Nilam, Sri Vitayani, Sigit Dwi Pramono, Shulhana Mokhtar, Masita Fujiko
Penggunaan hijab yang tidak diikuti dengan perawatan rambut yang rutin dan tepat dapat memicu terjadinya permasalahan rambut. Peningkatan frekuensi keramas berpengaruh terhadap berkurangnya pengelupasan seperti gatal dan kulit kepala yang kering. Kesehatan rambut adalah kondisi pada kulit kepala dan rambut yang ditandai dengan tidak terdapatnya keluhan yang mengganggu pada kulit kepala dan rambut seperti ketombe, rontok, tidak kering, tidak kusam, tidak berminyak, dan mudah ditata. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan hijab dan frekuensi keramas terhadap kondisi kesehatan rambut. Jenis penelitian analitik observasi dengan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan uji chi-square. Sampel penelitian ini sebanyak 134 responden dari Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2021 dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan hijab menyerap keringat (p=0,031), penggunaan bahan hijab katun, sifon, polyester (p=0,027), berhijab dalam kondisi rambut basah (p=0,036), berhijab lebih dari 12 jam per hari (p=0,042), memakai dalaman jilbab yang lembut dan menyerap keringat (p=0,035), memakai bahan dalaman jilbab kaos dan spandex (p=0,044), frekuensi keramas dalam seminggu (p=0,025), mencuci rambut dengan sampo (p=0,005), menggunakan conditioner saat keramas (p=0,037) berpengaruh terhadap kondisi kesehatan rambut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan hijab dan frekuensi keramas terhadap kondisi kesehatan rambut. Bagi peneliti selanjutnya, perlu kiranya melakukan penelitian lanjutan dengan faktor-faktor lain yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan kulit kepala dan rambut.
使用头巾后不进行定期和适当的头发护理会引发头发问题。增加洗发次数可减少头皮瘙痒和干燥等脱屑现象。头发健康是指头皮和头发没有头皮屑、脱发、不干燥、不枯燥、不油腻、易于造型等令人困扰的问题。确定头巾的使用和洗发频率对头发健康状况的影响。采用横断面观察分析法进行研究。采用卡方检验进行数据分析。本研究采用简单随机抽样技术,样本为印度尼西亚穆斯林大学医学系 2021 级的 134 名受访者。研究结果表明,使用吸汗头巾(p=0.031),使用棉、雪纺、涤纶头巾材料(p=0.027),在头发潮湿的情况下佩戴头巾(p=0.036),每天佩戴头巾超过 12 小时(p=0.042),佩戴柔软吸汗的头巾(p=0、035)、穿 T 恤和氨纶(p=0.044)、一周洗发频率(p=0.025)、用洗发水洗头(p=0.005)、洗发时使用护发素(p=0.037)会影响头发健康状况。根据所做研究的结果,可以得出结论:使用头巾和洗发频率对头发健康状况有显著影响。对于未来的研究人员来说,有必要对可能对头皮和头发健康产生重大影响的其他因素进行进一步研究。
{"title":"Pengaruh Penggunaan Hijab dan Frekuensi Keramas terhadap Kondisi Kesehatan Rambut","authors":"Nilam, Sri Vitayani, Sigit Dwi Pramono, Shulhana Mokhtar, Masita Fujiko","doi":"10.33096/fmj.v3i11.414","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v3i11.414","url":null,"abstract":"Penggunaan hijab yang tidak diikuti dengan perawatan rambut yang rutin dan tepat dapat memicu terjadinya permasalahan rambut. Peningkatan frekuensi keramas berpengaruh terhadap berkurangnya pengelupasan seperti gatal dan kulit kepala yang kering. Kesehatan rambut adalah kondisi pada kulit kepala dan rambut yang ditandai dengan tidak terdapatnya keluhan yang mengganggu pada kulit kepala dan rambut seperti ketombe, rontok, tidak kering, tidak kusam, tidak berminyak, dan mudah ditata. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan hijab dan frekuensi keramas terhadap kondisi kesehatan rambut. Jenis penelitian analitik observasi dengan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan uji chi-square. Sampel penelitian ini sebanyak 134 responden dari Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2021 dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan hijab menyerap keringat (p=0,031), penggunaan bahan hijab katun, sifon, polyester (p=0,027), berhijab dalam kondisi rambut basah (p=0,036), berhijab lebih dari 12 jam per hari (p=0,042), memakai dalaman jilbab yang lembut dan menyerap keringat (p=0,035), memakai bahan dalaman jilbab kaos dan spandex (p=0,044), frekuensi keramas dalam seminggu (p=0,025), mencuci rambut dengan sampo (p=0,005), menggunakan conditioner saat keramas (p=0,037) berpengaruh terhadap kondisi kesehatan rambut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan hijab dan frekuensi keramas terhadap kondisi kesehatan rambut. Bagi peneliti selanjutnya, perlu kiranya melakukan penelitian lanjutan dengan faktor-faktor lain yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan kulit kepala dan rambut.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140267751","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Satya Wicaksana Sutantri, Ratih Natasha Maharani, Sidrah Darma, Rachmat Faisal Syamsu, Muhammad Alim Jaya
