Rince Alfia Fadri, K. Sayuti, Novizar Nazir, Irfan Suliansyah
Makalah ini berisi tinjauan komprehensif terhadap literatur tentang proses penyangraian kopi dan pembentukan akrilamida sebagai hasil sampingan proses pengolahan biji kopi diterbitkan antara tahun 2008 hingga 2018. bagian besar penelitian bersifat empiris dan sebagian besar studi berfokus pada proses pengolahan kopi dan efek akrilamida pada kesehatan tubuh. Temuan penting lainnya, sebagian kajian menganggap bahwa kopi mampu meningkatkan kesehatan tubuh. Ulasan ini menyajikan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat dan bahaya kopi serta pengaruh penyangraian terhadap mutu kopi yang dihasilkan. Tinjauan ini juga menyoroti tentang alat sangrai kopi yang relatif kurang dieksplorasi. Akademisi, peneliti dan kelompok tani dapat menggunakan hasil kajian ini sebagai pedoman dalam menyangrai kopi. Penyangraian dengan waktu dan suhu yang efektif dapat mengurangi pembentukan akrilamida pada kopi, namun perlu kajian literatur terbaru yang berkaitan dengan proses pengolahan kopi terutama pada proses penyangraian.
{"title":"REVIEW PROSES PENYANGRAIAN KOPI DAN TERBENTUKNYA AKRILAMIDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN","authors":"Rince Alfia Fadri, K. Sayuti, Novizar Nazir, Irfan Suliansyah","doi":"10.32530/JAAST.V3I1.82","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V3I1.82","url":null,"abstract":"Makalah ini berisi tinjauan komprehensif terhadap literatur tentang proses penyangraian kopi dan pembentukan akrilamida sebagai hasil sampingan proses pengolahan biji kopi diterbitkan antara tahun 2008 hingga 2018. bagian besar penelitian bersifat empiris dan sebagian besar studi berfokus pada proses pengolahan kopi dan efek akrilamida pada kesehatan tubuh. Temuan penting lainnya, sebagian kajian menganggap bahwa kopi mampu meningkatkan kesehatan tubuh. Ulasan ini menyajikan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat dan bahaya kopi serta pengaruh penyangraian terhadap mutu kopi yang dihasilkan. Tinjauan ini juga menyoroti tentang alat sangrai kopi yang relatif kurang dieksplorasi. Akademisi, peneliti dan kelompok tani dapat menggunakan hasil kajian ini sebagai pedoman dalam menyangrai kopi. Penyangraian dengan waktu dan suhu yang efektif dapat mengurangi pembentukan akrilamida pada kopi, namun perlu kajian literatur terbaru yang berkaitan dengan proses pengolahan kopi terutama pada proses penyangraian.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82723802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yuni Ernita, Sri Aulia Novita, Jamaluddin Jamaluddin, I. Laksmana, Rildiwan Rildiwan
Kelompok Tani Minyak Serai Wangi Berkat Yakin merupakan kelompok tani penggerak diDesa Balai Batu Sandaran yang mengelola industri penyulingan minyak serai wangi. Pengolahan serai wangi harus memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas agar mampu memberikan keuntungan yang maksimal dan meningkatkan nilai tambah pada serai wangi. Tujuan penelitian adalah menentukan nilai tambah dan kelayakan finansial usaha minyak serai wangi pada Industri Minyak Serai Wangi Berkat Yakin Desa Balai Batu Sandaran. Analisis data dilakukan dengan Metode Hayami dan parameter kuantitatif dalam analisis kelayakan finansial ditunjukkan oleh indikator seperti: Benefit Cost Ratio (B/C),Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV) dan Payback Periods (PBP). Hasil analisis nilai tambah yang diperoleh dari hasil pengolahan serai wangi dengan bahan baku 25.000kg menjadi minyak serai wangi sebanyak 400 kg adalah Rp.3.080/kg. Sedangkan rasio nilai tambah produk minyak serai wangi adalah sebesar 84%, artinya 84% dari nilai output (produk minyak serai wangi) merupakan nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan serai wangi menjadi minyak serai wangi. Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial industri minyak serai wangi didapatkan NPV Rp. 1.635.698.925,- IRR 37,60%,B/C Ratio 1,45, dan PBP adalah 3 tahun 6,5 bulan. Ditinjau dari aspek ekonomi, usaha produksi minyak serai wangi dapat dikatakan layak dan menguntungkan.
