Pertumbuhan dan produksi cabe dapat dipengaruhi antara lain oleh teknik budidaya belum optimal dan faktor kesesuaian lahan kurang mendukung. Salah satu upaya meningkatkan produktivitas dengan kombinasi media tanam dan penambahan pupuk organik cair (POC) pada tanaman cabe. Pelaksanaan penelitian di Pondok Benda Indah pada bulan Februari sampai Mei 2018. Tujuan penelitian memperoleh media dan dosis POC yang sesuai serta pengaruh interaksi media tanam dan POC pada tanaman cabe. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola factorial. Faktor pertama media tanam M1(tanah + pupuk kandang = 1:1) dan M2 (tanah + pupuk kandang + sekam bakar = 1:1:1). Faktor kedua penambahan POC yakni P1 (100% NPK), P2 (70% NPK + 50 ml tanaman-1 POC), P3 (70% NPK + 100 ml tanaman-1 POC), P4 (70% NPK + 150 ml tanaman-1 POC). Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah cabang, panjang buah, bobot buah buah-1, dan bobot buah tanaman-1. Hasil penelitian memperlihatkan kombinasi media tanam dan penambahan POC berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe. Kombinasi media tanam M2 menunjukkan tinggi tanaman tertinggi. Perlakuan P4 memperlihatkan jumlah cabang terbanyak, panjang buah terpanjang, bobot buah buah-1 dan bobot buah tanaman-1 terberat. Interaksi kombinasi media tanam M2 dan P4 menunjukkan tanaman tertinggi, jumlah cabang terbanyak, bobot buah buah-1 dan bobot buah tanaman-1 terberat.
{"title":"Kombinasi Media Tanam dan Penambahan Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabe","authors":"Helfi Gustia, R. Rosdiana","doi":"10.24853/JAT.4.2.70-78","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.4.2.70-78","url":null,"abstract":"Pertumbuhan dan produksi cabe dapat dipengaruhi antara lain oleh teknik budidaya belum optimal dan faktor kesesuaian lahan kurang mendukung. Salah satu upaya meningkatkan produktivitas dengan kombinasi media tanam dan penambahan pupuk organik cair (POC) pada tanaman cabe. Pelaksanaan penelitian di Pondok Benda Indah pada bulan Februari sampai Mei 2018. Tujuan penelitian memperoleh media dan dosis POC yang sesuai serta pengaruh interaksi media tanam dan POC pada tanaman cabe. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola factorial. Faktor pertama media tanam M1(tanah + pupuk kandang = 1:1) dan M2 (tanah + pupuk kandang + sekam bakar = 1:1:1). Faktor kedua penambahan POC yakni P1 (100% NPK), P2 (70% NPK + 50 ml tanaman-1 POC), P3 (70% NPK + 100 ml tanaman-1 POC), P4 (70% NPK + 150 ml tanaman-1 POC). Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah cabang, panjang buah, bobot buah buah-1, dan bobot buah tanaman-1. Hasil penelitian memperlihatkan kombinasi media tanam dan penambahan POC berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe. Kombinasi media tanam M2 menunjukkan tinggi tanaman tertinggi. Perlakuan P4 memperlihatkan jumlah cabang terbanyak, panjang buah terpanjang, bobot buah buah-1 dan bobot buah tanaman-1 terberat. Interaksi kombinasi media tanam M2 dan P4 menunjukkan tanaman tertinggi, jumlah cabang terbanyak, bobot buah buah-1 dan bobot buah tanaman-1 terberat.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45425218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil beberapa varietas padi pada berbagai frekuensi penyiraman dengan MOL rebung. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas PGRI Yogyakarta pada bulan Maret – Juli 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari dua faktor yaitu varietas padi yang terdiri dari tiga aras yaitu Ciherang, IR 64 dan Situ Bagendit dan frekuensi penyiraman dengan MOL rebung yang terdiri dari tiga aras yaitu seminggu sekali, 2 minggu sekali dan 3 minggu sekali. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam pada jenjang nyata 5 % dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan menggunakan uji jarak berganda Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Situ Bagendit dengan penyiraman MOL rebung 3 minggu sekali memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.).
