Aditya Novianto Suwardi, I. M. Saryana, Cok Istri Puspawati Nindhia
Jember merupakan Kabupaten yang terletak di propinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Jember kaya akan objek wisata yang dapat diandalkan dan memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan di masa mendatang. Terdapat bermacam-macam objek wisata alam yang banyak menyimpan surga kecil yang masih belum banyak diketahui khalayak luas. Penciptaan Karya ini bertujuan untuk memperkenalkan objek wisata ke masyarakat luas yang ada di Kabupaten Jember dalam karya fotografi Landscape. Dalam pembuatan karya fotografi Landscape ini pencipta mempunyai kesempatan untuk lebih mengetahui dan mengenalkan tentang berbagai tempat pariwisata yang ada di Kabupaten Jember kepada masyarakat luas. Munculnya ide berawal dari pencipta yang suka memotret foto landscape yang mana foto landscape terbagi menjadi berbagai macam dan percipta lahir di kabupaten Jember, sehingga pencipta ingin mempelajari lebih dalam tentang fotografi landscape dan memperkenalkan objek wisata ke masyarakat luas yang ada di Kabupaten Jember dalam karya fotografi Landscape. Pencipta menggunakan metode eksplorasi, observasi dan studi pustaka agar mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah melakukan ketiga metode tersebut pencipta melakukan pemotretan berbagai objek wisata yang ada di kabupaten jember. Objek Wisata tersebut terdiri dari Pantai Papuma yang ada di Desa Lojejer, Pantai Payangan dan Teluk Love yang ada di Desa Sumberrejo, Kebun Teh Gambir yang ada di Desa Sumberbaru, Air Terjun Damar Wulan yang ada di Desa Ledokombo, Persawahan Sucopangepok. Pemandangan Desa Sucopangepok dan SJ88 yang ada di Desa Sucopangepok, Rumah Tembakau yang ada di Desa Mumbulsari, Bendungan Dan Rejo yang ada di Desa Tempurejo dan masih beberapa tempat wisata yang ada di Jember. Kata Kunci : Pesona, Jember, Fotografi Landscape
{"title":"PESONA JEMBER DALAM FOTOGRAFI LANDSCAPE","authors":"Aditya Novianto Suwardi, I. M. Saryana, Cok Istri Puspawati Nindhia","doi":"10.59997/rjf.v1i2.786","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i2.786","url":null,"abstract":"Jember merupakan Kabupaten yang terletak di propinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Jember kaya akan objek wisata yang dapat diandalkan dan memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan di masa mendatang. Terdapat bermacam-macam objek wisata alam yang banyak menyimpan surga kecil yang masih belum banyak diketahui khalayak luas. Penciptaan Karya ini bertujuan untuk memperkenalkan objek wisata ke masyarakat luas yang ada di Kabupaten Jember dalam karya fotografi Landscape. Dalam pembuatan karya fotografi Landscape ini pencipta mempunyai kesempatan untuk lebih mengetahui dan mengenalkan tentang berbagai tempat pariwisata yang ada di Kabupaten Jember kepada masyarakat luas. \u0000Munculnya ide berawal dari pencipta yang suka memotret foto landscape yang mana foto landscape terbagi menjadi berbagai macam dan percipta lahir di kabupaten Jember, sehingga pencipta ingin mempelajari lebih dalam tentang fotografi landscape dan memperkenalkan objek wisata ke masyarakat luas yang ada di Kabupaten Jember dalam karya fotografi Landscape. \u0000Pencipta menggunakan metode eksplorasi, observasi dan studi pustaka agar mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah melakukan ketiga metode tersebut pencipta melakukan pemotretan berbagai objek wisata yang ada di kabupaten jember. Objek Wisata tersebut terdiri dari Pantai Papuma yang ada di Desa Lojejer, Pantai Payangan dan Teluk Love yang ada di Desa Sumberrejo, Kebun Teh Gambir yang ada di Desa Sumberbaru, Air Terjun Damar Wulan yang ada di Desa Ledokombo, Persawahan Sucopangepok. Pemandangan Desa Sucopangepok dan SJ88 yang ada di Desa Sucopangepok, Rumah Tembakau yang ada di Desa Mumbulsari, Bendungan Dan Rejo yang ada di Desa Tempurejo dan masih beberapa tempat wisata yang ada di Jember. \u0000Kata Kunci : Pesona, Jember, Fotografi Landscape","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121262697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ida Ayu Eka Shanti, Amoga Lelo Octaviano, I. Pramana
