Pub Date : 2021-11-03DOI: 10.33153/abdiseni.v12i1.3743
Wayan Setem
Desa Mambang, Kecamatan Silemadeng Timur, Kabupaten Tabanan memiliki permasalahan pengelolaan persampahan dikarenakan sistem yang terbentuk tidak berjalan dengan baik. Selain itu diperparah dengan rendahnya kesadaran warga pada pengolahan sampah yang baik. Dengan kondisi tersebut maka muncul Gerakan Anak-anak Peduli Sampah Plastik (Gapsap) sebagai relawan memungut sampah yang telah berlangsung sejak 2014. Namun gerakan tersebut belum mampu mengolah dan memanfaatkan sampah plastik yang sudah dipunggut sehingga volumenya semakin menumpuk di tempat penampungan sementara. Begitu juga minimnya pengetahuan tentang wirausaha, terutama pengembangan produk handycraf dari sampah plastik. Untuk itu maka diperlukan suatu terobosan pemanfaatan timbunan sampah plastik yang sudah terkumpul menjadi ecobricks dan pengembangan produksi usaha berbahan daur ulang sampah plastik. Metode pengabdian masyarakat yang dilakukan melalui tahapan yaitu sosialisasi, koordinasi, pelatihan/pendampingan, dan penyuluhan. Hasil program ini adalah kemampuan pengolahan sampah plastik menjadi ecobricks dan pengembangan produk handycraf. Sedangkan dampak program ini yakni penurunan jumlah sampah plastik tidak terolah yang berimplikasi terhadap semakin besarnya kesadaran warga masyarakat dalam pengelolaan sampah, serta dapat menjadi pilot project dan best practice pengelolaan sampah.
{"title":"PELATIHAN PEMANFAATAN ECOBRICKS UNTUK PEMBANGUNAN AREAL TAMAN BACA KREATIVITAS DAN SANGGAR SENI JEGEG BAGUS DI BANJAR DUKUH PULU KAJA, DESA MAMBANG, SELEMADENG TIMUR, TABANAN","authors":"Wayan Setem","doi":"10.33153/abdiseni.v12i1.3743","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/abdiseni.v12i1.3743","url":null,"abstract":"Desa Mambang, Kecamatan Silemadeng Timur, Kabupaten Tabanan memiliki permasalahan pengelolaan persampahan dikarenakan sistem yang terbentuk tidak berjalan dengan baik. Selain itu diperparah dengan rendahnya kesadaran warga pada pengolahan sampah yang baik. Dengan kondisi tersebut maka muncul Gerakan Anak-anak Peduli Sampah Plastik (Gapsap) sebagai relawan memungut sampah yang telah berlangsung sejak 2014. Namun gerakan tersebut belum mampu mengolah dan memanfaatkan sampah plastik yang sudah dipunggut sehingga volumenya semakin menumpuk di tempat penampungan sementara. Begitu juga minimnya pengetahuan tentang wirausaha, terutama pengembangan produk handycraf dari sampah plastik. Untuk itu maka diperlukan suatu terobosan pemanfaatan timbunan sampah plastik yang sudah terkumpul menjadi ecobricks dan pengembangan produksi usaha berbahan daur ulang sampah plastik. Metode pengabdian masyarakat yang dilakukan melalui tahapan yaitu sosialisasi, koordinasi, pelatihan/pendampingan, dan penyuluhan. Hasil program ini adalah kemampuan pengolahan sampah plastik menjadi ecobricks dan pengembangan produk handycraf. Sedangkan dampak program ini yakni penurunan jumlah sampah plastik tidak terolah yang berimplikasi terhadap semakin besarnya kesadaran warga masyarakat dalam pengelolaan sampah, serta dapat menjadi pilot project dan best practice pengelolaan sampah. ","PeriodicalId":325403,"journal":{"name":"Abdi Seni","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126648213","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-03DOI: 10.33153/abdiseni.v12i1.3878
Taufik Murtono
Program pengabdian pada masyarakat ini didorong oleh situasi terkini, terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang disebabkan meluasnya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pandemi corona telah menjadi pandemi global. Berbagai hal termasuk pola makan mengalami pergeseran. Peluang usaha kuliner masakan rumahan termasuk ke dalam usaha yang menjanjikan. Bagi yang memiliki keahlian memasak makanan rumahan yang enak, bisa memanfaatkan peluang usaha rumahan satu ini. Bahkan peluang usaha kuliner rumahan bisa menjadi alternatif rumah tangga yang ingin usaha kuliner tanpa menyewa tempat. Selain berguna untuk mengasah kemahiran memasak, usaha kuliner relatif aman di segala situasi. Pembatasan aktivitas masyarakat sudah menjadi keharusan, tidak terkecuali di wilayah Karanganyar dengan diberlakukan pembatasan bagi warganya. Program pengabdian masyarakat ini bermaksud meningkatkan produk masakan rumahan yang dihasilkan dari peserta binaan. Program ini berhasil merancang desain logo, label, dan promosi pemasaran produk masakan rumahan untuk mitra. Desain kemasan dan promosi pemasaran produk masakan rumahan dari para binaan dilakukan dengan sistem urun daya berbasis daring. Proses perancangan menggunakan pemikiran desain berbasis pelibatan masyarakat dengan langkah identifikasi masalah, perumusan gagasan, perancangan, pemilihan, perwujudan prototipe, implementasi promosi, dan peninjauan. Luaran yang dihasilkan meliputi desain logo, kemasan, desain promosi penjualan di media sosial, hak cipta, dan artikel ilmiah. Luaran nyata bagi anggota binaan berupa hasil penjualan yang diproyeksikan memiliki nilai jual yang lebih baik.
