Pub Date : 2022-10-31DOI: 10.54367/retipa.v3i1.2244
Connie Daniela, Putri Maria
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan sari buah jeruk dengan andaliman serta konsentrasi sukrosa terhadap uji organoleptik, kadar vitamin C, dan kadar air permen (Hard candy). Penelitian ini dilakukan di laboratorium pengolahan pangan, jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah perbandingan sari buah jeruk dan sari andaliman (S) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: S1 = 50%:50%, S2 = 55%:45%, S3 = 60%:40% dan S4 = 65%:35%. Faktor kedua adalah konsentrasi gula (G) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu : G1 = 50%, G2 = 55%, G3 = 60% dan G4 = 65%. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan sari buah jeruk dengan andaliman berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, kadar vitamin C, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap nilai organoleptik rasa. Semakin tinggi persentase sari buah jeruk dan semakin rendah andaliman maka kadar air, nilai organoleptik rasa akan semakin menurun, sedangkan kadar vitamin C, semakin meningkat. Perlakuan konsentrasi gula berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, kadar vitamin C, nilai organoleptik rasa. Semakin tinggi konsentrasi gula yang ditambahkan maka kadar air permen hard candy akan semakin menurun, sedangkan kadar vitamin C, nilai organ oleptik rasa akan semakin meningkat. Interaksi perlakuan perbandingan sari buah jeruk dengan andaliman dan konsentrasi gula berpengaruh nyata (<0,01) terhadap kadar vitamin C,dan berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar air, nilai organoleptik rasa. Mutu permen hard candy terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan S3G4, karena memiliki nilai organoleptik yang leibh tinggi dan kadar vitamin C yang lebih tinggi.
{"title":"Pengaruh Penambahan Sari Buah Jeruk dan Sari Andaliman serta Konsentrasi Sukrosa terhadap Uji Organoleptik, Kadar Vitamin C, dan Kadar Air Permen (Hard candy)","authors":"Connie Daniela, Putri Maria","doi":"10.54367/retipa.v3i1.2244","DOIUrl":"https://doi.org/10.54367/retipa.v3i1.2244","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan sari buah jeruk dengan andaliman serta konsentrasi sukrosa terhadap uji organoleptik, kadar vitamin C, dan kadar air permen (Hard candy). Penelitian ini dilakukan di laboratorium pengolahan pangan, jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah perbandingan sari buah jeruk dan sari andaliman (S) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: S1 = 50%:50%, S2 = 55%:45%, S3 = 60%:40% dan S4 = 65%:35%. Faktor kedua adalah konsentrasi gula (G) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu : G1 = 50%, G2 = 55%, G3 = 60% dan G4 = 65%. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan sari buah jeruk dengan andaliman berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, kadar vitamin C, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap nilai organoleptik rasa. Semakin tinggi persentase sari buah jeruk dan semakin rendah andaliman maka kadar air, nilai organoleptik rasa akan semakin menurun, sedangkan kadar vitamin C, semakin meningkat. Perlakuan konsentrasi gula berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, kadar vitamin C, nilai organoleptik rasa. Semakin tinggi konsentrasi gula yang ditambahkan maka kadar air permen hard candy akan semakin menurun, sedangkan kadar vitamin C, nilai organ oleptik rasa akan semakin meningkat. Interaksi perlakuan perbandingan sari buah jeruk dengan andaliman dan konsentrasi gula berpengaruh nyata (<0,01) terhadap kadar vitamin C,dan berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar air, nilai organoleptik rasa. Mutu permen hard candy terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan S3G4, karena memiliki nilai organoleptik yang leibh tinggi dan kadar vitamin C yang lebih tinggi.","PeriodicalId":336139,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125182781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-31DOI: 10.54367/retipa.v3i1.2242
Sanggam Dera Rosa Tampubolon
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak andaliman dan lama penyimpanan terhadap mutu keripik andaliman. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan dan hasil pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan acak Lengkap (RAL) dalam bentuk faktorial. Faktor pertama adalah perbandingan andaliman dengan tepung terigu dan sagu dengan sandi (A), terdiri dari 4 taraf yaitu : A1 = (Andaliman 0% : Tepung terigu 61% : Tepung sagu 24%), A2 = (Andaliman 0,1 % : Tepung terigu 60% : Tepung sagu 24%), A3 = (Andaliman 0,25% : Tepung terigu 59% : Tepung sagu 24%) dan A4 = (Andaliman 0,5% : Tepung terigu 58% : tepung sagu 24%). Faktor kedua adalah lama penyimpanan dengan sandi (B) terdiri dari 5 taraf yaitu : B1 = 0 Hari, B2 = 7 Hari, B3 = 14 Hari dan B4 = 21 Hari. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ekstrak andaliman berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, total bakteri, nilai organoleptik rasa, nilai organoleptik warna, nilai organoleptik aroma dan nilai organoleptik tekstur, berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap aktivitas antioksidan, serta berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar karbohidrat. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap aktivitas antioksidan, kadar air, total bakteri, kadar karbohidrat, nilai organoleptik rasa, nilai organoleptik warna, nilai organoleptik aroma dan nilai organoleptik tekstur. Interaksi perlakuan penambahan ekstrak andaliman dan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air dan total bakteri, berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap aktivitas antioksidan, serta berpengaruh tidak nyata terhadap kadar karbohidrat, nilai organoleptik rasa, nilai organolepltik warna, nilai organoleptik aroma dan nilai organoleptik tekstur warna, nilai organoleptik aroma dan nilai organoleptik tekstur. Mutu keripik andaliman terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan A4B1.
{"title":"Pengaruh Penambahan Ekstrak Andaliman serta Lama Penyimpanan terhadap mutu Keripik Andaliman","authors":"Sanggam Dera Rosa Tampubolon","doi":"10.54367/retipa.v3i1.2242","DOIUrl":"https://doi.org/10.54367/retipa.v3i1.2242","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak andaliman dan lama penyimpanan terhadap mutu keripik andaliman. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan dan hasil pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan acak Lengkap (RAL) dalam bentuk faktorial. Faktor pertama adalah perbandingan andaliman dengan tepung terigu dan sagu dengan sandi (A), terdiri dari 4 taraf yaitu : A1 = (Andaliman 0% : Tepung terigu 61% : Tepung sagu 24%), A2 = (Andaliman 0,1 % : Tepung terigu 60% : Tepung sagu 24%), A3 = (Andaliman 0,25% : Tepung terigu 59% : Tepung sagu 24%) dan A4 = (Andaliman 0,5% : Tepung terigu 58% : tepung sagu 24%). Faktor kedua adalah lama penyimpanan dengan sandi (B) terdiri dari 5 taraf yaitu : B1 = 0 Hari, B2 = 7 Hari, B3 = 14 Hari dan B4 = 21 Hari. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ekstrak andaliman berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, total bakteri, nilai organoleptik rasa, nilai organoleptik warna, nilai organoleptik aroma dan nilai organoleptik tekstur, berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap aktivitas antioksidan, serta berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap kadar karbohidrat. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap aktivitas antioksidan, kadar air, total bakteri, kadar karbohidrat, nilai organoleptik rasa, nilai organoleptik warna, nilai organoleptik aroma dan nilai organoleptik tekstur. Interaksi perlakuan penambahan ekstrak andaliman dan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air dan total bakteri, berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap aktivitas antioksidan, serta berpengaruh tidak nyata terhadap kadar karbohidrat, nilai organoleptik rasa, nilai organolepltik warna, nilai organoleptik aroma dan nilai organoleptik tekstur warna, nilai organoleptik aroma dan nilai organoleptik tekstur. Mutu keripik andaliman terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan A4B1.","PeriodicalId":336139,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128746517","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-31DOI: 10.54367/retipa.v3i1.2245
Dewi Restuana Sihombing
Vitamin C adalah antioksidan terbaik yang dikenal memiliki manfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh, vitamin C biasa ditemukan pada sayuran dan buah-buahan. untuk memanfaatkan kandungan vitamin C yang ada pada buah dapat juga diolah menjadi minuman probiotik. Probiotik merupakan bakteri yang baik secara alamiah didalam saluran pencernaan manusia. Pada penelitian ini dibuat sari buah probiotik dengan penambahan kultur biokul sebagai sumber probiotiknya. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari proses pembuatan sari buah probiotik dari kombinasi sari buah nenas jeruk dan pepaya dengan menggunakan biokul sebagai sumber mikroorganisme probiotiknya. Sari buah tersebut diatas kemudian difermentasi pada suhu 370C selama 24 jam dengan kultur biokul. Setelah difermentasi sari buah disimpan selama 3 minggu pada suhu 5-100C. Parameter saribuah hasil fermentasi yang diamati adalah kadar vitamin C, pH, total asam, total bakteri asam laktat, dan uji organoleptik. Data hasil analisa diolah menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola faktorial. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hasil analisa nalisa kadar vitamin C saribuah fermentasi selama penyimpanan 0-3 minggu berkisar 6,50-18,20, total asam 1.57-2,73% dan total bakteri asam laktat (Lactobacillus plantarum) 1.37 × 107 - 3.75 × 107.
