Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Peningkatan prevalensi obesitas pada anak menjadi fokus perhatian terhadap keterlibatan struktur dan fungsi kardiovaskular.Obesitas pada masa anak merupakan prediktor obesitas dan meningkatkan risiko kardiovaskular pada masa dewasa. Obesitas pada anak dan remaja dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kardiovaskular. Peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan faktor risiko terjadinya peningkatan tekanan darah, sindroma metabolik, abnormalitas ketebalan dinding pembuluh darah, disfungsi endotel dan hipertrofi ventrikel kiri. Konsumsi makanan tinggi kalori yang besar, pengeluaran energi yang kurang dan atau kombinasi keduanya menyebabkan keseimbangan energi positif dengan peningkatan rata-rata berat badan pada populasi dan progresivitas jumlah kasus obesitas pada anak dan remaja.
{"title":"OBESITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP KARDIOVASKULAR","authors":"Mauliza Mauliza","doi":"10.29103/av.v4i2.1040","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/av.v4i2.1040","url":null,"abstract":"Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Peningkatan prevalensi obesitas pada anak menjadi fokus perhatian terhadap keterlibatan struktur dan fungsi kardiovaskular.Obesitas pada masa anak merupakan prediktor obesitas dan meningkatkan risiko kardiovaskular pada masa dewasa. Obesitas pada anak dan remaja dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kardiovaskular. Peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan faktor risiko terjadinya peningkatan tekanan darah, sindroma metabolik, abnormalitas ketebalan dinding pembuluh darah, disfungsi endotel dan hipertrofi ventrikel kiri. Konsumsi makanan tinggi kalori yang besar, pengeluaran energi yang kurang dan atau kombinasi keduanya menyebabkan keseimbangan energi positif dengan peningkatan rata-rata berat badan pada populasi dan progresivitas jumlah kasus obesitas pada anak dan remaja.","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134517467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tinggi badan merupakan salah satu identitas fisik terpenting pada seseorang. Pada beberapa kasus seperti mutilasi, ledakan bom, kecelakaan pesawat terbang, gempa bumi, tsunami dan tanah longsor, tinggi badan tidak dapat diukur karena anggota tubuh yang tidak utuh lagi, sehingga diperlukan suatu formula untuk mengetahui tinggi badan berdasarkan anggota tubuh yang tersisa. Tulang femur memiliki korelasi yang paling baik dengan tinggi badan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu formula estimasi tinggi badan berdasarkan panjang tulang femur perkutan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional pada 43 mahasiswa suku Aceh Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi pearson dan uji regresi linier sederhana. Didapatkan hubungan yang kuat antara tinggi badan dengan panjang tulang femur dengan koefisien korelasi pada tulang femur kanan 0,941 dan pada tulang femur kiri 0,945. Hasil analisis regresi linier sederhana didapatkan formula: tinggi badan = 87,520 + 1,705 x (panjang tulang femur kanan), tinggi badan = 87,119 + 1,715 x (panjang tulang femur kiri). Formula ini dapat diterapkan pada Suku Aceh.
