Macrotermes gilvus merupakan rayap tanah yang berperan sebagai dekomposer bahan organik namun dapat memberikan dampak negatif pada tanaman kelapa sawit karena mengganggu perakaran dan mengakibatkan tanaman tumbang. Tujuan penelitian ini mendapatkan metode pengendalian Macrotermes gilvus yang sesuai dengan indikator efektivitas, di antaranya kondisi sarang setelah pengendalian, keberadaan rayap pada tanaman kelapa sawit di sekitar sarang, waktu pengendalian, dan kebutuhan biaya, melalui komparasi metode pengendalian manual, kimia, dan biologi. Penelitian dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit PT XYZ. Penelitian menggunakan metode deskriptif komparatif yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 3 sampel, yaitu pengendalian dengan metode manual, kimia, dan biologi. Metode manual dilakukan dengan cara menghancurkan sarang rayap dengan alat cados. Metode kimia dilakukan dengan menghancurkan sarang dan aplikasi termitisida berbahan aktif Fipronil 50 SC. Metode biologi dilakukan dengan melubangi sarang kemudian menginfeksi koloni dengan jamur Metarhizium anisopliae. Hasil pengendalian metode manual, sarang setelah dikendalikan tetap mengalami pertumbuhan volume, biaya Rp 19.413,-/sarang, dan waktu 14 menit/sarang. Pengendalian metode kimia, sarang setelah dikendalikan tidak mengalamai pertumbuhan volume, biaya Rp 36.331,-/sarang, dan waktu 28 menit/sarang. Pengendalian metode biologi, volume sarang tetap mengalami pertumbuhan, biaya Rp 28.505,-/sarang, dan waktu pengendalian 25 menit/sarang.
{"title":"KOMPARASI EFEKTIVITAS METODE PENGENDALIAN RAYAP Macrotermes gilvus DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT","authors":"Muhammad Rafli, S. Madusari, Jojon Soesatrijo","doi":"10.24853/JAT.5.2.77-86","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.5.2.77-86","url":null,"abstract":"Macrotermes gilvus merupakan rayap tanah yang berperan sebagai dekomposer bahan organik namun dapat memberikan dampak negatif pada tanaman kelapa sawit karena mengganggu perakaran dan mengakibatkan tanaman tumbang. Tujuan penelitian ini mendapatkan metode pengendalian Macrotermes gilvus yang sesuai dengan indikator efektivitas, di antaranya kondisi sarang setelah pengendalian, keberadaan rayap pada tanaman kelapa sawit di sekitar sarang, waktu pengendalian, dan kebutuhan biaya, melalui komparasi metode pengendalian manual, kimia, dan biologi. Penelitian dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit PT XYZ. Penelitian menggunakan metode deskriptif komparatif yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 3 sampel, yaitu pengendalian dengan metode manual, kimia, dan biologi. Metode manual dilakukan dengan cara menghancurkan sarang rayap dengan alat cados. Metode kimia dilakukan dengan menghancurkan sarang dan aplikasi termitisida berbahan aktif Fipronil 50 SC. Metode biologi dilakukan dengan melubangi sarang kemudian menginfeksi koloni dengan jamur Metarhizium anisopliae. Hasil pengendalian metode manual, sarang setelah dikendalikan tetap mengalami pertumbuhan volume, biaya Rp 19.413,-/sarang, dan waktu 14 menit/sarang. Pengendalian metode kimia, sarang setelah dikendalikan tidak mengalamai pertumbuhan volume, biaya Rp 36.331,-/sarang, dan waktu 28 menit/sarang. Pengendalian metode biologi, volume sarang tetap mengalami pertumbuhan, biaya Rp 28.505,-/sarang, dan waktu pengendalian 25 menit/sarang.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42274647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKTanaman bunga matahari pada umumnya masih dibudidayakan di lahan luas dan masih sedikit yang membudidayakannya dalam pot. Beragamnya jenis bunga matahari yang ditanam membuat orang untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman tersebut. Salah satunya dengan pemberian zat pengatur tumbuh yaitu Paklobutrazol. Paklobutrazol merupakan jenis retardan yang digunakan untuk mempercepat pembungaan serta menghambat pertumbuhan tanaman. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dosis Paklobutrazol yang tepat untuk menghambat pertumbuhan tanaman bunga matahari. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2019 di Jalan Parakan, Pamulang Permai 2, Tangerang Selatan. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu P0 = kontrol, P1 = 50 mL/polibag, P2 = 100 mL/polibag, P3 = 150 mL/polibag, P4 = 200 mL/polibag, dan P5 = 250 mL/polibag dengan konsentrasi 50 ppm. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah ruas, jumlah cabang dan ranting, umur berbunga, diameter bunga primer, jumlah biji dan berat biji. Hasil penelitian dapat disimpulkan : Pemberian Paklobutrazol dengan berbagai dosis memberikan pengaruh yang sangat nyata umur 6 sampai 11 MST pada tinggi tanaman bunga matahari tetapi tidak berpengaruh nyata pada pengamatan lainnya. Perlakuan Paklobutrazol dosis 250 mL/polibag memberikan pengaruh yang terbaik dalam menekan tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan kontrol.Kata kunci: Bunga matahari, paklobutrazol, dosisABSTRACTSunflower plants in general are still cultivated on vast grounds and still few are cultivating them in pots. The variety of the planted sunflowers makes people to optimize the growth of these crops. One of them with the provision of growing regulatory substances is Paklobutrazol. The liquid paklobutrazole used to accelerate the flowering and inhibit the growth of plants. The research aims for the proper Kokoro Paklobutrazol dosage to inhibit the growth of sunflower plants. Research conducted in February to June 2019 in Parakan Street, Pamulang Permai 2, South Tangerang. The study uses the randomized complete Block design (RCBD) with 6 treatments and 4 replication, i.e. P0 = control, P1 = 50 mL/polybag, P2 = 100 mL/polybag, P3 = 150 mL/polybag, P4 = 200 mL/polybag, and P5 = 250 mL/polybag with a concentration of 50 ppm. The observed variable is height of the plant, diameter of the stem, number of leaves, number of sections, number of branches and ranting, age of flowering, Diameter of primary flowers, number of seeds and seed weight. The results of the study can be concluded: the administration of paklobutrazole with a variety of doses gives a very noticeable effect of 6 to 11 WAP on high sunflower plants but has no noticeable effect on other observations. Paklobutrazol treatment Dose 250 mL/Polybag gives the best influence in the high pressing of the plant compared to the treatment control.Keywords: Sunflower, paclobutrazol, doses
{"title":"PENGARUH DOSIS PAKLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.)","authors":"Laras Ayu Kinasih, Elfarisna Elfarisna","doi":"10.24853/JAT.5.1.27-35","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.5.1.27-35","url":null,"abstract":"ABSTRAKTanaman bunga matahari pada umumnya masih dibudidayakan di lahan luas dan masih sedikit yang membudidayakannya dalam pot. Beragamnya jenis bunga matahari yang ditanam membuat orang untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman tersebut. Salah satunya dengan pemberian zat pengatur tumbuh yaitu Paklobutrazol. Paklobutrazol merupakan jenis retardan yang digunakan untuk mempercepat pembungaan serta menghambat pertumbuhan tanaman. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dosis Paklobutrazol yang tepat untuk menghambat pertumbuhan tanaman bunga matahari. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2019 di Jalan Parakan, Pamulang Permai 2, Tangerang Selatan. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu P0 = kontrol, P1 = 50 mL/polibag, P2 = 100 mL/polibag, P3 = 150 mL/polibag, P4 = 200 mL/polibag, dan P5 = 250 mL/polibag dengan konsentrasi 50 ppm. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah ruas, jumlah cabang dan ranting, umur berbunga, diameter bunga primer, jumlah biji dan berat biji. Hasil penelitian dapat disimpulkan : Pemberian Paklobutrazol dengan berbagai dosis memberikan pengaruh yang sangat nyata umur 6 sampai 11 MST pada tinggi tanaman bunga matahari tetapi tidak berpengaruh nyata pada pengamatan lainnya. Perlakuan Paklobutrazol dosis 250 mL/polibag memberikan pengaruh yang terbaik dalam menekan tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan kontrol.Kata kunci: Bunga matahari, paklobutrazol, dosisABSTRACTSunflower plants in general are still cultivated on vast grounds and still few are cultivating them in pots. The variety of the planted sunflowers makes people to optimize the growth of these crops. One of them with the provision of growing regulatory substances is Paklobutrazol. The liquid paklobutrazole used to accelerate the flowering and inhibit the growth of plants. The research aims for the proper Kokoro Paklobutrazol dosage to inhibit the growth of sunflower plants. Research conducted in February to June 2019 in Parakan Street, Pamulang Permai 2, South Tangerang. The study uses the randomized complete Block design (RCBD) with 6 treatments and 4 replication, i.e. P0 = control, P1 = 50 mL/polybag, P2 = 100 mL/polybag, P3 = 150 mL/polybag, P4 = 200 mL/polybag, and P5 = 250 mL/polybag with a concentration of 50 ppm. The observed variable is height of the plant, diameter of the stem, number of leaves, number of sections, number of branches and ranting, age of flowering, Diameter of primary flowers, number of seeds and seed weight. The results of the study can be concluded: the administration of paklobutrazole with a variety of doses gives a very noticeable effect of 6 to 11 WAP on high sunflower plants but has no noticeable effect on other observations. Paklobutrazol treatment Dose 250 mL/Polybag gives the best influence in the high pressing of the plant compared to the treatment control.Keywords: Sunflower, paclobutrazol, doses","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49449897","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Darsiman Darsiman, Any Kusumastuti, Wiwik Indrawati
Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sumber utama produksi gula komersial. Gula adalah komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia baik sebagai kebutuhan dasar maupun bahan baku industri makanan atau minuman. Permintaan gula meningkat dengan pertumbuhan populasi dan beragam makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis terbaik pupuk Nitrogen dan zeolit untuk mengetahui interaksi antara distribusi pupuk Nitrogen dan zeolit dengan pertumbuhan benih tebu. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, dari Oktober 2018 hingga Maret 2019. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah dosis pupuk Nitrogen (Urea) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu: N1: 2.1 g.ember-1, N2: 3 g.ember-1 dan N3: 4 g.ember-1. Faktor kedua adalah dosis zeolit yang terdiri dari empat level, yaitu: Z1: 0 g.ember-1, N2: 100 g.ember-1, N3: 200 g.ember-1 dan N4: 300 g. ember-1. Hasilnya dianalisis menggunakan analisis varians kemudian dilanjutkan dengan uji perbedaan paling signifikan (LSD) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk Nitrogen 4 g.ember-1 berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit bagal tebu pada pengamatan 135 hari setelah tanam yaitu pada variabel diameter batang, jumlah anakan, jumlah ruas, dan bobot kering akar, dosis zeolit tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit bagal tebu. Interaksi terjadi pada kombinasi dosis pupuk Nitrogen (4 g.ember-1) dan dosis zeolit (100 g. ember-1) berpengaruh terhadap pertumbuhan benih tebu hingga diameter batang untuk pengamatan 135 hari setelahtanam.
