首页 > 最新文献

Kapata Arkeologi最新文献

英文 中文
A Study of the Toponyms of Natural Topography in Siak, Riau Province 廖内省锡亚克自然地形地名研究
Pub Date : 2022-02-04 DOI: 10.24832/kapata.v17i1.43-54
I. Yance
Toponimi bentangan alam wilayah Kabupaten Siak, Provinsi Riau sebagai bekas pusat kerajaan Melayu di Riau sangat menarik karena sangat konkret menggambarkan lanskap lingkungannya. Kekonkretan toponimi itu dapat dilihat dalam relasinya dengan manusia, sejarah, geografis, bahkan budaya. Penelitian ini difokuskan pada toponimi rupabumi alami, antara lain perbukitan, tasik, selat, tanjung, dan sungai di Kabupaten dengan tinjauan linguistik antropologis. Aspek yang diteliti mencakup bentuk dan aspek geografis toponimi, fungsinya, dan sistem kognisi orang Melayu Siak yang tecermin di dalamnya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Dari analisis data, toponimi alami di Kabupaten Siak dinamai dengan bahasa Melayu Riau. Bentuk leksikonnya berupa kata kompleks atau frasa yang selalu diawali dengan nama generik. Pada umumnya, toponimi dilatarbelakangi oleh aspek fisikal. Tidak banyak toponimi yang dilatarbelakangi oleh aspek sosial, kultural, atau oleh aspek fisik-sosial. Toponimi tersebut berfungsi untuk menandai, menjadi identitas formal, mendeskripsikan, dan sebagai pengingat latar belakang sejarah dan/atau sosial budaya suatu bentang alam. Makna leksikonnya mengungkapkan keeratan hubungan masyarakat Melayu Siak dengan lingkungannya. Toponimi alami di Kabupaten Siak mencerminkan kognisi orang Melayu Siak terkait dengan lingkungannya, baik fisik, sosial, maupun kultural dalam hal proses memanfaatkan, menghubungkan, konsep asimilasi, konsep akomodasi, konsep empirik, dan kreativitas. The toponyms of the landscape in Siak Regency as a former center of the Malay Kingdom in Riau is very significant in illustrating the landscape of its environment. The significance of toponym can be seen in its relation to humans, history, geography, and even culture. This research focuses on the natural topographical toponyms, including hills, lakes, straits, capes, and rivers in Siak Regency, Riau Province with anthropological linguistic reviews. This research was conducted with a qualitative approach and descriptive method. From the data analysis, the natural toponyms in Siak Regency are named after Riau Malay language. The lexicon is a compound word or phrase that always starts with a generic name. In general, physical aspects have underlain the toponyms. There are not many toponyms underlain by social, cultural, or physical-social aspects. The toponyms serve to mark, become an identity (formal), describe, and as a reminder of the historical or socio-cultural background of a landscape. The meaning of the lexicon reveals the closeness of the relationship between Siak Malay community and its environment. The natural toponyms in Siak Regency reflect the cognition of Siak Malays related to their environment, both physical, social, and cultural environments, in terms of utilizing and connecting processes, assimilation concept, accommodation concept, empirical concept, and creativity.
廖内曾是马来人王国的中心的泽克省Toponimi地区非常吸引人,因为它生动地描绘了周围的环境。toponimi的一致性可以在它与人类、历史、地理甚至文化的关系中看到。这项研究的重点是自然的toponimi rupabumi,包括丘陵、tasik、海峡、海角和该地区的河流,这些地区具有人类学的语言学评价。研究的领域包括东波尼米的形状和地理方面、其功能以及马来人认知系统。本研究采用定性方法和描述性方法。根据数据分析,Siak区的天然toponimi是用马来语命名的。这是一个复数单词或短语的词汇形式,通常以通用名称开头。通常情况下,toponimi是在物理方面落后的。很少有新的toponimi是由社会、文化或社会物理方面所主导的。Toponimi的功能是标记、成为正式身份、描述和提醒一个自然景观的历史和/或社会文化背景。它的词汇意义揭示了马来语与环境之间的友好关系。Siak区的天然Toponimi反映了马来族在物理、社会和文化环境方面的认知,即在利用、连接、物理、社会和文化方面的实践实践、创造力的概念。里奥的马来人王国的基石在描述其环境时非常重要。toponym的意义可以在它与人类、历史、地理和文化的关系中看到。这是一项关于自然地形toponyms、包括山麓、湖区、海峡、海角和河流的研究。这项研究是基于一种合理的同意和解释方法进行的。从数据分析来看,天然的黄疸是经过廖内马达加斯加语的名字。词汇是一个组合词,或者短语,总是伴随着一个普通的名字开始。一般来说,医生asts都了解toponyms。社会、文化或生理助理所没有多少共生体。toponyms服务于mark,成为历史或社会文化背景的提醒。词汇的意义揭示了马来社区及其环境之间关系的亲密关系。流动环境的自然toponyms与环境、物理、社会和文化环境的结合,在消耗和连接的过程中,在消耗和连接的过程中,在消耗和连接的过程中,在辅助概念、辅助概念、经验概念和创造力方面都有关系。
{"title":"A Study of the Toponyms of Natural Topography in Siak, Riau Province","authors":"I. Yance","doi":"10.24832/kapata.v17i1.43-54","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i1.43-54","url":null,"abstract":"Toponimi bentangan alam wilayah Kabupaten Siak, Provinsi Riau sebagai bekas pusat kerajaan Melayu di Riau sangat menarik karena sangat konkret menggambarkan lanskap lingkungannya. Kekonkretan toponimi itu dapat dilihat dalam relasinya dengan manusia, sejarah, geografis, bahkan budaya. Penelitian ini difokuskan pada toponimi rupabumi alami, antara lain perbukitan, tasik, selat, tanjung, dan sungai di Kabupaten dengan tinjauan linguistik antropologis. Aspek yang diteliti mencakup bentuk dan aspek geografis toponimi, fungsinya, dan sistem kognisi orang Melayu Siak yang tecermin di dalamnya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Dari analisis data, toponimi alami di Kabupaten Siak dinamai dengan bahasa Melayu Riau. Bentuk leksikonnya berupa kata kompleks atau frasa yang selalu diawali dengan nama generik. Pada umumnya, toponimi dilatarbelakangi oleh aspek fisikal. Tidak banyak toponimi yang dilatarbelakangi oleh aspek sosial, kultural, atau oleh aspek fisik-sosial. Toponimi tersebut berfungsi untuk menandai, menjadi identitas formal, mendeskripsikan, dan sebagai pengingat latar belakang sejarah dan/atau sosial budaya suatu bentang alam. Makna leksikonnya mengungkapkan keeratan hubungan masyarakat Melayu Siak dengan lingkungannya. Toponimi alami di Kabupaten Siak mencerminkan kognisi orang Melayu Siak terkait dengan lingkungannya, baik fisik, sosial, maupun kultural dalam hal proses memanfaatkan, menghubungkan, konsep asimilasi, konsep akomodasi, konsep empirik, dan kreativitas. \u0000The toponyms of the landscape in Siak Regency as a former center of the Malay Kingdom in Riau is very significant in illustrating the landscape of its environment. The significance of toponym can be seen in its relation to humans, history, geography, and even culture. This research focuses on the natural topographical toponyms, including hills, lakes, straits, capes, and rivers in Siak Regency, Riau Province with anthropological linguistic reviews. This research was conducted with a qualitative approach and descriptive method. From the data analysis, the natural toponyms in Siak Regency are named after Riau Malay language. The lexicon is a compound word or phrase that always starts with a generic name. In general, physical aspects have underlain the toponyms. There are not many toponyms underlain by social, cultural, or physical-social aspects. The toponyms serve to mark, become an identity (formal), describe, and as a reminder of the historical or socio-cultural background of a landscape. The meaning of the lexicon reveals the closeness of the relationship between Siak Malay community and its environment. The natural toponyms in Siak Regency reflect the cognition of Siak Malays related to their environment, both physical, social, and cultural environments, in terms of utilizing and connecting processes, assimilation concept, accommodation concept, empirical concept, and creativity.","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68864981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Positive Identification on the Skull From Colonial Era in Balai Pemuda, Surabaya 泗水巴莱佩穆达殖民时代头骨的阳性鉴定
Pub Date : 2022-01-25 DOI: 10.24832/kapata.v17i1.33-42
Nfn Suhendra, Bagaskara Adhinugroho, Yusuf Bilal Abdillah, Biandro Wisnuyana, Alief Maulana, Bayoghanta Maulana Mahardika, Rizky Nur Andrian, Rizky Sugianto Putri, Delta Bayu Murti, T. Koesbardiati
Dua tengkorak manusia ditemukan saat pembangunan ruang bawah tanah pada 30 November 2016 hingga 1 Desember 2016, di Balai Pemuda, Surabaya, salah satu bangunan peninggalan masa kolonial di Indonesia. Penemuan dua tengkorak menimbulkan pertanyaan, seperti identitas dan konteks keberadaannya. Kedua tengkorak tersebut diberi kode identitas tengkorak 160689 dan tengkorak 160690. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap identitas tengkorak 160689 dan tengkorak 160690 berdasarkan prosedur identifikasi positif antropologi forensik. Penelitian ini menggunakan metode prosedur identifikasi antropologi forensik. Metode ini diterapkan secara berurutan, pertama umur, kedua jenis kelamin, ketiga afiliasi populasi, keempat tinggi badan, dan terakhir karakteristik individu. Menariknya, karakteristik individu tengkorak 160690 ditemukan sejumlah bukti berbeda yang menjelaskan identitasnya, yaitu, modifikasi gigi, jejak penyakit, dan bentuk kepala asimetris. Berdasarkan hasil identifikasi positif pada tengkorak 160689 dan tengkorak 160690 menunjukkan bahwa kedua tengkorak tersebut berjenis kelamin perempuan dan berafiliasi dengan populasi ras Mongoloid. Terakhir, karakteristik individu dan deformasi pada daerah oksipital mengindikasikan deformasi yang tidak disengaja yang disebabkan oleh tekanan terus menerus pada sisi kiri daerah oksipital. Plagiocephaly bisa jadi akibat dari posisi tidur yang salah selama masa kanak-kanak. Two human skulls were found during basement construction from November 30th, 2016, to December 1st, 2016, in Balai Pemuda, Surabaya, one of Indonesia's colonial-era buildings. The discovery of two skulls raised questions, such as the identity and its context of existence. Both skulls were coded as skull 160689 and 160690. This research aimed to reveal the identity of skull 160689 and 160690 based on the positive identification procedure of forensic anthropology. This research applies the method of the forensic anthropology identification procedure. This method was used sequentially, firstly age, secondly gender, thirdly population affiliation, fourthly stature, and lastly, individual characteristics. Interestingly, the individual characteristics of skull 160690 have distinct evidence for explaining its identity, for instance, dental modification, disease markers, and asymmetrical head shape. Based on the positive identification results on skull 160689 and 160690 showed both skulls were female and affiliated with Mongoloid population. At last, individual characteristics and deformation on the occipital area were indicated as an unintentional deformation caused by pressure continuously on the left side of the occipital area. Plagiocephaly could be a result of incorrect sleeping position during childhood.
