Athelia rolfsii, Curzi adalah bentuk seksualitas dari spesies Sclerotium rolfsii, Sacc, salah satu spesies jamur patogen yang dapat menyebabkan beberapa penyakit mematikan pada tanaman seperti busuk batang, layu dan rebah kecambah. Jamur ini merupakan jamur tular tanah yang dapat bertahan lama dan membentuk sklerotia di dalam tanah. Biasanya serangan dari patogen A. rolfsii, Curzi, ini masyarakat petani cenderung mengendalikannya dengan pemakaian pestisida yang berbahan aktif kimia. Hasil monitoring pengendalian yang memakai fungisida sintetis dalam mengendalikan patogen menimbulkan dampak negatif, akibat dari residu pestisida pada produk pertanian, serta resistensi dan resurgensi penyakit. Oleh sebab itu perlu dicari pestisida sebagai pengendali yang tidak mempunyai dampak negatif. Diantaranya adalah pemakaian pestisida yang bahan aktif tanaman ataupun hayati. Dari hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan, setiap bahan baku yang berbeda akan mempunyai daya hambat yang berbeda pula. Untuk itu akan diuraikan dibawah ini hasil-hasil penelitian sebagai pengendali A. rolfsii Cruzi dari golongan fungisida nabati dan agens hayati.ABSTRACTAthelia rolfsii, Curzi is a form of sexuality from the species Sclerotium rolfsii, Sacc, one of the pathogenic fungal species that can cause several deadly diseases in plants such as stem rot, wilting and drooping of sprouts. This fungus is a soil-borne fungus that can survive for a long time and form sclerotia in the soil. Usually the attack is from the pathogen A. rolfsii, Curzi, the farming community tends to control it by using pesticides with active chemical ingredients. The results of monitoring control using synthetic chemical fungicides in controlling pathogens have a negative impact, as a result of pesticide residues in agricultural products, as well as disease resistance and resurgence. Therefore it is necessary to look for pesticides as controllers that do not have a negative impact. Among them is the use of pesticides with active plant or biological ingredients. From the results of several studies that have been carried out, each different raw material will have a different inhibition power. For this reason, the results of research as controllers for A. rolfsii Cruzi will be described below from the class of botanical fungicides and biological agents.
{"title":"Pengendalian Athelia rolfsii Penyebab Busuk Pangkal Batang Pada Kacang Tanah Arachis hypogea. L Dengan Fungisida Nabati Dan Agensia Hayati (Review)","authors":"Herwita Idris, Anthoni Agustien, Mansyurdin Mansyurdin","doi":"10.24853/jat.8.2.87-93","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.8.2.87-93","url":null,"abstract":"Athelia rolfsii, Curzi adalah bentuk seksualitas dari spesies Sclerotium rolfsii, Sacc, salah satu spesies jamur patogen yang dapat menyebabkan beberapa penyakit mematikan pada tanaman seperti busuk batang, layu dan rebah kecambah. Jamur ini merupakan jamur tular tanah yang dapat bertahan lama dan membentuk sklerotia di dalam tanah. Biasanya serangan dari patogen A. rolfsii, Curzi, ini masyarakat petani cenderung mengendalikannya dengan pemakaian pestisida yang berbahan aktif kimia. Hasil monitoring pengendalian yang memakai fungisida sintetis dalam mengendalikan patogen menimbulkan dampak negatif, akibat dari residu pestisida pada produk pertanian, serta resistensi dan resurgensi penyakit. Oleh sebab itu perlu dicari pestisida sebagai pengendali yang tidak mempunyai dampak negatif. Diantaranya adalah pemakaian pestisida yang bahan aktif tanaman ataupun hayati. Dari hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan, setiap bahan baku yang berbeda akan mempunyai daya hambat yang berbeda pula. Untuk itu akan diuraikan dibawah ini hasil-hasil penelitian sebagai pengendali A. rolfsii Cruzi dari golongan fungisida nabati dan agens hayati.ABSTRACTAthelia rolfsii, Curzi is a form of sexuality from the species Sclerotium rolfsii, Sacc, one of the pathogenic fungal species that can cause several deadly diseases in plants such as stem rot, wilting and drooping of sprouts. This fungus is a soil-borne fungus that can survive for a long time and form sclerotia in the soil. Usually the attack is from the pathogen A. rolfsii, Curzi, the farming community tends to control it by using pesticides with active chemical ingredients. The results of monitoring control using synthetic chemical fungicides in controlling pathogens have a negative impact, as a result of pesticide residues in agricultural products, as well as disease resistance and resurgence. Therefore it is necessary to look for pesticides as controllers that do not have a negative impact. Among them is the use of pesticides with active plant or biological ingredients. From the results of several studies that have been carried out, each different raw material will have a different inhibition power. For this reason, the results of research as controllers for A. rolfsii Cruzi will be described below from the class of botanical fungicides and biological agents.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":"54 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165451","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Universitas Muhammadiyah, Chairil Ezward, Desta Andriani, A. Haitami, Ilham Yaumil Pitra, Delfi Dwi Ningsi, T. Utami, No Nama, Lokal Kekeringan, Skor Kriteria, Sironda Putih, Saronda Merah, Agak Toleran, Pandan Wangi, Agak Peka, Ronda Putiah, Sangat Peka, Kontrol Resisten, Chek Kekeringan
Kekeringan memiliki dampak luas terhadap pertanian, seperti penurunan produktivitas dan produksi. Upaya mengatasi permasalahan ini salah satunya yaitu dengan menggunakan bahan tanam (benih) genotipe padi lokal. Genotipe padi lokal telah beradaptasi dengan lingkungan setempat yang spesifik, sehingga memiliki kemampuan beradaptasi pada kondisi cekaman kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genotipe yang toleran terhadap cekaman kekeringan, dengan menggunakan metode eksperimen yaitu dengan sengaja memberikan perlakuan kekeringan pada pot wadah penelitian pada fase pertumbuhan (vegetatif). Cekaman kekeringan diberikan mulai umur tanaman 57 hst sampai 73 hst (selama 16 hari). Selama kondisi cekaman kekeringan muncul gejala daun menggulung dan daun mengering. Hal ini menjadi acuan dalam menentukan tanaman toleran dan peka. Pengamatan fase pertumbuhan tanaman dilakukan pada 4 genotipe padi lokal asal Kabupaten Kuantan Singingi (A = Sironda Putih, B = Saronda Merah, C = Pandan Wangi dan D = Ronda Putiah) ditambah 1 varietas kontrol toleran kekeringan (Inpago 9). Pengamatan dilakukan secara visual pada morfologi daun berdasarkan buku IRRI edisi