首页 > 最新文献

Global Medical Health Communication最新文献

英文 中文
Profil Massa Lemak dan Lingkar Pinggang Dewasa Obes dan Nonobes di Cirebon 井里汶的弱质量剖面和成年边界圆Obs和Nonobes
Pub Date : 2018-04-30 DOI: 10.29313/GMHC.V6I1.2192
Stephanus Kristianto Witono, G. Nugraha, Hikmat Permana, Sudigdo Adi
Kelebihan berat badan dan kegemukan mulai menjadi masalah terhadap kesehatan pada beberapa dekade terakhir. Hal ini menjadi masalah serius terhadap kesehatan karena dapat menyebabkan sindrom metabolik yang berujung kepada kematian sehingga kegemukan perlu kita cegah sedini-dininya. Deteksi dini khususnya massa lemak dan lingkar pinggang yang menjadikan faktor prediktor sindrom metabolik perlu dilakukan untuk mencegah perjalanan penyakit obesitas. Penelitian deskriptif ini dilakukan terhadap 116 pasien (47 pasien obes dan 69 nonobes) di Klinik Pasar Balong Cirebon, 14–21 April 2016 dengan rentang usia 35–60 tahun. Pengukuran berat badan, massa lemak, dan massa bebas lemak menggunakan professional octapolar body impedance analyzer Beurer BF100 , pengukuran tinggi badan menggunakan Stadiometer Seca 213 dan lingkar pinggang menggunakan body tape measure caliper Onemed . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persentase massa lemak dan lingkar pinggang dewasa obes dengan nonobes di Kota Cirebon sehingga dapat dijadikan acuan dalam mengatasi obesitas. Hasil massa lemak rata-rata pria dan wanita obes 30,98±4,24% dan 39,29±3,56%, serta lingkar pinggang 108,20±7,59 cm dan 93,46±8,91 cm yang berarti rata-rata dewasa obes di Cirebon mempunyai massa lemak jauh di atas klasisfikasi buruk dari American College of Sport Medicine dan lingkar pinggang jauh di atas batasan World Health Organization dan International Diabetes Federation untuk orang Asia. Hasil massa lemak rata-rata pria nonobes dalam klasifikasi rata-rata 17,81±5,21% dan wanita nonobes di bawah rata-rata 25,87±2,48%. Lingkar pinggang pria dan wanita nonobes 79,00±6,93 cm dan 74,72±5,44 cm, masih dalam klasifikasi normal. Simpulan, orang dewasa di Kota Cirebon baik obes maupun nonobes khususnya wanita mempunyai massa lemak masuk ke dalam klasifikasi buruk. Lingkar pinggang dewasa obes baik pria maupun wanita melebihi batasan World Health Organization dan International Diabetes Federation . FAT MASS AND WAIST CIRCUMFERENCE PROFILE OF ADULT OBESE AND NON-OBESE IN CIREBON Overweight and obesity are starting to become a serious health problems in the last few decades because it can cause metabolic syndrome that leads to death, so we need to prevent obesity as early as possible. We need to do early detection especially fat mass percentage and waist circumference that makes predictor factor of the occurrence of metabolic syndrome is needed to prevent or even to cut the course of obesity disease. This descriptive study was conducted on 116 patients (47 obese and 69 non-obese patients) at the Klinik Pasar Balong Cirebon, April 14–21, 2016 with age range of 35–60 years. Measurement of body weight, fat mass, fat free mass using professional octapolar body impedance analyzer Beurer BF100, while height measurement using Seca 213 Stadiometer and waist circumference using body tape measure caliper Onemed. The purpose of this research was to know fat mass and waist circumference of obese and non-obese in Cirebon,
在过去的几十年里,超重和肥胖开始成为健康问题。这对健康构成了一个严重的问题,因为它会导致代谢综合症,导致死亡,我们需要完全预防肥胖。要预防肥胖症,就必须及早发现脂肪和腰围,这样才能预防代谢综合征的预测因素。2016年4月14 - 21日,巴隆希里本市场诊所的116名患者(47名obes患者和69名非obes)被进行了描画研究,享年35 - 60岁。体重测量,脂肪质量,和无脂肪暴民使用专业的降水降水分析仪beudance bef100,使用高度计Seca 213和腰围使用身体调谐测量。这项研究的目的是确定在西利本市的成人obes和非obes的成人腰围,以便为应对肥胖提供参考。男女平均肥胖脂肪质量结果30,98±4,24%和39,29±3,56%、腰围108.20±75.9厘米,93.46±8.91厘米平均成年人肥胖的本人有脂肪的质量远远高于klasisfikasi糟糕的美国运动医学学院和腰围远远超出了限制(World Health Organization)和国际糖尿病联合会的亚洲人。结果质量分类中平均男人nonobes脂肪平均17.81±5,21%和女人nonobes低于平均水平25.87±2,48%。男人和女人的腰围nonobes 79.00±。93厘米,74.72±5,44厘米,还在正常进行分类。假设,Cirebon市的成年人,尤其是女性,都有大量的脂肪进入不好的分类。成人腰围超过世界卫生组织和国际糖尿病联合会的限制。肥胖和肥胖的循环资料显示,在最近几次严重的肥胖和肥胖中,肥胖正开始成为严重的健康问题,因为这可能导致代谢综合症,导致死亡,所以我们需要预防可能的肥胖。我们需要更早的发现,特别是脂肪质量的先验和潜在的循环性,其本质是抑制或甚至抑制肥胖疾病的必要因素。2016年4月14 - 21日,巴隆-西雷邦市场诊所,经过35 - 60年的年龄限制,这篇关于116个病人的描述研究被批准。身体重量的概念,脂肪质量,肥大众使用专业的八度光极分析仪BF100,而温和的测量方法使用Seca 213个度量计和滚动显示显示使用的体位测量。这项研究的目的是了解到Cirebon中肥胖的质量和不服从的循环,所以它可以被用作进一步肥胖的参考。胖团之价值均值±30分钟和肥胖的妇女是98号4 . 24%和39 29±3 - 56%,腰circumference 108 59厘米和93 20±7。46±8 . 91厘米,这意味着价值肥胖的adults均值》本人有胖团遥远的坏的头顶classification of American College of integrative Medicine跑车和腰头顶circumference遥远的边界》(World Health Organization)和国际糖尿病联合会为希腊人。non-obese肥之价值均值弥撒》平均增益percentage classification是17 . 81±5 . 21%和面的non-obese women in The classification 87±2 . 48%的平均25。79 Non-obese男性和女性腰circumference 93厘米和74点±6。72±5 . 44厘米,还是正常的classification。在结算中,通常妇女都有肥胖和不服从的倾向,尤其是她们都有参加不良古典主义的肥胖弥撒。尽管肥胖是世界卫生组织和国际糖尿病联合会的限制。
{"title":"Profil Massa Lemak dan Lingkar Pinggang Dewasa Obes dan Nonobes di Cirebon","authors":"Stephanus Kristianto Witono, G. Nugraha, Hikmat Permana, Sudigdo Adi","doi":"10.29313/GMHC.V6I1.2192","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/GMHC.V6I1.2192","url":null,"abstract":"Kelebihan berat badan dan kegemukan mulai menjadi masalah terhadap kesehatan pada beberapa dekade terakhir. Hal ini menjadi masalah serius terhadap kesehatan karena dapat menyebabkan sindrom metabolik yang berujung kepada kematian sehingga kegemukan perlu kita cegah sedini-dininya. Deteksi dini khususnya massa lemak dan lingkar pinggang yang menjadikan faktor prediktor sindrom metabolik perlu dilakukan untuk mencegah perjalanan penyakit obesitas. Penelitian deskriptif ini dilakukan terhadap 116 pasien (47 pasien obes dan 69 nonobes) di Klinik Pasar Balong Cirebon, 14–21 April 2016 dengan rentang usia 35–60 tahun. Pengukuran berat badan, massa lemak, dan massa bebas lemak menggunakan professional octapolar body impedance analyzer Beurer BF100 , pengukuran tinggi badan menggunakan Stadiometer Seca 213 dan lingkar pinggang menggunakan body tape measure caliper Onemed . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persentase massa lemak dan lingkar pinggang dewasa obes dengan nonobes di Kota Cirebon sehingga dapat dijadikan acuan dalam mengatasi obesitas. Hasil massa lemak rata-rata pria dan wanita obes 30,98±4,24% dan 39,29±3,56%, serta lingkar pinggang 108,20±7,59 cm dan 93,46±8,91 cm yang berarti rata-rata dewasa obes di Cirebon mempunyai massa lemak jauh di atas klasisfikasi buruk dari American College of Sport Medicine dan lingkar pinggang jauh di atas batasan World Health Organization dan International Diabetes Federation untuk orang Asia. Hasil massa lemak rata-rata pria nonobes dalam klasifikasi rata-rata 17,81±5,21% dan wanita nonobes di bawah rata-rata 25,87±2,48%. Lingkar pinggang pria dan wanita nonobes 79,00±6,93 cm dan 74,72±5,44 cm, masih dalam klasifikasi normal. Simpulan, orang dewasa di Kota Cirebon baik obes maupun nonobes khususnya wanita mempunyai massa lemak masuk ke dalam klasifikasi buruk. Lingkar pinggang dewasa obes baik pria maupun wanita melebihi batasan World Health Organization dan International Diabetes Federation . FAT MASS AND WAIST CIRCUMFERENCE PROFILE OF ADULT OBESE AND NON-OBESE IN CIREBON Overweight and obesity are starting to become a serious health problems in the last few decades because it can cause metabolic syndrome that leads to death, so we need to prevent obesity as early as possible. We need to do early detection especially fat mass percentage and waist circumference that makes predictor factor of the occurrence of metabolic syndrome is needed to prevent or even to cut the course of obesity disease. This descriptive study was conducted on 116 patients (47 obese and 69 non-obese patients) at the Klinik Pasar Balong Cirebon, April 14–21, 2016 with age range of 35–60 years. Measurement of body weight, fat mass, fat free mass using professional octapolar body impedance analyzer Beurer BF100, while height measurement using Seca 213 Stadiometer and waist circumference using body tape measure caliper Onemed. The purpose of this research was to know fat mass and waist circumference of obese and non-obese in Cirebon,","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"6 1","pages":"7-11"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45222181","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Medical Student Career Choice’s Determinants: A Qualitative Study 医学生职业选择的决定因素:一项定性研究
Pub Date : 2017-12-27 DOI: 10.29313/GMHC.V5I3.2799
Rizma Adlia Syakurah, Y. Prabandari, D. Widyandana, A. Kumara