{"title":"Formulasi Minuman Probiotik Kombinasi Sari Buah Nenas Jeruk dan Pepaya Sebagai Sumber Vitamin C","authors":"Dewi Restuana Sihombing","doi":"10.54367/retipa.v3i1.2245","DOIUrl":"https://doi.org/10.54367/retipa.v3i1.2245","url":null,"abstract":"Vitamin C adalah antioksidan terbaik yang dikenal memiliki manfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh, vitamin C biasa ditemukan pada sayuran dan buah-buahan. untuk memanfaatkan kandungan vitamin C yang ada pada buah dapat juga diolah menjadi minuman probiotik. Probiotik merupakan bakteri yang baik secara alamiah didalam saluran pencernaan manusia. Pada penelitian ini dibuat sari buah probiotik dengan penambahan kultur biokul sebagai sumber probiotiknya. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari proses pembuatan sari buah probiotik dari kombinasi sari buah nenas jeruk dan pepaya dengan menggunakan biokul sebagai sumber mikroorganisme probiotiknya. Sari buah tersebut diatas kemudian difermentasi pada suhu 370C selama 24 jam dengan kultur biokul. Setelah difermentasi sari buah disimpan selama 3 minggu pada suhu 5-100C. Parameter saribuah hasil fermentasi yang diamati adalah kadar vitamin C, pH, total asam, total bakteri asam laktat, dan uji organoleptik. Data hasil analisa diolah menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola faktorial. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hasil analisa nalisa kadar vitamin C saribuah fermentasi selama penyimpanan 0-3 minggu berkisar 6,50-18,20, total asam 1.57-2,73% dan total bakteri asam laktat (Lactobacillus plantarum) 1.37 × 107 - 3.75 × 107.","PeriodicalId":336139,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)","volume":"1 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120910658","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-31DOI: 10.54367/retipa.v3i1.2247
Delima Panjaitan, Apul Sitohang
Penelitian ini memanfaatkan minyak sawityang dicampur dengan limbah lemak sapi dalam pembuatan sabun colek, dan bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara minyak sawit dan lemak sapi untuk menghasilkan sabun colek yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi dan Kimia, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan yang dilaksanakan pada bulan Pebruari 2022. Metoda penelitian ini bersifat analisa kuantitatif dengan menggunakan Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pencampuran Minyak Sawit dan Lemak Sapi dengan perbandingan: Sabun A=100% Minyak Sawit, Sabun B=75% Minyak Sawit dengan 25% Lemak Sapi, Sabun C=50% Minyak Sawit dengan 50% Lemak Sapi, Sabun D=25% Minyak Sawit dengan 75% Lemak Sapi, Sabun E=100% Lemak Sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan Minyak Sawit Dengan Lemak Sapi berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap Total Fatty Matter (TFM), pH sabun, dan tekstur sabun dan berpengaruh tidak nyata (p>0.05) terhadap kadar air dan tinggi busa sabun. Mutu sabun terbaik diperoleh pada perbandingan 25% Minyak Sawit dengan 75% Lemak Sapi.