tahun 1996. Hasil penelitian diperoleh genotipe yang memiliki kriteria toleran cekaman kekeringan yaitu genotipe Sironda Putih, kriteria agak toleran genotipe Saronda Merah, kriteria agak peka yaitu genotipe Pandan Wangi dan kriteria sangat peka genotipe Ronda Putiah. Genotipe Ronda Putiah dapat digunakan sebagai bahan budidaya pada lahan sawah tadah hujan.ABSTRACTDrought has a broad impact on agriculture, such as reducing productivity and production. One way to overcome this problem is by using planting material (seed) of local rice genotypes. Local rice genotypes have adapted to specific local environments, so they have the ability to adapt to drought stress conditions. This research aims to determine genotypes that are tolerant to drought stress, using an experimental method, namely deliberately providing drought treatment to research pots in the growth (vegetative) phase. Drought stress is given from 57 days after planting to 73 days after planting (for 16 days). During drought stress conditions, symptoms of leaf curling and drying of the leaves appear. This becomes a reference in determining tolerant and sensitive plants. Plant growth phase observations were carried out on 4 local rice genotypes from Kuantan Singingi Regency (A = Sironda Putih, B = Saronda Merah, C = Pandan Wangi and D = Ronda Putiah) plus 1 drought tolerant control variety (Inpago 9). Observations were made visually on leaf morphology based on the 1996 edition of the IRRI book. The results of the research obtained genotypes that had drought stress tolerance criteria, namely the White Sironda genotype, moderately tolerant criteria for the Red Saronda genotype, slightly sensitive criteria for the Pandan Wangi genotype and very sensitive criteria for the Ronda Putiah genotype. . The Ronda Putiah genotype can be used as cultivatio
{"title":"Genotipe Padi Lokal (Oryza sativa L.) Kuantan Singingi Toleran Cekaman Kekeringan","authors":"Universitas Muhammadiyah, Chairil Ezward, Desta Andriani, A. Haitami, Ilham Yaumil Pitra, Delfi Dwi Ningsi, T. Utami, No Nama, Lokal Kekeringan, Skor Kriteria, Sironda Putih, Saronda Merah, Agak Toleran, Pandan Wangi, Agak Peka, Ronda Putiah, Sangat Peka, Kontrol Resisten, Chek Kekeringan","doi":"10.24853/jat.8.2.54-60","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.8.2.54-60","url":null,"abstract":"Kekeringan memiliki dampak luas terhadap pertanian, seperti penurunan produktivitas dan produksi. Upaya mengatasi permasalahan ini salah satunya yaitu dengan menggunakan bahan tanam (benih) genotipe padi lokal. Genotipe padi lokal telah beradaptasi dengan lingkungan setempat yang spesifik, sehingga memiliki kemampuan beradaptasi pada kondisi cekaman kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genotipe yang toleran terhadap cekaman kekeringan, dengan menggunakan metode eksperimen yaitu dengan sengaja memberikan perlakuan kekeringan pada pot wadah penelitian pada fase pertumbuhan (vegetatif). Cekaman kekeringan diberikan mulai umur tanaman 57 hst sampai 73 hst (selama 16 hari). Selama kondisi cekaman kekeringan muncul gejala daun menggulung dan daun mengering. Hal ini menjadi acuan dalam menentukan tanaman toleran dan peka. Pengamatan fase pertumbuhan tanaman dilakukan pada 4 genotipe padi lokal asal Kabupaten Kuantan Singingi (A = Sironda Putih, B = Saronda Merah, C = Pandan Wangi dan D = Ronda Putiah) ditambah 1 varietas kontrol toleran kekeringan (Inpago 9). Pengamatan dilakukan secara visual pada morfologi daun berdasarkan buku IRRI edisi tahun 1996. Hasil penelitian diperoleh genotipe yang memiliki kriteria toleran cekaman kekeringan yaitu genotipe Sironda Putih, kriteria agak toleran genotipe Saronda Merah, kriteria agak peka yaitu genotipe Pandan Wangi dan kriteria sangat peka genotipe Ronda Putiah. Genotipe Ronda Putiah dapat digunakan sebagai bahan budidaya pada lahan sawah tadah hujan.ABSTRACTDrought has a broad impact on agriculture, such as reducing productivity and production. One way to overcome this problem is by using planting material (seed) of local rice genotypes. Local rice genotypes have adapted to specific local environments, so they have the ability to adapt to drought stress conditions. This research aims to determine genotypes that are tolerant to drought stress, using an experimental method, namely deliberately providing drought treatment to research pots in the growth (vegetative) phase. Drought stress is given from 57 days after planting to 73 days after planting (for 16 days). During drought stress conditions, symptoms of leaf curling and drying of the leaves appear. This becomes a reference in determining tolerant and sensitive plants. Plant growth phase observations were carried out on 4 local rice genotypes from Kuantan Singingi Regency (A = Sironda Putih, B = Saronda Merah, C = Pandan Wangi and D = Ronda Putiah) plus 1 drought tolerant control variety (Inpago 9). Observations were made visually on leaf morphology based on the 1996 edition of the IRRI book. The results of the research obtained genotypes that had drought stress tolerance criteria, namely the White Sironda genotype, moderately tolerant criteria for the Red Saronda genotype, slightly sensitive criteria for the Pandan Wangi genotype and very sensitive criteria for the Ronda Putiah genotype. . The Ronda Putiah genotype can be used as cultivatio","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":"55 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139163307","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting peranannya dari berbagai aspek, meskipun demikian produksi cabai merah di Kabupaten Karawang tergolong rendah dibandingkan dengan daerah lainnya di Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antar penciri karakter kuantitatif terhadap produksi cabai hibrida IPB di dataran rendah Karawang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2022 sampai Agustus 2022 di lahan Perusahan Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang. Metode penelitan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal terdiri dari 10 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga terdapat 30 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri dari 20 tanaman. Perlakuan terdiri dari F1074005 (G1), F1074003 (G2), F1374005 (G3), F1374005 (G4), CH3 (G5), Baja (G6), Balebat (G7), Elegance (G8), Imperal 10 (G9) dan Gada (G10). Data yang diperoleh akan dianalisis korelasi dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi positif tertinggi dengan produksi, beberapa diantaranya yaitu, produksi dengan jumlah buah per tanaman (0,895), produksi dengan tebal daging buah (0,559), dan produksi dengan persentase tanaman hidup (0,499).ABSTRACTRed chili (Capsicum annuum L.) is one of the important horticultural crops from various ascpects, but red chili production in Karawang regency is still low compared to other areas in West Java. The purpose of this study was to determine the correlation between quantitative character traits on the production of IPB hybrid chili in the lowlands of Karawang. This research was conducted in April 2022 until August 2022 on the land of Perusahaan Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), Sirnabaya Village, East Telukjambe District, Karawang Regency. The research method used a single factor Randomized Block Design (RBD) consisting of 10 treatments and 3 replications, so there were 30 experimental units and each experimental unit consisted of 20 plants. The treatment consisted of F1074005 (G1), F1074003 (G2), F1374005 (G3), F1374003 (G4), CH3 (G5), Baja (G6), Balebat (G7), Elegance (G8), Imperial 10 (G9), and Gada (G10). The data obtained will be analyzed for correlation with the SPSS application. The results showed the highest positive correlation with production, some of which were production with the number of fruits per plant (0,895), production with the thickness of the fruit flesh (0,559), and production with the percentage of live plants (0,499).
{"title":"Studi Korelasi Penciri Karakter Kuantitatif terhadap Produksi Cabai Hibrida IPB di Dataran Rendah Karawang","authors":"Ilham Dzikrillah, M. Syafi’i, M. Syukur","doi":"10.24853/jat.8.2.76-86","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.8.2.76-86","url":null,"abstract":"Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting peranannya dari berbagai aspek, meskipun demikian produksi cabai merah di Kabupaten Karawang tergolong rendah dibandingkan dengan daerah lainnya di Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antar penciri karakter kuantitatif terhadap produksi cabai hibrida IPB di dataran rendah Karawang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2022 sampai Agustus 2022 di lahan Perusahan Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang. Metode penelitan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal terdiri dari 10 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga terdapat 30 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri dari 20 tanaman. Perlakuan terdiri dari F1074005 (G1), F1074003 (G2), F1374005 (G3), F1374005 (G4), CH3 (G5), Baja (G6), Balebat (G7), Elegance (G8), Imperal 10 (G9) dan Gada (G10). Data yang diperoleh akan dianalisis korelasi dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi positif tertinggi dengan produksi, beberapa diantaranya yaitu, produksi dengan jumlah buah per tanaman (0,895), produksi dengan tebal daging buah (0,559), dan produksi dengan persentase tanaman hidup (0,499).ABSTRACTRed chili (Capsicum annuum L.) is one of the important horticultural crops from various ascpects, but red chili production in Karawang regency is still low compared to other areas in West Java. The purpose of this study was to determine the correlation between quantitative character traits on the production of IPB hybrid chili in the lowlands of Karawang. This research was conducted in April 2022 until August 2022 on the land of Perusahaan Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), Sirnabaya Village, East Telukjambe District, Karawang Regency. The research method used a single factor Randomized Block Design (RBD) consisting of 10 treatments and 3 replications, so there were 30 experimental units and each experimental unit consisted of 20 plants. The treatment consisted of F1074005 (G1), F1074003 (G2), F1374005 (G3), F1374003 (G4), CH3 (G5), Baja (G6), Balebat (G7), Elegance (G8), Imperial 10 (G9), and Gada (G10). The data obtained will be analyzed for correlation with the SPSS application. The results showed the highest positive correlation with production, some of which were production with the number of fruits per plant (0,895), production with the thickness of the fruit flesh (0,559), and production with the percentage of live plants (0,499).","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165080","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ampas tahu merupakan salah satu limbah padat yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik untuk menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman cabai merah keriting. Kompos ampas tahu mengandung unsur hara seperti N, P, K, dan Mg yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian kompos ampas tahu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.). Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2020 – Januari 2021 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), dengan lima perlakuan, yang meliputi: Tanpa kompos ampas tahu + 100% Pupuk Anorganik (kontrol), 100g/polybag Kompos Ampas Tahu + 50% Pupuk Anorganik, 200g/polybag Kompos Ampas Tahu + 50% Pupuk Anorganik, 300g/polybag Kompos Ampas Tahu + 50% Pupuk Anorganik dan 400g/polybag Kompos Ampas Tahu + 50% Pupuk Anorganik. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah keriting yang meliputi: tinggi dan diameter batang mulai saat umur 2-7 MST (minggu setelah tanam), umur berbunga, jumlah buah pertanaman, bobot buah pertanaman, bobot perbuah, panjang buah dan diameter buah. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa efek penggunaan kompos ampas tahu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah keriting berbeda nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang. Perlakuan terbaik adalah penggunaan 400g/polybag + 50% pupuk anorganik dan tidak berbeda nyata dengan tanpa kompos ampas tahu + 100% pupuk anorganik. Parameter umur berbunga, jumlah buah pertanaman, bobot buah pertanaman, bobot perbuah, panjang buah dan diameter buah tidak menunjukkan adanya pengaruh dengan penggunaan kompos ampas tahu.ABSTRACTTofu dregs compost contains essential nutrients such as nitrogen (N), phosphorus (P), potassium (K), and magnesium (Mg), which are crucial for plant growth. The aim of this research was to investigate the impact of applying tofu dregs compost on the growth and production of curly red chili plants (Capsicum annum L.). The study was conducted from October 2020 to January 2021 at the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Muhammadiyah University, Jakarta. The research employed a Randomized Complete Group Design (RKLT) with five treatments, including: No tofu dregs compost + 100% inorganic fertilizer (control), 100g/polybag tofu dregs compost + 50% inorganic fertilizer, 200g/polybag tofu dregs compost + 50% inorganic fertilizer, 300g/polybag tofu dregs compost + 50% inorganic fertilizer, and 400g/polybag tofu dregs compost + 50% inorganic fertilizer. Observations were conducted on the growth and production of curly red chili plants, encompassing parameters such as height and stem diameter from 2 to 7 weeks after planting (WAP), flowering age, number of fruits per plant, fruit weight per plant, fruit length, and fruit diameter. The research results indicated that