{"title":"EFEK KOMBINASI PUPUK NITROGEN DAN ZEOLIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BAGAL TEBU (Saccharum officinarum L.)","authors":"Darsiman Darsiman, Any Kusumastuti, Wiwik Indrawati","doi":"10.24853/JAT.5.1.36-45","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.5.1.36-45","url":null,"abstract":"Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sumber utama produksi gula komersial. Gula adalah komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia baik sebagai kebutuhan dasar maupun bahan baku industri makanan atau minuman. Permintaan gula meningkat dengan pertumbuhan populasi dan beragam makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis terbaik pupuk Nitrogen dan zeolit untuk mengetahui interaksi antara distribusi pupuk Nitrogen dan zeolit dengan pertumbuhan benih tebu. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, dari Oktober 2018 hingga Maret 2019. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah dosis pupuk Nitrogen (Urea) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu: N1: 2.1 g.ember-1, N2: 3 g.ember-1 dan N3: 4 g.ember-1. Faktor kedua adalah dosis zeolit yang terdiri dari empat level, yaitu: Z1: 0 g.ember-1, N2: 100 g.ember-1, N3: 200 g.ember-1 dan N4: 300 g. ember-1. Hasilnya dianalisis menggunakan analisis varians kemudian dilanjutkan dengan uji perbedaan paling signifikan (LSD) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk Nitrogen 4 g.ember-1 berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit bagal tebu pada pengamatan 135 hari setelah tanam yaitu pada variabel diameter batang, jumlah anakan, jumlah ruas, dan bobot kering akar, dosis zeolit tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit bagal tebu. Interaksi terjadi pada kombinasi dosis pupuk Nitrogen (4 g.ember-1) dan dosis zeolit (100 g. ember-1) berpengaruh terhadap pertumbuhan benih tebu hingga diameter batang untuk pengamatan 135 hari setelahtanam.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49286946","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Adanya market power dalam saluran pemasaran kopi diduga berpengaruh terhadap pola pemasaran kopi disetiap wilayah sentra produksi kopi utama. Adapun tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis dinamika pola pemasaran kopi di lima sentra produksi kopi Indonesia dan 2) implikasi kebijakan yang dapat dilakukan dalam pengembangan pasar kopi guna meningkatkan ekonomi petani. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif yang didasarkan pada hasil survey lapang dan desk study di lima sentra produksi utama kopi Indonesia (Prov. Sumatera Selatan, Prov. Lampung, Prov. Sumatera Utara, Prov. Aceh, dan Prov. Jawa Timur). Hasil menunjukkan bahwa petani kopi di lima sentra produksi utama Indonesia menjual kopi dalam bentuk kopi asalan yang secara umum menjual ke pedagang pengumpul. Adanya kemudahan cash economy dan tidak ada perlakuan khusus untuk kopi yang dijual menjadi alasan utama petani menjual ke lembaga pemasaran tersebut. Perlunya penguatan kelembagaan (kemitraan) pada sistem pemasaran dalam upaya mengatasi keterbatasan informasi dan penentuan harga jual. Selain itu, perlunya pendampingan petani yang diarahkan pada proses sertifikasi yang berkelanjutan baik dari sisi produksi maupun ekonomi diantaranya peningkatan mutu greenbean dan kopi bubuk.
{"title":"DINAMIKA POLA PEMASARAN KOPI PADA WILAYAH SENTRA PRODUKSI UTAMA DI INDONESIA","authors":"Nia Rosiana","doi":"10.24853/JAT.5.1.1-10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.5.1.1-10","url":null,"abstract":"Adanya market power dalam saluran pemasaran kopi diduga berpengaruh terhadap pola pemasaran kopi disetiap wilayah sentra produksi kopi utama. Adapun tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis dinamika pola pemasaran kopi di lima sentra produksi kopi Indonesia dan 2) implikasi kebijakan yang dapat dilakukan dalam pengembangan pasar kopi guna meningkatkan ekonomi petani. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif yang didasarkan pada hasil survey lapang dan desk study di lima sentra produksi utama kopi Indonesia (Prov. Sumatera Selatan, Prov. Lampung, Prov. Sumatera Utara, Prov. Aceh, dan Prov. Jawa Timur). Hasil menunjukkan bahwa petani kopi di lima sentra produksi utama Indonesia menjual kopi dalam bentuk kopi asalan yang secara umum menjual ke pedagang pengumpul. Adanya kemudahan cash economy dan tidak ada perlakuan khusus untuk kopi yang dijual menjadi alasan utama petani menjual ke lembaga pemasaran tersebut. Perlunya penguatan kelembagaan (kemitraan) pada sistem pemasaran dalam upaya mengatasi keterbatasan informasi dan penentuan harga jual. Selain itu, perlunya pendampingan petani yang diarahkan pada proses sertifikasi yang berkelanjutan baik dari sisi produksi maupun ekonomi diantaranya peningkatan mutu greenbean dan kopi bubuk.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41724518","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Soil fertility determined by land management . Land use in the farmers to Beken Jaya in Kuantan Singingi has been going on for seven years to technique fertilizing not recommended, so it is important to knew soil chemical characteristic are now being to sustainable agriculture.This research in the soil samples uses the method purposive random sampling in 15 points gas drilling land as deep as 20 cm.Parameter examined is pH , C-organic , N-total , N-available and ratio C / N. All the data compared to table criteria of the chemical properties the ground by LPT 1993. Based on the results of the soil analysis in Agrowisata Beken Jaya can be concluded features chemical pH 5,88 -6,41 ( criteria midle acid ) , C-organik 0.25 % - 1,18 % ( criteria very low until low ) , N-total 0,30 -1,16 % ( criteria moderate to very high ), and C/N 0,24-3,97 (criteria very low)
{"title":"ANALISIS C-ORGANIK, NITROGEN DAN C/N TANAH PADA LAHAN AGROWISATA BEKEN JAYA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI","authors":"Trinop Sagiarti, Deno Okalia, Gusti Markina","doi":"10.24853/JAT.5.1.11-18","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.5.1.11-18","url":null,"abstract":"Soil fertility determined by land management . Land use in the farmers to Beken Jaya in Kuantan Singingi has been going on for seven years to technique fertilizing not recommended, so it is important to knew soil chemical characteristic are now being to sustainable agriculture.This research in the soil samples uses the method purposive random sampling in 15 points gas drilling land as deep as 20 cm.Parameter examined is pH , C-organic , N-total , N-available and ratio C / N. All the data compared to table criteria of the chemical properties the ground by LPT 1993. Based on the results of the soil analysis in Agrowisata Beken Jaya can be concluded features chemical pH 5,88 -6,41 ( criteria midle acid ) , C-organik 0.25 % - 1,18 % ( criteria very low until low ) , N-total 0,30 -1,16 % ( criteria moderate to very high ), and C/N 0,24-3,97 (criteria very low)","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41760982","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keberhasilan pembibitan adalah salah satu hal penting dalam bisnis perkebunan kelapa sawit. Pemberian pupuk sangat bermanfaat guna meningkatkan kesuburan tanah, pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh antagonis pupuk K-Mg terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit serta mengetahui dosis optimal, dan hubungan korelasi pupuk K-Mg. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu pupuk K yaitu K0 (0 gr/polybag), K1 (60 gr/polybag), K2 (120 gr/polybag); pupuk Mg yaitu Mg0 (0 gr/polybag), Mg1 (60 gr/polybag), Mg2 (120gr/polybag). Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian pupuk K tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan lingkar batang, berat kering akar dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Pemberian pupuk Mg tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumalah daun, lingkar batang, berat kering akar, berat kering tajuk. Dosis terbaik adalah K2Mg1. Korelasi K dan Mg yaitu Y = -1,908x + 5,293 dengan koefisien determinasi 0,158 dan koefisien korelasi 0,39.
