Pub Date : 2019-06-15DOI: 10.23969/infomatek.v21i1.1612
Tjutju T. Dimyati, Dedy Setyo Oetomo
Keputusan Top Manajemen untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 4 juta TPY menjadi 7 Juta TPY menyebabkan perubahan volume bahan baku dan peralatan yang di perlukan untuk mencapai target produksi yang baru. Dukungan ketersediaan bahan baku utama baik dari segi jumlah maupun kualitas merupakan hal yang sangat penting agar aktivitas produksi semen berlangsung sesuai rencana. Selain bahan baku, penyediaan peralatan produksi di departement penambangan juga harus direncanakan agar mampu mengejar target produksi secara efektif dan efisien. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara waktu produksi pada departement raw material preparation, departement clinker burning dan departement finished product dengan waktu produksi di departemen penambangan. Kajian ini dilakukan untuk mendapatkan bahan baku yang diperlukan dengan peningkatan kapasitas produksi tersebut. Selain itu, dilakukan juga perhitungan untuk memperkirakan kebutuhan peralatan tambahan serta biaya yang perlu disediakan. Metode yang digunakan adalah simulasi perhitungan kebutuhan bahan baku dan peralatan dari masing masing proses yang ada di skematik proses pembuatan semen PCC di PT.’X”. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa selisih penambahan limestone adalah 2,960 ton, claystone 2,000 ton, silica 88 ton, dan iron ore adalah 62 ton. Kebutuhan alat penambangan bertambah menjadi hampir dua kali lipat, sedangkan biaya yang diperlukan adalah USD 24,776,786.
{"title":"STRATEGIC PLANNING EKSPANSI KAPASITAS PRODUKSI SEMEN DARI 4 JUTA TPY MENJADI 7 JUTA TPY DI DEPARTEMEN PENAMBANGAN PADA PABRIK SEMEN PT.”X”","authors":"Tjutju T. Dimyati, Dedy Setyo Oetomo","doi":"10.23969/infomatek.v21i1.1612","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/infomatek.v21i1.1612","url":null,"abstract":"Keputusan Top Manajemen untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 4 juta TPY menjadi 7 Juta TPY menyebabkan perubahan volume bahan baku dan peralatan yang di perlukan untuk mencapai target produksi yang baru. Dukungan ketersediaan bahan baku utama baik dari segi jumlah maupun kualitas merupakan hal yang sangat penting agar aktivitas produksi semen berlangsung sesuai rencana. Selain bahan baku, penyediaan peralatan produksi di departement penambangan juga harus direncanakan agar mampu mengejar target produksi secara efektif dan efisien. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara waktu produksi pada departement raw material preparation, departement clinker burning dan departement finished product dengan waktu produksi di departemen penambangan. Kajian ini dilakukan untuk mendapatkan bahan baku yang diperlukan dengan peningkatan kapasitas produksi tersebut. Selain itu, dilakukan juga perhitungan untuk memperkirakan kebutuhan peralatan tambahan serta biaya yang perlu disediakan. Metode yang digunakan adalah simulasi perhitungan kebutuhan bahan baku dan peralatan dari masing masing proses yang ada di skematik proses pembuatan semen PCC di PT.’X”. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa selisih penambahan limestone adalah 2,960 ton, claystone 2,000 ton, silica 88 ton, dan iron ore adalah 62 ton. Kebutuhan alat penambangan bertambah menjadi hampir dua kali lipat, sedangkan biaya yang diperlukan adalah USD 24,776,786.","PeriodicalId":31579,"journal":{"name":"Infomatek Jurnal Informatika Manajemen dan Teknologi","volume":"70 17","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72445310","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-15DOI: 10.23969/infomatek.v21i1.1611
Hermita Dyah Puspita, Ginanjar Abda’u
STU merupakan perusahaan pembuatan produk yang berbahan dasar logam. Kondisi tata letak saat ini pada lantai produksi perusahaan belum sesuai dengan aliran bahan, sehingga mengakibatkan terjadinya arus bolak-balik dan gerakan menyilang. Dengan adanya arus bolak-balik tersebut mengakibatkan jarak yang ditempuh selama proses produksi menjadi jauh, sebesar 125.424,8 meter dengan OMH (Ongkos Material Handling) sebesar Rp 104.851.262 pada periode Februari 2017 – Maret 2018. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan perancangan ulang tata letak awal yang disesuaikan dengan aliran bahan dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) ditambah dengan modifikasi berdasarkan batasan yang terdapat pada lantai produksi. Dari hasil perancangan terdapat 3 alternatif usulan tata letak yang terbentuk. Ketiga alternatif tersebut kemudian dievaluasi berdasarkan total jarak tempuh dan ongkos material handling. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa alternatif ke-3 memiliki total jarak tempuh dan OMH lebih kecil, sehingga alternatif ke-3 dipilih sebagai tata letak usulan. Hasil tata letak usulan ini memiliki aliran bahan yang lebih baik karena jarak tempuh yang diakibatkan oleh arus bolak-balik (back tracking) menjadi lebih pendek dan gerakan menyilang berkurang sebesar 58,82%. Selain itu, total jarak tempuh yang terjadi pada tata letak usulan 43,05% lebih kecil, dan OMH 30,97% lebih kecil dibandingkan dengan tata letak awal.