Lengis Tandusan adalah minyak kelapa yang diolah secara tradisional dan memiliki aroma khas, sejak pandemi COVID-19 produksi dan distribusi lengis tandusan berjalan lambat. Walaupun demikian usaha rumahan ini tetap berjalan, bahkan bisa tetap berkembang sehingga memberikan ide penciptaan dengan memvisualisasikan Proses Pembuatan Lengis Tandusan Di Desa Dawan Klod, Kabupaten Klungkung dalam Fotografi Story dan bertujuan untuk mengembangkan kreativitas serta menerapkan teknik fotografi dalam penciptaan karya. Penciptaan karya fotografi ini berawal dari pengumpulan data melalui buku-buku ilmiah, jurnal dan berita. Proses penciptaan melakukan pengamatan langsung ke lapangan, melakukan wawancara terhadap pembuatan lengis tandusan agar mendapatkan data yang lengkap dan melakukan pemotretan. Dari hasil pemotretan dilanjutkan dengan proses pemilihan foto yang terbaik yang dilanjutkan dengan proses editing dan pencetakan serta tahap akhir yaitu pameran. Hasil dari penciptaan proses pembuatan lengis tandusan dalam susunan 15 karya fotografi dengan judul Seorang Pemetik Kelapa, Tengkulak Kelapa, Pemisahan Kulit Kelapa, Pendagingan Buah Kelapa, Pemarutan Daging Kelapa, Parutan Daging Kelapa, Pemerasan Kelapa, Wanita Pengambil Saang, Nandusin, Pengadukan Santan, Menyaring Klengis, Proses Akhir, Lengis Tandusan, Mepes Klengis dan Saur. Teknik-teknik yang digunakan dalam penciptaan karya ini meliputi frog eye view, eye level, bird eye view, high angle, framing dan pencahayaan memanfaatkan cahaya alami dari cahaya matahari dan cahaya buatan dari flash external sebagai fill in light atau cahaya tambahan dalam proses pemotretan karya fotografi. Kata Kunci: Lengis Tandusan, Desa Dawan Klod, Klungkung, Tradisional, Fotografi Story
{"title":"PROSES PEMBUATAN LENGIS TANDUSAN DI DESA DAWAN KLOD, KABUPATEN KLUNGKUNG DALAM FOTOGRAFI STORY","authors":"Ida Ayu Eka Shanti, Amoga Lelo Octaviano, I. Pramana","doi":"10.59997/rjf.v1i2.791","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i2.791","url":null,"abstract":"Lengis Tandusan adalah minyak kelapa yang diolah secara tradisional dan memiliki aroma khas, sejak pandemi COVID-19 produksi dan distribusi lengis tandusan berjalan lambat. Walaupun demikian usaha rumahan ini tetap berjalan, bahkan bisa tetap berkembang sehingga memberikan ide penciptaan dengan memvisualisasikan Proses Pembuatan Lengis Tandusan Di Desa Dawan Klod, Kabupaten Klungkung dalam Fotografi Story dan bertujuan untuk mengembangkan kreativitas serta menerapkan teknik fotografi dalam penciptaan karya. Penciptaan karya fotografi ini berawal dari pengumpulan data melalui buku-buku ilmiah, jurnal dan berita. Proses penciptaan melakukan pengamatan langsung ke lapangan, melakukan wawancara terhadap pembuatan lengis tandusan agar mendapatkan data yang lengkap dan melakukan pemotretan. Dari hasil pemotretan dilanjutkan dengan proses pemilihan foto yang terbaik yang dilanjutkan dengan proses editing dan pencetakan serta tahap akhir yaitu pameran. Hasil dari penciptaan proses pembuatan lengis tandusan dalam susunan 15 karya fotografi dengan judul Seorang Pemetik Kelapa, Tengkulak Kelapa, Pemisahan Kulit Kelapa, Pendagingan Buah Kelapa, Pemarutan Daging Kelapa, Parutan Daging Kelapa, Pemerasan Kelapa, Wanita Pengambil Saang, Nandusin, Pengadukan Santan, Menyaring Klengis, Proses Akhir, Lengis Tandusan, Mepes Klengis dan Saur. Teknik-teknik yang digunakan dalam penciptaan karya ini meliputi frog eye view, eye level, bird eye view, high angle, framing dan pencahayaan memanfaatkan cahaya alami dari cahaya matahari dan cahaya buatan dari flash external sebagai fill in light atau cahaya tambahan dalam proses pemotretan karya fotografi. \u0000 Kata Kunci: Lengis Tandusan, Desa Dawan Klod, Klungkung, Tradisional, Fotografi Story","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"110 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116119067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yusa Balayasa, Cokorda Istri Puspawati Nindhia, Ida Bagus Candra Yana
Tari Jauk Manis adalah tarian yang melambangkan sosok seorang raja yang sedang berkelana dan memiliki gerakan yang unik, berwibawa dan lemah lembut. Awal tertariknya pencipta mengambil tema tarian Jauk Manis ini karena gerakannya yang unik dan menarik untuk direkam melalui media fotografi, Tujuan dari penciptaan ini adalah untuk memvisualkan gerakan Tari Jauk Manis ke dalam fotografi ekspresi dengan teknik Strobo Light menjadi sebuah karya yang unik dan menarik serta untuk mengetahui berbagai macam gerakan yang ada di tarian Jauk Manis. Tari Jauk Manis memiliki kostum seperti tari Baris, hanya saja tari Jauk Manis menggunakan topeng yang berwarna putih, gelungan (mahkota raja), dan sarung tangan dengan kuku yang panjang. Secara lengkap busana yang digunakan dalam pementasan tari Jauk Manis yakni celana panjang berwarna putih, stewel, kamben putih, baju, srimping, keris, awiran, lamak, badong, gelungan, dan topeng berwarna putih. Pencipta melalukan metode observasi serta melakukan wawancara mengenai gerak Tari Jauk Manis, kemudian dilanjutkan proses pemotretan ke lokasi. Dengan Teknik Strobo Light yang digunakan dalam pemotretan Tari Jauk Manis, Dari hasil pemotretan dilakukan tahap pemilihan foto serta dilanjutkan ke tahap selanjutnya sampai akhir ke proses penciptaan yaitu pameran dan persentasi.Untuk memvisualkan Gerak Tari Jauk Manis dalam fotografi ekspresi dengan teknik Strobo Light yang sangat unik dan menarik pencipta harus melakukan observasi pengamatan secara langsung agar mengetahui gerakan apa saja yang biasa dipakai dalam penggunaan Teknik Strobo Light. Gerakan yang ada pada tarian Jauk Manis ini yaitu 22 gerakan yang dipilih pencipta 15 bagian gerakan yang dijadikan foto dengan Teknik Strobo Light. Kata kunci : Gerak Tari Jauk Manis, Fotografi Ekspresi, Strobo Light