Choosing a career is an essential stage in medical students’ life. Previous researchers all across the world have been conducted studies to examine determinants of career choices in general and medical careers in sociodemographic and behavioral perspectives. While most of the studies centered on general career choices determinants and located mostly in western countries with general career choices as their topics, few studies explore about medical students’ career choices determinants in a collectivist culture like Indonesia. Hence, this study aimed to explore and describe determinants of medical students’ career choices in collectivist culture setting. Participants, 62 students in total, were recruited from all stages of undergraduate medical students in Sriwijaya University in November 2015 until January 2016. Each of focus groups was led by a facilitator to explore medical students’ career choices’ determinants. Transcripts encoded according to recurring topics and themes that came up during their discussions. Eight themes identified from the discussions were: four major, two intermediate and two minor issues. Major themes were financial gain, prestige, personal interest and family influence. In conclusion, some points can be used to increase medical students’ interest in various medical career fields. Exposure to medical career information should not target merely on medical students but also to their family and the community as well. Government roles in providing financial incentives as well as career opportunities to medical fields to increase the interest of medical students in the certain medical field. DETERMINAN KARIeER MAHASISWA KEDOKTERAN: SEBUAH STUDI KUALITATIF Pemilihan karier merupakan salah satu fase yang penting dalam kehidupan seorang mahasiswa kedokteran. Berbagai penelitian di seluruh dunia telah dilakukan dalam menemukan dan menganalisis determinan pemilihan karier seseorang, baik secara umum, maupun dalam dunia kedokteran secara khusus yang dilakukan pada perspektif sosiodemografi dan perilaku. Saat ini masih sedikit sekali penelitian yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran yang bertujuan mengeksplorasi determinan pemilihan kariernya, terutama dalam lingkungan dengan kultur kolektivisme seperti di Indonesia. Penelitian ini ditujukan mengeksplorasi dan menjelaskan alasan pemilihan karier mahasiswa kedokteran pada lingkungan dengan kultur kolektivisme. Partisipan adalah semua mahasiswa kedokteran preklinik di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang berjumlah 62 orang. Penelitian dilakukan pada bulan November 2015–January 2016. Tiap kelompok diskusi terarah dipimpin oleh seorang fasilitator yang melakukan eksplorasi terkait alasan pemilihan karier mereka. Hasil diskusi dicatat dan transkrip dikelompokkan sesuai dengan tema yang sering muncul selama kegiatan diskusi berlangsung. Delapan tema teridentifikasi dalam diskusi, yaitu empat tema mayor, dua tema menengah, dan dua tema minor bergantung pada seringnya tema terseb
职业选择是医学生人生的重要阶段。以前,世界各地的研究人员从社会人口学和行为学的角度,对一般职业选择和医学职业选择的决定因素进行了研究。虽然大多数研究集中在一般职业选择决定因素上,并且大多位于西方国家,以一般职业选择为主题,但很少有研究探讨印度尼西亚等集体主义文化中医学生的职业选择决定因素。因此,本研究旨在探讨和描述集体主义文化背景下医学生职业选择的决定因素。参与者共62名学生,于2015年11月至2016年1月从斯里维贾亚大学医学院本科各阶段的学生中招募。每个焦点小组由一名主持人领导,探讨医学生职业选择的决定因素。根据他们讨论中出现的反复出现的话题和主题进行编码。从讨论中确定的八个主题是:四个主要问题、两个中间问题和两个次要问题。主要的主题是经济利益、声望、个人兴趣和家庭影响。总之,有几点可以用来提高医学生对各种医学职业领域的兴趣。接触医学职业信息不应该仅仅针对医学生,也应该针对他们的家庭和社区。政府在为医学领域提供财政激励和职业机会方面的作用,以增加医科学生对某些医学领域的兴趣。决定性的,决定性的,决定性的,决定性的,决定性的,决定性的,决定性的,决定性的,决定性的,决定性的,决定性的,决定性的,决定性的,决定性的Berbagai penelitian di selururuh dunih dalah dilakukan dalam menemukan danmenganalis determinan pemilihan karier seseorang, baik secara umum, maupun dalam dunia kedokteran secara khusus yang dilakukan pperpersu,社会人口统计学分析danperakaku。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Penelitian ini ditujukan mengeksplorasi danmenjelaskan alasan pemilihan karier mahasiswa kedokteran padlingkungan dengan文化kolektivisme。政党adalah semua mahasiswa kedokteran preklinik di Fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya yang berjumlah 62 orang。Penelitian dilakukan pada bulan 2015年11月- 2016年1月。Tiap kelompok讨论了Tiap kelompok的terarah dippimpimpin olorang的fasitator yang melakukan eksplorasi terkait alasan pemilihan karier mereka。Hasil diskusi dickat transktrip dikelompokkan sesuai dengan tema yang服务于语言selama kegiatan diskusi berlangsung。Delapan tema teridentifikasi dalam diskusi, yitu empat tema mayor, dua tema menengah, dan dua tema minor bergantung padingnya tema tersebut muncul dalam semua diskusi。特马市长杨曼库尔·阿达拉·潘达帕坦,prespreste, minat pribadi, dan pengaruh keluarga。狗仔队的信息是:“我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友。”我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿。
{"title":"Medical Student Career Choice’s Determinants: A Qualitative Study","authors":"Rizma Adlia Syakurah, Y. Prabandari, D. Widyandana, A. Kumara","doi":"10.29313/GMHC.V5I3.2799","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/GMHC.V5I3.2799","url":null,"abstract":"Choosing a career is an essential stage in medical students’ life. Previous researchers all across the world have been conducted studies to examine determinants of career choices in general and medical careers in sociodemographic and behavioral perspectives. While most of the studies centered on general career choices determinants and located mostly in western countries with general career choices as their topics, few studies explore about medical students’ career choices determinants in a collectivist culture like Indonesia. Hence, this study aimed to explore and describe determinants of medical students’ career choices in collectivist culture setting. Participants, 62 students in total, were recruited from all stages of undergraduate medical students in Sriwijaya University in November 2015 until January 2016. Each of focus groups was led by a facilitator to explore medical students’ career choices’ determinants. Transcripts encoded according to recurring topics and themes that came up during their discussions. Eight themes identified from the discussions were: four major, two intermediate and two minor issues. Major themes were financial gain, prestige, personal interest and family influence. In conclusion, some points can be used to increase medical students’ interest in various medical career fields. Exposure to medical career information should not target merely on medical students but also to their family and the community as well. Government roles in providing financial incentives as well as career opportunities to medical fields to increase the interest of medical students in the certain medical field. DETERMINAN KARIeER MAHASISWA KEDOKTERAN: SEBUAH STUDI KUALITATIF Pemilihan karier merupakan salah satu fase yang penting dalam kehidupan seorang mahasiswa kedokteran. Berbagai penelitian di seluruh dunia telah dilakukan dalam menemukan dan menganalisis determinan pemilihan karier seseorang, baik secara umum, maupun dalam dunia kedokteran secara khusus yang dilakukan pada perspektif sosiodemografi dan perilaku. Saat ini masih sedikit sekali penelitian yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran yang bertujuan mengeksplorasi determinan pemilihan kariernya, terutama dalam lingkungan dengan kultur kolektivisme seperti di Indonesia. Penelitian ini ditujukan mengeksplorasi dan menjelaskan alasan pemilihan karier mahasiswa kedokteran pada lingkungan dengan kultur kolektivisme. Partisipan adalah semua mahasiswa kedokteran preklinik di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang berjumlah 62 orang. Penelitian dilakukan pada bulan November 2015–January 2016. Tiap kelompok diskusi terarah dipimpin oleh seorang fasilitator yang melakukan eksplorasi terkait alasan pemilihan karier mereka. Hasil diskusi dicatat dan transkrip dikelompokkan sesuai dengan tema yang sering muncul selama kegiatan diskusi berlangsung. Delapan tema teridentifikasi dalam diskusi, yaitu empat tema mayor, dua tema menengah, dan dua tema minor bergantung pada seringnya tema terseb","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"5 1","pages":"236-240"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42488495","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Identifikasi Virus Hepatitis A pada Sindrom Penyakit Kuning Akut di Beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2013 2013年印度尼西亚多个省份急性黄病综合征中甲型肝炎病毒的鉴定
Pub Date : 2017-12-27 DOI: 10.29313/gmhc.v5i3.2386
Eka Pratiwi, Triyani Soekarso, Kindi Adam, Vivi Setiawaty