{"title":"PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA PT. STU DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA","authors":"Hermita Dyah Puspita, Ginanjar Abda’u","doi":"10.23969/infomatek.v21i1.1611","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/infomatek.v21i1.1611","url":null,"abstract":"STU merupakan perusahaan pembuatan produk yang berbahan dasar logam. Kondisi tata letak saat ini pada lantai produksi perusahaan belum sesuai dengan aliran bahan, sehingga mengakibatkan terjadinya arus bolak-balik dan gerakan menyilang. Dengan adanya arus bolak-balik tersebut mengakibatkan jarak yang ditempuh selama proses produksi menjadi jauh, sebesar 125.424,8 meter dengan OMH (Ongkos Material Handling) sebesar Rp 104.851.262 pada periode Februari 2017 – Maret 2018. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan perancangan ulang tata letak awal yang disesuaikan dengan aliran bahan dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) ditambah dengan modifikasi berdasarkan batasan yang terdapat pada lantai produksi. Dari hasil perancangan terdapat 3 alternatif usulan tata letak yang terbentuk. Ketiga alternatif tersebut kemudian dievaluasi berdasarkan total jarak tempuh dan ongkos material handling. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa alternatif ke-3 memiliki total jarak tempuh dan OMH lebih kecil, sehingga alternatif ke-3 dipilih sebagai tata letak usulan. Hasil tata letak usulan ini memiliki aliran bahan yang lebih baik karena jarak tempuh yang diakibatkan oleh arus bolak-balik (back tracking) menjadi lebih pendek dan gerakan menyilang berkurang sebesar 58,82%. Selain itu, total jarak tempuh yang terjadi pada tata letak usulan 43,05% lebih kecil, dan OMH 30,97% lebih kecil dibandingkan dengan tata letak awal.","PeriodicalId":31579,"journal":{"name":"Infomatek Jurnal Informatika Manajemen dan Teknologi","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83105713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-15DOI: 10.23969/infomatek.v21i1.1614
Lili Mulyatna, Y. Yustiani, Ahmad Sidik
Salah satu sumber pencemaran udara di kota besar adalah emisi gas buang yang berasal dari kendaraan. Untuk mengurangi emisi gas buang tersebut, alternatif yang sering digunakan adalah ionizer bahan bakar minyak (BBM) yang pada prinsipnya dapat meningkatkan pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan ionizer BBM tersebut untuk mengurangi emisi gas karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) dari proses pembakaran BBM jenis Premium, Pertalite dan Pertamax. Alat yang digunakan untuk mengukur emisi gas buang adalah exhaust gas analyzer, sedangkan kendaraan bermotor yang digunakan adalah mobil dengan sistem karburator. Hasil pengukuran emisi CO dan HC tersebut kemudian diolah untuk mengetahui tingkat efektivitas ionizer BBM. Hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa ionizer BBM memiliki efisiensi penurunan emisi yang berbeda-beda untuk tiap jenis bahan bakar. Penurunan emisi gas CO paling tinggi terjadi pada bahan bakar pertamax sebesar 0,31%, sedangkan penurunan emisi gas HC mencapai sebesar 347,66 ppm. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa efektifitas ionizer BBM dalam mengurangi emisi CO dan HC relatif rendah.