{"title":"GERAK TARI JAUK MANIS DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI DENGAN TEKNIK STROBO LIGHT","authors":"Yusa Balayasa, Cokorda Istri Puspawati Nindhia, Ida Bagus Candra Yana","doi":"10.59997/rjf.v1i2.793","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i2.793","url":null,"abstract":"Tari Jauk Manis adalah tarian yang melambangkan sosok seorang raja yang sedang berkelana dan memiliki gerakan yang unik, berwibawa dan lemah lembut. Awal tertariknya pencipta mengambil tema tarian Jauk Manis ini karena gerakannya yang unik dan menarik untuk direkam melalui media fotografi, Tujuan dari penciptaan ini adalah untuk memvisualkan gerakan Tari Jauk Manis ke dalam fotografi ekspresi dengan teknik Strobo Light menjadi sebuah karya yang unik dan menarik serta untuk mengetahui berbagai macam gerakan yang ada di tarian Jauk Manis. Tari Jauk Manis memiliki kostum seperti tari Baris, hanya saja tari Jauk Manis menggunakan topeng yang berwarna putih, gelungan (mahkota raja), dan sarung tangan dengan kuku yang panjang. Secara lengkap busana yang digunakan dalam pementasan tari Jauk Manis yakni celana panjang berwarna putih, stewel, kamben putih, baju, srimping, keris, awiran, lamak, badong, gelungan, dan topeng berwarna putih. Pencipta melalukan metode observasi serta melakukan wawancara mengenai gerak Tari Jauk Manis, kemudian dilanjutkan proses pemotretan ke lokasi. Dengan Teknik Strobo Light yang digunakan dalam pemotretan Tari Jauk Manis, Dari hasil pemotretan dilakukan tahap pemilihan foto serta dilanjutkan ke tahap selanjutnya sampai akhir ke proses penciptaan yaitu pameran dan persentasi.Untuk memvisualkan Gerak Tari Jauk Manis dalam fotografi ekspresi dengan teknik Strobo Light yang sangat unik dan menarik pencipta harus melakukan observasi pengamatan secara langsung agar mengetahui gerakan apa saja yang biasa dipakai dalam penggunaan Teknik Strobo Light. Gerakan yang ada pada tarian Jauk Manis ini yaitu 22 gerakan yang dipilih pencipta 15 bagian gerakan yang dijadikan foto dengan Teknik Strobo Light. \u0000Kata kunci : Gerak Tari Jauk Manis, Fotografi Ekspresi, Strobo Light","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130955118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Komang Adi Kusuma, I. M. Saryana, Putu Agus Bratayadnya
Bali merupakan satu dari sekian provinsi yang ada di Indonesia yang mempunyai beragam seni, budaya dan adat yang khas. Seni, budaya dan adat yang ada di Bali, tak lepas dari aktivitas keagamaan masyarakat Hindu di Bali. Satu diantaranya adalah sabung ayam atau sering disebut tajen. Sabung ayam ialah kebudayaan masyarakat Hindu Bali yang menghaturkan darah sebagai ritual keagamaannya, diistilahkan dengan tabuh rah. Penulis menggunakan Fotografi Ekspresi dalam mewujudkan karya ini, karena ingin menunjukkan tajen dari sudut yang berbeda dan ingin lebih bebas mengekplorasi, mengekspresikan, mengimajinasikan, pengalaman penulis terkait dengan fenomena tajen yang ada di Bali. Melalui olah digital yang penulis kuasai dengan shoftware photoshop obyek dapat dimanipulasi, menambah atau mengurangi obyek guna mendapatkan karya yang secara tampilan visual maksimal. Untuk lebih memperkuat hal tersebut penulis memanfaatkan landasan teori estetika dan semiotika pada karya fotografi serta memaksimalkan aspek-aspek visual pada karya fotografi. Data yang dipakai pada karya ini adalah data sekunder dan data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan menerapkan metode kualitatif yang merupakan metode dengan tujuan memperhatikan lingkungan serta metode dokumentasi menggunakan rekaman kamera foto digital, dilanjutkan dengan tahap mengolah gambar menggunakan perangkat lunak pada komputer. Tahapan observasi penciptaan karya dilaksanakan dengan melakukan pengamatan objek tentang pembuatan Fotografi Ekspresi. Pada tahap berikutnya yakni pemotretan dilaksanakan pula proses pendataan sudut pengambilan gambar/sudut kamera atas objek serta sudut cahaya pada objek, alhasil foto yang diperoleh mempunyai daya tarik dan keindahan. Kata Kunci : Tajen, Fotografi Ekspresi, Seni, Budaya dan Adat