{"title":"ESTIMASI TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TULANG FEMUR PERKUTAN PADA MAHASISWA SUKU ACEH UNIVERSITAS MALIKUSSALEH","authors":"Nora Maulina, Muhammad Fadhil","doi":"10.29103/AV.V4I2.1035","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/AV.V4I2.1035","url":null,"abstract":"Tinggi badan merupakan salah satu identitas fisik terpenting pada seseorang. Pada beberapa kasus seperti mutilasi, ledakan bom, kecelakaan pesawat terbang, gempa bumi, tsunami dan tanah longsor, tinggi badan tidak dapat diukur karena anggota tubuh yang tidak utuh lagi, sehingga diperlukan suatu formula untuk mengetahui tinggi badan berdasarkan anggota tubuh yang tersisa. Tulang femur memiliki korelasi yang paling baik dengan tinggi badan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu formula estimasi tinggi badan berdasarkan panjang tulang femur perkutan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional pada 43 mahasiswa suku Aceh Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi pearson dan uji regresi linier sederhana. Didapatkan hubungan yang kuat antara tinggi badan dengan panjang tulang femur dengan koefisien korelasi pada tulang femur kanan 0,941 dan pada tulang femur kiri 0,945. Hasil analisis regresi linier sederhana didapatkan formula: tinggi badan = 87,520 + 1,705 x (panjang tulang femur kanan), tinggi badan = 87,119 + 1,715 x (panjang tulang femur kiri). Formula ini dapat diterapkan pada Suku Aceh.","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126998639","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-05DOI: 10.29103/AVERROUS.V4I2.1034
Intan Liana
Pemerintah telah mengupayakan program generasi berencana bagi remaja untuk mengendalikan persoalan terkait remaja. Namun, masih terdapat remaja yang berperilaku negatif sex bebas (12,5%), menonton film porno (90%) penyalahgunaan napza, dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas program generasi berencana dalam kelompok pusat informasi konseling remaja bagi siswa kelas 2 SMA Negeri di Kota Banda Aceh, yang dilakukan pada Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain Cross-sectional penelitian pada bulan April 2016. Responden adalah peserta PIK-Remaja sebanyak 134 siswa dan yang bukan perserta PIK-Remaja juga sebanyak 134 siswa. Analisis data menggunakan uji T-test Independent. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada perbedaan rata-rata pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi (p value = 0,014), sikap remaja (p value = 0,012), Perilaku seksual remaja (p value = 0,015), dan motivasi remaja (p value = 0,001) antara siswa yang mengikuti PIK-Remaja dengan siswa yang tidak mengikuti PIK-Remaja. Disarankan kepada guru hendaknya memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti kelompok PIK, dan pihak pemerintah untuk mengevaluasi program ini untuk dikemas dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan remaja khususnya di Aceh.
{"title":"EFEKTIVITAS PROGRAM GENERASI BERENCANA PUSAT INFORMASI KONSELING (PIK) REMAJA BAGI SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDA ACEH","authors":"Intan Liana","doi":"10.29103/AVERROUS.V4I2.1034","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/AVERROUS.V4I2.1034","url":null,"abstract":"Pemerintah telah mengupayakan program generasi berencana bagi remaja untuk mengendalikan persoalan terkait remaja. Namun, masih terdapat remaja yang berperilaku negatif sex bebas (12,5%), menonton film porno (90%) penyalahgunaan napza, dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas program generasi berencana dalam kelompok pusat informasi konseling remaja bagi siswa kelas 2 SMA Negeri di Kota Banda Aceh, yang dilakukan pada Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain Cross-sectional penelitian pada bulan April 2016. Responden adalah peserta PIK-Remaja sebanyak 134 siswa dan yang bukan perserta PIK-Remaja juga sebanyak 134 siswa. Analisis data menggunakan uji T-test Independent. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada perbedaan rata-rata pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi (p value = 0,014), sikap remaja (p value = 0,012), Perilaku seksual remaja (p value = 0,015), dan motivasi remaja (p value = 0,001) antara siswa yang mengikuti PIK-Remaja dengan siswa yang tidak mengikuti PIK-Remaja. Disarankan kepada guru hendaknya memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti kelompok PIK, dan pihak pemerintah untuk mengevaluasi program ini untuk dikemas dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan remaja khususnya di Aceh.","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115872850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Karies gigi merupakan penyakit yang sering dialami sebagian besar anak yang diakibatkan factor kurangnya mengonsumsi buah-buahan yang berserat dan juga sayuran.Selain itu kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan lengket (kariogenik) merupakan faktor paling besar pengaruhnya terhadap karies. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan jenis makanan jajanan dengan status karies gigi pada murid SDN Lampeunerut Aceh Besar. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional, dilaksanakan pada bulan Mei 2017 dengan melakukan pemeriksaan gigi dengan menggunakan alat diagnosa set dan KSP untuk mengetahui status karies serta menggunakan kuesioner untuk mengetahui jenis makanan jajanan.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 71muridkelas III, IV dan V SDN Lampeunerut Aceh Besar.Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Random sampling.Hasil penelitian di uji secara statistik menggunakan program SPSS dengan uji chi square. Dapat disimpulkan bahwa responden mengonsumsi makanan kariogenik lebih banyak yaitu sebanyak 55 orang (77,5%) dan status karies gigi berada dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 38 orang (43,8%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi squere didapatkan ada hubungan jenis makanan jajanan dengan status karies gigi, dengan p= 0,001. Direkomendasikan kepada murid SDN Lampeunerut Aceh Besar agar dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara membersihkan gigi dengan menyikat gigi secara teratur, dan membersihkan mulut dengan berkumur-kumur ataupun menyikat gigi setelah memakan jajanan manis dan lengket agar terhindar dari penyakit karies gigi yang dapat mengganggu kegiatan belajar dalam sehari-hari.