{"title":"UJI EFEKTIVITAS IONIZER BBM TERHADAP PENURUNAN EMISI GAS KARBON MONOKSIDA DAN HIDROKARBON PADA MOBIL DENGAN SISTEM KARBURATOR","authors":"Lili Mulyatna, Y. Yustiani, Ahmad Sidik","doi":"10.23969/infomatek.v21i1.1614","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/infomatek.v21i1.1614","url":null,"abstract":"Salah satu sumber pencemaran udara di kota besar adalah emisi gas buang yang berasal dari kendaraan. Untuk mengurangi emisi gas buang tersebut, alternatif yang sering digunakan adalah ionizer bahan bakar minyak (BBM) yang pada prinsipnya dapat meningkatkan pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan ionizer BBM tersebut untuk mengurangi emisi gas karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) dari proses pembakaran BBM jenis Premium, Pertalite dan Pertamax. Alat yang digunakan untuk mengukur emisi gas buang adalah exhaust gas analyzer, sedangkan kendaraan bermotor yang digunakan adalah mobil dengan sistem karburator. Hasil pengukuran emisi CO dan HC tersebut kemudian diolah untuk mengetahui tingkat efektivitas ionizer BBM. Hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa ionizer BBM memiliki efisiensi penurunan emisi yang berbeda-beda untuk tiap jenis bahan bakar. Penurunan emisi gas CO paling tinggi terjadi pada bahan bakar pertamax sebesar 0,31%, sedangkan penurunan emisi gas HC mencapai sebesar 347,66 ppm. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa efektifitas ionizer BBM dalam mengurangi emisi CO dan HC relatif rendah.","PeriodicalId":31579,"journal":{"name":"Infomatek Jurnal Informatika Manajemen dan Teknologi","volume":"55 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76711883","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-15DOI: 10.23969/infomatek.v21i1.1613
Y. Yustiani, Dwi Antono Sigalingging, Herdian Fitranandia, Novia Indriyani Supendi
Penjualan makanan di pinggir jalan banyak ditemui di daerah sekitar perkantoran dan area pendidikan. Masyarakat memilih membeli makanan dari penjualan di pinggir jalan dengan alasan harga yang murah dan kemudahan dalam mendapatkannya. Namun kondisi lingkungan yang buruk dapat mengkotaminasi makanan tersebut dengan bakteri penyebab penyakit. Salah satu mikroorganisme yang berpotensi mengkotaminasi makanan adalah Escherichia coli. Bakteri tersebut dapat mengakibatkan penyakit pada sistem pencernaan. Kajian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan Escherichia coli dan coliform pada makanan yang dijual di pinggir jalan pada daerah pendidikan sekitar Jalan Setibabudhi, Kota Bandung. Sampel makanan yang dipilih untuk diuji adalah bakso, buah jambu dan tahu. Uji yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi Teknik Lingkungan meliputi uji pendugaan melihat reaksi gas dan asam yang ditimbulkan serta uji penegasan untuk mengidentifikasi keberadaan jenis mikroorganisme yang terkandung dalam sampel makanan tersebut. Uji laboratorium menunjukkan bahwa seluruh jenis sampel, baik bakso, buah jambu maupun tahu teridentifikasi bakteri Escherichia coli. Tingkat kontaminasi yang paling tinggi diperlihatkan oleh tahu. Berdasarkan hasil tersebut, maka direkomendasikan agar higienitas penjual makanan di pinggir jalan ditingkatkan baik dari alat yang digunakan maupun lingkungan penjualan. Isolasi yang baik dapat diterapkan untuk makanan agar tidak terkontaminasi dengan pencemar yang terdapat pada lingkungan. Selain itu, direkomendasikan juga agar konsumen dapat melakukan pemrosesan tambahan sebelum mengkonsumsi makanan tersebut.