Penyakit kuning akut dapat disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B, C, dan E dengan Hepatitis A dan E sebagai penyebab utama wabah. Gejala kuning pada kasus infeksi virus hepatitis A (HAV) muncul pada 2−6 minggu setelah pasien terinfeksi. Umumnya infeksi HAV tidak akan berkembang menjadi kronis, namun HAV dapat menyebabkan wabah. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan penyakit kuning akut pada empat provinsi, yaitu Banten, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab penyakit kuning akut yang terjadi pada kejadian luar biasa di empat provinsi tersebut. Pengumpulan data dilakukan dari merebaknya kasus penyakit kuning akut selama tahun 2013 di empat provinsi di Indonesia. Spesimen dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium Virologi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (Puslitbang BTDK), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Spesimen diuji antibodi IgM HAV menggunakan metode enzyme immunoassay . Puslitbang BTDK menerima 102 spesimen dari tujuh kali laporan peningkatan kasus di empat provinsi, yaitu Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau. Dari keseluruhan 102 spesimen, 38 spesimen (37%) positif IgM HAV, meliputi Banten 3 (2,9%), Kalimantan Selatan 7 (6,9%), Kepulauan Riau 4 (3,9%), dan Kalimantan Barat 24 (23,5%). Lebih banyak kasus perempuan dibanding dengan laki-laki dan dominan pada usia dewasa. Infeksi HAV adalah penyebab sindrom penyakit kuning akut di empat provinsi di Indonesia. HEPATITIS A VIRUS IDENTIFICATION ON ACUTE JAUNDICE SYNDROME IN  SOME PROVINCES IN INDONESIA IN 2013 Acute jaundice can be caused by hepatitis A, B, C and E virus. Hepatitis A and E are often as the main cause of the jaundice outbreak. The symptoms of Hepatitis A virus infection (HAV) appear 2−6 weeks after the patient infected. Generally HAV infection will not develop into chronic stages, but HAV can cause an outbreak. In 2013 there was an increase of acute jaudice syndrome in four provinces that are Banten, Riau Islands, West Kalimantan and South Kalimantan. The study aims to determine the cause of acute jaundice syndrome that occurs in extraordinary events in the four provinces. Data collection was conducted from outbreaks of acute cases of jaundice during 2013 in four provinces in Indonesia. Specimens were collected and sent to the Virology Laboratory at the Center for Research and Development of Biomedical and Basic Health Technology (Puslitbang BTDK), National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health. The specimens tested using IgM HAV antibody enzyme immunoassay method. Puslitbang BTDK received 102 specimens from seven extraordinary reports in four provinces namely Banten, South Kalimantan, West Kalimantan and Riau Islands. From all 102 specimens, 38 specimens (37%) were positive IgM HAV, including Banten 3 (2.9%), South Kalimantan 7 (6.9%), Riau Islands 4 (3.9%) and West Kalimantan 24 (
急性黄病可由甲型、乙型、丙型和戊型肝炎病毒感染引起,其中甲型和戊型是疫情暴发的主要原因。甲型肝炎病毒感染(HAV)病例在感染后2-6周出现黄色症状。一般来说,甲型肝炎病毒感染不会发展为慢性,但甲型肝炎病毒会引起疫情爆发。2013年,万丹、里约岛、西加里曼丹和南加里曼丹四个省的急性黄色疾病有所增加。本研究旨在确定四个省发生在特殊事件中的急性黄色疾病的原因。2013年,对印度尼西亚四个省的急性黄色疾病传播情况进行了数据收集。标本被收集并送往生物医学和基础卫生技术研究与发展中心(BTDK中心)的病毒学实验室,该中心是卫生部RI的研究与发展机构。标本采用酶免疫测定法检测IgM HAV抗体。BTDK县在四个省,即万丹、南加里曼丹、西加里曼丹和廖内岛,收到了7例病例的102份标本。在总共102个标本中,38个标本(37%)IgM-HAV阳性,包括万丹3号(2.9%)、南加里曼丹7号(6.9%)、River Islands 4号(3.9%)和西加里曼丹24号(23.5%)。女性多于男性和占主导地位的成年人。甲型肝炎病毒感染是印度尼西亚四个省急性黄病综合征的病因。2013年印度尼西亚一些省急性黄疸综合征的甲型肝炎病毒鉴定急性黄疸可由甲型、乙型、丙型和戊型肝炎病毒引起。甲型和戊型肝炎通常是黄疸爆发的主要原因。甲型肝炎病毒感染(HAV)的症状出现在患者感染后2-6周。一般来说,甲型肝炎病毒感染不会发展成慢性阶段,但甲型肝炎病毒会引起疫情暴发。2013年,万丹、廖内群岛、西加里曼丹和南加里曼丹四个省的急性jaudice综合征有所增加。这项研究旨在确定四个省发生在特殊事件中的急性黄疸综合征的病因。数据收集是从2013年印尼四个省爆发的急性黄疸病例中进行的。标本被收集并送往卫生部国家卫生研究与发展研究所生物医学与基础卫生技术研究与发展中心(Puslitbang BTDK)的病毒学实验室。标本采用IgM HAV抗体酶免疫分析法进行检测。Puslitbang BTDK从万丹、南加里曼丹、西加里曼丹和廖内岛四个省的七份特别报告中收到了102份标本。在所有102个标本中,38个标本(37%)的IgM-HAV呈阳性,包括万丹3号(2.9%)、南加里曼丹7号(6.9%)、廖内岛4号(3.9%)和西加里曼丹24号(23.5%)。甲型肝炎病毒感染是印度尼西亚四个省急性黄疸综合征的病因。
{"title":"Identifikasi Virus Hepatitis A pada Sindrom Penyakit Kuning Akut di Beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2013","authors":"Eka Pratiwi, Triyani Soekarso, Kindi Adam, Vivi Setiawaty","doi":"10.29313/gmhc.v5i3.2386","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/gmhc.v5i3.2386","url":null,"abstract":"Penyakit kuning akut dapat disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B, C, dan E dengan Hepatitis A dan E sebagai penyebab utama wabah. Gejala kuning pada kasus infeksi virus hepatitis A (HAV) muncul pada 2−6 minggu setelah pasien terinfeksi. Umumnya infeksi HAV tidak akan berkembang menjadi kronis, namun HAV dapat menyebabkan wabah. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan penyakit kuning akut pada empat provinsi, yaitu Banten, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab penyakit kuning akut yang terjadi pada kejadian luar biasa di empat provinsi tersebut. Pengumpulan data dilakukan dari merebaknya kasus penyakit kuning akut selama tahun 2013 di empat provinsi di Indonesia. Spesimen dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium Virologi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (Puslitbang BTDK), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Spesimen diuji antibodi IgM HAV menggunakan metode enzyme immunoassay . Puslitbang BTDK menerima 102 spesimen dari tujuh kali laporan peningkatan kasus di empat provinsi, yaitu Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau. Dari keseluruhan 102 spesimen, 38 spesimen (37%) positif IgM HAV, meliputi Banten 3 (2,9%), Kalimantan Selatan 7 (6,9%), Kepulauan Riau 4 (3,9%), dan Kalimantan Barat 24 (23,5%). Lebih banyak kasus perempuan dibanding dengan laki-laki dan dominan pada usia dewasa. Infeksi HAV adalah penyebab sindrom penyakit kuning akut di empat provinsi di Indonesia. HEPATITIS A VIRUS IDENTIFICATION ON ACUTE JAUNDICE SYNDROME IN  SOME PROVINCES IN INDONESIA IN 2013 Acute jaundice can be caused by hepatitis A, B, C and E virus. Hepatitis A and E are often as the main cause of the jaundice outbreak. The symptoms of Hepatitis A virus infection (HAV) appear 2−6 weeks after the patient infected. Generally HAV infection will not develop into chronic stages, but HAV can cause an outbreak. In 2013 there was an increase of acute jaudice syndrome in four provinces that are Banten, Riau Islands, West Kalimantan and South Kalimantan. The study aims to determine the cause of acute jaundice syndrome that occurs in extraordinary events in the four provinces. Data collection was conducted from outbreaks of acute cases of jaundice during 2013 in four provinces in Indonesia. Specimens were collected and sent to the Virology Laboratory at the Center for Research and Development of Biomedical and Basic Health Technology (Puslitbang BTDK), National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health. The specimens tested using IgM HAV antibody enzyme immunoassay method. Puslitbang BTDK received 102 specimens from seven extraordinary reports in four provinces namely Banten, South Kalimantan, West Kalimantan and Riau Islands. From all 102 specimens, 38 specimens (37%) were positive IgM HAV, including Banten 3 (2.9%), South Kalimantan 7 (6.9%), Riau Islands 4 (3.9%) and West Kalimantan 24 (","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"5 1","pages":"199-204"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47878643","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja Kampung Bojong Rawalele, Jatimakmur, Bekasi Bojong Rawalele青少年吸烟行为的相关因素
Pub Date : 2017-12-27 DOI: 10.29313/gmhc.v5i3.2298
Erlina Wijayanti, Citra Dewi, Rifqatussa’adah Rifqatussa’adah
Salah satu perilaku berisiko yang memiliki prevalensi tinggi di usia remaja adalah merokok, sedangkan seseorang yang merokok pada usia lebih muda akan lebih sulit berhenti dibanding dengan yang mulai merokok pada usia lebih tua. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan di Kampung Bojong Rawalele, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat periode Januari–Februari 2017. Populasi penelitian adalah remaja di kampung tersebut. Subjek penelitian adalah individu usia 10–19 tahun. Sampel yang diambil sebanyak 94 responden dengan teknik snowball sampling . Remaja yang terlibat berpendidikan belum tamat SD sampai sudah tamat SMA. Di antara 19 remaja perokok (20%), merokok rata-rata sebanyak 5–6 batang per hari dan sudah merokok rata-rata selama 2–3 tahun. Sebagian besar (95%) perokok tersebut ingin berhenti merokok. Analisis bivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin, usia, pengalaman, pengetahuan, dan sikap berhubungan signifikan dengan perilaku merokok (p<0,05). Pendidikan tidak berhubungan dengan perilaku merokok (p≥0,05). Simpulan, prediktor perilaku merokok pada remaja di Kampung Bojong Rawalele adalah jenis kelamin, usia, pengalaman, pengetahuan, dan sikap. Disarankan kepada orangtua maupun sekolah untuk memperhatikan kelompok berisiko merokok pada remaja. FACTORS ASSOCIATED WITH TEENAGER’S SMOKING BEHAVIOR AT  BOJONG RAWALELE, JATIMAKMUR, BEKASI One among risky behaviors of teenager was smoking. Someone who smoked at younger age would be more difficult to stop than who started smoking at an older age. The purpose of this study was to identify factors associated with smoking behavior in teenagers. This is a cross-sectional study on 94 teenagers 10 to 19 years old using snowball sampling technique. The study conducted from January to February 2017 at Bojong Rawalele, Pondok Gede, Bekasi, West Java. Results showed respondents have primary school to senior high school education. Among 19 smokers, ciggaretes were consumed 5–6 stems per day and they had smoked for 2–3 years on average. Most of the smokers wanted to stop smoking (95%). The bivariate analysis showed that gender, age, experience, knowledge, and attitude significantly associated with smoking behavior (p<0.05). However, education was not associated with smoking behavior (p≥0.05). In conclusion, the predictors of smoking behavior were gender, age, experience, knowledge, and attitude. It was suggested to parents and schools to pay attention to risky groups on smoking behavior.
