Pub Date : 2019-04-30DOI: 10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.473
N. Aziza
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran dengan nilai ekonomi tinggi, namun produktivitasnya di Kalimantan Selatan masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya yaitu penyakit moler yang disebabkan oleh patogen Fusarium spp., namun patogen ini diduga dapat ditekan melalui manipulasi lingkungan seperti pengubahan pola tanam bawang merah dari monokultur menjadi tumpang sari sekaligus pengaplikasian beberapa dosis pupuk kalium dalam usaha peningkatan ketahanan tanaman. Oleh karena itulah dilakukan penelitian ini untuk mengetahui efisiensi pemanfaatan lahan dan analisis finansial usaha tani bawang merah berpenyakit moler pada lingkungan yang telah dimanipulasi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru dan lahan Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITTRA) Banjarbaru dari bulan Oktober 2015-Maret 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dari tiga faktor dan dua kali ulangan. Faktor pertama yaitu Fusarium spp.: tanpa Fusarium spp. dan dengan Fusarium spp.. Faktor kedua berupa dosis pupuk Kalium: 60 kg ha-1, 120 kg ha-1, dan 180 kg ha-1. Faktor ketiga berupa pola tanam: monokultur bawang merah, monokultur bawang sabrang, tanaman bawang merah 1 baris dan bawang sabrang 1 baris, tanaman bawang merah 2 baris dan bawang sabrang 1 baris, dan tanaman bawang sabrang mengelilingi pertanaman bawang merah. Total terdapat 60 petak percobaan. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi pemanfaatan lahan dan analisis finansial usaha tani terbaik terdapat pada perlakuan 120 kg ha-1 K2O dengan pola tanam tanaman bawang sabrang mengelilingi pertanaman bawang merah berpenyakit moler.
{"title":"EFISIENSI PEMANFAATAN LAHAN DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA TANI BAWANG MERAH BERPENYAKIT MOLER PADA BERBAGAI POLA TANAM DAN DOSIS PUPUK KALIUM","authors":"N. Aziza","doi":"10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.473","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.473","url":null,"abstract":"Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran dengan nilai ekonomi tinggi, namun produktivitasnya di Kalimantan Selatan masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya yaitu penyakit moler yang disebabkan oleh patogen Fusarium spp., namun patogen ini diduga dapat ditekan melalui manipulasi lingkungan seperti pengubahan pola tanam bawang merah dari monokultur menjadi tumpang sari sekaligus pengaplikasian beberapa dosis pupuk kalium dalam usaha peningkatan ketahanan tanaman. Oleh karena itulah dilakukan penelitian ini untuk mengetahui efisiensi pemanfaatan lahan dan analisis finansial usaha tani bawang merah berpenyakit moler pada lingkungan yang telah dimanipulasi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru dan lahan Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITTRA) Banjarbaru dari bulan Oktober 2015-Maret 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dari tiga faktor dan dua kali ulangan. Faktor pertama yaitu Fusarium spp.: tanpa Fusarium spp. dan dengan Fusarium spp.. Faktor kedua berupa dosis pupuk Kalium: 60 kg ha-1, 120 kg ha-1, dan 180 kg ha-1. Faktor ketiga berupa pola tanam: monokultur bawang merah, monokultur bawang sabrang, tanaman bawang merah 1 baris dan bawang sabrang 1 baris, tanaman bawang merah 2 baris dan bawang sabrang 1 baris, dan tanaman bawang sabrang mengelilingi pertanaman bawang merah. Total terdapat 60 petak percobaan. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi pemanfaatan lahan dan analisis finansial usaha tani terbaik terdapat pada perlakuan 120 kg ha-1 K2O dengan pola tanam tanaman bawang sabrang mengelilingi pertanaman bawang merah berpenyakit moler.","PeriodicalId":31902,"journal":{"name":"Agrin Jurnal Penelitian Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73118585","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-30DOI: 10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.470
Gunawan Wijonarko, Erminawati Erminawati, Isti Handayani
Biji ketapang mempunyaicita rasa yang enak dan komposisi kimia yang mirip dengan kacang tanah. Oleh karena itu biji ketapang mempunyai potensi yang sangat besar untuk dibuat menjadi produk pangan baru. Salah satu produk pangan tersebut adalah mentega ketapang (Catapa butter). Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untukmengevaluasi sifat kmiawi mentega ketapang yang dibuat pada berbagai : (1) lama penyangraian (2) lama perendaman (3) lama penyangraian dan perendaman.Rancangan yang digunakan dalam peneltian ini adalah Rancangan Acak Lengkap. Faktor yang dicoba adalah lama penyangraian (4 ; 8 ; dan 12 menit) dan lama prendaman (0 dan 12 jam). Perlakuan disusun secara faktorial sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan. Percobaan diulang 4 kali dengan 24 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah kadar air, abu, serat kasar, lemak dan protein. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Uji F. Jika terdapat perbedaan nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Rentang Jamak Duncan (DMRT) untuk menentukan perlakuan terbaik. Perlakuan terbaik kemudian dibandingakn dengan selai kacang tanah non komersial. Hasil penelitian menunjukkan lama penyangraian berpengaruh nyata terhadap kadar air dan abu sedangkan perendaman berpengaruh nyata terhadap kadar air, abu dan protein. Kombinasi keduanya memberikan pengaruh yang nyata hanya terhadap kadar protein. Penyangraian 8 menit menghasilkan mentega ketapang dengan kadar air 2,8% dan abu 2,6% sedangkan perendaman 0 jam menghasilkan mentega ketapang dengan kadar air 2,5%, abu 2,7% dan protein 26,5%. Kombinasi kedua perlakuan berpengaruh terhadap kadar air, abu dan protein mentega ketapang. Dibandingkan dengan SNI selai kacang tanah, mentega ketapang mempunyai karakter kimiawi yang mirip kecuali pada kadar abu yang cenderung lebih tinggi yaitu sebesar 2,7%. Penyangraian 8 menit dan perendaman 0 jam menghasilkan mentega ketapang dengan kadar air 2,7%, abu 2,5%, serat kasar 1,8%, lemak 50,6% dan protein 27,6%.
