Pub Date : 2024-07-18DOI: 10.55558/alihda.v13i1.66
Yulia Febriyati
Kehadiran Baitul Maal wa-Tamwil (BMT) dalam suatu wilayah pada dasarnya merupakan jawaban atas belum “terjamah” dan terjangkaunya masyarakat lapis bawah (wong cilik atau masyarakat miskin) oleh berbagai lembaga keuangan perbankan. Keberadaan BMT merupakan tantangan tersendiri bagi umat Islam terutama bagi para pemimpin umat dan praktisi perbankan Islam, untuk mampu menunjukan kualitas dan profesionalisme BMT dalam memenuhi aspirasi dan tuntutan umat yang berhubungan dengan aktivitas perekonomian, sehingga keberhasilan BMT dalam merealisasikan tuntutan umat, pada gilirannya akan memposisikan BMT sebagai sebuah lembaga keuangan Islam yang capable dan credible. Untuk itu, upaya dan peran BMT dalam meningkatkan posisi ekonomi rakyat harus menunjukan performancenya dalam kapasitasnya sebagai sebuah lembaga keuangan yang memiliki kemampuan untuk berperan dan sebagai alternatif bagi masyarakat dalam kerjasama usaha dan bermitra bisnis.
Baitul Maal wa-Tamwil(BMT)在一个地区的存在,基本上是对各种银行金融机构 "无法触及 "和无法接触社会底层(wong cilik 或穷人)的一种回应。BMT的存在对穆斯林来说是一个挑战,尤其是对伊斯兰银行业的领导者和从业者来说,要能够展示出BMT在满足人们与经济活动有关的愿望和需求方面的素质和专业精神,从而使BMT在实现人们的需求方面取得成功,进而将BMT定位为一个有能力、可信赖的伊斯兰金融机构。因此,BMT 在改善人民经济地位方面所做的努力和发挥的作用,必须体现在它作为一个有能力在商业合作和商业伙伴关系中为社会发挥作用和提供选择的金融机构的表现上。
{"title":"PERAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) SEBAGAI LEMBAGA SOSIAL EKONOMI","authors":"Yulia Febriyati","doi":"10.55558/alihda.v13i1.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.55558/alihda.v13i1.66","url":null,"abstract":"Kehadiran Baitul Maal wa-Tamwil (BMT) dalam suatu wilayah pada dasarnya merupakan jawaban atas belum “terjamah” dan terjangkaunya masyarakat lapis bawah (wong cilik atau masyarakat miskin) oleh berbagai lembaga keuangan perbankan. Keberadaan BMT merupakan tantangan tersendiri bagi umat Islam terutama bagi para pemimpin umat dan praktisi perbankan Islam, untuk mampu menunjukan kualitas dan profesionalisme BMT dalam memenuhi aspirasi dan tuntutan umat yang berhubungan dengan aktivitas perekonomian, sehingga keberhasilan BMT dalam merealisasikan tuntutan umat, pada gilirannya akan memposisikan BMT sebagai sebuah lembaga keuangan Islam yang capable dan credible. Untuk itu, upaya dan peran BMT dalam meningkatkan posisi ekonomi rakyat harus menunjukan performancenya dalam kapasitasnya sebagai sebuah lembaga keuangan yang memiliki kemampuan untuk berperan dan sebagai alternatif bagi masyarakat dalam kerjasama usaha dan bermitra bisnis. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":347000,"journal":{"name":"Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran","volume":" 32","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141826280","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-12DOI: 10.55558/alihda.v18i2.150
Nardi, Maslihatul Umami
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Rijalul Hisbah atau bagian-bagian ibadah di Pondok Pesantren Jam’iyah Ṭalabah’ (OSIS) Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang, serta hambatan dan solusi dalam menanamkan rasa shalat berjamaah di kalangan santri.Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kualitatif dan metode deskriptif. Subyek penelitian ini adalah para wali Rijalul Hisbah, ketua Rijalul Hisbah dan beberapa santri Pondok Pesantren Al Irsyad Tengaran. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Rijalul Hisbah menerapkan beberapa strategi untuk menanamkan kesadaran di kalangan santri dalam melaksanakan shalat berjamaah di masjid, antara lain (1) strategi pembiasaan, (2) strategi sugesti, (3) strategi pemberian hadiah, dan (4) strategi hukuman. Dalam perjalanannya, strategi pembiasaan menghadapi kendala berupa menurunnya semangat dan stres di kalangan siswa senior. Pada saat yang sama, hambatan terhadap strategi konseling meliputi keterbatasan waktu, kesulitan menemukan konselor yang cocok, dan rendahnya motivasi siswa untuk menerima nasihat. Hambatan terhadap strategi punitif adalah adanya peraturan yang mengatur syarat-syarat hukuman bagi siswa. Solusi yang dilakukan Rijalul Hisbah dalam strategi pembiasaan adalah dengan memberikan nasihat kepada anggota yang kurang termotivasi dan mencari bantuan kepada pengurus asrama. Pada saat yang sama, strategi nasihatnya adalah memberikan nasihat langsung kepada pelanggar dan membentuk departemen khusus untuk menangani nasihat tersebut. Solusi dari kendala strategi hukuman adalah dengan memberikan hukuman sesuai peraturan yang ditetapkan oleh pihak pondok pesantren dengan disaksikan pengawas Rijalul Hisbah. Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, maka proses penyadaran akan salat berjamaah di masjid berjalan sesuai harapan, terbukti dengan sebagian besar santri yang sadar salat berjamaah di masjid dan tidak terlambat
