首页 > 最新文献

Jurnal Ilmu Kehutanan最新文献

英文 中文
Model Kelembagaan Lokal Kabupaten Konservasi Tambrauw di Papua Barat
Pub Date : 2020-11-19 DOI: 10.22146/JIK.61401
S. Fatem, S. Awang, Ahmad Maryudi, S. Pudyatmoko, J. Marwa
Komitmen Politik pembentukan Tambrauw sebagai kabupaten konservasi di Papua Barat, mendorong terjadinya perubahan tatakelola pemerintahan konvensional menuju tatakelola konservasi. Dengan demikian kelembagaan sebagai unit yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan kegiatan kabupaten konservasi perlu dirancang guna mengawal kebijakan kabupaten konservasi dimaksud. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model kelembagaan lokal kabupaten Tambrauw Sebagai Kabupaten Konservasi. Proses rancang bangun model kelembagaan lokal dilaksanakan sejak Bulan Juni 2013- Desember 2017 mengikuti metode penelitian dan pengembangan (research and development). Data penelitian diperoleh dari: (1) hasil wawancara Pakar; (2) catatan lapangan, dan (3) data saran perbaikan draf model awal dan hasil observasi observer pada pelaksanaan uji coba (FGD/Konsultasi) dengan skala kecil dan besar. Untuk melihat signifikanis perbandingan model kelembagaan eksis berupa organisasi perangkat daerah (OPD)) dan kelembagaan kabupaten konservasi yang ditawarkan, maka dilakukan Uji-t. Proses rancang bangun kelembagaan lokal kabupaten konservasi dilakukan mengacu pada terhadap 8 prinsip rancangan kunci yang ditawarkan oleh Ostrom tentang kelembagaan pengelolaan yang efektif terhadap sumberdaya alam lokal milik bersama (common property). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kelembagaan kabupaten konservasi layak dikembangkan sebagai unit yang bertanggungjawab terhadap mekanisme kinerja kabupaten konservasi, dimana bersifat non body dan lebih ditekankan pada fungsi koordinasi oleh Bappeda Kabupaten Tambrauw sebagai coordinator perencanaan pembangunan daerah. Local Institution Model of Tambrauw Conservation in West PapuaAbstractPolitical Commitment to establishing Tambrauw as a conservation district in West Papua, has led to changes in conventional governance towards conservation management. Thus the institution as a unit responsible for organizing conservation district activities needs to be designed to oversee the policies of the conservation district concerned. This study aims to design a local institutional model of Tambrauw Regency as a Conservation District. The design process of the local institutional model was carried out from June 2013 to December 2017 following the research and development method. Research data obtained from: (1) the results of expert interviews; (2) field notes, and (3) data suggesting improvements to the initial model draft and observers' observations on the implementation of trials (FGDs / Consultations) on a small and large scale. To see the significance of the comparison of the existing institutional models in the form of regional apparatus organizations (OPD) and the conservation district institutions offered, a t-test was conducted. The design process of the conservation district's local institutional building was carried out about the 8 key design principles offered by Ostrom on effective management institutions for common property. The results showed th
政治承诺将坦布劳组建为巴布亚西部的保守派首都,推动传统政府法规向保守法规转变。因此,作为负责维护保护能力活动的单位,需要设计灵活性来控制预期的保护能力政策。本研究旨在设计一个将Tambrauw的局部容量作为保守容量的模型。当地开发模型的设计流程自2013年6月至2017年12月按照研发方法实施。研究数据来源于:(1)专家访谈结果;(2) 现场记录,以及(3)表明在小型和大型测试(FGD/咨询)中对初始模型草案和观察者观察结果进行改进的数据。为了对现有的湿度模型(如本地设备组织(OPD))和所提供的保护能力的湿度进行显著比较,进行了测试。地方保护能力的发展过程依赖于奥斯特罗姆提出的关于缓解共同财产有效管理的八项关键原则。研究表明,作为一个负责保守能力绩效机制的单位,保守能力值得发展,作为区域发展规划协调员的Bappeda Kabupaten Tambrauw对协调职能施加了非身体和更大的压力。[联合国教科文组织]西巴布亚坦布劳保护的地方机构模式摘要将坦布劳作为西巴布亚的一个保护区的政治承诺,导致了传统[联合国]治理向保护管理的转变。因此,作为负责组织保护区活动的单位,该机构需要被设计为监督相关保护区的政策。本研究旨在设计一个将坦布劳县作为保护区的地方机构模型。当地机构模型的设计过程于2013年6月[UNK]至2017年12月按照研究和开发[UNK]方法进行。从以下方面获得的研究数据:(1)UNK专家访谈的结果;以及(2) 实地说明,以及(3)建议改进[联合国教科文组织]初步示范草案的数据,以及观察员对[联合国大学]实施小规模和大规模试验(FGD/磋商)的意见。为了了解以区域机构组织[UNK](OPD)和所提供的保护区机构形式存在的[UNK]制度模式的比较意义,进行了t检验。保护区地方机构建筑的设计过程是围绕奥斯特罗姆提出的关于公共财产有效管理机构的8项关键设计原则进行的。结果表明,保护区机构应发展为负责保护区绩效机制的单位,该机制是非机构的,并由作为区域发展规划协调员的坦布劳县区域发展局强调协调职能。
{"title":"Model Kelembagaan Lokal Kabupaten Konservasi Tambrauw di Papua Barat","authors":"S. Fatem, S. Awang, Ahmad Maryudi, S. Pudyatmoko, J. Marwa","doi":"10.22146/JIK.61401","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JIK.61401","url":null,"abstract":"Komitmen Politik pembentukan Tambrauw sebagai kabupaten konservasi di Papua Barat, mendorong terjadinya perubahan tatakelola pemerintahan konvensional menuju tatakelola konservasi. Dengan demikian kelembagaan sebagai unit yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan kegiatan kabupaten konservasi perlu dirancang guna mengawal kebijakan kabupaten konservasi dimaksud. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model kelembagaan lokal kabupaten Tambrauw Sebagai Kabupaten Konservasi. Proses rancang bangun model kelembagaan lokal dilaksanakan sejak Bulan Juni 2013- Desember 2017 mengikuti metode penelitian dan pengembangan (research and development). Data penelitian diperoleh dari: (1) hasil wawancara Pakar; (2) catatan lapangan, dan (3) data saran perbaikan draf model awal dan hasil observasi observer pada pelaksanaan uji coba (FGD/Konsultasi) dengan skala kecil dan besar. Untuk melihat signifikanis perbandingan model kelembagaan eksis berupa organisasi perangkat daerah (OPD)) dan kelembagaan kabupaten konservasi yang ditawarkan, maka dilakukan Uji-t. Proses rancang bangun kelembagaan lokal kabupaten konservasi dilakukan mengacu pada terhadap 8 prinsip rancangan kunci yang ditawarkan oleh Ostrom tentang kelembagaan pengelolaan yang efektif terhadap sumberdaya alam lokal milik bersama (common property). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kelembagaan kabupaten konservasi layak dikembangkan sebagai unit yang bertanggungjawab terhadap mekanisme kinerja kabupaten konservasi, dimana bersifat non body dan lebih ditekankan pada fungsi koordinasi oleh Bappeda Kabupaten Tambrauw sebagai coordinator perencanaan pembangunan daerah. Local Institution Model of Tambrauw Conservation in West PapuaAbstractPolitical Commitment to establishing Tambrauw as a conservation district in West Papua, has led to changes in conventional governance towards conservation management. Thus the institution as a unit responsible for organizing conservation district activities needs to be designed to oversee the policies of the conservation district concerned. This study aims to design a local institutional model of Tambrauw Regency as a Conservation District. The design process of the local institutional model was carried out from June 2013 to December 2017 following the research and development method. Research data obtained from: (1) the results of expert interviews; (2) field notes, and (3) data suggesting improvements to the initial model draft and observers' observations on the implementation of trials (FGDs / Consultations) on a small and large scale. To see the significance of the comparison of the existing institutional models in the form of regional apparatus organizations (OPD) and the conservation district institutions offered, a t-test was conducted. The design process of the conservation district's local institutional building was carried out about the 8 key design principles offered by Ostrom on effective management institutions for common property. The results showed th","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44564068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Kekerasan Negara dalam Konflik Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia : Perspektif Pemberitaan Media 印尼保守地区冲突管理中的民族暴力:媒体报道视角·全球之声
Pub Date : 2020-11-19 DOI: 10.22146/JIK.61378
M. Anggoro, S. Awang, Purwo Santoso, Lies Rahayu Wijayanti Faida
