Pub Date : 2018-06-01DOI: 10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6692
Thontowi Djauhari
Zinc adalah trace element diperlukan untuk berbagai proses metabolisme termasuk mengatur protein yang terlibatdalam sintesis DNA, protein serta mitosis. Selain mengatur fungsi seluler dasar pengaturan transport zinc di glandula mammaesangat penting untuk mencukupi kebutuhan Air Susu Ibu ( ASI ) selama menyusui. Transfer zinc yang adekuat ke dalamsusu penting untuk kebutuhan zinc neonatus selama pertumbuhan dan perkembangan. Defisiensi zinc pada bayi akanmenyebabkan gangguan fungsi imunitas dan perlambatan pertumbuhan. Pengaturan mekanisme transport zinc sangatpenting untuk menyediakan zinc yang disekresikan ke dalam ASI serta menjaga fungsi sel yang optimal di glandula mammae.Kata Kunci : Zinc, Laktasi
{"title":"PERAN ZINC DALAM PROSES LAKTASI","authors":"Thontowi Djauhari","doi":"10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6692","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6692","url":null,"abstract":"Zinc adalah trace element diperlukan untuk berbagai proses metabolisme termasuk mengatur protein yang terlibatdalam sintesis DNA, protein serta mitosis. Selain mengatur fungsi seluler dasar pengaturan transport zinc di glandula mammaesangat penting untuk mencukupi kebutuhan Air Susu Ibu ( ASI ) selama menyusui. Transfer zinc yang adekuat ke dalamsusu penting untuk kebutuhan zinc neonatus selama pertumbuhan dan perkembangan. Defisiensi zinc pada bayi akanmenyebabkan gangguan fungsi imunitas dan perlambatan pertumbuhan. Pengaturan mekanisme transport zinc sangatpenting untuk menyediakan zinc yang disekresikan ke dalam ASI serta menjaga fungsi sel yang optimal di glandula mammae.Kata Kunci : Zinc, Laktasi","PeriodicalId":33899,"journal":{"name":"Saintika Medika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46113525","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-01DOI: 10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6644
Gita Sekar Prihanti, D. Lista, R. Habibi, I. I. Arsinta, S. Hanggara, R. Galih, F. Sinta
Latar Belakang: PHBS merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehaatan. Faktorfaktoryang mempengaruhi perilaku hidup sehat yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan Faktor penguat. Laporantahunan pada tahun 2015 di puskesmas X, didapatkan data cakupan rumah tangga yang melakukan kegiatan Perilaku HidupBersih dan Sehat (PHBS) di wilayah kerja puskesmas poned X sekitar 48,2% masih belum mencapai target nasional padatahun 2014 sebesar 70%Metode: Desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling.Jumlah sampel 380 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan di 5 kelurahan di wilayah kerja puskesmas X. HasilPenelitian:Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan jumlah responden yang tidak berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak227 orang (59.7%), sedangkan jumlah berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak 153 orang (40.3%). Hasil analisis multivariateregresi logistik didapatkan hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga (p =0,003)serta tingkat pengetahuan dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga (p =0,000), dan tidak didapatkan hubungan yangsignifikan antara pendidikandengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga(p = 0,206). Kesimpulan: Terdapat hubunganantara usia dan tingkat pengetahuan dengan perilaku PHBS rumah tangga, sedangkan tidak terdapat hubungan antarapendidikandengan perilaku PHBS rumah tangga.Kata Kunci : PHBS rumah tangga, usia, pengetahuan, pendidikan
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONED X","authors":"Gita Sekar Prihanti, D. Lista, R. Habibi, I. I. Arsinta, S. Hanggara, R. Galih, F. Sinta","doi":"10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6644","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6644","url":null,"abstract":"Latar Belakang: PHBS merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehaatan. Faktorfaktoryang mempengaruhi perilaku hidup sehat yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan Faktor penguat. Laporantahunan pada tahun 2015 di puskesmas X, didapatkan data cakupan rumah tangga yang melakukan kegiatan Perilaku HidupBersih dan Sehat (PHBS) di wilayah kerja puskesmas poned X sekitar 48,2% masih belum mencapai target nasional padatahun 2014 sebesar 70%Metode: Desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling.Jumlah sampel 380 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan di 5 kelurahan di wilayah