{"title":"HUBUNGAN HARA K - Mg DAN PENGARUHNYA TERHADAP KADAR HARA DAUN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)","authors":"Mardiana Wahyuni, Wira Astri Manurung","doi":"10.24853/JAT.5.1.19-26","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.5.1.19-26","url":null,"abstract":"Keberhasilan pembibitan adalah salah satu hal penting dalam bisnis perkebunan kelapa sawit. Pemberian pupuk sangat bermanfaat guna meningkatkan kesuburan tanah, pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh antagonis pupuk K-Mg terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit serta mengetahui dosis optimal, dan hubungan korelasi pupuk K-Mg. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu pupuk K yaitu K0 (0 gr/polybag), K1 (60 gr/polybag), K2 (120 gr/polybag); pupuk Mg yaitu Mg0 (0 gr/polybag), Mg1 (60 gr/polybag), Mg2 (120gr/polybag). Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian pupuk K tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan lingkar batang, berat kering akar dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Pemberian pupuk Mg tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumalah daun, lingkar batang, berat kering akar, berat kering tajuk. Dosis terbaik adalah K2Mg1. Korelasi K dan Mg yaitu Y = -1,908x + 5,293 dengan koefisien determinasi 0,158 dan koefisien korelasi 0,39.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43170996","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yukarie Ayu Wulandari, Sobir Sobir, Syarifah Iis Aisyah
Cowpea (V. unguiculata L) has great potential as a nutritious food as a substitute for soybeans because it contains sufficient protein and low fat content. The diversity of cowpea is low so that need to increase diversity through the mutation induction of gamma ray irradiation. The study was carried out in the experimental garden of Pasir Kuda PKHT of IPB in February - May 2018 using a design of augmented in the Complete Group Design in a Randomized. The study was carried out using 90 putative mutant genotypes of M2 generation as the test genotype and KM4 genotype as a comparison which was repeated 10 times. The results showed that the M2 generation putative mutants showed diversity in the qualitative and quantitative characters of cowpea. High genetic diversity is shown in the character of plant height, harvest period, number of seeds / pods and weight of cowpea seeds / plants and high broad mean heritability values obtained on the character of stem length, flowering age, number of seeds / pods and weight of beans / plant nuts arrears. The result of kinship analysis showed thirteen different putative mutant genotypes with KM4 genotypes, namely T6599P, T8028P, T7525P, T7551P, T7520P, T6574P, T6533P, T7058P, T6577P, T6591P, T7062P, T7069P and T6561.
{"title":"ANALISIS KERAGAMAN DAN KEKERABATAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L) GENERASI M2","authors":"Yukarie Ayu Wulandari, Sobir Sobir, Syarifah Iis Aisyah","doi":"10.24853/JAT.5.1.46-56","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.5.1.46-56","url":null,"abstract":"Cowpea (V. unguiculata L) has great potential as a nutritious food as a substitute for soybeans because it contains sufficient protein and low fat content. The diversity of cowpea is low so that need to increase diversity through the mutation induction of gamma ray irradiation. The study was carried out in the experimental garden of Pasir Kuda PKHT of IPB in February - May 2018 using a design of augmented in the Complete Group Design in a Randomized. The study was carried out using 90 putative mutant genotypes of M2 generation as the test genotype and KM4 genotype as a comparison which was repeated 10 times. The results showed that the M2 generation putative mutants showed diversity in the qualitative and quantitative characters of cowpea. High genetic diversity is shown in the character of plant height, harvest period, number of seeds / pods and weight of cowpea seeds / plants and high broad mean heritability values obtained on the character of stem length, flowering age, number of seeds / pods and weight of beans / plant nuts arrears. The result of kinship analysis showed thirteen different putative mutant genotypes with KM4 genotypes, namely T6599P, T8028P, T7525P, T7551P, T7520P, T6574P, T6533P, T7058P, T6577P, T6591P, T7062P, T7069P and T6561.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46640786","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A study to determine the effect of various types of mixed planting media on Arabica coffee seed germination was carried out in April to May 2019, located in the Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, University of Winaya Mukti, Tanjungsari, Sumedang. This study used a randomized block design (RBD) consisting of 4 treatments and 5 replications. The planting media used in this study were mixed media consisting of A = soil; B = mixture of soil and manure (1: 1); C = mixture of soil and charcoal (1: 1); D = mixture of soil, manure and husk charcoal (1: 1: 1), The results of the study showed the planting media in the form of soil, a mixture of soil with manure or charcoal husk, and the mixture of the three did not affect the germination of seeds, but the use of in the form of a mixture of soil with manure and husk charcoal can increase the germination index compared to the media in the form of soil without mixture.
