首页 > 最新文献

Kapata Arkeologi最新文献

英文 中文
Moral Dilemma in Education of Baduy Community 八都社区教育中的道德困境
Pub Date : 2021-12-30 DOI: 10.24832/kapata.v17i2.85-96
M. W. Nurrochsyam
Dewasa ini masyarakat Baduy mengalami dilema moral dalam pendidikan. Dilema moral terlihat dari dua pilihan yaitu di satu sisi sekolah ditolak karena dianggap bertentangan dengan adat atau tradisi. Orang Baduy yang bersekolah terbukti banyak yang meninggalkan tradisi dan adat Baduy. Di sisi lain sekolah diterima karena menjadi sarana untuk mencapai kehidupan yang sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dilema moral pendidikan dalam masyarakat Baduy yang terbagi atas masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar serta merumuskan jenis pendidikan yang sesuai dengan budaya mereka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode studi kasus. Data-data diperoleh dari wawancara mendalam dengan para informan sedangkan analisis penelitian menggunakan analisis kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Baduy menempati tingkat kesadaran moral konvensional, yaitu moralitas kelompok menjadi ukuran kebaikan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat orang-orang yang kritis yang menempati tingkat kesadaran pasca konvensional. Berdasarkan atas tingkat kesadaran moral ini maka jenis pendidikan yang sesuai dengan budaya masyarakat Baduy Dalam adalah pendidikan nonformal yang diorientasikan untuk memperkuat adat dan tradisi; dan bagi masyarakat Baduy Luar jenis pendidikan yang sesuai adalah pendidikan formal yang diorientasikan untuk kesejahteraan hidup komunitas. Baduy community nowadays experiences a moral dilemma in education. The moral dilemma can be seen from two choices, where on one side, the school was rejected because it was considered to be contrary to custom or tradition. Many of the Baduy people who go to school leave the traditions and customs of Baduy. On the other hand, the schools welcomed because they become a means to achieve a prosperous life. This research aims to describe the moral dilemma in the education of the Baduy community, which is divided into Baduy Dalam and Baduy Luar communities, and formulate the types of education following their culture. This is qualitative research using a case research method. The data were obtained by conducting in-depth interviews with informants, while the analysis method used was critical analysis. Results of the research indicated that Baduy people occupied the conventional moral awareness level, namely group morality, as a measure of goodness. The results also indicated that critical people occupied the post-conventional awareness level. Based on this moral awareness level, then the type of education following the culture of the Baduy Dalam community were non-formal education oriented to strengthen the customs and traditions. At the same time, the appropriate type of education for the Baduy Luar community was formal education oriented to the community's welfare.
今天,贝都因人在教育方面处于道德困境。在学校的一边,有两种选择被认为是违背传统或传统的拒绝,这是一种道德困境。事实证明,许多贝都因人抛弃了贝都因的传统和习俗。另一方面,学校是获得富裕生活的一种手段。本研究旨在描述贝都因社区中教育的道德困境,该社区内部和外部都存在贝都尼社区,并制定符合其文化的教育方式。本研究是一种定性研究,采用案例研究方法。数据来自对告密者的深入采访,而研究分析使用批判性分析。研究表明,贝都因人对善有一种传统的道德感,即群体道德意识,研究还表明,一些持批评态度的人占据了传统的后意识水平。基于这种道德意识,一种适合八度社会文化的教育,是一种旨在加强习俗和传统的非正规教育;对于任何一种贝都因人来说,适当的教育是一种以社区生活福利为导向的正式教育。现在的贝都因社区经历教育中的道德困境。这一道德困境可以从双方的选择中看到,这所学校正在被批准,因为它被认为是传统的监护制度。许多去上学的小丑留下了贝都因的传统和习俗。另一方面,学者们接受了,因为他们成为实现繁荣生活的手段。这项研究旨在描述贝都尼社区教育的道德困境,这两种文化在社区内外都传播开来,并根据自己的文化形成教育类型。这是一项质量研究,采用凯斯研究方法。来自内省的调查数据由线人审查,而使用的方法分析是批判性分析。令人厌恶的研究结果显示,许多人拥有道德意识水平、善良团体namely的道德意识。结果还受到批评,人们推迟了后来的意识水平。基于这种道德意识水平,然后教育的类型遵循着社区中小丑的文化,他们的文化旨在加强传统。与此同时,社区外贝都因人的教育模式是向社区福利的正式教育。
{"title":"Moral Dilemma in Education of Baduy Community","authors":"M. W. Nurrochsyam","doi":"10.24832/kapata.v17i2.85-96","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v17i2.85-96","url":null,"abstract":"Dewasa ini masyarakat Baduy mengalami dilema moral dalam pendidikan. Dilema moral terlihat dari dua pilihan yaitu di satu sisi sekolah ditolak karena dianggap bertentangan dengan adat atau tradisi. Orang Baduy yang bersekolah terbukti banyak yang meninggalkan tradisi dan adat Baduy. Di sisi lain sekolah diterima karena menjadi sarana untuk mencapai kehidupan yang sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dilema moral pendidikan dalam masyarakat Baduy yang terbagi atas masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar serta merumuskan jenis pendidikan yang sesuai dengan budaya mereka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode studi kasus. Data-data diperoleh dari wawancara mendalam dengan para informan sedangkan analisis penelitian menggunakan analisis kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Baduy menempati tingkat kesadaran moral konvensional, yaitu moralitas kelompok menjadi ukuran kebaikan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat orang-orang yang kritis yang menempati tingkat kesadaran pasca konvensional. Berdasarkan atas tingkat kesadaran moral ini maka jenis pendidikan yang sesuai dengan budaya masyarakat Baduy Dalam adalah pendidikan nonformal yang diorientasikan untuk memperkuat adat dan tradisi; dan bagi masyarakat Baduy Luar jenis pendidikan yang sesuai adalah pendidikan formal yang diorientasikan untuk kesejahteraan hidup komunitas. \u0000Baduy community nowadays experiences a moral dilemma in education. The moral dilemma can be seen from two choices, where on one side, the school was rejected because it was considered to be contrary to custom or tradition. Many of the Baduy people who go to school leave the traditions and customs of Baduy. On the other hand, the schools welcomed because they become a means to achieve a prosperous life. This research aims to describe the moral dilemma in the education of the Baduy community, which is divided into Baduy Dalam and Baduy Luar communities, and formulate the types of education following their culture. This is qualitative research using a case research method. The data were obtained by conducting in-depth interviews with informants, while the analysis method used was critical analysis. Results of the research indicated that Baduy people occupied the conventional moral awareness level, namely group morality, as a measure of goodness. The results also indicated that critical people occupied the post-conventional awareness level. Based on this moral awareness level, then the type of education following the culture of the Baduy Dalam community were non-formal education oriented to strengthen the customs and traditions. At the same time, the appropriate type of education for the Baduy Luar community was formal education oriented to the community's welfare.","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":"235 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68865734","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Archaeological Object as Tourism in Samosir Island 萨莫西尔岛考古文物旅游
Pub Date : 2020-06-30 DOI: 10.24832/kapata.v16i1.27-40
Femmy Indriany Dalimunthe, Ketut Wiradnyana
Pulau Samosir berada di tengah-tengah Danau Toba sebagai bagian dari proses geologi terkait dengan erupsi Gunung Toba. Keberadaan danau itu sendiri menjadi daya tarik sebuah objek wisata. Adanya berbagai tinggalan arkeologis berupa objek megalitik terkait dengan tradisi upacara kematian masyarakat Batak Toba yang berlangsung sejak lama. Prosesi kematian dan adat istiadat yang masih berlangsung hingga saat ini disadari menjadi sebuah atraksi wisata yang menarik minat wisatawan jika dikembangkan. Pengelolaan objek tradisi megalitik sebagai objek pariwisata di wilayah ini relatif belum maksimal, sehingga diperlukan upaya mengidentifikasi objek-objek dimaksud disertai dengan uraian informasi yang bersifat ilmiah serta membangun konsep pariwisata yang ideal. Berkenaan dengan itu wadah kubur dan objek arkeologis lainnya menjadi uraian kajian, disertai dengan konsep pengembangan pariwisata berkarakter lokal menjadi bagian dari pembahasannya. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, dan studi kepustakaan. Objek-objek arkeologi dideskripsikan lalu diinterpretasi secara induktif atas analogi dengan objek sejenis di tempat lainnya. Berdasarkan hasil pembahasan di dalam penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa tinggalan arkeologi di Pulau Samosir didominasi oleh wadah kubur yang merupakan tradisi megalitik. Tradisi megalitik ini erat berkaitan dengan konsepsi upacara kematian yang masih berlangsung di masyarakat Batak Toba saat ini. Keterkaitan antara objek arkeologi dengan tradisi masyarakat yang masih berlangsung dapat dikemas dalam satu ide pariwisata minat khusus objek sejarah berkarakter lokal. Pengelolaan pariwisata yang melibatkan masyarakat lokal diharapkan dapat memberikan dampak langsung baik secara ekonomi maupun merawat keberlangsungan tradisi dan objek arkeologi itu sendiri, juga memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi atraksi wisata dalam perspektif baru di Pulau Samosir. Samosir Island is in the middle of Lake Toba as part of a geological process related to Mount Toba's eruption. The existence of the lake itself becomes an attraction for a tourist attraction. There are various archaeological remains in the form of megalithic objects related to the Toba Batak community death ceremony tradition, which has lasted a long time. The procession of death and customs, which are still ongoing today, is considered a tourist attraction that will attract tourists if developed. The management of megalithic tradition as tourism objects in this region is relatively inadequate. Efforts to identify these objects are required, accompanied by descriptions of scientific information and building an ideal tourism concept. Therefore, burial container and other archaeological objects are the study's description, accompanied by the concept of developing tourism with local character as part of the discussion. The method in this research is descriptive analysis and literature study. Archaeological objects are described and interpreted indu