Pemaksaan konservasi oleh negara kepada masyarakat melalui kekerasan disadari menimbulkan konflik yang berkepanjangan dalam pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk menyingkap dimensidimensi kekerasan negara tersebut dalam rangka untuk memahami dan mengelola konflik tersebut secara utuh. Penelitian ini akan melengkapi telaah-telaah sebelumnya yang lebih terfokus pada gejala-gejala permukaan, dan tidak menjangkau secara utuh tataran yang tidak kasat mata sebagai dimensi-dimensi kekerasan yang justru lebih menentukan.Penelitian ini menggunakan obyek analisis pemberitaan media dalam jaringan yaitu Kompas Online yang mewakili media umum dan Mongabay yang mewakili media lingkungan, yang memuat pemberitaan terkait konflik di kawasan konservasi periode 2011 - 2017.Pemberitaan media tersebut dipelajari menggunakan analisis isi untuk mengungkap dimensidimensi kekerasan negara. Analisis isi yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti kerangka kerja pada analisis isi yang disederhanakan dari Krippendorf (2004) dan Istania (2010) dengan tujuan melakukan analisis isi deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan suatu pesan atau teks tertentu (Rossy & Wahid2015), yang dalam hal ini difokuskan pada dimensi-dimensi kekerasan negara dalam pengelolaan kawasan konservasi.Dimensidimensi kekerasan negara dapat cukup utuh diuraikan melalui perspektif pemberitaan di media massa. Hal tersebut sangat membantu untuk lebih memahami konflik yang melibatkan hubungan antara negara dan masyarakat yang disebabkan penguasaan pengelolaan kawasan konservasi sebagai sumber daya alam.Untuk menangani konflik tersebut diperlukan dukungan untuk menemukan jati diri pengelolaan kawasan konservasi melalui pendekatan kultural sehingga membangun optimisme bahwa konflik dalam pengelolaan kawasan konservasi dapat ditangani dengan baik. State Violence in Indonesian Conservation Area Conflict Management: Perspectives from The MediaAbstractThe imposition of conservation areas by the state through violence caused prolonged conflict in the management of conservation areas in Indonesia. Therefore, the need to understand and manage conflict as a holistic process guides this research, in which the goal is to better understand the dimensions of state violence. This research complements previous studies that are more focused on superficial symptoms, which have not fully been able to uncover the invisible levelsthat make up the dimensions of violence.This study uses online media, namely Kompas Online, which represents the general media, as well as Mongabay, which represents environmental media, including news related to conflicts in conservation areas for the period of 2011 - 2017. State violence in the news is described in the dimensions of violence using content analysis. The content analysis is carried out in this study and follows a framework for simplified content analysis from Krippendorf (2004) and Istania (2010) with the aim of condu
该国通过暴力强迫公众进行保护,这被认为在印度尼西亚保护区的管理中造成了旷日持久的冲突。因此,本研究旨在捕捉该国暴力的维度,以便全面了解和管理冲突。这项研究将完成之前更关注表面症状的发作,并且由于暴力的确切程度更为确定,因此不会完全达到未触及的眼睛水平。本研究使用网络中的媒体报道分析对象,即代表公共媒体的Compas Online和代表环境媒体的Mongabay,加载2011-2017年保护区的冲突报道。媒体报道使用内容分析来揭示国家暴力的维度。本研究中对内容进行的分析遵循了Krippendorf(2004)和Istanbul(2010)对内容进行简化分析的工作框架,目的是对旨在描述特定信息或文本的内容进行描述性分析(Rossy&Wahid2015),在这方面,重点关注保护管理中的国家暴力问题。可以通过媒体充分解读国家暴力的各个层面。这在很大程度上有助于更好地理解作为自然资源的保护管理规则所引起的涉及国家和社会关系的冲突。为了处理这些冲突,需要支持通过文化方法确定保护区的自我管理,以便建立乐观情绪,相信保护管理中的冲突可以得到很好的处理。印尼保护区冲突管理中的国家暴力:媒体摘要的视角国家通过暴力强加保护区导致了印尼保护区管理中的长期冲突。因此,需要将冲突理解和管理作为一个整体过程来指导这项研究,目的是更好地理解国家暴力的各个方面。这项研究补充了以前的研究,这些研究更多地关注表面的症状,而这些症状并没有完全揭示构成暴力维度的无形的水平。本研究使用了在线媒体,即代表普通媒体的Kompas online,以及代表环境媒体的Mongabay,包括2011-2017年期间与保护区冲突有关的新闻。新闻中的国家暴力是在使用内容分析的暴力维度中描述的。内容分析[UNK]在本研究中提出,并遵循Krippendorf(2004)和Istania(2010)的简化[UNK]内容分析框架,目的是进行描述性内容分析,旨在描述特定的信息或文本(Rossy和Wahid,2015),重点放在[UNK]自然保护区管理中国家暴力的维度上。从大众媒体的新闻视角来看,国家暴力的维度可以相当完整。这有助于更好地理解由于控制自然资源保护区的管理而导致的州和地方社区之间的冲突。为了解决冲突,需要支持通过文化方法找到保护区管理的身份,从而建立保护区管理中的冲突可以得到妥善处理的乐观情绪。
{"title":"Kekerasan Negara dalam Konflik Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia : Perspektif Pemberitaan Media","authors":"M. Anggoro, S. Awang, Purwo Santoso, Lies Rahayu Wijayanti Faida","doi":"10.22146/JIK.61378","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JIK.61378","url":null,"abstract":"Pemaksaan konservasi oleh negara kepada masyarakat melalui kekerasan disadari menimbulkan konflik yang berkepanjangan dalam pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk menyingkap dimensidimensi kekerasan negara tersebut dalam rangka untuk memahami dan mengelola konflik tersebut secara utuh. Penelitian ini akan melengkapi telaah-telaah sebelumnya yang lebih terfokus pada gejala-gejala permukaan, dan tidak menjangkau secara utuh tataran yang tidak kasat mata sebagai dimensi-dimensi kekerasan yang justru lebih menentukan.Penelitian ini menggunakan obyek analisis pemberitaan media dalam jaringan yaitu Kompas Online yang mewakili media umum dan Mongabay yang mewakili media lingkungan, yang memuat pemberitaan terkait konflik di kawasan konservasi periode 2011 - 2017.Pemberitaan media tersebut dipelajari menggunakan analisis isi untuk mengungkap dimensidimensi kekerasan negara. Analisis isi yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti kerangka kerja pada analisis isi yang disederhanakan dari Krippendorf (2004) dan Istania (2010) dengan tujuan melakukan analisis isi deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan suatu pesan atau teks tertentu (Rossy & Wahid2015), yang dalam hal ini difokuskan pada dimensi-dimensi kekerasan negara dalam pengelolaan kawasan konservasi.Dimensidimensi kekerasan negara dapat cukup utuh diuraikan melalui perspektif pemberitaan di media massa. Hal tersebut sangat membantu untuk lebih memahami konflik yang melibatkan hubungan antara negara dan masyarakat yang disebabkan penguasaan pengelolaan kawasan konservasi sebagai sumber daya alam.Untuk menangani konflik tersebut diperlukan dukungan untuk menemukan jati diri pengelolaan kawasan konservasi melalui pendekatan kultural sehingga membangun optimisme bahwa konflik dalam pengelolaan kawasan konservasi dapat ditangani dengan baik. State Violence in Indonesian Conservation Area Conflict Management: Perspectives from The MediaAbstractThe imposition of conservation areas by the state through violence caused prolonged conflict in the management of conservation areas in Indonesia. Therefore, the need to understand and manage conflict as a holistic process guides this research, in which the goal is to better understand the dimensions of state violence. This research complements previous studies that are more focused on superficial symptoms, which have not fully been able to uncover the invisible levelsthat make up the dimensions of violence.This study uses online media, namely Kompas Online, which represents the general media, as well as Mongabay, which represents environmental media, including news related to conflicts in conservation areas for the period of 2011 - 2017. State violence in the news is described in the dimensions of violence using content analysis. The content analysis is carried out in this study and follows a framework for simplified content analysis from Krippendorf (2004) and Istania (2010) with the aim of condu","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41911818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
The Importance of Unprotected Areas as Habitat for The Leopard Cat (Prionailurus bengalensis javanensis Desmarest, 1816) on Java, Indonesia 印度尼西亚爪哇未受保护地区作为豹猫(Prionailurus bengalensis javanensis Desmarest, 1816)栖息地的重要性
Pub Date : 2020-11-19 DOI: 10.22146/JIK.61403
N. Irawan, S. Pudyatmoko, P. S. H. Yuwono, Muhammad Tafrichan, A. Giordano, M. Imron
Protected areas play important roles for protecting many endangered species in Indonesia. However, very limited information regarding roles of protected areas and non-protected areas for supporting the habitat of less-concerned carnivores in Java, leopard cat (Prionailurus bengalensis javanensis). We aim to assess the relative roles of non-protected areas for the habitat of this cat on the highly fragmented and populated island of Java. We develop species distribution modelling, using Maxent by integrating various sources of presence data of this species and environmental data. Our finding confirms that leopard cat can life in various habitat types but mainly patchy forest areas. While most of the protected areas are suitable for the habitat of this smallest cat on Java, the non-protected areas provide much larger areas for its habitat (66.8 %). Our findings highlighted the importance of maintaining connectivity among habitat patches in non-protected areas, habitat protection using current government policy on high conservation value forest and essential ecosystems areas. Pentingnya Kawasan Non Lindung sebagai Habitat Kucing Hutan (Prionailurus bengalensis javanensis Desmarest, 1816) di Jawa, IndonesiaIntisariKawasan lindung memainkan peran penting dalam melindungi banyak spesies yang terancam punah di Indonesia. Walaupun demikian, informasi mengenai peran kawasan lindung dan kawasan non lindung untuk mendukung habitat karnivora yang kurang mendapat perhatian di Jawa, kucing hutan (Prionailurus bengalensis javanensis), sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai peran kawasan non lindung sebagai habitat kucing hutan di Pulau Jawa, pulau yang sangat terfragmentasi dan padat penduduk. Kami mengembangkan pemodelan distribusi spesies, menggunakan Maxent dengan mengintegrasikan berbagai sumber data kehadiran spesies kucing hutan dan data lingkungan. Temuan kami menegaskan bahwa kucing hutan dapat hidup di berbagai jenis habitat tetapi habitat utamanya adalah kawasan hutan yang agak terbuka. Meskipun sebagian besar kawasan lindung sesuai untuk habitat kucing terkecil di Jawa ini, kawasan non lindung justru menyediakan area yang jauh lebih besar untuk habitat kucing hutan (66,8 %). Temuan kami juga menyoroti pentingnya menjaga konektivitas antar habitat di kawasan non lindung dan perlindungan habitat dengan menggunakan kebijakan pemerintah saat ini tentang hutan Bernilai Konservasi Tinggi dan Kawasan Ekosistem Esensial.