在青少年时期吸烟的风险高的行为之一是吸烟,而在年轻时吸烟的人比在年长时开始吸烟的人更难戒烟。这项研究的目的是确定与青少年吸烟行为有关的因素。所做的研究是分段设计的描述性研究。该研究于2017年1月至2月在西爪哇省贝卡西的大木屋Bojong Rawalele村进行。研究人口是该村的青少年。研究对象是10 - 19岁的个体。该样本由94名受访者采用了雪球采样技术。有学问的青少年直到高中毕业才上小学。19名吸烟的青少年(20%)平均每天吸烟5 - 6根,平均吸烟2 - 3年。大多数(95%)吸烟者希望戒烟。bivariat分析表明,性别、年龄、经验、知识和态度与吸烟行为(p< 0.05)有重大关系。教育不吸烟行为有关(p≥0。05)。总结,Bojong Rawalele村青少年吸烟行为的预测者是性别、年龄、经验、知识和态度。建议家长和学校注意青少年吸烟的风险。在BOJONG rawa鲶鱼,一个叫TEENAGER的人正在抽烟。一个拥有年轻年龄的人要比谁在老年吸烟更困难。这项研究的目的是查明在青少年中吸烟的行为举止。这是94年青少年10到19年的交叉研究,使用雪球技术样本。研究报告于2017年2月在Bojong Rawalele,位于西爪哇的大木屋。推荐人有高中三年级的小学。在19名吸烟者中,ciggaretes每天吸5 - 6汤匙,平均吸烟2 - 3年。大多数吸烟者想要停止吸烟。两种分析表明,性别、年龄、经验、知识和态度与吸烟的行为密切相关(p<0.05)。但是,教育不是美联社(associated with冒烟的社会行为(p≥0。05)。在结论中,吸烟行为的先入者是性别、年龄、经验、知识和态度。建议家长和学校注意在吸烟的行为中危害健康的成长。
{"title":"Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja Kampung Bojong Rawalele, Jatimakmur, Bekasi","authors":"Erlina Wijayanti, Citra Dewi, Rifqatussa’adah Rifqatussa’adah","doi":"10.29313/gmhc.v5i3.2298","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/gmhc.v5i3.2298","url":null,"abstract":"Salah satu perilaku berisiko yang memiliki prevalensi tinggi di usia remaja adalah merokok, sedangkan seseorang yang merokok pada usia lebih muda akan lebih sulit berhenti dibanding dengan yang mulai merokok pada usia lebih tua. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan di Kampung Bojong Rawalele, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat periode Januari–Februari 2017. Populasi penelitian adalah remaja di kampung tersebut. Subjek penelitian adalah individu usia 10–19 tahun. Sampel yang diambil sebanyak 94 responden dengan teknik snowball sampling . Remaja yang terlibat berpendidikan belum tamat SD sampai sudah tamat SMA. Di antara 19 remaja perokok (20%), merokok rata-rata sebanyak 5–6 batang per hari dan sudah merokok rata-rata selama 2–3 tahun. Sebagian besar (95%) perokok tersebut ingin berhenti merokok. Analisis bivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin, usia, pengalaman, pengetahuan, dan sikap berhubungan signifikan dengan perilaku merokok (p<0,05). Pendidikan tidak berhubungan dengan perilaku merokok (p≥0,05). Simpulan, prediktor perilaku merokok pada remaja di Kampung Bojong Rawalele adalah jenis kelamin, usia, pengalaman, pengetahuan, dan sikap. Disarankan kepada orangtua maupun sekolah untuk memperhatikan kelompok berisiko merokok pada remaja. FACTORS ASSOCIATED WITH TEENAGER’S SMOKING BEHAVIOR AT  BOJONG RAWALELE, JATIMAKMUR, BEKASI One among risky behaviors of teenager was smoking. Someone who smoked at younger age would be more difficult to stop than who started smoking at an older age. The purpose of this study was to identify factors associated with smoking behavior in teenagers. This is a cross-sectional study on 94 teenagers 10 to 19 years old using snowball sampling technique. The study conducted from January to February 2017 at Bojong Rawalele, Pondok Gede, Bekasi, West Java. Results showed respondents have primary school to senior high school education. Among 19 smokers, ciggaretes were consumed 5–6 stems per day and they had smoked for 2–3 years on average. Most of the smokers wanted to stop smoking (95%). The bivariate analysis showed that gender, age, experience, knowledge, and attitude significantly associated with smoking behavior (p<0.05). However, education was not associated with smoking behavior (p≥0.05). In conclusion, the predictors of smoking behavior were gender, age, experience, knowledge, and attitude. It was suggested to parents and schools to pay attention to risky groups on smoking behavior.","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"5 1","pages":"194-198"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45947506","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 15
Penggunaan Aplikasi Sayang ke Buah Hati (SEHATI) terhadap Asupan Zat Gizi Anak dan Pengetahuan Ibu Menerapkan Konsumsi Aneka Ragam Makanan Gizi Seimbang pada Anak Sekolah Dasar 使用可爱的心脏植物应用程序(SEHATI)对抗Asupan Zat Gizi儿童和母亲的知识表达了小学对Aneka Ragam食物Gizi平衡的消费
Pub Date : 2017-12-27 DOI: 10.29313/GMHC.V5I3.2576
Giyawati Yulilania Okinarum, I. Afriandi, Dida A. Gurnida, Herry Herman, Herry Garna, Tono Djuwantono
Kesehatan dan gizi yang buruk pada anak usia sekolah dapat menghambat pertumbuhan fisik, perkembangan, dan kecerdasan. Konsumsi pangan masyarakat Indonesia belum sesuai dengan pesan gizi seimbang. Aplikasi Sayang ke Buah Hati (SEHATI) diharapkan dapat menjadi alat strategi promosi kesehatan untuk meningkatkan asupan zat gizi anak dan pengetahuan ibu menerapkan konsumsi aneka ragam makanan gizi seimbang. Tujuan penelitian ini menganalisis perbedaan asupan zat gizi anak dan pengetahuan ibu menerapkan konsumsi aneka ragam makanan gizi seimbang pada anak sekolah dasar sebelum dengan sesudah diterapkan aplikasi SEHATI. Periode penelitian 2–18 Maret 2017 di SDIT Jabal Nur Yogyakarta. Subjek adalah ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar (8–12 tahun) dan anaknya yang memenuhi kriteria penelitian. Penelitian ini merupakan randomized controlled trial (RCT). Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Kelompok intervensi mendapatkan pemasangan aplikasi SEHATI dan kontrol diberikan pendidikan kesehatan, tiap-tiap kelompok terdiri atas 30 responden. Data diolah dengan uji nonparametrik, yaitu uji t berpasangan pada data yang berdistribusi normal dan uji Mann-Whitney pada data yang tidak berdistribusi normal. Terdapat perbedaan bermakna penggunaan aplikasi SEHATI terhadap peningkatan pengetahuan ibu pada kelompok intervensi (25,9%; p≤0,001), terjadi peningkatan skor asupan zat gizi anak pada kelompok intervensi yang bermakna, yaitu karbohidrat (13,8%; p=0,038) dan vitamin A (51,5%; p=0,005). Simpulan, terdapat perbedaan peningkatan asupan zat gizi dan pengetahuan ibu menerapkan konsumsi aneka ragam makanan gizi seimbang pada anak sekolah dasar sebelum dengan sesudah penggunaan aplikasi SEHATI. SAYANG KE BUAH HATI (SEHATI) APPLICATION USAGE ON CHILDREN NUTRIENT INTAKE AND MOTHERS’ KNOWLEDGE IN IMPLEMENTING NUTRITIONALLY  BALANCED FOOD VARIETY AMONG PRIMARY SCHOOL CHILDREN Nutrient imbalance affects children growth and development. Sayang ke Buah Hati (SEHATI) was an application developed for health promotion strategies to increase children nutrient intake and mothers’ knowledge in implementing consumption on nutritionally balanced food variety. The purpose of this study was to analyze the differences of children nutrient intake and mothers’ knowledge in implementing consumption of a variety of nutritionally balanced food on primary school children before and after applying the SEHATI application. Subjects were 30 randomly selected mothers who have primary school age children (8−12 years) and their children. This study is a randomized controlled trial (RCT) conducted on 2–18 of March 2017 in SDIT Jabal Nur Yogyakarta. The intervention group got the SEHATI application installed and health education. The data collected is processed by the paired t test on normally distributed data and Mann Whitney tests on data that are not normally distributed. Results showed significant increased knowledge of mothers in the intervention group significantly (25.9%, p≤0.001). Inc
不良的健康状况和对学龄儿童的建议会减缓身体的生长、发育和智力。印尼的食品消费不符合平衡的吉兹信息。亲爱的心应用程序(ALL)有望成为一种健康促进策略的工具,以增加儿童营养素的摄入,而母亲的知识则应用于均衡消费各种奇怪的食物营养素。本研究的目的是分析儿童营养素的假设与母亲在应用前后小学儿童营养素消耗是奇数且儿童营养素消费是平衡的知识之间的差异。研究期间:2017年3月2日至18日,在日惹Jabal Nur SDIT。受试者是一位基本学龄(8-12岁)的母亲和符合研究标准的孩子。本研究为随机对照试验(RCT)。随机取样。干预组安装了SEHATI应用程序,并为对照组提供了健康教育,每组由30多名受访者组成。数据是非参数检验,即耦合到正态分布数据的t检验和耦合到非正态分布的Mann-Whitney检验。在干预组(25.9%;p≤0.001)中,使用SEHATI应用程序与增加母亲知识相比,有意义的干预组中儿童消化物质的吸收得分有所增加,即碳水化合物(13.8%;p=0.038)和维生素a(51.5%;p=0.005)。总之,在使用SEHATI应用前后,与小学生相比,在吉兹的摄入量增加和母亲应用吉兹食品品种的异常消费知识方面存在差异。SAYANG KE BUAH HATI(SEHATI)在儿童营养摄入中的应用——母亲在实施小学儿童营养均衡食品品种中的知识营养失衡影响儿童的生长发育。Sayang-ke-Buah-Hati(SEHATI)是一个为健康促进策略开发的应用程序,旨在增加儿童营养摄入和母亲在实施营养均衡食品品种消费方面的知识。本研究的目的是分析在应用SEHATI应用前后,儿童营养摄入和母亲在实施各种营养均衡食品消费方面的知识差异。受试者是30名随机选择的母亲,她们有小学年龄的孩子(8-12岁)及其子女。本研究是一项随机对照试验(RCT),于2017年3月2日至18日在日惹Jabal Nur SDIT进行。干预组安装了SEHATI应用程序并进行了健康教育。所收集的数据通过对正态分布数据的配对t检验和对非正态分布的数据的Mann-Whitney检验进行处理。结果显示,干预组母亲的知识显著增加(25.9%,p≤0.001)。干预组儿童营养素得分增加的是碳水化合物(13.8%,p=0.038)和维生素A(51.5%,p=0.005)。在小学儿童使用SEHATI前后,儿童营养摄入和母亲在实施各种营养均衡食品消费方面的知识存在差异。
{"title":"Penggunaan Aplikasi Sayang ke Buah Hati (SEHATI) terhadap Asupan Zat Gizi Anak dan Pengetahuan Ibu Menerapkan Konsumsi Aneka Ragam Makanan Gizi Seimbang pada Anak Sekolah Dasar","authors":"Giyawati Yulilania Okinarum, I. Afriandi, Dida A. Gurnida, Herry Herman, Herry Garna, Tono Djuwantono","doi":"10.29313/GMHC.V5I3.2576","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/GMHC.V5I3.2576","url":null,"abstract":"Kesehatan dan gizi yang buruk pada anak usia sekolah dapat menghambat pertumbuhan fisik, perkembangan, dan kecerdasan. Konsumsi pangan masyarakat Indonesia belum sesuai dengan pesan gizi seimbang. Aplikasi Sayang ke Buah Hati (SEHATI) diharapkan dapat menjadi alat strategi promosi kesehatan untuk meningkatkan asupan zat gizi anak dan pengetahuan ibu menerapkan konsumsi aneka ragam makanan gizi seimbang. Tujuan penelitian ini menganalisis perbedaan asupan zat gizi anak dan pengetahuan ibu menerapkan konsumsi aneka ragam makanan gizi seimbang pada anak sekolah dasar sebelum dengan sesudah diterapkan aplikasi SEHATI. Periode penelitian 2–18 Maret 2017 di SDIT Jabal Nur Yogyakarta. Subjek adalah ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar (8–12 tahun) dan anaknya yang memenuhi kriteria penelitian. Penelitian ini merupakan randomized controlled trial (RCT). Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Kelompok intervensi mendapatkan pemasangan aplikasi SEHATI dan kontrol diberikan pendidikan kesehatan, tiap-tiap kelompok terdiri atas 30 responden. Data diolah dengan uji nonparametrik, yaitu uji t berpasangan pada data yang berdistribusi normal dan uji Mann-Whitney pada data yang tidak berdistribusi normal. Terdapat perbedaan bermakna penggunaan aplikasi SEHATI terhadap peningkatan pengetahuan ibu pada kelompok intervensi (25,9%; p≤0,001), terjadi peningkatan skor asupan zat gizi anak pada kelompok intervensi yang bermakna, yaitu karbohidrat (13,8%; p=0,038) dan vitamin A (51,5%; p=0,005). Simpulan, terdapat perbedaan peningkatan asupan zat gizi dan pengetahuan ibu menerapkan konsumsi aneka ragam makanan gizi seimbang pada anak sekolah dasar sebelum dengan sesudah penggunaan aplikasi SEHATI. SAYANG KE BUAH HATI (SEHATI) APPLICATION USAGE ON CHILDREN NUTRIENT INTAKE AND MOTHERS’ KNOWLEDGE IN IMPLEMENTING NUTRITIONALLY  BALANCED FOOD VARIETY AMONG PRIMARY SCHOOL CHILDREN Nutrient imbalance affects children growth and development. Sayang ke Buah Hati (SEHATI) was an application developed for health promotion strategies to increase children nutrient intake and mothers’ knowledge in implementing consumption on nutritionally balanced food variety. The purpose of this study was to analyze the differences of children nutrient intake and mothers’ knowledge in implementing consumption of a variety of nutritionally balanced food on primary school children before and after applying the SEHATI application. Subjects were 30 randomly selected mothers who have primary school age children (8−12 years) and their children. This study is a randomized controlled trial (RCT) conducted on 2–18 of March 2017 in SDIT Jabal Nur Yogyakarta. The intervention group got the SEHATI application installed and health education. The data collected is processed by the paired t test on normally distributed data and Mann Whitney tests on data that are not normally distributed. Results showed significant increased knowledge of mothers in the intervention group significantly (25.9%, p≤0.001). Inc","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"5 1","pages":"219-227"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43876928","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Efek Konsumsi Suplemen Kalsium dan Magnesium terhadap Dismenore Primer dan Sindrom Premenstruasi pada Perempuan Usia 19–23 Tahun 19 - 23岁女性的原发性痛经和月经前综合症补充钙和镁的摄入量影响
Pub Date : 2017-12-27 DOI: 10.29313/gmhc.v5i3.2161
F. Tih, Cherry Azaria, Julia Windi Gunadi, R. T. Rumanti, Alfred Tri Susanto, Alissa Amelia Santoso, Firsty Tasya Evitasari
Dismenore merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar diikuti gejala sindrom premenstruasi yang mencakup gejala fisik dan psikologis. Asupan mikronutrien kalsium dan magnesium dapat membantu mengatasi keluhan ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsumsi suplemen kalsium dan magnesium terhadap dismenore dan gejala sindrom premenstrual pada perempuan berusia 19–23 tahun. Penelitian ini merupakan eksperimental kuasi dengan rancangan pretes dan postes. Penelitian dilakukan di Universitas Kristen Maranatha Bandung pada bulan Juli–Desember 2016. Subjek penelitian adalah 60 orang perempuan berusia 19–23 tahun, dibagi menjadi dua kelompok secara acak untuk pemberian bahan uji kalsium (1.000 mg/hari) atau magnesium (250 mg/hari) yang diberikan mulai hari kedua menstruasi sampai siklus menstruasi yang berikutnya. Kadar kalsium atau magnesium serum diukur dengan metode spektrofotometri. Dismenore diukur dengan skala nyeri visual analog scale (VAS), sedangkan skor sindrom premenstrual diukur dengan shortened premenstrual assessment form sebelum dan sesudah pemberian bahan uji. Konsumsi kalsium menurunkan skor skala VAS rata-rata pada dismenore dari 6,97 menjadi 3,80 (p=0,000) dan skor total gejala sindrom premenstrual rata-rata dari 15,07 menjadi 10,80 (p=0,000). Konsumsi magnesium mengurangi skor skala VAS rata-rata pada dismenore dari 7 menjadi 4 (p=0,000) dan skor total gejala sindrom premenstrual rata-rata dari 12,27 menjadi 9,87 (p=0,001). Simpulan penelitian ini adalah konsumsi suplemen kalsium atau magnesium mengurangi keluhan dismenore dan gejala sindrom premenstrual pada perempuan usia 19–23 tahun. EFFECT OF CALCIUM AND MAGNESIUM SUPPLEMENTS ON PRIMARY DYSMENORRHEA AND PREMENSTRUAL SYNDROME IN 19–23 YEARS OLD WOMEN Dysmenorrhea is a menstrual disorder with the greatest prevalence followed by premenstrual syndrome that includes physical and psychological symptoms. Micronutrients intake of calcium and magnesium can help overcome these complaints. This research was conducted to find out the effect of calcium and magnesium supplements consumption on dysmenorrhea and premenstrual syndrome symptoms in 19–23 years old women. This was quasi experimental research with pre- and post-test design. The research was conducted in Maranatha Christian University Bandung from July to December 2016. The subjects of research were 60 women aged 19–23 years old, divided into two groups randomly. One group given calcium (1,000 mg/day) or magnesium (250 mg/day), which was given at the second day of menstruation until the next menstrual cycle. Serum levels of calcium or magnesium were measured with spectrophotometry method. Dysmenorrhea was measured with visual analog scale (VAS), whereas score of premenstrual syndrome was measured with shortened premenstrual assessment form, before and after treatment. The consumption of calcium lowers the VAS score average on dysmenorrhea from 6.97 to 3.80 (p=0.000) and the mean score of premenstrual syndr
痛经是一种月经失调,患者最容易出现月经前症状,包括生理和心理症状。钙和镁的mikronutrien摄入量可以帮助克服这些抱怨。本研究旨在确定19 - 23岁女性的钙和镁摄入量和月经前综合症症状的影响。本研究是一种具有pretes和postes设计的试验性研究。这项研究于2016年7月至12月在Maranatha万隆基督教大学进行。研究对象是60名19 - 23岁的女性,她们被分成两组,从月经的第二天到下一个月经周期进行钙测试(1000毫克/天)或镁(250毫克/天)。钙或血清镁水平是用光谱测定方法来测量的。痛经是用花瓶的模拟视觉疼痛来测量的,而月经前综合症的分数是在测试前和测试后的短流量前期评估表来测量的。钙摄入量使花瓶的平均摄入量从6.97分降低到3.80分,而月经前症状的总数从1507分下降到10.80分。镁摄入量将花瓶的平均摄入量从7分降低到4分(p=0万),而月经前综合症的总得分平均从12 27分下降到9 9 8分(p= 0.001)。本研究的结论是钙或镁的摄入量,减少19 - 23岁女性的月经前症状和月经前症状。19 - 23年老年妇女诵读困难症和月经前综合症的初步症状是月经流量异常,由包括生理和心理症状的月经前症状所引发的最严重的疾病。显微镜utrients进入calcium和镁可以帮助处理这些抱怨。这项研究旨在发现19 - 23年老年妇女饮食失调和月经前症状的影响。这是一个预试验和后测设计的实验研究。这项研究于2016年7月在Maranatha Christian University受托。研究的主题是60名年龄在19 - 23岁的妇女,分别被记录在两个groups randomly。一组给你的食物是1000毫克或镁(250毫克/天),这是在流量的第二天,直到下一个流量周期。一种血清的calcium或镁基质与光谱相形术相结合。Dysmenorrhea是一个具有模拟视觉特征的病例,其中月经前的得分是在治疗前后进行抽样检查的。从6点97分到3点80分,花瓶平均得分从15点07分到10点80分。镁还原平均震级从7点到4点,从12点27分到9点87分19 - 23岁女性老年痴呆症和月经前综合症。
{"title":"Efek Konsumsi Suplemen Kalsium dan Magnesium terhadap Dismenore Primer dan Sindrom Premenstruasi pada Perempuan Usia 19–23 Tahun","authors":"F. Tih, Cherry Azaria, Julia Windi Gunadi, R. T. Rumanti, Alfred Tri Susanto, Alissa Amelia Santoso, Firsty Tasya Evitasari","doi":"10.29313/gmhc.v5i3.2161","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/gmhc.v5i3.2161","url":null,"abstract":"Dismenore merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar diikuti gejala sindrom premenstruasi yang mencakup gejala fisik dan psikologis. Asupan mikronutrien kalsium dan magnesium dapat membantu mengatasi keluhan ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsumsi suplemen kalsium dan magnesium terhadap dismenore dan gejala sindrom premenstrual pada perempuan berusia 19–23 tahun. Penelitian ini merupakan eksperimental kuasi dengan rancangan pretes dan postes. Penelitian dilakukan di Universitas Kristen Maranatha Bandung pada bulan Juli–Desember 2016. Subjek penelitian adalah 60 orang perempuan berusia 19–23 tahun, dibagi menjadi dua kelompok secara acak untuk pemberian bahan uji kalsium (1.000 mg/hari) atau magnesium (250 mg/hari) yang diberikan mulai hari kedua menstruasi sampai siklus menstruasi yang berikutnya. Kadar kalsium atau magnesium serum diukur dengan metode spektrofotometri. Dismenore diukur dengan skala nyeri visual analog scale (VAS), sedangkan skor sindrom premenstrual diukur dengan shortened premenstrual assessment form sebelum dan sesudah pemberian bahan uji. Konsumsi kalsium menurunkan skor skala VAS rata-rata pada dismenore dari 6,97 menjadi 3,80 (p=0,000) dan skor total gejala sindrom premenstrual rata-rata dari 15,07 menjadi 10,80 (p=0,000). Konsumsi magnesium mengurangi skor skala VAS rata-rata pada dismenore dari 7 menjadi 4 (p=0,000) dan skor total gejala sindrom premenstrual rata-rata dari 12,27 menjadi 9,87 (p=0,001). Simpulan penelitian ini adalah konsumsi suplemen kalsium atau magnesium mengurangi keluhan dismenore dan gejala sindrom premenstrual pada perempuan usia 19–23 tahun. EFFECT OF CALCIUM AND MAGNESIUM SUPPLEMENTS ON PRIMARY DYSMENORRHEA AND PREMENSTRUAL SYNDROME IN 19–23 YEARS OLD WOMEN Dysmenorrhea is a menstrual disorder with the greatest prevalence followed by premenstrual syndrome that includes physical and psychological symptoms. Micronutrients intake of calcium and magnesium can help overcome these complaints. This research was conducted to find out the effect of calcium and magnesium supplements consumption on dysmenorrhea and premenstrual syndrome symptoms in 19–23 years old women. This was quasi experimental research with pre- and post-test design. The research was conducted in Maranatha Christian University Bandung from July to December 2016. The subjects of research were 60 women aged 19–23 years old, divided into two groups randomly. One group given calcium (1,000 mg/day) or magnesium (250 mg/day), which was given at the second day of menstruation until the next menstrual cycle. Serum levels of calcium or magnesium were measured with spectrophotometry method. Dysmenorrhea was measured with visual analog scale (VAS), whereas score of premenstrual syndrome was measured with shortened premenstrual assessment form, before and after treatment. The consumption of calcium lowers the VAS score average on dysmenorrhea from 6.97 to 3.80 (p=0.000) and the mean score of premenstrual syndr","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"5 1","pages":"159-166"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46452467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Faktor Pendukung dan Penghambat Penderita Diabetes Melitus dalam Melakukan Pemeriksaan Glukosa Darah 糖尿病患者血糖检查的支持因素
Pub Date : 2017-12-27 DOI: 10.29313/GMHC.V5I3.2181
Rizana Fajrunni’mah, Diah Lestari, Angki Purwanti
Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme bersifat kronik yang ditandai peningkatan kadar glukosa darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Setiap tahun lebih dari empat juta orang meninggal akibat DM, dan jutaan orang mengalami efek buruk atau kondisi yang mengancam jiwa seperti serangan jantung, strok, gagal ginjal, kebutaan, dan amputasi. Kemampuan individu mengelola kehidupan sehari-hari serta mengendalikan dan mengurangi dampak penyakit yang dideritanya dikenal dengan self-management , yaitu mengikuti pola makan sehat, meningkatkan kegiatan jasmani, menggunakan obat DM dan obat pada keadaan khusus secara aman dan teratur, melakukan pemantauan kadar gula darah, serta perawatan kaki secara berkala. Beberapa penelitian melaporkan bahwa masih sedikit penderita DM melakukan pemantauan gula darah dengan baik. Penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman mendalam tentang pengalaman penderita DM dalam pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli–September 2016 di wilayah kerja Puskesmas Jatiwarna, Bekasi. Hasil analisis data teridentifikasi faktor pendukung pemeriksaan glukosa darah adalah faktor psikologis, sosial, edukasi, ekonomi, dan akses. Faktor penghambatnya adalah faktor psikologis, sosial, edukasi, penggunaan obat, sikap terhadap penyakit, dan persepsi terhadap jaminan kesehatan. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kualitas edukasi dan pendampingan tenaga kesehatan kepada pasien sehingga pasien terbantu meningkatkan adaptasi dan kemampuannya memantau glukosa darah secara mandiri. SUPPORTING AND INHIBITING FACTORS OF DIABETES MELLITUS PATIENTS IN PERFORMING BLOOD GLUCOSE EXAMINATION Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder marked by an increase in blood glucose levels and impaired metabolism of carbohydrates, fats, and proteins. Every year more than four million people die because diabetes and millions of people experience the ill effects of diabetes or life-threatening conditions such as heart attack, stroke, kidney failure, blindness, and amputation. The individual's ability to manage life, control and reduce the impact of the disease known as self-management is to follow a healthy diet, increasing physical activity, using the drug safely and regularly, monitoring blood sugar levels as well as maintenance feet regularly. Several studies reported only small number of DM patients examined blood glucose levels routinely. This study aim to gain a thorough understanding of individual experience with DM in examining blood glucose levels. This study used qualitative research with a phenomenological approach from July to September 2016 at Jatiwarna, Bekasi. The results identified factors supporting blood glucose examination were: psychological factors, social, educational, economic, and access to health care. The inhibiting factors were psychological factors,
融合性糖尿病(DM)是一组以血糖升高和碳水化合物、脂肪和蛋白质代谢紊乱为特征的慢性代谢紊乱。每年有400多万人死于糖尿病,数百万人经历心脏病发作、中风、肾衰竭、失明和截肢等不良影响或危及生命的疾病。个人管理日常生活、控制和减少疾病影响的能力,即自我管理,即遵循健康饮食模式、增加身体活动、安全有序地使用糖尿病药物和特殊条件下的药物、监测血糖和定期足部护理。一些研究报告称,仍有少量糖尿病患者做了良好的血糖监测。本研究旨在运用现象学的定性研究方法,深入了解糖尿病在血糖检测中的经验。这项研究于2016年7月至9月在贝卡西的贾蒂科洛拉大学进行。数据分析结果表明,支持血糖检测的因素包括心理、社会、教育、经济和获取因素。抑制剂包括心理、社会、教育、药物使用、疾病态度和对医疗保健的看法。研究有望为提高患者的教育和医疗保健质量提供投入,使量身定制的患者提高适应能力和独立监测血糖的能力。糖尿病患者血糖检查的支持和抑制因素糖尿病(DM)是一种慢性代谢紊乱,其特征是血糖水平升高,碳水化合物、脂肪和蛋白质代谢受损。每年有400多万人死于糖尿病,数百万人经历糖尿病的不良影响或危及生命的疾病,如心脏病发作、中风、肾衰竭、失明和截肢。个人管理生活、控制和减少疾病影响的能力被称为自我管理,即遵循健康饮食、增加体育活动、安全定期使用药物、监测血糖水平以及定期维护脚部。几项研究报告称,只有少数糖尿病患者定期检查血糖水平。本研究旨在全面了解糖尿病患者在检测血糖水平方面的个人经验。本研究于2016年7月至9月在贝卡西Jatiwarna采用现象学方法进行定性研究。结果发现,支持血糖检查的因素有:心理因素、社会、教育、经济和获得医疗保健的机会。抑制因素包括心理因素、社会、教育、药物使用、对疾病的态度和对医疗保险的看法。这些结果有望提高卫生工作者的教育和辅导质量。它将帮助患者提高血糖自我监测的适应性和能力。
{"title":"Faktor Pendukung dan Penghambat Penderita Diabetes Melitus dalam Melakukan Pemeriksaan Glukosa Darah","authors":"Rizana Fajrunni’mah, Diah Lestari, Angki Purwanti","doi":"10.29313/GMHC.V5I3.2181","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/GMHC.V5I3.2181","url":null,"abstract":"Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme bersifat kronik yang ditandai peningkatan kadar glukosa darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Setiap tahun lebih dari empat juta orang meninggal akibat DM, dan jutaan orang mengalami efek buruk atau kondisi yang mengancam jiwa seperti serangan jantung, strok, gagal ginjal, kebutaan, dan amputasi. Kemampuan individu mengelola kehidupan sehari-hari serta mengendalikan dan mengurangi dampak penyakit yang dideritanya dikenal dengan self-management , yaitu mengikuti pola makan sehat, meningkatkan kegiatan jasmani, menggunakan obat DM dan obat pada keadaan khusus secara aman dan teratur, melakukan pemantauan kadar gula darah, serta perawatan kaki secara berkala. Beberapa penelitian melaporkan bahwa masih sedikit penderita DM melakukan pemantauan gula darah dengan baik. Penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman mendalam tentang pengalaman penderita DM dalam pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli–September 2016 di wilayah kerja Puskesmas Jatiwarna, Bekasi. Hasil analisis data teridentifikasi faktor pendukung pemeriksaan glukosa darah adalah faktor psikologis, sosial, edukasi, ekonomi, dan akses. Faktor penghambatnya adalah faktor psikologis, sosial, edukasi, penggunaan obat, sikap terhadap penyakit, dan persepsi terhadap jaminan kesehatan. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kualitas edukasi dan pendampingan tenaga kesehatan kepada pasien sehingga pasien terbantu meningkatkan adaptasi dan kemampuannya memantau glukosa darah secara mandiri. SUPPORTING AND INHIBITING FACTORS OF DIABETES MELLITUS PATIENTS IN PERFORMING BLOOD GLUCOSE EXAMINATION Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder marked by an increase in blood glucose levels and impaired metabolism of carbohydrates, fats, and proteins. Every year more than four million people die because diabetes and millions of people experience the ill effects of diabetes or life-threatening conditions such as heart attack, stroke, kidney failure, blindness, and amputation. The individual's ability to manage life, control and reduce the impact of the disease known as self-management is to follow a healthy diet, increasing physical activity, using the drug safely and regularly, monitoring blood sugar levels as well as maintenance feet regularly. Several studies reported only small number of DM patients examined blood glucose levels routinely. This study aim to gain a thorough understanding of individual experience with DM in examining blood glucose levels. This study used qualitative research with a phenomenological approach from July to September 2016 at Jatiwarna, Bekasi. The results identified factors supporting blood glucose examination were: psychological factors, social, educational, economic, and access to health care. The inhibiting factors were psychological factors, ","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"5 1","pages":"174-181"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48735749","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
Ekspresi Caspase-3 pada Kanker Payudara Tikus Setelah Pemberian Antikanker Brusein-A 在得了白血病抗癌后,老鼠乳腺癌的第三种表现
Pub Date : 2017-12-27 DOI: 10.29313/gmhc.v5i3.2263
Muhartono Muhartono, Subeki Subeki
Brusein-A diduga menyebabkan apoptosis. Salah satu protein yang berperan dalam proses apoptosis adalah caspase-3 . Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antikanker brusein-A terhadap ekspresi caspase-3 pada kanker payudara. Penelitian menggunakan rancang acak lengkap. Sebanyak 27 ekor tikus betina berumur 12 minggu diberi dimethylbenzanthracene (DMBA) 20 mg/kgBB per oral selama 3 minggu sampai terbentuk kanker payudara. Selanjutnya, dibagi dalam 9 kelompok perlakuan brusein-A, yaitu 0; 2,5; 5; 7,5; 10; 12,5; 15; 17,5; dan 20 mg/L selama 28 hari. Parameter yang diukur adalah ekspresi caspase-3 yang dinilai berdasar atas persentase sitoplasma yang berwarna coklat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi-Anatomi dan Laboratorium Biokimia, Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong tahun 2015–2016. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi caspase-3 rata-rata pada dosis 0 mg/L sebesar 4%, 2,5 mg/L sebesar 15,3%, 5 mg/L sebesar 21%, 7,5 mg/L sebesar 25%, 10 mg/L sebesar 41%, 12,5 mg/L sebesar 65%, 15 mg/L sebesar 75,3%, 17,5 mg/L sebesar 84%, dan 20 mg/L sebesar 94,7%. Hasil uji one way ANOVA menunjukkan perbedaan ekspresi caspase-3 rata-rata yang signifikan antarkelompok perlakuan (p=0,0001). Uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang sangat erat dan positif antara dosis brusein-A dan ekspresi caspase-3 (r=0,994). Simpulan, brusein-A meningkatkan ekpresi caspase-3 pada kanker payudara tikus yang diinduksi DMBA. CASPASE-3 EXPRESSION ON BREAST CANCER RATS  AFTER BRUSEIN-A ADMINISTRATION Brusein-A is thought to cause apoptosis. Caspase-3 is a protein that plays a role in the process of apoptosis. This study aims to determine anticancer activity of brusein-A on the expression of caspase-3 in breast cancer. This study uses a completely randomized control design. A total of 27 female rats, 12 week aged, were given 20 mg dimethylbenzanthracene (DMBA)/kgBW peroral for 3 weeks until they had breast cancer. They divided into 9 treatment group of brusein A, that were 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 17.5, and 20 mg/L for 28 days. Parameter measured were caspase-3 expression, assessed on the percentage of brown cytoplasm. This research was conducted in Pathology-Anatomy Laboratory and Biochemistry Laboratory, Research Center for Science and Technology (Puspiptek) Serpong in 2015–2016. The results showed caspase expression rate of 4%, 15.3%, 21%, 25%, 41%, 65%, 75.3%, 84%, and 94.7% on the dosage of , 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 17.5, and 20 mg/L respectively. The one way ANOVA test results showed significant difference of caspase-3 expression between treatment group (p=0.0001). Spearman's rank correlation test showed that a very close and positive relationship between brusein-A dose and caspase-3 expression (r=0.994). In conclusion, brusein-A increased caspase-3 expression in DMBA induced breast cancer rats.
