Kadek Agastia Dwi Paranatha, Putu Agus Bratayadnya, Amoga Lelo Octaviano
Dalam usaha melestarikan, memajukan serta menguatkan kembali nilai-nilai kearifan lokal yang bernafaskan kebudayaan Bali, Yayasan Janahita Mandala Ubud berkomitmen menjalankan kegiatan dan aktivitas dibidang sosial, kemanusiaan, keagamaan, pendidikan dan kebudayaan. Salah satu segmen kegiatan dari Yayasan Janahita Mandala Ubud yaitu Sarasastra, sebuah acara rembug sastra yang dilaksanakan setiap satu bulan yang didalamnya termuat buku sarasastra, bincang buku, dan juga konservasi naskah lontar. Kegiatan konservasi lontar hampir rutin dilaksanakan sebulan sekali oleh Yayasan Janahita Mandala guna untuk melestarikan naskah-naskah lontar kuno warisan leluhur Bali. Masyarakat Bali pada umumnya menyimpan lontar-lontar mereka begitu saja tanpa karena ketidaktahuan mereka tentang tata cara perawatan naskah lontar yang benar. Dari permasalahan tersebut memberikan inspirasi penulis untuk membuat karya fotografi story tentang cara pelestarian naskah lontar melalui kegiatan konservasi. Kajian sumber yang digunakan dalam penciptaan karya ini yaitu berupa buku, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan kegiatan konservasi naskah lontar dan fotografi story. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi secara langsung di Yayasan Janahita Mandala Ubud. Hasil dari karya foto yang telah dibuat diharapkan bisa memberi gambaran dan informasi kepada masyarakat tentang cara merawat naskah lontar lewat kegiatan konservasi. Kata Kunci : Konservasi, Lontar, Fotografi Story
{"title":"KONSERVASI NASKAH LONTAR DALAM FOTOGRAFI STORY","authors":"Kadek Agastia Dwi Paranatha, Putu Agus Bratayadnya, Amoga Lelo Octaviano","doi":"10.59997/rjf.v2i1.1305","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v2i1.1305","url":null,"abstract":"Dalam usaha melestarikan, memajukan serta menguatkan kembali nilai-nilai kearifan lokal yang bernafaskan kebudayaan Bali, Yayasan Janahita Mandala Ubud berkomitmen menjalankan kegiatan dan aktivitas dibidang sosial, kemanusiaan, keagamaan, pendidikan dan kebudayaan. Salah satu segmen kegiatan dari Yayasan Janahita Mandala Ubud yaitu Sarasastra, sebuah acara rembug sastra yang dilaksanakan setiap satu bulan yang didalamnya termuat buku sarasastra, bincang buku, dan juga konservasi naskah lontar. Kegiatan konservasi lontar hampir rutin dilaksanakan sebulan sekali oleh Yayasan Janahita Mandala guna untuk melestarikan naskah-naskah lontar kuno warisan leluhur Bali. Masyarakat Bali pada umumnya menyimpan lontar-lontar mereka begitu saja tanpa karena ketidaktahuan mereka tentang tata cara perawatan naskah lontar yang benar. Dari permasalahan tersebut memberikan inspirasi penulis untuk membuat karya fotografi story tentang cara pelestarian naskah lontar melalui kegiatan konservasi. Kajian sumber yang digunakan dalam penciptaan karya ini yaitu berupa buku, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan kegiatan konservasi naskah lontar dan fotografi story. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi secara langsung di Yayasan Janahita Mandala Ubud. Hasil dari karya foto yang telah dibuat diharapkan bisa memberi gambaran dan informasi kepada masyarakat tentang cara merawat naskah lontar lewat kegiatan konservasi. \u0000Kata Kunci : Konservasi, Lontar, Fotografi Story","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"443 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120972876","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Kadek, Budi Antara, Wayan Mudana, I. M. Saryana
Proses pembuatan mobil klasik tentunya merupakan suatu kegiatan yang jarang dijumpai oleh masyarakat umum dan sangat menarik untuk di dokumentasikan baik itu untuk kepentingan perusahaan maupun di publikasikan untuk kalangan masyarakat umum. Proses pembuatan mobil yang dibuat secara manual sehingga memakan waktu yang cukup panjang serta dan serta melalui tahapan-tahapan yang cukup menarik, sehingga perlu di abadikan secara lebih detail. Untuk memvisualisasikan proses pembuatan mobil Mercedes Benz 300 SL Gullwing dalam fotografi dokumenter di Tuksedo Studio menjadi karya yang unik dan meraik. Pembuatan Mobil Mercedes Benz 300 SL Gullwing di Tuksedo Studio menjadi wadah dan referensi untuk menuangkan ide dalam membuat foto dokumenter. Dalam mencipta karya fotografi dokumenter ini menerapkan metode EDFAT. Tujuan penerapan EDFAT ialah menggambarkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemotretan guna mendapatkan foto-foto yang komprehensif, variatif, baik dari sisi fotografis maupun dari segi pemaparan kejadian atau peristiwa. Juga dengan melalui beberapa tahapan proses kreatif yaitu eksplorasi, eksperimentasi, dan perwujudan. Metode dan tahapan tersebut di lalui guna mendapatkan karya visual yang sesuai dengan keinginan, tahapan proses penciptaan yang telah dilalui, pada akhirnya dapat memberikan penyampaian bagaimana cara memvisualkan proses pembuatan mobil Mercedes Benz 300SL Gullwing dalam fotografi dokumenter.
