Rimpang lengkuas sangat familiar di masyarakat, ada rimpang yang merah dan ada yang putih. Namun menurut hasil penelitian, rimpang lengkuas yang lebih efektif untuk menghambat jamur Malassezia furfur penyebab panu yaitu rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat formula pasta dari air perasan rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) dengan mutu fisik yang baik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi Politeknik Sandi Karsa Makassar. Metode penelitian meliputi formulasi sediaan pasta dari rimpang lengkuas merah yang sebelumnya telah diparut dan diperas airnya. Pasta yang dihasilkan kemudian diuji secara fisik. Hasil yang diperoleh yaitu sediaan salep berwarna putih sedikit kemerahan, bau khas lengkuas dengan bentuk semi padat, pasta homogen, bebas dari butiran kasar, pH sediaan yaitu pH 5, viskositas sediaan 2,447±257,7 (X±SD dpas), daya lekat 4,779±0,233 (X±SD detik), dan daya sebar 5,484±0,801 (X±SD cm). Semua pengujian yang dilakukan memenuhi syarat literatur sehingga disimpulkan bahwa air perasan rimpang lengkuas merah dapat membentuk sediaan pasta dengan mutu fisik yang baik.
{"title":"Formulasi dan Uji Mutu Fisik Pasta Dari Air Perasan Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Sebagai Penghambat Jamur Malassezia furfur Penyebab Panu","authors":"Rina Asrina","doi":"10.36060/jfs.v6i2.69","DOIUrl":"https://doi.org/10.36060/jfs.v6i2.69","url":null,"abstract":"Rimpang lengkuas sangat familiar di masyarakat, ada rimpang yang merah dan ada yang putih. Namun menurut hasil penelitian, rimpang lengkuas yang lebih efektif untuk menghambat jamur Malassezia furfur penyebab panu yaitu rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat formula pasta dari air perasan rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) dengan mutu fisik yang baik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi Politeknik Sandi Karsa Makassar. Metode penelitian meliputi formulasi sediaan pasta dari rimpang lengkuas merah yang sebelumnya telah diparut dan diperas airnya. Pasta yang dihasilkan kemudian diuji secara fisik. Hasil yang diperoleh yaitu sediaan salep berwarna putih sedikit kemerahan, bau khas lengkuas dengan bentuk semi padat, pasta homogen, bebas dari butiran kasar, pH sediaan yaitu pH 5, viskositas sediaan 2,447±257,7 (X±SD dpas), daya lekat 4,779±0,233 (X±SD detik), dan daya sebar 5,484±0,801 (X±SD cm). Semua pengujian yang dilakukan memenuhi syarat literatur sehingga disimpulkan bahwa air perasan rimpang lengkuas merah dapat membentuk sediaan pasta dengan mutu fisik yang baik.","PeriodicalId":351011,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sandi Karsa","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127520167","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Kontrasepsi Oral Di Puskesmas Jongaya Kecamatan Tamalate. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, sampel yang diperoleh sebanyak 45 responden. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan Penggunaan pil KB (82,5%) dan tingkat pengetahuan Efek samping pil KB (85,33%). sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan kontrasepsi oral di Puskesmas Jongaya termasuk dalam kategori Baik sebanyak (84,07%).
{"title":"Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Kontrasepsi Oral di Puskesmas Jongaya Kecamatan Tamalate","authors":"M. Murniati","doi":"10.36060/jfs.v6i2.73","DOIUrl":"https://doi.org/10.36060/jfs.v6i2.73","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Kontrasepsi Oral Di Puskesmas Jongaya Kecamatan Tamalate. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, sampel yang diperoleh sebanyak 45 responden. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan Penggunaan pil KB (82,5%) dan tingkat pengetahuan Efek samping pil KB (85,33%). sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan kontrasepsi oral di Puskesmas Jongaya termasuk dalam kategori Baik sebanyak (84,07%).","PeriodicalId":351011,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sandi Karsa","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126203016","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian di Desa Ajubissue yang telah dilakukan pada bulan Januari - Februari 2018 tentang inventarisasi tanaman obat untuk penderita hipertensi dan diabetes melitus yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak masyarakat Desa Kambuno Kecamatan bulukumpa kabupaten Bulukumba menggunakan tanaman tradisional sebagai obat hipertensi dan diabetes melitus. Jenis penelitian jenis penelitian ini sifatnya deskriptif dengan pendekatan Penelitian lapangan (Field Research) serta Penelitian Kepustakaan (Library Research) melakukan pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dengan sampel sebanyak 73 orang responden yang dipilih berdasarkan teknik Accidental Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 16 jenis tanaman obat yang terdiri dari 15 famili yang digunakan sebagai obat anti hipertensi dan 13 jenis tanaman obat yang terdiri dari 12 famili yang digunakan sebagai obat anti diabetes oleh masyarakat tersebut. Jenis tanaman obat yang paling sering digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi adalah daun avokad dan daun kersen, sedangkan untuk mengobati penyakit diabetes melitus adalah buah mahkota dewa dan daun sirsak, metode pengolahan tumbuhan obat tersebut yang paling banyak digunakan adalah direbus.