2016年11月30日至2016年12月1日,在印度尼西亚殖民时代的遗迹之一泗水青年巴莱的地下室施工过程中发现了两个人类头骨。两个头骨的发现引发了一些问题,比如其存在的身份和背景。这两个头骨的头骨身份代码分别为160689和160690。本研究旨在基于积极的法医人类学鉴定程序,揭示头骨身份160689和160690。本研究采用了法医人类学鉴定程序的方法。这种方法按顺序应用,第一个年龄,两性,三个种群隶属关系,四个身高,以及个体的最后特征。有趣的是,160690名骨骼个体的特征是用许多不同的证据来解释他们的身份的,即牙齿修饰、疾病痕迹和不对称的头部形状。根据对160689和160690个头骨的阳性鉴定结果,这两个头骨都是女性,对蒙古族人口是慈善的。最后,住院区的个体特征和变形表明,住院区左侧的持续压力导致了意外变形。儿童时期错误的睡眠姿势可能会导致小头畸形。2016年11月30日至2016年12月1日,在印度尼西亚殖民时代的建筑之一泗水的巴莱佩穆达,在地下室施工过程中发现了两个人类头骨。两个头骨的发现引发了诸如身份及其存在背景等问题。两个头骨的编码分别为160689和160690。本研究旨在根据法医人类学的肯定鉴定程序,揭示160689和160690头骨的身份。本研究采用了法医人类学鉴定程序的方法。该方法按顺序使用,首先是年龄,其次是性别,第三是人口归属,第四是身材,最后是个人特征。有趣的是,头骨160690的个体特征有明确的证据来解释其身份,例如牙齿修饰、疾病标志物和不对称的头部形状。根据对160689和160690两个头骨的阳性鉴定结果,这两个头骨均为女性,属于蒙古族。最后,将枕区的个体特征和变形表示为枕区左侧持续压力引起的意外变形。小头症可能是儿童时期睡眠姿势不正确的结果。
{"title":"Positive Identification on the Skull From Colonial Era in Balai Pemuda, Surabaya","authors":"Nfn Suhendra, Bagaskara Adhinugroho, Yusuf Bilal Abdillah, Biandro Wisnuyana, Alief Maulana, Bayoghanta Maulana Mahardika, Rizky Nur Andrian, Rizky Sugianto Putri, Delta Bayu Murti, T. Koesbardiati","doi":"10.24832/kapata.v17i1.33-42","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i1.33-42","url":null,"abstract":"Dua tengkorak manusia ditemukan saat pembangunan ruang bawah tanah pada 30 November 2016 hingga 1 Desember 2016, di Balai Pemuda, Surabaya, salah satu bangunan peninggalan masa kolonial di Indonesia. Penemuan dua tengkorak menimbulkan pertanyaan, seperti identitas dan konteks keberadaannya. Kedua tengkorak tersebut diberi kode identitas tengkorak 160689 dan tengkorak 160690. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap identitas tengkorak 160689 dan tengkorak 160690 berdasarkan prosedur identifikasi positif antropologi forensik. Penelitian ini menggunakan metode prosedur identifikasi antropologi forensik. Metode ini diterapkan secara berurutan, pertama umur, kedua jenis kelamin, ketiga afiliasi populasi, keempat tinggi badan, dan terakhir karakteristik individu. Menariknya, karakteristik individu tengkorak 160690 ditemukan sejumlah bukti berbeda yang menjelaskan identitasnya, yaitu, modifikasi gigi, jejak penyakit, dan bentuk kepala asimetris. Berdasarkan hasil identifikasi positif pada tengkorak 160689 dan tengkorak 160690 menunjukkan bahwa kedua tengkorak tersebut berjenis kelamin perempuan dan berafiliasi dengan populasi ras Mongoloid. Terakhir, karakteristik individu dan deformasi pada daerah oksipital mengindikasikan deformasi yang tidak disengaja yang disebabkan oleh tekanan terus menerus pada sisi kiri daerah oksipital. Plagiocephaly bisa jadi akibat dari posisi tidur yang salah selama masa kanak-kanak. \u0000Two human skulls were found during basement construction from November 30th, 2016, to December 1st, 2016, in Balai Pemuda, Surabaya, one of Indonesia's colonial-era buildings. The discovery of two skulls raised questions, such as the identity and its context of existence. Both skulls were coded as skull 160689 and 160690. This research aimed to reveal the identity of skull 160689 and 160690 based on the positive identification procedure of forensic anthropology. This research applies the method of the forensic anthropology identification procedure. This method was used sequentially, firstly age, secondly gender, thirdly population affiliation, fourthly stature, and lastly, individual characteristics. Interestingly, the individual characteristics of skull 160690 have distinct evidence for explaining its identity, for instance, dental modification, disease markers, and asymmetrical head shape. Based on the positive identification results on skull 160689 and 160690 showed both skulls were female and affiliated with Mongoloid population. At last, individual characteristics and deformation on the occipital area were indicated as an unintentional deformation caused by pressure continuously on the left side of the occipital area. Plagiocephaly could be a result of incorrect sleeping position during childhood.","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47070372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
How Indonesian People in the Past Deal with Disaster Mitigation? An archaeological perspective 印尼人民过去是如何应对减灾的?考古学视角
Pub Date : 2022-01-03 DOI: 10.24832/kapata.v17i1.13-20
Atina Winaya, Ashar Murdihastomo
Bencana alam adalah bagian dari riwayat bangsa kita sejak masa prasejarah. Meskipun bencana alam merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, namun disadari masih kurang kesadaran dan kesiapan terhadap kondisi ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya angka kerugian material dan non material dalam setiap kejadian bencana. Keadaan ini disebabkan oleh belum optimalnya pelaksanaan penanggulangan bencana di Indonesia, khususnya dalam mitigasi bencana. Untuk merumuskan konsepsi baru penanggulangan bencana, masyarakat saat ini harus belajar menghadapi bencana alam dari manusia di masa lalu. Nilai dan kearifan lokal masih relevan hingga saat ini karena kita hidup di nusantara yang sama. Sebagai ilmu yang mempelajari budaya manusia yang telah punah, arkeologi dapat membantu menjelaskan sejarah bencana di suatu wilayah dan dampaknya terhadap kehidupan manusia di masa lalu. Dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan aksi mitigasi bencana yang dilakukan oleh leluhur bangsa Indonesia sebagai acuan mitigasi bencana di zaman modern ini. Setidaknya ada dua sorotan nilai yang masih relevan. Pertama, pembinaan mental dan karakter masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, dan kedua pembangunan fisik mengenai sifat bencana di masing-masing daerah. A natural disaster is part of our nation’s journey from the prehistoric era. Even though natural disaster is an inseparable matter with Indonesian people’s lives, but there is still a lack of awareness and readiness due to this issue. The high number sees it as material and non-material losses in every disaster event. This situation is caused by non-optimally disaster management implementation in Indonesia, especially in disaster mitigation. To formulate the new conception of disaster management, modern people should learn how to deal with natural disasters from ancient people. Values and local wisdom are still relevant today since we live in the same archipelago. As a science that studies extinct human culture, archaeology can help explain the history of disasters in a region and its impact on human life in the past.  Using the literature study approach, this paper aims to describe disaster mitigation actions implemented by Indonesia’s ancestors as a reference to disaster mitigation in modern times. At least there are two highlights of values that are still relevant. First is the mental and character building of people who live in a disaster-prone area, and second is the physical development regarding the nature of disaster in each region.
