Pub Date : 2023-07-03DOI: 10.22437/biospecies.v16i2.26629
Try Susanti, Suraida Suraida, Desfaur Natalia, T. Ningsih
Orang Rimba (Suku Anak Dalam) has an excellent knowledge of medicine. They are able to distinguish between poisonous plants including processing them. The purpose of this research is to find out the Species of medicinal plants, part of the plants used and how to process the plants by the Anak Dalam Tribe. This research is a qualitative descriptive research. Data is taken through semi-structured interviews, participatory observations and documentation. From the results of research obtained 48 Species of medicinal plants. Of the 48 Species, 12 Species are utilized for fever medicine, 11 Species for skin medicine, 8 Species for stomach pain / digestive problems, 8 Species for birthing drugs, 1 Species of toothache medicine, 1 Species of canker sores, 1 Species of appetite enhancer drugs, 2 Species of cough medicine, 1 Species of flu medicine and 1 Species of malaria medicine. Parts of plants that are often used for medicine are leaves. Processing the plant into an average medicine by boiling and drinking boiled water plants. Keywords: Suku Anak Dalam, Local knowledge, medical plants Abstrak Orang Rimba (Suku Anak Dalam) memiliki pengetahuan obat-obatan yang sangat baik. Mereka mampu membedakan tumbuhan beracun termasuk mengolahnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis tumbuhan obat, bagian dari tumbuhan yang dimanfaatkan dan cara pengolahanny tumbuhan tersebut oleh Suku Anak Dalam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil melalui wawancara semi terstruktur, observasi partisipatif dan dokumentasi. Dari hasil peneitian didapatkan 48 jenis tanaman obat. Dari 48 jenis tersebut,12 jenis dimanfaatkan untuk obat demam, 11 jenis untuk obat kulit, 8 jenis untuk obat sakit perut/masalah pencernaan, 8 jenis untuk obat proses melahirkan, 1 jenis obat sakit gigi, 1 jenis obat sariawan, 1 jenis obat penambah nafsu makan, 2 jenis obat batuk, 1 jenis obat flu dan 1 jenis obat malaria. Bagian tanaman yang sering dimanfaatkan untuk obat yaitu daun. Pengolahan tanaman tersebut menjadi obat rata-rata dengan cara direbus dan diminum air rebusan tanaman tersebut. Kata Kunci: Suku Anak Dalam, Pengetahuan lokal, Tumbuhan obat
Orang Rimba(Suku Anak Dalam)拥有丰富的医药知识。他们能够分辨有毒植物,包括加工有毒植物。本研究的目的是了解药用植物的种类、使用的部分植物以及 Anak Dalam 部落如何加工这些植物。本研究属于定性描述研究。数据通过半结构式访谈、参与式观察和文献记录获取。从研究结果中获得了 48 种药用植物。在这 48 种药用植物中,有 12 种用于治疗发烧,11 种用于治疗皮肤病,8 种用于治疗胃痛/消化系统疾病,8 种用于治疗分娩,1 种用于治疗牙痛,1 种用于治疗口腔溃疡,1 种用于促进食欲,2 种用于治疗咳嗽,1 种用于治疗流感,1 种用于治疗疟疾。植物常用来制药的部分是叶子。将植物加工成普通药物的方法是将植物煮沸并饮用煮沸的水。关键词Suku Anak Dalam 当地知识 药用植物 Abstrak Orang Rimba (Suku Anak Dalam) memiliki pengetahuan obat-obatan yang sangat baik.这些植物可以帮助人们恢复健康。本手册的目的是帮助您了解肥胖症的治疗方法、肥胖症的饮食习惯以及肥胖症的预防方法。该计划是一项社会计划。数据来源于半测量、部分观察和记录。共收集了 48 个样本。在这 48 个工作台中,12 个工作台是用来制作饵料的,11 个工作台是用来制作饵料的,8 个工作台是用来制作饵料的,8 个工作台是用来制作饵料的、1 个 "吉吉 "病例、1 个 "沙里亚万 "病例、1 个 "妊娠期腹泻 "病例、2 个 "妊娠期腹泻 "病例、1 个 "流感 "病例和 1 个 "疟疾 "病例。可用于治疗疟疾的药物有:罂粟碱、罂粟碱、罂粟碱、罂粟碱、罂粟碱、罂粟碱、罂粟碱、罂粟碱、罂粟碱。这些 "胰岛素 "可以减少胰岛素的排放量,从而减少胰岛素的空气污染。当前位置: 国内避难所, 地区避难所, 住房避难所
{"title":"Pengetahuan Lokal Suku Anak Dalam Mengenai Pemanfaatan Tumbuhan yang Berkhasiat Obat di Kawasan Nasional Bukit Dua Belas Sarolangun","authors":"Try Susanti, Suraida Suraida, Desfaur Natalia, T. Ningsih","doi":"10.22437/biospecies.v16i2.26629","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/biospecies.v16i2.26629","url":null,"abstract":"Orang Rimba (Suku Anak Dalam) has an excellent knowledge of medicine. They are able to distinguish between poisonous plants including processing them. The purpose of this research is to find out the Species of medicinal plants, part of the plants used and how to process the plants by the Anak Dalam Tribe. This research is a qualitative descriptive research. Data is taken through semi-structured interviews, participatory observations and documentation. From the results of research obtained 48 Species of medicinal plants. Of the 48 Species, 12 Species are utilized for fever medicine, 11 Species for skin medicine, 8 Species for stomach pain / digestive problems, 8 Species for birthing drugs, 1 Species of toothache medicine, 1 Species of canker sores, 1 Species of appetite enhancer drugs, 2 Species of cough medicine, 1 Species of flu medicine and 1 Species of malaria medicine. Parts of plants that are often used for medicine are leaves. Processing the plant into an average medicine by boiling and drinking boiled water plants. Keywords: Suku Anak Dalam, Local knowledge, medical plants Abstrak Orang Rimba (Suku Anak Dalam) memiliki pengetahuan obat-obatan yang sangat baik. Mereka mampu membedakan tumbuhan beracun termasuk mengolahnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis tumbuhan obat, bagian dari tumbuhan yang dimanfaatkan dan cara pengolahanny tumbuhan tersebut oleh Suku Anak Dalam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil melalui wawancara semi terstruktur, observasi partisipatif dan dokumentasi. Dari hasil peneitian didapatkan 48 jenis tanaman obat. Dari 48 jenis tersebut,12 jenis dimanfaatkan untuk obat demam, 11 jenis untuk obat kulit, 8 jenis untuk obat sakit perut/masalah pencernaan, 8 jenis untuk obat proses melahirkan, 1 jenis obat sakit gigi, 1 jenis obat sariawan, 1 jenis obat penambah nafsu makan, 2 jenis obat batuk, 1 jenis obat flu dan 1 jenis obat malaria. Bagian tanaman yang sering dimanfaatkan untuk obat yaitu daun. Pengolahan tanaman tersebut menjadi obat rata-rata dengan cara direbus dan diminum air rebusan tanaman tersebut. Kata Kunci: Suku Anak Dalam, Pengetahuan lokal, Tumbuhan obat","PeriodicalId":31745,"journal":{"name":"Biospecies","volume":"102 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139364230","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-03DOI: 10.22437/biospecies.v16i2.28914
Syntiya Dewi, Bambang Hariyadi, M. Ihsan