{"title":"STRATEGI RIJALUL ḤISBAH DALAM PENANAMAN KESADARAN SHOLAT BERJAMAAH DI MASJID PADA SANTRI PESANTREN ISLAM AL IRSYAD TENGARAN","authors":"Nardi, Maslihatul Umami","doi":"10.55558/alihda.v18i2.150","DOIUrl":"https://doi.org/10.55558/alihda.v18i2.150","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Rijalul Hisbah atau bagian-bagian ibadah di Pondok Pesantren Jam’iyah Ṭalabah’ (OSIS) Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang, serta hambatan dan solusi dalam menanamkan rasa shalat berjamaah di kalangan santri.Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kualitatif dan metode deskriptif. Subyek penelitian ini adalah para wali Rijalul Hisbah, ketua Rijalul Hisbah dan beberapa santri Pondok Pesantren Al Irsyad Tengaran. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Rijalul Hisbah menerapkan beberapa strategi untuk menanamkan kesadaran di kalangan santri dalam melaksanakan shalat berjamaah di masjid, antara lain (1) strategi pembiasaan, (2) strategi sugesti, (3) strategi pemberian hadiah, dan (4) strategi hukuman. Dalam perjalanannya, strategi pembiasaan menghadapi kendala berupa menurunnya semangat dan stres di kalangan siswa senior. Pada saat yang sama, hambatan terhadap strategi konseling meliputi keterbatasan waktu, kesulitan menemukan konselor yang cocok, dan rendahnya motivasi siswa untuk menerima nasihat. Hambatan terhadap strategi punitif adalah adanya peraturan yang mengatur syarat-syarat hukuman bagi siswa. Solusi yang dilakukan Rijalul Hisbah dalam strategi pembiasaan adalah dengan memberikan nasihat kepada anggota yang kurang termotivasi dan mencari bantuan kepada pengurus asrama. Pada saat yang sama, strategi nasihatnya adalah memberikan nasihat langsung kepada pelanggar dan membentuk departemen khusus untuk menangani nasihat tersebut. Solusi dari kendala strategi hukuman adalah dengan memberikan hukuman sesuai peraturan yang ditetapkan oleh pihak pondok pesantren dengan disaksikan pengawas Rijalul Hisbah. Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, maka proses penyadaran akan salat berjamaah di masjid berjalan sesuai harapan, terbukti dengan sebagian besar santri yang sadar salat berjamaah di masjid dan tidak terlambat","PeriodicalId":347000,"journal":{"name":"Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran","volume":"5 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141834274","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-12DOI: 10.55558/alihda.v18i2.151
Arif Ardiansyah, Muna Erawati
Penerapan segregasi biasa terjadi di pesantren tradisional dan modern, namun lain halnya jika diterapkan di lembaga pendidikan formal yaitu Madrasah Aliyah Putra dan Putri Al Irsyad. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan segregasi gender dalam pembelajaran PAI untuk mengembangkan kualitas kedisiplinan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi segregasi kelas berbasis gender dalam pengembangan karakter disiplin dengan merumuskan tiga fokus penelitian yaitu: 1) Bagaimana implementasi segregasi gender dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di MA Al Irsyad dan MA Al Irsyad Putri. Angkatan 2023. 2). Apa saja faktor pendukung dan penghambat terjadinya segregasi gender dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa MA Al Irsyad 3). Apa dampak segregasi gender dalam pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap pengembangan karakter disiplin siswa MA Al Irsyad dan MA Al Irsyad Putri. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara dan pencatatan. Pengecekan keabsahan data dilakukan melalui observasi tekun, triangulasi, dapat dipercaya, dapat diandalkan, dan dapat dikonfirmasi. Informan penelitian ini adalah kepala madrasah, wakakul, guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Segregasi gender telah diterapkan sepenuhnya pada kedua program magister, yaitu dipisahkan sepenuhnya dari pembelajaran dan struktur organisasi sekolah terhadap tempat dan lingkungan. Segregasi tidak hanya terjadi pada mata pelajaran PAI tetapi pada semua mata pelajaran. 