{"title":"Pemanfaatan Minyak Sawit Dengan Limbah Lemak Sapi Menjadi Sabun Colek","authors":"Delima Panjaitan, Apul Sitohang","doi":"10.54367/retipa.v3i1.2247","DOIUrl":"https://doi.org/10.54367/retipa.v3i1.2247","url":null,"abstract":"Penelitian ini memanfaatkan minyak sawityang dicampur dengan limbah lemak sapi dalam pembuatan sabun colek, dan bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara minyak sawit dan lemak sapi untuk menghasilkan sabun colek yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi dan Kimia, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan yang dilaksanakan pada bulan Pebruari 2022. Metoda penelitian ini bersifat analisa kuantitatif dengan menggunakan Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pencampuran Minyak Sawit dan Lemak Sapi dengan perbandingan: Sabun A=100% Minyak Sawit, Sabun B=75% Minyak Sawit dengan 25% Lemak Sapi, Sabun C=50% Minyak Sawit dengan 50% Lemak Sapi, Sabun D=25% Minyak Sawit dengan 75% Lemak Sapi, Sabun E=100% Lemak Sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan Minyak Sawit Dengan Lemak Sapi berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap Total Fatty Matter (TFM), pH sabun, dan tekstur sabun dan berpengaruh tidak nyata (p>0.05) terhadap kadar air dan tinggi busa sabun. Mutu sabun terbaik diperoleh pada perbandingan 25% Minyak Sawit dengan 75% Lemak Sapi.","PeriodicalId":336139,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)","volume":"1981 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128046074","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-31DOI: 10.54367/retipa.v3i1.2248
Maruba Pandiangan, Arkemo Damanik
Tujuan penelitian untuk mengetahui komposisi asam lemak pada minyak ikan pora-pora. Penelitian dilakukan di laboratorium pengolahan hasil pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Medan. Minyak ikan diambil dari bagian ikan yang dapat dikomsumsi, yaitu dengan cara ekstraksi soklet menggunakan pelarut n-heksan. Setelah diperoleh minyak ikan dilakukan analisis sifat fisika kimia dan analisis komposisi asam lemak dengan GC. Hasil analisis sifat fisika kimia diperoleh titik keruh sebesar 35,30 0C, total padatan sebesar 33,00 0Brix, bilangan peroksida sebesar 5,19 meq/kg, bilangan asam sebesar 7,51 mg KOH/g, bilangan penyabunan sebesar 163,11 mg KOH/g, dan bilangan iodium sebesar 35,10 mg/100g. Hasil analisis GC menunjukkan bahwa kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dibandingkan asam lemak jenuh. Total asam lemak jenuh sebesar 40,6652%, dan total asam lemak tak jenuh sebesar 59,3130% yang terdiri dari MUFA sebesar 52,1937% dan PUFA sebesar 7,1193%. Ditemukan asam lemak omega 3 yaitu asam linolenat dan asam lemak omega 6 yaitu asam linoleat. Dilihat dari komposisi asam lemak minyak ikan pora-pora mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 sehingga sangat baik dikomsumsi untuk meningkatkan kesehatan manusia.
