首页 > 最新文献

Kertha Patrika最新文献

英文 中文
Sistem Penegakan Hukum Terhadap Kegagalan Dalam Perlindungan Data Pribadi Di Indonesia 印尼保护个人数据失败的执法系统
Pub Date : 2021-04-27 DOI: 10.24843/kp.2021.v43.i01.p07
M. R. Hertianto
Belum adanya regulasi di Indonesia yang mengatur secara khusus mengenai perlindungan data pribadi membuat ancaman adanya tindakan tidak sah dan/atau melawan hukum terhadap data pribadi semakin meningkat seiring dengan tingginya laju perkembangan teknologi dan penetrasi teknologi informasi. Situasi ini tentu menjadi hambatan bagi upaya penegakan hukum terhadap kegagalan perlindungan data pribadi oleh pihak-pihak tertentu yang seringkali menempatkan sekelompok masyarakat ataupun warga negara sebagai korban yang tidak dapat mengakses keadilan terhadap peristiwa yang merugikan data pribadi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk penegakan hukum pelanggaran data pribadi dalam ruang lingkup hukum perlindungan data pribadi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan serta perbandingan dan menggunakan data sekunder yang kemudian dilakukan analisis untuk merumuskan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem penegakan hukum terhadap kegagalan perlindungan data pribadi di Indonesia masih belum berjalan efektif meskipun Indonesia telah memiliki beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur hal serupa yang disebabkan oleh faktor  belum adanya pengaturan yang jelas, pelaku penyerangan yang anonim, terlambatnya respons pengelola data pribadi, kualitas aparat penegak hukum, dan tidak adanya lembaga yang berfokus pada perlindungan data pribadi
由于技术的快速发展和信息技术的渗透,印尼没有专门制定个人数据保护的规定,从而威胁到非法和/或非法的个人数据。这一局势无疑阻碍了某些人对个人数据保护失败的执法努力,这些人往往将一群社区或公民视为损害个人数据的受害者。本研究旨在分析在印尼保护个人数据的法律范围内的执法违规行为。本研究采用规范性法律和比较方法进行研究,并采用次要数据进行分析以形成结论。根据所做的研究,那么可以推断对执法系统失败保护个人数据在印尼,印尼还没有有效的同行,即使已经有一些管理因素引起的类似的立法规定没有明确的规定,匿名的攻击者,晚个人数据,质量管理执法人员反应,而且没有专门针对个人数据保护的机构
{"title":"Sistem Penegakan Hukum Terhadap Kegagalan Dalam Perlindungan Data Pribadi Di Indonesia","authors":"M. R. Hertianto","doi":"10.24843/kp.2021.v43.i01.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/kp.2021.v43.i01.p07","url":null,"abstract":"Belum adanya regulasi di Indonesia yang mengatur secara khusus mengenai perlindungan data pribadi membuat ancaman adanya tindakan tidak sah dan/atau melawan hukum terhadap data pribadi semakin meningkat seiring dengan tingginya laju perkembangan teknologi dan penetrasi teknologi informasi. Situasi ini tentu menjadi hambatan bagi upaya penegakan hukum terhadap kegagalan perlindungan data pribadi oleh pihak-pihak tertentu yang seringkali menempatkan sekelompok masyarakat ataupun warga negara sebagai korban yang tidak dapat mengakses keadilan terhadap peristiwa yang merugikan data pribadi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk penegakan hukum pelanggaran data pribadi dalam ruang lingkup hukum perlindungan data pribadi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan serta perbandingan dan menggunakan data sekunder yang kemudian dilakukan analisis untuk merumuskan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem penegakan hukum terhadap kegagalan perlindungan data pribadi di Indonesia masih belum berjalan efektif meskipun Indonesia telah memiliki beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur hal serupa yang disebabkan oleh faktor  belum adanya pengaturan yang jelas, pelaku penyerangan yang anonim, terlambatnya respons pengelola data pribadi, kualitas aparat penegak hukum, dan tidak adanya lembaga yang berfokus pada perlindungan data pribadi","PeriodicalId":32487,"journal":{"name":"Kertha Patrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45696860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Diversi sebagai Bentuk Perlindungan Anak dalam Sistem Peradilan di Indonesia
Pub Date : 2020-12-31 DOI: 10.24843/kp.2020.v42.i03.p04
N. M. A. Suwandewi, N. Adiyaryani
Anak merupakan entitas yang wajib untuk dilindungi  dan dijunjung tinggi hak-haknya oleh setiap negara di dunia. Komitmen Indonesia dalam memberikan perlindungan anak tercermin dalam Pasal 28 B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemberian perlindungan oleh negara tidak hanya dalam melindungi anak sebagai korban maupun saksi, namun juga dalam memastikan bahwa anak yang berkonflik dengan hukum menerima perlindungan hukum yang memadai. Undang -Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA) merupakan pedoman dasar dalam pemberian perlindungan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum, kendatipun masih memberikan batasan mengenai kualifikasi anak sebagai pelaku tindak pidana yang berhak untuk menjalani proses diversi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaturan perlindungan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum dan diversi sebagai bentuk perlindungan anak dalam sistem peradilan di Indonesia. Artikel ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hasil studi menunjukan bahwa pengaturan mengenai perlindungan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum tertuang di berbagai peraturan perundang-undangan, khususnya undang-undang yang mengatur tentang kesejahteraan anak, perlindungan anak, hak asasi manusia, dan sistem peradilan pidana anak.  Diversi merupakan bentuk perlindungan hukum bagi anak yang berkonflik dengan hukum. Dengan demikian, penanganan kasus anak yang berkonflik dengan hukum pada tingkat kepolisian, kejaksaan dan pemeriksaan di pengadilan wajib mengupayakan diversi.