2) MA Putra dan Perempuan Al Irsyad Faktor pendukung penerapan segregasi gender adalah infrastruktur khusus dan struktur manajemen yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Hal ini tidak hanya melibatkan pemisahan kelas dan asrama tetapi juga koordinasi antara pimpinan madrasah laki-laki dan perempuan. Selain itu, kedua peraturan Guru tersebut hanya menerima siswa berdasarkan gender, yang juga mendukung penerapan segregasi gender. Secara keseluruhan, tidak ada hambatan atau hambatan besar dalam penerapan segregasi gender, beberapa guru dan siswa perempuan menyebutkan beberapa hambatan seperti kurangnya antusiasme siswa perempuan terhadap guru perempuan. 3) Segregasi gender juga berperan penting dalam membentuk karakter kedisiplinan siswi, yang tercermin dari kedisiplinan siswi menutup aurat dan tetap santun dalam berinteraksi dengan ustadz dan ustadzah. Manfaat segregasi gender antara lain meningkatkan rasa percaya diri, kebebasan berekspresi, dan kemampuan mengekspresikan ide di dalam kelas
性别隔离在传统和现代学校中都很常见,但在正规教育机构(即 Madrasah Aliyah Putra 和 Putri Al Irsyad)中则有所不同。本研究旨在分析性别隔离在 PAI 学习中的应用,以提高学生的纪律质量。本研究旨在通过制定以下三个研究重点来解释在培养纪律性方面实施基于性别的班级隔离:1)在艾尔赛德硕士和艾尔赛德普特里硕士的伊斯兰宗教教育学习中如何实施性别隔离。第 2023 批。2).2). 支持和抑制伊斯兰宗教教育学习中性别隔离的因素有哪些?伊斯兰宗教教育学习中的性别隔离对艾尔赛德硕士和艾尔赛德-普特里硕士学生纪律品格发展的影响。研究人员采用的数据收集方法包括观察、访谈和记录。通过仔细观察、三角测量、可信度、可靠性和可确认性来检查数据的有效性。本研究的资料提供者包括伊斯兰学校校长、瓦卡库尔、教师和学生。结果显示1)性别隔离在两个硕士课程中都得到了充分实施,即从学习和学校组织结构到场所和环境都得到了充分隔离。隔离不仅发生在 PAI 学科,而且发生在所有学科。2)Al Irsyad 男女硕士 实施性别隔离的支持因素是将男女分开的专门基础设施和管理结构。这不仅包括班级和宿舍的隔离,还包括男女宗教学校领导之间的协调。此外,两种教师条例都只接受基于性别的学生,这也支持了性别隔离的实施。总体而言,在实施性别隔离方面不存在重大障碍或阻碍,一些女教师和学生提到了一些障碍,如女学生对女教师缺乏热情。3) 性别隔离在塑造女学生的纪律品格方面也发挥了重要作用,这体现在女学生在与乌斯塔兹和乌斯塔扎交往时遵守纪律,遮盖自己的头巾并保持礼貌。性别隔离的好处包括增强自信心、言论自由以及在课堂上表达思想的能力。
{"title":"SEGREGASI GENDER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MA AL IRSYAD PUTRA DAN MA AL IRSYAD PUTRI","authors":"Arif Ardiansyah, Muna Erawati","doi":"10.55558/alihda.v18i2.151","DOIUrl":"https://doi.org/10.55558/alihda.v18i2.151","url":null,"abstract":"Penerapan segregasi biasa terjadi di pesantren tradisional dan modern, namun lain halnya jika diterapkan di lembaga pendidikan formal yaitu Madrasah Aliyah Putra dan Putri Al Irsyad. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan segregasi gender dalam pembelajaran PAI untuk mengembangkan kualitas kedisiplinan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi segregasi kelas berbasis gender dalam pengembangan karakter disiplin dengan merumuskan tiga fokus penelitian yaitu: 1) Bagaimana implementasi segregasi gender dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di MA Al Irsyad dan MA Al Irsyad Putri. Angkatan 2023. 2). Apa saja faktor pendukung dan penghambat terjadinya segregasi gender dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa MA Al Irsyad 3). Apa dampak segregasi gender dalam pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap pengembangan karakter disiplin siswa MA Al Irsyad dan MA Al Irsyad Putri. \u0000Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara dan pencatatan. Pengecekan keabsahan data dilakukan melalui observasi tekun, triangulasi, dapat dipercaya, dapat diandalkan, dan dapat dikonfirmasi. Informan penelitian ini adalah kepala madrasah, wakakul, guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Segregasi gender telah diterapkan sepenuhnya pada kedua program magister, yaitu dipisahkan sepenuhnya dari pembelajaran dan struktur organisasi sekolah terhadap tempat dan lingkungan. Segregasi tidak hanya terjadi pada mata pelajaran PAI tetapi pada semua mata pelajaran. 2) MA Putra dan Perempuan Al Irsyad Faktor pendukung penerapan segregasi gender adalah infrastruktur khusus dan struktur manajemen yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Hal ini tidak hanya melibatkan pemisahan kelas dan asrama tetapi juga koordinasi antara pimpinan madrasah laki-laki dan perempuan. Selain itu, kedua peraturan Guru tersebut hanya menerima siswa berdasarkan gender, yang juga mendukung penerapan segregasi gender. Secara keseluruhan, tidak ada hambatan atau hambatan besar dalam penerapan segregasi gender, beberapa guru dan siswa perempuan menyebutkan beberapa hambatan seperti kurangnya antusiasme siswa perempuan terhadap guru perempuan. 3) Segregasi gender juga berperan penting dalam membentuk karakter kedisiplinan siswi, yang tercermin dari kedisiplinan siswi menutup aurat dan tetap santun dalam berinteraksi dengan ustadz dan ustadzah. Manfaat segregasi gender antara lain meningkatkan rasa percaya diri, kebebasan berekspresi, dan kemampuan mengekspresikan ide di dalam kelas","PeriodicalId":347000,"journal":{"name":"Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran","volume":"4 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141834335","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-12DOI: 10.55558/alihda.v18i2.152
