首页 > 最新文献

SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal最新文献

英文 中文
Penggunaan Heparin Dosis Tinggi pada Pasien COVID-19 dengan ARDS di Unit Perawatan Intensif (ICU) RS Darurat Wisma Atlit 重症监护室重症监护室病人科维德-19型心脏药物的高剂量使用
Pub Date : 2022-02-28 DOI: 10.32734/scripta.v3i2.6293
Vien Hardiyanti
Background: An outbreak of coronavirus disease 2019 (COVID-19) caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) that began in Wuhan, China has spread rapidly in multiple countries of the world and has become a pandemic. The severe acute respiratory syndrome-corona virus-2 (SARS-CoV-2) infection has been associated with significantly deranged coagulation parameters and increased incidence of thrombotic events.Case: Herein, we reported a 46-year-old morbidly obese man with acute respiratory distress syndrome (ARDS) of COVID who survived the disease. Real-time reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) assay of nasopharyngeal and oropharyngeal swabs were positive for SARS-CoV-2. Diagnosis of ARDS was also according to clinical symptoms, laboratory and chest radiograph. The patient was referred to Intensive Care Unit (ICU) and received heparin therapy with therapeutic doses are based on the aPTT levels. After 20 days of intensive care, the patient showed a significant improvement.Discussion: A coagulopathy has been reported in up to 50% of patients with severe COVID-19 manifestations. COVID-19-induced hypercoagulability has been demonstrated to play a significant role in overall COVID-19 outcomes. Current literature shows promising evidence with the use of therapeutic anticoagulation in high-risk individuals.Conclusion: In patients who present with severe COVID-19 with respiratory failure, pharmacological prophylactic anticoagulants can help prevent venous thromboembolism and other thrombotic events.Keywords: ARDS, coagulopathy, COVID-19, heparin, thrombosis Latar belakang: Penyebaran virus corona 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh  severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)  yang bermula di Wuhan, Cina menyebar dengan cepat ke berbagai negara di dunia dan menjadi sebuah pandemik. Infeksi virus corona diteliti berkaitan dengan adanya gangguan koagulasi dan peningkatan risiko trombosis. Kasus: Dalam laporan kasus ini, akan dipaparkan tentang kasus corona yang terjadi pada pria berusia 46 tahun terkonfirmasi COVID dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) berat yang sembuh dari penyakit tersebut. Uji real-time reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) sampel nasofaring dan orofaring menunjukkan hasil positif SARS-CoV-2. Diagnosis ARDS juga sesuai dengan gejala klinis, laboatorium, dan fototoraks. Pasien kemudian dirawat di ruang rawat intensif (ICU) dan mendapat terapi heparin yang disesuaikan dengan level aPTT. Setelah 20 hari perawatan intensif, pasien menunjukkan perbaikan yang signifikan. Diskusi: Kasus koagulopati dilaporkan lebih dari 50% pasien dengan COVID-19 yang berat. Hiperkoagulopati yang dipengaruhi oleh COVID-19 memainkan pengaruh yang signifikan pada hasil akhir dari penyakit tersebut. Studi pustaka terbaru menunjukkan bukti yang menjanjikan tentang penggunaan antikoagulan pada individu yang berisiko tinggi. Kesimpulan: Pada pasien COVID-19 gejala ber
背景:始于中国武汉的由严重急性呼吸综合征冠状病毒2型(SARS-CoV-2)引起的冠状病毒病2019 (COVID-19)疫情已在世界多个国家迅速蔓延,并已成为大流行。严重急性呼吸综合征-冠状病毒-2 (SARS-CoV-2)感染与凝血参数明显紊乱和血栓事件发生率增加有关。病例:在此,我们报告了一名46岁的病态肥胖男性,患有COVID急性呼吸窘迫综合征(ARDS),并存活下来。鼻咽拭子和口咽拭子实时逆转录聚合酶链反应(RT-PCR)检测结果均为SARS-CoV-2阳性。ARDS的诊断也是根据临床症状、实验室和胸片。患者被转至重症监护病房(ICU)并接受肝素治疗,治疗剂量根据aPTT水平确定。经过20天的精心护理,病人的病情有了明显的改善。讨论:据报道,高达50%的COVID-19严重症状患者存在凝血功能障碍。COVID-19诱导的高凝性已被证明在COVID-19的总体结局中发挥重要作用。目前的文献显示有希望的证据与使用治疗抗凝在高危人群。结论:在重症COVID-19合并呼吸衰竭患者中,预防性抗凝药物有助于预防静脉血栓栓塞和其他血栓事件。关键词:急性呼吸窘迫综合征,凝血功能障碍,COVID-19,肝素,血栓形成Latar belakang: Penyebaran病毒冠状病毒2019 (COVID-19) yang disebabkan -2 (SARS-CoV-2) yang bermuldi,中国武汉menyebar, dengan, cepat, berbagai, negarai, negarai, negarai, negarai, negarai, negarai, negarai, menjadi sebuah大流行英菲克氏病毒冠状病毒是一种传染性疾病。4 .新冠肺炎(COVID - 19)与急性呼吸窘迫综合征(ARDS)之间的关系,即急性呼吸窘迫综合征与急性呼吸窘迫综合征之间的关系。Uji实时逆转录-聚合酶链反应(RT-PCR)样本检测结果为SARS-CoV-2阳性。诊断:ARDS(急性呼吸窘迫综合征),实验室,呼吸窘迫。重症监护室(ICU)患者肝素水平与糖尿病患者aPTT水平的关系。Setelah 20 hari perawatan intensif, pasien menunjukkan perbaikan yang signfikan。讨论:Kasus koagulopati。杨Hiperkoagulopati杨dipengaruhi oleh pokalchuk COVID-19 memainkan pengaruh signifikan篇hasil akhir达里语penyakit于。[研究]老虎、老虎、老虎、老虎、老虎、老虎、老虎、老虎、老虎和老虎。研究结果:巴巴多尼亚人2019冠状病毒病状、静脉血栓栓塞、静脉血栓形成、静脉血栓形成、静脉血栓形成、静脉血栓形成。Kata Kunci: ARDS, COVID-19,肝素,koagulopati,血栓形成
{"title":"Penggunaan Heparin Dosis Tinggi pada Pasien COVID-19 dengan ARDS di Unit Perawatan Intensif (ICU) RS Darurat Wisma Atlit","authors":"Vien Hardiyanti","doi":"10.32734/scripta.v3i2.6293","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/scripta.v3i2.6293","url":null,"abstract":"Background: An outbreak of coronavirus disease 2019 (COVID-19) caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) that began in Wuhan, China has spread rapidly in multiple countries of the world and has become a pandemic. The severe acute respiratory syndrome-corona virus-2 (SARS-CoV-2) infection has been associated with significantly deranged coagulation parameters and increased incidence of thrombotic events.\u0000Case: Herein, we reported a 46-year-old morbidly obese man with acute respiratory distress syndrome (ARDS) of COVID who survived the disease. Real-time reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) assay of nasopharyngeal and oropharyngeal swabs were positive for SARS-CoV-2. Diagnosis of ARDS was also according to clinical symptoms, laboratory and chest radiograph. The patient was referred to Intensive Care Unit (ICU) and received heparin therapy with therapeutic doses are based on the aPTT levels. After 20 days of intensive care, the patient showed a significant improvement.\u0000Discussion: A coagulopathy has been reported in up to 50% of patients with severe COVID-19 manifestations. COVID-19-induced hypercoagulability has been demonstrated to play a significant role in overall COVID-19 outcomes. Current literature shows promising evidence with the use of therapeutic anticoagulation in high-risk individuals.\u0000Conclusion: In patients who present with severe COVID-19 with respiratory failure, pharmacological prophylactic anticoagulants can help prevent venous thromboembolism and other thrombotic events.\u0000Keywords: ARDS, coagulopathy, COVID-19, heparin, thrombosis\u0000 \u0000Latar belakang: Penyebaran virus corona 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh  severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)  yang bermula di Wuhan, Cina menyebar dengan cepat ke berbagai negara di dunia dan menjadi sebuah pandemik. Infeksi virus corona diteliti berkaitan dengan adanya gangguan koagulasi dan peningkatan risiko trombosis. \u0000Kasus: Dalam laporan kasus ini, akan dipaparkan tentang kasus corona yang terjadi pada pria berusia 46 tahun terkonfirmasi COVID dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) berat yang sembuh dari penyakit tersebut. Uji real-time reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) sampel nasofaring dan orofaring menunjukkan hasil positif SARS-CoV-2. Diagnosis ARDS juga sesuai dengan gejala klinis, laboatorium, dan fototoraks. Pasien kemudian dirawat di ruang rawat intensif (ICU) dan mendapat terapi heparin yang disesuaikan dengan level aPTT. Setelah 20 hari perawatan intensif, pasien menunjukkan perbaikan yang signifikan. \u0000Diskusi: Kasus koagulopati dilaporkan lebih dari 50% pasien dengan COVID-19 yang berat. Hiperkoagulopati yang dipengaruhi oleh COVID-19 memainkan pengaruh yang signifikan pada hasil akhir dari penyakit tersebut. Studi pustaka terbaru menunjukkan bukti yang menjanjikan tentang penggunaan antikoagulan pada individu yang berisiko tinggi. \u0000Kesimpulan: Pada pasien COVID-19 gejala ber","PeriodicalId":365874,"journal":{"name":"SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117171420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Hubungan Kebiasaan Menahan Buang Air Kecil, Jumlah Air Minum Harian dan Kebersihan Diri Saat Menstruasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Non Komplikata pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017-2018 2018年至2018年苏门答腊北部医学院医科学生膀胱感染病例为非膀胱感染病例
Pub Date : 2022-02-28 DOI: 10.32734/scripta.v3i2.5497
Habib Fachrurraji Nainggolan, Dhirajaya Dharma Kadar
Background: Urinary tract Infection (UTI) is an infection in the urinary tract that caused by the microorganism such as fungi, virus, and bacteria. UTI is one the infectious disease that often be found in the general practice. Number of the UTI patient in Indonesia has been recorded around 180,000 new cases in every year, with the most frequent in female. Urinary restriction, lack amount of daily water intake and poor menstrual hygiene are the most frequent events of the UTI in young age female.Objective: To find out the relationship between urinary restriction habit, amount of daily water intake, and menstrual hygiene with the event of uncomplicated UTI.Methods: This study is an analytic-observational study with cross-sectional design. Sample was taken by using simple random sampling technique. Sample was collected through a questionnaire and bivariate analyzing and then be processed with computer by using SPSS.Results: There are  no relationship between urinary retention habit (p=0,484) and menstrual hygiene (p=1,000) with the event of uncomplicated UTI. There is relationship between amount of daily water intake (p=0,000) with the event of uncomplicated UTI.Conclusion: There are no significant relationship between urinary retention habit and menstrual hygiene with the event of uncomplicated UTI. There is significant relationship between amount of daily water intake with the event of uncomplicated UTI.Keywords: menstruation, Urinary Tract Infection (UTI), urination, water intake Latar belakang: Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi pada saluran kemih yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti jamur, virus, dan bakteri. ISK merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum. Jumlah pasien ISK di Indonesia tercatat sekitar 180.000 kasus baru pertahun, dengan kejadian tersering pada jenis kelamin perempuan. Kebiasaan menahan buang air kecil (BAK), kurangnya konsumsi air minum harian dan kebersihan diri saat menstruasi yang buruk merupakan penyebab tersering kejadian ISK pada wanita usia muda. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kebiasaan menahan BAK, jumlah air minum harian, dan kebersihan diri saat menstruasi dengan kejadian ISK non komplikata. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan dilakukan analisa bivariat serta pengolahan data dengan komputerisasi menggunakan SPSS. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan menahan BAK (p=0,484) dan kebersihan diri saat menstruasi (p=1,000) dengan kejadian ISK non komplikata. Terdapat hubungan antara jumlah air minum harian (p=0,000) dengan kejadian ISK non komplikata. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan menahan BAK dan kebersihaan diri saat mentruasi dengan kejadian ISK non komplikata. Terdapat hubungan antara jumlah air minum harian dengan kejadian ISK non komplikata.Kat