儿童是世界上每个国家都有义务保护和维护其权利的实体。印度尼西亚对儿童保护的承诺反映在1945年印度尼西亚共和国宪法第28条B节(2节)中。国家不仅在保护受害者和证人方面给予保护,而且在确保违反法律的儿童得到适当的保护方面给予保护。2011年《儿童刑事司法制度》(儿童法)是对违反法律的儿童保护的基本指导方针,规定限制儿童作为有权利的犯罪行为者的资格。本研究旨在分析与法律冲突的儿童的保护安排,并将其作为印尼司法系统的一种儿童保护形式加以复制。本文是对规范法律和概念法的研究。研究表明,通过立法法规,保护与法律冲突的儿童的安排,特别是关于儿童福利、儿童保护、人权和儿童刑事司法制度的法律。diversion是对与法律发生冲突的儿童的一种法律保护。因此,处理与警方、检察官办公室、法院审判相冲突的儿童案件必须进行自首。
{"title":"Diversi sebagai Bentuk Perlindungan Anak dalam Sistem Peradilan di Indonesia","authors":"N. M. A. Suwandewi, N. Adiyaryani","doi":"10.24843/kp.2020.v42.i03.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/kp.2020.v42.i03.p04","url":null,"abstract":"Anak merupakan entitas yang wajib untuk dilindungi  dan dijunjung tinggi hak-haknya oleh setiap negara di dunia. Komitmen Indonesia dalam memberikan perlindungan anak tercermin dalam Pasal 28 B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemberian perlindungan oleh negara tidak hanya dalam melindungi anak sebagai korban maupun saksi, namun juga dalam memastikan bahwa anak yang berkonflik dengan hukum menerima perlindungan hukum yang memadai. Undang -Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA) merupakan pedoman dasar dalam pemberian perlindungan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum, kendatipun masih memberikan batasan mengenai kualifikasi anak sebagai pelaku tindak pidana yang berhak untuk menjalani proses diversi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaturan perlindungan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum dan diversi sebagai bentuk perlindungan anak dalam sistem peradilan di Indonesia. Artikel ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hasil studi menunjukan bahwa pengaturan mengenai perlindungan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum tertuang di berbagai peraturan perundang-undangan, khususnya undang-undang yang mengatur tentang kesejahteraan anak, perlindungan anak, hak asasi manusia, dan sistem peradilan pidana anak.  Diversi merupakan bentuk perlindungan hukum bagi anak yang berkonflik dengan hukum. Dengan demikian, penanganan kasus anak yang berkonflik dengan hukum pada tingkat kepolisian, kejaksaan dan pemeriksaan di pengadilan wajib mengupayakan diversi.","PeriodicalId":32487,"journal":{"name":"Kertha Patrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44808236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Legal Protection for Child Kidnapping Victims: Case Study in Gianyar District Court 儿童绑架受害者的法律保护:以吉安雅地区法院为例
Pub Date : 2020-12-31 DOI: 10.24843/kp.2020.v42.i03.p07
Komang Suartana, I. M. W. Darma
This article aims to analyze how the crime of child kidnapping is covered in the Indonesian Criminal Code and the type of sanctions that can be imposed on the perpetrator of the crime of child kidnapping. It is a legal research that uses statutory, conceptual, and case approaches in discussing the legal protection of child kidnapping victims. In order to illustrate how the law that protects the victim of child kidnapping is applied by the court, it presents a case study at the Gianyar District Court that investigated a criminal offense of child kidnapping in 2018. The results reveal that the Indonesian Criminal Code classifies child kidnapping as a crime that is punishable as stipulated in Article 330 of the Code. In a more specific context, Law of the Republic of Indonesia Number 35 of 2014 concerning Amendments to Law Number 22 of 2003 concerning Child Protection includes child kidnapping as a case that needs to be given special protection  A case study regarding the imposing of sanctions on the perpetrator of child kidnapping can be seen in a criminal case before the District Court of Gianyar in 2018. In the judgment, the panel of judges imposing a sentence against the defendant in the form of imprisonment of 8 (eight) years in prison and a fine of Rp. 60,000,000 (sixty million rupiah) subsidiary 6 (six) months in prison;
本文旨在分析《印度尼西亚刑法典》如何涵盖绑架儿童罪,以及绑架儿童罪的犯罪者可以受到的制裁类型。这是一项法律研究,使用法定、概念和案例方法讨论绑架儿童受害者的法律保护。为了说明法院如何适用保护儿童绑架受害者的法律,它在吉亚尔地区法院提交了一份案例研究,该法院调查了2018年的一起绑架儿童刑事犯罪。结果表明,《印度尼西亚刑法》将绑架儿童定为《刑法》第330条规定的应受惩罚的罪行。在更具体的背景下,《印度尼西亚共和国2014年第35号关于2003年第22号儿童保护法修正案的法律》将绑架儿童列为需要给予特别保护的案件。关于对绑架儿童罪犯实施制裁的案例研究可以在2018年吉亚尔地区法院的刑事案件中看到。在判决中,法官小组对被告判处8(八)年监禁和6(六)个月监禁的60000000卢比(6000万卢比)罚款;
{"title":"Legal Protection for Child Kidnapping Victims: Case Study in Gianyar District Court","authors":"Komang Suartana, I. M. W. Darma","doi":"10.24843/kp.2020.v42.i03.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/kp.2020.v42.i03.p07","url":null,"abstract":"This article aims to analyze how the crime of child kidnapping is covered in the Indonesian Criminal Code and the type of sanctions that can be imposed on the perpetrator of the crime of child kidnapping. It is a legal research that uses statutory, conceptual, and case approaches in discussing the legal protection of child kidnapping victims. In order to illustrate how the law that protects the victim of child kidnapping is applied by the court, it presents a case study at the Gianyar District Court that investigated a criminal offense of child kidnapping in 2018. The results reveal that the Indonesian Criminal Code classifies child kidnapping as a crime that is punishable as stipulated in Article 330 of the Code. In a more specific context, Law of the Republic of Indonesia Number 35 of 2014 concerning Amendments to Law Number 22 of 2003 concerning Child Protection includes child kidnapping as a case that needs to be given special protection  A case study regarding the imposing of sanctions on the perpetrator of child kidnapping can be seen in a criminal case before the District Court of Gianyar in 2018. In the judgment, the panel of judges imposing a sentence against the defendant in the form of imprisonment of 8 (eight) years in prison and a fine of Rp. 60,000,000 (sixty million rupiah) subsidiary 6 (six) months in prison;","PeriodicalId":32487,"journal":{"name":"Kertha Patrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46527792","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Sistem Pemulihan Kerugian Integratif Bagi Korban Penipuan Skala Masif di Indonesia 印度尼西亚大规模欺诈受害者综合损失赔偿系统