This research delves into the morphological characteristics of Putat (Barringtonia acutangula (L.) Gaertn.) in its natural habitat at Tangkas Lake, Muaro Jambi Regency, Jambi Province. In a landscape where water levels ebb and flow, Putat predominantly swathes the lake, enriching its visual allure and nurturing the area's development into a tourist attraction. The captivating aesthetics of Putat, marked by its distinct and briefly blossoming flowers, enhance the lake's appeal, drawing community interest and tourism. The study is meticulous, utilizing purposive sampling at two strategic locations and employing descriptive analysis supported by visual representations and tables. The findings unveil detailed insights into the plant’s flowers, fruits, and seeds. Putat’s flowers are found to be vibrant, unlimited compound entities, while its fruit evolves from a verdant to a purplish hue upon maturity, encompassing a singular, resilient seed. This in-depth exploration contributes valuable knowledge to the limited existing information, facilitating a deeper understanding of Putat’s unique ecological presence and biodiversity at Tangkas Lake. Keywords: Barringtonia acutangula, Putat, Danau Tangkas, Flower, Morphological character Abstrak Penelitian ini mengkaji Putat (Barringtonia acutangula (L.) Gaertn.) di habotat alaminya di Danau Tangkas, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Putat yang tumbuh alami di danau memperkaya ekosistem lokal dengan keindahan flora uniknya, dan meningkatkan potensi danau sebagai destinasi wisata. Kajian ini berfokus pada karakterisasi morfologi bunga, buah, dan biji putat, untuk mengisi kekurangan informasi mengenai proses reproduksi tumbuhan ini. Data dikumpulkan menggunakan metode sampling purposif dilanjutkan dengan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bunga putat sebagai bunga majemuk tak terbatas dengan corolla merah yang menarik, dan struktur yang kompleks. Buah putat, berbentuk lonjong dan berkembang dari hijau menjadi hijau keunguan saat matang, serta mengandung biji tunggal yang kokoh. Temuan ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman lebih lanjut mengenai biodiversitas dan adaptasi ekologi Putat di habitatnya. Kata kunci: Barringtonia acutangula, Putat, Danau Tangkas, Bunga, Morfologi
{"title":"Karakter Morfologi Bunga Dan Buah Putat (Barringtonia acutangula (L.) Gaertn.)","authors":"Syntiya Dewi, Bambang Hariyadi, M. Ihsan","doi":"10.22437/biospecies.v16i2.28914","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/biospecies.v16i2.28914","url":null,"abstract":"This research delves into the morphological characteristics of Putat (Barringtonia acutangula (L.) Gaertn.) in its natural habitat at Tangkas Lake, Muaro Jambi Regency, Jambi Province. In a landscape where water levels ebb and flow, Putat predominantly swathes the lake, enriching its visual allure and nurturing the area's development into a tourist attraction. The captivating aesthetics of Putat, marked by its distinct and briefly blossoming flowers, enhance the lake's appeal, drawing community interest and tourism. The study is meticulous, utilizing purposive sampling at two strategic locations and employing descriptive analysis supported by visual representations and tables. The findings unveil detailed insights into the plant’s flowers, fruits, and seeds. Putat’s flowers are found to be vibrant, unlimited compound entities, while its fruit evolves from a verdant to a purplish hue upon maturity, encompassing a singular, resilient seed. This in-depth exploration contributes valuable knowledge to the limited existing information, facilitating a deeper understanding of Putat’s unique ecological presence and biodiversity at Tangkas Lake. Keywords: Barringtonia acutangula, Putat, Danau Tangkas, Flower, Morphological character Abstrak Penelitian ini mengkaji Putat (Barringtonia acutangula (L.) Gaertn.) di habotat alaminya di Danau Tangkas, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Putat yang tumbuh alami di danau memperkaya ekosistem lokal dengan keindahan flora uniknya, dan meningkatkan potensi danau sebagai destinasi wisata. Kajian ini berfokus pada karakterisasi morfologi bunga, buah, dan biji putat, untuk mengisi kekurangan informasi mengenai proses reproduksi tumbuhan ini. Data dikumpulkan menggunakan metode sampling purposif dilanjutkan dengan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bunga putat sebagai bunga majemuk tak terbatas dengan corolla merah yang menarik, dan struktur yang kompleks. Buah putat, berbentuk lonjong dan berkembang dari hijau menjadi hijau keunguan saat matang, serta mengandung biji tunggal yang kokoh. Temuan ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman lebih lanjut mengenai biodiversitas dan adaptasi ekologi Putat di habitatnya. Kata kunci: Barringtonia acutangula, Putat, Danau Tangkas, Bunga, Morfologi","PeriodicalId":31745,"journal":{"name":"Biospecies","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139364288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Candida was a fungus that can cause candidiasis infection. Candidiasis could occur of the skin, nails, mucous membranes and the gastrointestinal. The study aims to examine whether Auricularia nigricans methanol extract has the ability to inhibit the growth of Candida albicans, C. glabrata, and C. parapsilosis. Soxhletation was used as the extraction method, and the inhibitory test method involved diffusion paper disk and wells methods. The concentration variations used were 0.2 g/ml, 0.25 g/ml and 0.3 g/ml with 10% DMSO as a negative control. The research results obtained were that no inhibition zones were formed at concentrations of 0.2 g/ml, 0.25 g/ml and 0.3 g/ml so that they were included in the inactive category. Keywords: Auricularia nigricans, Candida, soxhlet method, methanol extract, paper disc and wells method. Abstrak Candida merupakan jamur golongan khamir yang dapat menyebabkan infeksi kandidiasis. Kandidiasis tersebut dapat terjadi pada kulit, kuku, membran mukosa dan saluran cerna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak metanol Auricularia nigricans dalam menghambat pertumbuhan C. albicans, C. glabrata dan C. parapsilosis. Metode ekstraksi yang digunakan adalah sokletasi selama 10 jam dan metode uji daya hambat antifunginya secara difusi cakram dan sumuran. Variasi konsentrasi yang digunakan adalah 0,2 g/ml, 0,25 g/ml dan 0,3 g/ml dengan DMSO 10% sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tidak terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 0,2 g/ml, 0,25 g/ml dan 0,3 g/ml sehingga termasuk dalam kategori tidak aktif. Kata kunci: Auricularia nigricans, Candida, metode sokletasi, ekstrak metanol, metode difusi cakram dan sumuran.