背景:尿路感染(UTI)是由真菌、病毒、细菌等微生物引起的尿路感染。尿路感染是一种常见的感染性疾病。印度尼西亚的尿路感染患者每年约有18万例新病例,其中以女性最为常见。尿路限制、每日饮水量不足和月经卫生不良是年轻女性尿路感染最常见的事件。目的:探讨限尿习惯、每日饮水量及经期卫生与单纯尿路感染的关系。方法:采用横断面设计的分析观察研究。样本采用简单随机抽样技术。通过问卷调查和双变量分析收集样本,然后用SPSS软件进行计算机处理。结果:尿潴留习惯(p=0,484)和月经卫生(p=1,000)与无并发症尿路感染事件无关。每日饮水量(p= 0000)与无并发症尿路感染的发生有关系。结论:尿潴留习惯和经期卫生与无并发症尿路感染的发生无显著关系。每日饮水量与无并发症尿路感染的发生有显著关系。关键词:月经,尿路感染(UTI),排尿,饮水Latar belakang: Infeksi saluran kemih (ISK), merupakan Infeksi paada saluran kemih yang, disebabkan oleh,分离微生物,病毒,细菌。我想我是在为我的祖国服务。Jumlah pasien ISK di Indonesia tercatatsekitar 180,000 kasus baru pertahun, denan kejjadian tersering padis kelamin perempuan。kebiasan menahan hang air kecil (BAK), kurangnya konsumsi air minharian, kebersihan dii, dii, dii, meupakan penyebab, terseri kejadian ISK pada wanita usia muda。图:Mengetahui hubungan antara kebiasaan menahan BAK, jumlah air minumharian, dan kebersihan diri saat menstruasi dengan kejadian ISK non komplikata。方法:Penelitian ini merupakan Penelitian分析-观测登根设计截面。彭丹兰样本为简单随机抽样。彭彭年数据为双变量分析,彭彭年数据为双变量分析,彭彭年数据为双变量分析。Hasil: Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan menahan BAK (p=0,484) dan kebersihan diri saat menstruasi (p=1,000) dengan kejadian ISK non komplikata。Terdapat hubungan antara jumlah air minimum harian (p= 0000) dengan kejadian ISK non komplikata。kespulan: Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan menahan BAK dan kebersihaan diri saat mentruasi dengan kejadian ISK non komplikata。Terdapat hubungan antara jumlah air最小,最小,最小,最小,最小,最小。Kata Kunci:最低限度的空气,Buang air Kecil (BAK), Infeksi Saluran Kemih (ISK),月经
{"title":"Hubungan Kebiasaan Menahan Buang Air Kecil, Jumlah Air Minum Harian dan Kebersihan Diri Saat Menstruasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Non Komplikata pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017-2018","authors":"Habib Fachrurraji Nainggolan, Dhirajaya Dharma Kadar","doi":"10.32734/scripta.v3i2.5497","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/scripta.v3i2.5497","url":null,"abstract":"Background: Urinary tract Infection (UTI) is an infection in the urinary tract that caused by the microorganism such as fungi, virus, and bacteria. UTI is one the infectious disease that often be found in the general practice. Number of the UTI patient in Indonesia has been recorded around 180,000 new cases in every year, with the most frequent in female. Urinary restriction, lack amount of daily water intake and poor menstrual hygiene are the most frequent events of the UTI in young age female.\u0000Objective: To find out the relationship between urinary restriction habit, amount of daily water intake, and menstrual hygiene with the event of uncomplicated UTI.\u0000Methods: This study is an analytic-observational study with cross-sectional design. Sample was taken by using simple random sampling technique. Sample was collected through a questionnaire and bivariate analyzing and then be processed with computer by using SPSS.\u0000Results: There are  no relationship between urinary retention habit (p=0,484) and menstrual hygiene (p=1,000) with the event of uncomplicated UTI. There is relationship between amount of daily water intake (p=0,000) with the event of uncomplicated UTI.\u0000Conclusion: There are no significant relationship between urinary retention habit and menstrual hygiene with the event of uncomplicated UTI. There is significant relationship between amount of daily water intake with the event of uncomplicated UTI.\u0000Keywords: menstruation, Urinary Tract Infection (UTI), urination, water intake\u0000 \u0000Latar belakang: Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi pada saluran kemih yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti jamur, virus, dan bakteri. ISK merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik umum. Jumlah pasien ISK di Indonesia tercatat sekitar 180.000 kasus baru pertahun, dengan kejadian tersering pada jenis kelamin perempuan. Kebiasaan menahan buang air kecil (BAK), kurangnya konsumsi air minum harian dan kebersihan diri saat menstruasi yang buruk merupakan penyebab tersering kejadian ISK pada wanita usia muda. \u0000Tujuan: Mengetahui hubungan antara kebiasaan menahan BAK, jumlah air minum harian, dan kebersihan diri saat menstruasi dengan kejadian ISK non komplikata. \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan dilakukan analisa bivariat serta pengolahan data dengan komputerisasi menggunakan SPSS. \u0000Hasil: Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan menahan BAK (p=0,484) dan kebersihan diri saat menstruasi (p=1,000) dengan kejadian ISK non komplikata. Terdapat hubungan antara jumlah air minum harian (p=0,000) dengan kejadian ISK non komplikata. \u0000Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan menahan BAK dan kebersihaan diri saat mentruasi dengan kejadian ISK non komplikata. Terdapat hubungan antara jumlah air minum harian dengan kejadian ISK non komplikata.\u0000Kat","PeriodicalId":365874,"journal":{"name":"SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122901392","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Role of Tomato (Solanum lycopersicum) in Management and Prevention of Four Most Common Cancer in Indonesia 番茄(Solanum lycopersicum)在印度尼西亚管理和预防四种最常见癌症中的作用
Pub Date : 2022-02-28 DOI: 10.32734/scripta.v3i2.5522
Lathifah Dzakiyyah Zulfa, Dessyani Salim, Abigail Tirza Melia Silalahi
Introduction: The rate of new cancer cases in Indonesia is very high. With various risk factors, cancer becomes easier to attack individuals, but that does not mean these factors cannot be changed. One of the modifiable risk factors of cancer is diet from food.Objective: This review aims to investigate the role of chemical compound in tomato (S. lycopersicum) in management and prevention of breast, cervix uteri, lung, and liver cancer.Method: Method for writing this review is by searching for literature published in 2012 - 2020 was carried out to prove the effect of tomatoes on cancer incidence through in vitro, in vivo, and clinical studies.Results: Lycopene in tomatoes has been shown to withstand the cell cycle, inhibit NF-кB, and affect enzymes that produce toxic metabolites, thus preventing the development of various types of cancer. Other active compound such as carotenoid lutein can act as cytotoxic agents by increasing p53 phosphorylation and suppressing the expression of anti-apoptotic genes in breast cancer cells. Interaction between tomatine or tomatidine (another compound in tomatoes) with EGFR will prevent the development or metastasis of non-small cell lung carcinoma.Conclusion: These facts can be concluded that tomato (with various active compound in it) consumption potentially strong in preventing breast, cervix uteri, lung, and liver cancer. Further research should clarify the recommended tomato active compound level for daily consumption and its long-term side effect.Keywords: cancer, diet, Solanum lycopersicum Pendahuluan: Tingkat kasus baru kanker di Indonesia sangatlah tinggi. Terdapat 65.858 kasus baru kanker payudara pada 2020. Dengan berbagai macam faktor risiko, kanker menjadi lebih mudah menyerang individu, namun bukan berarti faktor tersebut tidak dapat diubah. Salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah diet. Tujuan: Ulasan ini bertujuan untuk membahas bagaimana konsumsi tomat dapat mengurangi risiko terkena kanker maupun memperbaiki prognosis penderita kanker. Metode: Metode penulisan ulasan ini adalah mencari literatur yang dipublikasi selama 2016 – 2021 secara daring dilakukan untuk membuktikan pengaruh tomat terhadap kejadian kanker baik secara in vivo, in vitro, serta penelitian klinis. Hasil: Lycopene yang terkandung pada tomat terbukti menahan siklus sel, menginhibisi NF- B, dan menekan efek enzim yang memproduksi metabolit beracun sehingga bermanfaat dalam mencegah perkembangan berbagai jenis kanker. Bahan aktif lain seperti karotenoid lutein mampu bertindak sebagai agen sitotoksik yang meningkatkan fosforilasi p53 dan menekan ekspresi gen anti – apoptotic pada sel kanker payudara. Interaksi tomatine dan tomatidine (kandungan lain pada tomat) dengan EGFR akan mencegah perkembangan maupun metastasis non-small cell lung carcinoma. Kesimpulan: Beberapa fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumsi tomat berpotensi mencegah kanker payudara, serviks uteri, paru – paru, dan hepar. Penelitian s