Pub Date : 2020-12-31 DOI: 10.24843/kp.2020.v42.i03.p02
P. Setiawan
Penipuan sebagai kejahatan keuangan dalam beberapa kasus berkembang menjadi kejahatan skala masif di Indonesia. Artikel ini menyajikan kajian terhadap kasus-kasus penipuan yang masif tersebut yang dilakukan berdasarkan metode yuridis normatif dengan pendekatan kasus, perundang-undangan, dan konseptual. Kajian dimulai dengan mempelajari bahan hukum primer dan sekunder, baik berupa peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan serta literatur hukum terkait. Selanjutnya dilakukan analisis dan interpretasi yang bertujuan mengidentifikasi karakteristik kasus-kasus penipuan berskala massif, berikut problematika yang dihadapi para korban, serta terakhir merumuskan preskripsi mengenai sistem pemulihan kerugian bagi para korban tersebut. Hasil kajian menunjukkan penipuan masif di Indonesia berkarakteristik pokok pada hubungan awal keperdataan (bisnis) yang dibentuk sebelumnya antara pelaku dan korban. Pada hubungan tersebut, pelaku kejahatan melakukan kegiatan penghimpunan dana yang besar dari masyarakat dengan modus skema ponzi atau money game yang disertai dengan pengelolaan keuangan korporasi yang tidak profesional dan transparan. Problematika timbul pada upaya pemulihan kerugian para korban, utamanya karena kompleksitas dan tumpang tindihnya ketentuan pemulihan kerugian beserta implikasi hukumnya. Untuk menyelesaikan problematika ini, maka dapat dirumuskan suatu konsep sistem integratif dengan memadukan fitur-fitur pada hukum acara perdata dan pidana, prosedur kepailitan, dan sistem restitusi korban, yang  mampu mendukung dan memperkuat penyelesaian pemulihan kerugian yang adil bagi korban. Tahapan sistem ini secara teknis terdiri atas penyusun permohonan restitusi yang melibatkan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, pemeriksaan restitusi pada sidang pengadilan bersama  dengan pemeriksaan perbuatan dan kesalahan pelaku kejahatan, dilanjutkan dengan penjatuhan pemidanaan restitusi serta perampasan aset. Terakhir, pemberesan harta kekayaan pelaku dan pembayaran kerugian sebagai pemulihan korban.
在印度尼西亚,欺诈作为一种金融犯罪在某些情况下演变为大规模犯罪。本文以规范的法律方法为基础,结合案例方法、邀请和概念,对这些大规模欺诈案件进行了研究。该研究首先研究初级和次级法律材料,无论是法律、法院裁决还是相关法律文献。随后,根据受害者面临的问题,进行了分析和解释,以确定大规模欺诈案件的特征,而后者损害了受害者损失赔偿制度的规定。结果显示,印尼的大规模欺诈行为以犯罪者和受害者之间早期情报(商业)关系中的树木为特征。在这方面,犯罪者通过庞氏骗局或金钱游戏的方式,在不专业和透明的公司财务管理的情况下,从事大规模的公众筹款活动。在追回受害者损失的努力中出现问题,主要是因为其行动的复杂性和规模、追回损失的决心及其法律影响。为了解决这一问题,可以通过在商业和刑事事件法、残疾程序和受害者赔偿制度中加入特色来宣布一个综合系统概念,这可以支持和加强受害者公平损失赔偿的解决方案。从技术上讲,这一级别的制度包括制定一项涉及证人保护委员会和受害者的归还请求,在法庭听证会上审查归还情况,同时审查犯罪者的罪行和错误,然后减少归还和扣押资产。最后,犯罪人的转移宝和作为受害人的赔偿损失。
{"title":"Sistem Pemulihan Kerugian Integratif Bagi Korban Penipuan Skala Masif di Indonesia","authors":"P. Setiawan","doi":"10.24843/kp.2020.v42.i03.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/kp.2020.v42.i03.p02","url":null,"abstract":"Penipuan sebagai kejahatan keuangan dalam beberapa kasus berkembang menjadi kejahatan skala masif di Indonesia. Artikel ini menyajikan kajian terhadap kasus-kasus penipuan yang masif tersebut yang dilakukan berdasarkan metode yuridis normatif dengan pendekatan kasus, perundang-undangan, dan konseptual. Kajian dimulai dengan mempelajari bahan hukum primer dan sekunder, baik berupa peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan serta literatur hukum terkait. Selanjutnya dilakukan analisis dan interpretasi yang bertujuan mengidentifikasi karakteristik kasus-kasus penipuan berskala massif, berikut problematika yang dihadapi para korban, serta terakhir merumuskan preskripsi mengenai sistem pemulihan kerugian bagi para korban tersebut. Hasil kajian menunjukkan penipuan masif di Indonesia berkarakteristik pokok pada hubungan awal keperdataan (bisnis) yang dibentuk sebelumnya antara pelaku dan korban. Pada hubungan tersebut, pelaku kejahatan melakukan kegiatan penghimpunan dana yang besar dari masyarakat dengan modus skema ponzi atau money game yang disertai dengan pengelolaan keuangan korporasi yang tidak profesional dan transparan. Problematika timbul pada upaya pemulihan kerugian para korban, utamanya karena kompleksitas dan tumpang tindihnya ketentuan pemulihan kerugian beserta implikasi hukumnya. Untuk menyelesaikan problematika ini, maka dapat dirumuskan suatu konsep sistem integratif dengan memadukan fitur-fitur pada hukum acara perdata dan pidana, prosedur kepailitan, dan sistem restitusi korban, yang  mampu mendukung dan memperkuat penyelesaian pemulihan kerugian yang adil bagi korban. Tahapan sistem ini secara teknis terdiri atas penyusun permohonan restitusi yang melibatkan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, pemeriksaan restitusi pada sidang pengadilan bersama  dengan pemeriksaan perbuatan dan kesalahan pelaku kejahatan, dilanjutkan dengan penjatuhan pemidanaan restitusi serta perampasan aset. Terakhir, pemberesan harta kekayaan pelaku dan pembayaran kerugian sebagai pemulihan korban.","PeriodicalId":32487,"journal":{"name":"Kertha Patrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49044991","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Regional Government Authority in Determining Policies on the Master Plan of Tourism Development 区域政府决定旅游发展总体规划政策的权力