{"title":"Efek Pemberian Kompos Ampas Tahu terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L.)","authors":"Erlina Rahmayuni, Debi Septiawan, Welly Herman, Elfarisna Elfarisna, Elsa Lolita Putri, K. Kurniati","doi":"10.24853/jat.8.2.69-75","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.8.2.69-75","url":null,"abstract":"Ampas tahu merupakan salah satu limbah padat yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik untuk menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman cabai merah keriting. Kompos ampas tahu mengandung unsur hara seperti N, P, K, dan Mg yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian kompos ampas tahu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.). Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2020 – Januari 2021 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), dengan lima perlakuan, yang meliputi: Tanpa kompos ampas tahu + 100% Pupuk Anorganik (kontrol), 100g/polybag Kompos Ampas Tahu + 50% Pupuk Anorganik, 200g/polybag Kompos Ampas Tahu + 50% Pupuk Anorganik, 300g/polybag Kompos Ampas Tahu + 50% Pupuk Anorganik dan 400g/polybag Kompos Ampas Tahu + 50% Pupuk Anorganik. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah keriting yang meliputi: tinggi dan diameter batang mulai saat umur 2-7 MST (minggu setelah tanam), umur berbunga, jumlah buah pertanaman, bobot buah pertanaman, bobot perbuah, panjang buah dan diameter buah. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa efek penggunaan kompos ampas tahu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah keriting berbeda nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang. Perlakuan terbaik adalah penggunaan 400g/polybag + 50% pupuk anorganik dan tidak berbeda nyata dengan tanpa kompos ampas tahu + 100% pupuk anorganik. Parameter umur berbunga, jumlah buah pertanaman, bobot buah pertanaman, bobot perbuah, panjang buah dan diameter buah tidak menunjukkan adanya pengaruh dengan penggunaan kompos ampas tahu.ABSTRACTTofu dregs compost contains essential nutrients such as nitrogen (N), phosphorus (P), potassium (K), and magnesium (Mg), which are crucial for plant growth. The aim of this research was to investigate the impact of applying tofu dregs compost on the growth and production of curly red chili plants (Capsicum annum L.). The study was conducted from October 2020 to January 2021 at the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Muhammadiyah University, Jakarta. The research employed a Randomized Complete Group Design (RKLT) with five treatments, including: No tofu dregs compost + 100% inorganic fertilizer (control), 100g/polybag tofu dregs compost + 50% inorganic fertilizer, 200g/polybag tofu dregs compost + 50% inorganic fertilizer, 300g/polybag tofu dregs compost + 50% inorganic fertilizer, and 400g/polybag tofu dregs compost + 50% inorganic fertilizer. Observations were conducted on the growth and production of curly red chili plants, encompassing parameters such as height and stem diameter from 2 to 7 weeks after planting (WAP), flowering age, number of fruits per plant, fruit weight per plant, fruit length, and fruit diameter. The research results indicated that","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":"87 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139163248","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemakaian pestisida sintetis untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman sudah lama digunakan, dan diketahui sangat efektif, namun penggunaan secara terus menerus dan berulang ulang menyebabkan pencemaran lingkungan, toksisitas residu, resistensi patogen dan bahaya bagi pengguna. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian pemanfaatan pestisida nabati perlu di intensifkan hingga didapatkan pestisida nabati yang handal yang efektifitasnya tidak beda dengan pestisida sintetis serta ramah lingkungan. Fusarium oxysporum merupakan salah satu patogen yang sangat sulit dikendalikan, merupakan patogen tular tanah yang mempunyai forma species yang sangat banyak, gejala serangan pada tanaman berupa layu dan busuk. Namanya tergatung inang yang diserangnya, diantaranya yang sangat merugikan petani adalah Fusarium oxysporum f. sp. cubense, penyebab penyakit layu fusarium tanaman pisang, kejadian penyakit mencapai 64,45% bahkan dapat memusnahkan perkebunan pisang Cavendish dalam waktu lima tahun. Fusarium oxysporum f.sp. capsici, menyerang tanaman cabai kegagalan panen hingga 50%, Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici penyebab penyakit layu tanaman tomat serangan mencapai 50% dan Fusarium oxysporum f. sp. Zingiberi menyebabkan kehilangan hasil jahe mencapai 90%. Tulisan ini menyajikan beberapa pestisida nabati minyak atsiri yang telah diujikan terhadap jamur patogen Fusarium oxysporum penyebab penyakit layu dan busuk fusarium pada beberapa tanaman yang dibudidayakan, diharapkan pestisida nabati ini dapat mengurangi pemakaian pestisida sintetisABSTRACTThe use of synthetic pesticides to control pests and plant diseases has been used for a long time, and is known to be very effective, however, continuous and repeated use causes environmental pollution, residual toxicity, pathogen resistance and danger to users. Based on this, research on the development of the use of vegetable pesticides needs to be intensified in order to obtain reliable plant pesticides for controlling pests and plant diseases, which are not much different in effectiveness from synthetic pesticides and are environmentally friendly. Fusarium oxysporum is one of the pathogens that is very difficult to control, is a soil borne pathogen that has a very large number of species forms, with symptoms of attack on plants in the form of wilting and rot. Its name depends on the host it attacks, one of which is quite important and very detrimental to farmers is Fusarium oxysporum f. sp. cubense, Fusarium oxysporum f.sp. capsici, Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici and Fusarium oxysporum f. sp. zingiberi. This article presents several essential oil vegetable pesticides that have been tested against the pathogenic fungus Fusarium oxysporum which causes fusarium wilt and rot in several cultivated plants. It is hoped that these vegetable pesticides can reduce the use of synthetic pesticides.