{"title":"IMAJINASI VISUAL TAJEN DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI","authors":"Komang Adi Kusuma, I. M. Saryana, Putu Agus Bratayadnya","doi":"10.59997/rjf.v1i2.792","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i2.792","url":null,"abstract":"Bali merupakan satu dari sekian provinsi yang ada di Indonesia yang mempunyai beragam seni, budaya dan adat yang khas. Seni, budaya dan adat yang ada di Bali, tak lepas dari aktivitas keagamaan masyarakat Hindu di Bali. Satu diantaranya adalah sabung ayam atau sering disebut tajen. Sabung ayam ialah kebudayaan masyarakat Hindu Bali yang menghaturkan darah sebagai ritual keagamaannya, diistilahkan dengan tabuh rah. \u0000Penulis menggunakan Fotografi Ekspresi dalam mewujudkan karya ini, karena ingin menunjukkan tajen dari sudut yang berbeda dan ingin lebih bebas mengekplorasi, mengekspresikan, mengimajinasikan, pengalaman penulis terkait dengan fenomena tajen yang ada di Bali. Melalui olah digital yang penulis kuasai dengan shoftware photoshop obyek dapat dimanipulasi, menambah atau mengurangi obyek guna mendapatkan karya yang secara tampilan visual maksimal. Untuk lebih memperkuat hal tersebut penulis memanfaatkan landasan teori estetika dan semiotika pada karya fotografi serta memaksimalkan aspek-aspek visual pada karya fotografi. Data yang dipakai pada karya ini adalah data sekunder dan data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan menerapkan metode kualitatif yang merupakan metode dengan tujuan memperhatikan lingkungan serta metode dokumentasi menggunakan rekaman kamera foto digital, dilanjutkan dengan tahap mengolah gambar menggunakan perangkat lunak pada komputer. \u0000Tahapan observasi penciptaan karya dilaksanakan dengan melakukan pengamatan objek tentang pembuatan Fotografi Ekspresi. Pada tahap berikutnya yakni pemotretan dilaksanakan pula proses pendataan sudut pengambilan gambar/sudut kamera atas objek serta sudut cahaya pada objek, alhasil foto yang diperoleh mempunyai daya tarik dan keindahan. \u0000Kata Kunci : Tajen, Fotografi Ekspresi, Seni, Budaya dan Adat","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133868410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
K. Yoga, Riska Mahendra, I. M. Saryana, Farhan Adityasmara
Down syndrome adalah kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan mengalami kelainan yang khas pada wajah penderitanya, pada data WHO memperkirakan 3000 hingga 5000 bayi yang terlahir dengan kondisi ini disetiap tahunnya, sampai saat ini di Indonesia kepedulian akan anak-anak down syndrome masih tergolong minim terutama di Bali, karena kurangnya pengetahuan mengenai anak-anak dengan kebutuhan khusus down syndrome ini sehingga banyak orang yang masih mengucilkan anak-anak down syndrome ini. Tujuan pencipta menggunakan down syndrome sebagai objek penelitian untuk mengubah stigma orang-orang yang menganggap down syndrome kecil dan untuk memvisualisasikan “ Kegiatan Anak-anak Down Syndrome SLB Singaraja Dalam Fotografi Dokumenter “ sehingga mendapat beberapa manfaat yaitu untuk pencipta, dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan, bagi Lembaga dapat memberikan refrensi, dan menambah wawasan terhadap setiap individu, bagi Masyarakat dapat memberikan informasi mengenai kegiatan anak-anak down syndrome. Dalam proses penciptaan karya fotografi pencipta menggunakan beberapa metode antara lain metode observasi, studi pustaka, dan metode wawancara, setelah melakukan metode yang digunakan sebagai bahan penciptaan karya fotografi pencipta menggunakan teori EDFAT dan estetika setelah menggunakan beberapa metode dan teori pada proses penciptaan pencipta mendapat kesimpulan dan hasil dari 15 karya foto documenter, mengenai kegiatan anak-anak down syndrome Sekolah SLB Singaraja antara lain sedang melipat baju, kegiatan anak yang sedang belajar, kegiatan bermain dan kegiatan lainnya. Kata Kunci : Kegiatan Anak Down Syndrome, SLB Singaraja, Fotografi Dokumenter
{"title":"KEGIATAN ANAK-ANAK DOWN SYNDROME SEKOLAH LUAR BIASA SINGARAJA DIMASA PANDEMI DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER","authors":"K. Yoga, Riska Mahendra, I. M. Saryana, Farhan Adityasmara","doi":"10.59997/rjf.v1i2.790","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i2.790","url":null,"abstract":"Down syndrome adalah kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan mengalami kelainan yang khas pada wajah penderitanya, pada data WHO memperkirakan 3000 hingga 5000 bayi yang terlahir dengan kondisi ini disetiap tahunnya, sampai saat ini di Indonesia kepedulian akan anak-anak down syndrome masih tergolong minim terutama di Bali, karena kurangnya pengetahuan mengenai anak-anak dengan kebutuhan khusus down syndrome ini sehingga banyak orang yang masih mengucilkan anak-anak down syndrome ini. Tujuan pencipta menggunakan down syndrome sebagai objek penelitian untuk mengubah stigma orang-orang yang menganggap down syndrome kecil dan untuk memvisualisasikan “ Kegiatan Anak-anak Down Syndrome SLB Singaraja Dalam Fotografi Dokumenter “ sehingga mendapat beberapa manfaat yaitu untuk pencipta, dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan, bagi Lembaga dapat memberikan refrensi, dan menambah wawasan terhadap setiap individu, bagi Masyarakat dapat memberikan informasi mengenai kegiatan anak-anak down syndrome. \u0000Dalam proses penciptaan karya fotografi pencipta menggunakan beberapa metode antara lain metode