{"title":"Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Auricularia nigricans terhadap Candida spp.","authors":"Afina Indrawati, Amelya Dyah Pertiwi, Audry Ridho Ayuningtyias, Hillda Widianingtyas Subroto, Mufidhatul Nur Azizah, Tutik Handayani, Surahmaida Surahmaida, Kinanti Ayu Puji Lestari, Floreta Fiska Yuliarni","doi":"10.22437/biospecies.v16i2.27451","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/biospecies.v16i2.27451","url":null,"abstract":"Candida was a fungus that can cause candidiasis infection. Candidiasis could occur of the skin, nails, mucous membranes and the gastrointestinal. The study aims to examine whether Auricularia nigricans methanol extract has the ability to inhibit the growth of Candida albicans, C. glabrata, and C. parapsilosis. Soxhletation was used as the extraction method, and the inhibitory test method involved diffusion paper disk and wells methods. The concentration variations used were 0.2 g/ml, 0.25 g/ml and 0.3 g/ml with 10% DMSO as a negative control. The research results obtained were that no inhibition zones were formed at concentrations of 0.2 g/ml, 0.25 g/ml and 0.3 g/ml so that they were included in the inactive category. Keywords: Auricularia nigricans, Candida, soxhlet method, methanol extract, paper disc and wells method. Abstrak Candida merupakan jamur golongan khamir yang dapat menyebabkan infeksi kandidiasis. Kandidiasis tersebut dapat terjadi pada kulit, kuku, membran mukosa dan saluran cerna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak metanol Auricularia nigricans dalam menghambat pertumbuhan C. albicans, C. glabrata dan C. parapsilosis. Metode ekstraksi yang digunakan adalah sokletasi selama 10 jam dan metode uji daya hambat antifunginya secara difusi cakram dan sumuran. Variasi konsentrasi yang digunakan adalah 0,2 g/ml, 0,25 g/ml dan 0,3 g/ml dengan DMSO 10% sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tidak terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 0,2 g/ml, 0,25 g/ml dan 0,3 g/ml sehingga termasuk dalam kategori tidak aktif. Kata kunci: Auricularia nigricans, Candida, metode sokletasi, ekstrak metanol, metode difusi cakram dan sumuran.","PeriodicalId":31745,"journal":{"name":"Biospecies","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139364011","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-03DOI: 10.22437/biospecies.v16i2.26704
Pipit Marianingsih, Mahrawi Mahrawi, Dania Purnama, Hesti Oktaviani, Reza Amelia, Siti Eliyana, Yoseph Sugiharto Karahayon, Eren Putra Febrio
CO2 emissions continue to increase every year. The increase in CO2 emissions in Indonesia is caused by an increase in greenhouse gases and the production of CO2 emissions is inseparable from human activities. One of the efforts to reduce CO2 emissions can be done through the Biodiversity Park (Kehati) development program. This study aims to determine the estimation of biomass, carbon stocks and carbon dioxide absorption in PT Chandra Asri's biodiversity park as one of the efforts to reduce carbon emissions. The method used in collecting data on biomass is a non-destructive sampling method using allometric equation analysis to extrapolate biomass. The results showed that the total estimated biomass of all standing categories was 2745 tons/ha, the total carbon stock was 1290.15 tons/ha and the total CO2 absorption was 4734.85 tons/ha. This shows that the carbon stock in Taman Kehati PT. Chandra Asri Cilegon is in the high category because it spans more than 100 tonnes/ha so that PT. Chandra Asri Cilegon can maximize its function as a carbon absorption and storage area to reduce CO2 emissions. Keywords: Allometric equations, biodiversity park, biomassa, carbon dioxide absorption, carbon Abstrak Emisi CO2 terus mengalami peningkatan di tiap tahunnya. Meningkatnya emisi CO2 di Indonesia diakibatkan oleh meningkatnya gas rumah kaca (GRK) dan produksi emisi CO2 ini tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Salah satu upaya penurunan emisi CO2 dapat dilakukan melalui program pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan estimasi biomassa, cadangan karbon dan serapan karbon dioksida di taman kehati PT Chandra Asri sebagai salah satu upaya dalam penanganan untuk mengurangi emisi karbon. Metode yang dipakai dalam pengambilan data biomassa yaitu metode nondestructive sampling menggunakan analisis persamaan allometrik untuk mengekstrapolasi biomassa. Hasil penelitian menunjukan jumlah estimasi biomassa semua kategori tegakan sebesar 2745 ton/ha, jumlah cadangan karbon sebesar 1290,15 ton/ha dan jumlah serapan CO2 sebesar 4734,85 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa cadangan karbon pada Taman Kehati PT. Chandra Asri Cilegon berada dalam kategori tinggi karena berada direntang lebih dari 100 ton/ha sehingga Taman Kehati PT. Chandra Asri Cilegon dapat memaksimalkan fungsinya sebagai salah satu kawasan penyerapan dan penyimpanan karbon untuk untuk mengurangi emisi CO2. Kata kunci: Biomassa, cadangan karbon, persamaan allometrik, serapan karbondikosida, taman kehati