萨摩亚群岛位于多巴湖的中心,是与多巴火山爆发有关的地质过程的一部分。这个湖本身就吸引了一个旅游景点。巴塔克多巴人的传统死亡仪式在巨石上留下了不同的考古遗迹。目前仍在进行的死亡和习俗,在发展过程中被认为是一个吸引游客的旅游景点。在该地区,将巨石传统的对象作为旅游业对象的管理相对较低,因此需要努力确定这些对象,并对其进行科学的信息分析,并建立理想的旅游理念。与此相关的埋葬容器和其他考古物品成为了对其主题的回顾,以及当地旅游发展的概念成为其主题的一部分。本研究的方法是描述性分析和文献研究。考古学的对象被描述,然后本能地解释与其他地方类似的对象的类比。根据这项研究的研究,可以得出这样的结论:Samosir岛上的考古遗迹主要是由巨石传统的陪葬品所主导。这一巨石传统与今天巴塔克托巴社区仍然存在的仪式的概念密切相关。考古对象与持续的社区传统之间的联系可能会被游客对当地历史对象的特殊兴趣所激发。包括当地社区在内的旅游业管理预计将在经济上直接影响,并维护传统和考古对象本身,并有巨大的潜力在萨摩斯岛发展成一个新的旅游景点。萨莫西尔岛位于多巴湖的中心,是连接到多巴火山火山的地质过程的一部分。这个湖的存在变成了一个引人注目的吸引力。这是几个世纪以来一直存在的不同的考古遗迹,与多巴巴巴基社区死亡仪式传统有关。目前仍在进行的死亡和海关的代理被认为是一种令人印象深刻的吸引力,如果发展的话,会吸引游客。这个地区的工业工业传统是相对主义的。为了确定这些目标,这些目标是被要求的,由对科学信息的描述和理想的观点观念所结合。因此,货柜和其他考古对象是研究的描述,由当地角色扮演的开发理念所支撑。本研究的方法是解析和文学研究。考古学的物体正在描述和解释这些行为。这项研究得出的结论是,萨莫西岛的考古遗迹被工商管区控制,这些都是巨石传统的替代品。这个巨石传统与今天仍被关在巴塔克托巴社区的死亡观念密切相关。考古对象和社区传统之间的关系可以体现当地角色感的参与感。旅游管理部门预计将影响经济,并将保护传统和考古目标本身。这一想法还被认为是对萨摩亚群岛新视角的巨大潜力。
{"title":"Archaeological Object as Tourism in Samosir Island","authors":"Femmy Indriany Dalimunthe, Ketut Wiradnyana","doi":"10.24832/kapata.v16i1.27-40","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v16i1.27-40","url":null,"abstract":"Pulau Samosir berada di tengah-tengah Danau Toba sebagai bagian dari proses geologi terkait dengan erupsi Gunung Toba. Keberadaan danau itu sendiri menjadi daya tarik sebuah objek wisata. Adanya berbagai tinggalan arkeologis berupa objek megalitik terkait dengan tradisi upacara kematian masyarakat Batak Toba yang berlangsung sejak lama. Prosesi kematian dan adat istiadat yang masih berlangsung hingga saat ini disadari menjadi sebuah atraksi wisata yang menarik minat wisatawan jika dikembangkan. Pengelolaan objek tradisi megalitik sebagai objek pariwisata di wilayah ini relatif belum maksimal, sehingga diperlukan upaya mengidentifikasi objek-objek dimaksud disertai dengan uraian informasi yang bersifat ilmiah serta membangun konsep pariwisata yang ideal. Berkenaan dengan itu wadah kubur dan objek arkeologis lainnya menjadi uraian kajian, disertai dengan konsep pengembangan pariwisata berkarakter lokal menjadi bagian dari pembahasannya. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, dan studi kepustakaan. Objek-objek arkeologi dideskripsikan lalu diinterpretasi secara induktif atas analogi dengan objek sejenis di tempat lainnya. Berdasarkan hasil pembahasan di dalam penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa tinggalan arkeologi di Pulau Samosir didominasi oleh wadah kubur yang merupakan tradisi megalitik. Tradisi megalitik ini erat berkaitan dengan konsepsi upacara kematian yang masih berlangsung di masyarakat Batak Toba saat ini. Keterkaitan antara objek arkeologi dengan tradisi masyarakat yang masih berlangsung dapat dikemas dalam satu ide pariwisata minat khusus objek sejarah berkarakter lokal. Pengelolaan pariwisata yang melibatkan masyarakat lokal diharapkan dapat memberikan dampak langsung baik secara ekonomi maupun merawat keberlangsungan tradisi dan objek arkeologi itu sendiri, juga memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi atraksi wisata dalam perspektif baru di Pulau Samosir. \u0000Samosir Island is in the middle of Lake Toba as part of a geological process related to Mount Toba's eruption. The existence of the lake itself becomes an attraction for a tourist attraction. There are various archaeological remains in the form of megalithic objects related to the Toba Batak community death ceremony tradition, which has lasted a long time. The procession of death and customs, which are still ongoing today, is considered a tourist attraction that will attract tourists if developed. The management of megalithic tradition as tourism objects in this region is relatively inadequate. Efforts to identify these objects are required, accompanied by descriptions of scientific information and building an ideal tourism concept. Therefore, burial container and other archaeological objects are the study's description, accompanied by the concept of developing tourism with local character as part of the discussion. The method in this research is descriptive analysis and literature study. Archaeological objects are described and interpreted indu","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49063296","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Preservation of World Heritage Sites Viewed from the Perspective of Sustainable Tourism Development 从旅游业可持续发展看世界遗产保护
Pub Date : 2020-06-04 DOI: 10.24832/kapata.v15i1.25-34
Roby Ardiwidjaja
Identitas bangsa Indonesia sekarang ini menghadapi masalah serius akibat pengaruh globalisasi yang membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa, oleh karena itu perlu upaya berkesinambungan dalam membangun dan memperkuat jati diri bangsa Indonesia. Salah satu upaya dimulai dengan melindungi dan melestarikan keragaman nilai-nilai luhur tradisi beserta warisan budaya yang masih mencerminkan ciri khas Indonesia. Adanya kesadaran dunia tentang pentingnya pelestarian situs warisan budaya semakin meningkat dari waktu ke waktu, memberi peluang pentingnya pelaksanaan pelestarian guna memperkuat ketahanan budaya bangsa Indonesia. Salah satu upaya pelestarian tersebut adalah dengan mengusulkan warisan budaya berupa situs, kompleks bangunan, dan lanskap budaya yang tersebar di wilayah Indonesia dengan keunikannya masing-masing sebagai Warisan Dunia yang memiliki nilai universal. Situs Warisan Dunia adalah aset bangsa, maka setiap orang memiliki hak dan berkewajiban memahami, mengapresiasi, dan melestarikan nilai-nilai universal, nasional maupun lokal yang terkandung di dalamnya melalui mekanisme pengelolaan yang terpadu dan berkelanjutan. Kajian ini merupakan hasil dari desk research dengan analisis menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan pada studi pustaka dari referensi yang relevan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pendekatan positif dalam pengelolaan dan pemafaatan warisan budaya adalah dengan menggunakan pendekatan pariwisata berkelanjutan melalui konsep pariwisata budaya. Pariwisata disini dimungkinkan menjadi alat untuk mengemas upaya pelestarian kawasan situs Warisan Dunia menjadi daya tarik wisata budaya. Kajian ini menghasilkan sejumlah rekomendasi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan di kawasan situs Warisan Dunia. Today, the identity of Indonesian people faces a severe problem due to the influence of globalization, which brings significant changes in various aspects of national life; therefore, it required continuous efforts to build and strengthen the identity of the Indonesian people. We can start by protecting and preserving the diversity of the traditional noble values and cultural heritage that still reflect Indonesian characteristics. The awareness of the world about the importance of preserving cultural heritage sites is increasing over time, providing an opportunity for the importance of implementing conservation to strengthen the resilience of Indonesian culture. One of the conservation efforts is to propose cultural heritage in the form of site, building complex, and cultural landscape that spread in the territory of Indonesia with their uniqueness as World Heritage that has universal values. World Heritage site is a national asset, so everyone has the right and obligation to understand, appreciate, and preserve the universal, national, and local values contained in it through an integrated and sustainable management mechanism. This study was the result of desk research
今天,印度尼西亚人的身份正面临着全球化的影响,这将在民族生活的各个方面带来巨大的变化,因此需要继续努力建立和加强印尼人的身份。其中一项努力始于保护和保护传统的价值观的多样性和文化遗产,这些价值观仍然反映着印尼的特征。随着时间的推移,世界对保护文化遗迹的重要性得到了越来越多的认识,这为加强印尼民族文化恢复提供了重要的机会。保护工作的一部分是提出一种文化遗产,该遗址、建筑群和文化景观分布在印度尼西亚地区,每一种文化遗产都是具有普遍价值的世界遗产。世界遗产是一个国家的资产,因此,每个人都有权利和义务通过可持续和可持续的管理机制来理解、欣赏和维护其所包含的普世、民族和地方价值观。本研究是desk research的结果,它使用基于相关参考文献的文献研究的基于描述性定性方法的分析。这项研究的结果表明,文化遗产管理和吸收的积极方法是通过文化旅游的概念使用可持续旅游方法。这里的旅游业成为了一种工具,将世界遗产保护工作打包成为一种文化旅游。该研究提出了许多建议,可用于发展世界遗产地区的可持续旅游。今天,印尼人民面临几个问题,导致全球反腐败的影响。因此,它要求不断努力建立和加强印尼人民的身份。我们可以从保护和保护传统价值观和文化遗产的多样性开始,这些价值观仍在反思印尼的特点。世界对保护文化遗产的重要性的认识随着时间的推移而增加,为实施保护措施的重要性提供了一个机会,以加强印尼文化的阻力。保护措施之一是在印度尼西亚的平台、建筑综合体和文化景观中推广文化遗产,它们作为世界遗产具有普遍价值。世界遗产网站是一个国家资产,所以每个人都有正确的和有义务去理解、欣赏和保护普遍、国家和地方价值通过集成和可持续管理机制来实现它。这一研究是分析研究的结果,其依据是对相关性参考的专门性解释方法。这种研究的结果是通过文化旅游概念的持续发展,利用了对世界遗产的持续探索。在这里,tourism可能是一个工具来包装世界遗产保护地点,使之成为一种文化吸引力。这项研究产生了一些建议,可以应用于世界遗产地点的可持续发展发展。