长期以来,人们一直使用合成杀虫剂来控制害虫和植物病害,众所周知,合成杀虫剂非常有效,但连续重复使用会造成环境污染、残留毒性、病原体抗药性,并对使用者造成危险。因此,需要加强对植物杀虫剂的研究,直到找到一种可靠的植物杀虫剂,其效果与合成杀虫剂无异,而且对环境友好。镰刀菌是一种很难控制的病原体,它是一种土传病原体,有许多种形态,对植物的侵害症状表现为枯萎和腐烂。它的名称取决于它侵害的宿主,其中对农民非常有害的是 Fusarium oxysporum f. sp. cubense,它是香蕉植物镰刀菌枯萎病的病原菌,发病率高达 64.45%,甚至能在五年内摧毁卡文迪许香蕉种植园。侵害辣椒植株的 Fusarium oxysporum f.sp. capsici 会导致 50%的作物歉收;Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici 会导致番茄植株枯萎病;Fusarium oxysporum f.sp. Zingiberi 会导致生姜减产 90%。本文介绍了一些精油植物杀虫剂,这些精油植物杀虫剂已针对在几种栽培植物上引起镰刀菌枯萎病和腐烂病的病原真菌 Fusarium oxysporum 进行了试验,希望这些植物杀虫剂能减少合成杀虫剂的使用量ABSTRACTThe use of synthetic pesticides to control pests and plant diseases has been used for a long time, and is known to be very effective, however, continuous and repeated use causes environmental pollution, residual toxicity, pathogen resistance and danger to users.基于此,需要加强对植物杀虫剂使用的开发研究,以获得可靠的植物杀虫剂来控制害虫和植物病害,其效果与合成杀虫剂相差不大,而且对环境友好。镰刀菌是很难控制的病原体之一,它是一种土壤传播的病原体,有非常多的种类形式,对植物的侵害症状表现为枯萎和腐烂。它的名称取决于它所攻击的宿主,其中对农民非常重要和有害的是 Fusarium oxysporum f. sp. cubense、Fusarium oxysporum f.sp. capsici、Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici 和 Fusarium oxysporum f. sp. zingiberi。镰刀菌是一种致病真菌,会导致多种栽培植物的镰刀菌枯萎病和腐烂病。希望这些植物杀虫剂能减少合成杀虫剂的使用。
{"title":"Potensi Pestisida Minyak Atsiri Untuk Pengendalian Jamur Fusarium oxysporum Penyebab Penyakit Layu Tanaman Budidaya","authors":"Nurmansyah Nurmansyah, Antonie Agustien, Mansyurdin Mansyurdin","doi":"10.24853/jat.8.2.94-103","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.8.2.94-103","url":null,"abstract":"Pemakaian pestisida sintetis untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman sudah lama digunakan, dan diketahui sangat efektif, namun penggunaan secara terus menerus dan berulang ulang menyebabkan pencemaran lingkungan, toksisitas residu, resistensi patogen dan bahaya bagi pengguna. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian pemanfaatan pestisida nabati perlu di intensifkan hingga didapatkan pestisida nabati yang handal yang efektifitasnya tidak beda dengan pestisida sintetis serta ramah lingkungan. Fusarium oxysporum merupakan salah satu patogen yang sangat sulit dikendalikan, merupakan patogen tular tanah yang mempunyai forma species yang sangat banyak, gejala serangan pada tanaman berupa layu dan busuk. Namanya tergatung inang yang diserangnya, diantaranya yang sangat merugikan petani adalah Fusarium oxysporum f. sp. cubense, penyebab penyakit layu fusarium tanaman pisang, kejadian penyakit mencapai 64,45% bahkan dapat memusnahkan perkebunan pisang Cavendish dalam waktu lima tahun. Fusarium oxysporum f.sp. capsici, menyerang tanaman cabai kegagalan panen hingga 50%, Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici penyebab penyakit layu tanaman tomat serangan mencapai 50% dan Fusarium oxysporum f. sp. Zingiberi menyebabkan kehilangan hasil jahe mencapai 90%. Tulisan ini menyajikan beberapa pestisida nabati minyak atsiri yang telah diujikan terhadap jamur patogen Fusarium oxysporum penyebab penyakit layu dan busuk fusarium pada beberapa tanaman yang dibudidayakan, diharapkan pestisida nabati ini dapat mengurangi pemakaian pestisida sintetisABSTRACTThe use of synthetic pesticides to control pests and plant diseases has been used for a long time, and is known to be very effective, however, continuous and repeated use causes environmental pollution, residual toxicity, pathogen resistance and danger to users. Based on this, research on the development of the use of vegetable pesticides needs to be intensified in order to obtain reliable plant pesticides for controlling pests and plant diseases, which are not much different in effectiveness from synthetic pesticides and are environmentally friendly. Fusarium oxysporum is one of the pathogens that is very difficult to control, is a soil borne pathogen that has a very large number of species forms, with symptoms of attack on plants in the form of wilting and rot. Its name depends on the host it attacks, one of which is quite important and very detrimental to farmers is Fusarium oxysporum f. sp. cubense, Fusarium oxysporum f.sp. capsici, Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici and Fusarium oxysporum f. sp. zingiberi. This article presents several essential oil vegetable pesticides that have been tested against the pathogenic fungus Fusarium oxysporum which causes fusarium wilt and rot in several cultivated plants. It is hoped that these vegetable pesticides can reduce the use of synthetic pesticides.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":"10 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139164394","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia memiliki biodiversitas yang tinggi, termasuk tanaman. Namun kenyataannya, Indonesia masih banyak mengimpor tanaman terutama tanaman hias dari luar negeri. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mendapatkan jenis-jenis tanaman hias unik dan menarik yang diharapkan dapat diminati. Salah satu cara yang dilakukan adalah mutasi. Mutagen dapat berupa fisik, kimia atau rekayasa genetik. Mutagen secara fisik dengan iradiasi sinar gamma menjadi pilihan yang relatif lebih murah dan cepat dengan potensi keragaman tinggi, yang diharapkan tanaman hias menjadi lebih beragam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari dosis iradiasi yang dapat mengubah fenotipe patah tulang kriwil yang berbeda dari fenotipe aslinya. Penelitian dilaksanakan di nursery Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada bulan Agustus 2022 sampai November 2023. Dosis Iradiasi sinar gamma yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0, 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 Gy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis iradiasi sinar gamma yang digunakan pada penelitian ini belum dapat menghasilkan keragaman karakter kuantitatif maupun kualitatif pada tanaman patah tulang kriwil Hoya Curly pada pengamatan 3-6 bulan, namun setelah satu tahun kemudian baru terlihat perubahan karakter kualitatif, yaitu pada perlakuan 4 Gy dan 10 Gy. Pada dosis iradiasi 4 Gy terdapat tanaman dengan ukuran daun lebih kecil, warna daun dan batang menjadi hijau, namun bentuk daun tetap kriwil dengan habitus menjuntai