Sulaeman, Winarno
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana program tahfidz syaqqoh di MTs Al Irsyad Tengaran membantu mengembangkan rasa disiplin dan kemandirian pada siswa. Penelitian ini mengkaji beberapa unsur, seperti pelaksanaan program syaqqoh tahfidz di MTs Al Irsyad Tengaran untuk meningkatkan kedisiplinan dan kemandirian siswa, tantangan dan solusi dalam menumbuhkan sifat disiplin dan kemandirian di lembaga tersebut, serta pentingnya program syaqqoh tahfidz terhadap kedisiplinan dan kemandirian santrinya. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sedangkan proses analisis data terdiri dari reduksi data, menampilkan data, dan memverifikasinya. Peserta penelitian antara lain kepala Madrasah, ketua kegiatan ekstrakurikuler, pengasuh Syaqqoh Tahfidz, serta siswa yang tergabung dalam program Syaqqoh Tahfidz. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa program syaqqoh tahfidz MTs Al Irsyad Tengaran efektif menumbuhkan karakter disiplin dan mandiri melalui berbagai strategi. Strategi tersebut antara lain mensosialisasikan kegiatan tahfidz syaqqoh, menetapkan rutinitas sehari-hari untuk hafalan dan shalat, mendorong partisipasi dalam shalat berjamaah masjid, melakukan kegiatan pendidikan, dan mendapatkan motivasi dari para huffadz untuk berprestasi dalam kegiatan tahfidz syaqqoh. Siswa program Syaqqoh Tahfidz akan diberikan sertifikat setelah menyelesaikan hafalan yang dipersyaratkan, sedangkan bagi yang tidak memenuhi target akan dikenakan sanksi, termasuk dikeluarkan dari program. Pengenalan kegiatan tahfidz syaqqoh sosial. Dampak program Syaqqoh Tahfidz terhadap disiplin dan kemandirian terlihat jelas. Siswa yang hafal Al-Quran menunjukkan penurunan pelanggaran disiplin dibandingkan teman sebayanya, sehingga menjadi contoh positif bagi siswa lainnya. Beberapa tantangan yang kita hadapi ada pada diri kita sendiri, seperti perasaan malas dan kesulitan mengatur waktu untuk melakukan aktivitas lain. Selain itu, faktor eksternal seperti kurangnya dukungan dari orang lain dan siswa yang kesulitan mencapai tujuan juga dapat menghambat kemajuan kita dalam tahfidz. Jawabannya terletak pada penegasan dan penerapan pedoman, peningkatan motivasi dan strategi, penambahan personel tahfidz syaqqoh, dan penilaian berkala terhadap program tahfidz syaqqoh
{"title":"PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN MANDIRI MELALUI PROGRAM SYAQQOH TAHFIDZ ALQUR’AN MTS AL IRSYAD TENGARAN TAHUN 2023","authors":"Sulaeman, Winarno","doi":"10.55558/alihda.v18i2.152","DOIUrl":"https://doi.org/10.55558/alihda.v18i2.152","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana program tahfidz syaqqoh di MTs Al Irsyad Tengaran membantu mengembangkan rasa disiplin dan kemandirian pada siswa. Penelitian ini mengkaji beberapa unsur, seperti pelaksanaan program syaqqoh tahfidz di MTs Al Irsyad Tengaran untuk meningkatkan kedisiplinan dan kemandirian siswa, tantangan dan solusi dalam menumbuhkan sifat disiplin dan kemandirian di lembaga tersebut, serta pentingnya program syaqqoh tahfidz terhadap kedisiplinan dan kemandirian santrinya. \u0000 \u0000Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sedangkan proses analisis data terdiri dari reduksi data, menampilkan data, dan memverifikasinya. Peserta penelitian antara lain kepala Madrasah, ketua kegiatan ekstrakurikuler, pengasuh Syaqqoh Tahfidz, serta siswa yang tergabung dalam program Syaqqoh Tahfidz. \u0000 \u0000Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa program syaqqoh tahfidz MTs Al Irsyad Tengaran efektif menumbuhkan karakter disiplin dan mandiri melalui berbagai strategi. Strategi tersebut antara lain mensosialisasikan kegiatan tahfidz syaqqoh, menetapkan rutinitas sehari-hari untuk hafalan dan shalat, mendorong partisipasi dalam shalat berjamaah masjid, melakukan kegiatan pendidikan, dan mendapatkan motivasi dari para huffadz untuk berprestasi dalam kegiatan tahfidz syaqqoh. Siswa program Syaqqoh Tahfidz akan diberikan sertifikat setelah menyelesaikan hafalan yang dipersyaratkan, sedangkan bagi yang tidak memenuhi target