{"title":"VISUALISASI PROSES PEMBUATAN MOBIL MERCEDEZ-BENZ 300SL GULLWING DI TUKSEDO STUDIO DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER","authors":"I. Kadek, Budi Antara, Wayan Mudana, I. M. Saryana","doi":"10.59997/rjf.v2i1.1239","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v2i1.1239","url":null,"abstract":"Proses pembuatan mobil klasik tentunya merupakan suatu kegiatan yang jarang dijumpai oleh masyarakat umum dan sangat menarik untuk di dokumentasikan baik itu untuk kepentingan perusahaan maupun di publikasikan untuk kalangan masyarakat umum. Proses pembuatan mobil yang dibuat secara manual sehingga memakan waktu yang cukup panjang serta dan serta melalui tahapan-tahapan yang cukup menarik, sehingga perlu di abadikan secara lebih detail. Untuk memvisualisasikan proses pembuatan mobil Mercedes Benz 300 SL Gullwing dalam fotografi dokumenter di Tuksedo Studio menjadi karya yang unik dan meraik. Pembuatan Mobil Mercedes Benz 300 SL Gullwing di Tuksedo Studio menjadi wadah dan referensi untuk menuangkan ide dalam membuat foto dokumenter. \u0000Dalam mencipta karya fotografi dokumenter ini menerapkan metode EDFAT. Tujuan penerapan EDFAT ialah menggambarkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemotretan guna mendapatkan foto-foto yang komprehensif, variatif, baik dari sisi fotografis maupun dari segi pemaparan kejadian atau peristiwa. Juga dengan melalui beberapa tahapan proses kreatif yaitu eksplorasi, eksperimentasi, dan perwujudan. \u0000Metode dan tahapan tersebut di lalui guna mendapatkan karya visual yang sesuai dengan keinginan, tahapan proses penciptaan yang telah dilalui, pada akhirnya dapat memberikan penyampaian bagaimana cara memvisualkan proses pembuatan mobil Mercedes Benz 300SL Gullwing dalam fotografi dokumenter.","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132828960","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
studi/proyek independen yang berjudul visualisasi buruh bangunan dalam karya fotografi ekspresi. Penulis menyadari bahwa stigma buruh bangunan masih sangat melekat dimasyarakat, hal tersebut membuat penulis ingin mengangkat buruh bangunan sebagai visualisasi buruh bangunan dalam fotografi ekspresi. Penciptaan karya tersebut bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap fotografi ekspresi. Hal tersebut bermanfaat untuk mengembangkan kreatifitas serta ketrampilan dalam penyajian karya fotografi ekspresi. fotografi ekspresi adalah sebuah karya fotografi yang terkonsep dengan objek yang terpilih serta yang diproses dan dihadirkan bagi kepentingan si pemotretnya dengan luapan ekspresi artistik dirinya, maka karya tersebut bisa menjadi sebuah karya fotografi ekspresi. Dalam hal ini karya fotografi tersebut dimaknai sebagai suatu medium ekspresi yang menampilkan jati diri si pemotretnya dalam proses penciptaan karya fotografi seni. Karya fotografi yang diciptakannya lebih merupakan karya seni murni fotografi (fine art photography) karena bentuk penampilannya yang menitik beratkan pada nilai ekspresif-estetis seni itu sendiri. (Soedjono,2006) Dalam melakukan penciptaan karya fotografi tersebut penulis ingin mengubah pandangan masyarakat tentang buruh bangunan dan juga mengubah stigma yang ada di masyarakat, sehingga buruh bangunan bisa lebih dihargai dan diapresiasi dalam bentuk apapun. Kenapa penulis memilih fotografi ekspresi dengan menggunakan teknik kolase, dikarenakan penulis ingin bereksperimen dalam bentuk dan objek- objek lain serta penulis juga ingin mengembangkan diri sebagai pengiat seni dalam bidang fotografi dengan tujuan mencari jati diri. Penulis menginginkan karya yang dibuat ini kedepannya dapat digunakan untuk menjadi ajaran serta dapat menginspirasi masyarakat dalam penciptaan karya fotografi ekspresi.