{"title":"Preservation of World Heritage Sites Viewed from the Perspective of Sustainable Tourism Development","authors":"Roby Ardiwidjaja","doi":"10.24832/kapata.v15i1.25-34","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v15i1.25-34","url":null,"abstract":"Identitas bangsa Indonesia sekarang ini menghadapi masalah serius akibat pengaruh globalisasi yang membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa, oleh karena itu perlu upaya berkesinambungan dalam membangun dan memperkuat jati diri bangsa Indonesia. Salah satu upaya dimulai dengan melindungi dan melestarikan keragaman nilai-nilai luhur tradisi beserta warisan budaya yang masih mencerminkan ciri khas Indonesia. Adanya kesadaran dunia tentang pentingnya pelestarian situs warisan budaya semakin meningkat dari waktu ke waktu, memberi peluang pentingnya pelaksanaan pelestarian guna memperkuat ketahanan budaya bangsa Indonesia. Salah satu upaya pelestarian tersebut adalah dengan mengusulkan warisan budaya berupa situs, kompleks bangunan, dan lanskap budaya yang tersebar di wilayah Indonesia dengan keunikannya masing-masing sebagai Warisan Dunia yang memiliki nilai universal. Situs Warisan Dunia adalah aset bangsa, maka setiap orang memiliki hak dan berkewajiban memahami, mengapresiasi, dan melestarikan nilai-nilai universal, nasional maupun lokal yang terkandung di dalamnya melalui mekanisme pengelolaan yang terpadu dan berkelanjutan. Kajian ini merupakan hasil dari desk research dengan analisis menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan pada studi pustaka dari referensi yang relevan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pendekatan positif dalam pengelolaan dan pemafaatan warisan budaya adalah dengan menggunakan pendekatan pariwisata berkelanjutan melalui konsep pariwisata budaya. Pariwisata disini dimungkinkan menjadi alat untuk mengemas upaya pelestarian kawasan situs Warisan Dunia menjadi daya tarik wisata budaya. Kajian ini menghasilkan sejumlah rekomendasi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan di kawasan situs Warisan Dunia. \u0000Today, the identity of Indonesian people faces a severe problem due to the influence of globalization, which brings significant changes in various aspects of national life; therefore, it required continuous efforts to build and strengthen the identity of the Indonesian people. We can start by protecting and preserving the diversity of the traditional noble values and cultural heritage that still reflect Indonesian characteristics. The awareness of the world about the importance of preserving cultural heritage sites is increasing over time, providing an opportunity for the importance of implementing conservation to strengthen the resilience of Indonesian culture. One of the conservation efforts is to propose cultural heritage in the form of site, building complex, and cultural landscape that spread in the territory of Indonesia with their uniqueness as World Heritage that has universal values. World Heritage site is a national asset, so everyone has the right and obligation to understand, appreciate, and preserve the universal, national, and local values contained in it through an integrated and sustainable management mechanism. This study was the result of desk research ","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48325785","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Cultural Heritage Digitization in Indonesia: A New Perspective on Preserving Depok Colonial Heritage 印尼文化遗产数字化:保护德波克殖民地遗产的新视角
Pub Date : 2020-06-01 DOI: 10.24832/kapata.v15i1.15-24
Alqiz Lukman, Ghilman Assilmi, Ide Nada Imandiharja
Teknologi terkini, seperti fotografi digital, pemindai 3D, dan augmented reality, memberikan alternatif dalam upaya pelestarian situs warisan budaya. Fokus pembahasan dalam artikel ini adalah kelanjutan wacana tentang manfaat pelestarian berbasis digital berdasarkan penerapan pada Proyek Depok Lama. Depok adalah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang memiliki beragam jenis bangunan masa kolonial, antara lain permukiman penduduk, gereja, dan jembatan. Namun, studi terbaru menunjukkan hampir 75% bangunan kolonial telah dihancurkan sepanjang satu dasawarsa terakhir akibat aktivitas pembangunan kota dan modernisasi yang cepat. Kami membangun proyek untuk melakukan digitalisasi sejumlah objek warisan budaya di Depok untuk mencegah perusakan lebih lanjut dan membangun informasi tentang pentingnya objek bangunan kolonial kepada publik melalui media digital. Proyek ini merupakan kegiatan multidisiplin yang melibatkan arkeolog, sejarawan, pakar IT, dan masyarakat setempat dalam menciptakan database sistem interaktif mengenai bangunan cagar budaya di Depok. Empat studi dilakukan untuk mengembangkan Proyek Depok Lama, yaitu studi informasi konten, studi perspektif pengguna, konstruksi kerangka desain situs web, dan studi evaluasi. Studi pertama dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai bangunan bersejarah di Depok Lama. Studi kedua dilakukan untuk menyelidiki presentasi informasi yang disukai oleh pengguna. Studi ketiga berkaitan dengan pengembangan prototipe situs web berdasarkan data dari studi sebelumnya. Studi terakhir adalah untuk mengevaluasi dan meningkatkan prototipe situs web. Hasil menunjukkan bahwa digitalisasi warisan budaya tidak hanya berguna untuk pelestarian tetapi juga mendorong keterlibatan publik dan memfasilitasi materi pengetahuan budaya. New technologies, such as digital photography, 3D scanner, and augmented reality, provide an alternative to preserve heritage sites. The focal point for this article is to continue the discourse on the advantages of digital preservation based on our work in Depok, called Depok Lama Project. Depok is a city located in West Java Province that has many colonial buildings, such as residential settlements, churches, and bridges. However, a recent study shows almost 75% of colonial buildings have been demolished over the last decade due to city development and rapid modernization. We created a project to digitize the cultural heritage in Depok to prevent further destruction and encourage the importance of the buildings to the public through digital media. This project is a multidisciplinary project that involved archaeologists, historians, IT experts, and the local community in creating an interactive system database regarding heritage buildings in Depok. Four studies were carried out to develop the Depok Lama Project, namely content information study, end-user perspective study, website design framework construction, and evaluation study. The first study was used to collect information regard
最近的技术,如数字摄影、3D扫描仪和增强现实,为保护文化遗产提供了替代方案。本文的重点是基于旧Depok项目的应用,基于数字保护的好处的进一步讨论。Depok是西爪哇省的一个城市,它有各种各样的殖民时期建筑,包括定居点、教堂和桥梁。然而,最近的研究表明,近75%的殖民建筑在过去十年中因城市建设和迅速现代化而被破坏。我们正在建设一个项目,使Depok的多个文化遗产数字化,以防止进一步的破坏,并通过数字媒体向公众展示殖民建筑的重要性。该项目是一项多学科的活动,涉及考古学家、历史学家、IT专家和当地社区创建有关保护区建设的互动系统数据库。目前正在进行四项研究,以开发长期的Depok项目,即内容信息研究、用户视角研究、网站设计结构构建和评估研究。第一个研究是收集关于旧德波克历史建筑的信息。第二项研究是研究用户喜欢的信息展示。第三项研究涉及基于先前研究的数据对网站原型的开发。最近的研究是评估和改进网站原型。结果表明,文化遗产数字化不仅有助于保护,而且促进公共参与,促进文化知识材料。新技术,像数字摄影,3D扫描仪,增强现实,为保护传统系统提供替代方案。这篇文章的焦点是在我们的工作中,即所谓的长时间Depok项目中,在数字保护措施的先见之明上继续发言。德波克是爪哇省西部的一座城市,有许多殖民建筑,诸如住宅区结扎、教堂和桥梁。最近的悬疑研究显示,近75%的殖民地建筑已被拆除,超过十年,城市发展和快速现代化。我们创建了一个项目,以防止文化遗产的进一步破坏和增强通过数字媒体对公众的重要性。这个项目是一个多功能的项目,参与了考古学、历史、经验、经验,以及建立一个相互作用的数据库,参考了德波克的遗产基础。四项研究都致力于改进旧的Depok项目、namely conteny信息研究、end-user perspectication、框架设计设计和评估研究。最初的研究是收集信息,以反映过去的德波克的历史基础。第二项研究是委托对信息进行分析,这些信息是前端的先验。第三项研究关注的是基于previous研究数据的网站原型的发展。最后的研究是对网站原型的评估和奖励。文化遗产的结果不仅对预防有用,而且对公共参与和文化学习也有好处。
{"title":"Cultural Heritage Digitization in Indonesia: A New Perspective on Preserving Depok Colonial Heritage","authors":"Alqiz Lukman, Ghilman Assilmi, Ide Nada Imandiharja","doi":"10.24832/kapata.v15i1.15-24","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v15i1.15-24","url":null,"abstract":"Teknologi terkini, seperti fotografi digital, pemindai 3D, dan augmented reality, memberikan alternatif dalam upaya pelestarian situs warisan budaya. Fokus pembahasan dalam artikel ini adalah kelanjutan wacana tentang manfaat pelestarian berbasis digital berdasarkan penerapan pada Proyek Depok Lama. Depok adalah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang memiliki beragam jenis bangunan masa kolonial, antara lain permukiman penduduk, gereja, dan jembatan. Namun, studi terbaru menunjukkan hampir 75% bangunan kolonial telah dihancurkan sepanjang satu dasawarsa terakhir akibat aktivitas pembangunan kota dan modernisasi yang cepat. Kami membangun proyek untuk melakukan digitalisasi sejumlah objek warisan budaya di Depok untuk mencegah perusakan lebih lanjut dan membangun informasi tentang pentingnya objek bangunan kolonial kepada publik melalui media digital. Proyek ini merupakan kegiatan multidisiplin yang melibatkan arkeolog, sejarawan, pakar IT, dan masyarakat setempat dalam menciptakan database sistem interaktif mengenai bangunan cagar budaya di Depok. Empat studi dilakukan untuk mengembangkan Proyek Depok Lama, yaitu studi informasi konten, studi perspektif pengguna, konstruksi kerangka desain situs web, dan studi evaluasi. Studi pertama dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai bangunan bersejarah di Depok Lama. Studi kedua dilakukan untuk menyelidiki presentasi informasi yang disukai oleh pengguna. Studi ketiga berkaitan dengan pengembangan prototipe situs web berdasarkan data dari