Pub Date : 2020-12-31 DOI: 10.24843/kp.2020.v42.i03.p01
N. L. G. Astariyani, Ni Putu Wiwin Setyari, Bagus Hermanto
This study intends to examine the authority of local governments to regulate regional policies on tourism development master plan. This paper examines the legal issues related to the basis of the authority from philosophical, sociological, and juridical aspects of the formation of policies regarding tourism development plans. This paper focuses on the target, scope, content, and direction of Regional Regulations concerning tourism development plans to establish legislation and prioritizing aspects of the tourism industry, marketing destinations, and culture of Bali Tourism.  It is a legal research that uses statutory, philosophical, theoretical, and conceptual approaches. The research resulted that the basis of authority for delegation of formation arrangements is regulated in the Law concerning Tourism, Government Regulation, and Regional Government Law related to the Master Plan of National Tourism Development. The basis of regional government authority in setting these policies is the enactment of local regulations of Bali Province, Badung Regency, Jembrana Regency, and Denpasar City concerning regional tourism development master plan. However, the mandatory obligations for regional government in determining tourism development master plan have not immediately been taken effect by the other regency governments in Bali Province.
本研究旨在探讨地方政府对区域旅游发展总体规划政策的调控权限。本文从哲学、社会学、法学等方面考察了相关法律问题的权威依据,形成了有关旅游发展规划的政策。本文重点研究旅游发展规划区域法规的目标、范围、内容和方向,建立立法和优先考虑巴厘岛旅游的旅游业、营销目的地和文化等方面。它是一种运用成文法、哲学、理论和概念方法的法律研究。研究结果表明,与国家旅游发展总体规划相关的《旅游法》、《政府条例》和《区域政府法》规定了组团安排授权的依据。区域政府制定这些政策的基础是制定巴厘岛省、巴东县、珍布拉纳县和登巴萨市有关区域旅游发展总体规划的地方法规。然而,地方政府在确定旅游发展总体规划方面的强制性义务并没有立即被巴厘省的其他摄政政府实施。
{"title":"Regional Government Authority in Determining Policies on the Master Plan of Tourism Development","authors":"N. L. G. Astariyani, Ni Putu Wiwin Setyari, Bagus Hermanto","doi":"10.24843/kp.2020.v42.i03.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/kp.2020.v42.i03.p01","url":null,"abstract":"This study intends to examine the authority of local governments to regulate regional policies on tourism development master plan. This paper examines the legal issues related to the basis of the authority from philosophical, sociological, and juridical aspects of the formation of policies regarding tourism development plans. This paper focuses on the target, scope, content, and direction of Regional Regulations concerning tourism development plans to establish legislation and prioritizing aspects of the tourism industry, marketing destinations, and culture of Bali Tourism.  It is a legal research that uses statutory, philosophical, theoretical, and conceptual approaches. The research resulted that the basis of authority for delegation of formation arrangements is regulated in the Law concerning Tourism, Government Regulation, and Regional Government Law related to the Master Plan of National Tourism Development. The basis of regional government authority in setting these policies is the enactment of local regulations of Bali Province, Badung Regency, Jembrana Regency, and Denpasar City concerning regional tourism development master plan. However, the mandatory obligations for regional government in determining tourism development master plan have not immediately been taken effect by the other regency governments in Bali Province.","PeriodicalId":32487,"journal":{"name":"Kertha Patrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43709270","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Reformulasi Delik Ideologi dalam Perspektif Pembaruan Hukum Pidana Indonesia 印尼法律更新视野中的思想犯罪改造
Pub Date : 2020-12-31 DOI: 10.24843/kp.2020.v42.i03.p05
Yaris Adhial Fajrin, Ach. Faisol Triwijaya, Yuridika Prawira Rachmadi
Sistem hukum pidana Indonesia mengenal adanya berbagai macam tindak pidana, di antaranya tindak pidana yang berkaitan dengan larangan terhadap penyebarluasan ideologi-ideologi tertentu, atau yang bisa disebut dengan istilah delik ideologi. Delik ideologi ini berkaitan dengan penyebaran ideologi Komunisme, Marxis-Leninisme yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah kelam Negara Indonesia. Tulisan ini ditujukan untuk menganalisis formulasi rumusan delik ideologi dalam hukum positif Indonesia serta untuk mengkaji delik ideologi tersebut dari aspek pembaruan hukum pidana Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, karena permasalahan yang diangkat beranjak dari sistem norma hukum pidana yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi rumusan tindak pidana ideologi di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) maupun Rancangan KUHP (RKUHP) memiliki rumusan yang tidak jauh berbeda. Rumusan delik ideologi tersebut memiliki problematika yuridis khususnya dari aspek unsur perbuatan, jenis, dan objek tindak pidana. Maka dari itu perlu dilakukan reformulasi delik ideologi di dalam RKUHP, dengan memperhatikan arah politik hukum pidana Indonesia yang berbasiskan pada nilai-nilai Pancasila.