Game online adalah fenomena permainan yang terhubung melalui jaringan, mengaitkan partisipasi antara individu yang berusaha mencapai tujuan tertentu, menyelesaikan misi, dan memperoleh prestasi tertinggi dalam lingkungan virtual. Dampaknya terhadap interaksi sosial memiliki sisi positif dan negatif. Bermain game online dapat meningkatkan kemampuan berpikir cepat dan memberikan peluang untuk melarikan diri dari stres, namun, di sisi lain, dapat memengaruhi minat belajar siswa. Interaksi sosial, sebagai hubungan antarindividu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok, tergantung pada hubungan sosial dan komunikasi yang terjadi secara langsung atau tidak langsung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki korelasi antara bermain game online dan interaksi sosial, dengan fokus pada siswa kelas 5 dan 6 di SD Inpres Tamalanrea 2 Makassar. Dari 98 responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tidak kecanduan game online dan memiliki interaksi sosial baik sebanyak 84,7%, sedangkan responden yang kecanduan game online dengan interaksi sosial buruk sebanyak 5,1%. Analisis statistik menunjukkan nilai p (p-value) sebesar 0,001 < 0,05, menegaskan adanya hubungan signifikan antara bermain game online dan interaksi sosial. Odds ratio sebesar 0,058 mengindikasikan bahwa pengaruh game online terhadap interaksi sosial hanya sekitar 0,058 kali. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara bermain game online dan interaksi sosial pada anak-anak di SD Inpres Tamalanrea 2 Makassar. Penelitian ini memberikan wawasan tentang pentingnya memahami implikasi sosial dari fenomena bermain game online dalam konteks pendidikan.
{"title":"Hubungan antara Bermain Games Online dengan Interaksi Sosial pada Anak di SD Inpres Tamalanrea 2 Makassar","authors":"Satya Wicaksana Sutantri, Ratih Natasha Maharani, Sidrah Darma, Rachmat Faisal Syamsu, Muhammad Alim Jaya","doi":"10.33096/fmj.v3i11.418","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v3i11.418","url":null,"abstract":"Game online adalah fenomena permainan yang terhubung melalui jaringan, mengaitkan partisipasi antara individu yang berusaha mencapai tujuan tertentu, menyelesaikan misi, dan memperoleh prestasi tertinggi dalam lingkungan virtual. Dampaknya terhadap interaksi sosial memiliki sisi positif dan negatif. Bermain game online dapat meningkatkan kemampuan berpikir cepat dan memberikan peluang untuk melarikan diri dari stres, namun, di sisi lain, dapat memengaruhi minat belajar siswa. Interaksi sosial, sebagai hubungan antarindividu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok, tergantung pada hubungan sosial dan komunikasi yang terjadi secara langsung atau tidak langsung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki korelasi antara bermain game online dan interaksi sosial, dengan fokus pada siswa kelas 5 dan 6 di SD Inpres Tamalanrea 2 Makassar. Dari 98 responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tidak kecanduan game online dan memiliki interaksi sosial baik sebanyak 84,7%, sedangkan responden yang kecanduan game online dengan interaksi sosial buruk sebanyak 5,1%. Analisis statistik menunjukkan nilai p (p-value) sebesar 0,001 < 0,05, menegaskan adanya hubungan signifikan antara bermain game online dan interaksi sosial. Odds ratio sebesar 0,058 mengindikasikan bahwa pengaruh game online terhadap interaksi sosial hanya sekitar 0,058 kali. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara bermain game online dan interaksi sosial pada anak-anak di SD Inpres Tamalanrea 2 Makassar. Penelitian ini memberikan wawasan tentang pentingnya memahami implikasi sosial dari fenomena bermain game online dalam konteks pendidikan.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"59 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140267491","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cedera kepala merupakan masalah Kesehatan yang serius di masyarakat karena merupakan pemicu kecacatan dan kematian. Cedera kepala atau Trauma kepala adalah keadaan dimana fungsi otak mengalami gangguan yang bisa saja disebabkan oleh benturan, pukulan atau bisa juga kecelaakan dalam berlalu lintas atau kegiataaan yang dapat memicu terjadinya cedera pada kepala. Cedera kepala tidak mengenal usia, jenis kelamin, ras atau apapun itu sehingga dapat terjadi pada siapun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien cedera kepala di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2022. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif Observasioanl. Populasi penelitian ini ialah semua pasien cedera kepala yang terdata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar sehingga sampel penelitian diperoleh dengan total sampling yaitu keseluruhan populasi penelitian yang berjumlah 25 pasien. Perolehan sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi, yaitu pasien cedera kepala dengan data rekam medik lengkap. Data diolah dengan metode univariat. Mayoritas pasien cedera kepala berusia 17-25 tahun (28%) dan di dominasi oleh laki-laki (52%). Penyebab tersering yaitu akibat kecelakaan lalu lintas (52%), dengan skor GCS terbanyak yaitu GCS 13-15 (88%). Untuk gambaran CT Scan paling umum di dapatkan tidak terdapat lesi (68%) dan lama rawat inap yang dibutuhkan paling banyak didapatkan 1-5 hari (56%). Umur, jenis kelamin, penyebab, derajat, ct scan serta lama rawat pasien cedera kepala adalah faktor penting yang perlu untuk diperhatikan.