{"title":"DAPUR KAMPUNG: Workshop Desain dan Promosi Makanan Rumahan bagi Masyarakat Terdampak Covid-19","authors":"Taufik Murtono","doi":"10.33153/abdiseni.v12i1.3878","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/abdiseni.v12i1.3878","url":null,"abstract":"Program pengabdian pada masyarakat ini didorong oleh situasi terkini, terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang disebabkan meluasnya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pandemi corona telah menjadi pandemi global. Berbagai hal termasuk pola makan mengalami pergeseran. Peluang usaha kuliner masakan rumahan termasuk ke dalam usaha yang menjanjikan. Bagi yang memiliki keahlian memasak makanan rumahan yang enak, bisa memanfaatkan peluang usaha rumahan satu ini. Bahkan peluang usaha kuliner rumahan bisa menjadi alternatif rumah tangga yang ingin usaha kuliner tanpa menyewa tempat. Selain berguna untuk mengasah kemahiran memasak, usaha kuliner relatif aman di segala situasi. Pembatasan aktivitas masyarakat sudah menjadi keharusan, tidak terkecuali di wilayah Karanganyar dengan diberlakukan pembatasan bagi warganya. Program pengabdian masyarakat ini bermaksud meningkatkan produk masakan rumahan yang dihasilkan dari peserta binaan. Program ini berhasil merancang desain logo, label, dan promosi pemasaran produk masakan rumahan untuk mitra. Desain kemasan dan promosi pemasaran produk masakan rumahan dari para binaan dilakukan dengan sistem urun daya berbasis daring. Proses perancangan menggunakan pemikiran desain berbasis pelibatan masyarakat dengan langkah identifikasi masalah, perumusan gagasan, perancangan, pemilihan, perwujudan prototipe, implementasi promosi, dan peninjauan. Luaran yang dihasilkan meliputi desain logo, kemasan, desain promosi penjualan di media sosial, hak cipta, dan artikel ilmiah. Luaran nyata bagi anggota binaan berupa hasil penjualan yang diproyeksikan memiliki nilai jual yang lebih baik.","PeriodicalId":325403,"journal":{"name":"Abdi Seni","volume":"337 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115968685","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-03DOI: 10.33153/abdiseni.v12i1.3880
S. Harti
Sanggar Dhemes adalah salah satu sanggar di Sukoharjo yang aktif dalam kegiatan pembinaan kesenian. Sanggar ini terus berkembang dan diminati masyarakat luas. Siswa sanggar tidak hanya berasal dari Kabupaten Sukoharjo, tetapi ada juga siswa yang berasal dari luar kota, bahkan sudah mulai berekspansi ke luar provinsi. Sanggar ini sudah memiliki seperangkat gamelan pelog, gamelan slendro, satu kotak wayang, dan tempat latihan yang cukup memadai. Masalah yang dihadapi Sanggar Dhemes adalah kurangnya tenaga pengajar karena di bidang Pedalangan hanya Ki Wiji Santosa yang menjadi pelatihnya. Ia merasa kewalahan dan tidak bisa menangani semuanya. Ki Wiji Santosa juga merasa tidak dapat mencakup semua elemen Pedalangan. Sanggar juga memiliki masalah pada jumlah koleksi wayang. Berdasarkan permasalahan sanggar, maka diadakan pelatihan oleh dosen dan mahasiswa. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, apresiasi, dan demonstrasi. Berdasarkan metode tersebut, pelatihan yang telah dilaksanakan selama 4 bulan ini berhasil membimbing siswa Sanggar Dhemes untuk dapat menguasai materi dengan baik.Sanggar Dhemes adalah salah satu sanggar di Sukoharjo yang aktif dalam kegiatan pembinaan kesenian. Sanggar ini terus berkembang dan diminati masyarakat luas. Siswa sanggar tidak hanya berasal dari Kabupaten Sukoharjo, tetapi ada juga siswa yang berasal dari luar kota, bahkan sudah mulai berekspansi ke luar provinsi. Sanggar ini sudah memiliki seperangkat gamelan pelog, gamelan slendro, satukotakwayang,dan tempat latihan yang cukup memadai.Masalah yang dihadapi Sanggar Dhemes adalah kurangnya tenaga pengajarkarena di bidang Pedalangan hanya Ki Wiji Santosa yang menjadi pelatihnya. Ia merasa kewalahan dan tidak bisa menangani semuanya. Ki Wiji Santosa juga merasa tidak dapat mencakup semua elemen Pedalangan. Sanggar juga memiliki masalah pada jumlah koleksi wayang. Berdasarkan permasalahan sanggar, maka diadakan pelatihan oleh dosen dan mahasiswa. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, apresiasi, dan demonstrasi. Berdasarkan metode tersebut, pelatihan yang telah dilaksanakan selama 4 bulan ini berhasil membimbing siswa Sanggar Dhemes untuk dapat menguasai materi dengan baik.