seperti kontrol. Perubahan pada 10 Gy, daun tidak keriting, tangkai daun lebih panjang, ukuran daun lebih besar, namun warna daun tetap putih kehijauan, dan habitus tetap menjuntai seperti kontrol.ABSTRACTIndonesia has high biodiversity, including plants. However, in reality, Indonesia still imports a lot of plants, especially ornamental plants, from abroad. This fact encourages researchers to get unique types of ornamental plants that are expected to be of public interest. One way to do this is mutation. Mutagens can be physical, chemical or genetic engineering. Physical mutagen by gamma irradiation is a relatively cheaper and faster option with high diversity potential, which is expected to increase the diversity of ornamental plants. This study aimed to find an irradiation dose that could change the phenotypic characters of Euphorbia tirucalli Hoya Curly, which was different from the original phenotype. The research was conducted in the nursery of the Faculty of Agriculture, Universitas Muhammadiyah Jakarta, from August to November 2022. The doses of gamma irradiation used in this study were 0, 2, 4, 6, 8, 10, and 12 Gy. The results showed that the doses of gamma irradiation used in this study could not produce a diversity of quantitative or qualitative characters in the Hoya Curly kriwil fracture plant in 3-6 months observation. However, approximately one year later, changes were seen in the qualitative characters, namely in 4 and 10 Gy doses. At an irradiation dose of 4 Gy there were plants
{"title":"Iradiasi Sinar Gamma untuk Menghasilkan Variasi Fenotipe pada Tanaman Patah Tulang Kriwil (Euphorbia tirucalli) Hoya Curly","authors":"R. Puspitasari, Ade Sumiahadi, Dirgahani Putri","doi":"10.24853/jat.8.2.61-68","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.8.2.61-68","url":null,"abstract":"Indonesia memiliki biodiversitas yang tinggi, termasuk tanaman. Namun kenyataannya, Indonesia masih banyak mengimpor tanaman terutama tanaman hias dari luar negeri. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mendapatkan jenis-jenis tanaman hias unik dan menarik yang diharapkan dapat diminati. Salah satu cara yang dilakukan adalah mutasi. Mutagen dapat berupa fisik, kimia atau rekayasa genetik. Mutagen secara fisik dengan iradiasi sinar gamma menjadi pilihan yang relatif lebih murah dan cepat dengan potensi keragaman tinggi, yang diharapkan tanaman hias menjadi lebih beragam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari dosis iradiasi yang dapat mengubah fenotipe patah tulang kriwil yang berbeda dari fenotipe aslinya. Penelitian dilaksanakan di nursery Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada bulan Agustus 2022 sampai November 2023. Dosis Iradiasi sinar gamma yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0, 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 Gy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis iradiasi sinar gamma yang digunakan pada penelitian ini belum dapat menghasilkan keragaman karakter kuantitatif maupun kualitatif pada tanaman patah tulang kriwil Hoya Curly pada pengamatan 3-6 bulan, namun setelah satu tahun kemudian baru terlihat perubahan karakter kualitatif, yaitu pada perlakuan 4 Gy dan 10 Gy. Pada dosis iradiasi 4 Gy terdapat tanaman dengan ukuran daun lebih kecil, warna daun dan batang menjadi hijau, namun bentuk daun tetap kriwil dengan habitus menjuntai seperti kontrol. Perubahan pada 10 Gy, daun tidak keriting, tangkai daun lebih panjang, ukuran daun lebih besar, namun warna daun tetap putih kehijauan, dan habitus tetap menjuntai seperti kontrol.ABSTRACTIndonesia has high biodiversity, including plants. However, in reality, Indonesia still imports a lot of plants, especially ornamental plants, from abroad. This fact encourages researchers to get unique types of ornamental plants that are expected to be of public interest. One way to do this is mutation. Mutagens can be physical, chemical or genetic engineering. Physical mutagen by gamma irradiation is a relatively cheaper and faster option with high diversity potential, which is expected to increase the diversity of ornamental plants. This study aimed to find an irradiation dose that could change the phenotypic characters of Euphorbia tirucalli Hoya Curly, which was different from the original phenotype. The research was conducted in the nursery of the Faculty of Agriculture, Universitas Muhammadiyah Jakarta, from August to November 2022. The doses of gamma irradiation used in this study were 0, 2, 4, 6, 8, 10, and 12 Gy. The results showed that the doses of gamma irradiation used in this study could not produce a diversity of quantitative or qualitative characters in the Hoya Curly kriwil fracture plant in 3-6 months observation. However, approximately one year later, changes were seen in the qualitative characters, namely in 4 and 10 Gy doses. At an irradiation dose of 4 Gy there were plants","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":"37 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139165437","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Bea Keluar ekspor biji kakao untuk meningkatkan ketersediaan bahan baku industri pengolahan kakao dalam negeri. Penerapan kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi industri pengolahan kakao. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing ekspor kakao olahan Indonesia dan spesialisasi perdagangan Indonesia dalam ekspor atau impor kakao olahan di negara tujuan utama dunia. Ruang lingkup penelitian ini meliputi kakao olahan dengan kode HS 1803 (cocoa paste), HS 1804 (cocoa butter), dan HS 1805 (cocoa powder). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Hasil perhitungan RCA menunjukan bahwa kakao olahan Indonesia memiliki keunggulan komparatif dengan nilai RCA seluruhnya lebih besar dari 1. Penelitian ini menunjukkan bahwa kakao olahan Indonesia memiliki daya saing yang tinggi. Posisi perdagangan cocoa paste, cocoa butter dan cocoa powder berada pada tahap kematangan di Amerika Serikat, China, Brazil, dan German), produk cocoa paste dan cocoa butter pada tahap pertumbuhan di Malaysia serta produk cocoa powder pada tahap substitusi impor di Malaysia.