akan dikenakan sanksi, termasuk dikeluarkan dari program. Pengenalan kegiatan tahfidz syaqqoh sosial. Dampak program Syaqqoh Tahfidz terhadap disiplin dan kemandirian terlihat jelas. Siswa yang hafal Al-Quran menunjukkan penurunan pelanggaran disiplin dibandingkan teman sebayanya, sehingga menjadi contoh positif bagi siswa lainnya. Beberapa tantangan yang kita hadapi ada pada diri kita sendiri, seperti perasaan malas dan kesulitan mengatur waktu untuk melakukan aktivitas lain. Selain itu, faktor eksternal seperti kurangnya dukungan dari orang lain dan siswa yang kesulitan mencapai tujuan juga dapat menghambat kemajuan kita dalam tahfidz. Jawabannya terletak pada penegasan dan penerapan pedoman, peningkatan motivasi dan strategi, penambahan personel tahfidz syaqqoh, dan penilaian berkala terhadap program tahfidz syaqqoh","PeriodicalId":347000,"journal":{"name":"Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran","volume":"15 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141834313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-02DOI: 10.55558/alihda.v18i1.148
Mariatul Hikmah, Riska Mairiani
Metode Drill merupakan metode mengajar dengan cara menyuruh siswa mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang. Dengan demikian metode drill sangat cocok digunakan dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits terlebih dalam menghafalkan ayat-ayat yang terdapat di dalamnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi metode drill pada mata Pelajaran al qur’an hadis?Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metode drill pada mata Pelajaran alquran hadis. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan Siswa kelas.VII MTsN Indragiri Hulu. Adapun metode drill dikatakan sebagai metode pelatihan pada mata Pelajaran alqur’an hadis yang mesti dilakukan oleh seorang guru dengan melaksanakan langkah-langkah yang ada. Dengan melaksanakan implementasi metode drill secara maksimal oleh guru maka akan memudahkan para siswa memahami Pelajaran alqur’an hadis ini.
{"title":"IMPLEMENTASI METODE DRILL ALQURAN HADITS","authors":"Mariatul Hikmah, Riska Mairiani","doi":"10.55558/alihda.v18i1.148","DOIUrl":"https://doi.org/10.55558/alihda.v18i1.148","url":null,"abstract":"Metode Drill merupakan metode mengajar dengan cara menyuruh siswa mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang. Dengan demikian metode drill sangat cocok digunakan dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits terlebih dalam menghafalkan ayat-ayat yang terdapat di dalamnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi metode drill pada mata Pelajaran al qur’an hadis?Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metode drill pada mata Pelajaran alquran hadis. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan Siswa kelas.VII MTsN Indragiri Hulu. \u0000Adapun metode drill dikatakan sebagai metode pelatihan pada mata Pelajaran alqur’an hadis yang mesti dilakukan oleh seorang guru dengan melaksanakan langkah-langkah yang ada. Dengan melaksanakan implementasi metode drill secara maksimal oleh guru maka akan memudahkan para siswa memahami Pelajaran alqur’an hadis ini.","PeriodicalId":347000,"journal":{"name":"Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran","volume":"21 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141838325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-02DOI: 10.55558/alihda.v18i1.146
Usman, Shendy Pratama, Carina Dwi Putri
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan unsur rohani dan jasmani. Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif, dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran seorang guru haruslah memiliki metode yang tepat agar mampu melaksanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan baik. Mengajar mengandung tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan diri yang dengan pengembangan diri itu mengalami perubahan tingkah laku. Bahan pengajaran yang disampaikan berproses melalui metode tertentu, sehingga dengan metode yang digunakan tujuan pengajaran dapat tercapai. Tidak ada sebuah metode pembelajaran yang sempurna, karena setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Karena itulah penggunaan sebuah metode akan efektif jika ditopang oleh metode yang lain, dan setiap pendidik dituntut agar terampil dalam mengkombinasikan metode-metode pembelajaran, agar proses pembelajaran berjalan dengan aktif dan menyenangkan.