studi sebelumnya. Studi terakhir adalah untuk mengevaluasi dan meningkatkan prototipe situs web. Hasil menunjukkan bahwa digitalisasi warisan budaya tidak hanya berguna untuk pelestarian tetapi juga mendorong keterlibatan publik dan memfasilitasi materi pengetahuan budaya. \u0000New technologies, such as digital photography, 3D scanner, and augmented reality, provide an alternative to preserve heritage sites. The focal point for this article is to continue the discourse on the advantages of digital preservation based on our work in Depok, called Depok Lama Project. Depok is a city located in West Java Province that has many colonial buildings, such as residential settlements, churches, and bridges. However, a recent study shows almost 75% of colonial buildings have been demolished over the last decade due to city development and rapid modernization. We created a project to digitize the cultural heritage in Depok to prevent further destruction and encourage the importance of the buildings to the public through digital media. This project is a multidisciplinary project that involved archaeologists, historians, IT experts, and the local community in creating an interactive system database regarding heritage buildings in Depok. Four studies were carried out to develop the Depok Lama Project, namely content information study, end-user perspective study, website design framework construction, and evaluation study. The first study was used to collect information regard","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47476346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Local Community Participation in Establishing the Criteria for Heritage Significance Assessment of the Cultural Heritage in Medan 地方社区参与制定棉兰文化遗产意义评估标准
Pub Date : 2019-08-03 DOI: 10.24832/KAPATA.V15I1.523
I. Fitri, Y. Ahmad, nfn Ratna
Nilai penting adalah satu-satunya alasan yang mendasari pelestarian cagar budaya. Terbukti bahwa tidak ada masyarakat yang berupaya melestarikan aset bersejarah yang tidak mengandung nilai. Sejak penerbitan Burra Charter pada tahun 1979, banyak negara mengakui pentingnya mengidentifikasi makna atau nilai penting objek warisan budaya untuk mengembangkan kebijakan dan perencanaan dalam pengelolaannya. Saat ini, asesmen nilai penting objek warisan budaya adalah bagian dari proses penetapan aset sejarah menjadi cagar budaya. Meskipun wacana konservasi cagar budaya di Kota Medan telah berkembang sejak 1980-an, tetapi asesmen nilai penting budaya masih merupakan konsep baru untuk komunitas cagar budaya Indonesia karena tidak terdapat uraian yang jelas dalam Undang-Undang Cagar Budaya No. 11 tahun 2010. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu seperangkat kriteria yang mengandung prinsip, karakteristik, kategori, dan panduan untuk membantu menetapkan apakah aset bersejarah mengandung nilai warisan budaya atau tidak dan untuk menghasilkan penilaian yang lebih akuntabel, transparan, dan konsisten. Menetapkan daftar kriteria selayaknya menjadi wilayah para akademisi dan para ahli yang dikoordinasikan oleh pihak berwenang di daerah setempat. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penetapan kriteria untuk penilaian signifikansi dapat dilakukan dengan melibatkan 33 orang masyarakat lokal melalui tiga fase pengumpulan data dan analisis antara lain survei lapangan; wawancara mendalam; pertemuan kelompok; dan kuesioner kepada 33 peserta. Akhirnya, penelitian ini menghasilkan enam kriteria untuk penilaian penetapan cagar budaya di Kota Medan yang berasal dari lima nilai: sejarah, desain atau arsitektur fisik, budaya dan spiritual, ilmiah, dan sosial.Value is the sole reason underlying heritage conservation. It is self-evident that no society makes an effort to conserve a historic asset what it does not value. Since the publication of the Burra Charter in 1979, many countries recognized the importance of identifying the cultural heritage significance or values to develop the policy and planning in heritage management. Today, the cultural significance assessment is part of the listing process of a historical asset as heritage. Although the discourse of cultural heritage conservation in Medan had evolved since the 1980s, cultural significance assessment is still a new concept for Indonesia heritage community with the absence of its description within the Indonesian Heritage Act No. 11 of 2010. For that reason, we need a set of criteria which contain principles, characteristics, categories, and guidance to help decide whether a historic asset has heritage value or not and to make the assessment results more accountable, transparent, and consistent as well. Establishing criteria for listing have traditionally been the territory of academics and experts coordinated by the authorities of the region. However, this study has shown that establishing criteria for sig
重要的价值是恢复文化笼子的唯一原因。事实证明,没有一个社会能够储存没有价值的历史资产。自1979年《布拉宪章》发表以来,许多国家都认识到确定重要文化遗产的意义或价值对于制定管理政策和规划的重要性。目前,文化遗产的本质价值是将历史资产确定为文化笼子的过程的一部分。尽管棉兰市的文化笼子保护自20世纪80年代以来一直在增长,但重要的文化价值对印尼文化笼子社区来说仍然是一个新概念,因为2010年第11号《文化笼子法》没有明确的突破。基于这些问题,一套标准必须包含原则、特征、类别和指导方针,以帮助确定历史资产是否包含文化遗产价值,并进行更负责任、透明和一致的评估。制定一份标准清单应由地方当局协调的学者和专家负责。然而,这项研究的结果表明,通过三个阶段的数据收集和分析,包括实地调查,让33名当地人参与进来,可以制定有意义的评估标准;深入访谈;小组会议;指导33名参与者。最后,这项研究提出了六个标准来评估棉兰市文化笼子的确定,这些标准来自五个价值观:历史、设计或物理、文化和精神建筑、科学和社会。价值是保护遗产的唯一原因。不言而喻,没有一个社会会努力保护它不重视的历史资产。自1979年《布拉宪章》发表以来,许多国家认识到确定文化遗产的意义或价值对于制定遗产管理政策和规划的重要性。如今,文化意义评估是将历史资产列为遗产过程的一部分。尽管棉兰文化遗产保护的讨论自20世纪80年代以来一直在发展,但文化意义评估对印度尼西亚遗产界来说仍然是一个新概念,因为2010年《印度尼西亚遗产法》第11号中没有对其进行描述。因此,我们需要一套包含原则、特征、类别和指导的标准,以帮助决定历史资产是否具有遗产价值,并使评估结果更加负责任、透明和一致。传统上,确定列名标准是由该地区当局协调的学者和专家的领域。然而,这项研究表明,可以通过三个阶段的数据收集和分析(如实地调查)让33名当地人参与进来,从而制定显著性评估标准;深度访谈;小组会议;并对33名参与者进行问卷调查。最后,研究揭示了棉兰文化遗产意义评估的六个标准,这些标准来源于五个价值观:历史、物理设计或建筑、文化和精神、科学和社会。
{"title":"Local Community Participation in Establishing the Criteria for Heritage Significance Assessment of the Cultural Heritage in Medan","authors":"I. Fitri, Y. Ahmad, nfn Ratna","doi":"10.24832/KAPATA.V15I1.523","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/KAPATA.V15I1.523","url":null,"abstract":"Nilai penting adalah satu-satunya alasan yang mendasari pelestarian cagar budaya. Terbukti bahwa tidak ada masyarakat yang berupaya melestarikan aset bersejarah yang tidak mengandung nilai. Sejak penerbitan Burra Charter pada tahun 1979, banyak negara mengakui pentingnya mengidentifikasi makna atau nilai penting objek warisan budaya untuk mengembangkan kebijakan dan perencanaan dalam pengelolaannya. Saat ini, asesmen nilai penting objek warisan budaya adalah bagian dari proses penetapan aset sejarah menjadi cagar budaya. Meskipun wacana konservasi cagar budaya di Kota Medan telah berkembang sejak 1980-an, tetapi asesmen nilai penting budaya masih merupakan konsep baru untuk komunitas cagar budaya Indonesia karena tidak terdapat uraian yang jelas dalam Undang-Undang Cagar Budaya No. 11 tahun 2010. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu seperangkat kriteria yang mengandung prinsip, karakteristik, kategori, dan panduan untuk membantu menetapkan apakah aset bersejarah mengandung nilai warisan budaya atau tidak dan untuk menghasilkan penilaian yang lebih akuntabel, transparan, dan konsisten. Menetapkan daftar kriteria selayaknya menjadi wilayah para akademisi dan para ahli yang dikoordinasikan oleh pihak berwenang di daerah setempat. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penetapan kriteria untuk penilaian signifikansi dapat dilakukan dengan melibatkan 33 orang masyarakat lokal melalui tiga fase pengumpulan data dan analisis antara lain survei lapangan; wawancara mendalam; pertemuan kelompok; dan kuesioner kepada 33 peserta. Akhirnya, penelitian ini menghasilkan enam kriteria untuk penilaian penetapan cagar budaya di Kota Medan yang berasal dari lima nilai: sejarah, desain atau arsitektur fisik, budaya dan spiritual, ilmiah, dan sosial.Value is the sole reason underlying heritage conservation. It is self-evident that no society makes an effort to conserve a historic asset what it does not value. Since the publication of the Burra Charter in 1979, many countries recognized the importance of identifying the cultural heritage significance or values to develop the policy and planning in heritage management. Today, the cultural significance assessment is part of the listing process of a historical asset as heritage. Although the discourse of cultural heritage conservation in Medan had evolved since the 1980s, cultural significance assessment is still a new concept for Indonesia heritage community with the absence of its description within the Indonesian Heritage Act No. 11 of 2010. For that reason, we need a set of criteria which contain principles, characteristics, categories, and guidance to help decide whether a historic asset has heritage value or not and to make the assessment results more accountable, transparent, and consistent as well. Establishing criteria for listing have traditionally been the territory of academics and experts coordinated by the authorities of the region. However, this study has shown that establishing criteria for sig","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45952237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