本研究的目的是了解几种具有浮动MOL的焊盘在不同传输频率下的生长和结果。这项研究于2019年3月至7月在日惹大学PGRI农业研究学院进行。本研究使用了RAKL,它由两个因素组成:三层的各种衬垫,即Ciherang、IR 64和Bagendit Site,以及三层的MOL流媒体频率,即每周一次、每周一次和每周一次。每个重复三次。用实际长度为5%的平面图分析观察结果,并使用Duncan’s Multiple Range Test(DMRT)双距离测试确定治疗之间的差异。研究表明,每三周用MOL种子种植一次Bagendit Site对作物(Oryza sativa L.)的生长和产量影响最大。
{"title":"PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI PADA BERBAGAI FREKUENSI PENYIRAMAN MOL REBUNG","authors":"T. Kusumastuti","doi":"10.24853/JAT.4.2.88-94","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.4.2.88-94","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil beberapa varietas padi pada berbagai frekuensi penyiraman dengan MOL rebung. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas PGRI Yogyakarta pada bulan Maret – Juli 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari dua faktor yaitu varietas padi yang terdiri dari tiga aras yaitu Ciherang, IR 64 dan Situ Bagendit dan frekuensi penyiraman dengan MOL rebung yang terdiri dari tiga aras yaitu seminggu sekali, 2 minggu sekali dan 3 minggu sekali. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam pada jenjang nyata 5 % dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan menggunakan uji jarak berganda Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Situ Bagendit dengan penyiraman MOL rebung 3 minggu sekali memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.).","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48487014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kebijakan subsidi pupuk merupakan salah satu kebijakan yang penting di bidang pertanian di Indonesia. Selain itu, kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kebijakan ini bertujuan ntuk melindungi petani dari jatuhnya harga gabah pada saat panen raya. Tulisan ini mengkaji dampak kebijakan subsidi pupuk dan HPP bagi produsen dan konsumen. Data yang digunakan adalah data time series tahunan dari tahun 1981 sampai 2014 dengan model ekonometrika persamaan simultan. Hasilnya menunjukkan bahwa surplus produsen dan surplus konsumen dipengaruhi oleh kondisi pasar beras domestik. Surplus produsen akan dicapai jika pemerintah menerapkan kebijakan jaminan harga berupa peningkatan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), sedangkan surplus konsumen akan dicapai jika pemerintah menerapkan kebijakan peningkatan subsidi input berupa kredit pertanian dan subsidi pupuk serta peningkatan produktivitas areal. Untuk meningkatan surplus produsen dan konsumen secara merata maka perlu diterapkan paket kebijakan yang merupakan kombinasi dari kebijakan subsidi pupuk dan kebijakan HPP.
{"title":"DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK DAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP KESEJAHTERAAN PRODUSEN DAN KONSUMEN BERAS DI INDONESIA","authors":"Dahlia Nauly","doi":"10.24853/JAT.4.1.40-55","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.4.1.40-55","url":null,"abstract":"Kebijakan subsidi pupuk merupakan salah satu kebijakan yang penting di bidang pertanian di Indonesia. Selain itu, kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kebijakan ini bertujuan ntuk melindungi petani dari jatuhnya harga gabah pada saat panen raya. Tulisan ini mengkaji dampak kebijakan subsidi pupuk dan HPP bagi produsen dan konsumen. Data yang digunakan adalah data time series tahunan dari tahun 1981 sampai 2014 dengan model ekonometrika persamaan simultan. Hasilnya menunjukkan bahwa surplus produsen dan surplus konsumen dipengaruhi oleh kondisi pasar beras domestik. Surplus produsen akan dicapai jika pemerintah menerapkan kebijakan jaminan harga berupa peningkatan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), sedangkan surplus konsumen akan dicapai jika pemerintah menerapkan kebijakan peningkatan subsidi input berupa kredit pertanian dan subsidi pupuk serta peningkatan produktivitas areal. Untuk meningkatan surplus produsen dan konsumen secara merata maka perlu diterapkan paket kebijakan yang merupakan kombinasi dari kebijakan subsidi pupuk dan kebijakan HPP.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46459593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cultivation of edible mushrooms has been evaluated as an effective way for increasing income of people in developing countries. Pleurotus ostreatus, well known as an oyster mushroom is the most popular edible mushroom in Indonesia. They usually is cultivated using a sawdust as a main substrate. The aim of this research is to reveal the addition of coconut water, the byproduct of traditionally coconut process as an inducing substance in P. ostreatus cultivation. The results shown that the addition 25% (v/v) of coconut water in substrate of P. ostreatus induce the growth of mycelium. On the other hand, the addition of 50% (v/v) of coconut water affect in the day of fruit body formation become faster as well as increase the number of pileus (stalk) and the weight of fruit body.