{"title":"Analisis Daya Saing Kakao Olahan Indonesia di Negara Tujuan Utama Dunia","authors":"Lola Rahmadona, Dahlia Nauly","doi":"10.24853/jat.8.1.39-46","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.8.1.39-46","url":null,"abstract":"Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Bea Keluar ekspor biji kakao untuk meningkatkan ketersediaan bahan baku industri pengolahan kakao dalam negeri. Penerapan kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi industri pengolahan kakao. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing ekspor kakao olahan Indonesia dan spesialisasi perdagangan Indonesia dalam ekspor atau impor kakao olahan di negara tujuan utama dunia. Ruang lingkup penelitian ini meliputi kakao olahan dengan kode HS 1803 (cocoa paste), HS 1804 (cocoa butter), dan HS 1805 (cocoa powder). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Hasil perhitungan RCA menunjukan bahwa kakao olahan Indonesia memiliki keunggulan komparatif dengan nilai RCA seluruhnya lebih besar dari 1. Penelitian ini menunjukkan bahwa kakao olahan Indonesia memiliki daya saing yang tinggi. Posisi perdagangan cocoa paste, cocoa butter dan cocoa powder berada pada tahap kematangan di Amerika Serikat, China, Brazil, dan German), produk cocoa paste dan cocoa butter pada tahap pertumbuhan di Malaysia serta produk cocoa powder pada tahap substitusi impor di Malaysia.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42426687","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hama penghisap buah kakao (Helopeltis spp.) merupakan salah satu hama pada tanaman kakao. Serangan Helopeltis spp. menjadi penyebab utama dalam turunnya poduktivitas kakao. Petani dalam mengendalikan hama Helopeltis spp. masih menggunakan insektisida sintetik yang dapat berdampak negatif bagi lingkungan. Serai wangi dan daun mengkudu memiliki kandungan senyawa aktif yang dapat dijadikan sebagai insektisida nabati dan bersifat ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ekstrak yang paling efektif diantara ekstrak serai wangi, ekstrak daun mengkudu, dan kombinasi ekstrak keduanya dalam pengendalian hama penghisap buah kakao. Penelitian dilaksanakan pada November 2020 sampai dengan Februari 2021, di laboratorium Tanaman Politeknik Negeri Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Parameter yang diamati adalah mortalitas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak serai wangi, ekstrak daun mengkudu, kombinasi ekstrak serai wangi dan daun mengkudu berpotensi untuk mengendalikan hama Helopeltis spp.
{"title":"Potensi Ekstrak Serai Wangi dan Daun Mengkudu dalam Pengendalian Hama Penghisap Buah Kakao (Helopeltis spp.)","authors":"Dedi Supriyatdi, Dona Rizky Lovantineya, B. Utoyo","doi":"10.24853/jat.8.1.11-19","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.8.1.11-19","url":null,"abstract":"Hama penghisap buah kakao (Helopeltis spp.) merupakan salah satu hama pada tanaman kakao. Serangan Helopeltis spp. menjadi penyebab utama dalam turunnya poduktivitas kakao. Petani dalam mengendalikan hama Helopeltis spp. masih menggunakan insektisida sintetik yang dapat berdampak negatif bagi lingkungan. Serai wangi dan daun mengkudu memiliki kandungan senyawa aktif yang dapat dijadikan sebagai insektisida nabati dan bersifat ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ekstrak yang paling efektif diantara ekstrak serai wangi, ekstrak daun mengkudu, dan kombinasi ekstrak keduanya dalam pengendalian hama penghisap buah kakao. Penelitian dilaksanakan pada November 2020 sampai dengan Februari 2021, di laboratorium Tanaman Politeknik Negeri Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Parameter yang diamati adalah mortalitas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak serai wangi, ekstrak daun mengkudu, kombinasi ekstrak serai wangi dan daun mengkudu berpotensi untuk mengendalikan hama Helopeltis spp. ","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44919321","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buncis tegak (Phaseolus vulgaris L.) memiliki potensi dibudidayakan pada dataran rendah dengan kondisi suhu yang lebih tinggi. Pemberian naungan diharapkan dapat menurunkan suhu lingkungan tetapi informasi dampak morfo-anatomi pada daun buncis ternaungi masih terbatas. Tujuan penelitian adalah memperoleh informasi karakter daun buncis tegak sebagai respon adaptasi intensitas cahaya rendah. Lokasi Penelitian di Kebun Percobaan Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB, ketinggian lokasi 250 m dpl, dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai dengan Januari 2020. Desain percobaan Rancangan Petak Tersarang dua faktor empat ulangan. Faktor pertama net dengan intensitas menahan cahaya 25%, dan 50%, serta tanpa naungan (0%) sebagai kontrol. Faktor kedua yaitu buncis tegak varietas Balitsa 2, Balitsa 3, dan buncis rambat Lebat 3 sebagai pembanding. Hasil menunjukkan bahwa dengan menurunnya intensitas cahaya, maka luas daun meningkat, tebal daun dan tebal palisade menurun, jumlah stomata dan kerapatan stomata menurun. Hasil analisis pigmen menunjukkan daun buncis yang mendapat intensitas cahaya rendah cenderung beradaptasi untuk mengefisiensikan penangkapan cahaya dengan meningkatkan jumlah klorofil a, klorofil b, total kloroil, dan menurunkan nisbah klorofil a/b daun. Sedangkan pembentukan antosianin di bawah naungan menurunkan kemampuan efisiensi penangkapan cahaya.
