dengan pencegahan tindak pidana desersi dan THTI adalah adanya pengetahuan hukum, pemahaman, sikap dan pola prilaku yang baik dalam hukum, sehingga meningkatkan kepatuhan hukum setiap prajurit, dan (3) pelaksanaan penyuluhan hukum di Yonif R 631/Atg ada beberapa kendala yaitu penyampaian materi yang belum maksimal karena penayangan slide materi yang biasa saja dan kurang menarik, belum optimalnya satuan Yonif R 631/Atg dalam pengerahan prajurit untuk dapat mengikuti penyuluhan hukum, dan penyuluhan hukum hanya dapat diberikan 1 (satu) kali dalam setahun terhadap prajurit Yonif R 631/Atg dan letak Yonif R 631/Atg yang tersebar di beberapa wilayah. Dampaknya pelanggaran hukum desersi dan THTI selalu ada dan (4) model penyuluhan hukum di Yonif R 631/Atg agar dapat optimal adalah beberapa hal yaitu melalui : metode penyampaian pesan/informasi, metode mengajar, metode mengajak (persuasif), dan metode dialog (tanya jawab), selain itu dalam rangka efisiensi biaya dan optimalisasi penyuluhan hukum, maka perlu agar penyuluhan hukum di jajaran Korem 102/Pjg khususnya Yonif R 631/Atg dilaksanakan oleh Kumrem 102/Pjg agar dapat mencegah terjadinya pelanggaran hukum di jajaran Yonif R 631/Atg khususnya pelanggaran hukum desersi dan THTI.
Yonif soldier R 631/Atg的强制执行任何有效的法律规范都是必要的。本研究的目的是(1)确定士兵擅离职守和擅离职守的因素及其处理方法,(2)了解法律教育与逃兵和THTI犯罪预防和组织弹性之间的关系,(3)以分析尤那夫士兵的法律教育对逃兵和THTI犯罪预防和组织弹性的实际应用,(4)提供必要的法律教育模式的解决方案,以最有效地防止逃兵和THTI犯罪的组织恢复。本研究采用的方法是描述性质的方法。这项研究是在加里曼丹中部帕科拉省的Yonif R 631/Atg进行的。本研究对对象研究和采访10(10)告密者进行的数据分析。研究人员还对库进行了研究,并从互联网识字法中检索了文档。研究表明,(1)遗弃和THTI犯罪的原因是经济、社会和心理上的,(2)通过预防逃兵犯罪而促进法律教育的相关性,以及法律中良好的法律知识、理解、态度和行为模式,从而促进每个士兵的法律服从,以及(3)执行咨询Yonif法律适用于R 631 - Atg传递这一物质的一些障碍,即没有幻灯片放映最多,因为普通的材料和不那么吸引人,没有最佳时间中Yonif R 631 - Atg单位部署士兵能够遵循法律咨询,咨询法律,只是可以每年提供1(一)次对士兵Yonif Yonif R 631 - R 631 - Atg和布局的Atg分散在一些地区。对逃兵和THTI法律的影响一直存在,(4)Yonif R 631/Atg的法律指导模式是这样的:信息传递这一信息-方法,教学方法,邀请有说服力),对话的方法(方法)的问答,此外,以成本效率和优化教育法律,因此需要咨询Korem 102 - Pjg队伍尤其是Yonif法律适用于R 631 Atg由Kumrem 102 / Pjg,以便防止不法的事,在一排Yonif R 631 - Atg尤其是不法逃兵和THTI。
{"title":"Penyuluhan Hukum Dalam Pencegahan Desersi Dan THTI Di Kalangan Prajurit TNI AD Dan Implikasinya Bagi Ketahanan Organisasi (Studi Di Yonif R 631/Atg Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah)","authors":"Fransiscus Aparius Andri Tambunan","doi":"10.22146/jkn.78509","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkn.78509","url":null,"abstract":"ABSTRAKPrajurit Yonif R 631/Atg dituntut untuk mentaati setiap norma hukum yang berlaku. Tujuan penelitian ini adalah (1) agar dapat mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab prajurit melakukan tindak pidana desersi dan THTI (Tidak Hadir Tanpa Ijin) dan bagaimana penanganannya, (2) agar dapat mengetahui relevansi antara penyuluhan hukum dengan pencegahan tindak pidana desersi dan THTI serta ketahanan organisasi,(3) agar dapat menganalisis sejauhmana implementasi penyuluhan hukum bagi prajurit Yonif R 631/Atg dalam pencegahan tindak pidana desersi dan THTI serta bagi ketahanan organisasi, dan (4) agar dapat memberikan solusi berupa model penyuluhan hukum yang perlu diberlakukan agar dapat optimal dalam mencegah terjadinya tindak pidana desersi dan THTI demi ketahanan organisasi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan di Yonif R 631/Atg yang berkedudukan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Analisis data dalam penelitian ini mengambil dari observasi di objek penelitian dan wawancara terhadap 10 (sepuluh) informan. Peneliti juga melakukan studi pustaka dan mengambil dokumentasi dari literasi internet.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor penyebab tindak pidana desersi dan THTI adalah ekonomi, sosial dan psikologis, (2) relevansi penyuluhan hukum dengan pencegahan tindak pidana desersi dan THTI adalah adanya pengetahuan hukum, pemahaman, sikap dan pola prilaku yang baik dalam hukum, sehingga meningkatkan kepatuhan hukum setiap prajurit, dan (3) pelaksanaan penyuluhan hukum di Yonif R 631/Atg ada beberapa kendala yaitu penyampaian materi yang belum maksimal karena penayangan slide materi yang biasa saja dan kurang menarik, belum optimalnya satuan Yonif R 631/Atg dalam pengerahan prajurit untuk dapat mengikuti penyuluhan hukum, dan penyuluhan hukum hanya dapat diberikan 1 (satu) kali dalam setahun terhadap prajurit Yonif R 631/Atg dan letak Yonif R 631/Atg yang tersebar di beberapa wilayah. Dampaknya pelanggaran hukum desersi dan THTI selalu ada