柠檬油种植者团体赐福于此,他们被认为是石材堂村的农民驱动小组,经营着柠檬水炼油厂。香茅加工必须注重效率和有效性,以提供最大的利润和增加香茅的附加值。研究的目的是确定香油行业在经济上的增值和价值,这要归功于石材堂村。数据分析采用Hayami方法和财务价值分析的定量参数,如指标所示:Benefit Cost Ratio (B/C)、内部回报率(IRR)、净现值(NPV)和报复周期(PBP)。从原料25.000kg的spial加工到400公斤的spiai精油的增值分析结果为35080 /公斤。而spi香油产品的增值率为84%,这意味着产出价值84% (spi香油产品)是由spi香油加工成spinales的增值。香精油行业经济价值分析的计算结果为NPV卢比1,635,698,925卢比,IRR 377,60%,B/C Ratio 1.45, PBP是3年6个月。从经济的角度来看,生产香精油是值得的,也是有益的。
{"title":"ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN FINANSIAL INDUSTRI MINYAK SERAI WANGI","authors":"Yuni Ernita, Sri Aulia Novita, Jamaluddin Jamaluddin, I. Laksmana, Rildiwan Rildiwan","doi":"10.32530/JAAST.V3I1.79","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V3I1.79","url":null,"abstract":"Kelompok Tani Minyak Serai Wangi Berkat Yakin merupakan kelompok tani penggerak diDesa Balai Batu Sandaran yang mengelola industri penyulingan minyak serai wangi. Pengolahan serai wangi harus memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas agar mampu memberikan keuntungan yang maksimal dan meningkatkan nilai tambah pada serai wangi. Tujuan penelitian adalah menentukan nilai tambah dan kelayakan finansial usaha minyak serai wangi pada Industri Minyak Serai Wangi Berkat Yakin Desa Balai Batu Sandaran. Analisis data dilakukan dengan Metode Hayami dan parameter kuantitatif dalam analisis kelayakan finansial ditunjukkan oleh indikator seperti: Benefit Cost Ratio (B/C),Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV) dan Payback Periods (PBP). Hasil analisis nilai tambah yang diperoleh dari hasil pengolahan serai wangi dengan bahan baku 25.000kg menjadi minyak serai wangi sebanyak 400 kg adalah Rp.3.080/kg. Sedangkan rasio nilai tambah produk minyak serai wangi adalah sebesar 84%, artinya 84% dari nilai output (produk minyak serai wangi) merupakan nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan serai wangi menjadi minyak serai wangi. Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial industri minyak serai wangi didapatkan NPV Rp. 1.635.698.925,- IRR 37,60%,B/C Ratio 1,45, dan PBP adalah 3 tahun 6,5 bulan. Ditinjau dari aspek ekonomi, usaha produksi minyak serai wangi dapat dikatakan layak dan menguntungkan.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84508707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian tentang rancang bangun prototipe mesin penyiang mekanis pada budidaya tanaman padi (Oryza sativa L.) system of rice intensification (SRI) dilaksanakan pada bulan Febuari sampai dengan April 2009. Tujuan penelitian ini adalah menciptakan sebuah prototipe mesin penyiang gulma padi sawah mekanis yang efisien dan berkapasitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan petani sehingga dapat mengatasi masalah keterbatasan tenaga kerja untuk melakukan penyiangan gulma. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode rancang bangun yang menggunakan pendekatan hubungan sebab akibat, diagram alir proses, pembuatan model matematis. Perancangan konsep produk, dimulai dengan analisis kebutuhan, blok diagram dan analisis validasi. Analisis validasi mesin melihat kinerja mesin keseluruhan. Hasil penelitian diperoleh kapasitas efektif penyiangan 0,0547 ha/jam, efisiensi lapang 49,37 %, kehilangan waktu belok 32,03 %, tingkat kerusakan tanaman 7,7 %, gulma tidak tersiangi 3,12 %. Daya motor terpakai 2,52 Hp, tingkat kebisingan dalam batas diizinkan. Penyiangan dengan mesin tergolong kerja sedang. Hasil analisis ekenomi menunjukan biaya pokok penyiangan per hektar Rp. 463.322,67 dengan BEP penyiangan 29,03 ha per tahun, NPV Rp. 7.139.779,01 dan B/C Ratio 1,093 pada tingkat suku bunga 10 %, yang berarti mesin layak digunakan. Agar mesin dapat diterima di masyarakat, perlu sosialisasi, penyempurnaan sistem transmisi, penggunaan material lebih ringan serta perlu pengaturan jarak dan kelurusan barisan tanam agar tercapai kinerja mesin yang optimal.