{"title":"KAJIAN MENGENAI KONTAMINASI MIKROORGANISME PADA MAKANAN YANG DIJUAL DI PINGGIR JALAN","authors":"Y. Yustiani, Dwi Antono Sigalingging, Herdian Fitranandia, Novia Indriyani Supendi","doi":"10.23969/infomatek.v21i1.1613","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/infomatek.v21i1.1613","url":null,"abstract":"Penjualan makanan di pinggir jalan banyak ditemui di daerah sekitar perkantoran dan area pendidikan. Masyarakat memilih membeli makanan dari penjualan di pinggir jalan dengan alasan harga yang murah dan kemudahan dalam mendapatkannya. Namun kondisi lingkungan yang buruk dapat mengkotaminasi makanan tersebut dengan bakteri penyebab penyakit. Salah satu mikroorganisme yang berpotensi mengkotaminasi makanan adalah Escherichia coli. Bakteri tersebut dapat mengakibatkan penyakit pada sistem pencernaan. Kajian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan Escherichia coli dan coliform pada makanan yang dijual di pinggir jalan pada daerah pendidikan sekitar Jalan Setibabudhi, Kota Bandung. Sampel makanan yang dipilih untuk diuji adalah bakso, buah jambu dan tahu. Uji yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi Teknik Lingkungan meliputi uji pendugaan melihat reaksi gas dan asam yang ditimbulkan serta uji penegasan untuk mengidentifikasi keberadaan jenis mikroorganisme yang terkandung dalam sampel makanan tersebut. Uji laboratorium menunjukkan bahwa seluruh jenis sampel, baik bakso, buah jambu maupun tahu teridentifikasi bakteri Escherichia coli. Tingkat kontaminasi yang paling tinggi diperlihatkan oleh tahu. Berdasarkan hasil tersebut, maka direkomendasikan agar higienitas penjual makanan di pinggir jalan ditingkatkan baik dari alat yang digunakan maupun lingkungan penjualan. Isolasi yang baik dapat diterapkan untuk makanan agar tidak terkontaminasi dengan pencemar yang terdapat pada lingkungan. Selain itu, direkomendasikan juga agar konsumen dapat melakukan pemrosesan tambahan sebelum mengkonsumsi makanan tersebut.","PeriodicalId":31579,"journal":{"name":"Infomatek Jurnal Informatika Manajemen dan Teknologi","volume":"112 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88150058","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-01DOI: 10.23969/infomatek.v21i1.1609
Fahmi Choirunsyah
Universitas Pasundan merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta terkemuka yang ada di Jawa Barat. Sebagai universitas yang terus melakukan perbaikan dalam kinerjanya, Universitas Pasundan harus dapat menjawab tantangan zaman dari mulai peningkatan infrastruktur, kinerja dosen, sampai kepada tenaga kependidikan sebagai ujung tombak pelayanan yang dilakukan kepada mahasiswa, dosen dan sesama karyawan. Tenaga kependidikan dituntut dengan cepat beradaptasi dan belajar mengenai kemampuan teknis dalam berbagai bidang yang ada dilingkungan Universitas. Untuk mengatasi masalah unversitas secara keseluruhan, mulai dari tuntutan adaptasi terhadap pekerjaan yang ada sehingga terbentuk proses pelayanan yang baik dan cepat, perlu adanya suatu sistem yang dapat mengelola dan mendistribusikan pengetahuan kepada karyawan agar pengetahuan yang ada pada karyawan senior (pakar) dapat dimiliki oleh karyawan yang baru serta meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pekerjaan yang selalu berulang. Penelitian ini berfokus kepada Perancangan Sistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management System) untuk tenaga kependidikan di perguruan tinggi studi kasus pada Universitas Pasundan dalam upaya menjawab tantangan jaman dan keunggulan bersaing. Penelitian ini menggunakan Work System Framework, Knowledge Taxonomies, dan 6 Langkah dari The 10-Step Knowledge Management Roadmap. Hasil akhir adalah blueprint berupa prototype KMS untuk mengelola KM di Universitas Pasundan.
{"title":"PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA TENAGA KEPENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI","authors":"Fahmi Choirunsyah","doi":"10.23969/infomatek.v21i1.1609","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/infomatek.v21i1.1609","url":null,"abstract":"Universitas Pasundan merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta terkemuka yang ada di Jawa Barat. Sebagai universitas yang terus melakukan perbaikan dalam kinerjanya, Universitas Pasundan harus dapat menjawab tantangan zaman dari mulai peningkatan infrastruktur, kinerja dosen, sampai kepada tenaga kependidikan sebagai ujung tombak pelayanan yang dilakukan kepada mahasiswa, dosen dan sesama karyawan. Tenaga kependidikan dituntut dengan cepat beradaptasi dan belajar mengenai kemampuan teknis dalam berbagai bidang yang ada dilingkungan Universitas. Untuk mengatasi masalah unversitas secara keseluruhan, mulai dari tuntutan adaptasi terhadap pekerjaan yang ada sehingga terbentuk proses pelayanan yang baik dan cepat, perlu adanya suatu sistem