Recent Rock Art Research on East Seram, Maluku: A key site in the rock art of West Papua and South East Maluku 最近对马鲁古东塞拉姆的岩石艺术研究:西巴布亚和东南马鲁古岩石艺术的一个重要地点
Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.24832/KAPATA.V14I2.534
Adhi Agus Oktaviana, Peter V. Lape, Marlon Ririmasse
Gambar cadas di Indonesia mulai diteliti sejak sebelum abad 20. Sejumlah publikasi ilmiah sebelumnya mencatat keberadaan situs gambar cadas di Pulau Seram, Provinsi Maluku yaitu di tebing Sawai dan Sungai Tala. Survei arkeologi terkini di kawasan Seram Timur dan Seram Laut yang dilakukan oleh gabungan Tim Peneliti Indonesian-American berhasil menemukan Situs gambar cadas baru di pesisir Seram Timur. gambar cadas ini terlukiskan di permukaan dinding tebing bernama lokal tebing Watu Sika. Gambar cadas di Situs Watu Sika tampak mirip dengan sejumlah situs gambar cadas lainnya di Indonesia Timur yang sebagian besar terlukis di dinding tebing karst sepanjang wilayah pesisir. Penelitian ini menggunakan metode perekaman verbal dan piktorial dibantu aplikasi Dstretch untuk memperjelas gambar-gambar agar mudah diidentifikasi. Penelitian ini menganalisis sejumlah pola figuratif dan non figuratif pada motif-motif gambar cadas di Situs Watu Sika. Hasil identifikasi terhadap sejumlah motif gambar cadas di situs ini diketahui terdapat motif gambar cadas berbentuk figur manusia, hewan, ikan, perahu, hand stencils negatif, dan pola geometris. Penelitian ini juga membahas analisis latar belakang konteks sosial terhadap tradisi gambar cadas di wilayah sekitarnya, yaitu wilayah Laut Banda. Berdasarkan jaringan persebaran temuan gambar cadas di Indonesia Timur, maka menghasilkan pengetahuan baru bahwa analisis data sementara ini menunjukkan Situs Watu Sika merupakan kunci penghubung jalur persebaran gambar cadas yang berasal dari wilayah barat ke dua jalur, pertama jalur ke arah Timur Laut, yaitu wilayah Papua dan Jalur ke Selatan, yaitu ke arah Kepulauan di sekitar Laut Banda.Rock art in Indonesia has been investigated before the 20th century. A number of previous scientific publications noted the existence of rock art sites on Seram Island, Maluku Province, which was on the cliff of Sawai and Tala River. Recent archaeological surveys in the area of East Seram and Seram Laut conducted by a joint Indonesian-American Research Team discovered a new rock art site in the coast of East Seram. The rock art is painted on the cliff wall which is called by the locals as Watu Sika. Rock art on the Watu Sika Site is similar to a number of rock art at other sites in Eastern Indonesia which were mostly painted on karstic cliffs along the coast. This study used verbal and pictorial recording methods using the Dstretch application to clarify images to support identification. This study analyzed a number of figurative and non-figurative patterns of rock art motifs at Watu Sika Site. The results of the identification of a number of rock art motifs on this site show that there are several patterns including figures of human, animal, fish, boats, negative hand stencils, and geometric patterns. This study also discussed an analysis of the social context background of rock art tradition in the surrounding region, particularly at the Banda Sea region. Based on the distribution network of
自20世纪以来,人们开始探索印度尼西亚的礼品形象。以前的一些科学出版物记录了马鲁古省瑟兰岛上萨瓦河和塔拉河上存在一个礼品点。印尼裔美国人研究小组最近在东血清和海血清地区进行的考古调查在东血清海岸发现了一个新的备用图片遗址。这幅闲置的图像被描绘在一个被称为瓦图西卡当地悬崖的悬崖壁表面。西卡时间遗址上的尸体图像看起来与东印度尼西亚的其他一些尸体遗址相似,这些遗址主要绘制在沿海地区的喀斯特悬崖墙上。本研究使用Dstretch应用程序支持的语言和图像记录方法来澄清易于识别的图像。本研究分析了时代遗址地籍图像主题上的一些具象和非具象图案。已知该场地地籍图像数量的识别结果为人物、动物、鱼类、船只的地籍图像、负片手模板和几何图案。本研究还针对其周边地区,即班达海域的地籍图像传统,探讨了社会语境的背景分析。基于在东印度尼西亚发现的地籍图像网络,它产生了新的知识,即当前的数据分析表明,时间锡卡遗址是连接从西部到两条路径的地籍图像分布路径的关键,第一条路径通向东部,巴布亚和南部路径,印度尼西亚的岩石艺术在20世纪以前就已经被研究过了。此前的一些科学出版物指出,马鲁古省瑟兰岛上有岩画遗址,该岛位于萨瓦伊和塔拉河的悬崖上。印尼-美国联合研究小组最近在东瑟兰和瑟兰劳特地区进行的考古调查在东瑟朗海岸发现了一个新的岩石艺术遗址。岩画绘制在当地人称为Watu Sika的悬崖墙上。瓦图西卡遗址的岩石艺术与印度尼西亚东部其他遗址的许多岩石艺术相似,这些岩石艺术大多绘制在沿海的喀斯特悬崖上。本研究使用Dstretch应用程序的语言和图像记录方法来澄清图像,以支持识别。本研究分析了瓦图西卡遗址岩石艺术主题的一些具象和非具象图案。对该遗址上的一些岩画图案的鉴定结果表明,该遗址有几种图案,包括人、动物、鱼、船的图案、负手模板和几何图案。本研究还分析了周边地区,特别是班达海地区岩石艺术传统的社会背景。基于印尼东部岩画发现的分布网络,新的见解产生了,该中期数据分析表明,瓦图西卡遗址是将源自西部地区的岩画分布路径连接成两条车道的关键。东北方向的第一条车道是巴布亚地区和南道,向班达海周围的岛屿扩展。
{"title":"Recent Rock Art Research on East Seram, Maluku: A key site in the rock art of West Papua and South East Maluku","authors":"Adhi Agus Oktaviana, Peter V. Lape, Marlon Ririmasse","doi":"10.24832/KAPATA.V14I2.534","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/KAPATA.V14I2.534","url":null,"abstract":"Gambar cadas di Indonesia mulai diteliti sejak sebelum abad 20. Sejumlah publikasi ilmiah sebelumnya mencatat keberadaan situs gambar cadas di Pulau Seram, Provinsi Maluku yaitu di tebing Sawai dan Sungai Tala. Survei arkeologi terkini di kawasan Seram Timur dan Seram Laut yang dilakukan oleh gabungan Tim Peneliti Indonesian-American berhasil menemukan Situs gambar cadas baru di pesisir Seram Timur. gambar cadas ini terlukiskan di permukaan dinding tebing bernama lokal tebing Watu Sika. Gambar cadas di Situs Watu Sika tampak mirip dengan sejumlah situs gambar cadas lainnya di Indonesia Timur yang sebagian besar terlukis di dinding tebing karst sepanjang wilayah pesisir. Penelitian ini menggunakan metode perekaman verbal dan piktorial dibantu aplikasi Dstretch untuk memperjelas gambar-gambar agar mudah diidentifikasi. Penelitian ini menganalisis sejumlah pola figuratif dan non figuratif pada motif-motif gambar cadas di Situs Watu Sika. Hasil identifikasi terhadap sejumlah motif gambar cadas di situs ini diketahui terdapat motif gambar cadas berbentuk figur manusia, hewan, ikan, perahu, hand stencils negatif, dan pola geometris. Penelitian ini juga membahas analisis latar belakang konteks sosial terhadap tradisi gambar cadas di wilayah sekitarnya, yaitu wilayah Laut Banda. Berdasarkan jaringan persebaran temuan gambar cadas di Indonesia Timur, maka menghasilkan pengetahuan baru bahwa analisis data sementara ini menunjukkan Situs Watu Sika merupakan kunci penghubung jalur persebaran gambar cadas yang berasal dari wilayah barat ke dua jalur, pertama jalur ke arah Timur Laut, yaitu wilayah Papua dan Jalur ke Selatan, yaitu ke arah Kepulauan di sekitar Laut Banda.Rock art in Indonesia has been investigated before the 20th century. A number of previous scientific publications noted the existence of rock art sites on Seram Island, Maluku Province, which was on the cliff of Sawai and Tala River. Recent archaeological surveys in the area of East Seram and Seram Laut conducted by a joint Indonesian-American Research Team discovered a new rock art site in the coast of East Seram. The rock art is painted on the cliff wall which is called by the locals as Watu Sika. Rock art on the Watu Sika Site is similar to a number of rock art at other sites in Eastern Indonesia which were mostly painted on karstic cliffs along the coast. This study used verbal and pictorial recording methods using the Dstretch application to clarify images to support identification. This study analyzed a number of figurative and non-figurative patterns of rock art motifs at Watu Sika Site. The results of the identification of a number of rock art motifs on this site show that there are several patterns including figures of human, animal, fish, boats, negative hand stencils, and geometric patterns. This study also discussed an analysis of the social context background of rock art tradition in the surrounding region, particularly at the Banda Sea region. Based on the distribution network of","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46673829","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
Prehistoric Occupation at Sakkarra Site as Early Metal Phase Tradition and Neolithic Culture Along the Karama Drainage, West Sulawesi 西苏拉威西卡拉马流域,萨克拉遗址早期金属期传统与新石器文化的史前占领
Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.24832/KAPATA.V14I2.515
N.F.N. Suryatman, B. Hakim, nfn Fakhri, A. M. Saiful, N.F.N. Hasliana