保护区在保护印度尼西亚许多濒危物种方面发挥着重要作用。然而,关于保护区和非保护区在支持爪哇不太受关注的食肉动物豹猫(Prionailurus bengalensis javanensis)栖息地方面的作用的信息非常有限。我们的目的是评估非保护区对这种猫在高度分散和人口稠密的爪哇岛上的栖息地的相对作用。我们通过整合该物种存在数据的各种来源和环境数据,使用Maxent开发了物种[UNK]分布模型。我们的发现证实了豹猫可以生活在各种各样的栖息地,但主要是在开阔的森林地区。虽然大多数保护区都适合这种最小的猫在爪哇岛的栖息地,但非保护区为它提供了更大的栖息地(66.8%)。我们的研究结果突出了在非保护区的[联合国教科文组织]栖息地之间保持连通性的重要性,使用[联合国大学]当前政府对高保护价值森林和[联合国学科文组织]重要生态系统地区的政策来保护栖息地。在印度尼西亚的爪哇岛,保护区在保护印尼许多已灭绝的濒危物种方面发挥着重要作用。然而,关于保护区和非保护区在支持爪哇岛不太关注的食肉动物栖息地方面的作用,森林猫(Prionailurus _ bengalensis javanensis)的信息非常有限。这项研究旨在评估非保护区作为爪哇岛猫栖息地的作用,爪哇岛是一个人口非常分散和密集的岛屿。我们使用Maxent开发了一个物种分布模型,通过整合猫类森林存在的各种数据源和环境数据。我们的研究结果证实,森林猫可以生活在各种各样的栖息地,但它们的主要栖息地是相当开阔的森林地区。尽管大多数保护区适合贾瓦最小的猫栖息地,但非保护区为森林猫栖息地提供了更大的面积(66.8%)。我们的研究结果还强调了保持非保护区栖息地与栖息地保护之间连通性的重要性,利用当前政府对伯尼赖高保护森林和重要生态系统区域的政策。
{"title":"The Importance of Unprotected Areas as Habitat for The Leopard Cat (Prionailurus bengalensis javanensis Desmarest, 1816) on Java, Indonesia","authors":"N. Irawan, S. Pudyatmoko, P. S. H. Yuwono, Muhammad Tafrichan, A. Giordano, M. Imron","doi":"10.22146/JIK.61403","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JIK.61403","url":null,"abstract":"Protected areas play important roles for protecting many endangered species in Indonesia. However, very limited information regarding roles of protected areas and non-protected areas for supporting the habitat of less-concerned carnivores in Java, leopard cat (Prionailurus bengalensis javanensis). We aim to assess the relative roles of non-protected areas for the habitat of this cat on the highly fragmented and populated island of Java. We develop species distribution modelling, using Maxent by integrating various sources of presence data of this species and environmental data. Our finding confirms that leopard cat can life in various habitat types but mainly patchy forest areas. While most of the protected areas are suitable for the habitat of this smallest cat on Java, the non-protected areas provide much larger areas for its habitat (66.8 %). Our findings highlighted the importance of maintaining connectivity among habitat patches in non-protected areas, habitat protection using current government policy on high conservation value forest and essential ecosystems areas. Pentingnya Kawasan Non Lindung sebagai Habitat Kucing Hutan (Prionailurus bengalensis javanensis Desmarest, 1816) di Jawa, IndonesiaIntisariKawasan lindung memainkan peran penting dalam melindungi banyak spesies yang terancam punah di Indonesia. Walaupun demikian, informasi mengenai peran kawasan lindung dan kawasan non lindung untuk mendukung habitat karnivora yang kurang mendapat perhatian di Jawa, kucing hutan (Prionailurus bengalensis javanensis), sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai peran kawasan non lindung sebagai habitat kucing hutan di Pulau Jawa, pulau yang sangat terfragmentasi dan padat penduduk. Kami mengembangkan pemodelan distribusi spesies, menggunakan Maxent dengan mengintegrasikan berbagai sumber data kehadiran spesies kucing hutan dan data lingkungan. Temuan kami menegaskan bahwa kucing hutan dapat hidup di berbagai jenis habitat tetapi habitat utamanya adalah kawasan hutan yang agak terbuka. Meskipun sebagian besar kawasan lindung sesuai untuk habitat kucing terkecil di Jawa ini, kawasan non lindung justru menyediakan area yang jauh lebih besar untuk habitat kucing hutan (66,8 %). Temuan kami juga menyoroti pentingnya menjaga konektivitas antar habitat di kawasan non lindung dan perlindungan habitat dengan menggunakan kebijakan pemerintah saat ini tentang hutan Bernilai Konservasi Tinggi dan Kawasan Ekosistem Esensial.","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42021727","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Ekowisata 地方社会参与世博发展
Pub Date : 2020-07-01 DOI: 10.22146/jik.57462
K. Kaharuddin, S. Pudyatmoko, Chafid Fandeli, Wisjnu Martani
Kelompok tani hutan kemasyarakatan (HKm) Mandiri Kalibiru mengelola hutan lindung yang salah satu kegiatannya berupa usaha pengelolaan ekowisata. Keterlibatan masyarakat lokal menjadi pelaku wisata merupakan ciri menonjol dalam usaha jasa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan jenis partisipasi masyarakat lokal dalam mengembangkan ekowisata, dan peran kelembangaan HKm dalam mendorong masyarakat lokal berpartisipasi dalam pengembangan ekowisata. Konsep partisipasi level perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan digambarkan pada tiga periode perkembangan obyek wisata: periode ke-1 perintisan, periode ke-2 mulai berkembang dan periode ke-3 berkembang. Pengumpalan data menggunakan teknik wawancara mendalam (indept interview) dan kajian dokumen. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan proposisi teoritis. Terdapat perbedaan partisipasi masyarakat lokal pada ke tiga periode perkembangan obyek wisata tersebut. Partisipasi level perencanaan sangat bergantung pada pendamping selama periode ke-1 dan 2, namun ketika obyek wisata sudah berkembang perencanaan mampu dilakukan secara mandiri. Partisipasi level pelaksanaan pada periode ke-1 dan 2 dilakukan secara gotong royong, namun pada periode ke-3 pelaksanaan pembangunan menggunakan tenaga profesional. Partisipasi level pemanfaaatan dimulai pada periode ke-2 yang melibatkan anggota HKm dan tokoh pemuda secara terbatas, dan pada periode ke-3 masyarakat Kalibiru yang memanfaatkan peluang kerja dan usaha mencapai 85%. Tingginya partisipasi masyarakat tersebut tidak lepas dari peran pendamping, pemerintah dan aturan lembaga HKm dalam fasilitasi dan penyediaan ruang partisipasi bagi masyarakat lokal. Local Communities Participation in Ecotourism DevelopmentAbstractThe community forest Mandiri Kalibiru manages of protected forests one of activities is ecotourism management. The involvement of local communities as ecotourism actors is a major feature in the service business. This study aims to present the type of local communities participation in developing ecotourism, and the role of HKm institution in encouraging the local communities to participate in ecotourism. The concept of participation at the planning, implementation and utilization level is illustrated in three periods of tourism development: the first period-pioneering, the second-developing and the third-developed. Data collection uses in-depth interview techniques and document review. Data analysis was performed descriptively and theoretical propositions. There are differences in local communities participation in the three periods. Participation in the planning level is very dependent on the companion during periods 1 and 2, but when the third period, the planning can be done independently. Participation in the implementation level in periods 1 and 2 was carried out cooperatively, but in the third period, the implementation of the development uses professional staff. Participation in utilization rates began in the second period invol
现在处境不利的森林团体(HKm)自治政府Kalibiru管理防护林,这是环境管理活动之一。当地人作为游客的参与是这项服务的一个突出特点。本研究旨在提供本地社会对环境发展的参与程度,以及HKm灵活性在鼓励本地社会参与环境发展方面的作用。在旅游对象发展的三个阶段,即第一个教学阶段、第二个发展阶段和第三个发展阶段,阐述了参与水平规划、实施和开发的概念。使用深入访谈技术(独立访谈)和文献研究收集数据。数据分析是描述性的和理论性的命题。在这些旅游对象的三个发展时期,当地社会的参与程度存在差异。规划水平的参与在很大程度上取决于第一和第二阶段的陪伴,但当旅行对象发生变化时,规划可以独立完成。在第一和第二阶段,执行层面的参与是以royong的方式进行的,但在第三阶段,开发的执行是利用专业精力进行的。利润水平的参与从第二阶段开始,在有限的基础上涉及HKm成员和年轻人,在Calibrian协会的第三阶段,利用就业机会并试图达到85%。高水平的公众参与并不排除在香港管理机构在促进和为本地社会提供参与空间方面的相应作用、政府和规则之外。当地社区参与生态旅游发展摘要Mandiri Kalibiru社区森林管理的受保护的联合国教科文组织森林的活动之一是生态旅游管理。当地社区作为生态旅游行动者的参与是服务业的一个主要特点。本研究旨在介绍当地社区参与发展生态旅游的类型,以及HKm机构在鼓励当地社区参与生态旅游方面的作用。在规划、实施和利用层面上的参与概念体现在旅游业发展的三个阶段:第一个阶段是开拓性的,第二个阶段是发展性的和第三个阶段是发达的。数据收集采用了深入访谈技术和文件审查。数据分析在这三个时期,地方社区的参与程度存在差异。在第1和第2阶段,参与计划的程度在很大程度上取决于同伴,但在第三阶段,计划可以独立完成。第1和第2阶段的执行层面的参与是合作进行的,但在第三阶段,开发的实施使用了专业人员。利用率的参与始于第二阶段,涉及有限的HKm成员和青年领袖,第三阶段,参与的Kalibiru社区利用了工作和商业机会,达到85%。地方社区的高参与度与合作伙伴、政府和香港管理局的制度规定在促进和提供地方社区参与空间方面的作用密不可分。
{"title":"Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pengembangan Ekowisata","authors":"K. Kaharuddin, S. Pudyatmoko, Chafid Fandeli, Wisjnu Martani","doi":"10.22146/jik.57462","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jik.57462","url":null,"abstract":"Kelompok tani hutan kemasyarakatan (HKm) Mandiri Kalibiru mengelola hutan lindung yang salah satu kegiatannya berupa usaha pengelolaan ekowisata. Keterlibatan masyarakat lokal menjadi pelaku wisata merupakan ciri menonjol dalam usaha jasa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan jenis partisipasi masyarakat lokal dalam mengembangkan ekowisata, dan peran kelembangaan HKm dalam mendorong masyarakat lokal berpartisipasi dalam pengembangan ekowisata. Konsep partisipasi level perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan digambarkan pada tiga periode perkembangan obyek wisata: periode ke-1 perintisan, periode ke-2 mulai berkembang dan periode ke-3 berkembang. Pengumpalan data menggunakan teknik wawancara mendalam (indept interview) dan kajian dokumen. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan proposisi teoritis. Terdapat perbedaan partisipasi masyarakat lokal pada ke tiga periode perkembangan obyek wisata tersebut. Partisipasi level perencanaan sangat bergantung pada pendamping selama periode ke-1 dan 2, namun ketika obyek wisata sudah berkembang perencanaan mampu dilakukan secara mandiri. Partisipasi level pelaksanaan pada periode ke-1 dan 2 dilakukan secara gotong royong, namun pada periode ke-3 pelaksanaan pembangunan menggunakan tenaga profesional. Partisipasi level pemanfaaatan dimulai pada periode ke-2 yang melibatkan anggota HKm dan tokoh pemuda secara terbatas, dan pada periode ke-3 masyarakat Kalibiru yang memanfaatkan peluang kerja dan usaha mencapai 85%. Tingginya partisipasi masyarakat tersebut tidak lepas dari peran pendamping, pemerintah dan aturan lembaga HKm dalam fasilitasi dan penyediaan ruang partisipasi bagi masyarakat lokal. Local Communities Participation in Ecotourism DevelopmentAbstractThe community forest Mandiri Kalibiru manages of protected forests one of activities is ecotourism management. The involvement of local communities as ecotourism actors is a major feature in the service business. This study aims to present the type of local communities participation in developing ecotourism, and the role of HKm institution in encouraging the local communities to participate in ecotourism. The concept of participation at the planning, implementation and utilization level is illustrated in three periods of tourism development: the first period-pioneering, the second-developing and the third-developed. Data collection uses in-depth interview techniques and document review. Data analysis was performed descriptively and theoretical propositions. There are differences in local communities participation in the three periods. Participation in the planning level is very dependent on the companion during periods 1 and 2, but when the third period, the planning can be done independently. Participation in the implementation level in periods 1 and 2 was carried out cooperatively, but in the third period, the implementation of the development uses professional staff. Participation in utilization rates began in the second period invol","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42168341","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 17
Opsi Skema Pendanaan Mitigasi Perubahan Iklim di Sektor Kehutanan 计划选项,减少森林部门的气候变化
Pub Date : 2019-05-24 DOI: 10.22146/JIK.46210
F. Nurfatriani, Dodi Ridho Nurrochmat, Mimi Salminah
Upaya mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan memerlukan dukungan pendanaan yang kuat. Salah satu skema pendanaan perubahan iklim yang ditetapkan dalam PP 46 tahun 2017 adalah skema imbal jasa lingkungan. Meskipun demikian, skema tersebut di tingkat tapak belum banyak dikembangkan. Tulisan ini menganalisis opsi-opsi kombinasi skema pendanaan jasa lingkungan dengan optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan dalam rangka mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan. Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu provinsi yang aktif dalam upaya penurunan emisi dari sektor kehutanan. Hasil analisa menunjukkan bahwa pola pendanaan jasa lingkungan yang dapat diterapkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dikelompokkan menjadi Payment of Environmental Services (PES), Liablity Rule (LR), dan Purchasing Development Right (PDR). Pola pendanaan PES efektif untuk mendukung upaya pengelolaan hutan sebagai penyimpan karbon, LR untuk kegiatan penyerapan karbon, sedangkan PDR potensial untuk mendukung kegiatan pengurangan emisi karbon. Funding Scheme Options for Climate Change Mitigation in Forestry SectorAbstractClimate change mitigation actions significantly require strong financial support. One of the climate change financing schemes stated on the government regulation no 46/2017 is transaction of environmental services. The implementation schemes in the site level however have not been clearly explored yet. This paper explores funding scheme options for various forest management purposes in order to support climate change mitigation actions in forestry sector. Tanjung Jabung Timur District that is actively reducing emission from forest is chosen as the research location. The research shows environmental service funding schemes that could be implemented in Tanjung Jabung Timur are including Payment of Environmental Services (PES), Liability Rule (LR), and Purchasing Development Right (PDR). PES is effective to encourage forest management purposed for carbon stock; LR is to support carbon sequestration activities, while PDR is potential to support forest management for reducing carbon emission.
遏制林业气候变化的努力需要强有力的资金支持。2017年PP 46年制定的气候变化融资计划之一是不断扩大的环境服务计划。然而,技术还没有得到很大的改进。这篇文章分析了环境融资计划的组合选项,并将林地利用进行优化,以支持减缓林业气候变化的努力。贾比省丹戎角省东部被选为研究地点,因为它是森林部门排放的积极省份之一。分析表明,东好戎角摄政可行的环境服务模式将被归类为环境服务、利润率规则(LR)和采购权权(PDR)。PES资助模式有效地支持森林管理作为碳基的努力,而LR支持碳吸收活动,而潜在的PDR支持减少碳排放。在Forestry SectorAbstractClimate改变坚定的金融支持措施方面,我提供了一个可行的气候变化方案。气候变化金融政策的其中一项是环境服务的过渡。however网站上的schemes的实施还没有被批准。这篇论文解释了这项研究的目的,即支持气候变化的限制行动。东好望角角地区的活动减少了来自森林的emission被选为研究地点。这项研究所提供的环境服务包括在东好望角实现的环境服务、责任条例和采购权权利。反对森林管理针对碳库存的目标;LR支持碳储存活动,而PDR则有可能支持森林管理,以减少碳排放。
{"title":"Opsi Skema Pendanaan Mitigasi Perubahan Iklim di Sektor Kehutanan","authors":"F. Nurfatriani, Dodi Ridho Nurrochmat, Mimi Salminah","doi":"10.22146/JIK.46210","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JIK.46210","url":null,"abstract":"Upaya mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan memerlukan dukungan pendanaan yang kuat. Salah satu skema pendanaan perubahan iklim yang ditetapkan dalam PP 46 tahun 2017 adalah skema imbal jasa lingkungan. Meskipun demikian, skema tersebut di tingkat tapak belum banyak dikembangkan. Tulisan ini menganalisis opsi-opsi kombinasi skema pendanaan jasa lingkungan dengan optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan dalam rangka mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan. Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu provinsi yang aktif dalam upaya penurunan emisi dari sektor kehutanan. Hasil analisa menunjukkan bahwa pola pendanaan jasa lingkungan yang dapat diterapkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dikelompokkan menjadi Payment of Environmental Services (PES), Liablity Rule (LR), dan Purchasing Development Right (PDR). Pola pendanaan PES efektif untuk mendukung upaya pengelolaan hutan sebagai penyimpan karbon, LR untuk kegiatan penyerapan karbon, sedangkan PDR potensial untuk mendukung kegiatan pengurangan emisi karbon. Funding Scheme Options for Climate Change Mitigation in Forestry SectorAbstractClimate change mitigation actions significantly require strong financial support. One of the climate change financing schemes stated on the government regulation no 46/2017 is transaction of environmental services. The implementation schemes in the site level however have not been clearly explored yet. This paper explores funding scheme options for various forest management purposes in order to support climate change mitigation actions in forestry sector. Tanjung Jabung Timur District that is actively reducing emission from forest is chosen as the research location. The research shows environmental service funding schemes that could be implemented in Tanjung Jabung Timur are including Payment of Environmental Services (PES), Liability Rule (LR), and Purchasing Development Right (PDR). PES is effective to encourage forest management purposed for carbon stock; LR is to support carbon sequestration activities, while PDR is potential to support forest management for reducing carbon emission.","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45688224","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Struktur Sebaran dan Tata Ruang Anggrek Epifit (Orchidaceae) di Hutan Pantai Cagar Alam Pulau Sempu Malang, Jawa Timur 东爪哇野生动植物林中的兰科(兰科)分布和Tata Ruang Anggrek Epifit
Pub Date : 2019-05-24 DOI: 10.22146/JIK.46143
Asep Sadili
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur, sebaran, dan tata ruang jenis-jenis anggrek epifit yang ada di hutan pantai Cagar Alam Sempu, Malang, Jawa Timur. Penelitian menggunakan plot memanjang 10 m x 1.000 m (1 ha), yang dibagi menjadi 100 anak plot. Letak plot dari Pantai Semut ke arah Pantai Sumber Air Tawar. Seluruh jenis anggrek epifit dalam plot dicatat dan dihitung jumlahnya (rumpun). Hasil menunjukkan terdapat empat jenis dari tiga marga, dengan kerapatan 77 rumpun/ha. Jenis dominan adalah Taeniophyllum cf. biocellatum, diikuti Dendrobium subulatum, Grosourdya appendiculata, dan Dendrobium crumenatum. Pola tata ruang sebaran berdasarkan tiga parameter indeks dan uji chi-square bagi setiap jenis menunjukkan adanya pola acak.Structure, Distribution, and Spatial Patterns of Epiphytic Orchids (Orchidaceae) at Coastal Forest of the Sempu Island Nature Reserve, Malang, East Java AbstractThe aim of this study is to know the structure, spatial pattern, and distribution of epiphytic orchids in coastal forest Sempu Nature Reserve, Malang, East Java. This study used an elongated plot of 10 m x 1.000 m (1 ha), and was divided into 100 subplots. The location of plot was from Semut Beach to the direction of Sumber Air Tawar Beach. All the epiphytic orchids species of inside plot were recorded and counted (clumps). The results showed that there was four species from three genera with density of 77 clumps/ha. The most dominant species was Taeniophyllum cf. biocellatum, followed by Dendrobium subulatum, Grosourdya appendiculata, and Dendrobium crumenatum. Spatial pattern of distribution based on three parameter indices, and chi-square test showed that every species showed a random pattern.