{"title":"SIFAT KIMIAWI MENTEGA KETAPANG (Catappa butter) (Pengaruh Lama Sangrai Dan Lama Rendam)","authors":"Gunawan Wijonarko, Erminawati Erminawati, Isti Handayani","doi":"10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.470","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.470","url":null,"abstract":"Biji ketapang mempunyaicita rasa yang enak dan komposisi kimia yang mirip dengan kacang tanah. Oleh karena itu biji ketapang mempunyai potensi yang sangat besar untuk dibuat menjadi produk pangan baru. Salah satu produk pangan tersebut adalah mentega ketapang (Catapa butter). Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untukmengevaluasi sifat kmiawi mentega ketapang yang dibuat pada berbagai : (1) lama penyangraian (2) lama perendaman (3) lama penyangraian dan perendaman.Rancangan yang digunakan dalam peneltian ini adalah Rancangan Acak Lengkap. Faktor yang dicoba adalah lama penyangraian (4 ; 8 ; dan 12 menit) dan lama prendaman (0 dan 12 jam). Perlakuan disusun secara faktorial sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan. Percobaan diulang 4 kali dengan 24 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah kadar air, abu, serat kasar, lemak dan protein. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Uji F. Jika terdapat perbedaan nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Rentang Jamak Duncan (DMRT) untuk menentukan perlakuan terbaik. Perlakuan terbaik kemudian dibandingakn dengan selai kacang tanah non komersial. Hasil penelitian menunjukkan lama penyangraian berpengaruh nyata terhadap kadar air dan abu sedangkan perendaman berpengaruh nyata terhadap kadar air, abu dan protein. Kombinasi keduanya memberikan pengaruh yang nyata hanya terhadap kadar protein. Penyangraian 8 menit menghasilkan mentega ketapang dengan kadar air 2,8% dan abu 2,6% sedangkan perendaman 0 jam menghasilkan mentega ketapang dengan kadar air 2,5%, abu 2,7% dan protein 26,5%. Kombinasi kedua perlakuan berpengaruh terhadap kadar air, abu dan protein mentega ketapang. Dibandingkan dengan SNI selai kacang tanah, mentega ketapang mempunyai karakter kimiawi yang mirip kecuali pada kadar abu yang cenderung lebih tinggi yaitu sebesar 2,7%. Penyangraian 8 menit dan perendaman 0 jam menghasilkan mentega ketapang dengan kadar air 2,7%, abu 2,5%, serat kasar 1,8%, lemak 50,6% dan protein 27,6%.","PeriodicalId":31902,"journal":{"name":"Agrin Jurnal Penelitian Pertanian","volume":"153 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83825488","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-30DOI: 10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.429
Erni Indriani
Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis media tanam dan konsentrasi pupuk daun Farmer terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Phalaenopsis. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas dengan ketinggian tempat ± 250 m dpl. Desa Banjarsari Kulon berdasarkan letak astronomis berada pada 7,36˚ Lintang Selatan (LS) dan 109,24˚ Bujur Timur (BT). Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2017 sampai Maret 2018 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor perlakuan yaitu jenis media tanam (pakis, sabut kelapa dan akar kadaka) dan konsentrasi pupuk daun Farmer (0, 1, 2 dan 3 ml/l). Variabel yang diamati adalah jumlah klorofil daun, luas daun, peningkatan jumlah daun, diameter batang, intensitas cahaya, suhu, kelembaban dan jumlah stomata. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F, apabila terdapat keragaman dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan (p=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam sabut kelapa menghasilkan jumlah stomata tanaman anggrek Phalaenopsis tertinggi yaitu sebesar 39,79 stomata/mm2 dibandingkan media tanam akar kadaka (35,77) dan pakis (34,96). Perlakuan konsentrasi pupuk daun Farmer 1 ml/l dan 2 ml/l menghasilkan peningkatan jumlah daun lebih banyak pada tanaman anggrek Phalaenopsis yaitu sebesar 1,20 dan 1,19 helai dibandingkan konsentrasi 0 ml/l (1,11 helai) dan 3 ml/l (1,12 helai).Kata Kunci: Phalaenopsis, media tanam dan pupuk daun.farmer
研究的目的是确定农民植物的生长介质和土壤肥料的浓度。研究在温室进行Banjarsari村和高处库伦,街道走调,地区Banyumas±250 m dpl。根据天文位置在7,36 Banjarsari村库伦˚南纬(LS)和109.24东经˚(BT)。该研究于2017年12月至2018年3月进行,采用了完全随机组设计(RAKL),采用了两种治疗方法,即作物品种(蕨类植物、椰壳和kadaka根)和农民叶肥料浓度(0.1、2和3毫升/l)。观察到的变量是叶绿素的数量,叶子的面积,叶绿素的增加,茎的直径,光的强度,温度,湿度和气孔的数量。收集到的数据是使用F测试进行的,如果继续对邓肯的多程测试(p= 0.05)进行多样性分析。研究表明,种植椰壳的媒介比根系kadaka(35,77)和蕨类植物(34.96)中产出最高的Phalaenopsis针孔植物数量为39.79 stomata/mm2。Phalaenopsis兰花的肥料浓度为1毫升/l和2毫升/l,其数量增加为1.20片和1.19片,而不是0.ml /l(1.11片)和3 ml/l(1.12片)。关键词:Phalaenopsis,媒体种植和肥料
{"title":"AKLIMATISASI TANAMAN ANGGREK PHALAENOPSIS PADA PENGGUNAAN JENIS MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN YANG BERBEDA","authors":"Erni Indriani","doi":"10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.429","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.429","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis media tanam dan konsentrasi pupuk daun Farmer terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman anggrek Phalaenopsis. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas dengan ketinggian tempat ± 250 m dpl. Desa Banjarsari Kulon berdasarkan letak astronomis berada pada 7,36˚ Lintang Selatan (LS) dan 109,24˚ Bujur Timur (BT). Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2017 sampai Maret 2018 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor perlakuan yaitu jenis media tanam (pakis, sabut kelapa dan akar kadaka) dan konsentrasi pupuk daun Farmer (0, 1, 2 dan 3 ml/l). Variabel yang diamati adalah jumlah klorofil daun, luas daun, peningkatan jumlah daun, diameter batang, intensitas cahaya, suhu, kelembaban dan jumlah stomata. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F, apabila terdapat keragaman dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan (p=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam sabut kelapa menghasilkan jumlah stomata tanaman anggrek Phalaenopsis tertinggi yaitu sebesar 39,79 stomata/mm2 dibandingkan media tanam akar kadaka (35,77) dan pakis (34,96). Perlakuan konsentrasi pupuk daun Farmer 1 ml/l dan 2 ml/l menghasilkan peningkatan jumlah daun lebih banyak pada tanaman anggrek Phalaenopsis yaitu sebesar 1,20 dan 1,19 helai dibandingkan konsentrasi 0 ml/l (1,11 helai) dan 3 ml/l (1,12 helai).Kata Kunci: Phalaenopsis, media tanam dan pupuk daun.farmer","PeriodicalId":31902,"journal":{"name":"Agrin Jurnal Penelitian Pertanian","volume":"39 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74045677","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bulai merupakan penyakit utama pada tanaman jagung yang disebabkan cendawan patogen Peronosclerospora maydis. P. maydis menyebabkan potensi kehilangan hasil mencapai 100%. Berbagai pengendalian yang dilakukan belum memberikan hasil yang optimal dan bahkan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. PGPR Pseudomonas fluorescens diketahui berpotensi sebagai pengendali penyakit bulai yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas P. fluorescens terhadap penekanan penyakit bulai pada tanaman jagung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan konsentrasi larutan P. fluorescens sebagai perlakuan terdiri dari: P1=0 ml/L, P2=50 ml/L, P3=75 ml/L, P4=100 ml/L, P5=fungisida fenamidon 50%. Hasil penelitian menunjukan bahwa P. fluorescens dapat efektif mengendalikan penyakit bulai, sedangkan perbedaan konsentrasi P. fluorescens tidak memberikan pengaruh yang signifikan dalam pengendalian penyakit bulai pada tanaman jagung. Kata kunci: Penyakit bulai, PGPR, Pseudomonas fluorescens, tanaman jagung ABSTRACTDowney mildew is the main disease in maize that caused by the fungus pathogen Peronosclerospora maydis. P. maydis caused significant yield loss of up to 100%. The various controls of downey mildew did not bring out succeed and even have a negative impact for the environment and human health. PGPR Pseudomonas fluorescens considered can be used as biological control agents against downy mildew which is environmental friendly. This study aims to determine the effectiveness of P. fluorescens in the controling of downey mildew in maize. Randomized Block Design were used in this research with concentration of P. fluorescens as a treatment consist of: P1 = 0 ml / L, P2 = 50 ml / L, P3 = 75 ml / L, P4 = 100 ml / L, P5 = fenamidone fungicide 50 %. The results showed that P. fluorescens effective to controling of downy mildew, while differences in P. fluorescens concentration has not significant effect for controlling downy mildew in maize. Keywords: Downy Mildew, PGPR, Pseudomonas fluorescens, Maize
{"title":"EFEKTIVITAS PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA Pseudomonas fluorescens DALAM PENGENDALIAN HAYATI PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)","authors":"Hatyanta Nuha Pradhipta, Irianti Kurniasari, Ugik Romadi","doi":"10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.427","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.AGRIN.2019.23.1.427","url":null,"abstract":"Bulai merupakan penyakit utama pada tanaman jagung yang disebabkan cendawan patogen Peronosclerospora maydis. P. maydis menyebabkan potensi kehilangan hasil mencapai 100%. Berbagai pengendalian yang dilakukan belum memberikan hasil yang optimal dan bahkan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. PGPR Pseudomonas fluorescens diketahui berpotensi sebagai pengendali penyakit bulai yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas P. fluorescens terhadap penekanan penyakit bulai pada tanaman jagung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan konsentrasi larutan P. fluorescens sebagai perlakuan terdiri dari: P1=0 ml/L, P2=50 ml/L, P3=75 ml/L, P4=100 ml/L, P5=fungisida fenamidon 50%. Hasil penelitian menunjukan bahwa P. fluorescens dapat efektif mengendalikan penyakit bulai, sedangkan perbedaan konsentrasi P. fluorescens tidak memberikan pengaruh yang signifikan dalam pengendalian penyakit bulai pada tanaman jagung. Kata kunci: Penyakit bulai, PGPR, Pseudomonas fluorescens, tanaman jagung ABSTRACTDowney mildew is the main disease in maize that caused by the fungus pathogen Peronosclerospora maydis. P. maydis caused significant yield loss of up to 100%. The various controls of downey mildew did not bring out succeed and even have a negative impact for the environment and human health. PGPR Pseudomonas fluorescens considered can be used as biological control agents against downy mildew which is environmental friendly. This study aims to determine the effectiveness of P. fluorescens in the controling of downey mildew in maize. Randomized Block Design were used in this research with concentration of P. fluorescens as a treatment consist of: P1 = 0 ml / L, P2 = 50 ml / L, P3 = 75 ml / L, P4 = 100 ml / L, P5 = fenamidone fungicide 50 %. The results showed that P. fluorescens effective to controling of downy mildew, while differences in P. fluorescens concentration has not significant effect for controlling downy mildew in maize. Keywords: Downy Mildew, PGPR, Pseudomonas fluorescens, Maize","PeriodicalId":31902,"journal":{"name":"Agrin Jurnal Penelitian Pertanian","volume":"57 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87049346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-09DOI: 10.20884/1.agrin.2018.22.1.364
Muhammad Juwanda
Penelitian ini bertujuan untuk upaya peningkatan produksi dan hasil budidaya tanaman bawang merah yang berwawasan lingkungan dengan pemanfaatan pupuk kandang sapi dan pengaturan jarak tanam.Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan daribulan Januari sampai dengan Agustus 2015.Penelitian dilakukan di lahan sawah Brebes, Kabupaten Brebes, jenis tanah alluvial dengan ketinggian tempat kurang lebih 50 m dpl. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial 4 x 3 dengan rancangan lingkungan adalah rancangan acak kelompok. Faktor pertama adalah Jarak Tanam : J1 = 20 cm x 20 cm, J2 = 20 cm x 15 cm, J3 = 20 cm x 10 cm. Faktor yang kedua adalah takaran pupuk kandang sapi yaitu K0 = 0ton/ha, K1 = 10 ton/ha, K2 = 20 ton/ha, K3 = 30 ton/ha. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F untuk mengetahui keragamannya dan apabila ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan DMRT dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil umbi segar dan kering bawang merah per hektar terbanyak diperoleh pada tanaman dengan perlakuan jarak tanam 20 x 15 cm dengan hasil 20,56 t/ha (umbi segar) dan 18,63 t/ha (umbi kering).Kata kunci : bawang merah, jarak tanam, pupuk kandang[U1] sapi [U1]pupuk kandang sapi