自然灾害是我国自史前以来历史的一部分。尽管自然灾害与印尼人民的生活是不可分割的,但人们认识到这些情况并没有得到充分的认识和准备。这一点在任何灾难事件中都有高物质和非物质损失。这些情况是由于印尼没有采取最佳的灾难应对措施,特别是在减灾方面。为了制定新的应对灾难的概念,当今社会必须学会应对人类过去的自然灾害。当地的价值观和智慧今天仍然相关,因为我们生活在同一个国家。作为一门研究灭绝人类文化的科学,考古学可以帮助解释一个地区的灾难历史及其对人类历史的影响。通过利用文献研究的方法,这篇文章旨在描述印尼民族祖先为现代减灾的工作。至少还有两个聚光灯相关的值。首先是生活在危险地区的人们的精神和性格建设,以及两个地区关于灾难性质的物理发展。从史前时代开始,我们国家的旅程是我们国家的一部分。虽然自然灾害与印尼人的生活无关,但这个问题仍然存在一种不足的意识和重要性。在每个灾难事件中,高数字表示它是物质和非物质损失。这种情况是由印尼不乐观的灾难管理实施造成的,特别是破坏破坏。为了制定新的灾难管理理念,现代人民应该学习如何与来自古代的自然灾害打交道。自从我们生活在同一个群岛以来,价值观和当地的智慧仍然是相关的。作为一种研究人类文化的科学,考古学可以帮助解释地区灾难的历史及其过去对人类生活的影响。使用已授权的文献研究,这篇文章描述了印尼在《现代时报》中引用的破坏措施所提出的限制措施。至少有两种价值观是相关的。首先是生活在一个荒凉地区的人的心理和性格塑造,其次是身体发展,反映了每个地区灾难的本质。
{"title":"How Indonesian People in the Past Deal with Disaster Mitigation? An archaeological perspective","authors":"Atina Winaya, Ashar Murdihastomo","doi":"10.24832/kapata.v17i1.13-20","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i1.13-20","url":null,"abstract":"Bencana alam adalah bagian dari riwayat bangsa kita sejak masa prasejarah. Meskipun bencana alam merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, namun disadari masih kurang kesadaran dan kesiapan terhadap kondisi ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya angka kerugian material dan non material dalam setiap kejadian bencana. Keadaan ini disebabkan oleh belum optimalnya pelaksanaan penanggulangan bencana di Indonesia, khususnya dalam mitigasi bencana. Untuk merumuskan konsepsi baru penanggulangan bencana, masyarakat saat ini harus belajar menghadapi bencana alam dari manusia di masa lalu. Nilai dan kearifan lokal masih relevan hingga saat ini karena kita hidup di nusantara yang sama. Sebagai ilmu yang mempelajari budaya manusia yang telah punah, arkeologi dapat membantu menjelaskan sejarah bencana di suatu wilayah dan dampaknya terhadap kehidupan manusia di masa lalu. Dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan aksi mitigasi bencana yang dilakukan oleh leluhur bangsa Indonesia sebagai acuan mitigasi bencana di zaman modern ini. Setidaknya ada dua sorotan nilai yang masih relevan. Pertama, pembinaan mental dan karakter masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, dan kedua pembangunan fisik mengenai sifat bencana di masing-masing daerah. \u0000A natural disaster is part of our nation’s journey from the prehistoric era. Even though natural disaster is an inseparable matter with Indonesian people’s lives, but there is still a lack of awareness and readiness due to this issue. The high number sees it as material and non-material losses in every disaster event. This situation is caused by non-optimally disaster management implementation in Indonesia, especially in disaster mitigation. To formulate the new conception of disaster management, modern people should learn how to deal with natural disasters from ancient people. Values and local wisdom are still relevant today since we live in the same archipelago. As a science that studies extinct human culture, archaeology can help explain the history of disasters in a region and its impact on human life in the past.  Using the literature study approach, this paper aims to describe disaster mitigation actions implemented by Indonesia’s ancestors as a reference to disaster mitigation in modern times. At least there are two highlights of values that are still relevant. First is the mental and character building of people who live in a disaster-prone area, and second is the physical development regarding the nature of disaster in each region.","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46689210","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Clothing Motifs Identification of the Guardian Statues in the Padang Lawas Temple Compounds 巴东罗华寺建筑群中守护像的服装图案鉴定
Pub Date : 2021-12-31 DOI: 10.24832/kapata.v17i2.111-120
N. A. Izza, Nurul Afni Sya’adah, Melvidiani
Sejumlah arca penjaga baik utuh maupun fragmentaris merupakan bagian dari banyak peninggalan periode klasik di Padang Lawas. Sejumlah objek arca penjaga yang ditemukan di area ini diketahui diwujudkan mengenakan jenis pakaian dengan motif yang beragam. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi variasi motif pakaian arca-arca penjaga dari Kompleks Kepurbakalaan Padang Lawas. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode kualitatif yang digabungkan dengan studi komparasi terhadap busana arca sejenis dan motif tekstil lokal Sumatra Utara. Lokasi pengumpulan data penelitian merupakan lokasi asal dari ditemukannya arca-arca penjaga yang tersebar di Situs Bahal, Candi Sitopayan, dan Candi Sipamutung. Hasil penelitian menunjukkan motif busana arca penjaga dari Padang Lawas lebih beragam dari arca sejenis dari wilayah lain di Sumatra dan Jawa. Busana arca penjaga dikelompokkan menjadi tiga jenis motif, motif busana A dan B terdapat di Kompleks Bahal dan Candi Sitopayan, dan motif busana C terdapat pada busana arca penjaga dari Candi Sipamutung. Berdasarkan analisis komparasi yang dilakukan terdapat kemiripan busana arca penjaga dari Padang Lawas dengan motif tekstil dari India dan Jawa serta motif dasar ulos dari Sumatra Utara khususnya Batak Angkola-Mandailing. Both intact and fragmentary, guardian statues are part of the many relics from the classical period in Padang Lawas. The guardian statues in this area are depicted wearing various types of clothing with diverse motifs. This research aims to identify variations in the clothing motifs of guardian statues from the Padang Lawas Temple Compounds. The research method applied is a qualitative method combined with a comparative study of similar sculpture clothing and local textile motifs of Sumatra Utara. The location of research data collection is the origin of the discovery of guardian statues scattered at the Bahal Site, Sitopayan Temple, and Sipamutung Temple. The research results showed that the clothing motifs of the guardian statues from Padang Lawas were more diverse than similar statues from other regions in Sumatra and Java. The clothing of the guardian statues is grouped into three motifs: A and B motifs from the Bahal Site and the Sitopayan Temple, and the C clothing motifs are shown on the clothing of guardian statues from the Sipamutung Temple. Based on the comparative analysis, there are similarities in the clothing of the guardian statues from Padang Lawas with textile motifs from India and Java and the basic motifs of ulos from Sumatra Utara, especially the Angkola-Mandailing Batak.
一些警卫雕像,包括碎片和碎片,是传统巴拉古时期的许多古典遗迹的一部分。在该地区发现的许多安全物品都表现为穿着不同图案的服装。这项研究的目的是确定巴东古景建筑群中警卫服装图案的变化。采用的研究方法是定性方法,与对北苏门答腊岛本土服饰和纺织动机的比较研究结合在一起。研究数据收集地点是发现哨兵雕像的地点,这些雕像分散在巴哈尔、锡塔巴扬神庙和锡帕木东神庙的遗址。研究表明,来自巴拉马斯的守护神的服装主题比苏门答腊和爪哇的其他地区更多样化。保镖时尚分为三种类型,时尚主题A和B在巴哈尔建筑群和Sitopayan寺庙中找到,时尚C在Sipamutung寺庙的时尚形象中找到。根据对过去巴东服装进行的比较,发现了与印度和爪哇的纺织品以及北苏门答腊特别是巴塔克角曼代林(Batak Angkola-Mandailing)的ulos原型相似之处。无论是剪切还是碎片,《卫报》都是许多古代古典时期遗迹的一部分。这个地区的《卫报》图片显示,各种各样的服装类型具有不同的动机。这项研究旨在确定来自古代寺庙的《卫报》雕像的原因。这项研究的方法是一种有资格的方法,与北苏门答腊类似的服装和当地的动机的比较研究。研究数据收集的位置是《卫报》发现的起源分散在巴哈尔遗址、Sitopayan Temple和Sipamutung Temple。这项研究表明,来自苏门答腊和爪哇其他地区的守护神雕像的颜色比来自其他地区的相似。《卫报》的内容被编入了三种不同的动机:巴哈尔网站和Sitopayan Temple的A和B动机,C的服装动机则展示在Sipamutung Temple的卫报上。基于比较分析,来自印度和爪哇的《卫报》的内容与来自北苏门答腊岛的ulos的基本动机相似,特别是盎科拉- mandailing Batak。
{"title":"Clothing Motifs Identification of the Guardian Statues in the Padang Lawas Temple Compounds","authors":"N. A. Izza, Nurul Afni Sya’adah, Melvidiani","doi":"10.24832/kapata.v17i2.111-120","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i2.111-120","url":null,"abstract":"Sejumlah arca penjaga baik utuh maupun fragmentaris merupakan bagian dari banyak peninggalan periode klasik di Padang Lawas. Sejumlah objek arca penjaga yang ditemukan di area ini diketahui diwujudkan mengenakan jenis pakaian dengan motif yang beragam. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi variasi motif pakaian arca-arca penjaga dari Kompleks Kepurbakalaan Padang Lawas. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode kualitatif yang digabungkan dengan studi komparasi terhadap busana arca sejenis dan motif tekstil lokal Sumatra Utara. Lokasi pengumpulan data penelitian merupakan lokasi asal dari ditemukannya arca-arca penjaga yang tersebar di Situs Bahal, Candi Sitopayan, dan Candi Sipamutung. Hasil penelitian menunjukkan motif busana arca penjaga dari Padang Lawas lebih beragam dari arca sejenis dari wilayah lain di Sumatra dan Jawa. Busana arca penjaga dikelompokkan menjadi tiga jenis motif, motif busana A dan B terdapat di Kompleks Bahal dan Candi Sitopayan, dan motif busana C terdapat pada busana arca penjaga dari Candi Sipamutung. Berdasarkan analisis komparasi yang dilakukan terdapat kemiripan busana arca penjaga dari Padang Lawas dengan motif tekstil dari India dan Jawa serta motif dasar ulos dari Sumatra Utara khususnya Batak Angkola-Mandailing. \u0000Both intact and fragmentary, guardian statues are part of the many relics from the classical period in Padang Lawas. The guardian statues in this area are depicted wearing various types of clothing with diverse motifs. This research aims to identify variations in the clothing motifs of guardian statues from the Padang Lawas Temple Compounds. The research method applied is a qualitative method combined with a comparative study of similar sculpture clothing and local textile motifs of Sumatra Utara. The location of research data collection is the origin of the discovery of guardian statues scattered at the Bahal Site, Sitopayan Temple, and Sipamutung Temple. The research results showed that the clothing motifs of the guardian statues from Padang Lawas were more diverse than similar statues from other regions in Sumatra and Java. The clothing of the guardian statues is grouped into three motifs: A and B motifs from the Bahal Site and the Sitopayan Temple, and the C clothing motifs are shown on the clothing of guardian statues from the Sipamutung Temple. Based on the comparative analysis, there are similarities in the clothing of the guardian statues from Padang Lawas with textile motifs from India and Java and the basic motifs of ulos from Sumatra Utara, especially the Angkola-Mandailing Batak.","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46085471","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Tracing the Earliest Settlements on Seram Island, as a Theoretical Framework for the Chronology of Human Occupation in the Maluku Archipelago 马鲁古群岛人类居住年代学的理论框架:追踪塞拉姆岛最早的定居点