{"title":"Karakteristik Pasien Cedera Kepala di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2022","authors":"Widya Narti, Azis Beru Gani, Armanto Makmun, Berry Erida Hasbi, Zulfiyah Surdam","doi":"10.33096/fmj.v3i11.413","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v3i11.413","url":null,"abstract":"Cedera kepala merupakan masalah Kesehatan yang serius di masyarakat karena merupakan pemicu kecacatan dan kematian. Cedera kepala atau Trauma kepala adalah keadaan dimana fungsi otak mengalami gangguan yang bisa saja disebabkan oleh benturan, pukulan atau bisa juga kecelaakan dalam berlalu lintas atau kegiataaan yang dapat memicu terjadinya cedera pada kepala. Cedera kepala tidak mengenal usia, jenis kelamin, ras atau apapun itu sehingga dapat terjadi pada siapun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien cedera kepala di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2022. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif Observasioanl. Populasi penelitian ini ialah semua pasien cedera kepala yang terdata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar sehingga sampel penelitian diperoleh dengan total sampling yaitu keseluruhan populasi penelitian yang berjumlah 25 pasien. Perolehan sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi, yaitu pasien cedera kepala dengan data rekam medik lengkap. Data diolah dengan metode univariat. Mayoritas pasien cedera kepala berusia 17-25 tahun (28%) dan di dominasi oleh laki-laki (52%). Penyebab tersering yaitu akibat kecelakaan lalu lintas (52%), dengan skor GCS terbanyak yaitu GCS 13-15 (88%). Untuk gambaran CT Scan paling umum di dapatkan tidak terdapat lesi (68%) dan lama rawat inap yang dibutuhkan paling banyak didapatkan 1-5 hari (56%). Umur, jenis kelamin, penyebab, derajat, ct scan serta lama rawat pasien cedera kepala adalah faktor penting yang perlu untuk diperhatikan.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"8 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140267824","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salma Umarella, Aryanti R Bamahry, Nurul Fadilah Ali Polanunu, Irna Diyana Kartika K, Asrini Safitri, Sigit Dwi Pramono
Dangke adalah produk olahan susu dan makanan khas dari daerah Enrekang, Sulawesi Selatan. Susu kerbau ditandai dengan kandungan padatan yang lebih tinggi, dan mengandung lebih banyak lipid, protein, laktosa, maupun mineral. Mengonsumsi produk susu dapat melindungi diri dari penyakit dan komplikasi yang terkait dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan makronutrien pada makanan tradisional dangke. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pemeriksaan kadar sampel dangke berupa karbohidrat, lemak, protein, serat kasar, dan air di laboratorium. Analisis kadar karbohidrat dilakukan dengan metode luff schoorl, lemak dengan metode ekstraksi, protein dengan metode kjehdal, serat kasar dengan metode gravimetrik, dan air dengan metode gravimetrik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kandungan makronutrien dangke yaitu pada karbohidrat 4,70 %, Lemak 13,32%, Protein 14,02 %, Serat Kasar 9,72 %, Air 47,94 %. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu bahwa kadar makronutrien dangke didapatkan nilai tertinggi berturut-turut yaitu kadar air 47,94 %, kadar protein 14,02 %, kadar lemak 13,32 %, kadar serat kasar 9,72 % , dan kadar karbohidrat 4,70 %.