关于机械设计原型机器penyiang醒来栽培的研究水稻(Oryza sativa L . rice intensification)系统》(SRI)二月,直到2009年4月的月执行。这项研究的目的是创造一个原型机器效率和高容量的机械penyiang水稻稻田杂草,符合农民需求,以便克服人力来做除草杂草的局限性问题。这项研究方法执行的设计运用因果关系的醒来,流程图、制造过程的数学模型。产品概念设计,从需求分析、图表块和验证分析开始。机器的验证分析可以看到整个机器的性能。研究发现了有效的除草容量为0.0547 ha/小时,轮班效率为49.37%,损失时间为32.03 %,植物损伤率为7.7%,杂草不超过3.12%。废弃的动力马达2,52 Hp,噪音水平在允许范围内。自动除草机,发动机平衡。ekenomi分析结果显示基本费用每英亩除草和BEP 463.322,67卢比每年29.03哈,NPV Rp。7.139.779,01除草和B / C Ratio 1,093的利率10%,意味着值得使用机器。为了在社会上可以接受的机器,有必要改进传输系统,使用社会化材料更轻和需要设置距离正直种植的队伍,使性能达到最佳的机器。
{"title":"RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN PENYIANG MEKANIS PADA LAHAN DENGAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION","authors":"Elvin Hasman","doi":"10.32530/JAAST.V3I1.101","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V3I1.101","url":null,"abstract":"Penelitian tentang rancang bangun prototipe mesin penyiang mekanis pada budidaya tanaman padi (Oryza sativa L.) system of rice intensification (SRI) dilaksanakan pada bulan Febuari sampai dengan April 2009. Tujuan penelitian ini adalah menciptakan sebuah prototipe mesin penyiang gulma padi sawah mekanis yang efisien dan berkapasitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan petani sehingga dapat mengatasi masalah keterbatasan tenaga kerja untuk melakukan penyiangan gulma. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode rancang bangun yang menggunakan pendekatan hubungan sebab akibat, diagram alir proses, pembuatan model matematis. Perancangan konsep produk, dimulai dengan analisis kebutuhan, blok diagram dan analisis validasi. Analisis validasi mesin melihat kinerja mesin keseluruhan. Hasil penelitian diperoleh kapasitas efektif penyiangan 0,0547 ha/jam, efisiensi lapang 49,37 %, kehilangan waktu belok 32,03 %, tingkat kerusakan tanaman 7,7 %, gulma tidak tersiangi 3,12 %. Daya motor terpakai 2,52 Hp, tingkat kebisingan dalam batas diizinkan. Penyiangan dengan mesin tergolong kerja sedang. Hasil analisis ekenomi menunjukan biaya pokok penyiangan per hektar Rp. 463.322,67 dengan BEP penyiangan 29,03 ha per tahun, NPV Rp. 7.139.779,01 dan B/C Ratio 1,093 pada tingkat suku bunga 10 %, yang berarti mesin layak digunakan. Agar mesin dapat diterima di masyarakat, perlu sosialisasi, penyempurnaan sistem transmisi, penggunaan material lebih ringan serta perlu pengaturan jarak dan kelurusan barisan tanam agar tercapai kinerja mesin yang optimal.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"88 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86729976","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Energi listrik menjadi suatu kebutuhan dalam era modern ini. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan zaman mengakibatkan kebutuhan energi listrik semakin naik tiap tahun. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa 1x9,9 MW di Deli Serdang merupakan pembangkit yang di proyeksikan akan beroperasi tahun 2019. PLTBm Deli Serdang ini akan di interkoneksikan dengan sistem 20 kV eksisting dengan opsi titik sambung. Pemilihan opsi ini penting karena untuk memastikan sistem eksisting masih tetap dalam kondisi normal. Hasil penelitian ini adalah dengan melakukan simulasi penyambungan PLTBm dengan ke GI terdekat. Penghantar yang digunakan dalam penyambungan ialah AAAC 240 mm 2 dengan konfigurasi jaringan dua sirkuit. Studi yang dilakukan meliputi aliran daya, jatuh tegangan, losses dan hubung singkat. Dengan dilakukannya studi tersebut dapat dilihat status operasi sistem sebelum dan sesudah interkoneksi. Status operasi sistem ini meliputi keadaan tegangan dan hubung singkat normal, marginal dan kritis.