印尼刑法系统知道各种各样的犯罪行为,其中包括与禁止某些意识形态传播有关的犯罪行为,或者你可以称之为意识形态传播。Delik意识形态与共产主义、马克思主义的意识形态的传播有关,这种意识形态与印尼最黑暗的历史是分不开的。这篇文章的目的是分析印尼正法律中的意识形态提法公式,并从印尼刑法改革的方面来审查这些意识形态。采用的研究方法是对司法管辖区进行规范研究,因为这些问题超越了现行的刑法规范体系。研究表明,《刑法》(KUHP)和KUHP (RKUHP)设计中的意识形态犯罪公式几乎没有什么不同。这种意识形态的配方主要从行为、类型和犯罪对象的方面有司法问题。因此,有必要重新制订RKUHP内部的意识形态delik,考虑基于Pancasila价值的印尼刑法的政治方向。
{"title":"Reformulasi Delik Ideologi dalam Perspektif Pembaruan Hukum Pidana Indonesia","authors":"Yaris Adhial Fajrin, Ach. Faisol Triwijaya, Yuridika Prawira Rachmadi","doi":"10.24843/kp.2020.v42.i03.p05","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/kp.2020.v42.i03.p05","url":null,"abstract":"Sistem hukum pidana Indonesia mengenal adanya berbagai macam tindak pidana, di antaranya tindak pidana yang berkaitan dengan larangan terhadap penyebarluasan ideologi-ideologi tertentu, atau yang bisa disebut dengan istilah delik ideologi. Delik ideologi ini berkaitan dengan penyebaran ideologi Komunisme, Marxis-Leninisme yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah kelam Negara Indonesia. Tulisan ini ditujukan untuk menganalisis formulasi rumusan delik ideologi dalam hukum positif Indonesia serta untuk mengkaji delik ideologi tersebut dari aspek pembaruan hukum pidana Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, karena permasalahan yang diangkat beranjak dari sistem norma hukum pidana yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi rumusan tindak pidana ideologi di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) maupun Rancangan KUHP (RKUHP) memiliki rumusan yang tidak jauh berbeda. Rumusan delik ideologi tersebut memiliki problematika yuridis khususnya dari aspek unsur perbuatan, jenis, dan objek tindak pidana. Maka dari itu perlu dilakukan reformulasi delik ideologi di dalam RKUHP, dengan memperhatikan arah politik hukum pidana Indonesia yang berbasiskan pada nilai-nilai Pancasila.","PeriodicalId":32487,"journal":{"name":"Kertha Patrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46461305","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Transformasi Kearifan Lokal Terkait Kasus Pertambangan Rakyat dalam Kebijakan Daerah 当地矿山居民在地区政策中的转型智慧
Pub Date : 2020-12-31 DOI: 10.24843/kp.2020.v42.i03.p03
S. H. M.H Derita Prapti Rahyu, M. H. F. S.H., S. H. M.H. Darwance, M. Si. Amir Dedoe
Secara umum sektor pertambangan selama ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia serta daerah-daerah yang menjadi lokasi pertambangan. Situasi khusus terjadi pada pertambangan rakyat di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang justru menyisakan sejumlah kasus yang belum terselesaikan. Hanya saja, pemerintah daerah setempat nampaknya belum mangakomodir kearifan lokal untuk menyelesaikan kasus pertambangan rakyat dalam bentuk kebijakan daerah (baik peraturan ataupun penetapan). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kearifan lokal terkait pertambangan rakyat tertransformasi ke dalam kebijakan  daerah agar tetap lestari, berkembang, dan ditaati oleh masyarakat dengan penuh kesadaran. Artikel inimerupakan penelitian hukum normatif dengan mengidentifikasi peraturan perundang-undangan terkait adakah peluang mentransformasi kearifan lokal ke dalam kebijakan daerah.Bahan hukum primer diperoleh dari peraturan perundang-undangan terkait danbahan hukum sekunder berupa sumber kepustakaan danartikel-artikel ilmiah. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kearifan lokal pada aktivitas pertambangan rakyat tidak terakomodir dalam kebijakan daerah sehubungan dengan keterbatasan kewenangan daerah dalam sektortersebut. Pintu masuk untuk mentransformasikan kearifan lokal ke dalam produk hukum daerah justru terdapat pada kewenangan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota di bidang pengelolaan lingkungan hidup.