{"title":"Analisis Kandungan Makronutrien Makanan Tradisional Dangke","authors":"Salma Umarella, Aryanti R Bamahry, Nurul Fadilah Ali Polanunu, Irna Diyana Kartika K, Asrini Safitri, Sigit Dwi Pramono","doi":"10.33096/fmj.v3i11.336","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v3i11.336","url":null,"abstract":"Dangke adalah produk olahan susu dan makanan khas dari daerah Enrekang, Sulawesi Selatan. Susu kerbau ditandai dengan kandungan padatan yang lebih tinggi, dan mengandung lebih banyak lipid, protein, laktosa, maupun mineral. Mengonsumsi produk susu dapat melindungi diri dari penyakit dan komplikasi yang terkait dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan makronutrien pada makanan tradisional dangke. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pemeriksaan kadar sampel dangke berupa karbohidrat, lemak, protein, serat kasar, dan air di laboratorium. Analisis kadar karbohidrat dilakukan dengan metode luff schoorl, lemak dengan metode ekstraksi, protein dengan metode kjehdal, serat kasar dengan metode gravimetrik, dan air dengan metode gravimetrik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kandungan makronutrien dangke yaitu pada karbohidrat 4,70 %, Lemak 13,32%, Protein 14,02 %, Serat Kasar 9,72 %, Air 47,94 %. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu bahwa kadar makronutrien dangke didapatkan nilai tertinggi berturut-turut yaitu kadar air 47,94 %, kadar protein 14,02 %, kadar lemak 13,32 %, kadar serat kasar 9,72 % , dan kadar karbohidrat 4,70 %.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"17 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140267892","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Reza Damayanti Saleh, Sri Vitayani, Sigit Dwi Pramono, Dian Amelia Abdi, Yani Sodiqah
Kulit batang belimbing wuluh mengandung senyawa penting seperti alkaloid, flavonoid, fenol, dan saponin. Senyawa ini pada tanaman herbal memiliki efek antimikroba, antioksidan, dan antiinflamasi yang dapat digunakan sebagai obat tradisional Acne vulgaris. Salah satu penyebab Acne vulgaris adalah peningkatan aktivitas flora normal kulit yaitu Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan mengetahui sensitivitas ekstrak kulit batang belimbing wuluh terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis penyebab Acne vulgaris. Penelitian ini adalah true experimental dengan metode disc diffusion. Ekstrak kulit batang belimbing wuluh konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% menghasilkan zona hambat berturut-turut sebesar 4,26 mm; 6,73 mm; 7,41 mm; dan 8,14 mm pada biakan bakteri Staphylococcus epidermidis. Kontrol positif dengan antibiotik clindamycin menghasilkan zona hambat 32,76 mm pada biakan bakteri Staphylococcus epidermidis. Kontrol negatif dengan aquades tidak menghasilkan zona hambat karena tidak mempunyai aktivitas antibakteri. Daya hambat paling besar terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis terdapat pada ekstrak etanol kulit batang belimbing wuluh dengan konsentrasi 100% dan zona hambat 8,14 mm yang tergolong dalam aktivitas antibakteri lemah.
{"title":"Uji Sensitivitas Ekstrak Kulit Batang Belimbing Wuluh terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis Penyebab Acne vulgaris","authors":"Reza Damayanti Saleh, Sri Vitayani, Sigit Dwi Pramono, Dian Amelia Abdi, Yani Sodiqah","doi":"10.33096/fmj.v3i11.415","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v3i11.415","url":null,"abstract":"Kulit batang belimbing wuluh mengandung senyawa penting seperti alkaloid, flavonoid, fenol, dan saponin. Senyawa ini pada tanaman herbal memiliki efek antimikroba, antioksidan, dan antiinflamasi yang dapat digunakan sebagai obat tradisional Acne vulgaris. Salah satu penyebab Acne vulgaris adalah peningkatan aktivitas flora normal kulit yaitu Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan mengetahui sensitivitas ekstrak kulit batang belimbing wuluh terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis penyebab Acne vulgaris. Penelitian ini adalah true experimental dengan metode disc diffusion. Ekstrak kulit batang belimbing wuluh konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% menghasilkan zona hambat berturut-turut sebesar 4,26 mm; 6,73 mm; 7,41 mm; dan 8,14 mm pada biakan bakteri Staphylococcus epidermidis. Kontrol positif dengan antibiotik clindamycin menghasilkan zona hambat 32,76 mm pada biakan bakteri Staphylococcus epidermidis. Kontrol negatif dengan aquades tidak menghasilkan zona hambat karena tidak mempunyai aktivitas antibakteri. Daya hambat paling besar terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis terdapat pada ekstrak etanol kulit batang belimbing wuluh dengan konsentrasi 100% dan zona hambat 8,14 mm yang tergolong dalam aktivitas antibakteri lemah.