印度尼西亚的新发癌症病例率非常高。有了各种各样的危险因素,癌症变得更容易攻击个人,但这并不意味着这些因素不能改变。其中一个可改变的癌症风险因素是来自食物的饮食。目的:探讨番茄中的化学成分在乳腺癌、宫颈癌、肺癌和肝癌防治中的作用。方法:本综述的写作方法是通过检索2012 - 2020年发表的文献,通过体外、体内和临床研究证明番茄对癌症发病率的影响。结果:番茄中的番茄红素已被证明可以抵抗细胞周期,抑制NF-кB,并影响产生有毒代谢物的酶,从而防止各种类型癌症的发展。其他活性化合物如类胡萝卜素叶黄素可以通过增加p53磷酸化和抑制乳腺癌细胞中抗凋亡基因的表达而发挥细胞毒性作用。番茄素或番茄碱(番茄中的另一种化合物)与EGFR之间的相互作用将阻止非小细胞肺癌的发展或转移。结论:食用含有多种活性化合物的番茄对预防乳腺癌、宫颈癌、肺癌和肝癌具有潜在的强大作用。进一步的研究应阐明每日食用番茄的推荐活性化合物水平及其长期副作用。关键词:癌症;饮食;茄菜;terapat 65.858 kasus baru kanker payudara pada 2020。邓安·贝巴加·玛卡姆·弗拉克·曼加迪·莱比赫·玛卡姆·弗拉克·曼纳姆·伯拉克·弗拉克·帕帕特·迪乌巴。Salah - satu factor是什么?图库:Ulasan ini bertujuan untuk memberbahas bagaimana konsumsi tomat dapat mengurangi risiko terkena kanker maupun memberperbaiki prognosis penderita kanker。方法:Metode penulisan ulasan ini adalah menica文献,yang dipublikasei杂志2016 - 2021 secara daring dilakukan untuk membuktikan pengaruh西红柿terhadap kejadian kanker baik secara体内,体外,serta penelitian klinis。4 .番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)、番茄红素(番茄红素)。Bahan aktif - 3,类胡萝卜素叶黄素,mampu, bertindak, sebagai, sitotoksik, yang, meningkatkan, fosforilase, p53, menekan, ekresgen,抗凋亡,papakker, payudara。Interaksi tomatine dan tomatidine (kandungan lain paada tomatidine) dengan EGFR akan menegah perkembangan maupun转移性非小细胞肺癌。kespulpulan: Beberapa fakta tersebut dapat dispulpulkan bahwa konsumsi tomat berpotensi menmenegah kanker payudara, serviks uteri, paru - paru, dan hepar。Penelitian selanjutnya perlu membuktikan berapa rekomendasbanyaknya konsumsi tomharian。Kata Kunci:饮食,kanker,西红柿
{"title":"Role of Tomato (Solanum lycopersicum) in Management and Prevention of Four Most Common Cancer in Indonesia","authors":"Lathifah Dzakiyyah Zulfa, Dessyani Salim, Abigail Tirza Melia Silalahi","doi":"10.32734/scripta.v3i2.5522","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/scripta.v3i2.5522","url":null,"abstract":"Introduction: The rate of new cancer cases in Indonesia is very high. With various risk factors, cancer becomes easier to attack individuals, but that does not mean these factors cannot be changed. One of the modifiable risk factors of cancer is diet from food.\u0000Objective: This review aims to investigate the role of chemical compound in tomato (S. lycopersicum) in management and prevention of breast, cervix uteri, lung, and liver cancer.\u0000Method: Method for writing this review is by searching for literature published in 2012 - 2020 was carried out to prove the effect of tomatoes on cancer incidence through in vitro, in vivo, and clinical studies.\u0000Results: Lycopene in tomatoes has been shown to withstand the cell cycle, inhibit NF-кB, and affect enzymes that produce toxic metabolites, thus preventing the development of various types of cancer. Other active compound such as carotenoid lutein can act as cytotoxic agents by increasing p53 phosphorylation and suppressing the expression of anti-apoptotic genes in breast cancer cells. Interaction between tomatine or tomatidine (another compound in tomatoes) with EGFR will prevent the development or metastasis of non-small cell lung carcinoma.\u0000Conclusion: These facts can be concluded that tomato (with various active compound in it) consumption potentially strong in preventing breast, cervix uteri, lung, and liver cancer. Further research should clarify the recommended tomato active compound level for daily consumption and its long-term side effect.\u0000Keywords: cancer, diet, Solanum lycopersicum\u0000 \u0000Pendahuluan: Tingkat kasus baru kanker di Indonesia sangatlah tinggi. Terdapat 65.858 kasus baru kanker payudara pada 2020. Dengan berbagai macam faktor risiko, kanker menjadi lebih mudah menyerang individu, namun bukan berarti faktor tersebut tidak dapat diubah. Salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah diet. \u0000Tujuan: Ulasan ini bertujuan untuk membahas bagaimana konsumsi tomat dapat mengurangi risiko terkena kanker maupun memperbaiki prognosis penderita kanker. \u0000Metode: Metode penulisan ulasan ini adalah mencari literatur yang dipublikasi selama 2016 – 2021 secara daring dilakukan untuk membuktikan pengaruh tomat terhadap kejadian kanker baik secara in vivo, in vitro, serta penelitian klinis. \u0000Hasil: Lycopene yang terkandung pada tomat terbukti menahan siklus sel, menginhibisi NF- B, dan menekan efek enzim yang memproduksi metabolit beracun sehingga bermanfaat dalam mencegah perkembangan berbagai jenis kanker. Bahan aktif lain seperti karotenoid lutein mampu bertindak sebagai agen sitotoksik yang meningkatkan fosforilasi p53 dan menekan ekspresi gen anti – apoptotic pada sel kanker payudara. Interaksi tomatine dan tomatidine (kandungan lain pada tomat) dengan EGFR akan mencegah perkembangan maupun metastasis non-small cell lung carcinoma. \u0000Kesimpulan: Beberapa fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumsi tomat berpotensi mencegah kanker payudara, serviks uteri, paru – paru, dan hepar. Penelitian s","PeriodicalId":365874,"journal":{"name":"SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132767760","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Effects of Adjuvant Administration of Macromolecules and Total Calories through Aggressive Parenteral Nutrition in Improvement of Neovascularisation of Infants with Retinopathy of Prematurity: A Literature Review 通过积极的肠外营养辅助给药大分子和总热量对早产儿视网膜病变新生血管的改善作用:文献综述
Pub Date : 2022-02-28 DOI: 10.32734/scripta.v3i2.4471
Stefany Tanto, G. Octavius, Alvita Suci Edgina
Introduction: Retinopathy of Prematurity (ROP) is almost exclusively in premature infants. With advanced care and technology, the prevalence of retinopathy of prematurity in babies is increasing, which means the incidence of preventable blindness in ROP is increasing.Objectives:  To evaluate the effects of protein, glucose, lipids, and total calories from Aggressive Parenteral Nutrition (APN) in improving neovascularisation of ROP in premature infants.Methods: We searched PubMed, Ophthalmology Advance, Scientific Reports, and Science Direct using the terms "Retinopathy of Prematurity", "Aggressive Parenteral Nutrition", "Prevalence of Retinopathy of Prematurity in Indonesia", "Protein", "Lipid", "Carbohydrate", "Glucose", "Total Calories", "Neovascularization", and "Prematurity" in various combinations.Results: We found three pieces of literature stating a positive association between APN and improvement of ROP, while one literature states that there is no significant change of prevalence of ROP by administering APN.Keywords: Aggressive Parenteral Nutrition, glucose, lipid, protein, Retinopathy of Prematurity Pendahuluan: Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah penyakit yang hampir secara eksklusif terjadi pada bayi prematur. Dengan perawatan dan teknologi yang canggih, prevalensi retinopati pada bayi prematur meningkat dan ini berarti kejadian kebutaan yang dapat dicegah pada ROP meningkat.Tujuan: Untuk mengevaluasi efek protein, glukosa, lipid, dan kalori total dari Nutrisi Parenteral Agresif (APN) dalam meningkatkan neovaskularisasi ROP pada bayi prematur.Metode: Kami mencari PubMed, Ophthalmology Advance, Scientific Reports dan Science Direct menggunakan istilah “Retinopathy of Prematurity”, “Aggressive Parenteral Nutrition”, “Prevalence of Retinopathy of Prematurity in Indonesia”, “Protein”, “Lipid”, “Carbohydrate” , "Glukosa", "Kalori Total", "Neovaskularisasi", dan "Prematuritas" dalam berbagai kombinasi.Hasil: Ditemukan tiga literatur yang menyatakan terdapat hubungan positif antara APN dengan peningkatan ROP sedangkan satu literatur menyatakan tidak ada perubahan signifikan prevalensi ROP dengan pemberian APN.Kata Kunci: Nutrisi Parenteral Agresif, glukosa, lipid, protein, Retinopati Prematuritas
早产儿视网膜病变(ROP)几乎只发生在早产儿中。随着护理和技术的进步,早产儿视网膜病变的患病率越来越高,这意味着ROP中可预防性失明的发生率也在增加。目的:评价积极肠外营养(APN)中蛋白质、葡萄糖、脂质和总热量对早产儿ROP新生血管的改善作用。方法:我们检索PubMed、ophthalology Advance、Scientific Reports和Science Direct,检索词为“早产儿视网膜病变”、“积极的肠外营养”、“印度尼西亚早产儿视网膜病变患病率”、“蛋白质”、“脂质”、“碳水化合物”、“葡萄糖”、“总热量”、“新生血管”和“早产儿”。结果:我们发现3篇文献表明APN与ROP改善呈正相关,而1篇文献表明APN对ROP患病率无显著影响。关键词:积极肠外营养,葡萄糖,脂质,蛋白质,早产儿视网膜病变,潘达胡兰:早产儿视网膜病变(ROP),阿达拉,潘雅基特,杨氏,损伤,视网膜病变,白斑,白斑,巴氏,早产儿。登高perawatan dantecologii yang changgih, prevalensi retinopati pada bayi早产脑膜炎,但我的berarti kejadian, kebutaan yang dapat dicegah pada ROP脑膜炎。图娟:Untuk mengevaluasi efek蛋白,葡萄糖,脂质,dan kalori total dari Nutrisi non - teral Agresif (APN) dalam meningkatkan neaskularisasrop pada bayi早产。方法:Kami menari PubMed, ophthalology Advance, Science Reports and Science Direct menggunakan istilah“早产儿视网膜病变”,“积极的肠外营养”,“印度尼西亚早产儿视网膜病变的患病率”,“蛋白质”,“脂质”,“碳水化合物”,“Glukosa”,“Kalori Total”,“Neovaskularisasi”,“Prematuritas”dalam berbagai kombinasi。2 .中文:Ditemukan tiga literature yang menyatakan terdapat hubungan positive antara APN dengan peningkatan ROP sedangkan satu literature menyatakan tidak ada perubahan signikan prevalensi ROP dengan perberian APN。Kata Kunci:营养,葡萄糖,脂质,蛋白质,早产儿视网膜