{"title":"VISUALISASI BURUH BANGUNAN DALAM KARYA FOTOGRAFI EKSPRESI","authors":"Rahmat Putra Giantoro, Anis Raharjo, I. Pramana","doi":"10.59997/rjf.v2i1.1293","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v2i1.1293","url":null,"abstract":"studi/proyek independen yang berjudul visualisasi buruh bangunan dalam karya fotografi ekspresi. Penulis menyadari bahwa stigma buruh bangunan masih sangat melekat dimasyarakat, hal tersebut membuat penulis ingin mengangkat buruh bangunan sebagai visualisasi buruh bangunan dalam fotografi ekspresi. Penciptaan karya tersebut bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap fotografi ekspresi. Hal tersebut bermanfaat untuk mengembangkan kreatifitas serta ketrampilan dalam penyajian karya fotografi ekspresi. \u0000fotografi ekspresi adalah sebuah karya fotografi yang terkonsep dengan objek yang terpilih serta yang diproses dan dihadirkan bagi kepentingan si pemotretnya dengan luapan ekspresi artistik dirinya, maka karya tersebut bisa menjadi sebuah karya fotografi ekspresi. Dalam hal ini karya fotografi tersebut dimaknai sebagai suatu medium ekspresi yang menampilkan jati diri si pemotretnya dalam proses penciptaan karya fotografi seni. Karya fotografi yang diciptakannya lebih merupakan karya seni murni fotografi (fine art photography) karena bentuk penampilannya yang menitik beratkan pada nilai ekspresif-estetis seni itu sendiri. (Soedjono,2006) \u0000Dalam melakukan penciptaan karya fotografi tersebut penulis ingin mengubah pandangan masyarakat tentang buruh bangunan dan juga mengubah stigma yang ada di masyarakat, sehingga buruh bangunan bisa lebih dihargai dan diapresiasi dalam bentuk apapun. Kenapa penulis memilih fotografi ekspresi dengan menggunakan teknik kolase, dikarenakan penulis ingin bereksperimen dalam bentuk dan objek- objek lain serta penulis juga ingin mengembangkan diri sebagai pengiat seni dalam bidang fotografi dengan tujuan mencari jati diri. Penulis menginginkan karya yang dibuat ini kedepannya dapat digunakan untuk menjadi ajaran serta dapat menginspirasi masyarakat dalam penciptaan karya fotografi ekspresi.","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124077948","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Di Bali sendiri sudah terdapat Yayasan khusus untuk orang orang dengan keterbatasan fisik atau penyandang disabilitas. Salah satunya adalah Yayasan Bunga Bali yang merawat penyandang disabilitas seperti tuna daksa, tuna rungu, dan tuna wicara. Disabilitas yang sudah sembuh dan mempunyai keluarga dapat kembali pulang ke rumahnya. Dengan sembuhnya kondisi mental maupun fisik dapat membuat mereka memiliki sebuah kelebihan. Sebab mereka tidak bisa terus menerus bertumpu pada keluarga mereka yang entah kapan bisa menemani dan merawat mereka. Ada beberapa penyandang disabilitas yang sudah keluar dari Yayasan dan mencari pekerjaannya dengan mandiri, ini merupakan hal yang positif dan dapatt digunakan sebagai contoh untuk para penyandang disabilitas lainnya agar bisa menjadi seperti mereka. Dari permasalahan tersebut memberikan inspirasi penulis sebagai ide dalam pembuatan karya foto yang dituangkan kedalam fotografi essay dengan teknik kolase dan foto hitam putih. Tujuan dari penelitian terfokus pada bagaimana penyandang disabilitas aktif dapat memeberikan semangat dan motivasi bagi disabilitas lainnya. Metode pelaksanaan yang digunakan bersumber dari data yang didapat dari wawancara, obervasi, dan analisis data. Hasil dari penelitan ini adalah 8 karya foto essay mengenai disabilias akif dari beberapa kabupaten yang ada di Bali. Karya foto yang telah dibuat diharapkan bisa memberikan gambaran kepada disabilitas lainnya serta masyrakat tentang bagaimana para disabilitas dengan keterbatasan yang mereka miliki bisa hidup mandiri dari usaha dan hasil kerja kerasnya.
{"title":"DI BALIK KETERBATASAN PARA PENYANDANG DISABILITAS BALI DALAM FOTOGRAFI ESSAY","authors":"S. Arimbawa, I. M. Saryana, Putu Agus Bratayadnya","doi":"10.59997/rjf.v2i1.1223","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v2i1.1223","url":null,"abstract":"Di Bali sendiri sudah terdapat Yayasan khusus untuk orang orang dengan keterbatasan fisik atau penyandang disabilitas. Salah satunya adalah Yayasan Bunga Bali yang merawat penyandang disabilitas seperti tuna daksa, tuna rungu, dan tuna wicara. Disabilitas yang sudah sembuh dan mempunyai keluarga dapat kembali pulang ke rumahnya. Dengan sembuhnya kondisi mental maupun fisik dapat membuat mereka memiliki sebuah kelebihan. Sebab mereka tidak bisa terus menerus bertumpu pada keluarga mereka yang entah kapan bisa menemani dan merawat mereka. Ada beberapa penyandang disabilitas yang sudah keluar dari Yayasan dan mencari pekerjaannya dengan mandiri, ini merupakan hal yang positif dan dapatt digunakan sebagai contoh untuk para penyandang disabilitas lainnya agar bisa menjadi seperti mereka. Dari permasalahan tersebut memberikan inspirasi penulis sebagai ide dalam pembuatan karya foto yang dituangkan kedalam fotografi essay dengan teknik kolase dan foto hitam putih. Tujuan dari penelitian terfokus pada bagaimana penyandang disabilitas aktif dapat memeberikan semangat dan motivasi bagi disabilitas lainnya. Metode pelaksanaan yang digunakan bersumber dari data yang didapat dari wawancara, obervasi, dan analisis data. Hasil dari penelitan ini adalah 8 karya foto essay mengenai disabilias akif dari beberapa kabupaten yang ada di Bali. Karya foto yang telah dibuat diharapkan bisa memberikan gambaran kepada disabilitas lainnya serta masyrakat tentang bagaimana para disabilitas dengan keterbatasan yang mereka miliki bisa hidup mandiri dari usaha dan hasil kerja kerasnya.","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"319 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132977012","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dewa Putu Gede Suryantara, I. M. Saryana, Anis Raharjo