{"title":"Analisis Kandungan Karbon di Taman Kehati PT Chandra Asri Cilegon","authors":"Pipit Marianingsih, Mahrawi Mahrawi, Dania Purnama, Hesti Oktaviani, Reza Amelia, Siti Eliyana, Yoseph Sugiharto Karahayon, Eren Putra Febrio","doi":"10.22437/biospecies.v16i2.26704","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/biospecies.v16i2.26704","url":null,"abstract":"CO2 emissions continue to increase every year. The increase in CO2 emissions in Indonesia is caused by an increase in greenhouse gases and the production of CO2 emissions is inseparable from human activities. One of the efforts to reduce CO2 emissions can be done through the Biodiversity Park (Kehati) development program. This study aims to determine the estimation of biomass, carbon stocks and carbon dioxide absorption in PT Chandra Asri's biodiversity park as one of the efforts to reduce carbon emissions. The method used in collecting data on biomass is a non-destructive sampling method using allometric equation analysis to extrapolate biomass. The results showed that the total estimated biomass of all standing categories was 2745 tons/ha, the total carbon stock was 1290.15 tons/ha and the total CO2 absorption was 4734.85 tons/ha. This shows that the carbon stock in Taman Kehati PT. Chandra Asri Cilegon is in the high category because it spans more than 100 tonnes/ha so that PT. Chandra Asri Cilegon can maximize its function as a carbon absorption and storage area to reduce CO2 emissions. Keywords: Allometric equations, biodiversity park, biomassa, carbon dioxide absorption, carbon Abstrak Emisi CO2 terus mengalami peningkatan di tiap tahunnya. Meningkatnya emisi CO2 di Indonesia diakibatkan oleh meningkatnya gas rumah kaca (GRK) dan produksi emisi CO2 ini tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Salah satu upaya penurunan emisi CO2 dapat dilakukan melalui program pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan estimasi biomassa, cadangan karbon dan serapan karbon dioksida di taman kehati PT Chandra Asri sebagai salah satu upaya dalam penanganan untuk mengurangi emisi karbon. Metode yang dipakai dalam pengambilan data biomassa yaitu metode nondestructive sampling menggunakan analisis persamaan allometrik untuk mengekstrapolasi biomassa. Hasil penelitian menunjukan jumlah estimasi biomassa semua kategori tegakan sebesar 2745 ton/ha, jumlah cadangan karbon sebesar 1290,15 ton/ha dan jumlah serapan CO2 sebesar 4734,85 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa cadangan karbon pada Taman Kehati PT. Chandra Asri Cilegon berada dalam kategori tinggi karena berada direntang lebih dari 100 ton/ha sehingga Taman Kehati PT. Chandra Asri Cilegon dapat memaksimalkan fungsinya sebagai salah satu kawasan penyerapan dan penyimpanan karbon untuk untuk mengurangi emisi CO2. Kata kunci: Biomassa, cadangan karbon, persamaan allometrik, serapan karbondikosida, taman kehati","PeriodicalId":31745,"journal":{"name":"Biospecies","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139363871","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-03DOI: 10.22437/biospecies.v16i2.21623
Nursanti Nursanti, A. Adriadi, Dwi Puji Astuti
Livistona is one of the genera of palm plants with a wide distribution area, ecologically diverse and of horticultural, economic and ecological importance. The Livistona genus is an important ornamental plant species for landscapes, and generally tolerates it as an indoor (Siregar, 2005). The purpose of this study was to determine the ecology of Serdang (Livistona sp.) in Sekernan District and Mendahara Ulu District. This research was conducted in SeptemberOctober 2021 based on the purposive sampling method. The results obtained are Serdang ecology (Livistona sp.) Sekernan and Mendahara Ulu subdistricts found 16 serdang individuals, the composition of vegetation at the study site for tree stadia population was only slightly in secondary forest cover found 8 species of trees, while for oil palm plantations/rubber plantations there were 5 tree species, for the pole level most were found in oil palm plantations/rubber plantations with a total of 5 species while in secondary forest only 3 species, the sapling level was mostly found in oil palm plantations/rubber plantations because in rubber plantations the community allowed their gardens to be grown other than rubber, the seedling rate was mostly found in oil palm/rubber plantations with a total of 29 species with 129 individuals compared to secondary forests. Ecological factors around the herbaceous plants for humidity range from 250C–310C. The condition of the soil at the research site is sandy soil with a pH of 4.00 – 5.06. The slope of the medium-growing area is between 8% to 21%, which means that the herbaceous plant grows on the slope of the sloping to moderately steep area. Keywords: Livistona, Vegetation, Ecological Factors Abstrak Livistona adalah salah satu dari marga tumbuhan palma yang wilayah penyebarannya lebar, ekologinya beragam dan bernilai penting secara hortikultura, ekonomi dan ekologi. Livistona adalah jenis tumbuhan hias yang penting untuk landskap, dan umumnya toleransi sebagai tanaman dalam ruang (Siregar, 2005). Tujuan penelitian ini mengetahui ekologi serdang (Livistona sp.) di Kecamatan Sekernan dan Kecamatan Mendahara Ulu. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2021 berdasarkan metode purposive sampling. Hasil penelitian ekologi serdang (Livistona sp.) Kecamatan Sekernan dan Kecamatan Mendahara Ulu ditemukan 16 individu serdang, Komposisi vegetasi dilokasi penelitian stadia pohon populasinya hanya sedikit pada tutupan hutan sekunder ditemukan 8 spesies pohon, sedangkan untuk kebun sawit/kebun karet terdapat 5 spesies pohon, tingkat tiang paling banyak ditemukan di tutupan kebun sawit/kebun karet dengan jumlah 5 spesies sedangkan di hutan sekunder hanya 3 spesies, tingkat pancang banyak di temukan pada tutupan kebun sawit/kebun karet karena pada kebun karet masyarakat membiarkan kebunnya ditumbuhan selain karet, tingkat semai banyak ditemukan di kebun sawit/kebun karet dengan jumlah 29 spesies dengan individu 129 dibandingkan hutan sekunder. Faktor ekologi