总的来说,矿业部门为印度尼西亚经济和已成为采矿区域做出了巨大贡献。邦比里翁省的居民矿山发生了特殊情况,留下了一些未解决的案件。只是,地方政府似乎无法以区域政策(包括分区法)的形式满足当地的采矿问题。本研究旨在分析当地矿山相关的智慧,使其转变为地区政策,以保持可持续、繁荣和公众的尊重。这篇文章是对规范法律的研究,它确定了相关的立法法规,有可能将地方智慧转化为地区政策。主要的法律材料来自相关的法律法规和文学和科学文章的次要法律材料。研究表明,地方采矿活动的智慧在区域政策中并不适用于区域管辖权的局限性。将地方智慧转化为地方法律产品的入口,实际上是在环境管理各省和各区政府的管辖范围内。
{"title":"Transformasi Kearifan Lokal Terkait Kasus Pertambangan Rakyat dalam Kebijakan Daerah","authors":"S. H. M.H Derita Prapti Rahyu, M. H. F. S.H., S. H. M.H. Darwance, M. Si. Amir Dedoe","doi":"10.24843/kp.2020.v42.i03.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/kp.2020.v42.i03.p03","url":null,"abstract":"Secara umum sektor pertambangan selama ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia serta daerah-daerah yang menjadi lokasi pertambangan. Situasi khusus terjadi pada pertambangan rakyat di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang justru menyisakan sejumlah kasus yang belum terselesaikan. Hanya saja, pemerintah daerah setempat nampaknya belum mangakomodir kearifan lokal untuk menyelesaikan kasus pertambangan rakyat dalam bentuk kebijakan daerah (baik peraturan ataupun penetapan). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kearifan lokal terkait pertambangan rakyat tertransformasi ke dalam kebijakan  daerah agar tetap lestari, berkembang, dan ditaati oleh masyarakat dengan penuh kesadaran. Artikel inimerupakan penelitian hukum normatif dengan mengidentifikasi peraturan perundang-undangan terkait adakah peluang mentransformasi kearifan lokal ke dalam kebijakan daerah.Bahan hukum primer diperoleh dari peraturan perundang-undangan terkait danbahan hukum sekunder berupa sumber kepustakaan danartikel-artikel ilmiah. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kearifan lokal pada aktivitas pertambangan rakyat tidak terakomodir dalam kebijakan daerah sehubungan dengan keterbatasan kewenangan daerah dalam sektortersebut. Pintu masuk untuk mentransformasikan kearifan lokal ke dalam produk hukum daerah justru terdapat pada kewenangan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota di bidang pengelolaan lingkungan hidup.","PeriodicalId":32487,"journal":{"name":"Kertha Patrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43207405","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Hak Kurator untuk Mengajukan Praperadilan terhadap Boedel Kepailitan yang Diletakkan Sita Pidana 策展人有权申请对位于首都的Boedel绘画作品作出初步裁决
Pub Date : 2020-12-31 DOI: 10.24843/kp.2020.v42.i03.p06
L. Nurhakim, Efa Laela Fakhriah
Implikasi adanya putusan pailit yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga adalah debitor sebagai pemilik boedel pailit tidak bisa mengoperasionalkan serta mengakses hartanya. Permasalahan selanjutnya muncul ketika pada saat yang bersamaan sita umum kepalitan atas asset debitor dimaksud, juga telah/akan dibebani sita pidana. Artikel ini bertujuan untuk membahas kewenangan kurator dalam mengelola dan membereskan asset  boedel pailit berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU Kepailitan) dan hak kurator untuk mengajukan praperadilan terhadap boedel kepailitan yang diletakkan sita pidana ditinjau dari kepastian hukum. Penulisan artikel ini bersifat penelitian yuridis normatif, dengan pendekatan konseptual dan peraturan perundang undangan agar dapat menggambarkan konsep yang dibahas yang dikaji secara normatif dengan mendasarkan pada peraturan perundang-undangan terkait. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kurator dalam pelaksanaan pemberesan dan/atau pengurusan boedel pailit dapat dimintakan pertanggungjawaban dengan syarat terdapat kesalahan atau kelalaian. Sebagai implikasinya, kurator dapat bertanggung jawab secara pribadi dengan alasan “merugikan” kepentingan hukum para kreditur. Dalam praktiknya, kurator dituntut reaktif dan responsif dalam mengambil tindakan, sedangkan UU Kepailitan sendiri tidak memberikan kesempatan untuk melakukan kewenangannya secara diskresif terhadap kondisi boedel pailit yang telah/akan diletakan sita pidana. Demi terwujudnya kepastian hukum, berdasarkan Pasal 82 ayat (1) huruf b dan Pasal 82 ayat (3) Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), maka kurator dapat mengajukan gugatan praperadilan untuk menguji untuk menguji keabsahan tindakan penyidik atau penuntut umum yang tidak meminta persetujuan hakim pengawas dalam melakukan suatu penyitaan demi membatalkan kedudukan sita pidana atas boedel pailit.
商业法院做出的破产判决的影响是,波音德尔破产公司(boedel pailit)无法运作和访问其财产。进一步的问题出现在同时,因为一般没收债务人的资产也将被解除刑罚。本文章旨在讨论根据2004年第37条第款的破产管理和清偿波音波音资产的授权,以及在法律保障下对波音波音公司提起诉讼的权利。撰写这篇文章是一项规范的法律研究,其概念性方法和邀请条例旨在通过相关的立法法规来描述正在进行的讨论的概念。调查结果显示,管理波音公司(boedel pailit)的馆长可以被追究责任,但前提是他犯了错误或疏忽。其含义是,策展人可以为“损害”债权人的法律利益承担个人责任。在其实践中,策展人被要求在行动中表现出反应和负责任的态度,而法务法案本身却没有提供对博德•破产(boedel pailit)扣押犯罪的授权。为了实现法律的确定性,根据第82节(1)字母b和第82节(3)邀请——关于刑事法律节目的邀请从1981年8号(KUHAP),所以可以提起诉讼预审馆长测试来测试调查员或检察官的行为的合法性不要求法官批准主管的施行一个刑事没收扣押为了取消地位boedel已经破产了。
{"title":"Hak Kurator untuk Mengajukan Praperadilan terhadap Boedel Kepailitan yang Diletakkan Sita Pidana","authors":"L. Nurhakim, Efa Laela Fakhriah","doi":"10.24843/kp.2020.v42.i03.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/kp.2020.v42.i03.p06","url":null,"abstract":"Implikasi adanya putusan pailit yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga adalah debitor sebagai pemilik boedel pailit tidak bisa mengoperasionalkan serta mengakses hartanya. Permasalahan selanjutnya muncul ketika pada saat yang bersamaan sita umum kepalitan atas asset debitor dimaksud, juga telah/akan dibebani sita pidana. Artikel ini bertujuan untuk membahas kewenangan kurator dalam mengelola dan membereskan asset  boedel pailit berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU Kepailitan) dan hak kurator untuk mengajukan praperadilan terhadap boedel kepailitan yang diletakkan sita pidana ditinjau dari kepastian hukum. Penulisan artikel ini bersifat penelitian yuridis normatif, dengan pendekatan konseptual dan peraturan perundang undangan agar dapat menggambarkan konsep yang dibahas yang dikaji secara normatif dengan mendasarkan pada peraturan perundang-undangan terkait. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kurator dalam pelaksanaan pemberesan dan/atau pengurusan boedel pailit dapat dimintakan pertanggungjawaban dengan syarat terdapat kesalahan atau kelalaian. Sebagai implikasinya, kurator dapat bertanggung jawab secara pribadi dengan alasan “merugikan” kepentingan hukum para kreditur. Dalam praktiknya, kurator dituntut reaktif dan responsif dalam mengambil tindakan, sedangkan UU Kepailitan sendiri tidak memberikan kesempatan untuk melakukan kewenangannya secara diskresif terhadap kondisi boedel pailit yang telah/akan diletakan sita pidana. Demi terwujudnya kepastian hukum, berdasarkan Pasal 82 ayat (1) huruf b dan Pasal 82 ayat (3) Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), maka kurator dapat mengajukan gugatan praperadilan untuk menguji untuk menguji keabsahan tindakan penyidik atau penuntut umum yang tidak meminta persetujuan hakim pengawas dalam melakukan suatu penyitaan demi membatalkan kedudukan sita pidana atas boedel pailit.","PeriodicalId":32487,"journal":{"name":"Kertha Patrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45913337","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Illegal Fishing dalam Kajian Hukum Nasional dan Hukum Internasional: Kaitannya dengan Kejahatan Transnasional 国内法和国际法测试中的非法捕鱼:与跨国犯罪有关
Pub Date : 2020-08-30 DOI: 10.24843/kp.2020.v42.i02.p04
Desia Rakhma Banjarani
Illegal fishing practices are transnational in nature, which are not so easy to prevent and eradicate without international cooperation. Several international treaties both in the field of international maritime and fisheries law as well as international crimes have not categorized it as a transnational crime. This article discusses regulations that cover the issue of illegal fishing according to Indonesian national law and international law and examines the urgency of countermeasuring illegal fishing as a transnational crime. This article is a normative legal research with a statutory approach that explores the relevant national and international legal instruments which analyzed using descriptive methods. The results indicated that illegal fishing has been strictly regulated both in national and international law, although international law has not categorized illegal fishing as a crime that has cross-border characteristics. Therefore, there is an urgency to countermeasuring illegal fishing through international cooperation. In terms of the implementation of Indonesian national law, until now there seems to be lack of coordination between the national government and regional governments in establishing a mechanism related to efforts to prevent and eradicate illegal ?shing.   Praktik Illegal fishingbersifat transnasional yang sulit untuk dicegah dan diberantas tanpa adanya kerjasama internasional. Sejumlah perjanjian internasional baik di bidang hukum laut dan perikanan internasional maupun pidana internasional belum mengategorikan illegal fishing sebagai suatu kejahatan transnasional. Artikel ini membahas pengaturan terkait Illegal Fishing menurut hukum nasional Indonesia dan hukum internasional serta menelaah urgensi penanggulangan Illegal Fishing sebagai kejahatan transnasional.Artikel ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan yang menelusuri instrumen hukum nasional dan internasional yang relevan yang dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Illegal Fishing sudah diatur secara tegas baik dalam hukum nasional maupun hukum internasional, kendatipun kukum internasional belum mengategorikan illegal ?shing sebagai kejahatan yang memiliki karakteristik lintas batas Negara. Oleh karenanya, penanggulangan illegal fishing urgen dilakukan melalui kerjasama internasional. Dari segi implementasi hukum nasional Indonesia,hingga saat ininampaknya belum terdapat koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam menetapkan suatu mekanisme berkaitan dengan upaya pencegahan dan pemberantasan illegal ?shing.  
非法捕鱼行为具有跨国性质,如果没有国际合作,很难预防和根除。国际海事和渔业法以及国际犯罪领域的若干国际条约都没有将其归类为跨国犯罪。本文讨论了根据印度尼西亚国内法和国际法涵盖非法捕鱼问题的条例,并审查了作为跨国犯罪对非法捕鱼进行反制的紧迫性。本文是一项规范性的法律研究,采用成文法的方法,探讨相关的国家和国际法律文书,并采用描述性的方法进行分析。结果表明,尽管国际法没有将非法捕鱼归类为具有跨国界特征的犯罪,但在国内法和国际法中都对非法捕鱼进行了严格管制。因此,迫切需要通过国际合作来遏制非法捕捞。在印度尼西亚国家法律的执行方面,到目前为止,国家政府和地方政府之间似乎缺乏协调,无法建立与预防和根除非法卖淫有关的机制。印度非法捕鱼组织是跨国组织,是国际组织。塞巴姆拉·佩詹詹国际银行,迪比当,胡库姆·劳特,佩詹詹国际银行,莫潘·皮达纳,国际银行,非法捕鱼,佩詹詹跨国公司。印尼国家非法捕鱼协会印尼国家非法捕鱼协会印尼国家非法捕鱼协会印尼国家非法捕鱼协会印尼国家非法捕鱼协会印尼国家非法捕鱼协会印尼国家非法捕鱼协会本文介绍了中国大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆大陆。哈西尔penelitian menunjukkan bahwa非法捕鱼sudah diatur secara tegas baik dalam hukum国家maupun hukum国际,kendatipun kukum国际belum mengatorikan非法捕鱼sebagai kejahatan yang memiliki karakteristik lintas batas Negara。Oleh karenanya, penanggulangan非法捕鱼紧急dilakukan melalui kerjasama国际。印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,印尼国家行政长官,
{"title":"Illegal Fishing dalam Kajian Hukum Nasional dan Hukum Internasional: Kaitannya dengan Kejahatan Transnasional","authors":"Desia Rakhma Banjarani","doi":"10.24843/kp.2020.v42.i02.