Reka Jana merupakan salah satu program kegiatan di Yayasan Janahita Mandala Ubud, yang berfokus untuk menanamkan kesenian dan kebudayaan lokal Membaca dan Menulis Aksara Bali serta belajar Bahasa Bali untuk anak – anak sejak usia dini. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang, menyebabkan keberadaan seni dan budaya lokal mengalami pergeseran salah satu contohnya kebanyakan anak – anak mulai mengikuti cara berpakaian dan bahasa budaya barat. Oleh karena itu, program Reka Jana diharapkan dapat menanamkan kembali kesenian dan kebudayaan lokal setempat kepada anak – anak melalui kegiatan membaca dan menulis Aksara Bali yang diperuntukkan untuk anak – anak usia 5 – remaja smp, serta pementasan Tari Dolana Anak yang berisi pembelajaran mengenai penggunaan Bahasa Bali yang diperuntukan untuk anak usia 5 – 8 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenalkan, memberikan wawasan, membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap seni dan budaya Bali, serta untuk menambah wawasan bagi penulis. Sedangkan manfaatnya dapat meningkatkan, pengetahuan, wawasan seni dan budaya, serta dapat menarik minat generasi muda dan masyarakat untuk melestarikan seni dan budaya Bali. Dalam penelitian ini digunakan metode observasi, studi pustaka/wawancara, pemotretan, finising, dengan menghasilkan beberapa karya fotografi dokumenter. Sedangkan untuk menganalisis karya penulis menggunakan Teori Edfat, serta Estetika, dalam tatanan idesional dan teknikal.
{"title":"REKA JANA DI YAYASAN JANAHITA MANDALA UBUD DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER","authors":"Dewa Putu Gede Suryantara, I. M. Saryana, Anis Raharjo","doi":"10.59997/rjf.v2i1.1427","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v2i1.1427","url":null,"abstract":"Reka Jana merupakan salah satu program kegiatan di Yayasan Janahita Mandala Ubud, yang berfokus untuk menanamkan kesenian dan kebudayaan lokal Membaca dan Menulis Aksara Bali serta belajar Bahasa Bali untuk anak – anak sejak usia dini. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang, menyebabkan keberadaan seni dan budaya lokal mengalami pergeseran salah satu contohnya kebanyakan anak – anak mulai mengikuti cara berpakaian dan bahasa budaya barat. Oleh karena itu, program Reka Jana diharapkan dapat menanamkan kembali kesenian dan kebudayaan lokal setempat kepada anak – anak melalui kegiatan membaca dan menulis Aksara Bali yang diperuntukkan untuk anak – anak usia 5 – remaja smp, serta pementasan Tari Dolana Anak yang berisi pembelajaran mengenai penggunaan Bahasa Bali yang diperuntukan untuk anak usia 5 – 8 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenalkan, memberikan wawasan, membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap seni dan budaya Bali, serta untuk menambah wawasan bagi penulis. Sedangkan manfaatnya dapat meningkatkan, pengetahuan, wawasan seni dan budaya, serta dapat menarik minat generasi muda dan masyarakat untuk melestarikan seni dan budaya Bali. Dalam penelitian ini digunakan metode observasi, studi pustaka/wawancara, pemotretan, finising, dengan menghasilkan beberapa karya fotografi dokumenter. Sedangkan untuk menganalisis karya penulis menggunakan Teori Edfat, serta Estetika, dalam tatanan idesional dan teknikal.","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125573662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Saat teknologi semakin canggih dan informasi sudah sangat mudah didapatkan salah satunya e-book melalui internet. Penulisan menggunakan lontar yang telah diwariskan mulai tertinggal digantikan oleh buku dan e-book. Sehubungan dengan praktik kerja program kegiatan MBKM di tempat magang Yayasan Janahita Mandala Ubud. Penulis mendokumentasikan foto program kegiatan yaitu Sarasastra dan konservasi naskah lontar. Dalam melakukan kegiatan tersebut penulis menyadari kekurangan daya minat dan informasi dari masyarakat mengenai naskah lontar sehingga kurangnya minat untuk melestarikan warisan budaya leluhur. Oleh karena itu, penulis membuat karya fotografi story yang berjudul “Proses Penulisan Lontar Tutur Aji Saraswati Karya Ida Bagus Oka Manobhawa Dalam Fotografi Story” yang mengilustrasikan tentang proses penulisan naskah lontar dari awal hingga selesai. Dalam pemotretan diawali dengan foto rumah pengawi, proses penulisan lontar, dan yang terakhir hasil jadi naskah lontar. Penulis melakukan studi pustaka melalui buku, jurnal, dan website serta melakukan observasi mengenai penulisan naskah lontar dan melakukan wawancara secara langsung. Penulis juga menggunakan teori EDFAT dan teori estetika dalam proses penciptaan karya foto. Dalam proses pemotretan penulis menerapkan beberapa teknik fotografi salah satunya yaitu teknik motion blur, dan pencahayaan melalui cahaya matahari dan flash eksternal. Diharapkan hasil foto penelitian dapat dilihat oleh masyarakat untuk ikut tertarik berkontribusi dalam pelestarian warisan budaya, sehingga tidak hilang seiring berjalannya waktu dalam perkembangan teknologi dan informasi yang cepat.