电力成为现代社会的必需品。经济增长和时代发展导致对电力的需求每年都在增加。在Serdang的1x9.9兆瓦生物电发电厂预计将于2019年投入使用。PLTBm Deli Serdang将与系统20 kV exsisting与节点连接。选择此选项很重要,因为要确保现有系统保持正常状态。这项研究的结果是将PLTBm连接到最近的GI。混合器中使用的导体是AAAC 240 mm 2,具有两个电路的配置。研究包括电涌、电压下降、丢失和短程连接。通过这项研究,您可以查看连接前后的系统运行状态。该系统的运行状态包括正常的电压和短线、边际和临界状态。
{"title":"STUDI INTERKONEKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASSA 1 X 9,9 MW DI DELI SERDANG","authors":"Adri Senen, Titi Ratnasari","doi":"10.32530/JAAST.V3I1.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V3I1.81","url":null,"abstract":"Energi listrik menjadi suatu kebutuhan dalam era modern ini. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan zaman mengakibatkan kebutuhan energi listrik semakin naik tiap tahun. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa 1x9,9 MW di Deli Serdang merupakan pembangkit yang di proyeksikan akan beroperasi tahun 2019. PLTBm Deli Serdang ini akan di interkoneksikan dengan sistem 20 kV eksisting dengan opsi titik sambung. Pemilihan opsi ini penting karena untuk memastikan sistem eksisting masih tetap dalam kondisi normal. Hasil penelitian ini adalah dengan melakukan simulasi penyambungan PLTBm dengan ke GI terdekat. Penghantar yang digunakan dalam penyambungan ialah AAAC 240 mm 2 dengan konfigurasi jaringan dua sirkuit. Studi yang dilakukan meliputi aliran daya, jatuh tegangan, losses dan hubung singkat. Dengan dilakukannya studi tersebut dapat dilihat status operasi sistem sebelum dan sesudah interkoneksi. Status operasi sistem ini meliputi keadaan tegangan dan hubung singkat normal, marginal dan kritis.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"45 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86138072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. S. Ningsih, I. Suliansyah, Aswaldi Anwar, Yusniwati Yusniwati
Umbi dan biji merupakan bahan pertanaman yang sering digunakan petani untuk mendapatkan benih bengkuang dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh bahan pertanaman penghasil benih terhadap kualitas benih yang dihasilkan pada tiga aksesi bengkuang (Kuranji, Padang Sidimpuan dan Blitar). Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2018 dengan metoda Deskriptif. Pengamatan dilakukan terhadap 100 sampel dari tiap-tiap aksesi. Parameter yang diamati adalah panjang, lebar dan tebal biji, berat biji saat panen, berat biji saat polong pecah, berat biji kering, berat biji saat berkecambah, daya kecambah, nilai indeks perkecambahan dan uji muncul tanah. Hasil dianalisis dengan pengujian Parametrik, Independent Sample-T Test taraf 5% menggunakan program SPSS Statistik 19. Hasil memperlihatkan bahwa benih yang berasal dari bahan pertanaman umbi dan biji pada bengkuang tidak berbeda ukuran panjang, lebar dan tebal biji, berat saat panen, berat saat polong pecah, berat kering, berat saat berkecambah, nilai indeks perkecambahan dan uji muncul tanah pada ketiga aksesi uji. Perbedaan hanya terlihat pada daya kecambah. Berdasarkan pengujian dan analisis statistik yang telah dilakukan pada beberapa parameter pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa umbi dan biji sama-sama dapat digunakan sebagai bahan pertanaman penghasil benih pada pembudidayaan bengkuang.