Pub Date : 2021-12-30 DOI: 10.24832/kapata.v17i2.55-70
Muhammad Al Mujabuddawat
Pulau Seram merupakan pulau terbesar dalam kawasan Kepulauan Maluku bagian Selatan. Studi geologi juga secara umum menyimpulkan bahwa Seram merupakan salah satu pulau yang paling tua ditinjau dari usia geologi di Kepulauan Maluku. Tradisi lisan masyarakat asli Maluku mengenal Pulau Seram dengan sebutan ‘Nusa Ina’ atau ‘Pulau Ibu,’ serta diyakini sebagai lokasi legenda ‘Nunusaku’ atau asal-usul orang Maluku saat ini. Sejumlah riwayat penelitian yang pernah dilakukan oleh para ahli merekam berbagai data arkeologi yang tersebar di Pulau Seram sebagai bukti bekas hunian dan permukiman. Data arkeologi yang ditemukan di Pulau Seram cukup beragam yang berasal dari masa paleolitik, neolitik, hingga masa sejarah, menjadikan Pulau Seram sebagai lokasi yang memiliki data riwayat periodisasi hunian paling lengkap dan panjang. Informasi tradisi lisan juga laporan masyarakat relatif menjadi rujukan dalam penelusuran data arkeologi di lokasi yang  terindikasi sebagai hunian dan permukiman kuno. Penelitian ini mendeskripsikan jejak-jejak hunian dan permukiman paling awal di Pulau Seram serta Kepulauan Maluku bagian Selatan secara umum. Penelusuran data arkeologis dilakukan melalui observasi lapangan. Analisis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif terhadap seluruh data arkeologis dan informasi tradisi lisan yang dikumpulkan dengan merujuk pada kajian referensi yang relevan. Penelitian ini membahas sejumlah riwayat penelusuran hunian dan permukiman pada masa prakolonial yang pernah diinisiasi selama ini, serta upaya penelusuran data arkeologis terbaru berdasarkan informasi tradisi lisan dan laporan masyarakat. Penelitian ini juga bertujuan untuk merangkum dan menelaah kembali sejumlah referensi termutakhir mengenai teori penghunian paling awal Kepulauan Maluku yang sejauh ini masih menjadi diskusi yang menarik, mengingat minimnya referensi data arkeologi serta uji kronologi absolut di wilayah ini. Penelitian ini menghasilkan rekonstruksi teori penghunian dan permukiman paling awal di Pulau Seram pada khususnya dan Kepulauan Maluku secara umum. Seram Island is the largest island in the Southern part of the Maluku Archipelago. Geological studies also generally conclude that Seram is one of the oldest islands in Maluku. The oral tradition of the indigenous people of Maluku knows Seram Island as 'Nusa Ina' or 'Mother Island.' Seram Island is the location of the legend of 'Nunusaku' or the origins of the Maluku People. Several historical studies by experts record various archaeological data scattered on Seram Island as evidence of early human dwellings and settlements. Archaeological data on Seram Island is quite varied from the Paleolithic Neolithic to historical periods. The data shows Seram Island as the most comprehensive location of periodization of human occupation. Information on oral traditions and community reports are relatively being a reference in tracing archaeological data in some areas indicated as ancient dwellings and settlements. Th
马鲁库群岛是马鲁库群岛南部最大的岛屿。对地质学的研究也普遍认为,索拉斯是马鲁库群岛最古老的地质年代之一。马鲁库人的口头传统被称为鬼拉岛或“母岛”,被认为是传说中的努沙库或我现在的马卢库人的起源。专家们的一些研究历史记录记录了在阿克里岛传播的考古数据,这些数据证明了前住所和定居点。在格鲁岛上发现的考古数据非常多样化,可以追溯到古石器时代、新石器时代,也可以追溯到历史上,使古拉岛成为最完整、最持久的栖息地周期性记录的地点。口头传统信息以及社会报告在有迹象表明的古代居住地的考古数据搜索中也有相对的参考。研究描述了在阿拉格岛和马鲁库群岛南部最早的定居点和定居点的痕迹。考古调查是通过现场观察进行的。本研究采用一种定性的描述性方法,通过参考相关的参考文献收集的所有考古数据和口头传统信息。这项研究涵盖了历史上所提出的一些住房和定居点勘探历史,以及根据口头传统和社区报告进行的最新考古数据勘探。该研究还旨在总结和重新研究马鲁库群岛最早的殖民理论,这是一个有趣的讨论,因为在该地区缺乏考古数据参考和绝对年表测试。这项研究导致了在群岛群岛和马鲁库群岛中最早的定居点和定居点理论的重建。帕鲁岛是南方最伟大的岛屿群岛。地质研究结果通常是马鲁库最古老的岛屿之一。玛鲁库无内脏的人们知道可怕的岛屿就像“Nusa Ina”或“妈妈岛”。幽灵岛是传说中的“努努斯库”或苹果群岛的起源的地点。有些历史研究记录了各种考古数据分散在斯克里岛,这是早期人类发展和定居的证据。恐怖岛上的考古数据实际上是从旧石器时代的新岩层到历史时期的。数据显示,这个岛是人类占领时期最典型的地点。口头传统和社区报告上的信息在某些领域对古代的数据进行了参考。这项研究描述了在可怕的岛屿和南方马鲁库群岛上发现的早期的足迹。考古数据是通过现场观察收集的。这项研究的分析表明,口头上所有考古和信息信息的方法都有关联。这项研究对口头传统和社区报告的信息进行了几次初步的引用,目前的考古数据都是基于口头传统和社区报告的信息。这项研究还包括包括对马卢库群岛早期最令人感兴趣的参考文献,考虑到该地区对考古数据的缺乏兴趣和绝对时间考量的测试。这项研究是对最初在沙鲁岛和群岛群岛上发现的文物的重建。
{"title":"Tracing the Earliest Settlements on Seram Island, as a Theoretical Framework for the Chronology of Human Occupation in the Maluku Archipelago","authors":"Muhammad Al Mujabuddawat","doi":"10.24832/kapata.v17i2.55-70","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i2.55-70","url":null,"abstract":"Pulau Seram merupakan pulau terbesar dalam kawasan Kepulauan Maluku bagian Selatan. Studi geologi juga secara umum menyimpulkan bahwa Seram merupakan salah satu pulau yang paling tua ditinjau dari usia geologi di Kepulauan Maluku. Tradisi lisan masyarakat asli Maluku mengenal Pulau Seram dengan sebutan ‘Nusa Ina’ atau ‘Pulau Ibu,’ serta diyakini sebagai lokasi legenda ‘Nunusaku’ atau asal-usul orang Maluku saat ini. Sejumlah riwayat penelitian yang pernah dilakukan oleh para ahli merekam berbagai data arkeologi yang tersebar di Pulau Seram sebagai bukti bekas hunian dan permukiman. Data arkeologi yang ditemukan di Pulau Seram cukup beragam yang berasal dari masa paleolitik, neolitik, hingga masa sejarah, menjadikan Pulau Seram sebagai lokasi yang memiliki data riwayat periodisasi hunian paling lengkap dan panjang. Informasi tradisi lisan juga laporan masyarakat relatif menjadi rujukan dalam penelusuran data arkeologi di lokasi yang  terindikasi sebagai hunian dan permukiman kuno. Penelitian ini mendeskripsikan jejak-jejak hunian dan permukiman paling awal di Pulau Seram serta Kepulauan Maluku bagian Selatan secara umum. Penelusuran data arkeologis dilakukan melalui observasi lapangan. Analisis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif terhadap seluruh data arkeologis dan informasi tradisi lisan yang dikumpulkan dengan merujuk pada kajian referensi yang relevan. Penelitian ini membahas sejumlah riwayat penelusuran hunian dan permukiman pada masa prakolonial yang pernah diinisiasi selama ini, serta upaya penelusuran data arkeologis terbaru berdasarkan informasi tradisi lisan dan laporan masyarakat. Penelitian ini juga bertujuan untuk merangkum dan menelaah kembali sejumlah referensi termutakhir mengenai teori penghunian paling awal Kepulauan Maluku yang sejauh ini masih menjadi diskusi yang menarik, mengingat minimnya referensi data arkeologi serta uji kronologi absolut di wilayah ini. Penelitian ini menghasilkan rekonstruksi teori penghunian dan permukiman paling awal di Pulau Seram pada khususnya dan Kepulauan Maluku secara umum. \u0000Seram Island is the largest island in the Southern part of the Maluku Archipelago. Geological studies also generally conclude that Seram is one of the oldest islands in Maluku. The oral tradition of the indigenous people of Maluku knows Seram Island as 'Nusa Ina' or 'Mother Island.' Seram Island is the location of the legend of 'Nunusaku' or the origins of the Maluku People. Several historical studies by experts record various archaeological data scattered on Seram Island as evidence of early human dwellings and settlements. Archaeological data on Seram Island is quite varied from the Paleolithic Neolithic to historical periods. The data shows Seram Island as the most comprehensive location of periodization of human occupation. Information on oral traditions and community reports are relatively being a reference in tracing archaeological data in some areas indicated as ancient dwellings and settlements. Th","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68865629","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Sungai Batu Archaeological Complex as A Major Industrial Area for the Kedah Tua Kingdom Based on Core Drilling Data 基于岩心钻探数据的吉打王国主要工业区Sungai Batu考古综合体
Pub Date : 2021-12-30 DOI: 10.24832/kapata.v17i2.71-84
M. H. A. Halim, S. S. K. Masnan, Nur Khairunnisa Talib, M. Saidin