本研究的目的是了解在东爪哇省Cagar Pure、Poor荒野森林中发现的附生葡萄酒的结构、分布和空间结构。研究采用10米x 1000米(1公顷)的地块,分为100个地块的儿童。放置一块从蚂蚁海滩到水资源海滩的地块。记录并计数该地块中的所有附生葡萄酒类型。结果表明,三缘草地有四种类型,每公顷有77个草地。优势种为带叶石斛(Taeniophyllum cf.Bioccellatum),其次为钻形石斛(Dendrobium subblatum)、附生石斛(Grosourdya appendiculata)和皱叶石斛(Dentrobium crumbatum)。基于三个指标参数和每种类型的卡方检验的分布空间模式显示出随机模式。东爪哇马朗森普岛自然保护区海岸林附生兰(兰科)的结构、分布和空间格局本研究采用10 m x 1.000 m(1公顷)的细长地块,分为100个子地块。地块的位置是从塞穆特海滩到Sumber Air Tawar海滩的方向。记录和计数小区内所有附生兰花的种类(丛)。结果表明,共有3属4种,密度为77丛/公顷。最具优势的物种是带叶石斛(Taeniophyllum cf.Bioccellatum),其次是钻形石斛(Dendrobium subblatum)、附肢石斛(Grosourdya appendulata)和皱皮石斛(Dentrobium crumbatum)。基于三个参数指标的空间分布格局和卡方检验表明,每个物种都表现出随机格局。
{"title":"Struktur Sebaran dan Tata Ruang Anggrek Epifit (Orchidaceae) di Hutan Pantai Cagar Alam Pulau Sempu Malang, Jawa Timur","authors":"Asep Sadili","doi":"10.22146/JIK.46143","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JIK.46143","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur, sebaran, dan tata ruang jenis-jenis anggrek epifit yang ada di hutan pantai Cagar Alam Sempu, Malang, Jawa Timur. Penelitian menggunakan plot memanjang 10 m x 1.000 m (1 ha), yang dibagi menjadi 100 anak plot. Letak plot dari Pantai Semut ke arah Pantai Sumber Air Tawar. Seluruh jenis anggrek epifit dalam plot dicatat dan dihitung jumlahnya (rumpun). Hasil menunjukkan terdapat empat jenis dari tiga marga, dengan kerapatan 77 rumpun/ha. Jenis dominan adalah Taeniophyllum cf. biocellatum, diikuti Dendrobium subulatum, Grosourdya appendiculata, dan Dendrobium crumenatum. Pola tata ruang sebaran berdasarkan tiga parameter indeks dan uji chi-square bagi setiap jenis menunjukkan adanya pola acak.Structure, Distribution, and Spatial Patterns of Epiphytic Orchids (Orchidaceae) at Coastal Forest of the Sempu Island Nature Reserve, Malang, East Java AbstractThe aim of this study is to know the structure, spatial pattern, and distribution of epiphytic orchids in coastal forest Sempu Nature Reserve, Malang, East Java. This study used an elongated plot of 10 m x 1.000 m (1 ha), and was divided into 100 subplots. The location of plot was from Semut Beach to the direction of Sumber Air Tawar Beach. All the epiphytic orchids species of inside plot were recorded and counted (clumps). The results showed that there was four species from three genera with density of 77 clumps/ha. The most dominant species was Taeniophyllum cf. biocellatum, followed by Dendrobium subulatum, Grosourdya appendiculata, and Dendrobium crumenatum. Spatial pattern of distribution based on three parameter indices, and chi-square test showed that every species showed a random pattern.","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45847078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Optimasi Produksi Badan Buah Tiga Jenis Jamur Kayu dengan Inovasi Perlakuan pada Waktu Inkubasi dan Jumlah Penyobekan pada Baglog 用孵化期创新行为优化三种木菇的生产并在Baglog中扩大生产
Pub Date : 2019-05-24 DOI: 10.22146/JIK.46209
Denny Irawati, P. NaresvaraNircelaPNircela, Febe Margareta Rm, J. P. G. Sutapa
Di Indonesia permintaan jamur konsumsi, baik yang untuk obat maupun bahan makanan, terus meningkat. Akselerasi produksi perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu inkubasi dan banyaknya jumlah penyobekan baglog terhadap produktivitas 3 jenis jamur konsumsi yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Sampel baglog pada penelitian ini diperoleh dari petani jamur Sedyo Lestari, Bantul. Selanjutnya pada baglog tersebut diinokulasikan 3 jenis jamur yaitu Auricularia sp. (jamur kuping), Pleurotus sp. (jamur tiram), dan Ganoderma sp. (jamur lingzhi). Setelah inokulasi, media diinkubasi selama 30, 40, dan 50 hari, untuk selanjutnya dibudidayakan selama 60 hari. Pada akhir masa inkubasi dilakukan pengukuran kadar glukosamin dan penyobekan baglog pada 1 atau 2 ujung untuk memicu munculnya badan buah. Selama periode pembudidayaan, dilakukan pemanenan badan buah dan diukur produktivitas badan buah serta intensitas pemanenan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama waktu inkubasi dan jumlah sobekan pada baglog memberikan pengaruh yang berbeda terhadap setiap jenis jamur. Lama waktu inkubasi tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas badan buah dan nilai konversi biologi pada jamur tiram dan kuping, namun berpengaruh nyata terhadap jamur lingzhi. Lama waktu inkubasi terbaik untuk jamur lingzhi adalah 40 hari. Jumlah sobekan pada baglog tidak memberi pengaruh terhadap produktivitas jamur tiram dan kuping, akan tetapi berpengaruh terhadap produktivitas jamur lingzhi dan intensitas pemanenan jamur kuping.  Optimization of Fruiting Body Production of Three Kinds Edible Mushrooms Species by Innovate the Incubation Time and Number of Rips on Baglog AbstractIn Indonesia the demand for edible mushroom, both for medicine and food, continues to increase. Production acceleration is needed to meet the market needs. This study aims to determine the effect of the incubation time and the number of rips on baglog to the productivity of 3 species of edible mushrooms that are widely cultivated in Indonesia. The baglog as sample in this study was obtained from Sedyo Lestari mushroom farmer in Bantul. The baglog was inoculated by 3 kinds of mushroom of Auricularia sp. (ear fungus), Pleurotus sp. (oyster mushroom), and Ganoderma sp. (lingzhi mushroom). After inoculation, the medium was incubated for 30, 40, and 50 days, for subsequent cultivation for 60 days. At the end of the incubation period, the glucosamine content was analysed and the baglog was teared at 1 or 2 ends to trigger the appearance of the fruiting body. During the cultivation period, the fruiting bodies were harvested and the productivity of the fruiting body and the harvesting intensity were measured. The results showed that the incubation time and the amount of rips on the baglog gave a different effect on each mushroom species. The duration of incubation time had no significant effect on fruiting body productivity and biological convers
在印度尼西亚,对蘑菇的需求,无论是药品还是食品,都在继续增加。需要加快生产以满足市场需求。这项研究旨在找出印度尼西亚三种高污染食用蘑菇的孵化和行李泄漏数量对生产力的长期影响。本研究中的Baglog样本来自Sedyo Lestari蘑菇种植户,Help。然后在袋状物上接种三种蘑菇:黑木耳、侧耳和灵芝。接种后,将培养基培养30、40和50天,持续60天。在孵化期结束时,在一端或两端测量葡糖胺水平和baglog增殖,以引发果实。在栽培期间,生长果实体,测量果实体的生产力并测量栽培强度。研究表明,长期培养行为和菌种数量对每种蘑菇都有不同的影响。长期以来,孵化并没有对果实的生产力和牡蛎和耳朵的生物转化价值产生真正的影响,而是对语言蘑菇产生了真正的影响。灵芝的最佳孵化时间为40天。袋上菌株的数量不影响牡蛎和果穗的生产力,但影响灵芝的生产力和牡蛎的养殖强度。[UNK][UNK]通过创新Baglog上的孵化时间和成熟次数优化三种食用菌的实体生产[UNK]摘要在印度尼西亚,对食用菌的需求持续增加,无论是药用还是食用。需要加快生产以满足市场需求。本研究旨在确定在印度尼西亚广泛种植的3种食用蘑菇的孵化时间和袋状物撕裂次数对产量的影响。本研究中的baglog样品来自班图的Sedyo Lestari蘑菇种植户。以黑木耳、平菇和灵芝为试材,对其进行了接种试验。接种后,将培养基培养30、40和50天,随后培养60天。在培养期结束时,分析葡糖胺含量,并在1或2个末端撕裂袋状物以引发子实体的出现。在栽培期间,收获子实体,并测量子实体的生产力和收获强度。结果表明,培养时间和袋状物上的撕裂量对每种蘑菇都有不同的影响。培养时间对牡蛎和耳菇的子实体生产力和生物转化率没有显著影响。然而,它对灵芝有显著的影响。灵芝的最佳孵化时间为40天。袋状物上的裂口量对牡蛎和耳菇的产量没有影响,但对灵芝的产量和耳菇收获强度有影响。
