{"title":"Kearifan Lokal Trihitakarana Suku Tengger Dalam Kelangsungan Konservasi Ranu Pani","authors":"Reva Fadul Allah Dian Presilia, Fitra Arief Syaviar, Najatul Ubadati, Sumarmi Sumarmi","doi":"10.17977/UM022V3I22018P076","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM022V3I22018P076","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":32226,"journal":{"name":"Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42013776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.17977/um022v3i22018p117
Mario Yosef Kabosu, Hermanu Joebagio, Susanto Susanto
Sonaf Bikomi-Sanak merupakan salah satu wujud hasil kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Maslete yang bertahan hingga saat ini. Arsitektur rumah adat Sonaf Bikomi-Sanak dikatakan sebagai salah satu arsitektur tradisional sebab bentuknya ditularkan secara turun temurun dari generasi ke generasi, sebagaimana bentuk arsitektur bangunannya sangat melekat dengan situasi masyarakat Maslete dan lingkungan sekitarnya. Di era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi tidak menuntut masyarakat Maslete untuk merubah bentuk bangunan arsitektur rumah adatnya tetapi justru masyarakat tetap mempertahankan keaslian arsitektur bangunan rumah adat Sonaf Bikomi-Sanak. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui proses wawancara dan observasi. DOI: 10.17977/um022v3i22018p109
{"title":"Arsitektur Rumah Adat Sonaf Bikomi-Sanak Pada Masyarakat Maslete Kabupaten Timor Tengah Utara Nusa Tenggara Timur","authors":"Mario Yosef Kabosu, Hermanu Joebagio, Susanto Susanto","doi":"10.17977/um022v3i22018p117","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um022v3i22018p117","url":null,"abstract":"Sonaf Bikomi-Sanak merupakan salah satu wujud hasil kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Maslete yang bertahan hingga saat ini. Arsitektur rumah adat Sonaf Bikomi-Sanak dikatakan sebagai salah satu arsitektur tradisional sebab bentuknya ditularkan secara turun temurun dari generasi ke generasi, sebagaimana bentuk arsitektur bangunannya sangat melekat dengan situasi masyarakat Maslete dan lingkungan sekitarnya. Di era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi tidak menuntut masyarakat Maslete untuk merubah bentuk bangunan arsitektur rumah adatnya tetapi justru masyarakat tetap mempertahankan keaslian arsitektur bangunan rumah adat Sonaf Bikomi-Sanak. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui proses wawancara dan observasi. DOI: 10.17977/um022v3i22018p109","PeriodicalId":32226,"journal":{"name":"Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47977628","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.17977/um022v3i22018p103
Achmad Pandu Septiawan, L. Agung, D. Djono
Kebudayaan adalah jati diri bangsa untuk membangun kejayaan peradaban dalam sebuah negeri. Melalui kebudayaan generasi muda diharapkan untuk mampu menghargai harkat dan martabat bangsa serta mengetahui perjalanan sejarah yang telah dilewati oleh negeri ini. Namun dalam kenyataanya kesadaran budaya dari para generasi muda sudah mulai tergerus arus globalisasi, hal ini membuat kebudayaan di dalam negeri mulai menurun daya tariknya. Fenomena kesadaran budaya yang mulai menurun saat ini disebabkan oleh kurangnya penanaman pendidikan karakter di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah diperlukan untuk menguatkan jati diri bangsa melalui kebudayaan untuk menghadapi dampak negatif dari arus globalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Memasukkan nilai-nilai yang ada pada relief candi penataran dalam pembelajaran sejarah. 2) Menumbuhkan kesadaran budaya melalui nilai-nilai relief candi Penataran. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Relief-relief yang terdapat di candi Penataran antara lain mengisahkan cerita tentang Sri Tanjung, Sang Setyawan, Bubuksah Gagangaking, Ramayana, Kresnayana dan hewan-hewan atau fabel. Dalam relief tersebut sarat akan kandungan nilai religius, jujur, tolerasi, kerja keras dan tanggung jawab yang dapat dimasukan ke dalam pembelajaran sejarah untuk menambah pengetahuan generasi muda tentang warisan kebudayaan dari para leluhur di masa lalu. Upaya dalam menumbuhkan kesadaran budaya generasi muda adalah: 1) Pengetahuan akan adanya berbagai kebudayaan suku bangsa yang masing-masing mempunyai jati diri beserta keunggulan-keunggulanya, 2) Sikap terbuka untuk menghargai dan berusaha memahami kebudayaan suku-suku bangsa di luar suku bangsanya sendiri, 3) Pengetahuan akan adanya riwayat perkembangan budaya di berbagai tahap masa silam, 4) Pengertian di samping merawat dan mengembangkan unsur-unsur warisan budaya, kita sebagai bangsa Indonesia yang bersatu juga sedang mengembangkan sebuah kebudayaan baru, yaitu kebudayaan nasional. DOI: 10.17977/um022v3i22018p095