{"title":"PROSES PENULISAN LONTAR TUTUR AJI SARASWATI KARYA IDA BAGUS OKA MANOBHAWA DALAM FOTOGRAFI STORY","authors":"Kadek Dwiki Krishna Permana, Anis Raharjo, Bayu Pramana","doi":"10.59997/rjf.v2i1.1317","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v2i1.1317","url":null,"abstract":"Saat teknologi semakin canggih dan informasi sudah sangat mudah didapatkan salah satunya e-book melalui internet. Penulisan menggunakan lontar yang telah diwariskan mulai tertinggal digantikan oleh buku dan e-book. Sehubungan dengan praktik kerja program kegiatan MBKM di tempat magang Yayasan Janahita Mandala Ubud. Penulis mendokumentasikan foto program kegiatan yaitu Sarasastra dan konservasi naskah lontar. Dalam melakukan kegiatan tersebut penulis menyadari kekurangan daya minat dan informasi dari masyarakat mengenai naskah lontar sehingga kurangnya minat untuk melestarikan warisan budaya leluhur. Oleh karena itu, penulis membuat karya fotografi story yang berjudul “Proses Penulisan Lontar Tutur Aji Saraswati Karya Ida Bagus Oka Manobhawa Dalam Fotografi Story” yang mengilustrasikan tentang proses penulisan naskah lontar dari awal hingga selesai. Dalam pemotretan diawali dengan foto rumah pengawi, proses penulisan lontar, dan yang terakhir hasil jadi naskah lontar. Penulis melakukan studi pustaka melalui buku, jurnal, dan website serta melakukan observasi mengenai penulisan naskah lontar dan melakukan wawancara secara langsung. Penulis juga menggunakan teori EDFAT dan teori estetika dalam proses penciptaan karya foto. Dalam proses pemotretan penulis menerapkan beberapa teknik fotografi salah satunya yaitu teknik motion blur, dan pencahayaan melalui cahaya matahari dan flash eksternal. Diharapkan hasil foto penelitian dapat dilihat oleh masyarakat untuk ikut tertarik berkontribusi dalam pelestarian warisan budaya, sehingga tidak hilang seiring berjalannya waktu dalam perkembangan teknologi dan informasi yang cepat.","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123582825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. D. G. M. Sudaya, Amoga Lelo Octaviano, Anis Raharjo
Dimsum awalnya adalah camilan atau kudapan penduduk Tiongkok di wilayah selatan, termasuk Hong Kong yang banyak dihuni oleh orang-orang Kanton, karena inilah, orang Kanton disebut sebagai pencipta dimsum. Melalui fotografi didasarkan pada penelitian ini penulis ingin untuk menambah wawasan serta pengetahuan masyarakat apa itu makanan dimsum serta mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai karya foto yang terinspirasi dari makanan dimsum. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan focus penelitian pada makanan dimsum yang proses pembuatan karyanya diabadikan melalui food photography. Adapun pelaksanaanya dilakukan dengan menggali data, analisis data dan penyajian hasil analisis data. Proses penggalian data dapat ditempuh melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menghasilkan suatu karya melalui visualisasi gambar dari makanan dimsum menjadi suatu karya foto dengan nuansa modern. Melalui penelitian ini pembaca ataupun masyarakat luas dapat menemukan suatu opsi dalam menyebarluaskan cara promosi dari makanan dimsum.