{"title":"Pengaruh Jarak Tanam dan Pemberian Dosis Pupuk Kandang Sapi Terhadap Peertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum.L)","authors":"Muhammad Juwanda","doi":"10.20884/1.agrin.2018.22.1.364","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.agrin.2018.22.1.364","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk upaya peningkatan produksi dan hasil budidaya tanaman bawang merah yang berwawasan lingkungan dengan pemanfaatan pupuk kandang sapi dan pengaturan jarak tanam.Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan daribulan Januari sampai dengan Agustus 2015.Penelitian dilakukan di lahan sawah Brebes, Kabupaten Brebes, jenis tanah alluvial dengan ketinggian tempat kurang lebih 50 m dpl. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial 4 x 3 dengan rancangan lingkungan adalah rancangan acak kelompok. Faktor pertama adalah Jarak Tanam : J1 = 20 cm x 20 cm, J2 = 20 cm x 15 cm, J3 = 20 cm x 10 cm. Faktor yang kedua adalah takaran pupuk kandang sapi yaitu K0 = 0ton/ha, K1 = 10 ton/ha, K2 = 20 ton/ha, K3 = 30 ton/ha. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F untuk mengetahui keragamannya dan apabila ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan DMRT dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil umbi segar dan kering bawang merah per hektar terbanyak diperoleh pada tanaman dengan perlakuan jarak tanam 20 x 15 cm dengan hasil 20,56 t/ha (umbi segar) dan 18,63 t/ha (umbi kering).Kata kunci : bawang merah, jarak tanam, pupuk kandang[U1] sapi [U1]pupuk kandang sapi","PeriodicalId":31902,"journal":{"name":"Agrin Jurnal Penelitian Pertanian","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83944159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-09DOI: 10.20884/1.AGRIN.2018.22.1.454
Anissa Mutiara Herlianti, Mieke Rochimi Setiawati, R. Hindersah
Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) merupakan salah satu sistem hidroponik dimana lapisannutrisi yang sangat dangkal disirkulasikan melewati akar tanaman. Sistem hidroponik bergantung pada nutrisianorganik sebagai pemasok unsur hara. Penggunaan pupuk hayati diharapkan dapat mengurangi dosis pupukanorganik yang diaplikasikan pada sistem hidroponik agar lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui dosis terbaik kombinasi pupuk hayati dan pupuk anorganik dalam meningkatkan populasi bakteriendofit, kandungan klorofil dan hasil tanaman pakcoy pada hidroponik sistem NFT. Penelitian telahdilaksanakan diLaboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor,Sumedang.Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuanyaitu 100% Pupuk Anorganikdan 100% Pupuk Hayati + Pupuk Anorganik 100%, 75% dan 50%. Variabel yangdiamati adalah tinggi tanaman, populasi bakteri endofit, kandungan klorofil, hasil tanaman. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian 100% pupuk hayati dan 50% pupuk anorganik dapat mengurangi penggunaanpupuk anorganik hingga 50 % dan berpengaruh terhadap peningkatan populasi bakteri endofit, kandunganklorofil dan hasil tanaman pakcoy pada hidroponik sistem NFT.Kata kunci: bakteri endofit, klorofil, pupuk hayati, hidroponik NFT, pakcoyABSTRACTHydroponics NFT (Nutrient Film Technique) is one of the hydroponic systems where superficial layers ofnutrients are circulated through plant roots. Hydroponic system is depended on anorganic nutrient as nutrientssupplier. The use of biofertilizer was expected to reduce the dosage of inorganic nutrient solution on hydroponicsystem. The aims of this research were to find the best dosage combination biofertilizer and inorganic nutrientsolution on the population of endophytic bacteria, chlorophyll content and yield of pakcoy (Brassica rapa L) onhydroponic NFT system. The research has been conducted at Soil Biology Laboratory of Faculty of AgriculturePadjadjaran University, Jatinangor, Sumedang Regency. The design experiment was randomized blockdesignwhich consisted offour combinationthat was 100% inorganic nutrients and 100% biofertilizer + inorganicnutrients 100%, 75% and 50%. The variables observed were plant height, population of endophytic bacteria,chlorophyll content, plant yields. The results showed that 100% biofertilizer and 50% anorganic nutrition canreduce usage inorganic nutrients up to 50% and take effect on population of endophytic bacteria, chlorophyllcontent and yield of pakcoy (Brassica rapa L) on hydroponic NFT system.Keywords: endophytic bacteria, chlorophyll, biofertilizer, NFT hydroponic, pakcoy
{"title":"PENGARUH PUPUK HAYATI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP POPULASI BAKTERI ENDOFIT, KANDUNGAN KLOROFIL DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L) PADA HIDROPONIK SISTEM NFT","authors":"Anissa Mutiara Herlianti, Mieke Rochimi Setiawati, R. Hindersah","doi":"10.20884/1.AGRIN.2018.22.1.454","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.AGRIN.2018.22.1.454","url":null,"abstract":"Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) merupakan salah satu sistem hidroponik dimana lapisannutrisi yang sangat dangkal disirkulasikan melewati akar tanaman. Sistem hidroponik bergantung pada nutrisianorganik sebagai pemasok unsur hara. Penggunaan pupuk hayati diharapkan dapat mengurangi dosis pupukanorganik yang diaplikasikan pada sistem hidroponik agar lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui dosis terbaik kombinasi pupuk hayati dan pupuk anorganik dalam meningkatkan populasi bakteriendofit, kandungan klorofil dan hasil tanaman pakcoy pada hidroponik sistem NFT. Penelitian telahdilaksanakan diLaboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor,Sumedang.Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuanyaitu 100% Pupuk Anorganikdan 100% Pupuk Hayati + Pupuk Anorganik 100%, 75% dan 50%. Variabel yangdiamati adalah tinggi tanaman, populasi bakteri endofit, kandungan klorofil, hasil tanaman. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian 100% pupuk hayati dan 50% pupuk anorganik dapat mengurangi penggunaanpupuk anorganik hingga 50 % dan berpengaruh terhadap peningkatan populasi bakteri endofit, kandunganklorofil dan hasil tanaman pakcoy pada hidroponik sistem NFT.Kata kunci: bakteri endofit, klorofil, pupuk hayati, hidroponik NFT, pakcoyABSTRACTHydroponics NFT (Nutrient Film Technique) is one of the hydroponic systems where superficial layers ofnutrients are circulated through plant roots. Hydroponic system is depended on anorganic nutrient as nutrientssupplier. The use of biofertilizer was expected to reduce the dosage of inorganic nutrient solution on hydroponicsystem. The aims of this research were to find the best dosage combination biofertilizer and inorganic nutrientsolution on the population of endophytic bacteria, chlorophyll content and yield of pakcoy (Brassica rapa L) onhydroponic NFT system. The research has been conducted at Soil Biology Laboratory of Faculty of AgriculturePadjadjaran University, Jatinangor, Sumedang Regency. The design experiment was randomized blockdesignwhich consisted offour combinationthat was 100% inorganic nutrients and 100% biofertilizer + inorganicnutrients 100%, 75% and 50%. The variables observed were plant height, population of endophytic bacteria,chlorophyll content, plant yields. The results showed that 100% biofertilizer and 50% anorganic nutrition canreduce usage inorganic nutrients up to 50% and take effect on population of endophytic bacteria, chlorophyllcontent and yield of pakcoy (Brassica rapa L) on hydroponic NFT system.Keywords: endophytic bacteria, chlorophyll, biofertilizer, NFT hydroponic, pakcoy","PeriodicalId":31902,"journal":{"name":"Agrin Jurnal Penelitian Pertanian","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91040167","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-09DOI: 10.20884/1.agrin.2018.22.1.458
Heny Agustin, Annisa Nur Ichniarsyah
Kandungan vitamin C yang tinggi pada kale membuat sayuran ini menjadi primadona. Berbagai upaya padateknik budidaya dengan penambahan pupuk kalium dalam bentuk KNO3 dilakukan dengan harapanmampumeningkatkan pertumbuhan dan kandungan vitamin C nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiefektivitas KNO3 pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan dan kandungan vitamin C pada kale. Penelitiandilaksanakan dari Januari hingga Oktober 2017 dengan menggunakan dua jenis kale yaitu Nero Toscana (kultivardaun hijau) dan Curly Scarlet (kultivar daun ungu) tanpa dimaksudkan untuk membandingkan keduanya.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu konsentrasi KNO3 yang terdiri atas5 taraf: tanpa KNO3 (kontrol), 2 g/L, 4 g/L, 6 g/L, 8 g/L. Karakter pertumbuhan, hasil panen dan kandunganvitamin C diamati pada penelitian ini. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian KNO3 secara umum tidakmemberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil panen kale hijau. Namun aplikasi KNO3dengankonsentrasi 8 g/L berhasil meningkatkan kandungan vitamin C dibandingkan seluruh perlakuan dengan rata-rata120.29 mg/100 g dari lima kali panen. Puncak vitamin C sebesar 152.18 mg/100 g terjadi saat kale hijau dipanenpada usia 175 hari setelah tanam (HST). Sementara pada kale ungu pemupukan KNO3 dengan konsentrasi 8 g/Lmampu meningkatkan tinggi tanaman lebih besar 6.18 cm dan luas daun lebih besar 14.19 cm2 dibandingkankontrol tetapi tetap tidak berdampak pada hasil panennya. Kandungan vitamin C pada kale ungu berhasilditingkatkan dengan perlakuan KNO3 8 g/L dengan rata-rata 141.13 mg/100 g dari lima kali panen. Puncak vitaminC sebesar 182.3 mg/100 g terjadi saat kale ungu dipanen pada usia 85 HST.Kata kunci:kale Nero Toscana, kale Curly Scarlet, pupuk kalium, waktu panenABSTRACTKale contains high vitamin C and makes it become a vegetables that are in great demand. One of variousefforts on cultivation techniques such as the application of potassium fertilizer was done to improve growth andincrease vitamin C content. This research aimed to observe the effectiveness of KNO3 in various concentrationson growth and vitamin C content. The research was done from January-July 2017, using two varieties of kale;Nero Toscana (green-leaf cultivar) and Curly Scarlet (purple-leaf cultivar) without intending to compare bothvarieties. Research design used was 1-factor randomized group design (KNO3 concentration) consists of 5 levels:without KNO3 (control), 2 g/L, 4 g/L, 6 g/L, and 8 g/L. Characteristics of growth, yields and vitamin C contentwere observed in this study. From the results, it can be seen that the application of KNO3 generally did not givesignificant effect on growth and yield. However, the application of 8 g/L KNO3 concentration successfullyincreased the vitamin C content compared to other treatments with average of 120.29 mg/100 g of five harvests.The highest vitamin C content was 152.18 mg/100 g obtained at 175 days after planting. The application
{"title":"EFEKTIVITAS KNO3 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN VITAMIN C KALE","authors":"Heny Agustin, Annisa Nur Ichniarsyah","doi":"10.20884/1.agrin.2018.22.1.458","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.agrin.2018.22.1.458","url":null,"abstract":"Kandungan vitamin C yang tinggi pada kale membuat sayuran ini menjadi primadona. Berbagai upaya padateknik budidaya dengan penambahan pupuk kalium dalam bentuk KNO3 dilakukan dengan harapanmampumeningkatkan pertumbuhan dan kandungan vitamin C nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiefektivitas KNO3 pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan dan kandungan vitamin C pada kale. Penelitiandilaksanakan dari Januari hingga Oktober 2017 dengan menggunakan dua jenis kale yaitu Nero Toscana (kultivardaun hijau) dan Curly Scarlet (kultivar daun ungu) tanpa dimaksudkan untuk membandingkan keduanya.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu konsentrasi KNO3 yang terdiri atas5 taraf: tanpa KNO3 (kontrol), 2 g/L, 4 g/L, 6 g/L, 8 g/L. Karakter pertumbuhan, hasil panen dan kandunganvitamin C diamati pada penelitian ini. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian KNO3 secara umum tidakmemberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil panen kale hijau. Namun aplikasi KNO3dengankonsentrasi 8 g/L berhasil meningkatkan kandungan vitamin C dibandingkan seluruh perlakuan dengan rata-rata120.29 mg/100 g dari lima kali panen. Puncak vitamin C sebesar 152.18 mg/100 g terjadi saat kale hijau dipanenpada usia 175 hari setelah tanam (HST). Sementara pada kale ungu pemupukan KNO3 dengan konsentrasi 8 g/Lmampu meningkatkan tinggi tanaman lebih besar 6.18 cm dan luas daun lebih besar 14.19 cm2 dibandingkankontrol tetapi tetap tidak berdampak pada hasil panennya. Kandungan vitamin C pada kale ungu berhasilditingkatkan dengan perlakuan KNO3 8 g/L dengan rata-rata 141.13 mg/100 g dari lima kali panen. Puncak vitaminC sebesar 182.3 mg/100 g terjadi saat kale ungu dipanen pada usia 85 HST.Kata kunci:kale Nero Toscana, kale Curly Scarlet, pupuk kalium, waktu panenABSTRACTKale contains high vitamin C and makes it become a vegetables that are in great demand. One of variousefforts on cultivation techniques such as the application of potassium fertilizer was done to improve growth andincrease vitamin C content. This research aimed to observe the effectiveness of KNO3 in various concentrationson growth and vitamin C content. The research was done from January-July 2017, using two varieties of kale;Nero Toscana (green-leaf cultivar) and Curly Scarlet (purple-leaf cultivar) without intending to compare bothvarieties. Research design used was 1-factor randomized group design (KNO3 concentration) consists of 5 levels:without KNO3 (control), 2 g/L, 4 g/L, 6 g/L, and 8 g/L. Characteristics of growth, yields and vitamin C contentwere observed in this study. From the results, it can be seen that the application of KNO3 generally did not givesignificant effect on growth and yield. However, the application of 8 g/L KNO3 concentration successfullyincreased the vitamin C content compared to other treatments with average of 120.29 mg/100 g of five harvests.The highest vitamin C content was 152.18 mg/100 g obtained at 175 days after planting. The application","PeriodicalId":31902,"journal":{"name":"Agrin Jurnal Penelitian Pertanian","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86638082","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-09DOI: 10.20884/1.AGRIN.2018.22.2.447
Enceng Sobari, Ferdi Fathurohman, Muhammad Abdul Hadi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos limbah baglog dan pupukkandang domba terhadap karakter pertumbuhan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2018 diJalan Cagak Desa Tambakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penelitian menggunakan (RAK) faktorial dengantiga kali ulangan. Terdapat 2 faktor yang diteliti yaitu kompos limbah baglog jamur dan pupuk kandang domba.Dosis kompos limbah baglog jamur (K) terdiri dari: K0 = tanpa kompos baglog, K1 = kompos baglog 90 gtanaman-1, K0 = kompos baglog 120 g tanaman-1. Pupuk kandang domba (P) terdiri dari: P0 = tanpa pupukdomba, P1 = pupuk domba 90 g tanaman-1, P2 = pupuk domba 120 g tanaman-1. Pengamatan dilakukan terhadapkarakter pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun dan bobot keringberangkasan tanaman. Hasil penelitian dosis kompos limbah baglog memberikan respon terbaik pada semuakarakter pertumbuhan dan t bobot kering berangkasan tanaman pada umur 5 MST, 10 MST. Perlakuan pupukkandang domba memberikan pengaruh paling baik pada umur 14 MST.Kata kunci: Arachis hypogaea L., baglog jamur, kacang tanah, karakter pertumbuhan, pupuk kandang dombaABSTRACTThe aim of this research is to know the effect of the compost made of baglog waste and lamb manure ongrowth character. This research was carried out in April to June 2018 in the Cagak Road Tambakan Village ofSubang on West Java. The study used a factorial (Randomized Group Design) with three times repeats. Thereare two factors that are baglog waste compost and lamb manure. Dose of compost baglog waste compost are ;K0 = without baglog waste compost, K1 = 90 g plant-1 baglog waste compost, K0 = 120 g plant-1 baglog wastecompost. Dose of lamb manure are; P0 = without lamb manure, P1 = 90 g plant-1 lamb manure, P2 = 120 gplant-1 lamb manure. Observations were made to the plant's vegetative characters i.e. plant height, number ofleaves, Leave Area Index and the dry weight of plant. The results of research on baglog waste compost dosesgave the best response to all growth characters and t-crop dry weight at age 5 MST, 10 MST. The treatment ofsheep manure had the best influence at the age of 14 MST.Key words: Arachis hypogaea L., mushroom baglog waste compost, peanut, growth character, manure of lamb
{"title":"KARAKTER PERTUMBUHAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DENGAN PEMANFAATAN KOMPOS LIMBAH BAGLOG JAMUR DAN KOTORAN DOMBA","authors":"Enceng Sobari, Ferdi Fathurohman, Muhammad Abdul Hadi","doi":"10.20884/1.AGRIN.2018.22.2.447","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.AGRIN.2018.22.2.447","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos limbah baglog dan pupukkandang domba terhadap karakter pertumbuhan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2018 diJalan Cagak Desa Tambakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penelitian menggunakan (RAK) faktorial dengantiga kali ulangan. Terdapat 2 faktor yang diteliti yaitu kompos limbah baglog jamur dan pupuk kandang domba.Dosis kompos limbah baglog jamur (K) terdiri dari: K0 = tanpa kompos baglog, K1 = kompos baglog 90 gtanaman-1, K0 = kompos baglog 120 g tanaman-1. Pupuk kandang domba (P) terdiri dari: P0 = tanpa pupukdomba, P1 = pupuk domba 90 g tanaman-1, P2 = pupuk domba 120 g tanaman-1. Pengamatan dilakukan terhadapkarakter pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun dan bobot keringberangkasan tanaman. Hasil penelitian dosis kompos limbah baglog memberikan respon terbaik pada semuakarakter pertumbuhan dan t bobot kering berangkasan tanaman pada umur 5 MST, 10 MST. Perlakuan pupukkandang domba memberikan pengaruh paling baik pada umur 14 MST.Kata kunci: Arachis hypogaea L., baglog jamur, kacang tanah, karakter pertumbuhan, pupuk kandang dombaABSTRACTThe aim of this research is to know the effect of the compost made of baglog waste and lamb manure ongrowth character. This research was carried out in April to June 2018 in the Cagak Road Tambakan Village ofSubang on West Java. The study used a factorial (Randomized Group Design) with three times repeats. Thereare two factors that are baglog waste compost and lamb manure. Dose of compost baglog waste compost are ;K0 = without baglog waste compost, K1 = 90 g plant-1 baglog waste compost, K0 = 120 g plant-1 baglog wastecompost. Dose of lamb manure are; P0 = without lamb manure, P1 = 90 g plant-1 lamb manure, P2 = 120 gplant-1 lamb manure. Observations were made to the plant's vegetative characters i.e. plant height, number ofleaves, Leave Area Index and the dry weight of plant. The results of research on baglog waste compost dosesgave the best response to all growth characters and t-crop dry weight at age 5 MST, 10 MST. The treatment ofsheep manure had the best influence at the age of 14 MST.Key words: Arachis hypogaea L., mushroom baglog waste compost, peanut, growth character, manure of lamb","PeriodicalId":31902,"journal":{"name":"Agrin Jurnal Penelitian Pertanian","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78406722","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-09DOI: 10.20884/1.AGRIN.2018.22.1.457