{"title":"HUBUNGAN JENIS MAKANAN JAJANAN DENGAN STATUS KARIES PADA MURID SDN LAMPEUNEURUT ACEH BESAR","authors":"Reca Reca","doi":"10.29103/av.v4i2.1036","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/av.v4i2.1036","url":null,"abstract":"Karies gigi merupakan penyakit yang sering dialami sebagian besar anak yang diakibatkan factor kurangnya mengonsumsi buah-buahan yang berserat dan juga sayuran.Selain itu kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan lengket (kariogenik) merupakan faktor paling besar pengaruhnya terhadap karies. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan jenis makanan jajanan dengan status karies gigi pada murid SDN Lampeunerut Aceh Besar. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional, dilaksanakan pada bulan Mei 2017 dengan melakukan pemeriksaan gigi dengan menggunakan alat diagnosa set dan KSP untuk mengetahui status karies serta menggunakan kuesioner untuk mengetahui jenis makanan jajanan.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 71muridkelas III, IV dan V SDN Lampeunerut Aceh Besar.Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Random sampling.Hasil penelitian di uji secara statistik menggunakan program SPSS dengan uji chi square. Dapat disimpulkan bahwa responden mengonsumsi makanan kariogenik lebih banyak yaitu sebanyak 55 orang (77,5%) dan status karies gigi berada dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 38 orang (43,8%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi squere didapatkan ada hubungan jenis makanan jajanan dengan status karies gigi, dengan p= 0,001. Direkomendasikan kepada murid SDN Lampeunerut Aceh Besar agar dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara membersihkan gigi dengan menyikat gigi secara teratur, dan membersihkan mulut dengan berkumur-kumur ataupun menyikat gigi setelah memakan jajanan manis dan lengket agar terhindar dari penyakit karies gigi yang dapat mengganggu kegiatan belajar dalam sehari-hari.","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124656788","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Diabetes melitus (DM) memiliki efek jangka panjang terhadap sistem genitourinari yang menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien wanita dan umumnya bersifat asimtomatik. Bakteri gram negatif merupakan mikroorganisme penyebab tersering yang dapat membentuk biofilm sehingga sering menyebabkan resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara pembentukan biofilm bakteri gram negatif dengan resistensi antibiotik pada wanita diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik total sampling. Jumlah sampel penelitian adalah 45 orang wanita DMT2 anggota Program Pengendalian Penyakit Kronis (PROLANIS). Pada semua responden dilakukan kultur urin porsi tengah, uji sensitivitas dan pemeriksaan biofilm terhadap isolat bakteri yang teridentifikasi. Hasil kultur urin menunjukkan bakteriuria signifikan 14 (31%) responden. Identifikasi koloni menunjukkan bakteri penyebab ISK antara lain Escherichia coli (35,7%), Klebsiella pneumoniae (35,7%), Enterobacter sp (21,5%) dan Citrobacter sp (7,1%). Uji sensitivitas dijumpai 8 (57%) isolat resisten terhadap antibiotik, yaitu 2 (14,2%) isolat terhadap ciprofloksasin dan 6 (42,8%) isolat terhadap TMP-SMX. Bakteri gram negatif yang diisolasi 100% mampu membentuk biofilm dengan kategori weak. Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Rank Spearman correlation dapat disimpulkan bahwa terdapatnya hubungan yang sangat lemah antara pembentukan biofilm oleh bakteri gram negatif dengan resistensi antibiotik ciprofloksasin dan TMP-SMX.