Kompleks Arkeologi Sungai Batu adalah kawasan yang terdiri dari himpunan permukiman dan situs pertukaran yang terletak di Lembah Bujang, yang cukup maju sebagai pusat pemerintahan dari abad ke-2 hingga ke-14 Masehi. Temuan arkeologi di Sungai Batu menunjukkan wilayah tersebut merupakan pemukiman yang secara khusus menjadi pusat penghasil besi, baik terlibat dalam kegiatan penambangan maupun peleburan besi. Penelitian lapangan ini menerapkan metode pengeboran inti di kawasan Kompleks Arkeologi Sungai Batu yang bertujuan untuk memperoleh data primer terkait potensinya sebagai pusat kawasan industri Kerajaan Kedah Tua. Bukti arkeologis terkini mengungkapkan bahwa kawasan ini dahulu sebagai pusat bengkel peleburan besi untuk kerajaan Kedah Tua sejak 788 SM. Analisis pengeboran inti berdasarkan contoh tanah jelas menunjukkan bahwa daerah ini merupakan bagian dari teluk laut purba yang luas sebelum turunnya permukaan air laut. Daerah ini lalu berubah menjadi muara sungai yang memungkinkan berdirinya permukiman. Daerah Kompleks Arkeologi Sungai Batu juga kaya akan kandungan bahan baku seperti bijih besi untuk industri peleburan dan alluvium untuk pembuatan batu bata. Daerah ini kemudian berkembang menjadi kompleks industri yang maju sejak 788 SM. Sungai Batu archaeological complex is a group of various settlements and exchange sites located in the Bujang Valley, which developed as a polity from the 2nd to 14th century AD. The archaeological findings at Sungai Batu suggest the position of the area as a polity or settlement specializing in primary iron production, which involved the activities of iron mining and smelting. Field research involving core drilling methods applied in the area of ​​Sungai Batu Archaeological Complex with the main purpose of obtaining primary data related to its potential as a major industrial area of ​​Kedah Tua Kingdom. This is because current archaeological evidence reveals that this area has been used as a major and advanced iron smelting workshop for the Kedah Tua kingdom since 788 BC. Analysis of core drilling (soil samples) clearly shows that this area represented the part of a large ancient marine bay before the sea level decreased. It was changed to become a river estuary allowing settlements to be established. Sungai Batu Archaeological Complex also exposed many raw materials such as iron ore for the smelting industry and alluvium for making a brick. It has developed into a flourishing industrial complex since 788 BC.
石河考古综合体是一个由定居点和交换地点组成的区域,这些定居点和交换地点位于布岗谷,在公元二世纪到14世纪期间是政府的重要所在地。在石溪的考古发现表明,该地区是一个特殊的定居点,是一个铁的生产中心,参与采矿和冶炼。该领域的研究采用了在石河考古建筑群中进行核心钻探的方法,目的是获取与其潜在工业中心有关的原始数据。最近的考古证据表明,该地区自公元前788年以来一直是一个古老王国的炼铁厂中心。基于土壤样本的岩芯钻探分析清楚地表明,这一地区在海平面下降之前是广阔的原始海洋的一部分。然后它变成了河口,允许建立定居点。石河考古中心的一个地区也富含炼铁厂和砖厂等原材料。从公元前788年起,该地区发展成为一个发达的工业综合体。石刻坑是一个由不同种族组成和交换的团伙,从第二世纪到14世纪,山谷形成了一个政治。石头溪的考古结果表明,美国政治或解决方案突出了铁开采的重要性,这影响了铁开采和冶炼的动机。现场研究中心正在研究在石溪地区应用的考古发掘方法,其核心目标与其潜在的工业数据有关。这是因为目前的考古证据表明,自公元前788年以来,该地区一直被用作一个主要的和高级的铁撬车间。岩心分析(soil样本)清楚地表明,在海洋被净化之前,这个区域代表了古海洋湾的一部分。它变成了一条允许修建的河流。考古坑河还暴露了许多这样的原料,这种铁矿被污染工业和砖的腐蚀。自公元前788年以来,它已经发展成一个工业综合体。
{"title":"Sungai Batu Archaeological Complex as A Major Industrial Area for the Kedah Tua Kingdom Based on Core Drilling Data","authors":"M. H. A. Halim, S. S. K. Masnan, Nur Khairunnisa Talib, M. Saidin","doi":"10.24832/kapata.v17i2.71-84","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i2.71-84","url":null,"abstract":"Kompleks Arkeologi Sungai Batu adalah kawasan yang terdiri dari himpunan permukiman dan situs pertukaran yang terletak di Lembah Bujang, yang cukup maju sebagai pusat pemerintahan dari abad ke-2 hingga ke-14 Masehi. Temuan arkeologi di Sungai Batu menunjukkan wilayah tersebut merupakan pemukiman yang secara khusus menjadi pusat penghasil besi, baik terlibat dalam kegiatan penambangan maupun peleburan besi. Penelitian lapangan ini menerapkan metode pengeboran inti di kawasan Kompleks Arkeologi Sungai Batu yang bertujuan untuk memperoleh data primer terkait potensinya sebagai pusat kawasan industri Kerajaan Kedah Tua. Bukti arkeologis terkini mengungkapkan bahwa kawasan ini dahulu sebagai pusat bengkel peleburan besi untuk kerajaan Kedah Tua sejak 788 SM. Analisis pengeboran inti berdasarkan contoh tanah jelas menunjukkan bahwa daerah ini merupakan bagian dari teluk laut purba yang luas sebelum turunnya permukaan air laut. Daerah ini lalu berubah menjadi muara sungai yang memungkinkan berdirinya permukiman. Daerah Kompleks Arkeologi Sungai Batu juga kaya akan kandungan bahan baku seperti bijih besi untuk industri peleburan dan alluvium untuk pembuatan batu bata. Daerah ini kemudian berkembang menjadi kompleks industri yang maju sejak 788 SM. \u0000Sungai Batu archaeological complex is a group of various settlements and exchange sites located in the Bujang Valley, which developed as a polity from the 2nd to 14th century AD. The archaeological findings at Sungai Batu suggest the position of the area as a polity or settlement specializing in primary iron production, which involved the activities of iron mining and smelting. Field research involving core drilling methods applied in the area of ​​Sungai Batu Archaeological Complex with the main purpose of obtaining primary data related to its potential as a major industrial area of ​​Kedah Tua Kingdom. This is because current archaeological evidence reveals that this area has been used as a major and advanced iron smelting workshop for the Kedah Tua kingdom since 788 BC. Analysis of core drilling (soil samples) clearly shows that this area represented the part of a large ancient marine bay before the sea level decreased. It was changed to become a river estuary allowing settlements to be established. Sungai Batu Archaeological Complex also exposed many raw materials such as iron ore for the smelting industry and alluvium for making a brick. It has developed into a flourishing industrial complex since 788 BC.","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45796760","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Data Description and Epigraphy of Tin Plate Inscriptions in the Southern Sumatra 苏门答腊岛南部锡板铭文的数据描述和铭文
Pub Date : 2021-12-30 DOI: 10.24832/kapata.v17i2.97-110
Wahyu Rizky Andhifani
Sepanjang Kawasan pesisir Timur Sumatera Bagian Selatan mulai dari Jambi hingga ke Sumatera Selatan merupakan daerah lahan basah yang mengandung berbagai peninggalan masa lalu. Peninggalan tersebut berupa bekas perahu, manik-manik, tembikar, terakota, dan bahkan prasasti logam baik itu berbahan timah maupun tembaga. Prasasti berbahan timah merupakan data artefaktual yang relatif banyak ditemukan. Sejumlah prasasti berbahan timah di kawasan tersebut merupakan data yang penting untuk dikaji menggunakan metode Epigrafi. Metode ini meliputi deskripsi dimensi bentuk, unsur bahan penyusun, analisis tekstual isi prasasti, dan penafsirannya. Media tulis pada timah menjadi hal yang lazim ketika bahan baku batu atau jenis logam lain tidak banyak tersedia di wilayah tersebut. Timah yang digunakan kemungkinan berasal dari daerah Timur, yaitu daerah Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan lainnya. Berdasarkan analisis X-Ray Fluorescence (XRF), tercatat timah yang digunakan merupakan jenis timah putih murni dengan kode Sn dan hanya sedikit mengandung timah hitam Pb. Aksara yang digunakan dalam sejumlah data prasasti timah tersebut yaitu aksara yang diidentifikasikan sebagai aksara Sumatra Kuno, aksara Ulu/Ka-Ga-Nga, aksara Jawi, dan aksara Arab. Berdasarkan hasil kajian epigrafi, isi yang terkandung dalam prasasti-prasasti timah tersebut Sebagian besar merupakan teks mantra-mantra. Teks mantra diperkirakan diberikan oleh seorang dukun atau orang pintar dalam bidang ilmu gaib dengan tujuan keselamatan saat berada di dalam daerahnya sendiri maupun di luar daerah mereka. Along the Eastern coast of Southern Sumatra, from Jambi to South Sumatra is a wetland area that contains various relics from the past. Relics from the past include boat wrecks, beads, pottery, terracotta, and metal plate inscriptions made of tin and copper. Tin plate inscriptions are relatively common artifactual data found. Several tin plate inscriptions in the area are essential data to be studied using the Epigraphic method. This method includes a description of the form dimensions, the elements of the constituent materials, textual analysis of the contents of the inscription, and interpretation. Tin-based writing material became familiar when the raw materials for stone or other metals were not widely available in the area. From the X-Ray Fluorescence (XRF) analysis, it is known that the tin used was pure white tin with the code Sn and only a small amount of Pb or lead. The tin material used may have come from the East, i.e., Bangka Island, Belitung Island, Singkep Island, and others. Based on the epigraphic study, the contents of the tin plate inscriptions are mostly texts of spells. A shaman has likely written the spell text for salvation purposes. The scripts used in the tin plate inscription data were identified as Old Sumatran, Ulu/Ka-Ga-Nga, Jawi, and Arabic.