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"14 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140267793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Adelia Dwi Resti, Arni Isnaini Arfah, Rasfayanah, Wirawan Harahap, Muhammad Alim Jaya
Basic Life Support (BLS) adalah tindakan awal yang diberikan oleh korban kegawatdaruratan untuk mengembalikan keadaan henti jantung dan henti napas. Pengetahuan mengenai BLS perlu ditekankan para responden pertama ataupun masyarakat awam khususnya driver ojek online di kota Makassar yang jumlah driver nya semakin hari semakin bertambah disertai platform yang mewadahi driver tersebut. Tujuan penelitian mengetahui tingkat pengetahuan ojek online terhadap basic life support (BLS). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain deskriptif. Instrumen disusun dengan metode angket menggunakan konsep Basic Life Support menurut Teori Scott B. Frame. Pengumpulan data diambil secara primer dengan membagikan angket dan hasil dianalisa menggunakan SPSS. Dari 100 responden, diperoleh 36 orang (36%) yang terbanyak mendapatkan informasi dari media elektronik mengenai BLS, 3 orang (3%) yang pernah mengikuti pelatihan BLS mendapatkan informasi dari buku dan media cetak, tingkat pengetahuan airway dengan kategori cukup 43 (43%), breathing kategori baik 49 (49%), circulation kategori kurang 41 (41%). Tingkat pengetahuan driver ojek online terhadap BLS termasuk kategori cukup serta memiliki hubungan dengan korelasi moderat.
{"title":"Tingkat Pengetahuan Ojek Online terhadap Basic Life Support (BLS) di Kota Makassar pada Tahun 2023","authors":"Adelia Dwi Resti, Arni Isnaini Arfah, Rasfayanah, Wirawan Harahap, Muhammad Alim Jaya","doi":"10.33096/fmj.v3i11.417","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v3i11.417","url":null,"abstract":"Basic Life Support (BLS) adalah tindakan awal yang diberikan oleh korban kegawatdaruratan untuk mengembalikan keadaan henti jantung dan henti napas. Pengetahuan mengenai BLS perlu ditekankan para responden pertama ataupun masyarakat awam khususnya driver ojek online di kota Makassar yang jumlah driver nya semakin hari semakin bertambah disertai platform yang mewadahi driver tersebut. Tujuan penelitian mengetahui tingkat pengetahuan ojek online terhadap basic life support (BLS). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain deskriptif. Instrumen disusun dengan metode angket menggunakan konsep Basic Life Support menurut Teori Scott B. Frame. Pengumpulan data diambil secara primer dengan membagikan angket dan hasil dianalisa menggunakan SPSS. Dari 100 responden, diperoleh 36 orang (36%) yang terbanyak mendapatkan informasi dari media elektronik mengenai BLS, 3 orang (3%) yang pernah mengikuti pelatihan BLS mendapatkan informasi dari buku dan media cetak, tingkat pengetahuan airway dengan kategori cukup 43 (43%), breathing kategori baik 49 (49%), circulation kategori kurang 41 (41%). Tingkat pengetahuan driver ojek online terhadap BLS termasuk kategori cukup serta memiliki hubungan dengan korelasi moderat. ","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"48 S1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140414137","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nur Hikmah Wati Soekotjo, Fadli Ananda, Rezky Putri Indarwati Abdullah, A. Husni Esa Darussalam, Rizki Amalia Effendy
Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah memberikan makanan kepada bayinya dari awal kehidupan sampai dengan bayinya berusia enam bulan tanpa makanan tambahan apapun dan minuman lain. Tujuan penelitian ini untuk megetahui faktor penghambat pemberian ASI eksklusif. Metode penelitian ini merupakan literatur review. Data bersumber dari jurnal, artikel, dan textbook. Hasil yang didapatkan ibu yang memiliki pengetahuan tinggi lebih banyak menyusui bayinya dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Ibu bekerja lebih kurang memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak bekerja. HIV/AIDS menjadi penyebab ibu tidak memberikan ASI ekslusif terhadap bayinya. Ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga lebih sedikit memberikan ASI eksklusif dibandingka ibu yang mendaptkan dukungan baik dari keluarga maupun suami. Kesimpulan hasil literatur review menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan, pekerjaan, kesehatan ibu dan dukungan keluarga dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, disarankan petugas kesehatan lebih aktif untuk memberikan informasi dan motivasi tentang ASI eksklusif. Kata kunci: Asi eksklusif; pengetahuan; pekerjaan; HIV/AIDS; dukungan keluarga
{"title":"Faktor Penghambat Pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Menyusui","authors":"Nur Hikmah Wati Soekotjo, Fadli Ananda, Rezky Putri Indarwati Abdullah, A. Husni Esa Darussalam, Rizki Amalia Effendy","doi":"10.33096/fmj.v3i10.376","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v3i10.376","url":null,"abstract":"Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah memberikan makanan kepada bayinya dari awal kehidupan sampai dengan bayinya berusia enam bulan tanpa makanan tambahan apapun dan minuman lain. Tujuan penelitian ini untuk megetahui faktor penghambat pemberian ASI eksklusif. Metode penelitian ini merupakan literatur review. Data bersumber dari jurnal, artikel, dan textbook. Hasil yang didapatkan ibu yang memiliki pengetahuan tinggi lebih banyak menyusui bayinya dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Ibu bekerja lebih kurang memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak bekerja. HIV/AIDS menjadi penyebab ibu tidak memberikan ASI ekslusif terhadap bayinya. Ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga lebih sedikit memberikan ASI eksklusif dibandingka ibu yang mendaptkan dukungan baik dari keluarga maupun suami. Kesimpulan hasil literatur review menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan, pekerjaan, kesehatan ibu dan dukungan keluarga dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, disarankan petugas kesehatan lebih aktif untuk memberikan informasi dan motivasi tentang ASI eksklusif. \u0000Kata kunci: Asi eksklusif; pengetahuan; pekerjaan; HIV/AIDS; dukungan keluarga","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"34 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140457140","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nurul Muqarribah Pratiwi Ishaq, Nurelly N Waspodo, Akhmad Kadir, Dian Amelia Abdi, Nur Ayu Lestari
Varisela adalah penyakit infeksius yang diakibatkan oleh virus varicella-zoster (VVZ) yang dapat menyerang mukosa dan kulit. Angka insidensi dan prevalensi varisela di Indonesia belum diteliti tetapi kasus varisela telah terjadi secara sporadis. Penelitian epidemiologi varisela belum memadai di Kota Makassar sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai prevalensi dan karakteristik varisela di RS Ibnu Sina dan Jejaringnya. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik pasien varisela pada anak di Rumah Sakit Ibnu Sina dan Jejaringnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik. Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2023 bertempat di RS Ibnu Sina, RSUD Kota Makassar, RSIA Khadijah dan RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini didapatkan jumlah pasien penderita varisela pada anak dari tahun 2017-2021 sebanyak 31 orang dengan kasus terbanyak pada tahun 2021 (35,5%). Berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada laki-laki (74,2%). Berdasarkan usia, tertinggi pada kelompok usia 2-5 tahun (35,5%). Lokasi lesi tersering adalah batang tubuh, wajah dan ekstremitas dengan effloresensi terbanyak berupa vesikel (25,8%). Dalam penelitian ini tidak didapatkan pasien varisela pada anak yang melakukan vaksinasi varisela (100%). Kasus pasien varisela pada anak terbanyak pada tahun 2021 dengan jenis kelamin terbanyak pada laki-laki pada kelompok usia 2-5 tahun, dan lokasi lesi tersering adalah batang tubuh, wajah dan ekstremitas. Semua pasien anak yang didapatkan belum melakukan vaksinasi varisela.