{"title":"HUBUNGAN PEMBENTUKAN BIOFILM OLEH BAKTERI GRAM NEGATIF DENGAN RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA WANITA DIABETES MELITUS TIPE 2","authors":"Juwita Sahputri, Dharma Lindarto, Ratna Akbari Ganie","doi":"10.29103/AV.V4I1.804","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/AV.V4I1.804","url":null,"abstract":"Diabetes melitus (DM) memiliki efek jangka panjang terhadap sistem genitourinari yang menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien wanita dan umumnya bersifat asimtomatik. Bakteri gram negatif merupakan mikroorganisme penyebab tersering yang dapat membentuk biofilm sehingga sering menyebabkan resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara pembentukan biofilm bakteri gram negatif dengan resistensi antibiotik pada wanita diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Menggunakan desain penelitian cross sectional dengan teknik total sampling. Jumlah sampel penelitian adalah 45 orang wanita DMT2 anggota Program Pengendalian Penyakit Kronis (PROLANIS). Pada semua responden dilakukan kultur urin porsi tengah, uji sensitivitas dan pemeriksaan biofilm terhadap isolat bakteri yang teridentifikasi. Hasil kultur urin menunjukkan bakteriuria signifikan 14 (31%) responden. Identifikasi koloni menunjukkan bakteri penyebab ISK antara lain Escherichia coli (35,7%), Klebsiella pneumoniae (35,7%), Enterobacter sp (21,5%) dan Citrobacter sp (7,1%). Uji sensitivitas dijumpai 8 (57%) isolat resisten terhadap antibiotik, yaitu 2 (14,2%) isolat terhadap ciprofloksasin dan 6 (42,8%) isolat terhadap TMP-SMX. Bakteri gram negatif yang diisolasi 100% mampu membentuk biofilm dengan kategori weak. Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Rank Spearman correlation dapat disimpulkan bahwa terdapatnya hubungan yang sangat lemah antara pembentukan biofilm oleh bakteri gram negatif dengan resistensi antibiotik ciprofloksasin dan TMP-SMX.","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126156036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Menarche adalah periode menstruasi pertama dalam kehidupan seorang wanita dan merupakan penanda akhir perkembangan pubertas di sekitar usia 12-14 tahun. Menarche dini berhubungan dengan beberapa faktor yang meliputi keadaan gizi, genetik, sosioekonomi, hormonal, dan keterpaparan media massa orang dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche pada siswi SMP di Kota Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional survey yang diadakan pada 55 siswi yang mengalami menarche dalam Januari 2018, dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov. Responden paling banyak didapatkan dari Kecamatan Banda Sakti, usia paling banyak adalah usia 13 tahun dan diantaranya adalah kelas VII. Responden yang paling banyak didapatkan adalah IMT normal dan usia menarche dalam batas normal. Berdasarkan uji kolmogorov smirnov, didapatkan nilai p=0,992 pada hubungan IMT dengan usia menarche. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan IMT dengan usia menarche pada siswi SMP di Kota Lhokseumawe.