{"title":"Utilization of coconut water as inducing substance in the cultivation of Pleurotus ostreatus","authors":"Elfarisna Elfarisna, I. Saskiawan","doi":"10.24853/JAT.4.1.25-30","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.4.1.25-30","url":null,"abstract":"Cultivation of edible mushrooms has been evaluated as an effective way for increasing income of people in developing countries. Pleurotus ostreatus, well known as an oyster mushroom is the most popular edible mushroom in Indonesia. They usually is cultivated using a sawdust as a main substrate. The aim of this research is to reveal the addition of coconut water, the byproduct of traditionally coconut process as an inducing substance in P. ostreatus cultivation. The results shown that the addition 25% (v/v) of coconut water in substrate of P. ostreatus induce the growth of mycelium. On the other hand, the addition of 50% (v/v) of coconut water affect in the day of fruit body formation become faster as well as increase the number of pileus (stalk) and the weight of fruit body.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49639899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Evaluation of Land Capability for Agroforestry Development in Ciliwung Watershed 1Rini Fitri, 2Nuraida, 3Eka Rahmi1Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Almuslim University,2Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agriculture, Almuslim University,3Department of Forestry, Faculty of Agriculture, Almuslim University,Jl. Almuslim Bireuen 24263, Aceh Indonesia*Corresponding author: rinnie_fitrie@yahoo.co.id Abstract Land conversion is one cause of damage to watersheds (DAS), leading to a complex problem physically, economically and socially in the upper and lower watershed. Upper Ciliwung watershed is classified as watershed of which its carrying capacity is restored as it has indicator qualification of high until very high and it is important to be handled. This study was aimed to analyze the cability of upper Ciliwung watershed area for the development of sustainable agroforestry. The units of land use (SPL) used for intensive observation were as many as 60 units of land use spread over seven (7) sub-watershed, namely sub-watershed of Cibalok, Cisuren, Ciliwung, Ciesek, Cisukabirus, Cisarua and Ciseseupan. The unit of land use of which its land capability class was analyzed included the use of shrub land, open land and dry land agriculture. The unit of land use will be used as a recommendation for the use of agroforestry in upper Ciliwung watershed. The results showed that the land capability class in the upper Ciliwung watershed consisted of land capability class II, covering an area of 329.7 ha (23.92%), capability class III of 464.8 ha (33.72%) and capability class IV of 584 ha (42.36%). Land use of upper Ciliwung watershed was dominated by class III with dominant obstacle factor namely bumpy slope. Analysis of land capability on shrubland, open land, and dry land agriculture which spread over the unit of land use in the area of upper Ciliwung watershed was generally recommended for land use of agroforestry-agrisilvopasture and agroforestry-agrisilviculture.Keywords: Land capability, land use, agroforestry, upper Ciliwung Watershed
Ciliwung流域农林业发展土地能力评价1Rini Fitri, 2Nuraida, 3Eka rahmi 1阿拉木斯大学农学院农业技术系,2阿拉木斯大学农学院农业工业技术系,3阿拉木斯大学农学院林业系,Jl。摘要土地转换是流域破坏(DAS)的原因之一,是上下游流域一个复杂的物理、经济和社会问题。上溪翁流域具有从高到极高的指标资格,属于恢复流域,需要重点处理。本研究旨在分析慈溪翁上游流域发展可持续农林业的能力。集约观测的土地利用单位多达60个,分布在7个小流域,即Cibalok、Cisuren、Ciliwung、Ciesek、Cisukabirus、Cisarua和Ciseseupan小流域。土地利用单元的土地能力等级分析包括灌木林利用、开阔地利用和旱地农业利用。土地使用单位将作为建议在上奇利翁流域使用农林业的单位。结果表明:上溪翁流域土地利用能力等级为ⅱ类土地利用能力329.7 ha(23.92%)、ⅲ类土地利用能力464.8 ha(33.72%)、ⅳ类土地利用能力584 ha (42.36%);上溪翁流域土地利用以ⅲ类为主,主要障碍因子为凹凸坡。通过对分布在土地利用单元上的灌丛地、开阔地和旱地农业的土地利用能力分析,建议采用农林业-农牧和农林业-农业的土地利用方式。关键词:土地承载力;土地利用;农林复合