{"title":"MAKANAN DIMSUM DALAM KARYA FOOD PHOTOGRAPHY","authors":"I. D. G. M. Sudaya, Amoga Lelo Octaviano, Anis Raharjo","doi":"10.59997/rjf.v2i1.1299","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v2i1.1299","url":null,"abstract":"Dimsum awalnya adalah camilan atau kudapan penduduk Tiongkok di wilayah selatan, termasuk Hong Kong yang banyak dihuni oleh orang-orang Kanton, karena inilah, orang Kanton disebut sebagai pencipta dimsum. Melalui fotografi didasarkan pada penelitian ini penulis ingin untuk menambah wawasan serta pengetahuan masyarakat apa itu makanan dimsum serta mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai karya foto yang terinspirasi dari makanan dimsum. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan focus penelitian pada makanan dimsum yang proses pembuatan karyanya diabadikan melalui food photography. Adapun pelaksanaanya dilakukan dengan menggali data, analisis data dan penyajian hasil analisis data. Proses penggalian data dapat ditempuh melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menghasilkan suatu karya melalui visualisasi gambar dari makanan dimsum menjadi suatu karya foto dengan nuansa modern. Melalui penelitian ini pembaca ataupun masyarakat luas dapat menemukan suatu opsi dalam menyebarluaskan cara promosi dari makanan dimsum.","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131310939","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Komang Diandika Darma Wiragasandhi, Cok Istri Puspawati Nindhia, Ida Bagus Candrayana
Yayasan Janahita Mandala Ubud didirikan oleh Bapak Drs. Tjokorda Gde Putra Sukawati dan Bapak Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si pada penghujung tahun 2020. Dalam usaha melestarikan, memajukan serta menguatkan kembali nilai-nilai kearifan lokal yang bernafaskan Kebudayaan Bali. Kegiatan Sarasastra dalam Fotografi Dokumenter memuat tentang dokumentasi dalam rangkaian kegiatan Acara Sarasastra Tahun 2021 dalam melakukan dokumentasi pembuatan foto menerapkan teknik – teknik dalam fotografi. Dokumentasi kegiatan Acara Sarasastra Tahun 2021 untuk mempelajari lebih lanjut tentang Sarasastra dalam upaya mengemas Program ini kedalam bidang Fotografi, sehingga dapat dinikmati atau dilihat secara visual tanpa merekayasa kejadian agar masyarakat tetap dapat menikmati keaslian dari tiap proses rangkaian acara Sarasastra. Pengumpulan data dengan melakukan metode wawancara dan observasi langusng yang berkaitan dengan Sarasastra Tahun 2021 agar memperoleh data yag relevan. Proses memvisualisasikan kegiatan Sarasastra ke dalam fotografi dokumenter dengan melakukan pendokumentasian setiap rangkaian kegiatan yang berlangsung selama acara dengan menerapkan teknik fotografi agar foto yang dihasilkan terlihat menarik dan infprmatif kepada masyarakat. Kata Kunci : Yayasan Janahita Mandala Ubud, Sarasastra, teknik fotografi, fotografi dokumenter, dokumentasi
Janahita man荼罗基金会是由Drs先生建立的。舒瓦蒂的儿子Tjokorda Gde和Ir教授。Tjokorda Oka Ardhana Sukawati, M.Si在2020年底。在保护、促进和恢复巴厘岛文化的本土智慧价值观的过程中。《神经纪录片》中的文献记载于2021年的一系列紧张的照片制作过程中使用技术——技术的照片制作记录。记录2021年的莎拉文学活动,以了解更多的萨拉文理活动,以将该项目包装成摄影作品,使其能够在不模拟事件的情况下享受或在视觉上看到,从而使人们能够在不同的事件中体验到莎拉文理活动的真实性。数据收集是通过2021年与神经相关的常规采访和观察方法进行的,以获得相关数据。将神经文学活动形象化到纪录片摄影中,通过对事件过程中发生的每一组活动进行制片,将其摄影技术应用于公众,使其照片具有吸引力和红外线。关键词:Janahita man荼罗基金会,神经文学,摄影技术,摄影纪录片,纪录片
{"title":"KEGIATAN SARASASTRA DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER","authors":"Komang Diandika Darma Wiragasandhi, Cok Istri Puspawati Nindhia, Ida Bagus Candrayana","doi":"10.59997/rjf.v2i1.1248","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v2i1.1248","url":null,"abstract":"Yayasan Janahita Mandala Ubud didirikan oleh Bapak Drs. Tjokorda Gde Putra Sukawati dan Bapak Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si pada penghujung tahun 2020. Dalam usaha melestarikan, memajukan serta menguatkan kembali nilai-nilai kearifan lokal yang bernafaskan Kebudayaan Bali. Kegiatan Sarasastra dalam Fotografi Dokumenter memuat tentang dokumentasi dalam rangkaian kegiatan Acara Sarasastra Tahun 2021 dalam melakukan dokumentasi pembuatan foto menerapkan teknik – teknik dalam fotografi. Dokumentasi kegiatan Acara Sarasastra Tahun 2021 untuk mempelajari lebih lanjut tentang Sarasastra dalam upaya mengemas Program ini kedalam bidang Fotografi, sehingga dapat dinikmati atau dilihat secara visual tanpa merekayasa kejadian agar masyarakat tetap dapat menikmati keaslian dari tiap proses rangkaian acara Sarasastra. Pengumpulan data dengan melakukan metode wawancara dan observasi langusng yang berkaitan dengan Sarasastra Tahun 2021 agar memperoleh data yag relevan. Proses memvisualisasikan kegiatan Sarasastra ke dalam fotografi dokumenter dengan melakukan pendokumentasian setiap rangkaian kegiatan yang berlangsung selama acara dengan menerapkan teknik fotografi agar foto yang dihasilkan terlihat menarik dan infprmatif kepada masyarakat. \u0000 \u0000Kata Kunci : Yayasan Janahita Mandala Ubud, Sarasastra, teknik fotografi, fotografi dokumenter, dokumentasi","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114460350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gede Ardawa Putra Wicaksana, Wayan Mudra, I. M. Saryana