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/kp.2020.v42.i02.p04","url":null,"abstract":"Illegal fishing practices are transnational in nature, which are not so easy to prevent and eradicate without international cooperation. Several international treaties both in the field of international maritime and fisheries law as well as international crimes have not categorized it as a transnational crime. This article discusses regulations that cover the issue of illegal fishing according to Indonesian national law and international law and examines the urgency of countermeasuring illegal fishing as a transnational crime. This article is a normative legal research with a statutory approach that explores the relevant national and international legal instruments which analyzed using descriptive methods. The results indicated that illegal fishing has been strictly regulated both in national and international law, although international law has not categorized illegal fishing as a crime that has cross-border characteristics. Therefore, there is an urgency to countermeasuring illegal fishing through international cooperation. In terms of the implementation of Indonesian national law, until now there seems to be lack of coordination between the national government and regional governments in establishing a mechanism related to efforts to prevent and eradicate illegal ?shing. \u0000  \u0000Praktik Illegal fishingbersifat transnasional yang sulit untuk dicegah dan diberantas tanpa adanya kerjasama internasional. Sejumlah perjanjian internasional baik di bidang hukum laut dan perikanan internasional maupun pidana internasional belum mengategorikan illegal fishing sebagai suatu kejahatan transnasional. Artikel ini membahas pengaturan terkait Illegal Fishing menurut hukum nasional Indonesia dan hukum internasional serta menelaah urgensi penanggulangan Illegal Fishing sebagai kejahatan transnasional.Artikel ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan yang menelusuri instrumen hukum nasional dan internasional yang relevan yang dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Illegal Fishing sudah diatur secara tegas baik dalam hukum nasional maupun hukum internasional, kendatipun kukum internasional belum mengategorikan illegal ?shing sebagai kejahatan yang memiliki karakteristik lintas batas Negara. Oleh karenanya, penanggulangan illegal fishing urgen dilakukan melalui kerjasama internasional. Dari segi implementasi hukum nasional Indonesia,hingga saat ininampaknya belum terdapat koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam menetapkan suatu mekanisme berkaitan dengan upaya pencegahan dan pemberantasan illegal ?shing. \u0000 ","PeriodicalId":32487,"journal":{"name":"Kertha Patrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46325070","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
Crime Victims Protection in Indonesia: An Analysis of the Recent Victim Protection Acts 印度尼西亚的犯罪受害者保护:对近期受害者保护法的分析
Pub Date : 2020-08-30 DOI: 10.24843/kp.2020.v42.i02.p02
M. Mahfud
The Declaration of Basic Principles of Justice for Victims of Crime and Abuse of Power (1985) ensures the protection of victims of crime. Basically, the implementation of this international declaration depends on the domestic law of each state.  Indonesia has promulgated Act No. 13 of 2006 concerning Witness and Victim Protection (Witness and Victim Protection Act) and its Amendment (Act No. 31 of 2014) to give protection of the victim, although not fully adopted the principles contained in the declaration. This article aims to analyze the protection of the victims under the recent Indonesian victim protection Acts and to examine to what extent the Acts in line with the declaration. It is a normative legal research that collects sources from libraries, databases, and archives. This research suggested that Witness and Victim Protection Act has provided the protection to the victim that is limited to victims of a grave violation of human rights, terrorism, trafficking, torture, sexual crime, and serious assaults in the form of compensation (only for a grave violation of human rights and terrorism), restitution and certain assistances under the auspices of the Witness and Victim Protection Agency (LPSK). However, this Act is not yet fully in line with the Declaration, particularly with regard to the right of victims to be present in the criminal justice process to express their views when it comes to their personal interests.
《为犯罪和滥用权力行为受害者伸张正义的基本原则宣言》(1985年)确保了对犯罪受害者的保护。基本上,这项国际宣言的执行取决于每个国家的国内法。印度尼西亚颁布了2006年关于保护证人和受害者的第13号法令(《证人和受害者保护法》)及其修正案(2014年第31号法令),以保护受害者,尽管没有完全采纳宣言中所载的原则。本文旨在分析印度尼西亚最近颁布的《受害者保护法》对受害者的保护,并考察这些法律在多大程度上符合宣言。它是一项规范性的法律研究,从图书馆、数据库和档案馆收集资料。这项研究表明,《证人和受害者保护法》为受害者提供的保护仅限于严重侵犯人权、恐怖主义、贩运、酷刑、性犯罪和严重袭击的受害者,以赔偿的形式(仅限于严重违反人权和恐怖主义),在证人和受害者保护局(LPSK)的主持下进行的归还和某些援助。然而,该法案尚未完全符合《宣言》,特别是关于受害者在刑事司法程序中就其个人利益发表意见的权利。
{"title":"Crime Victims Protection in Indonesia: An Analysis of the Recent Victim Protection Acts","authors":"M. Mahfud","doi":"10.24843/kp.2020.v42.i02.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/kp.2020.v42.i02.p02","url":null,"abstract":"The Declaration of Basic Principles of Justice for Victims of Crime and Abuse of Power (1985) ensures the protection of victims of crime. Basically, the implementation of this international declaration depends on the domestic law of each state.  Indonesia has promulgated Act No. 13 of 2006 concerning Witness and Victim Protection (Witness and Victim Protection Act) and its Amendment (Act No. 31 of 2014) to give protection of the victim, although not fully adopted the principles contained in the declaration. This article aims to analyze the protection of the victims under the recent Indonesian victim protection Acts and to examine to what extent the Acts in line with the declaration. It is a normative legal research that collects sources from libraries, databases, and archives. This research suggested that Witness and Victim Protection Act has provided the protection to the victim that is limited to victims of a grave violation of human rights, terrorism, trafficking, torture, sexual crime, and serious assaults in the form of compensation (only for a grave violation of human rights and terrorism), restitution and certain assistances under the auspices of the Witness and Victim Protection Agency (LPSK). However, this Act is not yet fully in line with the Declaration, particularly with regard to the right of victims to be present in the criminal justice process to express their views when it comes to their personal interests.","PeriodicalId":32487,"journal":{"name":"Kertha Patrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41369656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
期刊
Kertha Patrika
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1