从占碑到南部的整个南部-南部南部海岸地区是一片湿地,包含了许多过去的遗产。剩下的是器皿,牲畜,铜,和铜。铜分离前体是发现的相对较多的人工数据。该地区铜分离实践的数量是使用Epigraphy方法测试的重要数据。该方法包括对形式维度的描述、构成要素的描述、对序言内容的文本分析及其解读。媒体在铜上写道,当这个地区没有很多岩石或其他金属时,这是一种美味的东西。使用的队伍可能来自邦加岛东部、勿利东岛、新加坡岛等。根据X射线荧光(XRF)分析,所用的铜是一种具有Sn代码的纯白铜,只有少数含有Pb黑铜。在铜史前数据量中使用的字符是被确定为古代来源字符的字符、Ulu/Ka-Ga-Nga字符、Jawi字符和阿拉伯语字符。根据金石学,这些木材做法中包含的内容大多是咒语。咒语的文本应该是由隐形科学领域的支持者或聪明人在自己的区域内外为了安全而给出的。沿着苏门答腊南部的东海岸,从占碑到苏门答腊南部是一个湿地区域,包含了过去的各种遗迹。过去的文物包括沉船、珠子、陶器、陶土以及锡和铜制成的金属板铭文。锡板铭文是比较常见的人工资料。该地区的几个锡板铭文是使用铭文法研究的重要数据。这种方法包括对形式维度的描述、构成材料的元素、铭文内容的文本分析和解释。当石头或其他金属的原材料在该地区还没有广泛使用时,锡基书写材料就变得很常见了。从X射线荧光(XRF)分析可知,所用的锡是纯白色锡,代码为Sn,只有少量Pb或铅。使用的锡材料可能来自东部,即Bangka岛、Belitung岛、Singkep岛等。根据金石学研究,锡板铭文的内容多为符咒文本。萨满很可能是为了救赎而写下咒语文本的。锡板铭文数据中使用的文字被确定为古苏门答腊语、乌鲁语/卡加语、爪哇语和阿拉伯语。
{"title":"Data Description and Epigraphy of Tin Plate Inscriptions in the Southern Sumatra","authors":"Wahyu Rizky Andhifani","doi":"10.24832/kapata.v17i2.97-110","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i2.97-110","url":null,"abstract":"Sepanjang Kawasan pesisir Timur Sumatera Bagian Selatan mulai dari Jambi hingga ke Sumatera Selatan merupakan daerah lahan basah yang mengandung berbagai peninggalan masa lalu. Peninggalan tersebut berupa bekas perahu, manik-manik, tembikar, terakota, dan bahkan prasasti logam baik itu berbahan timah maupun tembaga. Prasasti berbahan timah merupakan data artefaktual yang relatif banyak ditemukan. Sejumlah prasasti berbahan timah di kawasan tersebut merupakan data yang penting untuk dikaji menggunakan metode Epigrafi. Metode ini meliputi deskripsi dimensi bentuk, unsur bahan penyusun, analisis tekstual isi prasasti, dan penafsirannya. Media tulis pada timah menjadi hal yang lazim ketika bahan baku batu atau jenis logam lain tidak banyak tersedia di wilayah tersebut. Timah yang digunakan kemungkinan berasal dari daerah Timur, yaitu daerah Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan lainnya. Berdasarkan analisis X-Ray Fluorescence (XRF), tercatat timah yang digunakan merupakan jenis timah putih murni dengan kode Sn dan hanya sedikit mengandung timah hitam Pb. Aksara yang digunakan dalam sejumlah data prasasti timah tersebut yaitu aksara yang diidentifikasikan sebagai aksara Sumatra Kuno, aksara Ulu/Ka-Ga-Nga, aksara Jawi, dan aksara Arab. Berdasarkan hasil kajian epigrafi, isi yang terkandung dalam prasasti-prasasti timah tersebut Sebagian besar merupakan teks mantra-mantra. Teks mantra diperkirakan diberikan oleh seorang dukun atau orang pintar dalam bidang ilmu gaib dengan tujuan keselamatan saat berada di dalam daerahnya sendiri maupun di luar daerah mereka. \u0000Along the Eastern coast of Southern Sumatra, from Jambi to South Sumatra is a wetland area that contains various relics from the past. Relics from the past include boat wrecks, beads, pottery, terracotta, and metal plate inscriptions made of tin and copper. Tin plate inscriptions are relatively common artifactual data found. Several tin plate inscriptions in the area are essential data to be studied using the Epigraphic method. This method includes a description of the form dimensions, the elements of the constituent materials, textual analysis of the contents of the inscription, and interpretation. Tin-based writing material became familiar when the raw materials for stone or other metals were not widely available in the area. From the X-Ray Fluorescence (XRF) analysis, it is known that the tin used was pure white tin with the code Sn and only a small amount of Pb or lead. The tin material used may have come from the East, i.e., Bangka Island, Belitung Island, Singkep Island, and others. Based on the epigraphic study, the contents of the tin plate inscriptions are mostly texts of spells. A shaman has likely written the spell text for salvation purposes. The scripts used in the tin plate inscription data were identified as Old Sumatran, Ulu/Ka-Ga-Nga, Jawi, and Arabic.","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49357758","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Maritime in the Literary Works during The Kaḍiri- Majapahit Period (XII –XVI Centuries) 卡时期文学作品中的海事ḍ伊里-马贾帕希特时期(十二至十六世纪)
Pub Date : 2021-12-30 DOI: 10.24832/kapata.v17i1.21-32
T. Nastiti
Kerajaan-kerajaan masa Jawa Kuno dikenal sebagai negara agraris. Meskipun demikian tidak menjadikan kerajaan-kerajaan tersebut hanya bergerak di bidang pertanian saja, tetapi juga di bidang kemaritiman. Informasi yang menjelaskan kehidupan dan aktivitas kemaritiman pada masa Jawa Kuno didapatkan dari data arkeologis dan tekstual berupa prasasti, berita asing, dan naskah. Data tekstual yang dipakai sebagai sumber, umumnya dibagi ke dalam sumber primer dan sekunder. Sumber primer dianggap sebagai data yang lebih akurat dibandingkan dengan sumber sekunder, karena merupakan dokumen penting dan ditulis pada masanya. Data tekstual yang dianggap sebagai sumber primer adalah prasasti dan berita asing (tambo Dinasti Cina dan berita dari orang Eropa terutama Portugis), sedangkan yang dianggap sumber sekunder adalah naskah terutama karya sastra. Tujuan dari penulisan ini adalah mengungkapkan berbagai hal terkait aktivitas kemaritiman pada masa Jawa Kuno, terutama yang digambarkan dalam karya-karya sastra. Ternyata dalam karya sastra dari masa Kaḍiri-Majapahit banyak menuliskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kemaritiman, baik jenis perahu, perahu karam, bajak laut, maupun aktivitas masyarakat pesisir. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari kajian ini memperlihatkan bahwa karya-karya sastra meskipun dianggap sebagai data sekunder, namun dari tulisan karya sastra terdapat kebenaran data yang tidak didapatkan dalam data primer. The kingdoms of the Old Javanese period were known as agrarian. However, this does not make these kingdoms only engaged in agriculture but also the maritime sector. Much information that contains maritime culture and activities during the Old Javanese period was acquired from various archaeological and textual data such as ancient inscriptions, foreign records, and texts. Textual data used as sources segmented into primary and secondary sources. Primary sources are considered more accurate than secondary sources because the primary sources record many events written at that time. Textual data that are considered primary sources are ancient inscriptions and foreign evidence such as the Chinese Dynasty tambo and European records, mostly Portuguese. Meanwhile, secondary sources such as ancient manuscripts, mainly ancient literary texts. This study aims to reveal various affairs related to maritime activities in the Old Javanese period, especially those expressed and portrayed in ancient literature. By the initial study, ancient literature from the Kaḍiri-Majapahit period contains many things related to maritime culture, both types of watercraft, shipwrecks, pirates, and the activities of the people who lived in the seacoast environment. The method used in this study is descriptive analysis with a qualitative approach. This study shows not much description of the maritime culture in Old Javanese inscriptions as the primary sources. However, it figures prominently
古爪哇王国被称为农业国家。然而,他们并没有让王国不仅在农业领域,而且在死亡领域移动。解释古爪哇岛生命和死亡活动的信息是从考古和文本数据中获得的,如赞美、外国新闻和脚本。用作来源的纺织品数据,通常分为主要来源和次要来源。一级资料被认为比二级资料更准确,因为它们是重要的文件,而且写得及时。纺织品数据被认为是主要来源是赞扬和外国新闻(包括中国王朝和欧洲新闻,尤其是葡萄牙新闻),而次要来源主要是文学。这篇文章的目的是揭示古爪哇岛时期与死亡活动有关的一些事情,特别是那些在文献中描述的事情。事实证明,在当时的文献中,Kaḍiri Majapatit写了很多关于死亡的事情,无论是船型、卡拉姆船、海盗还是沿海社区活动。本研究采用定性方法进行描述性分析。研究结果表明,虽然文学作品被认为是次要数据,但从文学写作中可以看出,原始数据中没有数据的真实性。古爪哇时期的王国被称为农业王国。然而,这并不意味着这些王国只从事农业,还从事海洋部门。许多包含古爪哇时期海洋文化和活动的信息都是从各种考古和文本数据中获得的,如古代铭文、外国记录和文本。用作分为主要和次要来源的来源的文本数据。主要来源被认为比次要来源更准确,因为主要来源记录了当时写入的许多事件。被认为是主要来源的文本数据是古代铭文和外国证据,如中国王朝的坦博和欧洲的记录,主要是葡萄牙文。同时,次要来源如古代手稿,主要是古代文学文本。本研究旨在揭示古爪哇时期与海洋活动有关的各种事务,尤其是古代文学中表达和描绘的事务。通过初步研究,Kaḍiri Majapatit时期的古代文献包含了许多与海洋文化有关的内容,包括船只类型、沉船、海盗以及生活在海岸环境中的人们的活动。本研究采用定性方法进行描述性分析。这项研究表明,作为主要来源的古爪哇铭文中对海洋文化的描述并不多。然而,它在包含许多有趣事实的文学文本中占有突出地位。关于古爪哇时期海事的历史信息可以通过文学文本中的补充信息作为次要来源进行更详细的解释。