yang dapat mengelola dan mendistribusikan pengetahuan kepada karyawan agar pengetahuan yang ada pada karyawan senior (pakar) dapat dimiliki oleh karyawan yang baru serta meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pekerjaan yang selalu berulang. Penelitian ini berfokus kepada Perancangan Sistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management System) untuk tenaga kependidikan di perguruan tinggi studi kasus pada Universitas Pasundan dalam upaya menjawab tantangan jaman dan keunggulan bersaing. Penelitian ini menggunakan Work System Framework, Knowledge Taxonomies, dan 6 Langkah dari The 10-Step Knowledge Management Roadmap. Hasil akhir adalah blueprint berupa prototype KMS untuk mengelola KM di Universitas Pasundan.","PeriodicalId":31579,"journal":{"name":"Infomatek Jurnal Informatika Manajemen dan Teknologi","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78461531","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-23DOI: 10.23969/infomatek.v20i2.1211
Anton Sutopo, Ds Anni Rochaeni, D. A. W. Hasbiah
Laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan meningkatnya konsumsi masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada bertambahnya jumlah timbulan sampah yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesediaan membayar WTP (Willingness to Pay), kesediaan menerima ganti rugi WTA (Willingness to Accept), dan nilai ekonomi dari keberadaan TPS dengan studi kasus Tempat Panampungan Sementara (TPS) Ciwastra Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode contingent valuation methode (CVM) dengan sistem open ended question dan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai kesediaan membayar yang diberikan oleh masyarakat. Biaya retribusi pengelolaan sampah TPS Ciwastra adalah sebesar Rp 3.000,-/KK/bulan. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai rata-rata WTP responden sebesar Rp 7.455,-/KK/bulan, nilai total WTP responden sebesar Rp 30.240.100,-/bulan dan nilai R2 WTP sebesar 72,3%. Hasil perhitungan nilai WTP menunjukkan bahwa responden mampu untuk membayar lebih besar daripada biaya retribusi yang ditetapkan. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya perbaikan pengelolaan persampahan di TPS Ciwastra. Nilai rata-rata WTA responden sebesar Rp 718.500,-/KK/bulan, nilai total WTA responden sebesar 2.918.190.000,-/bulan dan nilai R2 WTA sebesar 94,94%. Hasil dari perhitungan nilai ekonomi dari keberadaan TPS Ciwastra berdasarkan metode CVM sebesar Rp 940.129.300,-. Berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh fungsi persamaan yaitu Ŷ = 46,5 - 0,028 X1 – 0,190 X2 + 0,092 X3. Dari hasil regresi didapatkan nilai koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 2,5%.
{"title":"ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) DAN KESEDIAAN UNTUK MENERIMA KOMPENSASI (WILLINGNESS TO ACCEPT) DARI KEBERADAAN TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA CIWASTRA DENGAN CONTINGENT VALUATION METHOD","authors":"Anton Sutopo, Ds Anni Rochaeni, D. A. W. Hasbiah","doi":"10.23969/infomatek.v20i2.1211","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/infomatek.v20i2.1211","url":null,"abstract":"Laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan meningkatnya konsumsi masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada bertambahnya jumlah timbulan sampah yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesediaan membayar WTP (Willingness to Pay), kesediaan menerima ganti rugi WTA (Willingness to Accept), dan nilai ekonomi dari keberadaan TPS dengan studi kasus Tempat Panampungan Sementara (TPS) Ciwastra Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode contingent valuation methode (CVM) dengan sistem open ended question dan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai kesediaan membayar yang diberikan oleh masyarakat. Biaya retribusi pengelolaan sampah TPS Ciwastra adalah sebesar Rp 3.000,-/KK/bulan. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai rata-rata WTP responden sebesar Rp 7.455,-/KK/bulan, nilai total WTP responden sebesar Rp 30.240.100,-/bulan dan nilai R2 WTP sebesar 72,3%. Hasil perhitungan nilai WTP menunjukkan bahwa responden mampu untuk membayar lebih besar daripada biaya retribusi yang ditetapkan. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya perbaikan pengelolaan persampahan di TPS Ciwastra. Nilai rata-rata WTA responden sebesar Rp 718.500,-/KK/bulan, nilai total WTA responden sebesar 2.918.190.000,-/bulan dan nilai R2 WTA sebesar 94,94%. Hasil dari perhitungan nilai ekonomi dari keberadaan TPS Ciwastra berdasarkan metode CVM sebesar Rp 940.129.300,-. Berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh fungsi persamaan yaitu Ŷ = 46,5 - 0,028 X1 – 0,190 X2 + 0,092 X3. Dari hasil regresi didapatkan nilai koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 2,5%.","PeriodicalId":31579,"journal":{"name":"Infomatek Jurnal Informatika Manajemen dan Teknologi","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77591096","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-23DOI: 10.23969/INFOMATEK.V20I2.1212