{"title":"Inventarisasi Tanaman Obat Untuk Penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus di Desa Kambuno Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba","authors":"H. Herman","doi":"10.36060/jfs.v6i1.59","DOIUrl":"https://doi.org/10.36060/jfs.v6i1.59","url":null,"abstract":"Penelitian di Desa Ajubissue yang telah dilakukan pada bulan Januari - Februari 2018 tentang inventarisasi tanaman obat untuk penderita hipertensi dan diabetes melitus yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak masyarakat Desa Kambuno Kecamatan bulukumpa kabupaten Bulukumba menggunakan tanaman tradisional sebagai obat hipertensi dan diabetes melitus. Jenis penelitian jenis penelitian ini sifatnya deskriptif dengan pendekatan Penelitian lapangan (Field Research) serta Penelitian Kepustakaan (Library Research) melakukan pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dengan sampel sebanyak 73 orang responden yang dipilih berdasarkan teknik Accidental Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 16 jenis tanaman obat yang terdiri dari 15 famili yang digunakan sebagai obat anti hipertensi dan 13 jenis tanaman obat yang terdiri dari 12 famili yang digunakan sebagai obat anti diabetes oleh masyarakat tersebut. Jenis tanaman obat yang paling sering digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi adalah daun avokad dan daun kersen, sedangkan untuk mengobati penyakit diabetes melitus adalah buah mahkota dewa dan daun sirsak, metode pengolahan tumbuhan obat tersebut yang paling banyak digunakan adalah direbus.","PeriodicalId":351011,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sandi Karsa","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122723581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Telah dilakukan penelitian mengenai Puji dan syukur kepada Allah S.W.T karena limpahan rahmat dan karunianyalah sehingga penelitian dengan Perbandingan Uji Daya Antifungi Ekstrak Cair Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Dengan Daun Sirih (Piper betle L) Terhadap Candida Sp. sebagai Bahan Utama Pembuatan Vaginal Douches. Tujuan penelitian ini mengetahui perbandingan uji daya antifungi ekstrak cair kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) dengan daun sirih (Piper betle L) terhadap candida albicans secara In Vitro sebagai bahan utama pembuatan vaginal douches. Untuk mengetahui perbandingan daya antifungi dari kedua sampel tersebut dilakukan penelitian ekspreimental di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi Sandi Karsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan 1 yaitu kontrol negatif tidak menunjukkan adanya kemampuan daya hambat terhadap jamur Candida albicans, untuk perlakuan 2 yaitu kontrol positif, perlakuan 3, dan 4 memiliki daya hambat kuat dengan diameter > 8 mm. Uji SPSS 20 menunjukkan bahwa ekstrak cair daun sirih memiliki nilai signifikan 0,000 (<0,05) artinya adanya perbedaan yang signifikan dengan ekstrak cair kulit buah manggis dalam memberikan daya hambat terhadap Candida albicans. Sedangkan Uji BNT menunjukkan perbedaan efek yang nyata terhadap ekstrak cair kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) dan daun sirih (Piper battle L) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Pada ekstrak cair daun sirih (Piper battle L) terhadap kontrol positif tidak terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai uji BNT lebih besar dari nilai porbabilitasnya (0,704 > 0,05).