{"title":"PENGARUH BAHAN PERTANAMAN TERHADAP KUALITAS BENIH YANG DIHASILKAN PADA TANAMAN BENGKUANG","authors":"M. S. Ningsih, I. Suliansyah, Aswaldi Anwar, Yusniwati Yusniwati","doi":"10.32530/JAAST.V3I1.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V3I1.64","url":null,"abstract":"Umbi dan biji merupakan bahan pertanaman yang sering digunakan petani untuk mendapatkan benih bengkuang dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh bahan pertanaman penghasil benih terhadap kualitas benih yang dihasilkan pada tiga aksesi bengkuang (Kuranji, Padang Sidimpuan dan Blitar). Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2018 dengan metoda Deskriptif. Pengamatan dilakukan terhadap 100 sampel dari tiap-tiap aksesi. Parameter yang diamati adalah panjang, lebar dan tebal biji, berat biji saat panen, berat biji saat polong pecah, berat biji kering, berat biji saat berkecambah, daya kecambah, nilai indeks perkecambahan dan uji muncul tanah. Hasil dianalisis dengan pengujian Parametrik, Independent Sample-T Test taraf 5% menggunakan program SPSS Statistik 19. Hasil memperlihatkan bahwa benih yang berasal dari bahan pertanaman umbi dan biji pada bengkuang tidak berbeda ukuran panjang, lebar dan tebal biji, berat saat panen, berat saat polong pecah, berat kering, berat saat berkecambah, nilai indeks perkecambahan dan uji muncul tanah pada ketiga aksesi uji. Perbedaan hanya terlihat pada daya kecambah. Berdasarkan pengujian dan analisis statistik yang telah dilakukan pada beberapa parameter pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa umbi dan biji sama-sama dapat digunakan sebagai bahan pertanaman penghasil benih pada pembudidayaan bengkuang.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74909111","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perbanyakan secara kultur jaringan banyak dilakukan untuk memperbanyak bibit Anggrek. Namun demikian tahapan aklimatisasi dalam kultur jaringan merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan karena kondisi iklim di rumah plastik sangat berbeda dengan kondisi di dalam botol kultur. Disamping itu media tanam dan pupuk yang diberikan pada tahap aklimatisasi perlu diperhatikan supaya bibit tanaman anggrek bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan media tanam dan mendapatkan pupuk organik cair yang baik pada tahap aklimatisasi terhadap pertumbuhan planlet Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilisi) hasil kultur jaringan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah media akar pakis, sekam padi dan kompos kopi. Faktor kedua adalah kontrol, pupuk cair Supra dan Bioto Grow. Variabel yang diamati adalah persentase hidup planlet, pertambahan tinggi tanaman, saat tumbuh daun baru, pertambahan panjang daun, pertambahan jumlah daun, pertambahan diameter batang. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis varian dan melalui uji lanjut BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis pupuk yang digunakan tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi planlet, saat tumbuh daun baru, panjang daun, jumlah daun, namun berpengaruh nyata terhadap diameter batang. Ketiga jenis media tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, saat tumbuh daun baru, panjang daun, jumlah daun, dan diameter batang. Sedangkan interaksi pada kedua perlakuan tersebut tidak menujukkan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel yang diamati. Penggunaan media yang bagus terlihat pada media kompos kopi dan akar pakis melalui pemberian pupuk cair Bioto Grow.