{"title":"Evaluation of Land Capability for Agroforestry Development in Ciliwung Watershed","authors":"R. Fitri","doi":"10.24853/JAT.4.1.31-39","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.4.1.31-39","url":null,"abstract":"Evaluation of Land Capability for Agroforestry Development in Ciliwung Watershed 1Rini Fitri, 2Nuraida, 3Eka Rahmi1Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Almuslim University,2Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agriculture, Almuslim University,3Department of Forestry, Faculty of Agriculture, Almuslim University,Jl. Almuslim Bireuen 24263, Aceh Indonesia*Corresponding author: rinnie_fitrie@yahoo.co.id Abstract Land conversion is one cause of damage to watersheds (DAS), leading to a complex problem physically, economically and socially in the upper and lower watershed. Upper Ciliwung watershed is classified as watershed of which its carrying capacity is restored as it has indicator qualification of high until very high and it is important to be handled. This study was aimed to analyze the cability of upper Ciliwung watershed area for the development of sustainable agroforestry. The units of land use (SPL) used for intensive observation were as many as 60 units of land use spread over seven (7) sub-watershed, namely sub-watershed of Cibalok, Cisuren, Ciliwung, Ciesek, Cisukabirus, Cisarua and Ciseseupan. The unit of land use of which its land capability class was analyzed included the use of shrub land, open land and dry land agriculture. The unit of land use will be used as a recommendation for the use of agroforestry in upper Ciliwung watershed. The results showed that the land capability class in the upper Ciliwung watershed consisted of land capability class II, covering an area of 329.7 ha (23.92%), capability class III of 464.8 ha (33.72%) and capability class IV of 584 ha (42.36%). Land use of upper Ciliwung watershed was dominated by class III with dominant obstacle factor namely bumpy slope. Analysis of land capability on shrubland, open land, and dry land agriculture which spread over the unit of land use in the area of upper Ciliwung watershed was generally recommended for land use of agroforestry-agrisilvopasture and agroforestry-agrisilviculture.Keywords: Land capability, land use, agroforestry, upper Ciliwung Watershed","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43317968","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi limbah las karbit yang selama ini hanya dibuang tanpa ada yang menghiraukan seolah menjadi sampah yang tidak berguna. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2018. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta yang berada pada ketinggian 25 m di atas permukaan laut (dpl). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah las karbit terhadap pertumbuhan dan produksi cabai keriting. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 4 perlakuan, yaitu P0 tanpa limbah las karbit (kontrol), P1 (100 g per tanaman), P2 (200 g per tanaman) dan P3 (300 g per tanaman). Pemberian limbah las karbit berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati P2 (200 g per tanaman) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 MST, jumlah cabang umur 6 MST, lingkar batang umur 5 MST. Pemberian limbah las karbit bisa memperbaiki pH tanah akan tetapi tidak bisa menyediakan unsur hara bagi tanaman walaupun limbah las karbit mengandung CaCO3 dan ZPT.ABSTRACTThis research was carried out to determine the function of carbide welding waste which had only been disposed of without being ignored as if it were useless waste. This research was conducted from March to July 2018. The research was conducted at the Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, Muhammadiyah University, Jakarta, which was at an altitude of 25 m above sea level (asl). This study aims to determine the effect of carbide weld waste on the growth and production of curly chili. This study was carried out using a Randomized Complete Block Design (RCBD) with 4 treatments, namely P0 without carbide welding (control), P1 (100 g per plant), P2 (200 g per plant) and P3 (300 g per plant). Giving carbide welding wastes significantly affected the parameters observed P2 (200 g per plant) significantly affected plant age 5 WAP, number of branches aged 6 WAP, stem circumference age 5 WAP. Giving carbide welding waste can improve soil pH but cannot provide nutrients for plants even though carbide weld waste contains CaCO3 and growth regulator.