Brusein-A有望引起细胞凋亡。胱天蛋白酶-3是参与细胞凋亡过程的蛋白质之一。本研究旨在确定brusin-A对乳腺癌症组织中半胱氨酸天冬氨酸蛋白酶-3表达的抗癌活性。研究采用完全随机设计。多达27只12周大的雌性大鼠通过口服途径给予20mg/kgBB二甲基苯并蒽(DMBA)3周,直到乳腺癌症。其次,将brusin-A分为9个治疗组,均为0;2.5;5.7.5;10;12.5;15;17.5;20mg/L,持续28天。测量的参数是基于巧克力色谷蛋白浆的百分比评估的胱天蛋白酶-3表达。这项研究于2015-2016年在科学技术研究中心病理解剖学和实验室生物化学实验室Serp进行。该研究显示,在0 mg/L、2.5 mg/L、5 mg/L、21%、7.5 mg/L、25%、10 mg/L、12.5 mg/L、65%、15 mg/L、75.3%、17.5 mg/L和20 mg/L的剂量下,胱天蛋白酶-3的表达率分别为4%、15.3%、21%、25%、41%、65%、65%、75%。单因素方差分析结果显示组间胱天蛋白酶-3平均显著治疗差异(p=0.0001)。Spearman相关性试验显示,brusin-a的剂量与胱天蛋白酶-3的表达之间存在非常密切的正相关关系(r=0.994)。Simpulan,brusin-A在DMBA诱导的乳腺癌症上增强胱天蛋白酶-3的表达。BRUSEIN-A给药后乳腺癌大鼠的CASPASE-3表达被认为会引起细胞凋亡。Caspase-3是一种在细胞凋亡过程中发挥作用的蛋白质。本研究旨在确定刷蛋白A对乳腺癌组织中胱天蛋白酶-3表达的抗癌活性。本研究采用完全随机对照设计。共27只12周龄的雌性大鼠口服20 mg二甲基苯并蒽(DMBA)/kgBW,持续3周,直到它们患上癌症。他们分为9个治疗组,分别为0、2.5、5、7.5、10、12.5、15、17.5和20mg/L,持续28天。测量的参数是胱天蛋白酶-3的表达,根据棕色细胞质的百分比进行评估。本研究于2015-2016年在Serpong科学技术研究中心病理解剖实验室和生物化学实验室进行。结果表明,在2.5、5、7.5、10、12.5、15、17.5和20mg/L的剂量下,caspase的表达率分别为4%、15.3%、21%、25%、41%、65%、75.3%、84%和94.7%。单因素方差分析结果显示,治疗组间半胱氨酸天冬氨酸蛋白酶-3的表达存在显著差异(p=0.0001),Spearman秩相关检验显示,brusein-a剂量与半胱氨酸天冬氨酶-3的表达之间存在非常密切的正相关关系(r=0.994)。
{"title":"Ekspresi Caspase-3 pada Kanker Payudara Tikus Setelah Pemberian Antikanker Brusein-A","authors":"Muhartono Muhartono, Subeki Subeki","doi":"10.29313/gmhc.v5i3.2263","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/gmhc.v5i3.2263","url":null,"abstract":"Brusein-A diduga menyebabkan apoptosis. Salah satu protein yang berperan dalam proses apoptosis adalah caspase-3 . Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antikanker brusein-A terhadap ekspresi caspase-3 pada kanker payudara. Penelitian menggunakan rancang acak lengkap. Sebanyak 27 ekor tikus betina berumur 12 minggu diberi dimethylbenzanthracene (DMBA) 20 mg/kgBB per oral selama 3 minggu sampai terbentuk kanker payudara. Selanjutnya, dibagi dalam 9 kelompok perlakuan brusein-A, yaitu 0; 2,5; 5; 7,5; 10; 12,5; 15; 17,5; dan 20 mg/L selama 28 hari. Parameter yang diukur adalah ekspresi caspase-3 yang dinilai berdasar atas persentase sitoplasma yang berwarna coklat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi-Anatomi dan Laboratorium Biokimia, Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong tahun 2015–2016. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi caspase-3 rata-rata pada dosis 0 mg/L sebesar 4%, 2,5 mg/L sebesar 15,3%, 5 mg/L sebesar 21%, 7,5 mg/L sebesar 25%, 10 mg/L sebesar 41%, 12,5 mg/L sebesar 65%, 15 mg/L sebesar 75,3%, 17,5 mg/L sebesar 84%, dan 20 mg/L sebesar 94,7%. Hasil uji one way ANOVA menunjukkan perbedaan ekspresi caspase-3 rata-rata yang signifikan antarkelompok perlakuan (p=0,0001). Uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang sangat erat dan positif antara dosis brusein-A dan ekspresi caspase-3 (r=0,994). Simpulan, brusein-A meningkatkan ekpresi caspase-3 pada kanker payudara tikus yang diinduksi DMBA. CASPASE-3 EXPRESSION ON BREAST CANCER RATS  AFTER BRUSEIN-A ADMINISTRATION Brusein-A is thought to cause apoptosis. Caspase-3 is a protein that plays a role in the process of apoptosis. This study aims to determine anticancer activity of brusein-A on the expression of caspase-3 in breast cancer. This study uses a completely randomized control design. A total of 27 female rats, 12 week aged, were given 20 mg dimethylbenzanthracene (DMBA)/kgBW peroral for 3 weeks until they had breast cancer. They divided into 9 treatment group of brusein A, that were 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 17.5, and 20 mg/L for 28 days. Parameter measured were caspase-3 expression, assessed on the percentage of brown cytoplasm. This research was conducted in Pathology-Anatomy Laboratory and Biochemistry Laboratory, Research Center for Science and Technology (Puspiptek) Serpong in 2015–2016. The results showed caspase expression rate of 4%, 15.3%, 21%, 25%, 41%, 65%, 75.3%, 84%, and 94.7% on the dosage of , 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 17.5, and 20 mg/L respectively. The one way ANOVA test results showed significant difference of caspase-3 expression between treatment group (p=0.0001). Spearman's rank correlation test showed that a very close and positive relationship between brusein-A dose and caspase-3 expression (r=0.994). In conclusion, brusein-A increased caspase-3 expression in DMBA induced breast cancer rats.","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"5 1","pages":"189-193"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42518199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Hubungan Stadium Hipertensi dengan Derajat Perlemakan Menggunakan Indeks Hepatorenal Sonografi 高血压期与循环度的关系使用了经索胺指数
Pub Date : 2017-12-27 DOI: 10.29313/GMHC.V5I3.2175
D. Marina, Harry Galuh Nugraha, Leni Santiana, Lanny Noor Diyanti
Hipertensi merupakan prekursor perkembangan perlemakan hati nonalkoholik. Modalitas pencitraan USG paling banyak digunakan untuk menegakkan diagnosis perlemakan hati nonalkoholik. Saat ini dikembangkan teknik USG menggunakan parameter indeks hepatorenal sonografi yang dihitung dengan program software ImageJ dan digunakan untuk memprediksi derajat perlemakan hati. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stadium hipertensi dan derajat perlemakan hati nonalkoholik menggunakan indeks hepatorenal sonografi. Penelitian menggunakan studi observasional analitik dengan rancangan cross sectional, pengambilan sampel dilakukan secara consecutive admission . Penelitian dilaksanakan di Bagian Radiologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Juni–Agustus 2016. Subjek penelitian 50 orang, laki-laki 22 orang, perempuan 28 orang, usia termuda 25 tahun, dan tertua 77 tahun. Hasil penelitian melalui uji statistik chi-square menunjukkan derajat perlemakan hati nonalkoholik ringan lebih banyak pada prehipertensi (9 dari 16), derajat sedang pada hipertensi stadium I (10 dari 19), dan derajat berat pada hipertensi stadium II (8 dari 15) dengan p<0,001. Perlemakan hati nonalkoholik derajat sedang dan berat lebih sering ditemukan pada perempuan dengan hipertensi (p=0,005) Simpulan, terdapat hubungan antara stadium hipertensi dan derajat perlemakan hati nonalkoholik menggunakan indeks hepatorenal sonografi. THE ASSOCIATION OF HYPERTENSION STAGE AND NON-ALCOHOLIC FATTY LIVER DEGREE USING HEPATORENAL SONOGRAPHY INDEX Hypertension is considered as a precursor to the development of non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD). Ultrasonography techniques have been developed using sonography hepatorenal index parameter calculated by ImageJ, that can predict the degree of NAFLD. This study aim to determine the relationship between hypertension stage and the degree of NAFLD using sonography hepatorenal index. The research is an observational using cross sectional methods, with consecutive admission sampling method. The study was performed at Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung from June to August 2016. A total of 50 subjects, 22 men and 28 women, with the youngest 25 and the oldest 77 years old participated. Results  indicated that the mild degree of NAFLD were higher on prehypertension (9 of 16), the moderate degree on stage I hypertension (10 of 19), while the severe degree found on stage II hypertension (8 of 15), with p<0.001. Moderate and severe degree of NAFLD in hypertensive patient is more common in women (p=0.005). In conclusion, there was a relationship between hypertension stage and the degree of NAFLD.