{"title":"PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR PADA TAHAP AKLIMATISASI TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK BULAN (Phalaenopsis amabilisi) HASIL KULTUR JARINGAN","authors":"Rini Suryani, Mya Novita Sari","doi":"10.32530/jaast.v3i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/jaast.v3i1.63","url":null,"abstract":"Perbanyakan secara kultur jaringan banyak dilakukan untuk memperbanyak bibit Anggrek. Namun demikian tahapan aklimatisasi dalam kultur jaringan merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan karena kondisi iklim di rumah plastik sangat berbeda dengan kondisi di dalam botol kultur. Disamping itu media tanam dan pupuk yang diberikan pada tahap aklimatisasi perlu diperhatikan supaya bibit tanaman anggrek bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan media tanam dan mendapatkan pupuk organik cair yang baik pada tahap aklimatisasi terhadap pertumbuhan planlet Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilisi) hasil kultur jaringan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah media akar pakis, sekam padi dan kompos kopi. Faktor kedua adalah kontrol, pupuk cair Supra dan Bioto Grow. Variabel yang diamati adalah persentase hidup planlet, pertambahan tinggi tanaman, saat tumbuh daun baru, pertambahan panjang daun, pertambahan jumlah daun, pertambahan diameter batang. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis varian dan melalui uji lanjut BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis pupuk yang digunakan tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi planlet, saat tumbuh daun baru, panjang daun, jumlah daun, namun berpengaruh nyata terhadap diameter batang. Ketiga jenis media tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, saat tumbuh daun baru, panjang daun, jumlah daun, dan diameter batang. Sedangkan interaksi pada kedua perlakuan tersebut tidak menujukkan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel yang diamati. Penggunaan media yang bagus terlihat pada media kompos kopi dan akar pakis melalui pemberian pupuk cair Bioto Grow.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"201 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76063233","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fidela Violalita, K. Fahmy, S. Syahrul, Neni Trimedona
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung bengkuang terhadap organoleptik dan karakteristik cookies. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tingkat substitusi tepung bengkuang, yakni tanpa perlakuan (kontrol), penambahan tepung bengkuang 20%, 30% dan 50%. Analisis yang dilakukan terhadap cookies adalah kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat kasar, daya kembang dan uji organoleptik. Substitusi tepung bengkuang memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar protein, kadar karbohidrat dan kadar serat kasar dari cookies yang dihasilkan. Dari hasil uji organoleptik yang dilakukan, substitusi tepung bengkuang yang paling disukai oleh panelis adalah cookies dengan substitusi tepung bengkuang 30% dengan warna 3,92 (agak suka), aroma 3,96 (agak suka), rasa 4,32 (agak suka) dan tekstur 4,40 (agak suka). Cookies dengan penambahan tepung bengkuang sebanyak 30% memiliki kadar air 1,11%, kadar abu 1,86%, kadar protein 8,65%, kadar lemak 24,15%, karbohidrat 64,24%, kadar serat kasar 1,17%, dan daya kembang 51,60%.
{"title":"PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES YANG DIHASILKAN","authors":"Fidela Violalita, K. Fahmy, S. Syahrul, Neni Trimedona","doi":"10.32530/JAAST.V3I1.58","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V3I1.58","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung bengkuang terhadap organoleptik dan karakteristik cookies. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tingkat substitusi tepung bengkuang, yakni tanpa perlakuan (kontrol), penambahan tepung bengkuang 20%, 30% dan 50%. Analisis yang dilakukan terhadap cookies adalah kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat kasar, daya kembang dan uji organoleptik. Substitusi tepung bengkuang memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar protein, kadar karbohidrat dan kadar serat kasar dari cookies yang dihasilkan. Dari hasil uji organoleptik yang dilakukan, substitusi tepung bengkuang yang paling disukai oleh panelis adalah cookies dengan substitusi tepung bengkuang 30% dengan warna 3,92 (agak suka), aroma 3,96 (agak suka), rasa 4,32 (agak suka) dan tekstur 4,40 (agak suka). Cookies dengan penambahan tepung bengkuang sebanyak 30% memiliki kadar air 1,11%, kadar abu 1,86%, kadar protein 8,65%, kadar lemak 24,15%, karbohidrat 64,24%, kadar serat kasar 1,17%, dan daya kembang 51,60%.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"96 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85882430","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. Ferawati, S. Melia, E. Purwati, I. Zulkarnain, H. Purwanto
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas mikrobiologis susu kambing yang difermentasi dengan Lactobacillus fermentum strain NCC2970 dengan waktu penyimpanan susu fermentasi yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan waktu penyimpanan susu kambing fermentasi pada suhu refrigerator 4oC yaitu selama0, 5, 10 dan 15 hari dengan 5 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan nilai pH mengalami penurunan berkisar antara 4,09-4,04. Total asam tertitrasi mengalami peningkatan selama penyimpanan dengan nilai 0,80 hingga mencapai 1,52% sampai penyimpanan 15 hari. Total koloni bakteri asam laktat berkisar antara 4.8 x 108cfu/ml sampai 21.6 x108 cfu/ml. Nilai Total Plate Count selama penyimpanan mengalami penurunan dari 219.4 x 102cfu/ml sampai 106.4 x 102cfu/ml. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa susu kambing fermentasi dengan Lactobacillus fermentum strain NCC2970 dapat mempertahankan kualitas sampai masa penyimpanan 15 hari dengan viabilitas bakteri asam laktat yang memenuhi kategori sebagai probiotik.