{"title":"HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP DI KOTA LHOKSEUMAWE","authors":"J. Fitriany, Fury Maulina, Cut Ela Witanti","doi":"10.29103/AV.V4I1.802","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/AV.V4I1.802","url":null,"abstract":"Menarche adalah periode menstruasi pertama dalam kehidupan seorang wanita dan merupakan penanda akhir perkembangan pubertas di sekitar usia 12-14 tahun. Menarche dini berhubungan dengan beberapa faktor yang meliputi keadaan gizi, genetik, sosioekonomi, hormonal, dan keterpaparan media massa orang dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche pada siswi SMP di Kota Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional survey yang diadakan pada 55 siswi yang mengalami menarche dalam Januari 2018, dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov. Responden paling banyak didapatkan dari Kecamatan Banda Sakti, usia paling banyak adalah usia 13 tahun dan diantaranya adalah kelas VII. Responden yang paling banyak didapatkan adalah IMT normal dan usia menarche dalam batas normal. Berdasarkan uji kolmogorov smirnov, didapatkan nilai p=0,992 pada hubungan IMT dengan usia menarche. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan IMT dengan usia menarche pada siswi SMP di Kota Lhokseumawe.","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127618536","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kaki Diabetik adalah salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM) yang sangat umum terjadi dan dapat menyebabkan infeksi, amputasi bahkan kematian. Amputasi sendiri menghabiskan banyak kerugian sehingga menjadi beban dalam pelayanan kesehatan. TujuanPenelitian ini bertujuan melihat gambaran lama rawatan dan direct cost pasien kaki diabetik teramputasi di RS Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan suatu pre-eliminary study yang bersifat deskriptif. Data pasien diambil dari rekam medis pasien. Setiap pasien akan dinilai tipe luka , masa rawatan dan biaya yang dihabiskan selama rawatan.Hasil : Dari 37 pasien yang menjalani amputasi , didapatkan rerata rawatan selama 15 hari dengan rerata biaya yang dihabiskan sebesar 45,5 juta rupiah. Dari keseluruhan, 5 orang (14%) memiliki tipe luka neuropati, 20 orang (54 %) tipe vaskulopati dan 12 orang (32%) tipe infeksi. Dari 5 orang pasien dengan luka neuropati, lama rawatan adalah 11 ± 7,19 hari dan rerata biaya yang dihabiskan sebesar 42,3 juta rupiah . Pada 20 pasien dluka vaskulopati, lama rawatan adalah 14 ± 6,95hari serta rerata biaya yang dikeluarkan adalah 41,1 juta rupiah. Sedangkan 12 pasien luka infeksi, didapatkan rerata lama rawatan adalah 17 ± 8,13 hari dengan rerata biaya sebesar 54 juta rupiah Kesimpulan : Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa rerata masa rawatan dan rerata biaya rawatan pasien ulkus diabetikum yang menjalani amputasi di RS dr.Zainoel Abidin pada tahun 2017 cukup tinggi. Akan tetapi untuk masing – masing tipe luka, lama masa rawatan dan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu jauh berbeda.
{"title":"LAMA RAWATAN DAN DIRECT COST PASIEN KAKI DIABETIK TERAMPUTASIDI RS DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH : PRE-ELIMINARY STUDY","authors":"Hendra Zufry","doi":"10.29103/av.v4i1.807","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/av.v4i1.807","url":null,"abstract":"Kaki Diabetik adalah salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM) yang sangat umum terjadi dan dapat menyebabkan infeksi, amputasi bahkan kematian. Amputasi sendiri menghabiskan banyak kerugian sehingga menjadi beban dalam pelayanan kesehatan. TujuanPenelitian ini bertujuan melihat gambaran lama rawatan dan direct cost pasien kaki diabetik teramputasi di RS Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan suatu pre-eliminary study yang bersifat deskriptif. Data pasien diambil dari rekam medis pasien. Setiap pasien akan dinilai tipe luka , masa rawatan dan biaya yang dihabiskan selama rawatan.Hasil : Dari 37 pasien yang menjalani amputasi , didapatkan rerata rawatan selama 15 hari dengan rerata biaya yang dihabiskan sebesar 45,5 juta rupiah. Dari keseluruhan, 5 orang (14%) memiliki tipe luka neuropati, 20 orang (54 %) tipe vaskulopati dan 12 orang (32%) tipe infeksi. Dari 5 orang pasien dengan luka neuropati, lama rawatan adalah 11 ± 7,19 hari dan rerata biaya yang dihabiskan sebesar 42,3 juta rupiah . Pada 20 pasien dluka vaskulopati, lama rawatan adalah 14 ± 6,95hari serta rerata biaya yang dikeluarkan adalah 41,1 juta rupiah. Sedangkan 12 pasien luka infeksi, didapatkan rerata lama rawatan adalah 17 ± 8,13 hari dengan rerata biaya sebesar 54 juta rupiah Kesimpulan : Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa rerata masa rawatan dan rerata biaya rawatan pasien ulkus diabetikum yang menjalani amputasi di RS dr.Zainoel Abidin pada tahun 2017 cukup tinggi. Akan tetapi untuk masing – masing tipe luka, lama masa rawatan dan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu jauh berbeda.","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116338286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Apabila seseorang memasuki masa usia lanjut, terjadi berbagai perubahan baik yang bersifat fisik, mental, maupun sosial. Perubahan-perubahan tersebut akan menempatkan individu usia ini pada posisi serba salah yang akhirnya hanya menjadi sumber akumulasi stres dan frustasi belaka. Stres dapat menyerang semua orang, baik anak-anak, orang dewasa maupun lanjut usia (lansia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada lansia di panti jompo kota lhokseumawe tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan croos sectional dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Jumlah sampel yang diambil sebnyak 55 responden. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa tingkat stres paling tinggi adalah tingkat stres sedang yaitu sebanyak 25 orang (45,4%), tingkat depresi paling tinggi yaitu depresi sedang sebanyak 25 orang (45,4%), tingkat kecemasan tertinggi yaitu normal sebanyak 19 orang (34,5), didapatkan juga usia terbanyak yaitu usia 60-74 sebanyak 31 orang (56,3%), didapatkan juga lansia dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak 34 orang (61,9%), didapatkan juga lansia terbanyak berpendidikan dasar (SD/SMP) yaitu sebanyak 40 orang (72,8%).