{"title":"KETERAMPILAN MENGKOMBINASIKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL FALAH AIRMOLEK","authors":"Usman, Shendy Pratama, Carina Dwi Putri","doi":"10.55558/alihda.v18i1.146","DOIUrl":"https://doi.org/10.55558/alihda.v18i1.146","url":null,"abstract":"Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan unsur rohani dan jasmani. Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif, dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran seorang guru haruslah memiliki metode yang tepat agar mampu melaksanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan baik. Mengajar mengandung tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan diri yang dengan pengembangan diri itu mengalami perubahan tingkah laku. Bahan pengajaran yang disampaikan berproses melalui metode tertentu, sehingga dengan metode yang digunakan tujuan pengajaran dapat tercapai. Tidak ada sebuah metode pembelajaran yang sempurna, karena setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Karena itulah penggunaan sebuah metode akan efektif jika ditopang oleh metode yang lain, dan setiap pendidik dituntut agar terampil dalam mengkombinasikan metode-metode pembelajaran, agar proses pembelajaran berjalan dengan aktif dan menyenangkan.","PeriodicalId":347000,"journal":{"name":"Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran","volume":"21 S8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141838409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-02DOI: 10.55558/alihda.v16i2.145
Nurwahid Ihsanudin, Reci Rawani
Penelitian ini mengevaluasi kemampuan guru dalam menerapkan metode demonstrasi di MI Dzikrussalam, Desa Aur Cina Batang Cenaku. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggali konteks pendidikan Islam dan penerapan metode demonstrasi di MI tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam memainkan peran sentral dalam kurikulum MI Dzikrussalam, dengan metode demonstrasi digunakan untuk memperkuat nilai-nilai keislaman. Meskipun menghadapi tantangan sumber daya, terdapat potensi positif melalui integrasi teknologi dan kolaborasi dengan orang tua. Dampak positif terhadap pendidikan karakter menunjukkan keberhasilan metode demonstrasi dalam membentuk kepribadian siswa. Saran yang diajukan melibatkan pengembangan sumber daya, pelatihan guru, integrasi teknologi yang bijak, dan kolaborasi erat dengan orang tua. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk pengembangan pendidikan Islam di tingkat dasar, memberikan dasar bagi strategi berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran agama Islam melalui metode demonstrasi di MI Dzikrussalam.
本研究评估了 Aur Cina Batang Cenaku 村 MI Dzikrussalam 学校教师应用示范法的能力。研究采用定性方法,探讨了伊斯兰教育的背景和示范法在学校的应用。研究结果表明,伊斯兰宗教教育在 MI Dzikrussalam 的课程中发挥着核心作用,并通过示范法强化伊斯兰价值观。尽管面临资源方面的挑战,但通过技术整合和与家长的合作,仍有积极的潜力。对品德教育的积极影响表明,示范法在塑造学生个性方面取得了成功。建议涉及资源开发、教师培训、技术的明智整合以及与家长的密切合作。这项研究有助于小学伊斯兰教育的发展,为通过示范教学法提高迪克鲁萨拉姆伊斯兰学校伊斯兰学习质量的可持续战略提供了基础。
{"title":"KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN METODE DEMONSTRASI DI MI DZIKRUSSALAM DESA AUR CINA BATANG CENAKU","authors":"Nurwahid Ihsanudin, Reci Rawani","doi":"10.55558/alihda.v16i2.145","DOIUrl":"https://doi.org/10.55558/alihda.v16i2.145","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengevaluasi kemampuan guru dalam menerapkan metode demonstrasi di MI Dzikrussalam, Desa Aur Cina Batang Cenaku. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggali konteks pendidikan Islam dan penerapan metode demonstrasi di MI tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam memainkan peran sentral dalam kurikulum MI Dzikrussalam, dengan metode demonstrasi digunakan untuk memperkuat nilai-nilai keislaman. Meskipun menghadapi tantangan sumber daya, terdapat potensi positif melalui integrasi teknologi dan kolaborasi dengan orang tua. Dampak positif terhadap pendidikan karakter menunjukkan keberhasilan metode demonstrasi dalam membentuk kepribadian siswa. Saran yang diajukan melibatkan pengembangan sumber daya, pelatihan guru, integrasi teknologi yang bijak, dan kolaborasi erat dengan orang tua. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk pengembangan pendidikan Islam di tingkat dasar, memberikan dasar bagi strategi berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran agama Islam melalui metode demonstrasi di MI Dzikrussalam.","PeriodicalId":347000,"journal":{"name":"Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran","volume":"43 24","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141838240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-02DOI: 10.55558/alihda.v16i1.147
Mariatul Hikmah, Syahputri Ariani
Pembelajaran merupakan proses ataupun interaksi Pendidikan yang disampaikan oleh seorang guru kepada para siswanya. Adapun objek dalam kajian penelitian ini adalah interaksi yang disampaikan oleh seorang guru dalam bentuk memberikan arahan, bantuan, pendampingan dalam transperisasi keilmuan. Dalam melaksanakan proses pembelajaran dibutuhkan peran serta dari seorang gur, maka di sini adalah gueu fiqh untuk menetapkan media dan strategi apa yang digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun dalam kajian ini adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru fiqh dalam melaksanakn proses pembelajaran kepada para peserta didiknya dengan menggunakan media pembelajaran shord card. Di masa ini, sebagai seorang guru fiqh yang melaksanakan proses pembelajaran dalam kurikulum Merdeka, harus mampu menjadikan para siswa memiliki daya kritis yang kuat, kemudian berani bertanggung jawab terhadap pendapat dari mereka, tidak terikut-ikut atas pendapat kawan-kawannya, optimis, dan memiliki nilai-nilai keislaman yang kuat. Sebagai seorang guru fiqh, Ketika melaksanakan proses pembelajaran, khususnya tentang sholat, harus lah mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan maksimal. Dan sadar akan kewajiban melaksanakan sholat. Dalam paradigma yang penulis lihat, pembelajaran agama pada saat ini banyak dijelaskan dengan metode ceramah. Anak didik hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh seorang guru secara sistematis, metode pembelajaran seperti ini banyak sekali dilaksanakan oleh seorang guru. Namun terlihat banyak dari anak didik yang merasa bosan akan adanya metode pembelajaran system ceramah. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan media pembelajatan Shord card, yakni bentuk media pembelajaran menggunakan kartu. Metode yang digunakan ini sangat simple dan umumnya dipahami oleh kebanyakan anak diidk, serta merangsang anak didik juga untuk menjadi aktif dan berani m enjelaskan materi dengan daya nalar mere sehingga pembelajaran itu terkesan menyenangkan.