高血压是非酒精性心脏发展的前兆。USG成像模式最常用于维持非酒精性心脏需求的诊断。目前正在开发USG技术,该技术使用ImageJ软件程序计算的肝肾超声指标参数,并用于预测心脏需求的程度。本研究旨在通过肝肾超声指标来了解高血压的分期与非酒精性心力衰竭程度之间的关系。研究采用横断面设计的观察性分析研究,连续入院进行抽样。该研究于2016年6月至8月在RSUP放射科Hasan Sadikin Bandung医生处进行。研究对象为50人,22名男性,28名女性,25岁和77岁。卡方统计检验的研究结果表明,轻度非酒精性心力衰竭在高血压前期的程度更高(16分之9),在I期高血压的程度更大(19分之10),在II期高血压的严重程度更大,15分之8),p<0.001。在有高血压(p=0.005)症状的女性中,使用肝肾超声指数,高血压的分期与非酒精性心力衰竭的程度之间存在关系。高血压分期与非酒精性脂肪肝程度的关系——应用肝脏声学指标高血压被认为是非酒精性脂肝(NAFLD)发展的前兆。利用ImageJ计算的超声肝肾指数参数,开发了可以预测NAFLD程度的超声技术。本研究旨在通过超声肝肾指数来确定高血压分期与NAFLD程度之间的关系。这项研究是一项使用横断面方法的观察性研究,采用连续入院抽样方法。该研究于2016年6月至8月在万隆Hasan Sadikin医生医院进行。共有50名受试者参加,其中22名男性和28名女性,年龄最小的25岁,年龄最大的77岁。结果[UNK]表明,轻度NAFLD在高血压前期(9/16)、中度NAFLD(10/19)和重度NAFLD分别高于I期(8/15),p<0.001。高血压患者中重度NAFLD在女性中更常见(p=0.005)。总之,高血压分期与NAFLD的程度之间存在关系。
{"title":"Hubungan Stadium Hipertensi dengan Derajat Perlemakan Menggunakan Indeks Hepatorenal Sonografi","authors":"D. Marina, Harry Galuh Nugraha, Leni Santiana, Lanny Noor Diyanti","doi":"10.29313/GMHC.V5I3.2175","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/GMHC.V5I3.2175","url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan prekursor perkembangan perlemakan hati nonalkoholik. Modalitas pencitraan USG paling banyak digunakan untuk menegakkan diagnosis perlemakan hati nonalkoholik. Saat ini dikembangkan teknik USG menggunakan parameter indeks hepatorenal sonografi yang dihitung dengan program software ImageJ dan digunakan untuk memprediksi derajat perlemakan hati. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stadium hipertensi dan derajat perlemakan hati nonalkoholik menggunakan indeks hepatorenal sonografi. Penelitian menggunakan studi observasional analitik dengan rancangan cross sectional, pengambilan sampel dilakukan secara consecutive admission . Penelitian dilaksanakan di Bagian Radiologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Juni–Agustus 2016. Subjek penelitian 50 orang, laki-laki 22 orang, perempuan 28 orang, usia termuda 25 tahun, dan tertua 77 tahun. Hasil penelitian melalui uji statistik chi-square menunjukkan derajat perlemakan hati nonalkoholik ringan lebih banyak pada prehipertensi (9 dari 16), derajat sedang pada hipertensi stadium I (10 dari 19), dan derajat berat pada hipertensi stadium II (8 dari 15) dengan p<0,001. Perlemakan hati nonalkoholik derajat sedang dan berat lebih sering ditemukan pada perempuan dengan hipertensi (p=0,005) Simpulan, terdapat hubungan antara stadium hipertensi dan derajat perlemakan hati nonalkoholik menggunakan indeks hepatorenal sonografi. THE ASSOCIATION OF HYPERTENSION STAGE AND NON-ALCOHOLIC FATTY LIVER DEGREE USING HEPATORENAL SONOGRAPHY INDEX Hypertension is considered as a precursor to the development of non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD). Ultrasonography techniques have been developed using sonography hepatorenal index parameter calculated by ImageJ, that can predict the degree of NAFLD. This study aim to determine the relationship between hypertension stage and the degree of NAFLD using sonography hepatorenal index. The research is an observational using cross sectional methods, with consecutive admission sampling method. The study was performed at Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung from June to August 2016. A total of 50 subjects, 22 men and 28 women, with the youngest 25 and the oldest 77 years old participated. Results  indicated that the mild degree of NAFLD were higher on prehypertension (9 of 16), the moderate degree on stage I hypertension (10 of 19), while the severe degree found on stage II hypertension (8 of 15), with p<0.001. Moderate and severe degree of NAFLD in hypertensive patient is more common in women (p=0.005). In conclusion, there was a relationship between hypertension stage and the degree of NAFLD.","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"5 1","pages":"167-173"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45787589","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Efektivitas Latihan Penguatan terhadap Kemampuan Fungsional Anggota Gerak Atas pada Pasien Strok Iskemi Fase Subakut 强效运动对上位伊斯克亚型肾病患者功能功能的加强
Pub Date : 2017-12-27 DOI: 10.29313/GMHC.V5I3.2231
Cice Tresnasari, Andi Basuki, Irma Ruslina Defi
Stroke merupakan suatu penyakit dengan gejala utama kelemahan. Kelemahan anggota gerak atas menyebabkan penurunan kemampuan fungsional anggota gerak atas. Kekuatan adalah salah satu indikator performa fungsional anggota gerak atas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas latihan penguatan anggota gerak atas dengan pita dan bola elastik terhadap peningkatan kekuatan dan kemampuan fungsional anggota gerak atas pada pasien stroke iskemi fase subakut. Rancangan penelitian adalah eksperimental, dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode Desember 2013-Juli 2014. Subjek terdiri atas 21 pasien stroke iskemi fase subakut berusia 40-59 tahun. Latihan penguatan dengan pita dan bola elastik dilakukan oleh semua subjek, 3 kali seminggu, selama 6 minggu, 2 set setiap latihan, 8 repetisi setiap set. Sebelum, setelah 2 minggu, 4 minggu dan 6 minggu latihan dilakukan penilaian kekuatan dan fungsi anggota gerak atas. Hasil menunjukkan bahwa latihan penguatan meningkatkan kekuatan anggota gerak atas (p<0,001) dan meningkatkan fungsi anggota gerak atas (p<0,001). Simpulan, latihan penguatan anggota gerak atas dengan pita dan bola elastik efektif meningkatkan kekuatan dan fungsi anggota gerak atas pada pasien stroke iskemi fase subakut. THE EFFECTIVENESS OF STRENGTHENING EXERCISES ON UPPER LIMBS FUNCTIONAL ABILITY OF SUBACUTE PHASE ISCHEMIC STROKE PATIENTS Stroke is a disease with the primary symptoms of weakness. The weakness of the upper limbs caused a decrease in functional ability. Strength is one indicator of upper limb functional performance. The purpose of this study was to determine the effectiveness of upper limb strengthening exercises to increase strength and functional ability of upper limbs in patients with subacute phase ischemic stroke using elastic band and balls. The study was conducted using experimental method, performed at the Medical Rehabilitation Division, Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung from December 2013 to July 2014. Subjects consisted of 21 patients with ischemic stroke subacute phase aged 40–59 years. The strengthening exercises with elastic band and elastic ball were done by all subjects, 3 times a week, for 6 weeks. Each exercise consisted of 2 sets with 8 repetition of each set. Assessment of the strength and upper limbs function done before, after 2 weeks, 4 weeks and 6 weeks of strengthening exercises. Results showed that strengthening exercises increases the strength of the upper limbs (p<0.001) and increases the upper limbs function (p<0.001). Conclusions, upper limbs exercise strengthening with elastic band and elastic ball effectively increased the strength and upper limb function in ischemic stroke subacute phase patients.
中风是一种表现为虚弱症状的疾病。上运动的弱点导致上运动成员的功能功能下降。强度是肢体上部功能的指标之一。本研究的目的是确定上位运动成员使用蝴蝶结和弹性球加强运动的有效性,以提高上颌亚型上颌成员的力量和功能。该研究的设计是实验性的,于2014年12月13- 7月在哈桑萨迪金医院进行。受试者由21名40-59岁的以色列中子中风患者组成。所有受试者使用丝带和弹性球进行的强化训练,每周3次,持续6周,每次两套,每次8次重复。在进行两周、四周和六周的锻炼之前,对上位成员的力量和功能进行评估。结果表明,放大练习增加上部成员的力量(p< 001),增加上部成员的功能(p< 001)。综上所述,用丝带和弹性球加强上肢的锻炼有效地增加了上肢在缺位子午线子午线患者的力量和功能。上肢功能功能的紧张性性中风耐心性是一种疾病,伴有原始的weakness交换性。上层社会的弱点在于其权宜。权力是上边缘表演的一个导数。这项研究的目的是确定上边缘强度的强度和功能,利用弹性束和球来增强病变和功能。研究报告采用了从2013年12月到2014年7月的医学康复科哈桑·萨德金综合医院的实验方法。受试者被认为有21名病人与缺血性脑卒中亚婚期为40 - 59年。弹性带和弹性球的强度是由所有参与者完成的,三周,六周。每一种exercise被认为是2种,每组8种重复。强度和上息作用的评估前,经过2周、4周和6周的加强锻炼后,已经完成。继电器显示,高强度的锻炼(p< 0,001)和高水平的功能增加(p<0.001)。结论,上齿的强度与弹性束和弹性球效应增加力量和上边缘功能在缺血性相位性患者。
{"title":"Efektivitas Latihan Penguatan terhadap Kemampuan Fungsional Anggota Gerak Atas pada Pasien Strok Iskemi Fase Subakut","authors":"Cice Tresnasari, Andi Basuki, Irma Ruslina Defi","doi":"10.29313/GMHC.V5I3.2231","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/GMHC.V5I3.2231","url":null,"abstract":"Stroke merupakan suatu penyakit dengan gejala utama kelemahan. Kelemahan anggota gerak atas menyebabkan penurunan kemampuan fungsional anggota gerak atas. Kekuatan adalah salah satu indikator performa fungsional anggota gerak atas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas latihan penguatan anggota gerak atas dengan pita dan bola elastik terhadap peningkatan kekuatan dan kemampuan fungsional anggota gerak atas pada pasien stroke iskemi fase subakut. Rancangan penelitian adalah eksperimental, dilaksanakan di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode Desember 2013-Juli 2014. Subjek terdiri atas 21 pasien stroke iskemi fase subakut berusia 40-59 tahun. Latihan penguatan dengan pita dan bola elastik dilakukan oleh semua subjek, 3 kali seminggu, selama 6 minggu, 2 set setiap latihan, 8 repetisi setiap set. Sebelum, setelah 2 minggu, 4 minggu dan 6 minggu latihan dilakukan penilaian kekuatan dan fungsi anggota gerak atas. Hasil menunjukkan bahwa latihan penguatan meningkatkan kekuatan anggota gerak atas (p<0,001) dan meningkatkan fungsi anggota gerak atas (p<0,001). Simpulan, latihan penguatan anggota gerak atas dengan pita dan bola elastik efektif meningkatkan kekuatan dan fungsi anggota gerak atas pada pasien stroke iskemi fase subakut. THE EFFECTIVENESS OF STRENGTHENING EXERCISES ON UPPER LIMBS FUNCTIONAL ABILITY OF SUBACUTE PHASE ISCHEMIC STROKE PATIENTS Stroke is a disease with the primary symptoms of weakness. The weakness of the upper limbs caused a decrease in functional ability. Strength is one indicator of upper limb functional performance. The purpose of this study was to determine the effectiveness of upper limb strengthening exercises to increase strength and functional ability of upper limbs in patients with subacute phase ischemic stroke using elastic band and balls. The study was conducted using experimental method, performed at the Medical Rehabilitation Division, Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung from December 2013 to July 2014. Subjects consisted of 21 patients with ischemic stroke subacute phase aged 40–59 years. The strengthening exercises with elastic band and elastic ball were done by all subjects, 3 times a week, for 6 weeks. Each exercise consisted of 2 sets with 8 repetition of each set. Assessment of the strength and upper limbs function done before, after 2 weeks, 4 weeks and 6 weeks of strengthening exercises. Results showed that strengthening exercises increases the strength of the upper limbs (p<0.001) and increases the upper limbs function (p<0.001). Conclusions, upper limbs exercise strengthening with elastic band and elastic ball effectively increased the strength and upper limb function in ischemic stroke subacute phase patients.","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"5 1","pages":"182-188"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43625990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
期刊
Global Medical Health Communication
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1