observasi, studi pustaka, dan metode wawancara, setelah melakukan metode yang digunakan sebagai bahan penciptaan karya fotografi pencipta menggunakan teori EDFAT dan estetika setelah menggunakan beberapa metode dan teori pada proses penciptaan pencipta mendapat kesimpulan dan hasil dari 15 karya foto documenter, mengenai kegiatan anak-anak down syndrome Sekolah SLB Singaraja antara lain sedang melipat baju, kegiatan anak yang sedang belajar, kegiatan bermain dan kegiatan lainnya. \u0000Kata Kunci : Kegiatan Anak Down Syndrome, SLB Singaraja, Fotografi Dokumenter","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114892820","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gusti Putu Richie Efendi Pranata, Cok Istri Puspawati Nindhia, Farhan Adityasmara
Gula aren merupakan gula yang terbuat dari nira atau sari buah pohon aren. Sebagian besar orang lebih menyukai gula aren karena dianggap lebih harum, enak dan bersih. Desa Pedawa merupakan desa yang masih mempertahankan tradisi pembuatan gula aren yang dikenal dengan nama “Ngelebengang”. Gula aren buatan masyarakat Desa Pedawa memiliki ciri khas bersih, rasa yang manis dan daya tahan cukup kuat terhadap suhu panas yang merupakan hasil dari keunikan proses pembuatan gula dengan penggunaan sarana seperti waluh, kayu dadap dan daun manggis. Keunikan tersebut memberikan ide untuk menjadikan gula aren Desa Pedawa sebagai objek dalam membuat karya fotografi story dengan tujuan untuk memvisualisasikan proses pembuatan gula aren Desa Pedawa ke dalam media fotografi agar dapat memberikan wawasan tambahan bagi penulis dan menambah pengetahuan tentang proses Ngelebengang bagi masyarakat. Penulis melakukan studi pustaka melalui sumber website, jurnal dan buku serta melakukan observasi mengenai gula aren Desa Pedawa dan melakukan wawancara secara langsung. Penulis juga menggunakan teori EDFAT dan teori estetika dalam proses penciptaan karya foto. Setelah proses pemotretan dilakukan tahap pemilihan foto terbaik yang dilanjutkan ke tahap pengolahan gambar hingga ke tahap akhir dari proses penciptaan yakni pameran. Hasil dari penciptaan karya tugas akhir ini merupakan visualisasi berupa 15 karya foto dari tradisi Ngelebengang melalui runtutan kegiatan yang sudah ada secara turun temurun di Desa Pedawa untuk menjaga tradisi leluhur. Dalam proses pemotretan penulis menerapkan beberapa teknik fotografi antara lain stop action, framing dan penerapan exposure pencahayaan melalui penggunaan flash eksternal. Kata Kunci: Ngelebengang, Gula Aren, Desa Pedawa, Fotografi Story
{"title":"“NGELEBENGANG” TRADISI PEMBUATAN GULA AREN DESA PEDAWA DALAM FOTOGRAFI STORY","authors":"Gusti Putu Richie Efendi Pranata, Cok Istri Puspawati Nindhia, Farhan Adityasmara","doi":"10.59997/rjf.v1i2.787","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i2.787","url":null,"abstract":"Gula aren merupakan gula yang terbuat dari nira atau sari buah pohon aren. Sebagian besar orang lebih menyukai gula aren karena dianggap lebih harum, enak dan bersih. Desa Pedawa merupakan desa yang masih mempertahankan tradisi pembuatan gula aren yang dikenal dengan nama “Ngelebengang”. Gula aren buatan masyarakat Desa Pedawa memiliki ciri khas bersih, rasa yang manis dan daya tahan cukup kuat terhadap suhu panas yang merupakan hasil dari keunikan proses pembuatan gula dengan penggunaan sarana seperti waluh, kayu dadap dan daun manggis. Keunikan tersebut memberikan ide untuk menjadikan gula aren Desa Pedawa sebagai objek dalam membuat karya fotografi story dengan tujuan untuk memvisualisasikan proses pembuatan gula aren Desa Pedawa ke dalam media fotografi agar dapat memberikan wawasan tambahan bagi penulis dan menambah pengetahuan tentang proses Ngelebengang bagi masyarakat. Penulis melakukan studi pustaka melalui sumber website, jurnal dan buku serta melakukan observasi mengenai gula aren Desa Pedawa dan melakukan wawancara secara langsung. Penulis juga menggunakan teori EDFAT dan teori estetika dalam proses penciptaan karya foto. Setelah proses pemotretan dilakukan tahap pemilihan foto terbaik yang dilanjutkan ke tahap pengolahan gambar hingga ke tahap akhir dari proses penciptaan yakni pameran. Hasil dari penciptaan karya tugas akhir ini merupakan visualisasi berupa 15 karya foto dari tradisi Ngelebengang melalui runtutan kegiatan yang sudah ada secara turun temurun di Desa Pedawa untuk menjaga tradisi leluhur. Dalam proses pemotretan penulis menerapkan beberapa teknik fotografi antara lain stop action, framing dan penerapan exposure pencahayaan melalui penggunaan flash eksternal. \u0000Kata Kunci: Ngelebengang, Gula Aren, Desa Pedawa, Fotografi Story","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132488264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembatasan sosial merupakan langkah taktis yang diterapkan oleh pemerintah dalam upaya pencegahan penularan virus Covid-19. Durasi