kerja puskesmas X. HasilPenelitian:Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan jumlah responden yang tidak berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak227 orang (59.7%), sedangkan jumlah berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak 153 orang (40.3%). Hasil analisis multivariateregresi logistik didapatkan hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga (p =0,003)serta tingkat pengetahuan dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga (p =0,000), dan tidak didapatkan hubungan yangsignifikan antara pendidikandengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga(p = 0,206). Kesimpulan: Terdapat hubunganantara usia dan tingkat pengetahuan dengan perilaku PHBS rumah tangga, sedangkan tidak terdapat hubungan antarapendidikandengan perilaku PHBS rumah tangga.Kata Kunci : PHBS rumah tangga, usia, pengetahuan, pendidikan","PeriodicalId":33899,"journal":{"name":"Saintika Medika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45603327","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-01DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6691
M. Subkhan, Isnu Pradjoko
Aspirasi benda asing merupakan masalah global dan seringkali menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa,Aspirasi benda asing lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Sekitar 75% sampai 85% aspirasi bendaasing terjadi pada anak dibawah 15 tahun yang lebih dari dua pertiga kasus terjadi pada anak-anak usia dibawah tiga tahun(3). Di Amerika angka kematian pada anak usia di bawah 4 tahun mencapai 7% pada tahun 1986(5). Pada kasus ini, penderitaadalah seorang perempuan berumur 14 tahun, datang ke IRD dikonsulkan ke bagian paru dengan keluhan tertelan jarumpentul saat sedang memakai hijab sambil bercanda dengan temannya. Kemudian dilakukan foto Rontgen tampak bentukanmetal jarum di daerah parakardial kanan Pada dewasa bronkus utama kanan lebih pendek dari bronkus utama kiri. Bronkusutama kanan membentuk sudut 25 derajat dari garis median, sedangkan bronkus utama kiri membentuk sudut 45 derajat.Pada anak usia dibawah 14 tahun hal ini tidak berlaku karena ukuran bronkus kanan dan kiri relatif sama, dengan percabanganbronkus kiri tidak sedekat pada bronkus kanan. Selanjutnya dilakukan ekstraksi jarum pentul yang telah teraspirasi denganmenggunakan bronkoskopi serat optik pada penderita. Ekstraksi jarum pentul berhasil dilakukan dengan baik.Kata Kunci : Aspirasi, ekstraksi jarum pentul
{"title":"SEORANG WANITA DENGAN ASPIRASI JARUM PENTUL HARI KE-14","authors":"M. Subkhan, Isnu Pradjoko","doi":"10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6691","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6691","url":null,"abstract":"Aspirasi benda asing merupakan masalah global dan seringkali menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa,Aspirasi benda asing lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Sekitar 75% sampai 85% aspirasi bendaasing terjadi pada anak dibawah 15 tahun yang lebih dari dua pertiga kasus terjadi pada anak-anak usia dibawah tiga tahun(3). Di Amerika angka kematian pada anak usia di bawah 4 tahun mencapai 7% pada tahun 1986(5). Pada kasus ini, penderitaadalah seorang perempuan berumur 14 tahun, datang ke IRD dikonsulkan ke bagian paru dengan keluhan tertelan jarumpentul saat sedang memakai hijab sambil bercanda dengan temannya. Kemudian dilakukan foto Rontgen tampak bentukanmetal jarum di daerah parakardial kanan Pada dewasa bronkus utama kanan lebih pendek dari bronkus utama kiri. Bronkusutama kanan membentuk sudut 25 derajat dari garis median, sedangkan bronkus utama kiri membentuk sudut 45 derajat.Pada anak usia dibawah 14 tahun hal ini tidak berlaku karena ukuran bronkus kanan dan kiri relatif sama, dengan percabanganbronkus kiri tidak sedekat pada bronkus kanan. Selanjutnya dilakukan ekstraksi jarum pentul yang telah teraspirasi denganmenggunakan bronkoskopi serat optik pada penderita. Ekstraksi jarum pentul berhasil dilakukan dengan baik.Kata Kunci : Aspirasi, ekstraksi jarum pentul","PeriodicalId":33899,"journal":{"name":"Saintika Medika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48628922","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-01DOI: 10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6690
S. Sunarti, R. Ramadhan