{"title":"Optimasi Produksi Badan Buah Tiga Jenis Jamur Kayu dengan Inovasi Perlakuan pada Waktu Inkubasi dan Jumlah Penyobekan pada Baglog","authors":"Denny Irawati, P. NaresvaraNircelaPNircela, Febe Margareta Rm, J. P. G. Sutapa","doi":"10.22146/JIK.46209","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JIK.46209","url":null,"abstract":"Di Indonesia permintaan jamur konsumsi, baik yang untuk obat maupun bahan makanan, terus meningkat. Akselerasi produksi perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu inkubasi dan banyaknya jumlah penyobekan baglog terhadap produktivitas 3 jenis jamur konsumsi yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Sampel baglog pada penelitian ini diperoleh dari petani jamur Sedyo Lestari, Bantul. Selanjutnya pada baglog tersebut diinokulasikan 3 jenis jamur yaitu Auricularia sp. (jamur kuping), Pleurotus sp. (jamur tiram), dan Ganoderma sp. (jamur lingzhi). Setelah inokulasi, media diinkubasi selama 30, 40, dan 50 hari, untuk selanjutnya dibudidayakan selama 60 hari. Pada akhir masa inkubasi dilakukan pengukuran kadar glukosamin dan penyobekan baglog pada 1 atau 2 ujung untuk memicu munculnya badan buah. Selama periode pembudidayaan, dilakukan pemanenan badan buah dan diukur produktivitas badan buah serta intensitas pemanenan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama waktu inkubasi dan jumlah sobekan pada baglog memberikan pengaruh yang berbeda terhadap setiap jenis jamur. Lama waktu inkubasi tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas badan buah dan nilai konversi biologi pada jamur tiram dan kuping, namun berpengaruh nyata terhadap jamur lingzhi. Lama waktu inkubasi terbaik untuk jamur lingzhi adalah 40 hari. Jumlah sobekan pada baglog tidak memberi pengaruh terhadap produktivitas jamur tiram dan kuping, akan tetapi berpengaruh terhadap produktivitas jamur lingzhi dan intensitas pemanenan jamur kuping.  Optimization of Fruiting Body Production of Three Kinds Edible Mushrooms Species by Innovate the Incubation Time and Number of Rips on Baglog AbstractIn Indonesia the demand for edible mushroom, both for medicine and food, continues to increase. Production acceleration is needed to meet the market needs. This study aims to determine the effect of the incubation time and the number of rips on baglog to the productivity of 3 species of edible mushrooms that are widely cultivated in Indonesia. The baglog as sample in this study was obtained from Sedyo Lestari mushroom farmer in Bantul. The baglog was inoculated by 3 kinds of mushroom of Auricularia sp. (ear fungus), Pleurotus sp. (oyster mushroom), and Ganoderma sp. (lingzhi mushroom). After inoculation, the medium was incubated for 30, 40, and 50 days, for subsequent cultivation for 60 days. At the end of the incubation period, the glucosamine content was analysed and the baglog was teared at 1 or 2 ends to trigger the appearance of the fruiting body. During the cultivation period, the fruiting bodies were harvested and the productivity of the fruiting body and the harvesting intensity were measured. The results showed that the incubation time and the amount of rips on the baglog gave a different effect on each mushroom species. The duration of incubation time had no significant effect on fruiting body productivity and biological convers","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48162349","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Kajian Pengusangan Cepat dan Penyimpanan Biji terhadap Perkecambahan Anaphalis longifolia (Blume) Blume ex.DC. 长叶Anaphalis(Blume)Blume Ex.DC.的快速老化和饲料储存试验。
Pub Date : 2019-05-24 DOI: 10.22146/JIK.46144
Muhammad Imam Surya, Suluh Normasiwi
Anaphalis longifolia merupakan kelompok bunga edelweiss yang memiliki nilai konservasi tinggi, namun upaya konservasi melalui kegiatan penyimpanan biji dan pengembangan usaha pembudidayaannya relatif masih terbatas. Penelitian ini melaporkan hasil dua percobaan yang dilaksanakan di laboratorium Kebun Raya Cibodas. Dalam percobaan pertama, pengusangan biji dilakukan menggunakan etanol 96% dengan 11 lama waktu perendaman (0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 menit), sedangkan dalam percobaan kedua dilakukan pengujian kualitas daya simpan biji terhadap beberapa tempat penyimpanan seperti desikator, lemari, kulkas 4 oC dan freezer -20 oC selama kurun waktu 12 bulan. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa perendaman biji pada etanol 96% selama 10-30 menit mampu memacu perkecambahan biji A. longifolia. Penyimpanan biji A. longifolia untuk waktu yang lama direkomendasikan menggunakan freezer dengan suhu -20 oC.A Study of Accelerated Aging and Seed Storage on the Germination of Anaphalis longifolia (Blume) Blume ex.DC. AbsractAnaphalis longifolia is a group of edelweiss flowers which has a highly conservation value. However, there are only limited information on conservation activities of A. longifolia regarded to the seed storage and cultivation. The study was conducted in the laboratory of Cibodas Botanical Garden. In this study, two experiments were carried out. In the first experiment, A. longifolia seeds were treated by ethanol 96% with 11 different immersion time (0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 minutes). In the second experiment, seed storability and viability test were conducted after A. longifolia seeds were saved in desiccator, cabinet, refrigerator 4 oC and freezer -20 oC during 12 months. Results of the first experiment showed that soaking seeds on 96% ethanol for 10-30 minutes was able to stimulate seed germination of A. longifolia. Freezer with temperature -20 oC is recommended to storage A. longifolia for long periods.
长叶雪绒花是一类具有较高保护价值的雪绒花,但通过储粮活动和发展其育种努力相对有限。这项研究报告了在Cibodas Raya Workshop实验室进行的两项实验的结果。在第一个实验中,使用96%的乙醇进行谷物老化,密封时间为11个长时间(0、10、20、30、40、50、60、70、80、90和100分钟),而在第二个实验中对几个储存地点进行谷物储存质量测试,如干燥器、壁橱、4℃冰箱和-20℃冰箱,为期12个月。第一次试验表明,在96%的乙醇中播种10-30分钟可以促进长叶A.longifolia种子的生长。建议使用-20℃的冷冻柜长期保存A.longifolia种子。加速老化和种子储存对长叶紫草种子发芽的研究。然而,关于长叶A.longifolia在种子储存和栽培方面的保护活动的信息有限。这项研究是在Cibodas植物园的实验室里进行的。在本研究中,进行了两个实验。在第一个实验中,用96%的乙醇以11个不同的浸泡时间(0、10、20、30、40、50、60、70、80、90和100分钟)处理长叶A.longifolia种子。在第二个实验中,将长叶A.longifolia种子保存在干燥器、橱柜、4℃冰箱和-20℃冰箱中12个月后,进行种子贮藏性和活力测试。第一次试验结果表明,用96%乙醇浸种10~30min能促进长叶A.longifolia种子发芽。建议使用温度为-20℃的冰箱长期储存长叶A.longifolia。
{"title":"Kajian Pengusangan Cepat dan Penyimpanan Biji terhadap Perkecambahan Anaphalis longifolia (Blume) Blume ex.DC.","authors":"Muhammad Imam Surya, Suluh Normasiwi","doi":"10.22146/JIK.46144","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JIK.46144","url":null,"abstract":"Anaphalis longifolia merupakan kelompok bunga edelweiss yang memiliki nilai konservasi tinggi, namun upaya konservasi melalui kegiatan penyimpanan biji dan pengembangan usaha pembudidayaannya relatif masih terbatas. Penelitian ini melaporkan hasil dua percobaan yang dilaksanakan di laboratorium Kebun Raya Cibodas. Dalam percobaan pertama, pengusangan biji dilakukan menggunakan etanol 96% dengan 11 lama waktu perendaman (0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 menit), sedangkan dalam percobaan kedua dilakukan pengujian kualitas daya simpan biji terhadap beberapa tempat penyimpanan seperti desikator, lemari, kulkas 4 oC dan freezer -20 oC selama kurun waktu 12 bulan. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa perendaman biji pada etanol 96% selama 10-30 menit mampu memacu perkecambahan biji A. longifolia. Penyimpanan biji A. longifolia untuk waktu yang lama direkomendasikan menggunakan freezer dengan suhu -20 oC.A Study of Accelerated Aging and Seed Storage on the Germination of Anaphalis longifolia (Blume) Blume ex.DC. AbsractAnaphalis longifolia is a group of edelweiss flowers which has a highly conservation value. However, there are only limited information on conservation activities of A. longifolia regarded to the seed storage and cultivation. The study was conducted in the laboratory of Cibodas Botanical Garden. In this study, two experiments were carried out. In the first experiment, A. longifolia seeds were treated by ethanol 96% with 11 different immersion time (0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 minutes). In the second experiment, seed storability and viability test were conducted after A. longifolia seeds were saved in desiccator, cabinet, refrigerator 4 oC and freezer -20 oC during 12 months. Results of the first experiment showed that soaking seeds on 96% ethanol for 10-30 minutes was able to stimulate seed germination of A. longifolia. Freezer with temperature -20 oC is recommended to storage A. longifolia for long periods.","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48543135","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Pemodelan Efektivitas Hutan Pantai di Cagar Alam Pananjung Pangandaran Sebagai Buffer Tsunami 北极网箱作为海啸缓冲区的海岸森林效率模型