waktu berlakunya pembatasan sosial yang cukup lama, sehingga masyarakat berusaha mencari kegiatan positif yang bisa dilakukan dirumah masing – masing. Memelihara ikan cupang hias merupakan salah satu kegiatan positif yang penulis lakukan. Ikan cupang hias merupakan jenis ikan air tawar yang dapat ditemui dan tersebar didaerah perairan tropis. Ikan cupang hias memiliki bentuk jenis sirip dan ekor yang unik dan berwarna-warni. Hal tersebut menjadi ide dasar bagi penulis untuk mengeksplorasi imajinasi keindahan ikan cupang hias dalam fotografi seni. Pada proses penciptaan karya fotografi ini penulis menggunakan metode penciptaan dengan melakukan pengamatan terhadap objek sehingga terciptalah sebuah ide. Dari ide tersebut dilanjutkan ketahap perancangan dengan berimajinasi dan pengumpulan referensi. Setelah itu lanjut ke tahap pemotretan dan tahap pengolahan gambar dengan memadukan teori estetika dan teori warna untuk menghasilkan hasil karya fotografi yang sesuai dengan tema yang dibuat. Ikan cupang memiliki keindahan dari bentuk sirip dan warna yang sangat menarik unik apabila divisualisasikan dalam fotografi seni dengan hambatan mencari pose ikan cupang yang sesuai dengan keinginan penulis. Hasil dari penciptaan karya ini penulis lebih mendalami keindahan ikan cupang hias dari ragam sirip dan warnanya yang unik. Penulis melakukan pemotretan didalam studio dengan menggunakan cahaya buatan berupa flash (lampu kilat). Kata Kunci : Imajinasi, Keindahan, Ikan Cupang, Fotografi Seni
{"title":"IMAJINASI KEINDAHAN IKAN CUPANG HIAS DALAM FOTOGRAFI SENI","authors":"Dede Kurniawan, Amoga Lelo Octaviano, I. Pramana","doi":"10.59997/rjf.v1i2.794","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i2.794","url":null,"abstract":"Pembatasan sosial merupakan langkah taktis yang diterapkan oleh pemerintah dalam upaya pencegahan penularan virus Covid-19. Durasi waktu berlakunya pembatasan sosial yang cukup lama, sehingga masyarakat berusaha mencari kegiatan positif yang bisa dilakukan dirumah masing – masing. Memelihara ikan cupang hias merupakan salah satu kegiatan positif yang penulis lakukan. Ikan cupang hias merupakan jenis ikan air tawar yang dapat ditemui dan tersebar didaerah perairan tropis. Ikan cupang hias memiliki bentuk jenis sirip dan ekor yang unik dan berwarna-warni. Hal tersebut menjadi ide dasar bagi penulis untuk mengeksplorasi imajinasi keindahan ikan cupang hias dalam fotografi seni. Pada proses penciptaan karya fotografi ini penulis menggunakan metode penciptaan dengan melakukan pengamatan terhadap objek sehingga terciptalah sebuah ide. Dari ide tersebut dilanjutkan ketahap perancangan dengan berimajinasi dan pengumpulan referensi. Setelah itu lanjut ke tahap pemotretan dan tahap pengolahan gambar dengan memadukan teori estetika dan teori warna untuk menghasilkan hasil karya fotografi yang sesuai dengan tema yang dibuat. Ikan cupang memiliki keindahan dari bentuk sirip dan warna yang sangat menarik unik apabila divisualisasikan dalam fotografi seni dengan hambatan mencari pose ikan cupang yang sesuai dengan keinginan penulis. Hasil dari penciptaan karya ini penulis lebih mendalami keindahan ikan cupang hias dari ragam sirip dan warnanya yang unik. Penulis melakukan pemotretan didalam studio dengan menggunakan cahaya buatan berupa flash (lampu kilat). \u0000Kata Kunci : Imajinasi, Keindahan, Ikan Cupang, Fotografi Seni","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128186772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Putu Lita Nariani, Anis Raharjo, Ida Bagus Candrayana
Pencipta tertarik mengangkat tema tentang Pembuatan Genteng di Desa Pejaten Dalam Fotografi Dokumenter karena adanya genteng modern dari luar Bali yang bisa menjadi ancaman dari keberadaan genteng pejaten. Desa Pejaten sudah terkenal dengan pembuatan gentengnya dari dahulu hingga sekarang. Genteng pejaten memiliki ciri khas yaitu pada produk gentengnya terdapat nama “Pejaten” yang dibuat dengan teknik cetak langsung dari cetakan genteng yang dibuat dengan alat press. Tujuan penciptaan ini adalah mendokumentasikan pembuatan genteng pejaten dalam fotografi dokumenter. Pada proses penciptaan karya fotografi ini pencipta menggunakan metode penciptaan yaitu observasi langsung dengan cara mendatangi pengrajin genteng yang berada di Desa Pejaten dan melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana pembuatan genteng yang berada di Desa Pejaten dan pencipta juga mengamati kondisi dan situasi dari objek yang akan di foto dan pencipta menerapkan beberapa teknik fotografi kedalam karya fotonya seperti, stop action, framing, sudut pandang dan pencahyaan. Hasil penciptaan ini adalah fotografi dokumenter yang berisi tentang pembuatan genteng mulai dari pemilihan bahan, pencampuran bahan, pencetakan , penjemuran dan terakhir Keberadaan pembuatan genteng di Desa Pejaten sangat penting bagi masyarakat disana karena mayoritas masyarakat disana bekerja sebagai pengrajin genteng dan memperoleh upah/gaji dari berjualan genteng. Melalui fotografi dokumenter diharapkan mampu mendokumentasikan pembuatan genteng yang ada di Desa Pejaten agar tetap dilestarikan dan dijaga keberadaan pembuatan genteng yang berada di Desa Pejaten berupa fotografi dokumenter. Kata Kunci: Pembuatan Genteng, Desa Pejaten, Fotografi Dokumenter