Mobil Porsche 356 adalah mobil dua pintu , mesin berpenggerak dibagian belakang. Mobil ini tersedia dalam versi hardtop coupe dan convertible .Inovasi teknik terus berlanjut selama bertahun-tahun produksinya, dimana Porsche 356 merupakan kendaraan yang diproduksi oleh perusahaan jerman sejak tahun 1948 hingga 1965 untuk pasaran global, mobil ini dirakit di Stuttgart, Jerman berkontribusi pada kesuksesan dan popularitas mobil sport ikonik ini Meski Porsche 356 kini sudah tidak diproduksi lagi, namun hingga saat ini masih banyak diminati oleh para kolektor mobil dunia. Ada juga perusahaan yang punya ide untuk bisa mereproduksi mobil klasik tersebut, salah satunya PT.Tuksedo Studio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara kerja dan interaksi di Tuksedo Studio melalui program MBKM, untuk mengetahui proses pemotretan mobil Porsche 356 Coupe menerapkan teknik dan komposisi di Tuksedo studio.Manfaat dari penelitian ini adalah bagi mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara teoritis praktisi. Bagi lembaga ISI Denpasar dapat menambah referensi serta bagi masyarakat menambah informasi tentang pemotretan mobil Porsche 356 Coupe di Tuksedo Studio. Metode yang digunakan adalah observasi, studi pustaka, wawancara.Penelitian ini menghasilkan 15 karya fotografi. Adapun teknik yang digunakan oleh penulis dalam penciptaan karya Mobil Porsche 356 Coupe ini adalah eye level,high angle, low angle serta close up untuk detailnya dan permainan komposisi saat pemotretan untuk menghasilkan foto yang terlihat menarik. Proses pemotretan diawali set up tempat, menyiapkan lampu, mengatur posisi mobil, dan proses tahap pemotretan .
{"title":"PEMOTRETAN MOBIL PORSCHE 356 COUPE DI TUKSEDO STUDIO","authors":"Gede Ardawa Putra Wicaksana, Wayan Mudra, I. M. Saryana","doi":"10.59997/rjf.v2i1.1289","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v2i1.1289","url":null,"abstract":"Mobil Porsche 356 adalah mobil dua pintu , mesin berpenggerak dibagian belakang. Mobil ini tersedia dalam versi hardtop coupe dan convertible .Inovasi teknik terus berlanjut selama bertahun-tahun produksinya, dimana Porsche 356 merupakan kendaraan yang diproduksi oleh perusahaan jerman sejak tahun 1948 hingga 1965 untuk pasaran global, mobil ini dirakit di Stuttgart, Jerman berkontribusi pada kesuksesan dan popularitas mobil sport ikonik ini Meski Porsche 356 kini sudah tidak diproduksi lagi, namun hingga saat ini masih banyak diminati oleh para kolektor mobil dunia. Ada juga perusahaan yang punya ide untuk bisa mereproduksi mobil klasik tersebut, salah satunya PT.Tuksedo Studio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara kerja dan interaksi di Tuksedo Studio melalui program MBKM, untuk mengetahui proses pemotretan mobil Porsche 356 Coupe menerapkan teknik dan komposisi di Tuksedo studio.Manfaat dari penelitian ini adalah bagi mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara teoritis praktisi. Bagi lembaga ISI Denpasar dapat menambah referensi serta bagi masyarakat menambah informasi tentang pemotretan mobil Porsche 356 Coupe di Tuksedo Studio. Metode yang digunakan adalah observasi, studi pustaka, wawancara.Penelitian ini menghasilkan 15 karya fotografi. Adapun teknik yang digunakan oleh penulis dalam penciptaan karya Mobil Porsche 356 Coupe ini adalah eye level,high angle, low angle serta close up untuk detailnya dan permainan komposisi saat pemotretan untuk menghasilkan foto yang terlihat menarik. Proses pemotretan diawali set up tempat, menyiapkan lampu, mengatur posisi mobil, dan proses tahap pemotretan .","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131556013","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kadek Dwi Dama Saputra, Anis Raharjo, Putu Agus Bratayadnya