{"title":"Maritime in the Literary Works during The Kaḍiri- Majapahit Period (XII –XVI Centuries)","authors":"T. Nastiti","doi":"10.24832/kapata.v17i1.21-32","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i1.21-32","url":null,"abstract":"Kerajaan-kerajaan masa Jawa Kuno dikenal sebagai negara agraris. Meskipun demikian tidak menjadikan kerajaan-kerajaan tersebut hanya bergerak di bidang pertanian saja, tetapi juga di bidang kemaritiman. Informasi yang menjelaskan kehidupan dan aktivitas kemaritiman pada masa Jawa Kuno didapatkan dari data arkeologis dan tekstual berupa prasasti, berita asing, dan naskah. Data tekstual yang dipakai sebagai sumber, umumnya dibagi ke dalam sumber primer dan sekunder. Sumber primer dianggap sebagai data yang lebih akurat dibandingkan dengan sumber sekunder, karena merupakan dokumen penting dan ditulis pada masanya. Data tekstual yang dianggap sebagai sumber primer adalah prasasti dan berita asing (tambo Dinasti Cina dan berita dari orang Eropa terutama Portugis), sedangkan yang dianggap sumber sekunder adalah naskah terutama karya sastra. Tujuan dari penulisan ini adalah mengungkapkan berbagai hal terkait aktivitas kemaritiman pada masa Jawa Kuno, terutama yang digambarkan dalam karya-karya sastra. Ternyata dalam karya sastra dari masa Kaḍiri-Majapahit banyak menuliskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kemaritiman, baik jenis perahu, perahu karam, bajak laut, maupun aktivitas masyarakat pesisir. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari kajian ini memperlihatkan bahwa karya-karya sastra meskipun dianggap sebagai data sekunder, namun dari tulisan karya sastra terdapat kebenaran data yang tidak didapatkan dalam data primer. \u0000The kingdoms of the Old Javanese period were known as agrarian. However, this does not make these kingdoms only engaged in agriculture but also the maritime sector. Much information that contains maritime culture and activities during the Old Javanese period was acquired from various archaeological and textual data such as ancient inscriptions, foreign records, and texts. Textual data used as sources segmented into primary and secondary sources. Primary sources are considered more accurate than secondary sources because the primary sources record many events written at that time. Textual data that are considered primary sources are ancient inscriptions and foreign evidence such as the Chinese Dynasty tambo and European records, mostly Portuguese. Meanwhile, secondary sources such as ancient manuscripts, mainly ancient literary texts. This study aims to reveal various affairs related to maritime activities in the Old Javanese period, especially those expressed and portrayed in ancient literature. By the initial study, ancient literature from the Kaḍiri-Majapahit period contains many things related to maritime culture, both types of watercraft, shipwrecks, pirates, and the activities of the people who lived in the seacoast environment. The method used in this study is descriptive analysis with a qualitative approach. This study shows not much description of the maritime culture in Old Javanese inscriptions as the primary sources. However, it figures prominently","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46429899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
The Banjar Elite Response to Ethical Policy 1900—1942 on Education Aspect 班珠尔精英对1900--1942年教育伦理政策的回应
Pub Date : 2021-12-30 DOI: 10.24832/kapata.v17i2.121-130
Noor Hasanah
Keberadaan dan perkembangan lembaga pendidikan di Banjar, Kalimantan Selatan, sebagai reaksi terhadap Etische Politiek (Kebijakan Etis Belanda) relatif pesat. Namun, penelitian terkait hal tersebut masih terkesan minim, seringkali hanya berupa biografi tokoh, ulama, dan sejarah Islam yang diyakini oleh masyarakat Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa meskipun kolonial Belanda menerapkan Kebijakan Etis sebagai pembatasan hak pendidikan pribumi, para elit ulama, cendekiawan, dan pedagang menanggapi aturan tersebut dengan membentuk lembaga pendidikan tandingan, baik yang berbasis pada nasionalisme dan yang berbasis Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio-intelektual sejarah dan historis-kritis. Metode ini digunakan karena mengamati sejarah gerakan pendidikan di Banjar sebagai respon terhadap pendidikan yang diselenggarakan oleh Belanda. Pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa sejarah yang berkaitan langsung dengan pendidikan di Banjar. Tahapan penelitian ini antara lain: heuristik, verifikasi atau kritik, interpretasi, dan historiografi. Selanjutnya, data yang ditemukan ditulis secara kronologis menurut catatan sejarah para penulis sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan Etis pada aspek pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap masyarakat Banjar karena mereka lebih memilih madrasah atau pesantren untuk sekolah, serta sekolah nasionalis, yang secara konsisten menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat kemerdekaan. The existence and development of educational institutions in Banjar, South Kalimantan, as a reaction to Etische Politiek (Dutch Ethical Policy) are relatively rapid. However, the research related to it still seems minimal, often only in the form of biographies of figures, scholars, and the history of Islam believed by the Banjarese. The research aims to prove that although the Dutch colonials applied the Ethical Policy as a limitation of indigenous education rights, the elites who were ulama (Islamic clerics), intellectuals, and traders responded to these rules by forming rival educational institutions, both those based on nationalism and those based on Islam. This research uses a socio-intellectual history and historical-critical approach. These methods are used because it observes the history of the education movement in Banjar as a response to education organized by the Dutch. This approach aims to describe historical events that are directly related to education in Banjar. This research takes the following steps: heuristics, verification or criticism, interpretation, and historiography. Then, the data found are written chronologically according to the historical records of the historical writers. The research shows that Ethical Policy on the education aspect did not significantly influence the Banjarese because they preferred madrasa or pesantren for school, as well as nationalist schools, which consistently fostered a sense of love for the homeland and the s
作为对伦理政治的反应,南加里曼丹班贾尔教育机构的存在和发展相对迅速。然而,相关的研究似乎微不足道,往往只是班贾尔人所相信的伊斯兰人物、学者和历史的传记。这项研究旨在证明,尽管荷兰殖民主义者将伦理政策作为对土著教育权利的限制,神职人员、学者和商人精英们对这一规则的反应是建立一个以民族主义为基础、以伊斯兰为基础的反教育机构。这项研究采用社会学和历史学的方法。这种方法是通过观察班贾尔教育运动的历史作为荷兰教育的回应而使用的。这种做法的目的是描述与班贾尔教育直接相关的历史事件。这些研究阶段包括启发、验证或批评、解释和史学。发现的数据是按照编年史家的历史记录按时间顺序排列的。研究结果表明,教育方面的伦理政策对班加尔社区没有重大影响,因为他们更喜欢学校的伊斯兰学校或寄宿学校,以及民族主义学校,这些学校一直培养着对祖国和自由精神的热爱。美国加里曼丹南部班贾尔的教育机构的存在和发展,即对伦理政策的反应是相对快速的。However,研究与之相关的研究似乎只存在于Banjarese所相信的传记、学者和伊斯兰历史的底层。《研究aims为了证明这一点虽然《荷兰colonials应用方面的政策美国limitation of indigenous伊斯兰教育权利,《精英学者是谁(clerics)、intellectuals traders responded到这些规则对打算组建教育institutions,对手都是那些改编自nationalism和那些改编自伊斯兰教。这项研究利用了社会知识和历史上的科学知识。这些方法之所以被使用,是因为它观察了荷兰政府对教育组织的反应。这是对班贾尔教育的历史事件的恰当描述。这项研究采用了遵循步骤的方法:启发、验证或批判、解释和历史。然后,找到的数据被写入历史作家的历史记录中。这项研究表明,对巴尼亚人的教育性质的伦理政策并没有真正影响到巴尼亚人,因为他们更喜欢学校的疯狂或学校,就像国家学校一样,这是出于对祖国和独立精神的热爱。
{"title":"The Banjar Elite Response to Ethical Policy 1900—1942 on Education Aspect","authors":"Noor Hasanah","doi":"10.24832/kapata.v17i2.121-130","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i2.121-130","url":null,"abstract":"Keberadaan dan perkembangan lembaga pendidikan di Banjar, Kalimantan Selatan, sebagai reaksi terhadap Etische Politiek (Kebijakan Etis Belanda) relatif pesat. Namun, penelitian terkait hal tersebut masih terkesan minim, seringkali hanya berupa biografi tokoh, ulama, dan sejarah Islam yang diyakini oleh masyarakat Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa meskipun kolonial Belanda menerapkan Kebijakan Etis sebagai pembatasan hak pendidikan pribumi, para elit ulama, cendekiawan, dan pedagang menanggapi aturan tersebut dengan membentuk lembaga pendidikan tandingan, baik yang berbasis pada nasionalisme dan yang berbasis Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio-intelektual sejarah dan historis-kritis. Metode ini digunakan karena mengamati sejarah gerakan pendidikan di Banjar sebagai respon terhadap pendidikan yang diselenggarakan oleh Belanda. Pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa sejarah yang berkaitan langsung dengan pendidikan di Banjar. Tahapan penelitian ini antara lain: heuristik, verifikasi atau kritik, interpretasi, dan historiografi. Selanjutnya, data yang ditemukan ditulis secara kronologis menurut catatan sejarah para penulis sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan Etis pada aspek pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap masyarakat Banjar karena mereka