{"title":"Prevalensi dan Karakteristik Varisela Anak di Rumah Sakit Ibnu Sina dan Jejaringnya Tahun 2017-2021","authors":"Nurul Muqarribah Pratiwi Ishaq, Nurelly N Waspodo, Akhmad Kadir, Dian Amelia Abdi, Nur Ayu Lestari","doi":"10.33096/fmj.v3i10.317","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v3i10.317","url":null,"abstract":"Varisela adalah penyakit infeksius yang diakibatkan oleh virus varicella-zoster (VVZ) yang dapat menyerang mukosa dan kulit. Angka insidensi dan prevalensi varisela di Indonesia belum diteliti tetapi kasus varisela telah terjadi secara sporadis. Penelitian epidemiologi varisela belum memadai di Kota Makassar sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai prevalensi dan karakteristik varisela di RS Ibnu Sina dan Jejaringnya. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik pasien varisela pada anak di Rumah Sakit Ibnu Sina dan Jejaringnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik. Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2023 bertempat di RS Ibnu Sina, RSUD Kota Makassar, RSIA Khadijah dan RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini didapatkan jumlah pasien penderita varisela pada anak dari tahun 2017-2021 sebanyak 31 orang dengan kasus terbanyak pada tahun 2021 (35,5%). Berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada laki-laki (74,2%). Berdasarkan usia, tertinggi pada kelompok usia 2-5 tahun (35,5%). Lokasi lesi tersering adalah batang tubuh, wajah dan ekstremitas dengan effloresensi terbanyak berupa vesikel (25,8%). Dalam penelitian ini tidak didapatkan pasien varisela pada anak yang melakukan vaksinasi varisela (100%). Kasus pasien varisela pada anak terbanyak pada tahun 2021 dengan jenis kelamin terbanyak pada laki-laki pada kelompok usia 2-5 tahun, dan lokasi lesi tersering adalah batang tubuh, wajah dan ekstremitas. Semua pasien anak yang didapatkan belum melakukan vaksinasi varisela.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"37 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140457197","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nemal Anugrahyanti, Marliyanti Nur Rahmah Akib, Ratih Natasha Maharani, Irna Diyana Kartika K, Shofiyah Latief, Arni Isnaini Arfah
Saat ini Covid-19 sudah menjadi pandemi global serta bisa menular melalui droplet. Di Indonesia, per tanggal 5 Oktober 2020 telah ada 303.498 kasus positif Covid-19 serta 3,7% dinyatakan meninggal dunia. Sejak kasus pertama yang terjadi di negara kita, langkah-langkah serius telah diambil dan tingkat penyebaran pandemi Covid-19 telah dicoba untuk ditekan. Tindakan yang diaplikasikan pemerintah guna menangkal tularan ini secara physical distancing dari aktivitas work from home. Akibat work from home, bergaam kegiatan dilaksanakan dengan online memakai gadget serta laptop maka pemakaian kedua produk itu meningkat sejak pandemi. Adapun tujuan peneliti kali ini guna mengamati dampak laptop dan gawai pada kesehatan mata di era pandemi dengan metode teknik total sampling dengan menggunakan kuisioner. Melalui data yang diperoleh jika durasi pemakaian laptop paling banyak selama 5-8 jam (sedang) sebanyak 77 mahasiswa (47,5 %), untuk durasi penggunaan gawai paling banyak selama 9-16 jam (berat) sebanyak 85 mahasiswa. Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis dengan p value <0,001 untuk durasi penggunaan laptop dan 0,033 untuk durasi penggunaan gawai sehingga dapat diketahui jika ada kaitan yang signifikan pada peningkatan durasi pemakaian laptop dan gawai dengan kejadian Computer vision syndrome.
{"title":"Pengaruh Penggunaan Laptop dan Gawai terhadap Kesehatan Mata Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2020 di Era Pandemi","authors":"Nemal Anugrahyanti, Marliyanti Nur Rahmah Akib, Ratih Natasha Maharani, Irna Diyana Kartika K, Shofiyah Latief, Arni Isnaini Arfah","doi":"10.33096/fmj.v3i10.210","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v3i10.210","url":null,"abstract":"Saat ini Covid-19 sudah menjadi pandemi global serta bisa menular melalui droplet. Di Indonesia, per tanggal 5 Oktober 2020 telah ada 303.498 kasus positif Covid-19 serta 3,7% dinyatakan meninggal dunia. Sejak kasus pertama yang terjadi di negara kita, langkah-langkah serius telah diambil dan tingkat penyebaran pandemi Covid-19 telah dicoba untuk ditekan. Tindakan yang diaplikasikan pemerintah guna menangkal tularan ini secara physical distancing dari aktivitas work from home. Akibat work from home, bergaam kegiatan dilaksanakan dengan online memakai gadget serta laptop maka pemakaian kedua produk itu meningkat sejak pandemi. Adapun tujuan peneliti kali ini guna mengamati dampak laptop dan gawai pada kesehatan mata di era pandemi dengan metode teknik total sampling dengan menggunakan kuisioner. Melalui data yang diperoleh jika durasi pemakaian laptop paling banyak selama 5-8 jam (sedang) sebanyak 77 mahasiswa (47,5 %), untuk durasi penggunaan gawai paling banyak selama 9-16 jam (berat) sebanyak 85 mahasiswa. Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis dengan p value <0,001 untuk durasi penggunaan laptop dan 0,033 untuk durasi penggunaan gawai sehingga dapat diketahui jika ada kaitan yang signifikan pada peningkatan durasi pemakaian laptop dan gawai dengan kejadian Computer vision syndrome.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"57 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140457613","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nurafni, Ahmad Ardhani Pratama, Wa Ode Ellistrika, Sidrah Darma, Renato Vivaldi
Studi dilakukan di RSUD Sayang Rakyat untuk menyelidiki karakteristik pasien OMSK pada periode Januari-Desember 2021. Penelitian ini ialah penelitian cross-sectional retrospektif dengan sampel pasien OMSK dewasa dan anak yang dicatat dalam rekam medis RSUD Sayang Rakyat selama periode tersebut. Hasil penelitian didapatkan total jumlah pasien OMSK 89 terdiri 67 pasien pasien dewasa dan 22 pasien anak. Pasien dewasa lebih sering terjadi pada kelompok usia 19-59 tahun, sebanyak 61 orang (91%), sedangkan pasien anak lebih sering pada kelompok usia 2-10 tahun, sebanyak 13 orang (59%). Proporsi tertinggi pada kelompok perempuan terdiri 36 pasien dewasa (54%) dan 12 pasien anak (55%). Mayoritas pasien OMSK, mengalami infeksi unilateral, sebanyak 57 orang dewasa (85%) dan 20 orang anak (91%). Lokasi perforasi cenderung terjadi di bangian sentral MT pada 63 orang dewasa (94%) dan 21 orang anak (95%). Tipe OMSK yang paling umum adalah tubotimpani, dengan 63 kasus dewasa (94%) dan 21 kasus anak (95%). Faktor pemicu OMSK pasien dewasa umumnya terkait riwayat OMA berulang sejak kecil, sedangkan pada anak, terkait anatomi tuba eustachius yang pendek dan datar. Meskipun jumlah pasien perempuan lebih banyak, jenis kelamin tidak mempengaruhi kejadian OMSK. Infeksi unilateral sering kali disebabkan oleh infeksi berulang pada satu telinga. Perforasi OMSK umumnya terjadi pada bagian sentral memberan timpani pars tensa, yang disebabkan tekanan cairan eksudat yang melemahkan bagian sentral membran. Kesadaran tinggi mencari pengobatan dini menyebabkan tipe tubotimpani lebih sering ditemukan pada pasien dewasa, sementara pada anak, riwayat tonsilitis dan ISPA mendorong orang tua untuk mencari pengobatan lebih awal.
{"title":"Prevalensi Krakteristik Pasien OMSK Dewasa dan Anak di RSUD Sayang Rakyat Periode Januari-Desember 2021","authors":"Nurafni, Ahmad Ardhani Pratama, Wa Ode Ellistrika, Sidrah Darma, Renato Vivaldi","doi":"10.33096/fmj.v3i10.315","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v3i10.315","url":null,"abstract":"Studi dilakukan di RSUD Sayang Rakyat untuk menyelidiki karakteristik pasien OMSK pada periode Januari-Desember 2021. Penelitian ini ialah penelitian cross-sectional retrospektif dengan sampel pasien OMSK dewasa dan anak yang dicatat dalam rekam medis RSUD Sayang Rakyat selama periode tersebut. Hasil penelitian didapatkan total jumlah pasien OMSK 89 terdiri 67 pasien pasien dewasa dan 22 pasien anak. Pasien dewasa lebih sering terjadi pada kelompok usia 19-59 tahun, sebanyak 61 orang (91%), sedangkan pasien anak lebih sering pada kelompok usia 2-10 tahun, sebanyak 13 orang (59%). Proporsi tertinggi pada kelompok perempuan terdiri 36 pasien dewasa (54%) dan 12 pasien anak (55%). Mayoritas pasien OMSK, mengalami infeksi unilateral, sebanyak 57 orang dewasa (85%) dan 20 orang anak (91%). Lokasi perforasi cenderung terjadi di bangian sentral MT pada 63 orang dewasa (94%) dan 21 orang anak (95%). Tipe OMSK yang paling umum adalah tubotimpani, dengan 63 kasus dewasa (94%) dan 21 kasus anak (95%). Faktor pemicu OMSK pasien dewasa umumnya terkait riwayat OMA berulang sejak kecil, sedangkan pada anak, terkait anatomi tuba eustachius yang pendek dan datar. Meskipun jumlah pasien perempuan lebih banyak, jenis kelamin tidak mempengaruhi kejadian OMSK. Infeksi unilateral sering kali disebabkan oleh infeksi berulang pada satu telinga. Perforasi OMSK umumnya terjadi pada bagian sentral memberan timpani pars tensa, yang disebabkan tekanan cairan eksudat yang melemahkan bagian sentral membran. Kesadaran tinggi mencari pengobatan dini menyebabkan tipe tubotimpani lebih sering ditemukan pada pasien dewasa, sementara pada anak, riwayat tonsilitis dan ISPA mendorong orang tua untuk mencari pengobatan lebih awal.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"39 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140457048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}