Situs Lembah Karama adalah kawasan hunian prasejarah, yang mengandung banyak data arkeologis untuk mengungkap sejarah kedatangan dan perkembangan budaya penutur Austronesia di Sulawesi. Mereka bermukim di sepanjang Lembah Karama sejak 3.800 tahun yang lalu, terus bertahan dan menyebar untuk mengembangkan pengetahuan logam ke daerah lain, baik hilir dan pedalaman Sulawesi. Lapisan budaya in situ ditemukan pada penggalian tahun 2014 dengan penanggalan sekitar 172 cal BCE hingga 55 CE. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan budaya fase logam awal di Situs Sakkarra berdasarkan data penelitian terkini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis lapisan budaya berdasarkan pengamatan stratigrafi, konteks, dan temuan artefak dari beberapa data ekskavasi yang dilakukan pada tahun 2014, 2016 dan 2017. Hasil penelitian menunjukkan ada indikasi hunian yang lebih tua, yaitu fase Neolitik, hingga berlanjut ke fase logam awal di Sakkarra. Namun, periode ini tidak berlangsung lama, sebelum akhirnya memasuki tahap hunian intensif 2.000 tahun yang lalu. Tradisi budaya neolitik belum menghilang dan masih melekat dalam tatanan budaya mereka ketika pengetahuan logam mulai hadir di kawasan Lembah Karama. Kesinambungan budaya tercermin dalam pemeliharaan tradisi teknologi Neolitik seperti pembuatan tembikar dan alat-alat batu yang diupam. Lapisan budaya di Situs Sakkara menunjukkan adanya hunian penutur Austronesia yang berlanjut dari fase Neolitik ke fase logam awal di Lembah Karama. Bahkan mereka secara aktif terlibat dalam interaksi perdagangan yang telah terjalin di antara pulau-pulau di Asia Tenggara pada waktu itu.The Karama drainage region is a prehistoric occupation site, which contains many archaeological data to uncover the history of the arrival and development of the Austronesian-speakers culture in Sulawesi. They have occupied along the Karama drainage since 3,800 years ago, continue to persist and spread to develop of metal knowledge to other areas, both downstream and inland Sulawesi. The in situ cultural layers found on excavations of 2014 with dating around 172 cal BCE to 55 CE. The aim of the study is described of early metal phase culture in Sakkarra Site based on the latest research data. This study used qualitative methods to analyses of cultural layers based on stratigraphic observations, contexts, and artifact findings from several data of excavation conducted in 2014, 2016 and 2017. The research result shows there is an indication of older occupation, which is the Neolithic phase, continued unabated into the Early Metal Phase at Sakkarra. However, this period does not last long, before finally entering the stage of intensive occupancy by 2,000 years ago. Neolithic cultural traditions have not disappeared and still inherent in their cultural order when metal knowledge begins to present in Karama Drainage. Cultural continuity is reflected in the maintenance of Neolithic technological traditions such as the manufacture o
Karama谷遗址是一个史前遗迹区,包含了大量的考古数据,以揭示奥斯特罗尼西亚人在苏拉威西的到来和文化发展。自3800年前以来,它们一直沿着卡拉玛山谷定居下来,保存至今,并蔓延到其他地区,包括下游和苏拉威西内陆。这一层文化是在2014年的挖掘中发现的,其日期约为172年。本研究的目的是根据最新的研究数据,解释Sakkarra现场的早期金属相位文化。该研究采用定性方法,根据2014年、2016年和2017年的挖掘数据观察、上下文和人工制品发现来分析文化层。研究结果表明,有迹象表明,早期住所的新化阶段一直延续到Sakkarra的早期金属阶段。然而,这段时间并不长,直到2000年前进入密集占领的阶段。新石器文化传统并没有消失,当金属知识开始在卡拉马山谷地区出现时,它们的文化结构依然完好无损。文化连续性反映在保护制陶技术和制石工具等新技术的传统上。Sakkara遗址的文化层表明,Austronesia人的住所从新石器时代一直延续到Karama山谷的早期金属阶段。他们甚至积极参与了当时东南亚岛屿之间的贸易往来。Karama drainage region是一个具有史前历史意义的占领区,在苏拉威西的austval和促进促进文化的历史方面,提供了大量的考古数据。从3800年前开始,他们就一直在卡拉玛的下水道里活动,不断向其他区域扩张金属知识。在那里,文化领域的layers发现了2014年的excavations,大约是172,BCE到55。研究的先验是基于最近研究数据的Sakkarra遗址的早期金属相位文化的描述。2014年、2016年和2017年,根据交叉观测、contexts和人工制品分析使用的研究方法。最近的研究表明,存在着一种古老的神秘的东西,这是新岩体相位,在萨克拉的早期金属相位。However,这段时间还没有持续多久,直到2000年前它终于进入严谨的控制局面。当金属知识开始呈现在Karama Drainage时,新的文化传统传统并没有消失,仍然存在于其文化秩序中。文化延续是对新橄榄技术传统的反思,即作为陶瓷器皿和抛光石工具的使用。Sakkara平台上的文化层与Austronesian扬声器的存在相结合,从最近的岩心一直延伸到Karama Drainage的金属相位。即使是他们在东南亚的岛屿上也参与了贸易。
{"title":"Prehistoric Occupation at Sakkarra Site as Early Metal Phase Tradition and Neolithic Culture Along the Karama Drainage, West Sulawesi","authors":"N.F.N. Suryatman, B. Hakim, nfn Fakhri, A. M. Saiful, N.F.N. Hasliana","doi":"10.24832/KAPATA.V14I2.515","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/KAPATA.V14I2.515","url":null,"abstract":"Situs Lembah Karama adalah kawasan hunian prasejarah, yang mengandung banyak data arkeologis untuk mengungkap sejarah kedatangan dan perkembangan budaya penutur Austronesia di Sulawesi. Mereka bermukim di sepanjang Lembah Karama sejak 3.800 tahun yang lalu, terus bertahan dan menyebar untuk mengembangkan pengetahuan logam ke daerah lain, baik hilir dan pedalaman Sulawesi. Lapisan budaya in situ ditemukan pada penggalian tahun 2014 dengan penanggalan sekitar 172 cal BCE hingga 55 CE. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan budaya fase logam awal di Situs Sakkarra berdasarkan data penelitian terkini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis lapisan budaya berdasarkan pengamatan stratigrafi, konteks, dan temuan artefak dari beberapa data ekskavasi yang dilakukan pada tahun 2014, 2016 dan 2017. Hasil penelitian menunjukkan ada indikasi hunian yang lebih tua, yaitu fase Neolitik, hingga berlanjut ke fase logam awal di Sakkarra. Namun, periode ini tidak berlangsung lama, sebelum akhirnya memasuki tahap hunian intensif 2.000 tahun yang lalu. Tradisi budaya neolitik belum menghilang dan masih melekat dalam tatanan budaya mereka ketika pengetahuan logam mulai hadir di kawasan Lembah Karama. Kesinambungan budaya tercermin dalam pemeliharaan tradisi teknologi Neolitik seperti pembuatan tembikar dan alat-alat batu yang diupam. Lapisan budaya di Situs Sakkara menunjukkan adanya hunian penutur Austronesia yang berlanjut dari fase Neolitik ke fase logam awal di Lembah Karama. Bahkan mereka secara aktif terlibat dalam interaksi perdagangan yang telah terjalin di antara pulau-pulau di Asia Tenggara pada waktu itu.The Karama drainage region is a prehistoric occupation site, which contains many archaeological data to uncover the history of the arrival and development of the Austronesian-speakers culture in Sulawesi. They have occupied along the Karama drainage since 3,800 years ago, continue to persist and spread to develop of metal knowledge to other areas, both downstream and inland Sulawesi. The in situ cultural layers found on excavations of 2014 with dating around 172 cal BCE to 55 CE. The aim of the study is described of early metal phase culture in Sakkarra Site based on the latest research data. This study used qualitative methods to analyses of cultural layers based on stratigraphic observations, contexts, and artifact findings from several data of excavation conducted in 2014, 2016 and 2017. The research result shows there is an indication of older occupation, which is the Neolithic phase, continued unabated into the Early Metal Phase at Sakkarra. However, this period does not last long, before finally entering the stage of intensive occupancy by 2,000 years ago. Neolithic cultural traditions have not disappeared and still inherent in their cultural order when metal knowledge begins to present in Karama Drainage. Cultural continuity is reflected in the maintenance of Neolithic technological traditions such as the manufacture o","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44378514","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Kaimear Island Rock Art Site at Kur Island in West Kei Islands Region, A New Discovery in Eastern Indonesia 印度尼西亚东部新发现的西基群岛地区库尔岛凯梅尔岛岩石艺术遗址
Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.24832/kapata.v14i2.531
Wuri Handoko, G. A. Peseletehaha, Andrew Huwae, Tofan Gayum Rumaf
Situs Rock art di Pulau Kaimear, Kepulauan Kur yang berada di kawasan Kepulauan Kei adalah temuan situs rock art terbaru, dan untuk pertama kalinya dicatat dan dilaporkan oleh Tim Penelitian Balai Arkeologi Maluku pada tahun 2018. Situs rock art di Pulau Kaimear sebelumnya tidak pernah dicatat dan dilaporkan oleh arkeolog di dunia. Temuan rock art Kaimear menambah deretan sejumlah rock art di Kepulauan Maluku yang sebelumnya dilaporkan oleh para arkeolog dari negara luar. Penelitian ini merupakan publikasi terkini terkait dengan penemuan lokasi situs rock art baru di wilayah Maluku. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan penelitian arkeologi melalui survei dan observasi didukung oleh studi pustaka. Penelitian ini juga bersifat penelitian eskploratif yang menindaklanjuti informasi dari masyarakat lokal. Pengumpulan data penelitian ini dengan cara mengambil gambar sejumlah panel rock art dan catatan lapangan yang berisi deskripsi singkat. Berdasarkan hasil analisis data, rock art di Pulau Kaimear termasuk temuan rock art yang masif, dengan jumlah gambar diperkirakan mencapai 400-500 motif gambar pada satu lokasi ceruk tebing cadas yang terjal. Selain bentuk figur manusia dalam berbagai variasi gaya, juga ditemukan bentuk hand stencil, foot stencil, perahu, hewan, lingkaran, dan masih banyak jenis gambar-gambar lain yang belum teridentifikasi. Hasil penelitian cukup menunjukkan pentingnya temuan situs ini, maka perlu ditindaklanjuti penelitian yang lebih sistematis dan intensif guna menunjang upaya pelestarian situs di masa yang akan datang.The Rock art site on Kaimear Island, the Kur Islands in the Kei Islands region was for the first time recorded and reported by the Balai Arkeologi Maluku Research Team in 2018. Archaeologists have never recorded and reported any rock art site on Kaimear Island before. The discovery of Kaimear's rock art adds to the rock art sites in Maluku, which were previously reported by archaeologists from outside the country. This study uses a qualitative descriptive approach based on archaeological research through surveys and observations supported by literature studies. It is also exploratory research that follows up information from local communities. Data collection for this study consisted of taking images of a number of rock art panels and field notes containing a brief description. Rock art on Kaimear Island includes many panels of rock art, with the number of images estimated at 400-500 patterns in a steep rocky niche location. In addition to human figure shapes in various styles, there are also hand stencils, foot stencils, boats, animals, circles, and many other unidentified images. The results of the study establish the importance of the discovery of this site, and that it is necessary to follow up with more systematic and intensive research to support the preservation of the site in the future.