{"title":"PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L)","authors":"Yana Taryana, Lia Sugiarti","doi":"10.24853/jat.4.2.64-69","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.4.2.64-69","url":null,"abstract":"A study to determine the effect of various types of mixed planting media on Arabica coffee seed germination was carried out in April to May 2019, located in the Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, University of Winaya Mukti, Tanjungsari, Sumedang. This study used a randomized block design (RBD) consisting of 4 treatments and 5 replications. The planting media used in this study were mixed media consisting of A = soil; B = mixture of soil and manure (1: 1); C = mixture of soil and charcoal (1: 1); D = mixture of soil, manure and husk charcoal (1: 1: 1), The results of the study showed the planting media in the form of soil, a mixture of soil with manure or charcoal husk, and the mixture of the three did not affect the germination of seeds, but the use of in the form of a mixture of soil with manure and husk charcoal can increase the germination index compared to the media in the form of soil without mixture.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42385996","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
endhy Nura Prassetia Mega, Dedi Supriyatdi, Albertus Sudirman
Ulatgrayak (Spodoptera litura F., Lepidoptera, Noctuidae) adalah hama daun yang menghambat tanaman karena mengandung polifag. Kisaran tanaman yang menyebabkan S. litura sebagai hama utama di berbagai jenis tanaman seperti perkebunan, buah, sayuran, tanaman pangan. Rentang tembakau, kol, ubi jalar, kentang, kedelai, dan lainnya. Serangan S. litura dengan menempelkan daun sampai epidermis tipis keluar pada permukaan daun dan tulang daun. Tumbuhan yang dapat dijadikan bahan baku insektisida nabati adalah buah noni matang (Morinda citrifolia L.). Insektisida adalah campuran kimia atau kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama tanaman (OPT). Insektisida digunakan sebagai cara untuk mengendalikan hama dan menyelamatkan tanaman. Untuk mengatasinya, diperlukan alternatif lain untuk menggunakan insektisida sintetis, dengan mempertimbangkan beberapa efek negatif lingkungan. Salah satu efek negatif lain dari insektisida sintetik adalah bahwa akan ada resistensi terhadap hama S. litura terhadap insektisida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari potensi besar buah noni sebagai insektisida tanaman dalam pergerakan hama S. litura dan alat ukur terbaik dari insektisida nabati ini. Penelitian dilakukan di Laboratorium Tumbuhan, Departemen Budidaya Tanaman, Politeknik Negeri Lampung, pada Oktober 2018 hingga Desember 2018. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 ulangan. Bahan baku yang digunakan adalah buah noni matang. Insektisida nabati dibuat dari ekstrak buah mengkudu dalam mengendalikan hama S. litura dan konsentrasi terbaik terjadi pada P1 dengan konsentrasi ekstrak 100%.
{"title":"Pengaruh Ekstrak Buah Mengkudu Terhadap Mortalitas Ulatgrayak (Spodoptera litura F.)","authors":"endhy Nura Prassetia Mega, Dedi Supriyatdi, Albertus Sudirman","doi":"10.24853/JAT.4.2.95-101","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.4.2.95-101","url":null,"abstract":"Ulatgrayak (Spodoptera litura F., Lepidoptera, Noctuidae) adalah hama daun yang menghambat tanaman karena mengandung polifag. Kisaran tanaman yang menyebabkan S. litura sebagai hama utama di berbagai jenis tanaman seperti perkebunan, buah, sayuran, tanaman pangan. Rentang tembakau, kol, ubi jalar, kentang, kedelai, dan lainnya. Serangan S. litura dengan menempelkan daun sampai epidermis tipis keluar pada permukaan daun dan tulang daun. Tumbuhan yang dapat dijadikan bahan baku insektisida nabati adalah buah noni matang (Morinda citrifolia L.). Insektisida adalah campuran kimia atau kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama tanaman (OPT). Insektisida digunakan sebagai cara untuk mengendalikan hama dan menyelamatkan tanaman. Untuk mengatasinya, diperlukan alternatif lain untuk menggunakan insektisida sintetis, dengan mempertimbangkan beberapa efek negatif lingkungan. Salah satu efek negatif lain dari insektisida sintetik adalah bahwa akan ada resistensi terhadap hama S. litura terhadap insektisida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari potensi besar buah noni sebagai insektisida tanaman dalam pergerakan hama S. litura dan alat ukur terbaik dari insektisida nabati ini. Penelitian dilakukan di Laboratorium Tumbuhan, Departemen Budidaya Tanaman, Politeknik Negeri Lampung, pada Oktober 2018 hingga Desember 2018. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 ulangan. Bahan baku yang digunakan adalah buah noni matang. Insektisida nabati dibuat dari ekstrak buah mengkudu dalam mengendalikan hama S. litura dan konsentrasi terbaik terjadi pada P1 dengan konsentrasi ekstrak 100%.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44658532","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas interval waktu pemberian air kelapa yang sesuai untuk pertumbuhan bibit tanaman karet. Karet merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Karet juga salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara selain minyak dan gas. Rendahnya produktivitas karet di perkebunan rakyat disebabkan oleh kualitas bibit yang rendah. Air kelapa merupakan salah satu ZPT alami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interval waktu pemberian air kelapa yang sesuai untuk bibit tanaman karet. Penelitian dilaksanakan pada Maret sampai Mei 2019 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Metode penelitian yang digunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), dengan perlakuan berbagai interval waktu pemberian air kelapa yang terdiri dari 5 taraf, yaitu P0 = Tanpa penyiraman air kelapa, P1 = Penyiraman air kelapa 2 hari sekali, P2 = Penyiraman air kelapa 3 hari sekali(Rekomendasi), P3 = Penyiraman air kelapa 4 hari sekali, P4 = Penyiraman air kelapa 5 hari sekali. Parameter yang diamati Tinggi Bibit Tanaman Karet, Jumlah Daun Bibit Tanaman Karet, Panjang Daun Bibit Tanaman Karet, Lebar Daun Bibit Tanaman Karet, Diameter Batang Bibit Tanaman Karet, dan Panjang akar Bibit Tanaman Karet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P3 = Penyiraman Air Kelapa 4 Hari sekali menunjukkan waktu yang efektif untuk membantu pertumbuhan bibit tanaman karet. Perlakuan interval pemberian air kelapa memberikan pengaruh yang nyata pada parameter pengamatan tinggi bibit, jumlah daun, panjang daun, diameter batang, dan panjang akar bibit tanaman karet. Namun tidak berpengaruh nyata pada parameter pengamatan lebar daun.
{"title":"EFEKTIFITAS INTERVAL WAKTU PEMBERIAN AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Havea brasiliensis)","authors":"Sularno Sularno, Yeni Ramadhani Dongoran","doi":"10.24853/JAT.4.2.79-87","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.4.2.79-87","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas interval waktu pemberian air kelapa yang sesuai untuk pertumbuhan bibit tanaman karet. Karet merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Karet juga salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara selain minyak dan gas. Rendahnya produktivitas karet di perkebunan rakyat disebabkan oleh kualitas bibit yang rendah. Air kelapa merupakan salah satu ZPT alami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interval waktu pemberian air kelapa yang sesuai untuk bibit tanaman karet. Penelitian dilaksanakan pada Maret sampai Mei 2019 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Metode penelitian yang digunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), dengan perlakuan berbagai interval waktu pemberian air kelapa yang terdiri dari 5 taraf, yaitu P0 = Tanpa penyiraman air kelapa, P1 = Penyiraman air kelapa 2 hari sekali, P2 = Penyiraman air kelapa 3 hari sekali(Rekomendasi), P3 = Penyiraman air kelapa 4 hari sekali, P4 = Penyiraman air kelapa 5 hari sekali. Parameter yang diamati Tinggi Bibit Tanaman Karet, Jumlah Daun Bibit Tanaman Karet, Panjang Daun Bibit Tanaman Karet, Lebar Daun Bibit Tanaman Karet, Diameter Batang Bibit Tanaman Karet, dan Panjang akar Bibit Tanaman Karet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P3 = Penyiraman Air Kelapa 4 Hari sekali menunjukkan waktu yang efektif untuk membantu pertumbuhan bibit tanaman karet. Perlakuan interval pemberian air kelapa memberikan pengaruh yang nyata pada parameter pengamatan tinggi bibit, jumlah daun, panjang daun, diameter batang, dan panjang akar bibit tanaman karet. Namun tidak berpengaruh nyata pada parameter pengamatan lebar daun.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41977856","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}