Hermiaty Hermiaty, M. Karim, Shofiyah Latief, P. H. Hidayati, Suci Ramadhani
Salmonella typhi adalah bakteri penyebab demam tifoid. Penyakit ini menyerang hampir di semua negara, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit demam tifoid ini dapat tertular lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin dari orang yang terinfeksi. Di Indonesia kloramfenikol masih merupakan obat pilihan utama untuk mengobati demam tifoid. Namun banyak dilaporkan adanya resistensi S. typhi terhadap antibiotik kloramfenikol.Oleh karena itu, mulai dikembangkan penelitian untuk meminimalisir efek samping dari penggunaan antibiotik. Salah satunya adalah dengan pengembangan antimikroba yang berasal dari bahan alam. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah tanaman pepaya (Carica papaya L memiliki nilai medis yang tinggi dan efek antibakteri . Adapun tanaman lain yang dapat di jadikan obat adalah mentimun (Cucumis sativus) dimana memiliki senyawa aktif yang berperan sebagai antifungi dan antibakteri. Mengetahui perbedaan daya antibakteri antara buah pepaya (Carica papaya L.) dan mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap bakteri Salmonella thypi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental labatorium dengan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode disc diffution. Zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak buah pepaya pada dua replikasi yaitu rata-rata diameter sebesar 0 mm dan 7 mm dan zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak buah mentimun untuk dua replikasi yaitu rata-rata diameter sebesar 0 mm dan 16,7 mm. Ekstrak buah mentimun dengan konsentrasi 100% lebih efektif karena memiliki daerah hambat yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekstrak buah pepaya dengan konsentrasi 100%.
{"title":"Perbedaan Uji Efektivitas Ekstrak Buah Pepaya Dan Mentimun terhadap Bakteri Salmonella Thypi","authors":"Hermiaty Hermiaty, M. Karim, Shofiyah Latief, P. H. Hidayati, Suci Ramadhani","doi":"10.33096/fmj.v1i1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v1i1.6","url":null,"abstract":"Salmonella typhi adalah bakteri penyebab demam tifoid. Penyakit ini menyerang hampir di semua negara, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit demam tifoid ini dapat tertular lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin dari orang yang terinfeksi. Di Indonesia kloramfenikol masih merupakan obat pilihan utama untuk mengobati demam tifoid. Namun banyak dilaporkan adanya resistensi S. typhi terhadap antibiotik kloramfenikol.Oleh karena itu, mulai dikembangkan penelitian untuk meminimalisir efek samping dari penggunaan antibiotik. Salah satunya adalah dengan pengembangan antimikroba yang berasal dari bahan alam. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah tanaman pepaya (Carica papaya L memiliki nilai medis yang tinggi dan efek antibakteri . Adapun tanaman lain yang dapat di jadikan obat adalah mentimun (Cucumis sativus) dimana memiliki senyawa aktif yang berperan sebagai antifungi dan antibakteri. Mengetahui perbedaan daya antibakteri antara buah pepaya (Carica papaya L.) dan mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap bakteri Salmonella thypi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental labatorium dengan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode disc diffution. Zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak buah pepaya pada dua replikasi yaitu rata-rata diameter sebesar 0 mm dan 7 mm dan zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak buah mentimun untuk dua replikasi yaitu rata-rata diameter sebesar 0 mm dan 16,7 mm. Ekstrak buah mentimun dengan konsentrasi 100% lebih efektif karena memiliki daerah hambat yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekstrak buah pepaya dengan konsentrasi 100%.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130300937","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fitriah Fitriah, Mochammad Erwin Rachman, S. Gayatri, Fendy Dwimartyono, Hasta Handayani Idrus
Rongga mulut merupakan gerbang masuknya berbagai macam mikroorganisme ke dalam tubuh dengan prevalensi penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya. Flora normal rongga mulut berperan sebagai pertahanan tubuh namun flora normal dapat menimbulkan penyakit, karena adanya faktor predisposisi yaitu kebersihan rongga mulut. Oleh karenanya perlu ditemukan alternatif dalam memelihara kesehatan mulut. Islam adalah agama yang menekankan kebersihan diri, misalnya berwudhu.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri pada mulut sebelum dan sesudah wudhu. Penelitian ini menggunakan desain non eksperimental dengan metode Narrative Review . Penelusuran pustaka dilakukan melalui jurnal nasional, jurnal internasional, clinical key, textbook, dan proceding book tahun 2016 – 2020. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa jenis bakteri yang terdapat dalam rongga mulut sebelum berwudhu adalah 33,33% Pseudomonas sp, 6,67% Lactobacillus sp, 3,33% Streptococcus sp, dan 0,14% Staphylococcus sp sedangkan jenis bakteri yang terdapat dalam rongga mulut setelah berwudhu adalah 26,8% Pseudomonas sp, 20% Lactobacillus sp, 5% Streptococcus sp, dan 2% Staphylococcus sp. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan jumlah bakteri yaitu peningkatan bakteri gram positif pada rongga mulut setelah berwudhu.