{"title":"PEMBUATAN GENTENG DI DESA PEJATEN DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER","authors":"Ni Putu Lita Nariani, Anis Raharjo, Ida Bagus Candrayana","doi":"10.59997/rjf.v1i2.788","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i2.788","url":null,"abstract":"Pencipta tertarik mengangkat tema tentang Pembuatan Genteng di Desa Pejaten Dalam Fotografi Dokumenter karena adanya genteng modern dari luar Bali yang bisa menjadi ancaman dari keberadaan genteng pejaten. Desa Pejaten sudah terkenal dengan pembuatan gentengnya dari dahulu hingga sekarang. Genteng pejaten memiliki ciri khas yaitu pada produk gentengnya terdapat nama “Pejaten” yang dibuat dengan teknik cetak langsung dari cetakan genteng yang dibuat dengan alat press. Tujuan penciptaan ini adalah mendokumentasikan pembuatan genteng pejaten dalam fotografi dokumenter. \u0000Pada proses penciptaan karya fotografi ini pencipta menggunakan metode penciptaan yaitu observasi langsung dengan cara mendatangi pengrajin genteng yang berada di Desa Pejaten dan melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana pembuatan genteng yang berada di Desa Pejaten dan pencipta juga mengamati kondisi dan situasi dari objek yang akan di foto dan pencipta menerapkan beberapa teknik fotografi kedalam karya fotonya seperti, stop action, framing, sudut pandang dan pencahyaan. \u0000Hasil penciptaan ini adalah fotografi dokumenter yang berisi tentang pembuatan genteng mulai dari pemilihan bahan, pencampuran bahan, pencetakan , penjemuran dan terakhir Keberadaan pembuatan genteng di Desa Pejaten sangat penting bagi masyarakat disana karena mayoritas masyarakat disana bekerja sebagai pengrajin genteng dan memperoleh upah/gaji dari berjualan genteng. Melalui fotografi dokumenter diharapkan mampu mendokumentasikan pembuatan genteng yang ada di Desa Pejaten agar tetap dilestarikan dan dijaga keberadaan pembuatan genteng yang berada di Desa Pejaten berupa fotografi dokumenter. \u0000Kata Kunci: Pembuatan Genteng, Desa Pejaten, Fotografi Dokumenter","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129921834","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ayu Putri Karmilasari, Anis Raharjo, Ida Bagus Candrayana
Makanan Korea merupakan masakan yang tumbuh dari budaya dan lingkungan Korea, memiliki citra rasa masakan yang tergolong unik mulai dari segi rasa, penataan, dan penyajiannya sehingga menjadi daya tarik setiap orang. Menvisualisasikan ide makanan Korea yang terdiri dari makanan pembuka atau appetizer, makanan tengah atau main course dan makanan penutup atau dessert menggunakan teknik-teknik fotografi. Pengumpulam data dalam penciptaan karya menggunakan metode observasi dan metode eksperimen. Metode observasi digunakan untuk mengamati langsung makanan Korea yang disajikan pada sebuah restoran “Chingu” dan food photography digunakan untuk membuat foto makanan menjadi lebih hidup, serta melakukan wawancara dengan pemilik restoran mengenai makanan Korea. Metode eksperimen dengan melakukan percobaan pada saat tahap pemotretan, mencoba menggunakan cahaya buatan dan bereksperimen dengan angle yang berbeda-beda. Dilanjutkan proses pengeditan yang dilakukan dengan pemilihan foto dan mencoba-coba dengan mengubah gelap terang, croping, penghapusan objek-objek yang mengganggu, hingga menghasilkan keserasian hasil pengeditan dengan konsepnya. Setelah melalui berbagai proses hingga penciptaan terhadap food fotografi, didapatlah kesimpulan yaitu: pencipta dapat memahami makanan Korea dan memperkenalkan kepada masyarakat melalui sebuah karya visual. Penguasaan nilai-nilai estetika juga sangat berperan untuk memberi nilai keindahan dalam sebuah karya fotografi. Visualisasi karya foto ini mengangkat makanan Korea sebagai upaya untuk menyampaikan citra rasa masakan Korea yang menonjolkan unsur rasa, tekstur, warna, bentuk dan selera melalui visualnya