{"title":"IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN SHORD CARD OLEH GURU FIQH PADA MATERI PEMBELAJARAN FIQH","authors":"Mariatul Hikmah, Syahputri Ariani","doi":"10.55558/alihda.v16i1.147","DOIUrl":"https://doi.org/10.55558/alihda.v16i1.147","url":null,"abstract":"Pembelajaran merupakan proses ataupun interaksi Pendidikan yang disampaikan oleh seorang guru kepada para siswanya. Adapun objek dalam kajian penelitian ini adalah interaksi yang disampaikan oleh seorang guru dalam bentuk memberikan arahan, bantuan, pendampingan dalam transperisasi keilmuan. Dalam melaksanakan proses pembelajaran dibutuhkan peran serta dari seorang gur, maka di sini adalah gueu fiqh untuk menetapkan media dan strategi apa yang digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun dalam kajian ini adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru fiqh dalam melaksanakn proses pembelajaran kepada para peserta didiknya dengan menggunakan media pembelajaran shord card. Di masa ini, sebagai seorang guru fiqh yang melaksanakan proses pembelajaran dalam kurikulum Merdeka, harus mampu menjadikan para siswa memiliki daya kritis yang kuat, kemudian berani bertanggung jawab terhadap pendapat dari mereka, tidak terikut-ikut atas pendapat kawan-kawannya, optimis, dan memiliki nilai-nilai keislaman yang kuat. Sebagai seorang guru fiqh, Ketika melaksanakan proses pembelajaran, khususnya tentang sholat, harus lah mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan maksimal. Dan sadar akan kewajiban melaksanakan sholat. \u0000Dalam paradigma yang penulis lihat, pembelajaran agama pada saat ini banyak dijelaskan dengan metode ceramah. Anak didik hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh seorang guru secara sistematis, metode pembelajaran seperti ini banyak sekali dilaksanakan oleh seorang guru. Namun terlihat banyak dari anak didik yang merasa bosan akan adanya metode pembelajaran system ceramah. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan media pembelajatan Shord card, yakni bentuk media pembelajaran menggunakan kartu. Metode yang digunakan ini sangat simple dan umumnya dipahami oleh kebanyakan anak diidk, serta merangsang anak didik juga untuk menjadi aktif dan berani m enjelaskan materi dengan daya nalar mere sehingga pembelajaran itu terkesan menyenangkan.","PeriodicalId":347000,"journal":{"name":"Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran","volume":"26 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141838343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-02DOI: 10.55558/alihda.v17i1.144
Nurwahid Ihsanudin, Windriani
Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan dan memahami warisan budaya yang telah ada sejak zaman dahulu. Pendidikan formal yang dilakukan oleh seorang pendidik mesti memiliki strategi supaya pembelajaran itu tidak terkesan monoton. Tanpa adanya strategi bisa saja pelaksanaan itu tidak terlaksana secara kondusif. Di antara pelajaran yang menarik untuk dieksplorasi adalah Sejarah Kebudayaan Islam. Penerapan strategi pembelajaran Inquiry dilakukan dalam beberapa tahap yang terstruktur: Penetapan Tujuan Pembelajaran: Menetapkan tujuan yang jelas untuk memahami konsep-konsep utama dalam Sejarah Kebudayaan Islam dan mengembangkan keterampilan analisis siswa. Perencanaan Kegiatan: Guru merancang serangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan penyelidikan, diskusi kelompok, eksplorasi sumber daya, dan presentasi. Pelaksanaan Pembelajaran: Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun, memfasilitasi diskusi, memberikan bimbingan, dan memonitor progres siswa. Evaluasi dan Refleksi: Melakukan evaluasi terhadap pemahaman siswa melalui penugasan, proyek, atau ujian, serta merefleksikan proses pembelajaran untuk identifikasi area yang perlu diperbaiki.