{"title":"PENGARUH LIMBAH LAS KARBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CABAI KERITING","authors":"Sularno Sularno, S. Sudirman","doi":"10.24853/JAT.4.1.19-24","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.4.1.19-24","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi limbah las karbit yang selama ini hanya dibuang tanpa ada yang menghiraukan seolah menjadi sampah yang tidak berguna. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2018. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta yang berada pada ketinggian 25 m di atas permukaan laut (dpl). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah las karbit terhadap pertumbuhan dan produksi cabai keriting. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 4 perlakuan, yaitu P0 tanpa limbah las karbit (kontrol), P1 (100 g per tanaman), P2 (200 g per tanaman) dan P3 (300 g per tanaman). Pemberian limbah las karbit berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati P2 (200 g per tanaman) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 MST, jumlah cabang umur 6 MST, lingkar batang umur 5 MST. Pemberian limbah las karbit bisa memperbaiki pH tanah akan tetapi tidak bisa menyediakan unsur hara bagi tanaman walaupun limbah las karbit mengandung CaCO3 dan ZPT.ABSTRACTThis research was carried out to determine the function of carbide welding waste which had only been disposed of without being ignored as if it were useless waste. This research was conducted from March to July 2018. The research was conducted at the Experimental Garden of the Faculty of Agriculture, Muhammadiyah University, Jakarta, which was at an altitude of 25 m above sea level (asl). This study aims to determine the effect of carbide weld waste on the growth and production of curly chili. This study was carried out using a Randomized Complete Block Design (RCBD) with 4 treatments, namely P0 without carbide welding (control), P1 (100 g per plant), P2 (200 g per plant) and P3 (300 g per plant). Giving carbide welding wastes significantly affected the parameters observed P2 (200 g per plant) significantly affected plant age 5 WAP, number of branches aged 6 WAP, stem circumference age 5 WAP. Giving carbide welding waste can improve soil pH but cannot provide nutrients for plants even though carbide weld waste contains CaCO3 and growth regulator.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45694404","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The use of various types of active ingredients with high intensity pesticides in dealing with pest disturbances often makes farmers pay less attention to the negative impacts. Deltamethrin, sipermetrin, λ-cyhalothrin and chlorpyrifos are active ingredients of pesticides that are often used by cocoa farmers to control pests Helopeltis sp. spp. which is one of the main pests in cocoa plants. Field tests on pesticide application were carried out on cocoa plants with Helopeltis sp. spp. High. This test was carried out on 4 treatment blocks applied with different active ingredients. Pesticide residue testing was carried out on cocoa beans, before and after pesticide application using the QuEChERS method on GC-ECD. The results of pesticide residue testing showed that the use of λ-cyhalothrin pesticides did not leave pesticide residues, while sipermetrin pesticides left far fewer pesticide residues compared to deltamethrin and chlorpyrifos pesticides. The results of these pesticide residues are compared to the Pesticide Maximum Residual Limit (MRL) according to the European Commission Part A of Annex I to Reg. 396/2005, shows the results of λ-cyhalothrin and cipermethrin pesticide residues test under pesticide MRL, while the results of deltamethrin and chlorpyrifos pesticide residue test are above the specified pesticide MRL.