{"title":"Uji Perbandingan Daya Antifungi Ekstrak Cair Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) dengan Daun Sirih (Piper betle L) Terhadap Candida albicans Sebagai Bahan Utama Pembuatan Vaginal Douches","authors":"M. Megawati","doi":"10.36060/jfs.v6i1.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.36060/jfs.v6i1.62","url":null,"abstract":" Telah dilakukan penelitian mengenai Puji dan syukur kepada Allah S.W.T karena limpahan rahmat dan karunianyalah sehingga penelitian dengan Perbandingan Uji Daya Antifungi Ekstrak Cair Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Dengan Daun Sirih (Piper betle L) Terhadap Candida Sp. sebagai Bahan Utama Pembuatan Vaginal Douches. Tujuan penelitian ini mengetahui perbandingan uji daya antifungi ekstrak cair kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) dengan daun sirih (Piper betle L) terhadap candida albicans secara In Vitro sebagai bahan utama pembuatan vaginal douches. Untuk mengetahui perbandingan daya antifungi dari kedua sampel tersebut dilakukan penelitian ekspreimental di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi Sandi Karsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan 1 yaitu kontrol negatif tidak menunjukkan adanya kemampuan daya hambat terhadap jamur Candida albicans, untuk perlakuan 2 yaitu kontrol positif, perlakuan 3, dan 4 memiliki daya hambat kuat dengan diameter > 8 mm. Uji SPSS 20 menunjukkan bahwa ekstrak cair daun sirih memiliki nilai signifikan 0,000 (<0,05) artinya adanya perbedaan yang signifikan dengan ekstrak cair kulit buah manggis dalam memberikan daya hambat terhadap Candida albicans. Sedangkan Uji BNT menunjukkan perbedaan efek yang nyata terhadap ekstrak cair kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) dan daun sirih (Piper battle L) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Pada ekstrak cair daun sirih (Piper battle L) terhadap kontrol positif tidak terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai uji BNT lebih besar dari nilai porbabilitasnya (0,704 > 0,05).","PeriodicalId":351011,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sandi Karsa","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133989465","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Zulfiah Zulfiah, M. Megawati, H. Herman, S. H. A. Lau, Muhammad Farid Hasyim, M. Murniati, Alfreds Roosevelt, Yuniharce Kadang, Nurul Izza Ar, Gerfan Patandung
Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya potensi toksisitas dari ekstrak rimpang temu hitam terhadap larva udang Artemia salina Leach dengan metode BSLT. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium yang dilaksanakan di Laboratorium Biologi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar. Tumbuhan rimpang temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) merupakan salah satu tumbuhan yang berada di Indonesia dan memiliki banyak khasiat. Tanaman ini mengandung senyawa alkaloid, saponin, flavonoid dan kurkuminoid. Penelitian ini mengunakan sampel ekstrak etanol, hewan uji yang digunakan berupa Artemia salina Leach yang dibagi dalam 5 kelompok tiap kelompok terdiri dari 10 ekor larva yang dimasukkan kedalam vial. Konsentrasi yang digunakan adalah 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm dan 100 ppm dan terdapat juga kontrol negatif. Pengamatan terhadap larva yang mati dilakukan 24 jam setelah pemberian sampel uji. Data persen kematian larva Artemia salina Leach dibuat persamaan regresi linier dengan membuat persamaan garis lurus yang menghubungkan antara nilai log konsentrasi dan nilai probit. Hasil penelitian bahwa ekstrak etanol rimpang temu hitam memiliki nilai LC50 37,73115 ppm. Pemberian kelima konsentrasi yang berbeda pada penelitian ini menunjukkan potensi toksisitas terhadap larva Artemia salina Leach.