Dhemes是苏科哈霍一个活跃的艺术指导活动的Sanggar Dhemes。这个养牛场正在蓬勃发展,引起广泛的兴趣。sanggar的学生不仅来自Sukoharjo选区,还有来自外地的学生,他们甚至已经开始向外扩张。这个Sanggar有一个pelog游戏,一个游戏slendro,一个木箱,和足够的练习场地。Dhemes sanges面临的问题是教师短缺,因为只有圣淘沙Ki Wiji负责教练。他感到不知所措,无法应付一切。Santosa Ki Wiji也觉得无法覆盖所有的外部元素。Sanggar的木偶收藏数量也有问题。根据僧伽的问题,有老师和学生的培训。训练的方法是演讲、欣赏和示范。根据这种方法,经过4个月的培训,Dhemes学生成功地掌握了材料。Dhemes是苏科哈霍一个活跃的艺术指导活动的Sanggar Dhemes。这个养牛场正在蓬勃发展,引起广泛的兴趣。sanggar的学生不仅来自Sukoharjo选区,还有来自外地的学生,他们甚至已经开始向外扩张。这个sanger已经有了pelog游戏系统、slendro游戏平台、一个平台和足够的练习场地。Dhemes sanges面临的问题是教学规模非常低,因为在教学领域,只有Ki Wiji Santosa是唯一的教练。他感到不知所措,无法应付一切。Santosa Ki Wiji也觉得无法覆盖所有的外部元素。Sanggar的木偶收藏数量也有问题。根据僧伽的问题,有老师和学生的培训。训练的方法是演讲、欣赏和示范。根据这种方法,经过4个月的培训,Dhemes学生成功地掌握了材料。
{"title":"PELATIHAN GARAP CATUR : GELIAT SANGGAR DHEMES DI MASA PANDEMI","authors":"S. Harti","doi":"10.33153/abdiseni.v12i1.3880","DOIUrl":"https://doi.org/10.33153/abdiseni.v12i1.3880","url":null,"abstract":"Sanggar Dhemes adalah salah satu sanggar di Sukoharjo yang aktif dalam kegiatan pembinaan kesenian. Sanggar ini terus berkembang dan diminati masyarakat luas. Siswa sanggar tidak hanya berasal dari Kabupaten Sukoharjo, tetapi ada juga siswa yang berasal dari luar kota, bahkan sudah mulai berekspansi ke luar provinsi. Sanggar ini sudah memiliki seperangkat gamelan pelog, gamelan slendro, satu kotak wayang, dan tempat latihan yang cukup memadai. Masalah yang dihadapi Sanggar Dhemes adalah kurangnya tenaga pengajar karena di bidang Pedalangan hanya Ki Wiji Santosa yang menjadi pelatihnya. Ia merasa kewalahan dan tidak bisa menangani semuanya. Ki Wiji Santosa juga merasa tidak dapat mencakup semua elemen Pedalangan. Sanggar juga memiliki masalah pada jumlah koleksi wayang. Berdasarkan permasalahan sanggar, maka diadakan pelatihan oleh dosen dan mahasiswa. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, apresiasi, dan demonstrasi. Berdasarkan metode tersebut, pelatihan yang telah dilaksanakan selama 4 bulan ini berhasil membimbing siswa Sanggar Dhemes untuk dapat menguasai materi dengan baik.Sanggar Dhemes adalah salah satu sanggar di Sukoharjo yang aktif dalam kegiatan pembinaan kesenian. Sanggar ini terus berkembang dan diminati masyarakat luas. Siswa sanggar tidak hanya berasal dari Kabupaten Sukoharjo, tetapi ada juga siswa yang berasal dari luar kota, bahkan sudah mulai berekspansi ke luar provinsi. Sanggar ini sudah memiliki seperangkat gamelan pelog, gamelan slendro, satukotakwayang,dan tempat latihan yang cukup memadai.Masalah yang dihadapi Sanggar Dhemes adalah kurangnya tenaga pengajarkarena di bidang Pedalangan hanya Ki Wiji Santosa yang menjadi pelatihnya. Ia merasa kewalahan dan tidak bisa menangani semuanya. Ki Wiji Santosa juga merasa tidak dapat mencakup semua elemen Pedalangan. Sanggar juga memiliki masalah pada jumlah koleksi wayang. Berdasarkan permasalahan sanggar, maka diadakan pelatihan oleh dosen dan mahasiswa. Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, apresiasi, dan demonstrasi. Berdasarkan metode tersebut, pelatihan yang telah dilaksanakan selama 4 bulan ini berhasil membimbing siswa Sanggar Dhemes untuk dapat menguasai materi dengan baik.","PeriodicalId":325403,"journal":{"name":"Abdi Seni","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123434462","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}