Livistona 属是棕榈科植物中的一个属,分布面积广,生态多样,具有重要的园艺、经济和生态意义。Livistona 属是一种重要的景观观赏植物,一般可作为室内植物(Siregar,2005 年)。本研究的目的是确定 Sekernan 区和 Mendahara Ulu 区的 Serdang(Livistona sp.)研究于 2021 年 9 月至 10 月进行,采用目的性取样法。研究结果表明,塞克南县和门达哈拉乌鲁县的蛇菰生态(Livistona sp.在研究地点的植被组成中,树木的数量仅在次生林覆盖范围内发现了 8 个树种,而在油棕榈种植园/橡胶种植园内发现了 5 个树种,在树杆一级,大部分在油棕榈种植园/橡胶种植园内发现,共有 5 个树种,而在次生林中仅有 3 个树种、树苗主要分布在油棕种植园/橡胶种植园,因为在橡胶种植园中,社区允许他们的花园种植橡胶以外的植物;与次生林相比,树苗主要分布在油棕种植园/橡胶种植园,共有 29 个树种,129 株树苗。草本植物周围的生态因子对湿度的影响范围在 250C-310C 之间。研究地点的土壤条件为沙质土壤,pH 值为 4.00 - 5.06。中度生长区的坡度在 8%-21%之间,这意味着草本植物生长在坡度为斜坡至中度陡坡的斜坡上。关键词Livistona 植被 生态因素 Abstrak Livistona adalah salah satu dari marga tumbuhan palma yang wilayah penyebarannya lebar, ekologinya beragam and bernilai penting secara hortikultura, ekonomi and ekologi.生活在这片土地上的人们对土地的热爱,以及对土地的宽容(Siregar,2005 年)。该研究的目的是在塞克南区和门达哈拉乌卢区找到蛇形生物(Livistona sp.)。该项目于 2021 年 9 月至 10 月进行,采用目的性抽样方法。在水口市(Kecamatan Sekamatan)的 "蛇岛"(Livistona sp.在关南区和门达哈拉乌卢区采集了 16 个样本,在南部山区采集了 8 个样本、如果有 5 个国家的锯木厂/锯木加工厂,则有 3 个国家的锯木厂/锯木加工厂,有 5 个国家的锯木厂/锯木加工厂,有 3 个国家的锯木厂/锯木加工厂、在锯木厂/锯木加工厂的培训中,有大量的培训,而在锯木厂/锯木加工厂的培训中,有 29 个培训项目,其中有 129 个项目是在不丹进行的。该地区的生态学参数为250C-310C。藻类的pH值在4.00-5.06之间。鞣制温度为 8%-21%,鞣制时间为 10 分钟-15 分钟。关键词: 生命, 蔬菜, 生态学理论
{"title":"Ekologi Serdang (Livistona sp.) di Kecamatan Sekernan dan Kecamatan Mendahara Ulu","authors":"Nursanti Nursanti, A. Adriadi, Dwi Puji Astuti","doi":"10.22437/biospecies.v16i2.21623","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/biospecies.v16i2.21623","url":null,"abstract":"Livistona is one of the genera of palm plants with a wide distribution area, ecologically diverse and of horticultural, economic and ecological importance. The Livistona genus is an important ornamental plant species for landscapes, and generally tolerates it as an indoor (Siregar, 2005). The purpose of this study was to determine the ecology of Serdang (Livistona sp.) in Sekernan District and Mendahara Ulu District. This research was conducted in SeptemberOctober 2021 based on the purposive sampling method. The results obtained are Serdang ecology (Livistona sp.) Sekernan and Mendahara Ulu subdistricts found 16 serdang individuals, the composition of vegetation at the study site for tree stadia population was only slightly in secondary forest cover found 8 species of trees, while for oil palm plantations/rubber plantations there were 5 tree species, for the pole level most were found in oil palm plantations/rubber plantations with a total of 5 species while in secondary forest only 3 species, the sapling level was mostly found in oil palm plantations/rubber plantations because in rubber plantations the community allowed their gardens to be grown other than rubber, the seedling rate was mostly found in oil palm/rubber plantations with a total of 29 species with 129 individuals compared to secondary forests. Ecological factors around the herbaceous plants for humidity range from 250C–310C. The condition of the soil at the research site is sandy soil with a pH of 4.00 – 5.06. The slope of the medium-growing area is between 8% to 21%, which means that the herbaceous plant grows on the slope of the sloping to moderately steep area. Keywords: Livistona, Vegetation, Ecological Factors Abstrak Livistona adalah salah satu dari marga tumbuhan palma yang wilayah penyebarannya lebar, ekologinya beragam dan bernilai penting secara hortikultura, ekonomi dan ekologi. Livistona adalah jenis tumbuhan hias yang penting untuk landskap, dan umumnya toleransi sebagai tanaman dalam ruang (Siregar, 2005). Tujuan penelitian ini mengetahui ekologi serdang (Livistona sp.) di Kecamatan Sekernan dan Kecamatan Mendahara Ulu. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2021 berdasarkan metode purposive sampling. Hasil penelitian ekologi serdang (Livistona sp.) Kecamatan Sekernan dan Kecamatan Mendahara Ulu ditemukan 16 individu serdang, Komposisi vegetasi dilokasi penelitian stadia pohon populasinya hanya sedikit pada tutupan hutan sekunder ditemukan 8 spesies pohon, sedangkan untuk kebun sawit/kebun karet terdapat 5 spesies pohon, tingkat tiang paling banyak ditemukan di tutupan kebun sawit/kebun karet dengan jumlah 5 spesies sedangkan di hutan sekunder hanya 3 spesies, tingkat pancang banyak di temukan pada tutupan kebun sawit/kebun karet karena pada kebun karet masyarakat membiarkan kebunnya ditumbuhan selain karet, tingkat semai banyak ditemukan di kebun sawit/kebun karet dengan jumlah 29 spesies dengan individu 129 dibandingkan hutan sekunder. Faktor ekologi ","PeriodicalId":31745,"journal":{"name":"Biospecies","volume":"162 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139363507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-03DOI: 10.22437/biospecies.v16i2.28926
Rianita Rianita, Pinta Murni