{"title":"Uji Toksisitas Ekstrak Rimpang Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) Terhadap Larva Udang (Artemia salina Leach) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)","authors":"Zulfiah Zulfiah, M. Megawati, H. Herman, S. H. A. Lau, Muhammad Farid Hasyim, M. Murniati, Alfreds Roosevelt, Yuniharce Kadang, Nurul Izza Ar, Gerfan Patandung","doi":"10.36060/jfs.v6i1.67","DOIUrl":"https://doi.org/10.36060/jfs.v6i1.67","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya potensi toksisitas dari ekstrak rimpang temu hitam terhadap larva udang Artemia salina Leach dengan metode BSLT. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium yang dilaksanakan di Laboratorium Biologi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar. Tumbuhan rimpang temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) merupakan salah satu tumbuhan yang berada di Indonesia dan memiliki banyak khasiat. Tanaman ini mengandung senyawa alkaloid, saponin, flavonoid dan kurkuminoid. Penelitian ini mengunakan sampel ekstrak etanol, hewan uji yang digunakan berupa Artemia salina Leach yang dibagi dalam 5 kelompok tiap kelompok terdiri dari 10 ekor larva yang dimasukkan kedalam vial. Konsentrasi yang digunakan adalah 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm dan 100 ppm dan terdapat juga kontrol negatif. Pengamatan terhadap larva yang mati dilakukan 24 jam setelah pemberian sampel uji. Data persen kematian larva Artemia salina Leach dibuat persamaan regresi linier dengan membuat persamaan garis lurus yang menghubungkan antara nilai log konsentrasi dan nilai probit. Hasil penelitian bahwa ekstrak etanol rimpang temu hitam memiliki nilai LC50 37,73115 ppm. Pemberian kelima konsentrasi yang berbeda pada penelitian ini menunjukkan potensi toksisitas terhadap larva Artemia salina Leach.","PeriodicalId":351011,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sandi Karsa","volume":"2280 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115212380","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di Indonesia jauh lebih banyak dan mencemaskan karena penggunaan dosis dan waktu terapi yang tidak sesuai yang dapat menimbulkan masalah meningkatnya resistensi terhadap penggunaan antibiotika (amoxicillin danampisilin), kepatuhan pasien terhadap penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) sangat mempengaruhi terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien tentang penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan persentase mengenai tingkat kepatuhan pasien tentang penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar. Hasil penelitian yang didapatkan, dari jumlah responden sebanyak 78 orang yang patuh sebanyak 88,66% dan yang tidak patuh sebanyak 13,33%. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan Tingkat Kepatuhan Pasien Tentang Penggunaan Antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) Di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar masuk dalam kategori patuh. Saran bagi Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar agar pelayanan dalam pemberian informasi obat dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
{"title":"Tingkat Kepatuhan Pasien Tentang Penggunaan Antibiotika (Amoxicillin dan Ampisilin) di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar","authors":"M. Murniati","doi":"10.36060/jfs.v6i1.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.36060/jfs.v6i1.65","url":null,"abstract":"Penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di Indonesia jauh lebih banyak dan mencemaskan karena penggunaan dosis dan waktu terapi yang tidak sesuai yang dapat menimbulkan masalah meningkatnya resistensi terhadap penggunaan antibiotika (amoxicillin danampisilin), kepatuhan pasien terhadap penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) sangat mempengaruhi terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien tentang penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan persentase mengenai tingkat kepatuhan pasien tentang penggunaan antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar. Hasil penelitian yang didapatkan, dari jumlah responden sebanyak 78 orang yang patuh sebanyak 88,66% dan yang tidak patuh sebanyak 13,33%. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan Tingkat Kepatuhan Pasien Tentang Penggunaan Antibiotika (amoxicillin dan ampisilin) Di Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar masuk dalam kategori patuh. Saran bagi Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar agar pelayanan dalam pemberian informasi obat dipertahankan dan ditingkatkan lagi.","PeriodicalId":351011,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sandi Karsa","volume":"264 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133678274","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Antibiotik merupakan segolongan senyawa alami atau sintetis yang memiliki kemampuan untuk dapat menghambat atau membunuh bakteri, dimana jika penggunaannya tidak rasional maka mengakibatkan resistensi antibitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat Kelurahan Tamalanrea Jaya di Jalan Bung tentang penggunaan antibiotik yang rasional. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang mencakup tentang survei dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2020 di Kelurahan Tamalanrea Jaya di Jalan Bung. Populasi dalam penelitian ini adalah warga Kelurahan Tamalanrea Jaya di Jalan Bung yang pernah menggunakan antibiotik. Sampel pada penelitian ini adalah warga Kelurahan Tamalanrea Jaya di Jalan Bung sebanyak 30 orang diambil secara accidental sampling yang pernah menggunakan Antibiotik. Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak yaitu yang berjenis kelamin perempuan 18 orang (60,00%), berumur 41-50 tahun 12 orang (40,00%), pendidikan SMA 9 orang (30,00%), Wiraswasta 9 orang (30,00%). Dimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Tamalanrea Jaya di Jalan Bung tentang Penggunaan Antibiotik yang rasional sebanyak 71,63%. Kesimpulannya bahwa Tingkat Pengetahuan Penggunaan Antibiotik Tersebut tergolong Sedang.