{"title":"Isolasi dan Identifikasi Bakteri pada Mulut Sebelum dan Sesudah Wudhu","authors":"Fitriah Fitriah, Mochammad Erwin Rachman, S. Gayatri, Fendy Dwimartyono, Hasta Handayani Idrus","doi":"10.33096/fmj.v1i1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v1i1.7","url":null,"abstract":"Rongga mulut merupakan gerbang masuknya berbagai macam mikroorganisme ke dalam tubuh dengan prevalensi penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya. Flora normal rongga mulut berperan sebagai pertahanan tubuh namun flora normal dapat menimbulkan penyakit, karena adanya faktor predisposisi yaitu kebersihan rongga mulut. Oleh karenanya perlu ditemukan alternatif dalam memelihara kesehatan mulut. Islam adalah agama yang menekankan kebersihan diri, misalnya berwudhu.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri pada mulut sebelum dan sesudah wudhu. Penelitian ini menggunakan desain non eksperimental dengan metode Narrative Review . Penelusuran pustaka dilakukan melalui jurnal nasional, jurnal internasional, clinical key, textbook, dan proceding book tahun 2016 – 2020. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa jenis bakteri yang terdapat dalam rongga mulut sebelum berwudhu adalah 33,33% Pseudomonas sp, 6,67% Lactobacillus sp, 3,33% Streptococcus sp, dan 0,14% Staphylococcus sp sedangkan jenis bakteri yang terdapat dalam rongga mulut setelah berwudhu adalah 26,8% Pseudomonas sp, 20% Lactobacillus sp, 5% Streptococcus sp, dan 2% Staphylococcus sp. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan jumlah bakteri yaitu peningkatan bakteri gram positif pada rongga mulut setelah berwudhu.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"107 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131600095","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rosdiana Baharsa Baharsa, Muhammad Hamsah, Andi Sitti Fahirah Arsal, N. Mappaware, Nevi Sulvita Karsa
Preeklampsia adalah suatu sindrom spesifik pada kehamilan dimana keadaan terjadinya hipoperfusi ke organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel yang di tandai dengan hipertensi, proteinuria dan edema. Ibu hamil membutuhkan energi kalori dan kelengkapan gizi terutama pada umur kehamilan 20 minggu yang sebaiknya tidak mengkonsumsi nutrisi yang tinggi natrium dan rendah protein karena dapat menyebabkan gangguan kehamilan seperti mie instan. Tujuan untuk mengetahui hubungan terjadinya risiko preeklampsia dengan pola makan konsumsi mie instan. Penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan menggunakan metode case control. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bagian dari populasi yang termasuk dalam kriteria inklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah accidential sampling. Metode uji statistik yang digunakan adalah chi square test. Dari hasil yang diperoleh pada pasien preeklampsia yang mengkonsumsi mie instan dan masuk dalam kategori jarang sebesar 46,7 (14 dari 30 responden), kategori sering sebesar 53,3% (16 dari 30 responden), dan kategori sangat sering 0%. Pada Pasien yang bukan preeklampsia yang mengkonsumsi mie instan dan masuk dalam kategori jarang sebesar 73,3% (22 dari 30 pasien), kategori sering sebesar 26,7% (8 dari 30 pasien), dan kategori sangat sering 0%.Terdapat hubungan antara ibu hamil yang mengkonsumsi mie instan dengan kejadian preeklampsia. Terdapat hubungan kejadian preeklampsia dengan porsi konsumsi mie instan. Terdapat hubungan dengan frekuensi mengkonsumsi mie instan yang mengakibatkan terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
{"title":"Hubungan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Dengan Mengkonsumsi Mie Instan","authors":"Rosdiana Baharsa Baharsa, Muhammad Hamsah, Andi Sitti Fahirah Arsal, N. Mappaware, Nevi Sulvita Karsa","doi":"10.33096/fmj.v1i1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v1i1.5","url":null,"abstract":"Preeklampsia adalah suatu sindrom spesifik pada kehamilan dimana keadaan terjadinya hipoperfusi ke organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel yang di tandai dengan hipertensi, proteinuria dan edema. Ibu hamil membutuhkan energi kalori dan kelengkapan gizi terutama pada umur kehamilan 20 minggu yang sebaiknya tidak mengkonsumsi nutrisi yang tinggi natrium dan rendah protein karena dapat menyebabkan gangguan kehamilan seperti mie instan. Tujuan untuk mengetahui hubungan terjadinya risiko preeklampsia dengan pola makan konsumsi mie instan. Penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan menggunakan metode case control. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bagian dari populasi yang termasuk dalam kriteria inklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah accidential sampling. Metode uji statistik yang digunakan adalah chi square test. Dari hasil yang diperoleh pada pasien preeklampsia yang mengkonsumsi mie instan dan masuk dalam kategori jarang sebesar 46,7 (14 dari 30 responden), kategori sering sebesar 53,3% (16 dari 30 responden), dan kategori sangat sering 0%. Pada Pasien yang bukan preeklampsia yang mengkonsumsi mie instan dan masuk dalam kategori jarang sebesar 73,3% (22 dari 30 pasien), kategori sering sebesar 26,7% (8 dari 30 pasien), dan kategori sangat sering 0%.Terdapat hubungan antara ibu hamil yang mengkonsumsi mie instan dengan kejadian preeklampsia. Terdapat hubungan kejadian preeklampsia dengan porsi konsumsi mie instan. Terdapat hubungan dengan frekuensi mengkonsumsi mie instan yang mengakibatkan terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114827839","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andi Tenri Sapada, Suliati P. Amir, Zulfahmidah Zulfahmidah, R. Maharani, A. Arifuddin
Rendahnya intensitas pencahayaan pada panti asuhan di Kota Makassar, yang penghuninya didominasi usia sekolah, dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan penghuninya. Hal ini dapat menjadi masalah, karena dapat mengganggu fungsi penglihatan yang dibutuhkan dalam perkembangan anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas cahaya pada panti asuhan dengan ketajaman penglihatan, faktor yang terlibat di dalamnya, serta kondisi penerangan dan ketajaman penglihatan penghuni panti asuhan. Metode penelitian menggunakan analitik observasional dengan desain cross sectional. Intensitas cahaya masing-masing sampel diukur menggunakan lux meter, sedangkan ketajaman penglihatan diukur dengan snellen chart. Analisis data menggunakan Pearson’s correlation coefficient test. Jumlah sampel 47 orang yang berasal dari 7 panti asuhan di Kecamatan Manggala Kota Makassar. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hubungan intensitas cahaya dengan visus terbaik tidak signifikan (p value 0,240) sedangkan hubungan intensitas cahaya dengan visus terburuk signifikan dengan korelasi positif (p value 0,046). Faktor yang turut mempengaruhi adalah lama paparan harian (p value 0,019) serta jarak antara mata dan bacaan (p value 0,047). Intensitas cahaya panti asuhan masih belum memenuhi standar (kurang dari 200-300 lux) dan sebagian besar penghuninya memiliki ketajaman penglihatan menurun (kurang dari 6/6). Berdasarkan data objektif dan hasil analisis, ditemukan hubungan yang signifikan antara intensitas cahaya panti asuhan dengan ketajaman penglihatan.
{"title":"Hubungan Intensitas Cahaya dengan Ketajaman Penglihatan Penghuni Panti Asuhan","authors":"Andi Tenri Sapada, Suliati P. Amir, Zulfahmidah Zulfahmidah, R. Maharani, A. Arifuddin","doi":"10.33096/fmj.v1i1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.33096/fmj.v1i1.2","url":null,"abstract":"Rendahnya intensitas pencahayaan pada panti asuhan di Kota Makassar, yang penghuninya didominasi usia sekolah, dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan penghuninya. Hal ini dapat menjadi masalah, karena dapat mengganggu fungsi penglihatan yang dibutuhkan dalam perkembangan anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas cahaya pada panti asuhan dengan ketajaman penglihatan, faktor yang terlibat di dalamnya, serta kondisi penerangan dan ketajaman penglihatan penghuni panti asuhan. Metode penelitian menggunakan analitik observasional dengan desain cross sectional. Intensitas cahaya masing-masing sampel diukur menggunakan lux meter, sedangkan ketajaman penglihatan diukur dengan snellen chart. Analisis data menggunakan Pearson’s correlation coefficient test. Jumlah sampel 47 orang yang berasal dari 7 panti asuhan di Kecamatan Manggala Kota Makassar. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hubungan intensitas cahaya dengan visus terbaik tidak signifikan (p value 0,240) sedangkan hubungan intensitas cahaya dengan visus terburuk signifikan dengan korelasi positif (p value 0,046). Faktor yang turut mempengaruhi adalah lama paparan harian (p value 0,019) serta jarak antara mata dan bacaan (p value 0,047). Intensitas cahaya panti asuhan masih belum memenuhi standar (kurang dari 200-300 lux) dan sebagian besar penghuninya memiliki ketajaman penglihatan menurun (kurang dari 6/6). Berdasarkan data objektif dan hasil analisis, ditemukan hubungan yang signifikan antara intensitas cahaya panti asuhan dengan ketajaman penglihatan.","PeriodicalId":358917,"journal":{"name":"FAKUMI MEDICAL JOURNAL: Jurnal Mahasiswa Kedokteran","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133991740","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}