{"title":"Karakter Daun Buncis Tegak sebagai Respon Adaptasi Intensitas Cahaya Rendah","authors":"Dian Diani Tanjung, H. Purnamawati, A. D. Susila","doi":"10.24853/jat.8.1.47-53","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.8.1.47-53","url":null,"abstract":"Buncis tegak (Phaseolus vulgaris L.) memiliki potensi dibudidayakan pada dataran rendah dengan kondisi suhu yang lebih tinggi. Pemberian naungan diharapkan dapat menurunkan suhu lingkungan tetapi informasi dampak morfo-anatomi pada daun buncis ternaungi masih terbatas. Tujuan penelitian adalah memperoleh informasi karakter daun buncis tegak sebagai respon adaptasi intensitas cahaya rendah. Lokasi Penelitian di Kebun Percobaan Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB, ketinggian lokasi 250 m dpl, dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai dengan Januari 2020. Desain percobaan Rancangan Petak Tersarang dua faktor empat ulangan. Faktor pertama net dengan intensitas menahan cahaya 25%, dan 50%, serta tanpa naungan (0%) sebagai kontrol. Faktor kedua yaitu buncis tegak varietas Balitsa 2, Balitsa 3, dan buncis rambat Lebat 3 sebagai pembanding. Hasil menunjukkan bahwa dengan menurunnya intensitas cahaya, maka luas daun meningkat, tebal daun dan tebal palisade menurun, jumlah stomata dan kerapatan stomata menurun. Hasil analisis pigmen menunjukkan daun buncis yang mendapat intensitas cahaya rendah cenderung beradaptasi untuk mengefisiensikan penangkapan cahaya dengan meningkatkan jumlah klorofil a, klorofil b, total kloroil, dan menurunkan nisbah klorofil a/b daun. Sedangkan pembentukan antosianin di bawah naungan menurunkan kemampuan efisiensi penangkapan cahaya.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48100577","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hielga Bariq Rosyadita, Ahmad Zamzami, Ridwan Diaguna
Kedelai merupakan komoditas penting di Indonesia yang produksi nasionalnya masih tergolong rendah sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan nasional. Produksi nasional dapat ditingkatkan dengan penggunaan benih bermutu. Mutu benih berkaitan dengan ukuran benih. Penelitian ini menguji pengaruh ukuran benih terhadap mutu benih kedelai. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal berupa ukuran benih. Taraf ukuran benih yang diuji adalah ukuran besar, sedang, kecil, dan campuran, diulang sebanyak tiga ulangan. Penelitian secara terpisah dilakukan terhadap varietas Grobogan dan Demas 1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran benih berpengaruh secara beragam terhadap beberapa peubah mutu benih. Ukuran benih Grobogan hanya berpengaruh terhadap bobot kering kecambah normal dengan ukuran benih besar merupakan yang terbaik. Sementara itu, ukuran kecil dan campuran pada Demas 1 menghasilkan indeks vigor, bobot kering kecambah normal, dan daya hantar listrik yang terbaik daripada ukuran lainnya. Benih Demas 1 ukuran kecil menunjukkan kemunduran vigor yang relatif lebih rendah setelah pengusangan cepat dibanding ukuran lain. Laju imbibisi dipengaruhi oleh luas penampang yang dibuktikan dengan varietas Grobogan yang memiliki ukuran lebih besar memiliki laju imbibisi yang juga lebih besar dibandingkan benih kedelai Demas 1. Pemilahan benih kedelai sebaiknya memperhatikan ukuran optimal pada masing-masing varietas karena akan berpengaruh terhadap mutu benihnya.
{"title":"Pemilahan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) serta Hubungan Ukuran Benih dengan Mutu Benih","authors":"Hielga Bariq Rosyadita, Ahmad Zamzami, Ridwan Diaguna","doi":"10.24853/jat.8.1.1-10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24853/jat.8.1.1-10","url":null,"abstract":"Kedelai merupakan komoditas penting di Indonesia yang produksi nasionalnya masih tergolong rendah sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan nasional. Produksi nasional dapat ditingkatkan dengan penggunaan benih bermutu. Mutu benih berkaitan dengan ukuran benih. Penelitian ini menguji pengaruh ukuran benih terhadap mutu benih kedelai. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal berupa ukuran benih. Taraf ukuran benih yang diuji adalah ukuran besar, sedang, kecil, dan campuran, diulang sebanyak tiga ulangan. Penelitian secara terpisah dilakukan terhadap varietas Grobogan dan Demas 1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran benih berpengaruh secara beragam terhadap beberapa peubah mutu benih. Ukuran benih Grobogan hanya berpengaruh terhadap bobot kering kecambah normal dengan ukuran benih besar merupakan yang terbaik. Sementara itu, ukuran kecil dan campuran pada Demas 1 menghasilkan indeks vigor, bobot kering kecambah normal, dan daya hantar listrik yang terbaik daripada ukuran lainnya. Benih Demas 1 ukuran kecil menunjukkan kemunduran vigor yang relatif lebih rendah setelah pengusangan cepat dibanding ukuran lain. Laju imbibisi dipengaruhi oleh luas penampang yang dibuktikan dengan varietas Grobogan yang memiliki ukuran lebih besar memiliki laju imbibisi yang juga lebih besar dibandingkan benih kedelai Demas 1. Pemilahan benih kedelai sebaiknya memperhatikan ukuran optimal pada masing-masing varietas karena akan berpengaruh terhadap mutu benihnya.","PeriodicalId":31935,"journal":{"name":"Jurnal Agrosains dan Teknologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48873309","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}