{"title":"MAKANAN KOREA DALAM KARYA FOOD PHOTOGRAPHY","authors":"Ayu Putri Karmilasari, Anis Raharjo, Ida Bagus Candrayana","doi":"10.59997/rjf.v1i1.330","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i1.330","url":null,"abstract":"Makanan Korea merupakan masakan yang tumbuh dari budaya dan lingkungan Korea, memiliki citra rasa masakan yang tergolong unik mulai dari segi rasa, penataan, dan penyajiannya sehingga menjadi daya tarik setiap orang. Menvisualisasikan ide makanan Korea yang terdiri dari makanan pembuka atau appetizer, makanan tengah atau main course dan makanan penutup atau dessert menggunakan teknik-teknik fotografi. \u0000Pengumpulam data dalam penciptaan karya menggunakan metode observasi dan metode eksperimen. Metode observasi digunakan untuk mengamati langsung makanan Korea yang disajikan pada sebuah restoran “Chingu” dan food photography digunakan untuk membuat foto makanan menjadi lebih hidup, serta melakukan wawancara dengan pemilik restoran mengenai makanan Korea. Metode eksperimen dengan melakukan percobaan pada saat tahap pemotretan, mencoba menggunakan cahaya buatan dan bereksperimen dengan angle yang berbeda-beda. Dilanjutkan proses pengeditan yang dilakukan dengan pemilihan foto dan mencoba-coba dengan mengubah gelap terang, croping, penghapusan objek-objek yang mengganggu, hingga menghasilkan keserasian hasil pengeditan dengan konsepnya. \u0000Setelah melalui berbagai proses hingga penciptaan terhadap food fotografi, didapatlah kesimpulan yaitu: pencipta dapat memahami makanan Korea dan memperkenalkan kepada masyarakat melalui sebuah karya visual. Penguasaan nilai-nilai estetika juga sangat berperan untuk memberi nilai keindahan dalam sebuah karya fotografi. Visualisasi karya foto ini mengangkat makanan Korea sebagai upaya untuk menyampaikan citra rasa masakan Korea yang menonjolkan unsur rasa, tekstur, warna, bentuk dan selera melalui visualnya","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"130 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114311127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Banjar Binoh Kaja merupakan Banjar yang terletak di kelurahan Ubung Kaja wilayah kecamatan Denpasar Barat. Perajin gerabah di Banjar Binoh Kaja sebagian besar perempuan dengan umur yang relatif sudah tua untuk bekerja sebagai perajin gerabah. Kurangnya peminat generasi muda untuk mempertahankan kerajinan gerabah di Banjar Binoh Kaja menjadi sebuah inspirasi bagi pencipta untuk menciptakan karya fotografi yang berjudul Kehidupan Perajin Gerabah Banjar Binoh Kaja Desa Ubung Kaja Kota Denpasar Dalam Fotografi Story. Penciptaan karya ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan foto story Kehidupan Perajin Gerabah Banjar Binoh Kaja dengan menerapkan unsur-unsur visual dan teknik fotografi dalam mewujudkan ide dari pencipta dalam karya foto, dan selain itu untuk mempromosikan gerabah Banjar Binoh Kaja untuk menjadi pusat wisata kerajinan di Kota Denpasar. Penciptaan karya fotografi ini berawal dari melakukan observasi yang merupakan pengamatan langsung ke lapangan, dan melakukan wawancara terhadap perajin gerabah agar mampu mendapatkan data yang lengkap. Dari hasil pemotretan dilanjutkan dengan proses pemilihan foto yang terbaik, dan pada tahap akhir dilakukannya proses editing dan pencetakan. Melalui karya fotografi Story mengenai Kehidupan Perajin Gerabah Banjar Binoh Kaja ini, diharapkan kepada generasi muda agar mampu melestarikan dan mempertahankan kerajinan gerabah di Banjar Binoh Kaja sebagai kerajinan tradisional Bali yang harus dijaga.
{"title":"KEHIDUPAN PERAJIN GERABAH DI BANJAR BINOH KAJA, KOTA DENPASAR DALAM FOTOGRAFI STORY","authors":"Wayan Sumerta, Bayu Pramana, Farhan Adityasmara","doi":"10.59997/rjf.v1i1.331","DOIUrl":"https://doi.org/10.59997/rjf.v1i1.331","url":null,"abstract":"Banjar Binoh Kaja merupakan Banjar yang terletak di kelurahan Ubung Kaja wilayah kecamatan Denpasar Barat. Perajin gerabah di Banjar Binoh Kaja sebagian besar perempuan dengan umur yang relatif sudah tua untuk bekerja sebagai perajin gerabah. Kurangnya peminat generasi muda untuk mempertahankan kerajinan gerabah di Banjar Binoh Kaja menjadi sebuah inspirasi bagi pencipta untuk menciptakan karya fotografi yang berjudul Kehidupan Perajin Gerabah Banjar Binoh Kaja Desa Ubung Kaja Kota Denpasar Dalam Fotografi Story. Penciptaan karya ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan foto story Kehidupan Perajin Gerabah Banjar Binoh Kaja dengan menerapkan unsur-unsur visual dan teknik fotografi dalam mewujudkan ide dari pencipta dalam karya foto, dan selain itu untuk mempromosikan gerabah Banjar Binoh Kaja untuk menjadi pusat wisata kerajinan di Kota Denpasar. Penciptaan karya fotografi ini berawal dari melakukan observasi yang merupakan pengamatan langsung ke lapangan, dan melakukan wawancara terhadap perajin gerabah agar mampu mendapatkan data yang lengkap. Dari hasil pemotretan dilanjutkan dengan proses pemilihan foto yang terbaik, dan pada tahap akhir dilakukannya proses editing dan pencetakan. Melalui karya fotografi Story mengenai Kehidupan Perajin Gerabah Banjar Binoh Kaja ini, diharapkan kepada generasi muda agar mampu melestarikan dan mempertahankan kerajinan gerabah di Banjar Binoh Kaja sebagai kerajinan tradisional Bali yang harus dijaga.","PeriodicalId":319922,"journal":{"name":"Retina Jurnal Fotografi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123335240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}