{"title":"Effects of Adjuvant Administration of Macromolecules and Total Calories through Aggressive Parenteral Nutrition in Improvement of Neovascularisation of Infants with Retinopathy of Prematurity: A Literature Review","authors":"Stefany Tanto, G. Octavius, Alvita Suci Edgina","doi":"10.32734/scripta.v3i2.4471","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/scripta.v3i2.4471","url":null,"abstract":"Introduction: Retinopathy of Prematurity (ROP) is almost exclusively in premature infants. With advanced care and technology, the prevalence of retinopathy of prematurity in babies is increasing, which means the incidence of preventable blindness in ROP is increasing.\u0000Objectives:  To evaluate the effects of protein, glucose, lipids, and total calories from Aggressive Parenteral Nutrition (APN) in improving neovascularisation of ROP in premature infants.\u0000Methods: We searched PubMed, Ophthalmology Advance, Scientific Reports, and Science Direct using the terms \"Retinopathy of Prematurity\", \"Aggressive Parenteral Nutrition\", \"Prevalence of Retinopathy of Prematurity in Indonesia\", \"Protein\", \"Lipid\", \"Carbohydrate\", \"Glucose\", \"Total Calories\", \"Neovascularization\", and \"Prematurity\" in various combinations.\u0000Results: We found three pieces of literature stating a positive association between APN and improvement of ROP, while one literature states that there is no significant change of prevalence of ROP by administering APN.\u0000Keywords: Aggressive Parenteral Nutrition, glucose, lipid, protein, Retinopathy of Prematurity\u0000 \u0000Pendahuluan: Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah penyakit yang hampir secara eksklusif terjadi pada bayi prematur. Dengan perawatan dan teknologi yang canggih, prevalensi retinopati pada bayi prematur meningkat dan ini berarti kejadian kebutaan yang dapat dicegah pada ROP meningkat.\u0000Tujuan: Untuk mengevaluasi efek protein, glukosa, lipid, dan kalori total dari Nutrisi Parenteral Agresif (APN) dalam meningkatkan neovaskularisasi ROP pada bayi prematur.\u0000Metode: Kami mencari PubMed, Ophthalmology Advance, Scientific Reports dan Science Direct menggunakan istilah “Retinopathy of Prematurity”, “Aggressive Parenteral Nutrition”, “Prevalence of Retinopathy of Prematurity in Indonesia”, “Protein”, “Lipid”, “Carbohydrate” , \"Glukosa\", \"Kalori Total\", \"Neovaskularisasi\", dan \"Prematuritas\" dalam berbagai kombinasi.\u0000Hasil: Ditemukan tiga literatur yang menyatakan terdapat hubungan positif antara APN dengan peningkatan ROP sedangkan satu literatur menyatakan tidak ada perubahan signifikan prevalensi ROP dengan pemberian APN.\u0000Kata Kunci: Nutrisi Parenteral Agresif, glukosa, lipid, protein, Retinopati Prematuritas","PeriodicalId":365874,"journal":{"name":"SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130749168","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Korelasi Aktivitas Fisik Dengan Memori Kerja Pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 北苏门答腊大学医学院医学院教育学生的体育活动与就业记忆之间的关系
Pub Date : 2022-02-28 DOI: 10.32734/scripta.v3i2.6863
Siti Raudhah Nadira, M. Daulay
Background: Physical activity is a contraction of the skeletal muscles which results in a core increase in caloric requirements compared to resting energy expenditure. Globally, around 23% of adults aged >18 years were not active enough in 2010. In Indonesia, low physical activity among people aged >10 years has increased, from 2013 to 26, 1% increased to 33.5% in 2018. Low levels of physical activity affect cognitive function, such as working memory, learning motivation, and concentration in addition to causing problems in physical and psychological health. Working memory plays an important role in learning process and is influenced by physical activity, low working memory will make it difficult to receive new information and decrease learning achievement.Objective: Finding the relationship between physical activity and working memory in medical students at the Universitas Sumatera Utara. Methods: This study used an analytical method using a cross-sectional design. The data will be analyzed with the Pearson or Spearman analysis test using a data processing program.Results: The mean physical activity was highest in the age of 22 years (3598.33 MET/week), class of 2018 (2389.83 MET-minutes/week), and male gender (3219.55 MET-minutes/week). While the mean working memory capacity was highest in the age of 22 years (43.67), class of 2017 (37.77), and male gender (38.1). The non-parametric correlation test had insignificant results (p=0.393), proving there was no relationship between physical activity and working memory in students.Conclusion: Physical activity doesn’t affect the working memory capacity of students at the Faculty of Medicine, Universitas Sumatera Utara.Keywords: cognitive function, physical activity, students, working memory Latar Belakang: Aktivitas fisik adalah setiap kontraksi otot rangka yang menghasilkan peningkatan inti dalam kebutuhan kalori dibandingkan pengeluaran energi saat istirahat. Secara global, sekitar 23% orang dewasa yang berusia >18 tahun tidak cukup aktif pada tahun 2010. Di Indonesia, rendahnya aktivitas fisik pada penduduk usia >10 tahun mengalami peningkatan, dari tahun 2013 sebesar 26,1% meningkat menjadi 33,5% pada tahun 2018. Tingkat aktivitas fisik yang rendah berpengaruh pada fungsi kognitif, seperti memori kerja, motivasi belajar, dan konsentrasi selain menyebabkan masalah pada kesehatan fisik dan psikologis. Memori kerja berperan penting dalam proses pembelajaran dan dipengaruhi oleh aktivitas fisik, memori kerja yang rendah akan menimbulkan kesulitan untuk menerima informasi baru serta penurunan prestasi belajar. Tujuan: Menemukan korelasi antara aktivitas fisik dengan memori kerja pada mahasiswa fakultas kedokteran universitas sumatera utara. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Data akan dianalisis dengan uji analisis pearson atau spearman menggunakan program pengolahan data. Hasil: Rata-rata paling tinggi untuk aktivitas fisik pada usi
背景:体力活动是骨骼肌的收缩,导致与静息能量消耗相比,核心热量需求增加。在全球范围内,2010年约有23%的18岁至18岁的成年人不够活跃。在印度尼西亚,10岁至10岁人群身体活动不足的情况有所增加,从2013年增加到26.1%,到2018年增加到33.5%。低水平的身体活动会影响认知功能,如工作记忆、学习动机和注意力,此外还会导致身体和心理健康问题。工作记忆在学习过程中起着重要的作用,受身体活动的影响,低的工作记忆会使学生难以接受新信息,降低学习成绩。目的:探讨北苏门答腊大学医学生体力活动与工作记忆的关系。方法:本研究采用横断面设计的分析方法。使用数据处理程序对数据进行Pearson或Spearman分析测试。结果:平均体力活动在22岁(3598.33 MET/week)、2018级(2389.83 MET-min /week)和男性(3219.55 MET-min /week)中最高。而平均工作记忆容量在22岁(43.67)、2017级(37.77)和男性(38.1)中最高。非参数相关检验结果不显著(p=0.393),证明体育活动与学生工作记忆没有关系。结论:体育锻炼对苏门答腊大学医学院学生的工作记忆能力没有影响。关键词:认知功能,身体活动,学生,工作记忆,拉塔·别拉康,Aktivitas fisik adalah seap kontraksi otot rangka yang, menghasilkan peningkatan inti dalam kebutuhan kalori dibandingkan peneluaran energi satitiraan。赛卡拉全球,赛卡拉23%的橙汁,橙汁,橙汁,橙汁,橙汁,橙汁,橙汁,橙汁。Di Indonesia, rendahnya aktivitas fisik padpenduduk usia bbb10 tahun mengalami peningkatan, dari tahun 2013 sebesar 26,1% meningkat menjadi 33,5% padtahun 2018。Tingkat aktivitas fisik yang rendah berpengaruh pada funisik kogniif, perperti memori kerja, motivasi belajar, dankonsentrasi selain menyebabkan masalah pada kesehatan fisik dan心理学。《印度日报》报道说,“印度日报”是“印度日报”,“印度日报”是“印度日报”,“印度日报”是“印度日报”,是“印度日报”。图juan: Menemukan korelasi antara aktivitas fisik dengan memori kerja padmahasiswa fakultas kedokteran universitas sumata utara。方法:Penelitian ini mongunakan方法分析,登安mongunakan设计截面。数据akan分析,dengan uji分析,pearson, atau, spearman, menggunakan程序,pengolahan数据。Hasil: Rata-rata paling tinggi untuk aktivitas fisik pada usia 22 tahun (3598,33 MET/minggu), angkatan 2018 (2389,83 MET-menit/minggu), dan jenis kelamin laki (3219,55 MET-menit/minggu)。Sedangkan rata-rata paling tinggi untuk kapasitas memori kerja padusia 22 tahun (43,67), angkatan 2017 (37,77), dan jenis kelamin laki-laki(38,1)。Uji korelasi非参数记忆(p= 0,393), membuktikan tidak adanya korelasi antara aktivitas fisik dengan memori kerja pada mahasiswa。kespulan: Aktivitas fisik tidak mempengaruhi kapasitas memori kerja pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas sumata Utara。Kata Kunci: aktivitas fisisk,真菌认知,mahasiswa, memori kerja
{"title":"Korelasi Aktivitas Fisik Dengan Memori Kerja Pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara","authors":"Siti Raudhah Nadira, M. Daulay","doi":"10.32734/scripta.v3i2.6863","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/scripta.v3i2.6863","url":null,"abstract":"Background: Physical activity is a contraction of the skeletal muscles which results in a core increase in caloric requirements compared to resting energy expenditure. Globally, around 23% of adults aged >18 years were not active enough in 2010. In Indonesia, low physical activity among people aged >10 years has increased, from 2013 to 26, 1% increased to 33.5% in 2018. Low levels of physical activity affect cognitive function, such as working memory, learning motivation, and concentration in addition to causing problems in physical and psychological health. Working memory plays an important role in learning process and is influenced by physical activity, low working memory will make it difficult to receive new information and decrease learning achievement.\u0000Objective: Finding the relationship between physical activity and working memory in medical students at the Universitas Sumatera Utara. \u0000Methods: This study used an analytical method using a cross-sectional design. The data will be analyzed with the Pearson or Spearman analysis test using a data processing program.\u0000Results: The mean physical activity was highest in the age of 22 years (3598.33 MET/week), class of 2018 (2389.83 MET-minutes/week), and male gender (3219.55 MET-minutes/week). While the mean working memory capacity was highest in the age of 22 years (43.67), class of 2017 (37.77), and male gender (38.1). The non-parametric correlation test had insignificant results (p=0.393), proving there was no relationship between physical activity and working memory in students.\u0000Conclusion: Physical activity doesn’t affect the working memory capacity of students at the Faculty of Medicine, Universitas Sumatera Utara.\u0000Keywords: cognitive function, physical activity, students, working memory\u0000 \u0000Latar Belakang: Aktivitas fisik adalah setiap kontraksi otot rangka yang menghasilkan peningkatan inti dalam kebutuhan kalori dibandingkan pengeluaran energi saat istirahat. Secara global, sekitar 23% orang dewasa yang berusia >18 tahun tidak cukup aktif pada tahun 2010. Di Indonesia, rendahnya aktivitas fisik pada penduduk usia >10 tahun mengalami peningkatan, dari tahun 2013 sebesar 26,1% meningkat menjadi 33,5% pada tahun 2018. Tingkat aktivitas fisik yang rendah berpengaruh pada fungsi kognitif, seperti memori kerja, motivasi belajar, dan konsentrasi selain menyebabkan masalah pada kesehatan fisik dan psikologis. Memori kerja berperan penting dalam proses pembelajaran dan dipengaruhi oleh aktivitas fisik, memori kerja yang rendah akan menimbulkan kesulitan untuk menerima informasi baru serta penurunan prestasi belajar. \u0000Tujuan: Menemukan korelasi antara aktivitas fisik dengan memori kerja pada mahasiswa fakultas kedokteran universitas sumatera utara. \u0000Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Data akan dianalisis dengan uji analisis pearson atau spearman menggunakan program pengolahan data. \u0000Hasil: Rata-rata paling tinggi untuk aktivitas fisik pada usi","PeriodicalId":365874,"journal":{"name":"SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131763852","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Inhibitor Kanal Kv1.3: Ekstrak Racun Kalajengking spesies Heterometrus spinnifer (HsTX1) sebagai Terapi Potensial Lupus Eritematosus Sistemik (LES) 运河抑制剂kv1.3:从蝎子毒液中提取蝎子毒液(HsTX1)作为系统红斑潜在治疗方法(LES)