位于凯伊群岛地区的库尔德群岛凯梅尔岛岩石艺术遗址是最新的岩石艺术遗址,我可耻的考古巴莱研究团队于2018年首次记录和报告了这一遗址。开曼群岛的岩石艺术遗址从未被世界考古学家记录和报道过。Kaimear岩石艺术的发现增加了此前国外考古学家报道的阴影群岛岩石艺术的序列。这项研究是最近一份与在马鲁古发现一个新的岩石艺术遗址有关的出版物。本研究采用了基于考古研究的定性描述方法,通过图书馆研究支持的调查和观察。这项研究也是一项探索性研究,从当地社区获取信息。通过拍摄岩石艺术面板的数量和包含简短描述的现场笔记来收集这些研究数据。根据数据分析,凯梅尔岛上的岩石艺术包括大量的岩石艺术发现,估计图像数量达到400-500个,其中一个位置是一个备用悬崖。除了人物造型的各种变体外,还发现了手模、脚模、船、动物、圆圈等多种类型的不明图像。研究表明了找到这个地点的重要性,因此需要继续进行更系统和深入的研究,以推迟该地点在未来的部署。2018年,Balai Arkeologi Maluku研究团队首次记录和报告了位于基尔群岛地区库尔群岛凯梅尔岛的岩石艺术遗址。考古学家以前从未记录和报道过凯梅尔岛上的任何岩石艺术遗址。凯梅尔岩石艺术的发现为马鲁古的岩石艺术遗址增添了新的内容,此前来自国外的考古学家曾报道过这些遗址。本研究采用了基于考古研究的定性描述方法,通过文献研究支持的调查和观察。这也是一项探索性研究,追踪当地社区的信息。本研究的数据收集包括拍摄一些岩石艺术面板的图像和包含简要描述的现场笔记。凯梅尔岛上的岩石艺术包括许多岩石艺术面板,在陡峭的岩石壁龛位置,图像数量估计为400-500个图案。除了各种风格的人物造型外,还有手模板、脚模板、船、动物、圆圈等许多未经确认的图像。研究结果证明了发现该遗址的重要性,有必要进行更系统、更深入的研究,以支持未来对该遗址的保护。
{"title":"Kaimear Island Rock Art Site at Kur Island in West Kei Islands Region, A New Discovery in Eastern Indonesia","authors":"Wuri Handoko, G. A. Peseletehaha, Andrew Huwae, Tofan Gayum Rumaf","doi":"10.24832/kapata.v14i2.531","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/kapata.v14i2.531","url":null,"abstract":"Situs Rock art di Pulau Kaimear, Kepulauan Kur yang berada di kawasan Kepulauan Kei adalah temuan situs rock art terbaru, dan untuk pertama kalinya dicatat dan dilaporkan oleh Tim Penelitian Balai Arkeologi Maluku pada tahun 2018. Situs rock art di Pulau Kaimear sebelumnya tidak pernah dicatat dan dilaporkan oleh arkeolog di dunia. Temuan rock art Kaimear menambah deretan sejumlah rock art di Kepulauan Maluku yang sebelumnya dilaporkan oleh para arkeolog dari negara luar. Penelitian ini merupakan publikasi terkini terkait dengan penemuan lokasi situs rock art baru di wilayah Maluku. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan penelitian arkeologi melalui survei dan observasi didukung oleh studi pustaka. Penelitian ini juga bersifat penelitian eskploratif yang menindaklanjuti informasi dari masyarakat lokal. Pengumpulan data penelitian ini dengan cara mengambil gambar sejumlah panel rock art dan catatan lapangan yang berisi deskripsi singkat. Berdasarkan hasil analisis data, rock art di Pulau Kaimear termasuk temuan rock art yang masif, dengan jumlah gambar diperkirakan mencapai 400-500 motif gambar pada satu lokasi ceruk tebing cadas yang terjal. Selain bentuk figur manusia dalam berbagai variasi gaya, juga ditemukan bentuk hand stencil, foot stencil, perahu, hewan, lingkaran, dan masih banyak jenis gambar-gambar lain yang belum teridentifikasi. Hasil penelitian cukup menunjukkan pentingnya temuan situs ini, maka perlu ditindaklanjuti penelitian yang lebih sistematis dan intensif guna menunjang upaya pelestarian situs di masa yang akan datang.The Rock art site on Kaimear Island, the Kur Islands in the Kei Islands region was for the first time recorded and reported by the Balai Arkeologi Maluku Research Team in 2018. Archaeologists have never recorded and reported any rock art site on Kaimear Island before. The discovery of Kaimear's rock art adds to the rock art sites in Maluku, which were previously reported by archaeologists from outside the country. This study uses a qualitative descriptive approach based on archaeological research through surveys and observations supported by literature studies. It is also exploratory research that follows up information from local communities. Data collection for this study consisted of taking images of a number of rock art panels and field notes containing a brief description. Rock art on Kaimear Island includes many panels of rock art, with the number of images estimated at 400-500 patterns in a steep rocky niche location. In addition to human figure shapes in various styles, there are also hand stencils, foot stencils, boats, animals, circles, and many other unidentified images. The results of the study establish the importance of the discovery of this site, and that it is necessary to follow up with more systematic and intensive research to support the preservation of the site in the future.","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43618952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Varieties and Origins of Kampai Island Glass Beads 坎派岛玻璃珠的品种和起源
Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.24832/KAPATA.V14I2.532
Ery Soedewo
Manik-manik kaca yang ditemukan di berbagai situs arkeologi di Asia Selatan dan Asia Tenggara antara abad 1 dan 13 umumnya disebut sebagai manik-manik kaca Indo-Pasifik. Berbagai bentuk dan warna manik-manik kaca ditemukan di Pulau Kampai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan dari manik-manik kaca diperoleh dari penggalian arkeologi di Pulau Kampai. Dalam menganalisis varietas manik-manik kaca, penelitian ini mengkarakterisasi varietas manik-manik kaca Pulau Kampai berdasarkan tipologi dan frekuensi, yaitu manik-manik kaca polos dan manik-manik kaca berlekuk. Sejumlah manik-manik kaca ini dianalisis di laboratorium untuk mengidentifikasi komposisi bahan. Dalam menentukan asal produksi manik-manik kaca, penelitian ini menggunakan metode komparatif pada beberapa penelitian yang terpublikasi. Melalui perbandingan temuan limbah manik-manik kaca dari pusat produksi Arikamedu dan manik-manik kaca di Papanaidupet (India) dan Gudo (Indonesia), hasilnya diketahui bahwa Pulau Kampai adalah tempat produksi manik-manik kaca di wilayah Selat Malaka antara abad ke-11 hingga ke-14. Munculnya pulau Kampai sebagai tempat produksi manik-manik kaca pada abad ke-11 kemungkinan disebabkan oleh kondisi geopolitik. Tradisi pembuatan manik-manik kaca menyebar ke Pulau Kampai karena pengaruh Kerajaan Caka meningkat di wilayah Selat Malaka setelah ekspansinya ke beberapa tempat di wilayah tersebut.The glass beads discovered in various archaeological sites in South Asia and Southeast Asia between the 1st and 13th centuries were generally referred to as Indo-Pacific glass beads. Various shapes and colors of glass beads are found on Kampai Island, Langkat Regency, Sumatera Utara. Collected data of glass beads were obtained from archaeological excavations in Kampai Island. In analyzing varieties of glass beads, this study characterizes the variety of Kampai Island glass beads based on their typology and frequency, i.e., drawn glass beads and wound glass beads. A number of these glass beads are analyzed in the laboratory to identify the composition of the ingredients. In determining the origin of glass beads production, this study used a comparative method on some published research. Through comparison of the findings of glass beads wastes from Arikamedu and glass beads production centers in Papanaidupet (India) and Gudo (Indonesia), the result finds that Kampai Island was a glass beads production site in the Malacca Strait region between 11th–14th centuries. The emergence of Kampai island as a glass beads production site in the 11th century was likely a result of geopolitical conditions. Glass bead making traditions spread to Kampai Island as Cōla Kingdom influences rose in Malacca Strait region after its expansion to several places in that region.
在1世纪到13世纪期间在南亚和东南亚的考古遗址发现的玻璃珠子通常被称为印太平洋玻璃珠子。在苏门答腊北部朗卡特区的Kampai岛上发现了各种形状和颜色的玻璃珠子。从玻璃珠子收集的数据来自坎帕伊岛的考古发掘。在分析玻璃珠的种类时,该研究根据原始玻璃珠和频率,即纯玻璃珠珠和圆珠,通过分析玻璃珠的种类和频率,通过分析玻璃珠的种类。这些玻璃珠中的一些在实验室进行分析以确定材料的成分。为了确定玻璃珠的制造起源,该研究采用了比较的方法与一些出版物研究。通过比较阿利卡米杜生产中心(印度)和Gudo(印度尼西亚)的玻璃珠子废料和玻璃珠子的发现,发现坎帕伊加岛是11世纪至14世纪马拉卡海峡地区的玻璃珠子生产地点。11世纪,坎帕伊岛作为玻璃珠的生产场所的出现可能是由于地缘政治条件。在海峡扩张后扩大到该地区的几个地方后,制造玻璃珠的传统传到了Kampai岛上,因为Caka帝国在Malaka海峡地区的影响力有所增加。在第1世纪和第13世纪的南亚和南亚之间的各种考古遗迹中发现的玻璃碎片通常被认为是印太平洋玻璃的一部分。北苏门答腊北部的朗卡特摄政岛发现了不同形状和颜色的玻璃。玻璃珠的数据来自卡帕莱岛的考古发掘。分析玻璃珠的种类,研究人员发现卡帕德岛玻璃珠是基于它们的typology和频率,i.e.,拖着玻璃珠和伤痕。这些玻璃样本中有许多被分析,以确定这些成分的组合。在决定玻璃产品的起源时,这项研究使用了一些公共研究的比较方法。在帕帕尼杜(印度)和古都(印度尼西亚)的帕纳帕杜(印度尼西亚)的最后一批玻璃碎片中心,在11世纪- 14世纪期间的马拉卡特海峡地区发现了一个玻璃碎片生产地点。在11个世纪,作为玻璃制作网站的结晶,Kampai island本质是一个类似于地球政治条件的提议。玻璃珠让美国traditions分散到坎帕伊岛Cōla王国influences罗斯在马六甲海峡地区之后它的稍等好几个地方在那个地区去。
{"title":"Varieties and Origins of Kampai Island Glass Beads","authors":"Ery Soedewo","doi":"10.24832/KAPATA.V14I2.532","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/KAPATA.V14I2.532","url":null,"abstract":"Manik-manik kaca yang ditemukan di berbagai situs arkeologi di Asia Selatan dan Asia Tenggara antara abad 1 dan 13 umumnya disebut sebagai manik-manik kaca Indo-Pasifik. Berbagai bentuk dan warna manik-manik kaca ditemukan di Pulau Kampai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan dari manik-manik kaca diperoleh dari penggalian arkeologi di Pulau Kampai. Dalam menganalisis varietas manik-manik kaca, penelitian ini mengkarakterisasi varietas manik-manik kaca Pulau Kampai berdasarkan tipologi dan frekuensi, yaitu manik-manik kaca polos dan manik-manik kaca berlekuk. Sejumlah manik-manik kaca ini dianalisis di laboratorium untuk mengidentifikasi komposisi bahan. Dalam menentukan asal produksi manik-manik kaca, penelitian ini menggunakan metode komparatif pada beberapa penelitian yang terpublikasi. Melalui perbandingan temuan limbah manik-manik kaca dari pusat produksi Arikamedu dan manik-manik kaca di Papanaidupet (India) dan Gudo (Indonesia), hasilnya diketahui bahwa Pulau Kampai adalah tempat produksi manik-manik kaca di wilayah Selat Malaka antara abad ke-11 hingga ke-14. Munculnya pulau Kampai sebagai tempat produksi manik-manik kaca pada abad ke-11 kemungkinan disebabkan oleh kondisi geopolitik. Tradisi pembuatan