dan (4) model penyuluhan hukum di Yonif R 631/Atg agar dapat optimal adalah beberapa hal yaitu melalui : metode penyampaian pesan/informasi, metode mengajar, metode mengajak (persuasif), dan metode dialog (tanya jawab), selain itu dalam rangka efisiensi biaya dan optimalisasi penyuluhan hukum, maka perlu agar penyuluhan hukum di jajaran Korem 102/Pjg khususnya Yonif R 631/Atg dilaksanakan oleh Kumrem 102/Pjg agar dapat mencegah terjadinya pelanggaran hukum di jajaran Yonif R 631/Atg khususnya pelanggaran hukum desersi dan THTI.","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68034131","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana peran guru penggerak dalam penguatan profil pelajar Pancasila untuk mewujudkan ketahanan pendidikan karakter pada abad 21 sehingga generasi bangsa Indonesia mampu bersaing secara global. Apa saja yang menjadi hak dan tanggung jawab guru penggerak dalam melaksanakan penguatan profil pelajar Pancasila dalam proses pendidikan. Serta nilai apa saja yang harus dimiliki oleh guru penggerak agar mampu mewujudkan ketahanan pendidikan karakter abad 21.Penelitian ini merupakan penelitian normatif; tahap penelitian studi kepustakaan dan analisis deduktif. Jenis pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan konseptual dan pendekatan perundang-undangan. Penelitian yang dilakukan peneliti membahas mengenai apa saja peran guru dalam upaya menguatkan profil pelajar Pancasila pada siswanya sebagai upaya ketahanan pendidikan karakter abad 21. Peneliti juga menggunakan metode kepustakaan (library research) dan wawancara kepada beberapa guru penggerak.Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa guru penggerak mempunyai peran penting dalam membentuk ketahanan karakter siswanya. Peran penting guru penggerak tersebut yaitu menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah. Guru penggerak juga berperan menggerakkan komunitas belajar (menjadi praktisi komunitas) untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya, menjadi pengajar praktik (coach) bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah. Selain itu guru penggerak juga berperan membuka ruang diskusi positif serta ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan mendorong peningkatan kepemimpinan siswa di sekolah.
{"title":"Peran Guru Penggerak Dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila Sebagai Ketahanan Pendidikan Karakter Abad 21","authors":"Dewi Umi Qulsum S.Pd.","doi":"10.22146/jkn.71741","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jkn.71741","url":null,"abstract":"ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana peran guru penggerak dalam penguatan profil pelajar Pancasila untuk mewujudkan ketahanan pendidikan karakter pada abad 21 sehingga generasi bangsa Indonesia mampu bersaing secara global. Apa saja yang menjadi hak dan tanggung jawab guru penggerak dalam melaksanakan penguatan profil pelajar Pancasila dalam proses pendidikan. Serta nilai apa saja yang harus dimiliki oleh guru penggerak agar mampu mewujudkan ketahanan pendidikan karakter abad 21.Penelitian ini merupakan penelitian normatif; tahap penelitian studi kepustakaan dan analisis deduktif. Jenis pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan konseptual dan pendekatan perundang-undangan. Penelitian yang dilakukan peneliti membahas mengenai apa saja peran guru dalam upaya menguatkan profil pelajar Pancasila pada siswanya sebagai upaya ketahanan pendidikan karakter abad 21. Peneliti juga menggunakan metode kepustakaan (library research) dan wawancara kepada beberapa guru penggerak.Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa guru penggerak mempunyai peran penting dalam membentuk ketahanan karakter siswanya. Peran penting guru penggerak tersebut yaitu menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah. Guru penggerak juga berperan menggerakkan komunitas belajar (menjadi praktisi komunitas) untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya, menjadi pengajar praktik (coach) bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah. Selain itu guru penggerak juga berperan membuka ruang diskusi positif serta ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan mendorong peningkatan kepemimpinan siswa di sekolah.","PeriodicalId":31252,"journal":{"name":"Jurnal Ketahanan Nasional","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41699598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}