Bhaskara Anggarda Gathot Subrata, S. Darsan
Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian hara mikro melalui akar dan daun. Penelitiandilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Perlakuan berupa kontrol,pupuk mikro lewat media, pupuk mikro lewat daun. Masing-masing perlakuan diulang 6 kali. Media tanam berupapasir yang sudah dimasukan ke dalam bak penanaman, setelah itu tanam benih kangkung dengan jarak 10x10 cmpada setiap bak. Lalu aplikasikan pupuk melalui media atau daun seminggu sekali. Pengamatan yang dilakukanmeliputi tinggi tanaman dan kehijauan daun dengan SPAD 502 untuk tiap minggunya; aktivitas nitrate reduktase,kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total, bobot kering batang, bobot kering tajuk, bobot kering daun,bobot kering akar, luas daun (LD), serta analisis pertumbuhan tanaman, meliputi nisbah laju daun (NLD), luasdaun khas (LDK), bobot daun khas (BDK). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemberian pupuk cairmelalui media maupun daun belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung. Perlakuanpada daun cenderung menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan pada media pada semuaparameter pengamatan.Kata kunci: efektivitas, hara mikro, akar dan daunABSTRACTThe aim of this research is to know the effectiveness of micro nutrient giving through root and leaf. Theresearch was conducted by using Completely Randomized Design (CRD) of single factor. Treatment of control,micro-fertilizer through the media, micro-fertilizer through the leaves. Each treatment was repeated 6 times.Planting media in the form of sand that has been inserted into the tub of planting, after that plant the seeds ofkangkung with a distance of 10x10 cm in each tub. Then apply the fertilizer through the media or leaves once aweek. Observations included plant height and greenery of leaves with SPAD 502 for each week; nitrate reductaseactivity, chlorophyll a, chlorophyll b, and total chlorophyll, dry weight of stalk, dry weight of canopy, leaf dryweight, root dry weight, leaf area, and plant growth analysis, including leaf rate ratio, typical leaf area, typicalleaf weight. Based on the research that has been done, the application of liquid fertilizer through the media andleaves has not been to increase the growth and yield of kangkung. Treatment on the leaves tend to show higherresults than treatment on media at all observation parameter.Keywords: effectiveness, micro nutrients, roots and leaves
{"title":"EFEKTIVITAS PEMBERIAN HARA MIKRO MELALUI MEDIA DAN DAUN PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomea reptans Poir)","authors":"Bhaskara Anggarda Gathot Subrata, S. Darsan","doi":"10.20884/1.AGRIN.2018.22.1.457","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.AGRIN.2018.22.1.457","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian hara mikro melalui akar dan daun. Penelitiandilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Perlakuan berupa kontrol,pupuk mikro lewat media, pupuk mikro lewat daun. Masing-masing perlakuan diulang 6 kali. Media tanam berupapasir yang sudah dimasukan ke dalam bak penanaman, setelah itu tanam benih kangkung dengan jarak 10x10 cmpada setiap bak. Lalu aplikasikan pupuk melalui media atau daun seminggu sekali. Pengamatan yang dilakukanmeliputi tinggi tanaman dan kehijauan daun dengan SPAD 502 untuk tiap minggunya; aktivitas nitrate reduktase,kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total, bobot kering batang, bobot kering tajuk, bobot kering daun,bobot kering akar, luas daun (LD), serta analisis pertumbuhan tanaman, meliputi nisbah laju daun (NLD), luasdaun khas (LDK), bobot daun khas (BDK). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemberian pupuk cairmelalui media maupun daun belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung. Perlakuanpada daun cenderung menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan pada media pada semuaparameter pengamatan.Kata kunci: efektivitas, hara mikro, akar dan daunABSTRACTThe aim of this research is to know the effectiveness of micro nutrient giving through root and leaf. Theresearch was conducted by using Completely Randomized Design (CRD) of single factor. Treatment of control,micro-fertilizer through the media, micro-fertilizer through the leaves. Each treatment was repeated 6 times.Planting media in the form of sand that has been inserted into the tub of planting, after that plant the seeds ofkangkung with a distance of 10x10 cm in each tub. Then apply the fertilizer through the media or leaves once aweek. Observations included plant height and greenery of leaves with SPAD 502 for each week; nitrate reductaseactivity, chlorophyll a, chlorophyll b, and total chlorophyll, dry weight of stalk, dry weight of canopy, leaf dryweight, root dry weight, leaf area, and plant growth analysis, including leaf rate ratio, typical leaf area, typicalleaf weight. Based on the research that has been done, the application of liquid fertilizer through the media andleaves has not been to increase the growth and yield of kangkung. Treatment on the leaves tend to show higherresults than treatment on media at all observation parameter.Keywords: effectiveness, micro nutrients, roots and leaves","PeriodicalId":31902,"journal":{"name":"Agrin Jurnal Penelitian Pertanian","volume":"2013 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83379709","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-01-09DOI: 10.20884/1.AGRIN.2018.22.1.460