{"title":"PEMBELAJARAN INKUIRI DAN PEMAHAMAN KONSEP SEJARAH, JURNAL SEJARAH DAN KEBUDAYAAN KELAS VII MTS ISIQOMAH SALENSEN","authors":"Nurwahid Ihsanudin, Windriani","doi":"10.55558/alihda.v17i1.144","DOIUrl":"https://doi.org/10.55558/alihda.v17i1.144","url":null,"abstract":" Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan dan memahami warisan budaya yang telah ada sejak zaman dahulu. Pendidikan formal yang dilakukan oleh seorang pendidik mesti memiliki strategi supaya pembelajaran itu tidak terkesan monoton. Tanpa adanya strategi bisa saja pelaksanaan itu tidak terlaksana secara kondusif. Di antara pelajaran yang menarik untuk dieksplorasi adalah Sejarah Kebudayaan Islam. \u0000Penerapan strategi pembelajaran Inquiry dilakukan dalam beberapa tahap yang terstruktur: Penetapan Tujuan Pembelajaran: Menetapkan tujuan yang jelas untuk memahami konsep-konsep utama dalam Sejarah Kebudayaan Islam dan mengembangkan keterampilan analisis siswa. Perencanaan Kegiatan: Guru merancang serangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan penyelidikan, diskusi kelompok, eksplorasi sumber daya, dan presentasi. \u0000Pelaksanaan Pembelajaran: Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun, memfasilitasi diskusi, memberikan bimbingan, dan memonitor progres siswa. \u0000Evaluasi dan Refleksi: Melakukan evaluasi terhadap pemahaman siswa melalui penugasan, proyek, atau ujian, serta merefleksikan proses pembelajaran untuk identifikasi area yang perlu diperbaiki.","PeriodicalId":347000,"journal":{"name":"Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran","volume":"53 28","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141838101","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-01DOI: 10.55558/alihda.v17i2.141
Yusrizal
Integrasi ilmu pengetahuan umum dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di era modern menjadi fokus penelitian ini. Artikel ini mengeksplorasi konsep tersebut dari perspektif dosen dan mahasiswa untuk memahami dampak, tantangan, dan manfaatnya. Tinjauan pustaka memberikan wawasan tentang pentingnya penggabungan ilmu pengetahuan umum dalam konteks agama Islam. Temuan penelitian menunjukkan bahwa integrasi ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman konsep agama, pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Dosen memiliki peran sentral dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, sementara mahasiswa mendapatkan manfaat dari pengayaan kontekstual dan relevansi ajaran agama dengan realitas kehidupan modern. Meskipun temuan positif, tantangan implementasi seperti keterbatasan waktu, sumber daya, dan resistensi terhadap perubahan perlu diperhatikan. Saran untuk pelatihan dosen, penelitian lebih lanjut, peningkatan sumber daya, inisiatif kolaboratif, dan evaluasi berkelanjutan disampaikan untuk memajukan efektivitas integrasi ilmu pengetahuan umum dalam pendidikan agama Islam. Kesimpulannya, integrasi ini menjadi landasan penting untuk mencetak generasi yang lebih berkualitas dan adaptif di era modern.
{"title":"PENTINGNYA INTEGRASI ILMU PENGETAHUAN UMUM DALAM MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: PERSPEKTIF DOSEN DAN MAHASISWA","authors":"Yusrizal","doi":"10.55558/alihda.v17i2.141","DOIUrl":"https://doi.org/10.55558/alihda.v17i2.141","url":null,"abstract":"Integrasi ilmu pengetahuan umum dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di era modern menjadi fokus penelitian ini. Artikel ini mengeksplorasi konsep tersebut dari perspektif dosen dan mahasiswa untuk memahami dampak, tantangan, dan manfaatnya. Tinjauan pustaka memberikan wawasan tentang pentingnya penggabungan ilmu pengetahuan umum dalam konteks agama Islam. Temuan penelitian menunjukkan bahwa integrasi ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman konsep agama, pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Dosen memiliki peran sentral dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, sementara mahasiswa mendapatkan manfaat dari pengayaan kontekstual dan relevansi ajaran agama dengan realitas kehidupan modern. Meskipun temuan positif, tantangan implementasi seperti keterbatasan waktu, sumber daya, dan resistensi terhadap perubahan perlu diperhatikan. Saran untuk pelatihan dosen, penelitian lebih lanjut, peningkatan sumber daya, inisiatif kolaboratif, dan evaluasi berkelanjutan disampaikan untuk memajukan efektivitas integrasi ilmu pengetahuan umum dalam pendidikan agama Islam. Kesimpulannya, integrasi ini menjadi landasan penting untuk mencetak generasi yang lebih berkualitas dan adaptif di era modern.","PeriodicalId":347000,"journal":{"name":"Al-Ihda' : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran","volume":"2003 14","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141851848","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}