Pub Date : 2019-05-24 DOI: 10.22146/JIK.46139
Denni Susanto, Lies Rahayu Wijayanti Faida, S. Sunarto
Kawasan pantai selatan Jawa merupakan daerah pesisir yang rawan terjadi tsunami. Tahun 2006 tsunami dengan kekuatan gempa 6 skala Richter melanda daerah Pangandaran termasuk Cagar Alam Pananjung. Terdapatnya hutan pantai di Cagar Alam Pananjung mampu mereduksi kekuatan tsunami sehingga efek merusak tsunami dapat diminimalkan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memodelkan efektivitas hutan pantai Cagar Alam Pananjung Pangandaran sebagai buffer tsunami dengan berbagai faktor pereduksi tsunami. Nested sampling digunakan untuk pengambilan data karakteristik vegetasi dengan intensitas sampling 4%. Luas hutan pantai 38 ha, sehingga digunakan petak ukur sebanyak 38 petak ukur persegi dengan ukuran petak ukur untuk tumbuhan bawah 1 m x 1 m, semai 2 m x 2 m, sapihan 5 m x 5 m, tiang 10 m x 10 m, dan pohon 20 x 20 m. Petak ukur ditempatkan secara purposive dengan mempertimbangkan lokasi genangan tsunami dan kerapatan vegetasi. Kerapatan vegetasi dilakukan dengan analisis citra Sentinel 2-A tahun 2017. Efektifitas hutan pantai sebagai buffer tsunami dianalisis menggunakan persamaan matematis menggunakan konsep Harada dan Imamura (2003) dan dimodelkan dengan Spatial Multi Criteria Analysis (SMCA) dengan kriteria lebar hutan pantai, kerapatan vegetasi, diameter pohon, dan kerapatan tumbuhan bawah. Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai parameter hutan pantai pereduksi tsunami di Cagar Alam Pananjung berupa kerapatan vegetasi > 2000 ind/ha, rata-rata diameter pohon yaitu 15,94 cm, dan lebar hutan pantai antara 120– 325 m. Ketinggian tempat hutan pantai Cagar Alam Pananjung bergelombang antara 0–59 m dpl. Hasil pemodelan menunjukkan efektivitas hutan pantai Cagar Alam Pananjung sebagai buffer dalam meredam energi tsunami memiliki nilai reduksi sebesar 41,18%, sehingga termasuk kategori efektif. Effectiveness Model of Coastal Forest in Pananjung Nature Reserve, Pangandaran as Tsunami Buffer AbstractThe southern coast of Java is a coastal area prone to tsunami. In 2006, a tsunami with a magnitude of 6 Richter scale happened in Pangandaran area including Pananjung Nature Reserve. The presence of coastal forest in the Pananjung Nature Reserve reduced the force of the tsunami so that the destructive effect of the tsunami can be minimized. This research aimed to model and assess the effectiveness of coastal forest in Pananjung Nature Reserve as a tsunami buffer. Nested sampling was used to collect vegetation data with 4% sampling intensity. Extensive coastal forest of 38 ha was measured in 38 square forest sample plots with the size of the plot for the understorey 1 mx 1 m, seedlings 2 m x 2 m, saplings 5 mx 5 m, poles 10 m x 10 m, and trees 20 x 20 m. The plots were located purposively by considering the location of tsunami inundation and vegetation density. The vegetation density was performed by image analysis of Sentinel 2-A2017. The effectiveness of coastal forests as tsunami buffers was analyzed using mathematical concepts according to Harada and Im
爪哇岛南部沿海地区是发生海啸的沿海地区。2006年,一场里氏6级的海啸袭击了潘干达地区,包括帕南琼格自然保护区。事实证明,帕南琼湾的沿海森林能够降低海啸的威力,从而将海啸的破坏性影响降至最低。这项研究的目的是模拟沿海Cagar Panganda Nature作为海啸缓冲区的森林效率,并考虑各种海啸减少因素。植被特征数据采用嵌套采样,采样强度为4%。海滩森林的面积为38公顷,因此它使用了38平方米的尺度,尺度为1米x 1米,一块2米x 2米的田地,一头5米x 5米的奶牛,一根10米x 10米的杆子和一棵20米x 20米的树。尺度的定位有意考虑到海啸树枝的位置和植被密度。植被训练是通过分析2017年的Sentinel 2-A图像完成的。海滩森林作为海啸缓冲区的有效性使用数学方程进行分析,使用Harada和Imamura概念(2003),并使用空间多标准分析(SMCA)进行建模,以海滩森林宽度、植被密度、树木直径和较低植物密度为标准。研究表明,Pananjung Nature Cagar减少海啸的海滩森林参数值为植被密度>2000 ind/ha,平均树径15.94cm,海滩森林宽度在120-325m之间。Cagar Nature海滩森林的高度在0-59mdpi之间。建模结果表明,Pananjung Cagar海滩森林作为缓冲区在减少海啸能量方面的效率降低了41.18%,因此它包括有效类别。[UNK]潘甘达兰帕南琼自然保护区海岸森林作为海啸缓冲区的有效性模型[UNK]Abstract.爪哇南海岸是一个容易发生海啸的沿海地区。2006年,包括潘南琼自然保护区在内的潘干达兰地区发生了里氏6级海啸。Pananjung自然保护区的沿海森林减少了海啸的威力,从而可以将海啸的破坏性影响降至最低。本研究旨在对帕南琼自然保护区沿海森林作为海啸缓冲区的有效性进行建模和评估。采用嵌套采样法收集植被数据,采样强度为4%。在38个正方形的森林样地中测量了38公顷的广阔海岸森林,样地大小为下层1 m x 1 m、幼苗2 m x 2 m、树苗5 m x 5 m、电杆10 m x 10 m和树木20 x 20 m。考虑到海啸淹没的位置和植被密度,对样地进行了有针对性的定位。植被密度通过Sentinel 2-A2017的图像分析进行。根据Harada和Imamura(2003),使用数学概念分析了沿海森林作为海啸缓冲区的有效性,并使用空间多标准分析(SMCA)建模,其中包括宽度沿海植被标准、植被密度、树木直径和下层密度。结果表明,帕南琼自然保护区植被密度>2000 ind/ha,平均树径15.94cm,海岸林宽度在120m~325m之间。研究发现,沿海森林潘南琼自然保护区在减少能源海啸方面的有效性为41.18%,因此被列入有效类别。
{"title":"Pemodelan Efektivitas Hutan Pantai di Cagar Alam Pananjung Pangandaran Sebagai Buffer Tsunami","authors":"Denni Susanto, Lies Rahayu Wijayanti Faida, S. Sunarto","doi":"10.22146/JIK.46139","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JIK.46139","url":null,"abstract":"Kawasan pantai selatan Jawa merupakan daerah pesisir yang rawan terjadi tsunami. Tahun 2006 tsunami dengan kekuatan gempa 6 skala Richter melanda daerah Pangandaran termasuk Cagar Alam Pananjung. Terdapatnya hutan pantai di Cagar Alam Pananjung mampu mereduksi kekuatan tsunami sehingga efek merusak tsunami dapat diminimalkan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memodelkan efektivitas hutan pantai Cagar Alam Pananjung Pangandaran sebagai buffer tsunami dengan berbagai faktor pereduksi tsunami. Nested sampling digunakan untuk pengambilan data karakteristik vegetasi dengan intensitas sampling 4%. Luas hutan pantai 38 ha, sehingga digunakan petak ukur sebanyak 38 petak ukur persegi dengan ukuran petak ukur untuk tumbuhan bawah 1 m x 1 m, semai 2 m x 2 m, sapihan 5 m x 5 m, tiang 10 m x 10 m, dan pohon 20 x 20 m. Petak ukur ditempatkan secara purposive dengan mempertimbangkan lokasi genangan tsunami dan kerapatan vegetasi. Kerapatan vegetasi dilakukan dengan analisis citra Sentinel 2-A tahun 2017. Efektifitas hutan pantai sebagai buffer tsunami dianalisis menggunakan persamaan matematis menggunakan konsep Harada dan Imamura (2003) dan dimodelkan dengan Spatial Multi Criteria Analysis (SMCA) dengan kriteria lebar hutan pantai, kerapatan vegetasi, diameter pohon, dan kerapatan tumbuhan bawah. Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai parameter hutan pantai pereduksi tsunami di Cagar Alam Pananjung berupa kerapatan vegetasi > 2000 ind/ha, rata-rata diameter pohon yaitu 15,94 cm, dan lebar hutan pantai antara 120– 325 m. Ketinggian tempat hutan pantai Cagar Alam Pananjung bergelombang antara 0–59 m dpl. Hasil pemodelan menunjukkan efektivitas hutan pantai Cagar Alam Pananjung sebagai buffer dalam meredam energi tsunami memiliki nilai reduksi sebesar 41,18%, sehingga termasuk kategori efektif. Effectiveness Model of Coastal Forest in Pananjung Nature Reserve, Pangandaran as Tsunami Buffer AbstractThe southern coast of Java is a coastal area prone to tsunami. In 2006, a tsunami with a magnitude of 6 Richter scale happened in Pangandaran area including Pananjung Nature Reserve. The presence of coastal forest in the Pananjung Nature Reserve reduced the force of the tsunami so that the destructive effect of the tsunami can be minimized. This research aimed to model and assess the effectiveness of coastal forest in Pananjung Nature Reserve as a tsunami buffer. Nested sampling was used to collect vegetation data with 4% sampling intensity. Extensive coastal forest of 38 ha was measured in 38 square forest sample plots with the size of the plot for the understorey 1 mx 1 m, seedlings 2 m x 2 m, saplings 5 mx 5 m, poles 10 m x 10 m, and trees 20 x 20 m. The plots were located purposively by considering the location of tsunami inundation and vegetation density. The vegetation density was performed by image analysis of Sentinel 2-A2017. The effectiveness of coastal forests as tsunami buffers was analyzed using mathematical concepts according to Harada and Im","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49067790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Okupansi Kukang Jawa (Nycticebus javanicus E. Geoffroy 1812) di Hutan Tropis Dataran Rendah di Kemuning, Bejen, Temanggung, Jawa Tengah 爪哇岛中部的贝仁,特朗甘甘,爪哇岛中部的热带雨林(Nycticebus javanicus E. Geoffroy, 1812)