{"title":"Dampak Aplikasi Pestisida Sipermetrin, Deltametrin, Klorpirifos dan λ-Sihalotrin Terhadap Kandungan Residu Pestisida pada Biji Kakao","authors":"Bayu Refindra Fitriadi, Ayutia Ciptaningtyas Putri","doi":"10.24853/JAT.4.1.10-18","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.4.1.10-18","url":null,"abstract":"The use of various types of active ingredients with high intensity pesticides in dealing with pest disturbances often makes farmers pay less attention to the negative impacts. Deltamethrin, sipermetrin, λ-cyhalothrin and chlorpyrifos are active ingredients of pesticides that are often used by cocoa farmers to control pests Helopeltis sp. spp. which is one of the main pests in cocoa plants. Field tests on pesticide application were carried out on cocoa plants with Helopeltis sp. spp. High. This test was carried out on 4 treatment blocks applied with different active ingredients. Pesticide residue testing was carried out on cocoa beans, before and after pesticide application using the QuEChERS method on GC-ECD. The results of pesticide residue testing showed that the use of λ-cyhalothrin pesticides did not leave pesticide residues, while sipermetrin pesticides left far fewer pesticide residues compared to deltamethrin and chlorpyrifos pesticides. The results of these pesticide residues are compared to the Pesticide Maximum Residual Limit (MRL) according to the European Commission Part A of Annex I to Reg. 396/2005, shows the results of λ-cyhalothrin and cipermethrin pesticide residues test under pesticide MRL, while the results of deltamethrin and chlorpyrifos pesticide residue test are above the specified pesticide MRL.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47409191","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yukarie Ayu Wulandari, Sobir Sobir, Syarifah Iis Aisyah
Kacang tunggak sebagai salah satu kacang indigenous potensi untuk substitusi kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tempe dan tahu. Sumber daya genetik kacang tunggak perlu ditingkatkan keragamannya sebagai sumber plasma nutfah untuk perakitan varietas unggul baru. Induksi mutasi iradiasi sinar gamma pada kacang tunggak diharapkan dapat meningkatkan keragaman. Penelitian dilaksanakan dengan iradiasi biji kacang tunggak genotipe KM-4 dengan dosis 0, 200, 400, 600 dan 800 Gy dan dianalisis untuk memperoleh LD50 dan dilakukan iradiasi kembali dengan dosis 0, LD50-100, LD50-50, LD50, LD50+50 dan LD50+100 Gy. Karakter yang diamati meliputi tinggi tanaman, lebar tajuk, panjang tangkai, panjang daun, lebar daaun, periode panen, panjang polong, jumlah biji/polong, berat biji/tanaman dan kandungan protein biji kacang tunggak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LD50 tanaman kacang tunggak adalah 724,84 Gy, iradiasi sinar gamma pada dosis750 Gy menghasilkan keragaman tertinggi dan iradiasi sinar gamma tidak meningkatkan keragaman terhadap kandungan protein biji kacang tunggak.
{"title":"STUDI RADIOSENSITIVITAS DAN ANALISIS KERAGAMAN M1 KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L) HASIL INDUKSI MUTASI","authors":"Yukarie Ayu Wulandari, Sobir Sobir, Syarifah Iis Aisyah","doi":"10.24853/JAT.4.1.1-9","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.4.1.1-9","url":null,"abstract":"Kacang tunggak sebagai salah satu kacang indigenous potensi untuk substitusi kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tempe dan tahu. Sumber daya genetik kacang tunggak perlu ditingkatkan keragamannya sebagai sumber plasma nutfah untuk perakitan varietas unggul baru. Induksi mutasi iradiasi sinar gamma pada kacang tunggak diharapkan dapat meningkatkan keragaman. Penelitian dilaksanakan dengan iradiasi biji kacang tunggak genotipe KM-4 dengan dosis 0, 200, 400, 600 dan 800 Gy dan dianalisis untuk memperoleh LD50 dan dilakukan iradiasi kembali dengan dosis 0, LD50-100, LD50-50, LD50, LD50+50 dan LD50+100 Gy. Karakter yang diamati meliputi tinggi tanaman, lebar tajuk, panjang tangkai, panjang daun, lebar daaun, periode panen, panjang polong, jumlah biji/polong, berat biji/tanaman dan kandungan protein biji kacang tunggak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LD50 tanaman kacang tunggak adalah 724,84 Gy, iradiasi sinar gamma pada dosis750 Gy menghasilkan keragaman tertinggi dan iradiasi sinar gamma tidak meningkatkan keragaman terhadap kandungan protein biji kacang tunggak.