Informasi tentang fenologi pembungaan dan karakter tanaman hias terutama krokot masih terbatas. Oleh karena itu dibutuhkan kajian lebih lanjut untuk menambah pengetahuan pembudidaya tanaman hias ini, sehingga diharapkan mampu menghasilkan varietas-varietas baru. Seain itu hasil kajian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu didunia pendidikan mengenai perkembangan dan morfologi bunga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fenologi pembungaan dan karakter morfologi bunga krokot yang selanjutnya hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai salah satu materi pengayaan pada praktikum struktur perkembangan bunga dalam bentuk penuntun praktikum. Penelitian dilakukan di Kelurahan Jambi Kecil. Sampel yang digunakan sebanyak 15 kuntum bunga krokot, dengan teknik pengambilan sample Purposive Sampling. Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan dokumentasi. Data didapatkan dengan pengamatan secara langsung, data kualitatif akan dianalisis secara deskriptif dan data kuantitatif akan dianalis dengan statistik sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa fenologi pembungaan krokot dimulai sejak munculnya fase tunas bunga, kuncup kecil, kuncup hijau kekuningan, kuncup membesar, bunga mekar, layu, kering, dan rontok membutuhkan waktu 20 sampai 26 hari. Periode lama mekar adalah tidak lebih dari satu hari dimulai dari sekitar pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Selama masa perkembangan bunga, Kondisi cuaca pada saat puncak mekar bunga hingga bunga rontok cukup stabil. Mahkota bunga yang rontok tidak menghasilkan buah, hanya menyisakan dasar bunga yang lama kelamaan menjadi kering dan kecoklatan. Hasil karakterisasi menunjukkan tidak ada perbedaan dari struktur morfologi bunga hanya terdapat perbedaan pada ukuran dan jumlah bagian-bagian bunga. Kata kunci : Fenologi, Morfologi, Portulaca oleracea Linn.
{"title":"KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN FENOLOGI PEMBUNGAAN KROKOT (Portulaca oleracea Linn.)","authors":"Rianita Rianita, Pinta Murni","doi":"10.22437/biospecies.v16i2.28926","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/biospecies.v16i2.28926","url":null,"abstract":"Informasi tentang fenologi pembungaan dan karakter tanaman hias terutama krokot masih terbatas. Oleh karena itu dibutuhkan kajian lebih lanjut untuk menambah pengetahuan pembudidaya tanaman hias ini, sehingga diharapkan mampu menghasilkan varietas-varietas baru. Seain itu hasil kajian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu didunia pendidikan mengenai perkembangan dan morfologi bunga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fenologi pembungaan dan karakter morfologi bunga krokot yang selanjutnya hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai salah satu materi pengayaan pada praktikum struktur perkembangan bunga dalam bentuk penuntun praktikum. Penelitian dilakukan di Kelurahan Jambi Kecil. Sampel yang digunakan sebanyak 15 kuntum bunga krokot, dengan teknik pengambilan sample Purposive Sampling. Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan dokumentasi. Data didapatkan dengan pengamatan secara langsung, data kualitatif akan dianalisis secara deskriptif dan data kuantitatif akan dianalis dengan statistik sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa fenologi pembungaan krokot dimulai sejak munculnya fase tunas bunga, kuncup kecil, kuncup hijau kekuningan, kuncup membesar, bunga mekar, layu, kering, dan rontok membutuhkan waktu 20 sampai 26 hari. Periode lama mekar adalah tidak lebih dari satu hari dimulai dari sekitar pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Selama masa perkembangan bunga, Kondisi cuaca pada saat puncak mekar bunga hingga bunga rontok cukup stabil. Mahkota bunga yang rontok tidak menghasilkan buah, hanya menyisakan dasar bunga yang lama kelamaan menjadi kering dan kecoklatan. Hasil karakterisasi menunjukkan tidak ada perbedaan dari struktur morfologi bunga hanya terdapat perbedaan pada ukuran dan jumlah bagian-bagian bunga. Kata kunci : Fenologi, Morfologi, Portulaca oleracea Linn.","PeriodicalId":31745,"journal":{"name":"Biospecies","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139363709","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-14DOI: 10.22437/biospecies.v15i2.19623
Mapegau Mapegau, M. Fitriani, I. Hayati, Puput Rumita Sari
Pemangkasan daun pada posisi tertentu pada batang, merupakan salah satu teknik yang dapa dilakukan untuk meningkatkan hasil tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan posisi pemangkasan daun pada batang yang tepat untuk meningkatkan hasil tanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2020 di Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 ulangan. Perlakuan pemangkasan yang cobakan berdasrkan posisi daun pada batang adalah: Tanpa pemangkasan (kontrol/p0), pemangkasan 3 helai daun pada possis dekat permukaan tanah (p1), pemangkasan 3 helai daun pada posisi di bawah tongkol (p2), pemangkasan 3 helai daun pada posisi sekitar tongkol (p3), dan pemangkasan 3 daun pada posisi diatas tongkol (p4). Jagung ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 20 cm pada petakan berukuran 4 m x 2 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan daun berpengaruh nyata pada berat tongkol kering berkelobot, berat 100 butir biji kering, dan hasil biji kering, tetapi tidak berpengaruh terhadap berat tongkol kering tanpa kelobot. Pemangkasan 3 helai daun pada posisi di bawah tongkol dapat meningkatkan berat tongkol kering berkelobotsebesar 14,91%, berat 100 butir biji kering sebesar16,27%, dan hasil biji kering sebesar 35,07% dibandingkan tanpa pemangkasan. Pemangkasan 3 helai daun pada posisi sekitar tongkol dapat meningkatkan berat tongkol kering berkelobot sebesar 28,00%, berat 100 butir biji kering sebesar 19,19%, dan hasil biji kering 27,96% dibandingkan tanpa pemangkasan.