{"title":"Internalisasi Nilai-Nilai Relief Candi Penataran Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Menumbuhkan Kesadaran Budaya","authors":"Achmad Pandu Septiawan, L. Agung, D. Djono","doi":"10.17977/um022v3i22018p103","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um022v3i22018p103","url":null,"abstract":"Kebudayaan adalah jati diri bangsa untuk membangun kejayaan peradaban dalam sebuah negeri. Melalui kebudayaan generasi muda diharapkan untuk mampu menghargai harkat dan martabat bangsa serta mengetahui perjalanan sejarah yang telah dilewati oleh negeri ini. Namun dalam kenyataanya kesadaran budaya dari para generasi muda sudah mulai tergerus arus globalisasi, hal ini membuat kebudayaan di dalam negeri mulai menurun daya tariknya. Fenomena kesadaran budaya yang mulai menurun saat ini disebabkan oleh kurangnya penanaman pendidikan karakter di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah diperlukan untuk menguatkan jati diri bangsa melalui kebudayaan untuk menghadapi dampak negatif dari arus globalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Memasukkan nilai-nilai yang ada pada relief candi penataran dalam pembelajaran sejarah. 2) Menumbuhkan kesadaran budaya melalui nilai-nilai relief candi Penataran. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Relief-relief yang terdapat di candi Penataran antara lain mengisahkan cerita tentang Sri Tanjung, Sang Setyawan, Bubuksah Gagangaking, Ramayana, Kresnayana dan hewan-hewan atau fabel. Dalam relief tersebut sarat akan kandungan nilai religius, jujur, tolerasi, kerja keras dan tanggung jawab yang dapat dimasukan ke dalam pembelajaran sejarah untuk menambah pengetahuan generasi muda tentang warisan kebudayaan dari para leluhur di masa lalu. Upaya dalam menumbuhkan kesadaran budaya generasi muda adalah: 1) Pengetahuan akan adanya berbagai kebudayaan suku bangsa yang masing-masing mempunyai jati diri beserta keunggulan-keunggulanya, 2) Sikap terbuka untuk menghargai dan berusaha memahami kebudayaan suku-suku bangsa di luar suku bangsanya sendiri, 3) Pengetahuan akan adanya riwayat perkembangan budaya di berbagai tahap masa silam, 4) Pengertian di samping merawat dan mengembangkan unsur-unsur warisan budaya, kita sebagai bangsa Indonesia yang bersatu juga sedang mengembangkan sebuah kebudayaan baru, yaitu kebudayaan nasional. DOI: 10.17977/um022v3i22018p095","PeriodicalId":32226,"journal":{"name":"Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43086575","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.17977/UM022V3I22018P109
Aida Sumardi, Ahmad Fadly
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh mulai pudarnya penggunaan sapaan kekerabatan bahasa Minang di kalangan remaja. Remaja nagari duo koto cendrung menggunakan sapaan keekerabatan berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat pada penggunaan kata sapaan kekerabatan di lingkungan keluarga. Dengan membuat buku bergambar sapaan kekerabatan bahasa Minang ini diharapkan remaja sebagai generasi penerus suku Minangkabau memahami pentingnya bahasa Minang terus dipertahankan dan dikembangkan. Tujuan penelitan ini adalah untuk (1) Membuat media buku bergambar dalam mengenalkan sapaan kekerabatan bahasa Minang pada remaja (2) Mengetahui respon remaja terhadap buku bergambar sapaan kekerabatan bahasa Minang sebagai sarana untuk munumbuhkan rasa cinta dan bangga remaja terhadap bahasa Minang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian pengembangan R & D yang mengacu pada model yang dikembangkan oleh Borg and Gall untuk menghasilkan produk tertentu. Produk baru yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah buku bergambar budaya dan adat pakaian Minangkabau dalam mengenalkan sapaan kekerabatan bahasa Minang pada remaja. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan angket. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti. Angket digunakan untuk memperoleh baik tidaknya pembuatan media ini untuk bahan bacaan remaja. Hasil penelitian ini adalah produk yang dibuat berupa buku bergambar dengan warna dan gamabar yang menarik perhatian remaja. Selain itu, gambar yang ditampilkan juga berhubungan dengan adat dan budaya Minang. Selain itu, berdasarkan validasi ahli materi 86.66 %, ahli media 80.95%, dan respon remaja 82.75% buku bergambar sangat baik digunakan untuk bahan bacaan remaja Nagari Duo Koto dalam memahami sapaan kekerabatan bahasa Minang. DOI: 10.17977/um022v3i22018p103
{"title":"Media Buku Bergambar Dalam Mengenalkan Sapaan Kekerabatan Bahasa Minang Pada Remaja Nagari Duo Koto","authors":"Aida Sumardi, Ahmad Fadly","doi":"10.17977/UM022V3I22018P109","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/UM022V3I22018P109","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh mulai pudarnya penggunaan sapaan kekerabatan bahasa Minang di kalangan remaja. Remaja nagari duo koto cendrung menggunakan sapaan keekerabatan berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat pada penggunaan kata sapaan kekerabatan di lingkungan keluarga. Dengan membuat buku bergambar sapaan kekerabatan bahasa Minang ini diharapkan remaja sebagai generasi penerus suku Minangkabau memahami pentingnya bahasa Minang terus dipertahankan dan dikembangkan. Tujuan penelitan ini adalah untuk (1) Membuat media buku bergambar dalam mengenalkan sapaan kekerabatan bahasa Minang pada remaja (2) Mengetahui respon remaja terhadap buku bergambar sapaan kekerabatan bahasa Minang sebagai sarana untuk munumbuhkan rasa cinta dan bangga remaja terhadap bahasa Minang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian pengembangan R & D yang mengacu pada model yang dikembangkan oleh Borg and Gall untuk menghasilkan produk tertentu. Produk baru yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah buku bergambar budaya dan adat pakaian Minangkabau dalam mengenalkan sapaan kekerabatan bahasa Minang pada remaja. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan angket. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data analisis kebutuhan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti. Angket digunakan untuk memperoleh baik tidaknya pembuatan media ini untuk bahan bacaan remaja. Hasil penelitian ini adalah produk yang dibuat berupa buku bergambar dengan warna dan gamabar yang menarik perhatian remaja. Selain itu, gambar yang ditampilkan juga berhubungan dengan adat dan budaya Minang. Selain itu, berdasarkan validasi ahli materi 86.66 %, ahli media 80.95%, dan respon remaja 82.75% buku bergambar sangat baik digunakan untuk bahan bacaan remaja Nagari Duo Koto dalam memahami sapaan kekerabatan bahasa Minang. DOI: 10.17977/um022v3i22018p103","PeriodicalId":32226,"journal":{"name":"Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46811128","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 1900-01-01DOI: 10.17977/um022v6i12921p9
Sri Sukartiningsih, Sarmini Sarmini, M. Jacky, Agung Dwi Bahtiar El Rizaq
Critical thinking is one of the main skills that students must mastered in order to respond the challenges of globalization and the demands of skilled labor in this disruption era. Various learning models, methods and strategies are developed to meet these objectives. One of the way is the implementation of teaching materials in the form of Independent Learning Activity Unit (UKBM) in learning to foster students' critical thinking skills. The focus of this study is to describe students' responses to the implementation of UKBM in social science programs based on discovery learning to foster students' critical thinking skills. This study used an explanatory mix method research design with a percentage technique. Data were collected through questionnaires, observations and interviews. Data analysis was carried out in four stages; collection, reduction, presentation and drawing conclusions. This study found several things: 1) UKBM in social science programs are effectively foster critical thinking skills; 2) the most prominent assessment is the aspect of student interest in an attractive UKBM design; 3) the assessment is less prominent in the aspect of discovery learning approach in learning because it requires a long time and seriousness of teachers and students. This paper recommends the implementation of other learning models at UKBM to foster critical thinking skills.
{"title":"Apakah discovery learning dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis? Respon siswa terhadap penggunaan UKBM pada Program Ilmu Sosial","authors":"Sri Sukartiningsih, Sarmini Sarmini, M. Jacky, Agung Dwi Bahtiar El Rizaq","doi":"10.17977/um022v6i12921p9","DOIUrl":"https://doi.org/10.17977/um022v6i12921p9","url":null,"abstract":"Critical thinking is one of the main skills that students must mastered in order to respond the challenges of globalization and the demands of skilled labor in this disruption era. Various learning models, methods and strategies are developed to meet these objectives. One of the way is the implementation of teaching materials in the form of Independent Learning Activity Unit (UKBM) in learning to foster students' critical thinking skills. The focus of this study is to describe students' responses to the implementation of UKBM in social science programs based on discovery learning to foster students' critical thinking skills. This study used an explanatory mix method research design with a percentage technique. Data were collected through questionnaires, observations and interviews. Data analysis was carried out in four stages; collection, reduction, presentation and drawing conclusions. This study found several things: 1) UKBM in social science programs are effectively foster critical thinking skills; 2) the most prominent assessment is the aspect of student interest in an attractive UKBM design; 3) the assessment is less prominent in the aspect of discovery learning approach in learning because it requires a long time and seriousness of teachers and students. This paper recommends the implementation of other learning models at UKBM to foster critical thinking skills.","PeriodicalId":32226,"journal":{"name":"Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67523085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}