Pub Date : 2022-02-28 DOI: 10.32734/scripta.v3i2.4538
Yitzchak Millenard Sigilipu, Namira Assyfa Nurazizah, Nararian Padma Dewi
Background: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is one of the most complex and common autoimmune disease. Current therapy is limited to symptomatic treatment which lead to disease relapse. The use of corticosteroids as immunosuppressant has many side effects. Long-term use of this drug can cause the occurrence of osteoporosis, which confers more risk since most of SLE patients are women. Animal venom is a potential substance for development of therapeutic modalities. One of  the example of successful animal venom usage in therapy is captopril as anti-hypertensive agent.Objectives: exploring the potential of scorpion venom as therapeutic modality for LES.Methods: Analysis and synthesis of articles in the form of research paper and reviews relevant with the keywords Kv 1.3 channel, Systemic Lupus Erythematosus (SLE), dan Scorpion Venom.Discussion: Inhibition of Kv1.3 channel by the peptides of scorpion venom has given new hope for the treatment of autoimmune diseases one of which is SLE. The channel is involved in most of the lymphocyte activation.Conclusion: The utilization of scorpion toxins, especially the species of Heterometrus spinnifer (HsTX1), is expected to enlighten future developments of SLE treatment.Keywords: Heterometrus spinnifer, HsTX1, Kv1.3 channel, scorpion venom, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) Latar Belakang: Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan salah satu penyakit autoimun yang kompleks dan cukup sering ditemui. Terapi saat ini hanya sebatas pada pengobatan simtomatik dan bersifat sementara. Penggunaan kortikosteroid sebagai imunosupresan memiliki banyak efek samping. Penggunaan obat ini secara jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis, terlebih LES umumnya diderita oleh wanita. Racun merupakan salah satu substansi yang potensial untuk digunakan sebagai modalitas terapi. Salah satu contoh keberhasilan pengolahannya adalah obat kaptopril yang berfungsi sebagai obat antihipertensi. Tujuan: menggali potensi penggunaan racun kalajengking sebagai terapi LES. Metode: Analisis dan sintesis dari artikel berupa research paper dan review yang relevan dengan kata kunci Kv 1.3 channel, Lupus Eritematosus Sistemik (LES), dan Scorpion Venom. Pembahasan: Inhibisi kanal Kv1.3 oleh peptida racun kalajengking memiliki potensi sebagai terapi penyakit autoimun salah satunya adalah LES. Kanal tersebut terlibat dalam sebagian besar aktivasi sel limfosit. Kesimpulan: Pemanfaatan kandungan racun kalajengking, khususnya spesies Heterometrus spinnifer (HsTX1), diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan terapi LES di masa depan.Kata Kunci: Heterometrus spinnifer, HsTX1, kanal Kv1.3, Lupus Eritematosus Sistemik (LES), racun kalajengking
背景:系统性红斑狼疮(SLE)是最复杂、最常见的自身免疫性疾病之一。目前的治疗仅限于导致疾病复发的对症治疗。使用皮质类固醇作为免疫抑制剂有许多副作用。长期使用该药可导致骨质疏松症的发生,由于SLE患者多为女性,骨质疏松症的风险更大。动物毒液是开发治疗方法的潜在物质。动物毒液在治疗中成功应用的一个例子是卡托普利作为降压药。目的:探讨蝎毒液治疗LES的潜力。方法:对关键词Kv 1.3通道、系统性红斑狼疮(SLE)、丹蝎毒相关的研究论文和综述进行分析综合。讨论:蝎毒多肽抑制Kv1.3通道为自身免疫性疾病的治疗带来了新的希望,SLE就是其中之一。该通道参与了大多数淋巴细胞的活化。结论:蝎毒素,尤其是异角蛛毒素(HsTX1)的利用有望对SLE治疗的未来发展有所启发。关键词:异长旋丝虫,HsTX1, Kv1.3通道,蝎子毒液,系统性红斑狼疮(SLE)Terapi saat ini hanya sebatas pada pengobatan simtomatik dan sementara。彭家南甾体抗炎药免疫抑制药。彭家南obat ini secara jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya骨质疏松症,terlebih LES umumnya diderita oleh wanita。杨Racun merupakan salah研究substansi potensial为她digunakan sebagai modalitas terapi。Salah satu contoh keberhasilan pengolahannya adalah obat kaptopril yang berfungsi sebagai obat抗高血压。图集:孟加利潜能,彭古纳,拉昆,卡拉扬金,塞巴盖,特拉皮,LES。方法:分析丹参毒素的文献资料,综述杨氏相关文献,丹参毒素kv1.3通道、红斑狼疮(LES)、丹参蝎毒。Pembahasan:抑制kanal Kv1.3 oleh肽racun kalajengking memiliki potentisi sebagai terapi penyakit autoimmune salah satunya adalah LES。Kanal tersebut terlibat dalam sebagian besar aktivasi是一种植物。Pemanfaatan kandungan racun kalajengking, khususnya species异数纺丝虫(HsTX1), diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan terapi LES di masa depan。Kata Kunci:异位纺丝虫,HsTX1, kanal Kv1.3,红斑狼疮(Lupus Eritematosus Sistemik, LES), racun kalajengking
{"title":"Inhibitor Kanal Kv1.3: Ekstrak Racun Kalajengking spesies Heterometrus spinnifer (HsTX1) sebagai Terapi Potensial Lupus Eritematosus Sistemik (LES)","authors":"Yitzchak Millenard Sigilipu, Namira Assyfa Nurazizah, Nararian Padma Dewi","doi":"10.32734/scripta.v3i2.4538","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/scripta.v3i2.4538","url":null,"abstract":"Background: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is one of the most complex and common autoimmune disease. Current therapy is limited to symptomatic treatment which lead to disease relapse. The use of corticosteroids as immunosuppressant has many side effects. Long-term use of this drug can cause the occurrence of osteoporosis, which confers more risk since most of SLE patients are women. Animal venom is a potential substance for development of therapeutic modalities. One of  the example of successful animal venom usage in therapy is captopril as anti-hypertensive agent.\u0000Objectives: exploring the potential of scorpion venom as therapeutic modality for LES.\u0000Methods: Analysis and synthesis of articles in the form of research paper and reviews relevant with the keywords Kv 1.3 channel, Systemic Lupus Erythematosus (SLE), dan Scorpion Venom.\u0000Discussion: Inhibition of Kv1.3 channel by the peptides of scorpion venom has given new hope for the treatment of autoimmune diseases one of which is SLE. The channel is involved in most of the lymphocyte activation.\u0000Conclusion: The utilization of scorpion toxins, especially the species of Heterometrus spinnifer (HsTX1), is expected to enlighten future developments of SLE treatment.\u0000Keywords: Heterometrus spinnifer, HsTX1, Kv1.3 channel, scorpion venom, Systemic Lupus Erythematosus (SLE)\u0000 \u0000Latar Belakang: Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan salah satu penyakit autoimun yang kompleks dan cukup sering ditemui. Terapi saat ini hanya sebatas pada pengobatan simtomatik dan bersifat sementara. Penggunaan kortikosteroid sebagai imunosupresan memiliki banyak efek samping. Penggunaan obat ini secara jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis, terlebih LES umumnya diderita oleh wanita. Racun merupakan salah satu substansi yang potensial untuk digunakan sebagai modalitas terapi. Salah satu contoh keberhasilan pengolahannya adalah obat kaptopril yang berfungsi sebagai obat antihipertensi. \u0000Tujuan: menggali potensi penggunaan racun kalajengking sebagai terapi LES. \u0000Metode: Analisis dan sintesis dari artikel berupa research paper dan review yang relevan dengan kata kunci Kv 1.3 channel, Lupus Eritematosus Sistemik (LES), dan Scorpion Venom. \u0000Pembahasan: Inhibisi kanal Kv1.3 oleh peptida racun kalajengking memiliki potensi sebagai terapi penyakit autoimun salah satunya adalah LES. Kanal tersebut terlibat dalam sebagian besar aktivasi sel limfosit. \u0000Kesimpulan: Pemanfaatan kandungan racun kalajengking, khususnya spesies Heterometrus spinnifer (HsTX1), diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan terapi LES di masa depan.\u0000Kata Kunci: Heterometrus spinnifer, HsTX1, kanal Kv1.3, Lupus Eritematosus Sistemik (LES), racun kalajengking","PeriodicalId":365874,"journal":{"name":"SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115402846","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Potensi Kombinasi Terapi Sel Punca Mesenkimal dengan Obat Antifibrotik sebagai Tata Laksana Fibrosis Paru Pasca COVID-19 Mesenkimal干细胞治疗与抗纤维药物的潜在组合,如COVID-19后肺纤维化
Pub Date : 2022-02-28 DOI: 10.32734/scripta.v3i2.5390
Kelvin Kohar, Hubert Andrew, Arden Gabrian