{"title":"PEMANGKASAN DAUN PADA POSISI SPESIFIK TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG","authors":"Mapegau Mapegau, M. Fitriani, I. Hayati, Puput Rumita Sari","doi":"10.22437/biospecies.v15i2.19623","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/biospecies.v15i2.19623","url":null,"abstract":"Pemangkasan daun pada posisi tertentu pada batang, merupakan salah satu teknik yang dapa dilakukan untuk meningkatkan hasil tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan posisi pemangkasan daun pada batang yang tepat untuk meningkatkan hasil tanaman jagung (Zea mays L.). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2020 di Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 ulangan. Perlakuan pemangkasan yang cobakan berdasrkan posisi daun pada batang adalah: Tanpa pemangkasan (kontrol/p0), pemangkasan 3 helai daun pada possis dekat permukaan tanah (p1), pemangkasan 3 helai daun pada posisi di bawah tongkol (p2), pemangkasan 3 helai daun pada posisi sekitar tongkol (p3), dan pemangkasan 3 daun pada posisi diatas tongkol (p4). Jagung ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 20 cm pada petakan berukuran 4 m x 2 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan daun berpengaruh nyata pada berat tongkol kering berkelobot, berat 100 butir biji kering, dan hasil biji kering, tetapi tidak berpengaruh terhadap berat tongkol kering tanpa kelobot. Pemangkasan 3 helai daun pada posisi di bawah tongkol dapat meningkatkan berat tongkol kering berkelobotsebesar 14,91%, berat 100 butir biji kering sebesar16,27%, dan hasil biji kering sebesar 35,07% dibandingkan tanpa pemangkasan. Pemangkasan 3 helai daun pada posisi sekitar tongkol dapat meningkatkan berat tongkol kering berkelobot sebesar 28,00%, berat 100 butir biji kering sebesar 19,19%, dan hasil biji kering 27,96% dibandingkan tanpa pemangkasan.","PeriodicalId":31745,"journal":{"name":"Biospecies","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47538110","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-11DOI: 10.22437/biospecies.v15i2.13787
Rhamatya Tangnga Layuk, Guruh Prihatmo, Dwi Aditiyarini
Kangkung (Ipomea aquatica Forsk.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki tingkat konsumsi tertinggi di Indonesia. Perkembangan zaman dan peningkatan jumlah penduduk menyebabkan aktivitas industri dan kegiatan transportasi juga meningkat. Hal ini memunculkan permasalahan dalam masyarakat seperti menurunnya kualitas bahan pangan salah satunya kangkung, akibat adanya cemaran logam berat seperti timbal (Pb). Oleh sebab itu, studi komparasi pada kangkung yang dijual di supermarket maupun pasar tradisional penting dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai konsentrasi timbal berdasarkan baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian dilaksanakan bulan Februari – Juni 2021 di Pasar Demangan, Pasar Kranggan, Superindo Jl. Solo, Mirota Kampus Simanjuntak dan Carefour Ambarrukmo Plaza. Total 55 sampel diekstraksi menggunakan HCl 37% dan HNO3 65%. Konsentrasi timbal pada ekstrak sampel sebanyak 10 mL dianalisis menggunakan AAS (Atomic Absoprtion Spectrofotometer). Hasil analisis AAS menunjukkan adanya kandungan timbal pada seluruh sampel sebesar 0,32340 – 0,47060 mg/kg. Kandungan timbal yang terdapat pada seluruh sampel masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Indonesia (0,5 mg/kg), akan tetapi masih melewati baku mutu yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (0,2 mg/kg).
{"title":"Studi Komparasi Kandungan Timbal pada Kangkung (Ipomea aquatica Forsk.) dari Pasar Tradisional dan Supermarket di Yogyakarta","authors":"Rhamatya Tangnga Layuk, Guruh Prihatmo, Dwi Aditiyarini","doi":"10.22437/biospecies.v15i2.13787","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/biospecies.v15i2.13787","url":null,"abstract":"Kangkung (Ipomea aquatica Forsk.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki tingkat konsumsi tertinggi di Indonesia. Perkembangan zaman dan peningkatan jumlah penduduk menyebabkan aktivitas industri dan kegiatan transportasi juga meningkat. Hal ini memunculkan permasalahan dalam masyarakat seperti menurunnya kualitas bahan pangan salah satunya kangkung, akibat adanya cemaran logam berat seperti timbal (Pb). Oleh sebab itu, studi komparasi pada kangkung yang dijual di supermarket maupun pasar tradisional penting dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai konsentrasi timbal berdasarkan baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian dilaksanakan bulan Februari – Juni 2021 di Pasar Demangan, Pasar Kranggan, Superindo Jl. Solo, Mirota Kampus Simanjuntak dan Carefour Ambarrukmo Plaza. Total 55 sampel diekstraksi menggunakan HCl 37% dan HNO3 65%. Konsentrasi timbal pada ekstrak sampel sebanyak 10 mL dianalisis menggunakan AAS (Atomic Absoprtion Spectrofotometer). Hasil analisis AAS menunjukkan adanya kandungan timbal pada seluruh sampel sebesar 0,32340 – 0,47060 mg/kg. Kandungan timbal yang terdapat pada seluruh sampel masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Indonesia (0,5 mg/kg), akan tetapi masih melewati baku mutu yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (0,2 mg/kg).","PeriodicalId":31745,"journal":{"name":"Biospecies","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44948998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-11DOI: 10.22437/biospecies.v15i2.12887
Sezhianindi Firiola, R. Elvyra
Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan morfometrik ikan H. Hoevenii jantan dan betina di Desa Langgam dan Tambak Sungai Kampar menggunakan metode survei dengan jumlah sampel sebanyak 60 ekor ikan jantan dan 60 ekor ikan betina di masing-masing lokasi penelitian. Ikan H. hoevenii jantan di desa Langgam memiliki kisaran panjang total 118-214 mm dan betina 129-223 mm sedangan kisaran H. hoeveniii jantan pada Desa Tambak 140-231 mm dan betina 130-270 mm. Hasil uji t menunjukkan terdapat beberapa perbedaan antar karakter H. hoevenii jantan dan betina di Desa Langgam dan Tambak yaitu karakter panjang standar, panjang predorsalm panjang preanal, panjang prepelvic, panjang prepectoral, panjang sirip adiposa, panjang duri pectoral, jaral setelah adiposa, lebar kepala, kedalaman kepala, dan diameter mata.