{"title":"Analisis Komposisi Asam Lemak pada Minyak Ikan Pora-Pora (Mystacoleucus padangensis) Menggunakan Kromatografi Gas","authors":"Maruba Pandiangan, Arkemo Damanik","doi":"10.54367/retipa.v3i1.2248","DOIUrl":"https://doi.org/10.54367/retipa.v3i1.2248","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian untuk mengetahui komposisi asam lemak pada minyak ikan pora-pora. Penelitian dilakukan di laboratorium pengolahan hasil pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Medan. Minyak ikan diambil dari bagian ikan yang dapat dikomsumsi, yaitu dengan cara ekstraksi soklet menggunakan pelarut n-heksan. Setelah diperoleh minyak ikan dilakukan analisis sifat fisika kimia dan analisis komposisi asam lemak dengan GC. Hasil analisis sifat fisika kimia diperoleh titik keruh sebesar 35,30 0C, total padatan sebesar 33,00 0Brix, bilangan peroksida sebesar 5,19 meq/kg, bilangan asam sebesar 7,51 mg KOH/g, bilangan penyabunan sebesar 163,11 mg KOH/g, dan bilangan iodium sebesar 35,10 mg/100g. Hasil analisis GC menunjukkan bahwa kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dibandingkan asam lemak jenuh. Total asam lemak jenuh sebesar 40,6652%, dan total asam lemak tak jenuh sebesar 59,3130% yang terdiri dari MUFA sebesar 52,1937% dan PUFA sebesar 7,1193%. Ditemukan asam lemak omega 3 yaitu asam linolenat dan asam lemak omega 6 yaitu asam linoleat. Dilihat dari komposisi asam lemak minyak ikan pora-pora mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 sehingga sangat baik dikomsumsi untuk meningkatkan kesehatan manusia.","PeriodicalId":336139,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128136210","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-31DOI: 10.54367/retipa.v3i1.2243
Posman Sibuea, Via Natalia Lumban Siantar
Bit merupakan sumber vitamin C selain itu, bit juga banyak mengandung senyawa antimikrobia dan antioksidan yang mampu menghambat sel-sel tumor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan mutu probiotik yang dihasilkan dan mengetahui potensi ekstak buah bit sebagai bahan subtitusi susu dalam pembuatan yoghurt. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama bulan Maret 2021.Analisa data dilakukan dengan uji LSR (Least Significant Ranges). Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah bit yang ditambahkan dalam pembuatan yoghurt maka pH dan total asam yoghurt yang dihasilkan semakin menurun, sedangkan total bakteri asam laktat, aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, nilai organoleptik rasa, warna, aroma dan tesktur semakin meningkat. Aktivitas antioksidan ekstrak buah bit pada K0 bernilai 39,25%, K1 bernilai 44,00%, K2 bernilai 56,75% dan K3 bernilai 65,00% menunjukkan besarnya aktivitas antioksidan. Mutu yoghurt terbaik diperoleh pada K3(30g/l).
{"title":"Aktivitas Antioksidan Yoghurt Dengan Penambahan Ekstrak Buah Bit (Beta Vulgaris L.) dan Mutu Probiotik Yang Dihasilkan","authors":"Posman Sibuea, Via Natalia Lumban Siantar","doi":"10.54367/retipa.v3i1.2243","DOIUrl":"https://doi.org/10.54367/retipa.v3i1.2243","url":null,"abstract":"Bit merupakan sumber vitamin C selain itu, bit juga banyak mengandung senyawa antimikrobia dan antioksidan yang mampu menghambat sel-sel tumor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan mutu probiotik yang dihasilkan dan mengetahui potensi ekstak buah bit sebagai bahan subtitusi susu dalam pembuatan yoghurt. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama bulan Maret 2021.Analisa data dilakukan dengan uji LSR (Least Significant Ranges). Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah bit yang ditambahkan dalam pembuatan yoghurt maka pH dan total asam yoghurt yang dihasilkan semakin menurun, sedangkan total bakteri asam laktat, aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, nilai organoleptik rasa, warna, aroma dan tesktur semakin meningkat. Aktivitas antioksidan ekstrak buah bit pada K0 bernilai 39,25%, K1 bernilai 44,00%, K2 bernilai 56,75% dan K3 bernilai 65,00% menunjukkan besarnya aktivitas antioksidan. Mutu yoghurt terbaik diperoleh pada K3(30g/l).","PeriodicalId":336139,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131749407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-31DOI: 10.54367/retipa.v3i1.2240
Apul Sitohang, Maruba Pandiangan
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit ari kopi sebagai bahan pembuatan pellet ikan dan mengetahui cara pembuatan pellet dari kulit ari kopi dan untuk mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada kulit ari kopi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah perbandingan tepung kulit ari dengan sandi (K) yang terdiri dari 6 taraf : K0 =100% tepung kulit ari kopi, K1 = 90% tepung kulit ari kopi, dengan 10% tepung jagung, K2 = 80% tepung kulit ari kopi, dengan 20% tepung jagung, K3 = 70% tepung kulit ari kopi, dengan 30% tepung jagung, K4 = 60% tepung kulit ari kopi, dengan 40% tepung jagung, K5 = 50% tepung kulit ari kopi, dengan 50% tepung jagung. Faktor kedua adalah lama penyimpanan dengan sandi (L) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan yaitu : L0 = 0 minggu, L1= 2 minggu, L2=4 minggu, L3=6 minggu, L4=8 minggu dan L5=10 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan tepung kulit ari kopi dengan tepung kedelai berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, kadar abu, pH dan daya apung, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap kadar protein, kadar lemak dan kadar abu pakan ikan. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat, kadar lemak, pH dan daya apung pakan ikan. Interaksi perlakuan perbandingan tepung kulit ari kopi dengan tepung kedelai dan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata (p>0,01) terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat, kadar lemak, pH pakan ikan dan daya apung pakan ikan.