Hermita Dyah Puspita, Anisa Septiani
Keberhasilan kerja manusia dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : faktor individual dan faktor situasional. Faktor individual adalah faktor yang sudah melekat dan sudah ada pada diri masing-masing pekerja dimana hal ini tidak bisa diubah, salah satu contohnya adalah ukuran anthropometri individu pekerja. Sedangkan faktor situasional justru merupakan faktor yang dapat diubah dan dapat diatur. Faktor lingkungan dimana individu bekerja merupakan faktor situasional, seperti: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, getaran mekanik, warna, bau-bauan dan pencahayaan. Lingkungan kerja dikatakan baik jika pekerja dapat melakukan pekerjaan secara optimal, sehat dan aman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat mempengaruhi performansi pekerja dalam bekerja dimana dalam jangka panjang hal tersebut akan menyebabkan penurunan produktifitas kerja. Oleh karena itu lingkungan kerja harus dibuat dan atau dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi kondusif bagi pekerja untuk melakukan pekerjaannya dengan nyaman dan aman. Dari penelitian ini didapatkan ukuran anthropometri yang ideal untuk pekerja perakitan otoped yang menghasilkan performansi kerja yang optimal adalah persentile ke-80 dan juga diketahui temperatur 20°C - 30°C masih merupakan temperatur yang nyaman buat pekerja perakitan otoped, kebisingan 50 dB- 85 dB juga masih merupakan kebisingan yang nyaman buat pekerja perakitan otoped dan pencahayaan yang nyaman bagi pekerja perakitan otoped yang dapat menghasilkan produktifitas kerja yang baik adalah pada 150 lux.
{"title":"PENGARUH ANTHROPOMETRI DAN LINGKUNGAN FISIK KERJA PADA KECEPATAN WAKTU PERAKITAN OTOPED","authors":"Hermita Dyah Puspita, Anisa Septiani","doi":"10.23969/INFOMATEK.V20I2.1212","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/INFOMATEK.V20I2.1212","url":null,"abstract":"Keberhasilan kerja manusia dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : faktor individual dan faktor situasional. Faktor individual adalah faktor yang sudah melekat dan sudah ada pada diri masing-masing pekerja dimana hal ini tidak bisa diubah, salah satu contohnya adalah ukuran anthropometri individu pekerja. Sedangkan faktor situasional justru merupakan faktor yang dapat diubah dan dapat diatur. Faktor lingkungan dimana individu bekerja merupakan faktor situasional, seperti: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, getaran mekanik, warna, bau-bauan dan pencahayaan. Lingkungan kerja dikatakan baik jika pekerja dapat melakukan pekerjaan secara optimal, sehat dan aman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat mempengaruhi performansi pekerja dalam bekerja dimana dalam jangka panjang hal tersebut akan menyebabkan penurunan produktifitas kerja. Oleh karena itu lingkungan kerja harus dibuat dan atau dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi kondusif bagi pekerja untuk melakukan pekerjaannya dengan nyaman dan aman. Dari penelitian ini didapatkan ukuran anthropometri yang ideal untuk pekerja perakitan otoped yang menghasilkan performansi kerja yang optimal adalah persentile ke-80 dan juga diketahui temperatur 20°C - 30°C masih merupakan temperatur yang nyaman buat pekerja perakitan otoped, kebisingan 50 dB- 85 dB juga masih merupakan kebisingan yang nyaman buat pekerja perakitan otoped dan pencahayaan yang nyaman bagi pekerja perakitan otoped yang dapat menghasilkan produktifitas kerja yang baik adalah pada 150 lux.","PeriodicalId":31579,"journal":{"name":"Infomatek Jurnal Informatika Manajemen dan Teknologi","volume":"39 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75858015","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-23DOI: 10.23969/INFOMATEK.V20I2.1207
Budi Heri Pirngadi, Furi Sari Nurwulandari
: Tingkat cakupan pelayanan air minum perpipaan di Indonesia yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum (PDAM) pada tahun 2016 secara rata-rata masih pada kisaran 40%. Angka ini masih jauh dibawah target pelayanan air minum perpipaan sebesar 60% di tahun 2019. Diperlukan upaya intensif untuk dapat mencapai target tersebut. Berdasarkan analisis statistik apabila PDAM ingin meningkatkan cakupan pelayanan, maka perlu dilakukan perbaikan pada variabel-variabel internal PDAM, yaitu; rasio operasi, efisiensi produksi, kualitas air minum, tingkat kehilangan air, konsumsi air pelanggan dan rasio pegawai/1000 pelanggan. Upaya perbaikan akan mendapatkan hasil yang berarti jika dilakukan secara simultan karena apabila perbaikan secara parsial hasil yang didapatkan tidak terlalu berarti.