{"title":"KARAKTERISTIK MORFOMETRIK IKAN BAUNG (Hemibagrus hoevenii, Bleeker 1846) DI DESA LANGGAM DAN TAMBAK, SUNGAI KAMPAR, PROVINSI RIAU","authors":"Sezhianindi Firiola, R. Elvyra","doi":"10.22437/biospecies.v15i2.12887","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/biospecies.v15i2.12887","url":null,"abstract":"Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan morfometrik ikan H. Hoevenii jantan dan betina di Desa Langgam dan Tambak Sungai Kampar menggunakan metode survei dengan jumlah sampel sebanyak 60 ekor ikan jantan dan 60 ekor ikan betina di masing-masing lokasi penelitian. Ikan H. hoevenii jantan di desa Langgam memiliki kisaran panjang total 118-214 mm dan betina 129-223 mm sedangan kisaran H. hoeveniii jantan pada Desa Tambak 140-231 mm dan betina 130-270 mm. Hasil uji t menunjukkan terdapat beberapa perbedaan antar karakter H. hoevenii jantan dan betina di Desa Langgam dan Tambak yaitu karakter panjang standar, panjang predorsalm panjang preanal, panjang prepelvic, panjang prepectoral, panjang sirip adiposa, panjang duri pectoral, jaral setelah adiposa, lebar kepala, kedalaman kepala, dan diameter mata.","PeriodicalId":31745,"journal":{"name":"Biospecies","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41356260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-11DOI: 10.22437/biospecies.v15i2.12241
Risqi Mutia Arba, Tedjo Sukmono, Anggit Prima Nugraha
Kakatua koki (Cacatua galerita) merupakan burung yang dilindungi, karena termasuk dalam kategori Least Concern dan termasuk ke dalam Appendiks II, karena banyak diperdagangkan baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga memiliki populasi yang terus menurun. Salah satu konservasi ex-situ yaitu Taman Rimba Zoo Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas periaku harian, perilaku makan, dan pakan kesukaan, serta apa saja komposisi pakan kakatua koki (Cacatua galerita) di Taman Rimba Zoo Jambi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12-25 September 2020. Penelitian ini menggunakan metode Focal Animal Sampling dengan metode pencatatan data secara Continuous Sampling. Data yang didapat berupa data primer, data sekunder, dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis menggunakan rumus Altman, hasil berupa tabel dan diagram. Berdasarkan hasil pengamatan terdapat 14 perilaku yang teramati, perilaku yang paling dominan yaitu perilaku bertengger 26% atau 2900 menit, perilaku ingesti 18% atau 2026 menit, perilaku menelisi bulu 12% atau 1384 menit. Adapun pakan yang diberikan untuk kakatua terdiri dari sayur-sayuran [kangkung (Ipomea aquatica), tauge (Vigna radiata), dan wortel (Daucus carota)], biji-bijian [jagung (Zea mays)], buah-buahan [pepaya (Carica papaya) dan pisang (Musa paradisiaca)], serta air digunakan untuk minum. Pakan kesukaan kakatua yaitu jagung (Zea mays) dan pepaya (Carica papaya).
{"title":"PERILAKU HARIAN BURUNG KAKATUA KOKI (cacatua galerita) DI AREA EX-SITU TAMAN RIMBA ZOO JAMBI","authors":"Risqi Mutia Arba, Tedjo Sukmono, Anggit Prima Nugraha","doi":"10.22437/biospecies.v15i2.12241","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/biospecies.v15i2.12241","url":null,"abstract":"Kakatua koki (Cacatua galerita) merupakan burung yang dilindungi, karena termasuk dalam kategori Least Concern dan termasuk ke dalam Appendiks II, karena banyak diperdagangkan baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga memiliki populasi yang terus menurun. Salah satu konservasi ex-situ yaitu Taman Rimba Zoo Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas periaku harian, perilaku makan, dan pakan kesukaan, serta apa saja komposisi pakan kakatua koki (Cacatua galerita) di Taman Rimba Zoo Jambi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12-25 September 2020. Penelitian ini menggunakan metode Focal Animal Sampling dengan metode pencatatan data secara Continuous Sampling. Data yang didapat berupa data primer, data sekunder, dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis menggunakan rumus Altman, hasil berupa tabel dan diagram. Berdasarkan hasil pengamatan terdapat 14 perilaku yang teramati, perilaku yang paling dominan yaitu perilaku bertengger 26% atau 2900 menit, perilaku ingesti 18% atau 2026 menit, perilaku menelisi bulu 12% atau 1384 menit. Adapun pakan yang diberikan untuk kakatua terdiri dari sayur-sayuran [kangkung (Ipomea aquatica), tauge (Vigna radiata), dan wortel (Daucus carota)], biji-bijian [jagung (Zea mays)], buah-buahan [pepaya (Carica papaya) dan pisang (Musa paradisiaca)], serta air digunakan untuk minum. Pakan kesukaan kakatua yaitu jagung (Zea mays) dan pepaya (Carica papaya).","PeriodicalId":31745,"journal":{"name":"Biospecies","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42823842","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}