Senior center adalah salah satu contoh tempat bertemunya para lansia (orang lanjut usia) di masyarakat, sehingga kebutuhanmereka untuk bersosialisasi, beraktifitas secara fisik, kebutuhan emosional dan kecerdasan mereka bisa tetap terasah. Programprogramtersebut khusus didesain sesuai kebutuhan untuk memberikan hasil yang positif kepada para lansia, meski denganketerbatasan fisik, kognitif, dan masalah sosial lainnya. Senior center dianggap merupakan wahana yang penting untukmempertahankan kemandirian para lansia di masyarakat.Kata Kunci: Pusat layanan integratif, lansia
{"title":"PUSAT LAYANAN INTEGRATIF LANSIA DI MASYARAKAT (SENIOR CENTER)","authors":"S. Sunarti, R. Ramadhan","doi":"10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6690","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6690","url":null,"abstract":"Senior center adalah salah satu contoh tempat bertemunya para lansia (orang lanjut usia) di masyarakat, sehingga kebutuhanmereka untuk bersosialisasi, beraktifitas secara fisik, kebutuhan emosional dan kecerdasan mereka bisa tetap terasah. Programprogramtersebut khusus didesain sesuai kebutuhan untuk memberikan hasil yang positif kepada para lansia, meski denganketerbatasan fisik, kognitif, dan masalah sosial lainnya. Senior center dianggap merupakan wahana yang penting untukmempertahankan kemandirian para lansia di masyarakat.Kata Kunci: Pusat layanan integratif, lansia","PeriodicalId":33899,"journal":{"name":"Saintika Medika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43591767","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-01DOI: 10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6646
Mochamad Aleq Sander
Salah satu organ kita yang paling sering mengalami cedera pada suatu trauma tumpul pada daerah perut atau torakskiri bagian bawah adalah lien. Penyebab utamanya adalah cedera langsung atau tidak langsung yang menyebabkan laserasikapsul lien dan avulsi pedikel lien sebagian atau menyeluruh. Pada trauma lien yang perlu diperhatikan adalah adanya tandatandaperdarahan yang memperlihatkan keadaan hipotensi, syok hipovolemik, dan nyeri abdomen pada kuadran atas kiri dannyeri pada bahu kiri karena iritasi diafragma.Perdarahan lambat yang terjadi kemudian pada trauma tumpul lien dapat terjadi dalam jangka waktu beberapa hari sampaibeberapa minggu setelah trauma. Untuk menentukan diagnosis trauma tumpul maka diperlukan anamnesis adanya riwayattrauma abdomen bagian kiri bawah, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, yang menunjukkan tanda-tanda traumatumpul dengan ruptur lien.Kami melaporkan dua buah kasus ruptur lien akibat trauma tumpul abdomen. Keduanya adalah korban kecelakaan lalu lintasdan masih tergolong usia muda atau produktif. Pada kedua pasien dilakukan tindakan operasi berupa laparotomi eksplorasidansplenectomy karena didapatkan tanda-tanda syok hipovolemik dan nyeri hebat di daerah abdomen.Kata kunci : trauma tumpul abdomen, laserasi kapsul lien, avulsi pedikel lien, syok hipovolemik, iritasi diafragma, splenectomy.
{"title":"RUPTUR LIEN AKIBAT TRAUMA ABDOMEN: BAGAIMANA PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAANNYA","authors":"Mochamad Aleq Sander","doi":"10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6646","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/SM.VOL14.SMUMM1.6646","url":null,"abstract":"Salah satu organ kita yang paling sering mengalami cedera pada suatu trauma tumpul pada daerah perut atau torakskiri bagian bawah adalah lien. Penyebab utamanya adalah cedera langsung atau tidak langsung yang menyebabkan laserasikapsul lien dan avulsi pedikel lien sebagian atau menyeluruh. Pada trauma lien yang perlu diperhatikan adalah adanya tandatandaperdarahan yang memperlihatkan keadaan hipotensi, syok hipovolemik, dan nyeri abdomen pada kuadran atas kiri dannyeri pada bahu kiri karena iritasi diafragma.Perdarahan lambat yang terjadi kemudian pada trauma tumpul lien dapat terjadi dalam jangka waktu beberapa hari sampaibeberapa minggu setelah trauma. Untuk menentukan diagnosis trauma tumpul maka diperlukan anamnesis adanya riwayattrauma abdomen bagian kiri bawah, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, yang menunjukkan tanda-tanda traumatumpul dengan ruptur lien.Kami melaporkan dua buah kasus ruptur lien akibat trauma tumpul abdomen. Keduanya adalah korban kecelakaan lalu lintasdan masih tergolong usia muda atau produktif. Pada kedua pasien dilakukan tindakan operasi berupa laparotomi eksplorasidansplenectomy karena didapatkan tanda-tanda syok hipovolemik dan nyeri hebat di daerah abdomen.Kata kunci : trauma tumpul abdomen, laserasi kapsul lien, avulsi pedikel lien, syok hipovolemik, iritasi diafragma, splenectomy.","PeriodicalId":33899,"journal":{"name":"Saintika Medika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42263305","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-01DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6241