Nandha Afrilandha, Mieke Rochimi Setiawati
Budidaya hidroponik belum efisien untuk digunakan, salah satu penyebabnya adalah tingginya kebutuhannutrisi. Pemanfaatan pupuk hayati diharapkan bias mengefisiensikan penggunaan nutrisi dan meningkatkanproduktivitas tanaman tomat Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi nutrisi anorganik danpupuk hayati terhadap populasi Azotobacter sp, serapan N, kandungan klorofil, dan hasil tanaman tomat padasistem hidroponik. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus – November 2017 di Rumah Kaca KebunPercobaan Ciparanje Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Metode penelitianini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Kombinasi perlakuan terdiri atas rekomendasi nutrisianorganik dengan konsentrasi 100%, 75%, dan 50% dan rekomendasi pupuk hayati 100%, 75%, 50%, dan 25%.Variabel yang diamati meliputi populasi Azotobacter sp, kandungan klorofil, serapan N, jumlah buah tomat danbobot buah tomat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata pemberian nutrisianorganik dan pupuk hayati terhadap populasi Azotobacter sp, kandungan klorofil, serapan N, serta hasil tanamantomat. Pemberian perlakuan 50% nutrisi Anorganik + 100% pupuk hayati dapat meningkatkan bobot buah sebesar40% dibandingkan pemberian 100% nutrisi anorganik.Kata kunci: Azotobacter sp., klorofil, nutrisi anorganik, hydroponik, tomatABSTRACTHydroponic cultivation is not efficient because of its high demand for nutrients. Therefore, the utilizationof inorganic nutrients and biofertilizer is expected to improve the efficiency of nutrients uptake and increase theproductivity. The aim of research was to determine the effect of combination of inorganic nutrient dosage andbiofertilizer on the population of Azotobacter sp, N uptakes, chlorophyll content, and yield of tomatoes plantinhydroponic systems. This experiment was conducted on August - November 2017 at GreenhouseExperimentGarden Ciparanje Padjadjaran University, Jatinangor, Sumedang Regency, West Java. This research methodused Randomized Block Design (RBD). The treatment combination consisted of dosage recommendation ofinorganic nutrition with 100%, 75% and 50% concentrations, and 100%, 75%, 50%, and 25% of biofertilizer. Thevariables observed included the population of Azotobacter sp, chlorophyll content, N uptake, number of tomatoesand weight of tomatoes. The result of this study indicated that the effect of application both, inorganic nutrientsand biofertilizer did not significantly affect the population of Azotobacter sp, chlorophyll content, N uptakes, andyield of tomatoes. The application of 50% Inorganic nutrition + 100% of biofertilizer increased fruit weight by40% compared to 100% of inorganic nutrients.Keywords: Azotobacter sp., chlorophyll, biofertilizer, hydroponic, tomato
{"title":"PENGARUH KOMBINASI NUTRISI ANORGANIK DAN PUPUK HAYATI TERHADAP POPULASI Azotobacter sp, KANDUNGAN KLOROFIL, SERAPAN N, DAN HASIL TANAMAN TOMAT PADA SISTEM HIDROPONIK","authors":"Nandha Afrilandha, Mieke Rochimi Setiawati","doi":"10.20884/1.AGRIN.2018.22.1.460","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.AGRIN.2018.22.1.460","url":null,"abstract":"Budidaya hidroponik belum efisien untuk digunakan, salah satu penyebabnya adalah tingginya kebutuhannutrisi. Pemanfaatan pupuk hayati diharapkan bias mengefisiensikan penggunaan nutrisi dan meningkatkanproduktivitas tanaman tomat Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi nutrisi anorganik danpupuk hayati terhadap populasi Azotobacter sp, serapan N, kandungan klorofil, dan hasil tanaman tomat padasistem hidroponik. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus – November 2017 di Rumah Kaca KebunPercobaan Ciparanje Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Metode penelitianini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Kombinasi perlakuan terdiri atas rekomendasi nutrisianorganik dengan konsentrasi 100%, 75%, dan 50% dan rekomendasi pupuk hayati 100%, 75%, 50%, dan 25%.Variabel yang diamati meliputi populasi Azotobacter sp, kandungan klorofil, serapan N, jumlah buah tomat danbobot buah tomat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata pemberian nutrisianorganik dan pupuk hayati terhadap populasi Azotobacter sp, kandungan klorofil, serapan N, serta hasil tanamantomat. Pemberian perlakuan 50% nutrisi Anorganik + 100% pupuk hayati dapat meningkatkan bobot buah sebesar40% dibandingkan pemberian 100% nutrisi anorganik.Kata kunci: Azotobacter sp., klorofil, nutrisi anorganik, hydroponik, tomatABSTRACTHydroponic cultivation is not efficient because of its high demand for nutrients. Therefore, the utilizationof inorganic nutrients and biofertilizer is expected to improve the efficiency of nutrients uptake and increase theproductivity. The aim of research was to determine the effect of combination of inorganic nutrient dosage andbiofertilizer on the population of Azotobacter sp, N uptakes, chlorophyll content, and yield of tomatoes plantinhydroponic systems. This experiment was conducted on August - November 2017 at GreenhouseExperimentGarden Ciparanje Padjadjaran University, Jatinangor, Sumedang Regency, West Java. This research methodused Randomized Block Design (RBD). The treatment combination consisted of dosage recommendation ofinorganic nutrition with 100%, 75% and 50% concentrations, and 100%, 75%, 50%, and 25% of biofertilizer. Thevariables observed included the population of Azotobacter sp, chlorophyll content, N uptake, number of tomatoesand weight of tomatoes. The result of this study indicated that the effect of application both, inorganic nutrientsand biofertilizer did not significantly affect the population of Azotobacter sp, chlorophyll content, N uptakes, andyield of tomatoes. The application of 50% Inorganic nutrition + 100% of biofertilizer increased fruit weight by40% compared to 100% of inorganic nutrients.Keywords: Azotobacter sp., chlorophyll, biofertilizer, hydroponic, tomato","PeriodicalId":31902,"journal":{"name":"Agrin Jurnal Penelitian Pertanian","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83366336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}