{"title":"ANALISIS STATISTIK VARIABEL INTERNAL PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI INDONESIA YANG BERPENGARUH PADA PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN","authors":"Budi Heri Pirngadi, Furi Sari Nurwulandari","doi":"10.23969/INFOMATEK.V20I2.1207","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/INFOMATEK.V20I2.1207","url":null,"abstract":": Tingkat cakupan pelayanan air minum perpipaan di Indonesia yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum (PDAM) pada tahun 2016 secara rata-rata masih pada kisaran 40%. Angka ini masih jauh dibawah target pelayanan air minum perpipaan sebesar 60% di tahun 2019. Diperlukan upaya intensif untuk dapat mencapai target tersebut. Berdasarkan analisis statistik apabila PDAM ingin meningkatkan cakupan pelayanan, maka perlu dilakukan perbaikan pada variabel-variabel internal PDAM, yaitu; rasio operasi, efisiensi produksi, kualitas air minum, tingkat kehilangan air, konsumsi air pelanggan dan rasio pegawai/1000 pelanggan. Upaya perbaikan akan mendapatkan hasil yang berarti jika dilakukan secara simultan karena apabila perbaikan secara parsial hasil yang didapatkan tidak terlalu berarti.","PeriodicalId":31579,"journal":{"name":"Infomatek Jurnal Informatika Manajemen dan Teknologi","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85287603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-23DOI: 10.23969/INFOMATEK.V20I2.1208
Abas Sunarya, I. Dewanto, Samuel David Tiwa
Permasalahan penjualan dengan sepenuhnya menggunakan IT adalah sulit sepenuhnya untuk menentukan perencanaan pasokan dan penjualan PT. Sinkhokki belum lagi yang menyangkut peraturan dan kendala yang menyangkut aspek UU ITE, tujuan penelitian ini adalah melakukan rekayasa IDM (Independent Data Mart) dengan sinkronisasi antara basis data departemen penjualan dan departemen gudang dari PT. Sinkhokki sehingga menjadi sebuah independent data mart. Sinkronisasi dilakukan melalui proses ETL (Extracts, Transformations dan Loading). Analisis data mart Kimball, pengembangan sistem Agile. Tools yang digunakan Xamp dengan peralatan Apache, PHP, dan MySql, serta pengembangan dashboard. Keluaran Independent Data Mart ini datanya dapat digunakan bagian gudang dan bagian penjualan yang datanya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan strategis dan bisnis gudang dan penjualan. Tindak lanjut penelitian dapat memprediksi penjualan yang akan datang, sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen PT. Sinkhokki.
{"title":"IMPLEMENTASI DATA MART PENJUALAN PADA PT. SINKHOKKI","authors":"Abas Sunarya, I. Dewanto, Samuel David Tiwa","doi":"10.23969/INFOMATEK.V20I2.1208","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/INFOMATEK.V20I2.1208","url":null,"abstract":"Permasalahan penjualan dengan sepenuhnya menggunakan IT adalah sulit sepenuhnya untuk menentukan perencanaan pasokan dan penjualan PT. Sinkhokki belum lagi yang menyangkut peraturan dan kendala yang menyangkut aspek UU ITE, tujuan penelitian ini adalah melakukan rekayasa IDM (Independent Data Mart) dengan sinkronisasi antara basis data departemen penjualan dan departemen gudang dari PT. Sinkhokki sehingga menjadi sebuah independent data mart. Sinkronisasi dilakukan melalui proses ETL (Extracts, Transformations dan Loading). Analisis data mart Kimball, pengembangan sistem Agile. Tools yang digunakan Xamp dengan peralatan Apache, PHP, dan MySql, serta pengembangan dashboard. Keluaran Independent Data Mart ini datanya dapat digunakan bagian gudang dan bagian penjualan yang datanya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan strategis dan bisnis gudang dan penjualan. Tindak lanjut penelitian dapat memprediksi penjualan yang akan datang, sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen PT. Sinkhokki.","PeriodicalId":31579,"journal":{"name":"Infomatek Jurnal Informatika Manajemen dan Teknologi","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81553329","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-23DOI: 10.23969/INFOMATEK.V20I2.1210