manik-manik kaca menyebar ke Pulau Kampai karena pengaruh Kerajaan Caka meningkat di wilayah Selat Malaka setelah ekspansinya ke beberapa tempat di wilayah tersebut.The glass beads discovered in various archaeological sites in South Asia and Southeast Asia between the 1st and 13th centuries were generally referred to as Indo-Pacific glass beads. Various shapes and colors of glass beads are found on Kampai Island, Langkat Regency, Sumatera Utara. Collected data of glass beads were obtained from archaeological excavations in Kampai Island. In analyzing varieties of glass beads, this study characterizes the variety of Kampai Island glass beads based on their typology and frequency, i.e., drawn glass beads and wound glass beads. A number of these glass beads are analyzed in the laboratory to identify the composition of the ingredients. In determining the origin of glass beads production, this study used a comparative method on some published research. Through comparison of the findings of glass beads wastes from Arikamedu and glass beads production centers in Papanaidupet (India) and Gudo (Indonesia), the result finds that Kampai Island was a glass beads production site in the Malacca Strait region between 11th–14th centuries. The emergence of Kampai island as a glass beads production site in the 11th century was likely a result of geopolitical conditions. Glass bead making traditions spread to Kampai Island as Cōla Kingdom influences rose in Malacca Strait region after its expansion to several places in that region.","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43645552","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Assessment of Old Buildings in Lasem City Based on Tiered Quantitative Analysis Method with Weighting Factors 基于加权因子分层定量分析法的拉萨市老建筑评价
Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.24832/KAPATA.V14I2.522
Andi Putranto, Dwi Pradnyawan
Bangunan tua di Kota Lasem merupakan peninggalan sejarah dari masa Kolonial. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, bangunan-bangunan tersebut dapat dikategorikan sebagai Bangunan Cagar Budaya jika telah melalui proses pendaftaran dan penilaian hingga pada akhirnya dilakukan penetapan oleh pemerintah sesuai dengan peringkatnya. Kegiatan penilaian terhadap bangunan tua di Kota Lasem yang dinilai memiliki ciri sebagai bangunan cagar budaya harus dilakukan terlebih dahulu sebagai dasar untuk membuat rekomendasi bagi pemerintah dalam melakukan penetapan sebagai bangunan cagar budaya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penilaian cagar budaya khususnya dari jenis objek bangunan selama ini telah dilakukan terutama dalam rangka penyusunan rekomendasi untuk penetapan namun tidak diketahui mekanisme penilaian yang diterapkan. Oleh karena itu, penelitian ini mengenalkan mekanisme model penilaian yang menerapkan metode analisis kuantitatif berjenjang dengan faktor pembobot. Metode ini biasa digunakan dalam berbagai penelitian di bidang ilmu eksakta khususnya dalam penilaian evaluasi lahan. Metode ini merupakan adaptasi dari metode analisis spasial yang berbasis pada algoritma. Hasil penilaian dengan model ini akan mampu menyusun formula yang diharapkan serta dapat menghasilkan nilai akhir untuk sebuah objek bangunan agar memperoleh kelas dalam kaitannya dengan rekomendasi untuk penetapan sebagai bangunan cagar budaya. Dalam penelitian ini diajukan empat kelas rekomendasi, yaitu kelas bangunan dengan tidak atau kurang direkomendasikan, kelas bangunan direkomendasikan dengan level cukup, kelas bangunan direkomendasikan dengan level kuat, dan kelas bangunan yang direkomendasikan dengan level mendesak. Keempat level ini berkaitan erat dengan skala prioritas dalam rangkaian kegiatan penetapan sebagai bangunan cagar budaya. Hasil penelitian ini diharapkan akan memperoleh suatu nilai kuantitatif dan terukur secara ilmiah dalam tata cara penilaian bangunan untuk penetapan sebagai bangunan cagar budaya.Old buildings in Lasem City are a historical heritage from the colonial period. Based on Law Number 11 of 2010 on Cultural Heritage, these buildings can be categorized as Cultural Buildings if they have gone through the process of registration and assessment and finally designated by the government according to their rank. The assessment of old buildings in Lasem City which are considered to have the characteristics of a cultural heritage building must be performed first as a basis for making recommendations for the government in making the designation as cultural heritage buildings following applicable laws and regulations. The assessment of cultural heritage, especially from the types of building objects has been performed mainly in the context of preparing recommendations for designation, but the assessment mechanism applied is unknown. Therefore, this research introduces the mechanism of assessment model that applies tiere
拉斯姆市的老建筑是殖民历史的遗产。根据2010年关于文化Cagar的第11号法律,如果这些建筑经过登记和评估程序,直到政府根据其级别最终确定,则可以将其归类为文化Cagar建筑。在根据适用法律确定文化笼式建筑时,必须首先对拉斯姆市被估价为文化笼式建筑物的旧建筑进行评估,作为向政府提出建议的基础。对建筑对象类型的特定文化笼子进行了评估,特别是在制定确定建议时,但所采用的评估机制尚不清楚。因此,本研究提出了一种模型评估机制,该机制使用了一种具有泄漏因子的长期定量分析方法。这种方法常用于精确科学领域的各种研究,尤其是在实地评估中。该方法是对基于算法的空间分析方法的改编。该模型的评估结果将能够制定出预期的公式,并可以产生建筑对象的最终值,以获得与建议设置为文化笼式建筑相关的类别。在这项研究中,提出了四类建议,即不推荐或不推荐的建筑类别、足够级别的建筑类别推荐、高级别的建筑级别推荐和紧急级别的建筑等级推荐。这四个层次与部署网络中作为文化笼子建筑的优先规模密切相关。这项研究的结果有望在评估建筑是否被指定为文化笼式建筑方面达到定量和科学可测量的价值。拉斯姆市的老建筑是殖民时期的历史遗产。根据2010年关于文化遗产的第11号法律,如果这些建筑经过登记和评估,并最终由政府根据其等级指定,则可以将其归类为文化建筑。必须首先对拉斯姆市被认为具有文化遗产建筑特征的旧建筑进行评估,作为向政府提出建议的基础,根据适用的法律法规将其指定为文化遗产建筑。对文化遗产的评估,特别是对建筑对象类型的评估,主要是在编制指定建议的背景下进行的,但所采用的评估机制尚不清楚。因此,本研究引入了采用加权因子分层定量分析方法的评估模型的机制。这种方法通常用于精确科学的各种研究,特别是在评估土地方面。该方法是对基于该算法的空间分析方法的改进。该模型的评估结果将能够制定预期的公式,并能够产生建筑对象的最终价值,从而获得与指定为文化遗产建筑的建议相关的类别。在本研究中,提出了四个推荐类别,即不适合或不推荐的建筑、级别足够的推荐建筑、级别强的推荐建筑和级别紧急的推荐建筑。这四个级别与一系列文化遗产建筑的优先等级密切相关。这项研究的结果有望在评估文化遗产建筑的程序中获得定量的价值和科学的衡量。
{"title":"Assessment of Old Buildings in Lasem City Based on Tiered Quantitative Analysis Method with Weighting Factors","authors":"Andi Putranto, Dwi Pradnyawan","doi":"10.24832/KAPATA.V14I2.522","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/KAPATA.V14I2.522","url":null,"abstract":"Bangunan tua di Kota Lasem merupakan peninggalan sejarah dari masa Kolonial. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, bangunan-bangunan tersebut dapat dikategorikan sebagai Bangunan Cagar Budaya jika telah melalui proses pendaftaran dan penilaian hingga pada akhirnya dilakukan penetapan oleh pemerintah sesuai dengan peringkatnya. Kegiatan penilaian terhadap bangunan tua di Kota Lasem yang dinilai memiliki ciri sebagai bangunan cagar budaya harus dilakukan terlebih dahulu sebagai dasar untuk membuat rekomendasi bagi pemerintah dalam melakukan penetapan sebagai bangunan cagar budaya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penilaian cagar budaya khususnya dari jenis objek bangunan selama ini telah dilakukan terutama dalam rangka penyusunan rekomendasi untuk penetapan namun tidak diketahui mekanisme penilaian yang diterapkan. Oleh karena itu, penelitian ini mengenalkan mekanisme model penilaian yang menerapkan metode analisis kuantitatif berjenjang dengan faktor pembobot. Metode ini biasa digunakan dalam berbagai penelitian di bidang ilmu eksakta khususnya dalam penilaian evaluasi lahan. Metode ini merupakan adaptasi dari metode analisis spasial yang berbasis pada algoritma. Hasil penilaian dengan model ini akan mampu menyusun formula yang diharapkan serta dapat menghasilkan nilai akhir untuk sebuah objek bangunan agar memperoleh kelas dalam kaitannya dengan rekomendasi untuk penetapan sebagai bangunan cagar budaya. Dalam penelitian ini diajukan empat kelas rekomendasi, yaitu kelas bangunan dengan tidak atau kurang direkomendasikan, kelas bangunan direkomendasikan dengan level cukup, kelas bangunan direkomendasikan dengan level kuat, dan kelas bangunan yang direkomendasikan dengan level mendesak. Keempat level ini berkaitan erat dengan skala prioritas dalam rangkaian kegiatan penetapan sebagai bangunan cagar budaya. Hasil penelitian ini diharapkan akan memperoleh suatu nilai kuantitatif dan terukur secara ilmiah dalam tata cara penilaian bangunan untuk penetapan sebagai bangunan cagar budaya.Old buildings in Lasem City are a historical heritage from the colonial period. Based on Law Number 11 of 2010 on Cultural Heritage, these buildings can be categorized as Cultural Buildings if they have gone through the process of registration and assessment and finally designated by the government according to their rank. The assessment of old buildings in Lasem City which are considered to have the characteristics of a cultural heritage building must be performed first as a basis for making recommendations for the government in making the designation as cultural heritage buildings following applicable laws and regulations. The assessment of cultural heritage, especially from the types of building objects has been performed mainly in the context of preparing recommendations for designation, but the assessment mechanism applied is unknown. Therefore, this research introduces the mechanism of assessment model that applies tiere","PeriodicalId":31643,"journal":{"name":"Kapata Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45073620","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Kapata Arkeologi
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1