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46460684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alkaloid kinkona adalah senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman kina. Alkaloid kinkona diisolasi dari kulit batang pohon kina. Secara kimia, alkaloid kinkona memiliki 2 bagian molekul utama yaitu cincin aromatik kuinolin dan cincin non-aromatik kuinuklidin yang dihubungkan dengan gugus alkohol sekunder pada karbon C-9. Struktur ini banyak mendapat perhatian di dalam penelitian kimia obat. Kami mempelajari aktivitas biologis yang dimiliki oleh alkaloid kinkona. Alkaloid kikona telah diketahui berfungsi sebagai antimalaria, akantetapi beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa alkaloid kina memiliki fungsi lain yang berpotensi seperti anti-kanker, anti-tumor, anti-mikroba, anti-HBV, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-obesitas. Ulasan ini menggambarkan kompilasi komprehensif aktivitas biologis berbagai turunan alkaloid kinkona. Kami berharap ulasan artikel ini dapat memberikan kontribusi dalam penyebaran informasi ilmiah terkait kimia medisinal khususnya tentang spektrum aktivitas biologi senyawa turunan alkaloid kinkona.
{"title":"BIOAKTIVITAS SENYAWA TURUNAN ALKALOID KINKONA","authors":"Teni Ernawati","doi":"10.24853/jat.3.2.87-96","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.3.2.87-96","url":null,"abstract":"Alkaloid kinkona adalah senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman kina. Alkaloid kinkona diisolasi dari kulit batang pohon kina. Secara kimia, alkaloid kinkona memiliki 2 bagian molekul utama yaitu cincin aromatik kuinolin dan cincin non-aromatik kuinuklidin yang dihubungkan dengan gugus alkohol sekunder pada karbon C-9. Struktur ini banyak mendapat perhatian di dalam penelitian kimia obat. Kami mempelajari aktivitas biologis yang dimiliki oleh alkaloid kinkona. Alkaloid kikona telah diketahui berfungsi sebagai antimalaria, akantetapi beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa alkaloid kina memiliki fungsi lain yang berpotensi seperti anti-kanker, anti-tumor, anti-mikroba, anti-HBV, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-obesitas. Ulasan ini menggambarkan kompilasi komprehensif aktivitas biologis berbagai turunan alkaloid kinkona. Kami berharap ulasan artikel ini dapat memberikan kontribusi dalam penyebaran informasi ilmiah terkait kimia medisinal khususnya tentang spektrum aktivitas biologi senyawa turunan alkaloid kinkona. ","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49356802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The aim of the study was to obtain varieties that provide the best agronomic results in the Marpoyan Damai location. The treatment design used is Varieties consisting of three varieties, namely; v1 = Sweet Boy, v2 = Sweet Lady, v3 = Bonanza, the environmental design used was a completely randomized design, with six replications. Data were analyzed by variance, and followed by Duncan's 5% distance test. Observations were made on the weighted cob, weight of cob without weight, cob length, ear length without weights, ear diameter, and sugar content of sweet corn seeds. The results obtained were Sweet Boy variety varieties which are the best varieties recommended to be developed at the Marpoyan Damai planting site.
{"title":"FENOTIPIK AGRONOMIS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata, Sturt) DI KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU","authors":"Surtinah Surtinah","doi":"10.24853/JAT.3.2.97-101","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/JAT.3.2.97-101","url":null,"abstract":"The aim of the study was to obtain varieties that provide the best agronomic results in the Marpoyan Damai location. The treatment design used is Varieties consisting of three varieties, namely; v1 = Sweet Boy, v2 = Sweet Lady, v3 = Bonanza, the environmental design used was a completely randomized design, with six replications. Data were analyzed by variance, and followed by Duncan's 5% distance test. Observations were made on the weighted cob, weight of cob without weight, cob length, ear length without weights, ear diameter, and sugar content of sweet corn seeds. The results obtained were Sweet Boy variety varieties which are the best varieties recommended to be developed at the Marpoyan Damai planting site.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45559878","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}