Nurwulan Desi, Dian Kurniasari, M. F. Romdhoni, A. Maulana
Latar Belakang : MSG merupakan substansi kristal putih yang digunakan untuk meningkatkan rasa pada makanan. Pemberian MSG dosis tinggi meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh yang menyebabkan penurunan motilitas spermatozoa. Kandungan flavonoid pada daun kemangi dapat menetralkan kadar radikal bebas sehingga mencegah penurunan motilitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kemangi (Ocimum basilicum L.) dalam mencegah penurunan motilitas spermatozoa pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi MSG.Metode : Penelitian Laboratory Experimental Post Test Group Only menggunakan 24 ekor tikus putih galur wistar jantan (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 4 kelompok, terdiri dari kelompok I diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari, kelompok II diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 150mg/kgBB/hari, kelompok III diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 350 mg/kgBB/hari dan kelompok IV diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 700 mg/kgBB/hari. Data dianalisis menggunakan One Way ANOVA dan post hoc LSDHasil : Rerata presentase motilitas spermatozoa pada kelompok I, II, III dan IV sebesar 21,88%; 48,17%; 53,72%; dan 63,05%. Hasil analisis One Way Anova menunjukan adanya perbedaan signifikan antar kelompok (p = 0,000). Uji post hoc LSD menunjukan kelompok II, III dan IV berbeda nyata dengan kelompok I (p=0,00). Pada kelompok II dan III juga ditemukan adanya perbedaan nyata dengan kelompok IV (p=0,04). Sedangkan kelompok III dengan kelompok II tidak terdapat perbedaan nyata (p=0,069).Kesimpulan : Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) memberikan pengaruh dalam mencegah penurunan presentase motilitas spermatozoa tikus putih galur wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi MSG. Kata kunci : motilitas spermatozoa, ekstrak etanol daun kemangi, monosodium glutamat (MSG)
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)","authors":"Nurwulan Desi, Dian Kurniasari, M. F. Romdhoni, A. Maulana","doi":"10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6241","DOIUrl":"https://doi.org/10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6241","url":null,"abstract":"Latar Belakang : MSG merupakan substansi kristal putih yang digunakan untuk meningkatkan rasa pada makanan. Pemberian MSG dosis tinggi meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh yang menyebabkan penurunan motilitas spermatozoa. Kandungan flavonoid pada daun kemangi dapat menetralkan kadar radikal bebas sehingga mencegah penurunan motilitas spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kemangi (Ocimum basilicum L.) dalam mencegah penurunan motilitas spermatozoa pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi MSG.Metode : Penelitian Laboratory Experimental Post Test Group Only menggunakan 24 ekor tikus putih galur wistar jantan (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 4 kelompok, terdiri dari kelompok I diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari, kelompok II diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 150mg/kgBB/hari, kelompok III diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 350 mg/kgBB/hari dan kelompok IV diberi MSG 1.600 mg/kgBB/hari dan ekstrak etanol daun kemangi 700 mg/kgBB/hari. Data dianalisis menggunakan One Way ANOVA dan post hoc LSDHasil : Rerata presentase motilitas spermatozoa pada kelompok I, II, III dan IV sebesar 21,88%; 48,17%; 53,72%; dan 63,05%. Hasil analisis One Way Anova menunjukan adanya perbedaan signifikan antar kelompok (p = 0,000). Uji post hoc LSD menunjukan kelompok II, III dan IV berbeda nyata dengan kelompok I (p=0,00). Pada kelompok II dan III juga ditemukan adanya perbedaan nyata dengan kelompok IV (p=0,04). Sedangkan kelompok III dengan kelompok II tidak terdapat perbedaan nyata (p=0,069).Kesimpulan : Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) memberikan pengaruh dalam mencegah penurunan presentase motilitas spermatozoa tikus putih galur wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi MSG. Kata kunci : motilitas spermatozoa, ekstrak etanol daun kemangi, monosodium glutamat (MSG)","PeriodicalId":33899,"journal":{"name":"Saintika Medika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48102568","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}