{"title":"KUALITAS MIKROBIOLOGIS SUSU KAMBING FERMENTASI MENGGUNAKAN STARTER Lactobacillus fermentum strain NCC2970 PADA PENYIMPANAN SUHU REFRIGERATOR","authors":"F. Ferawati, S. Melia, E. Purwati, I. Zulkarnain, H. Purwanto","doi":"10.32530/JAAST.V3I1.70","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V3I1.70","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas mikrobiologis susu kambing yang difermentasi dengan Lactobacillus fermentum strain NCC2970 dengan waktu penyimpanan susu fermentasi yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan waktu penyimpanan susu kambing fermentasi pada suhu refrigerator 4oC yaitu selama0, 5, 10 dan 15 hari dengan 5 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan nilai pH mengalami penurunan berkisar antara 4,09-4,04. Total asam tertitrasi mengalami peningkatan selama penyimpanan dengan nilai 0,80 hingga mencapai 1,52% sampai penyimpanan 15 hari. Total koloni bakteri asam laktat berkisar antara 4.8 x 108cfu/ml sampai 21.6 x108 cfu/ml. Nilai Total Plate Count selama penyimpanan mengalami penurunan dari 219.4 x 102cfu/ml sampai 106.4 x 102cfu/ml. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa susu kambing fermentasi dengan Lactobacillus fermentum strain NCC2970 dapat mempertahankan kualitas sampai masa penyimpanan 15 hari dengan viabilitas bakteri asam laktat yang memenuhi kategori sebagai probiotik.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81563586","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan uji BNT pada tingkat signifikan 5%. Perlakuan eksperimental menggunakan dua faktor, yaitu bobot umbi kentang (B) dan metode menempatkan benih di lubang tanam (K). Faktor perlakuan pertama adalah bobot umbi bibit (B) empat (tingkat yang terdiri dari B1 = 25-30 gram, B2 = 35-40 gram, B3 = 45-50 gram dan B4 = 55-60 gram. Faktor perlakuan kedua adalah metode penempatan bibit di lubang tanam (K) empat level terdiri dari K1 = posisi umbi membentuk sudut 00, K2 = posisi umbi membentuk sudut 300, K3 = posisi umbi membentuk sudut 600 dan K4 = posisi umbi membentuk sudut 900. Berdasarkan uji lanjut tes BNT dengan taraf 5%, perlakuan tunggal bobot umbi 45-50 gram dan perlakuan tunggal letak umbi 30o berbedanyata dengan perlakuan lainnya terhadap jumlah umbi. kombinasi dari dua perlakuan bobot umbi dari 55-60 gram ditempatkan pada metode penempatan letak umbi 900 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya terhadap jumlah batang. Perlakuan bobot umbi 60o berbeda nyata dengan perlakuan lainnya terhadap bobot basah. Kombinasi bobot umbi 55-60 gram pada letak umbi 90o terdapat interaksi pada variabel bobot basah.. Kesimpulan dari penelitian adalah perlakuan tunggal bobot umbi 45-50 gram dengan perlakuan tunggal letak umbi 300 berpengaruh terhadap jumlah umbi. Kombinasi bobot umbi 55-60 gram ditempatkan pada letak umbi 60o menghasilkan jumlah umbi optimum, tetapi kombinasi dua perlakuan 55-60 gram yang ditempatkan letak umbi 900 terdapat interaksi pada variabel bobot basah.