lebih memilih madrasah atau pesantren untuk sekolah, serta sekolah nasionalis, yang secara konsisten menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat kemerdekaan. \u0000The existence and development of educational institutions in Banjar, South Kalimantan, as a reaction to Etische Politiek (Dutch Ethical Policy) are relatively rapid. However, the research related to it still seems minimal, often only in the form of biographies of figures, scholars, and the history of Islam believed by the Banjarese. The research aims to prove that although the Dutch colonials applied the Ethical Policy as a limitation of indigenous education rights, the elites who were ulama (Islamic clerics), intellectuals, and traders responded to these rules by forming rival educational institutions, both those based on nationalism and those based on Islam. This research uses a socio-intellectual history and historical-critical approach. These methods are used because it observes the history of the education movement in Banjar as a response to education organized by the Dutch. This approach aims to describe historical events that are directly related to education in Banjar. This research takes the following steps: heuristics, verification or criticism, interpretation, and historiography. Then, the data found are written chronologically according to the historical records of the historical writers. The research shows that Ethical Policy on the education aspect did not significantly influence the Banjarese because they preferred madrasa or pesantren for school, as well as nationalist schools, which consistently fostered a sense of love for the homeland and the s","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46318069","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Subsistence Strategy of Here Sorot Entapa Cave in Kisar Island, Maluku: Dwelling Site in Island with Limited Terrestrial Resources 马鲁古Kisar岛Here Sorot Entapa洞穴的生存策略:陆地资源有限的岛屿居住地点
Pub Date : 2021-12-30 DOI: 10.24832/kapata.v17i1.1-12
Nfn Alifah, Nfn Mahirta
Penelitian di wilayah Wallacea selalu menghasilkan informasi yang menarik, salah satunya adalah mengenai peran pulau-pulau yang berada di wilayah ini dalam jalur migrasi manusia. Beberapa pulau kecil yang ada di wilayah ini merupakan pulau dengan sumber daya alam yang terbatas. Gua Here Sorot Entapa merupakan salah satu situs yang terletak di Kawasan Wallacea bagian Tenggara, yaitu di Pulau Kisar. Hasil ekskavasi yang dilakukan telah menemukan akumulasi artefak, ekofak dan fitur. Lalu bagaimana adaptasi yang dilakukan oleh manusia pada masa itu terhadap lingkungan dengan sumberdaya alam yang terbatas, merupakan hal yang akan dibahas dalam tulisan ini. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis hasil ekskavasi yang dilakukan oleh Tim Penelitian gabungan UGM dan ANU serta Balai Arkeologi Maluku. Untuk mengetahui perubahan lingkungan dan pemanfaatannya akan digunakan data botani yang diperoleh secara langsung maupun studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Gua Here Sorot Entapa dihuni sejak sekitar 16.000 BP. Pemanfaatan sumberdaya laut merupakan subsistensi utama di samping pemanfaatan beberapa jenis tumbuhan yang secara kuantitas berbanding lurus dengan pemanfaatan sumberdaya laut. Research in the Wallacea area always produces exciting information, including the role of the islands in this region in human migration routes. Several small islands in this region are islands with limited terrestrial resources. Here Sorot Entapa cave is one of the sites located on Kisar Island, Southeast Wallacea region. The occupation of small islands presents particular challenges for human communities related to limited terrestrial resources and susceptibility to natural disasters. Then how the adaptation made by humans at that time in an environment with limited terrestrial resources is discussed in this study. This study used excavation methods to obtain data accumulation of artifacts, ecofacts, and features. Literature study and botanical data analysis were used to determine environmental changes and resource utilization. The results of this study indicate that the Here Sorot Entapa Cave has been occupied since around 16,000 BP. Marine resources were the primary subsistence along with several types of plants food in the same quantity. The function of the Here Sorot Entapa Cave may also be related to the existence of rock art that spread on Kisar Island. Eventually, Kisar Island was the main purpose of a prehistoric human in carrying out religious and artistic activities, and the Here Sorot Entapa Cave served as a temporary shelter for these activities.
瓦拉西亚的研究总是产生有趣的信息,其中之一是关于该地区岛屿在人类迁徙中的作用。这个地区的一些小岛是一个自然资源有限的岛屿。Sorot Entapa的洞穴是位于南部瓦拉西亚地区的遗址之一,即基萨尔岛。执行结果发现了人工制品的积累、生态噬菌体和特征。那么,当时人类是如何适应自然资源有限的环境的呢?这将在本文中讨论。本文使用的方法是对UGM和ANU联合研究小组以及尴尬的考古平衡进行的执行结果分析。为了了解环境变化及其益处,将使用直接获得的植物学数据或图书馆研究。这项研究的结果表明,Gua Here Sorot已经居住了大约16000名BP。开发海洋资源是主要的生计,同时开发某些类型的植物,与开发海洋资源相比,这些植物的数量是巨大的。瓦拉西亚地区的研究总是能产生令人兴奋的信息,包括该地区岛屿在人类迁徙路线中的作用。该地区的几个小岛是陆地资源有限的岛屿。索罗特恩塔帕洞穴是位于瓦拉西亚东南部基萨尔岛的遗址之一。由于陆地资源有限和易受自然灾害影响,对小岛屿的占领给人类社区带来了特别的挑战。然后,本研究讨论了当时人类如何在陆地资源有限的环境中进行适应。这项研究使用挖掘方法来获得文物、生态事实和特征的数据积累。文献研究和植物学数据分析用于确定环境变化和资源利用。这项研究的结果表明,Here Sorot Entapa洞穴自约16000 BP以来就已被占用。海洋资源与几种数量相同的植物食物是主要的生计。索罗特·恩塔帕洞穴的功能也可能与基萨尔岛上流传的岩石艺术的存在有关。最终,基萨尔岛是史前人类进行宗教和艺术活动的主要目的,这里的索罗特恩塔帕洞穴是这些活动的临时避难所。
{"title":"Subsistence Strategy of Here Sorot Entapa Cave in Kisar Island, Maluku: Dwelling Site in Island with Limited Terrestrial Resources","authors":"Nfn Alifah, Nfn Mahirta","doi":"10.24832/kapata.v17i1.1-12","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i1.1-12","url":null,"abstract":"Penelitian di wilayah Wallacea selalu menghasilkan informasi yang menarik, salah satunya adalah mengenai peran pulau-pulau yang berada di wilayah ini dalam jalur migrasi manusia. Beberapa pulau kecil yang ada di wilayah ini merupakan pulau dengan sumber daya alam yang terbatas. Gua Here Sorot Entapa merupakan salah satu situs yang terletak di Kawasan Wallacea bagian Tenggara, yaitu di Pulau Kisar. Hasil ekskavasi yang dilakukan telah menemukan akumulasi artefak, ekofak dan fitur. Lalu bagaimana adaptasi yang dilakukan oleh manusia pada masa itu terhadap lingkungan dengan sumberdaya alam yang terbatas, merupakan hal yang akan dibahas dalam tulisan ini. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis hasil ekskavasi yang dilakukan oleh Tim Penelitian gabungan UGM dan ANU serta Balai Arkeologi Maluku. Untuk mengetahui perubahan lingkungan dan pemanfaatannya akan digunakan data botani yang diperoleh secara langsung maupun studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Gua Here Sorot Entapa dihuni sejak sekitar 16.000 BP. Pemanfaatan sumberdaya laut merupakan subsistensi utama di samping pemanfaatan beberapa jenis tumbuhan yang secara kuantitas berbanding lurus dengan pemanfaatan sumberdaya laut. \u0000Research in the Wallacea area always produces exciting information, including the role of the islands in this region in human migration routes. Several small islands in this region are islands with limited terrestrial resources. Here Sorot Entapa cave is one of the sites located on Kisar Island, Southeast Wallacea region. The occupation of small islands presents particular challenges for human communities related to limited terrestrial resources and susceptibility to natural disasters. Then how the adaptation made by humans at that time in an environment with limited terrestrial resources is discussed in this study. This study used excavation methods to obtain data accumulation of artifacts, ecofacts, and features. Literature study and botanical data analysis were used to determine environmental changes and resource utilization. The results of this study indicate that the Here Sorot Entapa Cave has been occupied since around 16,000 BP. Marine resources were the primary subsistence along with several types of plants food in the same quantity. The function of the Here Sorot Entapa Cave may also be related to the existence of rock art that spread on Kisar Island. Eventually, Kisar Island was the main purpose of a prehistoric human in carrying out religious and artistic activities, and the Here Sorot Entapa Cave served as a temporary shelter for these activities.","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45055049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Kapata Arkeologi
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1