Pub Date : 2019-05-24 DOI: 10.22146/JIK.46141
Mahfut Sodik, S. Pudyatmoko, Pujo Semedi Hargo Yuwono
Faktor kehilangan/berkurangnya habitat, dan fragmentasi habitat dapat memberikan dampak buruk terhadap kukang Jawa (Nycticebus javanicus), satwa primata nokturnal yang tergolong dalam kategori Critically Endangered. Kukang Jawa yang hidup di hutan yang terfragmentasi merasakan dampak negatif dari faktor- faktor tersebut dan hal tersebut juga dapat memengaruhi okupansi dalam sebuah kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi okupansi habitat oleh kukang Jawa di hutan dataran rendah yang terfragmentasi di Kemuning, Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia. Untuk mem­perkirakan proporsi penggunaan wilayah, probabilitas detek­si (detection probability) dan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap okupansi habitat oleh kukang Jawa, kami menggunakan occupancy model of a single-season. Sebanyak 5 kali ulangan survei malam pada tahun 2017 digunakan sebagai data pokok di dalam model okupansi. Metode pengambilan data lingkungan dan data anthropogenic menggunakan observasi lapangan dan interview dengan masyarakat lokal. Kami membagi lokasi penelitian menjadi 141 grid dengan ukuran 200 m x 200 m (4 ha) sebagai acuan dalam survei malam dengan jalur. Data kovariat lingkungan yang diukur adalah jarak dari jalan, jarak dari tepi hutan, jarak dari pemukiman, jarak dari sumber air, ketinggian tempat, dan kemiringan lahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kukang Jawa menghuni habitat sekitar 23,2% dari keseluruhan areal di hutan Kemuning. Jarak dari jalan dan jarak dari sumber air (sungai) berkorelasi positif terhadap tingkat hunian, sedang jarak dari pemukiman berkorelasi negatif terhadap tingkat hunian dari kukang Jawa. Data dan informasi kuantitatif yang dihasilkan dari penelitian ini penting untuk mengetahui kebutuhan sumber daya jangka panjang populasi kukang Jawa khususnya di hutan Kemuning. Selanjutnya diharapkan pemerintah Indonesia atau stakeholder terkait dapat melakukan upaya konservasi dan rencana strategi pengelolaan spesies kukang Jawa dengan baik khususnya di hutan dataran rendah yang terfragmentasi.Occupancy of Javan Slow Loris (Nyticebus javanicus E. Geoffroy 1812) in Kemuning Tropical Low Land Forest, Bejen, Temanggung, Central Java Abstract Habitat loss and landscape fragmentation have a negative impact on the Javan slow loris (Nycticebus javanicus), a Critically Endangered nocturnal primate species. Slow lorises in remaining forest fragments might be suffered and affect their occupancy behavior. We aim to investigate the determinant factors for the probability of habitat occupancy by the javan slow loris in Kemuning forest fragment of Temanggung District, Central Java. To estimate the site occupancy rate, detection probability, and the determinant factor of site use by Nycticebus javanicus, we employed the occupancy model of a single-season using night surveys. Five repeated night surveys in 2017 were used as the main basis data for the occupancy model. We used direct observation and interview with locals to col
栖息地损失/减少因素和栖息地分散可能对java狐猴(Nycticebus javanicus)产生不利影响。生活在丛林中的爪哇狐猴会感受到这些因素的负面影响,也会影响一个地区的内部活动。这项研究的目的是找出影响爪哇岛中部偏远丛林中爪哇狐猴栖息地的因素。为了估计区域使用的比例,侦查概率和因素——影响java树栖息地面积的因素,我们采用独占季节的独创性模型。2017年的夜间调查有5次重复被用作okupansi模型的核心数据。环境数据检索和人类学数据的方法利用实地观察和采访当地居民。我们将研究地点划分为141个网格,大小为200米×200米(4公顷),用于夜间测量。所测量的环境同变量数据包括道路距离、森林边缘的距离、居住地的距离、水源、海拔和土地坡度的距离。研究结果显示,爪哇狐猴的栖息地约为撤退林地总面积的232%。距离道路和水源(河流)的距离与居住率是正相关的,而距离距离距离距离距离距离距离距离爪哇狐龟的居住率为负。这项研究产生的数据和数量信息对于了解特别是在撤退森林中爪哇狐猴的长期资源需求至关重要。随后,印尼政府或相关利益相关者将能够在支离破坏的低洼森林中有效地保护和管理java狐猴物种的战略计划。Javan Slow Loris的独特性(Nyticebus javanicus 1812)在热带森林、Bejen、Temanggung、中央Java的吸窝和景观碎片中出现了负面影响,严重影响了Javan Slow Loris (Nycticebus javanicus)。幸存的森林碎片可能会产生缓慢的lorises,影响它们的独创性行为。我们将调查爪哇中部临时爪哇区javan slow loris的栖息地可能发生的可能性因素。根据纽约公交javanicus使用的地点的公分性和确定性因素,我们利用夜间监控采用了单一季的模式。2017年,五次夜间调查被用作“神秘模型”的主要数据库。我们使用了实时观察和采访现场,收集环境和拟人化特征的数据。我们将研究区域划分为141个山谷,每个山谷有200米×200米(4公顷)。纽约公交贾瓦尼库斯(Nycticebus javanicus)确定了六种不同地点的影响:公路距离、森林边缘距离、封闭距离、水源、海拔和海拔距离。纽约公交javanicus使用概率网站的结果是总区域232.2%。距离到道路和距离到水的来源有积极的关系在这研究中发现的大量数据和信息对了解长期活跃的javanicus需求至关重要,特别是在繁荣的森林中。因此,印尼政府或相关势力可以在较低的热带森林中,详细地规划物种的保护结构。
{"title":"Okupansi Kukang Jawa (Nycticebus javanicus E. Geoffroy 1812) di Hutan Tropis Dataran Rendah di Kemuning, Bejen, Temanggung, Jawa Tengah","authors":"Mahfut Sodik, S. Pudyatmoko, Pujo Semedi Hargo Yuwono","doi":"10.22146/JIK.46141","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/JIK.46141","url":null,"abstract":"Faktor kehilangan/berkurangnya habitat, dan fragmentasi habitat dapat memberikan dampak buruk terhadap kukang Jawa (Nycticebus javanicus), satwa primata nokturnal yang tergolong dalam kategori Critically Endangered. Kukang Jawa yang hidup di hutan yang terfragmentasi merasakan dampak negatif dari faktor- faktor tersebut dan hal tersebut juga dapat memengaruhi okupansi dalam sebuah kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi okupansi habitat oleh kukang Jawa di hutan dataran rendah yang terfragmentasi di Kemuning, Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia. Untuk mem­perkirakan proporsi penggunaan wilayah, probabilitas detek­si (detection probability) dan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap okupansi habitat oleh kukang Jawa, kami menggunakan occupancy model of a single-season. Sebanyak 5 kali ulangan survei malam pada tahun 2017 digunakan sebagai data pokok di dalam model okupansi. Metode pengambilan data lingkungan dan data anthropogenic menggunakan observasi lapangan dan interview dengan masyarakat lokal. Kami membagi lokasi penelitian menjadi 141 grid dengan ukuran 200 m x 200 m (4 ha) sebagai acuan dalam survei malam dengan jalur. Data kovariat lingkungan yang diukur adalah jarak dari jalan, jarak dari tepi hutan, jarak dari pemukiman, jarak dari sumber air, ketinggian tempat, dan kemiringan lahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kukang Jawa menghuni habitat sekitar 23,2% dari keseluruhan areal di hutan Kemuning. Jarak dari jalan dan jarak dari sumber air (sungai) berkorelasi positif terhadap tingkat hunian, sedang jarak dari pemukiman berkorelasi negatif terhadap tingkat hunian dari kukang Jawa. Data dan informasi kuantitatif yang dihasilkan dari penelitian ini penting untuk mengetahui kebutuhan sumber daya jangka panjang populasi kukang Jawa khususnya di hutan Kemuning. Selanjutnya diharapkan pemerintah Indonesia atau stakeholder terkait dapat melakukan upaya konservasi dan rencana strategi pengelolaan spesies kukang Jawa dengan baik khususnya di hutan dataran rendah yang terfragmentasi.Occupancy of Javan Slow Loris (Nyticebus javanicus E. Geoffroy 1812) in Kemuning Tropical Low Land Forest, Bejen, Temanggung, Central Java Abstract Habitat loss and landscape fragmentation have a negative impact on the Javan slow loris (Nycticebus javanicus), a Critically Endangered nocturnal primate species. Slow lorises in remaining forest fragments might be suffered and affect their occupancy behavior. We aim to investigate the determinant factors for the probability of habitat occupancy by the javan slow loris in Kemuning forest fragment of Temanggung District, Central Java. To estimate the site occupancy rate, detection probability, and the determinant factor of site use by Nycticebus javanicus, we employed the occupancy model of a single-season using night surveys. Five repeated night surveys in 2017 were used as the main basis data for the occupancy model. We used direct observation and interview with locals to col","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42277760","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
期刊
Jurnal Ilmu Kehutanan
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1