{"title":"Formulasi Limbah Kulit Ari Kopi Pembuatan Pelet Ikan","authors":"Apul Sitohang, Maruba Pandiangan","doi":"10.54367/retipa.v3i1.2240","DOIUrl":"https://doi.org/10.54367/retipa.v3i1.2240","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit ari kopi sebagai bahan pembuatan pellet ikan dan mengetahui cara pembuatan pellet dari kulit ari kopi dan untuk mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada kulit ari kopi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah perbandingan tepung kulit ari dengan sandi (K) yang terdiri dari 6 taraf : K0 =100% tepung kulit ari kopi, K1 = 90% tepung kulit ari kopi, dengan 10% tepung jagung, K2 = 80% tepung kulit ari kopi, dengan 20% tepung jagung, K3 = 70% tepung kulit ari kopi, dengan 30% tepung jagung, K4 = 60% tepung kulit ari kopi, dengan 40% tepung jagung, K5 = 50% tepung kulit ari kopi, dengan 50% tepung jagung. Faktor kedua adalah lama penyimpanan dengan sandi (L) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan yaitu : L0 = 0 minggu, L1= 2 minggu, L2=4 minggu, L3=6 minggu, L4=8 minggu dan L5=10 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan tepung kulit ari kopi dengan tepung kedelai berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar air, kadar abu, pH dan daya apung, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap kadar protein, kadar lemak dan kadar abu pakan ikan. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat, kadar lemak, pH dan daya apung pakan ikan. Interaksi perlakuan perbandingan tepung kulit ari kopi dengan tepung kedelai dan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata (p>0,01) terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat, kadar lemak, pH pakan ikan dan daya apung pakan ikan.","PeriodicalId":336139,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134465115","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-28DOI: 10.54367/retipa.v2i2.1901
Posman Sibuea, Oktrin Nainggolan
Pangan adalah kebutuhan mendasar bagi manusia agar dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. Sudut pandang untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan selama pandemi Covid-19 menjadi salah satu persyaratan penting untuk memperbaiki sistem imunitas atau daya tahan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pola konsumsi pangan masyarakat selama pandemi Covid-19 di lima Kecamatan Kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di masa pandemi ini masyarakat mengandalkan konsumsi makanan yang bergizi dan memiliki sifat fungsional dengan semakin rutin mengonsumsi buah dan sayur untuk meningkatkan imunitas tubuh. Konsumsi makanan yang bersumber dari kelompok buah dan sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral sebanyak 74,4%. Konsumsi pangan yang bersumber dari kelompok makanan fungsional sebanyak 71,2%. Responden yang mengonsumsi minuman herbal dari kelompok rempah-rempah sebagai minuman fungsional untuk sumber antioksidan sebanyak 80,8%. Tingkat konsumsi makanan yang beragam mencapai 68% dan sudah relatif memenuhi pola konsumsi pangan beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA).