{"title":"Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Talamanrea Jaya di Jalan Bung Tentang Penggunaan Antibiotik yang Rasional","authors":"Sulfiyana H. Ambo Lau","doi":"10.36060/jfs.v6i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.36060/jfs.v6i1.63","url":null,"abstract":"Antibiotik merupakan segolongan senyawa alami atau sintetis yang memiliki kemampuan untuk dapat menghambat atau membunuh bakteri, dimana jika penggunaannya tidak rasional maka mengakibatkan resistensi antibitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat Kelurahan Tamalanrea Jaya di Jalan Bung tentang penggunaan antibiotik yang rasional. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang mencakup tentang survei dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2020 di Kelurahan Tamalanrea Jaya di Jalan Bung. Populasi dalam penelitian ini adalah warga Kelurahan Tamalanrea Jaya di Jalan Bung yang pernah menggunakan antibiotik. Sampel pada penelitian ini adalah warga Kelurahan Tamalanrea Jaya di Jalan Bung sebanyak 30 orang diambil secara accidental sampling yang pernah menggunakan Antibiotik. Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak yaitu yang berjenis kelamin perempuan 18 orang (60,00%), berumur 41-50 tahun 12 orang (40,00%), pendidikan SMA 9 orang (30,00%), Wiraswasta 9 orang (30,00%). Dimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Tamalanrea Jaya di Jalan Bung tentang Penggunaan Antibiotik yang rasional sebanyak 71,63%. Kesimpulannya bahwa Tingkat Pengetahuan Penggunaan Antibiotik Tersebut tergolong Sedang.","PeriodicalId":351011,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sandi Karsa","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121114431","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan mengetahui uji toksisitas daun pletekan dengan menggunakan pelarut Etanol dan n-heksan. Desain penelitian ini yang digunakan adalah eksperimental laboratorium yang dilaksanakan di Kampus Akademi Farmasi Sandi Karsa Makassar. Pletekan (Reullia tuberose L) dapat mengobati beberapa penyakit antara lain sebagai antidiabetes.antihipertensi dan analgesic.Daun pletekan mengandung sejumlah senyawa bioaktif seperti alkaloid ,flavonoid, steroid dan tannin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek toksik dengan menentukan nilai LC50 dari ekstrak daun pletekan dengan pelarut Etanol dan n-Heksan. Pada penelitian ini daun pletekan diekstrasi menggunakan metode meserasi dengan pelarut Etano dan n-Heksan. Pengujian toksisitas dilakukan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) untuk membunuh Artemia salina L. Dengan % konsentrasi yaitu 20ppm, 40ppm, 60ppm, 80ppm dan 100ppm. Berdasarkan hasil didapatkan ekstrak n-Heksan memiliki aktivitas toksisitas yang paling kuat untuk membunuh Artemia salina Leach nilai toksisitas yaitu 123,03 ppm dibandingkan dengan ekstrak Etanol 147,91 ppm.