{"title":"UJI BOBOT SERTA METODE PENEMPATAN UMBI BIBIT DALAM LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH (Solanum tuberosum.L)","authors":"A. Adnan","doi":"10.32530/JAAST.V3I1.68","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V3I1.68","url":null,"abstract":"Penelitian ini menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan uji BNT pada tingkat signifikan 5%. Perlakuan eksperimental menggunakan dua faktor, yaitu bobot umbi kentang (B) dan metode menempatkan benih di lubang tanam (K). Faktor perlakuan pertama adalah bobot umbi bibit (B) empat (tingkat yang terdiri dari B1 = 25-30 gram, B2 = 35-40 gram, B3 = 45-50 gram dan B4 = 55-60 gram. Faktor perlakuan kedua adalah metode penempatan bibit di lubang tanam (K) empat level terdiri dari K1 = posisi umbi membentuk sudut 00, K2 = posisi umbi membentuk sudut 300, K3 = posisi umbi membentuk sudut 600 dan K4 = posisi umbi membentuk sudut 900. Berdasarkan uji lanjut tes BNT dengan taraf 5%, perlakuan tunggal bobot umbi 45-50 gram dan perlakuan tunggal letak umbi 30o berbedanyata dengan perlakuan lainnya terhadap jumlah umbi. kombinasi dari dua perlakuan bobot umbi dari 55-60 gram ditempatkan pada metode penempatan letak umbi 900 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya terhadap jumlah batang. Perlakuan bobot umbi 60o berbeda nyata dengan perlakuan lainnya terhadap bobot basah. Kombinasi bobot umbi 55-60 gram pada letak umbi 90o terdapat interaksi pada variabel bobot basah.. Kesimpulan dari penelitian adalah perlakuan tunggal bobot umbi 45-50 gram dengan perlakuan tunggal letak umbi 300 berpengaruh terhadap jumlah umbi. Kombinasi bobot umbi 55-60 gram ditempatkan pada letak umbi 60o menghasilkan jumlah umbi optimum, tetapi kombinasi dua perlakuan 55-60 gram yang ditempatkan letak umbi 900 terdapat interaksi pada variabel bobot basah.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"254 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76654559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fithra Herdian, R. J. Jabbar, Fanny Yuliana Batubara, Zulnadi Zulnadi, I. Anas, Yudistira Yudistira
Dalam proses produksi kerupuk ikan, tahapan pengadukan adonan kerupuk merupakan kegiatan paling membutuhkan daya besar, sehingga banyak produsen atau pengusaha kerupuk melakukan pengadukan dengan menginjak-injak adonan dengan kaki supaya cepat kalis. Cara pengadukan seperti ini tentu berpengaruh pada kehigienisan kerupuk dan apabila dilihat konsumen, akan menurunkan selera dan minat beli. Rancang bangun alat pengaduk adonan kerupuk pada penelitian ini menitikberatkan pada disain yang cocok untuk usaha skala kecil dan menengah yang mudah dalam penggunaan dan perawatan serta murah dalam biaya pengoperasian. Untuk itu penulis melakukan rancang bangun alat pengaduk adonan kerupuk tipe horizontal yang mempermudah pengeluaran adonan setelah kalis dengan kapasitas produksi rata-rata 13,5 kg/jam. Dari hasil analisa kelayakan ekonomi didapatkan biaya tetap Rp.2.179.302,9/tahun, biaya tidak tetap Rp.13.026,9786/jam, biaya pokok pengoperasian mesin Rp.101,50/kg dan break event point 5.368,5kg/tahun.
{"title":"RANCANG BANGUN ALAT PENGADUK KERUPUK ADONAN TIPE HORIZONTAL","authors":"Fithra Herdian, R. J. Jabbar, Fanny Yuliana Batubara, Zulnadi Zulnadi, I. Anas, Yudistira Yudistira","doi":"10.32530/JAAST.V3I1.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.32530/JAAST.V3I1.84","url":null,"abstract":"Dalam proses produksi kerupuk ikan, tahapan pengadukan adonan kerupuk merupakan kegiatan paling membutuhkan daya besar, sehingga banyak produsen atau pengusaha kerupuk melakukan pengadukan dengan menginjak-injak adonan dengan kaki supaya cepat kalis. Cara pengadukan seperti ini tentu berpengaruh pada kehigienisan kerupuk dan apabila dilihat konsumen, akan menurunkan selera dan minat beli. Rancang bangun alat pengaduk adonan kerupuk pada penelitian ini menitikberatkan pada disain yang cocok untuk usaha skala kecil dan menengah yang mudah dalam penggunaan dan perawatan serta murah dalam biaya pengoperasian. Untuk itu penulis melakukan rancang bangun alat pengaduk adonan kerupuk tipe horizontal yang mempermudah pengeluaran adonan setelah kalis dengan kapasitas produksi rata-rata 13,5 kg/jam. Dari hasil analisa kelayakan ekonomi didapatkan biaya tetap Rp.2.179.302,9/tahun, biaya tidak tetap Rp.13.026,9786/jam, biaya pokok pengoperasian mesin Rp.101,50/kg dan break event point 5.368,5kg/tahun.","PeriodicalId":33922,"journal":{"name":"Journal of Applied Agricultural Science and Technology","volume":"86 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85877724","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}