A. Santosa, I. Nugraha
HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR yang digunakan pada system Pembangkit Listrik Tenaga Gas uap di suatu pembangkit listrik mengalami masalah yang sama setelah beroprasi dalam jangka waktu tertentu. Pipa-pipa LP evaporator selalu mengalami kebocoran di lokasi yang sama dan kejadiannya selalu berulang-ulang walaupun sudah dilakukan perbaikan pada lokasi kebocoran tersebut. Pipa-pipa tersebut berfungsi untuk menyerap panas dari gas panas untuk memproduksi uap yang kemudian disalurkan ke system turbin uap. Lama kelamaan pipa-pipa tersebut mengalami penumpukan kotoran sehingga menutupi bagian permukaannya yang mengakibatkan laju perpindahan panas tidak optimal kotoran yang menempel pada pipa tersebut cenderung lebih banyak di sisi sebelah barat dari HRSG dibandingkan dengan sebelah timur, keadaan tersebut hampir terjadi di semua unit HRSG di perusahaan pembangkit yang ditinjau. Analisa aliran dilakukan untuk mengetahui kondisi laju alirangas panas di dalam HRSG. HRSG dimodelkan dalam bentuk gambar SolidWork dengan skala 1:1 kemudian disimulasikan menggunakan Software Computational fluid dynamic (CFD). Dari hasil analisis CFD terjadi ketidakseragaman aliran gas panas pada HRSG antara sisi sebelah timur dan sebelah barat, aliran sebelah timur cenderung lebih cepat dibanding sebelah barat sehingga terjadi penumpukan kotoran pada bagian sebelah barat. Hasil pengukuran juga menunjukan adanya ketidakseragaman kecepatan aliran antara sisi sebelah barat dan sisi sebelah timur. Hasil sebanding antara proses pengukuran dan simulasi menunjukan kecepatan hasil analisis yang baik. Rekomendasi yang lainnya supaya menjaga fleksibilitas pipa-pipa header untuk mengantisipasi terjadinya ekspansi termal yang bisa mengakibatkan kebocoran pada pipa tersebut.
{"title":"ANALISIS KEBOCORAN BELOKAN PIPA EVAPORATOR PADA HRSG AKIBAT BEBAN TERMAL","authors":"A. Santosa, I. Nugraha","doi":"10.23969/INFOMATEK.V20I2.1210","DOIUrl":"https://doi.org/10.23969/INFOMATEK.V20I2.1210","url":null,"abstract":"HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR yang digunakan pada system Pembangkit Listrik Tenaga Gas uap di suatu pembangkit listrik mengalami masalah yang sama setelah beroprasi dalam jangka waktu tertentu. Pipa-pipa LP evaporator selalu mengalami kebocoran di lokasi yang sama dan kejadiannya selalu berulang-ulang walaupun sudah dilakukan perbaikan pada lokasi kebocoran tersebut. Pipa-pipa tersebut berfungsi untuk menyerap panas dari gas panas untuk memproduksi uap yang kemudian disalurkan ke system turbin uap. Lama kelamaan pipa-pipa tersebut mengalami penumpukan kotoran sehingga menutupi bagian permukaannya yang mengakibatkan laju perpindahan panas tidak optimal kotoran yang menempel pada pipa tersebut cenderung lebih banyak di sisi sebelah barat dari HRSG dibandingkan dengan sebelah timur, keadaan tersebut hampir terjadi di semua unit HRSG di perusahaan pembangkit yang ditinjau. Analisa aliran dilakukan untuk mengetahui kondisi laju alirangas panas di dalam HRSG. HRSG dimodelkan dalam bentuk gambar SolidWork dengan skala 1:1 kemudian disimulasikan menggunakan Software Computational fluid dynamic (CFD). Dari hasil analisis CFD terjadi ketidakseragaman aliran gas panas pada HRSG antara sisi sebelah timur dan sebelah barat, aliran sebelah timur cenderung lebih cepat dibanding sebelah barat sehingga terjadi penumpukan kotoran pada bagian sebelah barat. Hasil pengukuran juga menunjukan adanya ketidakseragaman kecepatan aliran antara sisi sebelah barat dan sisi sebelah timur. Hasil sebanding antara proses pengukuran dan simulasi menunjukan kecepatan hasil analisis yang baik. Rekomendasi yang lainnya supaya menjaga fleksibilitas pipa-pipa header untuk mengantisipasi terjadinya ekspansi termal yang bisa mengakibatkan kebocoran pada pipa tersebut.","PeriodicalId":31579,"journal":{"name":"Infomatek Jurnal Informatika Manajemen dan Teknologi","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86209977","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}