{"title":"GAMBARAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI PANTI JOMPO KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2017","authors":"Khaidir Khaidir, Nora Maulina","doi":"10.29103/av.v4i1.801","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/av.v4i1.801","url":null,"abstract":"Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Apabila seseorang memasuki masa usia lanjut, terjadi berbagai perubahan baik yang bersifat fisik, mental, maupun sosial. Perubahan-perubahan tersebut akan menempatkan individu usia ini pada posisi serba salah yang akhirnya hanya menjadi sumber akumulasi stres dan frustasi belaka. Stres dapat menyerang semua orang, baik anak-anak, orang dewasa maupun lanjut usia (lansia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada lansia di panti jompo kota lhokseumawe tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan croos sectional dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Jumlah sampel yang diambil sebnyak 55 responden. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa tingkat stres paling tinggi adalah tingkat stres sedang yaitu sebanyak 25 orang (45,4%), tingkat depresi paling tinggi yaitu depresi sedang sebanyak 25 orang (45,4%), tingkat kecemasan tertinggi yaitu normal sebanyak 19 orang (34,5), didapatkan juga usia terbanyak yaitu usia 60-74 sebanyak 31 orang (56,3%), didapatkan juga lansia dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak 34 orang (61,9%), didapatkan juga lansia terbanyak berpendidikan dasar (SD/SMP) yaitu sebanyak 40 orang (72,8%).","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132965820","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Congenital Rubella Syndrome (CRS) adalah suatu kumpulan gejala penyakit terdiri dari katarak, penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran, dan keterlambatan perkembangan. Sindrom rubella kongenital disebabkan infeksi virus rubella pada janin selama masa kehamilan akibat ibu tidak mempunyai kekebalan terhadap virus rubella.. Virus rubella ditransmisikan melalui pernapasan yaitu melalui droplet yang dikeluarkan oleh seseorang yang terinfeksi rubella, setelah terkena droplet, virus ini akan mengalami replikasi di nasofaring dan di daerah kelenjar getah bening. Viremia terjadi antara hari ke-5 sampai hari ke-7 setelah terpajan virus rubella. Infeksi rubella menyebabkan kerusakan janin karena proses pembelahan terhambat. Diagnosis dari CRS bisa ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pebunjang. Pemeriksaan laboratorium untuk menunjang diagnosis CRS antara lain: isolasi virus, pemeriksaan serologik (ELISA) dan pemeriksaan terhadap RNA virus rubella. Terapi untuk CRS sendiri hanya bersifat suportif untuk defek-defek yang dialami. Penting untuk mencegah CRS adalah dengan vaksin MMR sebelum hami. Prognosis untuk CRS lebih buruk dibandingkan dengan rubella postnatal karena disertai kerusakan organ multiple yang berat.