{"title":"Uji Toksisitas Ekstrak Daun Pletekan (Ruellia tuberosa L ) dengan Pelarut Etanol dan N - Heksan Menggunakan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)","authors":"Zulfiah Zulfiah","doi":"10.36060/jfs.v6i1.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.36060/jfs.v6i1.61","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui uji toksisitas daun pletekan dengan menggunakan pelarut Etanol dan n-heksan. Desain penelitian ini yang digunakan adalah eksperimental laboratorium yang dilaksanakan di Kampus Akademi Farmasi Sandi Karsa Makassar. Pletekan (Reullia tuberose L) dapat mengobati beberapa penyakit antara lain sebagai antidiabetes.antihipertensi dan analgesic.Daun pletekan mengandung sejumlah senyawa bioaktif seperti alkaloid ,flavonoid, steroid dan tannin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek toksik dengan menentukan nilai LC50 dari ekstrak daun pletekan dengan pelarut Etanol dan n-Heksan. Pada penelitian ini daun pletekan diekstrasi menggunakan metode meserasi dengan pelarut Etano dan n-Heksan. Pengujian toksisitas dilakukan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) untuk membunuh Artemia salina L. Dengan % konsentrasi yaitu 20ppm, 40ppm, 60ppm, 80ppm dan 100ppm. Berdasarkan hasil didapatkan ekstrak n-Heksan memiliki aktivitas toksisitas yang paling kuat untuk membunuh Artemia salina Leach nilai toksisitas yaitu 123,03 ppm dibandingkan dengan ekstrak Etanol 147,91 ppm.","PeriodicalId":351011,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sandi Karsa","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114396309","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides L.) Sebagai Antibakteri Dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Penyebab Bisul. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratorium dengan menggunakan ekstrak etanol dengan konsentrasi 15%, 25% dan 35% ekstrak etanol daun bandotan, DMSO (Dimetyhl sulfoxide) sebagai kontrol negatif, dan sefadroxil sebagai kontrol positif. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali pada setiap kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya zona hambat setelah 1x24 jam, zona hambat yang menghasilkan daya hambat paling besar adalah pada konsentrasi 35% sebesar 26,94 mm. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun Bandotan (Ageratum conyzoides L.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.
{"title":"Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Bandotan (Ageratum conyzoides L) Sebagai Antibakteri Dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus Penyebab Bisul","authors":"Muhammad Farid Hasyim","doi":"10.36060/jfs.v6i1.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.36060/jfs.v6i1.64","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides L.) Sebagai Antibakteri Dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Penyebab Bisul. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratorium dengan menggunakan ekstrak etanol dengan konsentrasi 15%, 25% dan 35% ekstrak etanol daun bandotan, DMSO (Dimetyhl sulfoxide) sebagai kontrol negatif, dan sefadroxil sebagai kontrol positif. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali pada setiap kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya zona hambat setelah 1x24 jam, zona hambat yang menghasilkan daya hambat paling besar adalah pada konsentrasi 35% sebesar 26,94 mm. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun Bandotan (Ageratum conyzoides L.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.","PeriodicalId":351011,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sandi Karsa","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131524779","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mempelajari Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Gamal ( Gliricidia sepium ) Dalam Menghambat Perkiraan Bakteri Staphylococcus aureus . Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan metode ekstraksi maserasi dengan konsentrasi 15%, 25%, 35% dan kontrol positif Cefadroxil dan kontrol negatif DMSO (Dimethyl sulfoxide) 10%. Lakukan replikasi sebanyak 3 kali pada setiap kelompok penyelesaian. Hasil penelitian menunjukkan zona hambat setelah 1x24 jam dan tidak ada perbedaan yang ditentukan setiap kontribusi. Zona hambat terluas pada konsentrasi 35% dengan nilai rata-rata 19,76 mm. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Daun Gamal ( Gliricidia sepium) memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.
{"title":"Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Gamal (Gliricidia sepium) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus","authors":"Sainal Edi Kamal","doi":"10.36060/jfs.v6i1.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.36060/jfs.v6i1.66","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mempelajari Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Gamal ( Gliricidia sepium ) Dalam Menghambat Perkiraan Bakteri Staphylococcus aureus . Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan metode ekstraksi maserasi dengan konsentrasi 15%, 25%, 35% dan kontrol positif Cefadroxil dan kontrol negatif DMSO (Dimethyl sulfoxide) 10%. Lakukan replikasi sebanyak 3 kali pada setiap kelompok penyelesaian. Hasil penelitian menunjukkan zona hambat setelah 1x24 jam dan tidak ada perbedaan yang ditentukan setiap kontribusi. Zona hambat terluas pada konsentrasi 35% dengan nilai rata-rata 19,76 mm. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Daun Gamal ( Gliricidia sepium) memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.","PeriodicalId":351011,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sandi Karsa","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116741261","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}