Masalah lingkungan dapat berakibat pada rusaknya alam yang berharga seperti hutan, sungai, pantai dan lain-lain, selain itu masalah lingkungan juga dapat merusak keragaman hayati yang sangat penting untuk manusia. Ibu Pertiwi sebagai simbol dari alam yang subur dalam menghidupi makhluk hidup di dalamnya. Untuk menyampaikan makna yang terkandung dalam karya visualisasi Dewi Pertiwi, pencipta menyampaikan makna yang terkandung yang ada di dalam karya Dewi Pertiwi dalam fotografi ekspresi, agar dapat dipahami oleh khalayak umum. Dalam penciptaan karya ini pencipta menggunakan teknik digital imaging. Pencipta menggunakan metode eksplorasi dan metode observasi. Dalam menerjemahkan Visualisasi Dewi Pertiwi kedalam karya visual, pencipta menggunakan teori semiotika yang tidak hanya mengkaji pada tingkatan denotatif hingga tingkatan konotatif, selain itu untuk membangun nilai estetika dalam karya ini pencipta menggunakan teori estetika fotografi. Dalam penyusunan karya tersebut juga memperhatikan unsur-unsur visualnya. Unsur-unsur visual dalam karya ini lebih banyak memperlihatkan kerusakaan alam dari 4 unsur elemen yang ada dalam Panca Maha Butha yaitu, api, tanah, air, udara, disertai dengan warna,tekstur dan garis yang disetting oleh pencipta kedalam pengolahan gambar. Selain unsur tersebut karya ini juga mengutamakan komposisi, keseimbangan, kerumitan agar mencapai sebuah kesatuan dalam mewujudkan Visualisasi Dewi Pertiwi Dalam Fotografi Ekspresi ini. Adapun pesan yang disampaikan dalam karya ini, agar suatu saat karya fotografi dapat digunakan sebagai cerminan terhadap apa yang terjadi pada alam saat ini, diantaranya segabai bentuk penyadaran, pengingat dan pentingnya menjaga alam. Dalam pembuatan setiap karya pasti memiliki nilai makna dan nilai keindahan pada setiap karyanya, agar fotografi dapat diterima lebih luas oleh masyrakat. Kata Kunci : Visualisasi, Dewi Pertiwi, Fotografi Ekspresi
环境问题会导致破坏森林、河流、海滩等宝贵自然资源,此外,环境问题也会破坏对人类至关重要的生物多样性。作为地球母亲在地球上繁衍生息的象征。为了传达特维的形象作品中所体现的意义,造物主传达了特维女神表达摄影作品中所体现的意义,以便于公众理解。在创作过程中,创作者使用数字成像技术。造物主使用探索和观察方法。在将大地女神的形象化翻译成视觉作品时,造物主采用了符号学理论,它不仅从宗派到内涵学,而且还利用摄影美学理论来建立审美价值。在准备过程中也会注意到视觉元素。这项工作的视觉元素更充分地展示了Panca Maha Butha的四种元素的自然损伤,即火、土、水、空气,以及造物主在图像处理中插入的颜色、纹理和线条。除了这些元素之外,它还把组成、平衡和复杂性放在一起,以体现大自然母亲的形象形象的表达中。至于这些作品所传达的信息,这样摄影作品就有一天可以用来反映自然界中正在发生的一切,包括各种形式的探索、提醒和保护自然的重要性。在创作每一件作品时,都必须赋予其意义和美感,以便将摄影更广泛地融入公众。关键词:可视化,大自然母亲,摄影表达
{"title":"VISUALISASI DEWI PERTIWI DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI","authors":"Kadek Dwi Dama Saputra, Anis Raharjo, Putu Agus Bratayadnya","doi":"10.59997/rjf.v1i2.789","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i2.789","url":null,"abstract":"Masalah lingkungan dapat berakibat pada rusaknya alam yang berharga seperti hutan, sungai, pantai dan lain-lain, selain itu masalah lingkungan juga dapat merusak keragaman hayati yang sangat penting untuk manusia. Ibu Pertiwi sebagai simbol dari alam yang subur dalam menghidupi makhluk hidup di dalamnya. Untuk menyampaikan makna yang terkandung dalam karya visualisasi Dewi Pertiwi, pencipta menyampaikan makna yang terkandung yang ada di dalam karya Dewi Pertiwi dalam fotografi ekspresi, agar dapat dipahami oleh khalayak umum. Dalam penciptaan karya ini pencipta menggunakan teknik digital imaging. \u0000Pencipta menggunakan metode eksplorasi dan metode observasi. Dalam menerjemahkan Visualisasi Dewi Pertiwi kedalam karya visual, pencipta menggunakan teori semiotika yang tidak hanya mengkaji pada tingkatan denotatif hingga tingkatan konotatif, selain itu untuk membangun nilai estetika dalam karya ini pencipta menggunakan teori estetika fotografi. Dalam penyusunan karya tersebut juga memperhatikan unsur-unsur visualnya. Unsur-unsur visual dalam karya ini lebih banyak memperlihatkan kerusakaan alam dari 4 unsur elemen yang ada dalam Panca Maha Butha yaitu, api, tanah, air, udara, disertai dengan warna,tekstur dan garis yang disetting oleh pencipta kedalam pengolahan gambar. Selain unsur tersebut karya ini juga mengutamakan komposisi, keseimbangan, kerumitan agar mencapai sebuah kesatuan dalam mewujudkan Visualisasi Dewi Pertiwi Dalam Fotografi Ekspresi ini. \u0000Adapun pesan yang disampaikan dalam karya ini, agar suatu saat karya fotografi dapat digunakan sebagai cerminan terhadap apa yang terjadi pada alam saat ini, diantaranya segabai bentuk penyadaran, pengingat dan pentingnya menjaga alam. Dalam pembuatan setiap karya pasti memiliki nilai makna dan nilai keindahan pada setiap karyanya, agar fotografi dapat diterima lebih luas oleh masyrakat. \u0000Kata Kunci : Visualisasi, Dewi Pertiwi, Fotografi Ekspresi","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131417337","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}