{"title":"SINDROM RUBELLA KONGENITAL","authors":"Julia Fitriany, Yulia Husna","doi":"10.29103/av.v4i1.808","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/av.v4i1.808","url":null,"abstract":"Congenital Rubella Syndrome (CRS) adalah suatu kumpulan gejala penyakit terdiri dari katarak, penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran, dan keterlambatan perkembangan. Sindrom rubella kongenital disebabkan infeksi virus rubella pada janin selama masa kehamilan akibat ibu tidak mempunyai kekebalan terhadap virus rubella.. Virus rubella ditransmisikan melalui pernapasan yaitu melalui droplet yang dikeluarkan oleh seseorang yang terinfeksi rubella, setelah terkena droplet, virus ini akan mengalami replikasi di nasofaring dan di daerah kelenjar getah bening. Viremia terjadi antara hari ke-5 sampai hari ke-7 setelah terpajan virus rubella. Infeksi rubella menyebabkan kerusakan janin karena proses pembelahan terhambat. Diagnosis dari CRS bisa ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pebunjang. Pemeriksaan laboratorium untuk menunjang diagnosis CRS antara lain: isolasi virus, pemeriksaan serologik (ELISA) dan pemeriksaan terhadap RNA virus rubella. Terapi untuk CRS sendiri hanya bersifat suportif untuk defek-defek yang dialami. Penting untuk mencegah CRS adalah dengan vaksin MMR sebelum hami. Prognosis untuk CRS lebih buruk dibandingkan dengan rubella postnatal karena disertai kerusakan organ multiple yang berat.","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125712193","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-09-27DOI: 10.29103/AVERROUS.V4I1.805
Elfi Zahara, A. Andriani
Pada umumnya susu botol diberikan pada balita sepanjang hari sejak anak bermain sampai tidur sehingga rampan karies bisa tinggi terjadi pada anak (Afnilina,2006). Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan pemberian susu dengan menggunakan botol terhadap rampan karies pada murid TK Hj. Cut Nyak Awan Aceh Besar Tahun 2018. Subjek penelitian ibu dan anak yang berjumlah 148 orang. Alat ukur penelitian adalah angket untuk mengukur cara pemberian susu dengan menggunakan botol serta pemeriksaan rampant karies dengan menggunakan indeks def-t. Analisi data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian :Ada hubungan antara cara pemberian susu menggunakan botol dengan rampan karies (p=0,000). Cara pemberian susu kurang baik, ada rampan karies pemberian susu baik ts 95,4% , cara pemberian susu baik tidak ada rampan karies 63,6%. ada hubungan signifikan antara frekwensi pemberian susu menggunakan botol dengan rampan Karies (p=0,00) frekwensi pemberian sampai tertidur ada rampan karies 89,0% frekwensi pemberian menjelang tidur tidak ada rampan karies( 64,3%).
{"title":"HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU MENGGUNAKAN BOTOL DENGAN RAMPAN KARIES PADA MURID TK HJ. CUT NYAK AWAN GAMPONG LAMBARO KEC. INGIN JAYA KAB. ACEH BESAR","authors":"Elfi Zahara, A. Andriani","doi":"10.29103/AVERROUS.V4I1.805","DOIUrl":"https://doi.org/10.29103/AVERROUS.V4I1.805","url":null,"abstract":"Pada umumnya susu botol diberikan pada balita sepanjang hari sejak anak bermain sampai tidur sehingga rampan karies bisa tinggi terjadi pada anak (Afnilina,2006). Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan pemberian susu dengan menggunakan botol terhadap rampan karies pada murid TK Hj. Cut Nyak Awan Aceh Besar Tahun 2018. Subjek penelitian ibu dan anak yang berjumlah 148 orang. Alat ukur penelitian adalah angket untuk mengukur cara pemberian susu dengan menggunakan botol serta pemeriksaan rampant karies dengan menggunakan indeks def-t. Analisi data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian :Ada hubungan antara cara pemberian susu menggunakan botol dengan rampan karies (p=0,000). Cara pemberian susu kurang baik, ada rampan karies pemberian susu baik ts 95,4% , cara pemberian susu baik tidak ada rampan karies 63,6%. ada hubungan signifikan antara frekwensi pemberian susu menggunakan botol dengan rampan Karies (p=0,00) frekwensi pemberian sampai tertidur ada rampan karies 89,0% frekwensi pemberian menjelang tidur tidak ada rampan karies( 64,3%).","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124704713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}