Background: COVID-19 has infected more than 88 million people worldwide. Researchers found that over one-third of patients who survived showed lung abnormalities related to pulmonary fibrosis post COVID-19. PF is a progressive disease responsible for reducing pulmonary function which ultimately causes death. Moreover, there is no definitive cure for the disease. Available antifibrotic drugs (nintedanib and pirfenidone) only slow down PF progression while having adverse effects of its own.Objectives: In this review, we analyzed the potential of mesenchymal stem cells (MSCs) and antifibrotic drugs combination as therapy for PF and as reference for future research.Methods: We ran through PubMed, Scopus, and Wiley, searching for studies related to the topic.Discussions: From the literature review, we found that nintedanib and pirfenidone had finished phase III clinical trials with positive outcomes, but some significant adverse effects were discovered. We also found some preclinical MSCs studies conducted to show its efficacy. In addition, there were some phase I/IIa MSCs clinical trials that had established its safety. Outcomes of both types of MSCs studies were positive with minor adverse effects. Another preclinical research showed tremendously positive results while combining bone marrow-derived-MSCs and nintedanib to cure PF.Conclusions: To conclude, these results show high potential in combining antifibrotic drugs with MSCs therapy. However, due to the limitations we found, future studies are warranted to evaluate and investigate these promising results. If proven successful, its implementation would help achieve better outcomes in PF patients and reduce its mortality, especially considering the foreseen surge of IPF in COVID-19 survivors.)Keywords: post-covid pulmonary fibrosis, COVID-19, nintedanib, pirfenidone, mesenchymal stem cell Latar Belakang: COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 88 juta orang di seluruh dunia. Penelitian menemukan bahwa lebih dari sepertiga pasien yang sembuh menunjukkan abnormalitas paru terkait fibrosis paru pasca COVID-19 (FPPC). FPPC merupakan penyakit progresif yang menyebabkan penurunan fungsi paru dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Selain itu, belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit ini. Obat yang tersedia saat ini (nintedanib dan pirfenidone) hanya bersifat memperlambat FPPC dan tetap memiliki efek sampingnya tersendiri. Tujuan: Dalam tinjauan pustaka ini, penulis menganalisis potensi kombinasi sel punca mesenkimal (SPM) dan obat antifibrotik sebagai terapi FPPC serta sebagai referensi untuk penelitian ke depannya. Metode: Penulis mencari studi yang relevan dengan topik dari PubMed, Scopus, dan Wiley. Pembahasan: Dari tinjauan pustaka ini, penulis menemukan bahwa nintedanib dan pirfenidone telah menyelesaikan uji klinis fase III dengan hasil yang positif, tetapi juga ditemukan berbagai efek samping yang signifikan. Penulis juga menemukan studi praklinis SPM yang meneliti efikasinya. Sela
背景:COVID-19已在全球感染了8800多万人。研究人员发现,超过三分之一的幸存者在COVID-19后出现了与肺纤维化相关的肺部异常。PF是一种进行性疾病,导致肺功能降低,最终导致死亡。此外,这种疾病没有确切的治疗方法。现有的抗纤维化药物(尼达尼布和吡非尼酮)只能减缓PF的进展,同时也有其自身的不良反应。目的:在这篇综述中,我们分析了间充质干细胞(MSCs)和抗纤维化药物联合治疗PF的潜力,并为未来的研究提供参考。方法:我们浏览了PubMed、Scopus和Wiley,搜索与该主题相关的研究。讨论:从文献综述中,我们发现尼达尼布和吡非尼酮已经完成了III期临床试验,结果积极,但也发现了一些明显的不良反应。我们还发现了一些临床前MSCs研究,以证明其疗效。此外,有一些I/IIa期MSCs临床试验已经确定了其安全性。两种类型的MSCs研究结果均为阳性,不良反应轻微。另一项临床前研究显示骨髓源性间充质干细胞与尼达尼布联合治疗纤维化的结果非常积极。结论:综上所述,这些结果显示了抗纤维化药物与间充质干细胞联合治疗的巨大潜力。然而,由于我们发现的局限性,未来的研究需要对这些有希望的结果进行评估和调查。如果证明是成功的,它的实施将有助于在PF患者中取得更好的结果并降低其死亡率,特别是考虑到COVID-19幸存者中IPF的预期激增。关键词:COVID-19后肺纤维化,新冠病毒,尼达尼布,吡非尼酮,间充质干细胞Penelitian menemukan bahwa lebih dari perpertiga pascien yang sembuh menunjukkan异常paralitas terkkaifibrosis paru pasc19 (FPPC)。FPPC merupakan penyakit progresit yang menyebabkan penurunan真菌paru dan akirnya menyebabkan kematian。Selain itu, belum adobat yang mampu menyembuhkan penyakit ini。口服吡非尼酮(尼达尼布和吡非尼酮)是一种有效的抗肿瘤药物。图juan: Dalam tinjauan pustaka ini, penulis menganalis potensi kombinasi sel punca mesenkimal (SPM)和抗纤维性sebagai terapi FPPC serta sebagai referensi untuk penelitian ke depannya。方法:Penulis menencari研究杨相关的登根主题,PubMed, Scopus, dan Wiley。Pembahasan: Dari tinjiauan pustaka ini, penulis menemukan bahwa nintedanib dan pir非尼酮telah menelesaikan uji klinis fase, dengan hasil yang阳性,tetapi juga diemukan berbagai efek samping yang意义重大。杨氏线虫的研究。Selain itu, SPM, telah melewati, uji klinis, I/I, untuk menetapkan keamanannya。克多耶尼的研究结果表明,他的研究结果是阳性的,但他的研究结果是阴性的。研究praklinis juga menunjukkan bahwa kombinasi SPM dari sumsum tulang dan inintedanib成员,hasil积极的dalam menmenbuhkan FPI。kespulpulan: Sebagai kespulpulan, kombinasi terapi obat抗纤维性纤维瘤,SPM menunjukkan potential yang besar。Namun, dari berbagai literature yang penulis temukan, studi lanjutan di masa depan masih sangat diperlukan untuk mengevaluasi potential yang menjanjikan ini。尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔Kata Kunci:纤维化paru pasca-covid, COVID-19,尼达尼布,吡非尼酮,selpunca mesenkimal
{"title":"Potensi Kombinasi Terapi Sel Punca Mesenkimal dengan Obat Antifibrotik sebagai Tata Laksana Fibrosis Paru Pasca COVID-19","authors":"Kelvin Kohar, Hubert Andrew, Arden Gabrian","doi":"10.32734/scripta.v3i2.5390","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/scripta.v3i2.5390","url":null,"abstract":"Background: COVID-19 has infected more than 88 million people worldwide. Researchers found that over one-third of patients who survived showed lung abnormalities related to pulmonary fibrosis post COVID-19. PF is a progressive disease responsible for reducing pulmonary function which ultimately causes death. Moreover, there is no definitive cure for the disease. Available antifibrotic drugs (nintedanib and pirfenidone) only slow down PF progression while having adverse effects of its own.\u0000Objectives: In this review, we analyzed the potential of mesenchymal stem cells (MSCs) and antifibrotic drugs combination as therapy for PF and as reference for future research.\u0000Methods: We ran through PubMed, Scopus, and Wiley, searching for studies related to the topic.\u0000Discussions: From the literature review, we found that nintedanib and pirfenidone had finished phase III clinical trials with positive outcomes, but some significant adverse effects were discovered. We also found some preclinical MSCs studies conducted to show its efficacy. In addition, there were some phase I/IIa MSCs clinical trials that had established its safety. Outcomes of both types of MSCs studies were positive with minor adverse effects. Another preclinical research showed tremendously positive results while combining bone marrow-derived-MSCs and nintedanib to cure PF.\u0000Conclusions: To conclude, these results show high potential in combining antifibrotic drugs with MSCs therapy. However, due to the limitations we found, future studies are warranted to evaluate and investigate these promising results. If proven successful, its implementation would help achieve better outcomes in PF patients and reduce its mortality, especially considering the foreseen surge of IPF in COVID-19 survivors.)\u0000Keywords: post-covid pulmonary fibrosis, COVID-19, nintedanib, pirfenidone, mesenchymal stem cell\u0000 \u0000Latar Belakang: COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 88 juta orang di seluruh dunia. Penelitian menemukan bahwa lebih dari sepertiga pasien yang sembuh menunjukkan abnormalitas paru terkait fibrosis paru pasca COVID-19 (FPPC). FPPC merupakan penyakit progresif yang menyebabkan penurunan fungsi paru dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Selain itu, belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit ini. Obat yang tersedia saat ini (nintedanib dan pirfenidone) hanya bersifat memperlambat FPPC dan tetap memiliki efek sampingnya tersendiri. \u0000Tujuan: Dalam tinjauan pustaka ini, penulis menganalisis potensi kombinasi sel punca mesenkimal (SPM) dan obat antifibrotik sebagai terapi FPPC serta sebagai referensi untuk penelitian ke depannya. \u0000Metode: Penulis mencari studi yang relevan dengan topik dari PubMed, Scopus, dan Wiley. \u0000Pembahasan: Dari tinjauan pustaka ini, penulis menemukan bahwa nintedanib dan pirfenidone telah menyelesaikan uji klinis fase III dengan hasil yang positif, tetapi juga ditemukan berbagai efek samping yang signifikan. Penulis juga menemukan studi praklinis SPM yang meneliti efikasinya. Sela","PeriodicalId":365874,"journal":{"name":"SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123846519","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Perbandingan Penutupan Ventricular Septal Defect secara Transkateter dengan Pembedahan pada Anak: Telaah Sistematis dan Meta Analisis
Pub Date : 2022-02-28 DOI: 10.32734/scripta.v3i2.5412
Alvin Ivander, R. Adriansyah, Ika Citra Dewi Tanjung, Abdul Halim Raynaldo
Background: Ventricular Septal Defect is a Congenital Heart Defect characterized by an opening in interventricular septum or more that happen because of intraventricular septum’s failure to fuse during fetal development. Ventricular Septal Defect itself is the most prevalent type of CHD found on pediatric patient and decreased their quality of life thus corrective treatment become important to ensure child healthy growth. Transcatheter procedure is expected as one of the alternative for corrective treatment which is better and safer compared to surgical closure of VSD corrective treatment.Objectives: This research aimed to observe the comparison of VSD closure between transcatheter compared to surgical closure.Methods: This research is a systematic review and meta-analysis compliant with PRISMA guidelines and analyzed using Review Manager 5.3.Discussion: This research identifies 1.991 journals however, only 10 journals fulfilled the inclusion criteria. The review founded that there is no significant difference between either transcatheter or surgical closure outcome (RR = 0,99) however the analysis founded that transcatheter method are much safer in term of complication event (RR =0,54), residual shunt event (RR = 0,56), and blood transfusion (RR=0,03) while also provide a much cheaper cost with faster procedure time, and hospitalization.Conclusion: The results of data analysis found that transcatheter procedure is safer, cheaper, and have a much faster speed in term of operation duration and hospital stay compared to surgical closure of VSD. Transcatheter procedure is recommended as treatment choice for corrective treatment of patient diagnosed with VSD.Keywords: Ventricular Septal Defect, transcatheter, surgical closure, child Latar Belakang: Ventricular Septal Defect adalah Penyakit Jantung Bawaan yang ditandai dengan adanya satu lubang pada septum interventrikular atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fusi septum intraventrikular saat perkembangan janin. VSD sendiri adalah jenis PJB yang paling sering timbul pada anak dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup anak sehingga terapi korektif menjadi penting agar anak dapat tumbuh dengan baik. Prosedur transkateter diharapkan menjadi salah satu alternatif terapi korektif yang lebih baik dibandingan dengan pembedahan dalam pengobatan korektif VSD. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan penutupan VSD secara transkateter dibandingkan dengan pembedahan. Metode: Penelitian ini merupakan telaah sistematik dan meta analisis yang patuh pada kaidah pedoman PRISMA lalu dianalisis menggunakan Review Manager 5.3.Pembahasan: Penelitian ini menemukan 1.991 jurnal namun hanya 10 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi. Telaah tersebut menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara luaran prosedur transkateter atau pembedahan (RR = 0,99) namun analisis yang dilakukan menemukan bahwa transkateter lebih aman dalam segi kejadian komplikasi (R = 0,54), kejadian pirau