{"title":"Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Di Kota Medan","authors":"Posman Sibuea, Oktrin Nainggolan","doi":"10.54367/retipa.v2i2.1901","DOIUrl":"https://doi.org/10.54367/retipa.v2i2.1901","url":null,"abstract":"Pangan adalah kebutuhan mendasar bagi manusia agar dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. Sudut pandang untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan selama pandemi Covid-19 menjadi salah satu persyaratan penting untuk memperbaiki sistem imunitas atau daya tahan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pola konsumsi pangan masyarakat selama pandemi Covid-19 di lima Kecamatan Kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di masa pandemi ini masyarakat mengandalkan konsumsi makanan yang bergizi dan memiliki sifat fungsional dengan semakin rutin mengonsumsi buah dan sayur untuk meningkatkan imunitas tubuh. Konsumsi makanan yang bersumber dari kelompok buah dan sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral sebanyak 74,4%. Konsumsi pangan yang bersumber dari kelompok makanan fungsional sebanyak 71,2%. Responden yang mengonsumsi minuman herbal dari kelompok rempah-rempah sebagai minuman fungsional untuk sumber antioksidan sebanyak 80,8%. Tingkat konsumsi makanan yang beragam mencapai 68% dan sudah relatif memenuhi pola konsumsi pangan beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA).","PeriodicalId":336139,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131874349","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-28DOI: 10.54367/retipa.v2i2.1896
Dewi Restuana Sihombing
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran berbagai jenis tepung dan lama penyimpanan terhadap mutu mie kering yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan di laboratorium pengolahan dan laboratorium mikrobiologi, dan bioproses Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk rancangan acak lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor adalah campuran berbagai jenis tepung dengan sandi C, terdiri dari 4 taraf yaitu : C1 = tepung terigu : tepung umbi keladi (70 % : 30 %), C2 = tepung terigu : tepung umbi keladi (60 % : 40 %), C3 = tepung terigu : tepung umbi keladi (50 % : 50 %) dan C4 = tepung terigu : tepung umbi keladi (40 % : 60 %). Faktor kedua adalah lama penyimpanan dengan sandi P terdiri dari 4 taraf yaitu : P1 = 1 minggu, P2 = 2 minggu, P3 = 3 minggu dan P4 = 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan campuran tepung terigu dan umbi keladi berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu dan kadar karbohidrat, tetapi tidak nyata terhadap nilai organoleptik. Semakin tinggi konsentrasi tepung terigu dan semakin kecil konsentrasi umbi keladi kadar air, kadar abu dan nilai organoleptik semakin meningkat, sedangkan kadar karbohidrat semakin menurun. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu dan kadar karbohidrat, tetapi tidak nyata terhadap nilai organoleptik. Semakin lama penyimpanan maka kadar air semakin meningkat, sedangkan kadar abu, kadar karbohidrat dan nilai organoleptik semakin menurun.
{"title":"Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu dan Umbi Keladi Pada Pembuatan Mie Kering","authors":"Dewi Restuana Sihombing","doi":"10.54367/retipa.v2i2.1896","DOIUrl":"https://doi.org/10.54367/retipa.v2i2.1896","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran berbagai jenis tepung dan lama penyimpanan terhadap mutu mie kering yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan di laboratorium pengolahan dan laboratorium mikrobiologi, dan bioproses Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk rancangan acak lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor adalah campuran berbagai jenis tepung dengan sandi C, terdiri dari 4 taraf yaitu : C1 = tepung terigu : tepung umbi keladi (70 % : 30 %), C2 = tepung terigu : tepung umbi keladi (60 % : 40 %), C3 = tepung terigu : tepung umbi keladi (50 % : 50 %) dan C4 = tepung terigu : tepung umbi keladi (40 % : 60 %). Faktor kedua adalah lama penyimpanan dengan sandi P terdiri dari 4 taraf yaitu : P1 = 1 minggu, P2 = 2 minggu, P3 = 3 minggu dan P4 = 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan campuran tepung terigu dan umbi keladi berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu dan kadar karbohidrat, tetapi tidak nyata terhadap nilai organoleptik. Semakin tinggi konsentrasi tepung terigu dan semakin kecil konsentrasi umbi keladi kadar air, kadar abu dan nilai organoleptik semakin meningkat, sedangkan kadar karbohidrat semakin menurun. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu dan kadar karbohidrat, tetapi tidak nyata terhadap nilai organoleptik. Semakin lama penyimpanan maka kadar air semakin meningkat, sedangkan kadar abu, kadar karbohidrat dan nilai organoleptik semakin menurun.","PeriodicalId":336139,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121889139","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-28DOI: 10.54367/retipa.v2i2.1895
Maruba Pandiangan
Minyak ikan kaya akan asam lemak tidak jenuh baik tunggal (MUFA) dan ganda (PUFA) yang sangat baik dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan manusia. Asam lemak tidak jenuh tersebut dikenal sebagai omega 3 terdiri dari asam linolenat, asam eikosapentanoat atau EPA, asam dokosaheksanoat atau DHA dan omega 6 terdiri dari asam linoleat, asam arakhidonat atau ARA. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui profil gliserida dan identifikasi asam lemak omega 3 dan 6 dalam molekul lemak sehingga potensi minyak ikan gabus sebagai sumber omega 3 dan 6 dapat diketahui. Minyak ikan gabus diekstraksi dengan metode sokletasi. Selanjutnya dilakukan analisa sifat fisika dan kimia minyak ikan gabus. Komposisi asam lemak dianalisis dengan kromatografi gas (GC-FID) yang sebelumnya diesterifikasi menggunakan BF3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dibandingkan asam lemak jenuh. Total asam lemak jenuh sebesar 40,438%, total asam lemak tak jenuh sebesar 59,562% yang terdiri dari MUFA sebesar 16,298% dan PUFA sebesar 43,272%. Ditemukan asam lemak omega 3 yaitu asam linolenat, asam eikosapentanoat, asam dokosaheksanoat dan asam omega 6 yaitu asam linoleat. Dari analisis karakteristik sifat fisika kimia ditemukan masih dalam batas yang dipersyaratkan. Perbandingan omega 3 dan omega 6 pada minyak ikan gabus masih dalam rentang syarat perbandingan yang dianjurkan. Dari hasil penelitian minyak ikan gabus berpotensi sebagai sumber omega 3 dan 6 dari salah satu ikan air tawar yang banyak dikonsumsi masyarakat.
{"title":"Potensi Minyak Ikan Gabus (Clarias sp.) sebagai Sumber Asam Lemak Omega 3 dan 6","authors":"Maruba Pandiangan","doi":"10.54367/retipa.v2i2.1895","DOIUrl":"https://doi.org/10.54367/retipa.v2i2.1895","url":null,"abstract":"Minyak ikan kaya akan asam lemak tidak jenuh baik tunggal (MUFA) dan ganda (PUFA) yang sangat baik dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan manusia. Asam lemak tidak jenuh tersebut dikenal sebagai omega 3 terdiri dari asam linolenat, asam eikosapentanoat atau EPA, asam dokosaheksanoat atau DHA dan omega 6 terdiri dari asam linoleat, asam arakhidonat atau ARA. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui profil gliserida dan identifikasi asam lemak omega 3 dan 6 dalam molekul lemak sehingga potensi minyak ikan gabus sebagai sumber omega 3 dan 6 dapat diketahui. Minyak ikan gabus diekstraksi dengan metode sokletasi. Selanjutnya dilakukan analisa sifat fisika dan kimia minyak ikan gabus. Komposisi asam lemak dianalisis dengan kromatografi gas (GC-FID) yang sebelumnya diesterifikasi menggunakan BF3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dibandingkan asam lemak jenuh. Total asam lemak jenuh sebesar 40,438%, total asam lemak tak jenuh sebesar 59,562% yang terdiri dari MUFA sebesar 16,298% dan PUFA sebesar 43,272%. Ditemukan asam lemak omega 3 yaitu asam linolenat, asam eikosapentanoat, asam dokosaheksanoat dan asam omega 6 yaitu asam linoleat. Dari analisis karakteristik sifat fisika kimia ditemukan masih dalam batas yang dipersyaratkan. Perbandingan omega 3 dan omega 6 pada minyak ikan gabus masih dalam rentang syarat perbandingan yang dianjurkan. Dari hasil penelitian minyak ikan gabus berpotensi sebagai sumber omega 3 dan 6 dari salah satu ikan air tawar yang banyak dikonsumsi masyarakat.","PeriodicalId":336139,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132264776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}