背景:室间隔缺损是一种先天性心脏缺损,其特征是由于胎儿发育过程中室间隔未能融合而导致室间隔开口或更多。室间隔缺损本身是儿科患者中最常见的冠心病类型,降低了他们的生活质量,因此矫正治疗对于确保儿童健康成长至关重要。经导管手术是一种比手术封闭更好、更安全的室间隔缺损矫正治疗方法。目的:本研究旨在观察经导管与外科手术封堵室间隔缺损的比较。方法:本研究遵循PRISMA指南,采用review Manager 5.3进行系统评价和meta分析。讨论:本研究共收录了1.991种期刊,但只有10种期刊符合纳入标准。本综述发现经导管与手术闭合结局无显著性差异(RR= 0.99),但分析发现经导管方法在并发症事件(RR= 0.54)、残留分流事件(RR= 0.56)和输血(RR= 0.03)方面更安全,且成本更低,手术时间更快,住院时间更短。结论:通过资料分析,经导管手术比手术封堵室间隔更安全、成本更低、手术时间和住院时间都快得多。对于诊断为室间隔缺损的患者,建议采用经导管手术作为矫正治疗的选择。关键词:室间隔缺损,经导管,手术闭合,儿童,室间隔缺损adalah Penyakit Jantung Bawaan yang ditandai dengan adanya satu lubang pada sepada室间隔房间隔atau lebih yang terjadi akibat kegagalan室间隔静脉内saat perkembangan janinVSD sendiri adalah jenis PJB yang paling服务于不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹,不丹。检察官传讯diharapkan menjadi salah satu替代terapi korektif yang lebih baik dibandingan和dengan penpendahan dalam pengobatan korektif VSD。Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan和penutupan VSD secara transkateter dibandingkan dengan ppendahan。方法:Penelitian ini merupakan telaah sistematik dan meta分析yang pathpatha kaidah pedoman PRISMA lalu dianalis menggunakan Review Manager 5.3。彭巴哈山:Penelitian ini menemukan [1991] . journal namun hanya。Telaah tersebut menemukan bahwa tidak ada perbedaan signfikan antara luaran检出者transkateter atau pemdahan (RR = 0.99), namun分析yang dilakukan menemukan bahwa transkateter lebih aman dalam segi kejadian komplikasi (R = 0.54), kejadian pirau残差(RR = 0.56), dan transfusi darah (RR = 0.03) dan lebih murah dalam hal biaya serta lebih cepat baik检出者maupun lama rawat inap。Hasil analysis ini menemukan bahwa attorney transkateter lebih aman, murah, dan lebih cepat dalam hal attorney serta lama rawat inap dibandingkan ppendahan。检控官transkateter指示,指示,指示,指示Kata Kunci:室间隔缺损,transkateter, pendahan, anak
{"title":"Perbandingan Penutupan Ventricular Septal Defect secara Transkateter dengan Pembedahan pada Anak: Telaah Sistematis dan Meta Analisis","authors":"Alvin Ivander, R. Adriansyah, Ika Citra Dewi Tanjung, Abdul Halim Raynaldo","doi":"10.32734/scripta.v3i2.5412","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/scripta.v3i2.5412","url":null,"abstract":"Background: Ventricular Septal Defect is a Congenital Heart Defect characterized by an opening in interventricular septum or more that happen because of intraventricular septum’s failure to fuse during fetal development. Ventricular Septal Defect itself is the most prevalent type of CHD found on pediatric patient and decreased their quality of life thus corrective treatment become important to ensure child healthy growth. Transcatheter procedure is expected as one of the alternative for corrective treatment which is better and safer compared to surgical closure of VSD corrective treatment.\u0000Objectives: This research aimed to observe the comparison of VSD closure between transcatheter compared to surgical closure.\u0000Methods: This research is a systematic review and meta-analysis compliant with PRISMA guidelines and analyzed using Review Manager 5.3.\u0000Discussion: This research identifies 1.991 journals however, only 10 journals fulfilled the inclusion criteria. The review founded that there is no significant difference between either transcatheter or surgical closure outcome (RR = 0,99) however the analysis founded that transcatheter method are much safer in term of complication event (RR =0,54), residual shunt event (RR = 0,56), and blood transfusion (RR=0,03) while also provide a much cheaper cost with faster procedure time, and hospitalization.\u0000Conclusion: The results of data analysis found that transcatheter procedure is safer, cheaper, and have a much faster speed in term of operation duration and hospital stay compared to surgical closure of VSD. Transcatheter procedure is recommended as treatment choice for corrective treatment of patient diagnosed with VSD.\u0000Keywords: Ventricular Septal Defect, transcatheter, surgical closure, child\u0000 \u0000Latar Belakang: Ventricular Septal Defect adalah Penyakit Jantung Bawaan yang ditandai dengan adanya satu lubang pada septum interventrikular atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fusi septum intraventrikular saat perkembangan janin. VSD sendiri adalah jenis PJB yang paling sering timbul pada anak dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup anak sehingga terapi korektif menjadi penting agar anak dapat tumbuh dengan baik. Prosedur transkateter diharapkan menjadi salah satu alternatif terapi korektif yang lebih baik dibandingan dengan pembedahan dalam pengobatan korektif VSD. \u0000Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan penutupan VSD secara transkateter dibandingkan dengan pembedahan. \u0000Metode: Penelitian ini merupakan telaah sistematik dan meta analisis yang patuh pada kaidah pedoman PRISMA lalu dianalisis menggunakan Review Manager 5.3.\u0000Pembahasan: Penelitian ini menemukan 1.991 jurnal namun hanya 10 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi. Telaah tersebut menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara luaran prosedur transkateter atau pembedahan (RR = 0,99) namun analisis yang dilakukan menemukan bahwa transkateter lebih aman dalam segi kejadian komplikasi (R = 0,54), kejadian pirau ","PeriodicalId":365874,"journal":{"name":"SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124119977","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Hubungan antara Faktor Stres dan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 北苏门答腊大学医学院学生压力因素与痛经周期之间的关系
Pub Date : 2021-08-28 DOI: 10.32734/scripta.v3i1.6585
Bahagia W.M. Nainggolan, Khairani Sukatendel
Background: Stressor is defined as the agent inducing the response of stress. Stress can give a negative impact on cognitives, physiological, and behavioral aspects. One of the effects of stress that can be occur is menstrual cycle disorder.Objectives: To know how is the relationship between stressors and menstrual cycle on medical students in Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara.Method: This study used an analytic method with a cross sectional design. The study population was medical students in Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara. The data was collected by filling The MSSQ questionnaire and the menstrual data that had been given to respondents if only the inclusion and exclusion criteria was met and used consecutive sampling for the methods.Results: From 80 respondents, the results obtained by Kendall’s Correlation p>0,05 for correlation each stressors with menstrual cycle which means that there is no significant relationship between stressors and menstrual cycle.Conclusion: From this study it can be concluded that there is no significant relationship between stressors and menstrual cycle on medical students in Faculty of Medicine, USU.Keywords: menstrual cycle, stress, stressor Latar Belakang: Stresor adalah suatu hal yang dapat diidentifikasikan sebagai penyebab timbulnya stres. Stres dapat memberikan dampak negatif dalam aspek kognitif, fisiologi, dan perilaku. Salah satu dampak dari stres yang dapat terjadi adalah gangguan siklus menstruasi. Tujuan: Mengetahui pengaruh faktor stres terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan atau pengambilan data untuk diteliti dilakukan menggunakan kuesioner Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ) dan data siklus menstruasi yang diberikan kepada responden dengan syarat memenuhi kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi yang telah ditetapkan serta menggunakan consecutive sampling sebagai metode yang digunakan. Hasil: Dari 80 responden, didapatkan hasil uji Kendall’s Correlation (p>0.05) untuk setiap hubungan faktor stres dengan siklus menstruasi yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor stres dengan siklus menstruasi. Kesimpulan: Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Kata Kunci: siklus menstruasi, stres, stresor
背景:应激源被定义为诱发应激反应的因子。压力会对认知、生理和行为方面产生负面影响。压力可能产生的影响之一是月经周期紊乱。目的:了解苏门答腊北方大学医学院医学生应激源与月经周期的关系。方法:采用横断面设计的分析方法。研究对象为苏门答腊北方大学医学院的医科学生。数据通过填写MSSQ问卷和符合纳入和排除标准的被调查者的月经数据收集,方法采用连续抽样。结果:80名被调查者中,各应激源与月经周期相关的Kendall’s Correlation p> 0.05,即应激源与月经周期无显著相关。结论:从本研究可以看出,压力源与月经周期之间没有显著的关系。关键词:月经周期,应激,应激源;应激源;压力源;压力的成员,丹帕克负dalam说认知,分裂,和危险。Salah satu danpak dari强调yang dapat terjadi adalah gangguan siklus月经。图娟:孟格塔慧,彭格鲁,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力。方法:方法阳迪古纳坎达拉姆penelitian ini adalah方法分析登甘设计截面。苏门答腊北达科他州大学。彭甘比兰医学院学生压力源调查问卷(MSSQ),问卷调查对象为丹丹大学学生,问卷调查对象为丹丹大学学生,问卷调查对象为丹丹大学学生,问卷调查对象为丹丹大学学生,问卷调查对象为丹丹大学学生,问卷调查对象为丹丹大学学生,问卷调查对象为丹丹大学学生,问卷调查对象为丹丹大学学生,问卷调查对象为丹丹大学学生,问卷调查对象为丹丹大学学生。Hasil:达80应答者,didapatkan Hasil uji Kendall 's相关(p>0.05)与设置hubungan因子应激应激和月经来潮之间的相关性(p>0.05)显著,与antara因子应激应激和月经来潮之间的相关性显著。kespuldan: Dari penelitian ini dispulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signfikan antara,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力,应力。Kata Kunci:月经,压力,压力源
{"title":"Hubungan antara Faktor Stres dan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara","authors":"Bahagia W.M. Nainggolan, Khairani Sukatendel","doi":"10.32734/scripta.v3i1.6585","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/scripta.v3i1.6585","url":null,"abstract":"Background: Stressor is defined as the agent inducing the response of stress. Stress can give a negative impact on cognitives, physiological, and behavioral aspects. One of the effects of stress that can be occur is menstrual cycle disorder.\u0000Objectives: To know how is the relationship between stressors and menstrual cycle on medical students in Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara.\u0000Method: This study used an analytic method with a cross sectional design. The study population was medical students in Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara. The data was collected by filling The MSSQ questionnaire and the menstrual data that had been given to respondents if only the inclusion and exclusion criteria was met and used consecutive sampling for the methods.\u0000Results: From 80 respondents, the results obtained by Kendall’s Correlation p>0,05 for correlation each stressors with menstrual cycle which means that there is no significant relationship between stressors and menstrual cycle.\u0000Conclusion: From this study it can be concluded that there is no significant relationship between stressors and menstrual cycle on medical students in Faculty of Medicine, USU.\u0000Keywords: menstrual cycle, stress, stressor\u0000 \u0000Latar Belakang: Stresor adalah suatu hal yang dapat diidentifikasikan sebagai penyebab timbulnya stres. Stres dapat memberikan dampak negatif dalam aspek kognitif, fisiologi, dan perilaku. Salah satu dampak dari stres yang dapat terjadi adalah gangguan siklus menstruasi. \u0000Tujuan: Mengetahui pengaruh faktor stres terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. \u0000Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan atau pengambilan data untuk diteliti dilakukan menggunakan kuesioner Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ) dan data siklus menstruasi yang diberikan kepada responden dengan syarat memenuhi kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi yang telah ditetapkan serta menggunakan consecutive sampling sebagai metode yang digunakan. \u0000Hasil: Dari 80 responden, didapatkan hasil uji Kendall’s Correlation (p>0.05) untuk setiap hubungan faktor stres dengan siklus menstruasi yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor stres dengan siklus menstruasi. \u0000Kesimpulan: Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.\u0000Kata Kunci: siklus menstruasi, stres, stresor","PeriodicalId":365874,"journal":{"name":"SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131396422","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Hubungan Posisi Menunduk saat Menggunakan Telepon Seluler dengan Nyeri Tengkuk 使用手机时降低姿势与后颈痛
Pub Date : 2021-08-28 DOI: 10.32734/scripta.v3i1.6364
Ramadhani Dinda Salsalina Depari, A. S. Rambe
Background: Neck pain is pain that includes disorders of the nerves, tendons, muscles and ligaments around the neck. One of the causes of neck pain is the wrong position of the body which causes the neck in a certain position for a long time. In the use of cell phones there will be a process of changing the position of the neck, the position of the head will be bow to look at the cell phone screen and maintained for a long time, causing muscle problems which, if left unchecked, can become chronic muscle pain.Objectives: To find out relationship between the bow position when using a cell phone and neck pain.Methods: This study is an analytic-observational study with a cross-sectional design. The sampling technique used simple random sampling technique. The data will be analyze using chi-square statistical test. In which the p-value < 0.05 is significant.Results: There is a relationship between the bow position when using a cell phone to neck pain with p-value 0.045. On the other test, there is no relationship between the duration of cell phone use and neck pain, both in one use (p = 0.509) and in a day (p = 0.729).Conclusion: There is a significant relationship between the bow position when using a cell phone and neck pain.Keywords: neck pain, cell phone, bowing position Latar Belakang: Nyeri tengkuk adalah rasa nyeri yang meliputi kelainan saraf, tendon, otot dan ligamen di sekitar leher. Salah satu penyebab dari nyeri tengkuk adalah posisi tubuh yang salah sehingga membuat leher berada dalam posisi tertentu dalam jangka waktu yang lama. Pada penggunaan telepon seluler akan terjadi proses perubahan posisi leher, yang mana posisi kepala akan menunduk untuk melihat ke arah layar telepon seluler dan dipertahankan dalam waktu yang relatif lama, sehingga menimbulkan masalah otot yang apabila dibiarkan dapat menjadi nyeri otot kronis. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan posisi menunduk saat menggunakan telepon seluler dengan nyeri tengkuk. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Hasil pengukuran akan dianalisis menggunakan uji chi-square. Nilai p < 0,05 dianggap signifikan. Hasil: Terdapat hubungan antara posisi menunduk saat menggunakan telepon seluler terhadap nyeri tengkuk dengan nilai P = 0,045. Pada uji hubungan lainnya tidak ada hubungan antara durasi penggunaan telepon seluler terhadap nyeri tengkuk baik dalam sekali penggunaan (P = 0,509) maupun dalam sehari penggunaan (P = 0,729). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara posisi menunduk saat menggunakan telepon seluler dengan nyeri tengkuk.Kata Kunci: nyeri tengkuk, telepon seluler, posisi menunduk
背景:颈部疼痛是一种包括颈部周围神经、肌腱、肌肉和韧带紊乱的疼痛。颈部疼痛的原因之一是身体的姿势不正确,导致颈部长时间处于某一姿势。在使用手机的过程中会有颈部位置改变的过程,头部的位置会低头看手机屏幕并长期保持,造成肌肉问题,如果任其发展,可能会成为慢性肌肉疼痛。目的:探讨使用手机时俯卧位与颈部疼痛的关系。方法:本研究采用横断面设计的分析观察性研究。抽样技术采用简单的随机抽样技术。数据将采用卡方统计检验进行分析。其中p值< 0.05为显著性。结果:使用手机时俯卧位与颈部疼痛的关系p值为0.045。在另一项测试中,使用手机的持续时间和颈部疼痛之间没有关系,无论是在一次使用中(p = 0.509)还是在一天中(p = 0.729)。结论:使用手机时俯卧位与颈部疼痛有显著关系。关键词:颈部疼痛,手机,俯卧位拉塔·别拉康,尼尼罗·丹参·阿达拉·尼尼罗·杨·梅利普提·克莱南·萨拉,跟腱,肌腱,韧带,胫韧带。Salah satu penyebab dari nyeri tenkuk adalah posisi tubuh yang Salah seingga成员,leher berada dalam posisi tertentu dalam janka waktu yang lama。帕达彭家南的电话卖家akan terjadi提出了perubahan posisi leher, yang mana posisi kepala akan menunduk untuk melija,这是一种很好的电话卖家,但dipertahankan dalam waktu yang亲戚喇嘛,seingga menimbulkan masalah otot yang apabila dibiarkan dapat menjadi nyeri otottkronis。图库:Untuk mengetahui hubungan posisi menunduk saat menggunakan电话卖家dungan nyeri tenkuk。方法:Penelitian ini merupakan Penelitian分析-观测登根设计截面。彭丹兰样本为简单随机抽样。哈西尔企鹅分析,蒙古纳坎乌吉卡方。Nilai p < 0.05, dianggap显著。哈西:Terdapat hubungan antara posisi menunduk saat menggunakan电话卖家terhadap nyeri tenkuk dengan nilai P = 0.045。Pada uji hubungan lainnya tidak ada hubungan antara durasi penggunaan电话卖家terhadap nyeri tenkuk baik dalam sekali penggunaan (P = 0,509) maupun dalam sehari penggunaan (P = 0,729)。kespulan: Terdapat hubungan yang signfikan antara posisi menunduk saat menggunakan电话卖家dengan nyeri tenkuk。Kata Kunci: nyeri tenkuk,电话卖家,posisi menunduk
{"title":"Hubungan Posisi Menunduk saat Menggunakan Telepon Seluler dengan Nyeri Tengkuk","authors":"Ramadhani Dinda Salsalina Depari, A. S. Rambe","doi":"10.32734/scripta.v3i1.6364","DOIUrl":"https://doi.org/10.32734/scripta.v3i1.6364","url":null,"abstract":"Background: Neck pain is pain that includes disorders of the nerves, tendons, muscles and ligaments around the neck. One of the causes of neck pain is the wrong position of the body which causes the neck in a certain position for a long time. In the use of cell phones there will be a process of changing the position of the neck, the position of the head will be bow to look at the cell phone screen and maintained for a long time, causing muscle problems which, if left unchecked, can become chronic muscle pain.\u0000Objectives: To find out relationship between the bow position when using a cell phone and neck pain.\u0000Methods: This study is an analytic-observational study with a cross-sectional design. The sampling technique used simple random sampling technique. The data will be analyze using chi-square statistical test. In which the p-value < 0.05 is significant.\u0000Results: There is a relationship between the bow position when using a cell phone to neck pain with p-value 0.045. On the other test, there is no relationship between the duration of cell phone use and neck pain, both in one use (p = 0.509) and in a day (p = 0.729).\u0000Conclusion: There is a significant relationship between the bow position when using a cell phone and neck pain.\u0000Keywords: neck pain, cell phone, bowing position\u0000 \u0000Latar Belakang: Nyeri tengkuk adalah rasa nyeri yang meliputi kelainan saraf, tendon, otot dan ligamen di sekitar leher. Salah satu penyebab dari nyeri tengkuk adalah posisi tubuh yang salah sehingga membuat leher berada dalam posisi tertentu dalam jangka waktu yang lama. Pada penggunaan telepon seluler akan terjadi proses perubahan posisi leher, yang mana posisi kepala akan menunduk untuk melihat ke arah layar telepon seluler dan dipertahankan dalam waktu yang relatif lama, sehingga menimbulkan masalah otot yang apabila dibiarkan dapat menjadi nyeri otot kronis. \u0000Tujuan: Untuk mengetahui hubungan posisi menunduk saat menggunakan telepon seluler dengan nyeri tengkuk. \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Hasil pengukuran akan dianalisis menggunakan uji chi-square. Nilai p < 0,05 dianggap signifikan. \u0000Hasil: Terdapat hubungan antara posisi menunduk saat menggunakan telepon seluler terhadap nyeri tengkuk dengan nilai P = 0,045. Pada uji hubungan lainnya tidak ada hubungan antara durasi penggunaan telepon seluler terhadap nyeri tengkuk baik dalam sekali penggunaan (P = 0,509) maupun dalam sehari penggunaan (P = 0,729). \u0000Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara posisi menunduk saat menggunakan telepon seluler dengan nyeri tengkuk.\u0000Kata Kunci: nyeri tengkuk, telepon seluler, posisi menunduk","PeriodicalId":365874,"journal":{"name":"SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114048815","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1